benzil violet 4bik.pom.go.id/v2016/katalog/asam nitrit.pdforgan sasaran: paru-paru, membran mukosa,...
TRANSCRIPT
ASAM NITRIT
NITRIC ACID
1. N a m a
Golongan
Asam, inorganik (1)
Sinonim / Nama Dagang (1,4)
Acid nitrique; Acido nitrico; Aqua fortis; Fuming nitric acid; WFNA; RFNA;
Hydrogen nitrate; Azotic acid; Nitryl hydroxide; Aquafortis hydrogen nitrate (EM
Science); HNO3
Nomor Identifikasi (1,3,6,7)
Nomor CAS : 7697-37-2
Nomor RTECS : QU5775000; QU5900000
Nomor EC (EINECS) : 231-714-2
Nomor UN : 2031
STCC : 4918528
ICSC : 0183
OHS : 16550
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Asam nitrit
Deskripsi (1,2,4)
Bentuk cairan tidak berwarna sampai berwarna kuning dengan bau tajam
(mengiritasi); Rumus molekul HNO3; Berat molekul 63,01; Titik didih 83oC;
Titik beku -42oC; Tekanan uap 47,9 mmHg pada 20oC; Berat jenis uap
(udara=1) 3,2; Mudah larut dalam air dingin dan panas, larut dalam dietil eter;
Ambang bau: 0,29 ppm; Berat jenis: 1,4
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1):
Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 2 = Reaktif
Klasifikasi EC (2,6,7):
C = Korosif
R8 = Bersinggungan/kontak dengan bahan yang menyala
dapat menimbulkan api.
R20 = Berbahaya jika terhirup
R34 = Menyebabkan terbakar
R35 = Menyebabkan terbakar hebat .
S23 = Jangan menghirup gas/asap/uap/spray (penamaan
yang layak ditunjukkan oleh produsen).
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan air yang
banyak dan cari pertolongan medis.
S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
S45 = Jika terjadi kecelakaan atau anda merasa tidak sehat,
jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah
sakit/puskesmas (dengan memperlihatkan label
kemasan)
3. Penggunaan
Asam nitrit secara komersial digunakan untuk produksi senyawa nitrat dan
nitro organik dan anorganik, dye intermediate, bahan peledak (seperti
nitrogliserin dan trinitrotoluen/TNT), dan senyawa organik lainnya (4,5);
digunakan dalam produksi semikonduktor, dalam proses elektroplating, dan
pembersihan logam (5); digunakan dalam produksi fungisida dan berbagai
produk farmasi (5); dapat digunakan untuk pembuatan pupuk (6); asam nitrat
encer juga digunakan untuk melarutkan logam (6).
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Luka bakar pada saluran napas, kulit,
mata, dan membran mukosa (1).
Bahaya fisik: Dapat mudah terbakar, dapat bereaksi hebat dengan air pada
temperatur dan tekanan normal (1).
Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran
pernapasan bagian atas, dan gigi (2).
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Luka bakar (1). Cairan atau semprotan bahan dapat menimbulkan kerusakan
jaringan pada membran mukosa saluran napas (2). Menghirup semprotan
bahan dapat mengakibatkan iritasi saluran napas, yang ditandai dengan batuk,
tersedak, dan napas pendek (2). Dapat berakibat fatal jika terhirup. Efeknya
dapat tertunda. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dengan rasa
terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, bersin, nafas pendek, dan edema
paru (3).
Kontak dengan kulit
Luka bakar (1). Dapat menimbulkan korosi dan iritasi pada kulit (2). Dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit terbakar. Dapat menyebabkan ulkus/luka kulit
yang dalam dan terpenetrasi(3).
Kontak dengan mata
Luka bakar (1). Dapat menimbulkan korosi dan iritasi mata (2). Cairan atau
semprotan bahan dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukosa
mata (2). Dapat menyebabkan luka bakar pada mata dan kontak langsung
dengan cairan bahan dapat menyebabkan hilangannya penglihatan dan
kerusakan permanen pada mata (3,7).
Tertelan
Luka bakar (1). Dapat menimbulkan korosi dan iritasi pada saluran cerna (2).
