bahan 2 edit

Upload: sofara-rezanti

Post on 19-Jul-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Pemecahan dalam masalah fertilitas a. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas Merupakan bagian yang penting dalam pembangunan yang berkelanjutan, baik untuk mengendalikan kuantitas penduduk maupun untuk meningkatkan kualitas insani dan sumberdaya manusia. Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang berkualitas. Demikian pula, aspek penataan administrasi kependudukan merupakan hal yang penting dalam mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. b. Masih tingginya laju pertumbuhan dan jumlah kuantitas penduduk. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat meskipun laju pertumbuhannya semakin menurun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 1990 dan 2000 : Jumlah penduduk Indonesia tahun 1999 179,4 juta jiwa Jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 206,3 juta jiwa Laju pertumbuhan penduduk periode 1990 2000 1,49 % / tahun Laju pertumbuhan penduduk periode 1980-1990 1,97 % / tahun. Masalah yang dihadapi antara lain adalah masih tingginya pertambahan jumlah penduduk secara absolut. Apabila masalah kependudukan tersebut tidak ditangani dengan baik, dapat berakibat pada semakin beratnya upaya pemenuhan kebutuhan dasar penduduk. c. Masih tingginya tingkat kelahiran penduduk Faktor utama yang mempengaruhi lalu pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran. Keterbatasan penyediaan alat kontrasepsi masih menjadi persoalan utama dalam pelayanan KB. Dalam hal ini keluarga miskin merupakan fokus utama dalam pelayanan KB termasuk penyediaan alat kontrasepsi. d. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia subur dan remaja akan hak-hak reproduksi. Hak-hak dan kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana (KB) yang merupakan dasar terwujudnya keluarga kecil berkualitas belum dipahami oleh sebagian masyarakat dan keluarga :

Sebagian masyarakat, orang tua maupun remaja sendiri belum memahami hak-hak dan kesehatan reproduksi remaja. Masyarakat dan keluarga masih enggan untuk membicarakan masalah reproduksi secara terbuka dalam keluarga. Para anak dan remaja lebih merasa nyaman mendiskusikannya secara terbuka dengan sesama teman. Hal ini disebabkan oleh pemahaman nilai-nilai adat, budaya, dan agama yang menganggap pembahasan kesehatan reproduksi sebagai hal yang tabu. Pusat atau lembaga advokasi dan konseling hak-hak dan kesehatan reproduksi bagi remaja yang ada saat ini masih terbatas jangkauannya dan belum memuaskan mutunya. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalul jalur sekolah nampaknya juga belum sepenuhnya berhasil. Semua ini mengakibatkan banyaknya remaja yang kurang memahami atau mempunyai pandangan yang tidak tepat tentang masalah kesehatan reproduksi. Pemahaman yang tidak benar tentang hak-hak dan kesehatan reproduksi menyebabkan banyaknya remaja yang berperilaku menyimpang tanpa menyadarl akibatnya terhadap kesehatan reproduksi mereka. e. Masih rendahnya usia kawin pertama penduduk. Tingginya angka kelahiran erat kaitannya dengan usia kawin pertama dengan pembentukan keluarga kecil yang berkualitas. Tingginya angka kelahiran ini juga disebabkan karena sebagian kelompok masyarakat dari keluarga belum menerima dan menghayati norma keluarga kecil sebagai landasan untuk mewuiudkan keluarga yang berkualitas.

f. Rendahnya partisipasi laki-laki dalamber-KB. Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang beorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender dalam hal KB. Namun demkian, partisipasi laki-laki dalam ber-KB masih sangat rendah. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi laki-laki juga oleh keterbatasan pengetahuan mereka akan hak-hak dan kesehatan reproduksi serta kesetaraan dan keadilan gender. Demikian pula, penyelenggaraan program KB dan kesehatan reproduksi masih belum mantap dalam memperhatikan aspek kesetaraan dan keadilan gender.

g. Masih

lemahnya ekonomi dan ketahanan keluarga. Kondisi lemahnya ekonomi keluarga mempengaruhi daya beli. Keluarga miskin pada umumnya mempunyai anggota keluarga cukup banyak. Kemiskinan menjadikan mereka relatif tidak memiliki akses dan pasif dalam

1

berpartisipasi untuk meningk-ad,-an k-tiolitas dirinya. Pada gilirannya, kemiskinan akan semakin memperburuk keadaan sosial ekonoml keluarga miskin tersebut. Demikian pula, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembinaan ketahanan keluarga. Yang utamanya pembinaan tumbuh kembang anak masih lemah. Hal ini akan menghambat pembentukan keluarga kecil yang berkualitas.

