bagaimana memahami hasil tes urin anda.docx

Upload: lauren-wilson

Post on 04-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bagaimana Memahami Hasil Tes Urin Anda8 Januari 2012 Ditulis oleh dr Salma Air seni atau urin berisi berbagai zat limbah yang dikeluarkan dari tubuh. Namun, selain membuang limbah, urin juga berisi informasi mengenai apa yang terjadi di tubuh Anda. Urin yang mengandung glukosa, terlalu banyak protein, atau zat lainnya dapat menjadi pertanda masalah kesehatan. Urin dapat dievaluasi dari penampilan fisiknya, kandungan zat kimia dan zat mikroskopik di dalamnya. Sedemikian banyak informasi yang dapat kita peroleh dari urin sehingga ada lebih dari 100 tes yang berbeda dapat dilakukan pada urin.Tes urin digunakan secara luas untuk skrining, diagnosis dan memantau efektivitas pengobatan. Tes urin rutin dapat dilakukan ketika Anda dirawat di rumah sakit atau menjadi bagian dari medical checkup, uji kehamilan atau persiapan operasi.Penampilan fisik urinPenampilan fisik urin bisa dilihat dengan pemeriksaan visual. Selama pemeriksaan visual, dokter atau staf laboratorium dapat mengamati warna, kejernihan dan baunya yang akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan kimia dan mikroskopis. Penampilan fisik urin yang dapat dilihat dengan observasi langsung adalah:1. Warna. Warna urin dapat bervariasi dari bening kekuningan sampai gelap kecoklatan. Banyak hal yang berpengaruh pada warna urin, termasuk banyaknya cairan yang Anda minum, jenis makanan yang Anda makan, obat-obatan yang Anda ambil dan penyakit tertentu yang Anda miliki. Bila Anda kurang minum, warna urin cenderung gelap. Dehidrasi dan demam juga menyebabkan urin lebih pekat sehingga berwarna lebih gelap. Bila Anda memakan bit merah, warna urinAnda akan kemerahan karena pigmen bit yang dikeluarkan. Suplemen vitamin B dapat membuat urin berwarna kuning cerah. Obat-obatan dan darah dapat membuat urin berwarna merah kecoklatan.2. Kejernihan. Urin biasanya jernih. Banyak zat yang dapat menyebabkan urin menjadi keruh. Zat yang menyebabkan kekeruhan namun dianggap normal adalah lendir, sperma dan cairan prostat, sel-sel kulit, kristal urin normal, dan kontaminan seperti salep dan bedak. Zat lain yang bisa membuat urin keruh dan mengindikasikan penyakit adalah sel darah merah, sel darah putih atau bakteri.3. Bau. Urin berbau sedikit pesing yang khas. Beberapa penyakit menyebabkan perubahan bau urin, misalnya infeksi bakteri E. coli menyebabkan bau tidak sedap dan diabetes menyebabkan bau amis.Zat kimia di urinKomposisi kimia urin diketahui dengan pemeriksaan kimia. Untuk keperluan ini, staf laboratorium menggunakan strip-strip reagan yang berisi bahan kimia tertentu. Ketika strip dicelupkan ke dalam urin, strip akan menyerap urin dan reaksi kimia akan mengubah warnanya dalam hitungan detik atau menit. Staf laboratorium atau komputer akan membandingkan perubahan warna pada setiap reaksi dengan bagan warna masing-masing strip penguji untuk menentukan hasil tes. Jenis dan tingkat perubahan warna memberikan jenis dan kadar zat-zat kimia tertentu yang hadir di urin.Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia antara lain:1. Kepekatan. Kepekatan urin (disebut juga osmolalitas atau specific gravity) dapat dihitung dengan berat jenisnya. Berat jenis adalah perbandingan berat urin dengan air murni dalam volume yang sama. Semakin banyak bahan padat dalam urin, semakin tinggi berat jenis urin. Ketika Anda minum banyak cairan, ginjal akan membuat urin yang encer sehingga berat jenisnya rendah. Bila Anda tidak minum cukup cairan, ginjal Anda membuat urin yang pekat sehingga berat jenisnya tinggi. Mengetahui kepekatan urin membantu penyedia layanan kesehatan memutuskan apakah sampel urin yang mereka dapatkan adalah yang terbaik untuk mendeteksi zat tertentu. Misalnya, jika mereka mencari jumlah protein yang sangat kecil di urin, sampel urin yang pekat di pagi hari adalah yang terbaik.2. Keasaman.Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara langsung dapat memengaruhi pH urin. Keasaman diukur dengan pH.Urin bersifat asam jika pH-nya kurang dari 7, bersifat basa jika pH-nya lebih dari 7. Urin yang bersifat asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan batu ginjal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urin, menjadi lebih asam. Diet dapat digunakan untuk mengendalikan pH urin. Diet tinggi protein akan membuat urin lebih asam. Diet vegetarian, diet rendah karbohidrat, atau konsumsi buah akan membuat urin lebih basa.3. Protein.Protein biasanya tidak ditemukan dalam urin. Demam, olahraga keras, kehamilan, dan beberapa penyakit dapat menyebabkan protein berada dalam urin. Kondisi di mana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria. Albumin adalah jenis protein yang lebih kecil dari protein lainnnya dankeberadaannya dalam urin mengindikasikan tahap awal kerusakan ginjal. Keberadaan albumin dalam urin disebut albuminuria. Kondisi lain yang dapatmenyebabkan proteinuria adalah gangguan yang meningkatkan protein dalam darah, seperti multiple myeloma, kerusakan sel-sel darah merah,peradangan, keganasan (kanker), atau cedera pada saluran kemih.4. Glukosa.Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak ada dalam urin. Ketika tingkat gula darah sangat tinggi seperti pada diabetes yang tidak terkontrol ginjal mengekskresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentrasinya di darah. Keberadaan glukosa dalam urin, yang disebut glukosuria, juga dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, penyakit hati, obat-obatan, dan kehamilan. Ketika terjadi glukosuria, tes lain seperti tes glukosa darah biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang lebih spesifik.5. Keton. Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh memetabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanya tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin dapat menunjukkan kondisi sangat serius yang disebut ketoasidosis diabetik. Diet rendah gula dan karbohidrat, kelaparan, atau muntah parah juga dapat menyebabkan keton berada di urin (ketonuria).6. Nitrit. Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin menunjukkan adanyainfeksi saluran kemih (ISK).7. Esterase leukosit. Esterase leukosit adalah enzim yang ditemukan dalam sel-sel darah putih. Kehadiran esteraseleukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.Zat mikroskopik di urinKandungan zat-zat mikroskopik dalam urin dapat dilihat melalui mikroskop. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sebagai tindak lanjut temuan abnormal pada pemeriksaan fisik atau kimia. Sebelum diperiksa di bawah mikroskop, urin diproses sentrifugasi untuk memisahkan komponen cairan dan padatannya. Zat-zat padat di dalamnya akan mengendap di bagian bawah tabung. Cairan di bagian atas tabung kemudian dibuang dan sedimen yang tersisa diperiksa di bawah mikroskop. Sel, kristal, dan zat lainnya dihitung dan dilaporkan secara agregat dan spesifik masing-masing.Kandungan urin yang dapat diperiksa dengan analisis mikroskopik antara lain:1. Sel darah merah (eritrosit). Biasanya, sel darah merah hanya sedikit hadir dalam urin. Peradangan, cedera, atau penyakit di ginjal atau di tempat lain di saluran kemih dapat menyebabkan sel darah merah bocor dari pembuluh darah ke dalam urin. Sel darah merah juga bisa merupakan kontaminan karena koleksi sampel yang tidak benar sehingga tercampur darah dari wasir atau menstruasi. Kadang-kadang, tes