bahan new service development.pdf

Upload: hanur-yuniantri-wijayanti

Post on 07-Aug-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    1/40

      14

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    2.1 Kajian Pustaka Service Development  

    2.1.1 Service Development

    Intensitas kompetitif dan harapan pelanggan meningkat di hampir semua

    industri jasa. Sukses atau tidaknya pelayanan tidak hanya dalam menciptakan

    service development, karena hasil dan proses aspek dari sebuah pelayanan

    sering mengkombinasikan untuk menciptakan pengalaman dan ditanggapi oleh

    pelanggan, kedua aspek tersebut harus ada dalam service development  

    Dalam jurnal How to Invent a Service Product   oleh David Birnbaum,

    Pacific Horizon Group   2004, service development   merupakan pengembangan

    dari definisi pelayanan yang mana mengembangkan pelayanan yang bertujuan

    untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Sedangkan dalam jurnal New

    Product Development in Tourism Companies Case Studies on Nature Based

    Activity Operators oleh Raija Komppula 2001, tujuan utama dalam service

    development adalah untuk mengembangkan prasyarat terbaik dan benar yang

    berfungsi baik untuk memproses dan menarik hasil pelanggan.

    Menurut Balaji (2002:67) service development   adalah pelayanan yang

    dimodifikasi atau diperbaharui untuk dijual ke pangsa pasar. Service

    development dalam  Fitzsimmons (2006:78)  merupakan inovasi untuk melihat

    kedua proses dari menciptakan sesuatu yang baru dan juga sebagai produk atau

    hasil yang sebenarnya. Dalam Lovelock (2007:95) service development

    merupakan rancangan dari sebuah konsep pelayanan gabungan yang

    membutuhkan sebuah pengertian dari inti dan pelayanan tambahan yang harus

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    2/40

      15

    dikombinasikan, dirangkaikan, diantarkan, dan dijadwalkan untuk menciptakan

    sebuah nilai proposisi bertemu dengan kebutuhan-kebutuhan dari segmen target

    pasar.

    2.1.1.1 Strategi Service Development  

    Keputusan tentang pentingnya suatu organisasi adalah dari strategi

    campuran produk. Untuk tetap kompetitif, sebuah perusahaan layanan mungkin

    perlu dikembangkan. Di sisi lain, keputusan yang mungkin perlu dilakukan untuk

    menghapus layanan dari campuran di mana selera konsumen telah berubah atau

    tekanan kompetitif telah melanjutkan penyediaan layanan uneconomic .

    Empat strategi service development  utama yang tersedia untuk sebuah

    perusahaan pelayanan dalam Balaji (2002:67), yaitu:

    1. Sebuah organisasi penetrasi pasar terus menyediakan layanan yang sudah

    ada ke segmen pelanggan yang sudah ada, tetapi berusaha untuk

    meningkatkan penjualan. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan jumlah

    konsumsi jenis layanan mereka, atau mengambil konsumen dari kompetitor.

    2. Perluasan pasar konsumen jenis baru yang ditemukan untuk layanan yang

    telah ada.

    3. Pengembangan layanan baru atau perubahan layanan dikembangkan untuk

    dijual ke pasar saat ini.

    4. Diversifikasi layanan baru yang ditawarkan ke pasar-pasar baru

    Setiap strategi ini melibatkan berbagai tingkat risiko. Strategi penetrasi

    pasar biasanya menyebabkan resiko terendah yang kuat, karena mungkin

    berhadapan dengan kedua layanan dan konsumen dengan yang terkenal.

    Kedua layanan pasar dan strategi service development  melibatkan resiko yang

    lebih besar sebagai organisasi yang berhubungan dengan sesuatu yang baru

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    3/40

      16

    dalam setiap situasi. Namun, tingkat risiko tergantung pada kekuatan organisasi

    tertentu, kompetitornya pada potensi dan peluang yang tersedia. Diversifikasi

    biasanya menciptakan resiko dari semua, yang melibatkan sebuah organisasi

    baru dengan baik kedua layanan baru dan pasar-pasar baru.

    2.1.1.2 Service Development Lifecycle

    Service Development   Lifecycle   merupakan proses produk yang nyata

    dengan menciptakan sesuatu pelayanan yang baru. Pemasaran pelayanan-

    pelayanan adalah mendirikan sebuah kehati-hatian yang sangat mengerti secara

    mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan dan kemudian

    menyediakan pelayanan-pelayanan itu yang akan membantu mereka.  Service

    development lifecycle terdiri dari empat fase yaitu identifying the customer pain

    point, developing the service definition, marketing & selling, delivering &

    supporting. Identifikasi empat fase dari service development lifecycle  ditampilkan

    pada Gambar 2.1 yaitu sebagai berikut:

    GAMBAR 2.1SERVICE DEVELOPMENT LIFECYCLE

    Sumber: Jurnal how to invent a service product by David Birnbaum, Pacific

    Horizon Group 2004

    Identifying theCustomer Pain

    Point

    Developingthe

    ServiceDefinition

    Delivering &Supporting

    Marketing &Selling

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    4/40

      17

    Mengidentifikasi dari poin keluhan pelanggan adalah awal dari poin dalam

    service development lifecycle. Adanya komunikasi yang baik dengan pelanggan

    itu memudahkan pelanggan memberitahukan keluhannya itu. Intinya selama fase

    dari service development lifecycle mengadakan penelitian pasar untuk

    mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan para pelanggan. Fase yang kedua adalah

    mengembangkan definisi pelayanan. Selama fase ini merinci karakteristik dari

    service development . Pelanggan mempunyai pengertian yang jelas dari

    komponen dari pelayanan. Fase selanjutnya adalah Marketing & Selling ,

    dukungan baru pelayanan. Pada fase ini paket pelayanan masuk ke sebuah

    penawaran yang siap mengkomunikasikan dan menjual. Fase terakhir adalah

    delivering & supporting, dimana pada fase ini pelayanan diberikan tepat waktu

    dengan pendukung dari pelayanan yang diberikan berupa garansi kepada

    pelanggan.

    Inti dari penjelasan Gambar 2.1 yaitu service development lifecycle

    menyediakan sebuah proses sederhana dari beberapa poin untuk

    mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa pelayanan ke pasar yang

    unik dan relevan kepada pelanggan. Pelayanan yang tepat akan memberikan

    kepuasan pelanggan dan dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan

    bagi perusahaan.

    2.1.1.3 Tahap-tahap dalam Service Development  

    Dalam Balaji (2002:72) tahap-tahap dalam Service Development itu

    yaitu:

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    5/40

      18

    1. Generasi ide

    Ide mungkin dapat digenerasikan kedalam beberapa cara. Ide dapat

    timbul dalam dan luar organisasi, hasil dari prosedur penelitian formal (marketing

    research) sebagai secara informal, ide dapat mengikutsertakan organisasi dalam

    membuat arti dari pengiriman pelayanan baru. Proses yang kreatif dari

    pengembangan ide-ide baru membangkitkan minat melalui proses ide itu sendiri

    selama merinci kesepakatan. Ide dapat membantu memajukan dimensi kreatif

    dari pengembangan service development .

    2. Saringan ide

    Pada tahap ini mengenai pemeriksaan keluar dengan yang ide akan

    membenarkan waktunya, biaya dan managerial komitmen riset lebih jauh dan

    pelajari. Dua keistimewaan biasanya berasosiasi dengan fase saringan, yaitu:

    a. Pendirian atau penggunaan dari kriteria evaluatif sebelumnya untuk

    menyetujui perbandingan dari generasi ide (misalnya, ide kompatibel dengan

    sasaran hasil organisasi dan sumber daya);

    b. Mengatur ide yang bertentangan dengan kriteria digunakan. Sistem saringan

    sangat berpengalaman menyertakan koleksi dan analisis data di komputer ke

    daftar nama sederhana beberapa faktor dianggap sangat penting.

    3. Pengembangan Konsep dan Uji Coba

    Fase ini mengenai menterjemahkan ide pelayanan, di mana kemungkinan

    pelayanan produk menggambarkan fungsi dan istilah objektif kedalam konsep

    pelayanan. Kontek pelayanan ini yang subjektif berarti pengembangan konsep

    dan pengujian konsep, dalam Balaji (2002:73).

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    6/40

      19

    a. Pengembangan konsep

    Fase ini menerjemahkan ide pelayanan, dimana kemungkinan pelayanan

    didefinisikan dalam fungsional dan istilah obyektif, kedalam sebuah konsep

    pelayanan, arti yang spesifik dari konsumen subyektif untuk membangun

    kedalam ide pengembangan pelayanan.

    b. Pengujian konsep

    Pengujian konsep dapat dipakai dalam kontek pelayanan sebaik kontek

    barang-barang. Pengujian konsep terdiri dari mengambil konsep membangun

    setelah tahap dari generasi ide dan saringan ide untuk memperoleh reaksi dari

    sasaran kelompok pelanggan. Sebuah tahap asosiasi dari pengembangan ide

    pelayanan untuk memposisikan pelayanan. Pelayanan memposisikan konsep

    meluas berkenaan gambaran walaupun tidak jelas, dan sulit untuk diukur. Pada

    dasarnya positioning   yaitu mempresentasikan visual dari gambar organisasi

    pelayanan dalam hubungan ke salah satu pelayanan kompetitif atau ke

    pelayanan lainnya.

    Perbandingan pelayanan-pelayanan dan persepsi dari pekerjaan orang

    yang yang akan akan menggunakan, mereka menyatakan adanya prestige  dan

    non-prestige  pelayanan-pelayanan yang memberikan pemahaman yang berguna

    untuk mengembangkan program pemasaran. Pelayanan-pelayanan

    memposisikan secara langsung untuk melawan persaingan (tour operator ).

    Perusahaan-perusahaan lain telah membangun strategi efektif dengan bebas

    tidak menghadapi persaingan secara langsung.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    7/40

      20

    c. Analisis bisnis

    Tahap ini mengenai menterjemahkan ide ke dalam proposal bisnis

    perusahaan. Ini meliputi pekerjaan merinci analisis ketertarikan dari ide dalam

    istilah bisnis dan mungkin harapan untuk keberhasilan atau kegagalan. Analisis

    secara detil penting, seperti diperlukannya tenaga kerja untuk ide pelayanan

    baru, diperlukan sumber daya fisik tambahan, mungkin perkiraan dari penjualan,

    biaya dan keuntungan dari waktu ke waktu, kontribusi dari pelayanan baru untuk

    ditawarkan, mungkin reaksi pelanggan kepada inovasi dan mungkin tanggapan

    saingan. Tahap ini mungkin meliputi teknis awal dan riset pemasaran dan

    pemilihan waktu awal dan penetapan biaya untuk diluncurkannya pelayanan

    baru.

    d. Pengembangan

    Tahap ini memerlukan terjemahan ide kedalam pelayanan untuk pasar.

    Pengembangan ini berarti akan ada peningkatan investasi di proyek. Staf

    mungkin harus merekrut atau melatih, membangun fasilitas, didirikan sistem

    komunikasi. Elemen nyata pelayanan akan dirancang dan diuji, tidak seperti

    barang tahap pengembangan pelayanan baru meliputi perhatian ke keduanya

    unsur nyata pelayanan dan sistem pengiriman pelayanan.

    4. Uji coba

    Uji coba pelayanan baru tidak selalu mungkin. Uji coba pelayanan baru

    harus tersedia dan operasikan dirancang tingkat kualitas dan penampilan dari

    pengenalan uji coba itu.

    5. Komersialisasi

    Tahap ini mewakili atau kesanggupan organisasi untuk skala penuh

    peluncuran pelayanan baru. Cara menjalankan skala mungkin secara relatif

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    8/40

      21

    sederhana seperti menambahkan pelayanan tambahan ke sebuah rute airline.

    Dalam meluncurkan pengembangan pelayanan, Kotler menyarankan empat

    keputusan dasar yang diterapkan:

    a. Kapan memperkenalkan pelayanan baru

    b. Dimana meluncurkan pelayanan baru, apakah lokal, regional, secara

    internasional

    c. Untuk siapa meluncurkan pelayanan baru

    d. Bagaimana cara meluncurkan pelayanan baru

    2.1.1.3.1 Hierarki Kategori Service Development  

    Terdapat beberapa cara yang berbeda untuk memperbaharui provider

    pelayanan untuk menginovasikan. Tujuh kategori dari Identifikasi pelayanan

    baru, berkisar dari penemuan utama untuk perubahan gaya sederhana. Tujuh

    kategori dari pelayanan baru dalam Lovelock (2007: 89) yaitu:

    1. Penemuan/inovasi utama adalah produk baru untuk pasar dimana

    menggambarkan produk sebelumnya. Penemuan/inovasi utama biasanya

    mencakup dua karakteristik pelayanan baru dan proses radikal baru.

    2. Proses inovasi utama terdiri atas menggunakan proses baru untuk

    mengantarkan inti produk lama melalui cara baru dengan keuntungan

    tambahan.

    3. Produk line extensions  adalah sebuah tambahan untuk arus produk lini dari

    perusahaan lama. Perusahaan pertama di sebuah pasar untuk menawarkan

    beberapa produk mungkin sebagai pembaru, yang lain seringkali bertindak

    dengan hanya meniru. Pelayanan produk baru ini sasarannya mungkin pada

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    9/40

      22

    pelanggan lama untuk melayani lebih luas dari kebutuhan atau merancang

    untuk menarik pelanggan baru dengan kebutuhan yang berbeda.

    4. Proses  line extentions   lebih sedikit inovatif dibandingkan dengan proses

    inovasi, tetapi seringkali mereprentasikan cara baru yang membedakan dari

    pengiriman produk yang telah ada, juga dengan tujuan menawarkan

    kenyamanan yang lebih dan pengalaman yang berbeda dari pelanggan yang

    telah ada atau dari pelanggan baru. Bentuk lain dari proses line extentions  

    yaitu  menciptakan pilihan melayani sendiri (self service)  untuk melengkapi

    pengiriman dari pelayanan karyawan.

    5. Penambahan inovasi pelayanan, diambil dari bentuk dari penambahan

    fasilitas baru atau meningkatkan elemen pelayanan pada inti pelayanan yang

    telah ada, atau dari peningkatan yang signifikan pada pelayanan tambahan

    yang telah ada.

    6. Peningkatan pelayanan adalah tipe paling umum dari inovasi. Tahap ini

    melibatkan perubahan sederhana dalam penampilan dari arus produk,

    termasuk perbaikan pada inti produk atau pada pelayanan tambahan yang

    telah ada.

    7. Style changes  merepresentasikan tipe inovasi sederhana, cirinya tidak hanya

    menampilkan perubahan di salah satu proses atau penampilan. Akan tetapi,

    mereka sangat sering terlihat menciptakan keakraban, dan mungkin

    memotivasi para karyawan.

    Sebagai karakteristik di atas menyarankan, inovasi pelayanan dapat

    terjadi pada beberapa tingkatan, dan tidak setiap tipe dari inovasi mempunyai

    dampak pada karakteristik dari pelayanan produk atau pengalaman dari

    pelanggan.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    10/40

      23

    2.1.1.3.2 Keputusan Service Development  

    Untuk bertahan dari persaingan, perusahaan-perusahaan kepariwisataan

    proaktif harus terus menerus mencari penemuan baru. Kebanyakan pada kasus

    produk pariwisata kemajuan dalam memodifikasi pada produk yang telah ada.

