bapepam dan lk tidak memberikan pernyataan … prospektus... · 2019. 10. 18. · bapepam dan lk...

206
Kegiatan Usaha: Penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi Berkedudukan di Jakarta, Indonesia Kantor Pusat Wisma Bakrie, Lantai 3 Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 - Indonesia Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9110 0080 www .bakrietelecom.com PENAWARAN UMUM OBLIGASI BAKRIE TELECOM I TAHUN 2007 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP Jumlah Pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah) Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 5 (lima tahun) dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per tahun dengan jumlah pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah). Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Dengan pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada tanggal 4 Desember 2007 sedangkan Pembayaran Bunga terakhir akan dilakukan pada tanggal 4 September 2012 yang juga merupakan Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OBLIGASI INI DIJAMIN DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERUPA PERALATAN TELEKOMUNIKASI DENGAN NILAI JAMINAN SEKURANG-KURANGNYA 110% (SERATUS SEPULUH PERSEN) DARI POKOK OBLIGASI DIMANA 10% AKTIVA YANG DIJAMINKAN BERASAL DARI AKTIVA YANG TELAH ADA PADA SAAT INI SEDANGKAN 100% SELEBIHNYA AKAN BERASAL DARI AKTIVA YANG AKAN DIPEROLEH KEMUDIAN YANG DANANYA BERSUMBER DARI EMISI OBLIGASI INI. PERSEROAN DALAM WAKTU SELAMBAT-LAMBATNYA 6 (ENAM) BULAN SEJAK TANGGAL EFEKTIF WAJIB MEMBEBANKAN JAMINAN TERSEBUT DAN DALAM WAKTU SELAMBAT-LAMBATNYA 6 (ENAM) HARI KERJA SETELAH TANGGAL PEMBEBANAN DIMAKSUD, WALI AMANAT WAJIB MENDAFTARKAN PEMBEBANAN JAMINAN PADA INSTANSI YANG BERWENANG UNTUK KEPENTINGAN PEMEGANG OBLIGASI. PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI DAN DIDAFTARKAN ATAS NAMA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI. PERSEROAN DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI SEBELUM TANGGAL PEMBAYARAN KEMBALI DANA OBLIGASI SEJAK 1 (SATU) TAHUN SETELAH TANGGAL EMISI. DALAM HAL PERSEROAN TELAH MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI MAKA PERSEROAN MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMBERLAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI TERSEBUT SEBAGAI PELUNASAN ATAU SEBAGAI INVESTASI SURAT BERHARGA YANG DAPAT DIJUAL KEMBALI. DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL PEMERINGKATAN ATAS SURAT HUTANG JANGKA PANJANG DARI PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (“PT PEFINDO”): Id A- (Single A Minus; Stable Outlook) KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT DILIHAT PADA BAB XIX PROSPEKTUS INI TENTANG KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN OBLIGASI. PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI PENJAMIN EMISI OBLIGASI PT Recapital Securities, PT Victoria Sekuritas, PT NISP Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia PT BNI Securities, PT Mega Capital Indonesia, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Sucorinvest Central Gani Wali Amanat PT Bank Niaga Tbk RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG. RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI PADA BAB V MENGENAI “RISIKO USAHA”. Obligasi yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Surabaya. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2007. Tanggal Efektif : 23 Agustus 2007 Masa Penawaran : 28-30 Agustus 2007 Tanggal Penjatahan : 31 Agustus 2007 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 4 September 2007 Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Surabaya : 5 September 2007 PT BAKRIE TELECOM Tbk BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT BAKRIE TELECOM Tbk (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Kegiatan Usaha:

    Penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi

    Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

    Kantor Pusat

    Wisma Bakrie, Lantai 3Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1

    Jakarta 12920 - Indonesia

    Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9110 0080www.bakrietelecom.com

    PENAWARAN UMUM OBLIGASI BAKRIE TELECOM I TAHUN 2007 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP

    Jumlah Pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah)

    Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 5 (lima tahun) dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per

    tahun dengan jumlah pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah). Bunga Obligasi

    dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Dengan pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada tanggal 4 Desember 2007

    sedangkan Pembayaran Bunga terakhir akan dilakukan pada tanggal 4 September 2012 yang juga merupakan Tanggal

    Pelunasan Pokok Obligasi.

    PENTING UNTUK DIPERHATIKAN

    OBLIGASI INI DIJAMIN DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERUPA PERALATAN TELEKOMUNIKASI DENGAN NILAI

    JAMINAN SEKURANG-KURANGNYA 110% (SERATUS SEPULUH PERSEN) DARI POKOK OBLIGASI DIMANA

    10% AKTIVA YANG DIJAMINKAN BERASAL DARI AKTIVA YANG TELAH ADA PADA SAAT INI SEDANGKAN

    100% SELEBIHNYA AKAN BERASAL DARI AKTIVA YANG AKAN DIPEROLEH KEMUDIAN YANG DANANYA

    BERSUMBER DARI EMISI OBLIGASI INI. PERSEROAN DALAM WAKTU SELAMBAT-LAMBATNYA 6 (ENAM)

    BULAN SEJAK TANGGAL EFEKTIF WAJIB MEMBEBANKAN JAMINAN TERSEBUT DAN DALAM WAKTU

    SELAMBAT-LAMBATNYA 6 (ENAM) HARI KERJA SETELAH TANGGAL PEMBEBANAN DIMAKSUD, WALI

    AMANAT WAJIB MENDAFTARKAN PEMBEBANAN JAMINAN PADA INSTANSI YANG BERWENANG UNTUK

    KEPENTINGAN PEMEGANG OBLIGASI.

    PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI DAN DIDAFTARKAN ATAS NAMA

    PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK

    ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI.

    PERSEROAN DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH

    OBLIGASI SEBELUM TANGGAL PEMBAYARAN KEMBALI DANA OBLIGASI SEJAK 1 (SATU) TAHUN SETELAH

    TANGGAL EMISI. DALAM HAL PERSEROAN TELAH MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK

    SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI MAKA PERSEROAN MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMBERLAKUKAN

    PEMBELIAN KEMBALI TERSEBUT SEBAGAI PELUNASAN ATAU SEBAGAI INVESTASI SURAT BERHARGA

    YANG DAPAT DIJUAL KEMBALI.

    DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL PEMERINGKATAN

    ATAS SURAT HUTANG JANGKA PANJANG DARI PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (“PT PEFINDO”):

    IdA-

    (Single A Minus; Stable Outlook)

    KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT DILIHAT PADA

    BAB XIX PROSPEKTUS INI TENTANG KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN OBLIGASI.

    PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI

    PENJAMIN EMISI OBLIGASI

    PT Recapital Securities, PT Victoria Sekuritas, PT NISP Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia

    PT BNI Securities, PT Mega Capital Indonesia, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Sucorinvest Central Gani

    Wali Amanat

    PT Bank Niaga Tbk

    RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI YANG

    DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN

    PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG.

    RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA.

    RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI PADA BAB V

    MENGENAI “RISIKO USAHA”.

    Obligasi yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Surabaya.

    Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2007.

    Tanggal Efektif : 23 Agustus 2007

    Masa Penawaran : 28-30 Agustus 2007

    Tanggal Penjatahan : 31 Agustus 2007

    Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 4 September 2007

    Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Surabaya : 5 September 2007

    PT BAKRIE TELECOM Tbk

    BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI,

    TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN

    YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

    PT BAKRIE TELECOM Tbk (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI BERTANGGUNG

    JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN

    PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

  • PT Bakrie Telecom Tbk (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan

    Pernyataan Pendaftaran Emisi Obligasi sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Ketua

    BAPEPAM DAN LK di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2007 dengan Surat No. 9443/EST-04/Dir/VII/2007

    sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8

    Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64

    Tahun 1995, Tambahan No. 3608 (selanjutnya disebut “Undang-Undang Pasar Modal”) dan peraturan

    pelaksanaannya.

    Perseroan merencanakan untuk mencatatkan “Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan Tingkat

    Bunga Tetap” dengan jumlah pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh

    miliar Rupiah) pada Bursa Efek Surabaya (“BES”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan

    Obligasi No. PPPE-032/BES/VII/2007 tanggal 26 Juli 2007 juncto Addendum Perjanjian Pendahuluan

    Pencatatan No. PPPE-010/BES/VIII/2007 tanggal 13 Agustus 2007 yang dibuat antara Perseroan dengan

    PT Bursa Efek Surabaya. Apabila syarat-syarat pencatatan Obligasi di BES tidak terpenuhi, maka

    Penawaran Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima akan dikembalikan kepada

    para pemesan sesuai ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Peraturan

    No. IX. A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-25/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003.

    Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam

    rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau

    fakta material, serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang

    tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah

    Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing.

    Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, semua pihak, termasuk setiap Pihak Terafiliasi tidak

    diperkenankan memberikan keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai data atau hal-hal

    yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari

    Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.

    PT Danatama Makmur dan PT Mandiri Sekuritas, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Penjamin

    Emisi Obligasi serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini

    bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung

    sebagaimana definisi “Afiliasi” dalam UUPM. Selanjutnya penjelasan mengenai hubungan afiliasi dapat

    dilihat pada bab mengenai Penjaminan Emisi Obligasi.

    Penawaran umum obligasi ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang atau peraturan

    lain selain yang berlaku di Indonesia. Barang siapa di luar Indonesia menerima Prospektus ini,

    maka dokumen ini tidak dimaksudkan sebagai dokumen penawaran untuk membeli obligasi

    ini, kecuali bila penawaran dan pembelian Obligasi ini tidak bertentangan atau bukan merupakan

    pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku

    di negara atau yuridiksi di luar Indonesia tersebut.

    Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh publik dan tidak

    terdapat lagi informasi material yang belum diungkapkan, sehingga dapat mengakibatkan

    informasi yang tercantum dalam Prospektus ini menjadi tidak benar atau menyesatkan.

  • 1

    I. PENAWARAN UMUM

    “OBLIGASI BAKRIE TELECOM I TAHUN 2007 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP”

    Dengan Nilai Nominal sesuai dengan Jumlah Dana Obligasi sebesar

    Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah)

    Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar

    11,90% per tahun dan ditawarkan pada nilai nominal. Tanggal Pembayaran Bunga pertama akan dilakukan

    pada tanggal 4 Desember 2007 sedangkan Tanggal Pembayaran Bunga terakhir dan Tanggal Pelunasan

    Pokok Obligasi pada tanggal 4 September 2012.

    DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL

    PEMERINGKATAN ATAS OBLIGASI DARI PEFINDO:

    IdA-

    (Single A Minus; Stable Outlook)

    KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT

    DILIHAT PADA BAB XIX PROSPEKTUS INI.

    PT BAKRIE TELECOM Tbk

    Kegiatan Usaha:

    Penyelenggaraan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi

    Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

    Kantor Pusat

    Wisma Bakrie, Lantai 3

    Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1

    Jakarta 12920 - Indonesia

    Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9110 0080

    www.bakrietelecom.com

    RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI

    YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA

    TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG.

    RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN

    USAHA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS

    INI PADA BAB V MENGENAI “RISIKO USAHA”.

