basis gigi tiruan akrilik

Upload: khaleda-shafira

Post on 02-Jun-2018

296 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    1/32

    Basis Gigi Tiruan Akrilik

    LAPORAN TUTORIAL

    diajukan untuk memenuhi tugas tutorial Blok IlmuBahan dan Teknologi Kedokteran Gigi Iyang dibina oleh drg. Sukanto, M.Kes

    OlehKelompok Tutorial 4

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2012

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    2/32

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    3/32

    KATA PENGANTAR

    Pertama, Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang

    Maha Esa , karena atas segala bimbingan dan petunjuk-

    Nya , serta berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya

    sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan

    Laporan tutorial yang berjudul Basis Gigi Tiruan

    Akrilik . Laporan tutorial yang kami buat ini sebagaisalah satu sarana untuk lebih mendalami materi tentang

    basis gigi tiruan akrilik . Kami mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada :

    1. drg. Sukanto, M.Kes yang telah memberi kami

    kesempatan dan bimbingan untuk lebih mendalami materi

    dengan pembuatan laporan tutorial ini.

    2. Teman-teman kelompok tutorial 4 yang telah berperan

    aktif dalam pembuatan laporan tutorial ini.Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini

    mengandung banyak kekurangan,baik dari segi isi

    maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf

    jika ada kesalahan karena kami masih dalam prosespembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang

    telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan

    teman-teman yang lain.

    Jember, 26 April 2012

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    4/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi

    tiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan

    merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan.

    Berbagai macam bahan telah digunakan dalam

    pembuatan basis gigitiruan seperti kayu, tulang,

    keramik, logam, logam aloi dan beberapa jenis

    polimer.

    Akrilik merupakan derivat dari etilen dan

    mengandung grup vinyl (-C=C-) dalam formula

    strukturalnya. Akrilik adalah salah satu bahan yang

    paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi

    terutama dalam bidang prostodonsia. Akrilik dipilih

    karena sifatnya yang cukup elastik dan cukup rigid

    atau keras terhadap tekanan kunyah, stabil dalam

    cairan mulut, biokompatibel, warna menyerupai

    warna gusi, mudah direstorasi bila patah tanpamengalami distorsi, mudah dibersihkan sendiri oleh

    pasien, mudah dimanipulasikan dalam masa yang

    relatif singkat, serta harga yang cukup murah dan

    tahan lama.

    2. Skenario

    Pak Bowo 43th merasa kurang percaya diri

    karena 2ngigi depannya ompong, setelah

    berkonsultasi dengan isterinya akhirnya pak Bowo

    pergi ke dokter gigi. Sore hari P. Bowo bersama

    isterinya pergi ke dokter gigi, setelah sampai di

    tempat praktek ternyata sudah banyak pasien yang

    antre. Sambil menunggu antrian iseng-iseng P.Bowo

    tanya pada salah seorang pasien yang ingin

    membetulkan gigi palsunya yang patah, pasien ini

    bilang kalau dokter gigi ini bisa memperbaiki gigi

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    5/32

    palsu yang patah tanpa menunggu lama dan

    sambungannya tidak kelihatan. Tiba saatnya giliranP.Bowo dan isterinya masuk ruang praktek, set tidak

    kelihatan. Tiba saatnya giliran P.Bowo dan isterinya

    masuk ruang praktek, setelah berkonsultasi dan

    mendapat penjelasan dari dokter akhirnya ayah

    Ilham memilih gigi tiruan dengan basis resin akrilik.

    P.Bowo juga menanyakan pada dokter apakah gigi

    tiruannya nanti setelah dipakau ada kemungkinan

    rusak dan bagaimana cara menyambungnya. Dokter

    menjelaskan cara mereparasi gigi tiruan dengan cara

    yang cepat dengan bahan yang sama tetapi berbeda

    cara pengerasannya.

