bakteri acetobacter xylinum

29
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Spirulina Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu. Spirulina merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.Spirulina mempunyai kandungan gizi alami tinggi yang menakjubkan. Spirulina juga adlah tanaman yang mengandung sumber vitamin dan mineral B-12 terbanyak didunia,mempunyai 70% asam amino dan mengandung keseluruhan aneka warna dan Carotein yang alami danXanthophylls Phytopigment. Spirulina mempunyai dinding sel yang halus, yang terbuat dari gula dan protein kompleks. Alga ini lain dari pada alga yang lainnya karena ia mudah dicerna. Spirulina adalah hasil perkembangbiakkan dari matahari dan merupakan salah satu bentuk dari pondasi kehidupan di bumi. Warna hijau-biru yang ia miliki memancarkan cahaya bersamaan pertumbuhan vitalitas pigmen aslinya yang menguatkan, menjaga dan membersihkan alga tersebut. Makanan alami ini akan memelihara, memberikan energi dan membersihkan tubuh kita. Makan biasanya hanyalah sebagian kecil dari proses pengumpulan gizi setiap hari yang berguna bagi diri kita Sebuah ilustrasi dari Codex Florence menunjukkan bagaimana Aztec spirulina dipanen dari danau oleh menggelapkan permukaan dengan tali (kanan) dan kemudian pengeringan alga menjadi kue persegi yang akan dimakan sebagai bumbu yang bergizi (kiri). Spirulina diyakini telah menjadi sumber makanan bagi Aztec dan lainnya Mesoamericans sampai abad 16; 18

Upload: ferli-hasanah

Post on 31-Dec-2015

499 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sejarah Spirulina

Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu. Spirulina merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.Spirulina mempunyai

kandungan gizi alami tinggi yang menakjubkan. Spirulina juga adlah tanaman yang mengandung sumber vitamin dan mineral B-12 terbanyak

didunia,mempunyai 70% asam amino dan mengandung keseluruhan aneka warna dan Carotein yang alami danXanthophylls Phytopigment. Spirulina

mempunyai dinding sel yang halus, yang terbuat dari gula dan protein kompleks. Alga ini lain dari pada alga yang lainnya karena ia mudah dicerna.

            Spirulina adalah hasil perkembangbiakkan dari matahari dan merupakan salah satu bentuk dari pondasi kehidupan di bumi. Warna hijau-biru yang ia miliki memancarkan cahaya bersamaan pertumbuhan vitalitas pigmen aslinya yang menguatkan, menjaga dan membersihkan alga tersebut. Makanan alami ini akan memelihara, memberikan energi dan membersihkan tubuh kita. Makan biasanya hanyalah sebagian kecil dari proses pengumpulan gizi setiap hari yang berguna bagi diri kita

Sebuah ilustrasi dari Codex Florencemenunjukkan bagaimana Aztec spirulina dipanen dari danau oleh menggelapkan permukaan dengan tali (kanan) dan kemudian pengeringan alga menjadi kue persegi yang akan dimakan sebagai bumbu yang bergizi (kiri).

Spirulina diyakini telah menjadi sumber makanan bagi Aztec dan lainnya Mesoamericanssampai abad 16; panen dari Danau Texcoco dan selanjutnya dijual sebagai kue digambarkan oleh salah satu Cortés. prajurit ‘[4] Suku Aztec menyebutnya Tecuitlatl, yang berarti batu kotoran.

Spirulina ditemukan dalam kelimpahan di Danau Texcoco oleh para peneliti Perancis pada 1960-an, tetapi tidak ada referensi untuk digunakan di sana sebagai sumber makanan sehari-hari setelah abad ke-16.[3] Pabrik berskala besar pertama produksi spirulina, dijalankan oleh Sosa Texcoco , didirikan di sana pada awal tahun 1970.[2]

18

Page 2: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

Leo Szilard mempostulatkan pengembangan berbasis suplemen makanan-alga (yang ia sebut “Amruss”) dalam ceritanya pendek 1961, The Voice of the Dolphins.

