bag0 cover saja - · pdf fileberbagai temuan monev dan memberikan saran dalam kegiatan...

130
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN MELALUI PORTOFOLIO TAHUN 2006-2007 Oleh TIM INDEPENDEN KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU (KSG) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Januari 2008

Upload: lydien

Post on 01-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

MELALUI PORTOFOLIO TAHUN 2006-2007

Oleh TIM INDEPENDEN

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU (KSG) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Januari 2008

Page 2: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pengantar

Kebijakan sertifikasi guru merupakan amanat dari UU Guru dan Dosen

(UU 14/2005) yang disahkan pada bulan Desember 2005. Berhubung belum

disahkannya peraturan pemerintah yang mengaturnya yang merupakan regulasi

turunan UU 14/2005 ini, secara operasional kebijakan sertifikasi guru belum bisa

dilaksanakan sesuai stipulasi yang ada di dalamnya. Keadaan menjadi berubah

setelah ditandatanganinya Permendiknas 18/2007 pada bulan April 2007 tentang

sertifikasi guru dalam jabatan yang menandai implementasi kebijakan. Di tingkat

pusat dibentuklah Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) dengan keanggotaan yang

merupakan cerminan kerja antar departemen, antar bidang dalam satu

departemen, dan meliputi lintas berbagai institusi di berbagai daerah.

Berbagai kegiatanpun dilakukan dalam skala nasional yang melibatkan

berbagai instansi teknis terkait. Kegiatan dimulai dari sosialisasi secara

berjenjang yaitu dari level nasional sampai ke tingkat lokal sekolah, rekrutmen

guru peserta sertifikasi, pembuatan dokumen portofolio oleh guru peserta,

rekrutmen asesor oleh LPTK, proses penilaian berkas portofolio guru oleh asesor,

pengumuman hasil penilaian dan tindak lanjutnya, kegiatan pengolahan dan

verifikasi data di LPTK Induk, serta kegiatan pendidikan dan latihan profesi guru

bagi guru peserta yang nilainya belum memenuhi syarat kelulusan portofolio.

Untuk menilai kesesuaian pelaksanaan sertifikasi guru sesuai dengan

kebijakan yang telah diformulasikan dibutuhkan kegiatan monitoring dan evaluasi

(Monev). Kegiatan Monev adalah untuk pengujian sejauh mana implementasi

kebijakan dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan, juga merupakan

salah satu upaya perbaikan dan reformulasi kebijakan publik ini melalui kegiatan

riset ilmiah.

Page 3: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

2

1.2.. Pemilihan Anggota Tim Monev dan Tata Kerjanya

Anggota tim yang memenuhi syarat dipilih secara langsung oleh

Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) yang mewakili organisasi profesi, perguruan

tinggi, dan organisasi masyarakat sipil (Civil Society Organisation/CSO) sehingga

ada 6 (enam) anggota tim mewakili organisasi masing masing: Dr. Mohammad

Abduhzen mewakili Institute for Education Reform (IER)-Universitas Paramadina-

Jakarta, Ahmad Rizali, M.Sc. mewakili The Centre for The Betterment of

Education (The CBE) sebuah CSO di Jakarta, Dr.rer.nat. Bambang Heru Iswanto,

mewakili Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Dr. Ivan Hanafi, mewakili

Aptekindo, Marcellinus Marcellino, Ph.D. mewakili Universitas Katolik Atma Jaya,

dan Dr. Unifah Rosyidi, MPd., mewakili Persatuan Guru Republik Indonesia

(PGRI).

Mengingat beban pekerjaan dengan tenggat waktu yang sangat pendek,

setiap anggota Tim Monev menunjuk satu asisten untuk membantu, yaitu: Abdi

Rahmat, M.Si (IER); Bambang Sumintono, Ph.D. (The CBE); Dadang Hidayat,

M.Pd. (Aptekindo); Dr. Y. M. Harsono (Unika Atma Jaya), dan Heru Santosa,

M.Pd. (PGRI).

Tim Monev bekerja secara independen berdampingan dengan KSG, dan

mulai bekerja pada awal pekan kedua bulan Nopember 2007 serta diwajibkan

menyelesaikan laporan awal pada akhir Desember 2007 dan laporan akhir pada

awal Februari 2008. Tim mulai bekerja dengan membuat instrumen dan memilih

provinsi dan kab./kota sasaran pelaksanaan sertifikasi guru untuk dilakukan

Monev, anggota tim yang bertugas, dan waktu yang dipergunakan. Semua

administrasi tim, baik surat menyurat maupun keuangan, dikelola langsung oleh

Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti dan semua biaya yang terkait dengan aktivitas

Tim Monev, mulai dari honor, transportasi hingga akomodasi hotel dibebankan

ke APBN mata anggaran Sertifikasi Guru di Depdiknas.

Page 4: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

3

1.3. Pertanyaan Riset Monev Sertifikasi Guru

Sesuai dengan lingkup kegiatan sertifikasi guru secara nasional, Tim

Monev bekerja berdasarkan pada implementasi kebijakan sertifikasi guru.

Adapun pertanyaan riset Monev yang dikerjakan oleh Tim Independen adalah

sebagai berikut:

1) Apakah sosialisasi tentang sertifikasi berjalan dengan baik dalam arti tepat

waktu, sasaran dan dana;

2) Apakah penyeleksian (rekrutmen) guru yang ikut sertifikasi berjalan dengan

obyektif, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan;

3) Apakah penyeleksian (rekrutmen) asesor yang akan menilai portofolio guru

oleh LPTK berjalan dengan obyektif, terbuka, dan dapat

dipertanggungjawabkan sesuai kriteria yang ditetapkan;

4) Apakah pelaksanaan asesmen portofolio berjalan dengan obyektif, adil, dan

dapat dipertanggungjawabkan;

5) Apakah pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Diklat PG) berjalan

sesuai rencana; dan

6) Apakah semua data portofolio dikelola dengan baik dan benar, baik dalam

kecepatan pengelolaannya maupun keamanan dalam arus informasinya.

1.4. Struktur Laporan

Laporan Monev terdiri atas lima bagian. Bab Satu (Pendahuluan)

menjelaskan ruang lingkup kegiatan monev secara singkat. Bab Dua membahas

dasar kebijakan sertifikasi guru, Bab Tiga menjelaskan tentang metodologi yang

dilakukan serta kegiatan pengumpulan data yang telah dilakukan. Bab Empat

menjelaskan hasil temuan dan pembahasan, serta Bab Lima menyimpulkan

berbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru.

Dalam laporan ini dilampirkan pula data dalam bentuk hardcopy: seperti

kepustakaan, biodata Tim Monev, hasil diskusi pendahuluan Tim Monev, dan

dalam bentuk softcopy: Laporan Awal Tim Monev, tabulasi data kuesioner

Page 5: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

4

dengan Microsoft Excel, foto-foto kegiatan lapangan dan file suara dalam bentuk

digital pada kegiatan FGD, serta transkripsinya.

Page 6: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pengantar

Kebijakan sertifikasi guru merupakan amanat dari UU Guru dan Dosen

(UU 14/2005) yang disahkan pada bulan Desember 2005. Berhubung belum

disahkannya peraturan pemerintah yang mengaturnya yang merupakan regulasi

turunan UU 14/2005 ini, secara operasional kebijakan sertifikasi guru belum bisa

dilaksanakan sesuai stipulasi yang ada di dalamnya. Keadaan menjadi berubah

setelah ditandatanganinya Permendiknas 18/2007 pada bulan April 2007 tentang

sertifikasi guru dalam jabatan yang menandai implementasi kebijakan. Di tingkat

pusat dibentuklah Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) dengan keanggotaan yang

merupakan cerminan kerja antar departemen, antar bidang dalam satu

departemen, dan meliputi lintas berbagai institusi di berbagai daerah.

Berbagai kegiatanpun dilakukan dalam skala nasional yang melibatkan

berbagai instansi teknis terkait. Kegiatan dimulai dari sosialisasi secara

berjenjang yaitu dari level nasional sampai ke tingkat lokal sekolah, rekrutmen

guru peserta sertifikasi, pembuatan dokumen portofolio oleh guru peserta,

rekrutmen asesor oleh LPTK, proses penilaian berkas portofolio guru oleh asesor,

pengumuman hasil penilaian dan tindak lanjutnya, kegiatan pengolahan dan

verifikasi data di LPTK Induk, serta kegiatan pendidikan dan latihan profesi guru

bagi guru peserta yang nilainya belum memenuhi syarat kelulusan portofolio.

Untuk menilai kesesuaian pelaksanaan sertifikasi guru sesuai dengan

kebijakan yang telah diformulasikan dibutuhkan kegiatan monitoring dan evaluasi

(Monev). Kegiatan Monev adalah untuk pengujian sejauh mana implementasi

kebijakan dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan, juga merupakan

salah satu upaya perbaikan dan reformulasi kebijakan publik ini melalui kegiatan

riset ilmiah.

Page 7: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

2

1.2.. Pemilihan Anggota Tim Monev dan Tata Kerjanya

Anggota tim yang memenuhi syarat dipilih secara langsung oleh

Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) yang mewakili organisasi profesi, perguruan

tinggi, dan organisasi masyarakat sipil (Civil Society Organisation/CSO) sehingga

ada 6 (enam) anggota tim mewakili organisasi masing masing: Dr. Mohammad

Abduhzen mewakili Institute for Education Reform (IER)-Universitas Paramadina-

Jakarta, Ahmad Rizali, M.Sc. mewakili The Centre for The Betterment of

Education (The CBE) sebuah CSO di Jakarta, Dr.rer.nat. Bambang Heru Iswanto,

mewakili Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Dr. Ivan Hanafi, mewakili

Aptekindo, Marcellinus Marcellino, Ph.D. mewakili Universitas Katolik Atma Jaya,

dan Dr. Unifah Rosyidi, MPd., mewakili Persatuan Guru Republik Indonesia

(PGRI).

Mengingat beban pekerjaan dengan tenggat waktu yang sangat pendek,

setiap anggota Tim Monev menunjuk satu asisten untuk membantu, yaitu: Abdi

Rahmat, M.Si (IER); Bambang Sumintono, Ph.D. (The CBE); Dadang Hidayat,

M.Pd. (Aptekindo); Dr. Y. M. Harsono (Unika Atma Jaya), dan Heru Santosa,

M.Pd. (PGRI).

Tim Monev bekerja secara independen berdampingan dengan KSG, dan

mulai bekerja pada awal pekan kedua bulan Nopember 2007 serta diwajibkan

menyelesaikan laporan awal pada akhir Desember 2007 dan laporan akhir pada

awal Februari 2008. Tim mulai bekerja dengan membuat instrumen dan memilih

provinsi dan kab./kota sasaran pelaksanaan sertifikasi guru untuk dilakukan

Monev, anggota tim yang bertugas, dan waktu yang dipergunakan. Semua

administrasi tim, baik surat menyurat maupun keuangan, dikelola langsung oleh

Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti dan semua biaya yang terkait dengan aktivitas

Tim Monev, mulai dari honor, transportasi hingga akomodasi hotel dibebankan

ke APBN mata anggaran Sertifikasi Guru di Depdiknas.

Page 8: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

3

1.3. Pertanyaan Riset Monev Sertifikasi Guru

Sesuai dengan lingkup kegiatan sertifikasi guru secara nasional, Tim

Monev bekerja berdasarkan pada implementasi kebijakan sertifikasi guru.

Adapun pertanyaan riset Monev yang dikerjakan oleh Tim Independen adalah

sebagai berikut:

1) Apakah sosialisasi tentang sertifikasi berjalan dengan baik dalam arti tepat

waktu, sasaran dan dana;

2) Apakah penyeleksian (rekrutmen) guru yang ikut sertifikasi berjalan dengan

obyektif, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan;

3) Apakah penyeleksian (rekrutmen) asesor yang akan menilai portofolio guru

oleh LPTK berjalan dengan obyektif, terbuka, dan dapat

dipertanggungjawabkan sesuai kriteria yang ditetapkan;

4) Apakah pelaksanaan asesmen portofolio berjalan dengan obyektif, adil, dan

dapat dipertanggungjawabkan;

5) Apakah pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Diklat PG) berjalan

sesuai rencana; dan

6) Apakah semua data portofolio dikelola dengan baik dan benar, baik dalam

kecepatan pengelolaannya maupun keamanan dalam arus informasinya.

1.4. Struktur Laporan

Laporan Monev terdiri atas lima bagian. Bab Satu (Pendahuluan)

menjelaskan ruang lingkup kegiatan monev secara singkat. Bab Dua membahas

dasar kebijakan sertifikasi guru, Bab Tiga menjelaskan tentang metodologi yang

dilakukan serta kegiatan pengumpulan data yang telah dilakukan. Bab Empat

menjelaskan hasil temuan dan pembahasan, serta Bab Lima menyimpulkan

berbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru.

Dalam laporan ini dilampirkan pula data dalam bentuk hardcopy: seperti

kepustakaan, biodata Tim Monev, hasil diskusi pendahuluan Tim Monev, dan

dalam bentuk softcopy: Laporan Awal Tim Monev, tabulasi data kuesioner

Page 9: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

4

dengan Microsoft Excel, foto-foto kegiatan lapangan dan file suara dalam bentuk

digital pada kegiatan FGD, serta transkripsinya.

Page 10: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

5

BAB II DASAR KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU

2.1. Pendahuluan

Bulan Mei tahun 1998 menandai munculnya era baru yang disebut Era

Reformasi dengan turunnya kekuasaan Orde Baru. Perubahan mendasar dari

segi tata kelola pemerintahan adalah dengan adanya otonomi daerah melalui UU

22/1999. Dalam sektor pendidikan terdapat dua Undang-Undang yang

menegaskan perubahan kebijakan tersebut dalam lingkup nasional, yaitu dengan

disahkannya UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU 14/2005

tentang Guru dan Dosen. Secara lebih teknis muncul berbagai kebijakan baru

yang mendasar seperti manajemen berbasis sekolah, akreditasi sekolah, ujian

nasional, sertifikasi guru dan diberlakukannya kurikulum baru.

Namun masalah utama pendidikan Indonesia masih tetap sama dan tidak

mengalami perbaikan yang berarti, khususnya dalam hal mutu dan hal ini

menjadi konsumsi publik yang menonjol di era reformasi ini. Berbagai survey

prestasi di tingkat internasional seperti Human Development Index dari UNDP,

TIMSS (2001), PISA (2003 dan 2006) dan di tingkat nasional seperti UAN dan

kelulusannya menjadi isu pendidikan yang menonjol yang menunjukkan belum

terjadinya perbaikan mutu yang signifikan. Salah satu aktor utama dalam sistem

pendidikan adalah guru, sehingga rendahnya mutu pendidikan tersebut tentu

saja berkorelasi kuat dengan kondisi guru yang ada.

Page 11: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

6

2.2. Guru di Indonesia

Masa kolonial Belanda bisa disebut sebagai masa keemasan guru, di mana

profesi guru termasuk di antara tiga posisi yang sangat dihargai oleh masyarakat

setelah pemimpin politik dan tokoh masyarakat. Kata “guru” pun mempunyai

konotasi positif sebagai yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’ (dijadikan teladan), sehingga

orang yang mau menjadi guru pun harus mengalami seleksi ketat dalam hal

akademik dan kepribadian sebelum masuk ke sekolah keguruan. Situasi ini masih

terus sedikit bertahan di masa Orde Lama walaupun terdapat peningkatan

jumlah siswa dan sekolah secara luar biasa di berbagai pelosok.

Kondisi menjadi berubah pada masa akhir Orde Lama di mana siswa

terbaik tidak diberikan beasiswa untuk masuk ke sekolah keguruan dan

dikuatkan di masa Orde Baru dengan munculnya kebijakan ekspansi akses

pendidikan yang membutuhkan banyak guru dalam waktu singkat sehingga

mengorbankan mutu secara drastis untuk memenuhinya. Dampak selanjutnya

adalah turunnya status pekerjaan guru dan menjadi profesi kelas dua, ditambah

kenyataan bahwa pendidikan merupakan instrumen politik yang ampuh untuk

mengendalikan rakyat melalui keseragaman, kurikulum, evaluasi pembelajaran,

dan target pemerintahan lainnya.

Munculnya era reformasi selain mengubah sistem pengelolaan negara

menjadi desentralisasi juga membawa era keterbukaan dan harapan perbaikan.

Wacana pembaharuan pendidikan guru banyak bermunculan dan berbagai

kebijakan ditetapkan seperti dibentuknya direktorat jenderal yang khusus

menangani peningkatan mutu guru. Tuntutan profesionalisme dan peningkatan

pendapatan bagi guru pun mengemuka. Hal ini tidak mengherankan, karena

guru adalah faktor penentu utama dalam hal pencapaian kinerja dan mutu

sekolah. Studi “longitudinal” tentang prestasi belajar siswa selama lebih dari 20

tahun yang dilakukan oleh Hattie (2000) di berbagai negara menunjukkan

bahwa mutu pembelajaran guru menyumbang 63% dibandingkan variabel

lainnya di sekolah (seperti ketersediaan fasilitas, kepemimpinan, dana dll).

Page 12: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

7

Hal di atas menunjukkan bahwa manajemen ketersediaan guru bermutu

adalah dasar yang mutlak. Untuk memenuhinya salah satu instrument kebijakan

yang diberlakukan saat ini di Indonesia tentang hal tersebut dinamakan dengan

Sertifikasi Guru dalam jabatan.

Latar belakang dilakukannya sertifikasi secara legal adalah disahkannya

UU Guru dan Dosen (UU 14/2005) pada Desember 2005 (Depdiknas, 2005). UU

ini telah cukup lama diperjuangkan terutama oleh PGRI sejak tahun 1999 yang

bermaksud meningkatkan taraf kesejahteraan guru seperti juga yang eksplisit

terdapat di dalamnya. Perdebatan yang panjang di parlemen mengenai rasional

mengapa penghasilan guru harus lebih tinggi akhirnya diakomodasi dalam

bentuk tingkat pendidikan minimal (S1 atau D4) dan kelulusan dalam proses

sertifikasi. Bila guru dinyatakan lulus dalam proses sertifikasi tersebut, maka dia

akan mendapat tunjangan sebesar gaji pokok dan menyandang jabatan sebagai

guru profesional.

Baik pemerintah maupun parlemen mengakui bahwa mutu guru di

Indonesia saat ini tidak begitu menggembirakan. Berdasarkan atas kelayakan

secara administratif pun (kesesuaian dengan latar belakang pendidikan) seperti

yang tercantum di Tabel 2.1. mayoritas guru Indonesia tidak memenuhi syarat

[data di Tabel 2.1. untuk guru SD tarafnya masih setara dengan D2, sedangkan

UU 14/2005 mensyaratkan guru SDharus S1 atau D4]. Data resmi dari Depdiknas

menyebutkan bahwa hanya sekitar 35% saja guru Indonesia dari total 2,7 jiwa

guru yang sudah lulus S1 (Kompas, 2006) dan persentasenya makin kecil di

tingkat pendidikan dasar (guru SD yang sudah S1 hanya sekitar 10%).

Page 13: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

8

Tabel 2.1. Kelayakan Mengajar Guru berdasar kualifikasi pendidikan pada tahun 2002/2003

No. Jenjang Pendidikan Negeri Swasta Jumlah

1. SD Layak 584.395 41.315 625.710

Tidak Layak 558.675 50.542 609.217

Jumlah 1.143.070 91.857 1.234.927

2. SMP Layak 202.720 96.385 299.105

Tidak Layak 108.811 58.832 167.643

Jumlah 311.531 155.217 466.748

3 SMA Layak 87.379 67.051 154.430

Tidak Layak 35.424 40.260 75.684

Jumlah 122.802 107.311 230.114

4 SMK Layak 27.967 55.631 83.598

Tidak Layak 20.678 43.283 63.961

Jumlah 48.645 98.914 147.559

(sumber: diolah dari Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas, 2004)

Data hasil survey penguasaan materi pelajaran (Tabel 2.2.) menunjukkan

tidak ada satupun kelompok guru di tiap tingkatan ataupun di berbagai mata

pelajaran yang nilai rata-rata-nya di atas batas minimal yang dianggap kompeten

(rata-rata 60% menjawab benar dari soal yang diberikan).

Buruknya mutu guru juga tercermin dalam prestasi yang dicapai oleh

siswa Indonesia. Sebagai ilustrasi, penelitian Moegiadi pada tahun 1970-an dan

Suryadi pada tahun 1980-an terhadap siswa kelas enam SD menemukan bahwa

pada tiga mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) para murid tersebut mendapat nilai secara berurutan,

33,33 (tahun 1970-an), 27,7 dan 21,5 (tahun 1980-an). Nilai-nilai tersebut jelas

sekali tidak mencapai level standar 60,0. Data yang lebih baru yang mencakup

skala internasional mengenai mutu pengajaran sains yang melibatkan berbagai

Page 14: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

9

negara, menunjukkan bahwa hasil kemampuan siswa SMP Indonesia dalam

TIMSS (tahun 1995) maupun TIMSS-Repeat (1998) berada di urutan 32 dan 34

dari 38 negara peserta untuk penguasaan pelajaran sains dan matematika.

Tabel 2.2. Statistik Deskriptif Skor Mentah Per Mata Pelajaran

No. Mata Uji Jumlah

Soal Rata-rata

Nilai Standar Deviasi

Nilai terendah

Nilai tertinggi

1. Tes Umum Guru TK/SD 90 34,26 6,56 5 67

2. Tes Umum Guru Lainnya 90 40,15 7,29 6 67

3. Tes Bakat Skolastik 60 30,20 7,40 3 58

4. Guru Kelas TK 80 41,95 8,62 8 66

5. Guru Kelas SD 100 37,82 8,01 5 77

6. Penjaskes SD 40 21,88 5,56 8 36

7. PPKn 40 23,38 4,82 3 39

8. Sejarah 40 16,69 4,39 3 30

9. Bahasa Indonesia 40 20,56 5,18 2 36

10. Bahasa Inggris 40 23,37 7,13 1 39

11. Penjaskes SMP/SMA/SMK 40 13,90 5,86 2 29

12. Matematika 40 14,34 4,66 2 36

13. Fisika 40 13,24 5,86 1 38

14. Biologi 40 19,00 4,58 5 39

15. Kimia 40 22,33 4,91 8 38

16. Ekonomi 40 12,63 4,14 1 33

17. Sosiologi 40 19,09 4,93 1 30

18. Geografi 40 19,43 4,88 3 34

19. Pendidikan Seni 40 18,44 4,50 2 31

20. PLB 40 18,38 4,43 2 29

(sumber: Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas, 2004)

Demikian juga hasil tes PISA tahun 2003 yang lebih khusus dalam literasi

bahasa, matematika dan sains, prestasi belajar siswa Indonesia berada di

ranking 39 dari 41 negara. Berbagai studi juga menunjukkan bahwa siswa

Indonesia mengalami kesulitan dalam analisa dan logika. Hal ini jelas sekali

berhubungan dengan pedagogi selama ini yang menekankan pada metoda

hapalan dan pengujian melalui pilihan ganda (multiple choice test) yang

umumnya dilakukan oleh para guru kita.

Page 15: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

10

2.3. Kebijakan Angka Kredit untuk Kesejahteraan Guru

Sertifikasi Guru adalah hal yang baru dalam hal dunia pendidikan di

Indonesia. Sebelumnya syarat untuk bisa diangkat menjadi guru dalam sistem

kepegawaian nasional (guru pegawai negeri sipil/PNS) adalah melalui pendidikan

akta yang biasanya dilakukan oleh IKIP atau FKIP. Akta bersifat inheren dalam

pendidikan calon guru dan lebih bersifat akademis walaupun ada bobot praktek

mengajar di sekolah dan dengan bobot untuk micro teaching. Akta Mengajar II

didapat bila calon guru SD telah menyelesaikan pendidikan SPG, sedangkan Akta

III bila calon guru telah menyelesaikan pendidikan setara D3 untuk guru di

tingkat SMP dan SMA. Namun berdasarkan UU 2/1989 taraf pendidikan minimal

bagi guru SD berubah menjadi D2, sedangkan guru SMP dan SMA adalah S1

yang kualifikasi mengajarnya disebut Akta IV.

Pada akhir tahun 1980an, pemerintah melalui Badan Kepegawaian

Nasional mengenalkan sistem penilaian angka kredit bagi guru supaya guru lebih

terpacu dalam hal meningkatkan kualifikasi akademik dan mutunya serta

meningkat kesejahteraannya. Angka kredit didapat oleh guru dengan cara

mendapat ijasah pendidikan lebih tinggi, jam mengajar yang lebih banyak,

mengajar di daerah terpencil, berpartisipasi dalam in-service training, ikut

aktivitas pengembangan kurikulum, menulis laporan riset atau artikel, dan aktif

melakukan kegiatan di komunitas, sehingga guru PNS bisa naik pangkat dalam

waktu dua tahun dalam jenjang kepegawaian dibanding PNS lainnya (yang

berarti mendapat nominal gaji lebih tinggi) yang biasanya periodik setiap empat

tahun.

Namun terdapat berbagai kritik mendasar terhadap sistem angka kredit ini.

Nielsen (2003) misalnya berpendapat bahwa sistem penilaian angka kredit

tersebut bias, karena titik tolaknya pada peran pengajar di universitas, misalnya

pada rata-rata guru SD khususnya di desa jelas tidak punya akses untuk menjadi

pengembang kurikulum, melakukan riset dan menulis artikel serta menghadiri

seminar/workshop. Bahkan secara ironis, sistem angka kredit tidak

mengakomodasi keberadaan guru di kelas dan mengukur apakah memang

Page 16: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

11

mengajarnya efektif (karena bobot kredit hanya menghitung jumlah jam

mengajar saja). Janji peningkatan kesejahtreraan pun tidak signifikan karena

nominal yang diberikan bersifat flat rate untuk tingkat golongan yang sama.

2.4. Permendiknas Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Disahkannya UU 14/2005 memberikan angin segar dalam hal janji

peningkatan kesejateraan dan harapan profesionalisme guru. Namun

implementasi kebijakannya yang berupa peraturan pemerintah (PP) sampai saat

ini masih juga belum disahkan walaupun UU 14/2005 sendiri mensyaratkan

bahwa setahun setelah disahkan Undang-undang tersebut PP turunan harus

sudah terbit. Hal ini terjadi karena desakan publik lah yang menyebabkan UU

14/2005 secara prematur disahkan oleh DPR tanpa melakukan sinkronisasi

terhadap regulasi lainnya (khususnya dengan regulasi pemerintahan daerah dan

fiskal). Baru pada awal April 2007 terdapat jalan keluar berupa fatwa hukum

yang bisa membuat implementasi kebijakan sertifikasi guru ini dilakukan melalui

diterbitkannya permendiknas (Kompas, 2007).

Permendiknas 18/2007 tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan akhirnya

disahkan secara resmi sebulan kemudian pada tanggal 4 Mei 2007. Terdapat

berbagai kompromi di dalamnya yang menunjukkan terjadinya tekanan publik

melalui parlemen, media massa, maupun demonstrasi guru sebelum hal itu

disahkan. Permen 18/2007 menetapkan sertifikasi melalui penilaian Portofolio

guru berlaku sampai pensiun bila dinyatakan lulus (lihat Tabel 2.3).

Page 17: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

12

Tabel 2.3. Komponen Portofolio Sertifikasi Guru Menurut Permen 18/2007

Page 18: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

13

Mengingat jumlah guru mencapai sekitar 2,7 juta (500 ribu di antaranya

guru sekolah swasta) yang tersebar di seluruh nusantara yang harus disertifikasi

dalam rentang waktu sepuluh tahun, merupakan usaha ambisius yang belum

pernah dilakukan pemerintah manapun di dunia. Dapat dikatakan Permendiknas

18/2007 adalah stipulasi eksperimental awal dari keseluruhan langkah ini

sebelum memiliki regulasi yang lebih kuat melalui PP. Pelaksanaan proses

sertifikasi yang sudah dilaksanakan terbagi dalam dua tahapan, yaitu kuota

untuk tahun 2006 dan 2007. Jumlah total guru yang mengikuti proses sertifikasi

berdasar kuota sebanyak 190.450 orang dan semua harus selesai prosesnya

pada akhir bulan Desember 2007. Bila dinyatakan lulus, maka guru berhak untuk

mendapatkan tunjangan profesional sebesar satu kali gaji pokok.

Gambar 2.1. Diagram Kegiatan Seritikasi Guru dalam Jabatan

Page 19: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

14

Implementasi penilaian portofolio dilakukan oleh LPTK (PT ex-IKIP

ataupun universitas dengan FKIP) yang dikoordinasikan di tiap-tiap provinsi.

Masing-masing LPTK akan memberikan pelatihan bagi asesor yang akan menilai

portofolio guru. Setiap portofolio akan dinilai oleh dua asesor berdasar panduan

yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti dan Dirjen PMPTK yang menjadi dasar

keputusan dalam hal penetapan lulus atau tidaknya guru dalam proses ini.

Bila guru ternyata tidak lulus dalam uji sertifikasi portofolio ini maka dia

akan diikutkan dalam pendidikan dan latihan profesi guru dengan beban kegiatan

sebanyak 90 jam. Kelulusan dari diklat akan ditentukan melalui ujian, yang bisa

ditempuh maksimal sebanyak dua kali; bila guru masih tetap tidak lulus maka

kewenangan pengurusannya akan diserahkan kepada dinas pendidikan dan

pemerintah kabupaten setempat (khusus guru PNS) sebagai pemberi kerja pada

guru tersebut.