    3. Perumusan Masalah

    1.Apa saja syarat, sifat serta komposisi resin akrilik

    yang digunakan dalam kedokteran gigi?

    2.Bagaimana klasifikasi resin akrilik ?

    3.

    Bagaimana proses manipulasi resin akrilik ?4.Apa saja kegunaan resin akrilik dalam kedokteran

    gigi ?

    5.Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan ?

    1. Tujuan Pembelajaran

    1. Mampu mengetahui dan menjelaskan syarat, sifat,

    komposisi resin akrilik

    2. Mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi

    resin akrilik

    3. Mampu mengetahui dan menjelaskan manipulasi

    resin akrilik

    4.

    Mampu mengetahui dan menjelaskan aplikasi

    resin akrilik di KG

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    6/32

    5. Mampu mengetahui dan menjelaskan cara

    mereparasi gigi tiruan

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    7/32

    1. Mapping

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    8/32

    Syarat Umum

    Resin akrilik dan penggundalam KG

    Syarat, komposisi, sifat kimia,dan fisik resin akrilik secara

    Rusak

    Reparasi

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    9/32

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    10/32

    dari resin akrilik.

    Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukanpada basis gigi tiruan yaitu shrinkage porosity

    dan gaseous porosity. Shrinkage porosity

    kelihatan sebagai gelembung yang tidak

    beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi

    tiruan sedangkan gaseous porosity terlihat

    berupa gelembung kecil halus yang uniform,

    biasanya terjadi terutama pada protesa yang

    tebal dan di bagian yang lebih jauh dari sumber

    panas.

    d.Stabilitas dimensi

    Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh

    proses, molding, cooling, polimerisasi, absorbsi

    air dan temperatur tinggi.

    e. CrazingRetakan yang terjadi pada permukaan basis

    resin, hal ini disebabkan karena adanya tensile

    stress, sehingga terjadi pemisahan barat

    molekul.

    f. Fraktur

    Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang

    tidak baik dapat menyebabkan daya fleksural

    yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan

    akhirnya menyebabkan gigi tiruan fraktur.

    g. Radiologi

    Akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena

    sifat radiolusensinya. Ini disebabkan karena

    atom C,H,O yang terdapa dalam alrilik

    melemahkan, menyerap sinar x- ray. Hal ini

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    11/32

    akan meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana

    ada bagian akrilik yang tertelan atau tertanam didalam jaringan lunak.

    h. Reaksi alergi

    Sangat jarang pasien yang mengalami reaksi

    alergi akibat kontak dengan resin akrilik yang

    berasal sdari gigi tiruan. Kebanyakan kasus

    yang dilaporkan adalah akibat dari gigi tiruan

    yang tidak bersih dan gigi tiruan yang tidak

    sesuai kedudukanya dalam rongga mulut

    sehingga mengakibatkan trauma pada jaringan

    lunak mulut, tetapi banyaknya residual

    monomer yang terdapat pada basis resin akrilik

    yang tidak mengalami polimerisasi secara

    sempurna akan mengakibatkaniritasi pada

    jaringan mulut pasien.

    i. Penyerapan airResin akrilik meyerap air secara peerlahan

    dengan nilai equilibrium absorpsi 2 2,5 % aka

    terjadi setelah 6 bulan atau lebih tergantung dari

    ketebalan basis. Peyerapan air ini akan

    menyebabkan perubahan dimensiomnal, tetapi

    hal ini adalah tidak signifikan dan biasanya

    bukan merupakan penyebab utama ketidak

    sesuaian gigi tiruan.

    j. Berat molekul

    Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat

    molekul polimer yang tinggi yaitu 500.000

    1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu

    100. Berat molekul polimer ini akan bertambah

    hingga mencapai angka 1.200.000 setelah

    berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    12/32

    dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh

    gaya Van der Waals dan ikatan antarrantaimolekul. Bahan yang memiliki berat molekul

    tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang

    lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang

    besar dibandingkan polimer yang memiliki berat

    molekul yang lebih rendah.

    k. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut

    organic

    Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang

    mengandung asam atau basa lemah adalah baik.