Spirulina mungkin memiliki sejarah panjang bahkan di Chad, sejauh abad ke-9 Kanem Empire. Hal ini masih dalam penggunaan sehari-hari saat ini, dikeringkan menjadi kue yang disebut dihé, yang digunakan untuk membuat kaldu untuk makan, dan juga dijual di pasar. spirulina ini dipanen dari danau kecil dan kolam di sekitar Danau Chad.[5]

2.2 Klasifikasi Spirulina

Kingdom    : Protista

Divisi        : Cyanophyta

Kelas        : Cyanophyceae

Ordo        : Nostocales

Famili        : Oscilatoriaceae

Genus        : Spirulina

2.3 Karakteristik Spirulina

A. Ciri Morfologi

Spirulina merupakan mikroorganisme autrotrof berwarna hijau-kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix),

18

Page 3: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

sehingga disebut alga biru-hijau berfilamen (cyanobacterium) (Richmond 1988 dalam Pamungkas 2005). Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Richmond 1988 dalam Pamungkas 2005). KulturS p i r u l i n a sp. Secara Laboratoris Spirulina sp yang akan di kultur berasal dari biakan murni yang diperoleh Balai Budidaya Air Payau, Jepara, Jawa Tengah. Semua peralatan dan media yang akan digunakan harus dalam keadaan steril. Pupuk yang digunakan dari media walne dan EDTA. Botol di isi dengan air, media dengan salinitas yang di inginkan dan masukan inokulan spirulina sp dengan kepadatan 100 unit/ml. Botol kultur di pasang air rasi kemudian di tutup dan di tempatkan dalam ruang budidaya dengan pemberian sumber cahaya dari lampu TL 40 watt. Parameter pendukung yang diukur : pH dan suhu. Pengamatan pertumbuhan populasi dilakukan setiap hari di bawah mikroskop selama 9 hari menggunakan Sedgwick-rafter perbesaran 10x. Penghitungan kepadatan spirulina sp dalam satuan unit/ml. satu unit diukur

B. Ciri Fisiologi

Spirulina merupakan mikroalga hijau kebiruan, sel berkoloni dan membentuk filamen terpilin yang menyerupai spiral/ helig. Alga ini mengandungan berbagai zat gizi seperti protein dapat mencapai 72 %, lipid 8%, karbohidrat 16%,vitamin B1, B2, B6, B12, C, niasin, karotin dan kandungan asam amino yang cukup seimbang. Spirulina juga mengandung salah satu asam lemak esensial yaitu asam linoleat (GLA), yang merupakan asam lemak majemuk. Spirulina merupakan mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami benih ikan. Alga ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 70 % dari berat keringnya sehingga dapat menjadi alternatif bagi makanan kesehatan. Dalam dunia perikanan, mikroalga ini telah banyak dijual dalam bentuk tepung dan produk-produk makanan olahan (Arlyza, 2005). Spirulina menyediakan semua asam amino yang diperlukan tubuh dan dalam bentuk tersebut 5 kali lebih mudah untuk dicerna dibanding dengan protein kedelai. Spirulina mengandung 8 asam amino essensial dan 10 asam amino non essensial. Spirulina mengandung lipopolisakarida sebesar 1,5% bobot keringnya, kandungan lipopolisakarida inilah yang menjadikan Spirulina digunakan sebagai immunostimulan yang potensial dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh pada ikan. Dinding Spirulina kaya akan muco-protein meningkatkan lapisan mukus pada kulit ikan yang menyebabkan sirip ikan lebih sehat, meningkatkan resistensi/ peradangan kulit terhadap serangan penyakit. Manfaat lain dari mikroalga Spirulina adalah sebagai pakan zooplankton/ larva udang atau ikan dan hewan-hewan kecil lainnya.

Kandungan yang ada pada ganggang Spirulina

Kandungan Beta-karoten spirulina 25 kali lebih kaya, dan kandungan yang terdapat pada wortel, (Beta-karoten edalah anti oksidan alami yang bermanfaat untuk melawan kanker; sakit jantung, AIDS, virus, bakteri, dan meningkatkan pertahanan tubuh bahkan mampu membantu-korban radiasi nuklir

18

Page 4: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

Vitamin B12 spirulina 25 kali lipat dari yang terdapat pada hati sapi. B12 penting untuk menambah energi, pertumbuhan, fungsi syaraf, dan pembersihan internal

Kandungan vitamin E spirulina 3 kali lebih kaya dari gandum Spirulina merupakan satu-satunya tumbuhan yang mengandung GLA

(Gamma Liilonenic Acid) yang bisa membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, dan berbagai penyakit lainnya. GLA, dalam susu ibu membantu kesehatan bayi.

