bahan kul bapi

Upload: riena-telussa

Post on 22-Jul-2015

942 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

BAHAN BAKU JARINGNatural Fibres

Jaring (ISO: International Organization for Standardization) Susunan mata jarring dalam bentuk dan ukuran yang bervariasi yang dibuat dari juraian atau gabungan suatu yarn atau system yarn yang terdiri dari satu system yarn atau lebih. Bahan Baku/Bahan Dasar Jaring Serabut (fibre) terdiri dari: 1. Alami (Natural fibres), terdiri dari: Tumbuh-tumbuhan (Vegetables fibre): Cotton, Manila, Hemp, Linen, Rami. Hewan (Animals fibre): Sutera, Bulu.

2. Buatan (Man made fibres): phenol, benzene, acetylene, purasic acid, chlorine, selulose, protein (cellulose rayon, cellulose wool, protein rayon)

VEGETABLE FIBRES (1) Cotton Dari tanaman biji-bijian Serabut: Sangat halus ~ tebal pintalan dengan diameter 0,2 mm Panjang ~ 2,0 50 mm Diameter ~ 0,01 0,04 mm Tipe alat tangkap: Gillnet Berbagai tipe pukat (seines) Trap nets (perangkap)

Trawl berukuran kecil (bukan untuk didasar) Lifnet (bagan) Trammel nets (untuk menangkap udang terdiri dari 3 lapis) (2) Sisal dan Manila Abaca : serat tanaman pisang Sisal : serabut daun dari jaringan daun dan dasar daun dari tanaman agave Sifat : kasar terutama untuk bahan yang keras & kuat (heavy netting) Tipe alat tangkap: Botton trawl, tali (ropes) (3) Linen, henp & rami Serabut kulit pohon dari jaringan kulit pohon Digunakan untuk jaringan-jaringan tertentu: Linen salmon gillnet Rami drift net (kawasan perikanan Asia) Hemp tow net dan trawl net (sungai-sungai di Eropa) Pembusukan Serabut tumbuhan jika dalam kondisi lembab atau terendam air akan menimbulkan mikro organisme pemakan selulose (bakteri). Proses pembusukan: Merupakan proses vital dalam siklus hidup karena membebaskan makanan organik seperti fosfor, nitrogen, potassium dan zat anorganik untuk pertumnuhan tanaman. kelangsungan hidup tanaman & hewan terjamin. Empat faktor utama penentu pembusukan serabut selulose: (1) Jenis serabut Ketahanan terhadap pembusukan semakin bertambah linen, hemp, rami, cotton, sisal, manila, coir. (2) Suhu air Berkaitan dengan kegiatan bakteri selulose Musim dingin kebiatan bakteri selulose < musim panas, sedangkan;

Daerah tropic > iklim sedang (pengaruh suhu) pembusukan dari air air yang mengalir > air yang tenang air yang subur > air yang tidak subur/jernih. (organic, kapur & pospor/eutrophic water) (4) lama perendaman dalam air terus menerus > beberapa waktu di dasar >>> apalagi pada daerah berlumpur. (3) daya Pencegahan terhadap pembusukan Dikembangkan oleh: 1. Nelayan cara praktis 2. lembaga penelitian 3. Industri kimia dan tekstil

Penggunaan senyawa metalik: - Potassium bichromate - copper nephtenate - copper sulphate - coprous oxide (testalin) Cara praktis (nelayan): ter aspal ter kayu + bensin atau mintak bensin,dsb carbolin Penyamaan ekstrak kulit kayu, kayu pohon tertentu, misalnya: agel, salam. Pengawetan yang mempunyai efisiensi tinggi (telah diuji): - Pengawetan dengan testalin - Pengawetan dengan tannin + potassium bichromate Pengawetan dengan testalin: Rebus jarring selama 30 menit dalam larutan yang mengandung 2% tannin (ekstrak mangrove) + 1% caprous oxidae (testalin)

Keringkan jarring Rebus kembali dalam larutan yang mengandung 2% tannin tanpa testalin Masukan ke dalam carbolineum selagi masih basah.

Pengawetan dengan tannin & potassium bichromate: Rebus jarring selama 30 menit dalam larutan yang mengandung 2% tannin Keringkan Masukan jarring ke dalam larutan yang mengandung 3% potassium bichromate selama 1 jam Bilas dengan air, keringkan Masukan jarring ke dalam larutan yang mengandung 2% tannin Masukan dalam carbolineum sebanyak 3 kali pencelupan (3 bath method) Pengawetan dengan cara ini memberikan hasil pengawetan yang terbaik dalam perikanan. Pengaruh Pengawetan tergantung pada tingkat kohesi melekat) antara zat pengawet dan serabut yang diawet. Empat hal yang pengawetan: (1). (2). (3). (4). perlu diingat untuk efisiensi dalam (kemampuan

melakukan

Hanya memperlambat pembusukan bukan mencegah. Berbagai macam serabut tumbuhan mempunyai reaksi yang berbeda terhadap pengawetan. Cara pengawetan yang efisien perlu tenaga dan biaya yang besar. Pengawetan jarring dapat menimbulkan pengaruh sampingan terhadap sifat fisik jarring -------------------- Rugi Perlu pertimbangan:

Stiffness (kehalusan)

Fleksibilitas (mendekati daya mulur) ------ penyesuaian terhadap jarring Ekstensibilitas (tegang) Elastisitas (kekuatan mulur) Breaking strength (kekuatan putus pada jaring) Bobot jaring Warna Shrinkage (pemendekan jaring karena dipasang pemberat, dsb) Diameter.

Vegetable fibres - cepat busuk - umur pakai relative singkat.

SYNTHETIC FIBRESSintetis: Istilah ilmiah dan teknis untuk proses kimia, dimana unsur-unsur kimia yang sederhana digabungkan menjadi yang rumit dan berubah dari sifat semula. mempunyai sifat baru yang rumit dan berubah dari sifat semula. Serabut Sintesis: Serabut buatan dari bahan sintetis yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan sederhana, seperti: phenol, benzene, acetylene, dsb. Perkembangan serabut sintesis: 1920 Staudinger (Nobel Kimia, 1953) penemuan bahan serabut terdiri dari molekul-molekul yang berantai panjang mengandung sejumlah unit-unit sederhana dan sejenis yang saling berkaitan. Sifat serabut yang sangat baik tersusun untuk tekstil. Dihasilkan oleh: USA, Japan, Republik Jerman, Uni soviet, Inggris, Italia & Perancis. Klasifikasi secara kimia (chemical classification): Internasional 1. Polyamide (PA) PA 6.6 ___ 88 ; PA 6 2. Polyester (PES) 100 3. Polyethylene (PE) 78 4. Polypropylene (PP) 136 5. Polyvinyl chloride (PVC) 46 6. Polyvinylidene chloride (PVD) 19 7. Polyvinyl alcohol (PVA/PVAA) 24 Empat bentuk dasar serabut: 1. Continues filament (serabut panjang) 2. Staple fibres (serabut pendek) 3. Monofilament ( benang tunggal) 4. Serabut pita pecah (splite fibres/ serabut pipih-pipih)

Perkembangan Serabut sintetis yang dipakai untuk Jaring Penangkapan Jenis Serabut Dikembangkan Dihasilkan dari Sebutan/Nama sintetis Perdagangan Tahun Oleh, Negara PA 6.6 1935 WH. Carothers Hexamethylene Nylon (banyak USA diamine & Adipic negara), 6C kapron (USSR) PA 6 1937/ P. Schlack Caprolactum Perlon 1938 Jerman 6C PES 1940- JR. Whinfield Terephatic acid Terylene, 1941 & JT.Dickson, & alcohol Dacron (USA), Inggris ethyleneglycol tetoron (Japan) PE 1950 Ziegler, Petroleum Polyolefines, Jerman ethylene etylon (Japan) PP 1954 Natta, Italia Petroleum Meraklon prophylene (Italia), velon P (USA) PVC 1934 F.Klate & H. Vinyl chloride Pe Ce Hubbert, Jerman PVD 1939 USA Vynilidene Velon (USA), chloride (80%) & saran (Japan & Vynil chloride USA) PVA/PVAA 1931, WO.Hermaun & Kuralon, 1938 W.Haechnel, Vinylon Jepang (Japan) Sifat Fisik: 1). Nylon, polyamide (PA): Tenggelam (densitas 1,14) Kekuatan dan daya tahan gesekan baik Kemuluran dan kelunturan amat baik 2) Polyester (PES) Tenggelam (densitas 1,38)

Kekuatan sangat baik Kelenturan baik, kemuluran kurang (tidak bisa direnggang) 3). Polyethylene (PE): Terapung (densitas 0,94 0,96) Ketahanan gesekan baik Kelenturan baik 4). Polypropilene (PP): Terapung (densitas 0,91 0,92) Kekuatan baik Ketahanan gesekan baik 5). Polyvinyl

alcohol (PVA): Tenggelam (densitas 1,30 1,32) Ketahanan gesekan baik Kemuluran baik

Sifat pokok serabut sintetis 1. Lama (ketahanan) dalam air Nelayan penting kebutuhan utama dalam pengadaan bahan/serat agar sesuai untuk jaring keuntungan besar, serabut sintetis tahan busuk. Cotton daya tahannya 7 hari jika tidak dirawat. PVC (bubu) 25 tahun danau PA (stow net/jernal) 19 tahun sungai besar, arus kuat, air tercemar. 2. Daya tahan terhadap cuaca (weathering) Pelapukan karena cuaca pengaruh sinar matahari, hujan, angin, asap industri dan gas terhadap tekstil. Pengaruh terburuk sinar ultraviolet dari radiasi sinar matahari. Pengaruh cuaca tergantung pada: Ketebalan serat sintetis Ketebalan benang jaring, jika lebih tebal maka breaking strengthnya semakin kecil Warna, jika berwarna menyerap sinar akibatnya daya tahan umur dapat diperpanjang. Percobaan:

Hanya dapat menunjukan perbedaan sifat serat tetapi kurang memberi informasi tentang umur jaring yang sesungguhnya didalam pengoperasiannya tergantung perawatan. Bahan jaring sintetis tidak perlu dijemur tidak menjadi busuk maka dapat disimpan dalam kondisi lembab/basah. Perlindungan terhadap sinar matahari harus selalu dibungkus/ ditutup, kecuali alat terpancang tetap warna hitam pengaruh sinar matahari sehingga di air < di udara. 3. Kepadatan/densitas (p) m massa/satuan volume (gr/cm3) v Densitas yang kecil berakibat menurunkan berat jaring dalam air sehingga mempengaruhi kecepatan tenggelam. Jaring + ter mempercepat kecepatan tenggelam. Ter berfungsi untuk mencegah udara yang ada di antara serat, hal ini akan berakibat hilangnya suatu gaya mengapung sehingga mengurangi kecepatan tenggelam. 4. Titik cair Bisa digunakan untuk identifikasi serat. Titik pelembutan/lunak dan pengerutan harus diperhitungkan dalam pewarnaan jaring dengan perebusan rusak. Identifikasi Dilakukan jika nama serat tidak diketahui. Identifikasi dapat dilakukan dengan 2 cara: a). Mudah: tanpa alat dan teknik yang rumit b). Rumit: alat mahal, keahlian khusus; Uji mikroskopis Microphotograph Penentuan densitas serat Menodai dengan pewarna khusus/pereaksi Spektrokopi infra merah Gas chromatography Defferensial thermal analisis Perlu diperhatikan: Untuk menghindari komplikasi, dibatasi 8 kelompok serat

Reaksi bahan sintetis yang diidentifikasi harus dibandingkan dengan reaksi bahan yang dikenal dengan metode yang sama. Digunakan beberapa metode, tiap tes satu serat/contoh Bila benang terdiri dari bagian-bagian yang berbeda, maka di tes terpisah. Bahan finishing harus dihilangkan terlebih dahulu, dapat dihilangkan dengan perebusan dalam air suling.