Cairan atau semprotan bahan dapat menimbulkan kerusakan jaringan pada
membran mukosa mulut (2). Dapat menyebabkan luka bakar dan perforasi
pada saluran cerna (7). Menyebabkan mulut dan faring terbakar. Mual, muntah,
diare, nyeri perut, kerusakan ginjal, dan kematian (3).
Paparan jangka panjang
Terhirup
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Paparan
berulang dapat menyebabkan bronkitis kronis, iritasi bronckhial, batuk,
pneumonia, dan kerusakan paru (3).
Kontak dengan kulit
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Paparan
jangka panjang dapat menyebabkan luka bakar dan ulkus pada kulit (2).
Kontak dengan mata
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1)
Tertelan
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Paparan
berulang dapat menyebabkan erosi gigi (3).
5. Stabilitas dan Reaktivitas
Reaktivitas : Dapat bereaksi dengan menimbulkan panas
saat kontak dengan air (1).
Stabilitas : Stabil, terdekomposisi jika kontak dengan udara,
cahaya, dan bahan organik (3).
Kondisi yang harus
dihindarkan
: Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah
terbakar. Jaga agar bahan tetap kering. Gas
berbahaya dapat terakumulasi di ruangan.
Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran
pembuangan air (1).
Bahan tak tercampurkan : Asam, bahan yang mudah terbakar, halokarbon,
amina, basa, bahan pengoksidasi, logam,
halogen, garam logam, oksida logam, bahan
pereduksi, peroksida, logam karbida, sianida (1)
Asam nitrit dengan (1)
Asam asetat : Dapat bereaksi eksplosif
Asetat anhidrida : Reaksi eksplosif akibat friksi atau
benturan/tumbukan
Aseton : Dapat bereaksi eksplosif
Asetonitril : Campuran eksplosif
4-Asetoksi-3-
metoksibenzaldehida
: Reaksi eksotermik
Akrolein : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Akrilonitril : Reaksi eksplosif pada 90oC
Akrilonitril-metakrilat
kopolimer
: Tidak tercampurkan
Alkohol : Mungkin terjadi reaksi hebat atau ledakan;
pembentukan senyawa eksplosif dengan
adanya logam berat
Alkanetiol : Reaksi eksotermik dengan kemungkinan reaksi
nyala
2-Alkoksi-1,3-dithia-2-
fosfolan
: Reaksi nyala
Alil alkohol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Alil klorida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Amina (alifatik atau
aromatik)
: Mungkin terjadi reaksi nyala
2-aminoetanol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
2-aminothiazol : Reaksi eksplosif
Amonia (gas) : Terbakar di lingkungan uap asam nitrit
Amonium hidroksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Amonium nitrat : Membentuk campuran eksplosif
Anilin : Dapat terbakar jika terjadi kontak
Anilinium nitrat : Membentuk larutan eksplosif
Resin penukar anion : Mungkin terjadi reaksi eksotermik hebat
Antimoni : Reaksi hebat
Arsin : Reaksi eksplosif
Arsin-boron tribromida : Oksidasi hebat
Basa : Bereaksi
Benzen : Reaksi eksplosif
Benzidin : Menyala spontan
Benzonitril : Mungkin terjadi ledakan
Turunan benzotiofen : Pembentukan senyawa yang dapat meledak
N-benzyl-n-etilanilin : Dekomposisi/pembusukan yang hebat
1,4-bis-(metoksimetil)
2,3,5,6-tetrametilbenzen
: Perkembangan gas
Bismut : Ledakan atau reaksi eksotermik yang kuat
1,3-bis(trifluorometil)
benzen
: Mungkin terjadi ledakan
Boron : Reaksi yang hebat disertai pijaran
Boron dekahidrida : Reaksi eksplosif
Boron fosfida : Reaksi nyala
Brom pentaflourida : Reaksi nyala
N-butil merkaptan : Reaksi nyala
N-butilraldehida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Kadmium fosfida : Reaksi eksplosif