Zat besi Spirulina; 58 lebih kaya dari bayam, dan mudah di serap Protein Spirulina, dua kali lipat dan kacang kedelai, dan 3 kali lipat dari

sapi, ikan atau telur.

2.4 Fase Pertumbuhan

Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu:

fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase

pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian,dan fase

kematian.

Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh

melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme

dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan

adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai

dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa

jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri

mengeluarkan enzim ektraseluler polimerase sebanyak-banyaknya untuk

menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat

menentukan kecepatan suatu strainAcetobacter Xylinum dalam

membentuk nata.

Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolic

yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah

tua. Pada fsae ini pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih

lebih banyak dibanding jumlah sel mati.

Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang

mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian

terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi habis, maka

18

Page 5: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat

mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strainnata.

E.Ekologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami

pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat

keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang

dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.

Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber

nitrogen bisa berasal dari bahan organic seperti ZA dan urea. Meskipun bakteri

Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5 namun akan tumbuh optimal

bila pH nya 4,3. Sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter

xylinum pada suhu 28 – 310 C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen, sehingga

dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah

kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.

Sel-sel Acetobacter xylinum mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian

digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel,

kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi

selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa.

Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg+.

Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor

membentuk selulosa. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata

jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan

Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri

tersebut akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula

menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen

diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan

akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun.

Untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri dapat berasal dari nitrogen

organic, seperti misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen anorganic

seperti misalnya ammonium fosfat, urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber

nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan

dengan sumber nitrogen organic. Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada

yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud

18

Page 6: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi mikroorganisme lain.

Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan

keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%).

Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai

tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah

banyak. Selain asan asetat, asam-asam organic dan anorganik.

Acetobacter xylinum tidak memiliki sukrosa sintase namun setidaknya ada 4 enzim

yang terlibat dalam jalur dari sukrosa menjadi UDP-glukosa. Acetobacter xylinum

memiliki berbagai jalur pembentukan UDP-glukosa. Sebagai contoh level aktivitas

UDP-glukosa pirofosforilase dalam Acetobacter xylinum ATCC 23768berbeda

dengan ATCC23769.

F.Manfaat

Bakteri pembentuk nata pertama-tama diduga Leuconostoc sp., akan( tetapi

kemudian dipastikan bahwa bakteri pembentuk nata adalah Acetobacter xylinum.

Nata de coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa

selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi,

yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit

nata. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka

perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum

untuk memproduksi selulosa ekstraseluler atau yang kemudian di sebut nata de

coco. Berbagai penelitian ilmiah mencoba menggantikan air buah kelapa dengan

bahan lain seperti whey tahu, sari buah nenas, sari buah pisang dll. Kegiatan ilmiah

ini menghasilkan produk yang akrab disebut nata de soya, nata de pina dll. Kita

tidak akan punya cukup waktu untuk membicarakan berbagai produk tersebut

apalagi untuk membandingkan satu dengan yang lain. Ternyata selain air buah

kelapa, skim santan juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku utama pembuatan

nata de coco. Acetobacter xylinum dapat membentuk selulosa pada nata de coco

karena ada kandungan karbohidrat pada nata. Maka Acetobacter xylinum juga

dapat membentuk selulosa pada bekatul .

Pada bekatul terdapat nutrisi-nutrisi yang dapat membuat Acetobacter xylinum

tumbuh dan membentuk selulosa. Acetobacter xylinum menghasilkan selulosa

sebagai produk metabolit sekunder, sedangkan produk metabolit primernya adalah

18

Page 7: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

asam asetat. Semakin banyak kadar nutrisi, semakin besar kemampuan

menumbuhkan bakteri tersebut maka semakin banyak Acetobacter xylinum dan

semakin banyak selulosa yang terbentuk. Selulosa yang dihasilkan Acetobacter

xylinum dapat diatur ketebalannya sehingga dapat digunakan untuk pembuatan

kertas. Karbohidrat pada medium dipecah menjadi glukosa yang kemudian

berikatan dengan asam lemak (Guanosin trifosfat) membentuk prekursor penciri

selulosa oleh enzim selulosa sintetase, kemudian dikeluarkan ke lingkungan

membentuk jalinan selulosa pada permukaan medium. Pengaturan ketebalan

selulosa dilakukan dengan menambahkan bekatul pada medium fermentasi.