Macam-macam Identifikasi: 1). Tes air Merupakan tes pendahuluan. Hasil: Terapung, densitas < 1; missal PE dan PP Tenggelam (lampiran 1) 2). Pemeriksaan dengan mata Merupakan tes pendahuluan Hasil: Mengetahui tipe serat; missal continues filament, dll (lampiran 2) 3). Tes bakar Diperlukan: Suatu nyala bersih (tanpa jelaga/asap) Bunsen burner, lampu alcohol, 2 pinset/jepit. Perlu diperhatikan: Reaksi bahan jaring dekat nyala api Reaksi bahan jaring setelah dijatuhkan/dikeluarkan dari nyala api Bau dari gas (asap) Residu/sisa Merupakan cara yang paling sederhana dan sering digunakan nelayan, memudahkan untuk menentukan serat sintetis dari katun. Hasil: Serat sintetis akan menyusut dan mencair dalam nyala. Cairan menetes membentuk manik Residu (sisa) kertas tidak beraturan bentuknya (lampiran 2) 4. Tes kelarutan

Diperlukan: Tabung tes Sumber panas Pemegang gelas sewaktu dipanasi Pereaksi kimia. Diperhatikan cara kerja yang hati-hati Cara: Masukan serat ke dalam tabung yang berisi pereaksi Hasil: Dapat larut/tidak (lampiran 3) 5. Uji titik cair Merupakan cara terpercaya dalam penentuan jenis serat. Cara: mudah, alat tidak sederhana Hasil: Titik cair thermoplastik untuk serabut sintetis sangat berbeda. Perhatian: - Fahami perbedaan antara serat alami dan serat buatan - Ketahui kelebihan serat sintetis dan kelemahan serat alami - Perlunya identifikasi serat sintetis dan macam-macam identifikasi

BEBERAPA ISTILAH DALAM KONSTRUKSI BENANG JARINGMenurut ISO: Benang jaring: Semua bahan tekstil yang sesuai bagi pembuatan jaring yang dapat dirajut secara langsung menjadi jaring tanpa harus mengalami proses lebih lanjut (mesin/tangan = istilah baku) Benang (yarn) Istilah tekstil umum yang meliputi semua tipe/jenis dan struktur produksi tekstil linier. Benang tunggal (single yarn) Yaitu benang yang paling sederhana yang disusun dari serat komponen benang jaring Single spun yarn Single filament yarn Single split fibre yarn Benang-benang tunggal yang dibuat dari monofilament Netting twine (folded yarn) Yaitu benang jaring yang dibuat dari > 2 benang tunggal atau monofilament dengan cara hanya satu pilinan/pintalan. Cable netting twine (Cabled yarn) Yaitu benang besar, merupakan istilah yang mengkombinasikan jaring dengan > 1 pintalan. Braided netting twine (benang berjalin) Yaitu benang jaring yang dibuat melalui proses penjalinan/kepangan Pintalan (twist/pilinan) Yaitu bentuk spiral komponen dari benang tunggal, folded yarn,atau netting yarn. Ukuran numeric t/m, t/I (pilinan/m, inchi) Arah pintalan S atau Z

> benang

Dipakai dalam proses pembuatan tali. Pintalan arah kanan (right twist S) dan pintalan arah kiri (left twist Z). Koefisien pintalan/faktor pintalan Suatu ukuran kekerasan benang yang ditentukan dengan mengalikan putaran per unit panjang kali kuadrat akar nomor benang dalam system langsung.

text = t/m x text/1000Kepangan/jalinan (braiding) Proses penjalinan > 3 benang sedemikian rupa dan saling menyilang satu dengan yang lain dan terletak bersama-sama dalam formasi diagonal yaitu anyaman. Strand Istilah (bukan standart) bagi komponen secara individu dari benang jaring yang dipintal/ dikepang.

BEBERAPA ISTILAH DAN DEFENISISifat netting yarn: Atmosfir standar (standard atmosphere) Untuk pengujian: keadaan udara yang ditetapkan untuk pengujian-pengujian fisik bahan-bahan kain dalam keadaan kering. Perlu kelembaban relative tropic 27 C + 2 C 65% + 2% Pengujian rentangan (tensile test): Pengujian untuk mengukur ketahanan bahan terhadap gaya rentangnya dalam satu arah. Daya tahan regangan (tensile stress/tensile strength): Umum: ketahanan terhadap perubahan bentuk serabut, yarn, netting yarn atau tali (rope) sehubungan dengan tegangan satu arah sampai mencapai titik putus (breaking point) atau beberapa titik lainnya sebelum putus.

Gaya pada tiap satuan penampang melintang dari bahan yang tidak berbeda (kgf/mm) daya rentang. Daya tahan putus (breaking strength) Kekuatan (tenacity) Breaking tenacity : Tekanan (gaya) rentang (tensile stress/force) tiap satuan kepadatan linier bahan yang tidak berbeban gf/tex Kepadatan linier: massa dalam tiap satuan panjang. Daya tahan putus/beban putus (breaking strength (BS)/breaking load) Yaitu, kekuatan maksimum yang diperlukan untuk membuat putusnya bahan dalam satuan uji yang menggunakan ketegangan kgf Macam-macam kekuatan yang dapat diuji: BS benang dalam kondisi kering (dry yarn breaking strength) BS benang basah (wet yarn breaking strength) BS benang kering dengan simpul (dry knot breaking strength)

Knot breaking strength (daya tahan putus benang bersimpul) Yaitu, kekuatan maksimum yabf dapat ditahan sampai putusnya suatu bahan benang yang diberi simpul dalam suatu uji yang menggunakan ketegangan. Mesh breaking strength (daya tahan putus jaring) Yaitu, kekuatan maksimum yang dapat ditahan sampai putus salah satu diantara simpulnya atau sambungan dari sebuah mata suatu jaring pada uji yang menggunakan ketegangan.Beban pada saat putus (load of rupture) Yaitu, beban akhir pada saat atau permulaan putusnya bahan yakni ketika atau setelah breaking strength dicapai.

Breaking length (panjang putus) Yaitu, panjang yang dihitung dari contoh uji pada ukuran berat = breaking strength-nya km Nominal gauge length (panjang ukuran nominal) Panjang dari suatu contoh uji menurut besarnya tegangan awal yang ditentukan.

Pre-tension (ketegangan awal) Tegangan yang relative rendah yang diperlukan untuk meluruskan bahan dan menentukan panjang ukuran nominalnya. Time-to-break (waktu untuk putus) Periode waktu dalam satuan detik yang diukur saat tegang sampai breaking strength tercapai.Sifat kemuluran (extensibility) Sifat yang dimiliki suatu bahan untuk bertambah panjang atau mulur sampai BS tercapai. Kemuluran (elongation = extension) Yaitu, pertambahan panjang contoh uji yang menggunakan ketegangan, dinyatakan dalam satuan panjang. Elongation permanent: tetap setelah lepas dari ketegangan Elongation elastis: dapat pulih kembali dengan segera/perlu waktu. Prosentase kemuluran (elongation percent) Pertambahan panjang contoh uji yang diwujudkan dalam prosentase dari ukuran panjang nominalnya. Elastisitas/kekenyalan Kemampuan yang dimiliki suatu bahan untuk pulih kembali kepada panjang semula setelah gaya yang menyebabkan kemuluran dihilangkan.

Toughness (keliatan/keuletan) Sifat yang dimiliki suatu bahan untuk menyerap tenaga (kerja). Breaking toughness: besarnya tenaga (work) bagi setiap satuan massa suatu contoh yang diperlukan untuk membuatnya putus. Flexural stiffness (ketegaran) Ketahanan contoh uji untuk menjaga sisinya berkelok atau berbentuk belokan-belokan (bergelombang). Kekuatan yang diperlukan untuk menyebabkan suatu unit berbentuk belokan-belokan. Abrasion resistance (ketahanan gesekan)

Ketahanan dari bahan/contoh uji sampai terjadi rusaknya dari keseluruhan/beberapa bagian akibat adanya gesekan pada suatu permukaan. Kemampuan bahan-bahan untuk menahan gesekan pada kondisi tertentu.

Shrinkage (penyusutan) Penyusutan panjang bahan/contoh uji disebabkan oleh kebasahan/ perlakuan lainnya.Kemantapan simpul (knot stability) Kemampuan simpul dalam jaring untuk mempertahankan bentuk semulanya dengan menahan yang berusaha mengubahnya tanpa slip dan terbuka.

KONSTRUKSI BENANG BERPILIN

Sifat-sifat benang rajutan yang dipilin ditentukan oleh: nomer, kehalusan benang tunggal, cara penggabungan (folded) dan pintalan (twisted). Benang tunggal (single yarn) Serat pendek (spun yarn) harus dipintal dengan keras sebab benang tersebut memperoleh kekuatannya hanya dengan pintalan bersama dari seratserat secara individu. Makin banyak benang dipintal makin tinggi daya tahan putusnya berlaku sampai pada suatu titik derajat kritis pintalan. Benang jaring/benang rangkap (netting twine/folded yarn) Metode yang paling sederhana untuk membuat benng jaring mengkombinasikan dua benang tunggal atau lebih dengan hanya satu kali pilinan. Cabled netting twine/cabled yarn Untuk jaring penangkap ikan Benang besar yang diproduksi dalam 3 (tiga) tahap: 1. Serat benang tunggal 2. Benang tunggal benang rangkap/benang jaring yang kecil/netting twine 3. Benang rangkap/netting twine Cabled netting twine (benang jaring yang besar) arah pintalan berbeda S/Z/S atau Z/S/Z untuk menghindari slip

Cabled netting twine dengan susunan/tingkat lebih tinggi Tahap-tahap pembuatan: 1. Serabut Single yarn 2. Single yarn folded yarn (netting twine) 3. Folded yarn Cabled netting twine (CNT)of the first order= tingkat 1 4. CNT tingkat 1 CNT tingkat II 5. CNT tingkat II CNT tingkat III

6. dst netting yarn

Banyak kelemahan: Pertambahan berat sangat tinggi BS rendah dan kemuluran tinggi sampai pada ukuran yang tidak diinginkan harga mahal. Jumlah pilinan Sangat berpengaruh terhadap BS dan extensibility (daya tahan mulur) dari netting yarns Pilihan dibedakan dalam 4 tingkatan: 1. Lunak (soft) 2. Sedang (medium) 3. Keras (hard) 4. Sangat keras (very hard) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkatan pilinan: 1. Kelunakan (diameter = ) netting yarn Jumlah pilinan (t/m) tergantung pada netting yarn dan kekerasan sama t/m sama dan tidak tergantung pada macam bahan serabutnya. Netting yarn yang kepadatan bahan sintetisnya berbeda, untuk kekerasan sama memerlukan koefisien-koefisien pilinan yang berbeda berhubungan dengan kehalusan ( benang) bukan . 2. Macam serabut netting yarn Netting yarn baik (koefisien pilinan) lebih rendah Netting yarn berat lebih tinggi. 3. maksud pemakaian jaring Lunak gill net Sedang Bottom trawl, purse seine, tipe alat tangkap kecil Keras mid water trawl Sangat keras lines 4. Hubungan antara pilinan utama (primary twist) dan pilinan kedua (secondary twist) dalam cabled netting twine. kemantapan pilihan (twist balanced) netting yarn tidak kusut, tidak membelit, tidak membentuk ikatan-ikatan (loops) keaktifan pilinan tidak ada dalam netting yarn.

