beban kerja dan lingkungan fisik

Upload: sherin-ramadhania

Post on 13-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    1/26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Beban Kerja

    Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang operator akan menjadi beban fisik

    maupun mental.Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam

    hubungannya dengan beban kerja. Aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi

    kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Meskipun tidak dapat dipisahkan, namun

    masih dapat dibedakan pekerjaan dengan dominasi fisik dan pekerjaan dengan

    dominasi aktivitas mental.Analisis beban kerja banyak digunakan dalam

    penentuan kebutuhan pekerja (man power planning), analisis ergonomic, analisis

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga keperencanaan penggajian.

    Perhitungan beban kerja dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :

    1. Fisik, aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteria-

    kriteria fisik manusia.

    2. Mental, aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan

    mempertimbangkan aspek mental (psikologis).

    3. Penggunaan waktu, sedangkan pemanfaatan waktu lebih

    mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.

    Menurut Tarwaka, pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk beberapa

    hal berikut, yaitu:

    a. Evaluasi dan perancangan tata cara kerja

    b. Keselamatan kerja

    c.

    Pengaturan jadwal istirahat

    d. Spesifikasijabatan dan seleksi personil

    e. Evaluasi jabatan

    f. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    2/26

    II-2

    Faktor yang mempengaruhi beban kerja menurut Tarwakaadalah sebagai

    berikut:

    1. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar

    tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stresor.

    Yang termasuk beban kerja eksternal adalah:

    a)Tugas-tugas (Tasks)

    Tugas ada yang bersifat fisik seperti tata ruang kerja, stasiun kerja, alat

    dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas

    juga ada yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan dan

    tanggung jawab terhadap pekerjaan.

    b)Organisasi Kerja

    Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya lamanya

    waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja

    malam, musik kerja, tugas dan wewenang.

    c)Lingkungan Kerja

    Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang

    termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja, misalnya

    lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan dan getaran mekanis),

    lingkungan kerja kimiawi (debu dan gas pencemar udara), lingkungan

    kerja biologis (bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja

    psikologis (penempatan tenaga kerja).

    2. Faktor Internal

    Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh

    manusiasebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi

    tersebut dikenal denganstrain. Faktor internal meliputi:

    a)Faktor somatis yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi

    kesehatan, dan status gizi.

    b)Faktor psikis yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,

    kepuasaan, dan lain-lain.

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    3/26

    II-3

    2.1.1 Psikologi Kerja

    Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno yaitu psycheadalah jiwa dan logos

    adalah kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

    jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental secara langsung karena

    sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi

    dari jiwa/mental tersebut yaitu berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,

    sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang

    mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara keseluruhan dapat

    disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku

    dan proses-proses mental. Psikologi merupakan salah satu bagian dari ilmu

    perilaku atau ilmu sosial.

    Beberapa jenis ilmu psikologi, secara tematis maupun terapan, dapat

    dirinci menjadi:

    1. Psikologi Sosial (Social Psychology)

    Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah

    laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial. Individu

    dalam definisi tersebut menunjukkan bahwa unit analisis dari psikologi

    sosial adalah individu, bukan masyarakat (seperti dalam sosiologi)

    maupun kebudayaan (seperti dalam antropologi budaya). Sehingga

    psikologi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat,

    fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental dari individu

    dalam sebuah konteks sosial. Fenomena psikologi sosial antara lain

    kemarahan, perilaku membantu, sikap sosial, ketertarikan dan hubungan

    sosial, perilaku seksual dan sosialisasi.

    2.

    Psikologi Klinis dan Penyuluhan atau Konseling (Clinical Psychologyand Counseling)

    Merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai

    salah satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip-prinsip

    psikologi untuk memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai

    masalah atau penyakit psikologi. Untuk pertama kalinya, organisasi yang

    mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan

    Profesi Psikologi Amerika, yaitu American Noart of Profesional

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    4/26

    II-4

    Psychology. Lembaga tersebut yang melakukan pengujian, memberikan

    diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi professional.

    Sedangkan dalam psikologi konseling (Counseling Psychology)

    merupakan suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan,

    menerapkan, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan

    penanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi

    3. Psikologi Konstitusional

    Merupakan suatu nama psikologi yang masih kontroversi. Pemahaman

    yang lain adalah sebagai studi tentang hubungan antara struktur

    morfologis dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-

    fungsi psikologi social.

    4. Psikofarmakologi

    Merupakan pengetahuan tentang obat untuk mengobati gangguan

    psikiatris. Pada tahun 1995, terjadi tiga penemuan farmakologi yang

    menandai revolusi pengobatan psikiatri, yaitu obat antipsikotik,

    antidepresan, dan lithium. Obat antipsikotikberfungsi sebagai penetralan

    khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan

    halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya) yang

    merupakan gejalaumum dalamskizoprenia dan penyakit gilaan depresif.

    Obat antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami

    depresi mayoratau fase tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Lithium

    merupakan obat yang unik diantara obat-obat psikiatrik lainnya, terdiri

    atas sebuah ion sederhana dan bukan merupakan molekul kompleks).

