bedah digestif - jurnal laparotomi
DESCRIPTION
laparotomiTRANSCRIPT
M. Nyundo1, 2, E. Rugwizangoga2, G. Ntakiyiruta2, I. Kakande31 Clinical Anatomy Laboratory; Faculty of Medicine, National University of Rwanda
2 Department of Surgery, University Teaching Hospital, Kigali- Butare3Former Head of Department of Surgery, National University of Rwanda, Butare
Correspondence to: Dr Martin Nyundo, Email: [email protected]
Latar BelakangBedah abdomen emergency merupakan
tindakan yang membutuhkan manajemen medis & bedah segera
Dibagi 2 : Non traumatic acute abdomen & abdominal trauma
Gejala umum : abdominal pain & vomitingTanda klinis : tenderness & guardingPenyebab acute abdomen, di afrika
(intestinal obstruction), di negara maju (appendicitis)
Bedah abdomen emergency dikaitkan dengan angka kematian yg tinggi, diperkirakan 5%-25%
Faktor yg mempengaruhi morbiditas & mortalitas pasien yg menjalani bedah abdomen emergency :
1.Usia pasien2.Waktu antara timbulnya gejala dan masuk RS3.Waktu antara masuk RS dan dilakukan bedah4.Sifat operasi5.Tingkat hematokrit6.Penyakit keganasan dengan metastasis7.Peritonitis8.Diagnosis tertunda9.Waktu deteksi komplikasi & lama perawatan
postoperative
Penelitian ini dilakukan di Kigali University Teaching Hospital (KUTH)
Tujuan : untuk menentukan hasil bedah abdomen emergency di KUTH
MetodePenelitian ini merupakan studi kasus
prospectiveDilakukan selama periode 9 bulan di Kigali
University Teaching Hospital (KUTH)Populasi penelitian terdiri dari 229 pasien,
pasien termuda berusia 1 bulanData: sosio-demografi, durasi penyakit,
kunjungan institusi kesehatan, gejala & tanda, hasil bedah, postoperative & hasilnya, diisi dalam lembar protokol
Dianalisis menggunakan SPSS version 16.0 statistical software
t-test digunakan untuk membandingkan perbedaan yang signifikan
chisquare / Fisher exact test digunakan dalam pengujian asosiasi variabel kategori.
Analisis multivariat dengan step down metode dilakukan dan semua faktor yang terkait dengan p ≤ 0,05 dimasukkan dalam regresi sederhana
untuk mengkonfirmasi hubungan statistik antara variabel dependen dan independen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Eksklusi:1.Neonatus2.Pasien yg meninggal segera sebelum operasi
HasilSelama 9 bulan 229 pasien dilakukan bedah abdomen
emergencyLaparatomi emergency untuk non traumatic acute
abdomen 202 (88%), abdominal trauma 27 (11,8%)Usia pasien berkisar 3 bulan-87 thn, rata” 28,8 thn ± 18,2
Rasio laki-laki : wanita = 1,7 : 1 / 63,8% : 36,2%42% pasien dari kota Kigali, 58% dari luar KigaliInterval waktu antara timbulnya gejala dan masuk RS
mulai dari 12 jam – 10 hari (rata” 3,6 hari)64,2% pasien datang ke RS setelah > 48 jam muncul
gejala, 83,4% pasien telah mengunjungi institusi kesehatan lain sebelum datang ke KUTH
Penyebab paling umum bedah abdomen emergency adalah peritonitis dengan 95 pasien (41,5%), dimana 63 pasien (66,3%) laki” & 32 pasien (33,7%) perempuan
Mortalitas pada kasus peritonitis 25 pasien (26,3%)
Ada hubungan yang signifikan antara mortalitas dengan variabel different:
1.Transfer2.Waktu dari masuk RS sampai dilakukan
bedah3.Pulse nadi saat masuk RS4.Kehilangan darah saat operasi5.Jumlah sel darah merah6.Lama tinggal di RS postoperative
Komplikasi postoperasi termasuk infeksi luka (8,7%) septicemia (4,8%)
Keseluruhan mortalitas adalah 18%Variabel yang mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas :1.transfer (p = 0,027)2.jumlah sel merah <4,106 (p = 0,002)3.hematokrit <21% (p = 0,023)4.leukositosis abnormal (p = 0,008)5.durasi operasi lebih dari 1 jam (p = 0,034)6.peritonitis (p = 0,005)7.durasi rawat inap> 7 hari (p = 0,009)
DiscussionBedah abdomen emergency merupakan salah
satu operasi yang paling umum dilakukan dalam praktek bedah umum di Kigali University Teaching Hospital
Hal ini juga menjadi salah satu penyebab paling umum dari peristiwa kecelakaan dan unit gawat darurat di KUTH dandiperkirakan sekitar 50% dari bedah umum
Sebanyak 229 bedah abdomen emergency telah dilakukan selama 9 bulan. Hampir 12% dari operasi adalah laparotomi untuk trauma abdomen dan sisanya untuk non traumatic acute abdomen
Dalam studi ini, pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan, rasio 1,7 : 1. Sama dengan penelitian lain di Ethiopia, di Uganda dan beberapa penelitian lainnya di Afrika, dan di Kanada dgn rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 2:1
Mayoritas pasien dalam dekade 2 dan 3, sesuai dengan penelitian sebelumnya
Usia dan jenis kelamin pasien tidak secara signifikan mempengaruhi hasil dari operasi perut darurat. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan meningkatnya usia terkait dengan risiko komplikasi
Mayoritas pasien dari daerah pedesaan (58,2%)83% pasien telah dirujuk dari sarana kesehatan lainnya dan
rata” waktu dari timbulnya gejala hingga kunjungan medis pertama 24 jam dan rata” waktu dari timbulnya gejala sampai masuk rumah sakit 3,6 hari
Kotiso di Addis Ababa Ethiopia, durasi penyakit saat masuk berkisar antara 6 jam - 21 hari dengan rata” 4,6 hari, dimana 72% pasien telah mengunjungi lembaga kesehatan lainnya sebanyak 1 kali / lebih
Rujukan mempengaruhi hasil operasi, pasien yang dirujuk memiliki risiko lebih tinggi untuk timbulnya komplikasi dan kematian dibandingkan dengan mereka yang tidak dirujuk (p = 0,027 (mortalitas) dan p = 0,046 (morbiditas)).
