bahan kuliah rheumatoid artritis blk muskulo sem ganjil 2009 2010
DESCRIPTION
anatomi fisiologi patofisiologi patologi diagnosis penatalaksanaan rhematoid artritisTRANSCRIPT
1
REUMATOID REUMATOID
ARTHRITISARTHRITIS
dr. dr. ZulfanZulfan HarahapHarahap, , SpPDSpPD
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI
* Penyakit inflamasi sistemik progresif khronik pada sendi,
tendon, sinovial dan organ lain.
* Penyakit connective tissue, tetapi sendi yang mengalami
kelainan destruktif yang typical
* Sangat mengganggu tetapi tidak mematikan/fatal
* Insidensi : 1% - 3%
Wanita : Pria = 3 : 1
Jarang pada anak-anak
Remisi sering waktu kehamilan
2
ETIOLOGIETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui
* Infeksi : Terutama pada anak
-sub acute endocarditis -Tuberculin
-Leprosi -Diptheroid
-Virus -Mycoplasma
* Hereditary factor
* Trauma
* Faktor Endokrin : - Hyperparathyroid
- Hyperthyroid
- Hyperlipoproteinemia
- Hemochromatosis
- Paget’s disease
- Wilson’s disease
* Allergic and drug induced : - Serum sickness
- Isoniazide
* Neurogenic factor (nerve damage): - Lues
- DM
* Stress
* Immunologic factor
3
PATOGENESIS ETIOLOGIK
Perubahan berupa :
Kerusakan mikrovaskuler, oedem jaringan sinovial, proliferasi
lining sel pada sinovial.
Terdapat sel leukosit polimorfonuklear pada permukaan
sinovial.
Terjadi obliterasi pada pembuluh darah kecil akibat adanya
inflamasi dan trombi yang terorganisir.
Cairan sinovial mengandung banyak sel mononuklear leukosit
PATOLOGI SELULER
Tampak adanya :
Oedema sinovial
Hiperplasia dan hipertropi sel lining sinovial yang dapat
menebal oleh karena peningkatan sel A (reticuloendothelial
like) dan sel tipe B
Lisosom merusak
Obstruksi kapiler
infiltrasi sel neutrofil pada dinding arteri
Daerah trombosis
Perdarahan perivaskuler
4
PATOGENESA
• Rantai peristiwa imunologis
• Antigen dalam membran sinovial diproses APC
(sinoviosit A, sel dendritik, makrofag) HLA
DR
• Ag dikenali, diproses, diikat oleh CD4
+
kompleks trimolekular. Dengan bantuan IL-1
menyebabkan aktivasi CD4
+
• Ag kompleks trimolekular mengekspresikan IL-2
pada permukaan CD4+
• CD4
+
yang teraktivasi juga mensekresi gamma
interferon, TNF-, IL-3, IL-4, granulocyte colony
stimulating factor (GM-CSF)
merangsang makrofag =>fagositosis
aktivasi sel B =>produksi Ab
Ab yang dihasilkan membentuk kompleks imun
aktivasi sistem komplemen
5
• Fagositosis kompleks imun disertai pembentukan
dan pembebasan radikal bebas, leukotrin , PG,
protease neutral erosi rawan sendi dan tulang
• Radikal bebas depolimerasi hialuronat
viskositas cairan sendi .
