bidang studi teknik kimia -...
TRANSCRIPT
-
Bidang Studi Teknik Kimia
BIDANG STUDI TEKNIK KIMIA
-
Bidang Studi Teknik Kimia
DOKUMEN KURIKULUM
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
KEMENRISTEKDIKTI DAN KEMENDIKBUD
2019
-
Bidang Studi Teknik Kimia
I. LATAR BELAKANG, RASIONAL, DAN URGENSI REVISI KURIKULUM (NASKAH AKADEMIK KURIKULUM)
A. LATAR BELAKANG
Guru merupakan jabatan profesi yang wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik. Hal ini telah diamanatkan dalam Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Pada Pasal 4 Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 ditegaskan bahwa sertifikat pendidik bagi guru
diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi,
baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan
oleh Pemerintah. Pendidikan tersebut dilaksanakan setelah jenjang program S1
(Sarjana).
Sehubungan dengan hal tersebut diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra
jabatan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru dalam Jabatan. Untuk melaksanakan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut, disusun Pedoman Rintisan
Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) dan Pendidikan Profesi Guru Sarjana
Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (PPG SM3T). Lebih lanjut
pelaksanaan PPG tersebut dilandasi dengan beberapa peraturan sebagai berikut:
• Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013
tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
• Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
• Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas
dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
• Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2017
tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan yang Diangkat sampai dengan
Akhir Tahun 2015.
B. RASIONAL DAN URGENSI REVISI KURIKULUM
Indonesia masa depan adalah Indonesia yang maju, berdaulat, adil dan
makmur sebagaimana dituangkan dalam Visi Indonesia Emas 2045. Visi tersebut
semakin menunjukkan realitas seiring hasil berbagai kajian yang mengemuka.
McKinsey (2012) memprediksi bahwa pada Tahun 2030, Indonesia akan tumbuh
menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ke-7 di dunia, melompat dari
posisi 16 pada Tahun 2012. Dalam kurun waktu 15 tahun ke depan akan terjadi
lonjakan kebutuhan tenaga kerja terampil (skilled worker) dari 55 juta menjadi 113
juta pada tahun 2030. Peluang bisnis sebesar 1,8 triliun US Dollar meliputi bidang
jasa, pertanian, dan perikanan juga diprediksikan terjadi. Kondisi ini diperkuat
dengan ketersediaan sumberdaya manusia Indonesia yang melimpah yang dikenal
dengan istilah bonus demografi. Badan Pusat Statistik memproyeksikan bahwa
pada tahun 2019, kelompok usia produktif akan mencapai besaran 67 persen dari
total populasi penduduk dan sebanyak 45 persen dari 67 persen tersebut berusia
antara 15–34 tahun. Puncak bonus demografi pertama akan terjadi pada tahun
2034, dengan kondisi terdapat 60 tenaga kerja produktif untuk mendukung 100
penduduk, angka ketergantungan penduduk di bawah 50, dan berkontribusi
sebesar 0,22 persen poin terhadap pertumbuhan ekonomi (Bappenas, 2017).
Kondisi tersebut melahirkan dua sisi mata pisau yang sama tajam, dalam arti bahwa
kemampuan mengelola sumberdaya manusia dengan baik akan melahirkan
kemajuan yang luar biasa, namun kelalaian dalam mengelola sumberdaya manusia
-
Bidang Studi Teknik Kimia
tersebut akan melahirkan bencana yang luar biasa pula. Dengan demikian
sumberdaya manusia merupakan faktor penentu kemajuan suatu bangsa.
Dunia dewasa ini dihadapkan pada perubahan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan akselerasi yang luar biasa cepat, sering berubah, tak terduga,
unstructure, dan belum pernah terbayangkan sebelumnya. Berbagai tantangan
eksternal seperti era globalisasi, tuntutan abad XXI, revolusi industri 4.0, society
5.0, disruption era, bergesernya generasi dari milenial ke generasi Z dan Alpha,
serta Asean Economic Community, makin menguatkan pentingnya reorientasi
penyiapan sumberdaya manusia masa depan. Dalam konteks perubahan yang
amat cepat dan unstructured tersebut maka peningkatan kompetensi sumber daya
manusia saat ini dirasa tidak mencukupi lagi, yang diperlukan adalah penyiapan
kompetensi baru yang berbeda dari kompetensi sebelumnya. Analog dengan
dibutuhkannnya kompetensi baru tersebut, maka paradigma pendidikan dengan
komponen utama pembelajaran tentunya juga mengalami perubahan. Pendidikan
melalui pembelajaran dirancang mampu menumbuhkan kemampuan-kemampuan
esensial yang diperlukan bagi lulusan untuk hidup di era mendatang dengan
berbagai dinamika perubahan tersebut.
Globalisasi merupakan proses mendunia dengan tingkat perubahan yang
cepat dan radikal di berbagai aspek kehidupan manusia karena adanya teknologi.
Proses globalisasi memadukan berbagai aspek kehidupan manusia meliputi
teknologi, ekonomi, politik, maupun budaya. Era ini membutuhkan SDM yang
mempunyai wawasan global (mindset global) agar tidak terasingkan dalam
pergaulan atau hubungan internasional. Dalam arena budaya, adanya
kosmopolitanisme dan keanekaragaman menuntut SDM dengan pemahaman
multikultural dan keindonesiaan yang mantap. Seiring urgensi akan informasi
global, SDM masa depan mau tidak mau harus akrab dengan teknologi.
Revolusi industri 4.0 membawa dampak yang luar biasa di berbagai aspek
kehidupan. Era ini ditandai dengan pesatnya perkembangan dalam bidang internet
of Things, Artificial intelligent, new material, big data, robotics, augmented reality,
cloud computing, additive manufacturing&3D Printing, nanotechnology & biotech,
generic editing, dan e-learning. Era ini membutuhkan SDM yang berkualitas,
mampu berfikir kritis dan sistemik (thinking critically and systemic), mampu
berkomunikasi secara lateral maupun dengan higher level, mempunyai
-
Bidang Studi Teknik Kimia
kemampuan berwirausaha (entrepreneurship), dan belajar sepanjang hayat.
Lifelong learning is becoming an economics imperative (The Economist, 2017).
Revolusi industri 4.0 diakselerasi dengan munculnya era disrupsi yang ditandai
dengan munculnya banyak sekali inovasi yang tidak terlihat, tidak terduga, tidak
disadari oleh organisasi mapan sehingga mengganggu jalannya aktivitas tatanan
sistem lama atau bahkan menghancurkan sistem lama tersebut. Inovasi dan
akselerasi merupakan kata kunci untuk hidup di era tersebut. Era disrupsi teknologi
memerlukan penguasaan kombinasi teknologi, seperti fisika, digital dan biologi
(Schwab, 2017). Indonesia perlu meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja
dengan teknologi digital (Parray, ILO, 2017).
Society 5.0 hadir seiring akselerasi teknologi di era Revolusi Industri 4.0.
dengan terminologi super-smart society. Dalam era Society 5.0, artificial
intelligence, robotics dan the Internet of Things berkembang secara integratif untuk
mendukung layanan dan kenyamanan manusia. Era ini akan ditandai dengan digital
transformation of manufacturing menuju digitalisasi ekonomi dan teknologi yang
akan mewarnai seluruh aspek kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penguasaan
teknologi digital merupakan aspek yang harus dimiliki oleh SDM masa depan.
Memasuki Abad XXI berbagai kajian merumuskan kompetensi yang
diperlukan di Abad XXI (OECD, 2008; Trilling & Fadel, 2009). Kompetensi tersebut
meliputi aspek kemampuan dasar (bahasa, seni, matematik, ekonomi, sain,
geograf, sejaran, dan kewarganegaraan); kemampuan belajar dan inovasi
(kreatifitas dan inovasi, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi); kemampuan
mengelola informasi, media, dan teknologi informasi; serta kemampuan hidup dan
karir (life and career skills). Kreatifitas dan inovasi, berpikir kritis, komunikasi, dan
kolaborasi merupakan kata kunci untuk menyiapkan SDM masa depan yang
mampu hidup di Abad XXI.
Dunia penyiapan sumber daya manusia juga di hadapkan pada era perubahan
generasi dari generasi baby boomers, ke generasi milenial, generasi Z, dan
sebentar lagi muncul generasi Alpha. Terdapat pula yang membagi menjadi
generasi milenial dan generasi post milenial. Masing-masing generasi memiliki
karakteristik yang berbeda bahkan sama sekali berbeda dengan generasi
sebelumnya. Hal ini tentunya membutuhkan pengelolaan yang berbeda pula.
https://www.i-scoop.eu/digital-transformation/digital-transformation-manufacturing/https://www.i-scoop.eu/digital-transformation/digital-transformation-manufacturing/
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Dalam konteks Asean Economic Community (AEC), untuk mampu berjaya di
kawasan Asean, salah satu aspek utama adalah pemenuhan kompetensi sesuai
dengan standar Asean. Sertifikat kompetensi merupakan salah satu tuntutan yang
harus dipenuhi oleh tenaga kerja sesuai berlakunya Mutual Recognitian Agreement
di berbagai bidang, disamping kemampuan adaptif dan soft skills lainnya. Sertifikasi
kompetensi merupakan aspek penting peningkatan daya saibng lulusan. Dalam
konteks pembangunan nasional, penyiapan SDM masa depan tidak dapat
dilepaskan dari visi Indonesia untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, adil dan
makmur. Skenario pertumbuhan ekonomi menuju negara dengan pendapatan
tinggi di Tahun 2045 dan PDB keempat terbesar di Dunia (Brojonegoro, 2017,
www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/prediksi-2045-pendapatan-perkapita-
indonesia-masuk-empat-besar-dunia/) perlu didukung dengan kualitas SDM masa
depan yang mampu meningkatkan nilai tambah sumberdaya alam dan sumberdaya
lainnya.
Pertanyaan dasar dari tuntutan perubahan baik dalam konteks global,
regional, dan nasional tersebut tersebut adalah bagaimana karakteristik SDM masa
depan yang harus disiapkan untuk hidup pada era tersebut. Jawaban pertanyaan
ini akan mengundang pertanyaan lanjutan yaitu bagaimana pembelajaran yang
mampu menumbuhkan kapasitas sumberdaya manusia tersebut. Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana profil ideal guru yang mampu menghadirkan
pembelajaran masa depan tersebut, serta bagaimana penyiapan calon guru masa
depan?
Guru merupakan aspek utama yang turut menentukan kualitas sumberdaya
manusia masa depan. Analisis meta yang dilakukan terhadap lebih dari 800
penelitian (Hattie, 2009) yang kemudian di-upgrade dengan meta analisis dari 1200
hasil penelitian (Hattie, 2015) menunjukkan bahwa dari berbagai macam faktor
penentu pencapaian hasil belajar siswa, guru merupakan faktor utama yang
menjadi penentu. Guru merupakan masukan instrumental yang paling berpengaruh
terhadap terciptanya proses dan mutu pendidikan yang berkualitas (Fitzsimons,
1997:10; Walter & Grey, 2002; Stronge, Gareis, & Little, 2006:2; dan Glattorn, Jones
& Bullock, 2006:3). Inovasi-inovasi pendidikan sangat tergantung dari kemampuan
pelaksana dalam hal ini guru. Oleh karenanya guru masa depan sangat dituntut
-
Bidang Studi Teknik Kimia
memiliki standar kompetensi selaras dengan kebutuhan pengembangan
pendidikan.
