batik madura

32
1 PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA CITRA PUSPITASARI 3207.100.081 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Batik merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Kerajinan batik sudah dikenal sejak lama di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Oleh karena itu, sudah sewajarnya saat ini orang Indonesia mulai memperhatikan batik, terlebih saat ini model pakaian dengan corak batik sudah bermacam-macam dan modern, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kesempatan. Batik Indonesia memiliki beragam corak yang pada tiap daerah berbeda- beda dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Penamaan batik dari perbedaan corak tersebut biasanya menurut nama daerah, misalnya Batik Jawa, Batik Madura, dll. Batik Jawa pun memiliki ragam, misalnya Batik Cirebon yang bermotif makhluk laut, Batik Pekalongan yang bermotif buketan, Batik Lasem, dll. Batik Madura juga memiliki ragam, misalnya Batik Pamekasan, Batik Tanjung Bumi, Batik Sumenep, Batik Sampang, dll. Batik memiliki dua cara pembuatan, batik tulis dan batik cap. Kebanyakan orang, baik dalam negeri maupun luar negeri, lebih mengenal Batik Jawa dengan berbagai ragam nama dan coraknya, sedangkan Batik Madura kurang dikenal. Namun saat ini perdagangan Batik Madura di Indonesia dan mancanegara sudah mulai meluas, terutama setelah Jembatan Suramadu beroperasi. Batik Madura rata-rata disukai karena motif dan warna yang lebih ceria dan cerah. Namun tempat penjualan Batik Madura ini masih tersebar sesuai wilayah masing-masing, sehingga menyulitkan pembeli. Selain itu, walaupun batik merupakan warisan budaya, tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui cara pembuatan batik. Pengrajin batik saat ini

Upload: sukardi-antoni

Post on 26-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Batik merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Kerajinan batik sudah

    dikenal sejak lama di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Batik Indonesia,

    sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya

    yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan

    untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and

    Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Oleh karena itu,

    sudah sewajarnya saat ini orang Indonesia mulai memperhatikan batik,

    terlebih saat ini model pakaian dengan corak batik sudah bermacam-macam

    dan modern, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kesempatan.

    Batik Indonesia memiliki beragam corak yang pada tiap daerah berbeda-

    beda dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Penamaan batik dari perbedaan

    corak tersebut biasanya menurut nama daerah, misalnya Batik Jawa, Batik

    Madura, dll. Batik Jawa pun memiliki ragam, misalnya Batik Cirebon yang

    bermotif makhluk laut, Batik Pekalongan yang bermotif buketan, Batik

    Lasem, dll. Batik Madura juga memiliki ragam, misalnya Batik Pamekasan,

    Batik Tanjung Bumi, Batik Sumenep, Batik Sampang, dll. Batik memiliki dua

    cara pembuatan, batik tulis dan batik cap.

    Kebanyakan orang, baik dalam negeri maupun luar negeri, lebih mengenal

    Batik Jawa dengan berbagai ragam nama dan coraknya, sedangkan Batik

    Madura kurang dikenal. Namun saat ini perdagangan Batik Madura di

    Indonesia dan mancanegara sudah mulai meluas, terutama setelah Jembatan

    Suramadu beroperasi. Batik Madura rata-rata disukai karena motif dan warna

    yang lebih ceria dan cerah. Namun tempat penjualan Batik Madura ini masih

    tersebar sesuai wilayah masing-masing, sehingga menyulitkan pembeli.

    Selain itu, walaupun batik merupakan warisan budaya, tidak banyak orang

    Indonesia yang mengetahui cara pembuatan batik. Pengrajin batik saat ini

  • 2

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    kebanyakan merupakan penerus dari generasi-generasi sebelumnya, hal ini

    menimbulkan kekhawatiran semakin lama pengrajin batik semakin sedikit.

    Sedangkan permintaan konsumen terhadap kerajinan batik semakin

    meningkat, sehingga memungkinkan terjadinya kelebihan permintaan

    daripada penjualan, terutama pada kerajinan batik tulis.

    Meningkatnya minat masyarakat terhadap batik madura, meningkat pula

    kebutuhan adanya pasar yang menjual beragam corak Batik Madura dalam

    satu wadah. Serta dalam upaya melestarikan agar nantinya kerajinan Batik

    Madura tidak punah, diperlukan wadah dimana orang awam akan mengetahui

    cara pembuatan batik dan tertarik untuk membuatnya sendiri, sehingga

    jumlah pengrajin semakin banyak. Oleh karena itu, saya mengusulkan Pusat

    Kerajinan Batik Madura sebagai judul Tugas Akhir saya sebagai respon

    kebutuhan masyarakat dalam melestarikan kerajinan Batik Madura.