• Radikal bebas juga merusak kolagen dan
proteoglikan rawan sendi
• Masuknya sel radang ke membran sinovial
pannus (jar. Granulasi yang terdiri dari fibroblas,
mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang)
PROSES PENGRUSAKAN
- Kerusakan rawan - Kerusakan ligament
- Kerusakan tendon - Kerusakan tulang
Penipisan proteoglikan : - Tidak normal
- Tidak mengkilat
- Tidak kenyal
- Kurang kuat
Proliferasi membran sinovial
Pannus : jaringan granulasi vaskuler terdiri dari
fibroblas yang berproliferasi
pembuluh darah kecil
sel inflamasi
menimbulkan kerusakan
6
NormalNormal Sinovitis RheumatoidSinovitis Rheumatoid
bursitisbursitis
tendonitistendonitis
sinovitissinovitis
tulangtulang
kartilagokartilago
HiperplasiaHiperplasia
sel pelapissel pelapis
pannuspannus
eksudat eksudat
polimorfpolimorf
fibrosisfibrosis
monositmonosit
infiltrat infiltrat
mononuklearmononuklear
KELUHAN DAN GEJALA
- Lemah
- Lelah
- Lekas capek
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Nyeri seluruh tubuh dan kaku
- Tanda-tanda inflamasi
- Parastesia, Raynoud’s pnenomenon
- Morning Stiffness ( pin pagi, menurun siang )
• Polyarthritis Simetris : - bengkak, merah, panas,
tenderness, pain, kaku.
7
• Pergerakan sendi terbatas oleh karena :
- rasa sakit
- kelemahan dan pemendekan tendon dan ligament
sekitar sendi
- ankilosis tulang
•Terutama :
- PIP, MCP, jari, pergelangan, lutut ankle, toes, leher.
• Jika penyakit menetap akan terlibat :
- siku, bahu, sternoclavial, pinggul, temporo mandibular.
TANGAN
•Bentuk jari spindle- shape fusiform ok pembengkakan PIP
•Swan neck deformitis ( hiperextensi PIP flexi DIP )
•Boutonniere deformitas ( Flexi PIP extensi DIP)
• Ibu jari :
- hiperextensi sendi interphalang dan flexsi MCP
daya jepit jempol menghilang
8
PERGELANGAN TANGAN
(Sangat sering terkena A.R.)
* Boggy synovium
* Pembengkakan ulnar
* Dorsoflexi pergelangan tangan terganggu
* Sindrome Carpal-tunnel ( N.Medianus tertekan)
9
Slide 9
SIKUSIKU
* fleksi kontraktur
* Pembengkakan
* Destruksi para-olekranon
* Dislokasi sendi
BAHUBAHU
* Sendi glenohumeralis
* Acromioclavicularis
* Thoracoscapularis
10
PANGGUL (jarang terkena A.R)PANGGUL (jarang terkena A.R)
* Langkah abnormal
* Gerak sendi terbatas
* Rasa tak enak pada lipatan paha
LUTUT (sering terkena A.R)LUTUT (sering terkena A.R)
* hypertrofi sinovium
* efusi sendi
* Atrofi otot quadricep
* Terbentuk kista Baker
(bila pecah keluhan mirip thromboplebitis)
* Instabilitas sendi
KAKI DAN PERGELANGAN KAKI
• Gerakan fleksi dan ekstensi terbatas
• Sakit pada daerah tumit atau bursa dibawah
tendon Achiles dan telapak kaki bila berjalan
• Hallux valgus (deviasi lateral ibu jari
11
CERVICALCERVICAL
* Nyeri dan kaku leher
* Erosi progressif
* Sub luxatio Atlanto axial.
= compressi Med.Spinalis à gejala neurologis
= perputaran dan penekanan arteri vertebralis
(dapat menimbulkan simkope sewaktu menundukan kepala)
* Nyeri lokal
* Spasme otot à gerak memutar terbatas
* Sakit kepala daerah occiput
- Simetris
Penting untuk RA
Bedakan dengan arthritis yang lain
DIP tak kena
morning stiffness dapat dipakai sebagai ukuran beratnya
penyakit
12
MANIFESTASI EKSTRA ARTIKULER
Vaskulitis
Kelainan Paru (Pleuritis, Pneumonitis)
Perikarditis
Nodul Reumatik : - bursa olekranon
- eksternal lengan atas
- tendo Achilles
- telinga
Neuropati
Lesi kornea dan konjunctiva
Skleritis
Pembesaran kelenjar getah bening
Pembesaran limfa
Hiperpigmentasi
Ulkus di kulit
Limf adenopati
Anemia
Thrombositopenia
13
LABORATORIUMLABORATORIUM
* BSR meninggi
* Anemia ringan
* Rheuma factor :
Rose waaler lebih spesific / latex lebih sensitif.