    5. Psikologi Okupasional (Accupational Psychology)

    Merupakan suatu terminologi yang merangkum suatu bidang kajianpsikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan

    psikologi sumber daya manusia.

    6. Psikologi Politik

    Merupakan bidang interdisipliner yang tujuan substantif dasarnya

    adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan

    politik. Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin keilmuan,

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    5/26

    II-5

    seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi serta

    ilmu politik.

    7. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology For The Classroom

    and Educational Psychology)

    Merupakan kajian tentang perilaku peserta didik di sekolah yang

    substansinya merupakan gabungan psikologi perkembangan anak,

    psikologi pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan

    setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan

    menafsirkan, hasil tes intelegensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian

    yang merupakan sebagian dari tugas mereka. Sedangkan untuk psikologi

    pendidikan merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses

    belajar mengajar. Dalam hal ini, guru dapat mengadakan penelitian

    pendidikan yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran

    bagi gurunya maupun hasil belajar bagi peserta didiknya.

    8. Psikologi Perkembangan

    Psikologi perkembangan menekankan perkembangan manusia dan

    berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejak lahir sampai berumur

    lanjut. Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah

    berbagai perubahan intraindividual dan perubahan interindividual yang

    terjadi di dalam perubahan intraindividual. Perubahan tersebut tidak

    hanya mendeskripsikan, tetapi juga menjelaskan perubahan-perubahan

    perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden

    (gejala mendahului) dan konsekuensinya.

    9. Psikologi Kepribadian

    Psikologi kepribadian menurut adalah segi pandangan yangmenekankan hal penanaman dan peletakkan tingkah laku di dalam

    kepribadian individu.

    10. Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)

    Pada hakikatnya, psikologi lintas budaya adalah kajian empiris

    mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki

    perbedaan pengalaman yang dapatmembawa kearah perbedaan perilaku.

    Psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    6/26

    II-6

    perilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam

    budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.

    11. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)

    Sejarah perkembangan psikologi rekayasa dapat ditelusuri pada masa

    awal pertumbuhan psikologi industri yaitu pada awal tahun 1898, dimana

    Fredick W. Tailor yang terkenal dengan studinya tentang dimensi

    waktudan kerja manual. Setelah Perang Dunia II, psikologi rekayasa

    semakin menonjol peranannya, terutama setelah dirasakan meningkatnya

    kompleksitas mesin atau peralatan mekanis yang menuntut sejumlah

    tenaga operator pada tingkat efisiensi yang dipersyaratkan.

    12.

    Psikologi Lingkungan

    Psikologi lingkungan berhubungan dengan proses belajar yang

    merujuk pada efek komulatif dari respons-respons individu terhadap

    rangsangan lingkungan individu dalam hidupnya. Psikologi lingkungan

    dapat menjangkau berbagai aneka permasalahan. Bidang ini tidak

    sekedar mengkaji akibat yang sebelumnya sudah terpikirkan manusia,

    melainkan juga akibat yang diperhitungkan sebelumnya.

    13.

    Psikologi Konsumen (Consumen Psychology)

    Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan

    penjualan, objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak

    pabrik maupun distributor kepada konsumen Terutama melalui iklan,

    konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat

    diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. Untuk psikologi

    periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari

    abad ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.14. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational

    Psychology)

    Merupakan penerapan dari prinsip-prinsip psikologi industridan

    pertambangan. Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan

    dimana ia dipraktikkan, bukan menurut pernyataan atau prinsip-prinsip

    tertentu. Dalam kajian ini terdapat tiga bidang kajian psikologi industri

    dan organisasi, yaitu:

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    7/26

    II-7

    1. Psikologi personalia menekankan pada pembuatan keputusan

    mengenai seleksi personalia, pelatihan promosi, transfer pekerjaan,

    cuti, pemutusan hubungan kerja, kompensasi dan sebagainya.

    2.

    Psikologi industri atau sosial klinis berhubungan dengan

    penyesuaian timbal balik antara orang-orang dan lingkungannya.

    Dalam hal ini, setiap pekerja diteliti tentang kemampuan

    menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja, kecenderungan

    untuk tetap bekerja di perusahaan dan tingkat absensi.

    3. Psikologi sumber daya manusia atau rekayasa manusia

    menggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi personalia,

    walaupun masalahnya, yaitu bagaimana mencocokkan individu

    dengan pekerjaannya. Akan tetapi, psikologi sumber daya

    manusia bahwa orang sebagai konstanta atau faktor tetap,

    sedangkan lingkungan sebagai faktor variabel.

    Menurut Grandjean, beban mental dalam pekerjaan menyangkut beberapa

    hal, yaitu:

    1. Keharusan untuk menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi selama periode

    tertentu.

    2. Kebutuhan untuk mengambil keputusan.

    3. Kejadian menurunnya konsentrasi akibat kemonotonan.

    4. Kurangnya kontak dengan manusia lain.

    Pengukuran beban kerja mental secara subjektif yaitu pengukuran beban kerja

    di mana sumber data yang diolah adalah data yang bersifat kualitatif. Pengukuran

    ini merupakan salah satu pendekatan psikologi dengan cara membuat skala

    psikometri untuk mengukur beban kerja mental. Cara membuat skala tersebutdapat dilakukan baik secara langsung (terjadi secara spontan) maupun tidak

    langsung (berasal dari respon eksperimen). Metode pengukuran yang digunakan

    adalah dengan memilih faktor-faktor beban kerja mental yang berpengaruh dan

    memberikan rating subjektif.