    Menurut Zeithaml dan Bitner (1996:197-200) tipe-tipe dari pilihan produk

    merubah dari penemuan untuk merubah sedikit gaya. Penemuan utama adalah

    pelayanan baru untuk pasar yang belum tergambarkan. Memulai bisnis terdiri

    dari pelayanan baru untuk pasar yang telah melayani dari produk yang telah ada

    dengan menemukan kebutuhan umum.

    Pelayanan baru untuk melayani pasar sekarang mencoba untuk

    merepresentasikan menawarkan pelayanan yang tidak ada sebelumnya pada

    perusahaan kepada pembeli yang telah ada, meskipun itu mungkin telah ada

    pada perusahaan lainnya. Pelayanan line extentions   merepresentasikan

    tambahan dari service line   yang telah ada, service improvement   kebanyakan

    merepresentasikan tipe dari penemuan pelayanan. Merubah gaya kebanyakan

    merepresentasikan penemuan pelayanan sebelumnya, meskipun seringkali

    sangat kelihatan dan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    persepsi pembeli.

    Titik keluar dari manajemen pelayanan literatur itu yaitu pelayanan baru

    dalam pelayanan industri harus mengikuti struktur kerangka perencanaan (lihat

    contoh Lovelock, Vandermerwe & Lewis 1999, Zeithaml & Bitner 1996). Fakta

    dari pelayanan yang tidak bisa dihitung itu membuat bahkan lebih penting untuk

    sebuah sistem pelayanan baru untuk mempunyai karateristik dasar tertentu.

    Pengembangan harus berdasarkan pada data yang objektif tentang persepsi

    pembeli dan kebutuhan pasar, tidak pada dasar manajer atau subjektif opini

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    11/40

      24

    karyawan. Karyawan sering melayani atau paling sedikit mengantar pelayanan,

    yang membuat mereka terlibat sangat penting dalam service development .

    Pembeli dapat membantu mendesain konsep dan terutama proses pelayanan

    dalam bisnis pariwisata dimana pembeli secara pribadi membawa keluar bagian

    utama dari proses pelayanan. (Shostack 1984, Zeithaml &Bitner 1996).

    Berdasarkan asumsi dari proses model pengembangan produk baru

    bahwa ide produk baru itu dapat dibagi dalam beberapa langkah dari proses jika

    mereka tidak mencukupi kriteria untuk sukses pada langkah tertentu. Proses

    dapat dibagi kedalam sesi awal dan akhir dan implementasi. Menentukan awal

    dan akhir konsep pelayanan yang akan dikembangkan. Organisasi berasumsi

    mempunyai keseluruhan stategi visi dan misi, yang mana membagi stategi

    produk baru dari organisasi. (Zeithaml & Bitner 1996, 197:200). Pilihan

    perbedaan strategi untuk strategi pengembangan pelayanan dapat dilihat pada

    Tabel 2.1 berikut ini:

    TABEL 2.1PERBEDAAN STRATEGI UNTUK STRATEGI PRODUK BARU

    MarketsOfferings Existing

    market/CurrentCustomers

    New Markets/NewCustomers

    Existing Product MARKETPENETRATION

    Modification to existingproduct for present

    market

    MARKETDEVELOPMENT

    Reposition presentproduct to attract new

    marketNew Product SERVICEDEVELOPMENT

    Introduce new productto present market  

    DIVERSIFICATIONLaunch of new product

    to new market

    (Modified from: Zeithaml & Bitner 1996, 201; Holloway & Robinson 1995, 82)

    Langkah nyata yang pertama dalam service development  adalah generasi

    ide, yang mana ide baru dapat dicari secara sistematis. Jenis sumber daya

    mungkin menjadi brainstorming, permintaan ide dari karyawan dan pembeli,

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    12/40

      25

    kepala penelitian, pembelajaran tentang persaingan dan lain sebagainya.

    Menurut Kotler et.al. 1999 lebih dari setengah ide produk baru datang dari dalam

    perusahaan, satu perempat datang dari pelanggan dan sebagian besar dari para

    pesaing. Selama generasi ide sebagian besar mengkreasi ide. Penggambaran

    dari tujuan ide adalah menurunkan sejumlah ide. Penggambaran ide adalah

    sesuai waktu untuk melihat kembali pertanyaan dari kompabilitas produk lini.

    (Kotler et.al. 1999, 291-292; Zethaml & Bitner 1996, 202).

    2.1.1.4 Service Development  Produk Pariwisata

    Service Development   pariwisata adalah menambahkan produk/jasa

    pariwisata baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa pariwisata yang lama.

    Service Development   merupakan faktor penting dalam suatu produk. Semakin

    beragam produk yang di tawarkan kepada konsumen melalui penambahan

    produk baru, semakin besar ketertarikan konsumen untuk membeli produk yang

    di tawarkan. Sama halnya dalam kepariwisataan, semakin beragam produk jasa

    yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata kepada pengunjung maka

    semakin tinggi minat pengunjung untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata

    tersebut. Industri jasa harus memberikan pelayanan yang unggul dalam

    pengembangan produk pelayanan dan inovasi produk. Memberikan pelayanan

    baik dibarengi dengan pengembangan produk pelayanan wisatawan tidak akan

    pernah bosan untuk datang kembali. Mereka akan selalu menemukan hal baru di

    daerah tujuan wisata.

    Demikian pula masyarakat di sekitar obyek dan atraksi wisata harus ikut

    berpatisipasi yang diwujudkan ke dalam tindakan memberikan perasaan aman

    yang berupa keramahan dan perasaan yang tulus ketika menerima kedatangan

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    13/40

      26

    wisatawan. Disamping itu, masyarakat harus ikut terlibat dalam mengambil

    keputusan pembangunan pariwisata, berpartisipasi bersama-sama pemerintah

    daerah dan jasa-jasa kepariwisataan memelihara sarana-sarana yang terdapat di

    obyek dan atraksi wisata. Oleh karena itu daerah tujuan wisata perlu

    memperhatikan pentingnya memberikan perbaikan dan penambahan pelayanan

     jasa untuk ditawarkan kepada pengunjung melalui service development .

    2.1.1.4.1 Dimensi Service Development Produk Pariwisata

    Dimensi dari pengembangan service development   terdiri dari delapan

    dimensi dalam Lovelock (2007:77) yaitu information, order taking, billing,

    payment, consultation, hospitality, safekeeping dan exceptions. 

    a. Information

    Informasi memperoleh nilai penuh dari pelayanan yang baik, pelanggan

    perlu informasi yang sesuai. Pelanggan baru harus akan informasi biasanya

    mereka memerlukan situs yang berisi informasi lebih jauh mengenai dimana

    produk jual (atau rincian bagaimana cara pesanan ini, pelayanan jam, harga,

    dan instruksi cara penggunaan, kadang-kadang informasi mencakup peringatan

    dan perubahan). Pelanggan menginginkan konfirmasi mengenai pemesanan

    tempat, dan tiket, atau ringkasan bulanan kegiatan. Perusahaan-perusahaan

    harus meyakinkan informasi mereka menyediakan keduanya tepat waktu dan

    teliti, karena informasi tidak akurat dapat mengganggu pelanggan.