    1.2. RUMUSAN MASALAH

    a. Apakah batik madura itu?

    b. Ada berapa macam Batik Madura?

    c. Bagaimana cara pembuatan batik Madura tulis maupun cap?

    d. Mengapa sarana yang menjual Batik Madura masih belum terpusat?

    e. Apakah Pusat Kerajinan itu?

    1.3. LINGKUP PELAYANAN DAN MISI OBYEK

    Lingkup pelayanan dalam Pusat Kerajinan Batik Madura ini dilihat dari

    segi kegunaan, yaitu:

    a. Lingkup perdagangan melalui pertokoan yang menjual beragam produk

    Batik Madura dengan beragam coraknya, serta pusat tempat makan yang

    menjual makanan khas Pulau Madura

    b. Lingkup edukasi dan informasi

    c. Lingkup rekreasi budaya

  • 3

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Misi obyek rancang:

    a. Wadah pelestarian warisan budaya Indonesia, khususnya Madura

    b. Sarana untuk memasarkan Batik Madura secara lebih mudah dan terpusat

    c. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengetahui proses dan teknik

    pembuatan batik

    d. Sebagai salah satu obyek pariwisata bagi Pulau Madura

    1.4. BATASAN SKALA PELAYANAN

    Bangunan ini diperuntukkan bagi semua kalangan. Karena batik sudah

    sangat dikenal oleh dunia sebagai warisan budaya Indonesia, maka sasaran

    pengunjung yang diharapkan dapat ditarik oleh bangunan ini bukan hanya dari

    dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. Berikut ini lingkup pengguna

    dalam obyek rancang:

    a. Masyarakat Indonesia dan mancanegara

    b. Pengrajin batik madura

    c. Masyarakat sekitar yang ingin mengapresiasi dan melestarikan Batik

    Madura

  • 4

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB 2

    GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN OBYEK

    2.1. JUDUL DAN DEFINISI OBYEK

    Judul Tugas Akhir ini adalah Pusat Kerajinan Batik Madura, dengan

    pengertian tempat dimana berbagai macam kerajinan Batik Madura dari Pulau

    Madura diperjual-belikan dalam satu lokasi.

    2.2. KORELASI OBYEK DENGAN TUNTUTAN KEBUTUHAN

    Pulau Madura memiliki tiga daerah utama yang memproduksi batik

    Madura, yaitu Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Bangkalan sendiri

    memiliki dua macam batik khas, yaitu Tanjung Bumi dan Burneh. Hingga

    saat ini pemasarannya masih tersebar dan dikelola oleh tiap-tiap daerah dan

    pengrajinnya sendiri. Produsen menjual produknya di rumah pengrajin,

    melalui media internet, dan ada pula yang menjual di kota-kota besar seperti

    Surabaya dan Jakarta. Oleh karena itu dengan adanya Pusat Kerajinan Batik

    Madura ini, diharapkan:

    a. Mempermudah masyarakat untuk mendapatkan produk Batik Madura

    dari berbagai daerah langsung pada satu tempat

    b. Dapat ikut melestarikan warisan budaya batik Indonesia

    c. Memperkenalkan macam-macam Batik Madura serta proses

    pembuatannya

    d. Menyediakan obyek wisata budaya lokal untuk menarik wisatawan

    domestik dan asing

    2.3. FASILITAS

    2.3.1 FASILITAS UTAMA

    a. Departmen Store

    b. Toko

    2.3.2 FASILITAS PENUNJANG

    a. Kafetaria bagi makanan khas P. Madura

    b. Kantor Pengelola

  • 5

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    c. Ruang Pameran

    d. Panggung Show

    e. Lift Panoramic

    2.3.3 FASILITAS SERVIS

    a. Gudang

    b. Loading Dock

    c. Musholla

    d. Ruang MEP

    e. Toilet Pengunjung

    f. Ruang CCTV

    2.4 PROGRAM RUANG

  • 6

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB 3

    TINJAUAN SITE

    1. KARAKTER TAPAK

    1.1. BENTUK TAPAK

    Trapesium

    1.2. TOPOGRAFI

    Lahan ini memiliki kemiringan 0o

    1.3. POSISI TAPAK

    Tapak membentang dari selatan ke utara.Tapak berorientasi ke arah barat.