  • 2

    Perseroan didirikan dalam rangka PMDN dengan nama PT Radio Telepon Indonesia atau disingkat

    Ratelindo, berdasarkan Akta No. 94 tanggal 13 Agustus 1993, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H.,

    Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 Nopember 1993,

    dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 Nopember 1993, keduanya dibuat di hadapan Abdurachman

    Kadir, pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta. Akta-akta pendirian Perseroan sebagaimana

    dimaksud di atas telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan

    Surat Keputusannya No. C2-12978 HT.01.01.Th’93 tanggal 3 Desember 1994, telah didaftarkan di

    Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 11 Desember 1993 berturut-turut di bawah

    No. 1266/A.PT/HKM/1993/PN.JAK.SEL, No. 1991/A.Not/HKM/1993/PN.JAK.SEL dan No. 1692/A.Not/

    HKM/1993/PN.JAK.SEL, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 tanggal

    29 Maret 1994, TBN No. 1750/1994. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Penggerak Dana

    Investasi/Ketua BKPM No. 192/T/PARPOSTEL/1996, tanggal 25 Maret 1996, Perseroan dinyatakan

    mulai beroperasi secara komersial pada bulan Nopember 1995.

    Dengan diperolehnya persetujuan dari BKPM pada tanggal 27 April 2001, Perseroan merubah statusnya

    dari Perseroan Terbatas yang didirikan dalam rangka PMDN menjadi Perseroan Terbatas yang didirikan

    dalam rangka PMA. Untuk itu Perseroan melakukan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimuat

    dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 32 tanggal 25 Oktober 2001, dibuat di hadapan Notaris

    Ilmiawan Dekrit Supatmo, S.H. Perubahan atas Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 ayat 2 telah

    memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya

    No. C-11935 HT.01.04.TH.2001 tanggal 30 Oktober 2001, sedangkan perubahan atas Pasal 11 ayat 1, 2

    dan 9 dan Pasal 14 ayat 1, 2 dan 7, telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan

    dicatat oleh Direktur Jenderal Admistrasi Hukum Umum sebagaimana ternyata dalam Suratnya

    No. C-11936 HT.01.04.TH.2001 pada tanggal 30 Oktober 2001. Perubahan anggaran dasar tersebut di

    atas telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada tanggal

    1 Nopember 2001 di bawah No. 973/RUB.09.03/XI/2001 dengan TDP No. 090316415621, dan telah

    diumumkan dalam BNRI No. 5 tanggal 15 Januari 2002, TBN No. 481/2002.

    Pada tanggal 8 September 2003, Perseroan berganti nama menjadi PT Bakrie Telecom berdasarkan

    Akta Notaris Ilmiawan Dekrit Supatmo, S.H. No. 15 tanggal 8 September 2003. Perubahan nama tersebut

    berlaku efektif dengan diperolehnya persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Republik

    Indonesia atas Akta No. 15 dimaksud di atas dengan keputusannya No. C-21884-HT.01.04.TH.2003

    tanggal 12 September 2003. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut di atas telah didaftarkan di

    Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada tanggal 18 Oktober 2005 di bawah

    No. 1269/RUB.09.03/X/2005 dengan TDP No. 090316447285.

    Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, anggaran dasar diubah berdasarkan RUPS Luar Biasa

    tanggal 23 September 2005, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 20, tanggal 23 Nopember 2005, dibuat

    di hadapan Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta. Dalam RUPS dimaksud Perseroan juga melakukan

    perubahan atas Pasal 3 dari anggaran dasar mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha

    Perseroan.

    Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan akta

    No.6 tanggal 3 Pebruari 2006, dibuat dihadapan Agus Madjid, S.H, Notaris di Jakarta. Perubahan atas

    pasal 4 (2) Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal

    4 April 2006, tambahan No. 356.

    Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa

    telekomunikasi.

  • 3

    Berdasarkan DPS per 29 Juni 2007 yang dikeluarkan oleh PT Ficomindo Buana Registrar, susunan

    pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

    Keterangan Jumlah Saham % Jumlah Nilai Nominal

    Seri A Seri B

    Modal Dasar 10.000.000.000 32.111.652.195 5.211.165.219.500

    Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

    - PT Bakrie & Brothers Tbk 4.454.895.515 5.000.000.000 50,25% 1.390.979.103.000

    - Richweb Investment Limited 390.706.260 - 2,08% 78.141.252.000

    - CMA Fund Management Ltd - 283.193.818 1,51% 28.319.381.800

    - PT Bakrie Communications 596.606.935 - 3,17% 119.321.387.000

    - Masyarakat 309.293.740 7.744.719.227 42,80% 836.330.670.700

    - Konversi waran oleh Masyarakat - 37.058.200 0,20% 3.705.820.000

    Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 5.751.502.450 13.064.971.245 100,00% 2.456.797.614.500

    Jumlah Saham dalam Portepel 4.248.497.550 19.046.680.950 2.754.367.605.000

    Catatan: beberapa pemegang saham telah melaksanakan waran yaitu sejumlah 37.058.200 saham sehingga modal ditempatkan dan disetor Perseroan

    meningkat dari Rp 2.453.091.794.500 menjadi Rp 2.456.797.614.500. Sampai dengan Pospektus ini diterbitkan, Perseroan belum melakukan

    perubahan anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.

    Kantor Pusat Perseroan berlokasi di Wisma Bakrie Lantai 3, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Kuningan,

    Jakarta Selatan.

    1. Nama Obligasi

    Obligasi yang diterbitkan ini diberi nama “Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan Tingkat

    Bunga Tetap”.

    2. Jenis Obligasi

    Obligasi ini berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per tahun.

    Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan atas nama KSEI

    sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. Bukti kepemilikan Obligasi bagi Pemegang

    Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI atau Pemegang Rekening.

    3. Jumlah Pokok Obligasi

    Jumlah Pokok Obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh

    miliar Rupiah). Satuan Pemindahbukuan adalah sebesar Rp 1,- (satu Rupiah) dan kelipatannya.

    4. Harga Penawaran

    100% (seratus persen) dari nilai nominal Obligasi.

    5. Bunga

    • “Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap” ini akan memberikan bunga

    tetap sebesar 11,90% per tahun.

    • Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal Emisi pada Tanggal Pembayaran

    Bunga. Bunga tersebut akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Rekening melalui KSEI

    sebagai Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Bunga yang bersangkutan.

    • Bunga Obligasi merupakan persentase per tahun dari Pokok Obligasi yang terhutang yang dihitung

    berdasarkan jumlah hari yang lewat, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu)

    tahun 360 (tiga ratus enam puluh).

  • 4

    6. Jangka Waktu dan Jatuh Tempo

    Jangka waktu Obligasi ini adalah 5 (lima) tahun yang harus dilunasi dengan harga yang sama dengan

    jumlah pokok yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi pada Tanggal

    Pelunasan Pokok Obligasi dan Tanggal Pembayaran Bunga terakhir yaitu tanggal 4 September 2012.

    Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi pada Tanggal Pembayaran

    Bunga, yakni pada tanggal-tanggal sebagai berikut:

    No. Keterangan Tanggal Pembayaran

    1. Bunga Obligasi Pertama 4 Desember 2007

    2. Bunga Obligasi Kedua 4 Maret 2008

    3. Bunga Obligasi Ketiga 4 Juni 2008

    4. Bunga Obligasi Keempat 4 September 2008

    5. Bunga Obligasi Kelima 4 Desember 2008

    6. Bunga Obligasi Keenam 4 Maret 2009

    7. Bunga Obligasi Ketujuh 4 Juni 2009

    8. Bunga Obilgasi Kedelapan 4 September 2009

    9. Bunga Obligasi Kesembilan 4 Desember 2009

    10. Bunga Obligasi Kesepuluh 4 Maret 2010

    11. Bunga Obligasi Kesebelas 4 Juni 2010

    12. Bunga Obligasi Kedua belas 4 September 2010

    13. Bunga Obligasi Ketiga belas 4 Desember 2010

    14. Bunga Obligasi Keempat belas 4 Maret 2011

    15. Bunga Obligasi Kelima belas 4 Juni 2011

    16. Bunga Obligasi Keenam belas 4 September 2011

    17. Bunga Obligasi Ketujuh belas 4 Desember 2011

    18. Bunga Obligasi Kedelapan belas 4 Maret 2012

    19. Bunga Obligasi Kesembilan belas 4 Juni 2012

    20. Bunga Obligasi Keduapuluh 4 September 2012

    Bunga tersebut akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Rekening melalui KSEI sebagai

    Agen Pembayaran dan pembayaran kepada Agen Pembayaran tersebut sesuai dengan ketentuan

    Perjanjian Perwaliamanatan dianggap pembayaran lunas kepada Pemegang Obligasi atas Bunga Obligasi

    yang terhutang dan telah jatuh tempo.

    7. Jaminan.

    1. Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab apapun juga terhutang dan

    wajib dibayar yang oleh sebab apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada

    Pemegang Obligasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, Perseroan akan

    memberikan jaminan fidusia berupa peralatan telekomunikasi untuk kepentingan Pemegang Obligasi

    melalui Wali Amanat, dan Perseroan dengan ini berjanji dan mengikat diri akan menandatanganni

    akta jaminan fidusia dengan nilai jaminan fidusia sekurang kurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh

    persen) dari jumlah pokok Obligasi yang terhutang, pada selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak

    Tanggal Emisi, dan Perseroan dengan ini berjanji dan mengikatkan diri akan mempertahankan pada

    setiap saat nilai Jaminan adalah sekurang-kurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari

    nilai pokok Obligasi yang terhutang.

    Yang dimaksud dengan “Peralatan Telekomunikasi” termasuk:

    a. Perangkat BTS (Base Transceiver Station);

    b. Peralatan transmisi;

    c. Perangkat MSC (Mobile Switching Center) dan BSC (Base Station Controller); dan

    d. Peralatan penunjang sarana telekomunikasi lainnya;

    baik yang dibeli oleh Emiten sesuai dengan ketentuan penggunaan dana sebagaimana dimaksud

    dalam Perjanjian Perwaliamanatan, maupun yang telah dimiliki Perseroan pada tanggal Perjanjian

    Perwaliamanatan.

  • 5

    2. - Apabila ternyata nilai Jaminan kurang dari 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi

    terhitung 6 (enam) bulan sejak Tanggal Emisi, dengan persetujuan terlebih dahulu dari Wali

    Amanat maka Perseroan berkewajiban untuk menambah jumlah jaminan dengan aktiva lain

    sepanjang Perseroan dapat membebankan aktiva lain tersebut sebagai jaminan atau agunan

    dengan memperhatikan pembatasan-pembatansan sehubungan dengan pemberian jaminan yang

    ditetapkan dalam perjanjian-perjanjian pembiayaan lain dimana Perseroan menjadi pihak. Apabila

    Wali Amanat dalam 7 (tujuh) Hari Kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan dari Perseroan

    tidak memberikan tanggapan dan/atau persetujuan tertulis kepada Perseroan, maka Wali Amanat

    dianggap menyetujui penambahan jumlah jaminan dengan aktiva lain tersebut.

    - Apabila Perseroan telah dapat memenuhi kembali nilai Jaminan menjadi 110 % (seratus sepuluh

    persen) dari nilai pokok Obligasi, maka Wali Amanat wajib melepaskan jaminan tambahan tersebut

    dan mengembalikannya kepada Perseroan selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah

    dilakukan pengikatan terhadap Jaminan.

    - Apabila Perseroan melakukan kelalaian berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan maka Wali

    Amanat dengan ini diberi kuasa oleh Perseroan untuk mengambil, menerima dan melakukan

    tindakan-tindakan lain sehubungan dengan penerimaan jaminan tambahan sejumlah kekurangan

    tersebut diatas termasuk menandatangani dokumen-dokumen Jaminan yang diperlukan, yang

    akan dipergunakan untuk pembayaran Jumlah Terhutang.

    3. Perseroan wajib melakukan penilaian atas jaminan melalui lembaga atau perusahaan penilai yang

    terdaftar di Bapepam (“Penilai”) setiap tahun sekali yang akan dilakukan untuk yang pertama kalinya

    sejak seluruh jumlah Jaminan dipenuhi oleh Perseroan sebagaimana diatur dalam Perjanjian

    Perwaliamanatan dan penilaian tersebut wajib diulangi oleh Perseroan untuk setiap tahun berikutnya

    selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah penilaian sebelumnya. Laporan penilai sebagaimana

    dimaksud dalam ayat ini wajib diserahkan kepada Wali Amanat oleh Perseroan selambat-lambatnya

    5 (lima) Hari Kerja terhitung sejak laporan penilaian tersebut diterima oleh Perseroan dari Penilai.

    4. Bahwa Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan wajib diasuransikan

    dengan melekatkan banker’s clause atas nama Wali Amanat, selanjutnya polis-polis asuransi dan

    banker’s clause tersebut wajib diserahkan kepada Wali Amanat selambat lambatnya 5 (lima) Hari

    Kerja setelah setelah polis-polis asuransi dan banker’s clause tersebut diterima Perseroan.

    5. Selama jangka waktu Obligasi, Jaminan tidak boleh dipindahtangankan, digadaikan, atau dijaminkan

    ke pihak lain.

    6. Untuk pertama kalinya pada Tanggal Emisi, Perseroan dengan ini memberikan Jaminan sebesar

    10% (sepuluh persen) dari Pokok Obligasi berupa peralatan telekomunikasi milik Perseroan yang

    dibebankan dengan jaminan fidusia.

    7. Apabila terdapat penggantian Jaminan, Perseroan wajib memberikan Jaminan pengganti yang

    disetujui Wali Amanat sesuai dengan nilai minimum jaminan, persetujuan akan diberikan

    selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak surat permohonan dan dokumen lengkap tentang

    penggantian Jaminan diterima oleh Wali Amanat.

    8. Perseroan wajib setiap tahun, sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan,

    melakukan penandatanganan akta jaminan fidusia dengan Wali Amanat dan Wali Amanat dalam

    kurun waktu 6 (enam) hari kerja wajib mendaftarkannya ke Kantor Fidusia setempat jika terdapat

    penambahan jaminan dan/atau perubahan rincian jaminan.

    Obligasi ini akan dijamin dengan jaminan fidusia berupa aktiva tetap berupa peralatan telekomunikasi

    dengan nilai jaminan tidak kurang dari 110% (seratus sepuluh persen) dari pokok obligasi, dimana 10%

    aktiva yang dijaminkan berasal dari aktiva yang telah ada pada saat ini yang berupa perangkat BTS,

    MSC dan peralatan penunjang sarana telekomunikasi lainnya yang terletak di 123 lokasi di Jabodetabek

    dengan penilaian sebesar Rp 79.950.000.000 sebagaimana ternyata dalam Laporan Penilai Independen

    PT Asian Appraisal Indonesia No. AAI 2007-1401 tanggal 9 Agustus 2007 sedangkan 100% selebihnya

    akan berasal dari aktiva yang akan diperoleh kemudian yang dananya bersumber dari emisi obligasi ini.

  • 6

    8. Pembelian Kembali (Buy Back) Obligasi

    1. Setelah ulang tahun ke-1 (satu) sejak tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali

    (buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi sebelum tanggal pelunasan Pokok Obligasi.

    2. Perseroan dilarang melakukan pembelian kembali apabila:

    - Pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut dapat mengakibatkan Perseroan tidak

    dapat memenuhi ketentuan ketentuan dalam Perjanjian.

    - Perseroan dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian.

    Ketentuan dalam pasal 2 ini tidak berlaku apabila Perseroan melakukan pembelian kembali atas

    seluruh Obligasi.

    3. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk

    dipergunakan sebagai pelunasan Obligasi atau untuk disimpan dengan memperhatikan ketentuan

    dibawah ini dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

    4. Obligasi yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan, di kemudian hari dapat di jual kembali

    dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Obligasi.

    5. Obligasi yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan tidak berhak atas bunga Obligasi.

    6. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) Obligasi baik sebagai pelunasan Obligasi

    maupun untuk disimpan, dengan ketentuan sebagai berikut:

    A. Perseroan wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang

    mempunyai peredaran nasional mengenai rencana dilakukan pembelian kembali (buy back)

    Obligasi selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran

    pembelian kembali (buy back) Obligasi dalam pengumuman tersebut harus dicantumkan:

    1. Periode penawaran pembelian kembali (buy back) obligasi dimana Pemegang Obligasi

    dapat mengajukan penawaran atas Obligasi yang dimilikinya dengan menyebutkan harga

    yang dikehendakinya kepada Perseroan;

    2. Jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali (buy back) Obligasi dan

    target harga maksimal pembelian kembali (buy back) Obligasi;

    3. Tanggal pembayaran pembelian kembali (buy back) Obligasi tersebut dilakukan

    selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal terakhir periode penawaran pembelian

    kembali (buy back) Obligasi;

    4. Pemegang Obligasi yang mengajukan penawaran jual kepada Perseroan pada periode

    penawaran wajib melampirkan:

    - Konfirmasi Tertulis dari KSEI mengenai jumlah Obligasi yang akan dijual yang tidak

    dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran

    pembelian kembali (buy back) Obligasi;

    - Bukti jati diri pada saat melakukan penawaran jual;

    - Pernyataan bahwa Obligasi yang akan dijual oleh Pemegang Obligasi yang

    bersangkutan untuk dibeli kembali (buy back) oleh Perseroan adalah bebas dari segala

    sengketa, tuntutan, ikatan, jaminan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh Pemegang

    Obligasi sehingga Obligasi tersebut tidak dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek

    sampai dengan tanggal pembayaran Pembelian kembali (buy back) Obligasi;

    5. Perseroan akan melakukan pembelian kembali (buy back) Obligasi mulai dari harga terendah

    yang ditawarkan oleh Pemegang Obligasi (namun lebih diutamakan penawaran jual dari

    pemegang Obligasi non afiliasi) pada periode penawaran pembelian kembali (buy back)

  • 7

    Obligasi, dengan ketentuan apabila terdapat beberapa Pemegang Obligasi yang melakukan

    penawaran dengan harga yang sama dan jumlah Obligasi yang ditawarkan oleh Pemegang

    obligasi telah melampaui jumlah dana maksimal atau sisa dana pembelian kembali

    (buy back) Obligasi, maka Perseroan akan membeli Obligasi tersebut secara proporsional

    terhadap Obligasi tersebut.

    6. Perseroan tidak berkewajiban untuk membeli seluruh Obligasi yang ditawarkan oleh

    Pemegang Obligasi untuk dibeli kembali (buy back) pada periode penawaran pembelian

    kembali (buy back) Obligasi, apabila harga penawaran jual yang ditawarkan oleh Pemegang

    Obligasi melampaui target harga yang diharapkan oleh Perseroan sebagaimana tersebut

    dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

    B. Bilamana Perseroan membatalkan pembelian kembali (buy back) maka Perseroan berkewajiban

    untuk mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai

    peredaran nasional mengenai pembatalan pembelian kembali (buy back) tersebut dengan disertai

    alasannya, selambat-lambatnya pada hari terakhir periode penawaran pembelian kembali (buy

    back) Obligasi.

    C. Perseroan wajib menjaga rahasia kepada Pihak manapun atas semua informasi mengenai

    penawaran jual Obligasi yang telah disampaikan oleh Pemegang Obligasi selama Periode

    Penawaran pembelian Kembali (buy back) Obligasi.

    D. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali (buy back)

    Obligasi sebagai mana tersebut di atas, maka Perseroan wajib mengumumkan perihal pembelian

    kembali (buy back) Obligasi tersebut pada 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia peredaran

    nasional, dalam pengumuman tersebut harus mencantumkan :

    - Jumlah nominal Obligasi yang dibeli kembali (buy back) dengan menjelaskan jumlah nominal

    Obligasi yang telah dilunasi dan/atau jumlah nominal Obligasi yang dibeli kembali

    (buy back) untuk disimpan.

    - Batasan harga terendah sampai dengan harga tertinggi yang telah terjadi.

    E. Perseroan dapat melakukan Pembelian Kembali (buy back) Obligasi tanpa melakukan

    pengumuman sebagaimana dimaksud di atas, dengan ketentuan sebagai berikut:

    - Jumlah pembelian kembali (buy back) Obligasi dalam periode 1 (satu) tahun tidak lebih

    dari 5% (lima Persen) dari jumlah Obligasi yang diterbitkan.

    - Obligasi yand dibeli kembali (buy back) tersebut bukan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi

    Perseroan; dan

    - Obligasi yang dibeli kembali (buy back) tersebut hanya untuk disimpan yang kemudian

    hari dapat dijual kembali.

    F. Dalam hal dilakukan pembelian kembali (buy back) Obligasi sebagaimana dimaksud dalam

    Perjanjian Perwaliamanatan, maka Perseroan Wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam

    waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak dilakukan pembelian kembali (buy back) tersebut serta kepada

    BAPEPAM DAN LK selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali (buy back)

    tersebut.

    G. Perseroan wajib menyampaikan kepada BAPEPAM DAN LK seluruh dokumen penawaran jual

    yang disampaikan oleh Pemegang Obligasi selama periode penawaran pembelian kembali

    (buy back) Obligasi selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali (buy back)

    Obligasi selesai dilaksanakan.

    7. Obligasi yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual kembali

    tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.

  • 8

    8. Dalam hal pembelian kembali (buy back) Obligasi oleh Perseroan adalah sebagai pelunasan untuk

    sebagian Obligasi maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo Obligasi

    yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi yang lama pada hari

    yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian Obligasi tersebut dalam jumlah Pokok Obligasi

    yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah Obligasi yang telah dilunasi tersebut.

    9. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak dilakukannya

    pembelian kembali (buy back) Obligasi tersebut, serta kepada BAPEPAM DAN LK, Bursa Efek, dan

    KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal pembelian kembali (buy back) tersebut.

    10. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dan KSEI mengenai Obligasi yang dimiliki

    Perseroan untuk disimpan, dalam waktu 5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal pembayaran Bunga

    Obligasi atau 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal Daftar Pemegang Rekening yang berhak atas

    bunga Obligasi, dengan memperhatikan peraturan KSEI.

    11. Seluruh obligasi yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali (buy back)

    dan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak memiliki hak suara dan tidak diperhitungkan

    dalam korum kehadiran.

    9. Kejadian Kelalaian atau cidera janji

    Dalam hal terjadi salah satu keadaan atau kejadian yang disebutkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan

    dan hal tersebut berlangsung selama jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal tersebut, maka Wali

    Amanat wajib memberitahukan kejadian tersebut kepada Pemegang Obligasi melalui 1 (satu) surat kabar

    yang berperedaran nasional. Wali Amanat atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPO

    menurut ketentuan dan tata cara dalam Perjanjian Perwaliamanatan, di dalam RUPO tersebut Wali

    Amanat akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan serta langkah-langkah yang akan diambil

    Perseroan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut.