kimia darah dalam urin negatif tetapi pengujian mikroskopis menunjukkan peningkatan jumlah sel darah merah. Bila hal ini terjadi, staf laboratorium akan menguji kandungan asam askorbat (vitamin C) di urin karena vitamin C dapat menyebabkan hasil tes menjadi rendah atau negatif palsu.2. Sel darah putih (leukosit). Jumlah leukosit dalam urin biasanya rendah. Jumlahnya yang tinggi dapat menunjukkan infeksi atau peradangan di saluran kemih. Leukosit juga bisa menjadi kontaminan, misalnya dari sekresi vagina.3. Sel epitel. Sel-sel epitel dari kandung kemih atau uretra dapat ditemukan dalam urin. Sel-sel dari ginjal kurang umum. Ketika saluran kemih bermasalah karena infeksi, peradangan, dan keganasan, sel-sel epitel lebih banyak hadir di urin. Jenis sel epitel menunjukkan secara tepat di mana kondisinya berada.4. Mikroorganisme. Saluran kemih seharusnya steril sehingga tidak akan ada mikroorganisme dalam urin. Kehadiran bakteri di urin menandakan infeksi. Bakteri dapat memasuki saluran kemih melalui uretra dan naik ke kandung kemih, menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Jika infeksi tidak diobati, pada akhirnya infeksi dapat bergerak ke ginjal dan menyebabkan pielonefritis. Kurang sering, bakteri dari infeksi darah (septikemia) dapat pindah ke saluran kemih. Bakteri juga dapat merupakan kontaminan, terutama pada wanita, di mana bakteri yang biasanya hidup di kulit atau di cairan vagina mengontaminasi urin. Jamur juga dapat hadir dalam urin, terutama pada wanita yang memiliki infeksi jamur vagina. Jika jamur teramati dalam urin, maka tes untuk infeksi jamur dapat dilakukan pada cairan vagina.5. Kristal. Urin mengandung banyak bahan limbah dari tubuh. Zat-zat ini dapat membentuk padatan kristal yang tidak beraturan atau seperti jarum. Kristal dianggap normal jika berasal dari zat terlarut yang biasanya ditemukan dalam urin. Beberapa contoh dari kristal yang dapat ditemukan dalam urin orang yang sehat adalah kristal asam urat, kalsium oksalat, kalsium karbonat, dll. Jika kristal berasal dari zat yang seharusnya tidak ada dalam urin, seperti kristal sistin dan tirosin, maka dapat mengindikasikan masalah metabolisme. Obat-obatan dan pewarna kontras sinar-x- juga dapat mengkristal di dalam urin.6. Bilirubin. Bilirubin adalah produk limbah dari sel darah merah yang dibuang dari peredaran oleh hati. Zat ini menjadi bagian dari cairan empedu yang disekresikan ke usus untuk membantu pencernaan makanan. Bilirubin tidak hadir dalam urin normal. Pada penyakit tertentu, seperti obstruksi bilier atau hepatitis, bilirubin bocor kembali ke aliran darah dan diekskresikan ke urin. Kehadiran bilirubin dalam urin merupakan indikator awal penyakit hati (liver).7. Urobilinogen. Urobilinogen biasanya hadir dalam urin dalam konsentrasi rendah. Zat ini terbentuk di dalam usus dari bilirubin dan sebagian diserap kembali ke dalam aliran darah. Konsentrasi tinggi urobilinogen di urin mengindikasikan penyakit seperti hepatitis, sirosis hati dan anemia hemolitik.Catatan untuk AndaHasil pemeriksaan urin dapat memiliki banyak interpretasi. Temuan abnormal mengindikasikan ada sesuatu yang salah dan perlu dievaluasi lebih lanjut.Semakin besar deviasi dari normal, semakin besar kemungkinan adanya masalah. Namun, hasil normal tidak menjamin bahwa tidak ada penyakit. Beberapa orang tidak memberikan kondisi abnormal dalam tes urin di awal proses penyakit, dan yang lainnya memberikan kondisi abnormal secara sporadis sepanjang hari sehingga tidak terdeteksi oleh sampel urin tunggal. Selain itu, bila urin sangat encer maka bahan kimia dalam jumlah kecil mungkin tidak terdeteksi. Dokter Anda harus menganalisis hasil tes urin dengan gejala dan temuan klinis lain untuk menegakkan diagnosis.