Kalsium hipofosfit : Reaksi nyala
Karbon (lumat) : Reaksi hebat
Selulosa : Membentuk ester yang mudah terbakar
Klorat : Bereaksi
Klorin : Tidak tercampurkan
Klor triflourida : Reaksi hebat
Klorobenzen : Mungkin terjadi ledakan
4-kloro-2-nitroanilin : Membentuk senyawa eksplosif
Asam klorosulfonat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Batu bara : Campuran eksplosif
Selaput/pelapis (coating) : Rusak
Kresol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Krotonaldehida : Dekomposisi/pembusukan yang hebat disertai
nyala
Kumen : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Cupric nitride : Reaksi eksplosif
Cuprous nitride : Reaksi hebat
Sianat : Mungkin terjadi reaksi eksplosif
Sikloheksanon : Reaksi hebat
Sikloheksamin : Membentuk senyawa eksplosif
Siklopentadiena : Reaksi eksplosif
1,2-diaminoetanebis
(trimethylgold)
: Reaksi eksplosif
Diboran : Menyala spontan
Di-2-butoksietil eter : Reaksi dekomposisi/pembusukan yang hebat
2,6-di-t-butil fenol : Membentuk senyawa eksplosif
Dikloroetana : Membentuk campuran yang sensitif terhadap
panas dan goncangan
Dikloroetilena : Membentuk senyawa eksplosif
Diklorometana : Membentuk larutan eksplosif
Disiklopentadiena : Menyala spontan
Diena : Reaksi nyala
Dietilamino etanol : Mungkin terjadi ledakan
Dietil eter : Mungkin terjadi ledakan
3,6-dihidro-1,2,2H-
oksazin
: Interaksi eksplosif
Diisopropil eter : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Dimetilaminometilferosen : Terdekomposisi/pembusukan yang hebat jika
dipanaskan
Dimetil eter : Membentuk senyawa eksplosif
Dimetil hidrazin : Menyala jika terjadi kontak
Dimetil sufoksida + 1,4-
dioksan
: Ledakan
Dimetil sulfoksida + air
<14%
: Reaksi eksplosif
Dinitrobenzen : Bahaya eksplosif
Dinitrotoluena : Reaksi eksplosif
Dioksan + Asam perklorat : Mungkin terjadi ledakan
Difenil distiben : Oksidasi eksplosif
Difenil merkuri + karbon
disulfida
: Reaksi hebat
Difenil timah : Reaksi nyala
Dinatrium fenil ortofosfat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Divinil eter : Mungkin terjadi reaksi nyala
Epiklorohidrin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Etansulfonamid : Reaksi eksplosif
Etoksi-etilen ditiofosfat : Menyala jika terjadi kontak
m-etil anilin : Reaksi nyala
Etilen diamin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Etilen glikol : Membentuk campuran yang sensitif terhadap
panas dan goncangan
Etilenimin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
5-etil-2-metil piridin : Reaksi eksplosif
Etil fosfin : Reaksi nyala
5-etil-2-pikolin : Membentuk senyawa eksplosif
Besi oksida (serbuk) : Reaksi eksotermik yang kuat
Fluorin : Mungkin terjadi reaksi eksplosif
Asam format : Reaksi eksotermik disertai pelepasan gas toksik
2-formilamino-1-fenil-1,3-
propandiol
: Mungkin terjadi ledakan
Bahan bakar minyak
(terbakar)
: Ledakan
Fulminat : Bereaksi
Furfurilidin keton : Menyala jika terjadi kontak
Germanium : Reaksi hebat
Gliserol : Mungkin terjadi ledakan
Glioksal : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Heksalitium disilisida : Reaksi eksplosif
Heksametilbenzen : Mungkin terjadi ledakan
2,2,4,4,6,6–
Heksametiltritian
: Oksidasi eksplosif
Heksenal : Meledak pada pemanasan
Hidrazin : Reaksi hebat
Asam hidrazoik : Reaksi energetik
Hidrogen iodida : Reaksi nyala
Hidrogen peroksida : Membentuk campuran yang tidak stabil
Hidrogen peroksida dan
keton
: Membentuk produk yang eksplosif
Hidrogen peroksida dan
merkuri oksida
: Membentuk senyawa eksplosif
Hidrogen peroksida dan