    Bila RUPO tidak bisa menerima penjelasan dan alasan Perseroan maka bila diperlukan akan dilaksanakan

    RUPO berikutnya untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap Perseroan. Jika RUPO

    berikutnya memutuskan agar Wali Amanat melakukan penagihan kepada Perseroan, maka Obligasi

    sesuai dengan keputusan RUPO menjadi jatuh tempo.

    Penjelasan lebih lanjut dari kelalaian ataupun cidera janji dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini

    mengenai Keterangan Tentang Obligasi.

    10. Cara Dan Tempat Pelunasan Pokok Dan Pembayaran Bunga Obligasi

    Pelunasan pinjaman pokok dan pembayaran Bunga Obligasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen

    Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur

    dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening sesuai

    dengan jadual waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan, seperti yang

    tertera pada Bab XX Prospektus ini. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari

    libur lainnya, maka pembayaran akan dilakukan pada hari kerja berikutnya.

    Apabila pelunasan Pokok dan/atau Bunga Obligasi tidak diambil oleh Pemegang Obligasi pada saat

    jatuh tempo, maka jumlah pembayaran yang tidak diambil tersebut wajib disimpan oleh Agen Pembayaran

    untuk kepentingan Pemegang Obligasi yang bersangkutan dan Perseroan dibebaskan oleh KSEI sebagai

    Agen Pembayaran dari tanggung jawab pembayaran Bunga Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi

    pada Pemegang Obligasi.

    11. Wali Amanat

    PT Bank Niaga Tbk telah ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi ini sesuai dengan

    ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang dibuat antara Perseroan dengan

    PT Bank Niaga Tbk.

  • 9

    12. Prosedur Pemesanan

    Prosedur Pemesanan dapat dilihat dalam Bab XX dalam Prospektus ini mengenai Persyaratan Pemesanan

    Obligasi.

    13. Hasil Pemeringkatan

    Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat hutang jangka panjang sesuai dengan surat

    No 355/PEF-Dir/VI/2007 tanggal 19 Juni 2007 dari Pefindo, Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan

    Tingkat Bunga Tetap telah mendapatkan peringkat :

    idA-

    (Single A Minus ; Stable Outlook)

    Untuk keterangan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XIX Prospektus ini.

  • 10

    II. RENCANA PENGGUNAAN DANA

    Dana hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya (100%) akan

    dipergunakan oleh Perseroan untuk pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan dalam rangka

    memperluas cakupan wilayah, menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam bentuk:

    1. Sekitar 55% digunakan untuk penambahan BTS dan perangkatnya

    2. Sekitar 14% digunakan untuk penambahan perangkat transmission

    3. Sekitar 28% digunakan untuk penambahan dan pengembangan MSC dan BSC

    4. Sekitar 3% digunakan untuk pengembangan peralatan penunjang sarana telekomunikasi lainnya.

    Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara berkala yaitu

    kepada Bapepam dan LK dan kepada Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, sesuai dengan Peraturan

    Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang

    Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, sampai dengan seluruh dana hasil

    Penawaran Umum ini habis digunakan.

    Apabila Perseroan bermaksud mengubah realisasi penggunaan dana sebagaimana tercantum dalam

    Prospektus, maka Perseroan harus melaporkan rencana tersebut kepada Bapepam dan LK dengan

    mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana tersebut harus

    mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Para Pemegang Obligasi Perseroan melalui Rapat Umum

    Pemegang Obligasi.

    Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh BAPEPAM dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29

    September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka

    Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 1,18% dari nilai emisi

    Obligasi yang meliputi:

    • Biaya jasa untuk penjaminan emisi efek sekitar 63,55%.

    • Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sekitar 10,42% (yang terdiri dari biaya jasa Akuntan

    1,96%; Konsultan Hukum 7,88%; dan Notaris 0,59%).

    • Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal sekitar 18,34% (yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat

    4,66%; Badan Pemeringkat Efek 13,13%; dan Penilai 0,55%).

    • Biaya Lain-Lain (percetakan, iklan dan public expose,audit penjatahan) sekitar 7,69%.

    Berdasarkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan

    per tanggal 15 Januari 2007, dana hasil Penawaran Umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi telah

    digunakan seluruhnya untuk ekspansi berupa pembiayaan capital expenditure sebesar Rp 519.994 juta

    dan sebesar Rp 57.777 juta untuk modal kerja.

  • 11

    III.PERNYATAAN HUTANG

    Sesuai dengan laporan keuangan Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal

    31 Maret 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat

    Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan mempunyai kewajiban yang seluruhnya berjumlah Rp 763.408

    juta yang terdiri dari kewajiban lancar sebesar Rp 340.500 juta dan kewajiban tidak lancar sebesar

    Rp 422.908 juta dengan rincian sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Uraian Jumlah

    KEWAJIBAN LANCAR

    Hutang usaha 165.566

    Hutang lain-lain 8.741

    Pendapatan diterima dimuka 22.528

    Uang jaminan pelanggan 16.711

    Biaya masih harus dibayar 70.548

    Hutang pajak 4.726

    Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun-Pinjaman bank 51.680

    Jumlah Kewajiban Lancar 340.500

    KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

    Kewajiban pajak tangguhan-bersih 14.327

    Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun

    Pinjaman bank 408.581

    Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 422.908

    JUMLAH KEWAJIBAN 763.408

    Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

    KEWAJIBAN LANCAR

    Hutang Usaha

    Jumlah hutang usaha Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 165.566 juta yang terdiri dari:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Jumlah

    Pihak Ketiga Mata Uang Asing 122.422

    Pihak Ketiga Mata Uang Rupiah 34.881

    Beban Interkoneksi 3.478

    Hubungan Istimewa

    Hutang kepada PT Multi Kontrol Nusantara 4.785

    Jumlah 165.566

    Hutang Lain-lain

    Jumlah hutang lain-lain Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 8.741 juta yang terdiri dari:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Jumlah

    Dalam mata uang Rupiah 7.230

    Dalam mata uang Asing 1.511

    Jumlah 8.741

  • 12

    Analisis umur hutang lain-lain adalah sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Jumlah

    Sampai dengan 30 hari 4.836

    Lebih dari 30 hari-60 hari 2.915

    Lebih dari 60 hari-90 hari 118

    Lebih dari 90 hari 872

    Jumlah 8.741

    Pendapatan Diterima Dimuka

    Jumlah pendapatan diterima dimuka Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah sebesar Rp 22.528

    juta.

    Uang Jaminan Pelanggan

    Jumlah uang jaminan pelanggan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 16.711 juta sebagian besar

    merupakan uang jaminan yang diterima dari agen dan dealer untuk pembelian voucher elektronik.

    Biaya Masih Harus Dibayar

    Jumlah biaya masih harus dibayar Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 70.548 juta yang

    terdiri dari:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Jumlah

    Interkoneksi 32.678

    Sewa 17.419

    Cadangan Manfaat Karyawan 9.304

    Royalti Konsensi kepada Departemen Komunikasi dan Informatika -

    Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi 5.540

    Pemasaran dan Promosi 1.643

    Retensi 964

    Listrik dan Air 884

    Lain-lain di bawah Rp 500.000.000,- 2.116

    Jumlah 70.548

    Hutang Pajak

    Jumlah hutang pajak Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 4.726 juta yang terdiri dari:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Jumlah

    Pajak Penghasilan :

    Pasal 21 567

    Pasal 23 4.159

    Jumlah 4.726

    Kewajiban Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun

    Jumlah kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun per tanggal 31 Maret 2007

    adalah sebesar Rp 51.680 juta yang merupakan kewajiban kepada bank.

  • 13

    KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

    Kewajiban Pajak Tangguhan

    Jumlah Kewajiban Pajak tangguhan Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah sebesar Rp 14.327 juta.

    Pinjaman Bank Jangka Panjang

    Jumlah pinjaman bank jangka panjang Perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan

    pinjaman yang diperoleh Perseroan pada tanggal 19 April 2003 yang terdiri dari pembiayaan kembali,

    pinjaman investasi proyek CDMA dan fasilitas pinjaman atas bunga dalam masa konstruksi. Per tanggal

    31 Maret 2007 jumlah pinjaman jangka panjang Perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah

    Rp 408.581 juta.

    (dalam jutaan Rupiah)

    Jumlah

    Saldo pinjaman 460.261

    Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (51.680)

    Jumlah Bagian Jangka Panjang 408.581

    Sehubungan dengan pinjaman tersebut, Perseroan diharuskan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan,

    antara lain, sebagai berikut:

    1. memelihara rasio lancar minimum 120%; dan

    2. memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimum 233%.

    Berikut ini adalah rasio lancar dan rasio hutang terhadap Perseroan pada tanggal 31 Maret 2007 adalah

    sebagai berikut:

    %

    Rasio Lancar 134%

    Rasio hutang terhadap ekuitas 51%

    Pinjaman bank jangka panjang Perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah dilunasi pada

    tanggal 2 Juli 2007.

    Sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen, Perseroan tidak membuat

    dan/atau menarik pinjaman dari pihak manapun selain yang telah diungkapkan dibawah ini :

    a. Huawei Tech. Investment Co. Ltd.

    Pada tanggal 3 Mei 2007, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerjasama pengadaan

    peralatan telekomunikasi sebesar maksimum USD 124.917.548 untuk jangka waktu 5 tahun dengan

    PT Huawei Tech. Investment dalam skema pembiayaan oleh vendor (Vendor Financing Scheme)

    atau skema pembiayaan lainnya untuk tahun 2007 - 2008.

    b. Credit Suisse

    Pada tanggal 25 Juni 2007, Perseroan menandatangani perjanjian pinjaman dari lembaga keuangan

    asing yang dikoordinir oleh Credit Suisse dengan total pinjaman USD 145.000.000 untuk jangka

    waktu 5 tahun dengan 2 tahun grace period dan 3 tahun masa pembayaran angsuran pokok. Pinjaman

    ini dikenakan bunga 4% diatas LIBOR per tahun untuk tahun pertama dan 4,5% diatas LIBOR per

    tahun untuk tahun ke dua. Pada tanggal 2 Juli 2007, Perseroan telah menerima pencairan pertama

    dana pinjaman jangka panjangnya dari Credit Suisse sebesar USD 90 juta, dimana sebagian dana

    tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan pencairan

    pinjaman ini juga telah dilindung nilai. Pada tanggal 2 Juli 2007, Perseroan telah melunasi pinjaman

    jangka panjangnya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 447.341.056.665.

  • 14

    Tidak ada kewajiban baru (selain hutang usaha yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan) yang

    terjadi sejak tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran.

    Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban lain selain yang telah dinyatakan di atas dan

    yang telah diungkapkan dalam Prospektus ini.

    Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aktiva dan kewajiban serta peningkatan hasil

    operasi di masa yang akan datang, manajemen menyatakan kesanggupannya untuk dapat

    menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya.

  • 15

    IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

    Keterangan yang ada dalam bab ini harus dibaca bersama-sama dengan laporan keuangan Perseroan

    beserta catatan-catatan di dalamnya, yang terdapat pada Bab XVI dari Prospektus ini.

    1. Umum

    Perseroan didirikan dalam rangka PMDN dengan nama PT Radio Telepon Indonesia atau disingkat

    Ratelindo, berdasarkan Akta No. 94 tanggal 13 Agustus 1993, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H.,

    Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 Nopember 1993,

    dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 Nopember 1993, keduanya dibuat di hadapan Abdurachman

    Kadir, pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta.

    Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua BKPM No. 192/T/

    PARPOSTEL/1996, tanggal 25 Maret 1996, Perseroan dinyatakan mulai beroperasi secara komersial

    pada bulan Nopember 1995. Perseroan merupakan pelopor operator jaringan tanpa kabel di Indonesia

    dengan spektrum frekuensi AMPS-A dan memiliki wilayah lisensi yang mencakup Jakarta dan Jawa

    Barat (termasuk Banten).

    Seiring dengan penggantian nama Perseroan menjadi PT Bakrie Telecom, Perseroan mengeluarkan

    produk baru dengan meluncurkan layanan FWA Limited Mobility dengan merek dagang Esia, dengan

    menggunakan teknologi CDMA 2000 1x.

    Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan

    Informatika No. 16/DIRJEN/2006 tanggal 23 Januari 2006 Perseroan diberikan ijin untuk

    menyelenggarakan jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dengan cakupan nasional.

    Ijin Penyelenggaraan ITKP ini merupakan ijin atau lisensi yang dikeluarkan berdasarkan Undang-undang

    No. 36/2000 tentang Telekomunikasi.

    Perseroan telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Service Provider)

    pada tanggal 2 Maret 2007 berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi

    No. 053/Dirjen/2007. Dengan adanya ijin ini, maka Perseroan dapat menyelenggarakan jasa akses

    internet.

    Pada tanggal 15 Juni 2007, Perseroan memperoleh ijin penyelenggaraan jaringan tetap lokal tanpa

    kabel dengan mobilitas terbatas dengan wilayah layanan nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri

    Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia No. 298/KEP/M.KOMINFO/6/2007 tanggal 15 Juni 2007.

    Dengan perolehan ijin tersebut, Perseroan dapat menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi

    di seluruh wilayah Indonesia.

    Pada akhir Maret 2007, Perseroan telah memiliki 448 jaringan BTS yang mencakup daerah JBJB dan

    telah memiliki 1.799.918 pelanggan yang terdiri dari 1.781.523 pelanggan Esia, dan 18.395 pelanggan

    Ratelindo.

    Pada tahun 2005, setelah terkena dampak dari penurunan subsidi bahan bakar yang sangat tajam,

    diikuti dengan inflasi yang mencapai dua digit, perekonomian Indonesia kembali ke jalur normal pada

    tahun 2006. Inflasi turun menjadi 6,6% di tahun 2006, sehingga memberikan peluang bagi Bank Indonesia

    untuk melonggarkan kebijakan moneternya dengan secara agresif menurunkan suku bunga BI menjadi

    9,75% pada akhir tahun 2006 dari 12,75% pada tahun 2005. Seiring dengan penurunan suku bunga,

    pasar modal Indonesia juga mencatat perbaikan, dengan IHSG meningkat sebesar 55% di tahun 2006.

    Kondisi perekonomian makro yang positif ini, serta didukung oleh situasi politik yang stabil, telah

    mengembalikan tingkat kepercayaan konsumen dan menghasilkan peningkatan permintaan domestik.

    Didorong oleh permintaan tersebut, terjadi pertumbuhan sektor telekomunikasi Indonesia, yang

    mencatatkan peningkatan dalam jumlah pelanggan mobile mencapai hampir 70 juta pada akhir tahun

    2006, atau tumbuh sebesar 39% dibandingkan dengan tahun 2005.

  • 16

    Perseroan merupakan pelopor penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi nirkabel di Indonesia, melalui

    produk pertamanya yaitu Ratelindo. Saat ini, Perseroan menyediakan FWA Limited Mobility melalui dua

    produknya, yaitu Esia dan Wifone. Keuntungan utama dari layanan mobilitas terbatas adalah biaya

    panggilan menjadi lebih murah jika dibandingkan dengan telepon seluler, karena layanan ini dikategorikan

    sebagai telepon tetap.

    Perseroan melihat bahwa potensi peminat layanan FWA Limited Mobility relatif besar, terutama untuk

    pelanggan yang sebagian besar kegiatan telekomunikasi dilakukan di dalam satu area tertentu. Selain

    itu, jasa ini pun sangat diminati oleh pelanggan yang belum memiliki telepon rumah karena biaya

    pemasangan yang ringan dan waktu pemasangan yang cepat.

    Perseroan membangun bisnis dan organisasinya berdasarkan model budget operator. Sebagai budget

    operator, Perseroan membedakan layanannya dengan memberikan “Better Products at Lower Prices”

    kepada seluruh “Value Conscious Customers” melalui disruptive innovation yang fokus kepada pelanggan.

    Sebagai hasil dari inovasi yang berkelanjutan dan mendobrak pasar, saat ini Perseroan dipersepsikan

    sebagai operator yang memberikan waktu bicara (talktime) terpanjang kepada pelanggan, yang mengubah

    paradigma pulsa menjadi waktu bicara sebagai tolak ukur menentukan biaya komunikasi. Strategi ini

    berhasil membangun keunggulan strategik yang unik dibandingkan dengan pesaing.

    Model bisnis sebagai budget operator membuat Perseroan menjatuhkan pilihan pada teknologi CDMA

    2000 1x untuk layanan telepon tetap nirkabel. Teknologi ini menggunakan teknik kompresi yang lebih

    unggul, teknologi paket data yang lebih baik dan metode sinyal yang lebih efisien. Keunggulan ini

    menyebabkan Perseroan memiliki biaya modal yang lebih rendah, biaya operasional jaringan yang rendah

    dan penggunaan spektrum yang lebih efisien, sehingga Perseroan dapat mempertahankan struktur biaya

    yang lebih rendah dibandingkan dengan operator berbasis teknologi GSM.

    Bila dilihat dari sisi penetrasi pasar, total populasi penduduk Indonesia pada akhir tahun 2005 yang

    diperkirakan mencapai ± 220 juta, total pengguna telepon bergerak tanpa kabel diperkirakan mencapai± 48 juta pelanggan. Dalam tiga tahun setelahnya populasi penduduk Indonesia akan diperkirakanmencapai ± 236 juta dan pengguna telepon bergerak tanpa kabel diperkirakan akan mencapai ± 78 juta(sumber: Pyramid Research).

    Untuk tahun 2007 Perseroan menargetkan jumlah pelanggan sebanyak 3,6 juta pelanggan yang terdiri

    dari 3,1 juta merupakan pelanggan di wilayah JBJB sedangkan sisanya berasal dari kota baru di wilayah

    nasional. Perseroan akan terus berusaha memperbesar pangsa pasar dengan produk-produk yang

    inovatif, dengan melihat bahwa tingkat penetrasi pasar yang masih rendah pada saat ini. Perseroan

    yakin bahwa kondisi pasar dalam industri telekomunikasi di Indonesia masih sangat prospektif dan akan

    terus berkembang pada masa yang akan datang.

    Dari sisi teknologi yang dipakai, Perseroan mempunyai keyakinan bahwa teknologi CDMA 2000 1x,

    merupakan teknologi yang tepat untuk komunikasi data maupun suara yang sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat. Penggunaan teknologi CDMA 2000 1x merupakan keputusan strategis yang diambil

    Perseroan dalam mengantisipasi karakter industri telekomunikasi dan teknologi yang telah dan akan

    selalu berkembang dengan sangat cepat. Teknologi CDMA 2000 1x sendiri masih dapat dikembangkan

    menjadi 3rd Generation (3G) services dengan melakukan upgrade ke teknologi CDMA 2000 1x EV-DO.

    Pada saat ini Perseroan fokus pada pelayanan kepada segmen menengah ke bawah yang memiliki

    pengeluaran rata-rata Rp 600 ribu sampai dengan Rp 2,25 juta per bulan (socioeconomic status B & C

    menurut data standar Roy Morgan Research tahun 2006). Perseroan beranggapan bahwa pangsa pasar

    ini memiliki kecenderungan untuk melakukan sambungan telepon tanpa melakukan roaming dan

    menggunakan fitur-fitur yang lebih sederhana seperti layanan suara dan SMS. Namun demikian, Perseroan

    melihat bahwa terdapat pula pasar yang potensial dari perilaku para pelanggan yang selalu menginginkan

    teknologi terkini dalam bertelekomunikasi. Dengan strategi pemilihan teknologi yang diterapkan Perseroan,

    maka jika dipandang perlu dan terdapat potensi pasar yang riil, Perseroan dapat segera mengembangkan

    jenis-jenis produk dan layanannya dengan memanfatkan keunggulan dan pengembangan lebih lanjut

    dari teknologi CDMA 2000 1x, misalnya dengan menambah fitur produk dan pelayanan, mengembangkan

    komunikasi data, yang dapat berwujud aplikasi berbasis data (content), internet, dan aplikasi-aplikasi

    multimedia seperti video conference dan video streaming.

  • 17

    Pada bulan April 2007, Perseroan melakukan soft launch untuk produk Wimode, layanan internet

    berkecepatan tinggi, hemat terjangkau, dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Layanan Wimode

    terdiri atas layanan internet, layanan telepon untuk melakukan dan menerima panggilan dari atau ke

    telepon rumah, seluler, panggilan jarak jauh, dan panggilan internasional, layanan pesan untuk mengirim

    pesan SMS ke sesama operator ataupun ke operator lainnya, layanan nilai tambah untuk men-download

    content ataupun memilih ring back tone.

    2. Pentarifan

    Untuk produk layanan Ratelindo, penetapan tarif didasarkan pada Keputusan Menteri Perhubungan

    Republik Indonesia No. 19 tahun 2001 yang terdiri dari biaya aktivasi, biaya bulanan dan biaya pemakaian.

    Pada saat ini, tarif yang dikenakan Perseroan kepada pelanggan Ratelindo adalah sama dengan tarif

    yang dikenakan oleh Telkom kepada pelanggan PSTN.

    Untuk produk layanan Esia, Wifone, dan Wimode penetapan tarif didasarkan pada Keputusan Menteri

    Perhubungan Republik Indonesia No. 35 tahun 2004, yang terdiri dari biaya aktivasi, biaya bulanan,

    biaya pemakaian dan biaya fasilitas tambahan. Pada bulan Pebruari 2006, Keputusan Menteri diatas

    diperbaharui oleh Peraturan No. 09/Per/M.KOMINFO/02/2006 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Awal

    dan Tarif Perubahan Jasa Telepon Dasar melalui jaringan tetap yang mengubah penentuan tarif dasar

    sebelumnya menjadi perhitungan berbasis biaya (cost based formula).