Rumus yang digunakan: Cabled twist = Folded twist ___________

folded yarn

Atau

Fold twist = cabled twist x folded yarns Konstruksi braided netting yarns Braided netting yarn beberapa strand dijalin membentuk anyaman diagonal kea rah tepi 3 (tiga) Konstruksi yang penting: 1. Teras (care) Merupakan istilah single yarn, folded yarn/monofilament yang tidak termasuk bahan anyaman, tapi untuk mengisi bagian dalam (lumen) bahan anyaman. Dengan teras bentuk anyaman bundar (round crossection) Pancing teras harus tebal BS tinggi extensibility netting yarn = daya mulur anyaman Continuous filament Anyaman

Tanpa teras: Bentuk anyaman oval (oval crossection) Lebih lunak stabilitas simpul lebih baik 2. Jumlah dan jenis strand 3. Struktur braid

Cara penjalinan strands

Netting Yarn dari jaring tanpa simpul (knotless netting) Ada 3 (tiga) tipe utama): 1. Japanese twisted knotless netting Ditemukan 1922, secara umum digunakan awal 1950-an. pengerasan bahan-bahan sintetis. 2. Knotless raschel netting Dikenal dalam industri kain (tekstil), dalam dunia perikanan baru 1950-an Lebih bervariasi dan kerusakan lebih mudah diperbaiki dibanding Japanese twisted knotless netting. Prinsip penyambungan sama tapi lebih rumit. 3. Braided netting Bottom trawl Beberapa kelemahan jaring bersimpul bila digunakan untuk alat tangkap: Simpul-simpul mengakibatkan BS rendah karena simpul-simpul menonjol sehingga mudah tergores (bottom trawl) Simpul-simpul terbentuk dari netting yarn dengan ukuran panjang tertentu, akan berakibat menambah berat, tidak memperluas jaring. Simpul bertambah mengakibatkan mata jaring sempit, diameter tebal. Beberapa kelebihan jaring tanpa simpul: Lebih ringan (dengan luas yang sama) berat dan volume lebih rendah 50%, sehingga lebih mudah ditangani. Biaya produksi lebih rendah, menghemat bahan. Memiliki tahanan lebih rendah (di dalam air) sehingga kecepatan penarikan dan ukuran alat tangkap dapat diperbesar. Tahanan gesekan lebih tinggi. BS lebih tinggi daripada jaring bersimpul. Ukuran mata jaring lebih tetap dan lebih tepat. Karena jaring tidak bersimpul mengakibatkan kotoran-kotoran sedikit melekat sehingga mudah dibersihkan dan cepat kering.

PERUMUSAN BENANG JARINGPerumusan Benang Jaring Kehalusan (fineness) atau kekerasan disebut juga nomor/hitungan. Merupakan salah satu sifat sangat penting pada jaring/netting yarn Perlu untuk pembelian dan sebagai dasar untuk pengujian, evaluasi sifat-sifat dan pemilihan netting yarn. Cara perumusan kehalusan: (1). Sistem langsung atau kepadatan linear/titer; massa per satuan panjang. (2). Sistem tidak langsung; panjang per satuan massa. Point (1) dan (2) diatas hanya mengenai hubungan antara massa dan panjang serta konstruksi dari netting yarn, tetapi tidak menunjukan jenis/macam serabut secara lengkap. SISTEM TEX (Tt) Menunjukkan kepadatan linear; massa bahan dalam satuan panjang. Satuan dasar; tex 1 tex = 1 g /1000 m Contoh: 23 tex artinya single yarn dengan panjang 1000 m dan berat 23 gram. Hasil akhir (netting yarn) resultan kepadatan linear (R). R tex; massa (gram) tiap satu km hasil akhir. Contoh perumusan yang lengkap pada cabled netting twine: 20 tex Z 700 x 2 S 400 x 3 Z 200; R 132 tex 700, 400, dan 200 adalah pilihan dengan putaran tiap m (t/m) Sistem tex untuk netting yarn Ada 2 (dua) cara perumusan netting yarn: a) Perumusan lengkap; untuk pemakaian umum b) Perumusan singkat; untuk hal-hal khusus. Peumusan lengkap Terdiri dari:

Nilai tex dari single yarn. Jumlah single yarn dalam lipatan pertam (first hold) Penulisan digabung dgn Jumlah nilai yarn dalam hasil akhir tanda x Nilai R tex dari hasil akhir dipisahkan dengan tanda I Arah pilinan terakhir dari hasil akhir Contoh: Netting yarn dalam bentuk netting twine 23 tex x 3; R 75 tex Z Netting yarn dalam bentuk cabled netting twine 23 tex x 4 x 3; R 320 tex Z atau 23 tex x 2 x 3; R 160 tex Z Netting yarn dalam bentuk cabled netting twine dengan 2 kali pilinan 23 tex x 4 x 3 x 3; R 1000 tex S Penyederhanaan oleh nelayan (bukan ISO) 23 tex x 12; R 320 tex Z atau 23 tex x 376; R 1000 tex S Perumusan ringkas Hanya terdapat dalam R tex dari netting yarn yang digunakan: Hal-hal yang sangat praktis, missal membeli bahan jaring biasanya menggunakan R tex nominal. Analisa yang mendetail dari konstruksi netting yarn;rumit menggunakan R tex sebenarnya. Contoh: R 320 tex 23 tex x 4 x 3 = 276, adanya pertambahan panjang dan massa single yarn dalam proses pilinan. Menghitung resultant ex (R tex) benang: Bila strukur benang diketahui Contoh: Benang jaring terbuat dari bahan nylon (PA) benang tunggal 210 denier, 2 benang tunggal digabung sebanyak 3 kali untuk membuat benang jaring itu. 210 x 2 x 3 = 23 tex x 2 x 3 = 138 tex Untuk mendapatkan resultant ex (R tex) harus ada faktor koreksi untuk nilai hitung tadi dengan mempertimbangkan bentuk akhir benang (dipilin, dijalin, dipilin keras, tingkat pilinan,dsb). R tex dapat ditaksir secara kasar dengan menambahkan 10% pada perhitungan tadi. 138 tex + 10% (138 tex) = R 152 tex (perkiraan) Catatan:

Untuk benang berjalin yang kompleks, perancang alat perikanan sering hanya memakai nilai R tex tanpa detail. Ada contoh benang untuk dinilai. Contoh: 5 m benang ditimbang dengan teliti 2,25g. Kita tahu bahwa benang R 1 tex berarti setiap 1 gram ada 1000 m, karena berat sample 2,25g/m. Karena itu untuk 1000m beratnya adalah 1000/5 x 2,25g = 450g atau R 450 tex. Catatan: Kekuatan benang atau tali tak hanya tergantung pada besarnya, tapi juga pada cara dan tingkat pilinan atau jalinan benangnya. Sistem biasa dan system tex Empat system penomoran dan perubahaannya kedalam system tex: 1. Titer Internasional (international titre); Denier:td Sistem langsung: berat dalam gram tiap 9000 m serat (filament) atau single yarn. Rumus perubahan/konversinya: Tex = 0,111 x td Contoh: 210 den = . Tex Jawab: tex = 0,111 x 210 = 23,31 ~ 23 tex 2. Penomoran Metric (metric number): Nm Menunjukan panjang suatu single yarn dalam m tiap massa 1 kg Konversi: tex = 1000/Nm 3. Penomoran benang kapas system inggris: Nec Sistem tidak langsung; panjang per massa (840 yard (1 hank) per 1 pound (1lb)) Konversi: tex = 590,5/Nec Contoh: Nec 20: single yarn dengan panjang = 20 x 840 = 16.800 yard/lb Nec 20 = 30 tex 4. Runnage Sistem tidak langsung; m tiap 1kg (m/kg) atau yard tiap pound (yds/lb) Berhubungan dengan hasil akhir yarn. Konversi: Tex = 1.000.000 m/kg

atau Tex = 496,055 Yds/lb Tandingan dan konversi System Titre/denier International tex sistem PA 210 23 Tekstil PP 190 21 PE 400 44 PES 250 28 PVA 267 30

Soal: 1. 10,000 m/kg = ..tex 2. 86 tex = .den 3. 86 Nm = ..tex 4. 86 tex = ..m/kg 5. 86 tex = ...yds/lb

Perhatian: -Kerjakan soal latihan diatas agar terlatih dalam mengkonversi ke berbagai system penomoran. -Dasar perhitungan ini akan memudahkan saudara mengerjakan soal perhitungan selanjutnya

PENGUJIAN FISHING GEAR MATERIAL

Breaking strength Extensibility Ketegaran Ketahanan gesekan Physical test Berat Diameter Surface Roughness (kekasaran) Shrinking & Lengthening Thermal reaction Weather Resistance A. Pengujian Netting material Chemical test Resistance to oils,etc

Rotating (kebusukan) resistance Resistance to macro organism Biological test Fouling (pencemaran) resistance Processability Dyability (celupan) & Treatability Storability

Netting dimensions Strength and Extensibility Knot Stability Weight of Netting B. Pengujian Jaring Polution (polusi, pengotoran) of nets

Visibility

Hidrodinamic resistance of netting

Setelah melalui kedua uji ini, bahan jaring layak digunakan sebagai bahan alat tangkap yang akan dioperasikan/digunakan. Kedua uji ini hanya dapat dilakukan di laboratorium.

Pengujian Netting Material Breaking strength (BS)

Kering g Uji

Tidak dalam industri perikanan Pengukuran distandarisasi, dipakai di negara-negara yang menggunakannya,

Basah

Penting dalam industri perikanan

Pengujian Basah: Wet Breaking Strength: Pengujian ketahanan terhadap jaring basah tanpa simpul. Wet Knot Breaking strength: Pengujian bahan dengan simpul. Pengujian breaking strength menggunakan alat strength testing machines (dynamometer/tensiometer) dengan kecepatan 100mm/mnt; dengan klem, jaraknya 20 cm (seperti penjepit. Terbagi atas 3 tipe dasar (berdasarkan cara pengikatan bahan pada klem): 1. Constant rate of load bobot terbatas 2. Constant rate of Extension 3. Constant rate of loading clamp traverse - Kecepatan gerakan melintang yang tetap - Bobot lebih besar, untuk jaring bisa mencapai + 500 kg. - Setelah digunakan mesin harus dikeringkan dan diberi oli agar tahan lama.

Wet Breaking Strength 1). Memotong bahan sepanjang 300 m 2). Merendam bahan selama 12 jam (paling cepat) 3). Mengangkat dan memasang pada alat posisi dalam keadaan lurus. 4). Menggerakan clamp 5). Mencatat saat putus. 6). Mengadakan pengulangan-tergantung pada keperluan untuk bahan yang belum digunakan/baru minimal 20 kali, test rutin sebanyak 10 kali dan untuk bahan-bahan alami sebanyak 5 kali.Hasil yang akurat: Benang putus tidak pada clamp Benang tidak boleh slip saat penarikan Kesalahan pada bahan bukan pada alat bila terjadi penyimpangan Mesti di ulang. Penulisan hasil test BS dirata-ratakan dalam Kg. Jika > 1 kg dibulatkan kedalam 1 desimal Jika < 1 kg dibulatkan kedalam 2 desimal

Wet Knot Breaking Strength Tipe simpul:

tahan slip

Over hand knot

Reef knot English knot (simpul mati/akhir)

Double English knot (simpul berganda)

Simpul dapat dipererat pada saat penarikan pada clamp. Panjang dari contoh uji: 50 cm Yang harus diingat: 1. Kedua benang harus diletakan pada ke-2 clamp, jika hanya 1 akan mempengaruhi kestabilan dari simpul. Ketegangan awal kedua benang harus sama. 2. Mesin yang digunakan dengan bukaan clamp 20 cm 3. Waktu pembuatan simpul dan pengujian < 24 jam 4. Data yang tercatat beban pada saat putus. Relatif Knot Breaking Strength: Wet Knot BS x 100% Wet BS Extensibility (sifat kemuluran bila diberi gaya) Extension of break - % = length of break initial length x 100% Initial length Load elongation kurve Elasticity Kondisi test dengan standart atmosfir dan bahannya basah. Bahan yang dipasang diberi ketegangan awal (berat suatu bahan dengan panjang 250 m) panjang dari bahan ini dapat meluruskan bahan yang kusut. Dilakukan pada bahan yang tidak bersimpul.