Perubahan pola hidup dan faktor lingkungan yang kurang seimbang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan kualitas hidup seseorang. Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila kita memeriksakan kesehatan secara berkala untuk menjamin kualitas hidup dan kesehatan kita. Pemeriksaan berkala ini disebut dengan medical check up. Pemeriksaan yang dilakukan pada medical check up dapat berupa anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang menggunakan sampel darah, urine (air seni), dan/atau feses, pemeriksaan radiologi, dan lainnya. Pada kesempatan kali ini, artikel ini akan membahas mengenai medical check up melalui pemeriksaan urine. Mengapa Kita Memeriksakan Urine? Urine, atau dengan kata lain adalah air seni, merupakan zat yang dikeluarkan oleh tubuh kita setiap harinya secara alami (tanpa menggunakan alat bantu, seperti jika kita ingin mengeluarkan darah, kita harus membutuhkan jarum). Zat merupakan salah satu hasil pembuangan dari tubuh kita. Sebelum dibuang oleh tubuh, urine telah melalui proses metabolisme di dalam tubuh. Karena itu urine mempunyai indikator-indikator yang bermakna untuk diperiksa. Pemeriksaan urine tidak hanya memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi kita dapat mengetahui fungsi pelbagai organ dalam tubuh, seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain. Pengambilan Urine Kapan yang Lebih Baik untuk Diperiksa? Jika kita melakukan pemeriksaan urine dengan memakai urine kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang, ternyata susunan urine itu tidak banyak berbeda dari susunan urine 24 jam berikutnya. Akan tetapi, kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urine seseorang pada saat-saat yang tidak menentu di waktu siang atau malam, kita akan melihat bahwa susunan sampel urine tersebut dapat berbeda jauh dari sampel yang lain. Waktu pengambilan sampel urine dapat berupa: Urine sewaktu - Urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. - Biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin urine. Urine pagi - Urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. - Lebih pekat dari urine yang dikeluarkan pada siang hari. Jadi, baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dan sebagainya. Urine postprandial - Urine yang pertama kali dikeluarkan 1 -3 jam setelah makan. - Baik untuk pemeriksaan terhadap glukosuria (adanya glukosa (gula) dalam urine yang biasa ditemukan pada penderita kencing manis (diabetes mellitus)). Urine 24 jam - Urine yang dikeluarkan selama 24 jam (misalnya, dari jam 5 pagi (ketika pasien bangun tidur, urine yang dikeluarkan pertama kali setelah bangun tidur dibuang, lalu urine selanjutnya ditampung) sampai jam 5 pagi hari besoknya sehingga dibutuhkan juga pengawet urine). - Baik untuk pemeriksaan terhadap penetapan kuantitatif zat dalam urine, misalnya jumlah, berat jenis, kuantitas protein dan glukosa, elektrolit urine, dan sebagainya. - Kadang kala, ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Misalnya, pada pasien kecing manis. Untuk melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan (waktu makan) satu hingga santapan (waktu makan) berikutnya. Sampel pertama ialah urine dari makan pagi sampai makan siang; sampel kedua dari makan siang sampai makan malam, dan yang ketiga, dari makan malam sampai makan pagi esok harinya. Jadi, dapat ditentukan gula waktu kapan yang tinggi. Urine 3 gelas dan urine 2 gelas - Digunakan pada pemeriksaan urologik dan dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letak radang atau lesi lain yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urine. - Biasanya dilakukan pada laki-laki. Namun, pada wanita juga dapat dilakukan - Caranya adalah: Ke dalam gelas pertama, ditampung 20-30 ml urine yang mula-mula keluar. Pada laki-laki, urine ini terutama berisi unsur-unsur dari prostat bagian depan yang hanyut oleh arus urine. Kadang, terdapat juga sel-sel yang