    Penggunaan alkohol dapat menyebabkan

    retaknya protesa. Ethanol juga berfungsi sebagai

    plasticizer dan dapat mengurangi temperatur

    transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang

    mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan

    untuk membersihkan protesa.

    1. Komposisi Resin Akrilik

    Pada umumnya terdapat dalam bentuk powder

    yang berisi polimer yang belum teraktivasi.

    Selain powder terdapat juga dalam bentuk liquid

    yang mengandung komponen monomer yang

    dalam berinteraksi dengan polimer dapatberperan sebagai aktivator. Selain monomer,

    terdapat komponen aktivator dan inhibitor.

    Untuk mengaktifkan polimer dalam powder,

    terjadi proses polimerisasi.

    Powder (polimer) yaitu poli( metil metakrilat )

    adalah resin transparan yang dapat

    menyalurkan cahaya dalam range ultraviolet

    hingga yang mempunyai wavelength 250nm. Ia

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    13/32

    mempunyai kekerasan dari 18 hingga 20 Knoop

    Number. Kekuatan tensilnya dianggarkan dalam60 Mpa, ketumpatannya adalah 1.19 g/cm2 dan

    modulus elasticity dianggarkan 2.4 Gpa (2400

    Mpa).

    Polimer ini sangat stabil. Ia tidak mengalami

    diskolorisasi dalam cahaya ultraviolet, secara

    kimiawi stabil dalam panas dan melembut pada

    125C dan dapat dibentuk seperti bahan

    termoplastik. Depolimerisasi terjadi pada suhu

    di antara 125C dan 200C. Sekitar suhu 450C,

    90% polimer telah terdepolimerisasi

    membentuk monomer.

    Poli (metil metakrilat) mempunyai

    kecenderungan untuk meresap air melalui prosesimbibisi. Ini karena, struktur non-kristalinnya

    mempunyai tenaga internal yang tinggi. Jadi,

    diffusi molekul dapat terjadi dengan mudah

    karena tidak memerlukan tenaga aktivasi yang

    banyak. Disebabkan poli (metil metakrilat)

    adalah polimer yang linear, ia dapat larut dalam

    beberapa pelarut organik seperti kloroform dan

    aseton.

    Liquid (monomer) adalah metil metakrilat

    yaitu suatu cairan bening pada suhu ruangan

    yang mempunyai sifat fisikal berikut :

    a. Berat molekul : 100 u

    b. Suhu lebur : - 48C

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    14/32

    c. Suhu didih : 100.8C

    d. Ketumpatan : 0.945 g/mL pada 20C

    e. Tenaga polimerisasi : 12.9 kcal/mol

    Metil metakrilat menunjukkan tekanan uap yang

    tinggi dan merupakan pelarut organik yang baik.

    AgenCross li nked polimer akrilikadalah lebih

    kaku, lebih tahan terhadap perubahan suhu dan

    lebih tahan larut dibandingkan dengan polimer

    yang non cross linked. Cross linked polimer

    juga lebih tahan terhadapsurface cracking atau

    crazing didalam mulut dan tahan terhadap

    keterlarutan dalam pelarut organik seperti

    etanol. Ia juga lebih mudah digrind dan dipolish.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    15/32

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    16/32

    2. Self Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi

    Kimia)

    Berbeda dengan heat cured acrylic, self

    cured acylic menggunakan activator berupa cairan

    kimia. Cairan kimia yang digunakan adalah dari

    golongan amin tersier biasanya adalah dietil

    paratuloidin. Jenis ini memang tidak sesempurna

    tipe I karena residu monomer yang terbentuk dari

    proses polimerisasi dan manipulasi lebih banyak.

    Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur

    suhu dan waktu manipulasi secara tepat.