Page 20: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

15

BAB III METODOLOGI

3.1. Orientasi Riset

Pendekatan (orientasi riset) merujuk kepada bagaimana peneliti

menentukan kriteria untuk menyeleksi dan menentukan kajian yang akan

dikajinya serta bagaimana mendekatinya secara teoritis dan metodologis

(Cumming, 1994). Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan riset monitoring

dan evaluasi ini adalah deskriptif-interpretatif, yaitu menjelaskan pelaksanaan

kegiatan sertifikasi guru di lapangan apakah sesuai dengan panduan yang dibuat

oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG), untuk kemudian dilakukan analisis

interpretasi terhadap data yang berhasil dikumpulkan.

Pendekatan riset ini berusaha untuk memahami berbagai kegiatan

sertifikasi guru yang terjadi di berbagai kelompok responden, untuk mengungkap

kemungkinan adanya ‘aturan main’ di luar yang sudah ditetapkan, juga berupa

persepsi sosial, persetujuan yang implisit dan prinsip-prinsip tidak tertulis dalam

konteks kegiatan sertifikasi guru. Peran peneliti dan responden dalam kegiatan

ini sangat menonjol di mana terjadi interaksi dalam pengumpulan data dan

penginterpretasian apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

3.2. Prosedur Pengumpulan Data

Berbagai metode pengumpulan data digunakan dalam kegiatan

monitoring dan evaluasi ini, yaitu studi dokumentasi, kuesioner, observasi, dan

focused group discussion. Beragamnya metode pengumpulan data yang

digunakan sekaligus sebagai upaya verifikasi terhadap data dan hasil temuan

melalui metode triangulasi yang berkelanjutan. Dengan begitu diharapkan

validitas data dan analisisnya mempunyai nilai kredibilitas yang tinggi.

Setiap responden yang berpartisipasi dalam kegiatan pengumpulan data

diberi penjelasan oleh Tim Monev bahwa data yang diberikan bersifat rahasia

Page 21: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

16

dan akan diperlakukan secara baik (anonim, privacy and confidential). Partisipasi

responden bersifat sukarela dalam hal memberikan data, khusus untuk guru

peserta dan non-peserta diberikan uang pengganti transport secukupnya

berhubung tempat kegiatan FGD selalu di luar tempat tugasnya.

Studi Dokumentasi

Dokumen adalah sumber data yang kaya informasi di dalamnya, dapat

diakses dengan mudah dan murah, dan memberikan hal yang berbeda bila

dibandingkan dengan bentuk lisan. Dokumen menjelaskan tentang berbagai

prosedur dan hasil kegiatan sertifikasi guru di lapangan yang mencerminkan

realitas yang terdapat di dalamnya. Data yang dikumpulkan dan dianalisis dalam

kegiatan ini meliputi surat keputusan, prosedur kerja asesmen portofolio, surat

edaran, dokumen asesmen portofolio guru, pengumuman hasil penilaian

portofolio, modul pendidikan dan latihan profesi guru, dan lainnya.

Kuesioner

Survey dengan kuesioner digunakan dalam proses asesmen ini karena

dapat mengumpulkan data dalam waktu yang cukup singkat, memberikan

informasi yang faktual dan langsung dari responden (Anderson, 1998). Data

yang dikumpulkan melalui kuesioner adalah tentang pengetahuan, pengalaman,

dan sikap responden tentang berbagai hal. Data yang berhasil dikumpulkan

merupakan bahan untuk analisis lebih lanjut. Respoden yang terlibat dalam

kegiatan kuesioner ini adalah asesor, guru peserta sertifikasi, dan guru bukan

peserta.

Kuesioner dirancang oleh anggota Tim Monev dengan menampilkan

pertanyaan sederhana di bagian awal sebagai ‘pemanasan’ (biodata responden)

yang dilanjutkan dengan daftar pertanyaan tentang sertifikasi guru. Sebelum

didistribusikan, kuesioner melalui tahap simulasi oleh Tim Monev dibahas untuk

mendapatkan konsistensi dan kemudahan bagi responden dalam menjawabnya.

Di samping itu, kuesioner juga di “try out” pada saat kegiatan hari guru nasional

Page 22: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

17

di Pekanbaru, Riau pada akhir November 2007. Pada tahap akhir kuesioner

dilakukan perbaikan berdasarkan hasil simulasi dan uji lapangan untuk digunakan

sebagai instrument sumber data kegiatan Monev.

Kuesioner untuk masing-masing respoden terbagi dua, yaitu data diri

responden dan pertanyaan tentang sertifikasi yang dilengkapi dengan lembar

kosong yang bisa diisi responden tentang pendapat mereka terhadap sertifikasi

guru dengan metode portofolio. Pada bagian data, responden ditanya mengenai

jenis kelamin, domisili, usia, pengalaman mengajar, institusi tempat bekerja,

tingkat pendidikan terakhir, dan beban mengajar di kelas untuk guru peserta

sertifikasi dan yang bukan peserta sertifikasi (Tabel 3.1). Sedangkan untuk

asesor ditanyakan jenis kelamin, lokasi bekerja dan asal perguruan tinggi, usia,

lama masa kerja, serta latar belakang pendidikan.

Tabel 3.1. Fokus Pertanyaan Data Diri Repsonden

I. Kuesioner Guru Peserta dan Non Peserta

P1 Jenis Kelamin

P2 Asal Provinsi dan Kabupaten/Kota

P3 Kelompok usia

P4 Total masa kerja sebagai guru

P5 Status satuan pendidikan

P6 Tingkatan satuan pendidikan

P7 Golongan kepegawaian (khusus PNS)

P8 Tingkat pendidikan terakhir

P9 Beban Mengajar di Kelas

II. Kuesioner untuk Asesor

P1 Jenis Kelamin

P2 Asal Provinsi dan nama LPTK

P3 Kelompok usia

P4 Masa kerja sebagai dosen

P5 Tingkat pendidikan terakhir

Keterangan: P = pertanyaan ke-

Pada bagian kedua kuesioner untuk guru peserta terdapat enam belas

pertanyaan, dan tiga belas pertanyaan masing-masing untuk guru non perserta

dan asesor. Pertanyaan tersebut menanyakan tentang pengalaman,

pengetahuan, persepsi dan pendapat responden sehubungan dengan sertifikasi

Page 23: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

18

guru. Pertanyaan untuk guru peserta dan non peserta terkait dengan sumber

informasi, media yang digunakan, kejelasan informasi, waktu pembuatan berkas

portofolio, penyampai informasi, alasan terpilihnya peserta, pendapat peserta

tentang metode portofolio, dan penilaian oleh kepala sekolah (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Fokus Pertanyaan Sertifikasi bagi Guru

III. Kuesioner Guru Peserta dan Non-Peserta

P1 Instansi mana memberi info tentang sertifikasi guru P2 Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan berkas P3 Jenis media dalam penyebaran informasi

P4 Kejelasan informasi sertifikasi guru

P5 Penyebab ketidakjelasan informasi

P6 Seiapa yang menyampaikan info sertifikasi guru

P7 Banyaknya guru yang mendapat penjelasan

P8 Apa alasan terpilihnya ikut sertifikasi

P9 Apakah waktu pembuatan portofolio cukup P10 Kisaran waktu yang dianggap cukup P11 Apakah dipungut bayaran dalam hal sosialisasi? P12 Persepsi peserta tentang model portofolio

P13 Komponen portofolio yang sulit dipenuhi

P14 Kesetujuan tentang metoda portofolio

P15 Metoda penilaian guru yang dianggap tepat

P16 Persepsi tentang penilaian oleh kepala sekolah

Keterangan: P = pertanyaan ke- Yang dicetak miring, guru non-peserta tidak mendapatkannya

Untuk responden asesor yang ditanyakan meliputi kriteria rekrutmen,

pembagian tugas, persepsi tentang metode portofolio, penjelasan instrumen

portofolio, adanya kejanggalan berkas portofolio, banyaknya kejanggalan, jenis

kejanggalan, pengalaman dalam menghadapi kejanggalan, kendala dalam

penilaian, komponen yang sulit, serta persepsi tentang portofolio (Tabel 3.3).

Page 24: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

19

Tabel 3.3. Fokus Pertanyaan Sertifikasi Guru bagi Asesor

IV. Kuesioner Asesor

P1 Kriteria rekrutmen asesor

P2 Apakah asesor bertugas setelah direkrut

P3 Porsi pembagian tugas sebagai asesor

P4 Kriteria penilaian portofolio mencakup kompetensi guru

P5 Informasi tentang instrument penilaian portofolio

P6 Adanya kejanggalan

P7 Banyaknya kejanggalan ditemui

P8 Jenis kejanggalan yang ditemui

P9 Tindakan yang dilakukan asesor dengan kejanggalan

P10 Kendala dalam hal penialaian dokumen

P11 Komponen yang paling sulit dipenuhi guru

P12 Kesetujuan dengan metoda portofolio

P13 Model penilaian yang selain portofolio

Keterangan: P = pertanyaan ke-

Observasi

Keutamaan dari observasi sebagai instrumen pengumpulan data adalah

bersifat langsung. Peneliti tidak perlu bertanya tentang apa yang dipikirkan,

dirasakan, atau tanggapan dari responden, namun melihat apa yang responden

lakukan dan mendengar apa yang mereka katakan. Data hasil observasi

digunakan untuk melengkapi data yang didapat melalui metode lain seperti

kuesioner, dokumentasi dan FGD. Observasi yang akan dilakukan meliputi

kegiatan panitia serfikasi di LPTK dalam hal pengolahan data dan penyimpanan

berkas serta pengelolaan data di dinas kab/kota.

Focused Group Discussion (FGD)

Kegiatan FGD adalah upaya untuk meminta konfirmasi dan tanggapan

terhadap data yang berhasil dikumpulkan dari berbagai metoda yang telah

digunakan sebelumnya (dokumentasi, kuesioner dan observasi). Responden yang

terlibat dalam kegiatan FGD adalah guru dan kepala sekolah baik yang peserta

sertifikasi maupun yang bukan peserta, staf dinas pendidikan provinsi, staf dinas

pendidikan kab/kota, LPTK dan P4TK, panitia sertifikasi di LPTK Induk maupun

Mitra, asesor di LPTK Induk maupun Mitra.

Page 25: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

20

Prosedur FGD adalah sebagai berikut, kepada kelompok partisipan

diberikan pertanyaan yang sudah disiapkan oleh Tim Monev SG (terdapat di

Lampiran), kemudian partisipan diminta pandangan, pendapat dan komentarnya.

Selama kegiatan FGD, dengan ijin semua responden yang hadir, seluruh

percakapan direkam secara digital dengan MP4 player, yang kemudian dihasilkan

file suara untuk kemudian ditranskripsi dengan lengkap. Bila dirasa perlu, FGD

dilanjutkan dengan pertanyaan yang berisi konfirmasi dan pendalaman lebih

lanjut. Untuk beberapa hal tertentu, Tim Monev juga melakukan klarifikasi

terhadap isu yang berkembang, misalnya seperti batas waktu sertifikasi dan

beban mengajar guru tatap muka sebanyak 24 jam.

3.3. Prosedur Analisis Data

Data primer untuk analisis semuanya bersifat dokumen publik yang bisa

diperoleh dan diminta dari berbagai pihak oleh Tim Monev selama kegiatan

kunjungan lapangan. Dibawah ini ditampilkan berbagai prosedur pengolahan

data yang digunakan untuk analisis.

Dokumen

Data yang berupa dokumen terbagi menjadi dua hal yaitu: 1) yang berupa

surat keputusan, prosedur kerja asesmen portofolio, surat edaran, dokumen

asesmen portofolio guru, pengumuman hasil penilaian portofolio; dan 2) yang

berupa modul-modul pendidikan dan latihan (diklat) profesi guru.

Dokumen kelompok pertama akan dianalisis kejelasan dan kegunaannya

serta dibandingkan dengan prosedur baku yang sudah ditetapkan oleh

Konsorsium Sertifikasi Guru.

Untuk modul diklat profesi guru, yang dinilai adalah aspek isi, penyajian,

bahasa dan grafika. Aspek isi mencakup bahan pelajaran minimal, konsistensi

penyajian materi, relevansi dengan lingkup dan urutan materi. Aspek penyajian

meliputi kesesuaian dengan kurikulum yang disarankan, lingkup dan urutan yang

logis, menarik minat dan perhatian, menantang dan merangsang peserta diklat.

Page 26: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

21

Aspek bahasa terbagi menjadi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, bahasa yang digunakan relevan dengan pemakai, dan mudah dipahami,

termasuk penggunaan struktur kalimat dan kosakata (istilah, pilihan kata dan

ejaan). Aspek grafika dinilai dari ilustrasi, ukuran huruf, pemakaian warna,

hubungan antara teks dan ilustrasi, ukuran modul dan kualitas kertas serta

keterbacaan cetakannya.

Kuesioner

Data dari kuesioner perserta untuk tiap-tiap jenis responden dihitung dan

dikelompokkan berdasarkan pertanyaan dengan menggunakan Microsoft Excel,

kemudian diolah untuk mengetahui kecenderungan data (rata-rata, sebaran data

dan kecenderungannya). Data yang sudah diolah ditampilkan melalui grafik

untuk memudahkan analisis.

Masing-masing kuesioner dari peserta juga diberikan nomor urut untuk

identifikasi terhadap pernyataan responden dibagian akhir yang berupa pendapat

secara bebas. Dalam bagian analisis dan pembahasan identifikasi sumber data

sebagai K_GP_2 adalah data yang berasal dari kuesioner guru peserta yang ada

di daftar nomor 2. Untuk guru non-peserta kodenya adalah GNP (misal

K_GNP_85) dan A untuk asesor (misal K_A_18).

Focused Group Discussion (FGD)

Hasil kegiatan FGD yang berupa file suara dalam bentuk digital kemudian

ditranskripsikan secara lengkap kata per kata (verbatim). Hasil transkripsi

terdapat di bagian lampiran dalam bentuk softcopy (file Microsoft Word).

Transkripsi dianalisis sesuai kerangka pertanyaan tugas Monev.

Data pada bagian analisis dan pembahasan yang bersumber pada FGD

akan diberikan kode F dan lokasi serta responden yang terlibat (misal

F_Jatim_Asesor, yang berarti berasal dari kegiatan FGD di Jawa Timur dengan

asesor sebagai respondennya).

Page 27: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

22

3.4. Kegiatan Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data Monev oleh Tim Independen ke berbagai

provinsi dilakukan dengan sedikitnya 3 Kabupaten/Kota terdekat ibukota provinsi

di Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur, yaitu: Provinsi Riau (Kota

Pekanbaru, Kab. Palalawan, Kab. Kampar), Sumatra Selatan (Kab. Ogan Ilir, Kota

Palembang dan Kab. Musi Banyuasin), DKI Jakarta, Jawa Tengah (Kota

Semarang, Kab. Kendal dan Kab. Magelang), Jawa Timur (Kota Surabaya, Kota

Malang, Kab. Pasuruan dan Kab. Sumenep), Kalimantan Selatan (Kota

Banjarmasin, Kab. Banjar dan Kab Tanahlaut), Sulawesi Selatan (Kota Makasar,

Kab. Gowa dan Kab. Maros), Jawa Barat (Kota Depok, Kab Cirebon dan Kota

Cirebon) dan sebagian Maluku (Kota Ambon). Kegiatan Monev juga

memanfaatkan berbagai pertemuan guru, seperti Peringatan Hari Guru Nasional

(HGN) 2007 di Pekanbaru pada tanggal 23-25 November 2007, Konferensi Guru

Indonesia (KGI) di Balai Kartini Jakarta, 27-28 Nopember 2007, dan sosialisasi

BOS di DKI, serta pertemuan MKKS SMP dan SMA di Depok pada tanggal 27

November 2007, acara Klub Guru Jawa Timur di Surabaya pada tanggal 8

Desember 2007, kegiatan MGMP SMA dan SMK se-DKI pada tanggal 13

Desember 2007, dan kegiatan pertemuan guru SMK se-Indonesia di Jakarta.

Sasaran daerah Monev dipilih provinsi karena titik pusat sertifikasi berada

di LPTK induk yang berada di ibukota provinsi, yaitu FKIP atau FIP di beberapa

universitas berikut ini: Universitas Riau (Unri), Universitas Sriwijaya (Unsri)

dengan mitra Univ PGRI Palembang, Universitas Negeri Jakarta (UNJ),

Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan mitra IKIP PGRI Semarang,

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan mitra Universitas Dr. Soetomo

(Unitomo), Universitas Negeri Malang (UM) dengan mitra Universitas

Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) dan

Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan mitra Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Tabel 3.4. Jadual Kegiatan Pengumpulan Data Monev

Page 28: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

23

No Tanggal Lokasi Peserta Tim Monev*

1. 23-26 Nov 2007 Provinsi Riau dan Acara

Peringatan Hari Guru

Nasional

Guru, LPTK, Staf Dinas

Kab dan Provinsi

UR, HS, MA, dan

AbR

2. 27 Nov 2007 SMPN 2 Depok dan SMAN

3 Depok, Jawa Barat

Guru dan kepala sekolah

SMP di Depok

AR dan BS

3. 28-30 Nov 2007 Balai Diklat Kesehatan

Kuda Mati Ambon

- Guru SD, SMP, SMA,

SMK Negeri dan Swasta.

- Dinas Kota Ambon

- Asesor Univ. Patimura

UR

4. 28 Nov 2007 Balai Kartini, Konferensi

Guru Indonesia ke-2

Guru-Guru TK, SD, SMP

dan SMA peserta

konferensi

AR, BS, H, AbR,

MA, HS, BHI

5. 2-11 Des 2007 Provinsi Jawa Timur: Kota

Surabaya, Kota Malang,

Kab. Pasuruan, Kab.

Sumenep

2 LPTK induk dan mitra,

Staf Dinas Pend Provinsi,

Kab/kota, Guru dan

Kepala Sekolah

AR dan BS

6. 2-11 Des 2007

Provinsi Sumatera Selatan:

Kota Palembang, Kab. Ogan

Ilir dan Kab. Musi

Banyuasin

LPTK Induk dan Mitra,

Staf Dinas Pend Provinsi,

Kab/kota, Guru dan

Kepala Sekolah

MA dan AbR

7. 3-8 Des 2007 Provinsi Jawa Tengah: Kota

Semarang, Kab Kendal dan

Kab Magelang

LPTK Induk dan mitra,

Staf Dinas Pend Provinsi,

Kab/kota, Guru dan

Kepala Sekolah

UR dan HS

8. 9-14 Des 2007 Provinsi Sulawesi Selatan:

Kota Makassar, Kab Gowa

dan Kab Maros

LPTK Induk dan mitra,

Staf Dinas Pend Provinsi,

Kab/kota, Guru dan

Kepala Sekolah

MM dan H

9. 10-14 Des 2007 Provinsi Kalimantan

Selatan: Kota Banjarmasin,

Kab Banjar dan Kab

Tanahlaut

LPTK Induk, Staf Dinas

Pend Provinsi, Kab/kota,

Guru dan Kepala Sekolah

IH dan DH

10. 10-12 Des 2007 Provinsi Jawa Barat: Kota

Cirebon dan Kab. Cirebon

Staf Dinas Pend Provinsi,

Kab/kota, Guru dan

Kepala Sekolah

BHI dan S

11. 13-14 Des 2007 Provinsi DKI Jakarta LPTK Induk, Staf Dinas

Pend Provinsi, Guru dan

Kepala Sekolah

MA, AbR, BS, UR

dan BHI

12 29-31 Nop dan 14-

15 Des 2007

DKI Jakarta Guru SD dan SMP HS

13 6-7 Des 2007 DKI Jakarta Perwakilan Guru SMK se

Indonesia

BHI

* Keterangan: AR = Ahmad Rizali; BS = Bambang Sumintono; MA = Muhammad Abduhzen;

AbR = Abdi Rahmat; UR = Unifah Rosyidi; HS = Heru Santoso;

MM = Marcell Marcellino; H = Harsono; BH = Bambang Heru Iswanto;

IH = Ivan Hanafi; DH = Dadang Hidayat; S = Subandrio

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara mengedarkan angket

kepada responden (guru peserta sertifikasi, guru non-peserta dan asesor); dan

Page 29: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

24

melaukan diskusi kelompok terfokus (Focused Group Discussion-FGD) dengan

guru-guru (20-35 orang) di setiap kab./kota yang dikunjungi, asesor (8-12 orang)

di LPTK induk maupun di LPTK mitra, serta melakukan wawancara terpadu

dengan Panitia Sertifikasi Guru (PSG) di setiap dinas pendidikan provinsi,

kabupaten/kota dan LPMP serta LPTK.

Untuk responden jenis angket bagi guru peserta sertifikasi, jumlah yang

mengisi dan mengembalikan kuesioner dari berbagai provinsi sebanyak 611

orang (294 perempuan dan 317 laki-laki), untuk guru non-peserta sebanyak 389

orang (Perempuan: 202; dan Laki-laki: 187), sedangkan total asesor yang

menjadi responden kuesiner sebesar 141 orang (Perempuan: 74; dan Laki-laki:

67). Dari ketiga jenis responden terlihat bahwa perbandingan jender di antara

ketiganya hampir sama sehingga pendapat yang muncul dari kuesioner relatif

bersifat netral serta bisa dikatakan tidak terjadi bias jender dari hasil kompilasi

data kuesioner.

Jumlah total guru peserta sebanyak 611 orang, mayoritas berasal dari

sembilan provinsi yang dilakukan kunjungan lapangan dalam kegiatan Monev

menunjukkan jumlah yang representatif berdasar wilayah dan sebagai sampel

dari total populasi guru yang mengikuti sertifikasi. Sebagian kecil responden

berasal dari provinsi yang tidak dilakukan kunjungan lapangan namun

berpartisipasi dalam acara pertemuan guru seperti peringatan Hari Guru Nasional

di Pekanbaru maupun dari Konferensi Guru Indonesia di Jakarta. Demikian juga

guru non-peserta yang menunjukkan keragaman asal provinsi dengan jumlah

yang sedikit lebih kecil sebagai bahan perbandingan dalam hal pendapat dan

terpaan informasi mengenai sertifikasi guru.

Asesor yang menjadi responden berasal dari delapan rayon LPTK yang

menjadi induk dari kegiatan sertifikasi guru, yang bila dilihat dari segi jumlah dan

penyebarannya juga menunjukkan tingkat keterwakilan yang relatif baik.

Page 30: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendahuluan

Hasil kegiatan Tim Monev ke berbagai provinsi berupa berbagai temuan

lapangan yang berasal dari data kuesioner, observasi, FGD, dokumen maupun

data awal. Ini semua adalah kumpulan ringkasan laporan awal Monev saat

disusun di akhir Desember 2007 lalu (terdapat di bagian lampiran).

Kumpulan data primer maupun sekunder dalam kegiatan Monev ini

kemudian dilakukan analisis dan dikelompokkan sesuai dengan pertanyaan riset

yang telah ditetapkan pada Bab 1. Dengan demikian kerangka penyusunan

bagian hasil dan pembahasan ini mengikuti kerangka tugas monitoring dan

evaluasi yang telah ditetapkan.

Khusus untuk profil responden kuesioner, yaitu guru peserta sertifikasi

dan guru non-peserta akan dijelaskan dalam bagian rekrutmen guru. Profil

asesor akan dijelaskan pada rekrutmen asesor.

4.2. Sosialisasi Sertifikasi Guru

Guru yang menjadi responden kuesioner sebanyak 1000 orang (611 guru

peserta sertifikasi dan 389 non-peserta) memberikan berbagai pendapat dan

pengalamannya sehubungan dengan sosialisasi sertifikasi ini. Yang pertama dan

terkait dengan sosialisasi adalah mengenai sumber informasi sertifikasi guru

seperti terlihat pada grafik 4.1. di bawah ini:

Page 31: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

26

Dari mana anda mendapatkan informasi?

Sekolah

18%

Dinas Pend.

Kab/Kota

38%

LPMP/P4TK

21%

Pengawas

17%

Lainnya

6%

Dari grafik terlihat bahwa mayoritas guru peserta mendapat informasi dari dinas

pendidikan kabupaten/kota tempat guru bertugas. Hal ini menunjukkan bahwa

pihak Dinas Pendidikan setempat telah bekerja dengan baik walaupun tanpa

dukungan dana yang memadai. Yang menarik pihak LPMP dan P4TK juga

berperan signifikan (21%) yang lebih besar dibanding sekolah dan disusul

pengawas dalam kegiatan penyebaran informasi ini.

Bila dibandingkan dengan guru non-peserta pada dua gambar di bawah

menunjukkan hal yang mirip keadaannya. Pihak dinas memberikan kontribusi

yang hampir sama dengan sekolah dalam hal penyebarluasan informasi

mengenai sertifikasi guru (Gambar 4.3). Tingginya persentase guru non-peserta

mengetahui sertifikasi menunjukkan upaya sosialisasi yang cukup bagus.

Gambar 4.1. Sumber informasi tentang sertifikasi menurut guru peserta

Page 32: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

27

Anda Mengetahui tentang Sertifikasi?

Ya

88%

Tidak

12%

Dari mana mendapatkan informasi SG?

Sekolah

27%

LPMP/P4TK

16%

Pengawas

19%

Lainnya

12%

Dinas

Pendidikan

Kabupaten/K

ota

26%

Pihak yang menyampaikan informasi tentang sertifikasi menurut guru

peserta seperti terlihat pada Gambar 4.4. pegawai dinas pendidikan kab./kota

yang utama disusul oleh pengawas dan kepala sekolah. Jawaban sedikit berbeda

menurut guru non-peserta di mana sosialisasi menurut mereka pihak yang

banyak melakukan adalah pengawas, diikuti oleh kepala sekolah dan pegawai

dinas pendidikan (Gambar 4.5.).

Yang menyampaikan informasi

Pegawai

Dinas

Kab/Kota

42%

Kepala

Sekolah

24%

Pengawas

28%

Lainnya

6%

Siapa yang menyampaikan informasi SG di

tempat anda?

Pegawai

Diknas

Kab/Kota

23%

Kepala

Sekolah

27%

Pengawas

40%

Lainnya

10%

Gambar 4.2. Persentase guru non-

peserta yang mengetahui tentang

sertifikasi

Gambar 4.3. Sumber

informasi tentang Sertifikasi

menurut guru non-peserta

Gambar 4.4. Pihak yang

menyampai-kan informasi

sosialisasi menurut guru peserta

Gambar 4.5. Pihak yang menyampai-

kan informasi sosialisasi menurut guru

non-peserta

Page 33: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

28

Disamping itu, hasil dari kunjungan lapangan dan FGD di berbagai daerah

ditemukan bahwa pihak dinas pendidikan provinsi maupun kab./kota dalam

melakukan kegiatan sosialisasi tentang sertifikasi guru melibatkan berbagai pihak

seperti UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah), Pengawas, LPMP dan P4TK, MGMP,

MKKS/K3S, dan PGRI.

Jenis-jenis media penyampai informasi yang digunakan dalam sosialisasi

sertifikasi beragam, yang paling banyak digunakan menurut responden guru

peserta berturut-turut adalah rapat dinas sebesar 36%, buku panduan (29%),

media massa (16%), surat edaran (13%) dan lainnya (6%) (Gambar 4.6). Hal

yang mirip juga terjadi pada guru non-peserta (Gambar 4.7.). Kedua grafik

lingkaran di bawah ini menunjukkan kecenderungan pola penyampaian secara

formal dan lisan, yang biasanya terjadi di dinas pendidikan kab/kota ataupun di

sekolah. Namun, hal ini bukan satu-satunya yang utama karena sosialisasi juga

disertai dengan penyebaran informasi secara tertulis seperti buku

panduan/leaflet/brosur di mana pihak sekolah dan guru menggandakannya.

Media informasi yang digunakan

Media massa

16%

Buku

panduan/leaf

let/brosur

29%Rapat dinas

36%

Surat edaran

13%

Lainnya

6%

Melalui media apa anda mendapatkan

penjelasan SG?

Media Massa

27%

Buku

panduan/leafl

et/brosur

17%

Rapat Dinas

37%

Surat Edaran

10%

Lainnya

9%

Pada guru non-peserta juga dijumpai bahwa media massa memberikan

informasi yang cukup penting yang bisa berarti mereka berinisiatif mencari tahu

berita tentang sertifikasi. Penggunaan media massa beragam mulai dari media

Gambar 4.6. Media informasi yang

digunakan menurut guru peserta

sertifikasi

Gambar 4.7. Media informasi yang

digunakan menurut guru non-

peserta

Page 34: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

29

cetak maupun elektronik seperti radio, televisi maupun internet website

sertifikasi guru (http://www.sertifikasiguru.org).

Dilihat dari segi kejelasan informasi yang didapat, mayoritas guru peserta

sertifikasi (66%) menjawab bahwa informasi yang mereka peroleh cukup jelas;

sebanyak sepertiga responden berpendapat bahwa informasi yang diterima

kurang jelas. Sumber utama ketidak jelasan informasi (74%) disebabkan oleh

waktu sosialisasi yang singkat, dibandingkan dengan faktor lain seperti nara

sumber yang menyampaikan maupun media yang digunakan (seperti terlihat dari

dua grafik lingkaran di bawah ini).

Informasi Sertifikasi cukup jelas?

Sangat jelas

13%

Jelas

53%

Kurang jelas

32%

Tidak jelas

2%

PENYEBAB KETIDAKJELASAN

Nara sumber

17%

Bahan-bahan

4%

Waktu yang

singkat

74%

Lainnya

5%

Pada banyak daerah yang dikunjungi oleh Tim Monev dijumpai bahwa waktu

pelaksanaan sosialisasi sertifikasi untuk kuota 2006 dan 2007 di tahun 2007 ini

sangat pendek. Dengan demikian, terdapat berbagai kendala di lapangan yang

terjadi seperti waktu tidak merata dan tidak diagendakan secara khusus (Riau

dan Jabar), atau dilakukan bersamaan dengan program lain (Sumsel). Kendala

geografis dalam penyebaran informasi sangat terasa bagi daerah terpencil

seperti daerah kepulauan (Ambon, Sumenep) ataupun daerah yang akses

transportasinya sulit.

