belajar interaksi
DESCRIPTION
banget bagetTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam dunia pendidikan, mata pelajaran Biologi tergolong mata
pelajaran yang sulit. Hal ini terlihat dari hasil atau nilai tes yang diperoleh siswa
menunjukkan nilai yang kurang memuaskan. Seiring dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, pemerintah telah berupaya untuk dapat
meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan cara pengubahan kurikulum,
penggunaan metode baru dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Namun hasil
yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan terutama matematika.
Metode dan kurikulum merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi siswa yang berasal dari luar. Selain itu, faktor yang berasal dari dalam diri
siswa juga sangat berpengaruh yaitu aktivitas belajar, kemampuan awal, minat,
dan lain sebagainya.
Mutu pendidikan ditingkatkan dengan memperbaiki mutu pembelajaran.
Dimana pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara kegiatan belajar
yang dilakukan siswa dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru.
Mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi juga
menciptakan situasi yang dapat membawa siswa belajar aktif untuk mencapai
perubahan tingkah laku. Namun pada praktiknya banyak dijumpai guru yang
gagal membawa siswanya belajar, mungkin dikarenakan penggunaan metode
pembelajaran yang tidak tepat. Guru yang mengajar seolah-olah hanya dia yang
1
paling tahu dan menguasai, menjawab semua soal dan pertanyaan yang diajukan
olehnya ataupun siswanya untuk berinteraksi dalam menjawab akan mengesankan
bahwa yang belajar bukannya siswa tetapi guru. Matematika yang diajarkan di
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah atau yang biasa disebut matematika
sekolah berbeda dengan matematika sebagai ilmu. Matematika sekolah terdiri atas
bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan
dan membentuk pribadi siswa serta berpedoman pada perkembangan IPTEK. Atas
dasar hal tersebut guru seharusnya dapat mengajar tidak hanya sekedar
menyampaikan materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan
nilai-nilai matematika dalam diri siswa. Hasil akhir yang diharapkan dari belajar
matematika adalah dapat membawa siswa dalam mencapai kedewasaan baik
dalam berfikir, bersikap, dan bertindak, bukannya putus asa jika tidak bisa
mengerjakan dengan benar dan tidak bisa memahami konsep dengan cepat.
Pada proses belajar mengajar matematika, suatu metode pembelajaran
belum tentu cocok untuk setiap materi pokok yang ada. Dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang berlaku sekarang ini terdapat beberapa metode
yang dapat dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran
diantaranya Student Team Achievement Division (STAD), Problem Based
Learning (PBL), Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK), dan
sebagainya. Pada proses belajar mengajar guru dihadapkan pada siswa dengan
aktivitas belajar yang berbeda-beda dalam belajar matematika. Belajar pada
prinsipnya adalah perbuatan untuk mengubah tingkah laku, sehingga belajar
adalah aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung
2
dengan baik. Begitu pula dengan belajar matematika diperlukan aktivitas belajar,
karena belajar matematika adalah belajar konsep dari yang sederhana sampai yang
bersifat kompleks. Namun pada kenyataannya karena terbatasnya waktu,
pembelajaran matematika sekarang ini masih banyak bertumpu pada aktivitas
guru dimana siswa masih dibatasi aktivitasnya berdasarkan perintah guru. Hal ini
menyimpang dari arti belajar yang sebenarnya, akibatnya hasil belajar matematika
siswa kurang memuaskan. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah
materi Limit Fungsi yaitu pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar. Hal ini
dapat dilihat dari nilai ulangan siswa yang rata-ratanya masih rendah. Pada materi
ini siswa mengalami kesulitan dalam menghitung nilai limit fungsinya. Dalam
menentukan limit fungsi aljabar di suatu titik dan di titik tak terhingga siswa
kesulitan untuk memilih cara mana yang sesuai untuk menyelesaikan soal karena
belum bisa mencermati bentuk-bentuk soalnya. Selain itu siswa juga kesulitan
dalam memfaktorkan, mengalikan dengan faktor sekawan, membagi dengan
pangkat tertinggi, dan mengaplikasikan sifat-sifat limit fungsi untuk mencari nilai
limit suatu fungsi.