    Kelebihan dari tipe ini adalah mudah

    dilepaskan dari kuvet, fleksibilitas lebih tinggi dari

    tipe I, pengerutan volumeakhir tergolong rendah

    karena proses polimerisasi dari tipe ini tergolong

    kurang sempurna. Sedang kekurangannya adalah

    elastisitas dari tipe ini tergolong kurang dari tipe I,

    kemudian karena digunakan bahan kimia hal

    tersebut dapat mengiritasi jaringan rongga mulut,dandari segi ekonomis lebih mahal.

    3. Light Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi

    Cahaya)

    Cahaya yang dapat digunakan sebagai

    activator pada resin akrilik jenis ini adalah sinar UV

    dengan panjang gelombang 290-4nm dan sinar

    tampak dengan panjang gelombang 400-700 nm.

    Pada proses manipulasi resin akrilik jenis ini,

    ditambahkan bahan inisiator berupa champorquinon.

    Kelebihan dari resin akrilik jenis ini adalah

    penyusutan saat polimerisasi rendah, hasil akhir

    manipulasinya dapat dibentuk dengan baik dan resin

    ini dapat dimanipulasi dengan peralatan sederhana.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    17/32

    Kekurangan dari resin akrilik ini adalah elastisitas

    dari resin akrilik ini kecil dan penggunaan sinar UV

    pada resin ini dapat merusak jaringan rongga mulut.

    4. Microwave Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi

    Kimia)

    Activator pada resin akarilik ini adalah

    gelombang mikro dimana gelombang ini membuat

    molekul bergerak secara merata dan seimbang ke

    segala arah sehingga hasil akhir dari resin akrilik ini

    lebih sempurna dari yang lain. Hal tersebut

    disebabkan karena hamper semua monomer beraksi

    sehingga proses polimerisasinya sempurna.

    Kelebihan dari jenis resin akrilik ini adalah

    waktu pemanasan yang dibutuhkan dari resin ini

    lebih singkat, perubahan warna kecil, sisa monomer

    lebih sedikit karena polimerisasinya lebih sempurna.

    Kekurangan dari resin jenis ini yakni resin akrilik ini

    masih dapat menyerap air, selain itu harga cukup

    mahal karena peralatan manipulasinya canggih.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    18/32

    Jenis Resin Aktivator Kelebihan Kekurangan

    Heat

    Curing

    acrylic

    resin

    Energi

    termal yang

    berasal dari

    panas

    Warna stabil

    dan murah

    Terdapat

    pengerutan

    volume akhir,

    pembuatannya

    tidak praktis

    Self Curing

    acrylic

    resin

    Dimethyl

    paratoluidine

    atau amin

    tersier

    Pengerutan

    volume akhir

    lebih kecil,

    praktis, dan

    relatif murah

    Terdapat sisa-

    sisa monomer,

    kestabilan

    warna rendah,

    sisa monomer

    lebih banyak,

    porositas lebih

    tinggi.

    Light

    Curing

    Sinar tampak Waktu

    polimerisasi

    Bila

    menggunakan

    acylic resin dan sinar UV dapat diatur sinar UV

    dapat merusak

    aringan.

    Microwave

    Curing

    acrylic

    Gelombang

    mikro

    Waktu lebih

    singkat,

    polimerisasi

    lebih

    sempurna,

    proses

    pembuatannya

    lebih bersih,

    sisa monomer

    lebih sedikit.

    Membutuhkan

    peralatan yang

    lebih mahal,

    masih bersifat

    menyerap air.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    19/32

    5. Manipulasi Resin Akrilik

    Manipulasi Heat Cured Acrylic Perbandingan

    monomer dan polymer akan menentukan sturktur resin.

    Perbandingan monomer dan polymer, biasanya 3 sampai

    3,5/1 satuan volume atau 2,5/1 satuan berat. Bila ratio

    terlalu tinggi, tidak semua polymer sanggup dibasahi oleh

    monomer akibatnya acrylic yang digodok akan

    bergranula. Selain itu juga tidak boleh terlalu rendahkarena sewaktu polmerisasi monomer murni terjadi

    pngerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan

    acrylic yang berasal dari perbandingan monomer dan

    polymer yang benar, kontraksi sekitar 7%. Bila terlalu

    banyak monomer, maka kontraksi yang terjadi akan lebih

    besar.Pencampuran polymer dan monomer harus

    dilakukan dalam tempat yang terbuat dari keramik atau

    gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini

    dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal.

    Bila polymer dan monomer dicampuur, akan

    terjadi reaksi dengan tahap-tahap sebagai berikut:

    Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy

    stage).

    Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy

    stage).

    Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau

    alat bersifat lekat, apabila ditarik akan

    membentuk serat (stringy stage). Butir-

    butir polimer mulai larut, monomer

    bebas meresap ke dalam polimer.

    Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage).

    Pada tahap ini sifat lekat hilang dan

    adonan mudah dibentuk sesuai dengan

    yang kita inginkan.

    Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage).

    Pada tahap ini lebih banyak monomer

    yang menguap, terutama pada

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    20/32

    permukaannya sehingga terjadi

    permukaan yang kasar.

    Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap

    ini adonan telah menjadi keras dan getas

    pada permukaannya, sedang keadaan

    bagian dalam adukan masih kenyal.Waktu

    dough (waktu sampai tercapainya

    konsistensi liat) tergantung pada:

    1. Ukuran partikel polymer; partikel yang

    lebih kecil akan lebih cepat dan lebih

    cepat mencapai dough.

    2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat

    molekul lebih cepat terbentuk

    konsistensi liat.

    3. Adanya Plasticizer yang bisa

    mempercepat terjadinya dough.

    4. Suhu; pembentukan dough dapat

    diperlambat dengan menyimpan adonan

    dalam tempat yang dingin.

    5. Perbandingan monomer dan polymer;

    bila ratio tinggi maka waktu dough lebih

    singkat.

    Pengisian Ruang Cetak (Mould Space) dengan

    Acrylic

    Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah

    disiapkan untuk diisi dengan acrylic. Ruang tersebut

    dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet (pelat logam

    yang biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga

    tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu diulasi dengan

    bahan separator/pemisah, yang umumnya menggunakan

    could mould seal (CMS). Ruang cetak diisi dengan akrilik

    pada waktu adonan mencapai tahap plastis (dough stage).

    Pemberian separator tersebut dimaksudkan untuk:

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    21/32

    a. Mencegah merembesnya monomer ke bahan

    cetakan (gips) dan ber-polimerisasi di dalam gips

    sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan

    merekat dengan bahan cetakan/gips.

    b. Mencegah air dari bahan cetakan masuk ke

    dalam resin acrylic. Sewaktu melakukan pengisian ke

    dalam cetakan pelu diperhatikan :

    - Cetakan terisi penuh.

    - Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup

    pada cetakan, ini dapat dicapai dengan cara mengisikan

    dough sedikit lebih banyak ke dalam cetakan. Selama

    polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan

    berkurangnya tekanan di dalam cetakan. Pengisian yang

    kurang dapat menyebabkan terjadi shrinkage porosity.

    Ruang cetak diisi dengan acrylic pada tahap adonan

    mencapai tahap plastis (dough). Agar merat dan padat,

    maka dipelukan pengepresan dengan menggunakan alat

    hydraulic bench press. Sebaiknya pengepresan dilakukan

    dilakukan berulang-ulang agar rongga cetak terisi penuh

    dan padat.

    Cara pengepresan yang benar adalah:

    1. Adonan yang telah mencapai tahap dough

    dimasukkkan ke dalam rongga cetak, kemudian

    kedua bagian kuvet ditutup dan diselipi kertas

    selofan.

    Pengepresan awal dilakkukan sebesar 900psi,

    kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model.

