belll palsy ageng

4
Saraf XII : lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan mengalami kelumpuhan dan pengecapan pada 2/3 lidah sisi kelumpuhan kurang tajam. 4. Sistem motorik Bila tidak melibatkan disfungsi neurologis lain, kekuatan otot normal, kontrol keseimbangan dan koordinasi pada Bell’s palsy tidak ada kelainan. 5. Pemeriksaan refleks Pemeriksaan refleks dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum atau periosteum derajat refleks pada respons normal. 6. Gerakan involunter Tidak ditemukan adanya tremor, kejang dan distonia. Pada beberapa keadaan sering ditemukan Tic fasialis. 7. Sistem sensorik Kemampuan penilaian sensorik raba, nyeri dan suhu tidak ada kelainan. B4 (Blader) Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume haluaran urine, hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.

Upload: davi-d-self

Post on 15-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Belll Palsy Ageng

        Saraf XII              : lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.

Indra pengecapan mengalami kelumpuhan dan pengecapan pada 2/3 lidah sisi kelumpuhan

kurang tajam.

4.      Sistem motorik

Bila tidak melibatkan disfungsi neurologis lain, kekuatan otot normal, kontrol keseimbangan dan

koordinasi pada Bell’s palsy tidak ada kelainan.

5.      Pemeriksaan refleks

Pemeriksaan refleks dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum atau periosteum derajat refleks

pada respons normal.

6.      Gerakan involunter

Tidak ditemukan adanya tremor, kejang dan distonia. Pada beberapa keadaan sering ditemukan

Tic fasialis.

7.      Sistem sensorik

Kemampuan penilaian sensorik raba, nyeri dan suhu tidak ada kelainan.

        B4 (Blader)

Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume haluaran urine,

hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.

        B5 (bowel)

Mulai sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung. Pemenuhan

nutrisi pada klien bell’s palsy menurun karena anoreksia dan kelemahan otot-otot pengunyah

serta gangguan proses menelan menyebabkan pemenuhan via oral menjadi berkurang.

        B6 (Bone)

Penurunan kekuatan otot dan penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas klien secara

umum. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien lebih banyak dibantu oleh orang lain.

C.     Penatalaksaan medis

Page 2: Belll Palsy Ageng

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan tonus otot wajah dan untuk

mencegah atau meminimalkan denervasi. Klien harus diyakinkan bahwa keadaan yang tejadi

bukan stroke dan pulih dengan spontan dalam 3-5 minggu pada kebanyakan klien.

Terapi kortikosteroid (prednison) dapat diberikan untuk menurunkan radang dan edema,

yang pada gilirannya mengurangi kompresi vaskuler dan memungkinkan perbaikan sirkulasi

darah ke saraf tersebut. Pemberian awal terapi kortikosteroid ditujukan untuk mengurangi

penyakit semain berat, mengurangi nyeri dan membantu mencegah atau meminimalkan

denervasi.

Nyeri wajah dikontrol dengan analgesik. Kompres panas pada sisi wajah yang sakit dapat

diberikan untuk meningkatkan kenyamanan dan aliran darah sampai ke otot tersebut.

Stimulasi listrik dapat diberikan untuk mencegah otot wajah menjadi atrofi. Walaupun

banyak klien pulih dengan pengobatan konservatif, namun eksplorasi pembedahan pada saraf

wajah dapat dilakukan pada klien yang cenderung mempunyai tumor atau untuk dekompresi

saraf wajah melalui pembedahan untuk merehabilitasi keadaan paralisis wajah.

Pendidikan klien, Mata harus dilindungi karena paralisis lanjut dapat menyerang mata.

Sering kali, mata klien tidak dapat menutup dengan sempurna dan refleks berkedip terbatas

sehingga mata mudah diserang binatang kecil dan benda-benda asing. Iritasi kornea dan luka

adalah komplikasi potensial pada klien ini. Kadang-kadang keadaan ini mengakibatkan

keluarnya air mata yang berlebihan (epifora) karena karatitis yang disebabkan oleh kornea kering

dan tidak adanya refleks berkedip. Penutup mata bagian bawah menjadi lemah akibat

pengeluaran air mata. Untuk menangani masalah ini, mata harus ditutup dengan melindunginya

dari cahaya silau pada malam hari. Potongan mata dapat merusak kornea, meskipun hal ini juga

disebabkan beberapa kerusakan dalam memperthankan mata tertutup akibat paralisis parsial.

Benda-benda yang dapat digunbakan pada mata pada saat tidur dapat diletakkan diatas mata agar

kelopak mata menempel satu dengan yang lainnya dan tetap menutup selama tidur.

Klien diajarkan untuk menutup kelopak mata yang mengalami paralisis secara manual

sebelum tidur. Gunakan penutup mata dengan kacamata hitam untuk menurunkan penguapan

normal dari mata. Jika saraf tidak terlalu sensitf, wajah dapat di masase beberapa kali sehari

untuk mempertahankaan tonus otot.tekhnikj untuk masae wajah adalah dengan gerakan lembut

keatas. Latihan wajah seperti mengherutkan dahi, mengembungkan pipi keluar, dan bersiul dapat

Page 3: Belll Palsy Ageng

dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan teratur untuk mencegah atropi otot.

Hindari wajah terkena udara dingin.

D.    Diagnosa keperawatan

1.         Gangguan konsep diri (citra diri) yang berhubungan dengan perubahan bentuk wajah karena

kelumpuhan satu sisi pada wajah.

2.         Cemas yang berhubungan dengan prognosis penyakit dan perubahan kesehatan.

3.         Kurangnya pengetahuan perawatan diri sendiri yang berhubungan dengan informasi yang

tidak edekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan.