bidang fisik dan prasarananhe

11
BI IDANG FISIK PRASARANA akan menunjang percepatan pembangunan, Lancarnya kegiatan pembangunan di suatu wilayah sangat didukung oleh tersedianya infrastruktur. Infrastruktur-infrastruktur tersebut berupa sarana dan prasarana yang akan menopang kegiatan masyarakat pada semua bidang. Semakin lengkap infrastruktur penunjang akan mempercepat jalannya proses pembangunan dan mempercepat gerak pembangunan ekonomi di daerah terutama dalam memperkuat pembangunan sektor- sektor unggulan dan memperkuat indutri-indutri daerah untuk lebih mampu bersaing dipasar global, serta memacu pengembangan sektor-sektor riil. Ketersediaan infrastruktur dasar seperti sumberdaya air, prasarana jalan, jembatan, transportasi darat, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, transportasi udara, ketenagalistrikan, telekomunikasi, perumahan dan permukiman, air bersih, pengolahan limbah, drainase, persampahan dan fasilitas-fasilitas sarana penunjang lainnya di suatu wilayah Provinsi menjadi syarat mutlak untuk memacu pembangunan daerah dan sebagai prasyarat utama untuk menarik investor melakukan bisnis didaerah. KETENAGALISTRIKAN GAMBAR 51. POWER PLANT PLTA TANGGARI-I Pembangunan instalasi pembangkit listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan secara keseluruhan, karena kebutuhan akan tenaga listrik sejalan dengan meningkatnya aktivitas dan kesejahteraan penduduk. Listrik digunakan oleh masyarakat untuk banyak hal, baik dalam kapasitasnya sebagai kebutuhan rumah tangga, maupun untuk usaha perekonomian. Tersedianya tenaga listrik secara memadai selanjutnya dengan adanya tenaga listrik diharapkan akan mendorong tumbuhnya suasana kondusif bagi berbagai aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Sistem prasarana energi listrik di Sulawesi Utara dilayani oleh PT. PLN Wilayah VII Sulawesi Utaratenggo yang merupakan salah satu unit kerja PT. PLN (Persero). Pada saat ini sumber-sumber energi yang telah digunakan oleh PLN Wilayah VII di Sulawesi Utara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), terdiri dari tiga buah PLTA, empat buah PLTD, dan sebuah PLTP. TABEL 16. SUMBERDAYA LISTRIK DI SULAWESI UTARA SUMBER LOKASI DAYA TERPASANG DAYA MAMPU PLTA Tonsealama Minahasa Utara 14.380 kW 11,600 kW* PLTA Tanggari I Minahasa Utara 18.000 kW 8,600 kW* PLTA Tanggari II Minahasa Utara 19.000 kW 19,000 kW* PLTD Manado Kota Manado 5.769 kW 3,700 kW PLTD Bitung Kota Bitung 51.000 kW 42,400 kW PLTD Lopana Minahasa Selatan 10.000 kW 10,000 kW PLTP Lahendong Kota Tomohon 20,000 kW 20,000 kW PLTD Kotamobagu Bolaang Mongondow 12.500 kW TOTAL 150.649 kW

Upload: haryyanto

Post on 04-Jul-2015

160 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

BBIIDDAANNGG FFIISSIIKK PPRRAASSAARRAANNAA

akan menunjang percepatan pembangunan,

Lancarnya kegiatan pembangunan di suatu wilayah sangat didukung oleh tersedianya

infrastruktur. Infrastruktur-infrastruktur tersebut berupa sarana dan prasarana yang akan

menopang kegiatan masyarakat pada semua bidang. Semakin lengkap infrastruktur

penunjang akan mempercepat jalannya proses pembangunan dan mempercepat gerak

pembangunan ekonomi di daerah terutama dalam memperkuat pembangunan sektor-

sektor unggulan dan memperkuat indutri-indutri daerah untuk lebih mampu bersaing

dipasar global, serta memacu pengembangan sektor-sektor riil.

Ketersediaan infrastruktur dasar seperti sumberdaya air, prasarana jalan, jembatan,

transportasi darat, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, transportasi udara,

ketenagalistrikan, telekomunikasi, perumahan dan permukiman, air bersih, pengolahan

limbah, drainase, persampahan dan fasilitas-fasilitas sarana penunjang lainnya di suatu

wilayah Provinsi menjadi syarat mutlak untuk memacu pembangunan daerah dan sebagai

prasyarat utama untuk menarik investor melakukan bisnis didaerah.