    Kedua bagian kuvet dikembalikan, diselipi

    kertas selofan.

    2. Pengepresan dilakukan lagi seperti di atas, tetapi

    tekanan ditingkatkan menjadi 1200 psi.

    Kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model.

    Kedua bagian kuvet dikembalikan tanpa diselipi

    kertas selofan.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    22/32

    3. Pengepresan terakhir dilakukan dengan tekanan

    1500 psi, kemudian kuvet diambil dan

    dipindahkan pada begel.Pemasakan (Curing)

    Untuk menyempurnakan dan mempercepat

    polimerisasi, maka setelah pengisian (packing) dan

    pengepresan perlu dilakukan pemasakan (curing) di dalam

    oven atau boiling water (air panas). Di dalam pemasakan

    harus diperhati-kan, lamanya dan kecepatan peningkatan

    suhu/temperature.

    Metode pemasakan dapat dilakukan dengan cara

    cepat atau lambat. Ada tiga metode pemasakan resin

    acrylic, yaitu:

    1. Kuvet dan Begel dimasukkan ke dalam

    waterbath, kemudian diisi air setinggi 5 cm

    diatas permukaan kuvet. Selanjutnya dimasak

    diatas nyala api hingga mencapai temperature

    700C (dipertahankan selama 10 menit).

    Kemudian temperaturnya ditingkatkan hingga

    1000C (dipertahankan selama 20 menit).

    Selanjutnya api dimatikan dan dibiarkan

    mendingin sampai temperature ruang.

    2. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih

    (1000C), kemudian kuvet dan beugel

    dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih

    kembali (dipertahankan selama 20 menit), api

    dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai

    temperature ruang.

    3. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih

    (1000C), kemudian kuvet dan beugel

    dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih

    kembali. Setelah mendidih api segera dimatikan

    dan dibiarkan selama 45 menit.

    Kuvet dan begel yang terletak dalam water bath

    harus dibiarkan dingin secara perlahan-lahan.

    Selama pendinginan terdapat perbedaan

    kontraksi antara gips dan acrylic yang

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    23/32

    menyebabkan timbulnya stress di dalam

    polimer. Pendinginan secara perlahan-lahan

    akan akan memberi kesempatan terlepasnya

    stress oleh karena perubahan plastis. Selama

    pengisian mould space, pengepresan dan

    pemasakan perlu dikontrol perbandingan antara

    monomer dan polimer. Karena monomer mudah

    menguap, maka berkurangnya jumlah monomer

    dapat menyebabkan kurang sempurnanya

    polimerisasi dan terjadi porositas pada

    permukaan acrylic.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    24/32

    Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah

    monomer adalah:

    1. Perbandingan monomer dan polimer yang tidak

    tepat.

    2. Penguapan monomer selama proses pengisisan

    rongga cetak.

    3. Pemasakan yang terlalu panas, melebihi titik

    mdidih monomer (100,30C).

    Secara normal setelah pemasakan terdapat sisa

    monomer 0,2-0,5%.

    Pemasakan pada temperature yang terlalu rendah

    dan dalam waktu singkat akan menghasilkan sisa

    monomer yang lebih besar. Ini harus dicegah, karena:

    a. Monomer bebas dapat lepas dari gigi tiruan dan

    mengiritasi jaringan mulut.

    b. Sisa monomer akan bertindak sebagai plasticizer

    dan membuat resin menjadi lunak dan lebih flexible.

    Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak

    menguntungkan pada kekuatan dan sifat-sfat optic acrylic.

    Porositas yang terjadi dapat berupa shrinkage porosity

    (tampak geleembung yang tidak beraturan pada

    permukaan acrylic) dan gaseous porosity (berupa

    gelembung uniform, kecil, halus dan biasanya terjadi pada

    bagian acrylic yang tebal dan jauh dari sumber panas).

