bahan nuklir

43
BAHAN-BAHAN LISTRIK BAHAN NUKLIR Penyusun Nola Verli Herlian NIM 1404405087 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN-BALI

Upload: nola-verly

Post on 26-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas Bahan-bahan Listrik "Bahan Nuklir"

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Nuklir

BAHAN-BAHAN LISTRIK

BAHAN NUKLIR

Penyusun

Nola Verli Herlian

NIM 1404405087

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN-BALI

2014

Page 2: Bahan Nuklir

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Bahan

Nuklir” tepat pada waktunya.

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik. Disamping itu

juga untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai materi Bahan Nuklir serta

aplikasinya dalam kehidupan.

Dalam penyusunan paper ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan paper ini. Besar harapan penulis agar paper ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Demikian pengantar dari penulis, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan

maupun tidak disengaja, penulis mohon maaf. Atas perhatian pembaca, penulis ucapkan

terima kasih.

Denpasar, September 2014

Penulis

i

Page 3: Bahan Nuklir

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ........ ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... ...... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... ...... 2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah.......................................................................................... 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Fisi.................................................................................................. 3

2.2 Reaksi Fisi Berantai................................................................................... 4

2.3 Perpindahan Kalor..................................................................................... 5

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Contoh Bahan Nuklir (Uranium).................................................................. 8

3.2 Pengaplikasian Bahan Nuklir sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir.......... 15

3.3 Dampak Penggunaan Bahan Nuklir sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir.. 21

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN............................................................................................ 23

4.2 SARAN........................................................................................................ 23

ii

Page 4: Bahan Nuklir

BAB V

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 24

iii

Page 5: Bahan Nuklir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat pertama kali mengenal bahan nuklir dalam bentuk bom atom yang

dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian

dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga pengaruhnya masih

dapat dirasakan sampai sekarang. Di samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat,

sejak lama orang telah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan bahan nuklir untuk

kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif

telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain bidang industri,

kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran,

pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknik nuklir

untuk non energi.

Dalam bidang energi khususnya kelistrikan, bahan nuklir digunakan sebagai

bahan bakar reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-

bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi

berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali dengan sendirinya. Syarat

agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang

dapat menghasilkan reaksi pembelahan berantai atau bahan yang dapat diubah menjadi

bahan yang dapat menghasilkan pembelahan berantai. Dalam reaktor nuklir digunakan

bahan bakar uranium-235, plutonium-239, dan uranium-233.

Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir di dalam reaktor nuklir dapat

dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik

semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga listrik (PLTN). PLTN bekerja

dengan prinsip yang sama seperti pembangkit listrik konvesional, hanya saja panas yang

digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, tetapi

dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam suatu reaktor nuklir.

Panas yang dihasilkan dari reaksi nuklir ini digunakan untuk menguapkan air pendingin.

Uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga diperoleh energi kinetik. Energi

kinetik yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator yang akhirnya

menghasilkan energi listrik.

.

1.2 Rumusan Masalah

1

Page 6: Bahan Nuklir

1.2.1 Apakah contoh bahan nuklir?

1.2.2 Bagaimanakah pengaplikasian bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir?

1.2.3 Bagaimanakah dampak dari penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor

nuklir?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui penjelasan salah satu contoh bahan nuklir.

1.3.2 Mengetahui pengaplikasian bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir.

1.3.3 Mengetahui dan mengantisipasi dampak dari penggunaan bahan nuklir sebagai

bahan bakar reaktor nuklir

1.4 Batasan Masalah

1.4.1 Contoh bahan nuklir yang akan dijelaskan adalah uranium.

1.4.2 Pengaplikasian bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir dibatasi sampai

proses pembakaran bahan nuklir dalam reaktor nuklir, komponen-komponen

reaktor nuklir, dan prinsip kerja reaktor nuklir.

1.4.3 Dampak dari penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir

mencakup dampak positif dan dampak negatif.

2

Page 7: Bahan Nuklir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Reaktor nuklir merupakan tempat berlangsungnya reaksi fisi yang dihasilkan dari

interaksi neutron dengan 92U235. Proses fisi diawali dari gerakan neutron termal menumbuk

inti 92U235 yang menyebabkan inti atom menjadi tidak stabil dan kehilangan bentuknya,

kemudian membelah menjadi unsur-unsur yang lebih kecil sambil melepaskan tenaga dalam

bentuk panas dan membebaskan 2-3 neutron baru.