    Tahapan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:

    1. Menentukan faktor-faktor beban kerja mental pekerjaan yang diamati.

    2. Menentukan range dan nilai interval.

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    8/26

    II-8

    3. Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas yang

    spesifik.

    4. Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan berpengaruh dalam

    memperkirakan dan mempelajari beban kerja.

    Tujuan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:

    1. Menentukan skala terbaik berdasarkan perhitungan eksperimental dalam

    percobaan.

    2. Menentukan perbedaan skala untuk jenis pekerjaan yang berbeda.

    3. Mengidentifikasi faktor beban kerja mental yang secara signifikan

    berhubungan berdasarkan penelitian empiris dan subjektif dengan

    menggunakan ratingbeban kerja sampel populasi tertentu.

    4. Metode pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan pengukuran

    beban kerja mental berdasarkan persepsi subyektif operator atau pekerja.

    Pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif dapat dilakukan dengan

    beberapa metode, antara lain:

    a. The National Aeronautical and Space Administration Task Load Index

    (NASA-TLX)

    b.

    Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)

    c.Borg Scale

    d.Harper Cooper Rating (HQR)

    e. Workload Profile

    The National Aeronautical and Space Administration Task Load Index

    (NASA-TLX) dikembangkan oleh Sandra G. Dari NASA-Ames Research Center

    dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981. Metode

    ini dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yangterdiri dari skala sembilan faktor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas,

    usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi, stres dan kelelahan). Dari

    sembilan faktor ini disederhanakan lagi menjadi enam yaitu Mental Demand,

    Physical Demand, Temporal (Time) Demand, Performance, Effort dan

    Frustration.

    Aplikasi NASA-TLX telah digunakan dalam eksperimen baik yang

    menggunakan simulator (dalam penerbangan), simulasi pengendalian supervisi

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    9/26

    II-9

    atau untuk tugas-tugas dalam eksperimental (memory task, chice operation time,

    critical instability tracking, conpesatorty tracking, mental arithmatic, mental

    rotation, target ocquisition, dangrammatical reasoning).

    Langkah-langkah dalam pengukuran beban kerja mental dengan metode

    NASA-TLX, yaitu :

    Skor =()

    15 .(2.1)

    a. Pembobotan

    Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua

    indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental

    terhadap pekerjaan tertentu. Kuisioner NASA-TLX yang diberikan

    berbentuk perbandingan berpasangan yang terdiri dari 15 perbandingan

    berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tallydari setiap indikator

    yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tallykemudian akan menjadi

    bobot untuk setiap indikator beban mental.

    b. PemberianRating

    Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam

    indikator beban mental.Ratingyang diberikan adalah subjektif tergantung

    pada beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut. Untuk

    mendapatkan skor beban mental NASA-TLX, bobot dan rating untuk

    setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi 15 (jumlah

    perbandingan berpasangan).

    c. Menghitung Produk

    Produk diperoleh dengan cara mengalikan rating dengan bobot faktor

    untuk masing-masing deskriptor. Dengan demikian dihasilkan 6 nilai

    produk untuk 6 indikator, yaitu :

    1)Kebutuhan Mental (Mental DemandatauMD)

    Pekerjaan-pekerjaan dengan tipe memikir, memutuskan, menghitung,

    mengingat, melihat, mencari, dan sebagainya. Disimbolkan dengan

    pertanyaan, apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, apakah

    pekerjaan tersebut sederhana atau kompleks dan apakah pekerjaan

    tersebut pasti atau penuh toleransi.

    2)

    Kebutuhan Fisik (Physical DemandatauPD)

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    10/26

    II-10

    Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan hal fisik, seperti

    mendorong, menarik, mengangkat, memutar, membelokkan, dan

    sebagainya. Disimbolkan dengan pertanyaan apakah pekerjaan tersebut

    berat atau ringan, apakah pekerjaan tersebut lambat atau cepat dan

    apakah pekerjaan tersebut memiliki waktu yang cukup untuk istirahat

    atau tidak.

    3)Kebutuhan Waktu (Temporal Demandatau TD)

    Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan waktu.Disimbolkan

    dengan pertanyaan ada tidaknya tekanan waktu dalam pekerjaan

    tersebut dan apakah waktu yang tersedia dalam pekerjaan tersebut

    cukup, kurang, atau banyak.

    4)Performansi (Own Performanceatau OP)

    Berhubungan dengan tingkat kesuksesan dalam mencapai suatu tujuan

    dalam pekerjaan. Disimbolkan dengan seberapa besar tingkat

    kesuksesan dalam melakukan pekerjaan untuk menyelesaikan tujuan

    pekerjaan tersebut.

    5)Usaha (EffortatauEF)

    Berhubungan dengan tingkat usaha yang dilakukan. Disimbolkan

    dengan pertanyaan seberapa besar usaha yang dilakukan atau

    dikeluarkan secara mental maupun secara fisik untuk menyelesaikan

    suatu pekerjaan.