    b. Taking Order

    Pelanggan menerima aplikasi, pesan, dan pemesanan tempat, proses dari

    taking order  harus sopan, cepat, dan teliti, sehingga pelanggan tidak membuang

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    14/40

      27

    waktu dan praktis. Teknologi dapat membuat pesanan lebih mudah dan lebih

    cepat untuk pelanggan. Taking order  memastikan kelengkapan dan ketelitian.

    c. Billing

    Billing   biasanya hampir dari keseluruhan pelayanan (jika menyediakan

    pelayanan gartis dari tuntutan). Billing yang tidak akurat, tidak terbaca, atau

    resiko tagihan tidak sempurna dapat mengecewakan pelanggan. Billing harus

    tepat waktu karena itu menstimulasi pembayaran yang cepat. Pelanggan

    biasanya mengharapkan tagihan yang jelas dan informatif dan terperinci dalam

    cara bagaimana total perhitungan yang jelas.

    d. Payment

    Pada umumnya, wisatawan memerlukan perincian biaya untuk mengambil

    tindakan saat pembayaran. Wisatawan mengharapkan mengurangi dan

    kemudahan pembayaran, termasuk kredit, bila mereka berkunjung di negara

    mereka sendiri dan sementara bepergian ke luar negeri.

    e. Consultation

    Konsultasi merupakan tingkat pelayanan-pelayanan tambahan. Konsultasi

    meliputi dialog memberi saran, dan memberikan tanggapan dari pertanyaan-

    pertanyaan pelanggan. Konsultasi yang paling sederhana terdiri dari memberikan

    tanggapan dengan segera dari pertanyaan kepada pelanggan. Konsultasi yang

    efektif yaitu memerlukan ketidakmengertian situasi dari setiap pelanggan,

    sebelum memberikan saran yang sesuai.

    Perusahaan berusaha menyediakan manajemen dan teknik berkonsultasi

    untuk para pelanggan termasuk asosiasi ”solution selling”  dengan perlengkapan

    industri dan pelayanan. Beberapa pelayanan berkonsultasi menawarkan secara

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    15/40

      28

    gratis, di harap membuat penjualan. Layanan konsultasi juga dapat menawarkan

    melalui tutorial, program latihan grup, dan demonstrasi umum.

    f. Hospitality  

    Hubungan pelayanan-pelayanan idealnya harus mencerminkan kesenangan

    pertemuan baru antara pelanggan baru dengan sambutan bila mereka kembali.

    Seorang manajer yang baik berusaha memastikan bahwa karyawan mereka

    melayani pelanggan sebagai tamu dengan sopan santun.

    g. Safekeeping

    Ketika pelanggan mengunjungi situs pelayanan, mereka sering menginginkan

    bantuan dengan posisi personal. Pelayanan tambahan safekeeping   mungkin

    menyediakan produk fisik untuk dijual dan disewakan pelanggan, termasuk

    paket, pengambilan dan pengantaran, instalasi, pembersihan dan pemeriksaan.

    Pelayanan ini mungkin ditawarkan gratis atau untuk biaya tambahan.

    h. Exceptions

    Exceptions   menyediakan pelayanan tambahan yang keluar dari pelayanan

    pengantaran normal. Dalam kemajuan bisnis ahli dalam antisipasi exceptions  

    dan mengembangkan rencana yang mungkin terjadi dan petunjuk. Beberapa

    tipe umum dari exceptions  yaitu:

    1) Permintaan spesial. Seorang pelanggan mungkin meminta pelayanan itu

    memerlukan kedatangan dari pengoperasian prosedur normal. Kemajuan dari

    permintaan seringkali memberitahukan kebutuhan personal, termasuk

    perlindungan anak, aturan diet, kebutuhan obat-obatan, ketaatan beribadah.

    Permintaan demikian biasanya terutama dalam tavel dan industri hospitality. 

    2) Pemecahan masalah. Terkadang, pengantaran pelayanan normal gagal

    secara perlahan sebagai hasil dari sebuah kecelakaan, penundaan,

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    16/40

      29

    kegagalan perlengkapan, atau pelanggan mempunyai kesulitan

    menggunakan produk.

    3) Menangani komplain, saran dan tambahan. Pada aktivitas ini membutuhkan

    prosedur yang menggambarkan. Prosedur itu harus memudahkan kepada

    pelanggan untuk memberitahukan ketidakpuasan mereka secara cepat,

    perusahaan menawarkan saran untuk meningkatkan, atau melalui komplimen

    dan penyediaan pelayanan harus membuat respon dengan cepat dan tepat.

    4) Pengembalian ke pemiliknya. Beberapa pelanggan mengharapkan ganti rugi

    untuk kegagalan yang serius.

    5) Manajer memerlukan penjagaan pada tingkat dari permintaan exceptions.

    Kebanyakan dari permintaan mungkin memerlukan mengindikasi perubahan

    standar prosedur.

    2.1.2 Keputusan Mengunjungi Wahana

    2.1.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

    Tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan serta keinginan

    konsumen sasaran, untuk itulah perusahaan harus berusaha untuk memahami

    perilaku konsumen terutama dalam melakukan pembelian.

    Menurut Kotler & Amstrong (2007:128) menyatakan bahwa : “Consumer

    buyer behavior refers to the buying behavior of final consumers-individuals and

    households who buy goods and services for personal consumption”.  Perilaku

    konsumen mengacu kepada perilaku pembelian individu konsumen akhir dan

    rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

    Sedangkan menurut Kotler (2005:201), bahwa : “Perilaku konsumen

    mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    17/40

      30

    memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam

    rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka”.

    Menurut kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

    konsumen sangat berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan

    konsumen dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa untuk

    memuaskan kebutuhannya.

    2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian 

    Keputusan pembelian dalam hal ini diasumsikan sebagai keputusan untuk

    menikmati wahana sport dan games adventure  di Sari Ater Hot Spring Resort .

    Keputusan wisatawan dalam menikmati wahana sangat dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, menurut Kotler & Amstrong (2007:129) faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi perilaku pembelian adalah:

    1) Faktor budaya: budaya, sub budaya, kelas social.

    2) Faktor sosial: kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

    3) Faktor pribadi: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan

    ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

    4) Faktor psikologis: motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

    2.1.2.3 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian

    Menurut Kotler and Keller (2009:235) Dalam memenuhi kebutuhannya,

    konsumen akan berbeda dalam suatu proses keputusan pembelian yang terdiri

    dari lima tahap yaitu:

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    18/40

      31

     

    GAMBAR 2.2PROSES PEMBELIAN LIMA TAHAP

    Adapun penjelasan dari Gambar 2.2 diatas sebagai berikut:

    1. Pengenalan masalah

    Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.

    Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan

    keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakan oleh rangsangan

    dari dalam maupun luar dirinya. Para pemasar atau penjual perlu mengenal

    faktor-faktor yang dapat menggerakan kebutuhan atau minat konsumen. oleh

    rangsangan dari dalam maupun luar dirinya. Para pemasar atau penjual perlu

    meneliti konsumen untuk meperoleh jawaban apakah kebutuhan yang

    dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semuanya itu

    muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang

    mencari produk tertentu. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi

    pemasaran yang memicu minat konsumen.

    2. Pencarian Informasi

    Setelah mengena kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari

    informasi lebih lanjut atau mungkin pula tidak. Jika dorongan konsumen adalah

    kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen

    akan mencari objek itu. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh

    MengenaliKebutuhan

    PencarianInformasi

    EvaluasiAlternatif

    KeputusanMembeli

    PerilakuPasca

    Pembelian

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    19/40

      32

    informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan

    kebutuhan itu. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber

    informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap

    sumber terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi

    konsumen dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

    a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

    b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pelanggan.

    c. Sumber publik: media massa, organisasi konsumen, pemerintah.

    d. Sumber pengalaman: penanganan dan pemakaian produk.

    Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda

    tergantung pad jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum

    konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber

    komersial, yaitu sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi yang

    paling efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap informasi menjalankan yang

    berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Bila konsumen berusaha

    untuk untuk menghimpun informasi lebih banyak, maka dapt dibedakan

    menjadi dua bagian, yaitu yang pertama perhatian konsumen yang kuat

    sehingga konsumen akan lebih tanggap tentang barang tertentu, dan kedua

    akan melakukan pencarian yang aktif sehingga ia akan berusaha mencari

    semua informasi tentang produk yang dibutuhkan. Yang menjadi pusat

    perhatian para penjual atau pemasar adalah sumber informasi pokok yang

    akan diperhatikan para penjual atau pemasar adalah sumber informasi pokok

    yang akan diperhatikan konsumen.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    20/40

      33

    3. Evaluasi Alternatif

    Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi

    sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan alternative ini dimulai dari proses

    evaluasi alternatif tertentu. Sejumlah konsep tertentu akan membantu

    memahami proses ini, yaitu:

    a. Konsumen akan berusaha memuaskan kebutuhan mereka.

    b. Konsumen akan mencari manfaat dari suatu produk

    c. Konsumen biasanya membangun seperangkat merek sesuai dengan ciri

    dan karakteristiknya.

    d. Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan atas setiap

    ciri.

    Fungsi kegunaan menggambarkan bagaiman konsumen mengharapkan

    kepuasaan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk

    masing-masing cirri.

    e. Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek melalui

    prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur pemikirnya

    yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri-

    ciri objek.

    4. Keputusan Pembelian

    Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan

    mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangakat pilihan.

    Konsumen, mungkin juga membentuk niat untuk membeli dan cenderung

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    21/40

      34

    membeli produk yang disukainya. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi

    alternatif yang disukai seorang akan bergantung pada dua hal: 1) intensitas

    negatif orang lainterhadap alternatif yang disukai konsumen dan 2) motivasi

    konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

    Sumber: Kotler and Keller (2009:242) 

    GAMBAR 2.3

    KEPUTUSAN PEMBELIAN

    5. Perilaku Pasca Pembelian

    Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat

    kepuasan atau ketidakpuasan, konsumen juga akan melakukan tindakan

    membeli produk, yang akan menarik bagi pemasar. Tugas pemasar belum

    selesai setelah produk dibeli olah konsumen, namun akan terus berlangsung

    hingga periode waktu pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan

    pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian dan pembuangan

    pasca pembelian.

    Menurut Kotler dan Keller (2009:243), ada tiga langkah yang

    menyangkut perilaku pasca pembelian, yaitu:

    Niat

    Pembelian

    Faktor Situasiyang Tidak

    Terantisipasi

    KeputusanPembelian

    Sikap OrangLain

    Evaluasi

    Alternatif

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    22/40

      35

    1. Kepuasan Pasca Pembelian (postpurchase satisfaction) 

    Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan

    pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk

    tersebut.

    2. Tindakan Pasca Pembelian (postpurchase actions)

    Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli atas suatu produk akan

    mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk

    selanjutnya ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk

    kembali membeli produk tersebut. Sebaliknya, jika konsumen meras tidak

    puas terhadap pembeliannya, maka ia akan cenderung menceritakan hal-

    hal yang baik tentang merek tersebut kepada orang lain. Sedangkan

    pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan

    produk tersebut.

    3. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian (postpurchase use and

    disposal). Tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari

    keadaan produk yang sebenarnya dengan keadaan produk yang

    diharapkan konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi

    konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya, tetapi jika konsumen

    merasa tidak puas, konsumen akan beralih ke merek lain.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    23/40

      36

    2.1.2.4 Keputusan Pembelian

    Para pemasar harus mellihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang

    mempengaruhi para wisatawan dalam menikmati wahana. Secara khusus

    pemasar harus mengidentifikasi orang yang membuat keputusan pembelian,

     jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian

    (Kotler,2005:220). Kotler & Amstrong (2007:149) menyatakan bahwa : “Purchase

    decision is buyer’s decision about which brand to purchases” . Keputusan

    wisatawan untuk mengunjungi wahana.

    Tujuan dari pemasaran suatu produk adalah memuaskan kebutuhan

    (needs ) dan keinginan (wants ) wisatawan. Oleh karena itu wisatawan

    mempunyai arti penting untuk suatu perusahaan, yaitu sebagai pengunjung

    wahana. Memahami perilaku wisatawan tidaklah mudah karena wisatawan

    memutuskan suatu kunjungan akan berbeda dan sangat bervariasi dalam usia,

    pendapatan, selera, tingkat pendidikan dan sebagainya.

    Secara khusus pemasar harus mengidentifikasi orang yang membuat

    keputusan untuk menimati antara lain:

    1. Pencetus (initiator ), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

    keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk

    menikmati wahana tertentu.

    2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat, atau

    pendapatnya mempengaruhi keputusan untuk mengunjungi.

    3. Pengambil keputusan (decider ), yaitu orang yang mengambil keputusan

    mengenai setiap komponen keputusan mengunjungi wahana

    4. Wisatawan (tourist ), yaitu orang yang melakukan pembelian yang aktual.

    5. Pemakai (user ), yaitu orang yang mengunjungi wahana (Kotler,2005:221).

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    24/40

      37

    2.1.2.5. Keputusan Kunjungan Wisatawan

    Wisatawan cenderung ingin meminimalkan risiko (kosekuensi dan

    ketidakpastian) berdasarkan kualitas jasa tertentu yang diterimanya. Ini bisa

    dilakukan dengan mengurangi konsekuensi (negatif) yang mungkin terjadi atau

    dengan mengurangi ketidakpastian. Dalam jasa, upaya minimalisasi risiko

    tersebut mungkin bisa berupa penurunan harapan yang semula dimiliki. Namun

    demikian hal ini tidak selalu dapat dilakukan. Karena itu, pengurangan risiko

    untuk meningkatkan kepastian untuk apa-apa yang dibelinya merupakan strategi

    yang secara luas digunakan wisatawan.

    Wisatawan dapat melakukannya dengan cara mencari informasi

    tambahan berkenaan dengan pembelian yang akan dilakukan. Secara umum,

    semakin banyak informasi yang dimilki wisatawan sebelum mengunjungi

    wahana, semakin kecil kemungkinan munculnya kekecewaan, dan sebaliknya.

    Apabila seorang wisatawan mau menerima risiko yang lebih besar, maka

    mungkin itu akan lebih dikarenakan loyalitas mereka terhadap organisasi jasa

    tertentu daripada loyalitas mereka terhadap wahana tertentu. Loyalitas kepada

    organisasi jasa tertentu digambarkan sebagai “maksud mengakomodasikan

    upaya penggantian pengambilalihan keputusan wisatawan berulang yang

    didasarkan kepada kebiasaan, atau keputusan yang disadari”. Dengan kata lain,

    kesetiaan terhadap organisasi jasa berfungsi sebagi alat untuk mengurangi

    risiko-risiko keputusan wisatawan untuk mengunjungi wahana (Yazid,2005:49).

