berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf ·...

31
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.977, 2012 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Valuasi Ekonomi. Ekosistem Hutan. Panduan. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian nilai jasa lingkungan dan pengembangan pendayagunaan ekosistem hutan, maka pengelolaannya perlu memperhatikan manfaat ekologis ekosistem hutan; b. bahwa dalam rangka perencanaan pengelolaan ekosistem hutan berkelanjutan, perlu disusun panduan pengelolaan ekosistem hutan yang didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat langsung dan tidak langsung; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

Upload: danghanh

Post on 07-Jun-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.977, 2012 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP.Valuasi Ekonomi. Ekosistem Hutan. Panduan.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 15 TAHUN 2012

TENTANG

PANDUAN VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian nilai jasa lingkungandan pengembangan pendayagunaan ekosistem hutan,maka pengelolaannya perlu memperhatikan manfaatekologis ekosistem hutan;

b. bahwa dalam rangka perencanaan pengelolaanekosistem hutan berkelanjutan, perlu disusunpanduan pengelolaan ekosistem hutan yangdidasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaatlangsung dan tidak langsung;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup tentang Panduan Valuasi Ekonomi EkosistemHutan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5059);

Page 2: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 2

2. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas dan FungsiKementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugasdan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor16 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Lingkungan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUPTENTANG PANDUAN VALUASI EKONOMI EKOSISTEMHUTAN.

Pasal 1

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan panduan tentang tatacara valuasi ekonomi ekosistem hutan, sehingga pelindung dan pengelolaekosistem hutan dapat memperoleh nilai penting fungsi ekosistem hutan.

Pasal 2

Ruang lingkup panduan valuasi ekonomi ekosistem hutan terdiri atas:

a. pendahuluan;

b. ekosistem hutan;

c. metode valuasi ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup(SDALH);

d. tahapan valuasi ekonomi ekosistem hutan;

e. kerangka dan prosedur valuasi ekonomi ekosistem hutan; dan

f. contoh perhitungan.

Pasal 3

Panduan valuasi ekonomi ekosistem hutan sebagaimana tercantum dalamLampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri ini.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 3: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.9773

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 27 September 2012

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

REPUBLIK INDONESIA,

BALTHASAR KAMBUAYA

Diundangkan di Jakartapada tanggal 3 Oktober 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Biro Hukum dan Humas,

Page 4: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 4

LAMPIRANKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUPREPUBLIK INDONESIANOMOR 15 TAHUN 2012TENTANGPANDUAN VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu Sumber Daya Alam (SDA) yang mempunyaiperanan sangat penting di Indonesia, karena hampir sebagian besar wilayahIndonesia berupa hutan. Walaupun hutan merupakan SDA yang dapatdiperbaharui tetapi pemanfaatannya harus tetap dijaga secara bijaksanauntuk mempertahankan keseimbangan ekosistem yang ada.Indonesia memiliki hutan tropika yang produktif dan tinggi nilainya, baik darihasil kayunya maupun nilai flora dan faunanya. Kerusakan ekosistem hutanumumnya didefinisikan sebagai suatu penurunan kerapatan pohon dan/ataumeningkatnya kerusakan hutan yang menyebabkan hilangnya hasil-hasilhutan dan berbagai layanan ekologisnya. Penyebab umum terjadinyakerusakan hutan adalah karena ulah manusia dan alam. Kerugian utamayang timbul sebagai akibat kerusakan dapat berupa kehilangan produk kayudan non kayu; erosi tanah; kehilangan unsur hara tanah; pengurangankesuburan tanah; penurunan produktifitas pertanian, perikanan dantransportasi, penimbunan tanah di bagian hilir; serta kehilangan air karenatingkat larian air yang tinggi (water run-off).Mengingat berbagai keunikan dan manfaatnya bagi kehidupan manusia sertakerentanannya, maka pemanfaatan ekosistem hutan memerlukan adanyaperencanaan yang sangat hati-hati. Prinsip kehati-hatian (precautionaryprinciple) adalah merupakan kemutlakan yang harus direncanakan danditerapkan secara terpadu. Valuasi ekonomi ekosistem hutan, dengandemikian, diharapkan akan menjadi pintu masuk strategi perencanaan yangdapat menggambarkan sejauh mana pemanfaatan ekosistem hutan dapatdilakukan.

B. Maksud dan Tujuan

Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk memberikan panduan tentang tatacara valuasi ekonomi ekosistem hutan, sehingga dapat diperoleh gambaranpentingnya ekosistem hutan bagi kelestarian fungsi ekologis dan kehidupanmanusia berdasarkan nilai ekonomi SDALH-nya.Secara khusus panduan valuasi ekonomi ekosistem hutan diharapkan dapat:1. Mengendalikan cara pemanfaatan ekosistem hutan sehingga dapat

terpelihara kelestarian fungsi ekologisnya.2. Memberikan panduan dan pemahaman kepada para pengambil keputusan

khususnya dalam hal perencanaan kegiatan pengembangan/pemanfaatan

Page 5: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.9775

ekosistem hutan yang didasarkan pada pendekatan ekonomi langsungmaupun tidak langsung.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup panduan meliputi kuantifikasi nilai penting ekosistem hutan,yang terdiri dari tahapan, konsep, metodologi valuasi, dan contohperhitungannya. Panduan ini juga mencakup kuantifikasi berbagai nilai yangtidak ada nilai pasarnya, seperti nilai keunikan ekosistem hutan yang tidakdapat tergantikan, termasuk juga nilai sosial-budaya bagi masyarakat disekitarnya. Dengan demikian, pada kondisi sesungguhnya nilai yangterkandung dalam ekosistem hutan jauh melebihi apa yang dapatdikuantifikasi dalam panduan ini.

D. Manfaat Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan

Secara umum, nilai valuasi ekonomi atau kuantifikasi nilai ekonomi fungsi,manfaat dan intensitas dampak kegiatan pada ekosistem hutan akan sangatbermanfaat untuk menentukan apakah ekosistem hutan di suatu lokasi dapatdimanfaatkan atau sebaiknya dipertahankan dalam kondisi alaminya. Apabilaternyata dapat dimanfaatkan, valuasi ekonomi juga dapat memberikanarahan sejauh mana pemanfaatan tersebut dapat dilaksanakan, sehinggatidak melebihi daya dukung dan bahkan mengurangi fungsi ekologisnya.Dengan demikian, konsep pemanfaatan berkelanjutan yang mempertahankanfungsi ekonomi dan ekologis dari ekosistem hutan masih dapat terusdipertahankan.

Manfaat melakukan valuasi ekonomi ekosistem hutan akan sangat tergantungpada tujuan valuasi itu sendiri yang akan tercermin pada pilihankomponen/penggunaan yang dihitung. Beberapa manfaat yang dapatdiperoleh dengan melaksanakan valuasi ekonomi yang terpadu dan terarahdiantaranya adalah:

1. Mengidentifikasi nilai penting, manfaat dan permasalahan yang timbulpada ekosistem hutan.

Valuasi ekonomi ekosistem hutan akan sangat bermanfaat untukmengkuantifikasi nilai penting yang dikandungnya serta biaya yang harusdilakukan apabila terjadi pemanfaatan yang tidak berkelanjutan.Kuantifikasi yang melibatkan nilai benda (tangible) serta tak benda(intangible) kemudian diharapkan dapat membuka pengertian yang lebihbaik mengenai nilai sesungguhnya yang dikandung oleh ekosistem hutan.

2. Memandu arah kebijakan dan akuntabilitas pemanfaatan berkelanjutanekosistem hutan.

Kuantifikasi nilai ekonomi fungsi, manfaat serta potensi dampak padaekosistem hutan diharapkan dapat memberikan panduan yang terpadudan terarah dalam penentuan arah kebijakan dan akuntabilitaspemanfaatan ekosistem hutan.