KETENAGALISTRIKAN

GAMBAR 51. POWER PLANT PLTA TANGGARI-I Pembangunan instalasi pembangkit listrik

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari pembangunan secara keseluruhan,

karena kebutuhan akan tenaga listrik sejalan

dengan meningkatnya aktivitas dan

kesejahteraan penduduk. Listrik digunakan

oleh masyarakat untuk banyak hal, baik

dalam kapasitasnya sebagai kebutuhan

rumah tangga, maupun untuk usaha

perekonomian.

Tersedianya tenaga listrik secara memadai

selanjutnya dengan adanya tenaga listrik diharapkan akan mendorong tumbuhnya suasana

kondusif bagi berbagai aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan

dan perkembangan ekonomi.

Sistem prasarana energi listrik di Sulawesi Utara dilayani oleh PT. PLN Wilayah VII

Sulawesi Utaratenggo yang merupakan salah satu unit kerja PT. PLN (Persero).

Pada saat ini sumber-sumber energi yang telah digunakan oleh PLN Wilayah VII di

Sulawesi Utara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga

Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), terdiri dari tiga buah

PLTA, empat buah PLTD, dan sebuah PLTP.

TTAABBEELL 1166.. SSUUMMBBEERRDDAAYYAA LLIISSTTRRIIKK DDII SSUULLAAWWEESSII UUTTAARRAA

SUMBER LOKASI DAYA TERPASANG DAYA MAMPU

PLTA Tonsealama Minahasa Utara 14.380 kW 11,600 kW* PLTA Tanggari I Minahasa Utara 18.000 kW 8,600 kW* PLTA Tanggari II Minahasa Utara 19.000 kW 19,000 kW* PLTD Manado Kota Manado 5.769 kW 3,700 kW PLTD Bitung Kota Bitung 51.000 kW 42,400 kW PLTD Lopana Minahasa Selatan 10.000 kW 10,000 kW PLTP Lahendong Kota Tomohon 20,000 kW 20,000 kW PLTD Kotamobagu Bolaang Mongondow 12.500 kW

TOTAL 150.649 kW

Page 2: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.

*) Daya dari PLTA Tonsealama, Tanggari I dan Tanggari II tergantung permukaan air Danau Tondano.

GAMBAR 52. PETA SEBARAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN DI SULAWESI UTARA

TTAABBEELL 1177.. PPOOTTEENNSSII SSUUMMBBEERRDDAAYYAA LLIISSTTRRIIKK DDII SSUULLAAWWEESSII UUTTAARRAA

SUMBER LOKASI DAYA TERPASANG

PLTA Poigar II Modoinding, Minahasa Selatan 32 MW

PLTA Poigar III Modoinding, Minahasa Selatan 14 MW

PLTM Mokobang II Modoinding, Minahasa Selatan 1,5 MW

PLTM Ranoketang Tua Tombasian, Minahasa Selatan 1,16 MW

PLTA Sawangan Sawangan, Minahasa Utara 17 MW

PLTM Lobong Kotamobagu, Bolmong 1,6 MW

PLTM Tincep Sonder, Minahasa 3,2 MW

PLTM Kinali 1,18 MW

PLTM Tangagah Bolang Uki, Bolmong 1,14 MW

PLTP Lahendong (exp) Kasuratan, Minahasa 20 MW

PLTP Lahendong II Pangolombian, Tomohon 40 MW

PLTP Tompaso Tompaso, Minahasa 230 MW

PLTP Ambang Kotamobagu, Bolmong 285 MW

PLTU Amurang Amurang, Minahasa Selatan 110 MW

Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.

Dalam usulan pengembangan pembangkit di sistem Minahasa–Kotamobagu dititik-

beratkan pada pengembangan sumberdaya alam setempat yang ramah lingkungan

(PLTA/M dan PLTP), ketersediaan dana investasi aspek teknis (berdasarkan prakiraan

kebutuhan tenaga listrik/beban puncak yang akan datang, jenis dan kapasitas unit

pembangkit yang akan dibangun, macam penggunaan pada load duration curve dan

kriteria keandalan sistem tenaga listrik yang diinginkan), aspek ekonomis dan finansial.

TTAABBEELL 1188.. RREENNCCAANNAA PPEENNAAMMBBAAHHAANN DDAAYYAA TTEERRPPAASSAANNGG PPEEMMBBAANNGGKKIITT TTAAHHUUNN 22000022 –– 22001122

RENCANA TAHUNAN OPERASI/TAMBAHAN DAYA TERPASANG (MW) JENIS PEMBANGKIT 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PLTA - - - - - 32 31 - - - -

PLTM - - - 1,6 3,2 - - - - - -

PLTP - - 20 40 - - - - 40 20 40

PLTU - - - - - - - 32,5 - - -

PLTD - 8 - - - - - - - - -

PLTG - - - - - - - - - - -

PLTG - - - 50 - - - - - - -

Sewa Gens 12 - - - - - - - - - -

Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.

Page 3: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

SARANA POS DAN TELEKOMUNIKASI

Sarana pos dan telekomunikasi merupakan jendela menuju dunia luar. Di era globalisasi,

yang ditandai dengan tingginya arus komunikasi, ketersediaan sarana pos dan

komonikasi menjadi vital. Sejalan dengan upaya

untuk menjadikan Provinsi Sulawesi Utara sebagai

daerah tujuan investasi dan wisata, maka

pemerintah mengupayakan pembangunan sarana

pos dan telekomunikasi.

GAMBAR 53. SALAH SATU MENARA PEMANCAR TELEPON SELULAR DI MINAHASA

Secara umum pelayanan kantor pos, sudah

menjangkau sebagian besar wilayah di Provinsi

Sulawesi Utara. Hal ini dilihat dari keberadaan

kantor-kantor Pos di Provinsi Sulawesi Utara yang

telah tersebar di wilayah kabupaten/kota. Namun

dengan seiringnya perkembangan dunia telepon

dan selular yang sangat cepat, fungsi kantor pos

sudah jarang dimanfaatkan oleh masyarakat di

daerah ini, seperti untuk pengiriman berita yang

dulunya menggunakan fasilitas surat yang dikirim

lewat kantor pos sekarang masyarakat

menggunakan fasilitas yang terdapat dalam telepon

selular yang efisien dari segi waktu dan biaya.

Lambatnya pertumbuhan pembangunan sambungan tetap yang disebabkan terjadinya

pergeseran fokus bisnis penyelenggara telekomunikasi tetap ke telekomunikasi bergerak,

menyebabkan terjadinya “leher botol” dalam

penyediaan fasilitas telekomunikasi dan

telekomunikasi antarwilayah perkotaan dan

pedesaan. Rendahnya penggunaan internet

oleh masyarakat disebabkan oleh tingginya

biaya penyediaan perangkat keras dan akses

internet, serta masih rendahnya tingkat literasi

computer (e-literacy) penduduk Sulawesi

Utara.

ketimpangan ketersediaan infrastruktur

SUMBERDAYA AIR

Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air

yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

salah satu kebutuhan poko

GAMBAR 54. MENARA-MENARA PEMANCAR TELEPON

SELULAR DI PULAU SANGIHE

GAMBAR 55.

yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air

permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada

di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami

dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di

bawah pemukaan tanah. Kehidupan dan kelangsungan

manusia tidak terlepas dengan air, karena air menjadi

k manusia dan dapat memberikan manfaat dalam

mewujudkan kesejahteraan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia

diperhadapkan dengan ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung terus

menurun dan di sisi lain, kebutuhan air semakin meningkat dan di sebagian wilayah

ketersediaan air semakin langka. Sumberdaya air menjadi mutlak untuk dikelola secara

efisien dan berkelanjutan dengan sangat memperhatikan fungsi sosial, ekonomi dan

S UNGAI POIGAR

Page 4: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

lingkungan secara seimbang. Pengelolaan

sumberdaya air yang tidak memperhatikan

faktor efisien dan keberlanjutan akan

mengurangi debit dan ketersediaan air, dan

lebih parahnya lagi dapat mengakibatkan

bencana yang ditimbulkan oleh daya rusak

air, seperti banjir, erosi dan sedimentasi

serta dapat menimbulkan penyakit-penyakit

akibat kekurangan air.

Perairan umum di Sulawesi Utara yang terdiri

lainnya diperkirakan lua

dari danau, sungai, rawa dan tangkapan air

snya 285 km2. Wilayah Sulawesi Utara juga mempunyai banyak

n yang digali. Penyediaan air bersih di

a

dilakukan oleh petani terutama

rtanian lahan basah khususnya lahan sawah. Untuk lokasi

aliran sungai yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). Danau-danau besar di

Sulawesi Utara adalah Danau Tondano dan Danau Mooat.

Air oleh masyarakat Sulawesi Utara dimanfaatkan untuk minum dan kebutuhan rumah

tangga, pertanian, perikanan dan lain-lain.

Air bersih yang diperlukan oleh masyarakat Sulawesi Utara terutama didapatkan

dari mata air baik di permukaan maupu

Sulawesi Utara dengan sistem perpipaan ditangani oleh perusahaan daerah milik

kota atau kabupaten. Penduduk yang belum terlayani sistem perpipaan

memanfaatkan mata air, sumur, sungai dan danau yang dekat permukiman.

Kota Manado ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Manado

untuk penduduk bagian Utara dan sebagian bagian Selatan, serta PDAM

Minahasa Unit Paniki untuk penduduk di Kecamatan Mapanget. Disamping itu

pula PDAM Minahasa melayani penduduk di Kabupaten Minahasa, Kota

Tomohon, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Utara. Untuk

Kota Bitung ditangani oleh PDAM Kota Bitung. Untuk Kabupaten Bolaang

Mongondow, Kabupaten Kepulauan

Sangihe dan Kabupaten Kepulauan

Talaud, sebagian penduduk

mendapatkan pelayanan dari PDAM setemp

melalui sistem perpipaan, sementara

penduduk pada desa-desa yang di wilayah

yang relatif tinggi dan jauh dari sumber air,

harus membeli air di unit Instalasi Ibukota

Kecamatan (IKK).

Pemanfaatan air dalam jumlah yang besar juga

yang mengelola pe

GAMBAR 57. PERSAWAHAN YANG MENGGUNAKAN

SISTEM IRIGASI DESA D KARAKELANGI P.

t

yang cukup luas para petani telah menggunakan irigasi agar distribusi air dapat

merata ke seluruh lahan persawahan. Daerah-daerah irigasi (DI) di Sulawesi

Utara yang sangat signifikan dalam pemanfaatan air karena luasnya areal

persawahan adalah DI Sangkub, DI Dumoga, DI Kotamobagu, DI Kotabunan,

wilayah Ratahan, wilayah persawahan sekitar Danau Tondano dan di wilayah

koridor Amurang – Inobonto. Beberapa tempat di pulau-pulau juga

menggunakan air dalam jaringan irigasi untuk persawahan seperti di Pulau

Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud. Sistem irigasi yang pergunakan

berupa irigasi teknis, semi teknis, sederhana dan irigasi desa.

Page 5: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

TABEL 19. LUAS POTENSIAL PERSAWAHAN YANG MENGGUNAKAN IRIGASI TEKNIS, SEMI TEKNIS DAN SEDERHANA DI PROP. SULAWESI UTARA.

LUAS POTENSIAL (HA)

ABUPATEN/KOTA IRIGASI NO. K JUMLAH

SEMI

TEKNIS SEDER H

TEKNIS ANA

1 Kota Manado - 606 - 606

2 Kota Bitung - - 146 146

3 Kota Tomohon 492 315 329 1,136

4 Kab. Minahasa - 5,192 806 5,998

5 Kab. Minahasa Selatan 3,463 5,770 589 9,822

6 Kab. Minahasa Utara 1,577 1,190 2,256 5,023

7 Kab. Bolaang Mongondow 20,208 11,628 536 32,372

8 Kab. Kepl. Sangihe - 710 - 710

9 Kab. Kepl. Talaud - 1,327 - 1,327

JUMLAH 5,740 26,738 4,662 57,140

Su er i Sulawesi Utar

58 N YANG MENGGUNAKAN IRIGASI PROVINSI SULAWESI UTARA

PRASARANA JALAN

Sektor transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan.

tor penunjang bagi sektor-sektor Iainnya. Ketersedian

mer

dara

mb : Dinas SDA Provins a, 2005.

GAMBAR . SEBARAN LUAS POTENSI LAHA

DI KABUPATEN DAN KOTA SE

Sumber : Dinas SDA Provinsi Sulawesi Utara

Sektor transportasi merupakan sek

transportasi akan mampu memperlancar proses pembangunan. Sektor trasportasi dalam

proses pembangunan ekonomi, memiliki nilai foreward linkage yang tinggi, yang mampu

memacu perkembangan sektor-sektor Iainnya.

Salahsatu bagian dari pembangunan sektor

transportasi adalah penyediaan jalan. Jalan

, 2005.

DI KOTA BITUNG

GAMBAR 59. SALAH SATU RUAS JALAN ARTERI

upakan komponen utama dalam transportasi

t, disamping sarana pendukung Iainnya.

Ketersediaan jalan akan mampu memperlancar

distribusi barang dan jasa, sekaligus dapat

memperpendek rantai distribusi dari produsen di

pedesaan ke konsumen.

Page 6: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

Prasarana jalan di Sulawesi Utara yakni berupa jalan Kabupaten, jalan Nasional maupun

n,

lata

TABEL 20. RUAS JALAN PROVINSI PROVINSI SULAWESI UTARA

jalan Provinsi. Juga di tunjang dengan adanya beberapa terminal antar kota maupun

terminal di desa – desa antar kecamatan dengan menghubungkan berbagai tempat –

tempat yang strategis maupun fasilitas umum baik berupa pasar/pusat perbelanjaan rumah

sakit maupun perkantoran dan sekolah. Untuk menunjang mobilitas pendduduk di darat

saat ini terdapat 12 buah terminal yang representatif dan tersebar di 9 Kabupaten/Kota.