Semakin banyak nutrien yang tersedia, yaitu kadar glukosa pada medium, maka

semakin banyak dan tebal pula jalinan-jalinan selulosa yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian ahli biologi molekuler dari Akademi Sahlgrenska di

Universitas Gothenburk, Swedia, Helen Fink, selulosa dari bakteri Acetobacter

xylinum ini dapat dimanfaatkan sebagai pembuluh darah.

Selulosa merupakan biopolymer yang paling berlimpah di bumi ini. Beberapa

anggota dari genus bakteri Acetobacter, terutama Acetobacter xylinum, dapat

menghasilkan _selulosa.

Bakteri Acetobacter xylinum merupakan bakteri gram negatif yang mampu

menghasilkan senyawa selulosa. Selulosa yang dihasilkan bakteri ini memiliki

derajat kemurnian yang tinggi.

Oleh karena itu, Acetobacter xylinum layak dikembangkan sebagai sumber

alternatif penyediaan selulosa bagi berbagai bidang industry yang

membutuhkannya.

Pemanfaatan selulosa telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang yang

berbeda, misalnya makanan serat (nata de coco), bidang industri pembuatan kertas,

obat-obatan, dan kosmetik.

Selulosa dapat dihasilkan beberapa organisme, seperti tanaman, alga, dan bakteri.

Faktor-faktor pertumbuhan yang memengaruhi kemampuan Acetobacter xylinum

18

Page 8: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

untuk memproduksi selulosa ialah ketersediaan nutrien pada medium, pH medium

3-6, serta suhu lingkungan 20-28 derajat Celsius.

Acetobacter xylinum menghasilkan selulosa sebagai produk metabolit sekunder,

sedangkan produk metabolit primernya adalah asam asetat. Dalam memproduksi

Acetobacter xylinum, semakin banyak kadar nutrisi, semakin besar kemampuan

menumbuhkan bakteri tersebut. Juga, semakin banyak selulosa yang

terbentuk.

Berdasakan hasil penelitian ahli biologi molekuler dari Akademi Sahlgrenska di

Universitas Gothenburg, Swedia, Helen Fink, selulosa dari bakteri Acetobacter

xylinum ini dapat dimanfaatkan sebagai pembuluh darah.

Sebab, bakteri selulosa ini sangat mirip dengan struktur kolagen, komponen pada

arteri dan vena yang dapat memberikan kekuatan pembuluh darah. Selain itu,

bakteri selulosa itu sangat potensial digunakan sebagai biomaterial, seperti jaringan

tulang, obat luka bakar, serta bahan alternative pengganti kulit.

Dalam laporan penelitian Fink, hasil uji coba sifat mekanik bakteri selulosa itu

seperti kekuatan tarik mirip dengan arteri kaotid pada babi. Selain itu, kerapatan

materinya dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan tujuan

penelitian.

Bakteri itu memiliki kadar air hingga 99 persen dan terdiri dari jaringan fibril serta

suatu material yang memiliki sifat mekanik kuat. Bila material tersebut direkayasa

sedemikian rupa sebagai pembuluh darah buatan, dapat memiliki kekuatan

mekanik yang penting untuk mencegah terjadinya kerusakan

pembuluh.

Bakteri selulosa sebagai biomaterial memiliki sifat unik karena dapat diproduksi

dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bakteri ini dapat dirancang dan dibentuk

berupa lembaran atau dalam struktur tiga dimensi seperti tabung.

Selama proses produksi, bakteri ini juga mungkin diatur ukuran pori-porinya.

18

Page 9: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

Tidak cuma itu, bakteri ini bebas dari senyawa biogenik, seperti lignin, pektin, dan

arabinan yang biasa tekandung dalam organismpenghasil selulosa

lainnya.

Acetobacter acetii, pembuatan asam cuka. Acetobacter di lingkungan berair

Contoh: Paramecium sp. o Rhizopoda (Sarcodina) memiliki ciri-ciri syzygii (dari

buah sirsak), Acetobacter tropicalis dan Acetobacter .. dan tumbuhan dengan ciri

mempunyai (roset) akibat terserang Synchytrium sp, dengan ciri khas Noor Azli

and Abdul Rahim, Kamaruzzaman (2005) Kajian ke atas ciri-ciri optimum dalam

penyata kewangan di Malaysia berdasarkan Malaysian accounting standards board

(MASB). syzygii (dari buah sirsak), Acetobacter tropicalis dan Acetobacter .

Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya (roset) akibat terserang Synchytrium sp, dengan

ciri khas .Ciri – Ciri Bakteri . Secara umum ciri – ciri hasil pembelahan sel ketiga

arah, contohnya Sarcia sp e) Acetobacter, penting dalam pembuatan asam cuka

dan nata

Gracillaria sp. d. A dan B benar b. Euchema spinosum e. Ciri-ciri replikasi suatu

bakteriofage: 1) Jenis Sari kelapa/Nata de coco E. Beras ketan Acetobacter

xylinum Brem

85%;">Spermatophyta (tumbuhan berbiji) memiliki ciri monoesis, daun berbentuk

jarum, contohnya Pinus sp yaghurtL.casei Pembuatan minumanAcetobacter

Ciri-cirinya: a. Prokariotik maksudnya tidak mempunyai mengelompok

membentuk kubus, contohnya: Sarcina sp Acetobacter xylinum Pembuatan nata de

coco

Bibit nata adalah bakteri Acotobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat

nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan

nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut

akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai

serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan

dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat

berwarna putih.

Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh

optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri

Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31°C. Bakteri ini sangat memerlukan

oksigen.ingga transparan, yang disebut sebagai nata.

18

Page 10: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan

keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%).

Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai

tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah

banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

G.Pengolahan Acetobacter xylinum

1. Cara Memperoleh Bibit Acetobacter xylinum dari Ampas Nenas

Kalau bakteri Acetobacter xylinum sulit diperoleh, maka ampas nenas dapat

juga digunakan untuk memperoleh Acetobacter xylinum.

1. Buah nenas matang, dikupas dan dicuci bersih. Kemudian dibelah dan

dipotong-potong kecil. Potongan-potongan ini dihancurkan dengan alat

penghancur.

2. Hancuran nenas diperas sampai sari buahnya habis. Ampasnya dicampur

dengan air dan gula pasir dengan perbandingan 6 : 3 : 1. Campuran ini diaduk

merata dan dimasukkan kedalam botol jar, ditutup dengan kertas, dan diperam

selama 2-3 minggu (sampai terbentuk lapisan putih diatasnya).

3. Larutan yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bahan

penginokulasi pembuatan nata de coco.

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,

selain gandum dan padi. Pembuatan nata dari jagung adalah salah satu usaha

penganekaragaman produk hasil pertanian, dimana nata merupakan produk

fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang berupa lembaran selulosa dari

pengubahan gula yang terdapat pada substrat menjadi selulosa. Kandungan

18

Page 11: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

utamanya adalah air dan serat sehingga baik untuk diet dan sering digunakan

dalam pembuatan dessert atau sebagai tambahan substansi pada koktail.Tujuan

penelitian nata de corn adalah mengetahui lebih lanjut jagung dapat diolah menjadi

produk makanan nata de corn, menentukan pengaruh konsentrasi inokulum, pH

dan waktu fermentasi pada pembuatan nata de corn, dan menentukan kondisi

optimum pada proses pembuatan nata de corn.Pada pembuatan nata mula-mula

peralatan disterilkan terlebih dahulu kemudian jagung yang akan dijadikan medium

tumbuh bakteri ditambah air, dihaluskan, disaring dan diambil sebanyak 150 ml

dan ditambahkan gula sebanyak 10% dan ammonium sulfat sebanyak 1 gram,

kemudian dipanaskan pada suhu 70oC selama 15 menit. Setelah dingin diatur

pHnya sesuai variabel yaitu 3; 3,5; 4; 4,5 5 dan 5,5dengan menambahkan asam

asetat glasial. Kemudian diinokulasikan starter ke dalam medium fermentasi sesuai

variable yaitu 5%, 7%, 9%, 11%, 13% dan 15% dan difermentasikan selama 14

hari. Dari hasil penelitian variabel yang berpengaruh pada pembuatan nata adalah

pH, penambahan starter, dan waktu fermentasi. Kondisi optimum untuk pembuatan

nata de corn adalah pada konsetrasi starter 15%, pH 5 dan waktu fermentasi 4 hari.