    3. Keuangan

    Analisis dan pembahasan berikut disajikan berdasarkan Laporan Keuangan untuk periode 3 (tiga) bulan

    yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal

    31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan

    dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan31 Maret 31 Desember

    2007 2006 2005 2004*

    LAPORAN LABA RUGI

    Pendapatan Usaha Kotor 271.140 829.361 369.055 275.029

    Pendapatan Usaha Bersih 223.909 607.921 243.757 161.701

    Beban Usaha 172.970 469.074 343.701 229.228

    EBITDA 98.177 291.515 29.751 31.877

    Laba (Rugi) Usaha 50.939 138.847 (99.944) (67.527)

    Laba (Rugi) Bersih 16.250 72.680 (144.324) (297.978)

    NERACA

    AKTIVA

    Aktiva Lancar 457.594 527.412 396.014 91.500

    Aktiva Tidak Lancar 1.817.443 1.689.727 1.126.569 960.085

    Jumlah Aktiva 2.275.037 2.217.139 1.522.583 1.051.585

    KEWAJIBAN

    Kewajiban Lancar 340.500 299.516 199.479 126.352

    Kewajiban Tidak Lancar 422.908 422.201 483.457 698.749

    Jumlah Kewajiban 763.408 721.717 682.936 825.101

    EKUITAS 1.511.629 1.495.422 839.647 226.484

    Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2.275.037 2.217.139 1.522.583 1.051.585

    *) disajikan kembali

    Pendapatan Usaha

    Pendapatan Usaha Perseroan terutama berasal dari layanan pasca bayar dengan produk Esia Pasca

    bayar dan Ratelindo dan layanan pra bayar dengan produk Esia Pra Bayar.

  • 18

    Perincian Pendapatan Usaha Kotor berdasarkan produk layanan Perseroan adalah sebagai berikut:

    Produk2007 2006 2005 2004

    3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun

    Pasca Bayar

    Esia 48.775 18,0% 103.566 12,5% 31.797 8,6% 11.207 4,1%

    Ratelindo 13.081 4,8% 142.454 17,2% 217.496 58,9% 223.755 81,4%

    Sub Total 61.856 22,8% 246.020 29,7% 249.293 67,5% 234.962 85,4%

    Pra Bayar

    Esia 209.284 77,2% 583.341 70,3% 119.762 32,5% 40.067 14,6%

    Sub Total 209.284 77,2% 583.341 70,3% 119.762 32,5% 40.067 14,6%

    TOTAL 271.140 100,0% 829.361 100,0% 369.055 100,0% 275.029 100,0%

    Pendapatan usaha Perseroan berasal dari pendapatan pemakaian pulsa, pendapatan langganan bulanan,

    pendapatan jasa penyambungan dan lain-lain.

    Tabel di bawah ini menunjukkan rincian total pendapatan usaha untuk masing-masing periode dan

    kontribusi dari masing-masing layanan terhadap pendapatan usaha:

    Keterangan2007 2006 2005 2004

    3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun

    Pendapatan Pemakaian Pulsa 240.322 88,6% 725.549 87,5% 303.126 82,1% 208.096 75,6%

    Pendapatan Langganan Bulanan 8.875 3,3% 42.331 5,1% 38.422 10,4% 39.240 14,3%

    Pendapatan Jasa Penyambungan 10.768 4,0% 35.599 4,3% 10.840 2,9% 3.292 1,2%

    Pendapatan Jasa Lainnya 11.175 4,1% 25.882 3,1% 16.667 4,6% 24.401 8,9%

    Jumlah Pendapatan Usaha Kotor 271.140 100,0% 829.361 100,0% 369.055 100,0% 275.029 100,0%

    Beban interkoneksi (21.386) (7,9)% (121.534) (14.7)% (78.539) (21,3)% (56.039) (20,4)%

    Potongan harga (25.845) (9,5)% (99.906) (12,0)% (46.759) (12,7)% (57.289) (20.8)%

    Jumlah Pendapatan Usaha Bersih 223.909 82,6% 607.921 73,3% 243.757 66,0% 161.701 58,8%

    Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007

    Pendapatan Usaha Kotor Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007

    adalah sebesar Rp 271.140 juta dimana pasca bayar (Esia dan Ratelindo) dan pra bayar (Esia Pra

    bayar) memberikan kontribusi pendapatan masing-masing sebesar Rp 61.856 juta dan Rp 209.284 juta

    atau sebesar 22,8% dan 77,2% dari total pendapatan usaha kotor.

    Sementara itu, Pendapatan Usaha Bersih Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada

    tanggal 31 Maret 2007 adalah sebesar Rp 223.909 juta. Selama periode tersebut proporsi beban

    interkoneksi bersih terhadap pendapatan kotor Perseroan mengalami penurunan menjadi 7,9%

    dibandingkan dengan 14,7% di tahun 2006. Hal ini dipengaruhi oleh mulai diterapkannya skema

    interkoneksi berbasis biaya di awal tahun 2007.

    Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005

    Pendapatan Usaha Kotor Perseroan meningkat sebesar 124,7% dari Rp 369.055 juta pada tahun 2005

    menjadi Rp 829.361 juta pada tahun 2006 terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan dari

    486.604 pada tahun 2005 menjadi 1.547.557 pelanggan pada tahun 2006.

    Pendapatan Usaha Kotor Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah

    sebesar Rp 829.361 juta dimana pasca bayar (Esia dan Ratelindo) dan pra bayar (Esia Pra Bayar)

    memberikan kontribusi pendapatan masing-masing sebesar Rp 246.020 juta dan Rp 583.341 juta atau

    sebesar 29,7% dan 70,3% dari total pendapatan usaha kotor.

    Pendapatan Usaha dari Esia Pasca bayar meningkat sebesar 225,7% yang dipicu oleh pertumbuhan

    jumlah pelanggan. Demikian halnya dengan Esia Pra bayar, yang mengalami peningkatan Pendapatan

    Usaha sebesar 387,1% disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan. Penurunan pendapatan Ratelindo

  • 19

    di tahun 2006 sebesar 34,5% menjadi Rp 142.454 juta disebabkan karena peningkatan jumlah pelanggan

    Ratelindo yang beralih ke Esia Pasca bayar. Pendapatan dari Esia mengalami peningkatan dari

    Rp 151.559 juta di tahun 2005 menjadi Rp 686.907 juta di tahun 2006 atau meningkat sebesar 353,2%.

    Pendapatan Usaha Bersih Perseroan meningkat sebesar 149,4% dari Rp 243.757 juta pada tahun 2005

    menjadi Rp 607.921 juta pada tahun 2006. Peningkatan ini terutama disebabkan karena pendapatan

    dari pemakaian pulsa yang meningkat sebesar 139,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun

    lalu yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pelanggan yang signifikan. Pendapatan langganan

    bulanan mengalami peningkatan sebesar 10,2% yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pelanggan

    Esia Pasca bayar. Selain itu pendapatan jasa penyambungan juga mengalami peningkatan sebesar

    228,4% seiring dengan peningkatan penjualan paket perdana Esia.

    Peningkatan jumlah potongan harga menjadi Rp 99.906 juta di tahun 2006 terutama disebabkan karena

    program-program promosi yang diberikan kepada pelanggan dalam bentuk free on net talk time dan

    “terima telepon dapet duit.” Persentase potongan harga terhadap pendapatan usaha mengalami

    penurunan dari 12,7% di tahun 2005 menjadi 12,0% di tahun 2006.

    Sementara itu proporsi dari beban interkoneksi bersih terhadap pendapatan usaha di tahun 2006 turun

    menjadi hanya 14,7% dibandingkan dengan 21,3% di tahun 2005. Hal ini terutama disebabkan oleh

    makin seimbangnya jumlah panggilan masuk (menit) dan jumlah panggilan keluar (menit).

    Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004

    Pendapatan Usaha Kotor Perseroan mengalami peningkatan sebesar 34,2% dari Rp 275.029 juta pada

    tahun 2004 menjadi Rp 369.055 juta pada tahun 2005. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh

    peningkatan jumlah pelanggan. Layanan pasca bayar dan pra bayar memberikan kontribusi pendapatan

    masing-masing sebesar Rp 249.293 juta dan Rp 119.762 juta atau sebesar 67,5% dan 32,5% dari total

    pendapatan usaha kotor.

    Pendapatan Usaha dari Esia Pasca bayar meningkat sebesar 183,7% yang dipicu oleh pertumbuhan

    jumlah pelanggan. Demikian halnya dengan Esia Prabayar, yang mengalami peningkatan Pendapatan

    Usaha sebesar 322,0% disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan. Pendapatan Ratelindo

    mengalami penurunan sebesar 2,8% dari Rp 223.755 di tahun 2004 menjadi Rp 217.496 juta di tahun

    2005. Pendapatan dari Esia mengalami peningkatan dari Rp 51,274 juta di tahun 2004 menjadi

    Rp 151.559 juta di tahun 2005 atau meningkat sebesar 195,6%.

    Pendapatan Usaha Bersih Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 50,7% dari Rp 161.701 juta

    pada tahun 2004 menjadi Rp 243.757 juta pada tahun 2005.

    Proporsi potongan harga dan beban interkoneksi bersih terhadap pendapatan usaha di tahun 2005

    turun menjadi 33,9% dibandingkan dengan 41,2% di tahun 2004.

    Beban Usaha

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan2007 2006 2005 2004*

    3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun

    Beban Usaha

    Penyusutan 45.385 143.112 119.799 91.324

    Operasi dan Pemeliharaan 57.100 68.319 47.203 30.728

    Umum dan Administrasi 21.893 71.727 43.697 38.532

    Karyawan 27.530 75.244 45.437 34.084

    Penjualan dan Pemasaran 19.209 101.116 77.669 26.480

    Biaya Usaha Lainnya 1.853 9.556 9.896 8.080

    Total 172.970 469.074 343.701 229.228

    *) disajikan kembali

  • 20

    Beban penyusutan

    Beban penyusutan meliputi beban penyusutan atas peralatan jaringan Perseroan dan aktiva tetap lainnya,

    termasuk beban instalasi dan beban konstruksi, sepanjang masa manfaat aktiva tetap tersebut.

    Beban operasi dan pemeliharaan

    Beban operasi meliputi beban listrik, sewa, ijin frekuensi, asuransi dan royalti ke Dirjen Pos dan

    Telekomunikasi. Sedangkan untuk beban pemeliharaan terutama meliputi beban pemeliharaan dan

    perbaikan jaringan Perseroan.

    Beban umum dan administrasi

    Beban umum dan administrasi terdiri dari honorarium tenaga ahli, sewa gedung perkantoran, transportasi,

    listrik, telepon dan air, perlengkapan kantor dan pemeliharaan kantor.

    Beban karyawan

    Beban karyawan terdiri dari beban gaji dan kesejahteraan karyawan, tunjangan kesehatan, tunjangan

    makan, dan pelatihan karyawan.

    Beban penjualan dan pemasaran

    Beban penjualan dan pemasaran meliputi beban iklan dan promosi, pameran.

    Beban usaha lainnya

    Beban usaha lainnya terdiri dari beban material untuk RUIM card dan voucher.

    Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007

    Beban Usaha Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 adalah

    sebesar Rp 172.970 juta dengan kontribusi terbesar berupa beban operasi dan pemeliharaan sebesar

    Rp 57.100 juta atau sebesar 33,0% dari total beban usaha serta beban penyusutan sebesar Rp 45.385 juta

    atau sebesar 26,2%. Jika dilihat dari proporsi terhadap pendapatan usaha, proporsi beban usaha

    Perseroan mencapai 63,8% dari pendapatan usaha.

    Beban penyusutan. Proporsi beban penyusutan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor

    selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 16,7%.

    Beban operasi dan pemeliharaan. Proporsi beban operasi dan pemeliharaan dibandingkan dengan total

    pendapatan usaha kotor selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 21,1%.