Untuk mengatasi hal ini, penulis tertarik untuk menerapkan metode
Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) pada sub pokok bahasan Limit
Fungsi Aljabar. Di dalam metode ini kelas disusun atas kelompok-kelompok kecil
yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan kemampuan berbeda yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Siswa diharapkan dapat bekerja sama dalam kelompok
tersebut dan bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok yang
diberikan oleh guru. Adapun aktivitas siswa antara lain mengikuti penjelasan guru
3
secara aktif, bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok,
memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong anggota
kelompok untuk berpartisipasi secara aktif, berdiskusi, dan sebagainya. Kelebihan
dari metode PISK ini adalah siswa akan lebih memahami apa yang diperolehnya,
karena siswa mencari sendiri pengetahuan tentang materi tersebut. Selain itu,
siswa dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya sehingga
dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam KBM. Dengan kelebihan-
kelebihan yang dimiliki oleh metode PISK tersebut diharapkan dapat memberikan
solusi yang baik untuk mengatasi kesulitan siswa khususnya pada sub pokok
bahasan Limit Fungsi Aljabar sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa, meningkatkan prestasi belajar, dan penyimpanan materi pelajaran lebih
lama. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti apakah penggunaan
metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) ditinjau dari aktivitas
belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik khususnya
mata pelajaran matematika pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat muncul
masalahmasalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagi seorang guru, mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan
tetapi juga menciptakan situasi yang dapat membawa siswanya belajar,
namun pada praktiknya banyak dijumpai guru yang gagal membawa
siswanya belajar yang mungkin dikarenakan penggunaan metode
4
pembelajaran yang tidak tepat. Terkait dengan hal ini, dapat diselidiki
apakah jika metode pembelajaran guru matematika diubah dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Matematika sekolah berbeda dengan matematika sebagai ilmu, sehingga
guru dalam mengajar seharusnya tidak hanya sekedar menyampaikan
materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai
matematika dalam diri siswa. Sehubungan dengan hal ini, dapat diteliti
apakah jika guru dalam mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan
materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai
matematika dalam diri siswa akan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
3. Limit Fungsi Aljabar masih dipandang sebagai materi yang sulit oleh
siswa. Hal ini dikarenakan guru dalam mengajarkan Limit Fungsi Aljabar
menggunakan metode konvensional sehingga siswa pasif dalam belajar.
Sehubungan dengan hal ini dapat diteliti apakah jika guru mengganti
metode konvensional dengan pembelajaran kooperatif dalam mengajarkan
Limit Fungsi Aljabar, siswa dapat aktif belajar sehingga prestasi belajar
siswa akan meningkat.
4. Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru
dimana siswa masih dibatasi aktivitasnya oleh perintah guru, akibatnya
hasil belajar matematika siswa kurang memuaskan. Terkait dengan hal
ini, dapat diteliti apakah benar bahwa rendahnya prestasi belajar
matematika disebabkan oleh rendahnya aktivitas belajar siswa.
5
C. Pemilihan Masalah
Suatu hal yang tidak mungkin untuk melakukan penelitian dengan banyak
pertanyaan penelitian dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini hanya akan dicoba untuk meneliti masalah penelitian yang pertama, ketiga, dan
keempat yaitu yang terkait dengan perbaikan metode pembelajaran dalam
mengajarkan sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar dan aktivitas belajar siswa.
D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis akan membatasi masalah
tersebut sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan ada dua yaitu metode konvensional
untuk kelas kontrol dan metode Pembelajaran Interaktif Setting
Kooperatif (PISK) untuk kelas eksperimen.
2. Aktvitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar
matematika yang dibedakan dalam tiga kategori yaitu aktivitas belajar
tinggi, sedang, dan rendah.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, secara tegas dapat dirumuskan
masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) dapat
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode
konvensional pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?
6
2. Apakah aktivitas belajar matematika siswa yang tinggi dapat
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada
aktivitas belajar siswa yang sedang dan rendah pada sub pokok bahasan
Limit Fungsi Aljabar?
3. Apakah ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan
aktivitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika
siswa pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?
Guru merupakan kunci utama dalam mencapai kualitas pembelajaran.
Untuk itu guru harus memahami bagaimana seharusnya mengajar, sehingga
pelaksanaaan pembelajaran lebih berkwalitas dan bermakna bagi peserta didik.
Selain harus memahami kerakteristik peserta didik yang memiliki perbedaan
individu (individual different, multiple intelegence/ kecerdasan
majemuk,psikologi, teori-teori belajar, manajemen kelas,dll. Seorang guru harus
juga harus menguasai model-model pembelajaran yang membuat anak belajar.
Dalam melaksanakan KTSP, guru seharusnya melakukan inovasi-inovasi
pembelajaran yang mengubah sistem belajar dari teacher centre menjadi students
centre. Artinya, bahwa guru hanyalah sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran. Siswa di tuntut membangun sendiri pengetahuan yang telah
dimiliknya (teori kontrukstivisme). Untuk membuat anak-anak belajar dan ada
unsur learning community (masyarakat belajar)di dalam pembelajaran, maka
guru berusaha agar terjadi interaksi antar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran yang kooperatif (cooperatif learning). Berikut ini merupakan
7
sebagian dari model-model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dan
dikembangkan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran yang bermutu.
8
BAB II
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF
(INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION)
A. Model Pembelajaran Interaktif
Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatn. Sunarwan (1991)
dalam Sobry Sutikno (2004 :15) mengartikan model merupakan gambaran tentang
keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana
atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi
petunjuk kepada mengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian
menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen,
1992).