Guru masa depan adalah guru yang memiliki kompetensi masa depan
sekaligus mampu memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik secara utuh
sehingga memiliki kemampuan yang dibutuhkan di era mendatang. Guru dituntut
mampu menyelenggarakan pembelajaran abad 21 yang berfokus pada
pengembangan critical thinking, creative thinking, collaboration, dan
communication. Guru juga harus mampu memasilitasi anak didiknya menguasai
new literacy. Penguasaan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia
merupakan kemampuan yang utuh untuk dapat melaksanakan tugas profesional
sebagai seorang guru di era digital, era revolusi industri 4.0. Selain itu guru juga
harus mampu melaksanakan pembelajaran terintegrasi dengan teknologi digital
melalui model TPACK (Technological, Pedagogical, and Content Knowledge).
Seorang guru profesional dituntut untuk menguasai berbagai teknologi, baik hard
technology maupun soft technology, menguasai konsep dan praktek berbagai
model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dengan efektif, dan
menguasai konten/materi substansi yang akan dipelajari siswanya.
Menghadirkan guru-guru yang berkualitas tidak terlepas dari penyiapan calon
guru baik melalui pendidikan jenjang S1 maupun pendidikan profesi. Pendidikan
Profesi Guru (PPG) sebagai garda depan penyiapan guru memiliki peran strategis
dalam menghasilkan guru-guru yang profesional. Dalam konteks PPG, kurikulum
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20 Tahun 2003),
perlu disesuaikan selaras dengan berbagai tuntutan tersebut. Dari sisi internal,
kurikulum dituntut mampu menyelaraskan antara profil lulusan, capaian
pembelajaran, isi kurikulum, pembelajaran, dan penilaian.
Daftar Pustaka
Bappenas. (2017). Outlook Pembangunan Indonesia 2018: Pemanfaatan Bonus
Demografi. https://www.bappenas.go.id/files/5015/1366/8275/
https://www.bappenas.go.id/files/5015/1366/8275/
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Fitzsimons, P. (1997) The Governance of teacher competency standards in New
Zealand. [Versi elektronik]. Australian Journal of Teacher Education, 22, 7-
19.
Glatthorn, A. A., Jones, B. K., & Bullock, A. A.(2006). Developing highly qualified
teachers. California: Corwin Press.
Hattie, J. (2015). The applicability of Visible Learning to higher education.
Scholarship of Teaching and Learning in Psychology, 1(1), 79-91.
http://dx.doi.org/10.1037/stl0000021
Hattie, J. A.C. (2009). Visible learning: A synthesis of over 800 meta-analyses
relating to achievement. New York, NY: Routledge.
ILO. (2017). Laporan Ketenagakerjaan Indonesia 2017: Memanfaatkan teknologi
untuk pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Jakarta: Organisasi
Perburuhan Internasional
McKinsey Global Institute Report. (2012). The Archipelago Economy: Unleasing
Indonesia's Potential. https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey
OECD (2008). 21stCentury Skills: How can you prepare students for the new
Global Economy?. www.oecd.org/site/educeri21st/40756908.pdf
Prediksi 2045 Pendapatan Perkapita Indonesia masuk Empat Besar Dunia.
www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/prediksi-2045-pendapatan-perkapita-
indonesia-masuk-empat-besar-dunia/
Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. London: Penguin Random
House.
Stronge, J. H., Gareis, C. R., & Little, C. A. (2006). Teacher pay & teacher quality.
California: Corwin Press.
The Economist. (2017). Lifelong learning is becoming an economic imperative (The
Economist Special Report). www.economist.com/special-report/2017/
Trilling, B. & Fadel, C. (2009). 21stCentury Skills: Learning for Life in Our Times.
Wiley.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
Walter, R. A., & Grey, K. C. (2002). Preparing, licensing, and certifying
postsecondary career and technical educators. Journal of Vocational
Education Research, 27.
https://psycnet.apa.org/doi/10.1037/stl0000021https://www.mckinsey.com/~/media/mckinseyhttp://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/prediksi-2045-pendapatan-perkapita-indonesia-masuk-empat-besar-dunia/http://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/prediksi-2045-pendapatan-perkapita-indonesia-masuk-empat-besar-dunia/http://www.economist.com/special-report/2017/
-
Bidang Studi Teknik Kimia
II. RUMUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) YANG DINYATAKAN DALAM CPL DAN CPBS
PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PPG
Guru profesional bidang studi Teknik Kimia yang menguasai materi ajar,
berkarakter dan berkepribadian Indonesia, menginspirasi dan menjadi teladan,
memiliki penampilan memesona, berwibawa, tegas, ikhlas, serta disiplin yang
mampu mendidik, membelajarkan, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi terkini dan masa depan.
CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI TEKNIK KIMIA
Guru Teknik Kimia sebagai pendidik profesional yang berakhlak mulia
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dengan kompetensi sebagai berikut:
1. mampu melaksanakan tugas keprofesian sebagai pendidik pada bidang studi
teknik kimia yang memesona, yang dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa,
tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta, disertai dengan jiwa
kesepenuhhatian dan kemurahhatian;
2. mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi pada
bidang studi Teknik Kimia yang harus dimiliki peserta didik mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif dan
kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel);
3. menguasai materi ajar (teori aplikasi) pada bidang studi Teknik Kimia yang
mencakup kompetensi keahlian: (1) Analisis Pengujian Laboratorium, (2) Kimia
Industri, (3) Kimia Analisis, dan (4) Kimia Tekstil termasuk advance materials
secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa”
(filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari termasuk
membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang dibutuhkan
oleh DUDI;
-
Bidang Studi Teknik Kimia
4. mampu merancang pembelajaran Teknik Kimia dengan menerapkan prinsip
memadukan pengetahuan Teknik Kimia, pedagogik, serta teknologi informasi
dan komunikasi atau Technological Pedagogical and Content Knowledge dan
pendekatan lain yang relevan;
5. mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik pada bidang studi Teknik
Kimia dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
membangun sikap (karakter Indonesia), pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif,
kolaboratif, dan komunikatif, dengan menggunakan model pembelajaran dan
sumber belajar yang didukung hasil penelitian;
6. mampu mengevaluasi masukan, proses, dan hasil pembelajaran teknik kimia
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dengan
menerapkan asesmen otentik, serta memanfaatkan hasil evaluasi untuk
perbaikan kualitas pembelajaran; dan
7. mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan sebagai guru pada bidang
studi teknik kimia yang profesional melalui penelitian, refleksi diri, pencarian
informasi baru, dan inovasi.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
III. PEMBENTUKAN MATA KEGIATAN DAN PENENTUAN BOBOT SKS (MK DAN CPMK)
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN (CPMK) DAN BOBOT SKS
PROGRAM STUDI PPG BIDANG STUDI TEKNIK KIMIA
CP Mata Kegiatan ke-1: Pendalaman Materi Pedagogik dan Keprofesian Guru
Bobot SKS
1 Menganalisis berbagai teori perkembangan mental dan aplikasinya dalam pembelajaran Teknik Kimia di SMK.
2 Menganalisis berbagai pengertian langgam belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran Teknik Kimia di SMK.
3 Menganalisis berbagai teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran Teknik Kimia di SMK.
4 Menganalisis pengertian keprofesian guru dan aplikasinya dalam pembelajaran Teknik Kimia di SMK.
5 Menganalisis persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru Teknik kimia profesional dan strategi penguasaannya bagi guru Teknik kimia di SMK.
6 Menganalisis berbagai regulasi yang terkait dengan profesi guru beserta aplikasinya dalam pembelajaran Teknik Kimia di SMK.
7 Mengidentifikasi etika profesi guru dan strategi penguasaannya bagi guru Teknik Kimia di SMK.
CP Mata Kegiatan ke-2: Pendalaman Materi Bidang Studi
1 Menguasai teori aplikasi dasar-dasar analisis kimia kualitatif, kuantitatif klasik dan instrumentasi dalam pembelajaran Teknik Kimia.
2 Menguasai teori aplikasi metode analisis kimia untuk fase padat dan fluida (cair dan gas) dan mikrobiologi dalam pembelajaran Teknik Kimia.
3 Menguasai teori aplikasi pengelolaan laboratorium kimia mengacu ISO 17025 dan penjaminan mutu hasil analisis dalam pembelajaran Teknik Kimia.
4 Menguasai teori aplikasi asas dan operasi teknik kimia dalam pembelajaran Teknik Kimia.
5 Menguasai teori aplikasi alat dan proses industri kimia dalam pembelajaran Teknik Kimia
6 Menguasai teori aplikasi evaluasi bahan dan proses persiapan kimia tekstil dalam pembelajaran Teknik Kimia.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
7 Menguasai teori aplikasi pencelupan, pencapan, dan colour matching serta qulity control produk tekstil dalam pembelajaran Teknik Kimia.
CP Mata Kegiatan ke-3: Pendalaman Materi Sumber Belajar Berbasis ICT
1 Mengidentifikasi karakteristik macam-macam sumber belajar berbasis TIK (Bahan ajar digital, media berbasis komputer, strategi pembelajaran online, dan lain-lain).
2 Menganalisis kelebihan dan kelemahan macam-macam sumber belajar berbasis TIK.
3 Memilih sumber belajar berbasis TIK yang sesuai (appropriate) dengan capaian pembelajaran yang akan dibelajarkan.
4 Mengembangkan sumber belajar berbasis TIK yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
CP Mata Kegiatan ke-4: Penguatan Karakter Pendidik
1 Memiliki jiwa cinta tanah air dan bela negara
2 Memiliki jiwa kesamaptaan
3 Memiliki jiwa kepemimpinan
4 Menunjukkan penampilan yang memesona, sikap cinta tanah air, berwibawa, penuh panggilan jiwa, tegas, disiplin, kreatif, inovatif, kesepenuhhatian dan kemurahhatian yang diintegrasikan di dalam kegiatan lokakarya dan PPL
CP Mata Kegiatan ke-5: Lokakarya Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbasis ICT dan Praktik Pembelajaran dengan Teman Sejawat (Peerteaching)
1 Menjelaskan tentang konsep dan tujuan lokakarya, Kurikulum,contoh Silabus, RPP, Bahan Ajar, Media pembelajaran, perangkat evaluasi, pengembangan program tahunan dan program semester mata pelajaran
2 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi dasar-dasar analisis kimia kualitatif, kuantitatif klasik, dan instrumentasi dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
3 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi metode analisis kimia untuk fase padat dan fluida (cair dan gas) dan mikrobiologi dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
4 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi pengelolaan laboratorium kimia mengacu ISO 17025 dan penjaminan mutu hasil analisis dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
5 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi asas dan operasi teknik kimia dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
6 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi alat dan proses industri kimia dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
7 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi evaluasi bahan dan proses persiapan kimia tekstil dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
8 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi Pencelupan, pencapan, dan colour matching serta qulity control produk tekstil dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
9 Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran Teknik Kimia materi produk kreatif dan kewirausahaan dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan penguatan karakter.