2.1 Reaksi Fisi

Reaksi fisi terjadi antara neutron dengan inti uranium sehingga terjadi fragmen inti-

inti atom disertai pembebasan energi. Energi pembelahan dari satu inti atom 92U235 adalah

sekitar 200 MeV. Neutron-neutron baru hasil fisi mengalami proses perlambatan dalam

media moderator dan menjadi neutron termal. Sebagian inti majemuk yang dihasilkan pada

reaksi pembelahan bersifat tidak stabil dan mengalami peluruhan radioaktif menuju inti yang

lebih stabil. Contoh reaksi fisi nuklir dan gambar reaksi fisi sebagai berikut:

92U235 + 0n1 → [92 U236 ]*→ 38 Sr94 + 54 Xe140 + 2 0n1 + 200 MeV

Gambar 2.1 Reaksi Fisi

3

Page 8: Bahan Nuklir

2.2 Reaksi Fisi Berantai

Proses yang terjadi pada reaksi fisi berantai adalah inti 92U235 menangkap neutron

kemudian membelah menjadi inti baru sambil melepaskan energi dan 3 neutron baru, neutron

baru mengalami proses moderasi di dalam moderator menjadi neutron termal. Neutron

tersebut berdifusi dalam medium bahan bakar sebelum mengalami kemungkinan bereaksi

dengan inti 92U235 lainnya.

Pada setiap reaksi fisi dihasilkan dua inti baru, dua atau tiga neutron baru dan

sejumlah energi panas. Inti-inti baru terbentuk besifat tidak stabil (radioaktif). Untuk menjadi

stabil inti-inti tersebut meluruh dengan memancarkan sinar-sinar maupun partikel. Inti-inti

baru yang muncul sebagai hasil fisi ini disebut petilan fisi (fragmen fisi) dan biasanya

mempunyai ukuran tidak sama.

Pemodelan atom dilakukan pertama kali oleh Rutherford dan Bohr sekitar abad ke 20.

Secara teori dan eksperimen yang dilakukan Rutherford dan Bohr menunjukan bahwa atom

disusun dari inti atom dan kulit atom. Kulit atom merupakan elektron (simbol e) yang

menunjukan sifat dari elemen. Sedangkan dalam inti terdapat proton (simbol p) dan neutron

(simbol n). Umumnya semua massa atom terkonsentrasi dalam inti. Masa elektron kira-kira

1/2000 massa proton. Antara inti (proton) bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif

bekerja gaya coulomb (Arthur. dkk, 2000: 119).

Di bawah ini merupakan tabel sifat partikel elementer (massa dan muatan penyusun

atom):

Partikel) Massa (g) Muatan (C)Proton (p) 1.6726 x 10-24 1,6 x 10-19

Neutron (n) 1,6749 x 10-24 0

Elektron (e) 9,11 x 10-31 -1,6 x 10-19

Tabel 2.2 Sifat partikel elementer

1 sma = 24 1066,1 x 10-24 g, dalam satuan energy 1 sma =931,478 MeV. Suatu inti

dicirikan oleh AZX, dengan X adalah nama elemen, A adalah nomer massa (jumlah proton dan

neutron) dan Z adalah nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron). Pada dasarnya massa

atom terletak pada inti atomnya, di mana massa neutron lebih besar dari massa proton.

4

Page 9: Bahan Nuklir

Proses reaksi fisi yang berlangsung tersebut akan menghasilkan panas yang sangat

tinggi. Ada beberapa proses aliran panas pada proses tersebut antara lain: radiasi, konduksi,

dan konveksi (Zuhrina.dkk, 2006: 2).

Gambar 2.2 Reaksi Fisi Berantai

2.3 Perpindahan Kalor

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan energi

tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan bentuk. Sebagai contoh energi

gerak yang dilakukan oleh sebuah motor dapat berubah menjadi kalor, dan sebagainya.

Dalam hal ini perpindahan kalor dapat melalui 3 cara, yaitu:

2.3.1 Pancaran (Radiasi)

Pancaran (radiasi) adalah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat

ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah

suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan ka1or radiasi terjadi dengan

perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet.

Pada radiasi panas, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang

merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut

mengenaisuatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi (diteruskan),

refleksi (dipantulkan), dan absorpsi (diserap) dan menjadi kalor. Hal itu tergantung

pada jenis benda, sebagai contoh memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh

padanya, sedangkan permukaan yang berwarna hitam dan tidak mengkilap akan

menyerap radiasi yang diterima dan diubah menjadi kalor.

Menurut hukum Stefen Boltzmann tentang radiasi panas berlaku hanya untuk

benda hitam, bahwa kalor yang dipancarkan (dari benda hitam) dengan laju yang

5

Page 10: Bahan Nuklir

sebanding dengan pangkat empat temperature absolute benda itu dan sebanding

dengan luas permukaan benda. (McCabe, 1993: 142)

q = σ . A .T4

dimana:

q = pancaran

σ = konstanta proporsionalitas (tetapan Stefan Boltzmann)

σ = 5,669 . 10 8W/m2 . K4

A = luas permukaan bidang benda hitam

T = temperatur absolut benda hitam

2.3.2 Hantaran (Konduksi)

Konduksi adalah peristiwa berpindahnya kalor melalui medium (zat perantara)

tanpa disertai dengan perpindahan partikel medium tersebut. Konduksi biasanya

dapat terjadi pada zat padat seperti berbagai jenis logam dan gelas. Contohnya

seperti ini, jika salah satu ujung logam dipanaskan maka ujung logam yang lain jug

akan terasa panas karena kalor/panas merambat di dalam logam.