Gambar 4.8. Kejelasan informasi

menurut guru peserta sertifikasi

Gambar 4.9. Penyebab ketidak-

jelasan informasi menurut guru

peserta sertifikasi

Page 35: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

30

Sebagai perbandingan, ditampilkan respon dari guru non-peserta seperti

terlihat dalam dua grafik dibawah ini. Gambar 4.10. menunjukkan bahwa ketidak

jelasan informasi bagi guru non-peserta

cukup tinggi dibandingkan yang

menjawab sangat jelas dan jelas. Hal ini

menunjukkan bahwa pengemasan

informasi dalam berbagai media belum

cukup informatif bagi guru non-peserta.

Uniknya bila ditanyakan tentang penyebab ketidakjelasan, faktor waktu adalah

hal yang utama seperti halnya bagi guru non-peserta (Gambar 4.11). Persentase

ketidakjelasan info dari nara sumber juga terjadi sebanyak seperempatnya

menurut responden guru non-peserta (jumlah yang sedikit lebih tinggi dibanding

menurut guru peserta sertifikasi), menunjukkan kompetensi nara sumber perlu

ditingkatkan karena merupakan rujukan bagi guru di lapangan.

Penyebab ketidakjelasan informasi?

Nara sumber

24%

Bahan-bahan

18%

Waktu yang

singkat

53%

Lainnya

5%

Masih terkait dengan waktu yang singkat, dua petikan ini diambil dari

Forum Dinas Maluku dan Forum Guru Jabar.

Informasi dari media cukup jelas?

Sangat jelas

7%

Jelas

32%

Kurang jelas

52%

Tidak jelas

9%

Gambar 4.10. Kejelasan

informasi menurut guru non

peserta

Gambar 4.11. Penyebab ketidak-jelasan

informasi menurut guru non-peserta

Page 36: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

31

Karena waktunya mendadak maka yang kuota yang tahun 2006 sulit dipenuhi, selain itu sosialisasi di tempat kami juga terlambat dimulai. Kesulitas lainnya pada tahun 2007 sulit memenuhi kuota guru SD kami jadi mengisinya guru tingkat diatasnya. Ini tambahan kuota yang sangat mendadak. Guru jugamengeluh dengan cara-cara mendadak seperti ini. Bagi guru di tempat kami yang belum terbiasa mengumpulkan dokumen, waktu1 minggu tidak

cukup (F_Dinas_Maluku) Jadi dari enambelas orang yang dipanggil dari Dinas, itu hanya waktu seminggu untuk menyusun portofolio. Jadi waktu hanya seminggu untuk mengisi segala macamnya. Satu minggu saja untuk portofolio, benar-benar

waktu dari jam enam pagi sampai jam, 24 jam. (F_Guru_Jabar)

Sebagai gambaran sempitnya waktu sosialisasi sertifikasi ini, grafik

dibawah ini (Gambar 4.12.) menggambarkan durasi waktu antara penyebaran

informasi yang mereka terima dengan waktu yang tersedia untuk penyusunan

berkas portofolio. Hampir setengah guru peserta (42%) mengalami waktu

persiapan yang kurang dari dua minggu yang menunjukkan sempitnya waktu

dan juga persiapan yang sangat kurang di tingkat lapangan untuk mendukung

guru. Hanya sekitar 13% guru peserta yang mendapat pelayanan cukup baik dari

segi waktu.

Berapa lama waktu yang diberikan untuk

persiapan portofolio?

< 2 Minggu

42%

2 - 4 Minggu

33%

4 - 6 Minggu

7%

> 6 Minggu

6%

Lainnya

12%

Sehubungan dengan kualitas penyebaran informasi dan hasil kegiatannya

di lapangan Tabel 4.1. menampilkan kesimpulan yang bersifat obyektif dari

Gambar 4.12. Durasi waktu persiapan pembuatanberkas

portofolio menurut guru peserta sertifikasi

Page 37: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

32

masing-masing anggota Tim Monev mengenai pelaksanaan sosialisasi dan

hasilnya di berbagai wilayah yang dikunjungi berdasar hasil FGD, observasi

maupun wawancara dengan responden. Kurang bagusnya mutu informasi

tentang sertifikasi guru terdapat di hampir semua daerah yang dikunjungi.

Beberapa hal yang masih membingungkan peserta diantaranya adalah

ketidakjelasan dalam hal penilaian portofolio guru agama yang memiliki NIP

Depdiknas (Kalsel dan Jatim); kurang intensifnya bimbingan teknis dalam hal

pengisian formulir dan penyusunan berkas portofolio (di semua daerah),

ketidakjelasan sumber yang absah dalam sertifikasi guru, maupun ketidakjelasan

rentang nilai yang melengkapi portofolio dan diklat profesi guru.

Page 38: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

33

Tabel 4.1. Perbandingan Kegiatan Sosialisasi dari Berbagai Kota dan Kabupaten

Kab/Kota Sangat

Jelek

Jelek Biasa Bagus Sangat

Bagus

Istimewa

P H P H P H P H P H P H

DKI Jakarta X X

Kota

Surabaya

X X

Kota Malang X X

Kab.

Pasuruan

X X

Kab.

Sumenep

X X

Kota Depok X X

Kab. Gowa X X

Kab. Maros X X

Kota

Makassar

X X

Kota

Banjarmasin

X X

Kab. Tanah

Laut

X X

Kab. Banjar X X

Kota Cirebon X X

Kab. Cirebon X X

Kota

Palembang

X X

Kab Ogan Ilir X X

Kab. Musi

Banyuasin

X X

Kota

Pekanbaru

X X

Kab. Kampar X X

Kab.

Palalawan

X X

Semarang X X

Kendal X X

Magelang X X

Ambon X X

Keterangan: P =pelaksanaan sosialisasi; H = hasil kegiatan sosialisasi terhadap guru

Penilaian dilakukan secara subyektif oleh anggota Tim Monev berdasar

observasi, temuan dari FGD dan jawaban responden

Terkait dengan waktu, walaupun guru peserta menjawab bahwa waktu

yang tersedia dianggap kurang, setengah jumlah responden mereka

menganggap hal itu masih cukup untuk menyusun portofolio (Gambar 4.13).

Waktu yang ideal menurut hampir setengah responden (44%) ada di rentang

Page 39: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

34

Anda dipungut biaya?

Ya

5%

Tidak

95%

lebih dari lima minggu. Hal ini disebabkan medode portofolio yang dipakai

relative baru dan kurang dikenal, serta urusan legalisasi dan administrasi

persuratan di berbagai level sekolah masih belum baik.

Waktu untuk mengumpulkan dokumen cukup?

Ya

51%

Tidak

49%

Berapa lama waktu yang cukup?

Kurang dari 2

minggu

23%

2 - 4 minggu

33%

5 - 6 minggu

17%

Lebih dari 6

minggu

27%

Kegiatan sosialisasi sertifikasi guru yang dialami oleh mayoritas responden

(95%) tidak dipungut biaya (grafik lingkaran

disamping). Namun, berbagai guru di beberapa

daerah mengakui bahwa beberapa kegiatan sosialisasi

yang tidak dilakukan oleh lembaga resmi (dinas

pendidikan kab/kota), misalnya seminar yang

dilakukan beberapa asesor LPTK (Jatim dan Cirebon)

meminta peserta membayar di kisaran Rp 20.000,00

s.d. Rp 350.000,00 per pertemuan.

Pengakuan seorang guru di Jawa Timur mengilustrasikan hal ini:

F: Banyak guru yang memang belum ngerti betul, apakah ada yang mengeluarkan uang untuk ikut seminar dan lain-lain ?

p : Ikut pak, ikut seminar. F : Mengeluarkan berapa bu ? P : Tergantung bobotnya pak, ada yang 50 ribu, 180 ribu, ada yang 350 ribu F : Ada yang 350 ribu? itu seminar apa itu ?

Gambar 4.13. Pendapat guru

peserta sertifikasi dalam

penyusunan portofolio

Gambar 4.14. Pendapat guru

peserta sertifikasi mengenai

durasi waktu yang ideal

Gambar 4.15.

Pengalaman guru peserta dalam so-

sialisasi tentang pungutan

Page 40: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

35

P: Itu seminar sosialisasi sertifikasi, judulnya ” Bimbingan Teknis Sertifikasi” ini dari Malang pelaksanaannya di Ubaya, saya dari sekolah swasta setelah tahu saya masuk quota saya perlu bimbingan

teknis...(F_Guru_Jatim).

Kendala struktural birokrasi juga menghambat proses sosialisasi seperti

yang terjadi di Riau, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan dimana staf yang telah

mengikuti pelatihan dan mendapat informasi tentang sertifikasi guru diganti.

Ketiadaan anggaran untuk sosialisasi Sertifikasi Guru di satu pihak memberikan

kendala yang serius bagi beberapa kab/kota dengan tidak berjalannya program

sosialisasi di lapangan (Pekanbaru, Palembang, Surabaya, DKI Jakarta). Namun,

hal yang sama di daerah lain bisa disiasati karena hubungan yang harmonis

dengan DPRD atau adanya dorongan solidaritas bahwa program sertifikasi guru

bertujuan meningkatkan kesejahteraan guru (Malang, Makassar, Pasuruan,

Maros, Gowa, Cirebon).

Penggunaan model penilaian dengan portofolio oleh mayoritas guru (78%)

dianggap mudah untuk diikuti (Gambar 4.16), hal yang sama juga terjadi pada

jawaban guru peserta sertifikasi lainnya (Gambar 4.17). Hal ini menunjukkan

bahwa bagi sebagian besar guru metoda portofolio dianggap yang bisa mereka

lakukan dan penuhi.

Model portofolio cukup mudah diikuti?

Ya

78%

Tidak

22%

Setuju dengan metoda portofolio?

Ya

73%

Tidak

27%

Gambar 4.16. Pendapat guru

peserta sertifikasi tentang

mudahnya metoda portofolio

Gambar 4.17. Persetujuan guru

peserta sertifikasi tentang metoda

portofolio

Page 41: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

36

Bagi guru non-peserta metoda protofolio yang digunakan persentasenya

sama antara yang menganggapnya mudah dan tidak seperti terlihat pada

Gambar 4.18. Hampir setengah responden guru non-peserta juga menyetujui

penggunaan metoda portofolio (Gambar 4.19). Persentase ini sama besarnya

dengan persentase menurut guru peserta.

Sertifikasi guru dengan metoda portofolio

cukup mudah?

Ya

36%

Tidak

35%

Tidak Tahu

29%

Setuju dengan metoda portofolio?

Ya

49%

Tidak

30%

Tidak Tahu

21%

Banyak guru setuju dengan metode sertifikasi dalam berbagai kunjungan

lapangan, seperti yang terdapat pada kutipan di bawah ini:

Saya setuju dengan sertifikasi. Hal ini adalah memilih dan memilah siapa yang berprestasi. Kedua tentang kesejahteraan guru saya harap tolong

cepat direalisasikan (F_Guru_Sumsel).

Terhadap guru peserta sertifikasi dan non-peserta yang tidak setuju

dengan metoda portofolio (Gambar 4.20 dan 4.21), mereka memberikan

jawaban yang konsisten. Kedua jenis responden ini menganggap bahwa

pendidikan profesi merupakan pilihan alternatif yang dianggap tepat, diikuti

dengan uji kompetensi, dan uji performansi. Jawaban ini menunjukkan bahwa

sebagian guru menganggap dasar penilaian sertifikasi yang lebih adil haruslah

Gambar 4.18. Pendapat guru

non-peserta tentang mudahnya

metoda portofolio

Gambar 4.19. Persetujuan guru

non-peserta tentang

penggunaan metoda portofolio

Page 42: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

37

melalui pendidikan lanjutan yang diikuti dengan test tertulis dan dibuktikan

dengan pengajaran di kelas.

Jika tidak setuju portofolio, metoda apa yang

paling tepat?

Uji

kompetensi

(tes tertulis)

19%

Uji

performansi

(praktek

mengajar)

18%

Pendidikan

profesi

56%

Lainnya

7%

Metoda apa yang paling tepat?

Uji

kompetensi

(tes tertulis)

30%

Uji

performansi

(praktek

mengajar)

14%

Pendidikan

profesi

45%

Lainnya

11%

4.3. Rekrutmen Guru

Sebelum rekrutmen guru dibahas, terlebih dahulu akan dijelaskan profil

responden guru peserta sertifikasi kemudian profil guru non- peserta sebagai

perbandingan. Yang pertama adalah profil responden kuesioner untuk guru

peserta sertifikasi dan non-peserta berdasar unit kerjanya ditampilkan dalam dua

grafik di bawah ini. Responden guru SD di kedua jenis responden ini mempunyai

porsi hampir setengah jumlah populasi keseluruhan, diikuti oleh guru SMP, SMA

dan SMK (Gambar 4.22 dan 4.23). Responden yang berasal dari madrasah

menunjukkan representasi yang kecil (baik untuk madrasah ibtidaiyah,

tsanawiyah maupun aliyah) dan menunjukkan bahwa kegiatan Monev yang telah

dilaksanakan oleh Tim Independen memang hanya ditujukan pada guru sekolah

umum. Hal ini juga demikian untuk guru TK dan sekolah khusus (SLB dan

SMPLB) yang proporsinya kecil. Perbandingan responden guru peserta dan non

peserta di sekolah umum menunjukkan proporsi yang mirip dengan

perbandingan populasi sekolah secara nasional.

Gambar 4.20. Metoda

sertifikasi selain portofolio

menurut guru peserta

Gambar 4.21. Metoda

sertifikasi selain portofolio

menurut guru non-peserta

Page 43: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

38

Unit Kerja (Tingkat Sekolah) Peserta

TK

2%

SD

46%

MI

0%

SMP

27%

MTs

0%

SMA

18%

SMK

6%

MA

0%

SLB/SMPLB

1%

Unit Kerja (Tingkat Sekolah) Bukan Peserta

TK

4%

SD

48%

MI

0%

SMP

24%

MTs

0%

SMA

19%

SMK

5%

MA

0%

SLB/SMPLB

0%

Dari segi status sekolah pun terdapat perbedaan komposisi antara guru

peserta sertifikasi dan non-sertifikasi (Gambar 4.24. dan 4.25.). Responden guru

peserta menunjukkan proporsi yang sesuai dengan rancangan kuota. Jumlah

guru PNS lebih banyak daripada guru swasta. Proporsi yang ditampilkan dalam

dua grafik lingkaran di bawah menunjukkan konsistensi dengan kuota total yang

menunjukkan kesepadanan bila mereka mengemukakan pendapat dan

pengalamannya.

Jenis Institusi Peserta

Negeri

89%

Swasta

11%

Jenis Institusi Bukan Peserta

Negeri

76%

Swasta

24%

Gambar 4.22. Unit kerja guru

peserta sertifikasi berdasarkan

tingkat sekolah

Gambar 4.23. Unit kerja guru

no-peserta berdasarkan tingkat

sekolah

Gambar 4.24. Jenis institusi

asal guru peserta sertifikasi

Gambar 4.25. Jenis

institusi asal guru non-

peserta

Page 44: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

39

Berdasarkan kelompok umur, guru peserta sertifikasi terlihat dalam grafik

lingkaran di bawah ini (Gambar 4.26). Sekitar 3% guru peserta sertifikasi

ternyata berusia kurang dari 30 tahun, hal ini bisa terjadi karena kuota sertifikasi

pengaturannya di tingkat kabupaten/kota terbagi secara merata berdasarkan

sekolah dan mata pelajaran. Kesepakatan ini biasanya dibuat untuk menghindari

dominasi guru senior. Akibatnya di beberapa daerah ada guru baru yang sudah

lulus S1 direkrut menjadi peserta. Hal lain yang didapat saat kunjungan lapangan

adalah adanya guru berprestasi yang sudah bergelar S1 ada dalam kuota

mengindikasikan bahwa ada seleksi secara tertutup di tingkat dinas kab/kota

atau sekolah. Hal ini bisa menimbulkan kecemburuan namun sistem proporsional

yang digunakan oleh dinas pendidikan memungkinkan hal ini terjadi.

Pengamatan beberapa guru mengindikasikan hal ini:

P: Karena di tempat kami itu ada yang satu tahun... apa... baru merangkap satu tahun sudah bisa.

P : Sudah bisa. F : Satu tahun sudah bisa sertifikasi? Menurut bapak alasannya kenapa dia

yang satu tahun sudah bisa? P : Saya tidak tahu ya pak ya, itu me... me... apa... menuliskan tidak tahu. P: Di saya sebelum mau ke sini sempat ketemu dengan assessor, sempat

ngomong-ngomong, itu di... di... Sulawesi Utara ada yang baru dua tahun. F : Sudah bisa? P : Sudah bisa. F : Alasannya kenapa yang dua tahun sudah bisa? P: Ada... ada karena alasan itu, dia baru dua tahun tapi kok bisa... bisa terpilih

gitu, kami tidak sepakat menurut saya (F_Guru_KGI)

Saya rasa ada yang tidak adil. Sebab teman saya yang baru mengajar 2-3 tahun dipanggil, tapi guru yang sudah mengajar sekitar 25 tahunan katanya

tidak memenuhi nilai (F_Guru_Jakarta).

Mayoritas guru peserta usianya berada di atas 40 tahun dan ini menunjukkan

konsistensi dari segi masa kerja mereka yang rata-rata memang telah lebih dari

sepuluh tahun bekerja. Hal lain yang juga sesuai dengan gambaran profil guru

Page 45: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

40

peserta sertifikasi dari segi kelompok umur adalah masa kerja mereka seperti

terlihat pada Gambar 4.27.

Usia Guru Peserta

20-21

0%

25-29

2%

30-34

1%

35-39

6%

40-44

18%

45-49

39%

50-54

21%

> 55

13%

Masa Kerja Guru Peserta

< 2

0%

2 - 4

0%

5-9

2%

10-14

5% 15-20

15%

> 20

78%

Komentar dari guru di Depok di bawah ini menggambarkan bahwa banyaknya

calon peserta yang memenuhi syarat namun kuotanya terbatas:

Ya, pak, kami pertama mendapat itu duapuluh lima, duapuluh lima peserta dari Dinas, yang ikut sertifikasi, ternyata setelah itu empat yang dapat panggilan, sehingga yang duapuluh satu itu kemungkinan masa kerja ya kurang, jadi kami hanya empat yang dipanggil pada saat itu. Nah lantas ada satu teman kami kecewa, dia juga masa kerjanya sama seperti kami, akhirnya

dia dapat panggilan tahap kedua (F_Guru_Jabar).

Hal lain yang bisa menjadi korelasi dengan usia dan masa kerja adalah

pangkat/golongan ruang khusus untuk pegawai negeri sipil (PNS). Grafik

lingkaran di bawah ini (Grafik 4.28) menunjukkan bahwa mayoritas guru peserta

sertifkasi (85%) di atas golongan ruang IVa yang juga mengindikasikan lamanya

masa kerja (khususnya bagi guru SD yang merupakan mayoritas dan memulai

karir dengan golongan IIa dengan kualifikasi lulus dari SPG). Hal lain yang

terungkap dari data golongan/pangkat ini adalah banyaknya guru peserta

sertifikasi yang menjadi responden yang mengelompok di level tertentu

(golongan di atas IVa). Hal ini mengindikasikan kesulitan guru untuk meningkat

Gambar 4.26. Guru peserta

sertifikasi berdasarkan kelompok

usia

Gambar 4.27. Guru peserta

sertifikasi berdasarkan masa

kerjanya

Page 46: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

41

golongannya sehubungan dengan syarat administrasi berupa pembuatan karya

tulis ilmiah.

Golongan/Pangkat Peserta

< IIIa

0%

IIIa - IIIb

2%

IIIc-IIId

13%

IVa

77%

> IVa

8%

Dari segi kualifikasi akademik, tingkat pendidikan terakhir guru peserta

sertifikasi yang menjadi responden menunjukkan bahwa mereka telah memenuhi

syarat dalam mengikuti proses sertifikasi. Kondisi sedikit berbeda bila

dibandingkan dengan guru non-peserta yang sebagian tidak memenuhi syarat.

Tingkat Pendidikan Peserta

D IV

0%

S1

84%

S2

16%

S3

0%

Tingkat Pendidikan Bukan Peserta

SPG/SMA

2%D II/III

21%

D IV

1%

S1

62%

S2

6%

S3

8%

Gambar 4.28. Guru PNS peserta sertifikasi

berdasarkan golongan/pangkat

Gambar 4.29. Tingkat pendidikan

terakhir guru peserta sertifikasi

Gambar 4.30. Tingkat pendidikan

terakhir guru non-peserta

Page 47: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

42

Hal lain yang terkait dengan rekrutmen guru mata pelajaran tertentu,

khususnya guru agama, adalah ketidakpuasan yang dijumpai saat kunjungan

lapangan di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Jawaban dari staf Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Timur menunjukkan hal ini:

Tidak terlibat, hanya banyak pertanyaan dari guru agama, timbul satu pertanyaan mengapa dianaktirikan guru agama, takutnya ada shuudhon kalau yang memilih depag takut didulukan guru agama, jadi semua komponen terlibat dari TK, SD semua, yang menunjuk daerah kita hanya menetapkan

angkanya saja, quotanya sekian tempatnya di mana (F_Dinas

Prov_Jatim).

Situasi yang berbeda sehubungan dengan salah satu syarat menjadi

peserta yang juga syarat utama pemenuhan penerimaan tunjangan professional

terdapat dalam hal jumlah jam tatap muka di kelas. Lebih dari 68% guru peserta

sertifikasi ternyata berada di bawah acuan sebesar 24 jam mengajar per minggu

(Gambar 4.31). Kondisi yang sama juga terdapat pada guru non-peserta dimana

55% responden jam mengajarnya dibawah standar yang ditetapkan (Gambar

4.32). Sedikitnya jumlah jam tatap muka bisa terjadi pada guru yang mengajar

mata pelajaran dengan jumlah jam mengajar yang kecil (muatan lokal, PKN,

Agama) pada kurikulum yang berlaku, banyaknya guru yang mengajar pada

pelajaran yang sama, ataupun mereka yang bertugas di sekolah dengan jumlah

rombongan belajar yang kecil (biasanya sekolah yang berada di pinggiran di

mana populasi siswa sedikit).

Jam Mengajar Peserta

<18 jam

42%

18-23 jam

16%

24-27 jam

26%

> 27 jam

16%

Jam Mengajar Bukan Peserta

> 18 jam

33%

18 - 23 jam

22%

24 - 27 jam

26%

< 27 jam

19%

Gambar 4.31. Persentase guru

peserta sertifikasi berdasar jam

Mengajar per minggu

Gambar 4.32. Persentase

guru non-peserta berdasar

jam Mengajar per minggu

Page 48: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

43

Persyaratan mengenai syarat jam mengajar 24 jam per minggu paling

banyak disebut oleh guru sebagai hal yang memberatkan. Petikan di bawah ini

menunjukkan hal tsb.:

Jam mengajar 24 jam kalau tidak sampai bagaimana? jangan dipaksaakan, nanti akan banyak yang akal-akalan. Ketidakmampuan memenuhi 24 jam mengajar bukan salah guru. Mohon ditinjau kembali.Jam kerja persiapan an evaluasi. 1 Jam tatp muka identik 2.5 jam. Persiapan pelaksanaan dan evaluasi. Remedial, dan tugas-tugas lain yang relevan untuk memnuhi kupta

24 jam. Pengayaan, dan lainnya…(F_Guru_Jateng).

Kuota guru yang akan mengikuti sertifikasi sudah ditentukan oleh

Depdiknas yang kemudian disebarluaskan melalui dinas pendidikan provinsi dan

dikelola oleh dinas pendidikan kab./kota. Data awal untuk rekrutmen ada yang

melalui SIMPTK, database yang ada di diknas kab/kota untuk kemudian

disesuaikan dengan data yang ada di lapangan, biasanya dikonfirmasi oleh

kepala sekolah. Di beberapa daerah ditemukan banyak data guru dari pusat

maupun daerah tidak reliabel.

Berbagai persyaratan rekrutmen guru peserta dilaksanakan hampir di

semua daerah, beberapa daerah melakukan modifikasi prioritas seperti untuk

kriteria prestasi (Gowa) atau bidang studi yang di UN-kan (Cirebon). Tidak

adanya basis-data yang baik tentang guru menyebabkan kuota tambahan bagi

guru berprestasi di berbagai daerah sulit dipenuhi dan pola rekrutmennya

terkadang berdasarkan ingatan staf dinas pendidikan.

Page 49: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

44

Anda terpilih berdasarkan apa?

Masa kerja

42%

Usia

23%

Golongan

22%

Beban

mengajar

10%

Tidak tahu

3%

Mengapa belum terpilih SG?

Masa kerja

27%

Usia

13%

Golongan

7%

Beban

mengajar

5%

Jabatan

8%

Tidak tahu

40%

Survey yang dijawab oleh responden guru peserta seperti terlihat pada

kedua grafik di atas menunjukkan bahwa syarat utama yang menjadi

pertimbangan mereka terpilih sebagai peserta berturut-turut adalah masa kerja,

usia, golongan dan beban mengajar (Gambar 4.33). Fakta ini sesuai dengan

prioritas dari panduan yang dikeluarkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru dalam

hal pola rekrutmen guru peserta. Hal ini ternyata konsisten dengan jawaban dari

guru non-peserta (Gambar 4.34) yang menyebutkan bahwa masa kerja, usia dan

golongan mereka lah hal utama yang mereka ketahui yang menyebabkan

mereka belum terpilih dalam kuota 2006 dan 2007 ini. Besarnya jawaban yang

tidak diketahui dari guru non-peserta (mencapai 40%) menunjukkan bahwa pola

rekrutmen yang dilakukan masih belum terbuka bagi semua guru yang ada di

sekolah.

Dari hasil kunjungan lapangan Tim Monev, beberapa daerah melakukan

rekrutmen guru peserta sangat baik (Kota Malang, Sulawesi Selatan) di mana

proses dilakukan secara bottom-up dan guru bisa mengajukan diri mengenai

peluangnya untuk ikut sertifikasi yang dikelola dengan transparan oleh dinas

pendidikan kab/kota masing-masing. Guru calon peserta bisa melakukan self

assessment tentang kelayakan dia berdasarkan prioritas kriteria yang ditetapkan

Gambar 4.33. Pendapat guru

peserta sertifikasi tentang alasan

terpilihnya mereka

Gambar 4.34. Pendapat guru non

peserta tentang alasan tidak

terpilihnya mereka

Page 50: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

45

seperti masa kerja, usia, golongan, bahkan sampai ke prediksi nilai portofolionya.

Hal ini memuaskan pihak guru.

Di beberapa daerah (Sulsel dan Jatim misalnya), pemenuhan kuota untuk

guru SD sulit untuk bisa dipenuhi karena terbatasnya jumlah guru yang sudah

memenuhi kriteria lulus S1/D4. Demikian juga kuota untuk guru non-PNS

cenderung tidak diisi karena tidak memenuhi persyaratan lulus setara S1. Di

berbagai daerah, terjadi banyak kesepakatan pemenuhan kuota melalui forum

K3S khusus untuk SMP dan SMA. Kesepakatan itu bisa berbentuk adanya jatah

peserta terbagi per sekolah (supaya sekolah baru bisa ikut serta), dan jatah

dibagi berdasarkan mata pelajaran secara merata (tidak berdasarkan persyaratan

masa kerja dan usia yang kemungkinan akan menguntungkan beberapa guru

mata pelajaran tertentu).

Kendala geografis untuk daerah terpencil (kepulauan) juga menyulitkan

rekrutmen seperti di Sumenep dan Maluku. Sebagai ilustrasi, pendapat dari

seorang guru di Ambon menggambarkan hal ini:

Bagaimana kami mau ikut sertifikasi bila kami tidak mempunyai selembar surat-surat berharga. Kami ini korban konflik,selamat nyawa saja pada waktu itu sudah berkat Tuhan. Karena itu, kami mohon ada kebijakan dari

pemerintah untuk kami yang seperti ini (F_Guru_Maluku).

4.4. Rekrutmen Asesor

Jumlah responden kuesioner untuk asesor sebanyak 141 orang. Pada

kunjungan lapangan di setiap rayon ada sekitar 8-15 orang asesor yang terlibat

dalam FGD berasal dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dengan komposisi yang

beragam dari segi jender maupun usia.

Berkaitan dengan profil asesor berdasarkan kelompok usianya, dosen

yang menjadi asesor dan berpartisipasi menjadi responden mayoritas berusia

diatas 40 tahun (Gambar 4.35). Hal ini juga tercermin dari masa kerja mereka di

mana sebagian besar (lebih dari 80%) sudah mengabdi menjadi staf pengajar di

perguruan tinggi lebih dari 15 tahunan, seperti terlihat Gambar 4.36. Ini

Page 51: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

46

menunjukkan kecenderungan rekrutmen yang terjadi di tiap LPTK bahwa staf

pengajar yang sudah berpengalaman diprioritaskan menjadi asesor.

Usia Asesor

20-24

0%

25-29

0%

30-34

3%

35-39

11%

40-44

22%

45-49

32%

50-54

16%

> 55

16%

Masa Kerja Asesor

< 2 thn

0%

2-4

1%

5-9

4%

10-14

13%

15-20

28%

>20

54%

Dilihat dari kualifikasi pendidikan, terlihat dengan jelas pada grafik

lingkaran di bawah ini (Gambar 4.37.) bahwa profil mereka sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru. Semua asesor

telah lulus tingkat pendidikan S2. Berdasarkan latar belakang jurusannya, dosen

yang menjadi asesor portofolio Banyak dari bidang kependidikan daripada yang

dari non-kependidikan.