  • 7

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    1.4 BATAS TAPAK

    Lokasi : Labang, kabupaten daerah Tk.II Bangkalan

    Batas Utara : lahan kosong

    Batas Selatan: lahan kosong

    Batas Timur: lahan kosong

    Batas Barat : jalan raya Suramadu

    1.5 LUAS TAPAK

    9660m2

    1.6 SEMPADAN

    GSB depan 10m. Tidak ada ketentuan GSB sisi yang lain, sehingga untuk keamanan saya tentukan batas sisi2nya minimal 5m.

    1.7 KDB & KLB

    KDB maksimal 60-80%

    KLB 0.8 1.2 dengan pengembangan sistem blok

    Rencana ketinggian bangunan untuk jenis pertokoan 1-2 lantai

    1.8 SIRKULASI

    1.8.1 ARAH DAN VOLUME KENDARAAN

    Jalan di depan lahan merupakan jalan kembar yang membentang dari utara ke selatan.

    Volume kendaraan cukup ramai pada hari libur. Pada hari biasa tidak terlalu ramai.

    1.8.2 ARAH DAN VOLUME ORANG

    U

  • 8

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Di sekitar tapak belum ada pedestrian way. Namun di bahu jalan terdapat tanah kapur kosong yang menjadi jalan bagi pejalan kaki

    Volume orang yang lalu lalang di daerah ini sedikit, karena lahan sekitar masih kosong. Namun, disepanjang lahan ini terdapat warung-warung, dan area tanah kapur ini sering dipakai sebagai tempat parkir truk.

    1.9 KEBISINGAN

    1.9.1 SUMBER KEBISINGAN

    Sumber kebisingan berasal dari jalan utama, Jalan Raya Suramadu.

    1.10 ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

    Arsitektur:

    Daerah sekitar sebagian besar merupakan lahan kosong. Hanya terdapat warung2 di sepanjang jalan raya. Dan di seberang tapak, sisi jalan yang lain, terdapat rumah penduduk dengan arsitektur khas Madura, yaitu rumah dengan teras dengan kolom2 berjejer di teras; dan memiliki halaman rumah hanya berupa tanah.

    Lingkungan:

    Masih berupa tanah kosong.

    1.11 PENAHANAN PANAS

    Daerah paling panas pada tapak adalah sebelah utara, sehingga disarankan bagian yang menghadap utara tersebut tidak terlalu banyak bukaan, jika ada bukaan, naungan harus cukup sehingga tidak membuat bagian dalam bangunan menjadi panas. Pada sore hari, daerah barat, yaitu bagian yang akan menjadi fasade depan bangunan akan menjadi sangat terekspos matahari, sehingga naungan untuk entrance bangunan harus diperhatikan.

    1.12 PEMBAYANGAN

    Belum ada bangunan di sekitar tapak, jadi tidak ada pembayangan dari bangunan lain yang bisa menaungi bangunan pada tapak.

    1.13 ALIRAN ANGIN

    Angin bertiup paling kencang dari arah selatan dari arah laut.

    1.14 CURAH HUJAN

  • 9

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Curah hujan 2000mm/th.

    1.15 SUHU

    Suhu sekitar 250 C. Musim penghujan Oktober-April, kemarau April-Oktober.

    1.16 KARAKTER LINGKUNGAN

    1.16.1 SUSUNAN MASA SEKITAR TAPAK

    Tidak ada massa bangunan di sekitar tapak. Hanya ada rumah penduduk, dengan susunan massa berjajar dengan pola persegi panjang.

    1.16.2 BENTUK DAN GAYA ARSITEKTUR LINGKUNGAN SEKITAR TAPAK

    Gaya arsitektur sekitar tapak hanya terdapat rumah khas Madura, yaitu rumah dengan teras dengan kolom2 berjejer di teras; dan memiliki halaman rumah hanya berupa tanah.

    2. POTENSI SITE

    2.1 Potensi:

    Karena salah satu tujuan dari obyek rancang sebagai salah satu obyek wisata Pulau Madura, jadi lokasi ini cukup strategis.

    Dekat dengan jembatan suramadu, sehingga aksesnya cukup mudah

    Di daerah sekitarnya masih belum ada obyek sejenis yang mampu menyaingi obyek rancangan

    2.2 Masalah:

    Berdasarkan RTRK, kawasan lahan ini merupakan salah satu kawasan pengembangan bagi perumahan penduduk. Namun seiring dengan adanya Jembatan Suramadu, daerah setelah jembatan Suramadu menjadi daerah industri.

    Kawasan ini cukup rawan dan masih sepi, sehingga butuh sistem keamanan khusus.

    Dekat perumahan penduduk

  • 10

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Sulitnya penyediaan air bersih

    3. VIEW

    SISI SISI TAPAK

    Ketiga sisi tapak merupakan lahan kosong

    Sedangkan sisi barat tapak merupakan Jalan Raya Suramadu.

    5

    1

    2

    3 4 5 6

    7

    8 9

    1

    2 3 4

    5 6

    7

    8 9

    1

    10 SISI SISI

  • 11

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB 4

    TEMA DAN KONSEP PERANCANGAN

    4.1 TINJAUAN TEMA

    Tema yang digunakan dalam bangunan ini adalah berani. Karakter masyarakat Madura yang unik, yang penulis simpulkan dengan berani dalam menampilkan pribadinya apa adanya dan berani dalam membela harga dirinya sehingga tertampilkan dalam karya batik mereka dengan pewarnaan yang tegas dan perpaduan warna yang berani sehingga menarik perhatian penikmat batik dan membuat Batik Madura semakin dicari, membuat penulis memilih tema berani sebagai tema obyek rancang Pusat Kerajinan Batik Madura. Tema ini diharapkan dapat merepresentasikan Batik Madura dan karakter masyarakatnya sehingga dapat menarik perhatian pengunjung obyek rancangan sebagai obyek pariwisata budaya.

    Karakter berani yang diterapkan dalam bangunan ini menggunakan pendekatan kontras. Berikut ini penjabaran kontrasyang dipergunakan dalam bangunan:

    Unsur-unsur yang dapat dipergunakan untuk mencapai kekontrasan di atas, yaitu:

    a. Warna

    Berdasarkan teori psikologi warna, warna yang mencerminkan keberanian adalah warna merah. Namun, karena pendekatan tema yang digunakan adalah kontras-

  • 12

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    harmoni, maka keberanian dari warna dapat dicapai dari perbedaan yang mencolok dengan permainan warna namun tetap menyatu.

    Karakter Warna Kuning : terang dan kehangatan

    Hijau : alami, sehat, dan menyegarkan

    Biru : tenang dan menyejukkan

    Ungu: agung dan keindahan

    Merah: Panas penuh energi

    Orange: kreatif dan optimis

    Jingga kuning : lincah

    Coklat: alami

    Putih: bersih dan murni

    Hitam: Keabadian, keagungan

    Pink: Romantis sensual ceria jiwa muda

    Abu-abu : menenangkan

    b. Bentuk

    Bentuk bangunan yang berbeda tipe dan digabungkan dapat mencapai kekontrasan. Hal ini dikarenakan karakter tiap garis dan bentuk berbeda.

    Berikut ini karakter-karakter garis:

    Garis horizontal : santai , istirahat, ketenangan, dan kepuasan

    Garis vertikal : keagungan, dramatis, dan menimbulkan inspirasi

    Gabungan garis horisontal-vertikal : perjuangan antara gravitasi dengan kekuatan bahan

    Garis lengkung : berirama, santai, dan tenang

  • 13

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Garis lingkaran, elips, dan oval : pasti, kuat terkurung, tenang bersatu, jika kesemuanya di kombinasikan akan menimbulkan karakter dinamika

    Bentuk spiral : laju pergerakan yang tak terfriksi

    Garis tajam & patah : keras, kasar, giat, kuat, dan jantan

    c. Tekstur

    Penggunaan tekstur yang bertolak-belakang juga dapat mempengaruhi kesan bangunan. Misalnya penggunaan tekstur halus seperti kaca yang disandingkan dengan semen ataupun bebatuan yang tidak teratur dan kasar teksturnya

    4.2 PRINSIP RANCANGAN BERDASARKAN TEMA

    Prinsip rancangan yang digunakan adalah prinsip perancangan simbolisme Egon Schirmbeck. Dalam bukunya Egon menyatakan prinsip simbolik:

    ...Dalam kaitannya dengan hal ini dapat disederhanakan yaitu upaya arsitek untuk dapat memberikan kejutan-kejutan pada ruang layaknya permainan anak-anak yang dapat selalu membekas di benak orang yang ikut dalam permainan.

