bell’s palsy

38
Bell’s Palsy Linda. S

Upload: lindasunda

Post on 04-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bell's palsy

TRANSCRIPT

Bells PalsyLinda. S

DefinisiKelumpuhan akut N. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya (Sir Charles Bell 1821)Keadaan paresis atau kelumpuhan akut dan idiopatik akibat disfungsi nervus facialis periferKelumpuhan fasialis primer akibat proses nonsupuratif, non neoplastik, non degeneratif primer maupun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian n fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proximal dari foramen tersebut, mulainya akut dan dapat sembuh sendiri

EpidemiologiMenempati urutan ke tiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial akutInsidensi : 15-30 kasus per 100.000 populasiDi AS : 23 kasus per 100000 orang, 63% mengenai wajah ssi kananPerbandingan jenis kelamin samaMengenai semua umur, namun sering terjadi umur 15-50 tahunAnatomi

EtiologiIdiopatik : Faktor diduga berperan: sesudah bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka, tidur di lantai, hipertensi, stress, hiperkolesterolemia, DM, vaskuler, gangguan imunologi, faktor genetikKongenitalAnomali kongenital (sindrom Moebius)Trauma lahir (fraktur, perdarahan)DidapatTraumaProses intrakranial (tumor, radang, perdarahan)Proses di leher menekan prosesus stilomastoideusInfeksi (otitis media, herpes zoozter, herpes simplex, mumps virus, rubella)Penyebab : edema dan iskemia akibat penekanan (kompresi) nervus fasialisHSV diyakini penyebab bells palsy, karena telah diidentifikasi HSV pada ganglion geniculata

EtiologiAda 4 teori :Teori iskemia vaskulerGangguan sirkulasi darah di kanalis fasialis2. Teori infeksi virusHSV yang terjadi karena reaktivasi HSV (khususnya tipe 1)3. Teori herediterKanalis fasialis yang sempit pada keturunan / keluarga, sehingga predisposisi paresis n fasialis4. Teori imunologiReaksi imunologi terhadap infeksi virus yang timbul sebelumnyaHingga kini belum ada kesesuaian pendapat. Teori yang dianut sekarang yaitu teori vaskuler.Infeksivasodilatasi vaskuler di antara N VII dan dinding kanalis Iskemia primer N VIIgangguan mikrosirkulasi intraneuraliskemia sekundergangguan N VIIPerubahan patologik pada n VII :Tidak ditemukan perubahan patologik kecuali edemaTerdapat demielinisasi atau degenerasi myelinTerdapat degenerasi aksonSeluruh jaringan saraf dan penunjang rusak

Gejala KlinisPada anak 73% didahului infeksi saluran nafas atas yang erat hubungannya dengan cuaca dingin, nyeri, pegal, linu, dan rasa tak enak pada telinga diikuti kelumpuhan otot wajahNyeri, pegal linu, rasa tidak enak di telinga merupakan gejala awal

Kelopak mata tidak dapat menutup bola mata pada sisi yang lumpuh (lagofthalmus)Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata berputar ke atas bila memejamkan mata : Bells signSudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang lumpuh dan mencong ke sisi yang sehat Waktu diam :Kerutan dahi hilangAlis lebih rendahCelah mata lebih besarLipatan nasolabial hilangBentuk lubang hidung tidak simetrisWaktu gerak :Tidak dapat mengangkat alisTidak dapat mengerutkan dahi Tidak dapat menutup mata Tidak dapat meringisTidak dapat menggembungkan pipiTidak dapat bersiulTidak dapat menegangkan otot platismaBila mencucu deviasi ke arah sehat

Letak LesiBerkurangnya lakrimasiHilang refleks stapedialAugesia (pengecapan)Supragenikular+++Infragenikular suprastapedial-++Infrastapedial suprakordal--+Infrakordal--_Tanda dan Gejala sesuai lokasi lesi1. Lesi diluar foramen stilomastoideusMulut tertarik ke sisi mulut yang sehat Makanan terkumpul di antar pipi dan gusiSensasi dalam (deep sensation) di wajah menghilangLipatan kulit dahi menghilangJika mata yang terkena tidak tertutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus2. Lesi di kanalis fasialis (melibatkan corda thympani)Gejala sama pada (1) Hilangnya ketajaman pengecap lidah, 2/3 depanHilang pengecapan menunjukkan keterlibatan nervus intermedius, sekaligus lesi di daerah antara pons dan titik dimana corda tympani bergabung dengan nervus fasialis di kanalis fasialisSalivasi di sisi di sisi yang terkena berkurang3. Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius)Gejala 1 dan 2 Hiperakusis4. Lesi setinggi ganglion genikulatumGejala 3 Gangguan sekresi kelenjar hidung Gangguan kelenjar air mata (lakrimasi)5. Lesi porus akustikus internusGejala 4Gangguan pada nervus VIIIPenegakan DiagnosisAnamnesisNyeri postaurikularAliran air mataPerubahan rasaMata keringHyperakusisRiwayat pekerjaan, aktofitas malam hari di ruangan terbukaRiwayat ISPA, otitis, herpesPemeriksaan fisikTes lakrimasiFungsi sensorik : glukosa 4%- manisAsam sitrat 1% : asamSodium Kloride 2,5% : asinQuinin HCl 0,075% - pahitTes refleks stapediusPemeriksaan fungsi motorik

Pemeriksaan laboratorium (tidak spesifik)Pemeriksaan radiologi

Diagnosis

Pemeriksaan neurologis ditemukan parese N VII tipe periferGerakan volunter yang diperiksa dianjurkan memakai skala Ugo Fisch untuk mengevaluasi kemajuan motorikKategori detailKategori globalSkorIstirahat200%30%70%100%061420Mengerutkan dahi100%30%70%100%03710Menutup mata300%30%70%100%092130Tersenyum300%30%70%100%092130Bersiul100%30%70%100%03710Penilaian kategori global :0% : asimetris komplit, tidak ada gerakan involunter30% : simetris, poor/ jelek, kesembuhan yang ada lebih dekat ke asimetris komplit daripada simetris normal70% : simetris, fair/ cukup, kesembuhan parsial yang cenderung ke arah normal100% : simetris, normal komplitNilai Ugo Fisch ScoreDerajad10070-9930-69