bambang sutrisno 080810201054
TRANSCRIPT
KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN
SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
Bambang Sutrisno
NIM 080810201054
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
i
KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN
SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Manajemen (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Bambang Sutrisno
NIM 080810201054
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JEMBER - FAKULTAS EKONOMI
SURAT PERNYATAAN
Nama Mahasiswa : Bambang Sutrisno
NIM : 080810201054
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul Skripsi : Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah
Right Issue di Bursa Efek Indonesia
menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat merupakan hasil karya sendiri.
Apabila ternyata di kemudian hari skripsi ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan dan sekaligus
menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jember, Februari 2012
Yang menyatakan,
Bambang Sutrisno
NIM 080810201054
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah
Right Issue di Bursa Efek Indonesia
Nama Mahasiswa : Bambang Sutrisno
NIM : 080810201054
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Disetujui Tanggal : 7 Februari 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Tatang A.G., M.Buss.Acc., Ph.D. Dr. Elok Sri Utami, M.Si.
NIP 19661125 199103 1 002 NIP 19641228 19900 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Prof. Dr. Isti Fadah, M.Si.
NIP 19661020 199002 2 001
iv
JUDUL SKRIPSI
KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN
SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Bambang Sutrisno
NIM : 080810201054
Jurusan : Manajemen
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal:
14 Februari 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna
mampu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Jember.
Susunan Panitia Penguji:
1. Ketua : Hadi Paramu, S.E., MBA., Ph.D. :.......................
NIP 19690120 199303 1 002
2. Sekretaris : Dr. Elok Sri Utami, M.Si. :........................
NIP 19641228 199002 2 001
3. Anggota : Prof. Tatang A.G., M.Buss.Acc., Ph.D. :.......................
NIP 19661125 199103 1 002
Mengetahui,
Universitas Jember
Fakultas Ekonomi
Dekan
Prof. Dr. H. Moh. Saleh, M.Sc.
NIP 19560831 198403 1 002
v
PERSEMBAHAN
Skipsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ibunda Jamilah dan Ayahanda Suratman yang telah mendoakan dan
memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini;
2. Kedua kakakku Susilowati dan Ita Kurniawati dan adikku semata wayang
Novi Saptika Sari yang aku sayangi;
3. Guru-guruku sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi;
4. Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(terjemahan Surat Al-Insyirah ayat 6)
Orang yang bermimpi jadi orang sukses, suatu saat dia bisa jadi orang yang benar-
benar sukses dan sebaliknya orang yang takut bermimpi jadi orang sukses dia
tidak akan pernah jadi orang sukses.
(Mario Teguh)
Never Fail If You Don’t Give Up.
(Penulis)
vii
Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa
Efek Indonesia (Stock Performance and Operating Performance Before and After
Right Issue in Indonesia Stock Exchange)
Bambang Sutrisno
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap
abnormal return dan kinerja operasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Sampel perusahaan yang
diambil ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil studi
menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar
pengumuman right issue dan abnormal return saham pada hari-hari sesudah
pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum
pengumuman right issue. Kinerja operasi perusahaan sesudah right issue tidak
lebih baik atau sama dengan sebelum right issue. Krisis keuangan global pada
pertengahan tahun 2007 sampai akhir tahun 2008 mungkin menjadi penyebab
terjadinya tren negatif pasar. Krisis keuangan global juga mungkin berpengaruh
nyata pada kinerja perusahaan yang melakukan right issue sehingga banyak
perusahaan yang telah melakukan right issue belum mampu meningkatkan
kinerjanya secara nyata.
Kata kunci : Right issue, abnormal return, kinerja operasi, dan Bursa Efek
Indonesia.
viii
Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa
Efek Indonesia (Stock Performance and Operating Performance Before and After
Right Issue in Indonesia Stock Exchange)
Bambang Sutrisno
Jurusan Manajemen , Fakultas Ekonomi, Universitas Jember
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of right issue on the abnormal return and
operating performance of the firm. This study uses secondary data from the
Indonesian Stock Exchange over the periods of 2007-2009. The sample of the
firms taken is determined by using purposive sampling method. The study shows
that there is no abnormal return in the days surrounding right issue
announcement and abnormal stock return in the days after right issue
announcement is not lower or equal to the days before right issue announcement.
The operating performance of the company after right issue is not better or equal
to before right issue. The global financial crisis in mid-2007 until the end of 2008
may be the cause of the negative market trend. It may also significantly affect the
performance of the firms that do right issue so many firms that have done right
issue has not been able to improve their performance significantly.
Keywords : Right issue, the abnormal return, operating performance, and
Indonesia Stock Exchange.
ix
RINGKASAN
Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di
Bursa Efek Indonesia; Bambang Sutrisno, 080810201054; 2012: 67 halaman;
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Right issue adalah penawaran saham susulan yang memberikan prioritas
kepada pemegang saham yang sudah ada untuk membeli saham baru pada harga
tertentu dan saat tertentu pula. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa
perusahaan melakukan right issue misalnya untuk menambah modal perusahaan,
perluasan investasi atau untuk pembayaran hutang. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi sebelum dan sesudah right issue
di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan model event study. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2009. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive
sampling. Kinerja saham dalam penelitian ini diukur dengan abnormal return,
sedangkan kinerja operasi diukur dengan rasio-rasio operating performance.
Perhitungan beta menggunakan Single Index Model dengan periode estimasi
selama 90 hari. Rasio-rasio operating performance yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas
aset total, pertumbuhan penjualan, dan perputaran aset total. Alat uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data Shapiro-Wilk, uji-t one
sample dan t paired samples, serta uji Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired
samples.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada
hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia. Abnormal
return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah
atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue. Selain itu, kinerja
operasi sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue.
x
SUMMARY
Stock Performance and Operating Performance Before and After Right Issue
in Indonesia Stock Exchange: Bambang Sutrisno, 080810201054; 2012: 67
pages; Department of Management, Faculty of Economics, University of Jember.
Right issue is the subsequent stock offerings that give priority to the
existing shareholder to buy new shares at certain price and moment. There are
several reasons why the firm does right issue, for example to raise firm’s capital,
expand investment or to pay debt. This study was conducted to analyze stock
performance and operating performance before and after right issue in Indonesia
Stock Exchange in 2007-2009.
This study is a study with event study model. The data used in this study is
secondary data from the Indonesian Stock Exchange over the periods of 2007-
2009. Sample was taken by using purposive sampling method. Stock performance
in this study is measured by the abnormal return, while the operating performance
measured by operating performance ratios. Beta calculation uses Single Index
Model with estimation period for 90 days. Operating performance ratios used in
this study is operating return on assets, operating cash flow to total assets, sales
growth, and total assets turnover. Statistical tests used in this study are Shapiro-
Wilk test, one sample t-test and paired samples-t test, as well as one sample
Wilcoxon test and Wilcoxon paired samples.
Test result show that there is no abnormal return in the days surrounding
right issue announcement in Indonesia Stock Exchange. Abnormal stock return in
the days after right issue announcement is not lower or equal to the days before
right issue announcement. In addition, the operating performance after right issue
is not better or equal to before right issue.
xi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. karena atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Saham
dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
strata satu (S1) pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Tatang Ary Gumanti, M. Buss. Acc., Ph.D., selaku Dosen
Pembimbing I dan Dr. Elok Sri Utami, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II
yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan
skripsi ini;
2. Wiji Utami, S. E., M. Si., dan Dr. Imam Suroso, M. Si., selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama penulis menjadi
mahasiswa;
3. bapak dan ibuku, Suratman dan Jamilah, terima kasih atas perhatian dan
kasih sayang yang selama ini telah diberikan;
4. kedua kakakku, Susilowati dan Ita Kurniawati, serta adikku semata wayang,
Novi Saptika Sari, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini;
5. sahabat-sahabatku di Mbambonk Community: Riano, Tiar, Doni, Uyunk,
Bayu, Putri, Dita Andriani, Dita Makharumi, Forasti, dan Vinda, terima
kasih atas persahabatan kita selama kuliah ini;
6. sahabat-sahabatku di Jurusan Manajemen Angkatan 2008: Rizqa, Peni,
Manggar, Asep, Nurma, Fara, dan semua mahasiswa konsentrasi
manajemen keuangan 2008, terima kasih atas segala kebaikan kalian selama
ini;
7. saudara-saudara seatapku di Galaxy House: Mas Esa, Mas Fajar, Mas Oon,
Mas Agam, Mas Ardi, Mas Nasir, Mas Erik, Mas Andi, Mas Usin, Mas
Yudi, Mas Ari, Mas Maksum, Agung, Mahfud, Toni, Gibran, Wicho, Riski,
xii
Obi, Andre, Fadil, Oki, dan Ardi, terima kasih atas persaudaraan kita selama
ini;
8. teman-teman pengurus HMJ Manajemen periode 2010-2011: Mas Fiqi,
Mbak Dwi, Mas Ardi, Mas Hayyi, Mbak Lutfi, Mbak Depin, Mas Zein,
Mbak Diana, Mbak Denis, Mbak Fitrah, Mbak Nisa, Mas Lutfi Amin, Budi,
Tiar, Fara, Udin, Dita, Fenani, dan Dani, terima kasih telah memberikan
pelajaran dan pengalaman yang mengesankan selama di HMJ Manajemen.
9. teman-teman KKT di desa Karang Kedawung: Henni, Maya, Yeyen, Imun,
Yulida, Rizal, dan Indra, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran
hidup selama di desa;
10. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Jember, Februari 2012 Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT.................................................................................................. viii
RINGKASAN .............................................................................................. ix
SUMMARY ................................................................................................. x
PRAKATA .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7
2.1 Kajian Teoritis ............................................................................. 7
2.1.1 Right Issue .......................................................................... 7
2.1.2 Abnormal Return ................................................................. 8
2.1.3 Kinerja Operasi....................................................................... 11
2.1.4 Hubungan Right Issue dengan Kinerja Operasi..................... . 13
2.2 Kajian Empiris ............................................................................. 14
2.3 Kerangka Konseptual .................................................................. 17
xiv
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
Halaman
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ............................................ 19
2.4.1 Right Issue dan Kinerja Saham............................................... 19
2.4.2 Right Issue dan Kinerja Operasi.............................................. 20
BAB 3. METODE PENELITIAN .............................................................. 22
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 22
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 23
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 24
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukurannya ......... 25
3.4.1 Kinerja Saham......................................................................... 25
3.4.2 Kinerja Operasi....................................................................... 26
3.5 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis ...................................... 27
3.5.1 Perhitungan Abnormal Return Saham..................................... 27
3.5.2 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance.................. 28
3.5.3 Uji Normalitas Data............................................................... . 29
3.5.4 Uji Hipotesis........................................................................... 30
3.6 Kerangka Pemecahan Masalah..................................................... 38
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 41
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 41
4.1.1 Gambaran Populasi Perusahaan ........................................... 41
4.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 43
4.2 Hasil Analis Data ......................................................................... 44
4.2.1 Deskripsi Abnormal Return Saham ....................................... 44
4.2.2 Deskripsi Rasio-Rasio Operating Performance...................... 47
4.2.3 Uji Normalitas Data ............................................................. 50
4.2.4 Pengujian Abnormal Return ................................................. 53
4.2.5 Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Right Issue.............................................................................. 55
xv
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
Halaman
4.2.6 Pengujian Kinerja Operasi........... ......................................... 56
4.3 Pembahasan ................................................................................. 61
4.3.1 Abnormal Return Pada Hari-Hari Di Sekitar Pengumuman Right
Issue......................................................................................... 61
4.3.2 Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Right Issue.............................................................................. 62
4.3.3 Perbedaan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right
Issue........................................................................................ 63
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 71
5.1 Simpulan....................................................................................... 71
5.2 Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Jumlah Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2010................................................................... 4
4.1 Daftar Perusahaan dan Tanggal Pengumuman Right Issue.................... 41
4.2 Proses Penentuan Sampel Penelitian...................................................... 43
4.3 Deskripsi Statistik Abnormal Return Saham.......................................... 45
4.4 Deskripsi Statistik Rasio-Rasio Operating Performance........................48
4.5 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return Saham............................. 50
4.6 Hasil Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance.......... 51
4.7 Hasil Uji-t One Sample dan Wilcoxon One Sample terhadap Abnormal
Return (AR)............................................................................................ 54
4.8 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Right Issue............................................................................................. 55
4.9 Pola Distribusi Data Pada Masing-Masing Bentangan Waktu
Pengujian.............................................................................................. 56
4.10 Uji Beda Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue... 57
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 17
3.1 Periodisasi Penelitian Kinerja Saham ................................................... 22
3.2 Deskripsi Rentang Tahun Pengujian Kinerja Operasi............................. 23
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................. 39
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Populasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2007-
2009
Lampiran 2 Daftar Kode dan Nama Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 3 Daftar Nilai Alfa dan Beta Sampel Penelitian
Lampiran 4 Perhitungan Abnormal Return Perusahaan yang Melakukan Right
Issue Tahun 2007-2009 di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 5 Perhitungan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right Issue
Lampiran 6 Uji Normalitas Data Abnormal Return
Lampiran 7 Hasil Uji-t One Sample Terhadap Abnormal Return
Lampiran 8 Hasil Uji Wilcoxon One Sample Terhadap Abnormal Return
Lampiran 9 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Average Abnormal
Return
Lampiran 10 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance
Lampiran 11 Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance
Lampiran 12 Hasil Uji-t Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio Operating
Performance
Lampiran 13 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio
Operating Performance
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal adalah suatu jaringan yang kompleks dari individu, lembaga,
dan pasar yang timbul sebagai upaya dalam mempertemukan mereka yang
memiliki uang (dana) untuk melakukan pertukaran efek dan surat berharga
(Gumanti, 2011:68). Sebagaimana pasar tradisional, pasar modal merupakan
sarana untuk menjembatani antara pihak yang mempunyai kelebihan dana
(investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten).
Keberadaan pasar modal mempunyai manfaat ditinjau dari dua pihak.
Pertama, ditinjau dari pihak perusahaaan yang memerlukan dana, pasar modal
dapat digunakan sebagai sumber untuk perolehan dana. Kedua, ditinjau dari sisi
pemodal, kehadiran pasar modal dapat digunakan sebagai sarana untuk
menyalurkan dana (investasi), sehingga akan diperoleh penghasilan yang disebut
perolehan investasi dalam bentuk peningkatan nilai modal (capital gain) dan laba
hasil usaha yang dibagikan (dividen) untuk investasi pada pasar saham.
Seiring dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif,
manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan guna tetap
menjaga eksistensi perusahaan. Terobosan-terobosan ini termasuk ekspansi,
membuka cabang baru, dan lain sebagainya. Upaya ini tentu saja tidak terlepas
dari kebutuhan dana dan modal yang sangat besar. Selain dana yang diperoleh
dari dalam perusahaan sendiri, perusahaan dapat mengandalkan dana yang
diperoleh dari luar perusahaan. Dana yang diperoleh dari luar ini bisa diperoleh
dari bank atau dana langsung dari usaha penjualan surat berharga di bursa efek (go
public). Banyak perusahaan melakukan penawaran saham kepada publik di luar
initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana. Hal ini dilakukan
oleh perusahaan yang membutuhkan tambahan dana untuk membiayai kegiatan
usaha atau untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo. Kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut biasa dikenal dengan right issue atau
penawaran saham terbatas.
2
Right issue merupakan penawaran saham susulan yang memberikan
prioritas kepada pemegang saham perusahaan yang sudah ada untuk membeli
saham baru pada harga tertentu dan saat tertentu pula. Dengan kata lain,
perusahaan mendistribusikan hak opsi kepada pemegang saham agar dapat
memperoleh saham baru dengan harga khusus. Eckbo dan Masulis (1992)
menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi
akan cenderung menggunakan right issue untuk memperoleh tambahan modal.
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perusahaan melakukan
right issue misalnya untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau
untuk pembayaran hutang. Saham baru yang diterbitkan terlebih dahulu
ditawarkan kepada pemegang saham yang sudah ada sekarang (existing
shareholder) dengan harga yang biasanya lebih rendah daripada harga yang
ditawarkan di pasar dikarenakan para pemegang saham memiliki hak memesan
efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut (preemptive right).
Penilaian kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena
dengan adanya pengetahuan yang benar tentang kinerja suatu perusahaan,
perusahaan publik, investor, dan pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat
menekan kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Penilaian
kinerja perusahaan penting dilakukan oleh manajemen perusahaan, pemegang
saham, pemerintah maupun stakeholder yang lain, karena menyangkut distribusi
kesejahteraan diantara mereka.
Ketika perusahaan melakukan kebijakan right issue, pemodal umumnya
hanya mempunyai informasi tentang perusahaan emiten secara terbatas, yakni
hanya sebatas pada apa yang dipaparkan di dalam prospektus menjelang right
issue. Jadi, calon investor harus menggunakan segala daya dan upaya untuk
menilai kewajaran harga yang ditawarkan. Harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh kekuatan pasar berdasarkan kinerja perusahaan yang bersangkutan
dan keadaan perekonomian (Machfoedz, 1999). Investor tentu sangat berharap
kinerja yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih baik setelah melakukan right
issue karena dengan adanya right issue berarti dana dari pihak luar masuk ke
perusahaan. Harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan tersebut belum tentu
3
menjadi kenyataan. Apabila kinerja perusahaan tidak membaik setelah melakukan
right issue, tentu saja akan mengurangi kepercayaan terhadap perusahaan tersebut,
bahkan secara luas bisa menghilangkan kepercayaan terhadap pasar modal
sehingga investor lebih tertarik untuk melakukan investasi pada sektor perbankan,
yakni deposito. Hal ini akan sangat merugikan keberlangsungan pasar modal
karena pasar modal akan ditinggalkan oleh para investor.
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja saham dan kinerja operasi
perusahaan. Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan yang
dapat diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di
pasar modal. Sedangkan kinerja operasi mencerminkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dalam jangka pendek yang dapat diukur dengan menggunakan
data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan
perusahaan.
Beberapa penelitian tentang kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan
yang melakukan right issue sudah dilakukan di pasar modal. Scholes (1972)
menemukan bukti bahwa tidak ditemukan lagi adanya abnormal return pada satu
bulan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan McLaughlin et al (1996)
meneliti kinerja operasi perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan
(seasoned equity offerings (SEO)) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa
kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan secara signifikan pada periode
tiga tahun pasca SEO. Dua penelitian tersebut secara umum menyatakan bahwa
kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sesudah right issue atau SEO
mengalami penurunan.
Tabel 1.1 menyajikan jumlah perusahaan di Indonesia yang melakukan
right issue dari tahun 2006 sampai 2010.
4
Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2010
Tahun Jumlah perusahaan yang melakukan
right issue
2006 18
2007 25
2008 25
2009 12
2010 30
Sumber : IDX Fact Book 2006-2011
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah perusahaan yang melakukan right
issue dari tahun 2006 sampai 2010. Secara umum jumlah perusahaan yang
melakukan right issue dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, kecuali pada
tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008. Hal ini menandakan bahwa
banyak perusahaan publik yang membutuhkan tambahan modal dari tahun ke
tahun, baik untuk ekspansi perusahaan maupun untuk membayar hutang yang
jatuh tempo. Pada tahun 2010 jumlah perusahaan yang melakukan right issue
mengalami peningkatan yang cukup pesat (hampir tiga kali lipat) dari tahun 2009
yaitu dari 12 perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2009 menjadi 30
perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2010.
Penelitian ini akan menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi
perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
ini merupakan penelitian berbasis event study. Apakah perusahaan yang
melakukan right issue akan mengalami penurunan kinerja saham dan peningkatan
kinerja operasi sesudah right issue adalah hal yang mendorong dilakukannya
penelitian ini. Penurunan kinerja saham yang dapat dilihat dari penurunan harga
saham ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, secara teoritis, harga
penawaran right issue lebih rendah dari harga pasar saham yang berlaku, sehingga
harga pasar saham pasca right issue akan mengalami penurunan karena adanya
penyesuaian harga. Kedua, penurunan harga saham tersebut karena informasi
5
right issue memberikan sinyal negatif kepada pasar. Sedangkan peningkatan
kinerja operasi sesudah right issue disebabkan karena perusahaan yang melakukan
right issue telah mendapatkan tambahan dana dari kegiatan right issue yang
dilakukan. Jika perusahaan dapat menggunakan dana dari hasil right issue tersebut
dengan benar, maka kinerja operasi perusahaan akan meningkat.
1.2 Perumusan Masalah
Perusahaan yang telah melakukan right issue berarti perusahaan tersebut
telah menghimpun dana dari masyarakat untuk menunjang kegiatan investasi dan
operasinya. Investor tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas
investasinya tersebut baik dalam bentuk pembayaran dividen maupun
pengembalian lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Karena
manajemen dari perusahaan publik memperoleh kepercayaan untuk mengelola
dana yang ditanamkan oleh masyarakat, maka manajemen harus
mempertanggungjawabkan kinerja perusahaannya agar adanya jaminan bagi
stockholder dan debtholder bahwa dana yang tertanam tersebut dikelola secara
ekonomis. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap kinerja saham dan
kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue agar dapat diketahui
apakah right issue merupakan isu yang menarik di mata investor dan apakah right
issue dapat meningkatkan kinerja operasi perusahaan. Hasil perbandingan dari
penelitian kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah
right issue dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan sesudah
melakukan right issue.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
a. Apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right
issue di Bursa Efek Indonesia?
b. Apakah abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right
issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue?
c. Apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian
operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan
6
perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Untuk menganalisis apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar
pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
b. Untuk menganalisis apakah abnormal return saham pada hari-hari sesudah
pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman
right issue.
c. Untuk menganalisis apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi
tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset,
pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah right
issue lebih baik daripada sebelum right issue.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan
sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk beberapa pihak, yaitu peneliti yang akan datang dan
investor.
a. Bagi peneliti yang akan datang
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi untuk
mengembangkan penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan kinerja
saham dan kinerja operasi sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek
Indonesia.
b. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan dan informasi bagi
investor dalam rangka membangun strategi dan keputusan investasi dengan
adanya pengumuman right issue guna memperoleh keuntungan sesuai yang
diharapkan.
7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Right Issue
Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan istilah HMETD atau Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu. Right issue merupakan penerbitan saham baru
dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan
kepada pemegang saham yang sudah ada saat ini (existing shareholder). Dengan
kata lain, pemegang saham memiliki hak preemptive right atas saham-saham baru
tersebut. Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus
melaksanakan right tersebut pada tingkat harga yang telah ditentukan (pemodal
harus mengeluarkan modal untuk melaksanakan right). Karena sifatnya hak dan
bukan kewajiban, maka jika pemegang saham tidak ingin melaksanakan haknya
maka ia dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah perdagangan
atas right. Right diperdagangkan seperti halnya saham, namun perdagangan right
ada masa berlakunya (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:133).
Brealey et al (2008:421) menyatakan bahwa perusahaan publik dapat
menerbitkan saham melalui dua cara. Cara pertama yaitu perusahaan publik dapat
melakukan penawaran saham pada setiap investor yang ingin membeli saham
yang ditawarkan, cara ini disebut dengan penawaran kas umum (general cash
offer). Sedangkan cara yang kedua yaitu perusahaan publik menawarkan saham
terlebih dahulu kepada pemegang saham lama yang telah memiliki saham
perusahaan publik tersebut, cara kedua ini disebut dengan penawaran umum
terbatas (right issue).
Pada beberapa perusahaan, hak (right) sudah merupakan bagian integral
dari anggaran perusahaan, dan di beberapa perusahaan lain hak ini dicantumkan
sebagai klausal tambahan dalam anggaran dasar perusahaan. Jika hak untuk
membeli lebih dahulu (preemptive right) tercantum dalam anggaran dasar
perusahaan, maka perusahaan harus menawarkan setiap penerbitan saham barunya
kepada pemegang saham lama. Jika hak ini tidak tercakup dalam anggaran dasar,
perusahaan mempunyai pilihan untuk menjual saham barunya kepada para
8
investor baru. Jika perusahaan menjual saham barunya kepada pemegang saham
lama, penerbitan saham disebut penawaran hak (right offering). Setiap pemegang
saham mempunyai satu hak (right) untuk setiap sertifikat saham yang dimilikinya.
Jadi dapat dikatakan bahwa preemptive right adalah haknya, right adalah sertifikat
bukti hak tersebut, dan right issue adalah proses penjualan sertifikat bukti right.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right
antara lain waktu, harga, dan rasio. Bagi investor, informasi waktu penerbitan
sangat penting untuk mengambil keputusan apakah dia akan melaksanakan
haknya membeli right atau tidak, sebab right mempunyai masa berlaku yang
relatif singkat. Informasi penting lainnya adalah rasio pelaksanaan right,
penentuan rasio right ini sangat ditentukan dari seberapa besar dana yang
dibutuhkan dan kemampuan investor lama memenuhinya. Jadi rasio ini
merupakan berapa besar hak pemegang saham lama mendapatkan kesempatan
memesan efek terlebih dahulu.