* Faktor APF amat spesifik
* Darah rutin, urine rutin, faal ginjal, faal hepar
* Cairan sinovial berupa exudat
RADIOLOGIRADIOLOGI
- Terutama sendi kecil ditangan, pergelangan dan kaki
- Mula-mula asimetris kemudian simetris
- Awal : * erosi
* ruang antar sendi sempit
- Lanjut : * lesi pseudokistik
* erosi marginal
* Swan neck deformity
* Z deformity ibu jari
* sub luxasio Atlanto Axial C
1
-C
2
* Osteoporosis periarticular (panggul)
* Protusio acetabuli
(caput femoris bergeser dari sumbu)
14
DIAGNOSADIAGNOSA
* Manifestasi klinis
* Gambaran radiologis
* Laboratorium
Lebih baik menunda diagnosa daripada gagal
mendiagnosa adanya penyakit lain
Semakin lama diagnosa tak dapat ditegakkan
semakin baik prognosa RA yang diderita
KLASIFIKASI ARAKLASIFIKASI ARA
1. Kaku pagi
2. Sakit digerakkan pada sendi
3. Bengkak pada satu sendi
4. Bengkak pada sendi yang lain interval 3 bulan
5. Sendi bengkak simetris atau pada : inter ph, MCP, MTP.
6. Sub cutan nodule
7. Dekalsifikasi (radiologis)
8. Agglutinin test positif (Rh. Factor positif)
9. Pressipitasi mucin dari cairan sinovial sedikit.
15
10. Terdapat 3 kelainan histologis pada sinovium :
- villi hypertrophy
- proliferasi sel sinovial superficial
- infiltrasi sel inflamasi khronik
- limphoid nodules
- deposition of fibrine
- focal necrose
11. Perobahan histologi pada noduli :
- granulomatous foci dengan central necrose
- proliferatif mononuclear fibrosis
- infiltrasi sel radang menahun
I. Classical Rheumatoid Arthritis :
terdapat 7 dari 11, 1-5 sudah 6 minggu.
II. Definite Rheumatoid Arthritis :
terdapat 5 dari 11, 1-5 sudah 6 minggu
III. Probable Rheumatoid Arthritis :
terdapat 3 dari 11, salah satu 1-5 sudah 6 minggu
IV. Possible Rheumatoid Arthritis :
terdapat 2 dari kemungkinan 1, 2, 3, 6, BSE meninggi,
dan telah berlangsung 3 bulan.
16
EXCLUSSIONS :EXCLUSSIONS :
1. Terdapatnya rash SLE
2. Terdapatnya sel LE
3. Secara histologis adanya peri-arthritis nodosa
4. Kelemahan otot leher, batang tubuh & pharyngeal
5. Definite scleroderma
6. Klinis jelas tanda-tanda rheumatic fever
7. Klinis jelas arthritis gout
8. Adanya tophi
9. Klinis jelas tanda-tanda infeksi arthritis
10. Adanya tubercule bacilli pada sendi
11. Klinis jelas Reiter’s syndrome dengan urethritis
12. Klinis jelas syndrome Shoulder-hand
13. Klinis jelas Hypertropic osteoarthropathy
14. Klinis jelas Neuro-arthropathy dengan kerusakan sendi
tulang dan adanya kelainan neurologis.