Extension at break pertambahan panjang suatu contoh uji saat dia putus. = breaking extension, dilakukan paling sedikit 10 x ulangan, kemudian dirataratakan hasil pengujian : % = length at break initial length Initial length x 100%

Load elongation curve kurva yang menggambarkan hubungan antara extention dengan load (beban) Extention (%)

Load (kgf)

Gambar kurva beban elongasi Pembacaan hasil uji dilakukan oleh 2 orang 1 orang membaca kemuluran & satu lagi bebannya. dilihat secara bersamaan

Elasticity: 1. Elastic elongation Immediate elasticity (kembali dengan cepat) Delayed elasticity (kembali perlahan-lahan) 2. Permanent elongation irreversible elasticity setelah ditarik tidak berubah lagi (tetap)

Prosedur pengujian: 1. Menyediakan bahan sepanjang 20 cm 2. Dipasang pada mesin penguji (tester machine) 3. Diberi ketegangan awal (pretension) 500 m weight 4. Bahan tali diberi ketegangan dengan beban 10% breaking load selama 10 menit. agar tetap tidak mulur lagi 5. Dicatat extension (panjangnya) 6. Dilepas dari alat 7. Diulang sebanyak 5x untuk dibuat kurva berat beban diubah-ubah 10%, 20%, dst. Catatan Pada saat pengulangan bahan yang telah digunakan tidak boleh digunakan lagi. Untuk lebih mudah menghitung jumlah pertambahan panjang pada clamp bagian bawah diberi tanda, untuk melihat kemuluran. Untuk elastisitas dihitung sebelum dilepas dari alat. Ketegaran (flexural stiffness) Ketegangan benang terhadap perubahan bentuk lekukan Suatu besar gaya yang diperlukan untuk menyebabkan pembelokan pada benang. Proses pengujian: 1. menyediakan bahan sebanyak 20 cm 2. contoh uji dipasang pada penjepit logam dengan bentuk loop 3. pada bagian bawah bahan digantung bejana plastic yang ringan (3 gr, vol.50 cc air) 4. ditetesi air dari burret sampai lebar terbesar bahan uji (berbentuk load) 5 mm, dengan kecepatan air 40 cc/m 5. mengukur berat bejana dan air yang diisikan kemudian hasil penjumlahan bejana + air merupakan nilai ketegaran suatu bahan. 1 cc air = 1 gr. 6. mengadakan pengulangan 10 x Semakin tinggi ketegaran, semakin baik untuk alat karena mudah ditangani (semakin lentur)

Ketahanan gesekan (abrasion resistance) Kondisi pengujian pada keadaan standart atmosfir, pengujian yang dilakukan dilaboratorium dengan pengoperasian dilapangan tidak sama karena jika dilaboratorium kita kondisikan, sedang dilapangan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain: Adanya gesekan antara bahan jaring dengan badan kapal, benda keras,dll. Gesekan pada bahan jaring itu sendiri (simpul bergeser dengan simpul) hasil yang diharapkan pada pengujian sampai jaring putus (sifat) jaring tersebut berubah. Abrassion against hard object a. Sander test machine b. Shimozaki test machine. Persamaan: - Prinsip kerja ke-2 mesin - Kondisi bahan pengujian (dalam keadaan basah) Perbedaan: No Kriteria Sander 1 Sudut kontak antara 90 bahan dengan mesin (abradant) 2 3 Kecepatan gesekan 63 ges/menit Shimozaki 150

80 ges/menit Alat yang bergerak

Terjadinya gesekan Bahan yang bergerak pada saat bergesek

Prosedur kerja: 1. Pemasangan contoh uji 2. Diberi tegangan awal 3. Diberikan gesekan pada bahan/alat sesuai mesin, dilakukan hingga putus. 4. Catat ketahanan 5. Pengulangan 25x dan dirata-ratakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengujian: 1. Tipe abrandant yang dipakai 2. Jarak beban dengan contoh 3. Kecepatan gesekan 4. Sudut kontak antara contoh dengan abrandant 5. Panjang dari gerak gesekan.

A

Bahan I : ABFC II: DFE B Terjadi gesekan dan sampai putus atau berubah sifatnya

C

F

D

E

Taylor dan Wells: Disarankan beban yang dipakai antara: 1/5 1/20 BS Kecepatan gesekan: 10-20 ges/putaran Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil: - Besar beban - Kecepatan gesekan - Sudut kontak Berat 1. 2. 3. 4.

Dry weight Wet wight Weight in water Floating ability and sinking speed.

1. Dry weightOld Method

Kait seperti timbangan

A

A

H

K

B

B K

P T = 20 + 2 Hasil test diharapkan bisa membandingkan berat bahan: kering, basah dan dalam air. Old Method: 1. Sediakan bahan jaring secukupnya. Mendekati ujung bagian atas (A) jepitkan clamp A 2. Beri tegangan awal dengan menambahkan beban W pada bagian bawah bahan akan tertarik (250 m weight, 500 m weight). Ukur dari bahan sampai k=1 m, kemudian dipotong. Lakukan 10x kemudian ditimbang. Dengan berat dan panjang didapatkan kepadatan linear. New Method: 1. Menyediakan bahan sepanjang 1 m (skala pada metode ini lebih teliti yaitu: 0,5 mm) 2. Menjepitnya 3. Memberi ketegangan 500 m weight 4. Bahan kita tarik sampai skala berat = 0, kemudian jepit kita kunci diukur sampai 1 m 5. Ditimbang kepadatan liniear (g/km) / (m/kg)

2. Wet Weight1. Diukur berat kering 2. Merendam bahan sampai air meresap pada bahan (kelihatan ada perbedaan warna); sehingga tidak ada lagi gelombang udara pada bahan. 3. Pengukuran per meter seperti pada dry weight sebanyak 10 ulangan. Perhitungan: Wet weight (%) = wet weight (g) x 100% Dry weight (g) Untuk menghitung air yang diserap bahan pertambahan berat: Water absorption (%) = wet weight dry weight x 100% Dry weight

3. Weight in water Weight in water (%) = weight in water (g) Air dry weight (g)

x 100%

Weight in sea water (%) = (1 specific gravity of sea water) x 100 Specific gravity of material Specific gravity = 0,998 1 - (weight in distilled water) Air dry water in air

Prosedur: 1. Mengukur berat bahan 15 gr 2. Direndam, sampai benar-benar diserap bahan 3. Bahan kita angkat dan kita gantung pada timbangan 4. Bagian bawahnya kita masukan kedalam air dengan T + 20 C (68F), air yang digunakan air suling; karena air suling lebih cepat meresap kedalam bahan gelembung udara yang ada dibahan tidak ada lagi. 5. Berat bahan dalam air ditimbang dengan rumus weight in water. Untuk air laut dengan weight in sea water. Bila BJ dicari rumus: specific gravity.

Berat bahan di air yang dipengaruhi: 1. BJ bahan 2. Kecepatan meresapnya air kebahan 3. Ada/tidaknya gelembung udara dibahan Kemampuan mengapung suatu bahan/kecepatan tenggelam dipengaruhi BJ bahan; shinking speed erat hubungan dengan alat tangkap yang diinginkan.

4. Floating Ability dan shinking speed Floating ability: 1. Sediakan bahan secukupnya dan timbang 2. Masukan kewadah yang berisi air dengan tinggi tertentu 3. Bahan dimasukan ke air kemudian diberi pemberat sehingga keadaan bahan tepat dibawah permukaan sebelum dimasukan ke air timbang berat mula-mula. 4. Dibiarkan + 1 jam 5. Timbang beratnya dan catat 6. Dibiarkan + 1 jam lagi.dst, sampai berat bahan konstan. Hasil yang didapat digambarkan pada grafik.Weight konstan

T2 T1

To

Jauh perbedaannya

Time

Shinking speed: 1. Bahan berukuran 12 cm 2. Direndam selama 12 jam 3. Menyediakan air pada wadah yang transparan, tinggi missal 50 cm, t: (20 + 5)C

4. Masukan bahan, hitung waktu yang diperlukan dari permukaan sampai tenggelam kedasar (50 cm/ dt). Bila tenggelam dengan membentuk sudut, perlakuan diulang. Bahan diletakan ditengah-tengah bahan. 5. Tiga kali ulangan.

6. Diameter - Pengukuran diameter dipengaruhi oleh penampang melintang dari bahan (oval, bundar, persegi panjang) - Diameter dari suatu bahan akan berubah jika pada bahan itu telah terjadi kemuluran. Pada penampang oval dapat diketahui diameter terpanjang dan terlebar demikian juga untuk penampang persegi.Pengukuran bahan dengan penampang bundar 1. Siapkan bahan dan alat 2. Bahan diletakan diantara 2 klep 3. Dapat dilihat diameter pada saat bahan pas berada diantara 2 klep (ketelitian 0,01 mm) 4. Pengulangan paling sedikit 20x Yang modern: 1. Bahan yang digunakan 4 potong diatas bidang bawah

2. Klam dapat digerakan pada tangkai tertentu 3. Ditekan dengan beban 170 gr; ketelitiannya 0,001 inchi.

7. Surface Roughness untuk kekasaran permukaan bahan Dapat mempengaruhi kestabilan dari suatu simpul, polusi jaring, selektifitas hasil tangkapan biasanya pengamatan secara visual

8. Thermal Reaction Digunakan T tinggi didaerah tropis, untuk daerah artic T rendah. Akibat suhu diduga perbengaruh terhadap: 1. Breaking strength 2. Ketegaran 3. Kemuluran Alat khususnya belum ada tetapi dapat dilakukan suatu uji (misal titik cair) Hasil pengujian umumnya dihubungkan dengan elongation dapat disimpulkan bahwa T dapat mempengaruhi bahan jaring (diperikanan belum dikembangkan kecuali diindustri tekstil) 9. Shrinking dan Lengthening

Pemendekan Perpanjangan Suatu bahan Bila bahan kita masukan keair maka akan terjadi perubahan baik itu shrinking atau lengthening. Hal ini juga berpengaruh untuk ukuran mata jaring dari suatu alat tangkap. Panjang/pemendekan bahan disebabkan: 1. Perlakuan yang diberikan 2. Dengan disimpulkan Untuk bahan yang tidak disimpulkan dalam pengukuran digunakan ketegangan awal. Untuk bahan yang bersimpul, mengalami perubahan tanpa pretention, atau kalaupun diberi pretention besarnya harus standart sesuai konvensi internasional penomoran runnage. 150 cm A Skala IV B

200 cm

1. 2. 3. 4. 5.

Disediakan bahan > 20 cm Dikaitkan pada alat dan dihubungkan dengan katrol Diberi ketegangan 250 m weight Setelah lurus diberi tanda dengan panjang + 150 cm ( 2 ttk) Bahan direndam dalam air selama 12 jam dengan suhu normal atau bisa juga dengan direbus/dimasukan dalam air panas. 6. Pasangkan bahan lagi, kemudian diukur dari A-B Final Length (%) = final length (cm) x 100 Initial length (cm) Shrinkage (%) = initial length final length Hasil negative initial length Lengthening (%) = final length initial length Initial length x 100

x 100

10. Weather ResistanceFaktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Utama Kimia udara - O2 - H2CO3 - Air; embun, kabut, uap air, hujan, salju, es Suhu Pergerakan udara Radiasi matahari 2. Sekunder Debu Shiffing sand Mikroorganisme dan serangga Yang perlu diperhatikan dalam uji ini: 1. Breaking strength 2. Ketegangan Hasil tes tergantung dari diameter bahan, diameter yang berbeda akan menyebabkan pengaruh lain.

Penempatan pada bingkai: 3 cm 1 cm Panjang bisa berubah-ubah 30 cm 2 cm 34 cm Cara kerja: 1. Sediakan bahan (tanpa batasan) dan alat 2. Buat bingkai seperti gambar 3. Bingkai dipasang dan ditempatkan dialam terbuka menghadap keselatan dan terlindung dari angina 4. Biarkan 2-3 bulan 5. Ambil bingkai dan lihat perubahannya 6. Hasil pengukuran dihubungkan dengan total waktu selama diletakan di tempat terbuka/waktu total matahari.