tiourea
: Membentuk senyawa eksplosif
Hidrogen selenida : Reaksi nyala
Hidrogen sulfida : Reaksi pijar
Hidrogen telurida : Menyala dan mungkin terjadi reaksi eksplosif
Indan dan asam sulfat : Reaksi eksplosif
Isoprene : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Keton (siklik) : Reaksi hebat
Asam laktat + asam
hidroflorat
: Reaksi eksplosif
Litium : Reaksi nyala
Litium silisida : Reaksi pijar
Magnesium : Reaksi eksplosif
Magnesium + 2-nitroanilin : Dapat menyala jika terjadi kontak
Magnesium fosfida : Reaksi pijar
Magnesium silisida : Reaksi hebat
Campuran magnesium-
titanium
: Membentuk campuran yang sensitif terhadap
panas dan goncangan
Mangan (serbuk) : Berpijar dan mungkin terjadi ledakan
Mesitil oksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Mesitilen : Mungkin terjadi reaksi eksplosif
Logam : Reaksi hebat disertai ledakan atau nyala
Logam asetilida : Reaksi hebat atau reaksi eksplosif
Logam karbida : Reaksi hebat atau reaksi eksplosif
Logam sianida : Reaksi eksplosif
Logam ferisianida atau
ferosianida
: Reaksi hebat
Logam salisilat : Membentuk senyawa eksplosif
Logam tiosianat : Mungkin terjadi ledakan
2-Metilbenzimidazol +
Asam sulfat
: Mungkin terjadi reaksi eksplosif
2-Metilsikloheksanon : Reaksi eksplosif
2-Metil-5-etilpiridin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Metil tiofen : Reaksi nyala
Neodimium Fosfida : Reaksi hebat
Nikel tetrafosfida : Reaksi nyala
Nitro aromatik
hidrokarbon
: Membentuk produk yang sangat eksplosif
Nitrobenzen : Reaksi eksplosif, terutama dengan adanya air
Nitrometana : Reaksi eksplosif
Nitronaftalen : Bahaya ledakan
Oksida non-logam : Reaksi eksplosif
Minyak : Peningnkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Bahan organik : Bahaya kebakaran dan ledakan
Substansi organik : Mungkin terjadi ledakan
Perklorat : Mungkin terjadi ledakan
Fenil asetilen + 1,1-
dimetilhidrazin
: Reaksi hebat
Garam asam dinatrium
fenil ortofosfat
: Membentuk produk yang eksplosif
Fosfin + oksigen : Menyala spontan
Fosfonium iodida : Reaksi nyala
Fosforus (uap) Menyala jika dipanaskan
Fosforus halida : Reaksi nyala
Fosforus tetraiodida : Reaksi hebat
Fosforus triklorida : Reaksi eksplosif
Asam ftalat : Mungkin terjadi reaksi eksplosif
Anhidrida ftalat : Reaksi eksotermik dan membentuk produk
eksplosif
Pikrat : Bereaksi
Plastik : Rusak
Polialkena : Reaksi kuat
Polidibromosilan : Reaksi eksplosif
Turunan poli (etilen
oksida)
: Mungkin terjadi ledakan
Polipropilen : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Poli (sililen) : Menyala
Poliuretan (busa) : Reaksi hebat
Kalium hipofosfit : Reaksi eksplosif
Kalium fosfinat : Meledak pada evaporasi
B-propiolakton : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Propiofenon + asam
sulfat
: Reaksi eksotermik pada suhu di atas -5oC
Propilen glikol + asam : Campuran eksplosif
hidroflorat + perak nitrat
Propilen oksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Piridin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Pirokatekol : Menyala jika terjadi kontak
Bahan pereduksi : Mungkin terjadi ledakan atau reaksi nyala
Resorsinol : Mungkin terjadi ledakan
Karet : Reaksi hebat, mungkin terjadi ledakan
Selenium : Reaksi hebat
Selenium hidrida : Reaksi pijar atau nyala
Selenium iodofosfida : Reaksi eksplosif
Silikon : Reaksi hebat
Minyak silikon : Mungkin terjadi ledakan
Perak buten-3-inida : Meledak
Natrium : Menyala dengan spontan
Natrium azida : Reaksi eksotermik
Natrium hidroksida : Temperatur dan tekanan meningkat pada wadah