    6)Stress (Frustation LevelatauFR)

    Berhubungan dengan stress dan disimbolkan dengan pertanyaan

    seberapa besar tingkat keamanan dalam melakukan suatu pekerjaan,

    aman atau tidak aman. Seberapa tingkat stress yang dialami dalammelakukan suatu pekerjaan dan seberapa termotivasinya pekerja dalam

    melakukan suatu pekerjaan.

    Terdapat beberapa nilai yang menunjukkan besarnya tingkat beban kerja dan

    diklasifikasikan kedalam sebuah tabel. Klasifikasi beban kerja berdasarkan analisa

    NASA-TLX.

    Tabel2.1 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Analisa NASA-TLX

    Skor Beban Kerja Klasifikasi Beban Kerja

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    11/26

    II-11

    0 20 Sangat Rendah

    21 40 Rendah

    41 60 Sedang

    61 80 Tinggi81 100 Sangat Tinggi

    (sumber: modul praktikum prancangan teknik industri 1 universitas sultan ageng

    tirtayasa, 2014)

    Tabel2.2Penjelasan Indikator Beban Mental yang akan Diukur

    Skala Rating Keterangan

    Mental Demand

    (MD)

    Rendah, tinggi Seberapa besar aktivitas mental dan perseptual yang

    dibutuhkan untuk melihat, mengingat dan mencari.

    Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit,kompleks atau sederhana, longgar atau ketat.

    Physical Demand

    (PD)

    Rendah, tinggi Jumlah aktivitas fisik yang dibutuhkan (misalnya:

    mendorong, menarik, mengontrol putaran)Temporal Demand

    (TD)

    Rendah, tinggi Jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang

    dirasakan selama elemen pekerjaanberlangsung.Apakah perlahan, santai, atau cepat.

    Performance (OP) Tidak tepat,sempurna

    Seberapa besar keberhasilan seseorang di dalampekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil

    kerjanya.Frustation Level (FR) Rendah, tinggi Seberapa tidak aman, putus asa, tersinggung,

    terganggu, dibandingkan dengan perasaan aman,

    puas, nyaman, dan kepuasan diri yang dirasakan.

    Effort (EF) Rendah, tinggi Seberapa keras kerja mental dan fisik yangdibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

    (sumber:Astuty, 2013)

    2.1.1.1 Tujuan dan Fungsi Psikologi Kerja

    Tujuan dari psikologi kerja adalah menciptakan dan memelihara

    suasana kerja yang baik, sehat, nyaman, serasi dan aman, yang akan

    mendukung upaya peningkatan produktivitas.Psikologi memiliki tiga

    fungsi sebagai ilmu, yaitu:

    1. Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana dan

    mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa

    deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.

    2. Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan

    apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Hasil

    prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    12/26

    II-12

    3. Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan

    yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya

    prevensi atau pencegahan, intervensi atau treatment serta

    rehabilitasi atau perawatan.

    Ada beberapa aspek psikologi kerja, diantaranya yaitu motivasi

    kerja dan kepuasan kerja, seleksi dan penempatan pegawai, pelatihan dan

    pengembangan, produktivitas kerja, dan stress kerja.

    Dari beberapa penelitian beban kerja mental yang dilakukan,

    dimana dalam pengukurannya harus memiliki beberapa kriteria, yaitu:

    1. Sensitivitas

    Pengukuran yang membedakan situasi tugas yang satu dengan

    yang lainnya berdasarkan intuisi (perasaan) untuk melihat

    perbedaan tingkat beban kerja mental.

    2. Selektivitas

    Pengukuran yang tidak mempengaruhi bagian beban kerja mental

    secara umum seperti beban fisik dan emosional.

    3. Interferensi

    Pengukuran yang tidak harus berhubungan dengan pemilihan

    tugas atau pekerjaan beban kerja.

    4. Reabilitas

    Pengukuran yang dilakukan harus benar-benar nyata atau dapat

    dipercaya dan hasilnya dapat diulang setiap saat.

    5. Dapat Diterima

    Maksudnya teknik pengukuran yang dilakukan harus dapat

    diterima oleh manusia yang sedang diukur.Motivasi dan kepuasan kerja:

    a. Dorongan untuk melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan

    dalam diri manusia tujuan tercapai.

    b. Selama masih ada tuntutan yang belum terpenuhi masih selalu

    timbul dorongan.

    Macam macam teori kebutuhan manusia :

    a. Kebutuhan hidup dasar

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    13/26

    II-13

    b. Kebutuhan rasa aman

    c. Kebutuhan bersosialisasi

    d. Kebutuhan harga diri

    e.

    Kebutuhan aktualisasi

    Ada beberapa aspek psikologi pada individu,yaitu intelegensia,

    bakat atau kemampuan khusus, minat, kepribadian, temperamen,

    motivasidan edukasi. Dan adapun aspek-aspek dalam psikologi kerja, yaitu

    motivasi kerja dan kepuasan kerja, seleksi dan penempatan pegawai,

    pelatihan dan pengembangan, produktivitas kerja, dan stress kerja.

    2.1.1.2 Metode Psikologi Kerja

    Metode penentuan beban kerja psikologi mental dapat dibedakan

    sebagai berikut:

    1. Secara Teoritis

    Secara teoritis, metode penentuan beban kerja psikologis atau

    mental dapat dibedakan sebagai berikut:

    a. Pendekatan Ergonomi-Biomekanik

    Pendekatan ini mencakup pengukuran proses persepsi,

    neuromotorik, dan biomekanik serta level kelelahan atau

    kejenuhan pekerja.

    b. Pendekatan Psikologis

    Pengukuran pendekatan psikologis menggunakan atribut-

    atribut seperti keterampilan dan batas marginal kelelahan.

    2. Secara Teknis

    Secara teknis, metode penentuan beban kerja psikologis atau

    mental dapat dibedakan sebagai berikut:

    a. Pengukuran Beban Kerja Mental Secara Objektif (Objective

    Workload Measurement)

    Pengukuran secara objektif adalah suatu pengukuran beban

    kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data

    kuantitatif.

    b. Pengukuran Denyut Jantung

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    14/26

    II-14

    Pengukuran ini digunakan untuk mengukur beban kerja

    dinamis seseorang sebagai manifestasi gerakan otot. Metode

    ini biasanya dikombinasikan dengan perekaman gambar video

    untuk kegiatan motion study.

    c. Pengukuran Cairan dalam Tubuh

    Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui kadar asam laktat

    dan beberapa indikasi lainnya yang bisa menunjukkan kondisi

    dari beban kerja seseorang yang melakukan suatu aktivitas.

    d. Pengukuran Waktu Kedipan Mata

    Durasi kedipan mata dapat menunjukkan tingkat beban

    kerjayang dialami oleh seseorang. Orang yang mengalami

    kerja berat dan lelah biasanya durasi kedipan matanya akan

    lama, sedangkan untuk orang yang bekerja ringan (tidak

    terbebani mental maupun psikisnya) durasi kedipan matanya

    relatif cepat.

    e. Pola Gerakan Bola Mata

    Umumnya gerakan bola mata yang berirama akan

    menimbulkan beban kerja yang optimal dibandingkan dengan

    gerakan bola mata yang tidak beraturan.

    2.1.2 Fisiologi Kerja

    Fisiologi kerja adalah salah satu cabang ilmu ergonomi yang fokus

    terhadap pengukuran energi yang dikeluarkan atau energi yang dikonsumsi oleh

    manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Energi yang dikeluarkan atau

    dikonsumsi terjadi karena adanya proses metabolisme yang terjadi di dalam

    otot, yang ditunjang oleh sistem cardiovascular dan sistem pernafasan yang

    terdapat di dalam tubuh.Sisi fisiologis melihat kapasitas kerja manusia dari sisi

    fisiologi tubuh, meliputi anatomi tubuh, denyut jantung, pernafasan dan lain-

    lain. Beban kerja dari sisi fisiologis dihitung menurut kebutuhan kalori

    berdasarkan energi yang dikeluarkan selama melakukan aktivitas kerja.

    Beban kerja yang berlebihan juga dapat berakibat buruk pada kualitas

    dan performansi kerja. Efek buruk ini, sebagai contoh yang dapat mencakup

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    15/26

    II-15

    penurunan waktu reaksi, peningkatan kesalahan dalam mengambil keputusan,

    penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, serta peningkatanpotensi

    kecelakaan kerja. Jelas bahwa beban kerja yang secara fisiologi berlebihan akan

    berdampak pada kesehatan dan produktivitas kerja. Dalam konteks ergonomik,

    tujuan yang ingin dicapai adalah memastikan bahwa sistem kerja dirancang

    sedemikian rupa sehingga diperoleh produktivitas dan kualitas kerja terbaik,

    yang dapat dicapai jika beban (energy cost) berada di dalam batas kemampuan

    fisik.

    Secara umum, beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai

    faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal maupun internal. Setiap

    pekerjaan merupakan beban bagi pekerja, yang dapat berupa beban fisik

    maupun beban mental. Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua

    metode yaitu secara objektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak

    langsung.

    Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam

    hubungannya dengan beban kerja. Ada beberapa macam definisi beban kerja,

    yang pertama beban kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tubuh

    manusia dan berat ringannya beban kerja sangat mempengaruhi konsumsi.

    Yang kedua, beban kerja adalah beban yang diterima pekerja untuk

    menyelesaikan pekerjaannya seperti mengangkat, mencangkul, berlari,

    memikul, mendayung dan lainlain. Yang ketiga, beban kerja adalah beban

    fisik maupun non fisik yang ditanggung oleh pekerja untuk menyelesaikan

    pekerjaanya.

    Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode yaitu

    secara objektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak langsung. Metodepengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen yang dikeluarkan (energy

    expenditure) melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja

    seseorang, maka semakin banyak energi yang dikeluarkan. Meskipun metode

    dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun metode ini hanya

    mengukur secara singkat dan peralatan yang diperlukan sangat mahal.

    Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja

    adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi energi, kapasitas ventilasi

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    16/26

    II-16

    paru-paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru-paru, denyut

    jantung, dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi

    oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Penggunaan nadi kerja untuk menilai

    berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan selain mudah,

    cepat, dan murah, juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun

    cukup akurat dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

    Denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik,

    kecuali dalam keadaan emosi. Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan

    pada metabolisme respirasi, suhu tubuh, dan denyut jantung. Berat ringannya

    beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk

    menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas

    kerjanya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan. Di

    mana semakin berat beban kerja, maka semakin pendek waktu seseorang untuk

    bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti. Sebaliknya, bila

    beban kerja yang diberikan terlalu ringan maka menimbulkan kebosanan pada

    pekerja atau operator.

    Kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan akan

    oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam

    menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh

    merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian,

    setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses

    pembakaran Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai

    indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja, yaitu :

    1. Beban kerja ringan : 100-200 kilokalori/jam

    2. Beban kerja sedang : > 200-350 kilokalori/jam

    3. Beban kerja berat : > 350-500 kilokalori/jam

    Kebutuhan kalori seorang pekerja dapat ditentukan oleh tiga hal:

    1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis

    kelamin dan usia.

    2. Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan

    dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan.

    3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    17/26

    II-17

    Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

    1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada

    pergelangan tangan.

    2.

    Mendengarkan denyut jantung denganstethoscope.

    3. Menggunakan ECG (Electrocardiograph), yaitu mengukur signal

    elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.

    Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari beberapa

    jenis,yaitu:

    1. Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) adalah rata-rata

    denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.

    2.

    Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata

    denyut jantung pada saat seseorang bekerja.

    3. Denyut jantung untuk bekerja (work pulse) adalah selisish antara

    denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat.

    4. Denyut jantung selama istirahat total (recovery cost or recovery cost)

    adalah jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada

    suatu pekerjaan selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada

    pada kondisi istirahatnya.

    5. Denyut kerja total (Total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah

    denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut

    berada pada kondisi istirahatnya (resting level).

    Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja berdasakan

    peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi

    maskimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair = % CVL) yang

    dihitung berdasarkan rumus di bawah ini:

    % =100 ( )

    ...(2.2)

    Keterangan:

    HRR =Heart rate range

    HR kerja = Denyut jantung diukur saat kerja

    HR rest = Denyut jantung diukur saat istirahat (diukur setelah istirahat pada

    posisi berbaringselama 20 menit)

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    18/26

    II-18

    Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan

    (200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan

    dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :

    1. < 30% = Tidak terjadi kelelahan

    2. 30-60% = Diperlukan perbaikan

    3. 60-80% = Kerja dalam waktu singkat

    4. 80-100% = Diperlukan tindakan segera

    5. >100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

    Max HR = 220 umur

    = 260 (0,62 x umur), atau

    = 190 0,62 x (umur 21)

    Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk

    energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat dituliskan

    dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat

    dituliskan dalam bentuk sebagai berikut :

    = (2.3)

    Keterangan:

    KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kkal/menit)

    Et : Pengeluaran energi pada saat waku kerja tertentu (kkal/menit)

    Ei : Pengeluaran energi pada saat waktu istirahat (kkal / menit)

    Jika denyut jantung dipantau selama istirahat, maka waktu pemulihan

    untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja.Dalam keadaan yangekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga

    mengalami kelelahan yang kronis.Formulasi untuk menentukan waktu istirahat

    (Time Rest) adalah sebagai berikut:

    = ( )

    1.5(2.4)

    Keterangan:

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    19/26

    II-19

    TR = Waktu istirahat yang dibutuhkan (menit)

    T = Total waktu kerja (menit)

    S = Pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan (kkal/menit)

    biasanya 4 atau 5 kkal/menit

    K = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/menit)

    Sedangkan rumus untuk mengukur waktu kerja (Time Work) sendiri

    adalah sebagai berikut :

    =25

    5..(2.5)

    Keterangan :

    TK = Waktu kerja (menit)

    K = konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/menit)

    Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu tingkat kelelahan

    pada pekerja disaat menjalankan operasi atau melakukan pekerjaannya, adalah

    sebagai berikut:

    1. Penentuan dan lamanya waktu kerja

    2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat

    3.

    Sikap mental pekerja

    4. Besarnya beban tetap

    5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap

    6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan

    7. Lingkungan fisik kerja

    8. Kecapaian kerja

    9. Jenis kelamin

    10.

    Umur

    11. Sikap kerja

    Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini

    adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan:

    1. Mengukur kecepatan denyut jantung

    2. Mengukur kecepatan pernafasan

    3. Mengukur tekanan darah

    4.

    Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    20/26

    II-20

    5. Perubahan temperatur tubuh

    6. Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin

    7. Menggunakan alat uji kelelahan, yaituRiken Fatique Indicator

    Aktivitas otot yang akan mengubah fungsi-fungsi faal dalah tubuh adalah

    sebagai berikut:

    1. Denyut jantung

    2. Tekanan darah

    3. Keluaran atau output jantung (liter darah/menit)

    4. Komposisi kimia dalam darah dan tubuh

    5. Temperatur tubuh

    6.