Konduksi thermal pada logam - logam padat terjadi akibat gerakan elektron

yangterikat dan konduksi thermal yang mempunyai hubungan dengan konduktivitas

listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan molekul,

sedangkanpendinginan berarti pengurangan gerakan molekul.

Laju perpindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradien suhu (q

/A~ T/x) dan dengan konstanta kesetimbangan ( konduksi ) maka menjadi

persamaan Fourier .

q = - k A . T/x

dimana;

q = laju perpindahan kalor

T /x= gradient suhu kearah perpindahan kalor

k = konduktuvitas termal

A = luas permukaan bidang hantaran

Tanda ( - ) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika

yaitu ‘’Kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala temperatur“

(Holman,1986: 132).

6

Page 11: Bahan Nuklir

2.3.3 Aliran (Konveksi)

Perpindahan panas secara konveksi adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam

suatu medium yang disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Sebagai

contoh, suatu permukaan logam dengan fluida. Kalor yang dipindahkan secara

konveksi dinyatakan dengan persamaan newton tentang pendinginan :

q = -h . A . ΔT

dimana :

q = kalor yang dipindahkan

h = koefisien perpindahan secara konduksi

A = luas permukaan perpindahan panas

T = temperatur

Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika,

bahwa kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah.

7

Page 12: Bahan Nuklir

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Contoh Bahan Nuklir (Uranium)

2.1.1 Sejarah Penemuan Uranium

Uranium ditemukan oleh Martin Klaproth di Jerman pada tahun 1789.

Dengan cara menganalisis suatu unsur yang tak dikenal di dalam biji uranium dan

mencoba untuk mengisolasikan logamnya. Nama Uranium diambil dari nama planet

Uranus yang ditemukan 8 tahun sebelumnya. Logam uranium pertama kali diisolasi

pada tahun 1841 oleh Eugene-Melchoir Peligot, yang mengurai klorida anhidrit UCl4

dengan kalium selama 55 tahun. Sifat radioaktif dari Uranium tidak dihargai dan

pada tahun 1896 Henri Becquerel mendeteksi sifat radioaktifitas uranium. Becquerel

yang melakukan penemuan di Paris dengan meletakkan uranium di atas plat

fotografik tak kena cahaya dan mencatat bahwa plat telah menjadi terkabutkan. Ia

menentukan adanya sinar tak kelihatan yang dipancarkan oleh uranium yang telah

mengarahkan plat.

Uranium terbentuk bersamaan dengan terjadinya bumi. Oleh karena itu,

uranium dapat ditemukan di setiap batuan dan juga di air laut. Batuan yang

mengandung uranium kadar tinggi disebut batuan uranium atau ”uranium ore” atau

”pitch-blende”. Peristiwa-peristiwa alam dan proses geologi telah membentuk

uranium sebagai mineral. Karena mineral tersebut bersifat radioaktif dan untuk

mendapatkannya harus melalui proses penggalian dalam tambang, maka uranium 

seringkali dikenal juga sebagai bahan galian nuklir. Mineral uranium terdapat dalam

kerak bumi pada hampir semua jenis batuan, terutama batuan asam seperti granit,

dengan kadar 3-4 gram dalam satu ton batuan. Di alam dapat ditemukan lebih dari

100 jenis mineral uranium, antara lain yang terkenal adalah uraninite, pitchblende,

coffinite, brannerite, carnatite dan tyuyamunite.

8

Page 13: Bahan Nuklir

2.1.2 Pengertian dan Sifat Uranium

Uranium adalah mineral yang memancarkan radiasi nuklir atau bersifat

radioaktif. Uranium digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah sebagai

bahan bakar nuklir. Uranium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik

yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Uranium merupakan logam putih

keperakan yang termasuk dalam deret aktinida tabel periodik. Uranium memiliki 92

proton dan 92 elektron, dan berelektron valensi 6. Inti uranium mengikat sebanyak

141 sampai dengan 146 neutron, sehingganya terdapat 6 isotop uranium. Isotop

yang paling umum adalah uranium-238 (146 neutron) dan uranium-235 (143

neutron). Semua isotop uranium tidak stabil dan bersifat radioaktif lemah.

Uranium yang dapat dijumpai secara alami adalah uranium-238 (99,2742%),

uranium-235 (0,7204%), dan sedikit uranium-234 (0,0054%). Uranium meluruh

secara lambat dengan memancarkan partikel alfa. Umur paruh uranium-238 adalah

sekitar 4,47 milyar tahun, sedangkan untuk uranium-235 adalah 704 juta tahun. Oleh

sebab itu, uranium dapat digunakan untuk penanggalan umur Bumi.