Tujuan dari right issue adalah untuk menambah modal perusahaan yang
sudah ada. Upaya right issue secara langsung adalah menambah kepemilikan
saham dari founder shares. Hal itu disebabkan jika pemegang saham tidak
menggunakan haknya, founder shares yang akan membelinya. Right issue
merupakan produk rekayasa keuangan (financial engineering) antara emiten dan
penjamin emisi, sehingga sering tidak masuk akal dan merugikan publik. Right
issue dianggap sebagai upaya emiten untuk mengurangi kepemilikan saham
masyarakat atau merupakan proses privatisasi.
Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah jumlah
saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan
mengeluarkan saham baru melalui right issue berarti pemegang saham lama harus
mengeluarkan uang untuk membeli saham yang berasal dari right issue tersebut.
2.1.2 Abnormal Return
Abnormal return adalah return yang diperoleh investor yang tidak sesuai
dengan harapan. Gumanti (2011:57) menjelaskan bahwa abnormal return adalah
selisih dari return yang sesungguhnya atas return yang diharapkan (expected
9
return). Abnormal return akan bernilai positif jika return yang diperoleh investor
lebih besar daripada return yang diharapkan. Sebaliknya, jika return yang
diperoleh investor lebih kecil daripada return yang diharapkan, maka abnormal
return akan bernilai negatif.
Abnormal return dapat terjadi karena adanya event atau kejadian tertentu.
Kejadian-kejadian yang biasanya dapat menimbulkan abnormal return misalnya
hari libur nasional, pergantian tahun, hari besar keagamaan, suasana politik yang
tidak menentu, corporate action (seperti right issue, stock split, saham bonus,
pembagian dividen baik berupa dividen saham maupun dividen tunai), dan lain-
lain. Pengaruh pengumuman right issue dapat dilihat dari adanya abnormal return
yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman right issue. Abnormal return
terjadi karena event yang terjadi memiliki kandungan informasi yang relevan
terhadap pasar modal. Abnormal return digunakan dalam pengujian kandungan
informasi untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu event yang terjadi.
Apabila suatu event mempunyai kandungan informasi, maka pasar modal akan
bereaksi dan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham.
a. Return Saham
Return saham adalah jumlah pendapatan ditambah dengan kelebihan
keuntungan (capital gain) atau kerugian (capital loss) yang diperoleh investor
atas suatu investasi pada suatu aset atau sekuritas (Gumanti, 2011:54).
Jogiyanto (2010:205) menjelaskan bahwa return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi.
Return terdiri atas dua komponen yaitu yield dan capital gain (loss). Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan
yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Dalam berinvestasi pada
pasar saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh.
Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan
kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham atau obligasi) yang
bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Selisih harga jual
dengan harga beli suatu sekuritas dapat berupa selisih positif disebut dengan
capital gain dan selisih negatif disebut dengan capital loss.
10
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa return merupakan
jumlah pengembalian yang diterima investor atas suatu investasi.
Pengembalian tersebut dapat bernilai positif (capital gain) dan dapat bernilai
negatif (capital loss). Selain itu investor juga akan mendapatkan yield
(pendapatan yang diperoleh secara periodik) dari sekuritas yang dimilikinya
yang berupa pembayaran dividen.
b. Return Harapan (Expected Return)
Return harapan (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2010:205). Return harapan
merupakan suatu gambaran atas semua kemungkinan hasil investasi yang
dikaitkan dengan probabilitas setiap hasil (keluaran atau output) yang diterima.
Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk menghitung expected
return. Model yang populer dan banyak digunakan adalah model indeks
tunggal (Single Index Model) dan CAPM (Capital Asset Pricing Model).
1) Model Indeks Tunggal
Expected return dalam model indeks tunggal dinyatakan dengan
persamaan berikut (Jogiyanto, 2010:342):
E(Rit) = αi + βi E(Rmt)
Keterangan:
E(Rit) = expected return saham i pada periode t
αi = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga
sebagai beta saham i)
Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t
Berdasarkan rumus di atas, expected return yang dapat diperoleh
investor dari sebuah saham dapat dipengaruhi oleh nilai αi (bagian return
saham yang tidak dipengaruhi oleh kinerja pasar) dan beta saham
bersangkutan. Selain itu, return pasar juga dapat mempengaruhi nilai
expected return.
11
2) CAPM
Expected return dalam CAPM dinyatakan dengan persamaan
berikut (Jogiyanto, 2010:499):
E(Rit) = Rf + βi (E(Rmt – Rf)
Keterangan:
E(Rit) = expected return saham i pada periode t
Rf = tingkat suku bunga bebas risiko
Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t
βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga
sebagai beta saham i)
Berdasarkan rumus di atas, expected return yang dapat diperoleh
investor dari suatu saham dapat dipengaruhi oleh nilai beta yang dalam hal
ini adalah risiko dari saham yang bersangkutan. Selain itu, tingkat suku
bunga bebas risiko dan return pasar juga dapat mempengaruhi nilai
expected return.
2.1.3 Kinerja Operasi
Kinerja operasi (operating performance) menyangkut beberapa ukuran,
misalnya tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets),
aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets), pertumbuhan
penjualan (sales growth), dan perputaran total aset (total assets turnover). Kinerja
merupakan prestasi dari suatu kegiatan yang nyata. Sedangkan operasi adalah
kegiatan usaha dari perusahaan yang berkaitan dengan penjualan, perputaran aset,
perputaran kas maupun perubahan modal. Proses operasi perusahaan juga
mencerminkan aktivitas yang dilakukan perusahaan. Dari aktivitas-aktivitas yang
dilakukan tersebut akan menghasilkan laba usaha yang bisa digunakan untuk
pengembangan usaha. Adapun ukuran-ukuran kinerja operasi (operating
performance) dijelaskan sebagai berikut.
a. Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset
Tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets
(ORA)) merupakan rasio dari laba operasi terhadap total aset. Tingkat
12
pengembalian operasi atas aset diartikan sebagai hasil pendapatan operasional
dari investasi yang mencerminkan tingkat hasil (rate of return) dari total
investasi perusahaan.
Laba operasi merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok
penjualan ditambah biaya-biaya sebelum depresiasi atau amortisasi. Laba
operasi ini diperoleh dari laporan laba rugi (income statement). Total aset
merupakan jumlah suatu item atau milik yang dimiliki oleh perusahaan yang
mempunyai nilai uang yang tercermin di dalam neraca perusahaaan. Semakin
besar tingkat pengembalian operasi atas aset yang diperoleh mengindikasikan
bahwa perusahaan mampu menunjukkan peningkatan efisiensi aset perusahaan
yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, sebaliknya semakin kecil
tingkat pengembalian operasi atas aset yang diperoleh maka semakin menurun
kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang digunakan untuk
menghasilkan laba operasi.
b. Aliran Kas Operasi Atas Total Aset
Aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets
(OCFTA)) merupakan rasio dari aliran kas operasi terhadap total aset.
Pemahaman terhadap aliran kas operasi atas aset total penting karena dengan
menganalisis sumber dan penggunaan kas dapat diketahui keberhasilan atas
kebijakan manajemen dalam mengelola sumber dana yang ada, di samping itu
dari analisis ini dapat dinyatakan perbandingan aliran kas dan aset total
sehingga bisa dilihat kemampuan aset terhadap peningkatan atau penurunan
perputaran kas. Semakin besar rasio aliran kas operasi atas aset total maka
semakin baik kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut
memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.
Sebaliknya semakin kecil rasio aliran kas operasi atas aset total maka semakin
buruk kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut tidak
memiliki cukup kemampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-harinya.
c. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan rasio dari penjualan
pada tahun kini dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibagi penjualan tahun
13
sebelumnya. Rasio pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan kinerja operasinya. Semakin besar rasio
pertumbuhan penjualan berarti perusahaan mampu meningkatkan kinerja
operasinya yang artinya perusahaan secara ekonomis mampu meningkatkan
pendapatan operasinya. Sebaliknya jika rasio pertumbuhan penjualan semakin
kecil berarti perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya
yang artinya perusahaan secara ekonomis tidak mampu mempertahankan
kinerja operasinya.
d. Perputaran Total Aset
Perputaran total aset (total assets turnover (TATO)) merupakan rasio dari
penjualan bersih terhadap total aset. Rasio perputaran total aset digunakan
untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio perputaran
total aset berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.
Sedangkan jika rasio perputaran total aset semakin rendah berarti kemampuan
perusahaan semakin menurun dalam mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki
untuk menghasilkan penjualan. Perusahaan dikatakan mengalami peningkatan
efisiensi penggunaan asetnya jika rasio perputaran total aset dari waktu ke
waktu mengalami peningkatan.
2.1.4 Hubungan Right Issue dengan Kinerja Operasi
Baik atau tidaknya kinerja operasi perusahaan setelah right issue dapat
dilihat dari rasio-rasio kinerja operasi (operating performance). Adanya rasio-
rasio operating performance dapat mengetahui kinerja operasi perusahaan pasca
adanya suatu kejadian, dalam hal ini adalah analisis kinerja operasi setelah right
issue. Penerbitan right issue biasanya ditujukan untuk memperoleh tambahan dana
dari masyarakat baik untuk keperluan ekspansi, restrukturisasi, dan lainnya. Bagi
perusahaan yang tidak melakukan right issue mengindikasikan bahwa tidak
terdapat masalah yang berarti dalam kinerja operasinya, atau sumber dana
14
eksternal didapat tidak melalui right issue. Rasio-rasio kinerja operasi akan
membaik pasca right issue apabila dana hasil dari right issue dikelola dengan baik
(Jurin, 1988). Rasio-rasio kinerja operasi perusahaan sesudah right issue
diharapkan menjadi lebih meningkat (Husnan, 1994:74).
2.2 Kajian Empiris
Scholes (1972) meneliti 696 perusahaan yang melakukan right issue di
New York Stock Exchange (NYSE) untuk periode 1926-1966. Dengan
menggunakan metode event study, Scholes menemukan bahwa abnormal return
pada satu bulan sebelum tanggal pengumuman right issue mencapai rata-rata
0,3%, dan pada satu bulan sesudah tanggal pengumuman tidak ditemukan lagi
adanya abnormal return. Scholes juga menemukan bukti bahwa perilaku harga
saham di sekitar hari pengumuman tidak tergantung pada besarnya size dari right
issue.
Smith (1977) menguji 853 perusahaan yang melakukan right issue di New
York Stock Exchange (NYSE) untuk periode 1926-1975 dengan menggunakan
metode event study. Smith menemukan bahwa abnormal return yang didapat
investor rata-rata mencapai 8%-9% pada periode satu tahun sebelum
pengumuman right issue, dan pada satu tahun sesudahnya tidak ditemukan lagi
adanya abnormal return. Selain itu juga ditemukan bahwa rata-rata penurunan
harga saham hanya mencapai 1,4% dalam waktu dua bulan sebelum tanggal
pengumuman right issue, dan diikuti oleh perbaikan kembali harga saham pada
posisi semula.
Jain dan Kini (1994) meneliti 682 perusahaan yang melakukan IPO dalam
kurun waktu mulai 1976 sampai dengan 1988 di New York Stock Exchange untuk
mengetahui apakah perusahaan yang melakukan IPO mengalami penurunan
kinerja operasi pada beberapa tahun pasca IPO. Mereka menggunakan lima
variabel sebagai ukuran dari kinerja operasi, yaitu operating return on assets,
operating cash flow/assets, sales growth, assets turnover, and capital expenditure.
Hasil analisis menemukan adanya penurunan kinerja operasi perusahaan
(operating performance) sesudah melakukan IPO. Secara implisit mereka
15
menyatakan bahwa penurunan kinerja operasi merupakan akibat dari upaya
manajemen untuk menampilkan kinerja keuangannya yang baik pada periode
sebelum IPO. Implikasi dari pernyataan tersebut adalah praktik atau upaya untuk
meningkatkan kinerja keuangan dapat diidentikkan dengan praktik manajemen
laba. Artinya, manajemen perusahaan menggunakan kebijakan-kebijakan
akuntansi untuk menaikkan laba yang dilaporkan sebagai upaya untuk
menunjukkan kepada calon investor bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan
yang baik.
Tsangarakis (1996) melakukan penelitian tentang reaksi harga saham
terhadap pengumuman right issue untuk periode 1981-1990 di Yunani. Sampel
perusahaan yang digunakan sebanyak 111 perusahaan yang terdaftar di Athens
Stock Exchange (ASE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman right
issue mempunyai kandungan informasi yang ditunjukkan dengan adanya rata-rata
abnormal return yang signifikan pada tingkat signifikansi 1% pada hari sebelum
pengumuman (6 hari sebelum sebesar 8,23% dan 11 hari sebelum sebesar
11,52%) dan saat pengumuman right issue (2,45%), yang diduga karena adanya
kebocoran informasi yang terjadi di jajaran direksi. Sedangkan tidak ditemukan
adanya abnormal return yang signifikan pada hari sesudah pengumuman.
McLaughlin et al (1996) melakukan penelitian tentang kinerja operasi
1.296 perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan (seasoned equity
offerings (SEO)) untuk periode 1980-1991 di New York Stock Exchange (NYSE),
American Stock Exchange (AMEX), dan Nasdaq Stock Exchange. Variabel
penelitian yang diteliti dan digunakan sebagai proksi dari operating performance
yaitu cash flow to book value of assets ratio dan cash flow to sales ratio. Hasil
analisis menunjukkan bahwa kinerja operasi (operating performance) menurun
secara signifikan pada periode tiga tahun pasca terjadinya SEO dengan tingkat
penurunan sebesar 20%. Artinya, manajemen tidak mampu mempertahankan
kinerja operasinya pasca SEO. Implikasi dari ditemukannya penurunan kinerja
operasi adalah manajemen berusaha untuk menaikkan kinerja perusahaan pada
periode-periode sebelum SEO, dalam rangka untuk membuat pemilik saham lama
tertarik untuk membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan.
16
Loughran dan Ritter (1997) meneliti 1.338 perusahaan yang melakukan
penawaran saham susulan (seasoned equity offerings (SEO)) di New York Stock
Exchange (NYSE), American Stock Exchange (AMEX), dan Nasdaq Stock
Exchange pada periode tahun 1979 sampai dengan 1989. Mereka menguji kinerja
operasi perusahan lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah right issue.
Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kinerja perusahaan
mengalami penurunan sesudah melakukan right issue. Rasio profit margin dan
Return On Investment (ROI) mengalami penurunan selama empat tahun sesudah
penawaran saham tersebut. Hal ini menunjukkan adanya upaya manajemen
perusahaan untuk memanipulasi kinerja sebelum melakukan SEO agar kinerja
perusahaan pada saat SEO kelihatan bagus.
Friday et al (2000) meneliti kinerja operasi pasca penawaran saham
susulan (seasoned equity offerings (SEO)) pada 177 perusahaan kelompok real
estate investment trusts (REITs) di New York Stock Exchange (NYSE), American
Stock Exchange (AMEX), dan Nasdaq Stock Exchange pada periode tahun 1990
sampai tahun 1996. Rasio aliran kas terhadap nilai buku (cash flow to book value
ratio), baik yang belum disesuaikan dengan industri maupun yang telah
disesuaikan oleh masing-masing perusahaan diuji perubahannya selama tujuh
tahun, yaitu tiga tahun sebelum SEO, saat SEO, dan tiga tahun sesudah SEO.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kinerja operasi perusahaan
mengalami penurunan pasca SEO.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Scholes (1972),
Smith (1977), Jain dan kini (1994), Tsangarakis (1996), McLaughlin et al (1996),
Loughran dan Ritter (1997), dan Friday et al (2000) dapat disimpulkan secara
umum bahwa ada kecenderungan penurunan kinerja saham dan kinerja operasi
pada periode sesudah perusahaan melakukan IPO, SEO atau right issue.
Penurunan kinerja saham sesudah right issue disebabkan karena pasar
memberikan respon negatif terhadap penawaran saham baru yang diterbitkan oleh
perusahaan sehingga harga saham perusahaan turun. Sedangkan ketidakmampuan
perusahaan mempertahankan kinerja operasi yang dicapai pada periode sebelum
IPO atau SEO sangat mungkin disebabkan oleh tindakan yang menyebabkan
17
kemampulabaan meningkat. Jain dan Kini (1994) menduga bahwa praktik
manajemen laba pada periode sebelum IPO atau SEO merupakan salah satu
penyebab dari ketidakmampuan perusahaan dalam mempertahankan kinerja
operasinya pasca IPO atau SEO.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Right Issue
777
dibandingkan dibandingkan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Perusahaan Pasar Modal
Harga Saham dan
Indeks Pasar
Abnormal
Return
Laporan Keuangan
Rasio Operating Performance:
1. Tingkat Pengembalian
Operasi Atas Aset
2. Aliran Kas Operasi Atas Total
Aset
3. Pertumbuhan Penjualan
4. Perputaran Total Aset
Sebelum
Right
Issue
Sesudah
Right
Issue
Sebelum
Right
Issue
Sesudah
Right
Issue
18
Dalam menjalankan usahanya perusahaan memerlukan dana. Dana
memegang peranan yang cukup penting, sebab tanpa adanya dana yang cukup,
sulit bagi perusahaan untuk dapat berkembang dan beroperasi dengan baik. Salah
satu alternatif yang bisa dipilih oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dananya adalah dengan melakukan right issue melalui pasar modal. Analisis
kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue
perlu dilakukan guna mendapatkan kesimpulan mengenai kondisi perusahaan
sebelum dan sesudah right issue.
Kinerja saham akan mencerminkan kinerja pasar perusahaan yang dapat
diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di pasar
modal. Kinerja saham dapat diukur dengan meninjau harga saham perusahaan di
pasar modal. Melalui harga saham dan indeks pasar maka dapat dihitung
abnormal return sebelum dan sesudah right issue.
Perbedaan kinerja operasi perusahaan dapat diketahui dari kondisi kinerja
operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue, dengan memperhatikan
laporan keuangan perusahaan sebelum dan sesudah right issue. Kinerja operasi
perusahaan sesudah right issue diharapkan lebih baik daripada sebelum right
issue. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh tambahan modal dalam bentuk
uang tunai melalui kegiatan right issue.
Untuk menganalisis kinerja operasi tersebut digunakan rasio operating
performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas
operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset. Dari
rasio-rasio tersebut dapat dibandingkan kinerja operasi perusahaan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara kinerja operasi perusahaan sebelum dan
sesudah right issue. Kemudian dapat disimpulkan apakah kinerja operasi tersebut
lebih baik, tidak ada perbedaan atau lebih buruk.
Kinerja operasi dikatakan lebih baik jika nilai rata-rata rasio kinerja
operasi sesudah right issue mengalami kenaikan dari sebelum right issue. Kinerja
operasi dikatakan tidak ada perbedaan jika nilai rata-rata rasio kinerja operasi
sebelum dan sesudah right issue relatif sama. Kinerja operasi akan dikatakan lebih
19
buruk jika nilai rata-rata rasio kinerja operasi sesudah right issue mengalami
penurunan dari sebelum right issue.
Hasil perbandingan kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum
dan sesudah right issue akan menjadi informasi yang sangat penting bagi para
pelaku pasar modal. Hasil perbandingan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan strategi investor dalam berinvestasi pada saham
untuk mencapai kesejahteraan di dalam pasar modal.
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.4.1 Right Issue dan Kinerja Saham
Pengumuman right issue dapat mempengaruhi reaksi investor dalam
mengambil keputusan investasi di pasar modal. Reaksi investor dapat tercermin
pada harga saham perusahaan. Investor tentunya telah memiliki informasi yang
banyak tentang perusahaan yang melakukan right issue karena mereka dapat
mengetahui lebih banyak tentang historis perusahaan secara terbuka. Investor
tentunya dapat melihat kinerja perusahaan sebelum melakukan right issue. Para
investor yang beranggapan bahwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan
hanya untuk menutup hutang yang jatuh tempo bukan untuk ekspansi perusahaan
yang dapat menyejahterakan investor tentunya akan mengakibatkan harga saham
perusahaan turun karena investor memberikan respon negatif terhadap penawaran
saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Scholes (1972) dan Smith (1977) mencoba
menganalisis kinerja saham sebelum dan sesudah right issue yang diukur dengan
abnormal return. Mereka menemukan bahwa abnormal return saham sesudah
right issue lebih rendah daripada sebelum right issue. Hal ini terjadi karena
investor menyerap informasi buruk dari right issue yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan yang melakukan right issue mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut tidak memiliki sumber alternatif pendanaan yang lain sehingga investor
menilai kinerja perusahaan tersebut buruk.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
20
Ha1 : Terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue
di Bursa Efek Indonesia.
Ha2 : Abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue
lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue.
2.4.2 Right Issue dan Kinerja Operasi
Perusahaan yang melakukan right issue akan memperoleh tambahan dana
melalui penawaran saham yang dilakukan. Tambahan dana yang diperoleh dapat
digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan, investasi, atau untuk
membayar hutang yang jatuh tempo. Rencana penggunaan dana yang diperoleh
dari right issue dapat dilihat di dalam prospektus perusahaan yang melakukan
right issue. Sebagai contoh yaitu PT. Indonesia Air Transport Tbk yang
melakukan right issue pada 5 Desember 2008. Di dalam prospektus PT. Indonesia
Air Transport Tbk dijelaskan bahwa: (1) 31,96% dana hasil right issue akan
digunakan untuk penyewaan pesawat Boeing; (2) 40,64% untuk modal kerja
perseroan; (3) 22,83% untuk jaminan pemeliharaan pesawat, dan (4) 4,57% untuk
peningkatan infrastruktur. Contoh lain yaitu PT. Berlian Laju Tanker Tbk yang
melakukan right issue pada 30 Juni 2009. Di dalam prospektus PT. Berlian Laju
Tanker Tbk dijelaskan bahwa seluruh dana hasil right issue, setelah dikurangi
biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan Anak
Perusahaan. Perusahaan yang melakukan right issue seharusnya memiliki kinerja
yang lebih baik sesudah right issue dibandingkan dengan sebelum right issue
karena perusahaan telah memperoleh tambahan dana dari kegiatan right issue
tersebut.
Right issue dapat dianalogikan dengan penawaran saham perdana (IPO)
karena perusahaan sama-sama memperoleh dana dari kegiatan tersebut. Jain dan
Kini (1994) menggunakan rasio operating performance untuk mengukur kinerja
operasi pasca IPO. Mereka menemukan bahwa pada periode sesudah IPO terjadi
penurunan kinerja operasi pada aspek tingkat pengembalian operasi atas aset
(operating return on assets) dan aliran kas operasi atas total aset (operating cash
flow to total assets) daripada sebelum IPO. Tetapi terjadi peningkatan yang relatif
21
tinggi pada pertumbuhan penjualan (sales growth) dan biaya modal (capital
expenditure) setelah perusahaan melakukan IPO.
Rasio operating performance yang digunakan Jain dan Kini (1994) juga
dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasi perusahaan yang melakukan
right issue. Dalam penelitian ini, rasio-rasio operating performance yang
digunakan meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas
total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
Ha3 : Tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue lebih
baik daripada sebelum right issue.
Ha4 : Aliran kas operasi atas total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik
daripada sebelum right issue.
Ha5 : Pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
Ha6 : Perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
22
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menjelaskan tentang kinerja saham dan kinerja operasi
perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia untuk
periode 2007-2009 dan merupakan penelitian berbasis pengujian hipotesis
(hypothesis testing). Pengujian yang digunakan berbasis penelitian pengujian
hipotesis deskriptif yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilakukan, dimana, dan
bagaimana melakukannya (Jogiyanto, 2004:12). Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009.
Dalam menganalisis kinerja saham yang diproksikan dengan abnormal
return, periode waktu yang digunakan adalah selama 101 hari bursa yang dibagi
menjadi dua periode, yaitu periode estimasi (estimation period) yang digunakan
untuk mengestimasi beta, dan periode peristiwa (event period) yang digunakan
dalam pengujian hipotesis. Periode estimasi selama 90 hari, yaitu dari t-95 hingga
t-6 sebelum event day. Periode peristiwa selama 11 hari, yakni terdiri dari 5 hari
sebelum peristiwa (pre event), saat peristiwa (event day), dan 5 hari sesudah
peristiwa (post event). Periode peristiwa dipilih 11 hari dengan alasan untuk
menghindari adanya efek dari peristiwa lain selain right issue. Secara skematis,
periodisasi penelitian kinerja saham ditunjukkan oleh Gambar 3.1 berikut.
Periode Estimasi Periode Peristiwa
t-95 t-6 t-5 t0 t+5
Gambar 3.1 Periodisasi Penelitian Kinerja Saham
23
Sedangkan analisis kinerja operasi dalam penelitian ini mengacu pada
penelitian Jain dan Kini (1994), dimana model pengujian yang dilakukan
menggunakan model tahun dasar (benchmark). Tahun dasar yang dimaksud adalah
tahun -1 atau 1 tahun sebelum right issue dimana laporan keuangan terlengkap.