Demikian pula, bank data sebagai data basis kependudukan belum tersedia. k. Rendahnya kualitas pemuda. Pemuda adalah penduduk usia 15-35 tahun. dan maraknya masalah-masalah social di katangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkoda, psikotropika, zat adiktif (NAPZA), dan HIV.

l. Rendahnya budaya olahraga di h. Masih lemahnya institusi daerah dalam kalangan masyarakat dan prestasi pelaksanaan program KB. olahraga Indonesia yang tertinggal Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga Salah satu masalah utama bagi untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, kelangsungan program dan kelembagaan terdapat beberapa permasalahan, yaitu: belum keluarga berencana adalah desentralisasi terwujudnya peraturan perundang-undangan program KB. Sesuai dengan Kepres No. tentang keolahragaan; dan kecenderungan 103/2001, bahwa kewenangan di bidang makin menurunnya minat dan keinginan keluarga berencana diserahkan kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga. pemerintah kabupaten/kota Hal ini sejalan dengan esensi Undang-undang Nomor 22 Factor social, Tahun 1999, yang memberikan kewenangan Variable ekonomi, Fertilitas kepada pemerintah kabupaten/kota untuk antara o Penekanan angka kelahiran melalui : menentukan program-program budaya pembangunan yang diperlukan daerah Pertisipasi wanita dalam program KB sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, kemampuan, maupun sumberdaya yang Tingkat pendidikan wanita mempenguruhi tersedia. umur kawin pertama dan penggunaan Dengan adanya peraturan tersebut, masalah kontrasepsi yang dihadapi program KB adalah sejauh mana pemerintah kabupaten/kota Pertisipasi dalam angkatan kerja mempunyai menganggap bahwa program KB merupakan hubungan negative dengan fertilitas program yang strategis, bagi pengendalian pertumbuhan penduduk, yang pada Peningkatan ekonomi dan social gilirannya akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. www.ownlatte.ngeblogs.com i. Belum serasinya kebijakan kependudukan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. 2. Hubungan antara demografi, fertilitas, Jumlah penduduk Indonesia merupakan beban dan KB pembangunan bila tidak ditangani secara terpadu. Sampai saat ini belum tersusun suatu Demografi adalah sebuah ilmu yang mempelajari kebijakan dan strategi pengendalian kuantitas, tentang ilmu kependudukan sedangkan fertilitas peningkatan kualitas, dan pengarahan mobilitas adalah penambahan jumlah kependudukan dan penduduk yang sesuai dengan pertumbuhan KB (keluarga berencana) merupakan upaya ekonomi wilayah. preventif atau pencegahan untuk mengurangi laju pertumbuhan suatu penduduk. j. Belum tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pembangunan, pernerintahan, dan pembangunan yang FERTILITAS berkelanjutan. Penataan sistem penyelenggaraan definisi administrasi kependudukan telah dimulai sejak tahun 1960-an, namun hingga saat ini Adalah sama dgn kelahiran hidup (live birth), belum terwujud. Disisi lain peraturan yaitu terlepasnya bayi dr rahim seorang perundangundangan tentang administrasi perempuan dgn tanda2 kehidupan, misalnya kependudukan yang akan melengkapi berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dsb. Kepress No. 88 tahun 2004 Tentang Apabila pd waktu lahir tdk ada tanda2 kehidupan Pengelolaaan Informasi Administrasi disebut dgn lahir mati (still birth) yg di dlm Kependudukan belum tersedia. demografi tidak dianggap sebagai suatu Selanjutnya, kesadaran masyarakat terhadap peristiwa kelahiran. dokumen kependudukan dan tertib administrasinya-pun belum memadai. 2

(Prof.Ida Bagus Mantra, Ph.D.2008.Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar) faktor yang mempengaruhi rendahnya fertilitas tinggi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. o Faktor demografi di antaranya adalah : struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan dan proporsi yang kawin. o Faktor non demografi antara lain : keadaan social-ekonomi penduduk, factor psikologi, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi, industrialisasi. Variabel-variabel diatas dapat berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak langsung. Davis dan Blake dalam tulisannya yang berjudul the social structure of fertility : An Analitical framework, menyatakan bahwa faktor-faktor social, ekonomi, dan budaya akan mempengaruhi fertilitas melalui factor-faktor yang langsung ada kaitannya dengan ketiga tahap reproduksi (tahap hubungan kelamin, tahap konsepsi, tahap kehamilan), factor-faktor itu disebut variable antara.

Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk abstinensia) o Factor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi : Kesuburan dan kemandulan biologis yang tidak disengaja Menggunakan atau tidak menggunakan alat- alat kontrasepsi : Cara kimiawi dan cara mekanis Cara- cara lain seperti metoda ritma dan senggama terputus Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh factor- factor disengaja misalnya sterilisasi o Factor yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran : Kematian janin karena factor-factor yang tidak disengaja Kematian janin karena factor-factor yang disengaja (Prof.Ida Bagus Mantra, Ph.D.2008.Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar)

A. faktor demografi struktur umur o Fertilitas cukup stabil hingga seorang perempuan mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis.

o

Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa proses reproduksi seorang perempuan usia subur melalui 3 tahap yaitu : hubungan kelamin, konsepsi, kehamilan dan kelahiran. Dalam menganalisa pengaruh sosial budaya terhadap fertilitas, dapatlah ditinjau factor-faktor yang mempunyai kaitan langsung dengan ketiga proses di atas. o Factor-factor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan kelamin pada usia reproduksi: Umur memulai hubungan kelamin Selibat permanen yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin Lamanya masa reproduksi yang hilang karena : Perceraian, perpisahan / ditinggal pergi oleh suami Suami meninggal dunia Abstinensia sukarela Abstinensia karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak bisa dihindari)

Oleh karena itu sangat penting bagi perempuan yang mendekati usia 35 tahun dan belum pernah hamil, untuk segera mencari perhatian medis. Hal tersebut menjadi mendesak bagi perempuan yang kian mendekati usia 40 tahun.

struktur perkawinan umur kawin pertamasemakin muda umur perkawinan makin panjang masa reproduksinyabanyak anak yang dilahirkan (hubungan negative) paritas disrupsi perkawinan proporsi yang kawin B. faktor non demografi keadaan ekonomi penduduk menurut H. Leibensteinanak dilihat dari segi kegunaan (utility) dan biaya (cost)kegunaan ialah memberikan kepuasan, dapat memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depanbiaya/ pengeluaran, untuk

3

membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut. Apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah. Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baikbiaya naikbiaya membesarkan anak lebih besar daripada kegunaannyafertilitas turun Menurut Gary Beckermenganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lamaapabila pendapatan naik maka banyaknya anak yang dimiliki juga bertambah (hubungan positif) ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, tapi ada pula yang berpendapt bahwa justru penduduk yang kecil/sedikit dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi kea rah yang lebih baik tingakat pendidikan Bondan Supraptilah et.al. dengan menggunakan data Survei Fertilitas Mortalitas Indonesiahubungan antara tingkat pendidikan dan fertilitas berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya perbaikan status perempuanwanita yang mengurus rumah tangga saja cenderung untuk mempunyai anak lebih banyak sedangkan wanita yang bekerja mempunyai anak yang lebih sedikit urbanisasi dan industralisasi POLA FERTILITAS

Macam macam pengukuran fertilitas tahunan A. Tingkat fertilitas (Crude Birth Rate) kasar / CBR

Banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun Rumus :

CBR =

BPm

xk

a. CBR : Crude Birth Rate atau tingkat kelahiran kasar

b.

B : jumlah kelahiran pada tahun tertentu c. Pm tahun : penduduk pertengahan

d.

K : bilangan konstan yang biasanya 1000 Sumber : Demografi Bagoes Mantra, Ph.D Umum, Prof. Ida

1. Pola fertilitas khusus menurut umur 2. Lamanya pola fertilitas khusus menurut perkawinan 3. Umur perkawinan dan pola fertilitas khusus menurut lamanya perkawinan 4. Pola fertilitas khusus menurut paritas 5. Lamanya masa perkawinan dan pola fertilitas khusus menurut paritas 6. Rasio deret paritas

Kebaikan : Perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Kelemahan : Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.

Cara pengukuran fertilitaS. Pengukuran fertilitas kumulatif mengukur jumlah rata-rata anak yang telah dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur.

Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI B. Tingkat fertilitas umum / GFR (General Fertility Rate) Membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk perempuan usia subur (15- 49 tahun) Rumus :

Pengukuran fertilitas tahunan (vital rates) mengukur jumlah kelahian pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.

GFR =

B

xk

Pf (15-49)a. b. 4GFR B : tingkat fertilitas umum : jumlah kelahiran

Sumber : Demografi Bagoes Mantra, Ph.D

Umum,

Prof.

Ida

c.

Pf (15- 49) perempuan umur pertengahan tahun

: jumlah penduduk 15-49 tahun pada

Kelemahan : Ukuran ini membutuhkandata yang terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk tiap kelompok umur. Sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap Negara/ daerah, terutama di Negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapat ukuran ASFR. Tidak menunjukan ukuran fertilitas untuk keseluruhan umur 15-49 tahun.