15. Terdapatnya homogentisic acid pada urine
16. Histologis terdapat sarcoid atau Kvein test (+)
17. Multiple Myeloma atau Benze Jones protein pada urine (+)
18. Jelas adanya lesi kulit pada erythema nodosa
19. Leukemia atau lymphoma dinjumpai
20. Adanya agammaglobulinemia.
17
REVISED CRITERIA (ACR 1987)REVISED CRITERIA (ACR 1987)
1. Kaku pagi (1jam) selama > 6 minggu
2. Pembengkakan 3 sendi selama 6 minggu
3. Pembengkakan pergelangan tangan,
MCP atau IPP selama 6 minggu
4. Pembengkakan sendi yang simetris
5. Kelainan radiologis tangan yang khas untuk RA
(erosi atau dekalsifikasi tulang)
6. Nodulus Rheumatoid
7. Faktor rheumatoid dalam serum
DIAGNOSIS RA DITEGAKKAN JIKA ADA 4 ATAU LEBIHDIAGNOSIS RA DITEGAKKAN JIKA ADA 4 ATAU LEBIH
DIAGNOSA BANDINGDIAGNOSA BANDING
• Rheumatic Fever : - respons dengan salisylate
- carditis, chorea, skin rash
- ASTO meninggi
• SLE : - Butterfly rash
- Renal disease
- L.E positif
• Osteoarthrosis : - tanda inflamasi minimal
- Pain sore
• Gouty Arthritis: - acute onsetc
- rystal urate
- tophi
• Pyogenic Arthritis : demam, micr. organism didapat
18
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
• Pengobatan yang sempurna belum ditemukan
• Atasi pain, profilaksis, cegah deformity dan disability
• Pengertian mendalam penyakit menahun
= Systemic rest : bed rest total pada systemic dan articular
involvement
- mild disease : 2 - 4 jam rest tiap hari
- acute, demam, bengkak, sakit, gerak terbatas :
masuk rumah sakit 2 minggu
= emotional rest : psychotherap, anti depressi
= articular rest : articular inflamation
= exercise : therapeutic exercise (fisiotherapy)
= pemanasan (analgetic effect) : warm tube bath
= radiasi
= listrik
= massage
19
PSIKOTHERAPIPSIKOTHERAPI
( PENERANGAN, DORONGAN SEMANGAT, PERAN
KELUARGA )
- APA DAN BAGAIMANA RA ITU
(Penyakit sendi sistemik, menahun, perjalanan
penyakit sulit diduga, dapat remisi spontan dan
kambuh silih berganti, kemungkinan cacat)
- SIAP MENTAL
- TABAH DAN TEKUN BEROBAT DAN MENERIMA
KENYATAAN
PHYSICAL THERAPY :PHYSICAL THERAPY :
• Posisi sendi senyaman mungkin
• Proses tidak akut lagi lakukan mobilisasi bertahap untuk
mencegah deformitas
• Jangan diurut, symptom dapat menetap/ bertambah
• Cegah deformitas / flexion deformity
• Physiotherapy, occupational therapy, orthopedy,
phsicotherapy, social worker, phsichiatry, kerjasama
dengan pasien dan famili
• Alat-alat bantu : bidai, tongkat, penyangga, kursi roda,
sepatu khusus, walking machine dll.
• Pembedahan : synovectomia, arthrodese, total hip dll.
20
DIETDIET
• WELL BALANCED : BERGIZI
• NO SPESIFIC FOOD CONTRA INDICATION
• HINDARKAN MAKANAN/ MINUMAN DINGIN
• HINDARI CUACA DINGIN DAN LEMBAB
• SECARA TRADISIONIL :
- MENTIMUN ???
- LABU CINA ???
- LABU SIAM ???
DIETDIET
• Well Balanced : bergizi
no specific food contra indication
• Jika ada tanda iron def. :
-ferros sulfat 0,2 gr, 3 x sehari /oral
-follic acid
21
• Perjalanan penyakit tidak dipengaruhi
• Rasa sakit dikurangi/ dihilangkan
• Dipakai berbulan menunggu kerja obat remitif
• Awas efek samping : gastritis, nausea dsb
• Steroid sistemik tak dianjurkan mencegah
ketergantungan dan side-effect, kecuali sangat perlu
OBAT SIMPTOMATIKOBAT SIMPTOMATIK ::
1. Analgesik : - salicylate (4-6 gr/hari)
- paracetamol (1-2 gr/hari)
- codein (30 mg tiap 4 jam)
2. Anti inflamasi :
- aspirin ( 5 gr/ hari)
- indomethasin (25-150 mg/hari)
- phenylbutazone (200-400 mg/hari)
- oxyphenbutazone (200-400 mg/hari)
3. Corticosteroid :
- Diberi pada yang aktif dan progresif
- Dosis seminimal mungkin
- Prednisone 10 -15 mg/hari
- hydrocortisone asetate intra articular 20-50 mg
22
4. Anti inflamasi non steroid (NSAID)
- ibuprofen (600-1200 mg/hari)
- naproxen (375-750 mg/hari)
- piroxicam (10-40 mg/hari)
- profenid (100-600 mg/hari)
- ketoprofen (100-200 mg/hari)
NSAID
• Menghambat enzim cyclo-oxigenase menekan sintesis
prostaglandin.