    Permasalahan yang sering timbul pada acrylic yang

    telah mengeras adalah terjadinya crazing (retak) pada

    permukaannya. Hal ini disebabkan adanya tensile stress

    ysng menyebabkan terpisahnya moleku-molekul primer.

    Retak juga dapat terjadi oleh karena pengaruh monomer

    yang berkontak pada permukaan resin acrylic, terutama

    pada proses reparasi.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    25/32

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    26/32

    c. Porositas bahan self cured lebih daripada bahan

    heat cured, meskipun tidak mudah dilihat pada resin yang

    diberi pigmen. Hal ini disebabkan oleh karena terlarutnya

    udara dalam monomer yang tidak larut dalam polimer

    pada suhu kamar.

    d. Secara umum bahan self cured mempunyai berat

    molekul yang lebih rendah dan mengandung lebih banyak

    sisa monomer, yaitu sekitar 2-5%.

    e. Bahan self cured tidak sekuat heat cured;

    transverse strength bahan ini kirakira 80% dari bahan heat

    cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat molekulnya

    yang lebih rendah.

    f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat

    cured lebih baik dari self curedkarena bahan self cured

    menunjukkan distorsi yang lebih besar dalampemakaian.

    Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl

    methacrylate),polimer heat cured mempunyai deformasi

    awal yang lebih kecil, juga lebihsedikit creep, dan lebih

    cepat kembali dibandingkan dengan bahan self cured.

    g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila

    dipakai activator amina tertier dapat terjadi penguningan

    setelah beberapa lama. (E. Combe 1992)

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    27/32

    6.

    Aplikasi Resin Akrilik Di Kedokteran

    Gigi

    1.Sebagai bahan restorasi

    Kelebihan resin akrilik untuk bahan restorasi

    antara lain daya alir tinggi, aplikasi mudah setting

    dengan Light Curing selama 10 menit, dan

    menghasilkan permukaan yang sangat halus dan

    mengkilat.

    2.Sebagai sendok cetak

    Sendok cetak resin dibuat untuk menyesuaikan

    lengkung tertentu sehingga sering disebut sendok

    cetak individual. Bahan yang digunakan adalah

    bahan self-cured resin. Tetapi akhir-akhir ini sering

    digunakan bahan resin urethra dimetakrilat yang

    diaktivasi sinar. Sendok cetak dari bahan ini

    mempunyai dimensi yang stabil selama pasca

    polimerisasi tetapi rapuh dan melepaskan partikel

    bubuk selama proses pengasahan.

    3.Sebagai alat ortodonsi lepasan

    Dipakai sebagai plat dasar alat ortodontik

    lepasan yang berupa lempengan plat akrilik

    berbentuk melengkung mengikuti permukaan

    palatum atau permukaan lingual lengkung

    mandibula. Jenis resin yang dipakai adalah heat

    curing dan cold curing. Bahan dari cold curing

    memiliki berat molekul lebih rendah sehingga

    pengkerutannya lebih sedikit namun memiliki

    porositas lebih banyak sehingga kekuatannya lebih

    rendah. Cold curing polimerisasinya lebih cepat

    sehingga waktu pengolahannya pun singkat. Waktu

    pembuatan yang singkat ini membuat bahan ini

    cocok untuk pembuatan alat ortodontik lepasan dan

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    28/32

    untuk reparasi plak akrilik. Selain itu cold curing

    juga mudah dimanipulasi dalam pembuatan.

    4.Sebagai reparasi

    Bahan yang biasa digunakan adalah jenis self-

    cured dan heat-cured.

    5.Relining

    Relining adalah mengganti permukaan

    protesa yang menghadap jaringan. Bahan yang

    biasa digunakan adalah self-cured. Namun juga

    digunakan resin yang diaktivasi dengan energy

    panas, sinar, atau gelombang mikro yang nantinya

    akan menghasilkan panas yang cukup besar dan

    distorsi basis protesa cenderung terjadi. Tahap

    awal dari relining itu membersihkan permukaan

    yang menghadap jaringan untuk meningkatkan

    perlekatan antara resin yang ada dengan bahan

    relining. Lalu resin yang tepat dimasukkan dan

    dibentuk dengan teknik molding tekanan.