9
Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas,
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur
sehingga kurang terfokus.
Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan
mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu
struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan
pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen,
1992:48-50).
Model pembelajaran interaktif memiliki lima langkah. Langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Interaktif diawali dengan :
1) persiapan, sebelum pembelajaran dimulai guru menugaskan siswa untuk
membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk
menceritakan tentang hewan peliharaannya masing-masing.
2) kegiatan penjelajahan, pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh
mengamati hewan-hewan peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba,
mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan.
3) pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya.
4) penyelidikan, guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih
jauh. Misalnya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang
tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya,
dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bagaimana kebersihannya.
10
5) refleksi, pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan
mereka, dilakukan pembandingan antara hewan peliharaan dengan hewan
liar untuk memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal
yang masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat
memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar
siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar mereka seperti buku dan
tas sekolahnya.
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa
belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba
menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan
observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis
dan aktif belajar.
C. Kerja Kelompok
Suatu strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan IPA yang berupaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan pada
saat yang sama meningkatkan prestasi akademiknya. Disamping itu kerja
kelompok dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit sambil
pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk menumbuhkan kemauan kerja
sama dan kemauan membantu teman. Kerja kelompok memungkinkan siswa lebih
terlibat secara aktif dalam belajar karena ia mempunyai tanggung jawab belajar
yang lebih besar dan memungkinkan berkembangnya daya kreatif dan sifat
kepemimpinan pada siswa. Sedangkan peran guru lebih ditekankan sebagai
11
organisator kegiatan belajar-mengajar, sumber informasi bagi siswa, pendorong
bagi siswa untuk belajar, serta penyedia materidan kesempatan belajar bagi siswa.
Guru harus dapat mendiagnosa kesulitan siswa dalam belajar dan dapat
memberikan bantuan kepadanya sesuai dengan kebutuhannya.
D. Pengertian Belajar Belajar
Merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan
lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup
(survived). Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari
belum mampu menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu waktu tertentu.
Perubahan yang itu harus secara relative bersifat menetap (permanent) dan tidak
hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga
pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Hal
lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi
karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan
dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan
(kematangan).
E. Kreativitas
Dewasa ini istilah kreativitas atau daya cipta sering digunakan dalam kegiatan
manusia sehari-hari, sering pula ditekankan pentingnya pengembangan kreativitas
baik pada anak didik, pegawai negeri maupun pada mereka yang berwiraswasta.
12
Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu
produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin saja
gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya,
kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, atau
hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antara hal-hal
atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya.
Seorang anak kecil asyik bermain dengan balok-balok yang mempunyai bentuk
dan warna yang bermacam-macam, setiap kali dapat menyusun sesuatu yang baru,
artinya baru bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah membuat hal yang
semacam itu. Anak ini adalah anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang
hanya membangun sesuatu jika ada contohnya.
Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran, Gordon dalam Joice and
Weill (1996) dalam E. Mulyana (2005 : 163) mengemukakan empat prinsip dasar
sinektik tentang kraetivitas. Pertama, kreativitas merupakan sesuatu yang penting
dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses
kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru.
Lebih jauh Gordon Menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Kedua, proses kreatif
bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat diekspresikan dan mungkin
membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara
tradisional, kreativitas didorong pleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk
mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di
13
sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua
bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu,
penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir
kraetif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan
kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai implementasinya,
keempat komponen ini membentuk pembelajaran yang utuh.
A. Conceptual Focus,
yaitu pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada pemahaman
konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi matematik. Pada
tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian fenomena-
fenomena yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
B. Classroom Interaction
merupakan tahapan model ICI yang kedua. Pada tahapan ini
dilibatka interaksi-interaksi kelas. Siswa dibentuk menjadi kelompok-
kelompok yang heterogen. Tahapan ini didasari premis bahwa pembuatan
makna merupakan dialog antar komunitas kelas untuk megembangkan
gagasan melalui proses berpikir. Dalam interaksi kelas, terjadi
pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.
C. Research-Based Materials.
Pertanyaan dan jawaban pada tahap Conceptual focus digunakan
dalam pembuatan makana. Ulangan berbasis penelitia berfungsi
mengembangkan pemahaman siswa. Ulangan berbasis penelitian juga
merupakan alat diagnostic, yaitu asesmen yang dapat mengukur
14
pemahaman siswa. Tahapan ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam
pembelajaran lebih lanjut.
D. Use of texts.
Penggunaan buku teks dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan
buku teks dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses
berpikir, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir
inti, dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi
dengan pengetahuan yang didapat pada buku.
F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Examples Non Examples
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
15
2. Picture and Picture
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
3. Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
16
6. Kesimpulan
4. COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif :
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
1. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
2. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
3. Penutup
17
5. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap
tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya.
1. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa
bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan
tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama
mereka
2. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
3. Kesimpulan
6. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
18
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
8.JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN,
SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
19
8. Penutup
9.PROBLEM BASED INTRUCTION(PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH)
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
10. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang
20
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup
11. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
21
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
12. MAKE – A MATCH : MENCARI PASANGAN (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup
13. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
22
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang)
dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para
siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup
14. DEBATE
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya
kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh
kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota
kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh
kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa
mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide
dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
23
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
15. ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario
yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja
untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
16. GROUP INVESTIGATION
Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
24
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup
17. TALKING STICK
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa
menutup bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
25
7. Penutup
18. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya
atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang
baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula.
19. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok
26
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup
20. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
misalnya melalui bagan/peta konsep.
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6. Penutup
21. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
27
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-
masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam
kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau
benar diisi tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal
harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup
22. DEMONSTRATION
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
didemontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan.
28
23. EXPLICIT INTSRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG)
(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
24. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
(CIRC) : KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
(STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
29
25. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN
BESAR) OLEH SPENCER KAGAN
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
menghadap ke dalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan
dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa
yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah
jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya
26. TEBAK KATA
MEDIA :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang
mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau
ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
30
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
1. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu
yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
2. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang
tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempelkan di dahi atau telinga.
3. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu
boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh
mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawabannya.
4. Dan seterusnya
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi
Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
31
27. WORD SQUARE
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai kompetensi yang ingin dicapai
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Contoh Kotak Jawaban
T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
32
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T
CONTOH SOAL :
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan
cara ….
2. … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang … saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut ….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau
jasa disebut nilai ….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing
disebut ….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai ….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual
beli disebut motif ….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke
bank untuk membayar sejumlah uang disebut ….
28. SCRAMBLE
33
MEDIA :
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Buat jawaban yang diacak hurufnya.
Langkah-langkah :
1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh .
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara
…
2. ... digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ... saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai ...
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa
disebut nilai ...
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing
disebut ...
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai ...
8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli
disebut ...
9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank
untuk membayar sejumlah uang disebut
. TARREB .............
34
Contoh : Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A.
2. GANU ................
3. TRASEK ............
4. KISTRINI ...........
5. LIRI ...................
6. SRUK ................
7. MINALON ..........
8. SAKSITRAN .......
9. KEC ..................
28. TAKE AND GIVE
MEDIA :
1. Kartu ukuran ± 10 x 15 cm sejumlah peserta. Tiap kartu berisi sub materi
(yang berbeda dengan kartu yang lainnya), materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
2. Kartu contoh sejumlah peserta didik
CONTOH Kartu
NAMA PESERTA DIDIK :
SUB MATERI :
NAMA YANG DIBERI
1.
2
3.
4. dst.
35
Langkah-langkah :
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-
masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
4. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya
pada kartu contoh.
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing (take and give).
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang
tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8. Kesimpulan
29. CONSEPT SENTENCE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
4. Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan
minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
36
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu
oleh Guru.
7. Kesimpulan.
30. COMPLETE SENTENCE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh
membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum
lengkap (lihat contoh).
5. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban
yang tersedia.
6. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta
didik membaca sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan
31. TIME TOKEN (ARENDS 1998)
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,
untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
37
2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa
diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap
bebicara satu kupon.
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih
pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
5. Dan seterusnya
32. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan
pemikiran anggota lainnya
Caranya………….?
1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan
memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang
mereka kerjakan
1. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
2. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah
perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
33. TARI BAMBU
Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok
untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi
antar siswa
38
Caranya?
1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri
berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas.
Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara
yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena
diperlukan waktu relatif singkat.
2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran
pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser.
Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk
berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan
34. DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) SPENCER
KAGAN 1992
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lainnya.
Caranya :
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua
kelompok yang lain
39
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja
dan informasi ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
40
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatn. Sunarwan
(1991) dalam Sobry Sutikno (2004 :15) mengartikan model merupakan
gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model
mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur
materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada mengajar di kelas dalam
setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
2. Suatu strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan IPA yang berupaya
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir
kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi akademiknya.
Disamping itu kerja kelompok dapat membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit sambil pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk
menumbuhkan kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman.
41
B. Saran
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional,dan
pembelajaran interaktif menjadi alternative pembelajaran IPA untuk
meningkatkanprestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk
memperbaiki dan meningkatkankualitas pembelajaran yang disesuaikan
dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dankondisi pembelajaran. Guru
mempunyai kemampuan dalam merancang modelpembelajaran interaktif
yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya
dalampembelajaran IPA.
42
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Lanjutan
Pertama. (2003).Pendekatan Kontekstual (Centered Teaching and
Learning). Jakarta.
Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production.
Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung :
Andira.
Knowles, M. (1975). Self Directed Learning. Chicago : Follet
Publishing Company.
Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
43