Test lain Pengaruh khusus dari matahari (terlindung dari hujan dan angina), caranya: 1. Sediakan alat dan bahan 2. Bingkainya tak tembus cahaya dengan kotak yang tembus cahaya sehingga cahaya bisa masuk dan bagian bawahnya diberi lubang supaya suhu tidak terlalu panas 3. Bingkainya disusun dalam kotak kaca, yang paling atas letaknya 5 cm dari tutup kotak kaca, sehingga terkena langsung matahari. 4. Letakkan bingkai sebagai control ditempat yang tak terkena sinar matahari 5. Diletakan 45 menghadap arak selatan. Chemical Test Resistance to preservaties, oil, etc Bahan sintetis yang dimasukan dalam tannin akan awet, sedangkan untuk bahan alami malah rusak.

PENGUJIAN JARINGPengujian jaring Jaring terdiri dari helai benang. Pengelompokan berdasarkan struktur jaring dari pabrik.

Netting dimensions Berdasarkan Japanese Industrial Standart (1948) dalam buku Testing Methods for Syntetic Fishing Nets: 1. Jaring bersimpul (knotted netting) 2. Jaring tanpa simpul (knotless netting) 3. Marquisette 4. Jaring ditenun (woven netting) Pengujian jaring tidak jauh berbeda dengan bahan jaring baik secara kimia, biologi atau fisika. Pengetesan terhadap kemuluran dan sebagainya lebih tepat dilakukan pada bahan kecuali jika untuk kemantapan jaringnya. Untuk physical test jarang dilakukan, yang perlu dilakukan dalam pengujian adalah: 1. Ukuran panjang dan lebar jaring kearah horizontal Panjang: mata/m Lebar: ke arah dalam satuannya mata 2. Mengukur mata jaringa). b).

Panjang mata: diukur dari tengah simpul ke tengah

simpul lain yang berlawanan. Bukaan mata: jarak antara 2 simpul yang berlawanan dengan arah yang sama pada suatu mata

c).

Mengetahui perbandingan struktur jaring secara keseluruhan

Tiga prinsip cara mengukur mata jaring: 1. Jarak antara 2 simpul baik pada jaring yang bersimpul/tanpa simpul 2. Mengukur keliling mata suatu jaring 3. Mengukur mata suatu jaring, dengan cara ambil sepotong bahan, hitung jumlah simpulnya. Catatan: Jarak 2 simpul yang berdekatan hanya mata. Untuk perikanan yang perlu diperhatikan: 1. Bukaan mata 2. Jaring dalam keadaan basah Alat pengukur mata jaring, caranya: 1. Satu mata jaring dijepit 2. Lurus dengan ketegangan awal 250 m.weight 3. Sulit ditentukan berat dalam satu panjang Pengukuran mata jaring Gillnet: 1). Sediakan bahan 5 mata x 5 mata dan alat 2). Ke-5 mata dikaitkan diatas dan bawah 3). Alat kita gantungkan secara vertical, tarik beban ke bawah (1 kg) A (penggantung)

C

E (skala)

1 kg gaya B

B

B pemberat yg diberi

agar teregang dilakukan cukup terentang sempurna 4). Hitung panjang total (skala) dari 5 mata jaring diketahui panjang masingMasing mata (panjang total/10)

Untuk trawl, alat seperti jangka sorong harus dibedakan pengukuran untuk mata jaring yang berbeda. Strength and Extensibility Untuk menyatakan mesh dapat dilakukan sampai koyak atau beberapa saja yang putus. Alat pengukurannya disebut, Strength Testing Machine yang bisa sekaligus dua pengujian dilakukan (strength dan extensibility). Untuk mesh; nelayan mengukurnya dengan 2 jari tanpa alat. Pengujian mata jaring menggunakan pin, pengujian bahan menggunakan clamps. Cara mengukur kekuatan mata jaring: Oleh Canadian Government Specification Board, specification for net fishing 1950. Badan standarisasi bahan-bahan jaring Dilakukan pada kondisi basah dan kering Dalam kondisi basah/kering yaitu diukur satu mata jaring (single mesh) Metode: 1. Sediakan alat dan satu mata jaring (kalau ukurannya besar, kelebihan mata minimal 12 mm; kalau kecil tak boleh lebih dari bar)

12 mm

2. Alat Clamp diganti dengan pin, terletak pada sebelah kanan arah tarikan 3. Pasang mata jaring kea lat, susun dan luruskan sedemikian rupa agar simpul tidak bersinggungan.

depan

Gambar dari

gambar dari samping 4. Luruskan, letakan mata secara diagonal. 5. Catat sampai beban berapa dia putus. 6. Ulangi 10x dan hasilnya dirata-ratakan. Efisiensi Mesh strength Presentasi dari 2 kali kekuatan benang jaring oleh Institut Fur Netzfosching, Hamburg- digunakan jaring tanpa simpul. Catatan: caranya sama hanya berbeda bahan. Pin diganti dengan alat yang menimbulkan tegangan. Lingkaran dari jaring yang diukur, tergantung dari ukuran diameter bahan. oleh Japanese Industrial standart Alat sama Clamp diganti hook, ukuran hook 5-8 mm Bahan yang diuji, jaring atau satu mata jaring. Hook

10 cm

Salah satu simpul harus bersinggungan. Jarak antara 2 hook, 10 cm pada saat dipasang Mata ditarik yang dilihat kecepatan penarikan: 15-30cm/mnt Pada saat putus dicatat berapa besar beban yang bisa memutuskan jaring itu Ulangi 10 x, dirata-ratakan. Hasil akhir 3 desimal di belakang koma.

Knotless Netting dilakukan di Jerman, cara pengukurannya sama dengan mesh strength

Cara: Menyediakan bahan dengan ukuran 5x5 mata Dipasang pada alat seperti M.S (masing-masing arah diuji ke horizontal 5 mata kemudian ke arah vertical) Jarak minimal 10cm dari clamp, bila saat penarikan putus, maka pengukuran diulang. Dicatat hasil yang didapat. perhitungan: Membandingkan persentase nilai yang tertinggal dari arah horizontal dan vertikal.

Netting Strength dilakukan di Jerman Pengukuran dilakukan pada waktu basah.b c a

B

A f e

d

g h

A1 B1

Cara: 1. Lebar 5 simpul x panjang 5 simpul 2. Diatur sedemikian rupa a,b,c,d diputus dan e tidak; f diputus, g dan h tidak. 3. Clampnya diletakan di A dan A1 4. Diukur sampai dan putus 5. Dihitung berapa kg gayanya. Kecepatan membuka clamp 1 % panjang nominal contoh/dt

Setelah hal tersebut dilakukan: 1. Pengujian dilakukan lagi dengan menempatkan clamp di B dan B1 2. Diukur sampai g putus dan catat berapa gayanya 3. Pengukuran tidak dapat dilakukan bila ada simpul yang slip. Adapun pengukuran di Jepang dengan pengukuran 5 simpul x 5 simpul (4 mata x 4 mata) dengan kearah miring 9 bar (kebawah menurut alur simpul). Bila ukuran jaring dirasa terlalu besar, maka ukurannya bisa disesuaikan, misal 1x1x4. Kemudian ujung atas dan bawah dipasang (semua simpul dijepit pada clamp). Jarak antara ke 2 clamp + 20 cm (bisa lebih). Diberi beban, pertambahan beban 15cm - 30cm per menit. Dicatat saat putus, diulang 10 x kemudian dirata-ratakan. Untuk memudahkan pemasangan, penjepitan simpul dapat dengan bantuan tongkat, namun simpulnya harus genap.

Rending Strength Untuk pengukuran jaring sampai koyak dilakukan oleh Japan Industrial Standart. Cara: Bahan berukuran 9 mata x 9 mata Pada bagian sisi mata ke 5 dipotong + 15cm ke tengah hingga sisa 5 simpul.

A B

Dipasang pada alat, A diatas, B dibawah Jarak antara ke-2 clamp 10cm dengan kecepatan 15-30cm/mnt

Clamp diberi beban perlahan-lahan sampai sisa simpul koyak Pengulangan sampai 10x

Fungsional Strength penggesekan Pengujian ini dilakukan pada jaring yang mempunyai mata sangat kecil. Bahannya dengan panjang 30cm dan lebar 10cm (+ 15 helai benang).

Clamp 30 A

10

Clamp Dipasang pada clamp Diberi beban 15-30cm/mnt Diukur gayanya sampai benang A lepas dari untaian Catat beban yang diperlukan Diulangi 10 x kemudian dirata-ratakan

Knot Stability Kemampuan suatu simpul untuk tetap pada bentuknya walaupun diberi beban. merupakan prasyarat bagi ukuran mata jaring yang tetap dalam suatu usaha penangkapan ikan (misal:gill net) 1. Inversion Resistance terjadi bila dibuat sebuah simpul maka simpulnya menjadi terbalik (tidak seperti yang diharapkan) misal: terjadi pada simpul yang mau dikencangkan.

Contoh: satu simpul yang mempunyai 4 kaki, 3 kaki ditarik akan mengakibatkan simpul berubah. Cara menguji: Cara I. Weavers knot (simpul bendera) A B

C

D

-A & B dipasang pada alat -Kaki C & D dibiarkan bebas, ditarik sampai simpul terbalik -Dicatat beban yang diperlukan, gaya (kg) atau persentase kekuatan simpul. Cara II. Dilakukan di Lembaga Penelitian di Moskow -Digunakan beberapa simpul -Dipasang sebgai berikut: Jarak simpul sama

A

B Simpul

E

50 cm Beban 50mw

Simpul I akan tersentak bila posisi E diletakan 50cm (dari semula) kemudian dilepaskan. Dilakukan selama 2 detik secara terus menerus sampai simpul berubah, yang dihitung adalah jumlah hentakan. Cara III. Mengukur seperti mengukur bukaan mata -Menyediakan satu mata dengan 4 simpul sebagai berikut: Clamp atas Jarak nominal dari ke-2 clamp = bukaan mata yang lurus Clamp bawah -Dinyatakan dengan % mesh strength (kg) -Pemasangan simpul diletakan ditengah -Diberi beban, sampai keadaannya berbeda (untuk mengukur ketahanan tidak perlu semua simpul berubah) Bisa juga dengan satu simpul dimana salah satu kakinya tak dijepit pada clamp.

Diberi gaya 250mw beban tertentu- slip Satuan: kg/% knot strength

Untuk KS dilakukan juga dengan: Knot slip resistance 1 simpul Mesh strength 4 simpul

2. Loosening Resistance Kekuatan simpul bila diberi gaya keadaannya tidak akan longgar. Cara: Pada satu tali dibuat 5 simpul dengan jarak 20cm/8 inchi, sisakan 5cm dan ikatkan beban untuk menimbulkan gaya dengan berat 200mw.

Dimasukan dalam kotak kayu yang dapat berputar dengan ukuran 20x30x20 Kotak diputar dengan kecepatan 60 putaran/menit dalam waktu tertentu (5 atau 10 menit) Dilihat apakah simpul sudah longgar. Satuan: simpul yang longgar/waktu tertentu.