    Secara keseluruhan kesan berani pada bangunan dapat dicapai dengan kekontrasan-kekontrasan yang digunakan pada elemen bangunan.

    4.3 KONSEP PERANCANGAN

    1. ISSUE CIRCULATION

    Goal: Fasilitas harus menyediakan sistem sirkulasi yang jelas dan mudah bagi pengunjung, sehinga pengunjung tidak bingung mau mengarah kemana. Sistem sirkulasi juga harus memudahkan pengelola dalam menjalankan tugasnya.

    PR1: Sistem sirkulasi baik di dalam maupun di luar bangunan dengan sendirinya dapat menjelaskan bagi pengunjung dan membuat pengunjung memahami orientasinya

    Konsep:

    - Alur utama sirkulasi jelas

  • 14

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    - Sirkulasi utama dari lobby menerus dan dapat menjangkau banyak ruang

    - Visual dari lobby dapat menjangkau ke ruang-ruang utama

    - Pengelompokan fungsi ruang yang jelas

    - Terdapat elemen penanda ruang dan arah

    PR 2: Sirkulasi utam harus mengakomodasi difable dan pengunjung yang memiliki keterbatasan mengenai mobilitas

    Konsep:

    - Penyediaan ramp untuk entrance ke bangunan dengan kemiringan yang cukup landai

    - Penyediaan elevator untuk pengunjung berkursi roda untuk akses ke lantai 2

    - Alternatif desain bangunan hanya dibuat 1 lantai

    - Jalur pejalan kaki cukup lebar dan menggunakan material yang tidak menyebabkan guncangan terlalu besar

    PR 3: Sistem sirkulasi informasi memudahkan pengawasan bangunan

    Konsep:

    - Terdapat akses sendiri bagi pengelola gedung

    - Terdapat jaringan komputerisasi untuk pengawasan bangunan, seperti CCTV

    PR4: Perbedaan sistem sirkulasi bagi pengunjung, karyawan, dan distributor barang

    Konsep:

    - Arus sistem sirkulasi dibedakan menurut pengguna

    - Sirkulasi masuk ke bangunan dan parkir bagi karyawan berada di belakang gedung

    - Sirkulasi bagi distributor barang langsung diarahkan ke loading dock

  • 15

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    2. ISSUE SECURITY

    Goal: Fasilitas memberikan jaminan keamanan bagi pengunjung, karyawan, dan barang-barang yang berada di dalam fasilitas

    PR 1: Pengadaan sistem keamanan yang menjamin keamanan pengguna

    Konsep:

    - Pengadaan CCTV yang menyala 24 jam

    - Ada petugas keamanan gedung yang mengawasi CCTV dan berkeliling

    - Bangunan dan ruang-ruang didalamnya memiliki sistem lock

    - Pada setiap akses pintu keluar dan pintu masuk fasilitas terdapat petugas keamanan gedung yang memeriksa kendaraan.

    - Pada entrance gedung terdapat petugas keamanan yang memeriksa barang-barang pengunjung

    - Pada entrance gedung terdapat detektor logam yang memeriksa pengunjung

    4.4 TRANSFORMASI KONSEP PERANCANGAN

    4.4.1 SIRKULASI

  • 16

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    4.4.2 SECURITY

  • 17

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB V

    APLIKASI KONSEP RANCANGAN PADA OBYEK

    5.1 KONSEP GUBAHAN MASSA, RUANG LUAR, DAN BENTUK

    Bangunan diorientasikan menghadap ke jalan utama dengan bentuk bangunan memanjang. Titik tangkap utama dari bangunan berasal dari atap yang berwarna merah, yang kontras dengan warna mayoritas bangunan, yaitu abu-abu.

    Sirkulasi bangunan menggunakan sistem sirkulasi satu arah dengan pembedaan pintu keluar-masuk. Pintu masuk berada agak ke selatan sekitar 15m dari belokan jalan, sedangkan pintu keluar berada di utaranya dengan jarak dari belokan jalan utama sekitar 30m. Pintu keluar diletakkan agak jauh dari belokan untuk antisipasi kemacetan karena pengunjung yang akan langsung belok ke jalan yang mengarah ke Bangkalan.

  • 18

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Bagian depan bangunan menjadi area plasa sekaligus drop off pengunjung dan parkir motor serta bus. Sedangkan untuk parkiran mobil bagi pengunjung, disediakan di basement.