Uranium-235 merupakan satu-satunya isotop unsur kimia alami yang bersifat

fisil (yakni dapat mempertahankan reaksi berantai pada fusi nuklir), sedangkan

uranium-238 dapat dijadikan fisil menggunakan neutron cepat. Selain itu, uranium-

238 juga dapat ditransmutasikan menjadi plutonium-239 yang bersifat fisil dalam

reaktor nuklir. Isotop uranium lainnya yang juga bersifat fisil adalah uranium-233,

yang dapat dihasilkan dari torium.

Uranium memiliki tiga bentuk kristal yaitu alfa, beta, dan gamma. Uranium

termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan, bersifat piroforik (mudah

meledak di udara dan hidrogen dapat menambah intensitas nyala) dalam kondisi

halus. Uranium lebih lunak dariada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus,

uranium mudah terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit paramagnetik.

Di udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat melarutkan logamnya,

dan tidak terpengaruh sama sekali oleh basa. Uranium membentuk senyawa biner

dengan halogen (yang di kenal sebagai halida), oksigen (yang dikenal sebagai oksida),

hydrogen (yang dikenal sebagai hidrida), dan beberapa senyawa lain dari uranium.

9

Page 14: Bahan Nuklir

Senyawa hidrida dibentuk dari reaksi hydrogen dengan logam uranium yang

dipanaskan pada suhu 250o – 300oC.

Keterangan Umum Unsur Uranium

Nama Unsur Uranium

Lambang Unsur U

Jenis Unsur Aktinida

Nomor Massa 238,03

Nomor Atom 92

Golongan IIIB ( Logam Transisi Dalam )

Periode 7

Jari-jari 175 ppm

Konduktivitas Termal 27,5 Wm-1 K-1

ΔHfo 533 J/mol

ΔGfo 488 J/mol

ΔS 199,8 J/mol

Konfigurasi Elektron [Rn] 5f3 6d1 7s2

Tabel 2.1.2.1 Keterangan Umum Unsur Uranium

10

Sifat Fisika Uranium

Fase padat

Massa jenis (mendekati suhu kamar) 19,1 g·cm−3

Massa jenis cairan pada t.l. 17,3 g·cm−3

Titik lebur 1405,3 K2070 °F 1132,2 °C, ,

Titik didih 7468 °F 4131 °C, 4404 K,

Kalor peleburan 9,14 kJ·mol−1

Kalor penguapan 417,1 kJ·mol−1

Kapasitas kalor 27,665 J·mol−1·K−1

Page 15: Bahan Nuklir

Tabel 2.1.2.2 Sifat Fisika Uranium

Tabel 2.1.2.3 Sifat Atom Uranium

2.1.3 Daur Uranium Sebagai Bahan Bakar Nuklir

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan bahan bakar

uranium dari mulai kegiatan penambangan sampai dengan proses pembakarannya di

dalam teras reaktor nuklir hingga ke pengelolaan limbah radioaktif yang

ditimbulkannya. Proses-proses pada masing-masing tahapan cukup komplek, rumit

dan beberapa di antaranya memerlukan teknologi tinggi. Daur bahan bakar nuklir

mencakup semua proses baik fisika maupun kimia yang dilalui oleh bahan galian

nuklir agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di reaktor nuklir. Berikut ini

akan dibahas tahapan-tahapan proses dalam daur uranium sebagai bahan bakar

nuklir.

1. Eksplorasi dan Penambangan Uranium

Eksplorasi bahan galian nuklir merupakan bagian awal dari daur bahan bakar

yang sekaligus dapat digunakan untuk menginventarisasi sumber daya bahan galian

11

Sifat Atom Uranium

Bilangan oksidasi 6, 5, 4, 3

(Oksida basa lemah)

Elektronegativitas 1,38 (skala Pauling)

Energi ionisasi pertama: 597,6 kJ·mol−1

ke-2: 1420 kJ·mol−1

Jari-jari atom 156 pm

Jari-jari kovalen 196±7 pm

Page 16: Bahan Nuklir

nuklir. Kegiatan eksplorasi uranium pada umumnya dimulai dari penentuan suatu

lokasi dimana pada lokasi tersebut diharapkan dapat ditemukan bahan galian

nuklir. Metode eksplorasi yang dianut sampai sekarang adalah melalui penelitian

konvensional, penelitian geologi, pengukuran tingkat radiasi dan geokimia. Cara

penambangan uranium sangat mirip dengan cara penambangan bijih-bijih tambang

lainnya, yaitu melalui penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Dari

kegiatan penambangan ini diperoleh bongkahan-bongkahan berupa batuan yang di

dalamnya terdapat mineral-mineral uranium. Batuan tersebut selanjutnya dikirim

ke unit pengolahan untuk menjalani proses lebih lanjut.