Page 6: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 6

3. Menyusun indikator pemanfaatan berkelanjutan ekosistem hutan.

Pengetahuan mengenai nilai ekonomi, fungsi, manfaat, dan intensitasdampak ekosistem hutan juga diharapkan dapat mengangkat berbagainilai tak benda (intangible) ekosistem hutan yang selama ini seringdinihilkan. Dengan demikian, indikator pemanfaatan ekosistem hutanyang dikaitkan dengan nilai kunatitatif ekonomi diharapkan akan lebihterpadu dan terarah karena telah mempertimbangkan berbagai pihak, baikbersifat benda maupun tak benda.

4. Memperbaiki standar untuk mengukur pemanfaatan berkelanjutanekosistem hutan.

Pengetahuan mengenai nilai ekonomi fungsi, manfaat, dan intensitasdampak ekosistem hutan dapat meningkatkan akurasi dalam penentuannilai ambang batas pemanfaatan secara berkelanjutan. Dengan demikian,nilai ambang batas yang ditentukan kemudian akan dijamin lebihseimbang karena telah mempertimbangkan berbagai faktor secara terpadudan terarah, termasuk nilai benda, nilai tak benda maupun intensitaspotensi dampaknya.

Page 7: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.9777

BAB IIEKOSISTEM HUTAN

A. Pengertian Ekosistem Hutan

Dari pengertian ilmu kehutanan, hutan merupakan suatu kumpulantumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yangmenempati daerah yang cukup luas. UNICEF menyatakan bahwa hutanadalah kawasan yang lebih dari 60% (enam puluh per seratus) wilayahnyaditutupi oleh vegetasi pohon. Undang-undang Kehutanan Nomor 41 tahun1999 mendefinisikan hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupahamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonandalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidakdapat dipisahkan. Dalam pengurusannya, pemerintah menetapkan kawasanhutan yang didefinisikan sebagai wilayah tertentu yang ditetapkan olehpemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

B. Karakteristik Ekosistem Hutan

Berdasarkan fungsinya, di Indonesia hutan dibagi menurut tujuanpengelolaannya, yaitu fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi.Pada kondisi biofisiknya, hutan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian di bawahtanah, bagian lantai hutan, dan bagian di atas tanah. Di bagian bawah tanahterdapat perakaran semua tumbuhan dalam berbagai bentuk dan ukuranserta sampai kedalaman tertentu, juga beberapa jenis binatang sepertiserangga, ular, kelinci, dan binatang pengerat lainnya. Pada bagian lantaihutan di permukaan tanah terdapat berbagai macam semak belukar,rerumputan dan serasah yang merupakan guguran segala batang, cabang,daun, bunga, dan buah yang berperan penting sebagai sumber humus. Disamping itu, serasah juga menjadi rumah serangga dan berbagaimikroorganisme. Di bagian atas tanah hutan akan terlihat tajuk pepohonandalam berbagai bentuk dan ketinggian, batang kekayuan, dan tumbuhanbawah seperti perdu dan semak belukar.

C. Fungsi dan Manfaat Ekosistem Hutan

Fungsi hutan sebagai pembentuk humus yang merupakan salah satu unsuryang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Humus terbentuk di lantai hutandan tersebar di tempat-tempat yang lebih rendah oleh aliran air yang teraturdi atas wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bersangkutan. Selain itu,hutan mempunyai nilai sebagai pengendali pemanasan global. Hutanmengandung karbon dalam jumlah yang amat besar, dan oleh karena itusering disebut sebagai “wadah” karbon. Hutan menyerap dan menyimpankarbon dioksida yang berasal dari atmosfer.Indonesia memiliki hutan tropika yang produktif dan tinggi nilainya, baik darihasil kayunya maupun nilai flora dan faunanya. Pemanfaatan sumber dayahutan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan berdasarkan hasil padu serasi

Page 8: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 8

Tata Guna Hutan Kesepakatan, peruntukkan hutan dibagi menjadi HutanSuaka Alam yang terdiri dari Taman Nasional, Taman Hutan Raya, danTaman Wisata Alam; Hutan Lindung; Hutan Produksi Terbatas, HutanProduksi Tetap, dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. Setiap fungsikawasan hutan tersebut mempunyai spesifikasi pengertian, tujuanpengelolaan/pemanfaatan, dan kriteria.

Sebagai ilustrasi nilai ekologi hutan Indonesia dapat disebut dari hasilpenelitian Natural Resoures Management (NRM), USAID (1998) bahwa hutankonservasi mempunyai nilai antara lain sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Ekologi Hutan Indonesia

Macam Nilai US$ Per Hektar Per Tahun

Konservasi tanah dan air 37,97

Serapan karbon 5,00

Perlindungan banjir 48,64

Transportasi air 5,30

Keanekaragaman hayati 9,45

D. Kerusakan Ekosistem Hutan

Kerusakan (degradasi) ekosistem hutan umumnya didefinisikan sebagai suatupenurunan kerapatan pohon dan/atau meningkatnyakerusakan terhadap hutan yang menyebabkan hilangnya hasil-hasil hutandan berbagai layanan ekologi. FAO mendefinisikan degradasi hutan sebagaiperubahan dalam hutan berdasarkan kelasnya (misalnya, dari hutan tertutupmenjadi hutan terbuka) yang umumnya berpengaruh negatif terhadaptegakan atau lokasi dan khususnya kemampuan produksi lebih rendah.Penyebab umum terjadinya kerusakan hutan adalah karena ulah manusiadan karena alam, misalnya penebangan hutan dan kebakaran hutan. Yangjelas kerusakan hutan akibat penebangan hutan tidak terjadi pemusnahantotal terhadap SDA yang ada (flora dan fauna serta keanekaragaman hayati).Kebakaran hutan menimbulkan kepulan asap tebal serta perubahan suhuudara yang sangat drastis, serta kerusakan lainnya. Oleh karena itu, kerugianutama yang timbul sebagai akibat kerusakan hutan dan penebangan hutandapat berupa:1. kehilangan produk kayu dan non kayu;2. erosi tanah;3. kehilangan unsur hara tanah;4. penimbunan tanah di bagian hilir;5. pengurangan kesuburan tanah;6. penurunan produktifitas pertanian, perikanan dan transportasi; dan/atau7. kehilangan air karena tingkat larian air yang tinggi (water run-off).

Page 9: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.9779

BAB IIIMETODE VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

(SDALH)

A. Pilihan Metode Valuasi Ekonomi: Nilai Ekonomi Total SDALH

Dalam praktek valuasi ekonomi, tidak begitu mudah memisahkan antaraberbagai komponen nilai yang berbeda-beda. Dalam banyak hal akan sangatberguna untuk menghitung nilai ekonomi total. Namun karena berbagaiketerbatasan, cukup menghitung nilai dari beberapa komponen penggunaanSDALH yang dominan.

Gambar 1 menunjukkan berbagai pilihan pendekatan metode yang dapatdigunakan sesuai dengan tipologi fungsi SDALH. Setiap fungsi dihitungdengan satu pendekatan yang paling mudah dan mungkin dilakukan,disesuaikan dengan data dan tujuan perhitungan valuasi ekonominya.

Gambar 1. Pilihan Metode Valuasi Ekonomi: Nilai Ekonomi Total SDALH

B. Pilihan Metode Valuasi Ekonomi: Nilai Ekonomi Kerusakan Lingkungan

Gambar 2 menerangkan pilihan metode yang dapat diterapkan dalamperhitungan nilai ekonomi kerusakan lingkungan. Biaya kerusakan dilihatdari dampak lingkungan yang timbul akibat suatu kegiatan. Dampak inidapat meliputi perubahan produktifitas (kuantitatif) dan atau perubahan

Page 10: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 10

kualitas lingkungan. Pemilihan metode untuk perhitungan Nilai EkonomiTotal Kerusakan Lingkungan ini disesuaikan dengan fungsi dan manfaatlingkungan yang terganggu.