Dalam rangka memperlancar pembanguna

pemerintah Provinsi Sulawesi Utara senantiasa

meningkatkan jumlah sarana transportasi seperti

jalan. Provinsi Sulawesi Utara sebelumnya

mempunyai panjang jalan keseluruhan

1.625,94 km (kecuali Jalan Kab/Kota) sesuai

SK Mendagri No. 55 Tahun 2000. Terdiri dari

Jalan Nasional dengan panjang 765,92 km

dan Jalan Provinsi dengan panjang 860,02

km. Disebabkan adanya peningkatan status

ruas jalan Provinsi di daerah perbatasan dan

n (Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa

Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow) menjadi jalan nasional tahun 2004,

sehingga mengalami perubahan sesuai SK Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

No. 375/KPTS/M/2004 dan No. 376/V/KPTS/2004 menjadi 2.007,96 km dengan Jalan

Nasional 1.267,57 km dan jalan Provinsi 740,57.

GAMBAR 60. PEKERJAAN JALAN DI PEMBANGUNAN

MELONGUANE, TALAUD

daerah potensi menunjang Pantai Se

NOMOR PANJANG RUAS RUAS

NAMA RUAS (KM)

KET

1 008 KOTAMOBAGU – KAIYA 21.04 2 008 11K JLN. AKD (KOTAMOBAGU) 2.15 3 017 AIRMADIDI – KAUDITAN 8.15 4 019 KAUDITAN – KEMA 4.75 5 020 AIRMADIDI – TONDANO 17.80 6 020 11K JLN. W. MARAMIS (TONDANO) 1.30 7 020 12K JLN. IMAM BONJOL (TONDANO) 1.20 8 021 TONDANO KAWANGKOAN 26.50 9 021 11K JLN. PANJAITAN (TONDANO) 1.30 10 022 TOMOHON – TONDANO 5.85 11 022 11K JLN. SAM RATULANGI (TONDANO) 0.70 12 022 12K JLN. BOULEVARD (TONDANO) 4.30 13 030 NAHA – ENEMAWIRA 4.00 14 032 ULU – ONDONG 10.00 15 034 TAMAKO – ENEMAWIRA 78.68 16 037 SUKUR – LIKUPANG 29.85 17 040 RATAHAN – AMURANG 43.40 18 042 MODAYAG – MOLOBOG 29.55 19 051 KEMA- KOMBI - TOLIANG OKI 41.70 20 052 SILIAN – TOMBATU 6.40 21 055 MANADO – TONGKAINA – WORI 18.85 22 057 ESANG – RAINIS 62.50 23 058 TONDANO - REMBOKEN – KAKAS 22.70 24 059 TONDANO - KEMBES – MANADO 23.00 25 060 LANGOWAN-RATAHAN-BELANG

(TABABO) 26.30

26 061 SONDER-TINCEP-MARUASEI 30.00

27 062 TOMOHON - TANAWANGKO 26.00

28 063 TANAWANGKO-KUMU-POPONTOLEN 49.50

Page 7: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

29 064 PINOGALUMAN-DOLODUO 40.00

30 073 PINOGALUMAN - LABUAN UKI 8.90

NOMOR PANJANG RUAS RUAS

NAMA RUAS KET (KM)

31 074 WASIAN - SIMBEL – WAILANG 32.00

075 11K 32 MAPANGET-MOLAS (MANADO) 12.60

33 076 JLN. PIERE TENDEAN (MANADO11K ) 4.60

34 078 MELANGGUANE-RAINIS 45.00

J U M L A H 0.57 74

Su r : P skim Pro

mbe Dinas ra p. Sulawesi Utara, 2005.

GAMBAR 61. PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN DI TATELU,

M U A

GAMBAR 62. SALAH SATU RUAS JALAN ARTERI JALUR

BANDARA S R ANGI

INAHASA TAR AM ATUL

TABEL 21. RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA

KEPMEN Nomor KIMPRASWIL

Urut Ruas Sub Ruas

Nama Ruas

K e t. 376/V/KPTS/2004

THN 2004

KAB. BOLAA DOW NG MONGON 512.48

1 007 1 KAIYA-MAELANG 0.81 52 007 2 MAELANG-BIONTANG 56.00 3 007 3 BINTONG-ATINGGOLA 61.22 4 009 3 SINISIR-KOTAMOBAGU 18.05 5 009 K JLN. GATOT SUBROTO

(KOTAMOBAGU) 1.85 6 009 K JLN. ADAM DOLOT (KOTAMOBAGU) 1.80 7 009 K JLN. A. YANI (KOTAMOBAGU) 0.80 8 009 K JLN. DIPONEGORO (KOTAMOBAGU) 0.90 9 023 2 POIGAR-KAIYA 33.00

KAB. BOLAANG MONGONDOW 51 2.48

10 027 KOTAMOBAGU-DOLODUO 51.36 11 027 K JLN. KOTAMOBAGU-DOLODUO 2.00 12 039 DOLODUO-MOLIBAGU 22.95 13 045 1 MOLIBAGU-MAMALIA 22.87 14 045 2 MAMALIA – TALUDAA 57.67 15 050 3 BUYAT-MOLOBOG 41.20 16 050 4 MOLOBOG-ONGGUNE 46.00 17 050 5 ONGGUNE - PINOLOSIAN 26.00 18 050 6 PINOLOSIAN-MOLIBAGU 18.00

KABUPATEN MINAHASA 528.99

1 009 1 WOROTICAN – POOPO 37.70 2 009 2 POOPO – SINISIR 38.00 3 010 KAWANGKOAN - WOROTICAN 43.80 4 011 TOMOHON-KAWANGKOAN 19.50 5 012 MANADO-TOMOHON 25.30 6 015 KAIRAGI-AIRMADIDI 12.10 7 017 KAUDITAN-AERTEMBAGA 8.18

Page 8: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

8 018 AIRMADIDI-KAUDITAN (BYPASS) 7.20 9 023 1 WOROTICAN-POIGAR 41.70 10 036 MANADO-TUMPAAN 41.50 11 043 MANADO-WORI 9.90 12 053 WORI-LIKUPANG 58.31 13 050 1 KEMA-RUMBIA 70.30 14 050 2 RUMBIA-BUYAT 48.00 15 070 GIRIAN-KEMA (MAKALESUNG) 24.00 16 054 LIKUPANG-BITUNG 43.50

KOTA MANADO 35.50

1 012 K JLN. SUPRAPTO (MANADO) 0.25 2 012 GI (MANADO) K JLN. SAMRATULAN 6.45 3 013 K JLN. SUDIRMAN (MANADO) 2.40 4 013 K JLN. R MARTADINATA (MANADO) 1.00 5 013 K JLN. YOS SUDARSO (MANADO) 2.20 6 014 K KAIRAGI-MAPANGET 7.75 7 015 K KAIRAGI-AIRMADIDI 2.40 8 036 K JLN. A. YANI (MANADO) 1.40 9 036 K JLN. MONGINSIDI (MANADO) 4.90 10 043 K JLN. PANJAITAN MANADO 0.60 11 043 K JLN. K.S TUBUN (MANADO) 0.40 12 043 K JLN. HASANUDDIN (MANADO) 1.80 13 043 K JLN. POGIDON (MANADO) 3.95

KOTA BITUNG 11.97

1 017 K JLN. SOMPOTAN (BITUNG) 0.40 2 017 (BITUNG) K JLN. MOH.HATTA 0.97 3 017 K JLN. YOS SUDARSO (BITUNG) 1.10 4 017 K JLN. W MARAMIS (BITUNG) 1.95 5 017 K JLN. WOLTER MONGINSIDI (BITUNG) 7.55

KAB. KEPULAUAN SANGIHE 87.45

1 028 TAHUNA-NAHA 37.74 2 028 K JLN. RARAMANUSA (TAHUNA) 0.61 3 028 K JLN. APENG CENDANA (TAHUNA) 2.10 4 029 TAHUNA-ENEMAWIRA 13.26 5 029 K JLN. LARENGGANG (TAHUNA) 0.22 6 029 K JLN. MAKAAMPO (TAHUNA) 1.52 7 035 TAHUNA-TAMAKO 30.55 8 035 K JLN. TIDORE (TAHUNA) 1.45

KAB. KEPULAUAN TALAUD 91.00

1 031 BEO-RAINIS 12.00 2 056 BEO-ESANG 40.00 3 077 BEO-MELONGUANE 39.00

J U M L A H 1,267.39

Sumber : Din s Praskim Prop.

dan masyarakat Sulawesi Utara telah

membangun jembatan-jembatan yang menghubungkan ruas-ruas jalan yang tersebar

a Sulawesi Utara, 2005.

Disamping prasarana jalan, pemerintah

baik di daratan dan pulau-pulau. Jembatan-jembatan panjang di Sulawesi Utara seperti

Jembatan Ranoyapo, Jembatan Poigar, Jembatan Megawati di muara Sungai Tondano,

Jembatan Inobonto dan Jembatan Ongkaw.

GAMBAR 63. SALAH SATU JEMBATAN DI PULAU SANGIHE

GAMBAR 64. JEMBATAN DI DESA MALA, TALAUD

Page 9: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

PERHUBUNGAN

si Sulawesi Utara yakni berupa kepulauan, mengharuskan

n di

rt

aka saat ini Provinsi

Bandara Sam Ratulangi

h

Faktor kondisi geografi Provin

pembangunan sektor perhubungan mendapatkan salah satu prioritas yang utama. Hal ini

terutama untuk mengatasi problem pengangkutan dan mobilisasi seluruh aspek dan

komponen yang terkait, baik mobilisasi penduduk yang keluar masuk wilayah kepulauan-

kepulauan tersebut maupun mobilisasi perekonomian rakyat secara menyeluruh serta

dalam rangka pertahanan dan keamanan

khususnya di wilayah perbatasan demi

menjaga keselamatan dan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengembangan sektor perhubunga

GAMBAR 65.

Sulawesi Utara terutama diarahkan untuk

meningkatkan arus lalu lintas barang dan

jasa baik dalam daerah maupun luar daerah

dan bahkan luar negeri. Program-program

yang dilaksanakan dalam rangka

i penyediaan kapal-kapal penyeberangan dan

kapal patroli, subsidi angkutan penyeberangan perintis, angkutan udara perintis dan bus

perintis, pembangunan dan pengembangan pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut

lokal dan nasional dan pengembangan bandara-bandara yang ada.

Melalui berbagai langkah dan upaya pembangunan tersebut, m

pengembangan sektor perhubungan sepe

Sulawesi Utara telah memiliki tiga buah bandara, yaitu Bandara Sam Ratulangi di

Manado, yang merupakan bandara internasional, Bandara Naha di Kabupaten Kepulauan

Sangihe dan Bandara Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud, keduanya merupakan

bandara lokal.

Keberadaan

tersebut sampai tahun 2005 bukan saja

melayani kebutuhan pelayanan orang,

barang dan jasa dalam negeri, tetapi juga

telah melayani penerbangan luar negeri

dengan dua maskapai penerbangan, yaitu

melayani rute penerbangan Manado-Davao

dan Manado-Singapura. Disisi lain, untuk

penerbangan domestik jumlah maskapai

penerbangan yang melayani kebutuhan ma

mencapai delapan maskapai atau meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan

tahun 2000 yang hanya lima maskapai. Kedelapan maskapai tersebut yaitu Garuda

Indonesia Airways, Merpati. Dengan 12 maskapai tersebut, maka rata-rata jumlah orang

yang keluar dan masuk di Sulawesi Utara melalui Bandara Sam Ratulangi Manado

mencapai di atas 1000 orang.

syarakat akan transportasi udara tela

K

Sementara itu, jalur-jalur penerbangan domestik yang telah dibuka sampai saat ini

meliputi Manado-Jakarta, Manado-Makassar, Manado-Balikpapan, Manado-Surabaya,

Manado-Denpasar, Manado-Batam, Manado-Pekanbaru, dan penerbangan lainnya seperti

Manado-Gorontalo, Manado-Tahuna, Manado-Melonguane, Manado-Ambon, Manado-

Sorong, dan Manado-Palu.

ANTOR B NDARA NA AHA TAHUNA

GAMBAR 66. KANTOR BANDARA MELONGUANE

GAMBAR 67. BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

Page 10: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan pelayaran laut, maka saat ini jumlah

pelabuhan laut di Sulawesi Utara telah mencapai 12 buah, terdiri atas Pelabuhan Laut

Bitung yang merupakan pelabuhan internasional, Pelabuhan Manado, Pelabuhan

Likupang, Pelabuhan Siau, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan Lirung, Pelabuhan Melonguane,

Pelabuhan Mangarang, Pelabuhan

Kawaluso, Pelabuhan Karatung, Pelabuhan

Marore dan Pelabuhan Miangas. Disamping

itu pula, terdapat empat buah pelabuhan

ferry.

GAMBAR 68. KAWASAN PELABUHAN BITUNG

Untuk menunjang mobilitas penduduk di

darat, saat ini terdapat 12 buah terminal

yang representatif dan tersebar di 9

kabupaten/kota se Sulawesi Utara.

PARIWISATA

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah menempatkan sektor pariwisata sebagai

program prioritas pembangunan daerah disamping program prioritas lainnya.