CP Mata Kegiatan ke-6: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1 Mampu merancang PTK menggunakan kaidah penelitian pembelajaran.
2 Mampu melaksanakan PTK sesuai dengan rancangan yang telah disusun selama pelaksanaan PPL.
3 Mampu melaporkan proses dan hasil PTK.
4 Mampu mendiseminasikan hasil PTK dalam forum ilmiah.
CP Mata Kegiatan 7: Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
1 Mampu mengimplementasikan rancangan pembelajaran dan penilaian pada bidang studi Teknik Kimia dengan menerapkan prinsip TPACK disertai dengan aktualisasi karakter.
2 Mampu merancang dan/atau melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, manajemen pendidikan, dan menginternalisasikan kultur sekolah.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
IV. DISTRIBUSI MATA KEGIATAN TIAP SEMESTER (STRUKTUR KURIKULUM)
STRUKTUR KURIKULUM PPG BIDANG STUDI TEKNIK KIMIA
KODE MATA KEGIATAN PPG SK
S
KATEGORI*)
K S L
A. SEMESTER 1 22 0 22
1. Pendalaman Materi Online (daring) secara mandiri
a. Pendalaman materi Pedagogik 0 0
b. Pendalaman materi Bidang Studi 0 0
c. Pendalaman materi sumber belajar berbasis ICT untuk peserta didik
0 0
2. Penguatan Karakter
Penguatan Karakter Pendidik (Kompetensi Sosial
dan Kepribadian) melalui Program Bela Negara,
Wawasan Kebangsaan, dan Kursus Mahir Dasar.
0 0
3. Lokakarya
LOK1 Penjelasan tentang konsep dan tujuan lokakarya,
Kurikulum, contoh Silabus, RPP, Bahan Ajar,
Media pembelajaran, perangkat evaluasi,
pengembangan program tahunan dan program
semester mata pelajaran
1 1
LOK2 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
materi pedagogik, SB-ICT, dan materi dasar-
dasar analisis kimia kualitatif, kuantitatif
klasik dan instrumentasi, pengembangan
perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-
teaching yang disertai dengan penguatan
karakter, diakhiri ujian formatif.
3 3
LOK3 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi metode analisis
kimia untuk fase padat dan fluida (cair dan
gas) dan mikrobiologi, pengembangan
perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-
teaching yang disertai dengan penguatan
karakter, diakhiri ujian formatif.
2 2
-
Bidang Studi Teknik Kimia
KODE MATA KEGIATAN PPG SK
S
KATEGORI*)
K S L
LOK4 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi pengelolaan
laboratorium kimia mengacu ISO 17025 dan
penjaminan mutu hasil analisis,
pengembangan perangkat pembelajaran yang
mengintegrasikan pendekatan TPACK,
presentasi perangkat, Peer-teaching yang disertai
dengan penguatan karakter, diakhiri ujian
formatif.
2 2
LOK5 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi asas dan
operasi teknik kimia, pengembangan perangkat
pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-
teaching yang disertai dengan penguatan
karakter, diakhiri ujian formatif.
3 3
LOK6 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi alat dan proses
industri kimia, pengembangan perangkat
pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-
teaching yang disertai dengan penguatan
karakter, diakhiri ujian formatif.
3 3
LOK7 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi evaluasi bahan
dan proses persiapan kimia tekstil,
pengembangan perangkat pembelajaran yang
mengintegrasikan pendekatan TPACK,
presentasi perangkat, Peer-teaching yang disertai
dengan penguatan karakter, diakhiri ujian
formatif.
2 2
LOK8 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi pencelupan,
pencapan, dan colour matching serta qulity
control produk tekstil, pengembangan
perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-
teaching yang disertai dengan penguatan
karakter, diakhiri ujian formatif.
3 3
LOK9 Analisis kurikulum, review hasil pendalaman
pedagogik, SB-ICT, dan materi produk kreatif 2 2
-
Bidang Studi Teknik Kimia
KODE MATA KEGIATAN PPG SK
S
KATEGORI*)
K S L
dan kewirausahaan, pengembangan perangkat
pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-
teaching yang disertai dengan penguatan
karakter, diakhiri ujian formatif.
PTK1 Penyusunan rencana Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) 1 1
B. SEMESTER 2 16 16
4. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
PPL a. Praktik pengalaman lapangan di sekolah 14 14
b. Observasi DuDi 1 1
PTK2 c. Implementasi penelitian tindakan kelas (PTK) 1 1
5. Uji Kompetensi 0 0
Total 38 38
Keterangan: *) K=Kuliah/Teori; S=Seminar/Lokakarya; L= Lapangan/Praktikum
V. SISTEM PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
A. SISTEM PEMBELAJARAN
Sistem pembelajaran Program PPG mengikuti Standar proses pada Standar
Pendidikan Guru yang diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknnologi, dan
Pendidikan tinggi Republik Indonesia Nomo 55 tahun 2017 pasal 20. Standar
proses dimaksud merupakan kriteria minimal pelaksanaan pembelajaran pada
Program PPG untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan sebagai Guru
professional. Proses pembelajaran program PPG bersifat: interaktif, holistik,
integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, inovatif, berpusat pada
peserta didik, dan mandiri.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Pelaksanaan proses pembelajaran secara garis besar terdiri atas Lokakarya
dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Sesuai dalam Standar Pendidikan
Guru, pelaksanaan proses pembelajaran terdiri atas:
1. pendalaman materi bidang keahlian yang akan diajarkan;
2. pendalaman materi bidang pedagogik untuk mahasiswa Program PPG yang
berlatar belakang sarjana nonpendidikan;
3. lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran;
4. praktik pembelajaran dengan teman sejawat;
5. PPL; dan
6. pengayaan dan remediasi untuk mahasiswa yang belum memenuhi capaian
pembelajaran yang ditetapkan.
Kegiatan nomor 1 sampai dengan nomor 4 dilaksanakan pada semester 1,
sedangkan PPL dilaksanakan pada semester 2. Gambaran proses pembelajaran
secara komprehensif sampai tahun 2017 disajikan dalam model Sistem
Pembelajaran Program PPG yang disajikan pada Gambar 5.1. Sistem
Pembelalaran PPG mulai tahun 2018 dilaksanakan dengan model Blended
Learning, lebih khusus pola Flipped Learning. Materi/Modul tersedia di laman
SPADA Ristekdikti. Mahasiswa sebelum lokakarya (untuk setiap siklus) wajib
melakukan pendalaman materi secara daring sesuai dengan CP dan tahapan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Gambaran perbedaan pembelajaran
Tradisional dibandingkan dengan FIPPED learning dapat dilihat dalam Gambar 5.2.
Gambaran komprehensif Proses Pembelajaran PPG yang mana Lokakarya
dilaksanakan secara Aktif, Menyenangkan, Inspiratif dan Inovatif (LAMINOV)
disajikan dalam Gambar 5.3.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Gambar 5.1. Gambar model Sistem Pembelajaran Program PPG (dari Pedoman
Penyelenggaraan Program PPG Dirjen Belmawa Kemenritekdikti 2018 dengan modifikasi)
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Gambar 5.2. Perbedaan tradisional learning dengan FLIPPED Learning
Gambar 5.3. Gambaran komprehensif Proses Pembelajaran PPG dengan LAMINOV.
Penjelasan Lokakarya yang dilaksanakan secara Aktif, Menyenangkan,
Inspiratif, dan Inovatif (LAMINOV) adalah sebagai berikut:
Lokakarya Aktif: Dosen harus merancang pembelajaran “lokakarya” yang
mengaktifkan mahasiswa dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan
memberikan tantangan untuk aktif eksplorasi sumber belajar, berbagi, bertanya,
dan saling menanggapi, sekaligus
-
Bidang Studi Teknik Kimia
meningkatkan keterampilan komunikasi pembelajaran, sesekali dapat disertai
dengan Modelling
Lokakarya Menyenangkan: Dosen merancang lokakarya yang selalu diawali
dengan salam sukses dan semangat pendidik. Selanjutnya dapat disertai dengan
games, ice breaking, dan bernyanyi yang relevan. Ruang workshop dapat
dilengkapi dengan audio visual yang dapat digunakan untuk memperdengarkan
musik “lembut”, atau untuk menayangkan film-film inspiratif.
Lokakarya Inspiratif: Dosen merancang lokakarya yang dapat memberikan
inspirasi sekaligus untuk memperkuat panggilan jiwa dalam pengabdiannya
sebagai pendidik. Kegiatan dapat dilakukan disela-sela lokakarya dengan bercerita,
melihat film-film pendidikan atau humaniora yang inspiratif
Lokakarya Inovatif: Pembelajaran dengan lokakarya adalah waktu dan tempat
yang tepat untuk mengembangkan inovasi pembelajaran, terutama bagaimana
mengimplementasikan TPACK Agar tercipta suasana “ingin meraih yang terbaik”
maka dosen harus sering memberikan reinforcement, terutama kepada mahasiswa
yang menghasilkan karya-karya inovatif.
1. Lokakarya
Kegiatan lokakarya dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.
Mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong secara
berkelompok berdiskusi dan bekerja untuk menyusun perangkat pembelajaran.
Kegiatan lokakarya mencakup kegiatan berikut:
a) Review Hasil Pendalaman Materi esensial Pedagogik, Bidang Studi, dan
Sumber Belajar berbasis ICT. Review dilakukan melalui diskusi kelas dan
kelompok. Ada 3 Jenis Siklus Lokakarya, yaitu
1) Lokakarya Penjelasan tentang konsep dan tujuan lokakarya, Kurikulum,
contoh Silabus, RPP, Bahan Ajar, Media pembelajaran, perangkat evaluasi,
pengembangan program tahunan dan program semester mata pelajaran
(Siklus 1).
2) Lokakarya yang diawali dengan analisis kurikulum, review hasil
pendalaman materi pedagogik, SB-ICT, dan materi Bidang studi,
pengembangan perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
pendekatan TPACK, presentasi perangkat, Peer-teaching yang disertai
-
Bidang Studi Teknik Kimia
dengan penguatan karakter, diakhiri ujian formatif (Siklus 2 sampai Siklus
n-1). Jumlah siklus tergantung pada pembagian materi Bidang studi. Untuk
Materi Bidang studi Teknik Kimia dibagi dalam 8 siklus.
3) Lokakarya Penyusunan rencana Penelitian Tindakan Kelas (Siklus n)
Dalam siklus 2 sampai Siklus n-1 dilakukan pembagian dan penetapan
kompetensi dasar (KD) atau subKD untuk masing-masing kelompok
kecil/individual.