Gambar 4.35. Profil asesor yang

menjadi responden berdasar usia

Gambar 4.36. Profil asesor yang

menjadi responden berdasar masa

kerjanya

Page 52: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

47

Tingkat Pendidikan Terakhir Asesor

S2

Pendidikan

40%

S2 Non-

pendidikan

31%

S3

Pendidikan

9%

S3 Non-

pendidikan

5%S1 Non-

Kependidikan

1%

S1

Kependidikan

14%

Sebagai contoh, dalam FGD bersama asesor di bawah ini (F =fasilitator;

P=peserta diskusi):

F : Mungkin mulai dari persyaratan, syaratnya apa? Silahkan Pak.. P : Ya, itu pertama harus S2, minimal (serempak) S2. F : Bidangnya ada, Pak…? P: Kependidikan, kalau non kependidikan harus punya sertifikat Kependidikan,

kemudian mengikuti semacam pelatihan . . . dan satu hari disini dan kemudian ditentukan dalam pelatihan itu yang berhak menjadi atau tidak..(mengajar) perguruan di kami ini sesuai dengan kebutuhan dan semacam tes

(F_Jatim_Asesor)

Jawaban diatas menunjukkan bahwa asesor memahami dan telah memenuhi

syarat latar belakang pendidikan sebelum mereka direkrut.

Pola rekrutmen asesor di berbagai LPTK Induk hampir mirip, ada yang

terlebih dahulu dipilih dengan model sertifikasi yang beragam (tidak hanya

portofolio) namun tidak ada kelanjutan. Banyak asesor dihubungi melalui

birokrasi di masing-masing LPTK secara formal. Di beberapa LPTK mitra (seperti

di Jatim), dijumpai sempitnya waktu pemberitahuan ke asesor sehingga tidak

dilakukan pemberian informasi secara formal. Beberapa LPTK Induk menawarkan

terlebih dahulu ke LPTK mitra untuk menyediakan asesor (seperti UNJ), namun

Gambar 4.37. Profil asesor berdasar latar belakang pendidikan

Page 53: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

48

hampir di semua rayon yang dikunjungi asesor dari LPTK Induk jumlahnya

mayoritas.

Jawaban asesor bila ditanyakan mengenai kriteria rekrutmen ditampilkan

dalam Gambar 4.38. Mayoritas asesor yang menjadi responden menganggap

bahwa kriteria rekrutmen yang terjadi memang sudah tepat, hanya 6%

responden yang menganggapnya kurang tepat, sedangkan sekitar 9% responden

tidak tahu pasti mengenai ketepatan kriteria.

Kriteria rekruitmen tepat?

Ya

85%

Tidak

6%

Tidak tahu

9%

Proses seleksi asesor hampir seragam yaitu diundang untuk pertemuan

selama 1 atau 2 hari penuh tentang sosialisasi sertifikasi guru, diadakan

pelatihan penilaian portofolio, dan diakhiri dengan pengujian secara langsung

berkas portofolio guru. Hasil penilaian tersebut menjadi dasar untuk pengajuan

asesor ke Dikti dan penetapannya untuk mendapat nomor induk asesor. Diskusi

dengan asesor mengkonfirmasi model perekrutan yang mereka alami:

F : oke…jadi intinya begini … saya ulang yah.. Bapak semua tadi yang memenuhi syarat dasar diundang, diberi penjelasan… kemudian diminta … untuk…

P : Pelatihan, ….Latihan menilai portofolio.. F : sebetulnya latihan itu, tapi tes itu yah… P : Iya, Tes bukan latihan [serempak],.. tapi memang sebelumnya

diberikan penjelasan dulu kan…(F_Jatim_Asesor)

Gambar 4.38. Ketepatan kriteria rekrutmen menurut asesor

Page 54: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

49

Di beberapa rayon (seperti Kalsel) tidak terdapat asesor dengan latar

belakang pendidikan yang sesuai untuk menilai portofolio guru bidang studi

pendidikan teknologi dan kejuruan di SMK. Hal yang sama juga dijumpai di Riau,

di mana direkrut asesor yang bukan dari jurusan kependidikan karena ketiadaan

asesor untuk menilai berkas portofolio guru pada bidang studi tertentu.

Sedikitnya jumlah asesor yang tersedia dialami oleh rayon Sumsel, Riau, Kalsel

dan Maluku. Kendala geografis yang luas (kepulauan) seperti di Riau Kepulauan

menyebabkan perlunya dukungan LPTK lain untuk penilaian sertifikasi. Gambar

di bawah ini menunjukkan bahwa asesor yang sudah diseleksi dan direkrut

menurut responden sudah melaksanakan tugas sesuai dengan yang

diperintahkan.

Asesor yang direkruit sudah melaksanakan

tugasnya?

Ya

84%

Tidak

9%

Tidak tahu

7%

Beberapa respoden yang menjawab tidak, terungkap dari sesi diskusi hal yang

menyebabkannya mengapa ada asesor yang tidak dipekerjakan, seperti

terdapatnya asesor yang masih studi, merangkap menjadi panitia ataupun

mengundurkan diri.

Hal yang banyak terjadi antara LPTK Induk dan Mitra di berbagai daerah

(seperti di Jateng, Jatim, Sulsel) ialah bahwa dominasi dari LPTK Induk sangat

kuat dan asesor dari LPTK Mitra tidak banyak dilibatkan. Diskusi dengan

beberapa asesor dari LPTK Mitra di bawah ini mengindikasikannya sekaligus juga

Gambar 4.39. Jawaban asesor mengenai kesesuaian

rekrutmen dan tugas

Page 55: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

50

merupakan kendala yang dihadapi LPTK Mitra sehubungan kurangnya jumlah

staf mereka sendiri:

.… di dalam rapat itu yang saya ikuti sudah ada proporsi, artinya jumlah asesor dari masing2 perguruan tinggi itu, jatahnya utk mitra berapa, sedang quotanya LPTK Induk berapa, itu sudah diproporsional sedemikian rupa menurut mata pelajaran dan bidang studynya.. nah dari situ disimpulkan bahwa di tingkat sekolah dasar itu yang membutuhkan asesor yang sangat banyak. Sehingga sebagian di antara asesor kami itu dialihkan ke sana. Setelah itu.. lo ini koq masih sedikit jumlah yang dibutuhkan untuk asesor guru SD… dalam hal apa, guru kls SD itu tuh banyak… jadi bukan hmm… tapi memang masih sedikit. Tapi ya itu kekhawatiran kami karena kalo semua diberangkatkan ke sana, habis juga. Itu persoalan, karena di fakultas kami banyak program di samping

program …. ya yang 13 itu yang diikutsertakan. (F_jatim_Asesor)

Ilustrasi di atas juga terungkap dari jawaban responden saat ditanyakan

mengenai proporsionalitas tugas yang diatur oleh LPTK Induk. Walaupun tiga

perempat responden menganggap porsi tugas yang dialami sudah adil, namun

17% lainnya menyatakan sebaliknya pada grafik lingkaran di bawah (Gambar

4.40). Berbagai hal yang menyebabkan kondisi yang tidak proporsional adalah

porsi asesor dari LPTK Induk yang dianggap lebih banyak (hal ini banyak

disebutkan oleh asesor LPTK Mitra) serta pembagian tugas yang sesuai dengan

latar belakang bidang studi (guru kelas di SD misalnya jumlahnya banyak sekali

dibanding berkas portofolio guru sains di SMA). Pembagian kerja penilaian

berkas oleh asesor LPTK Mitra dianggap kurang memuaskan/adanya diskriminasi,

sehingga asesordari LPTK Induk selalu kebagian jatah yang lebih banyak (seperti

di Unsri, UM, UNM). Pendapat dari FGD di Jawa Tengah mengkonfirmasi hal ini:

Ini juga ternyata antara rayon dengan LPTK induk dengan LPTK mitra juga banyak persoalan. Karna LPTK induk maunya ngambil alih semuanya, LPTK

mitra tidak dilibatkan (F_LPMP_Jateng).

Page 56: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

51

Porsi tugas dari LPTK proporsional?

Ya

75%

Tidak

17%

Tidak tahu

8%

Kecurigaan pada asesor dan kompetensinya banyak ditanyakan oleh para

guru yang menunjukkan keinginan bahwa proses sertifikasi ini bersifat akuntabel

dan transparan, walaupun secara praktis sulit untuk dilaksanakan. Pendapat

seorang guru di bawah ini menunjukkan hal tersebut:

Selama ini kita dites oleh Asesor, tetapi selama ini kita tidak tahu bagaimana sistem rekruitmen oleh Asesor, Asesort sendiri sudah lulus sertifikasi atau belum, nah ini kan, jangan-jangan beliau juga belum, mereka menilai kita sementara mereka juga tidak kita ketahui trackrecordnya, nah ini juga masukkan barangkali, ada baiknya mereka disertifikasi sebelum mensertifikasi

kita (F_Guru_Jatim).

4.5. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Proses pengumpulan berkas portofolio guru oleh dinas kab./kota ke LPTK

Induk di berbagai daerah berjalan tidak secara sekaligus sehingga menyulitkan

dalam hal pengelolaan dan pembagian kerja di berbagai LPTK Induk. Beberapa

dinas tidak melakukan pemeriksaan berkas portofolio dengan teliti sehingga

menyulitkan LPTK Induk (UNJ dan Unesa). Namun di Univ. Negeri Malang hal itu

bisa dihindari karena panitia sertifikasi melakukan pengecekan secara manual

dan satu persatu dengan staf dinas yang mengantarkan berkas portofolio guru.

Gambar 4.40. Porsi tugas terhadap asesor di LPTK Induk

Page 57: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

52

Oleh masing-masing LPTK Induk, berkas portofolio di-pak (10 dokumen

tiap paknya) kemudian ditentukan 2 asesor yang tidak saling mengenal/

mengetahui pasangannya untuk mengerjakan tugas penilaian. Biasanya kegiatan

selesai dalam waktu sehari penuh dan semua kegiatan diawasi oleh panitia dan

pengawas asesor. Di beberapa LPTK, kedua asesor akhirnya mengenali

pasangannya bila terdapat kasus perbedaan nilai. Di rayon lain (Unesa) karena

kasus perbedaan nilai sering terjadi, maka kedua asesor akhirnya bekerja dalam

meja yang sama. Ilustrasi yang diberikan asesor pada saat FGD menjelaskan

prosedur penilaian ini:

F : Saya potong,.. asesor 1, asesor 2 itu urutan atau memang…?

P: kan dokumen portopolio itu di nilai oleh dua orang…dua asesor…., setiap dokumen diperiksa /dinilai oleh dua orang,,,nah setelah melakukan penilaian… kemudian asesor 1 dan asesor 2 kemudian bertemu untuk melakukan diskusi kan ya. Pak.., misalnya saya dan ibu ini misalnya terjadi perbedaan yah, perbedaan persepsi skor itu kita diskusikan, kita lihat

berkasnya lagi secara fisik kan,… lihat fisik,…(F_Jatim_Asesor).

Bila ternyata didapati bahwa penilaian kedua asesor tidak dapat

dimusyawarahkan, maka dilakukan penilaian oleh asesor ketiga, seperti

komentar di bawah ini:

P : Iya,… Nah kalau ada yang satu lulus yang satu tidak lulus, dan tidak mau ngalah,..dan tidak bisa mencapai kompromi, bukan mengalah...tidak ada kompromi terhadap itu, ada satu lagi indenpenden,

F : yang memutuskan..? P : memutuskan, Iya... memeriksa lagi... F : Pokoknya diserahkan lah... abitrase itu tadi ...

P : iya...abitrase... ,…(F_Jatim_Asesor).

Honor untuk asesor di berbagai tempat sama yaitu Rp 150 ribu per berkas

dipotong pajak 15%, namun di Unsri, Palembang honor asesor dari LPTK Induk

belum semua dibayar dan juga asesor disuruh untuk memberikan sumbangan

sukarela Rp 10 ribu per dokumen.

Penilaian responden asesor mengenai kelengkapan aspek penilaian

portofolio guru menunjukkan hal yang menarik. Hampir setengah jumlah asesor

Page 58: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

53

yang menjadi responden berpendapat bahwa karya pengembangan profesi oleh

guru merupakan komponen yang tersulit disusul dengan penghargaan yang

relevan dan keikutsertaan dalam forum ilmiah (Gambar 4.41).

Komponen portofolio yang sulit dipenuhi guru

Penilaian dari

atasan

0%

Karya

pengembang

an profesi

48%

Keikutsertaan

dalam forum

ilmiah

20%

Penghargaan

yang relevan

dengan

bidang

pendidikan

31%

Lainnya

1%

Jawaban dari asesor ini konsisten dengan apa yang juga dialami oleh guru

peserta sertifikasi dan non-peserta seperti terlihat di dua grafik lingkaran di

bawah ini.

Komponen portofolio yang paling sulit

dipenuhi?

Penilaian dari

atasan

3% Karya

pengembang

an profesi

37%

Keikutsertaan

dalam forum

ilmiah

27%

Penghargaan

di bidang

pendidikan

26%

Lainnya

7%

Komponen mana yang paling sulit dipenuhi?

Penilaian dari

atasan

13%

Karya

pengembang

an profesi

22%

Keikutsertaan

dalam forum

ilmiah

29%

Penghargaan

yang relevan

dengan

bidang

pendidikan

26%

Lainnya

10%

Di berbagai rayon ditemukan banyak hal yang meragukan dalam dokumen

portofolio dan ditemukan pula indikasi kecurangan. Grafik di bawah ini (Gambar

Gambar 4.41. Jawaban asesor mengenai komponen portofolio

yang sulit dipenuhi guru

Gambar 4.42. komponen portofolio

yang sulit dipenuhi menurut

guru peserta sertifikasi guru

Gambar 4.43. komponen portofolio

yang sulit dipenuhi menurut

guru non-peserta

Page 59: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

54

4.44) menunjukkan pengalaman kerja asesor berhubungan dengan banyaknya

kejanggalan yang mereka jumpai dalam menilai portofolio guru. Nilai persentase

yang sangat besar (87%) menunjukkan bahwa banyak sekali berkas portofolio

guru yang berindikasi masalah dan ini mengindikasikan hal yang serius mengenai

penggunaan metode portofolio dalam proses sertifikasi guru. Penjelasan lebih

lanjut mengenai frekuensi banyaknya kejanggalan, asesor berpendapat bahwa

berdasarkan pengalaman mereka jumlah kejanggalan cukup signifikan (Gambar

4.45).

Menemukan kejanggalan dalam penilaian

portofolio?

Ya

87%

Tidak

13%

Berapa banyak kejanggalan yang ditemukan?

Banyak sekali

1%

Banyak

41%

Sedikit

57%

Hampir tidak

ada

1%

Hal-hal yang meragukan contohnya adalah keaslian surat resmi tentang tugas

mengajar dan pengangkatan guru dan legalisasi oleh kepala sekolah atau

pengawas. Ditemukan juga kejanggalan yang berupa sertifikat yang seharusnya

tidak boleh dipakai oleh guru pengusul, penggantian nama atau pemalsuan

tanda tangan di sertifikat, sampai kepada ditemukannya uang kertas di dalam

berkas dokumen. Hal ini juga ditunjukkan dari respon asesor saat ditanyakan

mengenai jenis kejanggalan dalam berkas portofolio guru.

Gambar 4.44. Persentase

kejanggalan

portofolio Gambar 4.42. Frekuensi

Gambar 4.45. Frekuensi

kejanggalan portofolio guru

menurut asesor

Page 60: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

55

Kejanggalan yang ditemukan?

Pemalsuan

tanda tangan

13%

Pemalsuan

Nama

31%

Pemalsuan

Tanggal

22%

Lainnya

34%

Komentar dari beberapa asesor mengkonfirmasi hal di atas:

saya merasakan suatu kejanggalan dalam sertifikasi dengan menggunakan metode ini yang pertama banyak guru yang menggunakan sertifikasi ini dengan dokumen terutama yang berupa piagam/sertifikat dengan berbagai pertemuan liar misalnya itu sepertinya dibuat satu format

(F_Jateng_Asesor). Iya, biasanya apa-apa juga kita saling informasi antara para asesor, trus ada juga ijazah dari perguruan tinggi yang belum terakreditasi atau terdaftar juga belum, kalau itu kami juga harus mengkonfirmasi ke panitia, dari panitia dicari ke perguruan tinggi tersebut, kebanyakan S2 yang terjadi, misalnya FPKIP Mandiri, terus saya pernah menemukan 2 orang guru karya tulisnya itu sama, waktu itu ada 6 orang, ke enam-enamnya karya tulisnya sama semua

(F_Jateng_Asesor).

Berdasarkan jawaban asesor dan tindakan yang mereka lakukan

sehubungan ditemukannya kejanggalan portofolio, gambar 4.47 menunjukkan

bahwa yang banyak dilakukan asesor saat menemui kejanggalan adalah

memberi catatan, bobot nilai digugurkan (dianulir), dan melaporkan ke panitia.

Gambar 4.46. Jenis-jenis kejanggalan dalam berkas portofolio guru

menurut asesor

Page 61: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

56

Tindakan ketika menemukan kejanggalan?

Menganulir

dokumen

protofolio

25%

Melaporkan ke

panitia

23%

Memberi

catatan

44%

Lainnya

8%

Komentar dari satu asesor LPTK Mitra sehubungan dengan tindakan yang dia

lakukan saat menemui kejanggalan berkas portofolio adalah sbb.

…. di berita acara saya tuliskan seandainya ini ditandatangani kepala sekolah maka nilainya sekian, kalo ditandatangani oleh pengawas nilainya sekian. Kalo itu terjadi sebenernya kan tidak perlu didiklat lagi.. tinggal menjiplakan tandatangan ke atasan.. tapi kelihatannya kita ngga tahu pak jiplaknya seperti apa juga tdk tau… ngga diikutkan………sehingga kita tdk tau persis, mengumumkannya seperti apa, apakah tulisan kita itu dibaca atau tidak, itu saya tidak tau, padahal berita acara itu penuh dengan tulisan

saya..(F_Jatim_Asesor).

Asesor di berbagai daerah banyak menemukan pemberkasan dokumen

portofolio yang dilakukan oleh guru tidak tersusun dengan baik, bahkan

beberapa asesor mengindikasikan ini dilakukan secara sengaja untuk

mengaburkan pelacakan dokumen oleh asesor. Beberapa asesor menyimpulkan

bahwa dokumen portofolio yang bagus dilakukan oleh guru SMA dan SMK,

kemudian guru SMP, sedangkan yang banyak masalah berasal dari guru SD dan

guru yang berada di bawah Depag. Seorang asesor berpendapat mengenai hal

ini seperti dalam kutipan berikut

nah berkas itu terkadang pak....ada yang hanya di masukan.. apa namanya tuh... judulnya saja... berkasnya engga ada..., nak kemudian ada yang nulis... misalnya pengalaman mengajar yah pak... kalau mengajar sudah sekian

Gambar 4.47. Tindakan yang dilakukan oleh asesor saat menemui

kejanggalan dalam berkas portofolio guru

Page 62: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

57

tahun... disitu dipersiapkan, tapi berkasnya engga ada.. apa itu namanya... SK pengangkatannya tidak ada, nah ini terjadi permasalahan diantara dua asesor... yang satunya ini udah ada diputus... pengalaman mengajar sekian tahun... itu kan ada pil kan dengan adanya SK pengangkatan... nah SK

pengangkatan tidak ada....(F_Jatim_Asesor).

Di semua rayon ditemukan bahwa persentase kelulusan guru dalam hal

sertifikasi dengan metoda portofolio ini berada dalam rentang 40%-60%. Di Riau

diindikasikan ada asesor yang menghubungi guru terkait proses kelulusan. Hal ini

bisa dihindari bila data personal guru tidak dicantumkan dalam dokumen.

Pengumuman kelulusan di beberapa rayon mengalami keterlambatan dan

tidak bisa diakses secara terbuka (Unesa, UNJ, Unnes). Di UNM, Makassar, pihak

panitia membuat website khusus pengumuman guru yang lulus sertifikasi selain

memberikan data ke dinas. Di UM, Malang, pihak panitia menggunakan berbagai

cara secara bersamaan untuk menyampaikan hasil kelulusan ke dinas secara

cepat (surat, faximile, kurir). Banyak juga guru yang mengakses data kelulusan

ke website www.sertifikasiguru.org, namun mereka menjumpai bahwa informasi

yang diberikan terlalu sederhana dan tidak lengkap.

4.6. Diklat Profesi Guru

Pelaksanaan diklat profesi guru diberikan pada guru yang tidak lulus

portofolio, namun tidak ada rentang nilai secara khusus sehingga semua LPTK

yang telah melaksanakannya tidak membedakan skor yang didapat para guru.

Karena banyaknya guru peserta diklat, beberapa LPTK melakukannya secara

bergelombang karena kendala ketersediaan tempat, waktu dan instruktur.

Pelaksanaan diklat profesi guru dilaksanakan secara cepat untuk kegiatan

total 90 jam pelatihan dengan jumlah peserta per kelas sebanyak 30 orang atau

kurang. Diklat diberikan per hari rata-rata 10-15 jam secara maraton (mulai

pukul 8 pagi dan selesai pukul 22 malam), dan dilaksanakan antara 7–10 hari

dengan metoda klasikal dominan dalam pelaksanaan. Semua pelaksanaan

Page 63: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

58

terkesan secara mendadak dan hanya sekedar memenuhi target yang telah

ditetapkan.

Hal yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa semua LPTK Induk

mengerjakannya sendiri tanpa mengajak LPTK Mitra sebagai pendamping dalam

hal perencanaan dan penyedia instruktur diklat. Instruktur diklat di beberapa

LPTK (UM dan Unesa) diutamakan adalah dosen senior.

Materi diklat diberikan secara sama selama kurun pelatihan tanpa

membedakan kekurangan guru yang ada dalam penilaian dokumen portofolio.

Modul yang dibuat oleh LPTK Induk terkesan disusun secara sederhana dan

bukan kerja kolaborasi dan tidak ada data tentang penulis (Unesa). Di UM,

materi dibuat sedikit lebih baik dalam hal penjilidan dan kolaborasi penulisnya.

Pendapat dari pihak dinas pendidikan menunjukkan kritisi pelaksanaan diklat:

R: lagi… diikutkan diklat? Semua ya? P: semua, rekomendasi dari UM tuh masuk diklat.. nah ternyata ada pemahaman yang mungkin perlu kita semacem berikan kepada semua guru baik yang lulus maupun tidak lulus, bahwa sertifikasi itu bukan semata-mata remedial, karena apa.. saya khawatir dampaknya juga ndak bagus. Dalam sekolah itu ada 10 guru, yang ikut yang sertifikasi 3 pak, yang satu lulus yang dua ngga, yang lulus ada perbaikan dari sisi kesejahteraan saja, maka yang tidak lulus termasuk yang tidak ada perbaikan sertifikasi itu begini ……kan

manusiawi juga..(F_Dinas_Jatim)

Komentar menarik diberikan oleh seorang guru peserta diklat di Kota

Malang yang merasa beruntung telah mengikutinya:

F : Sekarang yang tidak lulus masuk diklat ya. Apa yang diberikan di diklat? P: Banyak sekali pak, misalnya bagaimana teknik mengajar, membuat

media pembelajaran, kemudian teknik membuat Rpp, mata pelajaran, sekolah melengkapi waktu, kemudian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajarn, langkah pembelajaran, pembuka, penutup kemudian tindak lanjut

F : Menurut ibu aplikatif tidak? Atau hanya sekedar seperti mahasiswa? P: Sangat aplikatif pak, kami berpikir sebaiknya ini diberikan kepada semua

peserta sertifikasi, karena yang lulus pun belum tentu mendapat pelajaran seperti kami

F : Jadi ibu tidak menyesal tidak lulus? P: Sangat tidak menyesal, saya bersyukur, karena kalau saya lulus belum

tentu saya mendapat ilmu seperti itu, saya sangat senang karena yang

memberikannya juga Doktor-Doktor ahli (F_Guru_Jatim).

Page 64: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

59

Pelaksanaan pelatihan, bagi para guru yang menjabat kepala sekolah,

memberikan beban mental karena ada stigma tidak lulus sertifikasi berarti guru

itu tidak professional. Beberapa guru lain berpendapat bahwa mereka sangat

beruntung karena diklat diberikan oleh dosen yang bagus dan isi materinya

bermanfaat sebagai bekal professional mereka. Komentar dari seorang guru

menggambarkan hal ini:

Setelah sertifikasi terjadi, Bagi guru yg sdh dinyatakan lulus ada jurang pemisah

dengan yang tdk lulus...dampak sosialnya jauh (F_Guru_Riau).

4.7. Pengelolaan Data

Panitia sertifikasi guru di masing-masing LPTK menyiapkan prosedur

pelaksanaan, kepanitiaan dan sistem infomasi utuk pengelolaan data. Di semua

LPTK, data diterima dari formulir B1. Petugas mencocokan data peserta dengan

dokumen portofolio. Bila data sudah cocok, data disimpan ke basis data dan siap

menerima input hasil penilaian oleh asesor. Ada beberapa masalah yang

bersumber pada penomoran dari dinas kab./kota di Kalsel yang mengakibatkan

penomoran yang unik atau tidak tercantumkannya nomor dalam dokumen

portofolio.

Software yang dibuat oleh PMPTK (web-based) ternyata tidak dapat

bekerja dengan baik. Hal ini menyebabkan semua LPTK Induk membuat sendiri

model pengelolaan data dengan menggunakan Microsoft Excel atau program

tersendiri (Unnes). Proses pemasukan data, penyortiran, dan pengantaran

berkas ada yang dilakukan oleh tenaga relawan/ mahasiswa (Riau, Jatim,

Jateng). Sebagai contoh, PSG di Univ. Pattimura, Ambon, memberikan

gambarannya:

Software dari PMPTK banyak salahnya dan sulit digunakan…kami PSG membuat [model pengolahan data] sendiri, dibuat dalam Excel. Hasilnya dapat diketahui. Data ini kami kirim ke PMPTK dan Dinas.

(F_Asesor_Maluku)

Page 65: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

60

Berbagai LPTK Induk menyiapkan satu ruangan khusus untuk

penyimpanan berkas portofolio guru, namun ditempatkan secara tidak beraturan.

Khusus untuk data penilaian, data personal dan foto guru peserta, semua LPTK

menempatkannya dengan rapih untuk memudahkan pemeriksaan dan

pengelolaan.

Dua LPTK Induk meskipun mengaku kekurangan dana operasional dalam

pelaksanaan sertifikasi berniat memberi hadiah sejumlah uang kepada Tim

Monev Independen dan calon penerima hadiah tidak perlu memberi tanda terima.

Page 66: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berbagai kesimpulan umum yang didapat dari kegiatan monitoring dan

evaluasi sertifikasi guru ini terbagi dalam enam pertanyaan riset yaitu: sosialisasi,

rekrutmen guru, rekrutmen asesor, pelaksanaan sertifikasi guru, diklat profesi

guru, dan pengolahan data.

Sosialisasi

Secara agregat dari berbagai kunjungan lapangan Tim Monev ke berbagai

daerah di Indonesia didapatkan bahwa kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan

dengan baik. Sosialisasi melibatkan berbagai instansi dan menggunakan berbagai

media walaupun di berbagai tempat (khususnya di tingkat kab./kota) tanpa

dukungan anggaran dari pemerintahan setempat. Guru peserta sertifikasi dan

non-peserta yang menjadi responden secara signifikan menerima sosialisasi

tentang kegiatan sertifikasi di berbagai daerah. Kekurangan yang utama dalam

kegiatan sosialisasi adalah sempitnya waktu yang tersedia sehingga

menyebabkan persiapan yang kurang dan tidak terlalu bagusnya kualitas

informasi yang diterima oleh responden.

Rekrutmen Guru

Ketidaklengkapan informasi awal untuk rekrutmen banyak ditemukan di

tingkat dinas pendidikan kabupaten/kota berhubung pemutakhiran data

pendidikan dan tenaga kependidikan tidak dilakukan dengan baik dan teratur.

Berdasarkan pengolahan data kuesioner dan kunjungan lapangan Tim Monev

didapatkan bahwa guru peserta sertifikasi sudah sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru. Berbagai persyaratan seperti masa

kerja, usia, dan golongan guru peserta sertifikasi telah dipenuhi. Yang sedikit

berbeda adalah persyaratan jam mengajar sebesar 24 jam tatap muka per

Page 67: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

62

minggu, hampir setengah guru tidak memenuhinya dan hal ini bisa membawa

konsekuensi dalam hal persyaratan penerimaan tunjangan profesi. Beberapa

daerah melakukan sistem rekrutmen dengan sangat baik yang dilakukan secara

terbuka dan bottom-up sehingga memuaskan calon guru peserta.

Rekrutmen Asesor

Pola rekrutmen asesor dari segi persyaratan latar belakang pendidikan

dan pengalaman bekerja telah memenuhi syarat yang ditetapkan. Yang banyak

ditemui adalah model rekrutmen yang waktunya terlalu sempit untuk melakukan

sosialisasi, pelatihan, dan seleksi calon asesor. Terdapat juga keluhan dari asesor

LPTK Mitra di mana pihak LPTK Induk tidak terlalu bagus dalam pengelolaan

kerja kepanitiaan sertifikasi maupun proporsi pembagian tugas.

Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Berdasarkan temuan kunjungan Tim Monev, sebagian besar rayon LPTK

yang melaksanakan kegiatan sertifikasi sudah menyelesaikan tugasnya pada

bulan Desember 2007 lalu. Berbagai LPTK Induk mengembangkan sistem tata

kelola yang hampir sama dalam hal pelaksaaan sertifikasi guru, misalnya

pemeriksaan yang cukup bagus dalam hal serah terima berkas portofolio guru,

penentuan pasangan asesor yang tidak saling mengetahui dan dukungan

pengolahan data hasil penilaian oleh petugas dan sistem informasi yang baik.

Honor asesor di semua LPTK diberikan sesuai dengan ketetapan, namun terdapat

LPTK Induk yang masih menunda pembayaran dan melakukan potongan tidak

resmi.

Menurut keterangan asesor yang menjadi responden kegiatan Monev,

banyak sekali kejanggalan ditemukan pada berkas portofolio guru. Jenis-jenis

kejanggalan yang ditemui sangat beragam seperti pemalsuan tanda tangan,

nama, dan tanggal. Kejanggalan juga ditemukan oleh penggunaan sertifikat yang

bukan haknya sampai kepada terdapatnya lembaran uang rupiah dalam berkas

portofolio guru. Tindakan yang diambil oleh rata-rata asesor terhadap berbagai

Page 68: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

63

kejanggalan ini adalah memberikan catatan, kemudian diikuti dengan menganulir

nilai, dan melaporkannya kepada panitia sertifikasi guru.

Pengumuman kelulusan sertifikasi guru di beberapa rayon mengalami

keterlambatan dan informasi yang diberikan terkadang tidak lengkap (data guru

peserta ada yang tidak diketahui perkembangan penilaiannya). Persentase

kelulusan berada dalam kisaran 40-60% dari total guru peserta.

Diklat Profesi Guru

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi guru di semua rayon

dilakukan secara bergelombang berhubung banyaknya peserta dan keterbatasan

waktu, tempat, dan instruktur. Pelaksanaan diklat dilakukan secara maraton dan

dalam waktu yang singkat (7-10 hari) untuk memenuhi target diklat selama 90

jam. Metoda pemberian diklat yang banyak dijumpai adalah secara klasikal dan

materi yang diberikan sama untuk semua peserta. Hal lain yang ditemukan,

pelaksanaan diklat selalu didominasi oleh LPTK Induk dalam semua kegiatannya.

Pengolahan Data

Pengarsipan berkas portofolio guru menjadi masalah yang terjadi di

semua LPTK Induk, mulai dari ruang penyimpanan, pengelolaan, dan

pengolahannya. Software yang diberikan dari Dirjen PMPTK tidak berfungsi

sehingga setiap LPTK Induk menggunakan berbagai sistem pengolahan data,

biasanya berbasis Microsoft Excel yang berpotensi serius dalam hal keamanan

dan keakuratan pengolahan data karena dijumpai tidak didukung oleh decision

support system (DSS) yang terintegrasi dengan sistem basis data dalam hal

pengelolaan data secara komprehensif.

Dua LPTK Induk meskipun mengaku kekurangan dana operasional dalam

pelaksanaan sertifikasi berniat memberi hadiah sejumlah uang kepada Tim

Monev Independen dan calon penerima hadiah tidak perlu memberi tanda terima.

Page 69: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

64

5.2. Saran-Saran

Berdasarkan pada berbagai temuan lapangan seperti yang dijelaskan pada

bagian sebelumnya dan kesimpulan yang didapat, maka Tim Monev Independen

Sertifikasi Guru memberikan rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan

sertifikasi guru dengan portofolio. Data lengkap yang diberikan oleh masing-

masing tim yang berkunjung ke lapangan terdapat di bagian Lampiran 3.

Rekomendasi dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat umum dan khusus.

Umum

• Sertifikasi guru juga melibatkan uji kinerja dan uji kompetensi

• Penilaian yang berkelanjutan dan mengikat pada guru yang sudah lulus

sertifikasi (bisa dilakukan oleh Diknas atau LPMP)

• Dana untuk sertifikasi guru perlu didesentralisasikan

• Cairnya anggaran untuk kegiatan harus lebih cepat untuk memudahkan

pengelolaan di LPTK serta terdapat fleksibilitas dalam hal alokasi dana yang

ditetapkan

• Anggaran untuk pemerintah provinsi dan kab/kota disediakan untuk

membantu pelaksanaan sertifikasi guru dengan baik, bisa dengan himbauan

dari Depdiknas ke masing-masing DPRD

• Menghentikan upaya pemberian hadiah berupa apapun yang bernilai nominal

Rupiah sangat besar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam

pelaporan keuangan, karena akan dapat dikategorikan sebagai gratifikasi dan

melanggar peraturan perundangan, serta menyalahi prinsip akuntabilitas dan

transparansi.

Khusus

Sosialisasi

• Perlu ada panitia khusus yang bersifat tetap di kab/kota dalam melaksanakan

sertifikasi guru

Page 70: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

65

• Perlu ada peningkatan koordinasi institusi (diknas provinsi, diknas kab/kota,

kanwil dan kantor Depag, LPMP, LPTK) dengan rambu-rambu yang jelas

• Perlu waktu pelaksanaan yang cukup dan pemberian informasi lebih bermutu

dan adanya pembimbingan teknis bagi banyak guru

Rekrutmen Guru

• Basis data guru di tingkat kab/kota perlu penanganan yang fokus karena

merupakan informasi awal yang vital dalam pelaksanaan sertifikasi

• Kuota guru PNS dan non-PNS harus fleksibel (tidak harus tetap 75:25)

• Kehadiran guru dalam kelas/presensi (absensi) merupakan kriteria tambahan

untuk rekrutmen peserta

• Untuk guru tidak usah wajib mengajar sebanyak 24 jam, khususnya untuk

sekolah kecil atau guru mata pelajaran tertentu

• Guru yang tidak siap disarankan untuk membuat surat pengunduran diri

secara resmi agar tempatnya bisa digantikan orang lain

• Rekutmen mempertimbangkan kondisi geografis, khusus daerah terpencil dan

tertinggal

• Waktu pelaksanaan untuk sosisalisasi dan rekrutmen harus lebih banyak dan

bermutu penyelenggaraannya

• Perlunya basis data online yang menjamin transparansi penentuan kuota,

rekrutmen dan hasil penilaian

• Proses rekrutmen guru harus diawasi bersama oleh kepsek, pengawas dan

dinas kab/kota serta dilakukan secara transparan

Rekrutmen Asesor

• Adanya pola pembagian kerja yang adil dan jelas antara asesor dari LPTK

Induk dan mitra

• Pola rekrutmen asesor tidak mendadak dan mencakup untuk semua bidang

mata pelajaran guru (khususnya untuk beberapa LPTK di luar Jawa)

Page 71: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

66

Pelaksanaan Sertifikasi Guru

• Data personal guru (nomor telepon, nomor HP, alamat rumah) sebaiknya

dikeluarkan dari data isian perserta dalam berkas portofolio

• Membuat surat pernyataan bermaterai yang menerangkan keaslian dokumen

dan bersedia menunjukkan surat aslinya

• Perlu ada pembobotan skoring pada pengembangan professional guru seperti

perencanaan mengajar dan pembuatan media

• Ijasah S1 harus juga dinilai akreditasi perguruan tinggi dan jurusannya

• Publikasi karya ilmiah perlu diperhatikan akreditasi media ilmiahnya

Diklat Profesi Guru

• LPMP perlu dilibatkan dalam disain kurikulum diklat profesi guru

• Pelaksanaan diklat profesi guru memperhatikan kaidah proses pembelajaran

terutama dari segi waktu dan metoda serta penyusunan modulnya.

• Penyelenggaraan diklat disesuaikan dengan kebutuhan guru, nilai hasil uji

portofolio, disain pelatihan yang terstandarisasi dan pelibatan secara utuh

LPTK Mitra

• Dana untuk diklat profesi guru sebagian alokasinya (seperti untuk penginapan)

tidak memenuhi syarat minimal kelayakan di beberapa daerah.

Pengelolaan Data

• Perlu system informasi manajemen pengolahan data yang terstandar baik di

LPTK, LPMP, PMPTK dan dinas kab/kota serta provinsi

• Perlu decision support system (DSS) yang terintegrasi dengan system basis

data dalam hal pengelolaan data secara komprehensif

Page 72: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

67

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, G. (1998). Fundamentals of Educational Research. Second edition. London: Routledge-Falmer.

Cumming, T. (1994). Alternatives in TESOL research: descriptive, interpretive

and ideological orientation. TESOL Quaterly, 28(4), 673-703. Depdiknas, 2005. Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, UU 14 tahun 2005.

Jakarta. Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 18 tahun 2007

tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Jakarta. Hattie, J (2002). What are the attributes of excellent teachers? In New Zealand

Council for Educational Research, Teachers Make a Difference: What is the Research Evidence? Wellington: NZCER.

Kompas, (2006). Sarjanakan dulu guru. Kompas 24 Mei 2006. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/23/humaniora/2677713.htm

Kompas, (2007). Uji Serifikasi Pakai Peraturan Mendiknas. Kompas 5 April 2007.

Nielsen, H.D. (2003). Reforms to Teacher Education in Indonesia: does more mean better? In Comparative Education Reader, edited by E. R. Beauchamp. New York: RoutledgeFalmer.

Page 73: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

68

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Biodata Tim Monev Independen Sertifiksi Guru

2. Temuan Lapangan Tim Monev Independen Sertifikasi Guru

3. Rekomendasi dari Tim Monev Indepeden berdasarkan Kunjungan Lapangan

4. Presentasi Laporan Monev Tim Independen

5. Grafik-Grafik pengolahan data kuesioner Asesor, Guru Peserta dan Guru Bukan Peserta [CD-ROM]

6. Instrumen Kuesioner untuk Guru Peserta Peserta, Guru non-peserta dan Asesor [CD-ROM]

7. Panduan Pertanyaan FGD bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kab/Kota, Asesor, Panitia SG di LPTK, PMPTK dan KSG, LPMP, Guru dan kepala Sekolah [CD-ROM]

8. Transkripsi FGD dan Wawancara [CD-ROM]

9. Catatan/Ringkasan FGD dan Wawancara berdasar kunjungan lapangan [CD-ROM]

10. Rekaman Digital Wawancara dan FGD (File MP3) [CD-ROM]

11. Foto-foto kegiatan Monev (di Lapangan dan rapat tim Monev) [CD-ROM]

Page 74: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

69

Lampiran 1 Biodata Tim Monev Independen Sertifiksi Guru

BIODATA

Nama : Ahmad Rizali Gaffar Tempat tanggal lahir : Malang, 28 Januari 1960 Alamat : Jl. Siak IX-No.11, Depok 16418 Phone: 021 – 7782 1715

Mobile: 0816 1124 709 Email : [email protected]

Pendidikan Formal:

• 1995-1996, mengikuti kursus Program MSc./Pg.Dpl. dalam Human Resources Management (HRM) di Strathclyde Business School, University of Strathclyde, Glasgow Inggris Raya

• 1979-1981, terdaftar di Departmen of Metalurgi Fakultas Teknik, Universitas Indonesia dan 1981 pindah ke Departemen Gas & Petrokimia, Fakultas Teknik UI

• 1985, Lulus S1 dari Departmen Gas & Petrokimia (sekarang Jurusan Teknik Kimia), Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Riwayat Bekerja: � Bidang Pendidikan o 1987-2001, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

(http://www.eng.ui.ac.id ), dosen Luarbiasa (honorer) mata kuliah Pengendalian Korosi dan Pemilihan Bahan untuk semester 8.

o 2000 sd sekarang, Fasilitator, narasumber dan moderator dalam berbagai seminar, workshop dan pelatihan, misalnya Pelatihan Guru SMA (pembelajaran Math dengan ITB, Manajemen Sekolah dan Ketrampilan mengajar dan Ilmu Lingkungan untuk SD dengan YIH/Kehati) di sejumlah SMA di Jakarta dan Jawa Tengah. Anggota tim perumus dalam Penyusunan Silabus Pendidikan Budi Pekerti (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Diknas), Desember 2006.

o 1996-April 2003, Internat Alkausar (a Boarding School http://www.alkausar.org) sebagai anggota tim pendiri dan Ketua Pelaksana Harian (Direktur Eksekutif ).

o Maret 2001-Maret 2003, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Konsultan bidang Manajemen SDM di Program Peningkatan Mutu Guru pada Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikdasmen (Diknas, http://www.dittendik.net )

Page 75: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

70

o Juni 2000 sd. sekarang, The Centre for The Betterment of Education (The CBE http://www.cbe-indonesia.or.id ), sebuah LSM lokal yang mengkhususkan kegiatan di bidang Pendidikan di Indonesia. Sebagai Pendiri dan Ketua Dewan Pembina serta moderator dari milis pendidikan cfbe (http://groups.yahoo.com/group/cfbe)

o Februari-Agustus 2004 , Binakheir School, Sebuah SD dua bahasa (Inggris dan Indonesia) di Kota Depok sebagai Direktur Akademik.

o November 2004-Desember 2005 , The Sampoerna Foundation (http://www.sampoernafoundation.org) , sebagai Konsultan Pendidikan dan staf ahli (Education Specialist) untuk United Schools Program ( sebelumnya disebut program School Quality Improvement –SQIP) & Program Peningkatan Mutu Guru (TQIP, merupakan embriyo Teacher Institute-Sampoerna Foundation).

o Januari 2006 sd. Sekarang, di The Sampoerna Foundation, sebagai Direktur di Yogyakarta Sampoerna School sebuah SMA National plus yang dikelola oleh Sampoerna Foundation dan Pemprov DIY dan sebagai Education Specialist Consultant dan penanggung jawab untuk persiapan program Madrasah Quality Improvement-MQIP SF (Peningkatan Mutu Madrasah di Pondok Pesantren) .

o Agustus 2006 sd. Desember 2006, Bappenas-Asia Development Bank (ADB), sebagai Education Specialist Consultant untuk Program Keluarga Harapan (Conditional Cash Transfer-CCT).

o January 2007 sd March 2007, Education Specialist dari The CBE Education Consulting untuk Program perbaikan mutu LabSchool Cinere (Pelatihan dan Asesmen Sekolah) di bawah Manajemen baru, Yayasan Pendidikan MEDCO.

� Pemerintah Indonesia dan BUMN o Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (http://www.eng.ui.ac.id) , Juli

2004 sd. Juli 2006. Sebagai asisten khusus Dekan Fakultas Teknik untuk mengurusi pembangunan Engineering Centre di UI Depok

Page 76: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

71

Daftar Riwayat Hidup

Nama lengkap : Maraden Marcellino, Ph.D.

Tempat dan tanggal lahir : Yogyakarta, 24 Juni 1957

Agama : Katolik

Alamat Kantor : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Gedung G, Lantai II

Unika Atma Jaya

Jalan Jenderal Sudirman 51, Jakarta 12930

Telp. (021) 570-8821, 570-3306, Ext. 622

Alamat e-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1990 Ph.D. Applied Linguistics

Georgetown University, Washington, D.C., USA

1986 M..A. TEFL

(Teaching English as a Foreign Language)

Southern Illinois University, Illinois, USA

1982 Sarjana TEFL

English Department

IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta

1980 Sarjana Muda, Linguistics

English Department

IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta

Penghargaan dan Beasiswa : 1984 Penerima Beasiswa Fulbright

untuk Program Magister di USA

1986 Penerima Award – Phi Kappa Phi, USA

for Academic Excellence

1986 Penerima Beasiswa Atma Jaya

untuk Program Ph.D. di USA

Keanggotaan : 2005-2008 Anggota Kehormatan, IICD

(Indonesian Institute for Corporate

Directorship)

1991-2008 Anggota, MLI

(Masyarakat Linguistik Indonesia)

1986-2008 Anggota, Masyarakat Linguistik Amerika

1986-2008 Anggota, Phi Kappa Phi, USA

1991-1995 Sekretaris, MLI

Pengalaman Profesional : 2007-8 Sekretaris dan Anggota Tim Monev Independen

Sertifikasi Guru dalam Jabatan, Dikti dan Dirjen

Ketenagaan, Jakarta

2003-7 Pembantu Rektor IV, Unika Atma Jaya, Jakarta

Page 77: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

72

2007-8 Nara Sumber, bidang Pendidikan

“Suara Pembaruan”, Jakarta

2007-8 Nara Sumber, bidang Pendidikan

Indonesia Corruption Watch (ICW)

2002-8 Asesor, BAN-PT untuk Program Studi Bahasa

Inggris S-1, S-2, dan S-3, dan Akreditasi

Institusi (2008), Jakarta

1999-2008 Anggota Dewan Penguji Fulbright untuk

Program S-2 dan S-3 di USA, AMINEF, Jakarta

2008 Nara Sumber, KTSP, Pusat Kurikulum, Diknas,

Jakarta

Nara Sumber, Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Kopertis Wilaya III, Jakarta

2001-2005 Dekan, FKIP, Unika Atma Jaya, Jakarta

1995-1998 Pudek I, FKIP, Unika Atma Jaya, Jakarta

1995-1998 Wakil Ketua, Forum Komunikasi, Kopertis

Wilayah III, Jakarta

Seminar / Lokakarya dalam dan luar negeri (sebagai Pemakalah / Pembicara):

2008 “Designing a Practical Teaching Module for Indonesian Young Learners: Some

Insights”, Presented at the Asia TEFL International Conference, Sanur, Bali,

August 1-3, 2008 (forthcoming)

2008 “English Language Teaching in Indonesia: A Continuous Challenge in

Education and Cultural Diversity” in TEFLIN (Teaching English as a Foreign

Language in Indonesia) Journal, March 2008 (forthcoming)

2007 “Language Assessment: The Persistent Problems and Solutions” Presented in the

55th

TEFLIN International Conference. Syarif Hidayatullah State Islamic

University, Jakarta, Desember 4-6, 2007.

2007 “Mengkritisi Dampak Liberalisasi Pendidikan”, Indonesia Corruption Watch

(ICW), Jakarta, 3 Oktober 2007

2006 “Competency-Based Language Teaching in English Classes: Revisited” Presented

in the Sixth International Conference on Competency-Based English Teaching:

Theory and Reality, Institut Teknologi Bandung, the British Council, and

University of Leeds, Bandung, February 21-23, 2006.

2005 “Competency-Based Language Instruction in Speaking Classes: Its Theory and

Implementation in Indonesian Contexts.” Hawaii International Conference

on Education, Honolulu, Hawaii, January 4-7, 2005

2004. “Quantum Learning” Workshop at University of Singaraja, Bali,

October 09, 2004.

Page 78: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

73

2004 “Probing Rhetorical Structures of Advanced Learners’ Expository Prose: A

Data-Based Approach”. Presented at RELC Conference, Singapore,

April 19-21, 2004

2003 “Current Trends in Education and its Evaluation”, Workshop at Regina Pacis

High School, Bogor. October 23, 2003

2003 “Entrepreneurship in Education”, Workshop at Regina Pacis High School, Bogor.

October 23, 2003

2003 “Problematic Issues in Teaching and Testing Oral Language Proficiency: Some

Practical suggestions”. Presented at RELC Conference, Singapore, November

3 – 5, 2003

2003 “Task-Based Instruction in Indonesian Classroom Practice: Its Implementation,

Problems, and Solution”. In Katharina Endriati Sukamto (Ed.). Cakrawala Baru

liber amicorum untuk Prof. Soenjono Dardjowidjojo, Ph.D. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

2003 “An Indepth Look at Language Borrowing and Codeswitching of English in

Indonesian Cellular Phone Advertising: Linguistic and Sociolinguistic

Perspectives”. Presented in XVII International Congress of Linguists”, Prague,

Czech Republic, July 24-29, 2003

2002 “Task-Based Instruction in Indonesian Classroom Practice: Its Implementation,

Problems, and Solutions” Presented in the RELC International Seminar,

Singapore, April 22-24, 2002

2001 “Principles for Designing A Communicative (Grammar) Test for Pre-School and

Elementary School Learners”. Presented in a workshop, Atma Jaya Catholic

University, Jakarta, November 24, 2001.

2001 “Assessing Communicative Language Performance: Problems and Solutions”.

Presented in TEFLIN International Seminar, Bali, November 6 – 8, 2001

2001 "Effects of Communicative Classrooms in Grammar Learning: Another Look".

Presented in the 36th

RELC International Seminar, Singapore, April 22 - 25, 2001

2000 "Problematic Issues of Oral Proficiency Tests in Communicative Language

Testing". Presented in the 48th

TEFLIN International Seminar, Cempaka Hotel,

Jakarta, October 22-24, 2000

2000 "Problems of Communicative Language Testing: A Case Study of Oral

Production Tests". Presented in the Third Bandung Institute of Technology/

British Council/University of Leeds National Conference on English Language

Teaching in Indonesia, Bandung: Institut Teknologi Bandung, February 22 - 24,

2000

Page 79: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

74

2000 "Faktor Afektif dan Penampilan Bahasa Verbal: Suatu Kasus Tes Kemahiran" in

Bambang Kaswanti Purwo (ed.) Kajian Serba Linguistik. Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia.

1999 "Sociolinguistic Approaches to Discourse", Atma Jaya Library, Jakarta

1999 "Politeness in English", Atma Jaya Library, Jakarta

1999 "The Implementation of Communicative Language Teaching at Elementary

Schools" Presented in a two-day workshop by Majelis Daerah Pendidikan Kristen

DKI Jakarta, Sekolah Kristen Triana, March 1-2, 1999

1998 "Predicaments and Problems of Nativizing English Loanwords into Indonesian

Business Advertising: The Case of the "National Center for Language

Development" Policy. In Alois A. Nugroho (ed.) Atma nan Jaya, No. 1 Th XI,

(June 1998), Jakarta: Atma Jaya University Press

1998 “Making Writing Classes Effective at the Tertiary Level in Indonesia”. Presented

at the International Conference on International Perspectives on

English Studies, American Studies and Cultural Studies in Asia in the “Pacific

Era”, Srinakharinwirot University, Bangkok, January 8 – 10, 1998

1997 "Predicaments and Problems of Nativizing English Loanwords into Indonesian

Business Advertising: The Case of the "National Center for Language Develop-

ment" Policy. Presented at XVIth Congres International des Linguistes, Paris,

July 20-25, 1997

1997 “A Brief History of Bahasa Indonesia” Presented at at Fulbright Seminar, Hotel

Wisata International, Jakarta, July 14, 1997

1997 “The Roles of English Teachers in Maximizing Learners’ Comprehensible Input”.

RELC Conference, Singapore, April 21-23, 1997

1996 “Peranan Bahasa Inggris dalam Bahasa Melayu Baku: Suatu Bahasan Linuistik”.

Presented in Seminar Antara Bangsa Dialek-Dialek Austronesia di Nusantara.,

Brunei Darussalam: University Brunei Darussalam, August 26-29, 1996

1996 “Proses Pengindonesiaan Kata Pinjaman Bahasa Inggris: Suatu Tinjauan

Fonologis dan Morfologis”. In Bahasa Nasional Kita: Dari Sumpah Pemuda

ke Pesta Emas Kemerdekaan. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press 1995 “Measuring Stylistic Complexity of Students’ Expository Writing: A Data Based

Approach”. Asian Reading Conference, Singapore, June 22-24, 1995

1994 “Penyerapan Unsur Bahasa Asing dalam Pers Indonesia”. In Soenjono

Dardjowidjojo (Ed.) Mengiring Rekan Sejati, Festschrift Buat Pak Ton,

September 26, 1994

1994 “Factors Affecting Comprehensibility in Advanced Readers’ Reading

Comprehension: Another Look”. RELC Conference, Singapore April 18-20,

1994

Page 80: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

75

1994 “How to Maximize Comprehensible Input for the Oral Production Skill: A

Theoretical Perspective”. In Be Kim Hoa Nio, Zainuddin HR Lenggang, Zainil,

Kukhaiyar, Anas Yasin, Desmawati Radjabb (Eds.) Selected Articles from 41st

TEFLIN Seminar. Padang: IKIP Padang Press, pp. 118-129

1993 “Penyerapan Unsur Bahasa Asing dalam Pers”. Presented at the Sixth National

Conference of Bahasa Indonesia (Kongres Bahasa Indonesia VI). Jakarta,

October 28 – November 02, 1993

1993 “How to Maximize Comprehensible Input for the Oral Production Skill: A

Theoretical Perspective”. Presented at the 41st TEFLIN Seminar, IKIP Padang,

September 9-11, 1993

1992 “Suggestopedia: Principle and Practice” In TEFLIN Journal, Yogyakarta: IKIP

Sanata Dharma

1992 “Kata Pinjaman Bahasa Asing di Media Massa Indonesia: Alokasi Fungsional dan

Proses Modernisasi”. In Wisnu Tri Hanggoro (Ed.) Kritis, No.2 Th VII, (Oct –

Des, 1992), Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Press

1992 “Analisis Percakapan: Telaah Tanya-Jawab di Meja Hijau”. Presented at

PELLBA, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, November 3-4, 1992

1992 “Kata Pinjaman Bahasa Asing di Media Massa Indonesia: Alokasi Fungsional dan

Proses Modernisasi”. Presented at MLI (Masyarakat Linguistik Indonesia)

Conference, Bandung: IKIP Bandung, October 23, 1992

1992 “Kata Pinjaman Bahasa Asing di Media Massa Indonesia: Alokasi Fungsional dan

Proses Modernisasi”. Presented at Persidangan Antarbangsa Linguistik Melayu I:

Peran Linguistik Melayu sebagai Asas Pembinaan Tamadun Moden, Kuala

Lumpur, Malaysia, August 11-13, 1992

1992 “Bagaimana Menyusun Suatu Tes Prestasi Belajar dalam Bidang Studi Bahasa

Inggris”. Presented at One-Day Workshop, Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya, Jakarta, June 06, 1992

1992 “Student Life and Adjustment”. Presented at Fulbright Meeting, AMINEF

(American Indonesian Exchange Foundation), American Cultural Center, Jakarta,

May 05, 1992

1992 “Mengukur Kompleksitas Gaya Penulisan”. In Soenjono Dardjowidjojo (Ed.).

Atma Nan Jaya, No. 1, Tahun V, Jakarta: Atma Jaya University Press

1992 “Oral Testing: Theory and Practice”. Presented at School for International

Training (SIT), Jakarta, February 08, 1992

Page 81: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

76

1991 “Mengukur Kompleksitas Gaya Penulisan” (Measuring Stylistic Complexity).

Presented at Temu Ilmiah Ilmu-Ilmu Sastra Pascasarjana Se-Indonesia,

Universitas Padjadjaran, Bandung, October 21-22, 1991

1991 “Kata Pinjaman Bahasa Barat di Bahasa Indonesia: Suatu Tinjauan Antar-

disiplin”. Presented at the Sixth National Conference of Indonesian Linguitics,

Semarang, July 07-12, 1991

1991 “Student Life and Adjustment”. Presented at Fulbright Orientation Program,

American Cultural Center, Jakarta

1990 “Kata Pinjaman Bahasa Barat di Media Massa Bahasa Indonesia: Suatu Tinjauan

Fungsional”. In Bambang Kaswanti Purwo (Ed.). Linguistik Indonesia, Vol 2,

67-69, Jakarta: Atma Jaya University Press

1990 “Processes of Lexical Modernization in Bahasa Indonesia”. Presented at the Pre-

Sessions of the Georgetown Round Table Meetings, Georgetown University,

Washington, D.C., USA

1990 “An Analysis of Lexical Modernization in Indonesian Mass Media”. Presented at

the Graduate Linguistics Seminar Series, Georgetown University, Washington,

D.C., USA

Jakarta, 30 Januari 2008

M. Marcellino, Ph.D.

Page 82: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

77

BIODATA

Nama : Mohammad Abduhzen

Tempat dan tanggal lahir : Palembang, 2 Mei 1956

Alamat : Perum. Gaperi Blok G 4 Jl. Malabar no.13 Depok Baru, Gede- Bogor.

Jln. Pagarsih 97 Bandung

Telepon : 022-6017340

Mobile Phone : 081310727910

E-mail : [email protected]

Institusi : Institute for Education Reform (IER) Universitas Paramadina

Jakarta

Jabatan : Sekretaris Alamat Institusi : Wisma Kodel lt 11, Jl. H.R. Rasuna Said Kav B4, Kuningan Jakarta 12920

Telepon Kantor : 021-5222318, Fax: 021-5221457

Pekerjaan : Dosen Pascasarjana Universitas PGRI Palembang Pendidikan Formal : - Doktor (S3) Filsafat Pendidikan

Univ. Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung - Magister (S2) Filsafat Ilmu Universitas Indonesia (UI) - Sarjana (S1) Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya Palembang

Pendidikan Informal : -Training for Trainer UNDP for Panwaslu 2003 -Training for Trainer Focus Learning Indonesia Ciloto-Bogor, 2001 -Training for Research Metodology University of Sriwijaya Palembang, 1998 -Kursus Dosen Kewiraan LEMHANAS RI, Jakarta, 1992

Page 83: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

78

Pengalaman Kerja : - Dosen dari 1989 – sekarang - Guru SMP 1978 – 1989 - Guru SD 1976 - 1977

Page 84: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

79

BIODATA

I. Data Pribadi

1. Nama : Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd 2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 5 April 1962 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta 6. Golongan : IV B (dalam proses pengurusan ke IV C) 7. Alamat Kantor : Kampus Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun Jakarta Timur 13220, Telp/Fax (021) 4700189. Alamat Rumah : Jl. Danau Toba I/44 Bumi Karawaci II Tangerang 15810. Telp/Fax. (021) 5916248. HP. 0811868955. Email : [email protected] II. Data Pendidikan

1. Pendidikan Formal � S3 Administrasi Publik FISIP Universitas Indonesia, 2007 � Magister Administrasi Pendidikan IKIP Bandung, 1993. � Sarjana Psikologi Pendidikan dan Bimbingan IKIP Bandung, 1986

2. International Course � International Training Program on Child Rights, Classroom and School

Management, Lund University, Sweden, September 15th to October 5t, 2007 � Human Rights Course Indonesia Australia Spesialis Program II (IASTP II)

University of Technology Sydney Australia, 13 April 13 Juni 2003. � Public Policy and Reseach Methodology, Adelaide University Australia, Agustus

2002. � Lower Primary Education, PTE Educators, OHIO State University USA,

September – Desember 1994 III . Pelatihan

1. Training of Trainers, Bulding the Capacity of the Ranham Education Team, Collaboration Between Directorate General of Human Rights and Equitas, Internatinal Centre for Human Rights Education, Bogor, July, 2007

2. Advance Training for TOT: Organisasi Ketenagakerjaan, Education International, Cisarua, 19-22 Desember 2005.

2. Proud Being Teacher, Kerjasama Majalah Bobo dan Yayasan Pendidikan Madania, Jakarta, Februari 2005.

3. Pelatihan Analisis Gender Kerja sama antara Biro Pemberdayaan Masyarakat DKI dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan, Jakarta, Oktober 2004.

