batuk dan demam homeostenosis

3
Jelaskan hubungan antara batuk (disertai lendir kental dan berwarna kehijauan) serta tidak mengalami demam pada pasien geriatri tersebut? Sistem respirasi sudah mencapai kematangan pertumbuhan pada usia 20-25 tahun, setelah itu mulai menurun fungsinya. Elastisitas paru menurun, kekakuan dinding dada meningkat, kekuatan otot dada menurun. Semua ini berakibat menurunnya rasio ventilasi perfusi dibagian paru yang tak bebas dan pelebaran gradient alveolar arteri untuk oksigen. Disamping itu, terjadi penurunan gerak silia di dinding sistem respirasi, penurunan refleks batuk dan refleks fisiologis lain yang menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya infeksi akut pada saluran nafas bawah. Berbagai perubahan morfologik dan fungsional tersebut mempermudah terjadinyaberbagai keadaan patologik diantaranya Penyakit Paru Obstruktif, penyakit ineksi paru akut atau kronis. Dengan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan fungsional atas organya masih besar. Penurunan anatomic dan fungsional dari organ tersebut akan menyebabkan lebih muda timbulnya penyakit pada organ tersebut. Salah satunya pada system dari system respirasi. Berbagai perubahan morfologik akan menyebabkan perubahan fungsional sampai perubahan patologik. Hal ini yang menyebabkan terjadinya infeksi meningkat di antaranya infeksi saluran nafas dapat terjadi. Batuk dan sesak disebabkan karena perubahan anatomi dan penurunan fungsi

Upload: dwi-arnhilah-miranda

Post on 13-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jatuh

TRANSCRIPT

Jelaskan hubungan antara batuk (disertai lendir kental dan berwarna kehijauan) serta tidak mengalami demam pada pasien geriatri tersebut?Sistem respirasi sudah mencapai kematangan pertumbuhan pada usia 20-25 tahun, setelah itu mulai menurun fungsinya. Elastisitas paru menurun, kekakuan dinding dada meningkat, kekuatan otot dada menurun. Semua ini berakibat menurunnya rasio ventilasi perfusi dibagian paru yang tak bebas dan pelebaran gradient alveolar arteri untuk oksigen. Disamping itu, terjadi penurunan gerak silia di dinding sistem respirasi, penurunan refleks batuk dan refleks fisiologis lain yang menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya infeksi akut pada saluran nafas bawah. Berbagai perubahan morfologik dan fungsional tersebut mempermudah terjadinyaberbagai keadaan patologik diantaranya Penyakit Paru Obstruktif, penyakit ineksi paru akut atau kronis. Dengan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan fungsional atas organya masih besar. Penurunan anatomic dan fungsional dari organ tersebut akan menyebabkan lebih muda timbulnya penyakit pada organ tersebut. Salah satunya pada system dari system respirasi. Berbagai perubahan morfologik akan menyebabkan perubahan fungsional sampai perubahan patologik. Hal ini yang menyebabkan terjadinya infeksi meningkat di antaranya infeksi saluran nafas dapat terjadi. Batuk dan sesak disebabkan karena perubahan anatomi dan penurunan fungsi fisiologis dari system respirasi. Perubahan anatomi diantaranya peningkatan diameter trachea dan saluran nafas utama, membesarnya ductus alveolaris, berkurangnya elatisistas penyangga parenchyma paru, penurunan massa jaringan paru, berkurangnya kekuatan otot-otot pernafasan dan kekuatan dinding thoraks. Keadaan tersebut dapat menyebabkan sesak dan terjadi hipoksia sehingga aliran oksigen ke otak menurun dan menyebabkan jatuh.Adapun berbagai perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem respirasi akibat prosesmenua adalah sebagai berikut: Penurunan FEV1 dan FVC Meningkatnya volume residual Berkurangnya efektivitas paru Ventilation-perfusion mis matching yang menyebabkan PaO2 menurun seiring bertambahnya usia: 100 (0,32 X Umur) Peningkatan diameter trakea dan saluran napas utama Membesarnya duktus alveolaris akibat berkurangnya elastisitas struktur penyangga parenkim paru, menyebabkan berkurangnya area permukaan Penurunan massa jaringan paru Ekspansi toraks Penurunan tekanan maksimum inspirasi dan ekspirasi Berkurangnya kekuatan otot-otot pernapasan Kekakuan dinding dada Berkurangnya difusi CO Berkurangnya respon ventilasi akibat hiperkapnia

Gejala utama dari infeksi seringkali tidak jelas bahkan tidak ada sama sekali pada lansia. Temperatur tubuh dalam keadaan basal pada lansia memang sudah rendah, sehingga dalam keadaan infeksi kenaikan temperatur tubuh tidak akan melebihi 1010 F (38,30 C). Penderita dengan sepsis sering tidak demam, bahkan hipotermia, dan terjadi pada 20 % penderita. Tidak adanya demam selain memperlambat diagnosis juga menurunkan efek fisiologis dari lekosit dalam melawan infeksi, sehingga akan lebih berbahaya. Hal ini disebabkan karena perubahan regulasi suhu tubuh yang terjadi pada lansia. Diantaranya: Berkurangnya vasokontriksi dan vasodilatasi pembuluh darah kutaneus Berkurangnya produksi keringat Meningkatnya temperature inti untuk mulai berkeringat

Referensi:1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V. InternaPublishing. Hal. 7612. Darmojo,boedhi. 2009. Buku ajar Geriatri edisi keempat. Jakarta: FK UI. Hal 58-66.3. Martono, Hadi, dkk. 2009. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit.