beberapa ciri khusus & tanda golongan yang selamat
DESCRIPTION
Ciri-ciri Husus Golongan yang SelamatOleh : Syaikh Al’Allamah Bin BaazBeberapa Tanda Golongan yang Selamat Oleh : AsySyaikh Sholih bin FauzanDitulis:Abu Ya’qub Ahmad Hamdani bin Muslim Al JawyPenerbit : Maktabah ArRisalahPunggur - Batam - KEPRITRANSCRIPT
-
Ciri-ciri Husus Golongan yang Selamat
Oleh : Syaikh AlAllamah Bin Baaz
Ditulis:
Abu Yaqub Ahmad Hamdani bin Muslim Al Jawy
Penerbit : Maktabah ArRisalah
Punggur - Batam - KEPRI
Ciri husus golongan yang selamat yang paling menonjol adalah berpegang teguh dengan
ajaran Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam dalam aqidah, ibadah, ahlak dan muamalah.
Pada empat pokok ini anda menemukan golongan yang selamat sangat menonjol :
Maka dalam hal aqidah anda menemukan mereka berpegang teguh dengan dalil dari
alquran dan as sunnah pada masalah tauhid yang murni atau tauhid uluhiah Alloh, rububiah
dan asma dan sifatNya.
Dalam masalah ibadah anda menemukan mereka berbeda dengan golongan lain disebabkan
berpegang teguh dan mempraktekkan ibadah sesuai cara rosululloh shollallohu alaihi wa
sallam apakah pada masalah jenis, sifat, ukuran, waktu, tempat dan sebab ibadah. Anda
tidak menemukan mereka mengadakan kebidahan dalam agama Alloh bahkan mereka
orang-orang yang sangat beradab kepada Alloh dan rosulNya, tidak mendahului di depan
Alloh dan rosulNya dalam memasukkan sesuai dari masalah ibadah yang Ia tidak
mengijinkannya.
Dalam ahlak, anda menemukan berbeda dengan golongan yang lainnya dengan baiknya
ahlak seperti mencintai saudaranya, lapang dada, wajah cerah, baik cara bicaranya, murah
hati, pemberani dan ahlak mulia yang lainnya.
Dalam masalah muamalah anda menemukan mereka bermuamalah dengan manusia
dengan jujur dan kejelasan yang diisyaratkan oleh Rosululloh :
Antara penjual dan pembeli itu ada pilihan selama keduanya belum berpisah jika keduanya
jujur dan menjelaskan barangnya maka diberkahi dalam jual belinya dan jika keduanya dusta
dan menyembuny ikan cacat barangnya maka dihapus barokahnya.
Dan adanya kekurangan dalam kehususan ini tidak mengeluarkan seseorang dari golongan
yang selamat akan tetapi bagi tiap-tiap derajat itu sesuai yang mereka kerjakan. Kekurangan
dalam hal tauhid terkadang dapat mengeluarkannya darinya seperti ada kekurangan dalam
-
hal keihlasan, demikian juga kebidahan terkadang mengeluarkannya dari golongan yang
selamat.
Adapun kekurangan dalam masalah ahlak dan muamalat tidaklah mengeluarkan seseorang
dari golongan yang selamat meskipun mengurangi kedudukannya.
Kita membutuhkan rincian dalam masalah ahlak. Termasuk masalah ahlak yang terpenting
adalah persatuan kalimat dan bersatu di atas kebenaran yang telah Alloh wasiatkan. Alloh
taala berfirman :
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama Islam/tauhid yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (AlQur'an) dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama (tauhid, iman, taat
kepadaNya dan rasul-rasulNya dan menerima syariatNya) dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah memilih kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali taat kepada-Nya.1
Dan Ia mengabarkan bahwa Nabi kita berlepas diri dari orang-orang yang
memecah belah agamanya dan bergolong-golongan. Alloh taala berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi
banyak golongan2, mereka bukan dari golonganmu sedikit pun3. Sesungguhnya urusan
mereka hanyalah (diserahkan) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat pada hari kiamat4.
Maka persatuan kalimat dan hati termasuk ciri husus golongan yang selamat ahlus sunnah
wal jamaah jika terjadi perselisihan di antara mereka dari masalah ijtihadiah tidak sampai
menyebabkan saling dengki, permusuhan dan kebencian, bahkan mereka meyakini mereka
adalah saudara. Bahkan seorang dari mereka sholat di belakang imam yang berbeda
pendapat dalam masalah fiqih dengannya seperti makmum yang berpendapat batalnya
wudhu orang yang makan daging onta sholat di belakang imam yang berpendapat tidak
batal wudhunya, ia memandang sholat di belakang imam tersebut sah meskipun
1 Asy Syura : 13. Inti agama yang diseru semu rasul adalah ibadah kepada Alloh Taala semata tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun walaupun syariat dan cara ibadah berbeda-beda. (Ibnu Katsir dan lihat tafsir Fathul Qadir, Syaukani) 2 Golongan-golongan yang sesat. 3 Mereka adalah ahli bidah, pembuat kerancuan agama dan orang-orang sesat serta yang sejenisnya dari umat ini. 4Al Anam :159.
-
seandainya ia sholat sendiri memandangnya tidak sah. Semua itu karena mereka
memandang perselisihan yang muncul dari ijtihad pada perkara yang boleh ijtihad padanya
sesungguhnya bukan perselisihan karena masing-masing mereka telah mengikuti apa yang
wajib diikuti/dalil yang tidak diperbolehkan berpaling darinya. Maka mereka memandang
bahwa saudaranya jika menyelisihi mereka dalam amalan apa saja karena mengikuti dalil
pada hakikatnya sama dengan mereka. Karena mereka yang mengajak mengikuti dalil
bagaimanapun keadaannya. Jika menyelisihi mereka pada apa yang mencocoko dalil di sisi
mereka maka pada hakikatnya mencocoki mereka karena ia berjalan pada yang apa yang
mereka seru dan mengambil petunjuk darinya dari berhukum dengan kitabulloh dan sunnah
rosulillah . Dan tidak tersembunyi lagi bagi kebanyakan ahli ilmu adanya
perbedaan pendapat di kalangan sahabat pada masalah seperti ini bahkan di jaman Nabi
dan beliau tidak mencela seorang pun dari mereka. Ketika Rosululloh pulang dari
peperangan Ahzab dan ditemui Jibril, dan Jibril menunjuk ke Bani Quraidhoh yang
membatalkan perjanjian secara sepihak, maka beliau berseru kepada sahabat dan berkata :
Janganlah seorang di antara kalian sholat ashr kecuali telah sampai di Bani Qoraidhoh.
Lalu sahabat keluar dari Madinah menuju ke tempat Bani Qoraidhoh dan belum sampai
tujuan tiba waktu sholat ashr. Maka di antara mereka ada yang mengahirkan sholat hingga
sampai di Bani Qoraidhoh setelah keluar waktu sholat karena perintah Rosulillah
: Janganlah seorang di antara kalian sholat ashr kecuali telah sampai di Bani
Qoraidhoh. Dan di antara mereka ada yang sholat pada waktunya dan mengatakan :
Rosulillah memerintahkan kita untuk menyegerakan keluar dari Madinah
dan tidak menginginkan kita untuk mengahirkan sholat dan mereka semuanya benar dan
bersamaan dengan itu Rosulillah tidak marah kepada salah satu dari kedua
kelompok itu dan masing-masingnya tidak saling bermusuhan dan membenci dikarenakan
perbedaan dalam memahami dalil (nash). Oleh karena itu aku memandang bahwa wajib
bagi kaum muslimin yang menasabkan kepada as sunnah agar menjadi umat yang satu,
tidak bergolong-golongan, seperti ini menasabkan kepada satu kelompok dan yang lain
kepada kelompok lainnya dan yang ketiga kepada kelompok yang ketiga di mana mereka
saling menyerang dengan ucapan-ucapan, saling bermusuhan dan membenci dengan sebab
perbedaan yang diperbolehkan ijtihad padanya dan aku tidak perlu menyebutkan
kelompoknya akan tetapi bagi yang berakal paham dan jelas masalahnya baginya.