Acetobacter xylinum secara luas tersebar di alam dan umumnya merupakan

kontaminan dalam industri vinegar menggunakan A.aceti. Acetobacter xylinum

dapat diisolasi dari buah yang busuk, sayuran dan air kelapa yang terfermentasi.

Banyak strain Acetobacter xylinum yang mampu menghasilkan selulosa dengan

berbagai sumber gula seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, gula invert, etanol dan

gliserol. Produksi selulosa oleh Aceto bacter xylinum dapat dilakukan pda kondisi

kultur statis ataupun teragitasi. Acetobacter xylinum mampu tumbuh pada pH

sekitar 3,5 meskipun umumnya perkembangan selulosa terjadi [ada pH 4,0 – 5,0.

2. Pemeliharaan Acetobacter xylinum

Acetobacter xylinum biasanya dipelihara dalam gara miring tomat agar. Tomat

segar sebanayk 200 g direbus dalam aquades sebanyak 500 ml selama 30 menit.

Hasil yang diperoleh kemudian disaring dan dicampur dengan 1g ekstrak khamir,

50 g sukrosa, 2,5 g pepton dan 20 g agar. Volume kemudian dibuat menjadi 1000

ml dengan menamahkan air dan disterilkan pada 121 C selama 15 menit. A.

xylinum ditumbuhkan dengan cara digoreskan pada agar miring dan diinkubasi

pada 30 C selama 4 hari.

18

Page 12: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

3. Pembuatan starter nata

Acetobacter xylinum yang telah tumbuh pada agar miring diinokulasikan pada

medium steril yang dalam tiap liternya mengandung glukosa 20 g ekstrak khamir 5

g, pepton 5 g dan K2HPO4 2,7 g. pH diatur menjadi 4,2 menggunakan asam asetat.

Inkubasi dilakukan secara stratis selama 7 hari pada suhu 30 C.

Medium Air kelapa

Air kelapa yang telah direbus selama 3 menit ditambah ammonium sulfat 0,5

% dan sukrosa 10% denga pH diatur menjadi 4,2 menggunakan asam asetat

glacial. Tambahkan starter nata 20%, wadah kemudian ditutup dengan kain saring

dan inkubasi selama 15 – 20 hari.Pemanenan Nata Lembaran nata yang terbentuk

diambil dan dicuci berulang untuk menghilangkan asam asetatnya dan dipotong

menjadi berbentuk kubus. Potongan kubus direndam dalam air selama 24 jam

dengan secara berkala menggati airnya sampai hilang bau asamnya. Dan siap

dicampur atau dikonsumsi dengan berbagai cara pengolahan.Nata De coco

merupakan biomassa yang sebagian besar terdiri dari selullosa ,berbentuk gel yang

berwarna putih

4. Pembuatan Nata de coco

A. ALAT

1.panci sainless steel

2.gelas ukur

3.saringan kelapa dengan lubang- lubang yang halus

4.loyang plastik 25 X 30 cm 4 buah

5. karet gelang 8 buah

6kertas Koran 4 lembar

7.karet/tali pengikat loyang 4 buah

8.pH indikator air kelapa murni dengan pH 3-4

B. BAHAN

1.Bibit bakteri Azetobacter Xylinum

2.botol

3.Pupuk urea/ZA 0,6 gram, cuka 20mL/1 ltr air kelapa dan gula 100Gram/ltr.

18

Page 13: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

4.Siapkan 4 buah loyang dalamkeadaan kering dan bersih danditutuu dengan

menggunakankertas koran yang steril

C.CARA

1.Masukan 4 liter air kelapa kedalam panci setelah di saring terlebihdahulu.

2.Panaskan air kelapa dalam panci di atas kompor dengan pemanasan yang cukup

3. Ambilahkotoran-kotoran atau gelembung-gelembungnya.

4.Selanjutnya masukan pupuk, gula dan cuka tunggu sampai mendidih dan

masukan kedalam loyang.

5.masukan air kelapa yang masih panas dalam loyang .

6.simpan loyang ditempat yang baik dengan sirkulasi udara yang bagus, suhu

ruang berkisar 28-30 derajat Celsius.

7.Simpanlah loyang yang sudah di isi bibit selama 6-7 hari dalam keadaan tertutup

seperti

semula.