2. Pengolahan Uranium

Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara

0,1– 0,3 % atau 1-3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan

biaya transportasi, maka uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu.

Tujuan utama dari pengolahan adalah untuk pemekatan dengan cara mengurangi

sebanyak mungkin bahan lain yang ada dalam bijih sehingga dapat

menyederhanakan proses transportasi ke tempat pemrosesan berikutnya.

Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara penggerusan,

pelindihan maupun ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari proses

pengolahan uranium ini adalah diperolehnya endapan kering berwarna kuning yang

disebut pekatan (konsentrat) yang  berkadar uranium sekitar 70 %. Karena

berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari 1000 ton bijih

rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.

3. Pemurnian Uranium

Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan

dengan tingkat kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari

unsur-unsur pengotor lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang

dihasilkan dapat berbeda bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari

proses pemurnian akan diperoleh produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam

yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam produk akhir proses pemurnian

itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar nuklir.

12

Page 17: Bahan Nuklir

4. Pengayaan Uranium

Pengayaan dimaksudkan untuk meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar

nuklir hasil proses pemurnian. Perlu diketahui bahwa dalam uranium alam hasil

penambangan terdapat tiga jenis isotop uranium, yaitu 238U dengan kadar 99,285

%, 235U dengan kadar 0,715 % dan 234U dengan kadar yang sangat kecil. Dalam

reaktor nuklir yang dapat berperan sebagai bahan bakar hanyalah 235U, sedang

238U dan 234U tidak dapat dijadikan bahan bakar karena tidak dapat melakukan

reaksi fisi. Dengan proses pengayaan maka kadar 235U menjadi tinggi sehingga

bahan bakar dapat dipakai dalam waktu lama. Proses pengayaan ini akan

meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar menjadi 2-4 % seperti lazimnya

dibutuhkan oleh suatu reaktor nuklir. Proses pengayaan tidak selalu dilewati oleh

bahan bakar, karena ada jenis reaktor nuklir yang dapat memanfaatkan uranium

alam.

5. Pabrikasi

Proses pabrikasi bertujuan untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam

bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir calon

pemakai bahan bakar tersebut. Ada bermacam-macam bentuk bahan bakar

bergantung pada jenis rancang bangun reaktor. Perbedaan tersebut umumnya

terletak pada bentuk dan ukuran bahan bakar yang digunakannya. Dalam proses

pabrikasi, sebagian besarnya merupakan proses fisis mekanis ditambah sedikit

proses kimia.

6. Pembakaran dalam Reaktor

Di dalam teras reaktor, bahan bakar nuklir 235U dibakar untuk mendapatkan

panas yang dapat dimanfaatkan. Pembakaran merupakan satu-satunya proses

produktif dalam daur bahan bakar nuklir. Tempat dan lamanya 235U dibakar di

dalam teras diatur melalui program pengelolaan bahan bakar sehingga dapat

dicapai tingkat pembakaran yang optimum. Umumnya bahan bakar rata-rata berada

dalam teras reaktor selama 3-4 tahun.

13

Page 18: Bahan Nuklir

Dalam proses pembakaran ini dikenal adanya istilah derajad bakar (burn-up)

yang dipakai untuk menyatakan jumlah bahan bakar yang terbakar/melakukan

reaksi fisi. Derajad bakar dapat dinyatakan dalam beberapa cara, yang paling

populer adalah dengan satuan MWd/tonU (jumlah energi yang telah dihasilkan

dalam Mega Watt-hari/MWd  dari tiap ton uranium /tonU).

7. Penyimpanan Sementara atau Pendinginan

Setelah bahan bakar nuklir 235U dimanfaatkan dalam reaktor nuklir dan

mencapai derajat bakar tertentu, elemen bakar nuklir akan menjadi sangat

radioaktif karena mengandung unsur-unsur radioaktif beraktivitas sangat tinggi

hasil proses fisi 235U. Oleh sebab itu, bahan bakar bekas tersebut perlu disimpan

sementara agar unsur-unsur hasil fisi yang radioaktif itu melakukan peluruhan

sehingga radiasi yang dipancarkannya menjadi rendah. Penyimpanan sementara ini

disebut juga sebagai proses pendinginan.

Laju peluruhan zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya. Setiap

zat radioaktif memiliki waktu paro (T1/2), yaitu waktu yang diperlukan oleh zat

radioaktif untuk meluruh sehingga jumlahnya tinggal setengah dari jumlah semula.

Waktu paro zat radioaktif bervariasi dari orde beberapa detik hingga  tahun.

Bahan bakar begitu dikeluarkan dari teras reaktor mengalami pendinginan

dalam kolam penampung bahan bakar bekas. Kolam ini umumnya terintegrasi

dalam gedung reaktor. Lama pendinginan bisa beberapa bulan hingga beberapa

tahun bergantung pada kapasitas tampung kolam pendingin.