• Memungkinkan stabilisasi membrane lysosomal
• Menghambat pembebasan aktifitas mediator inflamasi
• Menghambat migrasi sel ketempat peradangan
• Menghambat proliferasi seluler
• Menetralisir radikal bebas
•Secara potensial umumnya bersifat toksik
• Efek samping pada gastrointestinal (apalagi jika
kombinasi dengan alkohol, rokok, strees, usia tua)
• Reaksi hipersensitif
• Gangguan fungsi hati
• Gangguan fungsi ginjal
• Penekanan sistem hematopoietik
23
• Bekerja lambat menunggu kadar di darah cukup
Khasiat baru mulai 3-12 bulan
• Side effect dan toksisitas tinggi
• Diharapkan dapat menghentikan progresifitas/
menjadi remisi.
= destruksi sendi pada masa dini (90% RA erosi 2 thn pertama.
= Hasil pengobatan yang buruk mungkin karena terlambat
memulai DMARD
OBATOBAT--OBAT REMITIF OBAT REMITIF
DMADRSDMADRS
• Diagnosa pasti : DMARD segera diberi
• Tersangka RA, respons NSAID minimal mulai DMARD
• Setelah pakai 3-6 bulan tak memuaskan
Ganti DMARD lain
Kombinasi dengan yang lain
24
DD--PENICILLAMINEPENICILLAMINE ::
Penggunaannya tahun 1970-an
Kurang disukai karena kerjanya sangat lambat
Menginhibisi neovaskularisasi
Menginhibisi mieloperoksidase PMN
Proteksi radikal bebas
Mereduksi sintesis imunoglobulin oleh monosit dan limfosit
inhibisi PMN dan limfosit T
CUPRIMIN 250 mg, TROLOVOL 300 mgCUPRIMIN 250 mg, TROLOVOL 300 mg
1 x ½ tab (150 mg)/hari selama 1 minggu
2 x ½ tab (150 mg)/hari selama 2 minggu
2 x 1 tab (300 mg)/hari selama 2 minggu
3 x 1 tab (300 mg)/hari selama 2 minggu
4 x 1 tab (300 mg)/hari selama 2-4 minggu
maintenance 1 x ½ tab selama mungkin
Side effect : Urticaria, nausea, muntah, diarrhae,
proteinuria, SGOT/SGPT naik,
rasa manis/asin berkurang, stomatitis,
thrombositopenia, leukopenia,
lupus like syndome.
25
LEVAMISOLE ( ASCARIDIL )LEVAMISOLE ( ASCARIDIL )
150 mg ( 3 tab @ 50 mg ) malam hari 1x1 minggu
diberikan selama 2-4 bulan.
Jika ada tanda remisi teruskan sampai 6 bulan - stop.
Side Effect : nausea, muntah, flu-like syndrome, diarrhae,
lupus - like syndrome, agranulositosis, granulositopenia.
GARAM EMASGARAM EMAS
• Forestier (1920) => gold salts/auro sodium
tiomalat (AST) untuk terapi AR
• Mekanisme kerja : menghambat enzim
selulur terutama enzim esterase.
• Tidak memberi efek pada ekstraseluler
untuk melepaskan enzim lisosomal
• Menghambat fungsi PMN, aktivasi sel B
dan sel T
26
AURO SODIUM TIOMALAT (AST)AURO SODIUM TIOMALAT (AST)
• Tauredon ampul 10,20,50 mg => IM
• Dosis : minggu pertama 10 mg
minggu kedua 25 mg
tiap minggu 50 mg total dose 1 gr.