tertutup
Stibin : Reaksi eksplosif
Sukrosa (padat) : Reaksi hebat
Asam sulfamat : Reaksi hebat dengan adanya perkembangan
nitrogen oksida yang toksik
Sulfida : Bereaksi
Sulfur dioksida : Reaksi eksplosif
Sulfur halida : Reaksi hebat
Asam sulfat : Mungkin terjadi ledakan
Asam sulfat + gliserida : Reaksi eksplosif
Asam sulfurat + asam
tereftalat
: Reaksi hebat
Surfaktan + asam fosforat : Bahaya ledakan
Terpen : Menyala dengan spontan
Tetraboron : Reaksi eksplosif
Tetraboron dekahidrida : Reaksi eksplosif
Tetrafosfor
diiodotriselenida
: Reaksi eksplosif
Tetrafosfor iodida : Menyala jika terjadi kontak
Tetrafosfor tetraoksida
trisulfida
: Reaksi hebat
Tioaldehida : Reaksi hebat
Tioketon : Reaksi hebat
Tiofen : Reaksi eksplosif
Titanium : Membentuk senyawa yang sensitif terhadap
goncangan
Campuran titanium-
magnesium
: Mungkin terjadi ledakan jika terjadi tumbukan
Toluen : Reaksi hebat
Toluidin : Reaksi nyala
1,3,5- triasetilheksahidro-
1,3,5-triazin-
trifluoroasetat anhidrida
: Reaksi eksplosif
Triazin : Reaksi eksplosif yang hebat
Trikadmium difosfida : Reaksi eksplosif
Kompleks trietilgalium
monoetil eter
: Reaksi nyala
Trimetiltrioksan : Reaksi yang kuat
Tris (iodomerkuri) fosfin : Dekomposisi/pembusukan yang hebat
Tritioaseton : Reaksi eksplosif
Terpenten : Campuran eksplosif
Dimetil hidrazin tidak
simetris
: Menyala dengan spontan
Uranium : Reaksi eksplosif
Campuran uranium : Reaksi hebat
Uranium disulfida : Reaksi hebat
Campuran uranium-
neodimium
: Reaksi eksplosif
Vinil asetat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Vinilidin klorida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah
tertutup
Kayu : Mungkin menyala
P-silena : Reaksi kuat dengan adanya asam sulfat
Seng : Reaksi pijar
Seng Mungkin terjadi ledakan
Campuran zirkonium-
uranium
: Reaksi eksplosif
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal : oksida nitrogen (1).
Polimerisasi : Tidak akan berpolimerisasi (1).
6. Penyimpanan
Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku (1).
Lindungi dari kerusakan fisik (1).
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan (1).
Hindarkan kontak dengan cahaya (1) .
Jauhkan dari bahan yang bersifat asam, basa, dan bahan pereduksi (2).
Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi (2).
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia (1)
LDLo oral-manusia 430 mg/kg; LDLo tidak dilaporkan-manusia 110 mg/kg
Data pada hewan (1,7)
LC50 inhalasi-tikus 2500 ppm/1 jam (Dupont); LD50 oral-spesies yang tidak
spesifik 50–500 mg/kg (Dupont); TCLo inhalasi-tikus 1071/µg/m3/24 jam–84
hari secara terus menerus; LC50 inhalasi-tikus 260 mg/m3/30 menit; LC50
inhalasi-tikus 130 mg/m3/4 jam; LC50 inhalasi-tikus 67 ppm (NO2)/4 jam.
Efek lokal
Korosif: inhalasi, kulit, mata, tertelan (1).
Tingkat toksisitas Akut
Cukup toksik: inhalasi (1).
Kondisi medis yang diperburuk akibat paparan
Gangguan mata, gangguan pernapasan, gangguan kulit, dan alergi (1).
Data Karsinogenik (7)
Tidak terdaftar sebagai bahan karsinogenik berdasarkan ACGIH, IARC, NTP,
atau CA Prop 65.
Data Reproduksi
TDLo oral-tikus betina hamil 21150 mg/kg selama 1–21 hari secara terus
menerus; TDLo oral-tikus betina hamil 2345 mg/kg selama 18 hari secara terus
menerus (1).
Informasi Ekologi
Ekotoksisitas :
Toksisitas ikan: LC50 (kematian) Rainbow trout, Donaldson trout (Oncorynchus
mykiss) 2,8 ug/L selama 96 jam (1).
Toksisitas invertebrata: EC50 (imobilisasi) kutu air (Daphnia magna) 16 ug/L
selama 48 jam (1).