    6.Rebasing

    Rebasing adalah mengganti keseluruhan basis

    protesa. Bahan yang biasa digunakan adalah sel-

    cured. Caranya adalah bahan self-cured dicampur

    sampai konsistensi encer lalu dimasukkan ke

    daerah yang kan direparasi. Polimerisasi yang

    timbul akan lebih sedikit apabila polimerisasi

    dilakukan di bawah tekanan hydrolic hingga

    sebesar 250 kN/m pada suhu 40-50oC.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    29/32

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    30/32

    5. Model dirapikan, lakukan hal ini dengan hati-hati agar batas

    sulkus labiobukal tidak hilang.

    6. Seyogyanya model digunakan setelah 24 jam karena pada saat

    itustone telah mengeras sepenuhnya.

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    31/32

    7. Cara Mereparasi Gigi Tiruan

    Reparasi gigi tiruan dapat menggunakan cara cold curing

    acrylic, yaitu:

    1. Mencari pada landasan gigi tiruan yang retak

    2. Pada bagian landasan gigi tiruan yang berkontak

    dengan jaringan mulut disekitar daerah yang retak

    dicor dengan gips

    3. Tepi bagian yang retak dilebarkan dengan bur

    sehingga terdapat celah

    4. Buat bevel kearah keluar untuk menambah

    retensinya

    5. Permukaan model kerja diulasi dengan separating

    medium/cold mold seal

    6. Kemudian gigi tiruan diletakkan diatas model kerja

    7.

    Menaruh cold curing acrylic pada bagian yang

    akan direparasi

    8. Setelah cold curing acrylic mengeras dilakukan

    penyelesaian dan pemolesan

    Reparasi gigi tiruan dengan menggunakan self curing

    acrylic:

    1. Mempersatukan 2 gigi riruan yang patah atau retak

    dapat disambungkan dengan bentuk ekor burung

    dara atau kedua sisi gigi tiruan yang patah diasah

    untuk member ruang untuk bahan perekat (self

    curing acrylic)

    2. Model dilapisi dengan media pemisah (kertas

    selofan) dan bagian basis protesa dicekatkan ke

    model lalu dilakukan perekatan dengan manipulasi

    acrylic secara kimia

    3. Sejumlah kecil monomer diulaskan pada

    permukaan basis protesa yang telah diasah.

    Monomer dan polimer tersebut ditambahkan

    sedikit demi sedikit ke daerah perbaikan dengan

  • 8/11/2019 Basis Gigi Tiruan Akrilik

    32/32

    menggunakan kuas dan diberikan agak banyak

    untuk mencegah pengerutan

    4. Daerah perbaikan yang dibentuk kemudian dipoles

    dengan teknik konvensional.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anusavice, Kenneth J. Buku Ajar Ilmu BahanKedokteran Gigi. Alih bahsa, Johan Arief

    Budiman, Susi Purwoko ; editor edisi bahasaIndonesia, Lilian Juwono. Ed. 10. Jakarta : EGC,

    2003.

    Combe EC. Sari dental material. Trans. SlamatTarigan. Jakarta: Balai Pustaka, 1992

    Craig RG, Powers JM. Restorative Dental Materials.11th Ed.Missouri : Mosby Inc 2002

    Powers JM, Wataha JC.Dental Materials Propertiesand Manipulation. 9th Ed. Missouri : MosbyElsevier 2008

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789

    /23569/5/Chapter%20I.pdf

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789

    /23569/5/Chapter%20I.pdf

    http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827

    684_abs.pdf

    http://www.researchgate.net/publication/42349

    578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimeris

    asi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Keseh

    atan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangann

    ya

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Monomer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangannyahttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapter%20I.pdf