Kebaikan : Ukuran ini lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to risk.

Kelemahan : Ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap memiliki risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.

Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI D. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rate) Untuk mengukur tingggi rendahnya fertilitas suatu negara.

Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI C. Tingkat fertilitas menurut umur/ ASFR (Age Spesific Fertility Rate) Membandingkan jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur tertentu (i) dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut (i) pada pertengahan tahun.

BOSFR = Boi Pf (15- 49)

xk

a. BOSFR : tingkat menurut ukuran kelahiran b. BOi urutan ke I

fertilitas

: jumlah kelahiran

ASFRi =

Bi pfi

x k

c. Pf (15-49) : jumlah perempuan yang berumur 15 49 pertengahan tahun d. K konstan = 1000 Sumber : Demografi Bagoes Mantra, Ph.D Umum, : angka Prof. Ida

a. ASFR : tingkat kelahiran untuk kelompok umur b. Bi : jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i c. Pfi : jumlah perempuan kelompok i pada pertengahan tahun d. K 1000 Sumber : Demografi Bagoes Mantra, Ph.D : angka konstan = Umum, Prof. Ida

Macam macam pengukuran fertilitas kumulatif Rate)

1. Tingkat fertilitas total / TFR (Total FertilityJumlah kelahiran hidup laki- laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :

Kebaikan : Ukuran lebih cermat dari GFRkarena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisis perbedaan fertilitas menurut berbagai karakteristik wanita. Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi selanjutnya (TFR, GFR, dan NRR).

a. Tidak

ada seorang meninggal sebelum reproduksinya.

perempuan mengakhiri

yang masa

b. Tingkat

fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.

5

penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya Rumus TFR= 5 ASFRi Ket: TFR= Total Fertility Rate ASFRi= Tingkat Fertilitas menurut umur ke I dari kelompok berjenjang 5 tahunan Gross Rates (GRR) Reproduction

Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D 2. Gross reproduction rates/ GRR (Gross Reproduction Rates) Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksi dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhri masa reproduksinya, seperti tingkat fertilitas total.

Yaitu Jumlah kelahiran bayi

perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya, seperti Tingkat Fertilitas Total Rumus GRR= 5 ASFRfi Ket: ASFRfi= Tingkat fertilitas menurut umur ke-I dari kelompok berjejang 5 tahunan

Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D

3.

Net reproduction rates / NRR (Net Reproduction Rates) Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan perempuanperempuan itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

(NRC)

Net Reproduction Rates

Angka ini memperhitungkan kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai masa reproduksinya asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya. Sumber : Demografi Bagoes Mantra, Ph.D Umum, Prof. Ida

Yaitu Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya Rumus NRC= ASFRfi x nLx/ Io (Demografi)

1. Pengukuran Kumulatif

Fertilitas

2. Pengukuran Fertilitas Tahunan

Tingkat Fertilitas Total

Yaitu umlah kelahiran hidup lakilaki dan perempuan tiap 1000

Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate)entu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun Banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun ter

6

Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) Membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk perempuan usia subur (15-49 tahun) Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate ) Terdapat variasi menegnai besar kecilnya kelahiran antara kelompok peduduk tertemtu . karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakab menurut jenis kelamin, umur, ststus perkawinan atau kelompok2 penduduk yang lain. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (birth order specific fertility rates) tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur tinggi rendahnya fertilitas suatu Negara, kemungkinan seseoramng istri untuk menembah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya.

Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi

Dengan menyebar penduduk pada daerahdaerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Meningkatkan produksi sumber makanan dan pencarian

Cara pengendalian fertilitas? Menurunkan tingkat kelahiran, melalui usaha langsung dan tak langsung. Secara langsung melalui kegiatan penyebar-luasan dan penyediaan sarana Keluarga Berencana (KB) serta usaha meningkatkan pengetahuan dan praktek KB. Usaha tidak langsung melalui usaha mendorong keluarga melaksanakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera). Menurunkan tingkat kematian, terutama anak-anak melalui bidang kesehatan, pangan dan gizi, pendidikan, perumahan, penyediaan air bersih dan kesehatan lingkungan. Meningkatkan taraf hidup, yaitu meningkatkan umur rata-rata penduduk Indonesia. Penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang serasi dan seimbang, melalui transmigrasi, pembangunan daerah, kota dan desa, pembangunan sarana perhubungan, dan pemerataan pembangunan. Cara pencegahan peningkatan jumlah penduduk Penambahan dan penciptaan lapangan kerja

Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya. mengapa perlu dilakukan standarisasi dari pengukuran tingkat fertilitas (standarized fertility rate) ?

karena tingkat fertilitas dipengaruhi banyak variable seperti umur, status perkawinan, dll sehingga perlu adanya standarisasi sehingga hanya satu variable yg berpengaruh.

masalah-masalah pengukuran fertilitas Sulit memperoleh data lahir hidup karena banyak bayi bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan lebih dari sekali Hanya melibatkan satu wanita, tidak semua wanita diukur Pencatatan yang tidak lengkap

7

Hal ini disebabkan karena masih banyak kelahiran yang tidak dilaporkan, terutama persalinan yang ditolong oleh dukun bayi di daerah pedesaan. Tidak dilaporkannya suatu kelahiran dapat disebabkan karena kurang pengertian tentang manfaat pelaporan atau mungkin karena prosedur pelaporan yang terlalu rumit. Pelaporan yang terlambat Terdapat kesalahan dalam pencatatan: Tempat kelahiran Umur ibu Paritas Interval persalinan Di Indonesia, pencatatan kelahiran dapat dilakukan dikantor kecamatan dan di kota madya. Untuk pelaporan dikecamatan diberi surat kenal lahir sedangkan pelaporan dikota madya diberi akte kelahiran. Untuk pelaporan kelahiran yang terlambat dibutuhkan prosedur yang rumit yaitu:pembuatan akte kelahiran harus dilakukan melalui pengadilan dengan biaya yang cukup tinggi. Hal ini ungkin merupakan salah satu sebab masyarakat enggan untuk melaporkan bila telah melewati batas waktu yang telah ditetapkan. a. Angka kelahiran dikaitkan dgn kelahirn yg meliputi suatu periode tertentu b. Kelahiran selalu melibatkan pria dan wanita c. Suatu kelahiran yg terjadi pd umur 80 tahun menghasilkan kelahiran yg banyak (a multiple birth) d. Penyebut angka kelahiran menyangkut jmlh penduduk yg menghadapi resiko, kenyataannya sangat sulit dihitung e. Perbedaan antara kelahiran hidup dan kelahiran mati biasanya sulit diklasifikan secara konsisten Perkawinan merupakan peristiwa yg dpt terjadi lebih dari satu kali. sumber data fertilitas Sensus penduduk/cacah jiwa Suatu proses keseluruhan dr pengumpulan, pengolahan, penyajian, & penilaian data penduduk yg menyangkut ciri2 demografi, sosial ekonomi, & lingkungan hidup. Sensus penduduk mempunyai ciri khas individual,

universal, diselenggarakan serentak di seluruh negara, & periodik. Regristrasi penduduk Pengumpulan data baru yg mencatat kejadian2 kependudukan yg terjadi setiap saat, spt kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, yg dpt tjd setiap saat tdk dpt terjaring di dlm sensus penduduk. Survei penduduk Hasil sensus penduduk & registrasi penduduk mempunyai keterbatasan, yg hanya menyediakan data statistik kependudukan, & kurang memberikan informasi ttg sifat & perilaku penduduk setempat. Utk mengatasi keterbatasan ini, perlu dilaksanakan survei penduduk yg sifatnya lbh terbatas & informasi yg dikumpulkan lbh luas & mendalam. Biasanya survei penduduk ini dilaksanakan dgn sistem sampel atau dlm btk studi kasus. hubungan fertilitas dengan kependudukan kedua di indonesia bom

tingginya angka kelahiran yang disertai dengan penurunan jumlah kematian disebut dengan bom kependudukan. jika fertilitas semakin tinggi angkanya, maka akan terjadi bom kependudukan (ledakan penduduk). pengaruh fertilitas kehidupan lainnya terhadap faktor

a) Pendidikan Masalah pendidikan yang timbul antara lain : daya tampung sekolah tidak sepadan dengan minat bersekolah, adanya ketidakseimbangan antara perbandingan penduduk yang bersekolah dengan penduduk usia sekolah. b) Pelayanan kesehatan Kebutuhan akan pelayanan kesehatan akan meningkat, berarti juga diperlukan tambahan dan peningkatan jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit dan tempat tidur bagi orang sakit. c) Masalah lapangan kerja Pertambahan penduduk memerlukan tambahan lapangan kerja. Apabila kesempatan kerja tidak dapat disediakan sesuai dengan angkatan kerja, maka akan terjadilah pengangguran diantara

8

anak-anak muda dengan negatifnya dalam masyarakat.