Gambar 2. Pilihan Metode Valuasi Ekonomi: Nilai Ekonomi KerusakanSDALH

C. Konsep Metode Valuasi Ekonomi

Penetapan nilai ekonomi total maupun nilai ekonomi kerusakan lingkungandigunakan pendekatan harga pasar dan pendekatan non pasar. Pendekatanharga pasar dapat dilakukan melalui pendekatan produktivitas, pendekatanmodal manusia (human capital) atau pendekatan nilai yang hilang (foregoneearning), dan pendekatan biaya kesempatan (opportunity cost). Sedangkanpendekatan harga non pasar dapat digunakan melalui pendekatan preferensimasyarakat (non-market method). Beberapa pendekatan non pasar yang dapatdigunakan antara lain adalah metode nilai hedonis (hedonic pricing), metodebiaya perjalanan (travel cost), metode kesediaan membayar atau kesediaanmenerima ganti rugi (contingent valuation), dan metode benefit transfer.

Page 11: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97711

1. Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya

a. Pendekatan Produktivitas

Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan hargaSDALH sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya. Halini terutama dapat dilakukan bagi SDA yang diperjualbelikan di pasar.

Tahapan pelaksanaannya:1) Menyiapkan data dan informasi mengenai kuantitas SDA.2) Melakukan survei sederhana untuk membantu mendapatkan

informasi yang diperlukan mengenai kuantitas dan harga SDA yangbelum tersedia.

3) Mengalikan jumlah kuantitas SDA dengan harga pasarnya.Persamaannya ialah:Nilai SDA = SDA x hargaNilai total SDA = (SDA1 x harga1) + (SDA2 x harga2) + ... + (SDAn x

hargan)

Terdapat beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pendekatanproduktivitas ini, yaitu 1) Perubahan Produktivitas, 2) Biaya Pengganti,dan 3) Biaya Pencegahan.

1) Teknik Perubahan Produktivitas (Change of Productivity)

Teknik ini menggunakan nilai pasar yang ada dari suatu SDA.Dengan mengetahui harga pasar dan kuantitas SDA, maka dapatdiketahui nilai total dari SDA tersebut.

Kuantitas SDA dipandang sebagai faktor produksi. Perubahan dalamkualitas lingkungan merubah produktivitas dan biaya produksi yangkemudian mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dandiukur.

Tahapan pelaksanaannya, yaitu:a) Menggunakan pendekatan langsung dan menuju sasaran.b) Menentukan perubahan kuantitas SDA yang dihasilkan untuk

jangka waktu tertentu.c) Memastikan bahwa perubahan merupakan hal yang berkaitan

dengan perubahan lingkungan yang terjadi.d) Mengalikan perubahan kuantitas dengan harga pasar.

2) Teknik Biaya Pengganti (Replacement Cost)

Teknik ini secara umum mengidentifikasi biaya pengeluaran untukperbaikan lingkungan hingga mencapai/mendekati keadaan semula.Biaya yang diperhitungkan untuk mengganti SDA yang rusak dankualitas lingkungan yang menurun atau karena praktek pengelolaanSDA yang kurang sesuai dapat menjadi dasar penaksiran manfaatyang kurang diperkirakan dari suatu perubahan.

Syarat-syarat untuk memenuhi teknik biaya penggantian, yaitu:a) Suatu fungsi SDALH sedapat mungkin diganti sama atau hampir

sama.

Page 12: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 12

b) Penggantian yang dilakukan harus dapat mengganti manfaatyang hilang sebagai akibat dari SDALH yang terganggu, bukanmanfaat yang hilang karena penggunaan yang dilakukan secaranormal.

c) Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manfaat dari penggantinilainya melampaui biaya yang dikeluarkan, kalau tidak demikianbiaya tersebut dianggap tidak dikeluarkan. Dengan demikianbiaya pengganti hanya menunjukkan pendugaan nilai palingrendah dari manfaat SDALH.

Tahapan pelaksanaannya:a) Mengidentifikasi fungsi SDA yang hilang karena perubahan

kualitas lingkungan.b) Menentukan pengganti fungsi SDA yang hilang/terganggu.c) Menyiapkan data fisik termasuk harga pasar untuk masing-

masing komponen yang dibutuhkan sehubungan dengan fungsipengganti.

d) Menghitung jumlah nilai moneter untuk menciptakan semuafungsi dan manfaat yang diganti.

3) Teknik Biaya Pencegahan (Prevention Cost Expenditure)

Apabila nilai jasa lingkungan tidak dapat diduga nilainya, makapendekatan ini, baik pengeluaran aktual maupun potensipengeluaran, dapat dipakai. Melalui teknik ini, nilai lingkungandihitung berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untukmelakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan, sepertipembuatan terasering untuk mencegah terjadinya erosi di datarantinggi, biaya pemeliharaan taman nasional untuk memperbaikikualitas air, udara, dan lain-lain.

Terdapat beberapa keunggulan dari pendekatan ini, diantaranyaadalah:a) Kebiasaan manusia untuk mempertahankan sesuatu dapat

dengan mudah diamati.b) Pengeluaran biaya untuk pencegahan ini mudah untuk

didapatkan informasinya karena dapat diamati melalui pasar.

Adapun kekurangan dari pendekatan ini adalah hanya menghasilkanmanfaat untuk mempertahankan kualitas lingkungan sesuai dengankondisi yang ada.

Tahapan pelaksanaannya:a) Menentukan cara untuk melakukan pencegahan (meminimkan

dampak), baik cara preventif secara fisik maupun perilakumenghindari risiko. Mengestimasi biaya tenaga kerja dan materialyang dibutuhkan, biaya investasi yang diperlukan untukpemulihan dampak lingkungan.

b) Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponendata yang dibutuhkan.

c) Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakanupaya pencegahan tersebut.

Page 13: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97713

b. Pendekatan Modal Manusia (Human Capital)

Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan hargamodal manusia yang terkena dampak akibat perubahan kualitasSDALH. Pendekatan ini sedapat mungkin menggunakan harga pasarsesungguhnya ataupun dengan harga bayangan. Hal ini terutama dapatdilakukan untuk memperhitungkan efek kesehatan dan bahkankematian dapat dikuantifikasi harganya di pasar. Pendekatan ini dapatdilakukan melalui teknik: 1) Pendekatan Pendapatan yang Hilang, 2)Biaya Pengobatan, 3) Keefektifan Biaya Penanggulangan.

1) Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss of Earning)

Pendekatan ini dapat digunakan untuk menghitung kerugian akibatpendapatan yang hilang karena perubahan fungsi lingkunganberdampak pada kesehatan manusia.

Tahapan pelaksanaannya:a) Memastikan bahwa terjadi dampak yang signifikan terhadap

kesehatan manusia akibat adanya perubahan fungsi lingkungansehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untukmemperoleh pendapatan.

b) Mengidentifikasi sumber pendapatan yang hilang akibatterganggunya kesehatan masyarakat, misalnya upah hilangselama sakit.

c) Mengetahui lamanya waktu yang hilang akibat gangguankesehatan yang terjadi.

d) Menghitung seluruh potensi hilangnya pendapatan.

2) Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cost/Cost of Illness)

Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatifpada kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakatmenjadi sakit.

Tahapan pelaksanaannya:a) Mengetahui bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang

berakibat perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibatpenurunan produktifitas kerja.

b) Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh.c) Mengetahui kerugian akibat penurunan produktifitas kerja, misal

dengan pendekatan tingkat upah atau harga produk yangdihasilkan.

d) Menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitaskerja.

Apabila dampak perubahan kualitas lingkungan menyebabkankematian manusia, maka nilai kematian dapat dihitung denganpendekatan nilai ganti rugi sebagaimana yang dihitung oleh lembagaasuransi.

3) Pendekatan Keefektifan Biaya Penanggulangan (Cost of EffectivenessAnalysis of Prevention)

Page 14: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 14

Pendekatan ini dilakukan apabila perubahan fungsi/kualitas SDALHtidak dapat diduga nilainya, namun dipastikan bahwa tujuanpenanggulangannya penting. Fokus pendekatan ini adalah mencapaitujuan dengan biaya yang paling efektif. Pendekatan ini dapatditerapkan untuk mengetahui harga moneter dari suatu efekkesehatan atau perubahan kualitas air atau udara, dan untukmengalokasikan dana yang tersedia secara lebih efektif.

Tahapan pelaksanaannya:a) Menetapkan target tingkat perubahan kualitas, misalnya tingkat

kerusakan tanah maksimum atau batas minimum populasi suatuspesies, yang dapat diterima.

b) Menetapkan berbagai alternatif untuk mencapai target.c) Mengevaluasi berbagai alternatif dan memilih alternatif biaya

yang terkecil.

c. Pendekatan Biaya Kesempatan (Opportunity Costs)

Apabila data mengenai harga atau upah tidak cukup tersedia, biayakesempatan atau pendapatan yang hilang dari penggunaan SDA dapatdigunakan sebagai pendekatan. Pendekatan ini digunakan untukmenghitung biaya yang harus dikeluarkan guna melestarikan suatumanfaat, dan bukannya untuk memberikan nilai terhadap manfaat itusendiri. Sebagai contoh, untuk menilai besaran manfaat ekonomi yangharus dikorbankan jika terjadi perubahan sehingga kualitas lingkungantidak dapat dikembalikan seperti keadaan semula.

Tahapan pelaksanaannya:1) Mengidentifikasi kesempatan yang hilang karena suatu kegiatan

lain/perubahan.2) Menilai besaran setiap jenis manfaat ekonomi yang hilang.3) Menjumlahkan besaran semua manfaat ekonomi yang hilang.

2. Pendekatan Harga Non Pasar (Non-Market Methode)

a. Pendekatan Nilai Hedonis (Hedonic Pricing)

Pendekatan ini merupakan pendekatan kedua setelah pendekatandengan harga pasar untuk menilai kualitas lingkungan, karenaseringkali ditemui keadaan yang sangat sulit untuk mendapatkan hargapasar ataupun harga alternatif. Namun dengan pendekatan nilai barangpengganti (substitusi) maupun nilai barang pelengkap (komplementer),diusahakan menemukan nilai pasar bagi barang dan jasa yangterpengaruh oleh barang dan jasa lingkungan yang tidak dipasarkan.Misalnya kualitas lingkungan mempengaruhi keputusan untukpembelian sebuah rumah, dan harga rumah juga dipengaruhi oleh jasaatau guna yang diberikan oleh kualitas lingkungan yang ada. Jadiharga sebuah rumah ditentukan oleh lokasi, mudah tidaknya dicapai,keadaan dan sifat lingkungan sekitar, dan kualitas lingkungan alami.

Page 15: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97715

Dengan menggunakan harga barang substitusi atau barangkomplementer, nilai lingkungan yang tidak dipasarkan itu dapatdiperkirakan. Seringkali nilai kesenangan yang diberikan lingkunganseperti udara yang bersih, pemandangan yang indah menjadi faktorpenting dalam penentuan harga rumah.

Pendekatan ini dikenal juga sebagai pendekatan nilai properti (propertyvalue method). Pendekatan ini merupakan suatu teknik penilaianlingkungan berdasarkan atas perbedaan harga sewa lahan atau hargasewa rumah. Dengan asumsi bahwa perbedaan ini disebabkan olehperbedaan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan harga didasarkanatas kesanggupan orang untuk membayar (willingness to pay) lahanatau komoditas lingkungan sebagai cara untuk menduga secara tidaklangsung bentuk kurva permintaannya sehingga nilai perubahankualitas lingkungan tersebut dapat ditentukan.

Tahapan pelaksanaannya:

1) Responden mengetahui dengan baik tentang karakteristik propertiyang ditawarkan dan mempunyaikebebasan untuk memilih alternatiflain tanpa ada kekuatan lain yang mempengaruhi.

2) Responden harus merasakan kepuasan maksimum atas propertiyang dibelinya dengan kemampuan keuangan yang dimiliki(transaksi terjadi pada kondisi equilibrium).

3) Menanyakan willingness to pay (WTP) responden sebagai kesatuanatas pengaruh variabel harga struktural (bentuk, ukuran, luas, danlain-lain) dan variable kualitas lingkungannya.

b. Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost)

Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalananterutama untuk menilai lingkungan pada obyek-obyek wisata.Pendekatan ini menganggap bahwa biaya perjalanan dan waktu yangdikorbankan para wisatawan untuk menuju obyek wisata itu dianggapsebagai nilai lingkungan yang dibayaroleh para wisatawan. Dalamsuatu perjalanan, orang harus membayar "biaya finansial” (financialcosts) dan "biaya waktu" (time cost). Biaya waktu tergantung pada biayakesempatan (opportunity cost) masing-masing.

Pendekatan biaya perjalanan diterapkan untuk valuasi SDALH,terutama sekali untuk jasa lingkungan yang berkaitan dengan kegiatanrekreasi. Di samping itu, pendekatan ini dipakai pula untukmenghitung surplus konsumen dari SDALH yang tidak mempunyaipasar.

Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskanpada peningkatan biaya perjalanan sebagai pasar pengganti.Pendekatan ini menggunakan harga pasar dari barang-barang untukmenghitung nilai jasa lingkungan yang tidak diperdagangkan melaluimekanisme pasar.

Nilai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untukmembayar terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan

Page 16: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 16

harapan dapat mengkonsumsinya dan mendapatkan kepuasan darinya.Kegiatan rekreasi alam, budaya, atau sejarah, merupakan contoh untukpenerapan pendekatan ini. Biasanya biaya yang dikeluarkan untukmembayar tarif masuk tidak sebanding dengan manfaat atau kepuasanyang diterima oleh pemakai. Sehingga untuk menghitung nilai total darisurplus konsumen dilakukan melalui perhitungan kurva permintaandari pemanfaatan tempat rekreasi tersebut secara aktual.

Kurva permintaan yang dibentuk menunjukkan hubungan antara biayaperjalanan dan jumlah kunjungan diamsumsikan mewakili permintaanuntuk rekreasi. Dalam hal ini diamsumsikan bahwa biaya perjalananmewakili harga rekreasi dan jumlah kunjungan mewakili kuantitasrekreasi. Hubungan ini ditunjukkan melalui perhitungan oleh programregresi sederhana yang dapat dilakukan oleh alat hitung atau programspreadsheet.

Pendekatan biaya perjalanan dalam prakteknya berhubungan dengantempat khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukanrekreasi pada umumnya. Kawasan wisata diidentifikasikan, dankawasan yang mengelilinginya dibagi ke dalam zona konsentrik,semakin jauh jaraknya akan menunjukkan biaya perjalanan yangmakin tinggi. Survei terhadap para pengunjung kawasan wisatakemudian dilakukan pada tempat rekreasi untuk menentukan zonaasal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan, dan berbagai karakteristiksosial ekonomi lainnya.

Kelebihan pendekatan ini:

1) Pola tingkah laku yang nyata dari pengunjung dalam halpenyesuaian pada perubahan biaya yang ditanyakan yangmenunjukkan pola pertimbangan ekonomi individu terhadap SDALH.

2) Data yang digunakan merupakan data yang nyata dikeluarkan olehpengunjung untuk mengunjungi tempat rekreasi tersebut, dalam artibukan data hipotesis.