hanyut dari prostat bagian yang lebih atas. Ke dalam gelas kedua, ditampung urine berikutnya. Urine ini terutama mengandung unsur-unsur dari kandung kemih. Beberapa ml urine terakhir ditampung ke dalam gelas ketiga. Pada laki-laki, urine ini mengandung unsur-unsur dari prostat bagian atas serta getah prostat yang terperas keluar pada akhir berkemih. Untuk mendapatkan urine 2 gelas, caranya serupa dengan di atas, hanya saja gelas ketiga ditiadakan dan ke dalam gelas pertama ditampung sekitar 50-75 ml urine. Itulah sebabnya penting sekali untuk memilih sampel urine yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan karena beda waktu pengambilan, beda pula tujuan yang ingin didapat pada pemeriksaan urine. Konsultasikanlah dengan dokter Anda mengenai pengambilan urine kapan yang sesuai dengan pemeriksaan urine yang dibutuhkan. Parameter Apa di dalam Urine yang Diperiksa? Pada medical check up, pemeriksaan urine yang umum dilakukan adalah pemeriksaan rutin urine (urine lengkap/urinalisis) dan fungsi ginjal. Jenis pemeriksaan yang termasuk pemeriksaan rutin urine dapat berbeda-beda pada tiap rumah sakit. Umumnya, pemeriksaan rutin urine yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap jumlah, maskroskopis (warna dan kejernihan), berat jenis, bau, pH (derajat keasaman), sedimen, protein, glukosa, keton, dan bilirubin urine. Sedangkan pemeriksaan fungsi ginjal, yang umumnya diperiksa adalah kadar ureum, kreatinin, asam urat, dan elektrolit urine. Pemeriksaan Rutin Urine (Urine Lengkap/Urinalisis) 1. Jumlah urine Pengukuran jumlah urine bermanfaat untuk menentukan gangguan fungsi ginjal, kesetimbangan cairan tubuh, dan pemeriksaan kuantitatif urine. Banyak sekali faktor yang berpengaruh pada jumlah pengeluaran urine, yaitu umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu tubuh, iklim, dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata jumlah pengeluaran urine 24 jam antara 800-1300 ml pada orang dewasa di daerah tropis. Volume urine dapat kurang atau lebih daripada normal. Volume urine 24 jam yang kurang dari normal dapat disebabkan oleh dehidrasi, adanya gangguan pada ginjal, atau sumbatan pada saluran kemih. Volume urine 24 jam yang lebih dari normal dapat disebabkan oleh banyak minum, menderita kencing manis, konsumsi zat-zat yang mengandung kafein atau alkohol, atau gangguan ginjal yang progresif. 2. Warna urine Pada umumnya, warna urine ditentukan oleh volume pengeluaran urine; makin banyak volume pengeluaran urine, makin muda warna urine, dan sebaliknya. Biasanya warna normal urine berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna urine di luar yang telah disebutkan sebelumnya dapat disebabkan oleh hasil metabolisme yang tidak normal, suatu jenis makanan, misalnya zat warna atau obat tertentu, kuman-kuman tertentu, adanya darah, atau unsur-unsur yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah yang besar. 3. Kejernihan urine Dalam hal ini, penting untuk menentukan apakah urine itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau pada waktu kemudian, yaitu jika dibiarkan (urine tidak langsung diperiksa, tetapi dibiarkan). Kekeruhan akibat yang terakhir disebutkan disebabkan oleh mengendapnya sel-sel dan lendir dari saluran kemih. Oleh sebab itu, tidak semua urine yang keruh bersifat tidak normal. Kekeruhan yang lainnya dapat disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah yang besar, bakteri, atau lemak. 4. Berat jenis urine Berat jenis urine merupakan pengukuran jumlah partikel yang terlarut di dalam urine. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal dalam memekatkan atau mengencerkan urine. Berat jenis urine 24 jam orang normal biasanya berkisar antara 1,003-1,030 (biasa ditulis 1003-1030 saja dan nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium, tergantung dari jenis dan standarisasi alat yang digunakan). Berat jenis urine yang tinggi dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi cairan, adanya gula dalam urine (biasanya pada penderita kencing manis), protein dalam urine (biasanya pada penderita gangguan ginjal), atau obat-obatan tertentu. 