Keberhasilan Sektor Pariwisata dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain Distribusi

Kedatangan Tamu Asing/Dalam Negeri, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) serta rata-rata

menginap tamu Asing/Dalam Negeri yang meningkat signifikan pada akhir tahun 2003

dan Pertengahan Tahun 2004. Untuk Distribusi Kedatangan Tamu Wisatawan Dalam

Negeri dapat dilihat dibawah ini :

TABEL 22. DISTRIBUSI KEDATANGAN TAMU WISATAWAN DALAM NEGERI MELALUI BANDARA SAMRAT DAN PELABUHAN BITUNG JANUARI S/D OKTOBER 2004

Bulan Bandara Samrat Pelabuhan Bitung Keterangan

Januari 7.717 5.983 13.100

Pebruari 5.878 6.493 12.371

Maret 8.663 5.642 14.305

April 6.693 5.337 12.030

Mei 8.225 6.025 14.250

Juni 11.891 7.012 18.903

Juli 8.325 7.667 15.992

Agustus 8.561 7.838 16.399

September 8.428 7.761 16.189

Oktober 8.176 5.224 13.400

J u m l a h 81.857 64.982 146.939

Sumber : Dinas Pariwisata Prop. Sulawesi Utara, 2005.

TABEL 23. DISTRIBUSI KEDATANGAN TAMU ASING/WISMAN KE SULAWESI UTARA MELALUI BANDARA SAMRAT DAN PELABUHAN BITUNG JANUARI S/D OKTOBER 2004

Bulan Bandara Samrat Pelabuhan Bitung KeteranganJanuari 1.078 1.078

Pebruari 971 971

Maret 1.230 1.230

April 1.275 1.275

Mei 1.382 1.382

Juni 1.294 1.294

Juli 1.143 1.143

Agustus 2.622 2.622

September 1.706 1.706

Oktober 1.672 1.672

J u m l a h 14.371 14.371 Sumber : Dinas Pariwisata Prop. Sulawesi Utara, 2005.

Page 11: Bidang Fisik Dan Prasarananhe

TABEL 24. JUMLAH HOTEL BINTANG / MELATI DI KABUPATEN/KOTA PROP. SULAWESI UTARA TAHUN 2004

JUMLAH HOTEL JUMLAH KAMAR HOTEL KAB/KOTA

BINTANG MELATI BINTANG MELATI

KOTA MANADO 13 2 1263 544

KAB. MINAHASA 4 43 102 194

KOTA BOLMONG 2 13 48 158

KOTA BITUNG 2 33 45 365

KOTA TOMOHON - 24 - 186

KAB. SANGIHE - 11 - 155

KAB. TALAUD - 9 - 75 Sumber : Dinas Pariwisata Prop. Sulawesi Utara, 2005.

GAMBAR 69. SALAH SATU LOKASI

PENYELAMAN DI TNL BUNAKEN

Lokasi dan aktivitas wisata tersebar di daerah

kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai

potensi dan spesifikasinya yaitu :

1. Kota Manado (TNL Bunaken, Tugu Pendaratan

Sekutu, Fort Amsterdam, Pantai Boulevard,

Kawasan Perbelanjaan Boulevard).

2. Kota Bitung (CA. Tangkoko Batu Angus,

Monumen Trikora, Wale Ni Koko di P. Lembeh,

Gunung Klabat, Hutan Wisata Danuwudu,

Pantai Tanjung Merah, Pulau Serena, dan lain-

lain). GAMBAR 70.

TANGKASI, DI CA TANGKOKO BATUANGUS

3. Kota Tomohon (Kawasan vulkanik Gunung

Lokon dan Gunung Mahawu, Taman Bunga,

Pagoda, Danau Linow, Bukit Inspirasi, dan lain-

lain).

4. Kabupaten Minahasa Selatan (Pantai Moinit,

Arung Sungai di Popontolen, Pantai Air Anjing).

5. Kabupaten Minahasa Utara (Air Terjun Tunan,

epang, Pemandian Air Panas, Pantai

(Upacara Adat Tulude,

e, Pulau Garat,

Tanjung Pulisan, Pulau Gangga, Pulau Nain).

6. Kabupaten Minahasa (Danau Tondano, Gua J

Tasik Ria, Wisata Arung Jeram di Sungai Tondano dan Sungai Nimanga, Air Terjun

di Kali dan lain-lain).

7. Kabupaten Sangihe GAMBAR 71. ARUN NGAI G JERAM DI SU

TONDANO, MINAHASA Pantai Kolongan, Air Terjun Ngaralawo,

Gunung Api Bawah Laut).

8. Kabupaten Talaud (Adat Mane

Cagar Alam Pulau Karakelang)

9. Kabupaten Bolaang Mongondow (Danau

Mooat, Cagar Alam Gunung Ambang, Hutan

Lindung, Objek Wisata Dumoga Nani

Wartabone, Pantai Molosing, Pulau Tiga).

GAMBAR 74. UPAC UDE, GUNUN LAUT DANAU AANG

GAMBAR 73. GAMBAR 72. MOOAT, BOL

MONGONDOW G API BAWAH

MAHANGETANG, SANGIHE ARA ADAT TUL

SANGIHE