Biokonsentrasi: BCFD (residu) aquatic sowbug (Asellus aquaticus) 17560 ug/L
selama 30 jam (1).
Produk hasil biodegradasi: Bahaya produk hasil degradasi pada jangka
pendek kemungkinannya kecil, tetapi tingkat bahaya produk degradasi pada
jangka panjang dapat meningkat.
Toksisitas produk hasil biodegradasi: Produk hasil degradasi bersifat kurang
beracun dibandingkan produk asli.
8. Efek Klinis
Keracunan Akut
Terhirup (1)
Asam nitrat: Menghirup substansi asam dapat menyebabkan iritasi saluran
napas yang parah disertai batuk, tersedak, dan kemungkinan luka bakar pada
membran mukosa dengan warna kekuningan. Gejala awal lainnya meliputi
pusing, sakit kepala, mual, dan lemah. Edema paru dapat segera terjadi pada
paparan yang paling parah, tetapi lebih mungkin terjadi pada periode laten 5–
72 jam. Gejala yang timbul meliputi rasa sesak di dada, dispnea, pusing,
sputum/dahak yang berbusa, sianosis, hipotensi, lemah, denyut jantung cepat,
suara bising pada bronkial, dan hemokonsentrasi. Pada kasus yang tidak fatal,
pasien dapat sembuh setelah beberapa hari atau beberapa minggu, atau
membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dengan beberapa kali
relaps dan dispnea yang berlanjut, disertai tanda dan gejala insufisiensi paru.
Pada paparan yang berat, dapat terjadi kematian akibat anoksia dalam
beberapa jam setelah timbul onset/mula gejala edema paru atau relaps.
Kontak dengan kulit (1)
Asam nitrit: Kontak langsung dengan cairan atau uap dapat menyebabkan
rasa nyeri yang parah, luka bakar dan noda berwarna kekuningan. Kulit dapat
mengalami luka bakar yang dalam dengan bagian tepi yang tajam serta proses
penyembuhan berjalan lambat dan membentuk jaringan parut. Larutan asam
nitrit encer dapat menyebabkan iritasi ringan dan pengerasan epidermis tanpa
disertai kerusakan. Larutan asam pekat yang diaplikasikan pada 25% bagaian
kulit tikus menyebabkan peningkatan methemoglobin dan kadar nitrat dalam
darah..
Kontak dengan mata (1)
Asam nitrit: Kontak langsung substansi asam dengan mata dapat
menyebabkan nyeri dan lakrimasi, fotofobia, dan luka bakar, yang
kemungkinannya parah. Derajat luka tergantung pada konsentrasi dan durasi
kontak. Pada kasus luka bakar ringan, regenerasi epitelium dapat berlangsung
cepat dan mata sembuh seperti sedia kala. Pada kasus yang parah, tingkat
luka dapat tidak terlihat jelas dalam beberapa minggu, yang pada akhirnya
keseluruhan kornea dapat tervaskularisasi dan buram sehingga menimbulkan
kebutaan. Pada kasus terburuk, mata dapat mengalami kerusakan total. Asam
nitrit pekat dapat menyebabkan warna kuning pada mata setelah terjadi
kontak.
Tertelan (1)
Asam nitrit: Substansi asam dapat menyebabkan luka bakar disertai
perubahan warna menjadi kuning dan korosi membran mukosa mulut,
kerongkongan, dan esofagus. Dapat segera timbul nyeri dan kesulitan
menelan atau berbicara. Edema epiglotis dapat mengakibatkan pada
gangguan napas dan kemungkinan asfiksia. Dapat terjadi rasa haus, nyeri
epigastrik, mual, muntah, dan diare., Muntahan dapat mengandung darah
segar atau beku dan sobekan mukosa, tergantung pada korosi esofagus dan
gastrik. Dapat terjadi syok yang ditandai hipotensi, rasa lemah, denyut jantung
cepat, napas pendek, dan kulit lembab. Dapat terjadi kolaps pernapasan yang
jika tidak tertangani akan mengakibatkan gagal ginjal. Pada kasus yang parah,
dapat terjadi perforasi gastrik, dan pada derajat yang lebih rendah, dapat
terjadi perforasi esofagus dan peritonitis yang diikuti dengan demam dan
abdomen kaku. Penyempitan esofagus, gastrik, dan pilorus dapat terjadi dalam
beberapa minggu, namun dapat tertunda dalam hitungan bulan bahkan tahun.