Gambar 5.4. Siklus Lokakarya Pengembangan Perangkat Pembelajaran
b) Kerja Kelompok/Individual terbimbing
Kerja Kelompok/Individual terbimbing dilakukan untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran untuk masing-masing KD, berupa silabus, RPP, bahan
ajar, LKS, media pembelajaran, dan perangkat penilaian.
c) Presentasi hasil lokakarya
Perangkat pembelajaran yang disusun per KD oleh masing-masing
mahasiswa/kelompok kecil mahasiswa dipresentasikan dalam forum kelas
untuk dikomunikasikan ke seluruh kelompok serta untuk memperoleh masukan
dari kelompok lain. Dengan presentasi ini diharapkan perangkat pembelajaran
seluruh KD yang telah dikembangkan dipahami oleh seluruh
mahasiswa/kelompok.
d) Revisi hasil presentasi
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Revisi perangkat pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil sharing pendapat
dan masukan dalam presentasi.
e) Peerteaching/Microteaching
Peerteaching dilakukan untuk mempraktikkan perangkat pembelajaran di depan
teman/sebaya. Peerteaching dilakukan di bawah supervisi dosen pembimbing
dan guru pamong.
f) Tes formatif
Tes formatif mencakup materi seluruh KD yang dikembangkan perangkat
pembelajaran ini. Tes formatif disertai dengan pendalaman materi sesuai hasil
tes formatif.
g) Penyusunan rancangan penelitian tindakan kelas
Kegiatan ini untuk memfasilitasi peserta Program Studi PPG untuk merancang
penelitian tindakan kelas yang nantinya akan diimplementasikan dalam kegitan
PPL.
2. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
a. Pengertian dan Tujuan
PPL mencakup kegiatan praktik pembelajaran dan non-pembelajaran,
praktik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan praktik industri. Kegiatan
praktik pembelajaran dan nonpembelajaran serta praktik PTK dilaksanakan
oleh LPTK, sedangkan kegiatan praktik industri di DU/DI dikoordinasikan
oleh Politeknik.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Tujuan umum kegiatan praktik pembelajaran dan non-pembelajaran di
sekolah adalah agar mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata dan
kontekstual dalam menerapkan seperangkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
penguasaan materi bidang studi secara utuh.
Tujuan khusus kegiatan praktik pembelajaran di sekolah adalah:
1) Membentuk dan memantapkan kemampuan profesional guru secara
utuh.
2) Mendemonstrasikan kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran.
3) Melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan potensi mahasiswa.
4) Mendalami karakteristik mahasiswa dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar.
5) Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas dan mengatasi
permasalahan pembelajaran tersebut secara individu maupun
kelompok.
6) Menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari suatu
permasalahan pembelajaran.
7) Menilai capaian pembelajaran mahasiswa dengan menggunakan
instrumen yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills).
8) Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan
kegiatan pengayaan atau remedial.
9) Menyusun rancangan dan melakukan penelitian tindakan kelas sebagai
salah satu upaya mengembangkan profesionalitas guru.
10) Melakukan remedial teaching bagi mahasiswa yang membutuhkan.
Tujuan khusus kegiatan praktik non-pembelajaran di sekolah adalah
mendalami, berpartisipasi, dan/atau mempraktikkan kegiatan-kegiatan non-
pembelajaran yang meliputi: administrasi sekolah, kultur sekolah,
-
Bidang Studi Teknik Kimia
ekstrakurikuler (kepramukaan, UKS, majalah dinding, dll), rapat-rapat
sekolah, layanan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa.
Tujuan kegiatan praktik PTK adalah memperbaiki praktik dan meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah.
Tujuan umum Praktik Industri (PI) adalah agar mahasiswa dapat mengamati
dan mendalami prosedur dan mekanisme kerja di DU/DI secara langsung,
terutama dalam bidang pekerjaan yang sesuai dengan program keahliannya.
Tujuan khusus PI adalah:
1) Membekali mahasiswa untuk memahami situasi dan iklim kerja yang
sebenarnya;
2) Membekali mahasiswa dengan wawasan lingkungan pekerjaan di DU/DI
yang berbeda dengan lingkungan sekolah;
3) Membekali mahasiswa dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan
dalam memahami prosedur, mekanisme, dan disiplin kerja di DU/DI;
4) Membekali mahasiswa dengan orientasi dan tujuan pekerjaan di DU/DI
yang sesuai dengan program keahliannya.
b. Sistem, Prosedur, dan Kegiatan PPL
PPL menerapkan pendekatan supervisi klinis dan tindakan reflektif
dengan prinsip berkelanjutan, terstruktur, dan relevan dengan perangkat
pembelajaran. Supervisi Klinis adalah suatu bentuk bimbingan profesional
yang diberikan kepada mahasiswa Prodi PPG sesuai dengan
kebutuhannya untuk meningkatkan profesionalitas sebagai guru.
Supervisi klinis dilaksanakan dengan prinsip-prinsip: (1) hubungan
kolegial dan interaktif yang sinergis dan terbuka; (2) demokratis; (3)
berbasis kebutuhan dan aspirasi mahasiswa; dan (4) mengutamakan
prakarsa dan tanggung jawab mahasiswa.
Langkah-langkah dalam supervisi klinis adalah: (1) pengamatan
kinerja oleh guru pamong dan dosen pembimbing, (2) mahasiswa menilai
kinerjanya sendiri (self assessment), (3) diskusi dengan guru pamong dan
dosen pembimbing, dan (4) merencanakan perbaikan.
Prosedur dan kegiatan PPL dilakukan dengan pola blok. Prosedur
dan kegiatan PPL dilaksanakan selama satu semester, yaitu pada
-
Bidang Studi Teknik Kimia
semester kedua tahun akademik. Di semester pertama mahasiswa Prodi
PPG menyelesaikan Lokakarya SSP yang menghasilkan perangkat
pembelajaran untuk semua jenjang satuan pendidikan (SMP, SMA, SMK,
dan PLB). Pada semester kedua, mahasiswa Prodi PPG
mengimplementasikan perangkat pembelajaran sesuai dengan kalender
akademik sekolah mitra.