8.Setelah 6-7 hari, air kelapa yang semula cair sekarang sudah menjadi padat (nata

de

coco) berupa lembaran 2-3 cm

H. Daya Tarik Nata De Coco

Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan

bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang

artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal

terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan

yang semakin lama akan semakin tebal.

Semula industri nata de coco dimulai dari adanya industri rumah tangga yang

menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan

nama nata de pina. Dikarenekan nenas sifatnya musiman, pilihan itu jatuh kepada

buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besar

18

Page 14: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

serta ditemukan secara merata hamper diseluruh pelosok tanah air. Di skala

industri, nata de coco sudah dikenal sejak diperkenalkannya pada tahun 1975.

tetapi, sampai saat ini, industri nata de coco masih tergolong sedikit (di Indonesia).

Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir

ini, Negara berkembang sedang melirik industri nata de coco.

Ada beberapa kelebihan atau daya tarik dari nata de coco yang menjadikannya

sebagai sebuah industri yang cukup menjanjikan, diantaranya :

Pertama, nata de coco dikenal sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat

akan serat memang sesuatu hal mutlak, terutama masyarakat menengah keatas.

Sejalan dengan berkembangnya era globalisasi masyarakat mendatang mulai

melirik masalah kesehatan. Kesehatan bahkan dijadikan kebutuhan utama

dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dan nata de coco sangat baik untuk

kesehatan karena serat yang dikandungnya. Akhir-akhir ini, banyak masyarakat

yang rela menghabiskan uangnya guna mengkonsumsi tambahan serat dalam

bentuk suplemen. Nata de coco adalah produk alami. Kecendrungan asyarakat

adalah lebih tertarik kepada produk alami dibandingkan produk sintetis.

Kedua, nata de coco kaya akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat

masa depan adalah kecendrungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi

merupakan suatu kebutuhan. Dan lagi-lagi nata de coco menjawab harapan

masyarakat, nata de coco kaya akan gizi. Didalam nata de coco sendiri terkandung

protein, lemak, gula, vitamin, asam amino, dan hormn pertumbuhan.

Ketiga, nata de coco mempunyai rasa yang lumayan enak. Disamping kaya akan

gizi, nata de coco juga enak dikonsumsi. Jika dicampur dengan es teler, es krim

atau fruit cocktail menjadikannya makanan yang mengundang selera.

Keempat, bahan pembuatan nata de coco mudah diperoleh dan tidak bersifat

musiman. Nata de coco terbuat dari air kelapa. Dan kelapa sudah banyak dan

hampir tersebar merata diseluruh pelosok tanah air. Kelapa juga berbuah sepanjang

tahun dan tidak bersifat musiman.

18

Page 15: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

Kelima, proses pengolahan dan peralatan industri nata de coco sederhana dan

tidak memakan waktu yang lama. Pembuatan nata de coco tergolong cukup

sederhana. Inductri rumah taggapun mampu memproduksinya. Waktu

pembuatannya juga tergolong singkat, sekitar satu mingu sudah dapat dikonsumsi.

Keenam, industri nata de coco, merupakan industri yang ramah lingkungan.

Ketujuh, industri nata de coco belum begitu pesat perkembangannya. Peluang ini

jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, bukan mustahil akan mendatangkan

keuntungan yang besar.

Demikianlah beberapa kelebihan yang dimiliki nata de coco sebagai industri

masa depan yang cukup menggiurkan.

GAMBAR BENTUK Acetobacter xylinum

18

Page 16: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

18

Page 18: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Bakteri Acetobacter xylinum merupakan Kingdom:Monera yang berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dengan permukaan dinding yang berlendir,dapat membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, dan propel alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O, mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu: fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian,dan fase kematian Acetobacter xylinum juga sebagai , sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen).

Acetobacter xylinum bakteri pembentuk nata de coco. Nata de coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.

B.Saran

18

Page 19: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

Demikianlah sedikit penjelasan penulis tentang Bakteri Acetobacter xylinum ,yang mana telah mmbahas tentang ciri – ciri Acetobacter xylinum,manfaat Nata de coco dan Penggunaan ZA dalam pembuatan Nata de coco.Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan saran maupun kritikan yang mendukung ,demi kesempurnaan makalah ini.

18

Page 20: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

18

Page 21: BAKTERI  ACETOBACTER   XYLINUM

18