    Beban umum dan administrasi. Proporsi beban umum dan administrasi dibandingkan dengan total

    pendapatan usaha kotor selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 8,1%.

    Beban karyawan. Proporsi beban karyawan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor selama

    3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 10,2%.

    Beban penjualan dan pemasaran. Proporsi beban penjualan dan pemasaran dibandingkan dengan total

    pendapatan usaha kotor selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 7,1%.

    Beban usaha lainnya Proporsi beban jasa lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor

    selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 0,7%.

  • 21

    Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005

    Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar 36,5% dari Rp 343.701 juta di tahun 2005 menjadi

    Rp 469.074 juta pada tahun 2006. Peningkatan Beban Usaha tersebut terutama disebabkan oleh upaya

    Perseroan dalam mengembangkan bisnisnya melalui ekspansi jaringan, memperkuat citra produk Esia

    baik melalui aktivitas promosi ‘below the line’ maupun ‘above the line’ serta proses rekrutmen karyawan

    profesional.

    Jika dilihat dari proporsi terhadap pendapatan usaha, proporsi beban usaha Perseroan mencapai 56,6%

    dari pendapatan usaha, turun secara signifikan dari 93,1% pada tahun 2005. Hal tersebut merupakan

    keberhasilan dari model bisnis “budget operator” yang dijalankan Perseroan, selain itu Perseroan telah

    mencapai skala ekonomisnya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Jumlah beban usaha terhadap

    jumlah pelanggan efektif turun sebesar 54,5% dari Rp 1.012.922 pada tahun 2005 menjadi Rp 461.197

    pada tahun 2006.

    Beban penyusutan. Beban penyusutan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor pada tahun

    2006 adalah sebesar 17,3%, atau turun dari 32,5% pada tahun 2005. Penyusutan mengalami peningkatan

    sebesar 19,5% menjadi Rp 143.112 juta yang disebabkan oleh ekspansi jaringan CDMA dan infrastruktur

    di JBJB dalam rangka peningkatan area cakupan dan kapasitas pelanggan Perseroan.

    Beban operasi dan pemeliharaan. Beban operasi dan pemeliharaan pada tahun 2006 dibandingkan dengan

    total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 8,2% atau turun 12,8% dari tahun 2005. Beban operasi dan

    pemeliharaan meningkat sebesar 44,7% menjadi Rp 68.319 juta, seiring dengan ekspansi jaringan CDMA

    yang secara langsung meningkatkan biaya ijin frekuensi, biaya sewa lokasi dan biaya listrik.

    Beban umum dan administrasi. Beban umum dan administrasi pada tahun 2006 dibandingkan dengan

    dari total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 8,6%, turun dari 11,8% di tahun 2005. Beban umum

    dan administrasi meningkat sebesar 64,1% menjadi Rp 71.727 juta pada tahun 2006. Hal ini terutama

    disebabkan akibat ekspansi dan pertumbuhan usaha Perseroan terutama di Jakarta dan Bandung serta

    15 kota lainnya di wilayah Jawa Barat dan Banten.

    Beban karyawan. Beban karyawan pada tahun 2006 dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor

    adalah sebesar 9,1%, turun dari 12,3% di tahun 2005. Beban karyawan meningkat sebesar 65,6% di

    tahun 2006 menjadi Rp 75.244 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh rekruitmen karyawan

    baru, peningkatan beban gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan serta adanya penyesuaian kompensasi

    sehubungan dengan inflasi maupun kinerja.

    Beban penjualan dan pemasaran. Beban penjualan dan pemasaran pada tahun 2006 dibandingkan

    dengan total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 12,1% atau turun dari 21,0% di tahun 2005. Beban

    penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 30,2% di tahun 2006 menjadi Rp 101.116 juta dibandingkan

    Rp 77.669 juta di tahun 2005. Hal ini terutama disebabkan oleh kampanye produk Esia yang lebih agresif

    serta program-program promosi yang diselenggarakan di tahun 2006. Hasil dari kegiatan promosi ini

    adalah meningkatnya pertambahan jumlah pelanggan Esia dari pertambahan sebesar 301.090 pelanggan

    selama tahun 2005 meningkat menjadi 1.107.069 selama tahun 2006 atau mengalami peningkatan

    pertambahan jumlah pelanggan sebesar 267,7%.

    Beban usaha lainnya. Beban usaha lainnya pada tahun 2006 dibandingkan dengan total pendapatan

    usaha kotor adalah sebesar 1,2% atau turun dari 2,7% di tahun 2005. Beban usaha lainnya pada tahun

    2006 mengalami penurunan sebesar 3,4% dari Rp 9.896 juta di tahun 2005 menjadi Rp 9.556 juta.

    Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004

    Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar 49,9% dari Rp 229.228 juta pada tahun 2004 menjadi

    Rp 343.701 juta di tahun 2005. Peningkatan Beban Usaha tersebut terutama disebabkan oleh ekspansi

    yang dilakukan Perseroan. Sebagian besar dari peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan beban

    penjualan dan pemasaran, yang meningkat sebesar 193,3%. Sedangkan, jika dilihat dari proporsi terhadap

    pendapatan usaha, proporsi beban usaha Perseroan pada tahun 2005 mencapai 93,1% dari pendapatan

    usaha, naik dari 83,4% pada tahun 2004.

  • 22

    Beban penyusutan. Beban penyusutan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor pada tahun

    2005 adalah sebesar 32,5%, atau turun dari 33,2% pada tahun 2004. Penyusutan mengalami peningkatan

    sebesar 31,2% menjadi Rp 119.799 juta yang disebabkan oleh ekspansi jaringan CDMA dan infrastruktur

    di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dalam rangka peningkatan area cakupan dan kapasitas pelanggan

    perseroan.

    Beban operasi dan pemeliharaan. Beban operasi dan pemeliharaan pada tahun 2005 dibandingkan

    dengan total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 12,8% atau turun 11,1% dari tahun 2004. Beban

    operasi dan pemeliharaan meningkat sebesar 53,6% menjadi Rp 47.203 juta, seiring dengan ekspansi

    jaringan CDMA yang secara langsung meningkatkan biaya ijin frekuensi, biaya sewa lokasi dan biaya

    listrik.

    Beban umum dan administrasi. Beban umum dan administrasi pada tahun 2005 dibandingkan dengan

    dari total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 11,8%, turun dari 14,0% di tahun 2004. Beban umum

    dan administrasi meningkat sebesar 13,4% menjadi Rp 43.697 juta pada tahun 2005. Hal ini terutama

    disebabkan oleh ekspansi dan pertumbuhan Perseroan.

    Beban karyawan. Beban karyawan pada tahun 2005 dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor

    adalah sebesar 12,3%, turun dari 12,4% di tahun 2004. Beban karyawan meningkat sebesar 33,3% di

    tahun 2006 menjadi Rp 45.437 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pertambahan jumlah

    karyawan, penyesuaian inflasi dan penyesuaian merit.

    Beban penjualan dan pemasaran. Beban penjualan dan pemasaran pada tahun 2005 dibandingkan

    dengan total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 21,0% atau meningkat dari 9,6% di tahun 2004.

    Beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 193,3% di tahun 2005 menjadi Rp 77.669 juta.

    Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kampanye produk-produk Esia yang agresif khususnya di

    triwulan IV tahun 2005. Hasil dari kegiatan promosi ini adalah peningkatan jumlah pelanggan Esia dari

    71.039 di tahun 2004 menjadi 190.961 di bulan September 2005 dan peningkatan yang signifikan menjadi

    372.129 di bulan Desember 2005.

    Beban usaha lainnya. Beban jasa lainnya termasuk pembelian material kartu RUIM untuk starter pack

    dan voucher untuk isi ulang prabayar. Beban ini mengalami peningkatan dari Rp 8.080 juta pada tahun

    2004 menjadi sebesar Rp 9.896 juta pada tahun 2005 atau meningkat sebesar 22,5%. Peningkatan ini

    terutama disebabkan oleh volume penjualan starter pack yang meningkat sehubungan dengan

    pertumbuhan penjualan.

    EBITDA

    Berikut adalah EBITDA Perseroan:

    Keterangan2007 2006 2005 2004*

    3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun

    EBITDA (Dalam Jutaan Rupiah) 98.177 291.515 29.751 31.877

    Marjin EBITDA 36,2% 35,1% 8,1% 11,6%

    *) disajikan kembali

    Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007

    Selama periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007 Perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp 98.177 juta.

    Dengan peningkatan marjin EBITDA menjadi 36,2% yang disebabkan oleh peningkatan kinerja operasional

    selama 3 bulan pada tahun 2007.

  • 23

    Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005

    Model bisnis Perseroan sebagai ‘budget operator’ telah terbukti sukses sebagaimana tercermin dalam

    peningkatan jumlah pelanggan dan pendapatan usaha. Perseroan membukukan EBITDA sebesar

    Rp 291.515 juta pada tahun 2006,meningkat secara signifikan sebesar 879,8% dari Rp 29.751 juta di

    tahun 2005. Peningkatan terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah pelanggan dan efisiensi dalam

    kegiatan operasional Perseroan yang tercermin dalam peningkatan marjin EBITDA pada tahun 2006

    sebesar 35,1% dibandingkan dengan hanya 8,1% di tahun 2005.

    Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004

    Di tahun 2005, Perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp 29.751 juta, turun sebesar 6,7% dari tahun

    sebelumnya. Penurunan ini, yang dikompensasikan oleh pertumbuhan Perseroan, terutama disebabkan

    oleh beban penjualan dan pemasaran yang semakin besar.

    Laba/Rugi Usaha

    Berikut adalah Laba (Rugi) Perseroan:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan2007 2006 2005 2004*

    3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun

    Laba (Rugi) usaha 50.939 138.847 (99.944) (67,527)

    Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan 29.878 75.398 (176.860) (131,657)

    Manfaat (beban) pajak penghasilan (13.628) (2.718) 32.536 (166,321)

    Total 16.250 72.680 (144.324) (297,978)

    *) disajikan kembali

    Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007

    Laba Usaha Perseroan pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 adalah

    sebesar Rp 50.939 juta.

    Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005

    Laba usaha Perseroan pada tahun 2006 sebesar Rp 138.847 juta meningkat secara signifikan dari rugi

    usaha sebesar Rp 99.944 juta di tahun 2005. Peningkatan laba usaha di tahun 2006 tersebut terutama

    disebabkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 124,7% dibandingkan pendapatan usaha tahun 2005.

    Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004

    Rugi usaha Perseroan meningkat dari rugi usaha sebesar Rp 67.527 juta di tahun 2004 menjadi rugi

    usaha sebesar Rp 99.944 juta di tahun 2005. Rugi usaha Perseroan mengalami peningkatan terutama

    disebabkan oleh pertumbuhan dalam aktiva untuk ekspansi jaringan CDMA.

    Laba (Rugi) Bersih

    Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007

    Laba Bersih Perseroan pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 adalah

    sebesar Rp 16.250 juta.

    Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005

    Laba Bersih Perseroan meningkat secara signifikan dari rugi bersih sebesar Rp 144.324 juta di tahun

    2005 menjadi laba bersih sebesar Rp 72.680 juta di tahun 2006. Peningkatan laba bersih tersebut terutama

    disebabkan Perseroan berhasil dalam melakukan efisiensi operasional.