    Laju penguapan

    7. Ventilasi paru-paru (liter darah/menit)

    8. Konsumsi oksigen (O2) oleh otot

    2.1.3 Lingkungan Fisik

    Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah

    lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi kunci

    pendorong bagi para karyawan untuk menghasilkan kinerja yang optimal.

    Lingkungan kerja menurut Nitisemito (Nasution, 2011) adalah segala sesuatu

    yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

    menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sementara itu, menurut Fieldman

    oleh penelitian Nasution, 2011,menjelaskan bahwa lingkungan kerja merupakan

    faktor-faktor diluar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi

    yang pembentukannya terkait dengan kemampuan manusia. Berdasarkan

    definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah sebuah

    hal yang berada disekitar pekerjaan yang dapat mempengaruhi karyawan dalam

    melaksanakan tugas, kondisi kerja, hubungan karyawan didalamperusahaan dan

    kinerja karyawan tersebut.

    Pengaruh suara (tingkat kebisingan) banyak kaitannya dengan faktor-

    faktor psikologis danemosional, disamping pula pengaruh fisik yang dapat

    berakibat kehilangan pendengaran, terjadi karena tingginya tingkat kebisingan

    (di atas nilai ambang batas atau NAB) atau karena lamanya telinga terpapar

    terhadap kebisingan tersebut (Natalial, 2003). Ketidaknyamanan lingkungan

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    21/26

    II-21

    kerja yang diakibatkan oleh temperatur juga akan mempengaruhi penyelesaian

    pekerjaan dari seorang pekerja. Ketidaknyamanan akan mengakibatkan

    perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia.

    Kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan

    kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan

    kerja. Sebaliknya kondisi dingin yang berlebihan akan mengakibatkan rasa

    malas dan mengurangi kewaspadaan serta konsentrasi terhadap pekerjaan yang

    sedang dihadapinya (Nurmianto, 2003).

    Dengan demikian temperatur, intensitas pencahayaan dan tingkat

    kebisingan yang sesuaiakan menambah kemampuan kerja atau produktivitas

    tenaga kerja yang secara ekonomis akanmenghasilkan nilai tambah secara

    spesifik maupun mutlak yang makin membesar. Hal tersebutperlu diupayakan

    pihak manajemen untuk meningkatkan produktivitas kerja secara

    keseluruhan,yang merupakan fungsi kualitas dari peralatan, tenaga kerja, bahan,

    dan metoda kerja,pembelian mesin baru dan lain-lain.

    Akibat yang dihadapi dari permasalahan di atas merupakan suatu

    pengaruh yang terjadi,disebabkan adanya faktor fisik kerja secara parsial. Hal

    ini belum menunjukkan suatu pengaruhdari sebab lain (faktor fisik kerja) yang

    berinteraksi secara bersama-sama terhadap waktupenyelesaian

    pekerjaan/produktivitas tenaga kerja. (Nasution, 2011)

    Unsur didalam lingkungan fisik meliputi:

    a. Penerangan

    Penerangan yang cukup akan sangat mempengaruhi kinerja pegawai,

    karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-tugasnya,

    matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang terang dan kesalahan-kesalahan dapat dihindari. Banyak kekeliruan yang terjadi dalam

    penulisan atau interprestasi dalam membaca pada pegawai bagian tata

    usaha disebabkan karena penerangan yang buruk, misalnya ruangan

    terlampau gelap atau karyawan harus bekerja dibawah penerangan

    yang menyilaukan (Sukamto, 2013)

    b. Warna

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    22/26

    II-22

    Moekijat (1995) mengatakan warna tidak hanya mempercantik

    lingkungan fisik tempat kerja tetapi juga memperbaiki kondisi-kondisi

    didalam mana pekerjaan kantor itu dilakukan. Karena itu keuntungan

    penggunaan warna yang tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan

    dan psikologis, tetapi juga bersifat ekonomis.

    c. Udara

    Budiyanto (1991) mengatakan pertukaran udara yang cukup dalam

    ruangan menyebabkan kesegaran fisik pegawai dalam melaksanakan

    tugas-tugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat

    menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan

    dari pegawai. Pertukaran udara mempengaruhi suhu ruangan. Suhu

    yang ideal harus dipertahankan sebagai faktor lingkungan yang sangat

    dibutuhkan untuk bekerja (kecuali untuk jangaka waktusingkat) yaitu

    minimum 160C (60,80F) setelah jam pertama.

    d. Suara

    Menurut Budiyanto (1991) suara bising yang keras, tajam dan tidak

    terduga adalah penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja tulis

    menulis. Gangguan ini seringkali didiamkan saja walaupun tindakan

    perbaikan yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu dan pikiran

    diluangkan untuk masalah itu.

    e. Musik

    Menurut Moekijat (1995) musik dipergunakan untuk membantu

    pekerjaan, karena musik mempunyai kekuatan psikologis untuk

    menghasilkan pola tingkah laku yang baik. Musik yang

    diperdengarkan harus sesuai dan menyangkan. Musik jangan terlalulambat atau terlalu keras, tetapi musik harus dapat menimbulkan

    suasana yang gembira yang mana akan dapat mengurangi kelelahan

    dalam bekerja.