4. South East Asian Programme on The Equal Status and Human Rights of Woman, Jakarta, 18-29 August 2004.

Page 85: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

80

5. English for Pre Departure Training IALF Jakarta, IASTP II (13 Januari – 11 April 2003).

6. System Dynamic, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia , 2002

7. Pelatihan Penulisan Buku, Jakarta, 2002. 8. Pelatihan Manajemen Mutu Terpadu, Univeristas Negeri Jakarta, 2000 9. Pelatihan Manajemen bagi Sekretaris, 7 April – 21 April 1997, Jakarta. 10. Pelatihan MC, Korpri Pemda DKI, Maret 1997. 11. Pre-Departure Training (Bahasa Inggris) IKIP Bandung,Februari – Juni, 1995. 12. Penataran bagi Peneliti Lanjutan, LPP IKIP Jakarta, 1989. 13. Penataran bagi Peneliti Pemula, LPP IKIP Jakarta, 1988. 14. Penataran Pembina Pramuka Perguruan Tinggi, Tingkat DKI, 1989. 15. Penataran P4 Tingkat Nasional, BP7, 1988 IV. Pengalaman Kerja 1. Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Jakarta 1988 – Sekarang. 2. Tim Monitoring Independen Sertifikasi Guru, 2007 - sekarang 3. Konsultan World Bank untuk Pilot Study Peningkatan Kualifikasi dan Sertifikasi

pada Ditjen PMPTK 2006 – 2007 4. Konsultan Dikmenjur untuk Penulisan Buku Sertifikasi SMK, 2005. 5. Anggota Pokja Pembentukan Lembaga Sertifikasi Guru, PGRI , 2005. 6. Tim Pengembang Program Pertukaran Kepala Sekolah Kawasan Timur dan

Kawasan Barat Indonesia, 2004 – Sekarang. 7. Tim Teknis Badan Akreditasi Sekolah, 2005. 8. Ketua Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Negeri Jakarta. 2004. 9. Trainer pada berbagai Pelatihan Manajemen dan Pembelajaran antara lain di

lingkungan Depdiknas, sektor Bisnis, Depnaker, dan lain-lain hingga sekarang. 10. Wakil Direktur Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi (LP3 ) UNJ

(2002-2003). 11. Asisten Direktur II PAPP Universitas Negeri Jakarta, 2000 s/d 2001. 12. Sekretaris Rektor UNJ, 1999-2000. 13. Angota Kelompok Kerja pada Bank Dunia dengan BAPPENAS untuk

Pemberdayaan Guru, 2000. 14. Konsultan Pendidikan pada Sekolah Berwawasan Internasional, Madania dan Al

Azhar Tanjung Barat., 2000. 15. Konsultan Private Junior Secondary Education Project, “School Administration

Specialist”, ADB, Direktorat Sekolah Swasta, 1999. 16. Direktur Wisma IKIP Jakarta, November 1995 s/d Juli 2003. 17. Penyiar dan Penulis Skript Siaran Radio Continental, Bandung, 1983 – 1985

Page 86: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

81

BIODATA

1. NAME : Ivan Hanafi 2. DATE OF BIRTH : May 23, 1960

3. NATIONALITY : Indonesia

4. EDUCATION : 2007 Doctor of Philosophy of Technical and

Vocational Education

Faculty of Educational Studies

Universiti Putra Malaysia

2000 Engineer in Electronic Engineering

Faculty of Engineering

University of Indonesia

1995 Master of Education, Majoring in

Vocational and Technology Education,

Institute of Education and Teaching,

Yogyakarta

1986 Doctorandus in Electronic Education,

Institute of Education and Teaching,

Jakarta

5. OTHER TRAINING, ETC. : 1996 Short Course on Laboratory Management

and Laboratory Teaching, Curtin

University of Technology, Perth, Australia

1996 Workshop on Authoring System and

Multimedia, Curtin University of

Technology and Institute of Education and

Teaching (IKIP) Jakarta, Jakarta

1991 Training on Student Information System,

Bogor Agricultural University (IPB),

Bogor

1990 Training on Technical Skill and

Maintenance of Devices Electronics,

Institute of Education and Teaching

(IKIP) Jakarta, Jakarta

1989 Course on System and RPG Programming

USI Jaya/IBM, Jakarta

1989 Course on Microprocessor Applied

System, Bandung Institute of Technology

(ITB), Bandung

1986 Computer Programming Course, Ministry

of Manpower and Aarhus Denmark,

Jakarta

6. LANGUAGE & DEGREE

OF PROFICIENCY

: Indonesian

English

Mother tongue

Excellent

Page 87: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

82

7. MEMBERSHIP OF PRO-

FESSIONAL SOCIETIES

: Member of The Institution of Engineers,

Indonesia (PII, No. 0904-02-006636)

8. COUNTRIES OF WORK

EXPERIENCE

: Indonesia

9. EMPLOYMENT RECORD

9.1 FROM: February 2002

TO: January 2003 (12 mos.)

EMPLOYER : Directorate of Junior Secondary Education (Dit.

PLP)

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: School-based Management and School

Improvement Consultant

Responsible to provides selected schools with a

financial allocation for locally designed school

improvement program. Process involves working with

nearly 1000 school principals and senior staff to

identify how to prepare a school based development

plan. Based on the plan prepared, conduct training

sessions on how to articulate the plan in terms of

budget priorities. Conducted seminars and workshops

with district and provincial to assist them provide

support to schools in responding to their development

plans. Prepared guidelines for school development

plan to improve school performance and existing

facilities and establish annual improvement program.

9.2 FROM: November 2000

TO: January 2002 (15 mos.)

EMPLOYER : ACCC International

Second Junior Secondary Education Project

ADB Loan 1573/74-INO

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Education Management Consultant

Reviewed training materials and the existing

preventive maintenance procedures, and prepared an

instrument for data collection on the condition of

school infrastructure and facilities. Conduct a pilot

test of the data collection instrument for database

development of school infrastructure and facilities by

involving Principals and representatives of the

Education Office in the process of verification of

training materials for ToT in preventive maintenance.

Conducted training for principals and staff from

district for socialization and institutionalization of the

process of education facilities maintenance. Articulate

Page 88: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

83

the role of the Dinas pendidikan Kabupaten/kota in

the development of the preventive maintenance

programin schools, and prepare training materials

including PM implementation guidelines. Provide an

ongoing PM program and encourage the Kabupaten/

Kota education offices to develop and supervise

school development planning including budget

preparation.

9.3 FROM: May 1999 TO: October 2000 (18 mos.)

EMPLOYER : Directorate of Secondary Education (Dit.

Dikmenum)

School Quality Improvement Project

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: School-based Management Consultant

Ministry of National Education

Responsible as part of a team of two consultants to

design a program which provides selected schools

with a financial allocation for locally designed school

improvement program. Process involves working with

nearly 400 school principals and senior staff to

identify how to prepare a school based development

plan. Based on the plan prepared, conduct training

sessions on how to articulate the plan in terms of

budget priorities. Conducted seminars and workshops

with district and provincial to assist them provide

support to schools in responding to their development

plans. Given the success of this project, the number of

schools involved in the fiscal year 2000 has been

expanded to over 1000. Presently, training principals,

school administrators and district staff from these new

schools in the overall process of preparing a

development plan, a priority expenditure program,

and a supervision program. Case studies from

successful initiatives in the first phase prepared by

consultant as an integral part of the new training

program. Overall project finishes in October 2000.

9.4 FROM: May 1997 TO: April 1999 (24 mos.)

EMPLOYER : PT Trans Intra Asia

Senior Secondary Education Project

ADB Loan 1360-INO

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Preventive Maintenance Consultant

Assisted in the first year the Terro-Technologist

International Consultant to review preventive

Page 89: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

84

maintenance programs used in Senior Secondary

Education. Prepared guidelines for introducing

routine activities to improve existing facilities and

establish annual improvement program. Helped

design training materials to train principals and

designated administrators. In the second year,

conducted training for trainers and for over 300

principals and other school staff. Completed an

evaluation of the work undertaken and prepared

report for improving the instructional materials, the

training program and also recommendations on how

to integrated the function of preventive maintenance

in district level operations.

9.5 FROM: July 1987 TO: Present (150 mos.)

EMPLOYER : IKIP Jakarta (Present: State University of Jakarta)

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Lecturer at Department of Electronic Education,

Institute of Education and Teaching (IKIP)

Jakarta, Ministry of Education and Culture

Responsible for giving lecturers in a subject of

Electronic Education and Computer

Programming at Department of Electronic

Education, Institute of Education and Teaching

(IKIP) Jakarta.

9.6 FROM: October 1995

TO: January 1997 (16 mos.)

EMPLOYER : IKIP Jakarta

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Preventive and Maintenance Coordinator for

Electronic Laboratory, Institute of Education

and Teaching (IKIP) Jakarta

Ministry of Education and Culture

Duties carried out are among other as the

following:

1. Prepared and arranged the planning and

monitoring for the preventive and

maintenance program of the electronic

laboratory equipment, including laboratory

building;

2. Reviewed and analyzed the effectiveness of

the on-going electronic laboratory

maintenance program;

3. Checked and selected the laboratory

instruments which needs rehabilitation,

Page 90: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

85

including the budget;

4. Planned and developed the training design, materials, approaches

and techniques on the electronic laboratory preventive maintenance

training program for the staff;

5. Conducted, coordinated and supervised the

implementation of the electronic laboratory

preventive maintenance training program;

6. Prepared the guideline and manual on the

preventive maintenance of the electronic

laboratory equipment, including the

laboratory building to be implemented in the

laboratory routine activities;

7. Evaluated the effectiveness of the training program implementation.

9.7 FROM: August 1994 TO: September 1995 (14 mos.)

EMPLOYER : SIEMENS INDONESIA CO., Cilegon

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Training Coordinator on Vocational Training

Center of Siemens Indonesia Co., Cilegon.

Responsible for planning, designing, conducting and

supervising the training and examinations for

approximately 60 apprentices and various operators

from other companies. The training included

theoretical and practical for industrial electricians

and instrumentation technicians and was based on the

German "Dual System".

9.8 FROM: April 1991 TO: June 1994 (39 mos.)

EMPLOYER : IKIP Jakarta

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Computer Preventive and Maintenance

Coordinator on Computer Laboratory, Institute

of Education and Teaching (IKIP) Jakarta,

Ministry of Education and Culture.

Major tasks undertaken are mention bellow :

1. Planned and monitored the preventive

maintenance program of the computer

laboratory equipment, including the

laboratory building;

2. Checked and selected the instruments which

needs rehabilitation, including the budget;

3. Planned and developed the training design,

materials, approaches and techniques for the

Page 91: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

86

implementation of the computer preventive

maintenance training program for the staff;

4. Prepared the guideline and manual on the

computer preventive maintenance program to

be implemented in the office routine activity;

5. Coordinated, monitored and supervised the

implementation of the computer preventive

maintenance training programs;

6. Evaluated the effectiveness of the training

program implementation.

9.9 FROM: July 1989 TO: March 1991 (21 mos.)

EMPLOYER : STMIK Gunadarma

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Preventive Maintenance Coordinator for

Laboratory and Instrumentation Maintenance

in STMIK Gunadarma, Jakarta

Duties undertaken are among others as the

followings:

1. Reviewed and analyzed the effectiveness of

the laboratory instruments and building

maintenence programs;

2. Prepared and arranged the planning and

monitoring for the maintenance of the

laboratory building, including the laboratory

equipments;

3. Checked and selected the laboratory

instruments which needs rehabilitation,

including the budget;

4. Planned and developed the training design,

materials, approaches and techniques for the

implementation of the preventive

maintenance training program for the staff;

5. Prepared the guideline and manual on the preventive maintenance of

the equipment to be implemented in the laboratory routine activity;

6. Coordinated, monitored and supervised the

implementation of the preventive

maintenance training programs;

7. Evaluated the effectiveness of the training

program implementation.

9.10 FROM: July 1986 TO: June 1989 (12 mos.)

EMPLOYER : IKIP Jakarta

Page 92: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

87

POSITION HELD AND

DESCRIPTION OF

DUTIES

: Computer Software and Hardware Instructor for

Computer Center, Institute of Education and

Teaching (IKIP) Jakarta, Ministry of Education

and Culture

Responsible for assisting the planning, designing,

conducting and supervising the training programs

for the staff of computer center. The training

included theoretical and practical of the computer

program application for the educational

development.

10. CERTIFICATION : I, the undersigned, certify that, to the best of my

knowledge and belief, this biodata correctly

describes myself, my qualifications and my

experience. I understand that any willful mis-

statement described herein may lead to my

disqualification or dismissal, if employed.

SIGNATURE:

IvanHanafi

Date of Signing:

Day / Month / Year

Page 93: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

88

BIODATA

NAME BAMBANG HERU ISWANTO

SEX Male

ADDRESS Jl. Kelapa Hijau 37a RT01/13, Utan Kayu

Selatan, Matraman, Jakarta Timur

PHONE +62-852-17834216 (Mobile) +62-21-4756956 (Fax)

PLACE, DATE OF BIRTH Cirebon, 01th April 1968 NATIONALITY Indonesian

MARITAL STATUS Married, Two Children RELIGION Islam

E-MAIL [email protected], [email protected]

No. Institution Degree Year

1 Dept. of Informatics,

Faculty of Electrical Engineering and Computer Science, Berlin University

of Technology, Germany. Research Fields:

Intelligence System, Information Processing and Data Mining.

Doctor

(Dr.rer.nat.)

2005

2 Computational Physics Program,

Dept. of Physics, Magister Program, Bandung Institute of Teknology

(ITB)

Master of

Science (M.Sc)

1997

3 Dept. of Physics, Jakarta State University

Sarjana (S1)

1992

Personal Details

Educational Background

Work Experiences

Page 94: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

89

2007 – current Member of Monev Independen Team of Sertifikasi Guru dalam Jabatan, Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG),

Diknas

2007 Team Member of Akreditasi Institusi Universitas Negeri Jakarta

2007 - current Head of Dept. of Physics, Jakarta State University

2007 Instructure for Lecturer Quality Improvement Training at

National Electrical Power School of Engineering (STT-PLN) Jakarta.

2007 System Advisor for developing finance information system in Al-Azhar Kelapa Gading Foundation, Jakarta.

2007 – current Lecture at President High School, Jababeka, Cikarang

Baru.

2007 System Advisor for reconstruction Mail Server on UNIX System at Jakarta State University.

2007 Development of Computation and Instrumentation Lab,

Department of Physics, Jakarta State University.

2006 ICT Consultant at Illawarra Technology Corporation Limited (ITC Group) for Earthquake and Tsunami

Emergency Support Project (ETESP) of Asian

Development Bank (ADB) Grant No.39127.

2005 - 2006 ICT Consultant at PT Microsoft Indonesia for development and design of ICT Curriculum, especially for

Secondary and High Schools in Indonesia.

2006 - current Lecture for ICT Sertification at Information Technology Development Center (PPTI), Jakarta State

University.

2005 System Advisor at UNJ, reconfiguring intranet, implementing web server, mail server on UNIX/Linux

and Windows Server.

Page 95: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

90

2005 - current Head of Network Division at Pusat Pengembangan Teknologi Informasi (PPTI), Jakarta State University.

2003 – 2004 ICT Consultant at Atase Pendidikan dan Kebudayaan

(Attache of Education and Culture), Republic of Indonesia Embassy at Berlin, Germany.

2002 – 2004 Software engineer at Security and Inspection Technology,

Fraunhofer Institut, Germany. Supporting the VisualIC Project fund BMBF Germany as implementator

Authomatic Visual Inspection System for product quality.

1994 - current Lectures at Department of Physics, Jakarta State University for Computational Physics, Wave Phenomena,

Quantum Physics, Electrodynamics, Modern Physics and

Numerical Analysis.

Jakarta, 28 Januari 2008

DR.rer.nat. Bambang Heru Iswanto, M.Sc.

Page 96: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

91

BIODATA

N a m a : Heru Santosa

Tempat Lahir : Salatiga

Tgl. Lahir : 23 Pebruari 1963

Pekerjaan : Dosen (1990 – sekarang)

Jabatan : Lektor

Instansi : Jur. Manajemen Pendidikan, FIP, Univ. Negeri Jakarta

Telepon : Jur.: 021 470 0189

A l a m a t : Tridaya Indah Estate I, Blok C-23 No. 4 – 5, Bekasi 17510 Telepon : HP: 0812 9352 505; Rmh.: 021 883 21 505;

E-mail : [email protected] atau [email protected]

Pendidikan :

1. SD Negeri I Tingkir, Salatiga (1975)

2. SMP Negeri I Salatiga (1979)

3. SMA Theresiana Salatiga, Jur. IPA (1982)

4. S-1 IKIP Jakarta, Jur. Administrasi Pendidikan, FIP (1988)

5. S-1 IKIP Padang, Jur. Matematika SD, FPMIPA (1995)

6. S-2 Univ. Negeri Jakarta, Jur. Manajemen Pendidikan, FPS

(2000)

Pengalaman : 1. Pemimpin Proyek PGSD Univ. Negeri Jakarta (1995 – 2000)

2. Konsultan Manajemen Program Kompensasi Pengurangan

Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Bidang

Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (2005 – Sekarang)

3. Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan FIP Univ.

Negeri Jakarta Tahun (2003 – 2007)

Penelitian : Sebagai analisis data pada penelitian:

1. Penggkajian Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Informatika

Balitbang Dikbud

2. Pengkajian Sekolah Dasar Kecil. Jakarta: Direktorat Dikdas

3. Pengkajian Efektifitas Buku Bacaan Anak-anak Sekolah Dasar.

Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan

4. Pengkajian Sekolah Dasar di Daerah Transmigrasi. Jakarta:

Pusat Informatika Balitbang Dikbud

5. Studi tentang Bantuan Biaya Operasional dan Perawatan

Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta dan Madrasah

Ibtidaiyah Swasta. Jakarta: Ditjen Pembangunan Daerah

6. Studi tentang Koordinasi Kelembagaan Dikmas. Jakarta:

Direktorat Dikmas

Sebagai analisis data merangkap anggota tim peneliti:

Page 97: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

92

1. Pengkajian Penyaluran dan Penggunaan Buku Bacaan Anak-

anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direk-

torat Sarana Pendidikan

2. Penugasan dan Pembinaan Asisten: Sebuah Survey Ketenagaan

Pendidikan di IKIP Jakarta. Jakarta: Lemlit IKIP Jakarta

3. Ekspektasi Konsumen terhadap Lulusan Jurusan Administrasi

Pendidikan: Sebuah Studi Eksploratif. Jakarta: Lemlit IKIP

Jakarta

4. Perbedaan Keberhasilan Pendidikan Sebagai Hasil Pelak-

sanaan Pola Manajemen Terpadu pada Sekolah-sekolah Negeri,

Swasta dan Madrasah di Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Jakarta:

DP3M Dikti

5. Karakteristik Sistem Pendidikan Indonesische Nederlandsche

School (INS) Kayutanam. Jakarta: Direktorat Sekolah Swasta

6. Pola Pengembangan Kualitas Guru Sekolah Dasar. Lemlit

Univ. Negeri Jakarta.

7. Formulasi Pendidikan Lanjut Bagi Guru Sekolah Dasar di

Kabupaten Sukabumi. Lemlit Univ. Negeri Jakarta.

8. Model Pengembangan Manajerial Kepala SD di DKI Jakarta.

Lemlit Univ. Negeri Jakarta.

Sebagai Ketua Peneliti:

1. Pengaruh Biaya Satuan Pendidikan terhadap Tingkat Efisiensi

Internal. Jakarta: Lemlit IKIP Jakarta

2. Kesulitan-kesulitan yang Dihadapi Mahasiswa dalam Penulis-

an Skripsi. Jakarta: Lemlit IKIP Jakarta

3. Formulasi Pendidikan Lanjut Guru Sekolah Dasar di Kabupa-

ten Sukabumi. Jakarta: Lemlit IKIP Jakarta

4. Analisis Kebutuhan Stakeholder untuk Pengembangan

Kurikulum Program Studi Manajemen Pendidikan FIP

Universitas Negeri Jakarta. Lemlit Univ. Negeri Jakarta

5. Studi Penelusuran Lulusan Program Studi Manajemen

Pendidikan FIP Universitas Negeri Jakarta. Lemlit Univ.

Negeri Jakarta.

Makalah :

1. Teknik Penyusunan Proposal Penelitian Yang Marketable.

Disampaikan pada Seminar Sehari tangal 24 Nopember 1992 di

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Widuri, Jakarta

2. Pecahan. Disampaikan dalam Penataran-Lokakarya Dasar-

dasar Matematika tanggal 14 – 16 Juli 1997di Yayasan Santi

Rama, Jakarta

Page 98: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

93

3. Pengukuran. Disampaikan dalam Penataran-Lokakarya Dasar-

dasar Matematika tanggal 14 – 16 Juli 1997di Yayasan Santi

Rama, Jakarta

4. Tehnik Analisis Kohort. Disampaikan pada Pelatihan Analisis

Kohort bagi Guru dan Staf Kandepdikbudcam tanggal 21- 22

Januari 1998

5. Analisis Kurikilum dan Pembelajaran. Disampaikan dalam

Seminar Sosialisasi Penggunaan Alat Penilaian Kemampuan

Guru (APKG) PPL PGSD tanggal 28 Agustus 1999 di Jakarta

Jakarta, Januari 2008

Heru Santosa

Page 99: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

94

BIODATA

Nama Abdi Rahmat, M.Si

Tempat / Tgl.

Lahir

Kuala Simpang, Aceh Tamiang, February 18th 1973

Pendidikan

2003, Master Sains (M.Si) dari program S2 Sosiologi FISIP Universitas Indonesia

1996, S1 dari Fakultas Syariah, Jurusan Perbandingan Mazhab, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Pengalaman

Kerja

2006 - sekarang, Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

2004 – sekarang, Peneliti pada Institute for Education Reform (IER) Jakarta

Jan – Maret 2004, Tim Pengarah dan Fasilitator Training Untuk Pengelola Madrasah Aliyah se-Indonesia, kerjasama Bimasena Institute dengan Departemen Agama RI

2004 – 2006, Direktur Eksekutif Indonesian Network for Social and Economic Development (INSED), Jakarta

2003 – sekarang, Dosen Luar Biasa pada Universitas Paramadina, Jakarta

2003 – 2005, Dosen Luar Biasa pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Gotong Royong, Jakarta

2003 – 2004, Sekretaris Eksekutif Aliansi LSM Jakarta

2000, Supervisor proyek Peningkatan Kesadaran Publik terhadap Kesehatan Lingkungan, oleh Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Sumberdaya Insani (YPPSI) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Jepang, di Pakuhaji, Tangerang

1999 – 2001, Fasilitator pada proyek Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Jakarta

1998, Fasilitator pada proyek Pemberdayaan Daerah dalam Menanggulangi Dampak Krisis Moneter (PDM-DKE) di Jakarta

Pengalaman/

Karya Ilmiyah

Agustus – Desember 2007, melakukan penelitian tentang: Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 9 Tahun di DKI Jakarta tahun 1994 – 2006, dibiayai oleh Pusat Penelitian dan Inovasi Pendidikan, Balitbang, Depdiknas

Juni – Desember 2007, melakukan penelitian tentang: Warga Jakarta

Page 100: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

95

Menghadapi Banjir; Studi Kemandirian Warga Jakarta Dalam Menghadapi Situasi Bencana, dibiayai oleh Lembaga Penelitian UNJ

Juni – Agustus 2007, melakukan penelitian tentang: Peran PKBM Dalam Pemerataan Pendidikan di Kota Depok dan Kabupaten Bogor, dibiayai oleh Balitbang Depdiknas RI

Nopember 2005 – April 2006, melakukan penelitian tentang: “Efektifitas Sosialisasi Program Pendidikan Nasional Tahun 2005” dilakukan oleh tim dari PT Gema Consulting, Jakarta

23 Agustus 2005, menjadi Pembicara pada Meeting Ahli “Reformasi Birokrasi Melalui Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil”, diadakan oleh PIRAC Jakarta bekerjasama dengan Kemitraan Untuk Reformasi Pemerintahan Indonesia

13-17 Juli 2005, Peserta Workshop Penyusunan Grand Design Pemberdayaan Masyarakat untuk Perlindungan Sosial yang Berkelanjutan, diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Perlindungan Sosial bekerjasama dengan Universitas Victoria, Australia, di Jakarta

2003, Menulis Tesis S2 tentang: “Peran LSM Dalam Penguatan Civil Society di Indonesia; Studi Kasus WALHI Pasca Reformasi”

25-27 Agustus 2003, Peserta Konferensi Internasional “Indonesia in Transition”, diselenggarakan oleh Lab-Sosio Universitas Indonesia bekerjasama dengan The Royal Netherlands Academy of Arts and Science, di Jakarta

Agustus 2003, Melakukan Focus Group Discussion Untuk Penyusunan Country Assistant Strategy (CAS) World Bank, dilakukan oleh Tim LP3ES

20-22 Feb 2002, Peserta Seminar Internasional “Living In Plural Societies”, diselenggarakan oleh the British Council, di Jakarta

July 27th-29th 2001, Peserta dan Pembicara pada Konferensi Internasional Persekutuan Pemuda Pelajar Islam Asia Tenggara (PEPIAT), di Kuala Lumpur, Malaysia

1996, menulis Skripsi S1 pada Fakultas Syariah, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tentang: “Hukum Islam Dan Perubahan Sosial”

Page 101: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

96

BIODATA Nama : Dr. Yohanes Mujiyo Harsono Tempat tanggal lahir : Klaten, 8 Juli 1955 Alamat : Jl. Murni 2B RT 016/RW 002 JOGLO, Kembangan JAKARTA BARAT 11640 Telp. (62-021) 5842830; HP 0812.969.0375 Email : [email protected] Pekerjaan : Dosen Jurusan PBS, Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unika Atma Jaya, Jakarta

Jabatan Akademik : Lektor Kepala Jabatan struktural : Pembantu Dekan I Bidang Akademik Alamat Kantor : Jl. Jend. Sudirman 51 Jakarta 12930 Telp./Fax (62-021) 5708821 Pendidikan Dr. (Doktor) (2005) Pendidikan Bahasa Inggris (Agustus 2000 – Jan. 2005) Universitas Negeri Malang MALANG, Jawa Timur, INDONESIA M.Pd. (1993) Pendidikan Bahasa Inggris (Sept. 1990 – Febr. 1993) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) MALANG, Jawa Timur, INDONESIA Drs. (1982) Pendidikan Bahasa Inggris (Jan. 1981 – Jan. 1982) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Sanata Dharma

YOGYAKARTA, INDONESIA B.A. (1977) Pendidikan Bahasa Inggris (Jan 1975 – Des. 1977) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)

Sanata Dharma YOGYAKARTA, INDONESIA

Pengalaman Mengajar 1982 - sekarang Dosen Tetap di Jurusan PBS/ Pendidikan

Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Mata Kuliah yang diajarkan: Seminar on Language Teaching Curriculum & Materials Development English Lesson Planning

Page 102: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

97

Educational Evaluation Teaching Practice Writing

1997 - 1999 Guru Bahasa Indonesia di Excelcomindo Pratama

American, Australian, and Indian expatriates di Jakarta 1995 - 2000 Dosen Bahasa Inggris, Program "Magister Managemen",

Program Pasca Sarjana, Unika Atma Jaya Jakarta 1993 - 1995 Dosen Bahasa Inggris, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti,

Jakarta 1982 - 1985 Guru Bahasa Indonesia untuk orang asing

Di Lembaga Bahasa Atma Jaya, Jakarta 1985 - 1990 Dosen Bahasa Inggris, Akademi Sekretaris (Aksek)

Tarakanita, Jakarta 1981 Guru Bahasa Inggris, SMA Katolik Stella Duce, Yogyakarta 1978 - 1980 Guru Bahasa Inggris, SMA Katolik Pius, Tegal, Jawa Tengah Pengalaman Jabatan 2007 – sekarang Tim Ahli Pengembang Tes Profisiensi Bhs. Inggris Ditjen

Pembinaan SMA 2007 – sekarang Tim Monitoring Independen Sertifikasi Guru

2006 – sekarang Sekretaris Asosiasi LPTK Swasta Indonesia. 2005 – sekarang Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya Jakarta 1998 - 2000 Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya Jakarta

1995 - 1998 Sekretaris Forum Komunikasi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Perguruan Tinggi Swasta seluruh Kopertis Wilayah III, Jakarta

Page 103: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

98

1995 - 1998 Ketua Jurusan PBS/Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

1993 - 1995 Sekretaris Jurusan PBS/ Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

1993 - 1995 Koordinator Bidang Pengabdian pada Masyarakat, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

1986 - 1990 Pembantu Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

Makalah/ Publikasi 2007 “Assessing English Communicative Competence”. A paper

presented in The 55th TEFLIN International Conference 2007. UIN Jakarta, 4 – 6 December 2007.