Weight of NettingPengukurannya tergantung rumus yang digunakan. Berat jaring dapat dikonversi ke panjang. Dry Weight Untuk industri/komersial: Yang diukur berat pada waktu kering sekali dengan berat standart. DW + standart moisture content (bone dry weight) Rumus: Standart weight = measured weight x 100 + Rc 100 + R Rc: Kandungan air yang diukur (%) R: Kandungan air standart Untuk benang yang berbeda dan daerah yang berbeda maka R-nya berbeda; dengan cara: Mengeringkan bahan pada suhu 105-110C sampai berat bahan konstan. Contoh kandungan air: Untuk natural fibre lebih tinggi dari sintetis fibre. Jenis bahan Presentase Kandungan Air (%) Cotton 8,5 Hemp, rami, sisal 12 Polyester 0,4 PA 4,5 PVA 5 Vont Brandt mengukur berat jaring berdasarkan ukuran panjang dan lebarnya. Berat (kg) = panjang x lebar x C 100 x 100

C: berat jaring dengan ukuran jaring; panjang= 100m x lebar 100 Contoh diukur pada kondisi umum (dalam atm). masing-masing pabrik dan daerah memiliki konstanta yang berbeda-beda. Nilai konstanta juga tergantung pada banyak atau sedikitnya mata jaring dan ukuran benang () (satuan yang dipakai adalah Fathom: 6 feet = 18,3 m) Berat dalam pound Berat (lb) = 7200 x berat contoh (lb)

(meshes long + ) (meshes broad + ) (mesh length)

percobaan dilakukan di Canada. Wet Weight of Netting untuk mengetahui kandungan air yang diserap bahan. Water absorption (%) = Wet weight dry weight Wet weight x 100%

Cara Mengambil bahan: 10 simpul x 10 simpul, ditimbang dalam kondisi normal dry weight Jaring direndam selama 24 jam Tiriskan diatas kasa yang dibuat dari baja selama 3 menit, kemudian ditimbang wet weight. Weight in Water Dilakukan untuk perhitungan berapa jumlah pelampung dan pemberat yang digunakan pada suatu alat tangkap. Jumlah pelampung dan pemberat tergantung pula dari daya apung dan daya tenggelam. Sama dengan pengukuran pada bahan. Daya apung = % dari dry weight di udara Weight in water (%) = Weight in water x 100% Air dry weight Polution of Nets Kotoran-kotoran yang menempel pada jaring bisa berupa zat, organisme yang hidup/mati, zat buangan/limbah organik. Perhitungan kuantitatif dengan cara: Mengukur berat jaring sebelum kotor dihubungkan dengan berat jaring sesudah kotor.

Visibility berhubungan dengan jarak penglihatan Pengukuran dilakukan dengan cara: 1. Pengamatan langsung oleh scuba diver 2. Pengamatan tak langsung: melalui TV/Video 3. membandingkan foto-foto lokasi. Para pengamat cenderung mengamati berdasarkan cahaya alami (pada siang hari) Pada saat pengamatan perlu dilihat turbiditas/kekeruhan air. Hydrodinamics Resistance of Netting diduga dari towing resistance (kecepatan penarikan alat tangkap) atau pada water tank dengan suatu model alat atau sepotong jaring. Caranya:Menarik jaring dengan kecepatan berbeda-beda/kecepatan penuh dalam satuan mil laut/jam = knot Bila yang diukur hanya sepotong jaring yang ditempel pada bingkai, resistance bingkai diukur sendiri. Cara pengukuran sederhana: Memasang sepotong jaring pada sebuah bingkai (dari metal/kayu) Pada bingkai bagian bawah diberi beban Ditimbang Ditenggelamkan bingkai dan jaring di water tank dengan gaya tertentu yang telah diketahui. Untuk ketahanan jaring: 1. Setiap yang diperlukan bingkai untuk berpindah tempat 2. Berapa jarak bingkai yang ditempuh untuk pindah.

Geometri JaringSifat Jaring Sebagian besar alat penangkapan berupa jaring. Bentuk jaring bisa berubahubah. Jaring biasanya tidak tahan terhadap gaya lateral; bila sudah terkena cepat sekali menjadi bengkok. Gaya-gaya yang bekerja pada jaring diteruskan oleh benang-benang yeng membentuk mata jaring, sehingga kemungkinan yang terjadi benang jaring akan putus. Sifat khas alat penangkap ikan: Bentuknya menyesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan; luas bisa berubah-ubah Sifat-sifat dari benang yang akan mempengaruhi jaring itu sendiri; seperti breaking strength, ketegaran, kemuluran, dan sebagainya. Perhitungan yang akan dilakukan secara teoritis, diasumsikan bentuknya selalu sama (identik) tidak berubah. Bentuk dan Luas Jaring Bentuk: bujur sangkar, segi empat, trapezium, segitiga, dll. A1 L B1 H A2 B2

D1

C1

Bentuk jaring tergantung dari A1, B1, C1 dan D1

D2

C2

L: Panjang tergantung dari jaring pada tali panjang (panjang sebenarnya) H: Tinggi tergantung dari jaring pada tali rangka (tinggi sebenarnya)

L0: Pada jaring terentang penuh (ditarik tegang) H0: Tinggi jaring terentang penuh.

Hanging ratio: 1. Hanging ratio primer: E1 = L L0

L0 H0

2. Hanging ratio sekunder: E2 =

H H0

Bm Ms An Bn

ml

Am 0 Mw Cm mh Dn (tinggi mata) Cn

Dm

ml: 2 ms (panjang mata jaring) mw: lebar mata jaring mh: tinggi mata jaring dalam keadaan terpasang

Maaka bila digunakan dari satu mata jaring E1 dan E2 dapat pula ditentukan dimana jaring membentuk sudut 2 dengan titik tengah 0 (dengan catatan

sisi AmBm =BmCm = CmDm = DmAm) dapat ditentukan: (berdasarkan asumsi bentuk net beraturan). E1 = AnBn = sin = Am 0 = mw = mw = mw AnCn AmBm ml ml 2ms E2 = BnCn = cos = Bm 0 = mh = mh = mh AnCn AmBm ml ml 2ms E1 = mw ml E2 = mh ml sin cos = 1 E1 + E2 = 1 L0 = 2 ms.M = ml.M H0 = 2 ms.N = ml.N M= mata jaring secara horisontal N = mata jaring secara vertikal

Secara teoritis, L0 dan H0 dapat diketahui, maka: Af = L0 x H0 Af: alas semu An = L x H (luas sebenarnya) L L H Luas max, yang nyata selalu lebih kecil Daripada luas semu. Luasnya akan berbeda tergantung pada Bentuk

H

Koefisien penggunaan jaring: Eu = An Netting utilization coeficient Af

Eu = L . H = L . H = E1 . E2 L0.H0 L0. H0 Bila E1 = E2 Eu = 0,5 (max) Bentuk bujur sangkar

Af = Au = An Eu E1. E2 Panggunaan jaring paling efisien dengan luas max dipasang bujur sangkar (secara teoritis) tetapi dalam penangkapan tergantung dari alatnya; karena jaring perlu adanya gaya internal Estimasi Tebal Benang Baik monofilament ukuran/diameter/ketebalan benang (Dt) dalam satuan mm. Dt = KDt.

Ns.tex1000

Ns: single yarn dalam benang yang bersangkutan Tex: titer benang (densitas linear): g/km KDt: Koefisien empiris (suatu bilangan yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan bermacam-macam benang) Ns tex: total tex (T.tex) benang. Ketebalan benang tergantung pada jumlah pilihan dan jenis benang. Berdasarkan FAO (1975,1978), lebih banyak memakai R-tex (densitas dalam bentuk akhir) R tex = Kt. Ns. tex 3 3 3 Ns:9 Dt

Dt: KDt.

R tex 1000 Kt

Dt: KDt

R tex 1000 Kt

Dt: KDR

R K tex

KdR :

KtKDt

R Ktex : R tex / 1000 KDR:

KtKoefisien untuk Menduga Ukuran Benang dan Resultan Densitas Linear Benang Jaring KDR 1,1 -1,4 1,0 -1,1 1,3 1,5 KDt 1,2 1,5 1,4 1,6 Kt 1,08 1,15 1,10 1,20

Kt Tabel 1.

Jenis benang Polyamide (PA) -Cont. multifilament -Monofilament -Staple dan textures Polyester (PES) -Cont.multifilament -Staple Polyathyne (PE) Polypropylene (PP)

1,0 1,2 1,0 1,3 & 1,4 1,6

1,1 1,3 1,1 1,4 1,5 1,7

1,10 1,15 1,10 1,20 1,10 1,15

Perhitungan Panjang Benang (dalam m) Lt: Panjang benang yang dipakai untuk membentuk panjang/badan jaring lengkap dengan simpul-simpulnya. Lt: Ey Af . 10 -3 ml Af: m: luas semu ml: mm: mesh size

Atau; Lt: Ey. L0 . Mn

Ey: Panjang benang dalam satu mata dibagi dengan Ukuran mata jaring (tegang) Ey: Panjang benang dalam 1 mata jaring Ukuran mata jaring (ml)

Lt = Ey.Af/ml

Lt = Ey. Af . 10 -3 Ml = Ey. L0 . H0 . 10 -3 ml = Ey. ml. M. ml . N . 10 ml-3

Tergantung pada jenis simpul, keeratan simpul dan ml. Pengukuran Ey, dipengaruhi oleh perbandingan antara Dt dan ml Dt = ? < 0,012 Ml Ey = 2,2 3,0 kebanyakan 2,4 Untuk jaring tanpa simpul dipakai Ey = 2,0 Untuk cod end dan kantong purse seine yaitu benangnya besar tapi matanya kecil perlu dipakai nilai Ey yang lebih besar. Untuk jaring bersimpul Ey = 4,5 bila Dt/ml = 0,08 Lt = Ey. Af hal ini diperlukan untuk melihat suatu perumusan yaitu ml lebih tepat dibandingkan dengan Lt = Ey.Af/ml = Ey. L0 . H0 ml = Ey. L0. H0 ml Lt = Ey. L0 . N

Lt = Af (1 + Ky. Dt ) . 2 Ml ml

Ky = tambahan panjang benang setiap simpul Ketebalan benang

Ey banyak ditentukan oleh ukuran mata jaring dan panjang jaring. Ky banyak tergantung pada bentuk dan keeratan simpul Ky 16 ~ 17 dengan keeratan yaitu sedang/normal.

Panjang benang (m) Bentuk Trapesium M1 M1 = M2

M2 Lt = Ey. ml (M1 + M2).N . 0,5 . 10 jika satuan mm kalau sudah m berati tidak terpakai = 2(1 + ky . Dt ). ml (M1 + M2). N. 0,5 ml = (1 + ky. Dt ). ml (M1 + M2) N ml Lt = (ml + Ky.Dt) (M1 + M2) .N Lt = (2ms + Ky.Dt) (M1 + M2).N M1: mata jaring bagian atas M2: mata jaring bagian bawah N: mata vertikal (kedalaman) Untuk bentuk segitiga, M1 dianggap 0 dan yang digunakan M2 Proyeksi jaring Luas

Luas bagian yang mempunyai proyeksi dari jaring itu sendiri yaitu bagan yang tertutup oleh bar jaring. L H At: luas bagian yang tertutup benang jaring (proyeksi jaring pada bidang datar)

At = 2 Ek (Dt/ml). Af = Kn.Af Ek = luas proyeksi jaring dengan simpul luas proyeksi jaring tanpa simpul Ek = Dt. ml + S Dt. ml Kk= luas proyeksi satu simpul = S_ (ukuran (tebal) benang) Dt S = Kk Dt S = Kk.Dt At = 2 Ek (Dt).Af Ml = 2(Dt. ml + S) Dt. Af Dt. ml ml = 2 Af. Dt.( Dt.ml + S ) ml Dt.ml Dt.ml = 2 Af. Dt ( 1 + Kk. Dt ) ml Dt.ml At = 2.Af.Dt (1 + Kk. Dt ) ml ml Ek = 1 + Kk. Dt ml At = 2. L0. H0. Dt ( 1 + Kk. Dt ) ml ml

Luas proyeksi dari benang pada jaring berbentuk persegi, belah ketupat, trapezium atau segitiga yang ukurannya dalam jumlah mata dapat ditaksir dengan: At = Ek. Dt. ml (M1 + M2) N At = Dt (ml + Kk.Dt) (M1 + M2) N

Estimasi Berat Benang Prosedur: * Menghitung dengan Tabel Wn = WA. Af Wn = berat bagian jaring WA= angka dari table tentang berat unit luas jaring menurut luas semu * Wn (g) = Lt. R tex. 10 -3 Wn = Ey ( Kt. Ns tex) Af ml untuk ukuran mata dan benang yang tidak terdapat pada table. Contoh soal: Panjang sayap purse seine = 550 m (L) Kedalaman = 80 m (H) Hanging ratio horizontal E1= 0,75 Konstruksi benang = 29,4 tex x 4 x 3 Ukuran mata jaring = 50 mm Berapa taksiran berat bagian jaring tersebut? Jawab: Af = L0. H0 E1+ E2 = 1

1 E1 E2 = 1 (0,75)E2 = E2 = 0,66 En = An / Af

Af = An/ (E1.E2) = 550 x 80 0,75 x 0,66 = 88888,89 m Wn = WA. Af = 16,6 x 88888,89 = 1475555,57 = 1475,6 kg

Perhatian: Beberapa rumus diatas sangat berguna untuk merancang bangun alat tangkap Latihan mengerjakan soal akan sangat membantu memahami pelajaran ini.