3) Banyaknya asumsi dari persyaratan yang harus dipenuhi.

Tahapan pelaksanaannya:1) Membuat kuesioner untuk survey.2) Menentukan responden dengan memastikan bahwa perjalanan

dimaksudkan harus merupakan tujuan utama dari responden,apabila tidak, maka tidak dapat diikutkan dalam penghitungan.

3) Mengidentifikasi dan membagi tempat rekreasi dan kawasan yangmengelilinginya ke dalam zona konsentrik dengan ketentuansemakin jauh dengan tempat rekreasi semakin tinggi biayaperjalanannya.

4) Melakukan survei dengan menentukan zona asal, tingkatkunjungan, biaya perjalanan dan berbagai karakteristik biayaekonomi.

5) Meregresi tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan dan berbagaivariabel ekonomi lainnya.

Page 17: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97717

c. Pendekatan Valuasi Kontingensi (Contingent Valuation Method)

Metode valuasi kontingensi digunakan untuk mengestimasi nilaiekonomi untuk berbagai macam ekosistem dan jasa lingkungan yangtidak memiliki pasar, misal jasa keindahan. Metode ini menggunakanpendekatan kesediaan untuk membayar atau menerima ganti rugi agarsumber daya alam tersebut tidak rusak. Metode ini juga dapatdigunakan untuk menduga nilai guna dan nilai non guna. Metode inimerupakan teknik dalam menyatakan preferensi, karena menanyakanorang untuk menyatakan penilaian, penghargaan mereka. Pendekatanini juga memperlihatkan seberapa besar kepedulian terhadap suatubarang dan jasa lingkungan yang dilihat dari manfaatnya yang besarbagi semua pihak sehinga upaya pelestarian diperlukan agar tidakkehilangan manfaat itu.

Tahapan valuasi pendekatan ini adalah:1) Menyiapkan kuesioner untuk survei tentang manfaat SDALH.2) Melakukan survei terhadap sejumlah responden tertentu. Dalam

survei, pertanyaan diolah menjadi variabel-variabel pasar, yaitu WTPmereka yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang dan juga berapakompensasi yang mewakili manfaat apabila SDA dan jasalingkungan tersebut hilang manfaatnya.

3) Mengolah hasil survei secara ekonometri sebagai langkah derivasikurva permintaan rata-rata penilaian per responden atas SDALH.

4) Mengestimasi nilai rata-rata per individu atau rumah tangga padaresponden, lalu diekstrapolasi dengan populasi agar dapat diketahuitotal benefit dari suatu jasa lingkungan.

Ada enam macam kuesioner:1) metode pertanyaan langsung;2) metode penawaran bertingkat (ranking);3) metode kartu pembayaran;4) metode setuju atau tidak setuju (pertanyaan dikotomi);5) metode tawar menawar; dan6) metode pertanyaan terbuka.

d. Pendekatan Benefit Transfer

Ada kalanya terdapat banyak kendala untuk suatu penghitungan, baikberupa kendala keuangan, waktu, pengumpulan data, atau kendala-kendala lainnya. Untuk itu dikembangkanlah metode benefit transferyang juga sering disebut sebagai metode sekunder dalam melakukanvaluasi SDALH.

Metode ini digunakan untuk menduga nilai ekonomi SDALH dengancara meminjam hasil studi/penelitian di tempat lain yang mempunyaikarakteristik dan tipologinya sama/hampir sama.

Penggunaan benefit transfer harus memperhatikan:1) Nilai manfaat langsung dan nilai manfaat tidak langsung yang

kadang kala nilainya di berbagai hasil studi berbeda.2) Diperlukan deskripsi kualitatif dalam analisis yang akan disusun.

Page 18: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 18

3) Proyek besar atau dengan dampak lingkungan besar atau proyekkecil dengan dampak lingkungan yang serius, memerlukan alatanalisis yang lebih akurat, dan dalam hal ini lebih diperlukanmetode primer dari sekedar benefit transfer.

4) Perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian dikarenakan kebanyakankajian dilakukan di negara maju. Penyesuaian yang perlu dilakukandiantaranya adalah pendapatan per orang, hak milik, harga tanah,institusi, budaya, iklim, SDA, dan lain-lain

5) (Krupnick, 1999). Akan tetapi hambatan sering muncul untukmenentukan efek di atas pada nilai yang ada.

Langkah-langkah dalam benefit transfer:1) Menyeleksi sekaligus menelaah pustaka yang nilai dan analisisnya

akan digunakan dalam kajian yang sedang dilakukan, jikadimungkinkan dikaji pula lokasi dan penduduk sekitar studi kasus.Hal ini diperlukan berkaitan dengan nilai ekonomi (langsung dantidak langsung), yang menggambarkan preferensi yang mungkinakan berbeda dengan perbedaan sosial ekonomi dan nilai-nilai lain.

2) Menyesuaikan nilai-nilai misalnya mengubah nilai moneter padasatu nilai jasa ekosistem, melakukan penyesuaian dengan tingkatsensitivitas.

3) Kalkulasi nilai per unit dari waktu. Kalkulasi total nilai yangdidiskonto, selamajangka waktu manfaat proyek tersebut akan ada.

Page 19: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97719

BAB IVTAHAPAN VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan valuasi ekonomi SDALH di ekosistemhutan adalah sebagai berikut:

A. Penentuan Tujuan

Penentuan tujuan ini penting terkait dengan hasil akhir yang ingin dicapai.Tujuan ini menentukan ekosistem hutan yang akan dijadikan obyekperhitungan valuasi ekonomi, kemudian ditetapkan batas-batas kajian, baikbatas ekosistem maupun batasan metode valuasi. Perhitungan akandilakukan sesuai dengan keperluan, misalnya untuk mengetahui NilaiEkonomi Total (NET), biaya ganti kerugian, atau akuntansi SDALH diekosistem hutan.

B. Penentuan Daerah/Wilayah Ekosistem Hutan yang Divaluasi

Penentuan daerah/wilayah ini penting untuk mengetahui potensial ekosistemhutan yang dapat divaluasi. Selain itu, langkah ini diperlukan untukmengenal tokoh setempat yang dapat memberi gambaran tentang fungsiekosistem hutan terkait dengan sumber daya ekonomi masyarakat di tempatyang bersangkutan, terutama untuk mendapatkan gambaran manfaat nilaitanpa penggunaan, karena nilai ini sangat spesifik daerah.

C. Identifikasi

1. Identifikasi fungsi dan manfaat ekosistem hutanUntuk keperluan valuasi perlu diketahui fungsi dan manfaat ekosistemhutan yang dapat dibedakan menjadi fungsi penggunaan ekstraktif,penggunaan non-ekstraktif, jasa lingkungan, jasa keanekaragaman hayati,dan pengaruh sosial/budaya. Kemudian, perlu dikelompokkan masing-masing fungsi dan manfaat ekosistem hutan ke dalam nilaipenggunaannya. Untuk perhitungan NET dilihat fungsi dan manfaatekosistem hutan yang terganggu atau mengalami perubahan dan menjadifokus perhitungan yang dilakukan sesuai tujuan valuasinya.

2. Identifikasi permasalahan, jenis, klasifikasi, dan sebaran sdalh diekosistem hutanTahapan ini diarahkan untuk mengetahui gambaran prosedurpenghitungan kerusakan dan akuntansi fungsi di ekosistem hutan. Untukmemudahkan identifikasi permasalahan, jenis, klasifikasi, dan sebaranSDALH di ekosistem hutan digunakan matrik pendekatan sebagaimanatercantum pada Tabel 2. Selain itu, hendaknya dicatat pula pemangkukepentingan yang mewakili ekosistem hutan.

Page 20: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 20

Tabel 2. Matrik Identifikasi Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan TerhadapEkosistem Hutan

Kategori DampakUmum/Spesifik

(1)

Tingkat-an

DampakNilai (+/-)

(2)

PenerimaDampak

(3)

TipeGuna/TanpaGuna?

(4)

DapatkahDikuantifi-

kasi?

(5)

MacamPendekatan

?

(6)Pribadi UmumDampak Ekonomi

a. PenggunaanekstraktifKayu bakarDedaunanGetah (gula,alkohol)Tawon, maduLain-lain

b. Penggunaannon-ekstraktifPariwisata/rekreasiPendidikanPenelitianLain-lain

Dampak Lingkungana. Jasa lingkunganb. Jasa keaneka-

ragaman hayatiDampak Sosial

a. Dampaklangsung

b. Dampak tidaklangsung

Keterangan:Kolom 1: Menunjuk kategori dampak yang dapat dilihat dari dampak ekonomi, dampak

lingkungan, dan dampak sosial.Dampak ekonomi dilihat dari penggunaan ekstraktif dari ekosistem hutan,seperti kayu bakar, dedaunan, getah, dan lain-lain serta penggunaan non-ekstraktif seperti pariwisata/rekreasi, pendidikan, penelitian, dan lain-lain.Dampak lingkungan dibedakan untuk jasa lingkungan dan jasakeanekaragaman hayati.Dampak sosial dilihat dari dampak langsung dan tidak langsung, sepertidampak terhadap kesehatan, aksesibilitas.

Kolom 2: Menunjuk apakah terjadi dampak positif dan dampak negatifKolom 3: Menunjuk pada macam penerima dampakKolom 4: Menunjuk pada macam nilai: nilai guna atau nilai tanpa gunaKolom 5: Menunjuk dampak yang dapat dikuantifikasi atau yang tidak dapatdikuantifikasiKolom 6: Menunjuk macam pendekatan yang digunakan

Page 21: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97721

D. Penentuan Metode Valuasi

Pemilihan metode valuasi akan dipengaruhi oleh ketersediaan harga pasar.Metode yang paling mudah adalah metode yang tersedia harga pasarnya.Namun apabila tidak tersedia harga pasar, maka beberapa metode lain dapatdigunakan, antara lain pendekatan biaya pengganti.

E. Data Kuantifikasi Fungsi Ekosistem Hutan

Untuk keperluan valuasi diperlukan data kuantifikasi fungsi ekosistem hutan,sehingga dapat diketahui kuantitas seluruh NET atau volume penambahanatau pengurangan SDALH ataupun luas kerusakan ekosistem hutan yangterjadi pada suatu kurun waktu tertentu. Selain itu dibutuhkan juga datatentang tingkat diskonto yang akan dipakai, dan kurun waktu pemulihankerusakan ekosistem hutan untuk menghitung nilai kerusakannya. Untukmemperoleh data yang lebih akurat tentang gambaran ekosistem hutan yangakan dikaji dapat digunakan teknik analisis spasial (penginderaan jauh dansistem informasi geografis). Tingkat ketelitian data yang dibutuhkantergantung pada tujuan valuasi ekonomi yang dilakukan.

F. Penghitungan Nilai Ekonomi (Valuasi) Moneter

Pada tahap ini dilakukan valuasi masing-masing fungsi dan manfaat SDALHyang bersangkutan. Hasil dari tahap ini merupakan perhitungan keseluruhannilai fungsi (NET) atau nilai kerusakan, atau akuntansi SDALH di ekosistemhutang sesuai dengan hasil diidentifikasi isu/tujuan perhitungannya.

G. Analisis

Dalam tahap ini dilakukan kajian terhadap nilai yang didapat dari valuasiekonomi ekosistem hutan, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untukpengambilan keputusan. Sebagai hasil kajian, sebaiknya dijabarkan jugaimplikasi/makna dari suatu nilai yang telah dihitung. Pada hakekatnya suatukeputusan tentang ekosistem hutan seharusnya memperhatikan trade off atasdampak suatu kegiatan pada SDA tersebut dan cara meminimumkan dampakyang mengikutinya.

Page 22: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 22

BAB V

KERANGKA DAN PROSEDUR VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN

Sebaiknya diidentifikasi sebanyak mungkin manfaat ekosistem hutan, terutamayang mempunyai nilai manfaat ekonomi strategis di lokasi studi/kajian untukdapat dihitung nilai ekonominya. Prosedur dan lembar kerja penilaian ekonomiekosistem hutan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Metode yang digunakan dalam menghitung nilai ekonomi ekosistem hutanadalah pendekatan harga pasar atau harga jual dari komoditi yangbersangkutan. Harga pasar ini digunakan untuk mengetahui harga netto atauunit rent dari macam penggunaan SDA tersebut. Harga neto atau unit rentdidapatkan dari harga pasar dikurangi dengan biaya produksi (biaya untukmendapatkan komoditi tersebut) dan dikurangi lagi dengan laba layak yangdiasumsikan sebesar lima belas persen (tingkat suku bunga yang berlaku) daribiaya investasinya. Adapun indikator yang dipakai dalam menentukan nilaiekonomi ekosistem hutan yang digunakan secara ekstraktif adalah nilai produksitotal per tahun untuk masing-masing produk (dalam rupiah). Data-data yangdibutuhkan dalam penghitungan antara lain harga pasar dari masing-masingkomoditi, jumlah yang diproduksi dari ekosistem hutan, dan total luas ekosistemhutan. Selain itu dibutuhkan pula data mengenai biaya produksi atau biayauntuk mendapatkan komoditi yang ada di ekosistem hutan.

Penilaian ekonomi ekosistem hutan dalam penggunaannya secara non-ekstraktifyaitu sebagai lokasi obyek wisata dapat menggunakan metode biaya perjalananyang memperhitungkan semua biaya yang dikeluarkan dan waktu yangdikorbankan oleh wisatawan hingga sampai dan menikmati obyek wisatatersebut. Sedangkan dalam penggunaannya sebagai obyek penelitian dan saranapendidikan digunakan teknik pendekatan harga pengganti (proksi) yaitu teknikpenilaian ekonomi dengan menggunakan pendekatan besarnya biaya yangdikeluarkan untuk kegiatan penelitian atau pendidikan sejenis di tempat lain.Untuk jasa keanekaragaman hayati yang diberikan oleh ekosistem hutan yaituantara lain sebagai tempat cadangan makanan biota yang lain, keberadaanekosistem hutan, dapat digunakan pendekatan penilaian kontingensi (ContingentValuation Method atau CVM) yaitu kesediaan membayar oleh masyarakat untuktetap mempertahankan keberadaan ekosistem hutan beserta fungsinya. Manfaatsosial budaya yang dimiliki masyarakat setempat serta keindahan darikeberadaan sumber daya ekosistem hutan antara lain sebagai suatu keindahan,dinilai juga dengan menggunakan pendekatan penilaian kontingensi (CVM).Besarnya nilai ini dinyatakan melalui kemauan membayar masyarakat untukmempertahankan nilai sosial budaya dan keindahan yang diberikan olehkeberadaan sumber daya ekosistem hutan.