2007 “Developing Learning Materials for Specific Purposes.”

TEFLIN Journal. Volume XVIII/2. August, 2007. 2006 “Tips of Developing Learning Materials for the 2006

Curriculum”. A paper presented in The 54th TEFLIN International Conference 2006. UKSW Salatiga, 5 – 7 December 2006.

2006 “Developing Learning Materials for Specific Purposes”. A

paper presented in The Third Conference on English Studies (CONEST 3). Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, 29 – 30 November 2006.

2006 “Competency-Based Teaching: Problems and Solutions”. A

paper presented in The Sixth International Conference on Competency-Based English Teaching: Theory and Reality. ITB Bandung, 21st – 23rd Febr. 2006.

2005 “Developing Communicative Language Tests for Senior High

School.” TEFLIN Journal. Volume XVI/2. August, 2005.

Page 104: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

99

2005 English Language Teaching (ELT) in Indonesia: Facts,

Problems, and Possible Solutions. ENGLISH .EDU Journal of Language Teaching and Research. Volume 5 Number 2 July 2005

2005 “Developing Communicative Language Tests for Senior High

School.” Unpublished Dissertation. January, 2005. State University of Malang.

2003 “Language Learner Language: A Case of Seventh Semester

Students of the English Department, Faculty of Education, Atma Jaya Catholic University, Jakarta”. TEFLIN Journal. Volume XIV/2. August, 2003.

2001 “Chomsky’s Universal Grammar: A Case of Its Concepts of

Government/ Binding Theory. TEFLIN Journal. Volume XII/2. August, 2001.

1999 "Instructional Materials for Senior High School Students". A

Paper presented in the Workshop for Senior High School English Teachers conducted in Jakarta. Jakarta, March 6th, 1999.

1997 "A Systematic Design of Instruction For English Lesson

Planning" A Paper presented at the workshop for Senior High School English Teachers in Jakarta. Jakarta, March 15th, 1997.

1996 "Developing English Test Materials Based on the 1994

Curriculum for Senior High School in Indonesia". A paper presented in TEFLIN SEMINAR XLIV held in Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, October 7 - 10, 1996.

1995 "Atma Jaya Catholic University Jakarta in Relation to the

Educational System in Indonesia" Miriam College, Quezon City, Manila, The Philippines

1994 "The Role of Formal Instruction in the Acquisition of English

Negatives". Unpublished paper. 1993 "The Effect of Restricted Individualized Technique of

Instruction on the Achievement of Learners' Written

Page 105: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

100

Performance of the English Verb 'Have' and Tense Auxiliary 'Have' (The Case at Atma Jaya University Jakarta)

1992 "A Critical Appraisal of Teacher-Made Structure Test".

Unpublished paper. 1992 "The Teaching of An Introductory Paragraph of An Essay" (A

Model for teaching Writing). Unpublished paper. 1992 "A Systematic Design of Instruction for English Subject"

Atma Jaya Catholic University, Jakarta Pelatihan Guru/ Dosen (In-service Training) 2005 Penyaji pada lokakarya untuk guru-guru Bahasa Inggris

tentang “Pengembangan Test untuk Kelas Bahasa Inggris”. Atma Jaya Jakarta. (Jakarta, 10 Desember 2005).

2005 Penyaji “Evaluasi Pendidikan: Analisis Soal dan Pengolahan

Hasil Tes” untuk Pelatihan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan St. Carolus Jakarta, Jakarta, 18 – 22 July 2005.

2005 Penyaji “Menyusun Silabus Bahasa Inggris Kurikulum

Berbasis Kompetensi untuk SMP/MTs. dan SMA/MA”. Makalah disajikan kepada guru-guru SMP/MTs. dan SMA/MA di SMA Pangudi Luhur Kampung Sawah, Pondok Gede, Bekasi dalam rangka Pengabdian pada Masyarakat Lustrum IX Unika Atma Jaya Jakarta. (Sabtu, 30 April 2005).

1999 Penyaji pada Lokakarya untuk Guru-Guru SMA DKI Jakarta

tentang “Selecting and Developing English Instructional Materials”. (Jakarta, 6 Maret 1999)

1998 Penyaji pada Pelatihan Dosen Akademi Sekretaris dan

Komputer Budi Luhur tentang “Evaluasi Pendidikan”. (Jakarta, 18 - 22 Agustus 1998)

1998 Penyaji pada Pelatihan Guru-Guru SD, SMP, dan SMA Santa

Theresia Jakarta tentang “Evaluasi Pendidikan”. (Jakarta, 22 - 24 Juni 1998)

1997 Penyaji pada Lokakarya untuk Guru-Guru SMA Kristen dan

Katolik DKI Jakarta tentang English Lesson Planning. (Jakarta, 15 Maret 1997)

Page 106: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

101

1996 Penyaji pada Pelatihan Guru-Guru SD Abdi Siswa Jakarta

tentang “Evaluasi Pendidikan”. (Jakarta, 21 - 23 Oktober 1996)

1992 Penyaji pada Lokakarya untuk Guru-Guru SMP Kristen dan

Katolik DKI Jakarta tentang English Lesson Planning. (Jakarta, 3 Oktober 1992)

Pengalaman Luar Negeri 2006 40h TESOL Conference Tampa, Florida, Amerika Serikat. (12-23 Maret) 1995 Exchange Program Mirriam College, Quezon City, Manila, (Februari) Filipina Pengalaman Lain 1 - 6 September 1992 Liaison/ Escort Officer, Delegasi Zambia, KTT Nonblok

ke-10 Jakarta Jakarta, 29 Januari 2008 Dr. Y. M. Harsono

Page 107: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

102

BIODATA

Nama : Bambang Sumintono, Ph.D.

Tempat & Tgl lahir : Bandung, 16 Desember 1968

Alamat rumah : Komp. Bukit Cimindi Raya

Blok P no. 11 Cimindi – Cimahi 40293

Telp 022-661 2382 ; HP 085 221 266 288 E-mail: [email protected] Blog: http://deceng.wordpress.com

Riwayat Pendidikan:

1. SDN Halimun 5 Bandung (lulus tahun 1981)

2. SMPN 13 Bandung (1984)

3. SMAN 1 Bandung (1987)

4. D3 Kependidikan Kimia IPB, Bogor (1992)

5. S1 Kependidikan Kimia, Universitas Terbuka (1997)

6. S2 School of Education, Flinders University of South Australia

Adelaide, Australia (2001): Master of Educational Administration (M.Ed.)

Tesis: “Managing secondary school science laboratory activities”

7. S3 School of Educational Studies, Victoria University of Wellington,

Wellington, New Zealand (2007): Doctor of Philosophy (Ph.D.)

Tesis: “Decentralized centralism: school based management policies and

practices at state secondary schools in Mataram, Lombok, Indonesia”

Publikasi dan Seminar

1. Pemakalah dengan judul “Multicultural Science Education” pada seri

seminar dengan tema The Future of Indonesia Development oleh

Indonesian Students Association, South Australia Branch (28-10-2000,

Adelaide University, Australia)

2. Pemakalah dengan judul “Educational Decentralisation and Quality

Improvement” pada seri seminar dengan tema The Decentralization in

Page 108: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

103

Indonesia oleh Indonesian Students Association, South Australia Branch

(4-2-2001, Flinders University, Australia)

3. Pemakalah dengan judul “Decentralized centralism: A study of school

based management policies and practices at state secondary schools in

Lombok, Indonesia” pada New Zealand Association of Research in

Education (NZARE) annual conference (9-12-2005, Otago University,

Dunedin, New Zealand).

Riwayat Pekerjaan

1. Guru Kimia SMA: Februari 1993 - Feb 1999; dan Agt 2001 – Okt 2002

2. Konsultan Pendidikan di the Center for the Betterment of Education (CBE),

Jakarta; Jan 2007 – sampai sekarang

Page 109: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

104

BIODATA

1. Nama (lengkap dengan gelar) : Drs. H. Dadang Hidayat M., M.Pd 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Status Marital : Menikah 4. Agama : Islam 5. Tempat/Tgl. Lahir : Ciamis, 27 April 1949 6. Alamat Rumah : Jl. Panorama I No. 40 Bandung 40141 7. Jabatan Akademik : Lektor Kepala Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin FPTK UPI 8. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/IV-c 9. Jabatan Struktural : Pembantu Dekan I FPTK UPI Alamat Kantor : Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

Telp. 022-2013163 Pes. 3403 Fax. 022-2013651 E-mail : [email protected]

10. Jabatan Lain : 1. Koordinator Fakultas PPL Kependidikan UPT PPL UPI 2. Koordinator Fakultas Dosen Pembimbing Akademik UPT LBK UPI 3. Ketua IKA Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

4.`Ketua I Aptekindo Jawa Barat 11. Riwayat Pendidikan

a. Magister Pendidikan PPS IKIP Bandung Lulus Tahun 1987 b. Sarjana Pendidikan Teknik Mesin FKIT IKIP Bandung Lulus Tahun 1977 c. Sarjana Muda Pendidikan Teknik Mesin FKIT IKIP Bandung Lulus Tahun 1973 d. SMAN Banjar Ciamis Lulus Tahun 1968 e. SMPN Banjar Ciamis Lulus Tahun 1965 f. SR Negeri Bunter Cisaga Ciamis Lulus Tahun 1962

12. Riwayat Pelatihan Di Dalam Negeri :

a. Service Training Fundamental Automotive Toyota Astra Motor Jakarta Tahun 1975

b. Bahasa Inggris di IKIP Bandung Tahun 1978 c. Metode Penelitian di IKIP Bandung Tahun 1978 d. Pengembangan Kurikulum di IKIP Bandung Tahun 1980 e Pelatihan Lokakarya P2LPTK Jakarta tahun 1986 f. Penataran P4 untuk Guru Besar di Pelabuhan Ratu Tahun 1998

13. Seminar/Simposium/Lokakarya/Workshop a. Perencanaan Kurikulum Multi Strata di FPTK IKIP Bandung Tahun 1978 b. Lokakarya Penulisan Naskah Siaran Radio di IKIP Bandung Tahun 1978

c. Lokakarya Pengembangan PPL I dan II di IKIP Bandung Tahun 1981 d. Ketua Penyelenggara LKK Montir Sepeda Motor di Kecamatan Kalijati Subang,

Kecamatan Cawangan Bogor dan Kecamatan Panggarangan Rangkasbitung Tahun 1981-1982

Page 110: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

105

e. Curriculum Developer FPTK IKIP Bandung Tahun 1982 f. ARAVEG Conference International di Jakarta Tahun 1983 g. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I di Bandung Tahun 1988 h. Seminar Nasional dan Forum Komunikasi FPTK JPTK IKIP-Universitas Indonesia

Tahun 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 2000 dan 2002 di kota-kota yang ada IKIP

i. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) di Jakarta Tahun 2001 j. Semlok Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan di Solo Tahun

2002 k. Penyusunan Program Semester SAP, Handout, Jobsheet dan Bahan Ajar di

Bandung Tahun 2002 l. Konvensi II APTEKINDO dan Temu Karya XIII Forum Komunikasi FPTK/JPTK

Universitas Negeri Jakarta, Februari 2004 m. Seminar Nasional “Standar Pendidik Bidang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Menurut PP Nomor 19/2005, Universitas Pendidikan Indonesia tanggal 21-22 Desember 2005

n. Konvensi Nasional III APTEKINDO dan Temu Karya XIV Forum Komunikasi FPTK/JPTK Universitas Se-Indonesia di Gorontalo, 15-17 Februari 2006

14. Riwayat Pekerjaan 14.1.Riwayat Kepangkatan/Golongan/Ruang

a. Pengatur Muda Tk.I (Golongan II-b, mulai 01-03-1976) b. Penata Muda/Golongan III-a, mulai 01-10-1978 c. Penata Muda Tk.I/Golongan III-b, mulai 01-04-1983 d. Penata/Golongan III-c, mulai 01-10-1987 e. Penata Tk.I/Golongan III-d, mulai 01-04-1990 f. Pembina/Golongan IV-a, mulai 01-10-1994 g. Pembina Tk.I/Golongan IV-b, mulai 01-10-1997 h. Pembina Utama Muda Golongan IV-c, mulai 01-04-2003

14.2.Riwayat Jabatan Pekerjaan a. Asisten Muda, mulai 01-03-1976 b. Asisten Ahli Madya, mulai 01-10-1978 c. Asisten Ahli, mulai 01-04-1983 d. Lektor Muda, mulai 01-10-1986 e. Lektor Madya, mulai 01-04-1990 f. Lektor, mulai 01-10-1994 g. Lektor Kepala Madya/Lektor Kepala, mulai 01-05-1997 h. Lektor Kepala, mulai 20-03-2001 i. Conselor Praktek Kejuruan, mulai 23-03-1978 j. Kepala Lab/Workshop Otomotif, mulai 01-09-1979 s/d 01-09-1982 k. Anggota Senat FPTK UPI, mulai 01-09-1986 s/d 2004 l. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, mulai 1990 s/d 1995 m. Pembantu Dekan III FPTK UPI (Bidang Kemahasiswaan), mulai 1995 s/d

1997 n. Pembantu Dekan II FPTK UPI (Bidang Administrasi Umum dan Keuangan),

mulai 2001 s/d 2005 o. Pembantu Dekan I FPTK UPI (Bidang Akademik dan Kemahasiswaan),

mulai 2005 s/d sekarang 14.3.Tanda Jasa dan Penghargaan

a. Dosen Teladan Tingkat FPTK UPI tahun 1982 b. Tokoh Masyarakat Kelurahan Hegarmanah Kecamatan Cidadap Kodya

Bandung, tahun 1982

Page 111: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

106

c. Ketua KPPS Pemilu dari Mendagri, tahun 1982, 1987, 1992 dan 1997 d. Ketua Tim Pendiri Fakultas Teknik UNTAG Cirebon, dari Rektor UNTAG

Cirebon tahun 1987 e. Peserta KB Lestari dari Mendagri, tahun 1989 f. Dosen Teladan Tingkat IKIP Bandung, tahun 1993 g. Satyalencana Karya Bhakti Satya IKIP Bandung, tahun 2000 h. Satyalencana Karya Bhakti Satya 20 Tahun Nasional, tahun 2001

14.4. Mengajar a. 1973 – 1977 asisten muda Jurusan Mesin FKIT IKIP Bandung pada mata

kuliah Motor Bakar. b. 1977 - sekarang dosen pada Jurusan Mesin FKIT IKIP Bandung/ FPTK DPI

pada mata kuliah : Pengantar Otomotif, Pesawat Tenaga II dan III, Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan, Praktek Industri, Tugas Akhir dan Seminar Bidang Studi, Perencanaan Pengajaran, Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik, dan Praktek Pengalaman Lapangan, Skripsi Pendidikan.

c. 1974 - 1985 guru/wakil kepala STM Otto Iskandar Dinata datam mata pelajaran Motor Bakar, Teknologi Mekanik, Menggambar Mesin dan Keselamatan Kerja.

d. Dosen Dasar-dasar Kurikulum Program D3 TTUC/ PPPGT tahun 1986 – 1992.

e. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNTAG Cirebon tahun 1988 - sekarang dalam mata kuliah Konversi Energi III.

f. Senior Lecture pada Training for Trainer PT. Deraya Flying School dan PT. Indonesian Air Transfort Jakarta tahun 2002.

14.5. Penelitian a. Pengaruh Sikap Siswa terhadap Vokasi Juru Teknik ( studi tentang siswa

STM Negeri kurikulum 1976 di Kotamadya Bandung) tahun 1987. b. Studi Perilaku Akademik Dosen FPTK IKIP Bandung tahun 1998. c. Studi Evaluasi Implementasi Kurikulum Mata Kuliah Bidang Studi Paket

Otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK IKIP Bandung tahun 1998.

d. Pengembangan Model Pembinaan Kemampuan Profesional Calon Tenaga Guru Pendidikan Teknik Mesin dengan Pendekatan Model Quasi Sand Wich System tahun 2000.

e. Kolaborasi Pembimbingan Dosen PPL Bagi Mahasiswa IKIP Bandung Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Dalam Peiaksanaan PPL di SMKN 6 Bandung tahun 2000.

f. Pengaruh Proses Perwalian Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa FPTK Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2001.

g. Pengaruh Modifikasi Komponen Sistem Katup Terhadap Prestasi Motor tahun 2002.

h. Profil Diri Mahasiswa D3 Teknik Mesin, 2005 i. Pemodelan Dan Peembuatan Alat Uji Kompetensi Profesional Guru

Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Program Keakhlian Teknik Mekanik Otomotif.2007

14.6. Pembawa Makalah a. Kompetensi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK IKIP Bandung tahun

1998. b. Konsep Organisasi dan Manajemen D3 Non Kependidikan (Politeknik) IKIP

Bandung tahun 1999.

Page 112: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

107

c. Pentingnya perencanaan Pengajaran dalam Reformasi Pelaksanaan Pendidikan tahun 1999.

d. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pasca Konversi IKIP Menjadi Universitas Menyongsong Milenium 3 tahun 2000.

e. Asosiasi Profesi Guru Teknologi Kejuruan tahun 2000. f. Pengembangan FPTK Sampai Tahun 2010 tahun 2000. g. Upaya Strategis Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan tahun 2002. h. Akta Mengajar Bagi Guru Teknologi dan Kejuruan tahun 2002. i. Asosiasi Profesi Guru Teknologi Kejuruan tahun 2002. j. Implementasi Rencana Pembelajaran Sebagai Upaya Optimalisasi

Kegiatan Beiajar Mengajar di Perguruan Tinggi tahun 2002. k. Pengembangan SAP, Handout, Jobsheet dan Bahan Ajar tahun 2002. l. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan LPTK- PTK,

tahun 2002. m. Akreditasi, Sertifikasi Lembaga Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 2004. n. Kompetensi Dasar Guru Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Berdasarkan

PP Nomor 19 Tahun 2005. o. Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,

2005 p. Pemodelan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Profesi Guru Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan, 2005 q. Kajian Kompetensi Guru Teknologi dan Kejuruan, 2005

14.7. Tim Konsultan a. Anggota Tim Pengembang Kurikulum Referensi Pendidikan Teknologi

Kejuruan (LPTK – PTK) Direktorat P2TK dan KPT Dirjen Dikti Tahun 2002 – 2003.

b. Anggota Tim Penyusun Standar Minimal Laboratorium LPTK – PTK Direktorat P2TK dan KPT Dirjen Dikti Tahun 2003.

c. Ketua Tim Pengembang Penugasan Dosen ke Sekolah (PDS). LPTK – PGSMK Direktorat P2TK dan KPT Dirjen Dikti, Tahun 2004.

d. Anggota Tim Monitoring Evaluasi Independen Sertifikasi Guru Konsorsium Sertifikasi Guru Nasional Direktorat P2TK Dirjen Dikti.Tahun 2007.

14.8. Pengabdian Pada Masyarakat a. Instruktur Penyuluhan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi

Anggota Masyarakat ex Narapidana Kodya Bandung tahun 1999. b. Ketua dan Instruktur Penyegaran Keterampilan Dasar Mengajar bagi

Dosen Luar Biasa PPL di SMK Kota Bandung tahun 2001. 15. Organisasi Profesi

a. Anggota IKA UPI. b. Anggota Hispitek (Himpunan Sarjana Pendidikan Teknologi dan Kejuruan). c. Ketua I Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia).Jawa

Barat 16. Publikasi

a. Visi dan Misi JPTM FPTK Pasca Konversi IKIP Menjadi Universitas, Invotec Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume II No.04 Februari 2002.

b. Akreditasi, Sertifikasi Lembaga Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, Proceedings Konvensi Aptekindo II dan Temu Karya XIII FT/FPTK/JPTK Universitas/IKIP Se-Indonesia. Tahun 2004.

Page 113: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

108

c. Pemodelan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Profesi Guru Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Proceedings Seminar Nasional “Standar Pendidik Bidang Teknologi dan Kejurun Menurut PP Nomor 19/2005

d. Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Proceedings Seminar Nasional “Standar Pendidik Bidang Teknologi dan Kejurun Menurut PP Nomor 19/2005

e. Kompetensi Dasar Guru Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Berdasarkan PP Nomor 19/2005, Proceedings Seminar Nasional “Standar Pendidik Bidang Teknologi dan Kejuruan Menurut PP Nomor 19/2005

Bandung, Januari 2008 Yang membuat,

Drs. H. Dadang Hidayat M., M.Pd. NIP. 130 528 306

Page 114: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

109

Lampiran 2: Temuan Lapangan Tim Monev Independen Sertifikasi Guru1

Data hasil temuan lapangan dari Tim Monev Sertifikasi Guru di

kelompokkan berdasar enam tahapan pelaksaan sertifikasi guru sesuai dengan

buku panduan. Temuan yang di dapat berasal dari berbagai hasil kunjungan ke

berbagai provinsi yang dikunjungi; data bersifat kumulatif dimana anggota tim

dari provinsi lain menambahkan apa yang berbeda/belum ada dari yang sudah

disebutkan oleh Tim Monev sebelumnya.

1. Sosialisasi Sulawesi Selatan

• Waktu pelaksanaan sosialisasi pendek • Aparat pemerintah menggunakan berbagai cara dan media (TV, radio,

koran dll) untuk menyebarluaskan informasi tentang sertifikasi guru

• Penyebaran informasi ke guru termasuk di daerah terpencil mendapatkan informasi

• Ketiadaan anggaran tidak menghambat penyebaran informasi • Berbagai pihak terlibat: pengawas, kepsek, pegawai diknas • Di Kabupaten Gowa diumumkan oleh dinas terakit bahwa guru tidak boleh

melakukan pemalsuan Kalimantan Selatan

• Dilaksanakan secara resmi dan melibatkan semua instansi terkait

• Terdapat ketimpangan karena pegawai yang mendapat informasi diganti oleh pegawai lain yang harus melaksanakan sosialisasi dan pelaksanaan sertifikasi guru

• Banyak guru mencari informasi secara mandiri, terutama melalui media internet

• Cara sosialisasi dilakukan dalam jumlah yang besar dan hanya sekali (1 x 400 orang)

• Ketidakjelasan dalam hal hasil penilaian portofolio guru agama yang memiliki NIP 13 oleh Depag

• Ketidakjelasan kriteria tidak lulus dan melengkapi portofolio (MP), berapa angka patokan yang ditetapkan untuk MP dan berapa untuk diklat PG

• Tidak adanya anggaran di Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk kegiatan sertifikasi guru di tahun 2007

1 Temuan lapangan ini diformulasi dari hasil rapat kerja Tim Monev di Hotel Mirah, Bogor, 16-18

Desember 2007

Page 115: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

110

Riau

• Sosisalisasi kepada guru dilaksanakan terlambat, tidak merata (tidak mencapai sasaran secara merata) dan tidak diagendakan serta tidak dianggarkan secara khusus oleh dinas

• Petugas yang mengikuti sosialisasi di tingkat pusat tidak melaksanakan tugasnya di daerah, sehingga kegiatan sosialisasi terlambat dan terhambat dilaksanakan dan dimabil alih oleh petugas yang lain

• Yang menerima sosialisasi dan melaksanakan kegiatannya berbeda • Tidak ada bimbingan teknis bagi guru dalam hal pengisian formulir dan

pembuiatan berkas portofolio

• Di tingkat provinsi dilaksanakan oleh BPG (di bawah pemprov) • Dalam pelaksanaan sosialisasi antara satu kabupaten/kota dengan yang lain

terdapat perbedaan. Ada yang cukup efektif dengan kelincahan dan peran aktif PSG dengan dinas setempat sehingga dapat menyertakan sosialisasi dalam berbagai aktivitas mereka, tetapi ada sebagian daerah yang menunggu anggaran sehingga sertifikasi sangat terlambat dilaksanakan. Yang pasti hingga tahun 2007 sertifikasi belum dianggarkan secara khusus

Sumatera Selatan

• Kegiatan sosialisasi dilakukan pada program-program lain yang ada (tidak secara khusus), karena tidak ada dana untuk sertifikasi, namun melalui cara ini dianggap sudah cukup menyebar ke berbagai pelosok

• Sosialisasi dilakukan pada guru peserta dan bimbingan teknis dalam pengisian formulir sertufikasi

• Kesimpangsiuran sumber yang absah tentang sertifikasi guru sehingga menimbulkan ketidakjelasan di lapangan

Jawa Tengah

• Aksesibilitas, mutu dan pemahaman guru terhadap proses sertifikasi cukup baik.

• sosialisasi dilaksanakan secara berlapis menggunakan berbagai media dan melibatkan berbagai pihak (kepala sekolah, pengawas, MGMP, LPMP dan PGRI)

Jawa Barat

• Sosialisasi dilaksanakan dengan baik, namun tidak dapat menjangkau semua guru

• Tiadanya dana untuk sosialisasi di tingkat pemerintahan daerah namun dilaksanakan oleh dinas pendidikan

• Forum guru di Kota Cirebon melakukan proses sosialisasi dimana guru membayar untuk kegiatan tersebut dan diberikan bahan secara lengkap; juga berbagai aktivitas seminar karya tulis ilmiah

Page 116: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

111

• Dinas Kota Cirebon memberitakan adanya pihak tertentu dari pusat (bu Maria) yang memberikan informasi membingungkan bagi guru (seperti: sertifikasi tidak ada gunanya; tunjangan profesional paling sebesar 200 ribu)

DKI

• Sosialisasi dilaksanakan tidak secara langsung ke guru; melalui pengawas, kepsek dan dikdas DKI untuk kemudian disebarluaskan ke para guru

• Pihak kasubdin menyatakan perlunya pelatihan intensif tentang sertifikasi guru: teknis portofolio

Jawa Timur

• Diknas Provinsi punya anggaran untuk sosialisasi dan diberikan dalam enam kali kesempatan kepada guru yang membagi enam wilayah Jawa Timur di tahun 2007

• Beberapa dinas pendidikan mendapatkan anggaran untuk sosialisasi dan kegiatan sertifikasi (Kota Malang dan Kab Pasuruan), namun ada yang tidak dapat anggaran (Kota Surabaya dan Kab Sumenep)

• Beberapa guru juga mendapat informasi melalui seminar (20 ribu – 350 ribu); beberapa asesor di Unesa dan UM juga mengakui terlibat memberikan sosialisasi

• Kerumitan geografis di Kab Sumenep sebagai daerah kepulauan menyulitkan akses mendapat informasi secara langsung sehingga digunakan media lain

Ambon

• Khusus untuk Kota Ambon sosialisasi telah dilaksanakan dengan baik pada guru mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK , tetapi karena alasan geografis dan ketersediaan SDM sosialisasi masih sulit dilaksanakan di kabupaten lain di luar Ambon. Ada beberepa daerah yang belum melaksanakan sosialisasi sehingga kuota yang diberikan pada daerah-daerah tersebut tidak dapat dipenuhi.

• Pemahaman terhadap proses sertifikasi di Ambon cukup baik tetapi di luar Ambon masih memprihatinkan. Banyak guru yang menolak ikut sertifikasi karena tidak lagi memiliki dokumen penting sebagai akibat korban konflik.

• Dana sosialisasi belum dianggarkan tetapi keberhasilan sosialisasi sangat ditentukan oleh komitmen pemimpin di daerah seperti kepala daerah dan kepala dinas. Faktor ini yang membedakan ada daerah uang intensif melalkukan sosialisasi dan yang sangat terlambat melakukan sosialisasi.

• Komponen sertifikasi yang dipersyaratkan dalam porto folio banyak dikeluhkan oleh guru-guru di Ambon karena dianggap bias untuk guru di daerah terutama daerah terpencil apalagi daerah konflik. Aspek pengembangan profesi, karya ilmiah, kegiatan seminar sangat sulit diakses pada guru-guru di daerah ini.

Page 117: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

112

• Waktu yang diberikan dalam proses pengumpulan dokumen porto folio sangat pendek sehingga sulit dipenuhi.

• Guru yang sudah senior, menjelang pensiun, berada jauh dari LPTK apalagi di daerah terpencil sehingga sulit mengikuti pendidikan S1 agar diberikan kesempatan mengikuti sertifikasi.

2. Rekrutmen Guru Sulawesi Selatan

• Kriteria rekrutmen yang ditetapkan dilaksanakan di semua kab/kota; kecuali di Kab. Gowa ada modifikasi bahwa prestasi menjadi prioritas dalam menentukan rekrutmen guru peserta

• Kriteria melalui SIMPTK sebagai data awal untuk seleksi peserta guru, dilengkapi dengan data lapangan dari kepala sekolah yang diketahui oleh berbagai stakeholders sehingga proses dilakukan secara objektif dan transparan

• Kuota PNS ditambah dengan mengambil jatah kuota non-PNS, berhubung keadaan lapangan tidak memenuhi syarat yang ditetapkan

Kalimantan Selatan

• Kuota guru berdasar level pendidikan dan mata pelajaran secara detail sudah tetap di tingkat kab/kota; musyawarah oleh K3S dan MGMP kuota berdasarkan bidang studi untuk SMA dan berdasarkan DUK untuk SMK

• Rekrutmen untuk guru agama dengan NIP 130 Depdiknas dilaksanakan oleh Depag (IAIN Antasari), padahal yang diinginkan oleh guru agama dilakukan oleh LPTK

• Pemenuhan kuota guru prestasi tidak berdasarkan database di diknas sehingga pola rekrutmen yang terjadi berdasar ’ingatan’ dinas pendidikan setempat

Sumatera Selatan

• Pembaharuan data di tingkat dinas karena data dari pusat tidak reliabel • Pola rekrutmen peserta berhubung kuota tidak terpenuhi maka guru peserta

diambil berdasarkan guru yang dikenal oleh pegawai dinas untuk menjadi peserta; dikarenakan waktunya terbatas dan sebagian guru merasa tidak akan lulus sertifikasi

• Adanya seleksi di Kab. Ogan Ilir untuk kuota 2006; tidak dilaksanakan lagi pada tahun 2007

Riau

• Kota Pekanbaru: Sosialisasi tidak berjalan baik, panitia sertifikasi guru belum terbentuk sehingga pola rekruitmen pada tahap awal dipilih tidak berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam buku panduan.

Page 118: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

113

• Kab Palalawan dan Kab Kampar pola rekrutmen guru peserta sedikit lebih baik dari Kota Pekanbaru

Jawa Tengah

• Pola rekrutmen sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan memenuhi semua persyaratan yang ada (malah masih banyak guru yang sudah memenuhi persyaratan namun belum terrekrut)

Maluku

• Kuota tidak terpenuhi karena kendala geografis, sosialisasi yang tidak merata, dan kesiapan guru mengumpulkan dokumen dalam waktu singkat apalagi guru-guru di kepulauan atau di luar kota Ambon.

• Sebagian tidak bisa memenuhi karena bekas daerah konflik sehingga dokumen resmi tidak dipunyai

• Terjadi pemindahan kuota karena beberapa guru di level tertentu banyak yang tidak memenuhi syarat

DKI Jakarta

• Kuota wilayah diberitakan dari depdiknas tidak ada pembedaan dikdas dan dikmenti

• Syarat S1 bagi guru Sd menimbulkan banyaknya guru mencari mendapatkan S1 jurusan apa saja

• Guru agama dikelola oleh depdiknas dan depag Jawa Barat

• Kuota bidang studi yang di UN-kan lebih dapat prioritas

• Karena yang muda lebih aktif dalam karya tulis ilmiah sehingga guru tua tersisihkan

• Adanya uji keaslian dan kelengkapan dokumen di kab. Cirebon Jawa Timur

• Pola rekrutmen bottom-up oleh Kota Malang dan pola seleksi di dinas secara terbuka

• Kota Surabaya berasal dari NUPTK yang kemudian dilanjutkan dengan data lapangan

• Pada kab sumenep, sedikit guru SD dan guru sekolah swasta yang sudah lulus S1 sehingga pada kuota berikutnya akan sedikit yang bisa ikut

• Kab Pasuruan pola rekrutmen ditentukan oleh kepala sekolah

Page 119: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

114

3. Rekrutmen Asesor Sulawesi Selatan

• Didasarkan pada SK-Dikti, dibentuk kelembagaan panitia dengan ketua pelaksana kegiatan sertifikasi guru dengan 5 divisi (sekretariat, Asesor, SIM, Diklat dan Humas)

• Pola rekrutmen asesor dari rektor-dekan-prodi-dosen secara formal; semua asesor berasal dari dosen sesuai dengan ketentuan dari persyaratan yang ditetapkan dan keputusan akhir seleksi asesor oleh Dikti

• Mayoritas asesor (lebih dari 90%) berasal dari UNM Kalimantan Selatan

• Pola seleksi sebagaimana UNM

• Tidak ada asesor yang sesuai untuk menilai portofolio beberapa guru bidang studi, seperti guru pendidikan teknologi dan kejuruan di SMK

• Terdapat 69 asesor yang semua berasal dari FKIP Unlam dan tidak mempunyai LPTK mitra; walau seharusnya terdapat sebanyak 84 asesor

Sumatera Selatan

• Des 2006, calon asesor diundang ke Bali dan Jogja oleh Dikti, namun tidak ada kelanjutan

• Undangan di tahun 2007 terhadap calon asesor sekaligus pelatihan dan test asesor yang diikuti sebanyak 110 orang dan terpilih 102 sebagai asesor (dari LPTK Mitra dan FKIP Unsri); LPTK mitra

DKI Jakarta

• LPTK mitra diminta pertama kali untuk memberikan semua calon asesor yang dipunyai, baru kemudian sisanya dari UNJ (90% UNJ); juga diberikan kesempatan pada LPMP untuk memberikan calon asesor

• Dari 380 calon asesor, yang masuk 329 dan yang lulus seleksi sebagai asesor 319 orang

Riau

• Khusus dari FKIP Unri ada sebanyak 104 asesor yang lulus (tidak ada LPTK mitra)

• Akan merekrut asesor dari jurusan yang tidak jurusan kependidikan (murni); juga keterbatasan asesor bagi yang sedang studi

• Jangkauan geografis yang luas (kepulauan) diharapkan melibatkan LPTK lain

Page 120: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

115

Jawa Tengah

• Ada 396 asesor, sebagian besar dari LPTK INduk (Unes); koordinasi LPTK induk dengan mitra lemah, dan dominasi LPTK induk kuat.

• Tidak ada pelatihan secara khusus bagi asesor, rekruitmen dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dari Dikti setengah hari, selanjutnya calon asesor latihan mengisi dokumen porto folio.

• Calon assesor dari IKIP PGRI Semarang yang memenuhi syarat diundang, yang bersedia hanya 43 orang dari 55 orang yang diundang.

Jawa Timur

• Pola rekrutmen dilakukan dengan mengundang calon asesor selama satu hari dengan isi acara sosialisasi, pelatihan dan pengujian calon asesor (di Unesa)

• Mayoritas (95%) asesor berasal dari Unesa; • Pola rekrutmen asesor di LPTK Mitra dilakukan dalam waktu yang sedikit

dan tidak terbuka oleh LPTK Induk

• Pola rekrutmen dilakukan dengan mengundang calon asesor selama dua hari dengan isi acara sosialisasi, pelatihan dan pengujian calon asesor (di UM)

• Asesor di UM didominasi oleh LPTK Induk dan asesor dari LPTK mitra tidak terlalu banyak dilibatkan

Ambon

• Rekruitmen dilakukan di Universitas Pattimura dalam bentuk sosialisasi dari Dikti selama 1 hari. Asesor juga direkrut dari Universitas Darussalam sebagai LPTK mitra.

• Jumlah asesor yang tersedia hanya 54 asesor, karena itu dalam penilaian porto folio ini digunakan penilaian asesor pada mata pelajaran serumpun.

4. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Sulawesi Selatan

• Terpusat di Univ Negeri Makassar; partner asesor 1 dan 2 tidak saling mengetahui, kecuali bila terdapat perbedaan nilai portofolio

• Guru menyerahkan ke kepala sekolah yang menyetorkan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota, kemudian diserahkan ke PSG, diberikan ke Divisi Asesor dan di-pak sebanyak 10 dokumen untuk dinilai oleh dua asesor; kerja asesor diawasi oleh dua belas orang pengawas.

• Dokumen portofolio baik yang lulus dan tidak lulus disimpan berdasar kab/kota asal guru dan berdasar PNS/Swasta disimpan dalam tempat selama 3 tahun

• Panitia membuat website khusus untuk pengumuman yang lulus sertifikasi guru; selain itu PSG juga memberikan data ke dinas untuk diteruskan ke guru

Page 121: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

116

• Honor untuk asesor Rp 150 ribu potong pajak 15% untuk setiap satu dokumen portofolio

• Pemberkasan dokumen yang dilakukan oleh guru tidak tersusun secara baik, sehingga menyulitkan asesor

• Dokumen yang terdapat kejanggalan akan dilakukan verifikasi Kalimantan Selatan

• Terdapat skor penilaian dokumen portofolio di atas 1000 (di atas batas kelulusan 850) namun dinyatakan tidak lulus dan harus ikut diklat [terjadi karena sosialisasi tidak intensif dan kurang dipahami guru]

• Adanya berkas yang berisi uang dikembalikan ke dinas dan diselesaikan dengan guru; adanya kejanggalan pada dokumen portofolio maka nilai dianulir (tidak ada tanda tangan kepala sekolah, sertifikat yang tidak berhak digunakan)

• Penilaian yang masuk kriteria Melengkapi dan DPG tidak jelas • Datangnya dokumen portofolio ke PSG sedikit demi sedikit sehingga

menyulitkan untuk pemrosesan oleh asesor • Guru yang baru dua tahun bertugas diusulkan menjadi calon peserta karena

diusulkan oleh kepala dinas • Tafsir pemahaman yang berbeda dalam pola penilaian dokumen oleh asesor

[skripsi dimasukkan dalam karya ilmiah]

• Jumlah guru yang lulus penilaian portofolio sekitar 50% (dari 2500 peserta yang masuk di tahun 2007)

• Ada satu kabupaten yang tidak mengirimkan berkas dokumen portofolio, hanya menyerahkan daftar peserta saja

• LPTK Induk kesulitan tempat untuk penyimpanan dokumen portofolio guru

Sumatera Selatan

• Dipusatkan di FKIP, asesor diberi beban kerja 10 dokumen portofolio per asesor, namun terasa diskriminasi bahwa asesor Unsri lebih diprioritaskan

• Pelaksanaan penilaian diberikan fleksibilitas saat tidak sedang mengajar

• 108 Asesor Unsri belum semuanya dibayar demikian juga dengan panitia, perkecualian pada asesor LPTK Mitra (karena mereka tamu dari Unsri)

• asesor disuruh membyara sumbangan sukarela Rp 10 ribu per dokumen • panitia memperingatkan asesor untuk tidak memberikan informasi ke luar • LPTK mitra tidak mengetahui rincian biaya oleh LPTK Induk • Dalam bundel 10 dokumen, rata-rata 30% yang lulus; yang tidak lulus

karena point penilaian karya ilmiah, penghargaan dan diklat Riau

• Memperkerjakan mahasiswa dalam kegiatan proses sertifikasi, seperti menerima berkas, mensortir, mengantarkan ke asesor dan entry data

• Karena keterbatasan ruangan, proses penilaian dilaksanakan di sebuah hotel pada setiap akhir pekan.

Page 122: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

117

• Ada indikasi kasus asesor yang menghubungi guru yang diduga terkait dengan proses kelulusan.

• Penulisan data pribadi guru di halaman muka dokumen porto folio harus dihapuskan karena dikhawatirkan disalahgunakan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dalam proses sertifikasi.

• Pada awalnya asesor bekerja mandiri hinga pada akhirnya asesor mengetahui pasanganya ketika entry data.

Maluku

• Penyebaran geografis menghambat pengumpulan berkas ke LPTK (unpati) • Kekurangan asesor (total ada 54 orang) untuk penilaian dilakukan dengan

mata pelajaran serumpun

• Koordinasi sangat bagus untuk dinas kota Ambon, namun tidak untuk daerah lain.

• Pelaksanaan sertifikasi dilakukan secara ketat. Rektor mengumumkan agar asesor bekerja secara sungguh-sunguh dan bertanggung jawab. Bagi asesor yang ketahuan atau terindikasi melakukan kecurangan akan diberi sangsi tegas.

Jawa Tengah

• Dominasi LPTK Induk sangat kuat, LPTK mitra tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan

• Ada ketidakkonsistenan model penilaian antara asesor dengan pedoman. Nilai maksimal yang awalnya ditetapkan kemudian dilanggar sehingga ada ketidak seimbangan dalam penilaian komponen sertifikasi.

• Kepsek mendominasi untuk kegiatan diklat (sampai tiga kali sebulan) sehingga mereka lebih banyak lulus

• Ditemukan banyak kejanggalan, dugaan pemalsuan dan berbagai indikasi lain dalam dokumen portofolio guru. Legalitas dokumen yang dikeluarkan kepala sekolah dan pengawas banyak yang diragukan

• Ketidakseragaman waktu kerja asesor akibat belum terbiasa mengakses pengumuman lewat internet/website dari Unnes cukup mengganggu efektifikas kerja asesor.

• Pelaporan dari LPTK ke dinas tidak lancar, hasil langsung dikirim ke PMPTK sehingga menyebabkan dinas dan guru sering kehilangan informasi terbaru tentang hasil penilaian asesor.

• Format A2 yang seharusnya diserahkan pada LPMP tidak berjalan. DKI Jakarta

• pelaporan hasil penilaian tidak secara cepat dibagikan ke dinas, hanya melapor ke PMPTK, sehingga guru dan dinas banyak bertanya-tanya dan informasi hanya menganndalkan melalui website sertifikasiguru

• asesor LPTK mitra bekerja tidak cermat dibandingkan asesor LPTK Induk • melibatkan UIN (LPTK Mitra) dan LPMP sebagai asesor

Page 123: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

118

• Adanya indikasi Asesor UNJ bisa bekerja secara sepihak Jawa Timur

• Unesa pada awalnya melakukan kerja pasangan asesor tidak saling mengenal; namun ini menyulitkan bila terdapat perbedaan sehingga akhirnya kerja asesor berdampingan satu meja dan maksimal kerja 2 hari untuk satu bundel (10 berkas portofolio)

• Berkas dokumen portofolio dari guru SD sangat jelek dalam klasifikasi isi dokumen, bahkan ada kecenderungan sengaja untuk tidak tertib; hal yang sama juga terjadi pada guru madrasah; pemberkasan yang baik terdapat pada guru SMA

• Unesa dan UM: adanya kriteria klarifikasi bagi dokumen portofolio guru yang ditemukannya kejanggalan sangat nyata (adanya uang, pemalsuan ijasah, pemalsuan sertifikat dan penghargaan, plagiat karya ilmiah)

• Unesa dan UM: berkas yang masuk kategori melengkapi hanya untuk untuk legalitas dokumen yang belum ditandatangani

• Pengumuman laporan berkas ke guru oleh UM dilakukan dengan berbagai cara (pos, fax atau diantarkan)

• UM: porsi kerja LPTK Induk sangat mendominasi sehingga menimbulkan kecemburuan dari asesor LPTK Mitra

• UM dan Unesa: menggunakan mahasiswa dalam hal entry data dan membuat format MS Excel karena program dari PMPTK tidak dapat digunakan

• UM menemukan adanya ijasah yang berasal dari perguruan tinggi yang tidak terakreditasi untuk tingkat S2 (STKIP Mandiri)

• UM: Pengumpulan berkas dari dinas ke LPTK di UM dilakukan secara cermat dan pemeriksaan satu persatu sebelum dinyatakan diterima oleh BPSG

• Ada kabupaten yang diperiksa UM yang secara sengaja mengajukan guru-guru bantu yang belum S1

• UM dan Unesa mengeluhkan sedikitnya honor bagi panitia namun berusaha memberikan gratifikasi kepada Tim Monev Independen.

5. Diklat Profesi Guru Sulawesi Selatan

• Diklat PG dilaksanakan bagi guru yang tidak lulus portofolio

• Biaya kegiatan 80 ribu orang/guru yang dilaksanakan dianggap kurang • Sudah dilaksanakan untuk dua angkatan, 17 dan 31 kelas (1 kelas sebanyak

30 orang guru)

• Trainer membuat modul pelatihan, trainer adalah asesor yang berasal dari LPTK Induk (UNM)

• Dilaksanakan per hari rata-rata 13 jam [kejar tayang] selama satu minggu kegiatan yang total 90 jam

Page 124: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

119

Kalimantan Selatan

• Pelaksanaan kuota 2006 selesai pelatihan; 1230 orang untuk kuota 2007 • Waktu pelaksanaan 1 minggu untuk total 90 jam, per hari 10-15 jam;

masuk jam 8 pagi sampai 10 malam, dan untuk kegiatan teori diberikan secara langsung ke semua peserta secara bersamaan sedangkan praktek mengajar (micro teaching) dilakukan per kelompok

• Pelaksanaan terkesan secara maraton [kejar tayang], terdapat kendala penyediaan ruangan

• Asesor menjadi trainer dan melakukan kerja secara beruntun • Target harus selesai pada tahun 2007, untuk mendapatkan tunjangan sejak

Jan 2008 [perlu penjelasan dan kepastian pemberian tunjangan profesional bila lulus masa anggaran 2008 akan diberikan di tahun 2009?]

• Ada informasi bahwa guru merasa senang dengan kegiatan diklat karena mendapat pelatihan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka (penelitian tindakan kelas)

Sumatera Selatan

• Kuota 2006 yang tidak lulus dilaksanakan selama 9 hari, dilaksanakan oleh LPTK Induk (tidak melibatkan LPTK mitra dan LPMP)

Riau

• Belum dilaksanakan DKI Jakarta

• Akan dilaksanakan pada tanggal 21-28 Des 2007, per hari sekitar 13 jam • Satu kelas 30 orang, maka dibutuhkan sebanyak 200 ruangan ke Dikmenti

dan Dikdas Jakarta Jawa Tengah

• Tanpa melibatkan LPTK mitra dan LPMP, sebanyak 19 kelas pada guru SD sudah selesai dan dipusatkan di Unnes

• Pada guru yang lulus sertifikasi diberikan pelatihan oleh dinas pendidikan provinsi dan dilaksanakan di Semarang

• Tidak ada training khusus instruktur yang memberikan pelatihan, sebagian besar menggunakan asesor yang tersedia.

• Pelatihan dipusatkan di Unnes tanpa melibatkan LPTK Mitra dalam perencanaan dan pelaksanaan. LPTK Mitra hanya diundang para asesor untuk menjadi instruktur. Pemusatan pelatihan di Unnes menyulitkan guru-guru yang sangat jauh seperti Purwokerto dan sekitarnya.

Page 125: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

120

• Diklat diberikan secara seragam selama 9 hari padahal para guru berharap diklat disesuaikan dengan dengan kekurangan yang terdapat dalam dokumen porto folio.

Jawa Timur

• beberapa guru berpendapat bahwa PLPG kebijakan keliru dalam hal menerapkan perbaikan dari sistem portofolio karena bisa tidak sesuai dengan kurangnya point dalam portofolio

• modul Unesa, dibuat dengan mutu yang rendah; modul UM relatif lebih baik, dibuat secara kelompok

• dilaksanakan 90 jam selama 10 hari • ada pembagian wilayah pelaksanaan PLPG yang berdekatan dengan domisili

guru • tidak adanya kerjasama dengan LPTK mitra dalam hal kegiatan dan

penyediaan trainer

• motivasi pada kepala sekolah sangat rendah berhubung tidak lulus portofolio

• Daerah probolingo guru diberikan uang transport dan kaos sedangkan daerah lain membayar sendiri

• Kesulitan mencari tempat untuk pelaksanaan PLPG dengan dana yang 80 rebu per hari per guru

• Trainer di UM dan Unesa diprioritaskan diberikan oleh dosen senior (sudah guru besar), namun model pemberian materi masih klasikal

6. Pengelolaan Data Sulawesi Selatan

• Menyiapkan sistem informasi, kemudian berkoordinasi dengan divisi sekretariat

• Data diterima dari format B1, mencocokan data peserta dengan dokumen portofolio, diinformasikan di internet dengan harapan ada koreksi dari dinas dan guru bersangkutan

• Data dimasukkan ke data base, kemudian sistem siap menerima input dari asesor

• Bila nilai dari asesor beres, kemudian SIM melaporkan ke PMPTK dengan tembusan ke Dikti, dinas kab/kota dan provinsi dan mempublikasikan hasil di Internet

• Data peserta dari dinas kab/kota tidak akurat, adanya nomor ganda, kode bidang studi

Kalimantan Selatan

• Dimulai dari penomoran dari dinas kab/kota, malah berakibat nomor tidak unik (satu nomor dipakai 2-3 orang)

Page 126: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

121

• Nomor peserta tidak dicantumkan dalam dokumen portofolio sebanyak 30% (sekitar 600 orang)

• Asesor sering salah menjumlah skor portofolio (terutama jumlah total, karena dilakukan secara manual)

• Dilakukan validasi skor untuk mencegah terjadinya kekeliruan • Tidak adanya kejelasan batas ambang dalam hal melengkapi portofolio atau

mengikuti PLPG

• Kelengkapan data bagi yang sudah lulus portofolio • Data kelulusan disampaikan melalui kurir ke dinas kab/kota dari LPTK

Sumatera Selatan

• Tidak terdapat pengolahan data peserta yang lulus (47%), melengkapi ataupun PLPG

• Pengumuman lulus ke daerah tidak terlalu jelas dan cepat diterima Riau

• Data peserta dan kondisi kelulusan lengkap, sudah diberitakan dan sampai ke dinas kab/kota

• Penggunaan mahasiswa dalam kegiatan pengelolaan data DKI Jakarta

• Pengelolaan data skor portofolio di UNJ dilakukan dengan MS Excel karena program dari PMPTK tidak dapat digunakan

Jawa Tengah

• Unnes membuat sistem data base-berbasis web tersendiri yang bisa diakses oleh asesor dengan password tersendiri

Jawa Timur

• Software PMPTK tidak bisa dipakai, sehingga UM dan Unesa membuat program pengolahan data dengan MS Excel

• Di UM ada format ulang formulir B1 bagi peserta dengan menambahkan data pribadi peserta (alamat, no HP dan no telpon rumah)

• UM lebih baik dalam penyebaran data hasil penilaian portofolio ke dinas kab/kota dengan berbagai cara (kurir, fax, surat)

Page 127: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

122

Lampiran 3: Rekomendasi dari Tim Monev Indepeden berdasarkan Kunjungan Lapangan

Rekomendasi yang dituliskan di bagian lampiran ini merupakan

interpretasi dan kesimpulan yang didapat dari temuan lapangan oleh masing-

masing Tim Monev Sertifikasi Guru. Saran dan rekomendasi disusun secara

kumulatif serta menghindari pengulangan oleh Tim Monev yang lain.

Tim Sul-Sel

• Kehadiran guru dalam kelas/presensi (absensi) merupakan tambahan kriteria

• Penghargaan skor-nya dibuat lebih besar bobotnya

• Untuk menghitung tunjangan profesional menggunakan format tersendiri • Kalau tunjangan profesional untuk kuota 2006 dan 2007 tidak cair sampai

akhir tahun 2007 ini maka program sertifikasi guru tidak perlu dilanjutkan

• Kepala sekolah hubungannya dengan tugas tatap muka sebanyak 24 jam per minggu

• Untuk guru disarankan tugas mengajar tidak mencapai 24 jam per minggu • Kuota guru PNS dan non-PNS harus fleksibel (tidak harus 75:25) • Kepala sekolah tidak boleh melegalisir dokumen bagi dirinya sendiri • Guru yang tidak siap disarankan untuk menulis surat pernyataan

mengundurkan diri agar tempatnya bisa digantikan orang lain

• Anggaran sertifikasi guru hendaknya tersendiri dan tidak dimasukkan dalam APBD karena masuk dalam kriteria dana sharing yang tidak dapat diharapkan

• Perlu ada panitia khusus di kab/kota dalam melaksanakan sertifikasi guru • Waktu pelaksanaan tidak terlalu pendek • Nomor HP guru peserta dikeluarkan dari data isian peserta • Materi diklat dan cara asesmen perlu dilihat kembali • PMPTK perlu ada perwakilan di tingkat provinsi

• LPMP perlu dilibatkan dalam disain kurikulum diklat dan hal-hal terkait dengan kebijakan sertifikasi guru

• Sertifikasi guru dilakukan melalui: portofolio, uji performansi dan uji kompetensi

Tim Kal-Sel

• Sosialisasi menjadi sangat penting sehingga para calon peserta berkeyakinan dalam melengkapi format-format sertifikasi guru, kalau perlu ada penilaian sejawat sebelum berkas dimasukkan ke dinas

• Guru agama yang NIP 13 (Depdiknas) agar disertifikasi oleh LPTK

Page 128: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

123

• Proses diklat memperhatikan kaidah proses pembelajaran terutama dari segi waktu

• Perlu peningkatan koordinasi institusi (dinas pendidikan propinsi, dinas kab/kota, LPTK, LPMP) dengan rambu-rambu yang jelas; khusus untuk LPMP diperlukan pelibatan secara fungsional kelembagaan baik pada pelaksanaan penilaian portofolio maupun kegiatan diklat

• Perlu pemahaman yang baik pada institusi terkait di tingkat kab/kota (walikota, DPRD); khusus pada tingkat (dinas pendidikan) kab/kota

• PSG Tk. Kab./Kota harus terstruktur dengan tugas dan fungsi yang jelas untuk penanganan pelaksanaan sertifikasi guru di masa yang akan datang.

• Data Base guru di tingkat Kab/Kota perlu penanganan yang fokus karena merupakan informasi awal yang vital dalam pelaksanaan sertifikasi

• Rekrutmen asesor-asesor sesuai bidang studi, termasuk untuk menilai portofolio guru SMK

• Penilaian yang berkelanjutan dan mengikat pada guru yang sudah lulus sertifikasi, bisa dilakukan oleh LPMP

Tim Ja-Teng

• Model protofolio perlu ditinjau kembali karena tidak mencerminkan peningkatan mutu, jika perlu dipakai maka digunakan model kenaikan pangkat (PAK)

• Sertifikasi tidak memihak pada guru di daerah terpencil karena skoring yang tinggi pada pendidikan dan pelatihan; juga pada guru yang tua karena tidak menghargai pengalaman

• Perlu ada pembobotan skoring pada pengembangan profesional guru seperti perencanaan mengajar, pembuatan media,

• Rekrutmen peserta sertifikasi harus memperhatikan guru yang masa kerjanya lama namun tidak mendapat akses untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan (daerah terpencil dan tertinggal)

• Dana sertifikasi perlu juga didesentralisasikan, tidak hanya disentralisasi di PMPTK

• Penyelenggaran pendidikan dan pelatihan harus didasarkan pada: 1) kebutuhan guru; 2) nilai hasil uji portofolio; 3) disebar ke masing-masing LPTK mitra; 4) disain pelatihan harus distandarisasi dengan melibatkan LPTK mitra secara instansi

• Perlu sistem informasi manajemen pengolahan data yang terstandar baik di LPTK, LPMP, PMPTK dan dinas kab/kota dan Provinsi

• Untuk proses rekrutmen peserta perlu diadakan tim yang akan memeriksa kelayakan peserta terdiri dari kepala sekolah, pengawas, organisasi profesi dan LPMP

• Skor untuk pendidikan S2 jangan terlalu besar dan mengalahkan pengalaman mengajar guru

Page 129: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

124

• Membuat surat pernyataan bermaterai yang cukup untuk tentang orisinalitas dokumen dan bersedia menunjukkan surat-surat asli jika lulus sertifikasi

• Adanya umpan balik dari LPTK penilai portofolio baik yang lulus maupun yang tidak lulus kepada guru peserta

Tim Ja-Bar dan DKI

• Perlu dibuat petunjuk pelaksanaan (juklak) untuk melengkapi buku pedoman yang ada

• Ijasah S1 perlu dilihat dari sisi akreditasi perguruan tinggi dan jurusannya • Publikasi karya tulis ilmiah perlu diperhatikan akreditasi media ilmiahnya • Perlu decision support system (DSS) yang terintegrasi dengan data base

baik untuk rekrutmen, penentuan kelulusan, peserta maupun dalam penentuan kelulusan selama pelatihan

• Perlu data base online untuk menjamin transparansi rekrutmen, hasil penilaian dan penentuan kuota

• Untuk DKI Jakarta disarankan pembagian kuota ditentukan ditingkat provinsi tidak per wilayah sebagai mana dilakukan sekarang

• Mekanisme pengarsipan data perlu diatur secara ketat, demikian juga pengecekan keaslian dokumen

• Pelaksanaan mekanisme aliran data perlu diatur diawasi secara ketat Tim Ja-Tim

• Proses rekrutmen guru dalam porttofolio harus diawasi dengan ketat oleh kepsek, pengawas, dinas kab/kota

• Depdiknas mendesak depkeu untuk mencairkan anggaran yang sudah disetujui, semisal tunjangan profesi dan kegiatan sertifikasi

• Waktu yang diberikan harus longgar dan masuk akal untuk pencapaian tujuan sertifikasi

• Depdiknas, pemprov, pem kab./kota dianjurkan meningkatkan dana sosialisasi sertifikasi guru; dianjurkan untuk menggunakan berbagai metoda untuk sosialisasi

• Depdiknas dianjurkan untuk membuat surat himbauan kepada kab/kota kepada DPRD-nya untuk menganggarkan biaya bagi portofolio

• Kebijakan depdiknas harus cukup jelas meskipun cukup longgar untuk membuat perkecualian

• Menghentikan pemberian gratifikasi yang tidak akuntabel dan melanggar peraturan perundangan.

Tim Sum-Sel

• Perlu ditetapkan kembali apa yang menjadi paradigma dalam pemakaian portofolio ini; mutukah? Kesejahteraankah? Bisa iya, namun tidak adil; dengan paradigma itu dimungkinkan modus operandi baru dalam sertifikasi guru yang lebih ”manusiawi” dan lebih adil

Page 130: Bag0 COVER saja - · PDF fileberbagai temuan Monev dan memberikan saran dalam kegiatan sertifikasi guru. Dalam laporan ini dilampirkan pula data ... anggota tim yang bertugas, dan

Lampiran-Lampiran

Lampiran Laporan Tim Independen Monev Sertifikasi Guru 2006-2007

125

Tim Maluku

• Sertifikasi tidak memihak pada guru di daerah terpencil karena skoring yang tinggi pada pendidikan dan pelatihan; juga pada guru yang tua karena tidak menghargai pengalaman

• Perlu ada penekanan pada nilai pengembangan profesional guru seperti perencanaan mengajar, pembuatan media, evaluasi. Aspek ini berpengaruh langsung pada peningkatan mutu pembelajaran dan dapat dilakukan oleh guru dimana saja tanpa ada bias kota, desa dan daerah terpencil.

• Perlu ada kebijakan khusus untuk daerah konflik, daerah kepulauan di mana akses mengikuti pendidikan dan pelatihan sangat sulit. Porto folio sangat sulit dilaksanakan untuk guru katagori ini.

• Berikan kesempatan pada guru terutama Guru SD yang telah lama mengajar dengan berbagai keterbatasan di daerah konflik, kepulauan dan terpencil. S1 jangan harga mati, perlu ada equvalency terhadap pengalaman kerja sebagai bentuk penghargaan kepada guru dalam katagori ini.