    Keputusan wisatawan untuk memodifikasi, menunda atau menghindari

    suatu keputusan berkunjung untuk mengunjungi wahana objek wisata sangat

    dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Menurut Kotler dan Amstrong

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    25/40

      38

    (2009:240), bagi wisatawan sebenarnya kunjungan bukanlah hanya merupakan

    satu tindakan saja, melainkan terdiri dari beberapa tindakan yang meliputi

    keputusan tentang jenis produk, bentuk, merek, jumlah, penjual, dan waktu serta

    cara pembayarannya. Ada lima keputusan yang dilakukan wisatawan, yaitu:

    1. Pilihan Produk/Jasa

    Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada pengunjung yang

    berminat mengunjungi sebuah objek wisata serta alternatiif yang mereka

    pertimbangkan.

    a. Keunggukan produk, berupa tingkat kualitas yang diharapkan oleh

    wisatawan pada produk yang dibutuhkannya dari berbagai pilihan produk

    yang ada.

    b. Manfaat produk, berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan oleh

    wisatawan pada tiap pilihan produk dalam memenuhi kebutuhannya.

    c. Pemilihan produk, berupa pilihan wisatawan pada produk yang dibelinya,

    sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan manfaat yang akan

    diperolehnya.

    2. Pilihan Objek Wisata

    Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga

    pengunjung harus memutuskan merek mana yang akan dikunjungi. Dalam

    hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana pengunjung memiliih

    sebuah merek.

    a. Ketertarikan pada merek, berupa ketertarikan pada citra merek yang telah

    melekat pada produk yang dibutuhkannya.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    26/40

      39

    b. Keteratikan pada merek, wisatawan memilih produk yang dibelinya

    dengan merek tertentu, karena telah biasa menggunakan merek tersebut

    pada produk yang diputuskan untuk dibelinya.

    c. Kesesuaian harga, wisatawan yang selalu mempertimbangkan harga

    yang sesuai dengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk

    didukung dengan citra merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat

    yang besar, maka wisatawan tidak akan segan mengeluarkan biaya tinggi

    untuk mendapatkan produk tersebut.

    3. Pilihan Penyalur (Agen Perjalanan)

    Keputusan wisatawan untuk menentukan penyalur akan selalu berbeda-beda

    karena berbagai faktor misalnya lokasi yang dekat, harga yang murah,

    ketersediaan produk dan jasa wisata yang lengkap, kenyamanan melakukan

    pembelian, keleluasaan tempat atau ruang gerak aktivitas, dan sebagainya.

    a. Pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik serta kenyamanan yang

    diberikan oleh distributor ataupun agen perjalanan pada wisatawan,

    membuat mereka selalu memilih lokasi tersebut untuk membeli produk

    yang dibutuhkannya.

    b. Kemudahan untuk mendapatkan, selain pelayanan yang baik, wisatawan

    akan merasa lebih nyaman jika lokasi pendistribusian (agen perjalanan)

    mudah dijangkau dalam waktu singkat dan menyediakan paket wisata

    yang dibutuhkan.

    c. Persediaan barang, kebutuhan dan keinginan wisatawan akan suatu

    produk wisata tidak dapat dipastikan kapan terjadi, namun persediaan

    paket wisata yang memadai akan membuat wisatawan memilih untuk

    melakukan pembelian di tempat tersebut.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    27/40

      40

    4. Piliihan Waktu Berkunjung

    Keputusan berkunjung wisatawan bisa dilakukan dalam pemilihan waktu

    yang berbeda-beda, sesuai dengan kapan produk tersebut dibutuhkan.

    Jelaslah bahwa dalam proses perilaku keputusan pengunjung, inovasi produk

    memegang peranan penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam

    mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan.

    a. Kesesuaian dengan kebutuhan, ketika seseorang merasa membutuhkan

    sesuatu dan merasa perlu melakukan kunjungan, maka ia akan

    melakukan kunjungan. Wisatawan selalu memutuskan mengunjungi suatu

    produk wisata pada saat benar-benar membutuhkannya.

    b. Keuntungan yang dirasakan, ketika wisatawan memenuhi kebutuhannya

    akan suatu produk pada saat tertentu, maka saat itu wisatawan akan

    merasakan keuntungan sesuai kebutuhannya melalui produk yang dibeli

    sesuai waktu yang dibutuhkannya.

    c. Alasan berkunjung, setiap produk wisata selalu memiliki alasan untuk

    memenuhi kebutuhan wisatawan pada saat ia membutuhkannya.

    Seseorang mengunjungi suatu produk wisata dengan pilihan merek

    tertentu dan menggunakannya, maka ia telah memenuhi kebutuhan yang

    dirasakan dan mengambil keputusan berkunjung dengan tepat.

    5. Jumlah Kunjungan

    Wisatawan dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

    yang akan dikunjunginya pada suatu saat. Kunjungan mungkin dilakukan lebih

    dari satu kali.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    28/40

      41

    a. Keputusan jumlah pembelian, selain keputusan pada suatu pilihan merek

    yang diambil konsumen, konsumen juga dapat menentukan jumlah

    produk yang akan dibelinya sesuai kebutuhan.

    b. Keputusan pembelian untuk persediaan, dalam hal ini konsumen membeli

    produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan beberapa

    tindakan persiapan denngan sejumlah produk yang mungkin

    dibutuhkannya pada saat mendatang.

    2.1.2.6. Jenis Perilaku Pembelian

    Konsumen memiliki tingkat keterlibatan yang berdeba-beda dalam

    pengambilan keputusan, bergantung kepada produk yang akan dibelinya. Kotler

    dan Keller (2009: 245) mengklasifikasikan empat jenis perilaku pembelian, yaitu:

    TABEL 2.2

    JENIS PERILAKU PEMBELIAN

    Sumber: Kotler and Keller (2009:245)

    1. Perilaku pembelian yang rumit, konsumen terlibat dalam perilaku pembelian

    yang rumit saat mereka sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadri

    adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merek.

    2. Perilaku pembelian pengurang desonansi. Kadang-kadang konsumen sangat

    terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan dalam

    Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah

    Perbedaan BesarAntar Merek

    Perilaku pembelian yangrumit

    Perilaku pembelianyang mencari variasi

    Perbedaan Kecil AntarMerek

    Perilaku pembelian yangmengurangi

    ketidaknyamanan

    Perilaku pembelianyang rutin/biasa

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    29/40

      42

    merek-merek. Keterlibatan yang tinggi disadari oleh fakta bahwa pembelian

    tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko.

    3. Perilaku pembelian karena kebiasaan. Banyak produk yang dibeli dalam

    kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan yang

    signifikan. Konsumen memiliki sedikit keterlibatan dalam jenis ini.

    4. Perilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapa situasi pembeli yang

    ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, namun perbedaan merek

    yang signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan perpindahan

    merek.

    Dalam pengertian dari keempat jenis perilaku konsumen, maka dapat

    disimpulkan bahwa setiap konsumen memilki produk berbeda-beda setiap

    individu, sesuai keinginan dan kebutuhan mereka.

    2.1.2.6. Peran Konsumen Dalam Keputusan

    Pemasar perlu mengetahui siapa saja yang terlibat dalam setiap keputusan

    pembelian dan apa peran yang dimainkan oleh setiap orang. Untuk beberapa

    produk tertentu, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan

    dalam pembelian, tetapi apabila sulit mengenali dalam mengenali pengambil

    keputusan maka harus terlebih dahulu peran yang mungkin dimainkan oleh

    konsumen dalam suatu keputusan pembelian. Menuru tKotler dan Keller

    (2009:226) ada lima peran dalam keputusan pembelian antara lain:

    1. Pencetus, sesorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli

    produk atau jasa.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    30/40

      43

    2. Pemberi pengaruh, seseorang yang pandangan atau sarananya dapat

    berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian.

    3. Pengambil keputusan, seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap

    komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaiman

    membeli, atau dimana akan membeli.

    4. Pembeli, orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

    5. Pemakai, seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

     jasa yang bersangkutan.

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka peran konsumen dalam peneltian

    ini adalah sebagai pengambil keputusan dan juga sebagai pembeli.