Hubungan antara Beban dengan Hanging RatioBila jaring diberi beban, gaya yang dipikul benang tergantung pada hanging ratio.

F1 = M.Ry/L F2 = N.Rx/H Ry: komponen vertikal dari tegangan kedua benang T pada simpul B M: jumlah mata sepanjang L Rx: komponen horizontal dari tegangan kedua benang T dari simpul C N: jumlah mata untuk jaring kedalam H gaya-gaya ini bekerja, dipengaruhi oleh sudut dan bentuk mata jaring.

Ef = F2 = (E1)= E1 F1 E2 1-E1 lihat lampiran 4

(koef.transfer benang jaring) : koefisien perubahan beban jaring

Contoh: Suatu jaring angkat mendapat tegangan angkat F1 : 7 kgf/m. Berapa besar F2 bila hanging ratio primernya: a) E1 = 0,3 b) E1 = 0,5 c) E1 = 0,87 Jawab menggunakan perhitungan (rumus) (cara I) menggunakan table (cara II) Cara I

a) E2 =

1- E1 = 1-(0,3) = 0,954

F2 = F1 (E1) E2 = 7 ( 0,3 ) 0,954 = 0,69 kgf/m

b) E2 =

1 (0,5) = 0,866

F2 = 7 ( 0,5 ) 0,866 = 2,3 kgf/m

c) E2 =

1 (0,87) = 0,493

= 7 ( 0,87 ) 0,493 = 21,8 kgf/m ~ 22 kgf/m

Cara II a) E1 = 0,3 Ef = 0,99 F2 = F1. Ef = 7 x 0,999 = 0,69 kgf/m b) E1 = 0,5 Ef = 0,333 F2 = 7 (0,333) = 2,3 kgf/m

c) E1 = 0,87 Ef = 3,114 F2 = 7 (3,114) = 21,8 kgf/m Makin besar hanging ratio primer (E1) gaya F2 makin besar

Netting Strength (kekuatan jaring)

Standart FAO: Klust (1973) Kekuatan lurus bersyarat (st), biasa dipakai sebagai dasar pembanding dan dipakai untuk menduga kekuatan dalam keadaan basah dan/atau bersimpul. Sk = Ks. St Sm= Ks.St atau Sw= Ks.St Ks: Koefisien kekuatan jaring basah bersimpul Sk, Sm, Sw: kekuatan bersimpul, mata jaring atau dalam keadaan basah (lurus bersimpul atau berbentuk mata jaring) Nilai Ks disajikan dalam table berikut: Tabel 2. Koefisien Kekuatan Basah Bersimpul Dua Helai Benang untuk Berbagai Bahan Jaring Bahan Jaring Ks Katun, dipilin R 600 tex 1,59 Polyamide (PA), monofilament 1,17 Kurang dari 250 tex 1,06 Lebih dari 250 tex Polyamide (PA) continuous multifilament Kurang dari R 1000 tex R 1000 tex R 4000 tex Lebih dari R 4k tex Polyamide (PA), staple (spun) Polyester (PES) Polyethylen (PE), monofilament berpilin Polypropylene (PP) monofilament berpilin Kurang dari R 500 tex Lebih dari R 500 tex 1,18 1,05 0,95 1,08 0,88 1,42 1,26 1,04

Split film Polyvinyl alcohol (PVAL), stapleSumber: Fridman, 1988

1,24 0,76

Kekuatan mata umumnya lebih kecil dibanding kekuatan simpul karena: 1. Hanya satu simpul yang putus pada uji kekuatan simpul sementara mata jaring dapat putus pada salah satu simpul yang terlemah dari 4 simpulnya. 2. Benang pada 2 simpul dalam uji kekuatan mata jaring bisa bergeser karena tarikan pada hal ini terjadi pada beban kecil dari putusnya beban. 3. Simpul pada uji kekuatan simpul diletakan pada alat pengujian dalam satu cara yang akan mempererat simpul dan memperkuatnya, sedangkan pada pengujian mata jaring simpul menjadi rusak karena tegangan dan menjadi lebih lemah Data kekuatan mata jaring jauh lebih dapat dipercaya. Kekuatan jaring ditandai dengan gaya regang yang diperlukan untuk memutuskan satu mata (Sm: kekuatan mata). Beban untuk memutuskan satu mata jauh lebih kecil dari kekuatan kombinasi 2 benang yang membentuknya. Koefisien kekuatan mata jaring: Ks < 2 Untuk kebanyakan bahan jaring: 1,1 1,2 Untuk benang besar nilai Ks < benang halus

Tekanan Waktu Putus, Tekanan Jenis dan Ketahanan Benang(breaking stress, specific stress dan tenacity) Tekanan efektif putus: r r = St r = kgf/mm As St = breaking load (kgf) A = Penampang melintang benang (mm) Untuk benang bulat: As (mm) ~ /4. Dt Dt = Diameter benang = 3,14 Contoh: Dt = KDR

R.K tex

Diketahui benang PA 29,4 tex x 5 x 3 dan PA 93,5 tex x 6 x 3 dalam keadaan basah berpilin, dan bersimpul (overhead) cari tekanan putus (breaking stress): r untuk masing-masing benang. Jawab: - Hitung R dari titer benang R tex: Kt.Ns tex Benang A = 1,12 x 15 x 29,4 = 493,9 tex ~ 494 tex Benang B = 1,12 x 18 x 93,5 = 1884,96 tex ~ 1885 tex Dari tabel (lampiran 5) Benang A St = 10,4 kgf - diinterpolasi B St = 39,0 kgf

A: Dt = KDR

R.K tex 0,494

R- Ktex = R tex 1000

= 1,25

A = Dt 4 = 3,14 x (0,88) = 0,61 4

= 0,88 mm

r = St A = 10,4 0,61 = 17,0 kgf/mm

B: Dt = 1,25

0,885

A = 3,14 (1,72) 4 = 2,31

= 1,72 mm

r = 39,0 2,31 = 16,9 kgf/mm r untuk benang yang terbuat dari bahan dan konstruksi yang sama juga hampir sama. Tekanan waktu putus lebih menggambarkan sifat kekakuan benang dibanding daya tahan putus keseluruhan benang karena breaking stress tergantung pada ukuran diameter benang akan lebih besar untuk bahan yang lebih baik. Hubungan antara beban tegangan total (T, gf) dengan resultan kepadatan linear (R-tex), lebih mudah diukur dengan teliti dibanding dengan luas penampang semu. S = T/R tex S = (gf/tex = kgf/k tex) : tekanan jenis atau massa (spesific atau mass stress) untuk benang atau tali. Bila beban tegangan total T meningkat mencapai titik putus benang kekuatan tegangan/breaking load, S, specific stress disebut tenacity atau ketahanan (Sr, gf/tex) Sr = S (gf)/R tex Ketahanan berbagai ukuran benang kapron (PA) lampiran 4 Contoh: Benang katun no 30 yang berpilin sedang untuk pukat (terbuat dari 10 kumparan benang tunggal) mempunyai kekuatan putus St=26,5 kgf dan kepadatan linear R 2210 tex (g/km). Benang nylon no 30, St = 118 kgf dengan R tex = 2430 tex. Bandingkan kedua mutu benang tersebut. Jawab: Benang katun : Sr = St x 103 /R-tex = 26,5 x 103 2210 = 11,99 gf/tex ~ 12 gf/tex Benang nylon: Sr = 118 x 103 2430 = 48,56 gf/tex

~ 49 gf/tex Nylon: 4,5 kali lebih kuat dibanding katun. Koefisien dalam keadaan basah dan bersimpul seperti dilihat dari table diatas. Dalam keadaan basah dan bersimpul: benang Katun: 1,59 (12) = 9,54 ~ 9,5 gf/tex 2 Karena koefisien kekuatan dalam table diatas diperoleh dari pengujian 2 helai benang, maka hasilnya harus dibagi 2 agar menggambarkan ketahanan selembar benang lurus. benang Nylon: 1,05 (49) = 25,7 ~ 26 gf/tex 2 Menunjukan bahwa dalam praktek, nylon 2,75 kali lebih kuat dari katun, bukan 4 kali yang sepintas lalu terlihat dalam keadaan kering lurus. Karena kepadatan keseluruhan benang ini berbeda diantara berbagai pabrik, penampang luas benang dengan berat yang sama dari sumber yang berbeda akan berbeda banyak dan tekanan putusnya (gaya per unt luas) tidak dapat dipakai dengan meyakinkan dalam membandingkan mutu kedua benang tersebut.

Perhatian: - Pahami bahwa jaring yang digunakan untuk menangkap ikan ternyata harus memiliki kekuatan untuk menahan beban hasil tangkapan - Beberapa perhitungan yang ada dapat membantu kita merancang alat tangkap yang sesuai dengan ikan tujuan tangkap.

MEMILIH BAHAN JARING UNTUK ALAT PENANGKAP IKANSecara umum tergantung pada: Bentuk dan ukuran alat yang akan dibuat Jenis ikan tujuan tangkap Daerah penangkapan ikan Keadaan penangkapan ikan Bentuk, ukuran dan kekuatan mesin kapal Cara operasi Alat Bantu yang digunakan Kebiasaan dan tradisi nelayan Harga dan persediaan bahan di pasar Petunjuk umum Serabut alami tidak dipakai, alternative serabut buatan Pengetahuan tentang sifat bahan jaring, alat dan cara penangkapan Membandingkan bahan secara teknis dan ekonomis menguntungkan Harga bahan pasar, merupakan faktor teknis Perhitungan beberapa sifat bahan. Membeli benang dan jaring A. Benang Jaring Serabut: Benang PA cotinous filament (multifilament) PVA berserat pendek PE monofilament berpilin (wires) PP berserat pecah (split film fibre) PA monofilament Ukuran: Kehalusan, nomor benang

Contoh: 23 tex x 4 x 3, R 310 tex Monofilament tunggal mm : 0,15 gillnet halus; 0,60 bubu kecil Benang berpilin/berjalin: banyak dipakai untuk benang jaring yang besar. Jumlah pilinan dan kekerasan jalinan. dinyatakan dalam: lunak, menengah (sedang), keras dan sangat keras Arah pilinan S atau Z Inti (core) untuk benang berjalin Berat kg

B. Jaring Bersimpul atau tidak Simpul: weaver knot (English knot); double weaver knot, dll. Tanpa simpul: tipe Jepang, Raschel atau braided knotless Ukuran mata (mesh size) mm Panjang kaki (mesh side) Panjang mata (mesh size)

Panjang lobang mata (opening of mesh)

Mesh side: jarak antara pusat dari 2 simpul/sambungan mata jaring yang berdampingan bila ditarik tegang Mesh size: jarak antara pusat dari 2 simpul yang berhadapan dari satu mata jaring yang ditarik tegang Opening of mesh: jarak bagian dalam 2 simpul yang berhadapan dari satu mata jaring yang ditarik tegang Ukuran jaring

Jumlah mata menurut panjang dan dalamnya (transversal dan normal). Contoh: 1000T x 100N; 100T x 5m; 10m x 200N Srampat (selvage) Untuk penggabungan, penggantungan atau memperkuat jaring: 1. ukuran benang untuk srampat 2. benang tinggal atau double 3. sisi-sisi yang memerlukan srampat 4. mesh size 5. jumlah mata untuk srampat

Arah penarikan Untuk meregang dan memantapkan mata jaring proses memperkuat simpul dan memantapkan bentuk jaring dengan panas atau cara lain. Perlakuan tambahan Pewarnaan, pengawetan dan sebagainya. 1. warna hijau, biru tidak mudah dilihat ikan 2. warna hitam, coklat mempertinggi daya tahan terhadap cahaya 3. dicelup ter, derivat batu baru mempertinggi daya tahan gesekan dan ketegaran/ kekakuan pada purse seine Tipe alat Tipe dan ukuran alat; ukuran dan kekuatan kapal disebutkan pabrik menyediakan bahan yang sesuai.