Tahun ke-0 adalah tahun dimana perusahaan melakukan right issue. Secara
skematis, bentangan periode pengujian kinerja operasi ditunjukkan oleh Gambar
3.2 berikut.
Tahun -2 -1 0 +1 +2 +3
Tahun dasar
Dari -1 ke -2
Dari -1 ke 0
Dari -1 ke +1
Dari -1 ke +2
Dari -1 ke +3
Gambar 3.2 Deskripsi Rentang Tahun Pengujian Kinerja Operasi
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang melakukan right issue untuk periode tahun 2007-2009.
Alasan pemilihan periode tahun 2007 sampai tahun 2009 karena periodenya lebih
terkini sekaligus agar hasil penelitian nantinya dapat menggambarkan kondisi
kinerja perusahaan sebelum dan sesudah krisis finansial global. Adapun teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive
sampling (dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu). Kriteria-kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan melakukan satu kali kebijakan right issue selama periode
penelitian. Hal ini ditetapkan karena penggunaan sampel perusahaan yang
melakukan right issue lebih dari satu kali dalam periode waktu yang
berdekatan akan menyulitkan dalam penentuan peristiwa mana yang
24
menyebabkan reaksi pasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini, perusahaan
yang melakukan double right issue selama periode penelitian tidak diambil
sebagai sampel.
b. Perusahaan tidak melakukan right issue pada periode bulan Januari sampai Mei
karena laporan keuangan tahunan perusahaan belum diaudit sehingga jika
dimasukkan dalam perhitungan belum mencerminkan kondisi riil perusahaan.
c. Perusahaan tidak termasuk dalam sektor keuangan, dimana sektor keuangan
terbagi dalam sub sektor perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan
sekuritas, asuransi, dan reksadana. Hal ini disyaratkan karena penekanan
analisis rasio-rasio di sektor keuangan berbeda dengan penekanan analisis
rasio-rasio di sektor lain.
d. Untuk analisis kinerja saham, saham perusahaan tidak melakukan corporate
actions yang lain (seperti stock split, pembagian dividen, dan lain-lain) pada
periode satu bulan sebelum dan sesudah right issue. Sedangkan untuk analisis
kinerja operasi, saham perusahaan tidak melakukan corporate actions yang lain
(seperti merger atau akuisisi) pada periode satu tahun sebelum dan sesudah
right issue. Hal ini penting ditetapkan karena bila perusahaan melakukan
corporate actions pada periode penelitian, efeknya akan mempengaruhi reaksi
investor sehingga hasilnya akan bias.
e. Saham perusahaan dengan beta nol atau negatif tidak dianalisis. Hal ini
disyaratkan karena harga saham perusahaan dengan beta nol atau negatif
cenderung tidak mengalami perubahan (saham tidur).
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data perusahaan
yang melakukan right issue tahun 2007-2009, pergerakan harga saham perusahaan
sampel penelitian, pergerakan IHSG, prospektus right issue, dan laporan
keuangan. Data perusahaan yang melakukan right issue tahun 2007-2009 dan
tanggal pengumuman right issue, prospektus right issue, dan laporan keuangan
untuk periode sebelum dan sesudah right issue diperoleh dari situs Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id. Sedangkan data pergerakan harga saham
25
perusahaan sampel penelitian dan IHSG diperoleh melalui situs
www.finance.yahoo.com.
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukurannya
Untuk mempermudah dalam proses analisis data dan membatasi
permasalahan dalam penelitian ini, akan diuraikan definisi operasional variabel
serta skala pengukurannya sebagai berikut.
3.4.1 Kinerja Saham
Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan dan akan
diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di pasar
modal. Kinerja saham dalam penelitian ini diproksikan dengan abnormal return.
Abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak sesuai dengan
harapannya. Gumanti (2011:57) mendefinisikan abnormal return sebagai
kelebihan dari return yang sesungguhnya atas return yang diharapkan investor.
Untuk menghitung abnormal return dibutuhkan variabel-variabel sebagai berikut:
a. Return Saham
Return saham adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh setiap saham pada
suatu periode yang dinyatakan dalam persentase dan dihitung harian. Return
saham dinyatakan dengan skala rasio.
b. Return Pasar
Return pasar adalah tingkat keuntungan yang terjadi di pasar yang merupakan
cermin dari keuntungan pasar dalam bentuk perubahan terhadap indeks pasar.
Indeks pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham
gabungan (IHSG) yang dinyatakan dalam persentase dan dihitung per hari.
Return pasar dinyatakan dengan skala rasio.
c. Expected Return
Expected return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor.
Expected return dinyatakan dalam persentase dan dihitung per hari atau
berbasis harian. Expected return dinyatakan dengan skala rasio.
26
3.4.2 Kinerja Operasi
Kinerja operasi perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dalam jangka pendek dan akan diukur dengan rasio-rasio
operating performance (Jain dan Kini, 1994). Kinerja operasi diukur dengan
menggunakan empat variabel yaitu: tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran
kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset.
a. Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset
Tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets (ORA))
merupakan rasio dari laba operasi terhadap total aset pada tahun yang
bersangkutan. Semakin besar tingkat pengembalian operasi yang diperoleh
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menunjukkan peningkatan
efisiensi aset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi,
sebaliknya semakin rendah tingkat pengembalian operasi yang diperoleh maka
semakin menurun kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang
digunakan untuk menghasilkan laba operasi. Tingkat pengembalian operasi
atas aset (operating return on assets) dinyatakan dengan skala rasio.
b. Aliran Kas Operasi Atas Total Aset
Aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets (OCFTA))
merupakan rasio peredaran uang dari kegiatan operasi dengan total aset pada
tahun yang bersangkutan. Semakin besar rasio aliran kas operasi atas total aset
maka semakin baik kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan
tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan aktivitas sehari-
harinya. Sebaliknya semakin kecil rasio aliran kas operasi atas total aset maka
semakin buruk kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut
tidak memiliki cukup kemampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-
harinya. Aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets)
dinyatakan dengan skala rasio.
c. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan rasio dari penjualan pada
tahun kini dikurangi dikurangi penjualan tahun sebelumnya dan dibagi dengan
penjualan tahun sebelumnya. Semakin besar rasio pertumbuhan penjualan
27
berarti perusahaan mampu meningkatkan kinerja operasinya, sebaliknya jika
rasio pertumbuhan penjualan semakin kecil berarti perusahaan tidak mampu
mempertahankan kinerja operasinya yang artinya perusahaan secara ekonomis
tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya. Pertumbuhan penjualan
(sales growth) dinyatakan dengan skala rasio.
d. Perputaran Total Aset
Perputaran total aset (total assets turnover (TATO)) merupakan rasio dari
penjualan bersih terhadap total aset. Semakin tinggi rasio perputaran total aset
berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset-
aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Sedangkan jika rasio
perputaran total aset semakin rendah berarti kemampuan perusahaan semakin
menurun dalam mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan
penjualan. Perputaran total aset (total assets turnover) dinyatakan dengan skala
rasio.
3.5 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.5.1 Perhitungan Abnormal Return Saham
Tahap-tahap yang digunakan dalam menghitung abnormal return saham
meliputi:
a. Menghitung return saham (Rit)
Rit = ln
Keterangan:
Rit = tingkat keuntungan saham i pada periode t
Pit = harga saham i pada periode t
Pit-1 = harga saham i pada periode t-1
b. Menghitung return pasar (Rmt)
Rmt = ln
Keterangan:
Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t
IHSGt = indeks harga saham gabungan pada periode t
28
IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada periode t-1
c. Meregresi return saham harian dengan return pasar harian untuk memperoleh
α (alfa) dan β (beta) masing-masing saham dengan menggunakan persamaan
Single Index Model.
Rit = αi + βiRmt + ei
Keterangan:
αi = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga sebagai
beta saham i)
ei = kesalahan residual
d. Menghitung expected return (E(Rit)
Expected return dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Single
Index Model.
E(Rit) = αi + βi E(Rmt)
Keterangan:
E(Rit) = expected return saham i pada periode t
αi = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga sebagai
beta saham i)
Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t
e. Menghitung abnormal return (ARit)
ARit = Rit – E(Rit)
Keterangan:
ARit = abnormal return saham i pada periode t
Rit = tingkat keuntungan saham i pada periode t
E(Rit) = expected return saham i pada periode t
3.5.2 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance
Tahap-tahap yang digunakan dalam menghitung rasio-rasio operating
performance meliputi:
29
a. Menghitung tingkat pengembalian operasi atas aset
Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset =
Keterangan:
Laba Operasiit = laba operasi saham i pada periode t
Total Asetit = total aset saham i pada periode t
b. Menghitung aliran kas operasi atas total aset
Aliran Kas Operasi Atas Total Aset =
Keterangan:
Aliran Kas Operasiit = aliran kas operasi saham i pada periode t
Total Asetit = total aset saham i pada periode t
c. Menghitung pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan Penjualan =
Keterangan:
Sit = penjualan saham i pada periode t
Sit-1 = penjualan saham i pada periode t-1
d. Menghitung perputaran total aset
Perputaran Total Aset =
Penjualan Bersihit = penjualan bersih saham i pada periode t
Total Asetit = total aset saham i pada periode t
3.5.3 Uji Normalitas Data
Pengujian terhadap normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena
jumlah sampel yang diamati (n) kurang dari 50. Uji normalitas data bertujuan
untuk menguji apakah data yang akan diteliti berdistribusi normal atau tidak.
Dengan mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak maka
selanjutnya dapat ditentukan alat uji untuk menguji hipotesis.
Jika data tersebut berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis
penelitian menggunakan uji-t one sample dan t paired samples. Tetapi jika data
30
yang diteliti tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired samples. Langkah-langkah
yang digunakan dalam uji Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
H0 : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
b. Menentukan level of significance (α)
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%, 5%, dan
10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan didasarkan pada hasil p-
value pada perhitungan statistik.
c. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima jika p-value > α
H0 ditolak jika p-value < α
d. Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
1) Jika p-value > α, maka data berdistribusi normal.
2) Jika p-value < α, maka data tidak berdistribusi normal.
3.5.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji kebenaran dari hipotesis sehingga
akan dihasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai kerangka untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian. Uji hipotesis dilakukan berdasarkan
distribusi data yang tersedia.
a. Pengujian Abnormal Return
Dalam melakukan pengujian terhadap abnormal return pada hari-hari di
sekitar pengumuman right issue, jika data berdistribusi normal maka dilakukan
uji-t one sample. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan
uji Wilcoxon one sample.
1) Uji-t One Sample
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t one sample adalah sebagai
berikut:
31
a) Merumuskan hipotesis
H01 : ARit = 0, artinya tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di
sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
Ha1 : ARit ≠ 0, artinya terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar
pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
b) Menentukan level of significance (α)
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,
5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan
didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.
c) Kriteria pengujian
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji dua sisi (two tailed).
Dengan kriteria:
H0 diterima jika p-value > α
H0 ditolak apabila p-value < α
d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
1) Jika p-value > α, maka tidak terdapat abnormal return pada hari-
hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
2) Jika p-value < α, maka terdapat abnormal return pada hari-hari di
sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
2) Uji Wilcoxon One Sample
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji Wilcoxon one sample adalah
sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
H01 : ARit = 0, artinya tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di
sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
Ha1 : ARit ≠ 0, artinya terdapat abnormal return pada hari-hari di
sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
b) Menentukan level of significance (α)
32
Tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%, 5%,
dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan didasarkan
pada hasil p-value pada perhitungan statistik.
c) Kriteria pengujian
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji dua sisi (two tailed).
Dengan kriteria:
H0 diterima jika p-value > α
H0 ditolak jika p-value < α
d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
1) Jika p-value > α, maka tidak terdapat abnormal return pada hari-
hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
2) Jika p-value < α, maka terdapat abnormal return pada hari-hari di
sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
b. Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue
Pengujian terhadap abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
right issue menggunakan uji-t paired samples jika data berdistribusi normal.
Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji
Wilcoxon paired samples.
1) Uji-t Paired Samples
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t paired samples adalah
sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
H02 : ARsebelum ≤ ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama
dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.
Ha2 : ARsebelum > ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-
hari sebelum pengumuman right issue.
b) Menentukan level of significance (α)
33
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,
5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan
didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.
c) Kriteria pengujian
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).
Dengan kriteria:
H0 diterima apabila p-value > α
H0 ditolak apabila p-value < α
d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
1) Jika p-value > α, maka abnormal return saham pada hari-hari
sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama
dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.
2) Jika p-value < α, maka abnormal return saham pada hari-hari
sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari
sebelum pengumuman right issue.
2) Uji Wilcoxon Paired Samples
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji Wilcoxon paired samples
adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
H02 : ARsebelum ≤ ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama
dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.
Ha2 : ARsebelum > ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-
hari sebelum pengumuman right issue.
b) Menentukan level of significance (α)
Tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%, 5%,
dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan didasarkan
pada hasil p-value pada perhitungan statistik.
c) Kriteria pengujian
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).
34
Dengan kriteria :
H0 diterima apabila p-value > α
H0 ditolak apabila p-value < α
d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
1) Jika p-value > α, maka abnormal return saham pada hari-hari
sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama
dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.
2) Jika p-value > α, maka abnormal return saham pada hari-hari
sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari
sebelum pengumuman right issue.
c. Pengujian Kinerja Operasi
Pengujian kinerja operasi menggunakan uji-t paired samples jika data
berdistribusi normal. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka
digunakan uji Wilcoxon paired samples.
1) Uji-t Paired Samples
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t paired samples adalah
sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
H03 : ORAsebelum ≥ ORAsesudah, artinya tingkat pengembalian operasi
atas aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau
sama dengan sebelum right issue.
Ha3 : ORAsebelum < ORAsesudah, artinya tingkat pengembalian operasi
atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
H04 : OCFTAsebelum ≥ OCFTAsesudah, artinya aliran kas operasi atas
total aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau
sama dengan sebelum right issue.
Ha4 : OCFTAsebelum < OCFTAsesudah, artinya aliran kas operasi atas
total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
35
H05 : Sales Growthsebelum ≥ Sales Growthsesudah, artinya pertumbuhan
penjualan perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau
sama dengan sebelum right issue.
Ha5 : Sales Growthsebelum < Sales Growthsesudah, artinya pertumbuhan
penjualan perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
H06 : TATOsebelum ≥ TATOsesudah, artinya perputaran total aset
perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue.
Ha6 : TATOsebelum < TATOsesudah, artinya perputaran total aset
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue.
b) Menentukan level of significance (α)
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,
5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan
didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.
c) Kriteria Pengujian
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).
Dengan kriteria:
H0 diterima jika p-value > α
H0 ditolak jika p-value < α
d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
(1) H03 diterima jika p-value > α, artinya tingkat pengembalian operasi
atas aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue.
(2) H03 ditolak jika p-value < α, artinya tingkat pengembalian operasi
atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
(3) H04 diterima jika p-value > α, artinya aliran kas operasi atas total
aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue.
36
(4) H04 ditolak jika p-value < α, artinya aliran kas operasi atas total aset
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue.
(5) H05 diterima jika p-value > α, artinya pertumbuhan penjualan
perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue.
(6) H05 ditolak jika p-value < α, artinya pertumbuhan penjualan
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue.
(7) H06 diterima jika p-value > α, artinya perputaran total aset
perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue.
(8) H06 ditolak jika p-value < α, artinya perputaran total aset perusahaan
sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue.
2) Uji Wilcoxon paired samples
Uji Wilcoxon paired samples digunakan untuk menguji apakah terdapat
perbedaan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue. Uji
Wilcoxon paired samples digunakan jika data penelitian tidak berdistribusi
normal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji Wilcoxon
paired samples adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
H03 : Tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right
issue sama atau tidak lebih baik daripada sebelum right issue.
Ha3 : Tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right
issue lebih baik daripada sebelum right issue.
H04 : Aliran kas operasi atas total aset perusahaan sesudah right issue
sama atau tidak lebih baik daripada sebelum right issue.
Ha4 : Aliran kas operasi atas total aset perusahaan sesudah right issue
lebih baik daripada sebelum right issue.
H05 : Pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue sama atau
tidak lebih baik daripada sebelum right issue.
37
Ha5 : Pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue tidak lebih
baik daripada sebelum right issue.
H06 : Perputaran total aset perusahaan sesudah right issue sama atau
tidak lebih baik daripada sebelum right issue.
Ha6 : Perputaran total aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih
baik daripada sebelum right issue.
b) Menentukan level of significance (α)
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,
5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan
didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.
c) Kriteria pengujian
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).
Dengan kriteria:
H0 diterima jika p-value > α
H0 ditolak jika p-value < α
d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
(1) H03 diterima jika p-value > α , artinya tingkat pengembalian operasi
atas aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue.
(2) H03 ditolak jika p-value < α, artinya tingkat pengembalian operasi
atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada
sebelum right issue.
(3) H04 diterima jika p-value > α, artinya aliran kas operasi atas total
aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue.
(4) H04 ditolak jika p-value < α, artinya aliran kas operasi atas total aset
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue.
(5) H05 diterima jika p-value > α, artinya pertumbuhan penjualan
perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue.
38
(6) H05 ditolak jika p-value < α, artinya pertumbuhan penjualan
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue.
(7) H06 diterima jika p-value > α, artinya perputaran total aset
perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue.
(8) H06 ditolak jika p-value < α, berarti perputaran total aset
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue.
3.6 Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan metode analisis data yang digunakan maka dapat disusun
urutan proses penyelesaian penelitian ini secara skematis sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 3.3 berikut.
39
Gambar 3.3 Kerangka Pemecahan Masalah
Start
Data nama perusahaan yang
melakukan right issue tahun 2007-2009
di BEI dan tanggal pengumumannya
Harga saham dan IHSG
sebelum dan sesudah right issue
Laporan keuangan sebelum
dan sesudah right issue
Return tiap saham (Ri)
dan return pasar (Rm)
Expected return tiap
saham (ERi)
Abnormal return tiap
saham (ARi)
Abnormal return saham sebelum
dan sesudah right issue
Rasio operating performance:
1. Tingkat pengembalian
operasi atas aset
2. Aliran kas operasi atas total
aset
3. Pertumbuhan penjualan
4. Perputaran total aset
Rasio-rasio operating performance
sebelum dan sesudah right issue
Uji Normalitas Data
- Data berdistribusi normal : Uji-t one sample dan
t paired samples
- Data tidak berdistribusi normal : Uji Wilcoxon
one sample dan Wilcoxon paired samples
- Data berdistribusi normal : Uji-t
paired samples
- Data tidak berdistribusi normal :
Uji Wilcoxon paired samples
Kesimpulan
Stop
Tingkat risiko tiap
saham
40
Keterangan kerangka pemecahan masalah:
1. Start.
2. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data nama perusahaan yang
melakukan right issue pada tahun 2007-2009 di Bursa Efek Indonesia dan
tanggal pengumuman right issue.
3. Data yang diperlukan selanjutnya adalah data harga saham harian yaitu harga
saham pada hari terakhir perdagangan saham (closing price) dan IHSG
sebelum dan sesudah pengumuman right issue (event date) serta laporan
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah right issue tahun 2007-2009.
4. Data harga saham yang diperoleh diolah untuk mendapatkan return saham (Rit)
dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diolah untuk mendapatkan return
pasar (Rmt). Kedua data tersebut diolah bersama-sama sehingga mendapatkan
beta saham (βi), expected return (E(Rit), dan abnormal return (ARit).
Sedangkan data laporan keuangan yang diperoeh, dipisahkan terlebih dahulu
sesuai kurun waktu yaitu laporan keuangan sebelum right issue dan laporan
keuangan sesudah right issue, kemudian dihitung rasio-rasio operating
performance sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya.
5. Diketahui abnormal return saham dan rasio-rasio operating performance
sebelum dan sesudah right issue.
6. Melakukan uji normalitas data, baik data abnormal return maupun rasio-rasio
operating performance sebelum dan sesudah right issue dengan menggunakan
uji Shapiro-Wilk. Jika data abnormal return berdistribusi normal maka
dilakukan uji-t one sample dan uji-t paired samples, sedangkan jika data
abnormal return tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon one
sample dan uji Wilcoxon paired samples. Sedangkan untuk data rasio- rasio
operating performance, apabila data berdistribusi normal maka dilanjutkan
dengan uji-t paired samples, sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal
maka dilanjutkan dengan uji Wilcoxon paired samples.
7. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yang
dapat menjawab hipotesis yang telah diajukan.
8. Stop.
41
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Populasi Perusahaan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan
right issue di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Selama periode tersebut,
peristiwa right issue yang terjadi adalah sejumlah 62 peristiwa yang dilakukan
oleh 59 perusahaan. Pada tahun 2007 terdapat 25 peristiwa right issue, tahun 2008
juga terdapat 25 peristiwa, dan terdapat 12 peristiwa right issue pada tahun 2009.
Tabel 4.1 berikut menyajikan data semua perusahaan di Indonesia yang
melakukan right issue tahun 2007-2009 serta tanggal pengumuman right issue.
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan dan Tanggal Pengumuman Right Issue
No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman
1 ELTY Bakrieland Development Tbk 17 April 2007
2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 18 April 2007
3 NISP Bank NISP Tbk 24 April 2007
4 CITA Cipta Panelutama Tbk 2 Mei 2007
5 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 23 Mei 2007
6 MAYA Bank Mayapada Tbk 30 Mei 2007
7 BCIC Bank Century Tbk 5 Juni 2007
8 SMRA Summarecon Agung Tbk 7 Juni 2007
9 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries 12 Juni 2007
10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 27 Juni 2007
11 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27 Juni 2007
12 BHIT Bhakti Investama Tbk 28 Juni 2007
13 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 29 Juni 2007
14 ATPK ATPK Resources Tbk 29 Juni 2007
15 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 30 Juli 2007
16 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 29 Agustus 2007
17 MIRA Mitra Rajasa Tbk 31 Oktober 2007
18 BRPT Barito Pacific Timber Tbk 19 November 2007
19 GJTL Gajah Tunggal Tbk 22 November 2007
20 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 23 November 2007
21 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk 3 Desember 2007
Dilanjutkan
42
Lanjutan Tabel 4.1
No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman
22 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk 12 Desember 2007
23 HADE Hortus Danavest Tbk 26 Desember 2007
24 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 28 Desember 2007
25 RODA Roda Panggon Harapan Tbk 28 Desember 2007
26 BTEL Bakrie Telecom Tbk 15 Februari 2008
27 TMPI AGIS Tbk 27 Februari 2008
28 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 17 Maret 2008
29 LAPD Leyand International Tbk 28 Maret 2008
30 KARK Dayaindo Resources International Tbk 31 Maret 2008
31 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 31 April 2008
32 DUTI Duta Pertiwi Tbk 5 Juni 2008
33 TCID Mandom Indonesia Tbk 10 Juni 2008
34 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 17 Juni 2008
35 BSWD Bank Swadesi Tbk 25 Juni 2008
36 BVIC Bank Victoria International Tbk 26 Juni 2008
37 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27 Juni 2008
38 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 30 Juni 2008
39 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 30 Juni 2008
40 ABBA Abdi Bangsa Tbk 30 Juni 2008
41 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30 Juni 2008
42 UNTR United Tractors Tbk 19 Agustus 2008
43 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 17 September 2008
44 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 18 September 2008
45 MIRA Mitra Rajasa Tbk 13 November 2008
46 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 18 November 2008
47 LPLI Star Pasific Tbk 26 November 2008
48 CPRO Central Proteinaprima Tbk 1 Desember 2008
49 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 1 Desember 2008
50 IATA Indonesia Air Transport Tbk 5 Desember 2008
51 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 23 Maret 2009
52 INDX Indoexchange Tbk 18 Mei 2009
53 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 24 Juni 2009
54 BKSW Bank Kesawan Tbk 26 Juni 2009
55 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 29 Juni 2009
56 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 30 Juni 2009
57 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 11 September 2009
Dilanjutkan
43
Lanjutan Tabel 4.1
No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman
58 LPPF Pacific Utama Tbk 1 November 2009
59 AGRO Bank Agroniaga Tbk 10 November 2009
60 EXCL XL Axiata Tbk 16 November 2009
61 BBKP Bank Bukopin Tbk 26 November 2009
62 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 9 Desember 2009
Sumber : Indonesia Stock Exchange (2007-2009)
4.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive
sampling. Proses penentuan sampel selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Proses Penentuan Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
Perusahaan
1. Jumlah perusahaan yang melakukan right issue tahun
2007-2009 59
2. Perusahaan yang melakukan double right issue tahun
2007-2009 3
3. Perusahaan yang melakukan right issue satu kali 56
4. Perusahaan yang melakukan right issue pada periode
bulan Januari sampai Mei 14
5. Perusahaan yang melakukan right issue pada periode
bulan Juni sampai Desember 42
6. Perusahaan yang termasuk dalam sektor keuangan 16
7. Perusahaan yang tidak termasuk dalam sektor keuangan 26
8. Perusahaan yang melakukan corporate action lain 1
9. Perusahaan yang tidak melakukan corporate action lain 25
10. Saham perusahaan dengan beta nol atau negatif 7
11. Saham perusahaan dengan beta positif 18
12. Sampel akhir penelitian 18
Sumber : Lampiran 1, 2, dan 3
Dari 59 perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2007-2009,
terdapat 3 perusahaan yang melakukan double right issue yaitu Mitra Rajasa Tbk
(MIRA), Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA), dan Ancora Indonesia Resources
44
Tbk (OKAS). Dari 56 saham yang melakukan right issue satu kali, terdapat 14
perusahaan yang melakukan right issue pada periode bulan Januari sampai Mei.
Dari 42 saham yang melakukan right issue pada periode bulan Juni sampai
Desember, ada 16 perusahaan yang termasuk dalam sektor keuangan. Kemudian
dari 26 perusahaan yang tidak termasuk dalam sektor keuangan, ada satu
perusahaan yang melakukan corporate action lain yaitu Charoen Pokphand
Indonesia Tbk (CPIN) yang melakukan pembagian dividen tunai setelah 5 hari
mengumumkan right issue. Setelah masing-masing perusahaan dihitung betanya,
terdapat 7 perusahaan yang memiliki beta negatif atau nol yaitu Dharma
Samudera Fishing Industries (DSFI), Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Kridaperdana
Indahgraha Tbk (KPIG), Roda Panggon Harapan Tbk (RODA), Duta Pertiwi Tbk
(DUTI), Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), dan Pool Advista Indonesia Tbk
(POOL), sehingga total sampel akhir penelitian sebanyak 18 perusahaan. Daftar
nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian disajikan dalam Lampiran 2.
Perhitungan beta dalam penelitian menggunakan model indeks tunggal
(Single Index Model). Periode estimasi yang digunakan selama 90 hari untuk
menghitung beta masing-masing perusahaan. Jika perusahaan memiliki beta nol
atau negatif maka akan dikeluarkan dari sampel penelitian. Lampiran 3
menyajikan data tentang ringkasan beta masing-masing sampel.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Deskripsi Abnormal Return Saham
Abnormal return adalah tingkat keuntungan tidak normal yang merupakan
selisih antara tingkat pengembalian yang sesungguhnya (actual return) dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Pada penelitian ini
dihitung abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Tabel
4.3 menyajikan data tentang deskripsi statistik abnormal return sebelum dan
sesudah pengumuman right issue.
45
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Abnormal Return Saham
Hari Abnormal
Mean Median Standard
Minimum Maximum Return Deviation
5 Sebelum -0,01089 -0,00377 0,04039 -0,13548 0,05777
Sesudah -0,04123 -0,01091 0,10804 -0,40588 0,09619
4 Sebelum -0,00191 -0,00227 0,01824 -0,03717 0,03304
Sesudah 0,01669 0,01295 0,04277 -0,06203 0,10027
3 Sebelum -0,00612 -0,00417 0,02638 -0,05305 0,07848
Sesudah 0,00553 0,00115 0,07376 -0,09327 0,25022
2 Sebelum -0,00251 -0,00243 0,03633 -0,08109 0,10223
Sesudah -0,00315 -0,00373 0,06028 -0,15859 0,15404
1 Sebelum -0,00987 -0,00608 0,04047 -0,12382 0,04807
Sesudah 0,00002 -0,00047 0,02694 -0,04709 0,06432
Keselu- Sebelum -0,00626 -0,00303 0,01588 -0,03560 0,02404
ruhan Sesudah -0,00443 0,00292 0,03484 -0,09633 0,03742
Sumber : Lampiran 6, diolah
Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return sebelum
dan sesudah pengumuman right issue secara keseluruhan adalah -0,00626 atau -
0,626% dan -0,00443 atau –0,443%. Artinya, abnormal return setelah
pengumuman right issue secara rata-rata adalah lebih tinggi daripada sebelum
pengumuman. Median abnormal return pada hari-hari sebelum pengumuman
right issue semua bernilai negatif, sedangkan median abnormal return pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue ada yang bernilai positif dan negatif. Nilai
rata-rata abnormal return dan median abnormal return yang negatif menyiratkan
bahwa pengumuman right issue dimaknai negatif oleh para pelaku pasar.
Rata-rata abnormal return sebelum pengumuman right issue semua adalah
negatif. Rata-rata abnormal return sesudah pengumuman right issue tertinggi
terdapat pada hari ke-3, yaitu sebesar 0,00553 atau 0,553%. Rata-rata abnormal
return sebelum pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu
sebesar -0,01089 atau -1,089%, sedangkan rata-rata abnormal return sesudah
46
pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,04123
atau -4,123%.
Median sebelum pengumuman right issue semua adalah negatif. Median
sesudah pengumuman right issue tertinggi terdapat pada hari ke-4, yaitu sebesar
0,01295 atau 1,295%. Median sebelum pengumuman right issue terendah terdapat
pada hari ke-1, yaitu sebesar -0,00608 atau –0,608%, sedangkan median sesudah
pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,01091
atau 1,091%.
Nilai pada kolom deviasi standar menunjukkan besarnya deviasi standar
abnormal return pada masing-masing hari selama periode sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Nilai deviasi standar pada hari ke-5 sesudah
pengumuman right issue lebih tinggi daripada nilai deviasi standar pada hari lain
selama periode penelitian. Hal ini menggambarkan bahwa nilai deviasi standar
pada hari ke-5 sesudah pengumuman right issue menunjukkan sebaran data yang
paling bervariasi (heterogen).
Nilai pada kolom minimum menunjukkan besarnya abnormal return
terendah dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode
penelitian. Nilai minimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right
issue terdapat pada hari ke-4 sebesar -0,03717 atau -3,717% yaitu abnormal
return saham ATPK Resources Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai minimum
tertinggi sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar -
0,04709 atau -4,709% yaitu abnormal return saham Bakrie Sumatra Plantations
Tbk (lihat lampiran 4). Nilai minimum terendah abnormal return sebelum
pengumuman right issue terdapat pada hari ke-5 sebesar -0,13548 atau -13,548%
yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4),
sedangkan nilai minimum terendah sesudah pengumuman right issue terdapat
pada hari ke-5 sebesar -0,40588 atau -40,588% yaitu abnormal return saham
Barito Pasific Timber Tbk (lihat lampiran 4). Kondisi di atas menunjukkan bahwa
kerugian yang diderita investor pada hari -4 adalah yang terkecil diantara hari-hari
lain sebelum pengumuman right issue, sedangkan kerugian pada hari -5 adalah
kerugian terbesar diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue. Hal ini
47
berlaku juga pada hari sesudah pengumuman right issue, dimana kerugian pada
hari +1 adalah yang paling kecil dan kerugian pada hari +5 adalah yang terbesar
diantara hari-hari lain sesudah pengumuman right issue.
Nilai pada kolom maksimum menunjukkan besarnya abnormal return
tertinggi dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode penelitian.
Nilai maksimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right issue
terjadi pada hari ke-2 sebesar 0,10223 atau 10,223% yaitu abnormal return saham
Budi Acid Jaya Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai maksimum tertinggi
sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-3 sebesar 0,25022 atau
25,022% yaitu abnormal return saham Ades Waters Indonesia Tbk (lihat
lampiran 4). Nilai maksimum terendah sebelum pengumuman right issue terdapat
pada hari ke-4 sebesar 0,03304 atau 3,304% yaitu abnormal return saham Star
Pasific Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai maksimum terendah sesudah
pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar 0,06432 atau 6,432%
yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4).
Kondisi di atas menunjukkan bahwa keuntungan yang diterima pada hari -4
adalah yang terkecil dan keuntungan pada hari -2 adalah yang terbesar diantara
hari-hari lain sebelum pengumuman right issue. Hal yang sama berlaku juga pada
hari sesudah pengumuman right issue, dimana keuntungan yang terjadi pada hari -
1 adalah yang terkecil dan keuntungan pada hari -3 adalah yang terbesar diantara
hari-hari lain sesudah pengumuman right issue.
Semua abnormal return secara rata-rata pada hari-hari sebelum
pengumuman right issue bernilai negatif, sedangkan abnormal return pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue ada yang bernilai positif dan negatif. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa investor di Indonesia ada yang memberikan respon
positif dan negatif terhadap pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.
4.2.2 Deskripsi Rasio-Rasio Operating Performance
Rasio-rasio operating performance yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets
(ORA)), aliran kas operasi atas aset total (operating cash flow to total assets
48
(OCFTA)), pertumbuhan penjualan (sales growth), dan perputaran aset total (total
assets turnover (TATO)). Ukuran tendensi sentral masing-masing rasio operating
performance dihitung untuk sebelum dan sesudah right issue. Ada perbedaan
jumlah sampel (n) pada masing-masing tahun pengujian kinerja operasi untuk
setiap rasio operating performance. Tabel 4.4 menyajikan data tentang deskripsi
statistik rasio-rasio operating performance sebelum dan sesudah right issue.
Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Rasio-Rasio Operating Performance
Variabel Periode Mean Median Standard
Minimum Maximum Deviation
ORA t-2 (n=18) 2,4311 5,5000 17,0657 -55,12 20,65
(%) t-1 (n=18) 0,3589 4,6300 17,4201 -54,67 20,90
t0 (n=18) -0,3478 4,6800 19,3901 -68,83 19,25
t+1 (n=18) 1,7544 1,4650 11,9844 -20,94 21,18
t+2 (n=16) 3,6150 4,6750 8,6185 -14,43 17,38
t+3 (n=7) 2,5943 4,5900 6,0366 -6,78 8,73
OCFTA t-2 (n=18) 1,1000 3,6850 18,3655 -63,15 21,03
(%) t-1 (n=18) 0,3928 -1,0400 19,4935 -55,38 30,43
t0 (n=18) -1,2839 0,1200 18,9174 -53,99 28,19
t+1 (n=18) 3,3022 0,7900 13,5051 -26,22 32,27
t+2 (n=16) 10,8494 7,2400 20,2926 -7,34 81,61
t+3 (n=7) 2,5929 4,3800 6,5970 -9,17 10,66
Sales Growth t-2 (n=16) 9,6519 8,0300 41,5843 -82,82 103,30
(%) t-1 (n=18) 10,7139 14,9050 39,7039 -87,53 92,37
t0 (n=18) 12,6906 17,9650 41,3160 -83,07 84,37
t+1 (n=18)* 85,4344 7,2950 306,8239 -53,48 1.303,04
t+1 (n=17)** 13,8106 6,2300 43,7484 -53,48 158,67
t+2 (n=16) -4,8894 -0,8500 27,2451 -91,96 27,64
t+3 (n=7) 28,8500 21,5100 17,9593 9,89 62,71
TATO t-2 (n=18) 0,5592 0,4729 0,4189 0,0012 1,4157
(kali) t-1 (n=18) 0,5435 0,5097 0,4016 0,0149 1,4042
t0 (n=18) 0,5441 0,4960 0,4353 0,0135 1,3612
t+1 (n=18) 0,6898 0,6556 0,4504 0,0182 1,5549
t+2 (n=16) 0,7133 0,7249 0,5186 0,0016 1,7350
t+3 (n=7) 0,8559 0,6741 0,7405 0,1624 2,3239
Sumber : Lampiran 11, diolah
Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.
b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.
49
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai operating return on
assets (ORA) berfluktuasi. Hal ini berarti pergerakan nilai rata-rata ORA tidak
dapat diprediksi dengan baik. Hal yang sama juga terdapat pada nilai median
ORA yang cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai median ORA
mengalami penurunan pada periode satu tahun sesudah right issue, namun
kemudian terjadi peningkatan pada periode dua tahun setelah right issue dan
terjadi penurunan kembali pada periode satu tahun kemudian. Deviasi standar
ORA tertinggi terdapat pada tahun ke-nol (tahun dimana perusahaan melakukan
right issue). ORA minimum semuanya bernilai negatif. Nilai maksimum tertinggi
ORA terjadi pada periode satu tahun pasca right issue, namun nilai maksimum
ORA justru menunjukkan tren yang menurun pada periode dua tahun dan tiga
tahun setelah right issue.
Nilai rata-rata operating cash flow to total assets (OCFTA) mengalami
peningkatan pada periode satu tahun dan dua tahun setelah right issue, namun
terjadi penurunan yang tajam pada periode tiga tahun setelah right issue. Hal yang
sama juga terjadi pada nilai median OCFTA yang mengalami peningkatan pada
pada periode satu tahun dan dua tahun sesudah right issue kemudian mengalami
penurunan pada periode tiga tahun sesudah right issue. Deviasi standar OCFTA
tertinggi terdapat pada periode dua tahun sesudah right issue, hal tersebut dapat
mempengaruhi pergerakan data yang semakin menyebar dan bervariasi. Sama
halnya dengan rasio ORA, nilai minimum OCFTA semuanya bernilai negatif.
Karena terdapat data yang ekstrim pada perhitungan rasio sales growth,
pada Tabel 4.2 ditampilkan dua nilai untuk deskripsi statistik rasio sales growth,
yaitu saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis (ditandai dengan a) dan saat
data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis (ditandai dengan b). Rata-rata sales
growth cenderung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Saat data ekstrim
dimasukkan dalam analisis terlihat rata-rata sales growth begitu ekstrim daripada
periode-periode yang lainnya. Sedangkan saat data ekstrim tidak dimasukkan
terlihat rata-rata sales growth tidak ekstrim jika dibandingkan dengan nilai rata-
rata pada periode-periode yang lainnya. Idealnya data ekstrim dibuang agar tidak
menimbulkan bias dalam analisis. Median sales growth mengalami penurunan
50
pada tahun pertama dan kedua pasca right issue, namun kemudian meningkat
tajam di tahun ketiga. Deviasi standar tertinggi terdapat pada periode satu tahun
setelah right issue, baik pada saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis maupun
tidak.
Rata-rata total assets turnover (TATO) mengalami peningkatan sesudah
right issue. Hal tersebut mengindikasikan bahwa secara rata-rata TATO
perusahaan yang diamati mengalami peningkatan sesudah right issue. Median
TATO mendekati nilai rata-rata TATO yang berarti distribusi data mendekati
normal. Deviasi standar TATO tertinggi terdapat pada periode tiga tahun sesudah
right issue yang berarti bahwa pergerakan data pada periode tiga tahun sesudah
right issue semakin menyebar dan bervariasi.
4.2.3 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang akan
digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk. Uji
Shapiro-Wilk digunakan karena jumlah sampel yang diamati (n) kurang dari 50.
Pengujian normalitas data yang pertama dilakukan terhadap data abnormal
return saham. Nilai alfa yang digunakan adalah 1%, 5%, dan 10%. Pemilihan nilai
alfa disesuaikan dengan nilai p-value pada perhitungan statistik. Hasil pengujian
normalitas data abnormal return saham disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return Saham
Hari Probabilitas Distribusi Normal?
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
5 0,018 0,000 Tidak Tidak
4 0,804 0,644 Ya Ya
3 0,002 0,001 Tidak Tidak
2 0,011 0,014 Tidak Tidak
1 0,074 0,026 Tidak Tidak
Keseluruhan 0,300 0,005 Ya Tidak
Sumber : Lampiran 6, diolah
51
Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal pada hari -
4, +4, dan abnormal return keseluruhan sebelum pengumuman right issue karena
masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga
hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan
data tidak berdistribusi normal pada hari -5, -3, -2, -1, +1, +2, +3, +5, dan
abnormal return keseluruhan sesudah pengumuman right issue dimana masing-
masing nilai probabilitasnya adalah 0,018 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,002
yang signifikan pada tingkat 1%, 0,011 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,074
yang signifikan pada tingkat 10%, 0,026 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,014
yang signifikan pada tingkat 5%, 0,001 yang signifikan pada tingkat 1%; 0,000
yang signifikan pada tingkat 1%, dan 0,005 yang signifikan pada tingkat 1%
sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak.
Oleh karena itu, pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan uji
Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired samples.
Pengujian normalitas data yang kedua dilakukan terhadap data rasio-rasio
operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset
(operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas total aset (operating
cash flow to total assets (OCFTA)), pertumbuhan penjualan (sales growth), dan
perputaran total aset (total assets turnover (TATO)). Nilai alfa yang digunakan
adalah 1%, 5%, dan 10%. Pemilihan nilai alfa disesuaikan dengan nilai p-value
pada perhitungan statistik. Hasil pengujian normalitas data rasio-rasio operating
performance disajikan dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Rasio-Rasio Operating Performance
Variabel Periode Probabilitas Distribusi Normal?
ORA t-2 (n=18) 0,001 Tidak
(%) t-1 (n=18) 0,003 Tidak
t0 (n=18) 0,000 Tidak
t+1 (n=18) 0,616 Ya
t+2 (n=16) 0,873 Ya
t+3 (n=7) 0,116 Ya
OCFTA t-2 (n=18) 0,000 Tidak
(%) t-1 (n=18) 0,063 Tidak
Dilanjutkan
52
Lanjutan Tabel 4.6
Variabel Periode Probabilitas Distribusi Normal?
t0 (n=18) 0,000 Tidak
t+1 (n=18) 0,325 Ya
t+2 (n=16) 0,000 Tidak
t+3 (n=7) 0,756 Ya
Sales Growth t-2 (n=16) 0,215 Ya
(%) t-1 (n=18) 0,119 Ya
t0 (n=18) 0,829 Ya
t+1 (n=18)a 0,000 Tidak
t+1 (n=17)b 0,001 Tidak
t+2 (n=16) 0,002 Tidak
t+3 (n=7) 0,275 Ya
TATO t-2 (n=18) 0,162 Ya
(kali) t-1 (n=18) 0,097 Tidak
t0 (n=18) 0,203 Ya
t+1 (n=18) 0,675 Ya
t+2 (n=16) 0,630 Ya
t+3 (n=7) 0,148 Ya
Sumber : Lampiran 11, diolah
Keterangan : a
= saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis
b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk data operating return on
assets (ORA), data berdistribusi normal pada periode t+1, t+2, dan t+3 karena
masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga
hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan
pada periode t0, t-1, dan t-2 data tidak berdistribusi normal dimana masing-masing
nilai probabilitasnya adalah 0,001; 0,003; dan 0,000 yang masing-masing
signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data
berdistribusi normal ditolak. Untuk data operating cash flow to total assets
(OCFTA), data berdistribusi normal pada periode t+1 dan t+3 karena masing-
masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol
(H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan data tidak
berdistribusi normal pada periode t-2, t-1, t0, dan t+2 dimana masing-masing nilai
53
probabilitasnya adalah 0,000 yang signifikan pada tingkat 1%; 0,063 yang
signifikan pada tingkat 10%; 0,000 yang signifikan pada tingkat 1%; dan 0,000
yang signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan
data berdistribusi normal ditolak. Data sales growth berdistribusi normal pada
periode t-2, t-1, t0, dan t+3 karena masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar
daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi
normal diterima. Sedangkan data tidak berdistribusi normal pada periode t+1 (baik
pada saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis maupun tidak) dan t+2 dimana
masing-masing nilai probabilitasnya adalah 0,000 (saat data ekstrim dimasukkan
dalam analisis); 0,001 (saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis); dan
0,002 yang masing-masing signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H0)
yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Data total assets turnover
(TATO) berdistribusi normal pada semua periode, kecuali pada periode t-1. Nilai
probabilitas pada periode selain t-1 lebih besar daripada nilai alfa sehingga
hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan
nilai probabilitas pada periode t-1 adalah 0,097 yang signifikan pada tingkat 10%
sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak.
Karena distribusi data pada masing-masing rasio operating performance
tidak semuanya berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis penelitian
menggunakan uji-t paired samples atau Wilcoxon paired samples. Uji-t paired
samples digunakan jika data yang dipasangkan sama-sama berdistribusi normal.
Sedangkan uji Wilcoxon paired samples digunakan jika data yang dipasangkan
sama-sama tidak berdistribusi normal atau data yang dipasangkan ada yang
berdistribusi normal dan tidak normal
(http://en.wikipedia.org/wiki/Wilcoxon_signed-rank_test).
4.2.4 Pengujian Abnormal Return
Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di
Bursa Efek Indonesia. Pengujian terhadap abnormal return menggunakan uji-t
one sample dan Wilcoxon one sample karena ada data yang berdistribusi normal
54
dan tidak normal. Hasil uji-t one sample dan Wilcoxon one sample terhadap
abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue disajikan
dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji-t One Sample dan Wilcoxon One Sample terhadap
Abnormal Return (AR)
Hari Mean AR
P-Value Kesimpulan (Median AR)
-5 -0,01089
0,338z H0 diterima
(-0,00377)
-4 -0,00191
0,662y H0 diterima
(-0,00227)
-3 -0,00612
0,067z H0 ditolak*
(-0,00417)
-2 -0,00251
0,384z H0 diterima
(-0,00243)
-1 -0,00987
0,514z H0 diterima
(-0,00608)
1 0,00002
0,695z H0 diterima
(-0,00047)
2 -0,00315
0,571z H0 diterima
(-0,00373)
3 0,00553
0,760z H0 diterima
(-0,00115)
4 0,01669
0,116y H0 diterima
(-0,01295)
5 -0,04123
0,089z H0 ditolak*
(-0,01091)
Sumber : Lampiran 7 dan 8, diolah
Keterangan : y = hasil uji-t one sample
z = hasil uji Wilcoxon one sample
* = signifikan pada tingkat 10%
Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ada dua hari dimana abnormal
return yang diperoleh adalah berbeda dengan nol. Artinya ada abnormal return
pada dua hari tersebut, yaitu hari -3 dan +5, dimana abnormal return yang
diperoleh signifikan pada tingkat 10% walaupun nilai abnormal returnnya adalah
55
negatif. Sedangkan pada hari-hari lain tidak ditemukan abnormal return. Artinya
abnormal return yang terjadi tidak berbeda dengan nol. Dengan demikian
hipotesis alternatif pertama (Ha1) yang menyatakan bahwa terdapat abnormal
return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia
ditolak.
4.2.5 Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right
Issue
Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue lebih
rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue. Uji hipotesis yang
digunakan adalah uji Wilcoxon paired samples yang didasarkan pada uji satu sisi
(one tailed). Hasil uji Wilcoxon paired samples secara detail disajikan dalam
Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right Issue
Keterangan Median Selisih Zhitung P-value Kesimpulan
ARsebelum -0,00303 0,00595 -0,893 0,186 H0 diterima
ARsesudah 0,00292
Sumber : Lampiran 9
Pada Tabel 4.8 diketahui nilai Zhitung sebesar -0,893 (p-value = 0,186),
karena p-value lebih tinggi daripada α, maka H02 diterima. Dengan kata lain
abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak
lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.
Artinya, penelitian ini menemukan bukti bahwa pengumuman right issue tidak
berpengaruh terhadap abnormal return. Oleh karena itu, hipotesis alternatif kedua
(Ha2) yang menyatakan bahwa abnormal return saham pada hari-hari sesudah
pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman
right issue ditolak.
56
4.2.6 Pengujian Kinerja Operasi
Tujuan ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi
atas aset (operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas total aset
(operating cash flow to total assets (OCFTA)), pertumbuhan penjualan (sales
growth), dan perputaran total aset (total assets turnover (TATO)) perusahaan
sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue. Uji-t paired samples
dan Wilcoxon paired samples digunakan karena data penelitian ada yang
berdistribusi normal dan yang berdistribusi tidak normal. Tabel 4.9 menyajikan
pola distribusi data pada masing-masing bentangan waktu pengujian.
Tabel 4.9 Pola Distribusi Data Pada Masing-Masing Bentangan Waktu
Pengujian
Variabel Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue
Dari -2 ke -1 Dari -1 ke 0 Dari -1 ke +1 Dari -1 ke +2 Dari -1 ke +3
ORA tidak normal tidak normal tidak normal tidak normal normal
OCFTA tidak normal tidak normal tidak normal tidak normal normal
Sales Growth tidak normal normal tidak normala tidak normal normal
tidak normalb
TATO tidak normal tidak normal tidak normal normal normal
Sumber : Lampiran 11, diolah
Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis
b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis
Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rasio ORA, OCFTA, sales growth,
dan TATO memiliki pola distribusi data yang normal dan tidak normal. Jika pola
distribusi data normal pada suatu bentangan waktu pengujian, maka hipotesis diuji
dengan menggunakan uji-t paired samples, namun jika pola distribusi data tidak
normal maka hipotesis diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon paired samples.
Hasil pengujian hipotesis untuk kinerja operasi perusahaan dengan rasio
ORA, OCFTA, sales growth, dan TATO disajikan dalam Tabel 4. 10 berikut.
57
Tabel 4.10 Uji Beda Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue
Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue
Keterangan Dari -2 ke -1
-2 -1
Dari -1 ke 0
-1 0
Dari -1 ke +1
-1 +1
Dari -1 ke +2
-1 +2
Dari -1 ke +3
-1 +3
Panel A : Operating Return on Assets (ORA)
Median (%) 5,5,5000 4,6300 4,6300 4,6800 4,6300 1,4650 2,9850 4,6750 -9,9700 4,5900
Selisih Median (%) -0,8700 0,0500 -3,1650 1,6900 14,5600
Rata-rata (%) 2,4311 0,3589 0,3589 -0,3478 0,3589 1,7544 -0,4481 3,6150 -9,1671 2,5943
Selisih Rata-rata (%) -2,0722* -0,7067 1,3955 4,0631 11,7614
P-Value (median) 0,1635 0,2360 0,4740 0,3780 0,1185
P-Value (mean) 0,0915 0,3175 0,2765 0,1755 0,1300
Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima
n 18 18 18 16 7
Panel B : Operating Cash Flow to Total Assets (OCFTA)
Median (%) 3,6850 1,0400 -1,0400 0,1200 -1,0400 0,7900 -1,6200 7,2400 -7,9400 4,3800
Selisih Median (%) -4,7250 1,1600 1,8300 8,8600** 12,3200*
Rata-rata (%) 1,1000 0,3928 0,3928 -1,2839 0,3928 3,3022 -1,3131 10,8494 -8,9114 2,5929
Selisih Rata-rata (%) -0,7072 -1,6767 2,9094 12,1625** 11,5040*
P-Value (median) 0,3395 0,4225 0,2360 0,0195 0,0880
P-Value (mean) 0,4065 0,3350 0,1520 0,0255 0,0755
Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 ditolak H0 diterima
n 18 18 18 16 7
Panel C : Sales Growth
Median (%) 8,0300 14,9050 14,9050 17,9650 14,9050a
7,2950a 11,1700 -0,8500 4,7100 21,5100
Selisih Median (%) 6,8750 3,0600 -7,6100a
-12,0200 16,8000**
18,4600b
6,2300b
-12,2300b
Rata-rata (%) 9,6519 9,0138 10,7139 12,6906 10,7139
a 85,4344
a 3,4475 -4,8894 -9,6800 28,8500
Selisih Rata-rata (%) -0,6381 1,9767 74,7205a 8,3369 38,5300**
10,6765b
13,8106b
3,1341b
P-Value (median) 0,3980 0,3885 0,4565
a 0,1170 0,0315
0,2930b
P-Value (mean) 0,4705 0,4440 0,1590
a 0,1235 0,0265
0,4050b
Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 diterima
a H0 diterima H0 ditolak
H0 diterimab
n 16 18 18
a 16 7
17b
58
Lanjutan Tabel 4.10
Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue
Keterangan Dari -2 ke -1
-2 -1
Dari -1 ke 0
-1 0
Dari -1 ke +1
-1 +1
Dari -1 ke +2
-1 +2
Dari -1 ke +3
-1 +3
Panel D : Total Assets Turnover (TATO)
Median (%) 0,4729 0,5097 0,5097 0,4960 0,5097 0,6556 0,5970 0,7249 0,4404 0,6741
Selisih Median (%) 0,0368 -0,0137 0,1459 0,1279 0,2337**
Rata-rata (%) 0,5592 0,5435 0,5435 0,5441 0,5435 0,6898 0,5676 0,7133 0,3906 0,8559
Selisih Rata-rata (%) -0,0157 0,0006 0,1463** 0,1457* 0,4653*
P-Value (median) 0,3080 0,4740 0,1335 0,3025 0,0455
P-Value (mean) 0,3865 0,4955 0,0330 0,0735 0,0535
Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 ditolak H0 diterima H0 diterima
n 18 18 18 16 7
Sumber : Lampiran 12 dan 13, diolah
Keterangan : 1) *** = signifikan pada tingkat 1%.
** = signifikan pada tingkat 5%.
* = signifikan pada tingkat 10%.
2) a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.
b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis nol
(H0) dengan menggunakan uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
a. Pengujian Hipotesis untuk ORA
Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio ORA
menunjukkan bahwa pada semua bentangan waktu hasil pengujian adalah tidak
signifikan. Artinya, uji perbandingan kinerja tahun dasar dengan tahun-tahun
yang lain menunjukkan tidak ada perbedaan. P-value yang diperoleh lebih
besar daripada tingkat signifikansi (α).
Panel A menggambarkan selisih median ORA dari tahun kedua sebelum
right issue ke tahun dasar sebesar -0,8700%, meningkat menjadi 0,0500% pada
tahun ke-nol. Namun demikian, median ORA mengalami penurunan di tahun
pertama pasca right issue menjadi -3,1650%, kemudian mengalami
peningkatan di tahun kedua menjadi 1,6900%. Selisih rata-rata ORA di tahun
ketiga mengalami peningkatan dari tahun kedua yaitu dari 4,0631% menjadi
11,7614%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ORA dari waktu ke waktu
59
cenderung mengalami peningkatan walaupun secara statistik peningkatan
tersebut tidak signifikan.
Dari lima bentangan waktu yang diteliti tidak satupun menunjukkan ada
perbedaan. Oleh karena itu, hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yang menyatakan
bahwa tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue
lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.
b. Pengujian Hipotesis untuk OCFTA
Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio OCFTA
menunjukkan bahwa ada dua dari lima bentangan waktu pengujian adalah
signifikan, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun kedua setelah right issue
dan pada periode tahun dasar ke tahun ketiga setelah right issue.
Panel B menunjukkan selisih median OCFTA dari tahun kedua sebelum
right issue ke tahun dasar adalah sebesar -4,725% yang kemudian mengalami
peningkatan di tahun ke-nol menjadi 1,1600%, meningkat lagi di tahun
pertama pasca right issue menjadi 1,8300% dan di tahun kedua meningkat
menjadi 8,8600% Peningkatan nilai median dari tahun dasar ke tahun kedua
pasca right issue secara statistik signifikan pada tingkat 5%. Kemudian pada
tahun ketiga pasca right issue, selisih rata-rata OCFTA mengalami penurunan
dari tahun kedua yaitu dari 12,1625% menjadi 11,5040% dan penurunan selisih
rata-rata tersebut signifikan pada tingkat 10%.
Dari lima bentangan waktu yang diteliti terdapat dua bentangan waktu
pengujian yang menunjukkan ada perbedaan. Namun demikian, secara umum,
hipotesis alternatif keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa aliran kas operasi
atas total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right
issue ditolak.
c. Pengujian Hipotesis untuk Sales Growth
Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio sales
growth menunjukkan bahwa satu dari lima bentangan waktu pengujian adalah
signifikan, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun ketiga pasca right issue.
P-value yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat 5%.
60
Panel C menunjukkan bahwa selisih median sales growth dari tahun kedua
sebelum right issue ke tahun benchmark adalah 6,8750%. Selisih rata-rata sales
growth di tahun ke-nol mengalami peningkatan yaitu dari -0,6381% pada
periode tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar menjadi 1,9767%.
Selisih median di tahun pertama pasca right issue mengalami penurunan dari
tahun ke-nol yaitu dari 3,0600% menjadi -7,6100% (saat data ekstrim
dimasukkan dalam analisis) atau -12,2300% (saat data ekstrim tidak
dimasukkan dalam analisis). Selisih median di tahun kedua setelah right issue
mengalami penurunan dari tahun pertama pasca right issue yaitu dari -7,6100%
(saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis) menjadi -12,0200% atau selisih
median mengalami peningkatan dari tahun pertama pasca right issue yaitu dari
-12,2300% menjadi -12,0200%. Selisih rata-rata sales growth meningkat tajam
di tahun ketiga setelah right issue yaitu dari 8,3369% di tahun kedua menjadi
38,5300%. Peningkatan selisih rata-rata dari tahun dasar ke tahun ketiga
setelah right issue secara statistik signifikan pada tingkat 5%.
Dari lima bentangan waktu yang diteliti hanya terdapat satu bentangan
waktu yang menunjukkan ada perbedaan. Oleh karena itu, hipotesis alternatif
kelima (Ha5) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan
sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.
d. Pengujian Hipotesis untuk TATO
Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio TATO
menunjukkan bahwa dua dari lima bentangan waktu pengujian adalah
signifikan pada tingkat 10%, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun kedua
setelah right issue dan pada periode tahun dasar ke tahun ketiga setelah right
issue. P-value yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat signifikansi 10%.
Panel D menunjukkan bahwa selisih median TATO dari tahun kedua
sebelum right issue ke tahun dasar adalah 0,0368% yang menurun menjadi -
0,0137% di tahun ke-nol, kemudian meningkat di tahun pertama pasca right
issue menjadi 0,1459%. Selisih rata-rata TATO dari tahun dasar ke tahun
kedua adalah sebesar 0,1279% yang menurun dari tahun pertama pasca right
issue yaitu sebesar 0,1459%. Penurunan selisih rata-rata tersebut signifikan
61
pada tingkat 10%. Selisih rata-rata TATO kemudian mengalami peningkatan
di tahun ketiga setelah right issue yaitu menjadi 0,2337 dan peningkatan
tersebut signifikan pada tingkat 10%.
Dari lima bentangan waktu yang diteliti terdapat dua bentangan waktu
pengujian yang menunjukkan ada perbedaan. Dengan demikian, secara umum,
hipotesis alternatif keenam (Ha6) yang menyatakan bahwa perputaran total aset
perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.
4.3 Pembahasan
Right issue merupakan salah satu aksi perusahaan (corporate action) yang
dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi para pelaku pasar sebelum membuat
keputusan investasi di pasar modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis ada tidaknya abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman
right issue di Bursa Efek Indonesia dan apakah abnormal return saham pada hari-
hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum
pengumuman right issue. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
menganalisis apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat
pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan
penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik
daripada sebelum right issue.
4.3.1 Abnormal Return Pada Hari-Hari Di Sekitar Pengumuman Right Issue
Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk melihat ada tidaknya
abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue. Hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada dua hari dimana terdapat
abnormal return yang signifikan, yaitu pada hari -3 dan +5 walaupun nilai
abnormal returnnya adalah negatif. Abnormal return yang diperoleh pada dua
hari tersebut signifikan pada tingkat 10%. Sedangkan pada hari-hari lain tidak
ditemukan abnormal return yang signifikan. Hipotesis alternatif yang yang
menyatakan bahwa terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar
pengumuman right issue ditolak, sedangkan hipotesis nol diterima.
62
Penelitian event study tentang right issue telah dilakukan oleh beberapa
peneliti, antara lain dilakukan oleh Scholes (1972) dan Tsangarakis (1996). Kedua
peneliti tersebut menemukan bukti bahwa terdapat abnormal return yang
signifikan pada hari-hari sebelum pengumuman right issue dan tidak ditemukan
adanya abnormal return yang signifikan pada hari-hari sesudah pengumuman
right issue. Hasil yang berbeda diperoleh dari pengujian hipotesis pertama yang
menemukan abnormal return yang signifikan sesudah pengumuman right issue
yaitu pada hari kelima setelah pengumuman right issue dimana nilai abnormal
returnnya signifikan pada tingkat 10%. Hasil pengujian hipotesis pertama ini
tidak mendukung penelitian sebelumnya.
Dengan ditolaknya hipotesis alternatif pertama dalam penelitian ini
membuktikan bahwa investor memberikan reaksi yang beragam terhadap
pengumuman right issue. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return yang bernilai
positif dan negatif pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ini, investor tidak perlu
mempertimbangkan right issue sebagai acuan dalam berinvestasi di pasar modal.
Hal ini karena hanya ditemukan dua hari dimana abnormal return signifikan
dengan nilai negatif.
4.3.2 Perbedaan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Right Issue
Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk melihat apakah terdapat
perbedaan abnormal return pada hari-hari sebelum dan sesudah pengumuman
right issue. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa abnormal return
pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama
dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue. Hasil pengujian ini
menunjukkan bahwa pengumuman right issue tidak berpengaruh terhadap
abnormal return. Hasil ini tidak sesuai dengan kajian teori abnormal return yang
menyatakan bahwa apabila suatu event mempunyai kandungan informasi maka
pasar modal akan mereaksi dalam bentuk perubahan harga saham yang tercermin
pada abnormal return yang terjadi.
63
Hasil pengujian hipotesis kedua ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
yaitu Scholes (19720 dan Smith (1977). Mereka menemukan bahwa abnormal
return saham sesudah right issue lebih rendah daripada sebelum right issue.
Sedangkan penelitian ini menemukan bukti bahwa abnormal return pada hari-hari
sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari
sebelum pengumuman right issue. Hasil pengujian hipotesis kedua ini tidak
mendukung hasil penelitian sebelumnya.
Menyikapi hasil pengujian hipotesis kedua ini, investor tidak perlu
mempertimbangkan right issue sebagai patokan berinvestasi di pasar modal. Hal
ini disebabkan tidak terdapat perbedaan abnormal return pada hari-hari sebelum
dan sesudah pengumuman right issue. Abnormal return pada hari-hari sesudah
pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum
pengumuman right issue.
4.3.3 Perbedaan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue
a. Perbedaan Rasio ORA Sebelum dan Sesudah Right Issue
Panel A menunjukkan selisih rata-rata ORA yang mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Selisih rata-rata ORA dari tahun kedua sebelum right issue ke
tahun dasar signifikan pada tingkat 10%, sedangkan selisih rata-rata ORA pada
bentangan waktu pengujian yang lain secara statistik tidak signifikan. Dengan
demikian tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue
tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue. Artinya, penelitian ini
tidak dapat membuktikan hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yang menyatakan
bahwa tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue
lebih baik daripada sebelum right issue. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
perusahaan secara rata-rata tidak mampu meningkatkan pengelolaan aset yang
digunakan untuk menghasilkan laba operasi di atas periode sebelum right issue.
Rasio ORA sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue sangat mungkin disebabkan sebagian besar perusahaan yang
diteliti menggunakan sebagian besar dana dari masyarakat untuk mendirikan
pabrik baru dan membayar hutang perusahaan. Dari pengamatan terhadap tujuan
64
penggunaan dana, dapat diketahui PT. Central Proteinaprima Tbk menggunakan
60% dari dana hasil right issue untuk membangun pabrik baru dan 40% untuk
menambah modal kerja perusahaan. Hasil dari pembangunan pabrik tersebut
belum bisa dinikmati dalam bentuk laba perusahaan dalam waktu yang singkat,
karena pembangunan pabrik tersebut cukup membutuhkan waktu yang lama dan
baru bisa dirasakan hasilnya beberapa tahun setelah perusahaan melakukan right
issue.
Berdasarkan hasil temuan ini, perusahaan hendaknya mampu
meningkatkan pengelolaan aset untuk menghasilkan laba operasi yang lebih baik
pada periode sesudah right issue. Hal ini perlu dilakukan karena perusahan juga
mempunyai tanggung jawab kepada pemegang saham untuk terus meningkatkan
laba perusahaan. Bagi investor hendaknya lebih cermat terhadap fluktuasi
besarnya nilai rasio ORA dan rencana alokasi penggunaan dana perusahaan yang
melakukan right issue karena berdampak pada kinerja operasi perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Jain dan Kini
(1994) yang menyimpulkan adanya perbedaan operating return on assets sebelum
dan sesudah IPO. Operating return on assets mengalami penurunan yang
signifikan sesudah IPO.
b. Perbedaan Rasio OCFTA Sebelum dan Sesudah Right Issue
Panel B menggambarkan selisih rata-rata OCFTA yang cenderung
mengalami peningkatan setelah right issue. Selisih rata-rata OCFTA dari tahun
kedua sebelum right issue ke tahun dasar mengalami penurunan di tahun ke-nol,
kemudian meningkat di tahun pertama setelah right issue, meningkat tajam di
tahun kedua pasca right issue dan peningkatan tersebut signifikan pada tingkat
5%, tetapi kemudian selisih rata-rata OCFTA menurun di tahun ketiga dan
penurunan tersebut signifikan pada tingkat 10%. Dengan demikian, secara umum,
hipotesis alternatif keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa aliran kas operasi atas
total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue
ditolak. Temuan ini mengindikasikan bahwa perusahaan secara rata-rata tidak
mampu meningkatkan penggunaan aset dalam bentuk peningkatan aliran kas
operasi.
65
Rasio OCFTA sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue disebabkan oleh tingginya pengeluaran pembayaran karyawan
dan pemasok yang tidak diimbangi dengan pemasukan kas operasi dari pelanggan,
mengingat bahwa sumber utama pemasukan kas operasi adalah kas yang diterima
dari pelanggan. Hal tersebut bisa terjadi dimungkinkan karena perusahaan banyak
melakukan penundaan dalam transaksi kredit atau membiarkan barang tertahan di
gudang. Alasan lain yang menyebabkan tingginya pengeluaran karyawan dan
pemasok adalah perusahaan tidak bisa menjaga efisiensi dari sumber daya yang
digunakan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan.
Salah satu contoh perusahaan yang mengalami tingginya pembayaran
karyawan dan pemasok yang tidak diimbangi dengan pemasukan kas operasi dari
pelanggan adalah PT. Summarecon Agung Tbk. Perusahaan tersebut mengalami
peningkatan penerimaan kas operasi dari pelanggan setelah right issue, tetapi di
sisi lain pengeluaran yang ditanggung perusahaan untuk membayar karyawan dan
pemasok jauh lebih besar daripada peningkatan kas yang diterima perusahaan dari
pelanggan. Hal tersebut mengakibatkan kas bersih dari aktivitas operasi
mengalami penurunan, sehingga dapat mengakibatkan penurunan nilai OCFTA.
Selain itu meningkatnya total aset perusahaan juga merupakan faktor yang
membuat nilai OCFTA semakin menurun, karena peningkatan total aset
perusahaan sesudah right issue lebih tinggi daripada kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi.
Hasil analisis ini menyiratkan bahwa perusahaan hendaknya lebih
meningkatkan efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan aliran
kas operasi, terutama pasca right issue, karena perusahaan dituntut untuk dapat
meningkatkan kinerjanya setelah memperoleh tambahan dana dari masyarakat.
Pihak investor seharusnya lebih mencermati besarnya penerimaan kas dari
pelanggan dan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan karena dapat
mempengaruhi arus kas dari aktivitas operasi perusahaan yang melakukan right
issue.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Jain dan Kini (1994)
yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan operating cash flow to total assets
66
sebelum dan sesudah IPO. Operating cash flow to total assets mengalami
penurunan yang signifikan setelah perusahaan melakukan IPO.
c. Perbedaan Rasio Sales Growth Sebelum dan Sesudah Right Issue
Panel C menunjukkan selisih rata-rata sales growth dari tahun kedua
sebelum right issue ke tahun dasar meningkat di tahun ke-nol, kemudian
meningkat lagi di tahun pertama setelah right issue (baik pada saat data ekstrim
dimasukkan dalam analisis maupun tidak). Selisih rata-rata sales growth (saat data
ekstrim dimasukkan dalam analisis) menurun tajam di tahun kedua pasca right
issue, sedangkan selisih rata-rata sales growth (saat data ekstrim tidak
dimasukkan dalam analisis) meningkat di tahun kedua pasca right issue. Selisih
rata-rata sales growth meningkat lagi secara tajam di tahun ketiga setelah right
issue dan peningkatan tersebut secara statistik signifikan pada tingkat 5%. Pada
periode tahun ketiga setelah right issue ini berarti perusahaan telah mampu
meningkatkan kemampuan dalam menjual barangnya. Namun, secara umum,
penelitian ini tidak dapat membuktikan hipotesis alternatif kelima (Ha5) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue lebih
baik daripada sebelum right issue. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara rata-
rata perusahaan tidak mampu meningkatkan kemampuannya dalam menjual
barang.
Rasio sales growth sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue disebabkan perusahaan yang diteliti secara rata-rata
mengalami peningkatan penjualan setelah right issue tetapi peningkatannya justru
lebih rendah daripada periode sebelum right issue. Salah satu contoh perusahaan
yang mengalami peningkatan penjualan setelah right issue adalah PT. Mandom
Indonesia Tbk yang melakukan right issue pada tahun 2008. Perusahaan tersebut
mengalami peningkatan penjualan setelah right issue namun peningkatan
penjualannya cenderung menurun setelah right issue. Adapun penjualan PT.
Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010
masing-masing adalah Rp 904.763.521.606; Rp 951.630.228.944; Rp
1.018.333.575.287; Rp 1.239.775.396.779; Rp 1.388.724.644.234; dan Rp
1.466.938.711.851. Dari data penjualan PT. Mandom Indonesia Tbk pada tahun
67
2005-2010 tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan penjualan setelah right
issue lebih kecil daripada sebelum right issue. Misalnya selisih penjualan pada
tahun 2009 dan 2008 adalah Rp 148.949.247.455, sedangkan selisih penjualan
pada tahun 2008 dan 2007 adalah Rp 221.441.821.492.
Pihak perusahaan harus dapat mengoptimalkan pengelolaan aset dalam
menghasilkan penjualan, karena kenaikan penjualan dapat mempengaruhi
peningkatan nilai sales growth perusahaan. Pihak investor harus lebih mencermati
peningkatan penjualan perusahaan setiap waktu karena peningkatan sales growth
perusahaan juga tergantung pada besarnya intensitas modal perusahaan. Idealnya,
jika ada dana masuk ke perusahaan dalam jumlah besar dan dana tersebut
digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka kapasitas produksi juga
semakin besar dan konsekuensinya penjualan akan semakin meningkat.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Jain dan Kini
(1994) yang menyimpulkan adanya perbedaan sales growth sebelum dan sesudah
IPO. Sales growth mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari tahun dasar
dasar ke tahun ke-nol maupun sampai tahun ketiga setelah IPO.
d. Perbedaan Rasio TATO Sebelum dan Sesudah Right Issue
Panel D menggambarkan selisih rata-rata TATO yang cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Selisih rata-rata TATO dari tahun kedua sebelum
right issue ke tahun dasar mengalami peningkatan di tahun ke-nol, meningkat lagi
di tahun pertama setelah right issue dan peningkatan tersebut signifikan pada
tingkat 5%, namun kemudian selisih rata-rata TATO menurun di tahun kedua
pasca right issue dan penurunan tersebut secara statistik signifikan pada tingkat
10%, dan meningkat kembali di tahun ketiga dan peningkatan tersebut signifikan
pada tingkat 10%. Secara umum, hipotesis alternatif keenam (Ha6) yang
menyatakan bahwa perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik
daripada sebelum right issue ditolak. Temuan ini mengindikasikan bahwa
perusahaan secara rata-rata tidak mampu meningkatkan penggunaan aset dalam
bentuk peningkatan penjualan.
Rasio TATO sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama dengan
sebelum right issue disebabkan oleh peningkatan total aset perusahaan yang tidak
68
diimbangi oleh peningkatan penjualan bersih perusahaan. Salah satu contoh
perusahaan yang mengalami penurunan nilai TATO setelah right issue adalah PT.
ATPK Resources Tbk. Penjualan bersih PT. ATPK Resources Tbk mengalami
peningkatan setelah right issue, namun peningkatan penjualan bersih tersebut
masih jauh di bawah peningkatan total aset perusahaan setelah right issue. Hal
tersebut menyebabkan penurunan nilai TATO, karena total aset perusahaan jauh
lebih besar daripada penjualan bersih perusahaan.
Pihak perusahaan seharusnya lebih meningkatkan penggunaan aset untuk
menghasilkan penjualan bersih. Investor perlu mengkaji besarnya peningkatan
total aset dan penjualan bersih perusahaan karena dapat mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan khususnya pada variabel TATO.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Jain dan Kini
(1994) yang menyimpulkan adanya perbedaan total assets turnover sebelum dan
sesudah IPO. Total assets turnover mengalami penurunan yang signifikan setelah
IPO dilakukan.
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja operasi
perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right
issue karena rasio tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas
total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah
right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue. Ditemukannya
kecenderungan penurunan kinerja operasi pasca right issue dapat dikaitkan
dengan adanya upaya manajemen untuk membuat kinerja keuangan sebelum right
issue meningkat. Apakah manajemen perusahaan melakukan manajemen laba
(earnings management) pada periode sebelum right issue bisa jadi merupakan
salah satu penyebab yang membuat kinerja pasca right issue cenderung menurun.
Artinya, jika perusahaan mencoba untuk meningkatkan kinerja operasi sebelum
right issue dengan melakukan manajemen laba, maka dampak dari manajemen
laba akan dirasakan pada periode pasca right issue. Penelitian di Indonesia yang
dilakukan oleh Gumanti (2003) tidak menemukan praktik manajemen laba pada
kasus IPO tetapi penelitian lain, yaitu Gumanti (2001) justru menemukan bukti
yang kuat bahwa pada periode dua tahun sebelum go public, manajemen
69
perusahaan melakukan manajemen laba. Sulistyanto dan Wibisono (2003)
menemukan bukti bahwa manajemen perusahaan melakukan manajemen laba
pada periode tiga tahun sebelum pengumuman SEO. Penelitian di pasar modal
lain yang telah dilakukan oleh Jain dan Kini (1994), McLaughlin et al (1996),
serta Loughran dan Ritter (1997), secara empiris menemukan praktik manajemen
laba pada periode sebelum IPO atau SEO.