    2.1.3 Pengaruh Service Development Produk Wisata Terhadap Keputusan

    Wisatawan untuk Mengunjungi Wahana

    Pengambilan keputusan wisatawan untuk mengunjungi wahana yang rumit

    sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan (decision ) melibatkan

    plihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Keputusan

    selalu mensyaratkan pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda. Pemasar

    biasanya tertarik pada perilaku pembelian pengunjung, terutama pilihan wahana

    mana yang akan dikunjungi (Nugroho,2004:413).

    Tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan serta keinginan wisatawan

    sasaran serta mampu memberikan berbagai informasi kepada wisatawan

    mengenai produk/jasa yang dihasilkan. Memahami perilaku wisatawan dan

    mengenal wisatawan tidak pernah sederhana. wisatawan mungkin menyatakan

    kebutuhan dan keinginan mereka, namun bertindak sebaliknya. wisatawan

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    31/40

      44

    mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka. Untuk itulah

    perusahaan harus berusaha memahami perilaku wisatawan tertutama dalam

    melakukan pengambilan keputusan dalam mengunjungi wahana.

    Dalam keputusan wisatawan untuk mengunjungi wahana ada beberapa hal

    yang mempengaruhinya diantaranya faktor yang ditimbulkan dari rangsangan

    pemasaran dan faktor yang ditimbulkan dari luar rangsangan pemasaran.

    Rangsangan pemasaran jasa terdiri dari 7P, yaitu: product, price, place,

    promotion, people, physical evidence , dan process. Pengembangan produk jasa

    pariwisata berada pada rangsangan pemasaran jasa yang bersumber dari

    keragaman produk (product variety ) yang merupakan salah satu dari bauran

    produk. Bersama dengan rangsangan pemasaran lainnya yang mencakup

    kekuatan dan peristiwa besar dalam lingkungan pengunjung yaitu, ekonomi,

    teknologi, politik dan budaya. Seluruh rangsangan ini memasuki kotak hitam

    pembeli, lalu disana diubah menjadi suatu susunan tanggapan pengunjung yang

    akan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi wahana (Kotler,

    2000:183). Jadi keputusan wisatawan untuk mengunjungi wahana dapat

    dipengaruhi oleh salah satu staregi pemasaran yang bersumber dari

    pengembangan produk jasa pariwisata.

    Produk wisata mempunyai pengaruh yang penting terhadap pengambilan

    keputusan wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah atau objek wisata

    tertentu. Pengaruh tersebut ditimbulkan oleh adanya keragaman suatu produk

     jasa wisata yang dilakukan melalui pengembangan produk jasa baru

    (pengembangan pelayanan jasa produk wisata yang ditawarkan kepada

    wisatawan untuk dikunjungi). Hal ini sesuai dengan pendapat John Bowen

    (2002:314) yang menyatakan bahwa:

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    32/40

      45

    Menambahkan produk/jasa wisata baru yang masih berkaitan denganproduk/jasa wisata yang lama merupakan hal yang sangat penting yang

    harus dikembangkan oleh suatu daerah/objek tujuan wisata agar menjadidaya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan domestikmaupun wisatawan asing.

    Berdasarkan penjelasan diatas, maka pengembangan pelayanan (service

    development ) produk wisata merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

    seseorang dalam melakukan keputusan mengunjungi suatu daerah/objek wisata.

    Menambahkan pelayanan produk wisata baru dan mengembangkannya, suatu

    daerah/objek wisata akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah/objek

    wisata tersebut.

    2.1.4 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian

    Berikut tabel mengenai penelitian yang berkaitan dengan pengaruh brand

    extensions strategy  terhadap keputusan berkunjung:

    TABEL 2.3PENELITIAN TERDAHULU YANG BERKAITAN DENGAN SERVICE

    DEVELOPMENT PRODUK WISATA SARI ATER HOT SPRING RESORT  TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI WAHANA SPORT LEISURE DAN

    GAMES ADVENTURENama Peneliti Tahun Judul Temuan Penelitian

    Gita Anggarini 2009 Pengaruh InovasiProduk terhadapKeputusan PembelianProduk AUDIO SONY

    Inovasi produk dapat mempengaruhistimuli terhadap sikap pengunjunguntuk membeli kembali produk darimerek tertentu.

    Dithy Yelina 2009 Pengaruh StrategiPenetapan HargaTerhadap Keputusan

    Pembelian PenggunaTri di Kantor CabangKota Bandung

    Strategi penetapan harga dapatmempengaruhi keputusan pembelianpengguna tri

    Dine Gustini 2008 Pengaruh DiversifikasiKonsentrik ProdukPariwisata terhadapProses KeputusanMengunjungi KebunBinatang Bandung

    Diversifikasi konsentrik produkpariwisata dapat mempengaruhi proseskeputusan untuk mengunjungi KebunBinatang Bandung

    CHF Internationalin collaborationwith WeidemannAssociates, Inc.

    2008 Sustainable TourismDevelopment In RuralAreas

    Produk dan pengembangan pelayananyang di desain merupakan jaringanbaik untuk menjaring wisatawan

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    33/40

      46

    Nama Peneliti Tahun Judul Temuan Penelitian

    David Birnbaum,Pacific Horizon

    Group

    2004 How to Invent a ServiceProduct

    Service development akanmenstimulasi kepuasan pelanggan dan

    dapat meningkatkan keuntungan danpendapatan perusahaan

    Raija Komppula 2001 Development in tourismCompanies -Case studies on nature-based activityOperators

    Cara dan model untukmengembangkan produk pariwisata

    Roseline Dalton - Towards a model of newservice development fordifferentiated tourismservices  

    Adanya sebuah model daripengembangan pelayanan baru untukpelayanan pariwisata baru

    Sumber : Pengolahan dari berbagai literature

    2.2 Kerangka Pemikiran

    Marketing mix   merupakan bauran pemasaran yaitu mengkombinasikan

    berbagai kegiatan marketing   agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang

    paling memuaskan. Menurut Philip Kotler (2008:67), bauran pemasaran terdiri

    dari product, price, place, promotion, people, process, physical evidence. 

    Hospitality Marketing Mix   merupakan bagian dari komponen marketing mix   ,

    dalam hospitality marketing mix terdapat tambahan komponen yaitu partnership,

    packaging, dan programing. 

    Keputusan tentang pentingnya suatu organisasi adalah dari strategi

    campuran produk. Untuk tetap kompetitif, di awal menolak permintaan untuk lini

    layanan pokok, sebuah perusahaan layanan mungkin perlu dikembangkan. Di

    sisi lain, keputusan yang mungkin perlu dilakukan untuk menghapus layanan dari

    campuran di mana selera konsumen telah berubah atau tekanan kompetitif telah

    melanjutkan penyediaan layanan uneconomic .

    Empat strategi service development  utama yang tersedia untuk sebuah

    perusahaan pelayanan dalam Balaji (2002:67), yaitu:

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    34/40

      47

    1. Sebuah organisasi penetrasi pasar terus menyediakan layanan yang sudah

    ada ke segmen pelanggan yang sudah ada, tetapi berusaha untuk

    meningkatkan penjualan. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan jumlah

    konsumsi jenis layanan mereka, atau mengambil konsumen dari kompetitor.

    2. Perluasan pasar konsumen jenis baru yang ditemukan untuk layanan yang

    telah ada.

    3. Pengembangan layanan baru atau perubahan layanan dikembangkan untuk

    dijual ke pasar saat ini.