Maka aku memandang wajib bagi ahlus sunnah wal jamaah untuk bersatu meskipun
mereka berselisih pada perkara yang dikehendaki dalil sesuai pemahaman mereka.
Sesungguhnya ini adalah perkara yang mudha, alhamdulillah. Yang penting adalah persatuan
hat dan kalimat dan tidak diragukan musuh-musuh muslimin menyukai mereka berpecah
belah apakah mereka musuh yang terang-terangan atau musuh yang menampakkan
menolong muslimin atau Islam padahal mereka tidak seperti itu. Maka wajib kita
membedakan diri dengan ciri husus ini yang merupakan ciri golongan yang selamat yaitu
bersatu di atas kalimat yang satu. (Dari Fatawa Muhimmah Liamumil Ummah, Syaikh Bin
Baaz, 17-22).
-
Beberapa Tanda Golongan yang Selamat
Oleh : AsySyaikh Sholih bin Fauzan
Ditulis:
Abu Yaqub Ahmad Hamdani bin Muslim Al Jawy
Penerbit : Maktabah ArRisalah
Punggur - Batam - KEPRI
Golongan yang selamat yang ditolong di jaman sekarang sampai hari kiamat adalah
kelompok yang dikatakan Rosululloh ketika beliau ditanya siapa mereka saat beliau
bersabda
:Yahudi terpecah menjadi 71 golongan, Nasrani terpecah menjadi 72 golongan dan umatku
akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya di neraka kecuali satu. Sahabat bertanya : hai
Rosululloh siapakah golongan yang selamat itu? Rosulullah bersabda : Orang
yang berjalan di atas jalanku dan sahabatku pada hari ini.5
Dan Alloh mengatakan tentang mereka dalam firmanNya:
Assbiqunal awwalun6 di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik,7 Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.8
Termasuk tanda golongan selamat adalah berpegang teguh dengan ajaran Rosululloh dan
sahabatnya, sabar di atas kebenaran dan tidak memperdulikan ucapan-ucapan orang-orang
5 HR. Tirmidzi (2641), AlHakim (1/129) dan AlLalikai (1/100, dalam satu riwayat : Mereka adalah AlJamaah dan tangan Alloh di atas Jamaah. 6 Mereka adalah sahabat yang mengalami shalat dua kiblat, mempersaksikan baiat ridhwan dan Hudaibiah, ikut perang Badar. Yang paling afdhal adalah khulafurrasyidin, kemudian enam orang yang dijamin masuk surga,
sahabat yang ikut perang Uhud, yang menyaksikan baiat Ridhwan dan Hudaibiah. (Fathul Qadir, 729). Maka
celakalah orang-orang yang mencela dan membenci mereka dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik!((Ibnu Katsir) 7 Mengikuti mereka dengan keyakinan, amal dan ucapan. (Taisir alKarimir Rahman, asSady, 729) 8 AtTaubah : 100
-
yang menyelisihinya dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela dalam beragama.
Rosulillah bersabda :
Senantiasa ada sekelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran, tidak
membahayakan mereka orang-orang yang menghinakan dan menyelisihi mereka sampai
datang hari kiamat dan mereka dalam keadaan seperti itu. Dan termasuk sifat mereka
adalah mencintai salafush sholih, memuji mereka, mendoakan kebaikan untuk mereka dan
berpegang teguh dengan jejak mereka, tidak meremehkan seorang pun dari salaf, apakah
sahabat atau orang-orang setelah mereka. Dan termasuk tanda golongan yang
menyimpang : membenci salaf dan manhaj salaf dan memperingatkan manusia darinya.
(AlAjwibah AlMufidah Ala As ilah AlManhaj AlJadidah, Abu Abdillah Jamal bin Furaihan
AlHaritsi, 79-81)