  • 19

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

  • 20

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB VI

    UTILITAS

    6.1 PENGHAWAAN

    Bangunan ini menggunakan sistem penghawaan buatan dengan menggunakan AC. AC yang digunakan pada bangunan ini ada dua macam, AC sentral dan AC split. AC sentral digunakan pada bangunan utama. Sedangkan AC split digunakan untuk bangunan kantor.

    Pada sistem AC sentral, dipakai media air es dengan temperature sekitar 50C. Air es diproduksi dalam chiller, mesin pembuat air es yang menggunakan refrigerant sebagai zat pendingin. AHU diletakkan di tiap lantai.

    6.2 FIRE PROTECTION

    Untuk mendeteksi bahaya kebakaran digunakan detektor dan alarm. Prinsip kerja: api/asap/gas detektor alarm pemberitahuan kepada pengunjung melalui sirine sistem menghidupkan pompa air kebakaran dan mematikan mesin AC dan sistem elektrikal alat pemadaman aktif (sprinkler). Sistem detektor yang digunakan adalah smoke detektor yang menggunakan

  • 21

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    sistem CO dan sprinkler air. Sedangkan sistem pemadamannya juga menggunakan sistem CO dan sprinkler air.

    6.3 SISTEM SANITASI DAN PLUMBING

    Menggunakan sistem Upfeed. Air bersih ditampung pada ground reservoir kemudian dipompa ke unit-unit keluaran.

  • 22

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Untuk air kotor, air buangan dari kotoran manusia akan langsung di salurkan ke septictank. Sedangkan untuk air buangan, akan diproses di WWTP untuk kemudian ditampung ke dalam bak penampungan air bekas untuk digunakan kembali sebagai air penyiram tanaman.

  • 23

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    6.4 ELEKTRIKAL

    Daya listrik diperoleh dari pusat kemudian dialirkan pada bangunan. Tetapi untuk antisipasi pemadaman lampu, disediakan genset bagi bangunan ini.

    6.5 PENCAHAYAAN

    Menggunakan pencahayaan buatan dan alami. Pencahayaan alami dibutuhkan sebagai asupan bagi tanaman yang berada dalam angunan.

  • 24

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    Sistem pencahayaan alami:

    Bagian utara bangunan dibiarkan terbuka tanpa penutup atap untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan. Untuk memaksimalkan masuknya cahaya pada bangunan agar sampai ke lantai 1, maka bagian atap dibuat tinggi 8m, dan pada lantai 2 dibuat banyak void.

  • 25

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    6.6 KOMUNIKASI

    Komunikasi pada bangunan ini yang penting adalah dari area informasi yang berada di lobby, dari area informasi ini pegawai dapat menyampaikan informasi penting bagi pengunjung, dari mikrofon di pusat informasi suara disalurkan ke pengeras suara di tiap lantai. Selain itu pengunjung juga dapat melaporkan informasi penting di pusat informasi untuk kemudian diumumkan melalui pengeras suara.

  • 26

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    BAB VII

    STRUKTUR

    7.1 PENENTUAN SISTEM STRUKTUR

    Bangunan ini menggunakan sistem struktur rigid frame kolom balok. Dimensi kolom diameter 100cm dengan balok 80x100cm, bentang kolom yang dipergunakan 10m.

    Untuk struktur penyangga atap menggunakan rangka batang. Material yang digunakan adalah pipa baja dengan pipa baja utama diameter 310mm, sedangkan sambungan yang melintang menggunakan pipa baja diameter 200mm.

  • 27

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    LAMPIRAN

  • 28

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

  • 29

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

  • 30

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    TAMPAK DEPAN

    TAMPAK SAMPING KIRI

  • 31

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    TAMPAK BELAKANG

    TAMPAK SAMPING KANAN

  • 32

    PUSAT KERAJINAN BATIK MADURA

    CITRA PUSPITASARI 3207.100.081

    DAFTAR PUSTAKA

    Neufert, Ernest. Data Arsitek jilid II.1985. Jakarta: Erlangga

    Littlefield, David. Metric Handbook Planning and Design Data third edition. 2008.

    United Kingdom: Architectural Press

    Poerbo, Hartono. Utilitas Bangunan. 1998. Jakarta: Djambatan

    Data Annual 1

    Urban Environmental Design

    Rumah Tradisional Madura

    www.wikipedia.org

    www.designbuild-network.com

    www.google.com

    www.pemoeda-pemoedi.blogspot.com

    dll