segala

akibat

d) Kehidupan sosial ekonomi Pertambahan penduduk yang cepat yang tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan kegelisahan dan ketegangan sosial ekonomi dengan segala akibatnya, antara lain :

mati biasanya sulit diklasifikasikan secara konsisten Tidak seperti halnya kematian, perkawinan merupakan peristiwa yang dapat terjadi lebih dari satu kali. Rendahnya kualitas pelayanan KB( terutama pelayanan unuk penduduk miskin Adanya rasa takut akan efek samping medis Hambatan social, budaya dan agama untuk menggunakan alat KB www.mitrianti.org o Masalah dalam pengukuran pengukuran fertilitas

Keluarga kurang mampu membayar uangsekolah bagi anaknya. Banyaknya anak akan menyulitkan penyediaan tempat tinggal yang layak Jumlah dana yang semula disediakan untuk membiayai pendidikan anakanak terpaksa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, akibatnya anak-anak tidak memperoleh pendidikan yang memadai. Setiap pertambahan penduduk konsekuensinya menambah permintaan kebutuhan hidup Masalah perumahan pada saat ini sangat mendesak, baik dalam hal mutu maupun jumlah perumahan. e) Lingkungan hidup Pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan yang merupakan gangguan pula terhadap keseimbangan alam seperti polusi udara, pencemaran tanah dan kebisingan, hasilhasil buangan, dan limbah yang tidak ditanggulangi. Sampah yang bertimbun mempunyai dampak negative berupa pemandangan dan bau yang tidak sedap dan membawa kuman penyakit. kendala dalam fertilitas menurunkan tingkat

Beberapa problema penduduk :

Istilah fertilitas hdala sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tandatanda kehidupan;misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dsb. Apabilapada waktu lat tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth) yang didalam demografi tidak dianggap sebagai statu peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas ada juga istilah fecunditas (fecundity) sebagai petunjuk lepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup. Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak-anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan Sangay sulit untuk diukur. Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live birth). Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disamping itu seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan isteri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Masalah yang lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas ialah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga.

Pada umumnya angka kelahiran dikaitkan dengan kelahiran yang meliputi suatu periode tertentu Suatu kelahiran selalu mlibatkan pria dan wanita Secara kasar dapat dikatakan bahwa suatu kelahiran yang terjadi pada umur 80 tahun menghasilkan kelahiran yang banyak Penyebut angka kelahiran, terutama yang menyangkut jumlah penduduk yang menghadapi resiko, kenyataannya sangat sulit dihitung Dalam banyak hal perbedaan antara kelahiran hidup dan kelahiran

9

Juga ada beberapa perempuan yang bercerai, menjanda. Memperhatikan masalah-masalah diatas, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan, dan masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan.

a.

Kelahiran selalu melibatkan pria dan wanita, tetapi dalam pengukuran statistic yang dilibatkan hanya wanita saja

b. Penyebut angka kelahiran terutama yang menyangkut jumlah penduduk yang menghadapi risisko kenyataanya sangat sulit dihitung c. Perbedaan antara kelahiran hidup dan kelahiran mati biasanya sulit diklasifikasikan secara konsisten d. Perkawinan merupakan peristiwa yang dapat terjadi lebih dari 1 kali

suami dan pekerjaan suami. -Faktor ekonomi, diukur dengan empat indikator yaitu besarnya pengeluaran keluarga untuk makan dan non makan, status tempat tinggal, lantai rumah dan sarana transportasi. -Faktor budaya, diukur dengan menggunakan 9 indikator yaitu norma anak jumlah anak/ sumber rejeki, jenis kelamin, fungsi anak sebagai penyambung generasi, fungsi sebagai tempat berlindung hari tua dan sebagai sumber rezeki, kepatuhan tokoh formal dan non formal, pemilikan sarana hiburan, pemilikan sarana informasi. . -Faktor pelaksanaan program KB, diukur dengan tujuh indikator yaitu frekuensi penyuluhan dari Dinas, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengetahuan aseptor tentang KB, kemudahan untuk memperoleh alat dan pelayanan KB, serta besarnya biaya.

o

Factor yang mempengaruhi mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas Faktor Demography Struktur umur Struktur perkawinan Umur kawin pertama Paritas Disrupsi perkawinan (kekacauan) Proporsi yang kawin Faktor Non Demography

Faktor ekonomi penduduk Tingkat pendidikan Perbaikan status perempuan Urbanisasi Industrialisasi Factor psikologi DEMOGRAFI UMUM prof. Ida Mantra, Ph.D

indikator keberhasilan fertilitas Angka Kelahiran Tahunan (current fertility) a. Jumlah Kelahiran b. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate CBR) c. Angka Kelahiran Menurut Umur d. Angka fertilitas Total Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH) a. Anak Lahir Hidup (ALH) atau Children Ever Born(CEB) b. Anak Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL) c. Rasio Anak-Wanita atau Child Women Ratio (CWR). Paritas Keluarga Berencana a. Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi (CPR) b. Angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB (Unmet-need) o Ukuran dasar fertilitas

Bagoes

o

Indicator keberhasilan

Indikator Dalam penelitian ini faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan program Keluarga Berencana dan terhadap tingkat fertilitas (TFR) diukur melalui faktor sosial, ekonomi dan budaya. Masing-masing faktor memiliki indikator sebagai berikut : -Faktor sosial, dengan tiga indikator yaitu tingkat pendidikan PUS, tingkat pendidikan

Angka Fertilitas Kasar Angka Fertilitas Kasar yaitu jumlah kelahiran per 1000 orang dalam jumlah penduduk tertentu merupakan ukuran fertilitas yang paling sederhana karena data yang diperlukan hanya jumlah seluruh kelahiran dan jumlah seluruh penduduk . Angka Fertilitas Umum Apabila sampai sebegitu jauh tidak tersedia informasi mengenai distribusi umur dan jenis kelamin, angka kelahiran kasar dapat diperbaiki dengan menggunkan angka kelahiran umum. Ini merupakan jumlah kelahiran per 1000 wanita berumur 15 sampai 44 tahun Angka Fertilitas Menurut Umur

10

Apabila (sebagai tambahan penduduk wanita yang diklasifikasikan menurut umur). Data jumlah kelahiran oleh ibu sudah tersedia , maka pola angka kelahiran khusus menurut umur akan dapat dihitung dengan cara membagi jumlah kelahiran oleh ibu yang tercakup di dalam setiap umur (atau kelompok umur) itu di dalam suatu jumlah penduduk tertentu Rasio ibu dan anak Di dalam suatu jumlah penduduk dimana pendaftaran penduduk bukan mcrupakan suatu tugas wajib, sehingga alkibatnya penyebut angka kelahiran konvesional sudah tentu tidak tersedia, estimasi fertilitas masih juga dapat disusun dengan cara menggunakan rasio Ibu dan anak. Nilai tersebut merupakan rasio (yang biasanya diperoleh dari hasil sensus atau survai sampel) antara jumlah wanita yang bcrumur di bawah 5 tahun dengan jumlah wanita yang berumur 15- 44 tahun. Meskipun demikian data statistik kelahiran biasanya tidak tersedia lengkap di banyak negara yang sedang berkembang, demikian pula data menurut klasfikasi umur, terutama kelompok umur 0- 4 tahun secara relatif malah tidak dapat diandalkan. Lagi pula rasio tersebut lebih mencerminkan suatu komponen mortalitas karena pembilangnya tergantung pada jumlah kelahiran yang dapat bertahan sampai umur 4 tahim. Komponen ini sangat menonjol di kelompok negara yang sedang berkembang karena tingginya mortalitas bayi. Dengan dclnikian rasio ini digunakan terbatas untuk beberapa masalah tertentu saja karena lainnya merupakan indikator tingkat fertilitas yang agak kasar Angka kelahiran yang distandarisasikan Angka kelahiran yang distandarisasikan (yang merupakan angka kelahiran yang akan berkaitan dengan beberapa penduduk wanita standar apabila memang dialami) pada berbagai umur, maupun angka fertilitas menurut umur dari penduduk yang sedang diteliti kenyataannya lebih sering digunakan dibandingkan dengan angka kelahiran kasar. Metode perhitungan mengenai angka kelahiran yang distandarisasikan tidak berbeda dengan perhitungan angka kematian yang distandarisasikan. (teknik demografi )

pekerjaan, pendidikan, kependudukan dan produktifitas PUS) Hubungan fertilitas dengan keadaan ekonomi penduduk Fertilitas merupakan tingkat kesuburan usia produktif untuk menghasilkan suatu keturunan (dalam hal ini adalah anak), tentunya hal ini nantinya akan sangat berhubungan erat dengan hidup dan kehidupan manusia tentang apa dan bagaimana mereka melakukan pemenuhan kebutuhan hidup (taraf kebutuhan ekonomi) untuk melangsungkan jenisnya. Karena setiap keluarga telah memiliki suatu tujuan tertentu untuk bereproduksi, serta telah memiliki suatu usaha dan pandangan tentang pemikiran bahwa mereka akan mampu atau tidak untuk memenuhi kebutuhan hidup dari segi ekonomi untuk kelangsungan hidup anggota keluarganya.