TRAWL DASAR (BOTTOM TRAWL)Memerlukan bahan jaring yang daya tahan putusnya tinggi (dalam kondisi basah), daya mulur dan ketahanan gesekan tinggi, diameter kecil. Daya tahan putus tinggi Untuk kekuatan yang sama, benang yang terbuat dari bahan kuat akan lebih halus dari yang kurang kuat. Benang yang lebih halus alat lebih ringan, mudah dioperasikan, menghemat tempat dan harga. Makin halus benang makin rendah tahanan dalam air, bagi trawl: 1. Kekuatan menarik kecil 2. Menghemat bahan baker 3. Bertambah daya tangkap 4. Mengurangi pengadukan dan gejolak air sehingga kedatangan jaring

Kurang dirasakan ikan. PA continous filament, PP, PE dan PES baik untuk trawl dasar. PVAA, PVC dan PVD tidak baik untuk trawl dasar. Kemuluran dan keliatan (toughness) Kemuluran benang harus tinggi. Gabungan daya mulur, kekenyalan dan kekuatan buhul/simpul (dalam keadaan basah) akan menghasilkan keliatan yang akan menjadikan jaring tahan perlakuan kasar dan dapat menahan hasil tangkapan yang banyak.

Daya mulur untuk benang yang dipilin lunak atau medium: 1. PA serat pendek (paling kuat) 2. PVAA serat pendek (sama dengan katun dalam keadaan basah) 3. PA serat tipis panjang (nylon multifilament) 4. PE serat tunggal, berpilin 5. PP serat tipis panjang 6. PP serat pita pecah (split fibre) 7. PES serat tipis panjang (paling lemah) Diameter kecil Ditentukan oleh kepadatan atau BJ serat. Benang kecil dapat diperoleh bila berat jenis dan kekuatan serat tinggi. Daya tahan tinggi terhadap gesekan Sangat penting karena trawl net mengalami pengikisan dan robek didasar selama penarikan dan diatas kapal sewaktu ditarik melewati tubir kapal dan dek. Bahan jaring dari serat-serat tunggal lebih baik dari serat panjang yang terbuat dari serat pendek. Sehingga terjadi PE serat tunggal lebih kuat dibanding PA serat tipis. Walaupun secara umum PA lebih unggul dibanding bahan lain (dengan sedikit pengecualian) Polyamide (PA) dan Polyethylene (PE) PA cf dan PE serat tunggal (benang kasar), mempunyai kelebihankelebihan teknis dan ekonomis dibanding bahan lain banyak digunakan untuk trawl dasar (walaupun tidak ideal).

Kebaikan PA (PA cf serat panjang): 1. Daya tahan putus bersimpul (basah) tertinggi 2. Cukup mulur dan elastis 3. Diameter kecil 4. Tahan gesekan 5. Volume jaring lebih kecil menghemat tempat penyimpanan. Keuntungan PE (PE mono serat tunggal): 1. Harga murah 2. Proses pembuatan mudah dan murah, cocok untuk negara non industri. (PA dan PES cf paling mahal dan produksinya memerlukan industri kimia yang sangat maju) 3. Untuk trawl mudah dipakai, dibersihkan dari sampah dan ikanikan berduri tidak terjerat oleh benangnya yang lebih tegar. Jaring PE lebig jarang tersangkut di kapal dan pada waktu berbelok sewaktu ditarik. 4. Tidak berubah panjang 5. Kemungkinan rusak lebih kecil (dasar yang tidak rata) 6. Daya tampung kecil mengurangi jumlah pelampung Ukuran Benang Perlu diperhatikan: Tempat penangkapan Cara operasi (side, stern, atau pair trawling) Ukuran jaring dan kapal Ikan tujuan tangkap Ukuran mata jaring Posisi dan fungsi jaring Hubungan antara mata jaring dan kekuatan jaring belum tentu sebanding karena kekuatan benang selalu dilebihkan dari tegangan sewaktu penarikan, agar diperoleh kekuatan yang lebih besar untuk penanganan alat di kapal. Berdasarkan fungsi dan letak cod end perlu mata jaring kecil dan bahan yang paling kuat untuk menahan pengikisan dan koyak di dasar laut dan kapal; kondisi kerja yang jelek dan hasil tangkapan yang berat. Bagian-bagian sayap, (ujung, sayap atas dan bawah) tunnel, flapper dan cod endtekanan berbeda, ukuran mata jaring juga berbeda.

Penyesuaian ukuran benang yang baik dapat menghasilkan trawl yang paling ringan (untuk trawl net kebanyakan: 1-3 ukuran benang). PE serat tunggal (banyak dipakai) seperti Kanada, Irlandia, dan Jepang PES, PP dan PVA trawl kecil dan dikeraskan dengan ter PP serat pecah (split fibre/ film tapes) atau pilinan monofilament murah, lebih kuat dan lebih elastis dibanding PE.

MIDWATER TRAWL Untuk menangkap gerombolan ikan pelagis dilapisan air antara dasar perairan dan permukaan air. Keberhasilan pengoperasian alat ini sebagian besar tergantung pada bahan sintetis yang kualitasnya tinggi. Midwater trawl = trawl pelagis = floating trawl Kesempatan ikan untuk meloloskan diri lebih besar (lewat samping, atas, mulut, bawah (menyelam)). Untuk mencegah ikan tidak terlalu terkejut dengan datangnya alat sebelum cukup jauh masuk kantong perbesar mata jaring, akan meningkatkan aliran air lewat jaring, sehingga dapat mengurangi gejolak dan pengadukan air. Untuk daya dan kecepatan tarik tertentu perbesar mata jaring dari bahan yang paling kuat (strength) dan liat (toughness) diameter benang lebih kecil, tahanan minimum.

Jenis dan ukuran benang jaring PA continuous filament 1. Ukuran alat dan mata lebih besar dari bottom trawl 2. Benang jaring lebih halus dan mulur. Daya mulur (extendibility) dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah pilinan pada benang. PA pilinan keras (hard twist) Jumlah pilinan berpengaruh terhadap: 1. Kemuluran 2. Berat per unit panjang (R tex) akan naik dan runnage berkurang. 3. Harga jaring per unit luas akan naik

4. 5. 6. 7.

Diameter benang naik Breaking strength turun Ketahanan gesekan akan naik sampai titik tertentu Mulur total akan naik terutama saat beban rendah, kemuluran permanent akan naik dan tingkat kekenyalan akan kurang. Mulur breaking strength dan kekenyalan berkurang, berat naik (kerugian). Tergantung pada besar coefficient of twist. Hard twist PA cf, koefisiennya harus diatas 200.

GILL NETBanyak digunakan dalam beberapa bentuk: bottom set net, jaring insang (gill net) hanyut dengan jangkar, jaring hanyut dan jaring lingkar. Surface gill net, bottom gill net, drift gill net, encircling gill net/surrounding gill net. Gill net: alat pasif yang ditempatkan pada jalur berenangnya ikan atau gerombolan ikan. Persyaratan: Untuk efisiensi penangkapan: perlu daya rangsang alat untuk organ penglihatan/organ lateral line rendah sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring. Harus disesuaikan dengana kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine. Harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat/terpuntal sewaktu alat dalam air/ikan tersebut diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai Perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil untuk ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

Mata jaring yang asli perlu kembali setelah beban dilepas atau setelah ikan diambil dari jaringMacam dan ukuran benang Beberapa persyaratan diatas bertentangan. Misal: Sifat transparan dan kesamaan indeks pemantulan cahayanya, PA monofilament tunggal yang tidak berwarna hampir tidak terlihat didalam air tetapi bahan itu hanya agak lunak pada diameter sekitar 0,2 0,25mm. Monofilament seperti ini biasanya mempunyai breaking strength (BS) yang agak kecil sehingga tidak cukup untuk gill net besar. Dengan bertambahnya diameter, maka kekakuannya bertambah dan jaring menjadi makin besar tidak menguntungkan dalam operasi. Untuk mengkombinasikan sifat transparan dan kelunakan PA monofilament dan dengan kekuatan yang lebih tinggi (besar) 3 4 PA monofilament harus dipintal dengan pintalan longgar yaitu hanya beberapa putaran per meter. Pemilihan warna yang tepat dalam operasi penangkapan tidak dapat dengan pasti ditentukan. Untuk perikanan komersial: warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang sering digunakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor: Kedalaman perairan Transparansi Sinar matahari Sinar bulan warna akan mempunyai perbedaan derajat terlihat oleh ikan-ikan yang berbeda.

PURSE SEINE

Efisien untuk menangkap ikan pelagis bergerombol secara besar-besaran, seperti; teri, tuna, salmon, dll. Penangkapan berkisar antara lapisan air permukaan sampai lebih dari 150m tergantung pada ukuran dan konstruksi alat. Persyaratan: Kecepatan tenggelam tinggi, kuat, tahanan air rendah dan murah Efisiensi terutama tergantung pada kecepatan melingkari ikan, kedalaman jaring tenggelam dan dapatnya jaring ditutup dengan membentuk kantong. Kecepatan tertinggi diperlukan untuk mencegah gerombolan ikan yang aktif meloloskan diri dan mengurangi pengaruh dorongan angin dan arus dalam operasi Kecepatan tenggelam dipengaruhi: berat jenis bahan serta konstruksi alat, mesh size, hanging ratio jaring, berat tali, pemberat dan perembesan air kedalam jaring. Dari segi bahan: BJ yang besar, kelicinan permukaan dan diameter kecil akan mempercepat tenggelam, kelicinan dan kehalusan benang juga mempengaruhi tahanan air. Jenis dan ukuran benang

Mustahil mendapatkan kombinasi optimum sifat-sifat yang diperlukan untuk purse seine dalam satu jenis bahan. PVD (saran): paling berat dan paling tenggelam tetapi kekuatannya paling lemah tidak cocok untuk purse seine PE moni (murah)/ PP slit fibre: cukup kuat tapi ringan dan terapung diair, sehingga memperlambat tenggelam. Kombinasi saran dan nylon (kyokurin, livion) diproduksi Jepang, khususnya untuk purse seine dan gill net laut dalam sulit diperoleh dibanyak negara diluar jepang. PVAA staple fibre (agak murah): permukaan kasar sehingga lambat tenggelam dan lebih rapuh. Setelah mempertimbangkan keseluruhan bahan maka yang paling cocok untuk purse seine: PA cf atau PES cf.PA: BJ agak rendah dan lebih lambat tenggelam tapi kuat sehingga cukup dipakai yang berdiameter kecil. Kecepatan tenggelam dapat ditingkatkan dengan mencelup jaring kedalam ter atau bahan sejenis. Jaring yang semula lembut menjadi kaku dan bersamaan dengan itu akan lebih mudah dipakai serta terlindung dari kerusakan karena sinar. PES: BJ cukup tinggi cepat tenggelam. Purse seine: sejumlah lembaran jaring yang dapat terdiri dari mata jaring yang berbeda dan mengalami beban yang berbeda ukuran benang berbeda. Bagian terbesar: badan jaring terbuat dari benang halus Kantong (bunts) tempat ikan berkumpul setelah penarikan kolor (pursing) dan penarikan sebagian terbesar jaring akan mengalami tekanan lebih sehingga perlu dibuat dari benang lebih kasar. Bagian pinggir/selvedge: terbuat dari jaring bermata besar. Untuk mengurangi berat, tahanan air dan biaya buat badan utama purse seine dari knotless netting kecuali untuk bunt dan selvedge.

Perhatian: Pengetahuan bahan jaring sangat diperlukan dalam merancang alat tangkap Beberapa pengetahuan sifat fisik dan sifat pokok serat sintetis sangat membantu dalam memilih bahan yang cocok untuk alat tangkap yang diinginkan.