Abdominal pain & constipasi gejala paling sering terjadi (95,6%.dan 51,1%), guarding & abdominal distension tanda klinis yang paling sering ditemukan (45,4% dan 59%). Hal ini ditemukan dalam penelitian lain.
Peritonitis akut menjadi penyebab utama non trauma abdomen akut dalam penelitian ini dan pecahnya limpa adalah indikasi utama dari operasi pada trauma abdomen. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan di beberapa Negara di Afrika dan Eropa di mana obstruksi usus adalah penyebab utama
Namun, radang usus buntu ditemukan berada di posisi teratas dalam daftar di beberapa studi
Peritonitis sangat terkait dengan timbulnya komplikasi pasca operasi (p = 0,006).
Mortalitas penelitian ini (18%) serupa dengan mayoritas laporan berkisar antara 9,3% sampai 24%. Morbiditas 20,5% dan komplikasi pasca operasi yang paling sering adalah infeksi luka (8,7%), septikemia (4,8%).
Kitara, Kakande dan Mugisa di Kampala, angka kematian 35,4% dan komplikasi pasca operasi paling umum adalah infeksi saluran pernapasan (28,2%), Arenal di Spain infeksi luka (17%) yang berkorelasi dengan hasil penelitian ini
Rata” rawat inap di RS dalam penelitian ini 12 hari dan 64% pasien dirawat di rumah sakit lebih dari 7 hari. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan di Afrika, di Inggris dan Amerika Serikat berkisar antara 8 dan 10
Tsegaye, Osman dan Bekele di Ethiopia menunjukkan bahwa hasil laparotomi darurat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda, beberapa diantaranya adalah durasi penyakit, usia, kehadiran peritonitis, tingkat hematokrit dan waktu deteksi komplikasi.
Dalam penelitian ini tiga faktor telah dikaitkan dengan mortalitas: pasien yang dirujuk (p = 0,027), operasi bedah tertunda lebih dari 24 jam setelah penerimaan (p = 0,037) dan rendahnya jumlah sel darah merah (p = 0,009)
morbiditas dipengaruhi oleh: rujukan (p = 0,046), leukosit normal (p = 0,011), rendahnya jumlah sel darah merah (P = 0,015), rendah tingkat hematokrit (p = 0,023), durasi operasi lebih dari 1 jam (p = 0,034) dan adanya peritonitis (p = 0,006)
Kesimpulan Tingkat mortalitas 18%, morbiditas 20%Banyak pasien yang membutuhkan
pembedahan abdomen emergency yg disajikan relatif terlambat dengan rata” interval 3,6 hari dari timbulnya gejala sampai penerimaan
Perhatian serius diperlukan untuk pasien dengan keterlambatan penanganan krn angka kematian yg tinggi
Saran dari PenelitiPenting untuk mengidentifikasi dan membuat
keputusan yang tepat pada pasien yang beresiko komplikasi serius termasuk faktor laporan sehingga dapat membantu mengurangi tingginya angka kematian.
Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fitur klinis abdomen akut serta dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat menengah kebawah, kesadaran, dan pentingnya rujukan awal ke pusat kesehatan yang lebih tinggi.
No. Kriteria Ya( +) atau tidak (-)
1 Jumlah kata dalam judul ,< 12 kata +
2. Deskripsi Judul Menggambarkan isi utama penelitian, cukup menarik dan tanpa singkatan
3. Daftar penulis sesuai aturan jurnal +
4. Korespondensi penulis +
5. Tempat & waktu penelitian dalam judul Tempat +, waktu -
No. Kriteria ya (+), tidak (-)
1. Abstrak 1 paragraf +
2. Mencakup IMRC +
3. Secara keseluruhan Informatif +
4. Tanpa singkatan selain yang baku +
5. Kurang dari 250 kata -
No. Kriteria Ya (+), tidak (-)
1. Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf -
2. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian
+
3. Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian
+
4. Didukung oleh pustaka yang relevan +
5. Kurang dari 1 halaman +
No. Kriteria Ya (+), tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian Prospektif
2 Waktu dan tempat penelitian Waktu +, tempat +
3 Populasi sumber +
4 Teknik sampling -
5 Kriteria inklusi +
6 Kriteria eksklusi +
7 Perkiraan dan perhitungan besar sampel
-
8 Perincian cara penelitian +
9 Blind -
10 Uji statistik ( p < 0,05)
11 Program komputer +
12 Persetujuan subjektif -
No. Kriteria Ya (+),tidak (-)
1 Jumlah subjek +
2 Tabel karakteristik subjek +
3 Tabel hasil penelitian +
4 Komentar dan pendapat penulis ttg hasil
+
5 Tabel analisis data dengan uji +
No. Kriteria Ya (+), tidak (-)
1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah +
2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan jelas
+
3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya
+
4 Pembahasan sesuai landasan teori +
5 Keterbatasan penelitian -
6 Simpulan utama +
7 Simpulan berdasarkan penelitian +
8 Saran penelitian +
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
Terima Kasih