Tanpa respons stop obat.
Ada respon lanjutkan 50 gr tiap 2 - 4 minggu.
Sampai keadaan remisi yang memuaskan tercapai
• Efek samping : Reaksi mukokutaneus, proteinuria,
supresi sumsum tulang
AURANOFIN AURANOFIN
(RIDAURA TABLET 3 MG)(RIDAURA TABLET 3 MG)
• Auranofin tidaklah lebih baik dari AST
• Berguna pada pasien yang mempunyai efek
samping terhadap AST
• Dosis 2X3mg / hari
• Efek samping sering pada awal pemakaian
seperti diare.
27
ANTIMALARIAANTIMALARIA
Menginhibisi enzim lisosomal
Menginhibisi PMN limfosit
Menginhibisi pelepasan IL-1
Proteksi kartilago
Mekanisme kerja : “lysosomotropic”=> basa lemah
yang masuk ke ruang intraseluler.
inhibisi proses intraseluler, sekresi protein , proliferasi
limfosit menurun dan produksi sitokin berkurang.
CHLOROQUIN PHOSPHAT : 250 CHLOROQUIN PHOSPHAT : 250 -- 500 MG / HARI500 MG / HARI
HYDROXYCHLOROQUIN : 200 HYDROXYCHLOROQUIN : 200 -- 400 MG / HARI400 MG / HARI
• Terapi AR sejak tahun 1950-an
• Di Indonesia paling banyak
• Mengandung 4-aminoquinoline. Klorokuin
=>kelompok ethyl, hidroksiklorokuin => hydroxyethyl
28
• Efektifitas dan khasiat
• Toksisitas
• Efek samping : gangguan gastrointestinal, retina,
dermatitis, anemia hemolitik, tinnitus dll
• Dosis : Klorokuin fosfat 250 mg/hari
Hidroksiklorokuin 400mg/hari
• Dianggap aman jika diberikan tidak lebih 5 tahun
SULFASALAZINESULFASALAZINE
Menginhibisi migrasi PMN
Mereduksi respon limfosit
Menginhibisi angiogenesis
• 1X500 mg untuk minggu pertama
• 2X500 mg untuk minggu kedua
• 500 mg pagi, 1000 mg malam untuk minggu ketiga
• 1000 mg pagi, 1000mg malam untuk minggu keempat
• dan seterusnya sampai tercapai remisi
29
• remisi 1000 mg perhari sampai remisi sempurna
• 2 bulan tanpa khasiat, dosis ditingkatkan 3 gr/hari
• 3 bulan tanpa khasiat
stop, ganti DMARD lain
kombinasi dengan yang lain
EFEK SAMPING :
• nausea, muntah, dispepsia
• pusing, iritabilitas (gangguan CNS)
• neutropenia, agranulositasi, pansitopenia (reversible)
• ruam kulit
• penurunan sel spermatozoa
SIKLOSPORIN SIKLOSPORIN --AA
• Diisolasi dari jamur Tolypolocadium inflatum gams
(1972)
• Mek. Kerja : Membentuk suatu kompleks dengan
protein intrasitoplasmic yaitu cyclophillin
inhibisi fosfatase seluler yaitu calcineurin
• inhibisi pelepasan IL-2 dan menekan aktivitas sel T
• inhibisi pelepasan IL-1
30
SANDIMUN SOFT CAPSULSANDIMUN SOFT CAPSUL
= 2,5 mg/kgBB/h dalam 2 dosis (tiap 12 jam)
= Tiap minggu naikkan dosis 25%
kadar dalam serum 74 -150 mg/ml
= Turunkan kembali 25 - 50% jika :
- creatinin serum 1,75 X basal
- kadar dalam serum > 150 mg
- K > 5 mg/L
- TD naik S > 160 mmHg, D > 95 mmHg
= Maintenance dose 3,8 mg/kgBB/h
Efek samping : NefrotoksikEfek samping : Nefrotoksik
OBAT OBAT -- OBAT GOLONGAN CYTOSTATICAOBAT GOLONGAN CYTOSTATICA
= Cyslophospamide ( Cytosan )
= Azothioprine (imuran )
= Chlorambucil ( leukran )