Dapat terjadi kematian dalam waktu yang singkat mulai dari asfiksia, kolaps
sirkulasi atau aspirasi dalam hitungan menit. Kematian juga dapat diakibatkan
oleh peritonitis, pneumonia atau nefritis yang parah. Koma dan konvulsi
kadang dapat disembuhkan.
Keracunan Kronik
Terhirup (1)
Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan
erosi gigi, inflamasi dan perubahan ulseratif pada mulut, dan kemungkinan
nekrosis rahang. Dapat terjadi iritasi bronkial disertai batuk dan serangan
pneumonia bronkial yang cukup sering. Dapat pula terjadi gangguan
pencernaan.
Kontak dengan kulit (1)
Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan
dermatitis atau efek yang sama dengan paparan akut.
Kontak dengan mata (1)
Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan
konjungtivitis atau efek yang sama dengan paparan akut.
Tertelan (1)
Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi. Menelan substansi asam
secara berulang dapat menyebabkan inflamasi dan perubahan ulseratif pada
membran mukosa mulut dan efek lainnya seperti pada paparan secara tertelan
akut. Telah dilaporkan adanya efek reproduktif pada hewan.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (1,2)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Bila
diperlukan, gunakan kantong masker berkatup atau peralatan sejenisnya untuk
memberikan pernapasan buatan. Jaga agar pasien tetap hangat dan tenang.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (1,2)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan
tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit).
Untuk luka bakar, tutupi area yang terluka dengan kain yang steril, kering, dan
longgar. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata (1,2)
Segera cuci mata dengan air yang banyak dengan sesekali membuka kelopak
mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang
tertinggal. Lanjutkan irigasi dengan larutan garam normal sampai pasien siap
untuk dibawa ke rumah sakit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Tertelan (1,2)
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan setempat atau dokter. Jangan
membuat pasien yang tidak sadar mengalami muntah atau meminum cairan.
Pada pasien yang sadar dapat diberikan air minum atau susu dan dapat
dilakukan induksi muntah. Jika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih
rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien dalam
keadaan tidak sadar, posisikan kepala menghadap ke samping. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Berikan penngobatan simptomatik dan penunjang (7).
Jika terpapar bahan melalui inhalasi, pertimbangkan pemberian oksigen.
Hindarkan bilas lambung atau rangsang muntah (1).
Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik. Pengobatan yang dilakukan bersifat
simptomatik dan penunjang (4).
10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
d. Jika terjadi kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Kemungkinan
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin dan diguyur perlahan selama 15-20 menit
atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsultasikan ke dokter
mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 15 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah
dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirup uap bahan.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna(4)
- Pastikan pasien telah diberikan air minum yang cukup, (1–2 gelas bagi
orang dewasa, ¼ – ½ gelas untuk anak). Hati-hati dalam memberikan
air karena dapat meningkatkan risiko muntah, yang dapat menyebabkan
risiko esofagus terkena bahan korosif.
- Dekontaminasi saluran cerna tidak direkomendasikan.
- Karbon aktif tidak diindikasikan karena tidak menyerap bahan ini
dengan tepat dan dapat mengganggu visibilitas jika diperlukan
endoskopi.
- Aspirasi nasogastrik, irigasi gastrik dikontraindikasikan karena
manfaatnya belum signifikan, ada risiko perforasi selama intubasi
gastrik.
- Emesis dikontraindikasikan karena risiko paparan ulang dari bahan
korosif pada esofagus, dapat terjadi juga peningkatan tekanan
intraluminal karena emesis
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri(1)
Batas paparan asam nitrat (1):
2 ppm; 5,2 mg/m3 (sebagai STEL : 4 ppm; 10mg/m3) (ACGIH 1993-1994)
2 ppm (5 mg/m3)OSHA TWA;
4 ppm (10 mg/m3) OSHA STEL;
2 ppm (5 mg/m3) ACGIH STEL;
2 ppm (5 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA;
4 ppm (10mg/m3) NIOSH direkomendasikan STEL;
5 mg/m3 (2 ml/m3) DFG MAK 1 kali/shift.