5. pH (derajat keasaman) urine Batas normal pH urine ialah 4,6-8,5 (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium, tergantung dari jenis dan standarisasi alat yang digunakan). Urine yang digunakan haruslah urine yang segar atau diberi pengawet karena urine yang mengalami pembusukan dapat mencapai pH sebesar 9 sehingga mengaburkan hasil pemeriksaan. Selain itu, pH urine di atas normal juga dapat disebabkan oleh makanan tertentu, seperti daging atau obat-obatan tertentu. pH urine di bawah normal dapat disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau obat-obatan tertentu. Pemeriksaan ini juga dapat memberi petunjuk ke arah penyebab adanya infeksi saluran kemih bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi saluran kemih yang lainnya. 6. Sedimen urine Urine yang digunakan pada pemeriksaan sedimen urine adalah urine yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet. Yang paling baik adalah urine pekat yang mempunyai berat jenis 1023 atau lebih (lebih mudah didapat bila memakai urine pagi). Umumnya, sedimen urine dibagi atas 2 golongan, yaitu golongan organik dan golongan tak-organik. Beberapa sedimen urine secara normal memang ada di dalam urine (misalnya sel epitel, leukosit, eritrosit, silinder tertentu, kristal tertentu), namun jika jumlahnya meningkat, hal ini juga dapat menunjukkan adanya gangguan di dalam saluran kemih. 7. Protein urine Ginjal yang sehat dapat menyaring semua protein dari darah dan menyerapnya kembali sehingga tidak akan ada atau kalau pun ada di urine, jumlahnya sangat sedikit. Urine yang normal hanya mengandung sedikit protein, yaitu di bawah 150 mg/24 jam (biasanya ditandai dengan tanda -). Jika terdapat kadar protein urine di atas 150 mg/24 jam, hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada ginjal. 8. Glukosa (gula) urine Pemeriksaan glukosa urine terutama diperuntukkan untuk menyaring penderita kencing manis. Jika kadar glukosa di darah sudah di atas 180 mg/dL, maka glukosa juga akan terdeteksi di urine. Keadaan yang dapat menyebabkan adanya glukosa dalam urine adalah gangguan hormon, gangguan hati, atau gangguan metabolisme. Selain itu, terdapat juga beberapa zat yang sebetulnya bukan glukosa, tetapi terdeteksi sebagai glukosa pada urine sehingga dapat terjadi hasil negatif palsu. Zat tersebut di antaranya adalah vitamin C, jenis gula lainnya (misalnya laktosa, fruktosa, dan sebagainya), pengawet (misalnya formalin), obat-obatan tertentu, dan sebagainya. 9. Keton urine Zat-zat keton merupakan zat yang mudah menguap sehingga urine yang diperiksa haruslah urine yang segar. Adanya keton mengindikasikan gangguan dalam metabolisme karbohidrat, misalnya pada penderita kencing manis yang tergolong diabetes mellitus tipe 1. Keton dalam urine juga dapat terjadi pada keadaan demam, hamil, gangguan metabolisme karbohidrat selain diabetes, atau penurunan berat badan atau kelaparan akibat pembatasan asupan karbohidrat. 10. Bilirubin urine Bilirubin merupakan produk pemecahan dari hemoglobin (zat yang tedapat di dalam darah). Sebagian besar bilirubin dikeluarkan melalui kandung empedu, dan sangat sedikit yang dikeluarkan melalui urine sehingga kadarnya sulit dideteksi pada pemeriksaan urine. Adanya bilirubin dalam urine dapat menandakan adanya gangguan hati atau sumbatan hati-kandung empedu. Pemeriksaan Fungsi Ginjal 1. Ureum urine Ureum merupakan produk buangan yang dibentuk di hati dari hasil metabolisme protein dan dikeluarkan melalui urine. Batas normal nilai ureum urine adalah 6-17 g/hari (214-607 mmol/hari) (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium). Kadar ureum yang tinggi biasanya menandakan adanya gangguan pada ginjal, tetapi karena keberadaan ureum dipengaruhi oleh jumlah asupan protein yang dikonsumsi dan fungsi hati, maka pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan pemeriksaan kreatinin darah. 