  • 24

    Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004

    Rugi Bersih Perseroan mengalami penurunan secara signifikan dari rugi bersih sebesar Rp 297.978 juta

    di tahun 2004 menjadi rugi bersih sebesar Rp 144.324 juta di tahun 2005. Penurunan rugi bersih tersebut

    terutama disebabkan karena peningkatan dalam pendapatan usaha bersih dan efek dari pajak tangguhan.

    Pertumbuhan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas

    Aktiva

    Komposisi aktiva Perseroan adalah sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan 31 Maret 31 Desember

    2007 2006 2005* 2004*

    AKTIVAAKTIVA LANCAR

    Kas dan setara kas 139.974 239.424 254.257 23.263Investasi jangka pendek 56.717 54.640 31.555 -Piutang usaha-setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu 65.528 70.766 39.034 27.104Persediaan 14.897 12.373 5.174 3.906Uang muka 49.343 39.609 31.318 11.333Biaya dibayar dimuka 86.930 66.388 30.537 22.174Pajak dibayar dimuka 44.205 44.212 4.139 3.720

    Jumlah Aktiva Lancar 457.594 527.412 396.014 91.500

    AKTIVA TIDAK LANCARAktiva pajak tangguhan - - 2.018 -Uang muka pembelian aktiva tetap 126.266 114.194 9.432 40.515AktivaTetap – bersih 1.668.309 1.554.253 1.087.815 885.304Beban ditangguhkan-bersih 12.505 11.703 16.667 27.245Taksiran tagihan pajak penghasilan 4.575 4.575 5.877 3.509Aktiva Tidak lancar lainnya 5.788 5.002 4.760 3.512

    Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.817.443 1.689.727 1.126.569 960.085

    Jumlah Aktiva 2.275.037 2.217.139 1.522.583 1.051.585

    *) disajikan kembali

    Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007

    Pada tanggal 31 Maret 2007, jumlah aktiva Perseroan sebesar Rp 2.275.037 juta meningkat sebesar 2,6%

    dari jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 yang tercatat sebesar Rp 2.217.139 juta.

    31 Desember 2006 dibandingkan dengan 31 Desember 2005

    Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah aktiva Perseroan sebesar Rp 2.217.139 juta mengalami

    peningkatan signifikan sebesar 45,6% dari jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005

    yang tercatat sebesar Rp 1.522.583 juta. Peningkatan dalam jumlah aktiva dikarenakan pertumbuhan

    dalam aktivitas investasi dan keuangan Perseroan serta peningkatan hasil kegiatan operasional Perseroan.

    Adapun rincian dari aktiva Perseroan adalah sebagai berikut:

    Kas dan Setara Kas. Kas dan setara kas pada akhir tahun 2006 tercatat sebesar Rp 239.424 juta, turun

    sebesar Rp 14.833 juta dari Rp 254.257 juta di tahun 2005. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan

    kas untuk membiayai aktivitas investasi untuk memperkuat jaringan Esia di Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

    Aktiva Lancar. Aktiva lancar tumbuh sebesar 33,1% menjadi Rp 527.412 juta terutama disebabkan oleh

    peningkatan piutang dagang, persediaan dan beban dibayar dimuka seiring dengan peningkatan kegiatan

    usaha Perseroan. Peningkatan piutang dagang bersih Perseroan sebesar 81,3% menjadi Rp 70.766 juta

    sejalan dengan peningkatan pendapatan pemakaian pulsa. Walaupun piutang dagang bersih meningkat,

    Perseroan juga dapat meningkatkan kolektibilitas piutang dari 39 hari di tahun 2005 menjadi 31 hari di

    tahun 2006. Dalam mendukung peningkatan kegiatan usaha Perseroan, hal ini dapat terlihat dari adanya

    peningkatan persediaan sebesar 139,1% yang terdiri dari voucher dan paket perdana Esia.

  • 25

    Ekspansi jaringan CDMA yang dilakukan di tahun 2006 juga mempengaruhi akun biaya dibayar dimuka,

    yang meningkat dari Rp 30.537 juta di tahun 2005 menjadi Rp 66.388 juta di tahun 2006 yang terutama

    bersumber dari peningkatan sewa area BTS dan lisensi.

    Aktiva Tetap. Aktiva tetap bersih meningkat sebesar 42,9% menjadi Rp 1.554.253 terutama akibat

    pembelian peralatan telekomunikasi untuk keperluan ekspansi jaringan CDMA di Jakarta, Jawa Barat

    dan Banten.

    31 Desember 2005 dibandingkan dengan 31 Desember 2004

    Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah aktiva Perseroan sebesar Rp 1.522.583 juta mengalami

    peningkatan signifikan sebesar 44,8% dari jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2004

    yang tercatat sebesar Rp 1.051.585 juta.

    Peningkatan total aktiva ini adalah hasil dari peningkatan kegiatan investasi dan pendanaan di samping

    hasil-hasil usaha yang cukup baik. Perincian aset secara garis besar adalah sebagai berikut:

    Kas dan Setara kas: Saldo kas dan setara kas per akhir tahun 2005 adalah Rp 254.257 juta, meningkat

    sebesar Rp 230.994 juta dari Rp 23.263 juta di tahun 2004. Peningkatan saldo tahun 2005 disebabkan

    oleh kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan. Di tahun 2005, Perseroan menerima hasil dari

    penerbitan saham-saham sehubungan dengan penambahan modal disetor dari pemegang saham.

    Aktiva Lancar: Aktiva lancar melonjak sebesar 332,8% menjadi Rp 396.014 juta terutama disebabkan

    oleh arus kas yang berasal dari penyuntikan modal segar dari para pemegang saham dan peningkatan

    dalam Piutang Usaha.

    Aktiva Tetap: Aktiva tetap bersih meningkat sebesar 22,9% menjadi Rp 1.087.815 juta terutama disebabkan

    oleh ekspansi jaringan milik Perseroan.

    Kewajiban

    Komposisi kewajiban Perseroan adalah sebagai berikut:

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan31 Maret 31 Desember

    2007 2006 2005 2004*

    KEWAJIBANKEWAJIBAN LANCARHutang usaha 165. 566 109.177 61.327 55.770Hutang lain-lain 8.741 11.953 4.586 6.467Pendapatan diterima dimuka 22.528 13.050 17.087 2.225Uang jaminan pelanggan 16.711 16.437 14.693 12.523Biaya masih harus dibayar 70.548 91.703 63.343 37.248Hutang pajak 4.726 5.516 2.267 5.660Kewajiban jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahunPinjaman Bank 51.680 51.680 36.176 6.459

    Jumlah Kewajiban Lancar 340.500 299.516 199.479 126.352

    KEWAJIBAN TIDAK LANCARKewajiban pajak tangguhan - bersih 14.327 700 - 30.517Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam

    waktu satu tahunHutang hubungan istimewa - - 10.276 176.094Pinjaman Bank 408.581 421.501 473.181 492.138 Hutang jangka panjang - Subordinasi - - -

    Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 422.908 422.201 483.457 698.749

    Jumlah kewajiban 763.408 721.717 682.936 825.101

    *) disajikan kembali

    Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007

    Pada tanggal 31 Maret 2007, jumlah kewajiban Perseroan sebesar Rp 763.408 juta mengalami

    peningkatan sebesar 5,8% dari jumlah kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 yang

    tercatat sebesar Rp 721.717 juta.

  • 26

    31 Desember 2006 dibandingkan dengan 31 Desember 2005

    Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah kewajiban Perseroan sebesar Rp 721.717 juta mengalami

    peningkatan sebesar 5,7% dari jumlah kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005 yang

    tercatat sebesar Rp 682.936 juta. Kenaikan kewajiban terutama akibat dari peningkatan dalam hutang

    dagang dan beban yang masih harus dibayar sehubungan dengan aktivitas ekspansi Perseroan.

    Kewajiban lancar naik sebesar 50,1% dari Rp 199.479 juta pada tanggal 31 Desember 2005 menjadi

    Rp 299.516 juta pada tanggal 31 Desember 2006 terutama disebabkan oleh peningkatan hutang dagang

    akibat aktivitas pembelian untuk menunjang aktivitas ekspansi Perseroan serta peningkatan pada beban

    yang masih harus dibayar akibat peningkatan dalam beban interkoneksi sebagai akibat dari peningkatan

    off-net traffic calls.

    Sedangkan kewajiban tidak lancar turun 12,7% dari Rp 483.457 juta pada tanggal 31 Desember 2005

    menjadi Rp 422.201 juta pada tanggal 31 Desember 2006 terutama disebabkan karena penurunan

    hutang jangka panjang seiring dengan cicilan pembayaran pokok hutang.

    31 Desember 2005 dibandingkan dengan 31 Desember 2004

    Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah kewajiban Perseroan sebesar Rp 682.936 juta mengalami

    penurunan sebesar 17,2% dari jumlah kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2004 yang

    tercatat sebesar Rp 825.101 juta. Penurunan kewajiban terutama karena konversi pinjaman dari pihak-

    pihak terkait menjadi modal.

    Kewajiban lancar naik sebesar 57,9% dari Rp 126.352 juta pada tanggal 31 Desember 2004 menjadi

    Rp 199.479 juta terutama disebabkan oleh kenaikan pada hutang usaha akibat peningkatan kegiatan

    pembelian dalam rangka ekspansi, pendapatan diterima dimuka, biaya yang masih harus dibayar dan

    kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pinjaman bank.

    Sedangkan kewajiban tidak lancar turun 30,8% dari Rp 698.749 juta pada tanggal 31 Desember 2004

    menjadi Rp 483.457 juta terutama disebabkan adanya kesepakatan pemegang saham di tahun 2005

    untuk mengkonversi hutang-hutang Perseroan sebesar Rp 252.791 juta menjadi modal saham tambahan.

    Ekuitas

    (dalam jutaan Rupiah)

    Keterangan31 Maret 31 Desember

    2007 2006 2005 2004*

    Modal saham ditempatkan dan disetor penuh 2.456.762 2.456.762 1.903.092 1.030.979

    Uang muka setoran modal - - - 115.000

    Tambahan modal disetor 29.056 29.056 - -

    Laba investasi efek yang belum terealisasi 700 743 374 -

    Defisit (974.889) (991.139) (1.063.819) (919.495)

    Jumlah Ekuitas 1.511.629 1.495.422 839.647 226.484

    *) disajikan kembali

    Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007

    Pada tanggal 31 Maret 2007, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp 1.511.629 juta mengalami peningkatan

    sebesar 1,1% dari jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 yang tercatat sebesar

    Rp 1.495.422 juta. Peningkatan jumlah ekuitas ini terutama disebabkan karena peningkatan laba ditahan

    yang berasal dari peningkatan laba bersih Perseroan.

    31 Desember 2006 dibandingkan dengan 31 Desember 2005

    Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp 1.495.422 juta mengalami

    peningkatan signifikan sebesar 78,1% dari jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005

  • 27

    yang tercatat sebesar Rp 839.647 juta. Kenaikan ekuitas yang signifikan ini terutama disebabkan karena

    adanya tambahan modal dari Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Perseroan dan adanya penurunan

    defisit sebesar 6,8% dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 0,9 triliun karena peningkatan laba ditahan akibat

    laba bersih yang dibukukan Perseroan.

    31 Desember 2005 dibandingkan dengan 31 Desember 2004

    Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp 839.647 juta mengalami

    peningkatan signifikan sebesar 270,7% da