bacaan pertanian organic menurut multilateral

Upload: hendri-eka

Post on 17-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen

TRANSCRIPT

Pertanian organic menurut multilateral

Pada tingkat pemerintahan multilateral, yang dimaksud dengan pertanian organik dan cara memperdagangkannya diikat dengan Codex Alimentarius. Codex Alimetrus Comission adalah badan yang menjalankan amanat dari delegasi pemerintah yang ada di codex commite menurut codex, dalam perdagangan pruduk pertanian organik pelabelan merupakan cara berkomunikasi , penjual makanan, pembeli, dan kosumen. Jika sebuah produk disebut organik, berarti bahwa produk tersebut sudah diproduksi menurut standar produksi organik dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi atau pihak pihak yang mendapat otoritas untuk itu.

Sementara itu yang disebut dengan pertanian organik adalah kegiatan pertanian yang mengupayakan penggunaan asupan luar yang minimal dan menghindari penggunaan pestisida dan pupuk sintetik. Namun demikian praktik pertanian organik bukanlah merupakan praktik yang dapat menjamin bahwa produk bebas sama sekali dari residu sebab residu dapat diakibatkan oleh polusi lingkungan yang lebih luas.

Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas dari komunitas yang saling terkait satu sama lain di dalam tanah, hewan, tanaman, maupun manusia. Sistem pertanian organik juga didisain untuk tujuan sebagai berikut :

1. menggunakan keanekaragaman biologi di dalam seluruh sistem2. meningkatkan kegiatan biologi tanah3. mengelola kesuburan jangka panjang tanah4. mendaur ulang sisa tanaman dan hewan dalam rangka mengembalikan kembali nutrisi ke tanah sehingga meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui5. mengacu kepada sumber daya yang bisa diperbaharui dalam sistem pertanian yang terorganisir secara lokal.6. mempromosikan penggunaan yang sehat dari tanah,air,dan udara, sekaligus juga meminimalkan semua bentuk polusi yang mungkin hadir karena praktik-praktik pertanian.

Dalam pemerintah multilateral dikenal pula istilah Guideline, yaitu instrumen yang penting dalam membantu negara-negara mengembangkan peraturan nasional tentang produksi, pemasaran dan pelabelan dari pangan organik.

Pertanian organik di Uni Eropa secara umum diatur oleh EC 2092/91 (yang berlaku efektif 1993 ) dan untuk pertanian organik diatur oleh EU Regulation 1804/99 yang mulai berlaku efektif pada tahun 2000.Peraturan ini merupakan peraturan minimum yang berlaku diseluruh Eropa dan mengatur tentang standar produksi pertanian organik, pelabelan,dan inspeksi.

Peraturan ini juga menetapkan waktu 2 tahun untuk konversi lahan standar produksi pertanian organik, pelabelan,dan inspeksi. Peraturan ini juga menetapkan waktu 2 tahun untuk konversi lahn konvensional tanaman semusim menjadi lahan pertanian organik dan 3 tahun bagikonversi tanaman tahunan

Namun, bagi setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk menginterpretasikan dan melaksanakan peraturan tersebut termasuk menjalankan, memonitoring, dan mengineksi. Soal pelabelan, produk organik di Uni Eropa memang sangat rumit karena beberapa negara anggota sudah memiliki label pemerintah. Namun, dibeberapa negara lainnya yang dikenal justru lembaga sertifikasi swasta, misalnya KRAV di Swedia, Skal di Belanda, dan Soil Association di Inggris.

Uni Eropa sendiri pada tahun 2001 sudah memperkenalkan logo yang pemakaiannya bersifat sukarela. Namun, sampai saat ini hanya beberapa perusahaan saja yang menggunakan logo ini, walaupun pada bulan desember 2005 Komisi Eropa mewajibkan penggunaan logo UE atau kata UE organic untuk produk yang paling tidak 95% dari kandungannya berasal dari produk organik.

Pada bulan juni 2007 Komisi Eropa mengeluarkan lagi peraturan baru, berjudul peraturan Komisi Eropa No.834/2007 untuk produksi organik dan pelebelan organik serta pembatalan peraturan Komisi Ekonomi Eropa EEC No.2092/91. Peraturan baru ini akan berlaku efektif 1 januari 2009.Menurut peraturan baru ini, organik berarti berasal atau berhubungan dengan produksi organik.

Oleh sebab itu, apa yang disebut produksi organik adalh produk yang dihasilkan dengan menggunakan cara-cara memproduksi sesuai dengan peraturan yang dibuat dalam peraturan terbaru tersebut pada seluruh tahapan, mulai tahapan produksi, persiapan, dan distribusi.

Peraturan ini dikeluarkan sebagai upaya menjamin keaslian dari metode bertani organik dan diharapkan berkembang menjadi sebuah kerangka kerja yang komprehensif produksi organik dari tanaman dan ternak, pelebelan, procesing, serta permasaran

Di indonesia, yang disebut dengan pertanian organik ditetakan dengan Standar Nasional Inodonesia (SNI) pertanian organik yang disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui BSN SNI 01-6729-2002.

Pertanian organik adalah sistem manajamen produsi holistik yang meningkatkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah.

Pertanian organik menekankan penggunaan praktik manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan masukan setempat dengan kesadaran bahwa keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal.

Hal ini dapat dicapai dengan menggunkan, bila memungkinkan, cara-cara kultural, biologis, dan mekanis yang merupakan kebalikan dari penggunaan bahan-bahan sintetik untuk memenuhi fungsi spesifik dalam sistem.

Suatu sistem produksi pangan organik dirancang untuk tujuan sebagai berikut. a. Mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem Secara keseluruhan b. Meningkatkan aktivitas biologis tanah c. Menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang d. Mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan, sehingga meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak dapat di perbaharui

SNI menetapkan standar produsi yang secara detail tertulis dalam dokumen BSN SNI 01-6279-2002. Standar tersebut adalah standar proses produksi. Dokumen ini menyebutkan prinsip-prinsip yang harus dijalankan dalam proses produksi dan bahan-bahan yang boleh digunakan dalam proses produksi.

Tidak semua hasil pertanian dapat disebut sebagai pertanian organik. Untuk mengeklaim sebagai produk organik, para petani harus mendapat label atau sertifikat dari lembaga sertifikasi yang ditunjuk oleh pemerintah.

Lembaga sertifikasi ini yang akan mengecek apakah suatu usaha pertanian sudah memenuhi standar atau belum. Untuk mendapatkan sertifikat organik, tidaklah mudah. Oleh karena itu pemerintah Indonesia membuat draft empat jenis label yang menggambarkan tingkat keorganikan dari sistem produksi yang dilakukan.Keempatjenis label tersebut adalah : 1. Label biru label ini mengindiksikan bahwa proses produksi yang diakukan sudah bebas dari pestisida sintetik.2. Label kuning label inimengindikasikkan bahwa proses produksi sedang menglami masa transisi dari cara bertani yang selama ini menggunakan bahan kimia sintetik ke cara bertani yang tidak menggunakan sama sekali bahan kima sintetik. 3. Label hijau organik label ini mengindikasikan bahwa proses produki yang sudah setara dengan standar SNI.4. Label hijau organically grown label ini mengindikasikan produk pertanian yang tumbuh secara organik dengan sendirinya.

Dengan adanya peraturan ini, maka tidak mudahlah menjual produk pertanian ke pasar. Apalagi hendak menjual produk pertanian organik kepasar sebagai produk organik, produk tersebut harus dihasilkan menurut standar tersebut.