Hubungan fertilitas dengan sosial budaya Fertilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dalam kehidupan sehari-hari (dalam suatu komunitas sosial budaya tertentu) apabila seseorang dikatakan mandul (infertil), orang yang bersangkutan akan memiliki rasa beban dan tertekan dalam hidupnya, karena merasa bahwa dirinya tidak bisa menghasilkan keturunan yang nantinya dengan adanya keturunan itu, suatu keluarga akan melakukan suatu kegiatan atau prosesi upacara kebudayaan sesuai dengan tata sosial budaya yang berlaku di tempat mereka tinggal dan hidup.

Hubungan reproduksi

fertilitas

dengan

kesehatan

Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk dijaga pada masa-masa usia produktif, hal ini dikarenakan alat reproduksi yang sehat sangat berhubungan dengan tingkat fertilitas seseorang, walaupun dalam beberapa orang diketemukan kasus infertil. Pada dasarnya reproduksi yang sehat akan melahirkan generasi yang sehat pula, sehingga tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang sangat terpengaruh dengan hal ini, karena akan dapat menghasilkan keturunan yang baik.

o

Hubungan sehari2

fertilitas

dengan

kehidupan

Hubungan fertilitas dengan pekerjaan Tingkat kesuburan (fertilitas) juga sangat dipengaruhi oleh pekerjaan seseorang, karena hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup seseorang. Tentunya ada beberapa pekerjaan yang mendatangkan risiko-risiko

Hubungan fertilitas dengan factor kehidupan(ekonomi, social, budaya, kespro,

11

tertentu yang akan membuat seseorang tersebut menjadi mandul (infertil) atau daya kesuburanya menurun. Dalam hal inilah seseorang akan mengalami suatu kedaan yang sulit, karena di satu sisi manusia harus memenuhi kebutuhan hidup, tetapi di satu sisi dalam menjalankan pekerjaan yang mereka lakukan, mereka harus menanggung risiko yang bahkan mungkin sangat berat untuk sebagian orang yaitu kemandulan (infertil), karena faktor-faktor dari pekerjaan yang dia lakukan.

hidup sehar-hari, misalnya seperti bekerja. Untuk itulah pada Pasangan Usia Subur ini tentunya memiliki masa tingkat kesuburan yang baik untuk menghasilkan keturunan. Tetapi dalam hal ini pada beberapa negara menjadi permasalahan yang Sangat berarti, karena di negara yang memiliki jumlah penduduk usia muda yang berarti (tinggi) akan berdampak buruk, yaitu dengan terjadinya peledakan penduduk, yang juga akan berdampak buruk pula pada segala aspek bidang kependudukan dalam negara yang bersangkutan. Physical Of Demografi

Hubungan fertilitas dengan kependidikan Pendidikan adalah suatu upaya pengembangan daya pemikiran seseorang untuk menghasilkan suatu generasi yang berkualitas. Tentunya dalam hal ini sangat berkaitan dengan tingkat kesuburan manusia itu sendiri untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik dan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik pula. Melalui pendidikan inilah manusia akan mengetahui pentingnya kesuburan, dan kesehatan reproduksi untuk dapat menghasilkan keturunan, guna kelangsungan hidup jenisnya untuk menghindari kepunahan. Hubungan fertilitas dengan kependudukan Masalah kependudukan merupakan masalah yang paling mendasar dalam suatu negara, hal ini sangat berkaitan dengan angka fertilitas penduduk suatu negara untuk menghasilkan keturunan, sehingga apabila laju pertumbuhan penduduk disini tidak dikendalikan dengan baik, tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi suatu negara, karena dapat dimungkinkan terjadi peledakan penduduk dimana perekonomian negara tidak akan sebanding dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah akibat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, akan mengakibatkan bencana nasional, seperti : kelaparan, angka penganguran yang tinggi, tindak kriminal yang tinggi, dan lain-lain.

Hubungan fertilitas dengan PUS (Pasangan Usia Subur) Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan (dalam hal ini terdiri dari laki-laki dan perempuan) yang telah menginjak usia subur guna melangsungkan reproduksi untuk memperoleh keturunan. Pada saat ini sangat penting mengetahui tingkat kesuburan masingmasing pasangan untuk mendapatkan keturunan yang baik demi kelangsungan hidupnya dikemudian hari. Tingkat kesuburan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti : kelengkapan organ-organ reproduksi, pola konsumsi yang baik, serta aktifitas atau kegiatan

12