    1.Nilai Ambang Batas Kebisingan

    Berikut adalah nilai ambang batas kebisingan :

    Tabel 2.3Nilai Ambang Batas Kebisingan

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    23/26

    II-23

    Waktu pemaparan per hari Intensitas kebisingan dalam

    dBA

    8 Jam 85

    4 88

    2 911 94

    30 Menit 97

    15 100

    7.5 103

    3,75 106

    1,88 109

    0,94 112

    28,12 Detik 11514,06 118

    7,03 121

    3,52 1241,76 127

    0,88 130

    0,44 1330,22 136

    0,11 139

    (Sumber: Peratur anMenteri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi NOMOR

    PER.13/MEN /X/2011 TAHUN 2011)

    Catatan :Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.

    2.Nilai Ambang Batas Suhu

    Berikut nilai ambang batas suhu :

    Tabel 2.4Nilai Ambang Batas Suhu

    Pengaturan waktu

    kerja setiap jam

    ISBB (C)

    Beban Kerja

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    24/26

    II-24

    Ringan Sedang Berat

    75% - 100% 31,0 28,0 -

    50% - 75% 31,0 29,0

    27,5

    25% - 50% 32,0 30,0 29,0

    0%25% 32,2 31,1 30,5

    (Sumber: Peratur anMenteri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi NOMOR

    PER.13/MEN /X/2011 TAHUN 2011)

    Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi:

    ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.

    Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa

    panas radiasi :

    ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola .....(2.6)

    Catatan :

    a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 kilokalori/jam.

    b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan

    kurang dari 350 kilokalori/jam.

    c. Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang

    dari500 kilokalori/jam.

    3.Nilai Ambang Batas Pencahayaan

    Berikut ini nilai ambang batas pencahayaan :

    Tabel 2.5 Nilai Ambang Batas Pencahayaan

    JENIS KEGIATAN TINGKAT KETERANGAN

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    25/26

    II-25

    PENCAHAYAAN

    MINIMAL (LUX)

    Pekerjaan kasar dan

    tidak terus menerus

    100 Ruang penyimpanan &

    ruangperalatan/instalasi

    yangmemerlukan pekerjaan

    yangkontinyu.Pekerjaan kasar &

    terus menerus

    200 Pekerjaan dengan mesin dan

    perakitan kasar.Pekerjaan rutin 300 R. administrasi, ruang kontrol,

    pekerjaan mesin & perakitan/

    penyusun

    Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau berkerja

    dengan mesin kantor pekerja

    pemeriksaan atau pekerjaan denganmesin.

    Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,pekerjaan mesin halus & perakitan

    halus

    Pekerjaan amat halus 1500Tidak menimbulkan

    bayangan

    Mengukir dengan tangan, pemeriksaanpekerjaan mesin dan perakitan yang

    sangat halus

    Pekerjaan terinci 3000Tidak menimbulkan

    bayangan

    Pemeriksaan pekerjaan, perakitansangat halus

    (Sumber: Peratur anMenteri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi NOMOR

    PER.13/MEN /X/2011 TAHUN 2011)

    4. Nilai Ambang Batas Kelembaban

    a.

    Suhu dan Kelembaban : - Suhu : 1826 0C

    - Kelembaban : 40% - 60%

    b. Debu

    Kandungan debu maksimal di dalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8

    jam adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.6 Nilai Ambang Batas Kelembaban

    No JENIS DEBU KONSENTRASI MAKSIMAL

    1 Debu total 10 mg/3

    2 Asbes total 5 serat / ml udara dengan panjangserat > 5 u

    3 Silica total 50 mg/3

    (Sumber: Peratur anMenteri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi NOMOR

    PER.13/MEN /X/2011 TAHUN 2011)

    Tiga faktor yang mempengaruhilingkungan kerja, yaitu:

    a. Fasilitas Kerja.

  • 7/26/2019 BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN FISIK

    26/26

    II-26

    Lingkungan yang kurang mendukung pelaksanaan kerja ikutmenyebabkan

    kinerja yang kurang, seperti kurangnya alat kerja, ruang kerjayang pengap,

    ventilasi yang kurang serta prosedur yang tidak jelas.

    b.

    Gaji dan tunjangan.

    Gaji yang tidak sesuai dengan harapan pekerjaanmembuat pekerja setiap saat

    melirik ke lingkungan kerja yang lebihmenjamin pencapaian harapan kerja.

    c. Hubungan kerja.

    Kelompok kerja yang menampakkan loyalitas yang tinggiakan meningkatkan

    produktivitas kerja karena satu pekerjaan denganpekerjaan yang lain akan

    saling mendukung pencapaian tujuan dan atau hasil.

    Berikut faktor yang Mempengaruhi Performansi Operasi:

    a. Faktor Internal

    Faktor faktor internal yang mempengaruhi kinerja dan performansi

    seorang operator dalam lingkungan kerjanya yaitu daya ingat pendek,

    kelelahan kerja, kelelahan otot, kewaspadaan, rasa bosan.

    b. Faktor Eksternal

    Faktor faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja dan performansi

    seorang operator dalam lingkungan kerjanya yaitu temperatu, kelembaban,

    sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis,

    warna.