Ada beberapa hal yang perlu dicermati dari hasil penelitian ini, yang
sekaligus sebagai kelemahan dalam penelitian ini, terkait dengan temuan yang
dilaporkan dalam penelitian. Hal-hal yang dimaksud antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Periode penelitian yang rentang waktunya hanya 3 tahun yaitu dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2009, dimana sampel penelitian hanya 18 perusahaan,
sedangkan penelitian sebelumnya rata-rata menggunakan sampel di atas 100
perusahaan, sehingga belum mampu mencerminkan bentangan waktu yang
lebih lama dan konsekuensinya hasil yang diperoleh belum mencerminkan
kondisi yang bervariasi.
b. Perhitungan beta dalam penelitian ini menggunakan Single Index Model (SIM)
dengan periode estimasi selama 90 hari. Penggunaan model estimasi risiko
sistematik yang lain seperti model estimasi risiko sistematik berbasis beta
koreksi atau CAPM dengan periode estimasi yang lebih panjang mungkin akan
menghasilkan nilai abnormal return yang lebih akurat. Misalnya pada model
CAPM menggunakan tingkat suku bunga bebas risiko dalam menghitung
expected return, sedangkan dalam Single Index Model tidak menggunakan
tingkat suku bunga bebas risiko dalam menghitung expected return.
c. Bursa Efek Indonesia yang berada dalam kondisi emerging market, dimana
investor cenderung kurang memperhatikan informasi-informasi yang masuk ke
pasar sehingga harga saham yang terbentuk di pasar modal sangat mungkin
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, misalnya karena krisis keuangan global
dalam bentuk krisis sub prime mortgage. Selain itu, krisis keuangan global
tahun 2007 dan 2008 mungkin berpengaruh nyata pada kinerja perusahaan
70
yang melakukan right issue, sehingga banyak perusahaan yang telah
melakukan right issue belum mampu meningkatkan kinerjanya secara nyata.
d. Rasio-rasio yang digunakan sebagai ukuran kinerja operasi dalam penelitian ini
adalah operating return on assets, operating cash flow to total assets, sales
growth, dan total assets turnover. Penggunaan rasio-rasio lain yang berpotensi
menjadi ukuran kinerja operasi akan menggambarkan kinerja operasi
perusahaan yang lebih lengkap untuk sebelum dan sesudah right issue,
misalnya gross profit margin, net profit margin, operating profit margin, dan
lain-lain.
71
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap
abnormal return dan kinerja operasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007-2009. Dengan menggunakan metode purposive sampling, diperoleh
18 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Ada dua hari dimana abnormal return yang diperoleh adalah signifikan pada
tingkat 10%, yaitu hari -3 dan +5, tetapi nilai abnormal returnnya adalah
negatif. Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return
pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue ditolak, sedangkan hipotesis
nol diterima. Artinya, penelitian ini menyatakan bahwa investor memberikan
reaksi yang beragam terhadap pengumuman right issue.
b. Abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak
lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.
Artinya, pengumuman right issue tidak berpengaruh terhadap abnormal return
saham.
c. Kinerja operasi perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue, baik selisih rata-rata maupun selisih median.
Rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi
atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan
perputaran total aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama
dengan sebelum right issue. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak
mampu meningkatkan kinerja operasinya pasca right issue.
5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan, dan keterbatasan yang
ada, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
72
a. Bagi peneliti yang akan datang
Bagi peneliti yang akan datang, disarankan untuk melakukan beberapa
perbaikan dengan melakukan hal-hal berikut. Pertama, penelitian yang akan
datang sebaiknya dilakukan dengan periode pengamatan yang lebih panjang
sehingga sampel akan dapat lebih banyak. Kedua, penelitian selanjutnya dapat
mencoba menggunakan model estimasi risiko sistematik berbasis beta koreksi
atau CAPM dengan periode estimasi yang lebih panjang. Ketiga, kajian yang
akan datang dapat dilakukan dengan memfokuskan pada kondisi perekonomian
yang relatif stabil, misalnya dengan menghindari efek krisis keuangan global.
Keempat, penelitian selanjutnya dapat menggunakan rasio-rasio lain yang
berpotensi untuk menjadi ukuran kinerja operasi.
b. Bagi investor
Hasil penelitian yang menemukan bukti bahwa terdapat dua hari dengan
abnormal return yang signifikan, yaitu hari -3 dan +5 dengan nilai abnormal
return negatif, serta abnormal return saham pada hari-hari sesudah
pengumuman right issue yang tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari
sebelum pengumuman right issue, maka investor disarankan untuk tidak perlu
mempertimbangkan right issue sebagai patokan berinvestasi di pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
Agfira, Ike Risma Wahyu. 2011. Analisis Kinerja Operasi Perusahaan Sektor
Perdagangan dan Jasa Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana
di Bursa Efek Indonesia. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Universitas
Jember.
Brealy, Richard A., Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2007. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 1. Edisi Kelima. Alih bahasa oleh
Yelvi Andri Zaimur. 2008. Jakarta: Erlangga.
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia
(Pendekatan Tanya Jawab). Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Eckbo, B. E., dan Masulis. 1992. Adverse Selection and The Rights Offer
Paradox. Journal of Financial Economics. Vol. 6 No. 1 Hal. 66-77.
Friday, H. Swint, Shelly W. Howton, dan Shawn D. Howton. Long Run
Underperformance in REITs Following Seasoned Equity Offerings. Journal
of Real Estate Portfolio Management. Vol. 6 No. 4 Hal. 355-363.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, T. A. 2001. Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 4 No. 2 Hal.
165-183.
Gumanti, T. A. 2003. An Investigation of Earnings Management in Indonesian
Manufacturing Initial Public Offerings. Gadjah Mada International
Business Journal. Vol. 5 No. 3 Hal. 345-362.
Gumanti, T. A., dan Dwi Lusi, T. S. 2005. Kinerja Operasi Pasca Initial Public
Offerings di Bursa Efek Jakarta (Tahun 1995-1996). Jurnal Akuntansi
Bisnis Manajemen. Vol. 12 No. 1 Hal. 1-13.
Gumanti, T. A. 2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Herawati, Ratna. Penilaian Kinerja Perusahaan Kelompok Aneka Industri di
Bursa Efek Jakarta Pasca Krisis Ekonomi. Tidak Dipublikasikan. Skripsi.
Jember: Universitas Jember.
Husnan, Suad. 1994. Pembelanjaan Perusahaan. Liberty: Yogyakarta.
Jain, B. A., dan O. Kini. 1994. The Post-Issue Operating Performance of IPO
Firms. The Journal of Finance. Vol. 49 No. 5 Hal. 1699-1726.
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta: BPFE UGM.
Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Jurin, B. 1988. Raising Equity in an Efficient Market. Midland Corporate
Finance Journal. Vol. 5 No. 10 Hal. 53-60.
Loughran, Tim., dan Jay R. Ritter. 1997. The Operating Performance of Firms
Conducting Seasoned Equity Offerings. The Journal of Finance. Vol. 52
No. 5 Hal. 1823-1850.
Machfoedz, Mas’ud. 1999. Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi Perusahaan
Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 14 No. 1
Hal. 37-49.
Mayasari, Eriska. 2005. Penilaian Kinerja Operasi Perusahaan Kelompok
Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Pasca Krisis Ekonomi.
Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Universitas Jember.
Niagara, Marentin Nita. 2006. Analisis Anomali Liburan di Bursa Efek Jakarta
(Studi Kasus Pada Perusahaan Kelompok LQ-45). Tidak Dipublikasikan.
Skripsi. Jember: Universitas Jember.
McLaughlin, Assem S., dan Gopala K. V. 1996. The Operating Performance of
Seasoned Equity Issuers: Free Cash Flow and Post-Issue Performance.
Journal of Financial Management. Vol.25 No. 4 Hal. 41-53.
Payamta dan M. Machfoedz. 1999. Evaluasi Kinerja Perbankan Sebelum dan
Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Kelola. Vol.
20 No. 8 Hal. 1-7.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Excel Media Komputindo.
Scholes, M. 1972. The Market for Securities: Substitution Versus Price Pressure
and the Effects of Information on Share Prices. The Journal of Business.
Vol. 45 No. 2 Hal. 179-211.
Smith, Clifford W. 1977. Alternative Methods for Raising Capital: Rights Versus
Underwritten Offerings. Journal of Financial Economics. Vol. 5 No. 3
Hal. 273-307.
Sulistyanto, H.S., dan Wibisono H. 2003. Seasoned Equity Offerings: Antara
Agency Theory, Windows of Opportunity, dan Penurunan Kinerja.
Simposium Nasional Akuntansi IV.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Tsangarakis, Nickolaos V. 1996. Shareholder Wealth Effects of Equity Issues in
Emerging Markets: Evidence from Right Offerings in Greece. Journal of
Financial Management. Vol. 25 No. 3 Hal. 21-32.
Universitas Jember. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Ketiga.
Jember: Jember University Press.
http://www.idx.co.id/Home/Publication/FactBook/tabid/146/language/en-
US/Default.aspx [31 Oktober 2011].
http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/
[25 November 2011].
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=Historical+Prices [1-5 Desember 2011].
http://en.wikipedia.org/wiki/Wilcoxon_signed-rank_test [20 Desember 2011].
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kode
Emiten
1 ELTY Bakrieland Development Tbk 17 April 2007
2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 18 April 2007
3 NISP Bank NISP Tbk 24 April 2007
4 CITA Cipta Panelutama Tbk 02 Mei 2007
5 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 23 Mei 2007
6 MAYA Bank Mayapada Tbk 30 Mei 2007
7 BCIC Bank Century Tbk 05 Juni 2007
8 SMRA Summarecon Agung Tbk 07 Juni 2007
9 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries 12 Juni 2007
10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 27 Juni 2007
11 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27 Juni 2007
12 BHIT Bhakti Investama Tbk 28 Juni 2007
13 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 29 Juni 2007
14 ATPK ATPK Resources Tbk 29 Juni 2007
15 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 30 Juli 2007
16 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 29 Agustus 2007
17 MIRA Mitra Rajasa Tbk 31 Oktober 2007
18 BRPT Barito Pacific Timber Tbk 19 November 2007
19 GJTL Gajah Tunggal Tbk 22 November 2007
20 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 23 November 2007
No.
POPULASI PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE TAHUN 2007-2009
Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman
Lanjutan Lampiran 1
21 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk 03 Desember 2007
22 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk 12 Desember 2007
23 HADE Hortus Danavest Tbk 26 Desember 2007
24 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 28 Desember 2007
25 RODA Roda Panggon Harapan Tbk 28 Desember 2007
26 BTEL Bakrie Telecom Tbk 15 Februari 2008
27 TMPI AGIS Tbk 27 Februari 2008
28 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 17 Maret 2008
29 LAPD Leyand International Tbk 28 Maret 2008
30 KARK Dayaindo Resources International Tbk 31 Maret 2008
31 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 31 April 2008
32 DUTI Duta Pertiwi Tbk 05 Juni 2008
33 TCID Mandom Indonesia Tbk 10 Juni 2008
34 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 17 Juni 2008
35 BSWD Bank Swadesi Tbk 25 Juni 2008
36 BVIC Bank Victoria International Tbk 26 Juni 2008
37 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27 Juni 2008
38 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 30 Juni 2008
39 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 30 Juni 2008
40 ABBA Abdi Bangsa Tbk 30 Juni 2008
41 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30 Juni 2008
42 UNTR United Tractors Tbk 19 Agustus 2008
43 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 17 September 2008
44 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 18 September 2008
Lanjutan Lampiran 1
45 MIRA Mitra Rajasa Tbk 13 November 2008
46 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 18 November 2008
47 LPLI Star Pasific Tbk 26 November 2008
48 CPRO Central Proteinaprima Tbk 01 Desember 2008
49 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 01 Desember 2008
50 IATA Indonesia Air Transport Tbk 05 Desember 2008
51 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 23 Maret 2009
52 INDX Indoexchange Tbk 18 Mei 2009
53 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 24 Juni 2009
54 BKSW Bank Kesawan Tbk 26 Juni 2009
55 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 29 Juni 2009
56 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 30 Juni 2009
57 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 11 September 2009
58 LPPF Pacific Utama Tbk 1 November 2009
59 AGRO Bank Agroniaga Tbk 10 November 2009
60 EXCL XL Axiata Tbk 16 November 2009
61 BBKP Bank Bukopin Tbk 26 November 2009
62 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 09 Desember 2009
Lampiran 2
DAFTAR KODE DAN NAMA PERUSAHAAN SAMPEL PENELITIAN
No. Kode
1 SMRA Summarecon Agung Tbk
2 BUDI Budi Acid Jaya Tbk
3 ATPK ATPK Resources Tbk
4 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
5 BRPT Barito Pacific Timber Tbk
6 ADES Ades Waters Indonesia Tbk
7 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk
8 TCID Mandom Indonesia Tbk
9 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
10 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk
11 ABBA Abdi Bangsa Tbk
12 UNTR United Tractors Tbk
13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk
14 LPLI Star Pasific Tbk
15 CPRO Central Proteinaprima Tbk
16 IATA Indonesia Air Transport Tbk
17 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
18 EXCL XL Axiata Tbk
Nama Perusahaan
Lampiran 3
DAFTAR NILAI ALFA DAN BETA SAMPEL PENELITIAN
No. Kode Emiten α (alfa) β (beta)
1 SMRA 0,00261 0,46592
2 BUDI 0,00315 0,41551
3 ATPK 0,03719 0,43034
4 UNSP 0,00122 1,21456
5 BRPT 0,00613 1,43156
6 ADES -0,00362 0,59257
7 FPNI 0,00032 0,60582
8 TCID -0,00129 0,05766
9 SSIA -0,00055 0,84438
10 LCGP -0,00026 0,46508
11 ABBA 0,00041 1,04213
12 UNTR -0,00072 1,18249
13 BMSR 0,01447 0,33934
14 LPLI -0,00427 0,60997
15 CPRO -0,00504 0,95567
16 IATA -0,00067 0,02573
17 BLTA 0,00040 1,46501
18 EXCL 0,00339 0,04247
Lampiran 4
No. Kode Emiten Tanggal P (Rp) IHSG (Rp) Ri Rm α (alfa) ß (beta) E(Ri ) ARi
1 SMRA 14/06/2007 795 2.108,41 -0,00627 0,00944 0,00261 0,46592 0,00701 -0,01328
13/06/2007 800 2.088,60 0,05789 -0,00952 0,00261 0,46592 -0,00183 0,05972
12/06/2007 755 2.108,58 0,01333 0,011711 0,00261 0,46592 0,00807 0,00527
11/06/2007 745 2.084,03 0,00000 0,014295 0,00261 0,46592 0,00927 -0,00927
08/06/2007 745 2.054,45 0,00000 -0,01898 0,00261 0,46592 -0,00623 0,00623
07/06/2007 745 2.093,81 -0,00669 -0,00411 0,00261 0,46592 0,00069 -0,00738
06/06/2007 750 2.102,44 -0,00664 0,004448 0,00261 0,46592 0,00468 -0,01133
05/06/2007 755 2.093,11 -0,02615 -0,00887 0,00261 0,46592 -0,00152 -0,02462
04/06/2007 775 2.111,75 -0,00643 0,013074 0,00261 0,46592 0,00870 -0,01513
31/05/2007 780 2.084,32 0,00000 0,013972 0,00261 0,46592 0,00912 -0,00912
30/05/2007 780 2.055,40 0,00643 -0,00162 0,00261 0,46592 0,00185 0,00458
29/05/2007 775 2.058,74
2 BUDI 04/07/2007 355 2.196,10 0,01418 0,00318 0,00315 0,41551 0,00447 0,00971
03/07/2007 350 2.189,12 0,07411 0,00978 0,00315 0,41551 0,00721 0,06690
02/07/2007 325 2.167,82 0,06351 0,01325 0,00315 0,41551 0,00866 0,05486
29/06/2007 305 2.139,28 0,01653 0,01243 0,00315 0,41551 0,00832 0,00821
28/06/2007 300 2.112,85 0,00000 -0,00589 0,00315 0,41551 0,00070 -0,00070
27/06/2007 300 2.125,34 -0,03279 -0,01318 0,00315 0,41551 -0,00233 -0,03046
26/06/2007 310 2.153,54 0,03279 0,00062 0,00315 0,41551 0,00341 0,02938
25/06/2007 300 2.152,20 0,10536 -0,00006 0,00315 0,41551 0,00313 0,10223
PERHITUNGAN ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE
TAHUN 2007-2009 DI BURSA EFEK INDONESIA
Lanjutan Lampiran 4
22/06/2007 270 2.152,32 -0,01835 -0,00001 0,00315 0,41551 0,00315 -0,02150
21/06/2007 275 2.152,34 -0,01802 -0,00405 0,00315 0,41551 0,00147 -0,01949
20/06/2007 280 2.161,07 0,03637 0,00877 0,00315 0,41551 0,00680 0,02957
19/06/2007 270 2.142,19
3 ATPK 06/07/2007 2.225 2.227,05 -0,10648 0,00275 0,03719 0,43034 0,03837 -0,14486
05/07/2007 2.475 2.220,93 -0,02000 0,01124 0,03719 0,43034 0,04203 -0,06203
04/07/2007 2.525 2.196,10 -0,00985 0,00318 0,03719 0,43034 0,03856 -0,04841
03/07/2007 2.550 2.189,12 -0,02899 0,00978 0,03719 0,43034 0,04140 -0,07039
02/07/2007 2.625 2.167,82 0,00000 0,01325 0,03719 0,43034 0,04289 -0,04289
29/06/2007 2.625 2.139,28 0,00000 0,01243 0,03719 0,43034 0,04254 -0,04254
28/06/2007 2.625 2.112,85 0,00000 -0,00589 0,03719 0,43034 0,03465 -0,03465
27/06/2007 2.625 2.125,34 0,00000 -0,01318 0,03719 0,43034 0,03152 -0,03152
26/06/2007 2.625 2.153,54 0,00000 0,00062 0,03719 0,43034 0,03746 -0,03746
25/06/2007 2.625 2.152,20 0,00000 -0,00006 0,03719 0,43034 0,03717 -0,03717
22/06/2007 2.625 2.152,32 0,00000 -0,00001 0,03719 0,43034 0,03719 -0,03719
21/06/2007 2.625 2.152,34
4 UNSP 05/09/2007 1.588 2.214,62 0,09714 -0,00023 0,00122 1,21456 0,00095 0,09619
04/09/2007 1.441 2.215,12 0,01398 0,00070 0,00122 1,21456 0,00207 0,01191
03/09/2007 1.421 2.213,57 0,01346 0,00873 0,00122 1,21456 0,01182 0,00164
31/08/2007 1.402 2.194,34 0,07246 0,02008 0,00122 1,21456 0,02561 0,04686
30/08/2007 1.304 2.150,72 -0,03689 0,00739 0,00122 1,21456 0,01020 -0,04709
29/08/2007 1.353 2.134,88 0,00000 -0,01152 0,00122 1,21456 -0,01277 0,01277
28/08/2007 1.353 2.159,61 -0,02121 -0,00726 0,00122 1,21456 -0,00760 -0,01361
27/08/2007 1.382 2.175,35 -0,06173 0,01493 0,00122 1,21456 0,01936 -0,08109
Lanjutan Lampiran 4
24/08/2007 1.470 2.143,11 -0,01351 0,01195 0,00122 1,21456 0,01573 -0,02924
23/08/2007 1.490 2.117,66 0,02652 0,02616 0,00122 1,21456 0,03299 -0,00646
22/08/2007 1.451 2.062,99 0,05598 0,03451 0,00122 1,21456 0,04313 0,01285
21/08/2007 1.372 1.993,01
5 BRPT 26/11/2007 2.725 2.648,04 -0,36490 0,02435 0,00613 1,43156 0,04098 -0,40588
23/11/2007 3.925 2.584,35 0,02581 0,00576 0,00613 1,43156 0,01437 0,01143
22/11/2007 3.825 2.569,51 -0,05097 0,00229 0,00613 1,43156 0,00942 -0,06038
21/11/2007 4.025 2.563,62 -0,05439 -0,02361 0,00613 1,43156 -0,02767 -0,02673
20/11/2007 4.250 2.624,86 -0,00587 -0,00833 0,00613 1,43156 -0,00579 -0,00007
19/11/2007 4.275 2.646,81 -0,00583 -0,00824 0,00613 1,43156 -0,00566 -0,00017
16/11/2007 4.300 2.668,70 -0,07286 -0,01381 0,00613 1,43156 -0,01364 -0,05922
15/11/2007 4.625 2.705,82 -0,03192 0,00517 0,00613 1,43156 0,01353 -0,04545
14/11/2007 4.775 2.691,87 0,10478 0,01409 0,00613 1,43156 0,02630 0,07848
13/11/2007 4.300 2.654,21 -0,02866 -0,00664 0,00613 1,43156 -0,00338 -0,02528
12/11/2007 4.425 2.671,90 -0,01681 -0,01330 0,00613 1,43156 -0,01291 -0,00390
09/11/2007 4.500 2.707,67
6 ADES 30/11/2007 800 2.688,33 -0,07232 -0,00426 -0,00362 0,59257 -0,00615 -0,06617
29/11/2007 860 2.699,82 0,02353 0,01040 -0,00362 0,59257 0,00254 0,02099
28/11/2007 840 2.671,90 0,25643 0,01659 -0,00362 0,59257 0,00621 0,25022
27/11/2007 650 2.627,95 -0,01527 -0,00762 -0,00362 0,59257 -0,00813 -0,00713
26/11/2007 660 2.648,04 0,00000 0,02435 -0,00362 0,59257 0,01081 -0,01081
23/11/2007 660 2.584,35 -0,01504 0,00576 -0,00362 0,59257 -0,00021 -0,01483
22/11/2007 670 2.569,51 0,04581 0,00229 -0,00362 0,59257 -0,00226 0,04807
21/11/2007 640 2.563,62 -0,01550 -0,02361 -0,00362 0,59257 -0,01761 0,00210
Lanjutan Lampiran 4
20/11/2007 650 2.624,86 -0,01527 -0,00833 -0,00362 0,59257 -0,00855 -0,00671
19/11/2007 660 2.646,81 -0,02985 -0,00824 -0,00362 0,59257 -0,00850 -0,02135
16/11/2007 680 2.668,70 -0,05716 -0,01381 -0,00362 0,59257 -0,01181 -0,04535
15/11/2007 720 2.705,82
7 FPNI 19/12/2007 485 2.657,98 -0,01026 0,00443 0,00032 0,60582 0,00300 -0,01326
18/12/2007 490 2.646,23 0,09633 -0,00704 0,00032 0,60582 -0,00394 0,10027
17/12/2007 445 2.664,92 0,00000 -0,02781 0,00032 0,60582 -0,01653 0,01653
14/12/2007 445 2.740,06 0,00000 -0,00570 0,00032 0,60582 -0,00313 0,00313
13/12/2007 445 2.755,73 0,00000 -0,01445 0,00032 0,60582 -0,00843 0,00843
12/12/2007 445 2.795,84 0,00000 -0,00539 0,00032 0,60582 -0,00295 0,00295
11/12/2007 445 2.810,96 0,00000 0,00739 0,00032 0,60582 0,00480 -0,00480
10/12/2007 445 2.790,26 0,00000 0,00406 0,00032 0,60582 0,00278 -0,00278
07/12/2007 445 2.778,95 0,00000 -0,00590 0,00032 0,60582 -0,00326 0,00326
06/12/2007 445 2.795,40 0,00000 0,00983 0,00032 0,60582 0,00627 -0,00627
05/12/2007 445 2.768,06 0,00000 0,00548 0,00032 0,60582 0,00364 -0,00364
04/12/2007 445 2.752,94
8 TCID 17/06/2008 7.150 2.377,98 0,06904 -0,00840 -0,00129 0,05766 -0,00177 0,07082
16/06/2008 6.673 2.398,04 0,00000 -0,00016 -0,00129 0,05766 -0,00130 0,00130
13/06/2008 6.673 2.398,42 0,01434 -0,00441 -0,00129 0,05766 -0,00154 0,01588
12/06/2008 6.578 2.409,01 0,00000 0,01431 -0,00129 0,05766 -0,00046 0,00046
11/06/2008 6.578 2.374,78 0,00000 0,00040 -0,00129 0,05766 -0,00127 0,00127
10/06/2008 6.578 2.373,82 0,00000 -0,01516 -0,00129 0,05766 -0,00216 0,00216
09/06/2008 6.578 2.410,08 -0,01434 0,00326 -0,00129 0,05766 -0,00110 -0,01324
06/06/2008 6.673 2.402,24 0,00000 0,00107 -0,00129 0,05766 -0,00123 0,00123
Lanjutan Lampiran 4
05/06/2008 6.673 2.399,68 0,00000 0,01558 -0,00129 0,05766 -0,00039 0,00039
04/06/2008 6.673 2.362,59 0,00000 -0,01730 -0,00129 0,05766 -0,00229 0,00229
03/06/2008 6.673 2.403,81 0,00000 -0,00992 -0,00129 0,05766 -0,00186 0,00186
02/06/2008 6.673 2.427,77
9 SSIA 04/07/2008 168 2.314,75 -0,01183 0,01223 -0,00055 0,84438 0,00978 -0,02161
03/07/2008 170 2.286,61 -0,01749 -0,03939 -0,00055 0,84438 -0,03381 0,01631
02/07/2008 173 2.378,47 -0,02849 -0,00014 -0,00055 0,84438 -0,00067 -0,02782
01/07/2008 178 2.378,81 0,04599 0,01257 -0,00055 0,84438 0,01006 0,03592
30/06/2008 170 2.349,10 0,00000 0,00726 -0,00055 0,84438 0,00558 -0,00558
27/06/2008 170 2.332,11 -0,01749 -0,00802 -0,00055 0,84438 -0,00732 -0,01017
26/06/2008 173 2.350,89 0,01749 0,00406 -0,00055 0,84438 0,00288 0,01461
25/06/2008 170 2.341,36 -0,01749 -0,01021 -0,00055 0,84438 -0,00917 -0,00832
24/06/2008 173 2.365,38 -0,01149 0,00112 -0,00055 0,84438 0,00039 -0,01189
23/06/2008 175 2.362,74 0,02899 -0,00382 -0,00055 0,84438 -0,00377 0,03276
20/06/2008 170 2.371,78 -0,01749 -0,00054 -0,00055 0,84438 -0,00101 -0,01649
19/06/2008 173 2.373,06
10 LCGP 07/07/2008 95 2.303,82 -0,09051 -0,00473 -0,00026 0,46508 -0,00246 -0,08805
04/07/2008 104 2.314,75 0,01942 0,01223 -0,00026 0,46508 0,00543 0,01399
03/07/2008 102 2.286,61 -0,02899 -0,03939 -0,00026 0,46508 -0,01858 -0,01041
02/07/2008 105 2.378,47 -0,02817 -0,00014 -0,00026 0,46508 -0,00033 -0,02784
01/07/2008 108 2.378,81 0,00000 0,01257 -0,00026 0,46508 0,00559 -0,00559
30/06/2008 108 2.349,10 -0,01835 0,00726 -0,00026 0,46508 0,00312 -0,02147
27/06/2008 110 2.332,11 0,01835 -0,00802 -0,00026 0,46508 -0,00399 0,02234
26/06/2008 108 2.350,89 0,03774 0,00406 -0,00026 0,46508 0,00163 0,03611
Lanjutan Lampiran 4
25/06/2008 104 2.341,36 -0,00957 -0,01021 -0,00026 0,46508 -0,00501 -0,00456
24/06/2008 105 2.365,38 0,00957 0,00112 -0,00026 0,46508 0,00026 0,00931
23/06/2008 104 2.362,74 -0,00957 -0,00382 -0,00026 0,46508 -0,00204 -0,00753
20/06/2008 105 2.371,78
11 ABBA 07/07/2008 204 2.303,82 0,00000 -0,00473 0,00041 1,04213 -0,00452 0,00452
04/07/2008 204 2.314,75 0,08701 0,01223 0,00041 1,04213 0,01316 0,07385
03/07/2008 187 2.286,61 -0,06220 -0,03939 0,00041 1,04213 -0,04064 -0,02156
02/07/2008 199 2.378,47 0,00000 -0,00014 0,00041 1,04213 0,00026 -0,00026
01/07/2008 199 2.378,81 -0,01000 0,01257 0,00041 1,04213 0,01351 -0,02351
30/06/2008 201 2.349,10 0,07220 0,00726 0,00041 1,04213 0,00797 0,06422
27/06/2008 187 2.332,11 0,02710 -0,00802 0,00041 1,04213 -0,00795 0,03505
26/06/2008 182 2.350,89 0,00000 0,00406 0,00041 1,04213 0,00464 -0,00464
25/06/2008 182 2.341,36 -0,02710 -0,01021 0,00041 1,04213 -0,01023 -0,01688
24/06/2008 187 2.365,38 0,00000 0,00112 0,00041 1,04213 0,00157 -0,00157
23/06/2008 187 2.362,74 -0,03158 -0,00382 0,00041 1,04213 -0,00357 -0,02801
20/06/2008 193 2.371,78
12 UNTR 26/08/2008 9.889 2.107,55 0,00935 -0,00929 -0,00072 1,18249 -0,01171 0,02105
25/08/2008 9.797 2.127,22 0,00471 0,00317 -0,00072 1,18249 0,00303 0,00168
22/08/2008 9.751 2.120,49 0,01905 0,01532 -0,00072 1,18249 0,01740 0,00165
21/08/2008 9.567 2.088,25 0,05434 0,00892 -0,00072 1,18249 0,00983 0,04451
20/08/2008 9.061 2.069,70 0,01535 0,01323 -0,00072 1,18249 0,01492 0,00042
19/08/2008 8.923 2.042,50 -0,01026 -0,02067 -0,00072 1,18249 -0,02516 0,01490
15/08/2008 9.015 2.085,15 -0,02020 -0,01025 -0,00072 1,18249 -0,01284 -0,00736
14/08/2008 9.199 2.106,64 0,04083 0,02068 -0,00072 1,18249 0,02374 0,01709
Lanjutan Lampiran 4
13/08/2008 8.831 2.063,52 0,01047 0,00288 -0,00072 1,18249 0,00269 0,00778
12/08/2008 8.739 2.057,58 -0,03618 -0,03643 -0,00072 1,18249 -0,04380 0,00761
11/08/2008 9.061 2.133,92 -0,04952 -0,02864 -0,00072 1,18249 -0,03459 -0,01493
08/08/2008 9.521 2.195,93
13 BMSR 24/09/2008 445 1.883,55 0,01586 0,00556 0,01447 0,33934 0,01636 -0,00050
23/09/2008 438 1.873,10 -0,01586 -0,01286 0,01447 0,33934 0,01011 -0,02596
22/09/2008 445 1.897,34 -0,07779 0,00296 0,01447 0,33934 0,01547 -0,09327
19/09/2008 481 1.891,73 -0,12492 0,05658 0,01447 0,33934 0,03367 -0,15859
18/09/2008 545 1.787,67 0,08219 0,01000 0,01447 0,33934 0,01786 0,06432
17/09/2008 502 1.769,89 0,00000 0,01954 0,01447 0,33934 0,02110 -0,02110
16/09/2008 502 1.735,64 0,00000 0,00949 0,01447 0,33934 0,01769 -0,01769
15/09/2008 502 1.719,25 0,00000 -0,04815 0,01447 0,33934 -0,00187 0,00187
12/09/2008 502 1.804,06 0,00000 -0,03597 0,01447 0,33934 0,00226 -0,00226
11/09/2008 502 1.870,13 0,00000 -0,00794 0,01447 0,33934 0,01178 -0,01178
10/09/2008 502 1.885,04 -0,13403 -0,03836 0,01447 0,33934 0,00145 -0,13548
09/09/2008 574 1.958,75
14 LPLI 03/12/2008 109 1.192,53 -0,00913 0,00098 -0,00427 0,60997 -0,00367 -0,00546
02/12/2008 110 1.191,36 0,00000 -0,02632 -0,00427 0,60997 -0,02032 0,02032
01/12/2008 110 1.223,13 0,00000 -0,01494 -0,00427 0,60997 -0,01338 0,01338
28/11/2008 110 1.241,54 -0,00905 0,03231 -0,00427 0,60997 0,01544 -0,02449
27/11/2008 111 1.202,07 0,00000 0,00745 -0,00427 0,60997 0,00027 -0,00027
26/11/2008 111 1.193,15 -0,09449 0,03324 -0,00427 0,60997 0,01601 -0,11050
25/11/2008 122 1.154,14 -0,05579 0,01110 -0,00427 0,60997 0,00250 -0,05829
24/11/2008 129 1.141,40 0,00000 -0,00427 -0,00427 0,60997 -0,00687 0,00687
Lanjutan Lampiran 4
21/11/2008 129 1.146,28 -0,00772 -0,00755 -0,00427 0,60997 -0,00888 0,00115
20/11/2008 130 1.154,97 0,01550 -0,02175 -0,00427 0,60997 -0,01753 0,03304
19/11/2008 128 1.180,36 0,00000 -0,00802 -0,00427 0,60997 -0,00916 0,00916
18/11/2008 128 1.189,86
15 CPRO 09/12/2008 68 1.266,12 -0,04317 0,05169 -0,00504 0,95567 0,04436 -0,08753
05/12/2008 71 1.202,34 -0,05481 -0,00248 -0,00504 0,95567 -0,00741 -0,04740
04/12/2008 75 1.205,32 -0,05196 0,01067 -0,00504 0,95567 0,00516 -0,05711
03/12/2008 79 1.192,53 0,14994 0,00098 -0,00504 0,95567 -0,00410 0,15404
02/12/2008 68 1.191,36 -0,01460 -0,02632 -0,00504 0,95567 -0,03019 0,01559
01/12/2008 69 1.223,13 0,01460 -0,01494 -0,00504 0,95567 -0,01932 0,03392
28/11/2008 68 1.241,54 -0,09798 0,03231 -0,00504 0,95567 0,02584 -0,12382
27/11/2008 75 1.202,07 0,00000 0,00745 -0,00504 0,95567 0,00208 -0,00208
26/11/2008 75 1.193,15 -0,02632 0,03324 -0,00504 0,95567 0,02673 -0,05305
25/11/2008 77 1.154,14 0,01307 0,01110 -0,00504 0,95567 0,00557 0,00750
24/11/2008 76 1.141,40 0,01325 -0,00427 -0,00504 0,95567 -0,00912 0,02236
21/11/2008 75 1.146,28
16 IATA 15/12/2008 101 1.359,28 0,00000 0,07349 -0,00067 0,02573 0,00122 -0,00122
12/12/2008 101 1.262,97 0,00000 -0,04165 -0,00067 0,02573 -0,00174 0,00174
11/12/2008 101 1.316,69 0,00000 0,00060 -0,00067 0,02573 -0,00065 0,00065
10/12/2008 101 1.315,90 0,00000 0,03856 -0,00067 0,02573 0,00032 -0,00032
09/12/2008 101 1.266,12 0,00000 0,05169 -0,00067 0,02573 0,00066 -0,00066
05/12/2008 101 1.202,34 0,00000 -0,00248 -0,00067 0,02573 -0,00073 0,00073
04/12/2008 101 1.205,32 0,00000 0,01067 -0,00067 0,02573 -0,00040 0,00040
03/12/2008 101 1.192,53 0,00000 0,00098 -0,00067 0,02573 -0,00064 0,00064
Lanjutan Lampiran 4
02/12/2008 101 1.191,36 0,00000 -0,02632 -0,00067 0,02573 -0,00135 0,00135
01/12/2008 101 1.223,13 0,00000 -0,01494 -0,00067 0,02573 -0,00105 0,00105
28/11/2008 101 1.241,54 0,00000 0,03231 -0,00067 0,02573 0,00016 -0,00016
27/11/2008 101 1.202,07
17 BLTA 07/07/2009 639 2.083,25 -0,05333 0,02343 0,00040 1,46501 0,03473 -0,08805
06/07/2009 674 2.035,01 0,03165 -0,01960 0,00040 1,46501 -0,02832 0,05997
03/07/2009 653 2.075,30 0,08966 0,00461 0,00040 1,46501 0,00716 0,08250
02/07/2009 597 2.065,75 -0,01166 0,00285 0,00040 1,46501 0,00457 -0,01623
01/07/2009 604 2.059,88 0,01166 0,01620 0,00040 1,46501 0,02414 -0,01248
30/06/2009 597 2.026,78 0,00000 -0,00342 0,00040 1,46501 -0,00460 0,00460
29/06/2009 597 2.033,72 0,00000 -0,00318 0,00040 1,46501 -0,00425 0,00425
26/06/2009 597 2.040,19 -0,01166 -0,00195 0,00040 1,46501 -0,00245 -0,00921
25/06/2009 604 2.044,17 0,03539 0,02401 0,00040 1,46501 0,03558 -0,00019
24/06/2009 583 1.995,67 0,07477 0,04158 0,00040 1,46501 0,06132 0,01345
23/06/2009 541 1.914,39 -0,08670 -0,03118 0,00040 1,46501 -0,04528 -0,04142
22/06/2009 590 1.975,03
18 EXCL 23/11/2009 1.892 2.481,42 -0,00527 -0,00239 0,00339 0,04247 0,00329 -0,00856
20/11/2009 1.902 2.487,37 -0,02081 0,00750 0,00339 0,04247 0,00371 -0,02452
19/11/2009 1.942 2.468,79 -0,02089 -0,00623 0,00339 0,04247 0,00313 -0,02402
18/11/2009 1.983 2.484,23 -0,00503 0,00421 0,00339 0,04247 0,00357 -0,00860
17/11/2009 1.993 2.473,79 0,05731 0,00207 0,00339 0,04247 0,00348 0,05383
16/11/2009 1.882 2.468,68 -0,01581 0,01711 0,00339 0,04247 0,00412 -0,01993
13/11/2009 1.912 2.426,80 0,01581 0,00269 0,00339 0,04247 0,00350 0,01231
12/11/2009 1.882 2.420,28 0,00000 0,00680 0,00339 0,04247 0,00368 -0,00368
Lanjutan Lampiran 4
11/11/2009 1.882 2.403,88 0,00000 0,00916 0,00339 0,04247 0,00378 -0,00378
10/11/2009 1.882 2.381,96 0,00000 -0,01022 0,00339 0,04247 0,00296 -0,00296
09/11/2009 1.882 2.406,43 0,06136 0,00472 0,00339 0,04247 0,00359 0,05777
06/11/2009 1.770 2.395,11
Lampiran 5
Kode
Emiten -5 -4 -3 -2 -1
1 SMRA 0,00458 -0,00912 -0,01513 -0,02462 -0,01133
2 BUDI 0,02957 -0,01949 -0,02150 0,10223 0,02938
3 ATPK -0,03719 -0,03717 -0,03746 -0,03152 -0,03465
4 UNSP 0,01285 -0,00646 -0,02924 -0,08109 -0,01361
5 BRPT -0,00390 -0,02528 0,07848 -0,04545 -0,05922
6 ADES -0,04535 -0,02135 -0,00671 0,00210 0,04807
7 FPNI -0,00364 -0,00627 0,00326 -0,00278 -0,00480
8 TCID 0,00186 0,00229 0,00039 0,00123 -0,01324
9 SSIA -0,01649 0,03276 -0,01189 -0,00832 0,01461
10 LCGP -0,00753 0,00931 -0,00456 0,03611 0,02234
11 ABBA -0,02801 -0,00157 -0,01688 -0,00464 0,03505
12 UNTR -0,01493 0,00761 0,00778 0,01709 -0,00736
13 BMSR -0,13548 -0,01178 -0,00226 0,00187 -0,01769
14 LPLI 0,00916 0,03304 0,00115 0,00687 -0,05829
15 CPRO 0,02236 0,00750 -0,05305 -0,00208 -0,12382
16 IATA -0,00016 0,00105 0,00135 0,00064 0,00040
17 BLTA -0,04142 0,01345 -0,00019 -0,00921 0,00425
18 EXCL 0,05777 -0,00296 -0,00378 -0,00368 0,01231
No.
PERHITUNGAN AVERAGE ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH
PENGUMUMAN RIGHT ISSUE
Sebelum
Lanjutan Lampiran 5
Kode
Emiten 1 2 3 4 5
1 SMRA 0,00623 -0,00927 0,00527 0,05972 -0,01328 -0,01113 0,00973
2 BUDI -0,00070 0,00821 0,05486 0,06690 0,00971 0,02404 0,02780
3 ATPK -0,04289 -0,07039 -0,04841 -0,06203 -0,14486 -0,03560 -0,07372
4 UNSP -0,04709 0,04686 0,00164 0,01191 0,09619 -0,02351 0,02190
5 BRPT -0,00007 -0,02673 -0,06038 0,01143 -0,40588 -0,01107 -0,09633
6 ADES -0,01081 -0,00713 0,25022 0,02099 -0,06617 -0,00465 0,03742
7 FPNI 0,00843 0,00313 0,01653 0,10027 -0,01326 -0,00285 0,02302
8 TCID 0,00127 0,00046 0,01588 0,00130 0,07082 -0,00149 0,01795
9 SSIA -0,00558 0,03592 -0,02782 0,01631 -0,02161 0,00214 -0,00056
10 LCGP -0,00559 -0,02784 -0,01041 0,01399 -0,08805 0,01113 -0,02358
11 ABBA -0,02351 -0,00026 -0,02156 0,07385 0,00452 -0,00321 0,00661
12 UNTR 0,00042 0,04451 0,00165 0,00168 0,02105 0,00204 0,01386
13 BMSR 0,06432 -0,15859 -0,09327 -0,02596 -0,00050 -0,03307 -0,04280
14 LPLI -0,00027 -0,02449 0,01338 0,02032 -0,00546 -0,00161 0,00070
15 CPRO 0,01559 0,15404 -0,05711 -0,04740 -0,08753 -0,02981 -0,00448
16 IATA -0,00066 -0,00032 0,00065 0,00174 -0,00122 0,00066 0,00004
17 BLTA -0,01248 -0,01623 0,08250 0,05997 -0,08805 -0,00662 0,00514
18 EXCL 0,05383 -0,00860 -0,02402 -0,02452 -0,00856 0,01193 -0,00237
AARsesudahAARsebelumSesudah
No.
Lampiran 6
Uji Normalitas Data Abnormal Return
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
MIN5 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
MIN4 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
MIN3 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
MIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
MIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
HARIH 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
PLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
PLUS2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
PLUS3 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
PLUS4 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
PLUS5 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
MIN5 Mean -,01089 ,00952
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,03097
Upper Bound ,00920
5% Trimmed Mean -,00778
Median -,00377
Variance ,002
Std. Deviation ,04039
Minimum -,13548
Maximum ,05777
Range ,19325
Interquartile Range ,04039
Skewness -1,579 ,536
Kurtosis 4,912 1,038
MIN4 Mean -,00191 ,00430
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,01099
Upper Bound ,00716
5% Trimmed Mean -,00190
Median -,00227
Variance ,000
Std. Deviation ,01824
Minimum -,03717
Maximum ,03304
Range ,07021
Interquartile Range ,02174
Skewness ,222 ,536
Kurtosis ,263 1,038
MIN3 Mean -,00612 ,00622
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,01924
Upper Bound ,00700
5% Trimmed Mean -,00822
Median -,00417
Variance ,001
Std. Deviation ,02638
Minimum -,05305
Maximum ,07848
Range ,13153
Interquartile Range ,01923
Skewness 1,651 ,536
Kurtosis 6,329 1,038
MIN2 Mean -,00251 ,00856
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,02058
Upper Bound ,01555
5% Trimmed Mean -,00397
Median -,00243
Variance ,001
Std. Deviation ,03633
Minimum -,08109
Maximum ,10223
Range ,18332
Interquartile Range ,01635
Skewness ,850 ,536
Kurtosis 4,341 1,038
MIN1 Mean -,00987 ,00954
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,02999
Upper Bound ,01026
5% Trimmed Mean -,00675
Median -,00608
Variance ,002
Std. Deviation ,04047
Minimum -,12382
Maximum ,04807
Range ,17189
Interquartile Range ,03847
Skewness -1,318 ,536
Kurtosis 2,631 1,038
HARIH Mean -,00791 ,00832
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,02547
Upper Bound ,00966
5% Trimmed Mean -,00621
Median -,00378
Variance ,001
Std. Deviation ,03531
Minimum -,11050
Maximum ,06422
Range ,17472
Interquartile Range ,02784
Skewness -1,000 ,536
Kurtosis 4,107 1,038
PLUS1 Mean ,00002 ,00635
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,01337
Upper Bound ,01342
5% Trimmed Mean -,00093
Median -,00047
Variance ,001
Std. Deviation ,02694
Minimum -,04709
Maximum ,06432
Range ,11141
Interquartile Range ,01801
Skewness ,765 ,536
Kurtosis 1,833 1,038
PLUS2 Mean -,00315 ,01421
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,03313
Upper Bound ,02682
5% Trimmed Mean -,00325
Median -,00373
Variance ,004
Std. Deviation ,06028
Minimum -,15859
Maximum ,15404
Range ,31263
Interquartile Range ,04019
Skewness ,024 ,536
Kurtosis 4,195 1,038
PLUS3 Mean ,00553 ,01739
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,03115
Upper Bound ,04221
5% Trimmed Mean -,00257
Median ,00115
Variance ,005
Std. Deviation ,07376
Minimum -,09327
Maximum ,25022
Range ,34349
Interquartile Range ,04901
Skewness 2,224 ,536
Kurtosis 7,054 1,038
PLUS4 Mean ,01669 ,01008
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,00458
Upper Bound ,03796
5% Trimmed Mean ,01642
Median ,01295
Variance ,002
Std. Deviation ,04277
Minimum -,06203
Maximum ,10027
Range ,16230
Interquartile Range ,06494
Skewness ,126 ,536
Kurtosis -,246 1,038
PLUS5 Mean -,04123 ,02546
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,09496
Upper Bound ,01250
5% Trimmed Mean -,02861
Median -,01091
Variance ,012
Std. Deviation ,10804
Minimum -,40588
Maximum ,09619
Range ,50207
Interquartile Range ,09348
Skewness -2,371 ,536
Kurtosis 7,685 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
MIN5 ,167 18 ,200 ,871 18 ,018
MIN4 ,103 18 ,200* ,970 18 ,804
MIN3 ,250 18 ,004 ,809 18 ,002
MIN2 ,231 18 ,012 ,857 18 ,011
MIN1 ,201 18 ,052 ,906 18 ,074
HARIH ,184 18 ,110 ,894 18 ,045
PLUS1 ,211 18 ,033 ,880 18 ,026
PLUS2 ,230 18 ,013 ,863 18 ,014
PLUS3 ,274 18 ,001 ,790 18 ,001
PLUS4 ,182 18 ,117 ,962 18 ,644
PLUS5 ,239 18 ,008 ,758 18 ,000
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SBLM 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
SSDH 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
SBLM Mean -,00626 ,00374
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,01416
Upper Bound ,00164
5% Trimmed Mean -,00631
Median -,00303
Variance ,000
Std. Deviation ,01588
Minimum -,03560
Maximum ,02404
Range ,05964
Interquartile Range ,01629
Skewness -,365 ,536
Kurtosis -,035 1,038
SSDH Mean -,00443 ,00821
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,02175
Upper Bound ,01290
5% Trimmed Mean -,00165
Median ,00292
Variance ,001
Std. Deviation ,03484
Minimum -,09633
Maximum ,03742
Range ,13375
Interquartile Range ,02819
Skewness -1,571 ,536
Kurtosis 2,207 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SBLM ,158 18 ,200* ,941 18 ,300
SSDH ,277 18 ,001 ,833 18 ,005
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 7
Hasil Uji-t One Sample Terhadap Abnormal Return
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
MIN4 18 -,00191 ,01824 ,00430
PLUS4 18 ,01669 ,04277 ,01008
SBLM 18 -,00626 ,01588 ,00374
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
MIN4 -,445 17 ,662 -,00191 -,01099 ,00716
PLUS4 1,656 17 ,116 ,01669 -,00458 ,03796
SBLM -1,673 17 ,113 -,00626 -,01416 ,00164
Lampiran 8
Hasil Uji Wilcoxon One Sample Terhadap Abnormal Return
Wilcoxon Signed Rank Test: MIN5, MIN3, MIN2, MIN1, PLUS1, PLUS2, PLUS3, PLUS5, SSDH Test of median = 0.000000 versus median not = 0.000000
N for Wilcoxon Estimated
N Test Statistic P Median
MIN5 18 18 63.0 0.338 -0.006535
MIN3 18 18 43.0 0.067 -0.006990
MIN2 18 18 65.0 0.384 -0.002880
MIN1 18 18 70.0 0.514 -0.005575
PLUS1 18 18 76.0 0.695 -0.0006600
PLUS2 18 18 72.0 0.571 -0.004070
PLUS3 18 18 78.0 0.760 -0.004090
PLUS5 18 18 46.0 0.089 -0.02161
SSDH 18 18 96.0 0.663 0.002590
Wilcoxon Signed Rank Test: MIN5, MIN3, MIN2, MIN1, PLUS1, PLUS2, PLUS3, PLUS5, SSDH Test of median = 0.000000 versus median < 0.000000
N for Wilcoxon Estimated
N Test Statistic P Median
MIN5 18 18 63.0 0.169 -0.006535
MIN3 18 18 43.0 0.034 -0.006990
MIN2 18 18 65.0 0.192 -0.002880
MIN1 18 18 70.0 0.257 -0.005575
PLUS1 18 18 76.0 0.348 -0.0006600
PLUS2 18 18 72.0 0.286 -0.004070
PLUS3 18 18 78.0 0.380 -0.004090
PLUS5 18 18 46.0 0.045 -0.02161
SSDH 18 18 96.0 0.684 0.002590
Wilcoxon Signed Rank Test: MIN5, MIN3, MIN2, MIN1, PLUS1, PLUS2, PLUS3, PLUS5, SSDH Test of median = 0.000000 versus median > 0.000000
N for Wilcoxon Estimated
N Test Statistic P Median
MIN5 18 18 63.0 0.842 -0.006535
MIN3 18 18 43.0 0.969 -0.006990
MIN2 18 18 65.0 0.820 -0.002880
MIN1 18 18 70.0 0.757 -0.005575
PLUS1 18 18 76.0 0.668 -0.0006600
PLUS2 18 18 72.0 0.729 -0.004070
PLUS3 18 18 78.0 0.636 -0.004090
PLUS5 18 18 46.0 0.959 -0.02161
SSDH 18 18 96.0 0.332 0.002590
Lampiran 9
Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Average Abnormal Return
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
SSDH - SBLM Negative Ranks 7a 9,29 65,00
Positive Ranks 11b 9,64 106,00
Ties 0c
Total 18
a. SSDH < SBLM
b. SSDH > SBLM
c. SSDH = SBLM
Test Statisticsb
SSDH - SBLM
Z -,893a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,372
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 10
Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance
1. Perhitungan Rasio ORA
No.
Kode ORA (%)
Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3
1 SMRA 12,50 11,04 8,94 6,08 7,14 6,15
2 BUDI 8,19 7,54 9,88 7,98 9,06 6,85
3 ATPK -1,85 -18,70 -12,07 -13,35 -14,43 -6,78
4 UNSP 18,30 16,39 11,34 16,16 9,27 4,59
5 BRPT -8,72 -15,80 -0,25 -10,68 6,85 3,60
6 ADES -55,12 -54,67 -68,83 -20,94 2,60 8,73
7 FPNI -11,57 -9,97 -16,90 -3,29 10,37 -4,98
8 TCID 20,65 20,90 19,25 18,59 16,60 -
9 SSIA 1,80 3,20 5,36 3,86 6,75 -
10 LCGP 1,69 1,37 0,49 -0,83 -0,54 -
11 ABBA 6,65 7,70 5,50 3,48 1,60 -
12 UNTR 11,89 18,44 18,20 21,18 17,38 -
13 BMSR -1,48 2,28 -0,18 0,80 2,16 -
14 LPLI -2,90 -5,79 -2,61 -14,05 -7,95 -
15 CPRO 9,46 6,13 6,33 -2,18 -4,16 -
16 IATA 20,57 2,77 -3,71 -2,31 -4,86 -
17 BLTA 4,35 7,57 4,00 2,13 - -
18 EXCL 9,35 6,06 9,00 18,95 - -
Lanjutan Lampiran 10
2. Perhitungan Rasio OCFTA
No.
Kode OCFTA (%)
Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3
1 SMRA 15,23 -7,94 3,72 9,50 12,84 10,66
2 BUDI 6,55 17,88 0,39 0,34 14,97 7,99
3 ATPK -0,59 -8,28 -53,99 -10,30 -5,54 -0,90
4 UNSP 14,07 6,57 4,27 5,96 9,95 5,16
5 BRPT -13,48 -14,03 -0,32 -4,93 6,32 4,38
6 ADES -63,15 -55,38 -42,64 -26,22 9,47 -9,17
7 FPNI -3,50 -1,20 -1,58 2,55 18,91 0,03
8 TCID 13,41 24,62 11,13 18,92 15,01 -
9 SSIA 8,88 -0,53 -1,95 -3,03 3,93 -
10 LCGP -7,08 -8,28 -0,16 -0,11 4,94 -
11 ABBA 9,81 -2,04 0,52 1,15 -2,25 -
12 UNTR 14,44 20,44 18,62 20,90 81,61 -
13 BMSR -1,32 30,43 -0,15 20,90 8,16 -
14 LPLI -3,58 -7,71 -0,50 -5,64 -7,34 -
15 CPRO 1,71 -14,68 -0,42 1,97 1,41 -
16 IATA 4,04 -0,88 7,69 -5,22 1,20 -
17 BLTA 3,33 11,79 4,07 0,43 - -
18 EXCL 21,03 16,29 28,19 32,27 - -
Lanjutan Lampiran 10
3. Perhitungan Rasio Sales Growth
No. Kode Sales Growth (%)
Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3
1 SMRA 26,18 20,97 6,42 23,35 -5,48 41,56
2 BUDI 1,56 4,71 25,85 14,94 14,83 19,20
3 ATPK -36,48 -87,53 84,37 25,03 -91,96 21,51
4 UNSP 26,83 33,66 65,08 50,40 -20,68 29,21
5 BRPT -35,99 -44,86 -25,32 -53,48 -21,45 17,87
6 ADES 14,49 -6,06 -2,59 -1,53 3,78 62,71
7 FPNI 6,13 11,35 9,31 1.303,04 9,68 9,89
8 TCID 5,18 7,01 21,75 12,01 5,63 -
9 SSIA 2,23 10,99 43,97 -15,35 13,88 -
10 LCGP - 42,26 -14,11 8,36 -9,83 -
11 ABBA 9,93 18,46 28,40 2,86 20,11 -
12 UNTR 103,30 32,41 53,60 4,80 27,64 -
13 BMSR -82,82 -45,83 -83,07 6,07 5,33 -
14 LPLI 65,45 30,27 -56,69 158,67 -10,76 -
15 CPRO 0,60 20,98 34,12 -16,37 -8,62 -
16 IATA - 6,37 34,90 -18,28 -10,33 -
17 BLTA 18,48 92,37 -11,74 6,23 - -
18 EXCL 29,36 45,32 14,18 27,07 - -
Lanjutan Lampiran 10
4. Perhitungan Rasio TATO
No.
Kode TATO (kali)
Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3
1 SMRA 0,4279 0,0440 0,3391 0,3491 0,2685 0,2761
2 BUDI 0,4279 0,4404 0,9089 0,9136 1,1147 1,0797
3 ATPK 0,1458 0,0149 0,0135 0,0182 0,0016 0,4157
4 UNSP 0,7095 0,6622 0,4521 0,6237 0,4585 0,1624
5 BRPT 0,3572 0,2593 0,0199 1,0626 0,8789 1,0593
6 ADES 0,6844 0,5790 0,7359 0,7002 0,7541 0,6741
7 FPNI 0,6531 0,7346 1,0899 1,0534 1,1703 2,3239
8 TCID 1,4157 1,4042 1,3612 1,3962 1,4008 -
9 SSIA 0,8132 0,7902 0,7788 0,6639 0,7093 -
10 LCGP 0,1301 0,1494 0,0610 0,0671 0,0645 -
11 ABBA 0,6298 0,7040 0,6359 0,6435 0,4445 -
12 UNTR 1,2198 1,3971 1,2213 1,1982 1,2567 -
13 BMSR 0,0012 0,6149 0,0361 1,5549 1,7350 -
14 LPLI 0,0440 0,1069 0,0289 0,0848 0,0531 -
15 CPRO 1,2846 0,7815 0,8719 0,7852 0,7404 -
16 IATA 0,5015 0,3988 0,4850 0,4258 0,3617 -
17 BLTA 0,1762 0,2805 0,2475 0,2288 - -
18 EXCL 0,4443 0,4205 0,5069 0,6472 - -
Lampiran 11
Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance
1. Uji Normalitas Rasio ORA
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN2 Mean 2,4311 4,02242
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -6,0555
Upper Bound 10,9177
5% Trimmed Mean 4,6162
Median 5,5000
Variance 291,238
Std. Deviation 17,0657
Minimum -55,12
Maximum 20,65
Range 75,77
Interquartile Range 14,16
Skewness -2,346 ,536
Kurtosis 7,586 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN2 ,211 18 ,034 ,776 18 ,001
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean ,3589 4,10596
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -8,3039
Upper Bound 9,0217
5% Trimmed Mean 2,2749
Median 4,6300
Variance 303,461
Std. Deviation 17,4201
Minimum -54,67
Maximum 20,90
Range 75,57
Interquartile Range 15,37
Skewness -1,973 ,536
Kurtosis 5,269 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,245 18 ,005 ,819 18 ,003
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean -,4481 4,59344
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -10,2388
Upper Bound 9,3425
5% Trimmed Mean 1,3782
Median 2,9850
Variance 337,594
Std. Deviation 18,37374
Minimum -54,67
Maximum 20,90
Range 75,57
Interquartile Range 19,13
Skewness -1,792 ,564
Kurtosis 4,389 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,227 16 ,027 ,845 16 ,012
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean -9,1671 9,18934
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -31,6527
Upper Bound 13,3184
5% Trimmed Mean -8,0590
Median -9,9700
Variance 591,108
Std. Deviation 24,31272
Minimum -54,67
Maximum 16,39
Range 71,06
Interquartile Range 29,74
Skewness -1,068 ,794
Kurtosis 1,236 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,205 7 ,200* ,903 7 ,348
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TNOL Mean -,3478 4,57029
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -9,9902
Upper Bound 9,2947
5% Trimmed Mean 2,3680
Median 4,6800
Variance 375,975
Std. Deviation 19,3901
Minimum -68,83
Maximum 19,25
Range 88,08
Interquartile Range 12,11
Skewness -2,800 ,536
Kurtosis 9,673 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TNOL ,265 18 ,002 ,701 18 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS1 Mean 1,7544 2,82474
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -4,2052
Upper Bound 7,7141
5% Trimmed Mean 1,9360
Median 1,4650
Variance 143,625
Std. Deviation 11,9844
Minimum -20,94
Maximum 21,18
Range 42,12
Interquartile Range 15,16
Skewness -,029 ,536
Kurtosis -,525 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS1 ,115 18 ,200* ,961 18 ,616
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS2 Mean 3,6150 2,15463
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,9775
Upper Bound 8,2075
5% Trimmed Mean 3,8528
Median 4,6750
Variance 74,279
Std. Deviation 8,6185
Minimum -14,43
Maximum 17,38
Range 31,81
Interquartile Range 12,47
Skewness -,360 ,564
Kurtosis -,066 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS2 ,142 16 ,200* ,972 16 ,873
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS3 Mean 2,5943 2,28162
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -2,9886
Upper Bound 8,1772
5% Trimmed Mean 2,7742
Median 4,5900
Variance 36,440
Std. Deviation 6,0366
Minimum -6,78
Maximum 8,73
Range 15,51
Interquartile Range 11,83
Skewness -,951 ,794
Kurtosis -,854 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS3 ,280 7 ,102 ,847 7 ,116
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
2. Uji Normalitas Rasio OCFTA
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN2 Mean 1,1000 4,32880
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -8,0330
Upper Bound 10,2330
5% Trimmed Mean 3,5622
Median 3,6850
Variance 337,293
Std. Deviation 18,3655
Minimum -63,15
Maximum 21,03
Range 84,18
Interquartile Range 17,10
Skewness -2,677 ,536
Kurtosis 9,195 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN2 ,233 18 ,011 ,728 18 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean ,3928 4,59466
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -9,3011
Upper Bound 10,0867
5% Trimmed Mean 1,8225
Median -1,0400
Variance 379,995
Std. Deviation 19,4935
Minimum -55,38
Maximum 30,43
Range 85,81
Interquartile Range 24,97
Skewness -1,089 ,536
Kurtosis 2,940 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,164 18 ,200* ,902 18 ,063
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean -1,3131 5,01279
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -11,9976
Upper Bound 9,3714
5% Trimmed Mean -,0729
Median -1,6200
Variance 402,050
Std. Deviation 20,05117
Minimum -55,38
Maximum 30,43
Range 85,81
Interquartile Range 23,33
Skewness -,911 ,564
Kurtosis 2,728 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,190 16 ,126 ,893 16 ,062
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean -8,9114 8,73389
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -30,2825
Upper Bound 12,4596
5% Trimmed Mean -7,8183
Median -7,9400
Variance 533,965
Std. Deviation 23,10769
Minimum -55,38
Maximum 17,88
Range 73,26
Interquartile Range 20,60
Skewness -1,458 ,794
Kurtosis 3,176 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,269 7 ,134 ,873 7 ,198
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TNOL Mean -1,2839 4,45887
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -10,6913
Upper Bound 8,1235
5% Trimmed Mean ,0068
Median ,1200
Variance 357,867
Std. Deviation 18,9174
Minimum -53,99
Maximum 28,19
Range 82,18
Interquartile Range 5,90
Skewness -1,765 ,536
Kurtosis 3,971 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TNOL ,375 18 ,000 ,738 18 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS1 Mean 3,3022 3,18317
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -3,4137
Upper Bound 10,0181
5% Trimmed Mean 3,3330
Median ,7900
Variance 182,386
Std. Deviation 13,5051
Minimum -26,22
Maximum 32,27
Range 58,49
Interquartile Range 16,86
Skewness ,236 ,536
Kurtosis ,845 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS1 ,189 18 ,089 ,943 18 ,325
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS2 Mean 10,8494 5,07314
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,0362
Upper Bound 21,6625
5% Trimmed Mean 7,9288
Median 7,2400
Variance 411,788
Std. Deviation 20,2926
Minimum -7,34
Maximum 81,61
Range 88,95
Interquartile Range 13,19
Skewness 3,099 ,564
Kurtosis 11,161 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS2 ,294 16 ,001 ,634 16 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS3 Mean 2,5929 2,49344
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -3,5084
Upper Bound 8,6941
5% Trimmed Mean 2,7982
Median 4,3800
Variance 43,521
Std. Deviation 6,5970
Minimum -9,17
Maximum 10,66
Range 19,83
Interquartile Range 8,89
Skewness -,798 ,794
Kurtosis ,630 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS3 ,178 7 ,200* ,953 7 ,756
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
3. Uji Normalitas Rasio Sales Growth
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN2 Mean 9,6519 10,39607
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -12,5068
Upper Bound 31,8106
5% Trimmed Mean 9,5865
Median 8,0300
Variance 1729,252
Std. Deviation 41,5843
Minimum -82,82
Maximum 103,30
Range 186,12
Interquartile Range 25,83
Skewness ,029 ,564
Kurtosis 1,920 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN2 ,226 16 ,028 ,927 16 ,215
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
4.
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean 10,7139 9,35829
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -9,0304
Upper Bound 30,4582
5% Trimmed Mean 11,6354
Median 14,9050
Variance 1576,396
Std. Deviation 39,7039
Minimum -87,53
Maximum 92,37
Range 179,90
Interquartile Range 30,71
Skewness -,694 ,536
Kurtosis 1,803 1,038
5.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,218 18 ,024 ,918 18 ,119
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 17 100,0% 0 ,0% 17 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean 8,6782 9,68829
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -11,8600
Upper Bound 29,2165
5% Trimmed Mean 9,3736
Median 11,3500
Variance 1595,669
Std. Deviation 39,94583
Minimum -87,53
Maximum 92,37
Range 179,90
Interquartile Range 32,01
Skewness -,602 ,550
Kurtosis 1,854 1,063
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,225 17 ,022 ,912 17 ,107
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean 3,4475 8,68155
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -15,0568
Upper Bound 21,9518
5% Trimmed Mean 6,3456
Median 11,1700
Variance 1205,909
Std. Deviation 34,72620
Minimum -87,53
Maximum 42,26
Range 129,79
Interquartile Range 31,32
Skewness -1,531 ,564
Kurtosis 2,076 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,265 16 ,004 ,834 16 ,008
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean -9,6800 16,01968
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -48,8788
Upper Bound 29,5188
5% Trimmed Mean -7,7628
Median 4,7100
Variance 1796,412
Std. Deviation 42,38410
Minimum -87,53
Maximum 33,66
Range 121,19
Interquartile Range 65,83
Skewness -1,204 ,794
Kurtosis ,805 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,248 7 ,200* ,890 7 ,272
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TNOL Mean 12,6906 9,73828
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -7,8554
Upper Bound 33,2365
5% Trimmed Mean 14,0284
Median 17,9650
Variance 1707,013
Std. Deviation 41,3160
Minimum -83,07
Maximum 84,37
Range 167,44
Interquartile Range 49,50
Skewness -,625 ,536
Kurtosis ,660 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TNOL ,106 18 ,200* ,972 18 ,829
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS1 Mean 85,4344 72,31909
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -67,1455
Upper Bound 238,0144
5% Trimmed Mean 25,5072
Median 7,2950
Variance 94140,924
Std. Deviation 306,8239
Minimum -53,48
Maximum 1303,04
Range 1356,52
Interquartile Range 30,53
Skewness 4,113 ,536
Kurtosis 17,187 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS1 ,434 18 ,000 ,355 18 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS1 17 94,4% 1 5,6% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS1 Mean 13,8106 10,61055
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -8,6828
Upper Bound 36,3040
5% Trimmed Mean 9,5012
Median 6,2300
Variance 1913,925
Std. Deviation 43,7484
Minimum -53,48
Maximum 158,67
Range 212,15
Interquartile Range 32,63
Skewness 2,281 ,550
Kurtosis 7,913 1,063
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS1 ,263 17 ,003 ,761 17 ,001
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%
6.
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS2 Mean -4,8894 6,81127
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -19,4073
Upper Bound 9,6285
5% Trimmed Mean -1,8593
Median -,8500
Variance 742,295
Std. Deviation 27,2451
Minimum -91,96
Maximum 27,64
Range 119,60
Interquartile Range 23,48
Skewness -2,256 ,564
Kurtosis 7,046 1,091
7.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS2 ,227 16 ,027 ,782 16 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%
8.
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS3 Mean 28,8500 6,78797
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 12,2404
Upper Bound 45,4596
5% Trimmed Mean 28,0222
Median 21,5100
Variance 322,536
Std. Deviation 17,9593
Minimum 9,89
Maximum 62,71
Range 52,82
Interquartile Range 23,69
Skewness 1,266 ,794
Kurtosis 1,310 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS3 ,230 7 ,200* ,890 7 ,275
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
4. Uji Normalitas Rasio TATO
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
9.
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN2 Mean ,5592 ,0987
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,3509
Upper Bound ,7675
5% Trimmed Mean ,5427
Median ,4729
Variance ,175
Std. Deviation ,4189
Minimum ,0012
Maximum 1,4157
Range 1,4145
Interquartile Range ,5668
Skewness ,711 ,536
Kurtosis -,169 1,038
10.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN2 ,138 18 ,200* ,925 18 ,162
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
11.
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean ,5435 ,0946
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,3438
Upper Bound ,7432
5% Trimmed Mean ,5250
Median ,5097
Variance ,161
Std. Deviation ,4016
Minimum ,0149
Maximum 1,4042
Range 1,3893
Interquartile Range ,5145
Skewness ,856 ,536
Kurtosis ,585 1,038
12.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,158 18 ,200* ,913 18 ,097
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean ,5676 ,10503
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,3437
Upper Bound ,7915
5% Trimmed Mean ,5518
Median ,5970
Variance ,177
Std. Deviation ,42013
Minimum ,01
Maximum 1,40
Range 1,39
Interquartile Range ,59
Skewness ,684 ,564
Kurtosis ,203 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,173 16 ,200* ,914 16 ,137
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TMIN1 Mean ,3906 ,11004
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,1214
Upper Bound ,6599
5% Trimmed Mean ,3924
Median ,4404
Variance ,085
Std. Deviation ,29115
Minimum ,01
Maximum ,73
Range ,72
Interquartile Range ,62
Skewness -,278 ,794
Kurtosis -1,804 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TMIN1 ,170 7 ,200* ,912 7 ,407
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
13.
Descriptives
Statistic Std. Error
TNOL Mean ,5441 ,1026
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,3276
Upper Bound ,7606
5% Trimmed Mean ,5282
Median ,4960
Variance ,190
Std. Deviation ,4353
Minimum ,0135
Maximum 1,3612
Range 1,3477
Interquartile Range ,8264
Skewness ,332 ,536
Kurtosis -,965 1,038
14.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TNOL ,144 18 ,200* ,931 18 ,203
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS1 Mean ,6898 ,1062
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,4658
Upper Bound ,9138
5% Trimmed Mean ,6791
Median ,6556
Variance ,203
Std. Deviation ,4504
Minimum ,0182
Maximum 1,5549
Range 1,5367
Interquartile Range ,7367
Skewness ,233 ,536
Kurtosis -,625 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS1 ,108 18 ,200* ,964 18 ,675
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS2 Mean ,7133 ,1296
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,4370
Upper Bound ,9896
5% Trimmed Mean ,6961
Median ,7249
Variance ,269
Std. Deviation ,5186
Minimum ,0016
Maximum 1,7350
Range 1,7334
Interquartile Range ,8646
Skewness ,343 ,564
Kurtosis -,735 1,091
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS2 ,126 16 ,200* ,958 16 ,630
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lanjutan Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
TPLUS3 Mean ,8559 ,2799
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,1710
Upper Bound 1,5408
5% Trimmed Mean ,8129
Median ,6741
Variance ,548
Std. Deviation ,7405
Minimum ,1624
Maximum 2,3239
Range 2,1615
Interquartile Range ,8036
Skewness 1,473 ,794
Kurtosis 2,407 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TPLUS3 ,238 7 ,200* ,859 7 ,148
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 12
Hasil Uji-t Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio Operating Performance
T-Test (ORA dari -2 ke -1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN2 - TMIN1 2,07222 6,34063 1,49450 -1,08090 5,22534 1,387 17 ,183
T-Test (ORA dari -1 ke 0)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TNOL ,70667 6,19930 1,46119 -2,37617 3,78951 ,484 17 ,635
T-Test (ORA dari -1 ke +1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -1,39556 9,77367 2,30368 -6,25589 3,46478 -,606 17 ,553
Lanjutan Lampiran 12
T-Test (ORA dari -1 ke +2)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 -4,06313 16,87355 4,21839 -13,05440 4,92815 -,963 15 ,351
T-Test (ORA dari -1 ke +3)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -11,76143 25,02737 9,45946 -34,90789 11,38503 -1,243 6 ,260
T-Test (OCFTA dari -2 ke -1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN2 - TMIN1 ,70722 12,46557 2,93816 -5,49176 6,90621 ,241 17 ,813
Lanjutan Lampiran 12
T-Test (OCFTA dari -1 ke 0)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TNOL 1,67667 16,38019 3,86085 -6,46901 9,82235 ,434 17 ,670
T-Test (OCFTA dari -1 ke +1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -2,90944 11,63797 2,74310 -8,69687 2,87798 -1,061 17 ,304
T-Test (OCFTA dari -1 ke +2)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 -12,16250 22,95586 5,73896 -24,39481 ,06981 -2,119 15 ,051
Lanjutan Lampiran 12
T-Test (OCFTA dari -1 ke +3)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -11,50429 18,48238 6,98568 -28,59763 5,58906 -1,647 6 ,151
T-Test (Sales Growth dari -2 ke -1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN2 - TMIN1 ,63813 33,78901 8,44725 -17,36677 18,64302 ,076 15 ,941
T-Test (Sales Growth dari -1 ke 0)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TNOL -1,97667 58,55994 13,80271 -31,09784 27,14451 -,143 17 ,888
Lanjutan Lampiran 12
T-Test (Sales Growth dari -1 ke +1)a
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -74,72056 308,02320 72,60176 -227,89689 78,45578 -1,029 17 ,318
T-Test (Sales Growth dari -1 ke +1)b
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -3,13412 52,91372 12,83346 -30,33984 24,07161 -,244 16 ,810
T-Test (Sales Growth dari -1 ke +2)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 8,33687 27,70682 6,92671 -6,42705 23,10080 1,204 15 ,247
Keterangan:
a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.
b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.
Lanjutan Lampiran 12
T-Test (Sales Growth dari -1 ke +3)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -38,53000 42,46175 16,04903 -77,80057 ,74057 -2,401 6 ,053
T-Test (TATO dari -2 ke -1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN2 - TMIN1 ,0157667 ,2279615 ,0537310 -,0975959 ,1291292 ,293 17 ,773
T-Test (TATO dari -1 ke 0)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TNOL -,0006333 ,2388044 ,0562867 -,1193879 ,1181213 -,011 17 ,991
Lanjutan Lampiran 12
T-Test (TATO dari -1 ke +1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -,1463333 ,3161884 ,0745263 -,3035701 ,0109034 -1,964 17 ,066
T-Test (TATO dari -1 ke +2)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 -,1457000 ,3806043 ,0951511 -,3485097 ,0571097 -1,531 15 ,147
T-Test (TATO dari -1 ke +3)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -,4652571 ,6497031 ,2455647 -1,0661323 ,1356180 -1,895 6 ,107