Page 23: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97723

Tabel 3. Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Hutan

No. Manfaat Teknik Valuasi IndikatorData yang

dibutuhkanCatatan dan

Asumsi

Penggunaan Ekstraktif

1. Kayu Harga jualsetempat untukproduk yangdipasarkan,menggunakanharga neto1

Untuk produkyang digunakansecara langsungmenggunakannilai pasarproduk sejenis.Bila tidaktersedia dapatdigunakanpendekatanbiayakesempatan(opportunitycost) untukmemperkirakanwaktu yanghilang dalammemproduksi(sepertipenghasilanyang hilang)

NilaiProduksitotal pertahun untukmasing-masingproduk(rupiah)

Untuk penilaianlangsung:a. Harga pasar

setempat untukmasing-masingproduk(rupiah/kg)

b. Jumlah produkyang dihasilkandari hutan, yangdijual, dan yangdigunakan olehrumah tangga(Kg/Ha/tahun)

c. Total luas arealproyek (Ha)

Untuk penilaian tidaklangsung:a. Harga per unit

untuk produksejenis(rupiah/unit)

b. Biaya bahan(Rp)

c. Waktu yangdigunakan untukpanen ataumembudidayakanproduk(jam/minggu)

d. Upah yangsetara denganupah lokal untuktenaga kerja(Rp/hari)

e. Nilai TukarTahun (tanggalsaat datadikumpulkan)

Harga pasardapat disesuaikandalam kaitannyadengan musimmaupunperubahan hargalain

Harga pasarmenunjukkannilai yangsebenarnya dalamkeseimbanganpasar persaingansempurna

Semuaeksternalitasdapatdiidentifikasi dandiperhitungkandalam harga

2. Kayu Bakar3. Arang4. Dedaunan5. Buah-

buahan6. Kulit Kayu7. Obat-

obatan8. Getah (gula,

alkohol)9. Serangga10. Mikro-

organisme11. Satwa Liar12. Tawon,

madu13. Tanaman

pertanian14. Sumber air15. Lain-lain

1 Harga neto = unit rent = harga pasar – biaya pengambilan/biaya produksi

Page 24: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 24

Penggunaan Tidak – Ekstraktif1. Pariwisata/

rekreasiBiayaPerjalanan:Jumlah uangdan waktu yangdikorbankanoleh parapengunjung ditempat yangbersangkutan

Nilai rekreasilokasi wisataper tahun(Rp)

a. Data darisurveipengunjung

b. Variabel sosialekonomi daerahgeografis

c. Waktu yangdiperlukan untukperjalanan

d. Pengeluaranyang dilakukandalammengunjungilokasi wisata

e. Frekuensi danlamanyakunjungan

f. Jumlah hari-pengunjung(visitor-days)

a. Akses kelokasi tersediabagi semuaorang

b. Kunjunganhanyamemiliki satutujuan

c. Fungsipermintaandapatdinyatakansecara khusus

d. Tidak adafaktor di luarbiayaperjalananyangmempengaruhipenggunaanlokasi wisata

e. Harga pasaryangdigunakandalam valuasitidak didistorsi

2. Pendidikan Pendekatanhargapengganti:Biaya mengajardi lain tempat

Total nilaiyangdigunakanuntukaktifitaspendidikanper tahun(Rp)

a. Jumlahaktifitaspendidikanpertahun

b. Biaya aktifitasmengajar ditempat lain

a. Lokasipenggantiharus dapatditerima atausebanding danterjangkau

b. Hargapasar yangdigunakandalam valuasitidakdidistorsi

3. Penelitian Pendekatanhargapengganti:Biaya-biayayangdibutuhkandalampenelitian dilain lokasi ataupenggunaanteknik yang lain

Total nilaiyangdigunakanuntukpenelitianper tahun(Rp)

a. Jumlahkunjunganpeneliti tahunan

b. Biayamelakukankegiatan di lokasiatau teknik lain

a. Lokasipenggantiharus dapatditerima atausebanding danterjangkau

b. Hargapasar yangdigunakandalam valuasitidakdidistorsi

Jasa Lingkungan

1. Pencegaherosi/tanahlongsor

Biaya pengganti(biayapencegahan):Biaya alternatifteknik

Nilai total pertahun dalammelindungihutan darierosi/tanah

a. Luas daerahlongsor yangdilindungi

b. Biayapemulihan jika

Pengaruh fungsihutan dalampencegahan tanahlongsor dpatdiidentifikasi

Page 25: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97725

perlindungantanah longsor

longsor (Rp) terjadi tanahlongsor (Rp)

2. Pelindungbanjir

Biayarehabilitasi:Biayamelakukanrehabilitasi ataupenggantianbangunan danaset yangterlindung daribanjir

Nilai total pertahun dalammencegahbanjir (Rp)

a. Frekuensiderajat kerusakankarena banjir(berdasarkan datahistoris)

b. Peta banjirdan model banjir

c. Lokasi asetdan nilaipengganti aset

a. Aset akandan dapatdirehabilitasi.

b. Modelperlindungandapat dibuat

3. Penghasiloksigen

a. Biayapenggantian

b. Biayamenghasilkan oksigen.

Biaya totalper tahunyangdiberikanhutan dalammenciptakanoksigen (Rp)

a. Harga oksigenper ton

b. Tingkatproduksi oksigenoleh hutan

Tersedia tingkatproduksi danperkiraan hargaoksigen

4. Penyerapkarbon

Pengeluaranuntukpencegahan/biayapenanggulangan

Nilaitahunanyangdiberikanhutan dalampenyerapankarbon

a. Harga karbonyang sudahditetapkan

b. Tingkatpenyerapankarbon olehhutan.

Tersedia lajupenyeapankarbon dankisaran hargakarbon

5. Pelindungaliran air(transport-asi air)

Biayapenggantian:biayakehilanganpersediaan air

Nilai pertahun yangdiberikanoleh aliranair

a. Panjang aliranair

b. Laju aliran airc. Harga air

a. Aliran airdanpanjangnyadapatdimodelkan

b. Panjangnya aliran airyangterganggudapat diterima

6. Siklusnutrisi

Biayapenggantian:biayakehilangan/persediaannutrisi

Nilai pertahun yangdiberikanhutan dalammenyediakannutrisi

a. Tingkatproduksi nutrisi

b. Harga nutrisi

Tingkat produksidan harga nutrisidapat diidetifikasidan diterima

Jasa Keanekaragaman Hayati

1. Nilaigenetik

PenilaianKontingensi:Willingness topay untukfungsi keaneka-ragaman

Nilaikeaneka-ragamanbiologi darisuatu hutanyang

Hasil survei/teknik lelang/ pilihanyang tersedia

Respoden :a. memahami

dan dapatmemberimakna pilihanyang tersedia

2. Tempatsinggahspesiesbermigrasi

Page 26: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 26

3. Spesieslangka

dinyatakandengankemauanuntukmembayarolehpenduduksekitar hutan

padakuesioner.

b. Jujurdalammenjawab.

c. Mempunyai informasiyang cukupatas pilihanyang ada

d. Jumlahcukupmewakilipenggunahutan

e. Bebas daripengaruh

f. Tidakstategi/pengaruhyang bias

Pengaruh Sosial / Budaya

1. Aktifitasagama/Kepercaya-an

PenilaianKontingensi:Willinness topay untuksosial/budaya/keindahan

Nilai sosial/budaya/warisan darisuatu hutanyangdinyatakandengankemauanuntukmembayarolehpenduduksekitar hutan

Hasil survei/teknik lelang/ pilihanyang tersedia

Respoden :a. memahami

dan dapatmemberimakna pilihanyang tersediapadakuesioner.

b. Jujurdalammenjawab.

c. Mempunyai informasiyang cukupatas pilihanyang ada

d. Jumlahcukupmewakilipenggunahutan

e. Bebas daripengaruh

f. Tidak adastrategi/pengaruhyang bias

2. Peninggalanbudaya/Warisan

3. Keindahan

Page 27: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97727

Tabel 4. Lembar Kerja Kerangka Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan

No. PENGGUNAAN

Nilai Penggunaan Nilai Tanpa-Penggunaan TeknikYang

Disarankan

LangsungTidak

LangsungPilihan Quasi Warisan Keberadaan

1 2 3 4 5 6 7 8Penggunaan Ekstraktif

1. Kayu HargaPasar

2. Kayu Bakar HargaPasar

3. Arang HargaPasar

4. Dedaunan HargaPasar

5. Buah-buahan HargaPasar

6. Kulit Kayu HargaPasar

7. Obat-obatan HargaPasar

8.Getah (gula,alkohol)