Metode pengukuran: Tabung silika gel; Natrium bikarbonat/natrium
karbonat; kromatografi ion; NIOSH III # 7903, Asam anorganik (1)
Ventilasi: Sediakan penghisap udara setempat atau sistem ventilasi proses
tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan (1).
Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan
percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan
air deras dekat dengan area kerja (1).
Pakaian: Kenakan pakaian tahan bahan kimia yang memadai (1).
Sarung tangan : Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang memadai (1).
Respirator: Respirator dan batas maksimum konsentrasi penggunaan bahan
diperoleh dari NIOSH dan/atau OSHA (1):
25 ppm
Setiap respirator pemasok udara.
Setiap respirator kartrid kimia yang dilengkapi masker seluruh wajah dan
kartrid yang dapat melindungi terhadap paparan bahan.
Hanya sorbents yang tidak dapat teroksidasi yang boleh digunakan (bukan
arang).
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan
canister yang dapat melindungi terhadap paparan bahan.
Setiap peralatan pernapasan serba lengkap beserta masker seluruh wajah.
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah.
Escape:
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan
canister yang dapat melindungi terhadap paparan bahan.
Hanya sorbents yang tidak dapat teroksidasi yang boleh digunakan (bukan
arang).
Setiap jenis escape yang memadai dan dilengkapi peralatan pernafasan serba
lengkap.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan (1):
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah
dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain
berkombinasi dengan pasokan escape terpisah.
Setiap peralatan pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker
seluruh wajah.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Bahan
bersifat pengoksidasi. Dapat terbakar atau meledak jika kontak dengan bahan
yang tak tercampurkan (1).
Media pemadan kebakaran: Bahan kimia kering, soda abu (natrium karbonat),
air (1).
Kebakaran besar: Basahi dengan air. Gunakan air dari lokasi yang aman atau
jarak yang aman (1).
Pemadaman kebakaran: Pindahkan kontainer dari lokasi kebakaran jika hal ini
dapat dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Dinginkan kontainer setelah
kebakaran berhenti menggunakan semprotan air hingga kondisi membaik.
Pada kondisi kebakaran di kargo atau lokasi penyimpanan: Dinginkan
kontainer menggunakan air yang berasal dari pemadam kebakaran tanpa
awak atau yang menggunakan monitor sampai api padam. Jika hal tersebut
tidak mungkin dilakukan, maka lakukan hal berikut ini: Jauhkan orang yang
tidak berkepentingan dari lokasi kebakaran, isolasi daerah yang berbahaya,
dan beri tanda dilarang masuk. Biarkan api membakar (1).
13. Manajemen Tumpahan
Pelepasan di udara: Kurangi uap menggunakan semprotan air. Kumpulkan
limbah berbahaya untuk kemudian dibuang (1).
Pelepasan di tanah: Jerap bahan yang tumpah di kantung air dalam, gali area
penahan atau di antara pembatas kantung pasir. Buat bendungan untuk
kemudian dibuang. Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah
terbakar. Tambahkan bahan alkalin (kapur, batu kapur, natrium bikarbonat,
atau soda abu) (1).
Pelepasan di air: Netralisasi (1).
Pelepasan di tempat kerja: Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah
terbakar. Jangan sentuh tumpahan bahan. Kurangi uap dengan semprotan air.
Jangan masukkan air ke dalam wadah. Tumpahan yang sedikit: Basahi
dengan air. Tumpahan yang banyak: Buat tanggul untuk pembuangan.
Jauhkan orang yang tidak berkepentingan dari lokasi, isolasi daerah
berbahaya, dan beri tanda dilarang masuk (1).
14. Daftar Pustaka
1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926241 (diunduh April
2012)
3. http://nitricacidmsds.net/ (diunduh April 2012)
4. http://www.toxinz.com/Spec/2363443 (diunduh April 2012)
5. http://www.hpa.org.uk/webc/HPAwebFile/HPAweb_C/1194947349543
(diunduh April 2012)
6. http://www.chemicalbook.com/ProductChemicalPropertiesCB7687864_EN.
htm (diunduh April 2012)
7. http://www.nanotech.wisc.edu/CNT_LABS/MSDS/Acids/MSDS%20Nitric%2
0acid.pdf (diunduh April 2012)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------