8. Proses Olah Ulang

Proses olah ulang bahan bakar bekas bertujuan untuk mengambil sisa bahan

bakar fisi yang belum terbakar dan bahan bakar baru yang terbentuk selama proses

pembakaran bahan bakar nuklir. Jadi dalam hal ini bahan bakar bekas itu masih

sangat berharga. Perlu diketahui bahwa proses pembakaran 235U di dalam teras

reaktor tidak dapat membakar habis bahan bakar tersebut. Dari 100 kg bahan bakar

nuklir yang semula berkomposisi 3 kg 235U dan 97 kg 238U, setelah proses

14

Page 19: Bahan Nuklir

pembakaran dalam teras reaktor selama tiga tahun, komposisinya akan berubah

menjadi :

2 kg 235U terbakar/melakukan reaksi fisi sehingga tersisa 1 kg 235U.

2 kg 238U berubah menjadi 239Pu sehingga tersisa 238U sebanyak 95 kg.

Dari 2 kg 239Pu yang terbentuk, 1 kg terbakar langsung dalam teras reaktor

sehingga tersisa 1 kg 239Pu.

Karena ada 2 kg 235U dan 1 kg 239Pu yang terbakar, maka dari pembakaran

itu dihasilkan 3 kg unsur-unsur radioaktif hasil fisi.

Setelah dipakai sebagai bahan bakar di reaktor nuklir, sebagian besar 235U masih

tersisa di dalam bahan bakar bekas. Pada suatu saat nanti, 235U sebagai satu-

satunya bahan bakar nuklir yang ada di alam ini akan habis dikonsumsi. Oleh

sebab itu, proses olah ulang bahan bakar bekas dapat menghemat penggunaan

bahan bakar nuklir apabila dilakukan pada saat yang tepat. Sisa dari bahan bakar

235U dan bahan bakar baru 239Pu yang terbentuk dalam bahan bakar bekas dapat

diambil kembali melalui proses olah ulang dan untuk selanjutnya dapat dijadikan

bahan bakar baru. Dalam proses olah ulang ini 235U yang terambil dikirim ke

instalasi pengayaan, sedang 239Pu langsung dikirim ke instalasi pabrikasi.

9. Penyimpanan Lestari

Pembuangan akhir limbah pada prinsipnya adalah penyimpanan lestari limbah

radioaktivitas tinggi yang telah digelasifikasi dan disegel dalam tabung stainless

steel, dan juga penyimpanan lestari bahan bakar bekas yang telah melalui proses

pendinginan yang cukup dan telah disegel dalam wadah atau “canister” terbuat dari

logam tahan korosi seperti tembaga atau stainless steel. Secara umum telah dapat

diterima bahwa limbah-limbah tersebut rencananya akan dikubur di batuan stabil di

dalam tanah dengan kedalaman tak kurang dari 500 m di batuan dasar (bed rock).

2.2 Pengaplikasian Bahan Nuklir Sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir

2.2.1 Proses Pembakaran Bahan Nuklir ( Uranium) dalam Reaktor

Inti atom dari U-235 terdiri dari 92 proton dan 143 neutron. Apabila satu

neutron tertangkap oleh satu inti atom uranium-235, inti atom ini akan terbelah

menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula mengikat

15

Page 20: Bahan Nuklir

fragmen-fragmen tersebut masing- masing dalam bentuk energi kinetik, sehingga

mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena fragmen-fragmen itu

berada di dalam struktur kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak jauh dan

gerakannya segera diperlambat.

Dalam proses perlambatan ini energi kinetik diubah menjadi panas (energi

termal). Sebagai gambaaran dapat dikemukakan bahwa energi termal yang

dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah 17

milyar kilo kalori, atau setara dengan energi termal yang dihasilkan dari pembakaran

2,4

juta kg (2400 ton) batubara

Tabel 2.2.1 Perbandingan kandungan energi dalam bahan bakar uranium

dengan sumber energi lainnya.

Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau

3 neutron yang dilepaskan dengan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per detik.

Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa

dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom kelongsongnya. Agar mudah

ditangkap oleh inti atom uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan

neutron ini harus diperlambat. Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron

disebut moderator.

16

Bahan Sumber Energi Kandungan Energi dalam 1 ton berat   (GJ)

Kayu                              14

Batubara                        29

Minyak                          42

Gas alam (cair)         46

Uranium 630.000

Page 21: Bahan Nuklir

Panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan, oleh air yang bertekanan 160

atmosfir dan suhu 300 0C secara terus menerus dipompakan ke dalam reaktor

melalui saluran pendingin reaktor. Air bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak

hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga bertindak sebagai moderator,

yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neutron. Neutron cepat akan

kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom hidrogen. Setelah

kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama dengan kecepatan

molekul gas pada suhu 300 0C, barulah ia mampu membelah inti atom uranium-235.

Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal.

Untuk mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin agar

banyaknya reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan

pada tingkat tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu

yang dapat meneruskan reaksi pembelahan.

Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau terserap oleh bahan lainnya

tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali. Batang

kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron, sehingga jumlah

neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan dengan mengatur

keluar atau masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor.

Sehubungan dengan uraian di atas perlu digarisbawahi bahwa :

a) Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.

b) Kandungan uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2 %.

Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop

uranium-238, sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai secara

tidak terkendali di dalamnya.

Proses membelah atau “membakar” uranium secara berantai dan terkendali

inilah yang akan menghasilkan panas yang digunakan untuk membangkitkan uap

air, dan selanjutnya uap air digunakan untuk memutar turbin dan akhirnya

menghasilkan listrik.

2.2.2 Komponen-komponen Reaktor Nuklir

17

Page 22: Bahan Nuklir

Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki lima komponen dasar, yaitu elemen

bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, pendingin, dan perisai beton.

Gambar 2.2.2 Skema Reaktor Nuklir

1. Elemen Bahan Bakar

Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi

nuklir. Elemen bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan diameter

kira-kira 1 cm. Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan elemen bahan bakar

yang diletakkan saling berdekatan. Seluruh elemen bahan bakar dan daerah

sekitarnya dinamakanteras reaktor. Umumnya, bahan bakar reaktor adalah

uranium-235.

2. Moderator Neutron

Netron yang mudah membelah inti adalah netron lambat yang memiliki energi

sekitar 0,04 eV (atau lebih kecil), sedangkan netron-netron yang dilepaskan

selama proses pembelahan inti (fisi) memiliki energi sekitar 2 MeV. Oleh karena

itu, sebuah reaktor atom harus memiliki materaial yang dapat mengurangi

kelajuan netron-netron yang energinya sangat besar sehingga netron-netron ini

dapat dengan mudah membelah inti. Material yang memperlambat kelajuan netron

dinamakan moderator.

18

Page 23: Bahan Nuklir

Moderator yang umum digunakan adalah air. Ketika netron berenergi tinggi

keluar dari sebuah elemen bahan bakar, netron tersebut memasuki air di sekitarnya

dan bertumbukan dengan molekul-molekul air. Netron cepat akan kehilangan

sebagian energinya selama menumbuk molekul air (moderator) terutama dengan

atom-atom hidrogen. Sebagai hasilnya netron tersebut diperlambat. Jadi, di dalam

teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi memperlambat

kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat

bertumbukan dengan molekul-molekul air.

3. Batang Kendali

Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir

dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai

yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk

memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-

neutron di dalam teras reaktor. Batang kendalli terbuat dari bahan-bahan

penyerap netron, seperti boron dan kadmium.

Jika reaktor menjadi superkritis, batang kendali secara otomatis bergerak

masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk menyerap kelebihan netron yang

menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis. Sebaliknya, jika reaktor

menjadi subkritis batang kendali sebagian ditarik menjauhi teras reactor sehingga

lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih banyak netron tersedia

untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan

operasi reaktor (missal untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga

seluruh netron diserap dan reaksi fisi berhenti.

4. Bahan Pendingin

Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor. Suhu ini

dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan pendingin misalnya air atau

karbon dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan melalui system pompa,

sehingga air yang keluar dari bagian atas teras reaktor digantikan air dingin yang

masuk melalui bagian bawah teras reaktor.

5. Perisai Beton

19

Page 24: Bahan Nuklir

Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir

dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Oleh karena itu, diperlukan

sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di

dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Pelindung terbuat

dari bahan yang mampu menahan radiasi agar pekerja reaktor dapat bekerja dngan

aman dari radiasi Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat mengelilingi

teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat

radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.

2.2.3 Prinsip Kerja Reaktor Nuklir

Listrik pada umumnya dibangkitkan dari turbin yang digerakkan uap air. Uap

air dihasilkan dengan mendidihkan air dalam bejana (boiller). Bahan bakar yang

sering digunakan untuk mendidihkan air inilah yang membedakan nama

pembangkit listrik. Ada yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak

bumi, gas, batu bara atau nuklir. Pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar

untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti : batu bara,

minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan

mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (S02) dan nitrogen oksida

(Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan

teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa

menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada

pembangkit listrik tenaga nuklir, panas yang akan digunakan untuk menghasilkan

uap yang sama dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisi (uranium) dalam

reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disalurkan secara

terus menerus selama reaktor beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan

bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti C02, S02, atau Nox,

juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang

dilepas ke lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian

reaktor nuklir berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas

ini disimpan sementara di dalam kolam penampung sebelum dilakukan

penyimpanan secara lestari.

Reaktor nuklir dirancang untuk memproduksi energi listrik. Reaktor nuklir

hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan

20

Page 25: Bahan Nuklir

neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang

kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor nuklir dirancang

berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan

panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam reaktor nuklir adalah

sebagai berikut :

1. Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti

bertabrakan dengan atom di dekatnya 

2. Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi deserap oleh reaktor,

energi diubah menjadi panas

3. Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan

yang telah diaktifkan oleh penyerapan neutron. Sumber panas pembusukan ini

akan tetap selama beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan

panas yang dihasilkan oleh reaksi nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa yang

sama batubara.

4. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air

pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe

reaktor nuklir yang digunakan.

5. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan

energi gerak (kinetik). Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk

memutar generator sehingga dihasilkan arus listrik.

Gambar 2.2.3 Skema Reaktor Nuklir

2.3 Dampak Penggunaan Bahan Nuklir Sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir

2.3.1 Dampak Positif

1. Tidak Menghasilkan Emisi Gas Rumah Kaca

21

Page 26: Bahan Nuklir

Dalam operasi normal reaktor nuklir sangat sedikit menyebabkan kerusakan

lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-

pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka

akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.

Gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat

dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas).

2. Tidak Mencemari Udara

Bahan nuklir tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida,

sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap

fotokimia.

3. Sedikit Menghasilkan Limbah Padat

Dalam operasi normal hanya sedikit limbah padat yang dihasilkan.

4. Biaya Bahan Bakar Rendah

Hal ini disebabkan karena hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan. Volume

yang diperlukan lebih kecil dari pada batu bara dan minyak. Satu kilogram

uranium alam dapat menghasilkan 20.000 kali lebih banyak energi ketimbang

jumlah batu bara yang sama.

5. Penghematan Bahan Bakar Fosil

Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar

fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab

atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi

nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan

bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan.

2.3.2 Dampak Negatif

1. Risiko Kecelakaan Nuklir

Kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan. Tragedi tersebut terjadi karena

desain reaktor Chernobyl tidak stabil pada daya rendah. Sementara daya

reaktor bisa naik cepat tanpa bisa dikendalikan.

2. Limbah Nuklir

Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa

manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama,

radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan

mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung.

Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman

22

Page 27: Bahan Nuklir

yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya.

Limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan

tahun.

23

Page 28: Bahan Nuklir

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan bahan nuklir di atas dapat ditarik kesimpulan, antara lain :

1. Uranium merupakan salah satu contoh bahan nuklir. Uranium-235

merupakan satu-satunya isotop unsur kimia alami yang bersifat fisil (yakni

dapat mempertahankan reaksi berantai pada fusi nuklir). Uranium-238 dapat

dijadikan fisil menggunakan neutron cepat. Uranium-233 dapat dihasilkan

dari torium.

2. Sebuah reaktor nuklir memiliki lima komponen dasar, yaitu elemen bahan

bakar, moderator neutron, batang kendali, pendingin, dan perisai beton.

Sumber bahan bakar nuklir berasal dari reaksi pembelahan inti bahan fisil

(uranium) dalam suatu reaktor nuklir. Panas yang dihasilkan dari reaksi

nuklir ini digunakan untuk menguapkan air pendingin. Uap ini digunakan

untuk menggerakkan turbin sehingga diperoleh energi kinetik. Energi kinetik

yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator yang akhirnya

menghasilkan energi listrik.

3. Penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir memiliki

dampak positif dan negatif. Dampak positif antara lain tidak menghasilkan

emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara, sedikit menghasilkan limbah

padat, biaya bahan bakar rendah, dan penghematan bahan bakar fosil.

Sedangkan dampak negatif meliputi risiko kecelakaan nuklir dan limbah

nuklir.

4.2 Saran

Penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir tentu memiliki

banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun terdapat pula dampak negatif yang

bisa dihasilkan dari penggunaan bahan nuklir ini. Oleh karena itu, diperlukan

penelitian lebih lanjut dan ketelitian yang tinggi dalam penggunaan bahan nuklir

sebagai bahan bakar reaktor nuklir untuk meminimalisir dampak negatif yang bisa

ditimbulkan dari penggunaan bahan nuklir ini.

24

Page 29: Bahan Nuklir

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhaimin. 2007. Bahan-Bahan Listrik. Jakarta: PT Pradnya Paramita

2. http://www.batan.go.id diakses tanggal 28 September 2014

3. http://www.slideshare.net diakses tanggal 28 September 2014

4. http://eprints.uny.ac.id diakses tanggal 28 September 2014

5. http://www.warintek.ristek.go.id diakses tanggal 28 September 2014

6. http://www.elektroindonesia.com diakses tanggal 29 September 2014

7. http://www.forumsains.com diakses tanggal 29 September 2014

8. https://www.academia.edu diakses tanggal 29 September 2014

25