    4. Diversifikasi layanan baru yang ditawarkan ke pasar-pasar baru.

    Perusahaan jasa dapat membuat strategic growth   options dalam

    keputusan stategi produk jasa, yang dikenal dengan Ansoff Matrix. Matrix

    memperlihatkan beberapa kemungkinan strategi jasa dilihat dari aspek jasa itu

    sendiri (apakah ada perubahan atau tidak) dan aspek pasar yang dilayani

    (apakah pasar/segmen lama atau baru).

    Pengunjung memilih produk pelayanan baru mungkin dipengaruhi oleh

    keistimewaan berasosiasi dengan itu, keistimewaan ini mungkin terlihat sebagai

    bagian dari inti pelayanan dari pengunjung atau sebagai sekeliling inti pelayanan.

    Chris Storey dan Christopher Easingwood dalam Lovelock (2007:93)

    berpendapat bahwa dalam service development , inti produk itu kepentingan yang

    kedua. Menawarkan keseluruhan kualitas pelayanan dan juga dari pendukung

    pemasaran merupakan bagian yang sangat penting.

    Setiap perusahaan harus menciptakan suatu strategi pemasaran yang

    akan membantu/ menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan

    posisi produk itu dalam pasar sasarannya. Pengembangan pelayanan  (service

    development) merupakan suatu alat utama untuk mencapai posisi produk

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    35/40

      48

    tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan. Sari Ater Hot Spring

    Resort yang semula hanya memprioritaskan pemandian air panasnya sekarang

    mulai mengembangkan wahana Sport Leisure   dan Games Adventure . Dimensi

    dari pengembangan pelayanan (service development) dalam Lovelock (2007:77)

    terdiri dari delapan dimensi yaitu information, order taking, billing, payment,

    consultation, hospitality, safekeeping dan exceptions. 

    Keputusan berkunjung untuk memodifikasi, menunda atau menghindari

    suatu keputusan untuk menikmati wahana objek wisata sangat dipengaruhi oleh

    resiko yang dirasakan. Ada lima keputusan yang dilakukan pengunjung yaitu

    pilihan produk/jasa, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu berkunjung , dan

     jumlah pembelian. Lima keputusan berkunjung dari Kotler dan Amstrong

    (2009:240) yaitu:

    1. Pilihan Produk/Jasa

    Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada pengunjung yang

    berminat mengunjungi sebuah objek wisata serta alternatiif yang mereka

    pertimbangkan.

    2. Pilihan Merek

    Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga

    pengunjung harus memutuskan merek mana yang akan dikunjungi. Dalam

    hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana pengunjung memiliih

    sebuah merek.

    3. Pilihan Penyalur

    Setiap pengunjung berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,

    dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, ketersediaan

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    36/40

      49

    produk dan jasa wisata yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keleluasaan

    tempat dan sebagainya.

    4. Waktu Berkunjung

    Keputusan pengunjung biasa dilakukan dalam pemilihan waktu yang

    berbeda-beda, sesuai dengan kapan produk tersebut dibutuhkan. Jelaslah

    bahwa dalam proses perilaku keputusan pengunjung, inovasi produk

    memegang peranan penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam

    mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan.

    5. Jumlah Pembelian

    Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

    yang akan dibeli pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih

    dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus menyiapkan banyaknya produk

    sesuai dengan keinginan konsumen yang berbeda-beda.

    Kelima model urutan tahap keputusan wisatawan mengunjungi wahana

    ini dijadikan dimensi dalam variabel Y yaitu keputusan wisatawan dalam

    mengunjungi wahana Sport Leisure dan Games Adventure   di Sari Ater Hot

    Spring Resort.

    Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa service

    development produk wisata pada Sari Ater Hot Spring Resort  merupakan salah

    satu cara untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Berdasarkan uraian kerangka

    pemikiran di atas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran serta paradigma

    penelitian sebagai berikut:

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    37/40

     

    GAMBAR 2.4 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH SERVICE DEVELOPMENT   PRODUK WISATA SARI ATER

    TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN MENGUNJUNGI WAHANA SPORT LEISURE DAN GAM

    Service Development :

    •  Information

    •  Other Taking

    •  Billing

    •  Payment

    •  Consultation

    •  Hospitality

    •  Safekeeping

    •  Exceptions

    Wirtz Lovelock (2007:77) 

    Strategi Produk Baru:

    (Zeithaml & Bitner 1996,197:200)

    Market Penetration

    Market Develo ment

    Service Develo ment

    Diversification

    MarketingMix

    HospitalityMarketing Mix

    •  Product

    •  Partnership

    •  People

    •  Packaging

    •  Programing•  Place

    •  Promotion

    •  PriceAlastair M. Morrison 

    2002:271

    Feed back

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    38/40

      51

    Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan paradigma

    penelitian pengaruh service depelopment   produk wisata Sari Ater Hot Spring

    Resort . Sub variabel servive development   adalah  information, order taking,

    billing, payment, consultation, hospitality, safekeeping dan exceptions .,

    s edangkan sub variabel dari keputusan mengunjungi wahana Sport Leisure dan

    Games Adventure  sebagai variabel Y adalah pilihan produk/jasa, pilihan merek,

    pilihan penyalur, waktu pembelian dan jumlah pembelian. Untuk  lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut:

    GAMBAR 2.5PARADIGMA PENELITIAN

    SERVICE DEPELOPMENT  PRODUK WISATA SARI ATER HOT SPRING  RESORT  TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN MENGUNJUNGI WAHANA

    SPORT LEISURE DAN GAMES ADVENTURE

    2.3 Hipotesis

    Hipotesis berdasarkan tata bahasa suatu pernyataan yang kedudukannya

    belum sekuat proposisi atau dalil. Menurut Sugiyono (2008:51), “ hipotesis

    merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

    Service Development :

    •  Information

    •  Other Taking

    •  Billing

    •  Payment

    •  Other

    •  Consultation

    •  Hospitality

    •  Safekeeping

    •  Exceptions

    Wirtz Lovelock (2007:77)

    Keputusan mengunjungiWahana:

    •  Pilihan Produk/jasa

    •  Pilihan Merek

    •  Pilihan Penyalur

    •  Waktu Pembelian

    •  Jumlah Pembelian

    Kotler & Amstrong

    (2009:240)

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    39/40

      52

    Jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara dan akan

    diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui peneliitian”. 

    Menurut Moh. Nasir (2003:151) menyatakan bahwa: “ Hipotesis adalah

    pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran

    sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja

    serta paduan dalam verifikasi”. 

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, karena sifatnya sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya

    melalui data empirik yang terkumpul. (Sugiyono, 2005:328).

    Jadi, hipotesis dapat dinyatakan sebaga jawaban yang teoritis terhadap

    rumusan masalah penelitian, belum merupakan jawaban yang empirik. Hipotesis

    sangat berguna dalam penelitian, belum merupakan jawaban yang empirik.

    Tanpa antisipasi terhadap alam ataupun tanpa hipotesis, tidak akan ada

    kelanjutan dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam mengumpulkan fakta

    empirik. Peneliti dalam menyusun hipotesis didukung oleh premis yang terdapat

    pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh service development  

    produk wisata sari ater hot spring resort   terhadap keputusan wisatawan untuk

    menikmati wahana sport leisure dan games adventure   yaitu terdapat pada

    Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Audio Sony

    oleh Gita Anggarini dalam penelitian ini terdapat pengaruh bahwa inovasi produk

    berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

    Berdasarkan pengertian hipotesis di atas, hipotesis penelitian yang penulis

    rumuskan adalah “Terdapat pengaruh yang positif antara service development  

    produk wisata Sari Ater Hot Spring Resort   terhadap tingkat keputusan

    mengunjungi wahana Sport Leisure dan Games Adventure”.

  • 8/20/2019 bahan new service development.pdf

    40/40

      53