2. Kreatinin urine Kreatinin adalah produk buangan yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Kreatinin merupakan hasil metabolisme energi otot dan dikeluarkan seluruhnya oleh tubuh melalui ginjal. Oleh sebab itu, pemeriksaan kreatinin urine dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Dalam melakukan pemeriksaan kreatinin urine, biasanya digunakan sampel urine yang dikumpulkan 24 jam. Batas normal kreatinin urine 24 jam adalah antara 50-100 mg/hari (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium), tetapi hasil ini tergantung dari usia, jenis kelamin, dan berat tubuh. Hasil yang tidak normal dapat menunjukkan adanya gangguan pada ginjal, gangguan otoimun, obstruksi saluran kemih, atau banyak mengonsumsi daging. 3. Asam urat Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir purin (konstituen asam nukleat yang berhubungan dengan gen). Produksi asam urat tergantung dari makanan yang dikonsumsi (misalnya hati, daging pankreas anak sapi, ginjal, dan sejenis ikan hering kecil (anchovy) dapat meningkatkan kadar asam urat). Normalnya, dua-pertiga sampai tiga-perempat asam urat dikeluarkan oleh ginjal, dan sebagian besar oleh saluran pencernaan. Batas normal pengeluaran asam urat dalam urine adalah 250-800 mg/hari (1,49-4,76 mmol/hari), namun nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium. Biasanya, pengeluaran asam urat dalam urine dapat meningkat pada keadaan gangguan pada ginjal, gangguan hati, gangguan metabolisme, gangguan hormon, tumor dan konsumsi obat-obatan tertentu. Kadar asam urat yang rendah biasanya juga didapatkan pada penderita gangguan ginjal yang lama (kronis). Akan tetapi, kadar asam urat yang tinggi atau rendah belum tentu mengindikasikan adanya gangguan sebab hal ini tergantung dari makanan yang dikonsumsi dan metabolisme, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. 4. Elektrolit urine Elektrolit terdapat dalam tubuh kita, dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk menjalankan fungsi normal berbagai sel dan organ tubuh kita. Elektrolit yang umum diperiksa adalah natrium (sodium), dan kalium (potasium). Kedua elektrolit tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui ginjal. Urine yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan ini biasanya adalah urine 24 jam. Memang banyak parameter yang dapat diperiksakan melalui urine. Oleh sebab itu, konsultasikanlah dengan dokter Anda mengenai pemeriksaan mana yang Anda butuhkan sehingga pemeriksaan tersebut tidak akan mubazir. Dari penjelasan yang telah diberikan di atas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu melakukan medical check up, ternyata tidak hanya dapat dari sampel darah saja, tetapi kita juga dapat menggunakan sampel urine, yang tentunya memang kita buang setiap hari dalam jumlah yang banyak sehingga kita tidak perlu takut bila sampel yang dibutuhkan kurang. Dalam mengeluarkan urine, kita juga tidak butuh alat khusus dan pengeluarannya tidak menyakitkan, lain halnya dengan darah yang harus menggunakan jarum. Selain itu, pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi kita juga dapat mengetahui fungsi pelbagai organ dalam tubuh, seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain. Jadi, tidak ada salahnya bukan bila kita melakukan medical check up rutin dengan menggunakan urine. Daftar Pustaka: Anonim. Atlas Medical: Kidney Function Test. United Kingdom: Cambridge. 2005. Anonim. Interpretation of Urine Chemistry and Electrolyte Analysis. China. Fauci, Anthony S. Et al. Harrisons Principles of Internal Medicine 17th ed. United States of America: McGraw-Hill Companies. 2008. Gandasubrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat. 2004.

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/tekno/medical-check-up-menggunakan-urine-mengapa-dan-apa-yang-diperiksa