HargaPasar

9. Serangga HargaPasar

10. Mikroorganisme HargaPasar

11. Satwa Liar HargaPasar

12. Tawon, madu HargaPasar

13.Tanamanpertanian

HargaPasar

14. Sumber air HargaPasar

15. Lain-lain HargaPasar

Penggunaan Tidak Ekstraktif

1. Pariwisata/rekreasi HargaPasarProksi

2. Pendidikan HargaPasarProksi

3. Penelitian HargaPasarProksi

Jasa Lingkungan

1. Pencegah erosi Biayapencegahan

2. Pelindung banjir Biayapencegahan

3. Penghasil oksigen Hargapasar

4. Penyerap karbon Hargapasar

Page 28: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 28

5.Pelindung aliranair

Hargapasar

6. Menyimpan nutrisi Hargapasar

Jasa Keanekaragaman Hayati

1. Nilai genetik Nilaisimulasisurvei

2.Tempat singgahspesies bermigrasi

Nilaisimulasisurvei

3. Spesies langka Nilaisimulasisurvei

Pengaruh Sosial / Budaya

1.Aktifitas agama/kepercayaan

Nilaisimulasisurvei

2.Peninggalanbudaya /warisan

Nilaisimulasisurvei

3. Keindahan Nilaisimulasisurvei

Page 29: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97729

BAB VICONTOH PERHITUNGAN

Bab ini memaparkan beberapa contoh perhitungan valuasi ekonomi di ekosistemhutan. Karena berbagai keterbatasan hasil studi valuasi ekonomi yang tersedia,maka sebagai contoh dipakai data hipotetis untuk memudahkan pemahamanpenerapan suatu metode. Tidak semua metode valuasi ekonomi akan dibahasdalam contoh perhitungan. Yang penting diingat adalah bahwa ekosistem hutanmempunyai berbagai fungsi, sehingga nilai yang dapat didekati dengan caratertentu. Dalam praktek penghitungan hendaklah memfokuskan penilaian fungsiekosistem hutan yang dapat dan perlu dihitung, tergantung pada karakteristikdan fungsi ekosistem hutan yang penting secara ekonomi dan ekologi bagimasyarakat setempat tempat kajian.

A. Penghitungan Harga Pasar

1. Pendekatan Pencegahan Biaya Pengeluaran (Prevention Cost Expenditure)

Penebangan hutan akan menyebabkan kehilangan air, karena air hujanyang jatuh ke tanah langsung mengalir ke sungai dan laut sehingga debitair biasanya sangat tinggi pada waktu musim hujan dan sangat rendahpada musim kemarau. Usaha yang dapat dilakukan adalah melakukanrevegetasi hutan. Contoh di bawah ini adalah kebutuhan biaya pencegahandengan pendekatan biaya revegetasi hutan, sebagai berikut:

Kotak 1. Biaya Revegetasi Hutan di Kabupaten ‘A’

1. Dari survei di lapangan terhadap usaha penambangan batu bara ditemukanbahwa revegetasi satu dibutuhkan akasia sebanyak 1.000 pohon dan biayaper pohon sebesar Rp 6.000,-.Jadi biaya revegentasi hutan per hektar= 1000 pohon X Rp. 6.000/pohon= Rp 6 juta per hektar.

2. Hutan yang ditebang di Kabupaten ‘A’ seluas 150.000 hektar sehinggamemerlukan biaya pencegahan (revegetasi) sebesar 150.000 hektar X Rp. 6juta per hektar = Rp. 900.000 juta.

Sumber: Data hipotetis

2. Pendekatan Teknik Perubahan Produktivitas (Change of Productivity)

Penggunaan ekstraktif hutan antatra lain adalah hutan sebagai produksikayu. Penghitungan perubahan produksi kayu yang disebabkan olehrusaknya kawasan hutan dilakukan dengan data yang tersedia, misalnyadata dari dinas kehutanan Kabupaten ”XY”. Langkah perhitungannyasebagai berikut:

Page 30: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.977 30

Kotak 2. Nilai Produksi Kayu di Kabupaten “XY”

Diidentifikasi volume dan sebaran hutan di Kabupaten “XY”:1. Luas total hutan 117 hektar, hutan yang utuh 53 hektar, sedangkan hutan

yang rusak 64 hektar. Produksi kayu dari hutan yang utuh 50 meter kubikper hektar dan diasumsikan produktivitas kayu dari hutan yang rusakhanya sebesar 35 persen yang utuh.

2. Diperkirakan dihasilkan kayu dari berbagai kondisi hutan di kabupaten“XY”, sebagai berikut:a. Hutan utuh:

53 hektar x 50 meter kubik/hektar= 2.650 meter kubik

b. Hutan rusak:64 hektar x 0.35 x 50 meter kubik/hektar= 1.120 meter kubik

c. Jumlah kayu yang dihasilkan di Kabupaten “XY”= 3.770 meter kubik

3. Jika rente sewa (unit rent) kayu diketahui = Rp 25.000 per meter kubik,maka nilai total kayu diperkirakan sebesar= 3.770 meter kubik x Rp 25.000 per meter kubik= Rp 94,250 juta

Sumber: Data hipotetis.

B. Penghitungan Harga Non- Pasar

1. Pendekatan Benefit Transfer

Hutan memiliki multi fungsi diantaranya merupakan penyedia kayu untukbangunan maupun perabotan rumah tangga, menyediakan hasil hutanbukan kayu, memiliki sumber daya genetik, tempat rekreasi sumberkeanekaragaman hayati, penyerap karbon, serta memiliki fungsi ekologi.Adapun fungsi ekologi itu dapat dirinci lagi menjadi fungsi dalam mengaturgangguan iklim, fungsi mengatur hidrologi, penyedia air, pengendalianerosi, pembentukan tanah, siklus hara serta pengurai limbah.

Kotak 3. Nilai Fungsi Ekologi Hutan

Diketahui luas hutan di Kabupaten “CA” adalah 48.445 hektar. PemerintahKabupaten “CA” ingin menghitung nilai ekonomi fungsi ekologi hutan, sepertinilai hidrologi, persediaan air, pengendali erosi, pembentukan tanah, siklushara, dan pengurai limbah. Karena belum tersedia data dan informasi yangmemadai, maka dilakukan rapid assessment dengan menggunakan pendekatanbenefit transfer dari nilai ekonomi fungsi-fungsi tersebut di lain kabupaten (“Zz”)yang tipologi hutannya sejenis dengan kondisi dan jenis hutan di Kabupaten“CA”.

Page 31: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn977-2012.pdf · BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ... didasarkan pada pendekatan ekonomi nilai manfaat

2012, No.97731

Maka didapat nilai ekonomi fungsi ekologi hutan di Kabupaten “CA”, sebagaiberikut:

Nilai Ekonomi Fungsi Hutan di Kabupaten “CA”

No. Fungsi HutanNilai di Kabupaten“Zz” (Rupiah per

Hektar)

Nilai Seluruh Hutandi Kabupaten “CA”

(Rupiah juta)1. Hidrologi 30.000 1.453,3502. Persediaan air 40.000 1.937,800

3. Pengendalian erosi 1.225.000 59.345,125

4.Pembentukantanah

50.000 2.422,250

5. Siklus hara 4.610.000 223.331,4506. Pengurai limbah 435.000 21.073,575

Jumlah 309.563,550

Secara sederhana nilai hutan keseluruhan sama dengan luas hutan dikalikanmasing-masing jenis multifungsi hutan. Jadi nilai hutan di Kabupaten “CA”adalah sebesar Rp 309.563.550.000 (tiga ratus sembilan milyar lima ratus enampuluh tiga juta lima ratus lima puluh ribu rupiah).

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUPREPUBLIK INDONESIA,

BALTHASAR KAMBUAYA