Awas toxis, teratogenic dan oncogenic
31
METHOTREXATE (MTX) METHOTREXATE (MTX)
• Sitostatica golongan antagonis asam folat
• Menurunkan aktivitas thymidilate synthetase inhibisi 5-
aminoimidazole-carboximide-ribonucleotide transformylase
(AICAR) * IgM RF , IL-1 , IL-6
• 3 - 4 bulan sudah bekerja
• 7,5 mg perminggu (oral)
• 3 - 4 bulan belum ada kemajuan tingkatkan dosis
untuk RA yang progresif/gagal dengan DMARD lain
EFEK SAMPING MTX
• rentan terhadap infeksi
• nausea, vomitus, diare, stomatitis
• gangguan fungsi hati
• alopesia
• aspermia
• lekopenia
- Leucovorin (asam folinat) 6 - 15 mg/m
2
6 jam selama 72 jam, mengurangi efek samping
32
LEFLUNOMIDE
• DMARD paling baru => Terapi AR
• Derivar isoxazole
• Immunomodulator
• Mek. Kerja : Inhibisi enzim dihydroorotate
dehydrogenase sel T teraktivasi
• Menghambat proliferasi sel B
• Efek terhadap sel B/sel T kadar
rheumatoid factor
• Leflunomide juga menginhibisi ekspresi gen
nuklear factor => mengurangi respon fase akut RA
• Leflunomide bekerja pada kesemuanya yang
berhubungan dengan patogenesa penyakit: tingkat
Sel T, sel B dan proinflamasi sitokin
• Dosis : 100 mg/hari selama 3 hari I, diikuti 20
mg/hari
• Hepatotoksik
• Efek samping : mual, diare, penurunan BB,
• Lekopenia, agranulositosis
33
KRITERIA UNTUK CLINICAL REMISSION :
1. Lamanya morning stiffness tidak lebih 15 menit
2. Tidak terdapat fatique
3. Nyeri sendi menghilang
4. Nyeri waktu digerakkan dan kaku menghilang
5. Pembengkakan jaringan lunak sendi dan tendo sheath
menghilang
6. BSE kurang dari 30 mm/jam (wanita), 20 mm/jam pria.
Jika 5 dari keadaan diatas berlangsung 2 bulan berturut-turut,
dapat disebut remisi tercapai.
KLASIFIKASI FUNCTIONAL CAPACITYKLASIFIKASI FUNCTIONAL CAPACITY
(Steinbroke)
Class I : Complete Functional Capacity dan mampu melakukan
tugas sehari-hari tanpa kesulitan.
Class II: Functional Capacity Adequate untuk tugas sehari-hari
dengan sedikit rasa tak enak atau gerakan terbatas pada
satu sendi atau lebih.
Class III: Functional Capacity untuk tugas sehari-hari sudah
terbatas / kurang mampu.
Class IV: Memerlukan bantuan alat atau orang lain untuk
melakukan gerakan sehari-hari.
34
KLASIFIKASI PROGRESIFITASKLASIFIKASI PROGRESIFITAS
(Steinbrocker)
Stage I, Early :
1. Tanpa destruksi pada rontgent
2. Osteoporosis mungkin ada pada rontgent
Stage II, Moderate :
1. Osteoporosis, subchondrial bone and cartilage destruction
pada rontgent
2. Mobility sendi terganggu tanpa deformity
3. Timbul atrophy otot
4. Nodule dan tenosynovitis dijumpai
Stage III, Severe :
1. Cartilage and bone destruction disamping osteoporosis
dijumpai pada rongent
2. Deformity seperti subluxation , ulnar deviation,
hyperextention tanpa fibrosis atau ankylosis
3. Otot atrophy yang jelas
4. Nodulus dan tenosynovitis dijumpai.
Stage IV, Terminal :
1. Adanya fibrous atau ankylosis
2. Kriteria stage III