PPL di sekolah dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Persiapan dan Eksplorasi Sumber Belajar.
2) Implementasi Hasil Lokakarya ke dalam Praktik Pembelajaran yang
terdiri dari:
a) melaksanakan kegiatan pembelajaran terjadwal (praktik terbimbing
dan praktik mandiri),
b) melakukan konsultasi dan refleksi praktik pembelajaran yang telah
dilakukan,
c) membuat jurnal aktivitas,
d) mengoreksi pekerjaan siswa,
e) mendiagnosis kesulitan belajar,
f) melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan
g) mengikuti kegiatan manajemen sekolah (rapat-rapat sekolah,
administrasi sekolah, dan kegiatan sekolah lainnya).
3) Ekstra-kurikuler.
4) Penyusunan Laporan Hasil PTK
5) Presentasi Hasil PTK
c. Pelaksanaan PPL di Sekolah
PPL dilaksanakan di sekolah mitra. Sekolah mitra sebagai lokasi PPL
Prodi PPG sekurang-kurangnya memiliki peringkat akreditasi B. Disamping
itu, sekolah mitra terikat dalam nota kesepahaman antara dinas pendidikan
kabupaten/kota dengan LPTK penyelenggara Prodi PPG yang masih
berlaku. Pola kemitraan bersifat kolaboratif.
Pelaksanaan PPL di sekolah terdiri atas: tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penilaian. Tahap persiapan PPL meliputi kegiatan
sebagai berikut:
-
Bidang Studi Teknik Kimia
1) penetapan peserta PPL;
2) pendataan dan pemetaan sekolah;
3) penetapan Dosen Pembimbing (DP);
4) koordinasi dengan sekolah mitra untuk menetapkan Guru Pamong
(GP) dan jadwal pelaksanaan PPL;
5) pembekalan DP dan GP; dan
6) pembekalan peserta PPL.
Tahap pelaksanaan PPL meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Penyerahan peserta PPL oleh pihak LPTK penyelenggara ke sekolah
mitra.
2) Pelaksanaan PPL di sekolah mitra.
3) Pembimbingan di sekolah mitra dilakukan oleh DP sekurang-kurangnya
8 kali.
4) Penarikan peserta PPL.
Tahap penilaian PPL mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
1) Penilaian dilakukan selama PPL, yang terdiri atas penilaian proses dan
produk. Secara umum, komponen penilaian terdiri atas: (a)
kemampuan mengemas perangkat pembelajaran, (b) praktik
pembelajaran, (c) kegiatan non pembelajaran, (d) kompetensi sosial
dan kepribadian, (e) portofolio, (f) laporan PPL, dan (g) laporan PTK.
Seluruh aspek penilaian menggunakan instrumen penilaian disertai
deskriptornya.
2) Penilaian dilakukan oleh GP dan DP.
3) Peserta dinyatakan lulus PPL apabila mencapai nilai sekurang-
kurangnya B.
Kegiatan mahasiswa selama PPL di sekolah terdiri atas:
1) Observasi dan Orientasi Lapangan
Beberapa kegiatan yang dilakukan mahasiswa Prodi PPG pada tahap
observasi dan orientasi lapangan sebagai berikut.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
a) Mempersiapkan diri dengan berbagai instrumen yang diperlukan
untuk pelaksanaan observasi dan orientasi lapangan.
b) Berkonsultasi dengan kepala sekolah mitra untuk menentukan
sasaran observasi, dan menyusun jadwal kegiatan harian.
c) Mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dengan:
melihat situasi dan kondisi sekolah, seperti kondisi guru, fasilitas
sekolah, prosedur penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah; mewawancarai kepala sekolah, staf TU, guru
bidang studi, guru BK, wali kelas, dan petugas perpustakaan
sekolah; mengamati aktivitas peserta didik di dalam dan di luar
kelas; serta aktivitas guru di dalam dan di luar kelas.
d) Menyusun laporan kegiatan harian disertai dengan bukti-bukti yang
relevan.
e) Mendiskusikan laporan dengan GP dan DP untuk mendapatkan
pengarahan dan balikan yang diperlukan.
f) Membuat laporan tentang proses dan hasil kegiatan obeservasi
dan orientasi lapangan yang disertai pembahasan untuk
menemukan implikasi bagi pengembangan rencana pengemasan
pembelajaran yang mendidik.
2) Praktik pembelajaran
Mahasiswa Prodi PPG melakukan kegiatan praktik pembelajaran
meliputi praktik pembelajaran terbimbing dan praktik pembelajaran
mandiri. Praktik pembelajaran mandiri diamati oleh DP, GP, dan kalau
memungkinkan mengikutsertakan teman sejawat (open lesson).
3) Pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial
Mahasiswa Prodi PPG menampilkan kompetensi kepribadian, dan
sosial, seperti: kerja sama, etos kerja, kedisiplinan, kepedulian,
tanggung jawab, sopan santun, dan sebagainya, selama pelaksanaan
PPL.
4) Melaksanakan kegiatan non-pembelajaran
Selama PPL mahasiswa Prodi PPG melaksanakan kegiatan non-
pembelajaran, seperti: manajemen pendidikan sekolah, mengikuti
rapat guru, piket sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
-
Bidang Studi Teknik Kimia
(seperti pramuka, kesenian, olah raga), penanganan kesulitan belajar
peserta didik, dan sebagainya.
5) Membuat Laporan PPL
Laporan PPL memuat seluruh kegiatan PPL meliputi kegiatan praktik
pembelajaran (observasi dan orientasi lapangan, praktik pembelajaran)
dan kegiatan nonpembelajaran (penanganan kesulitan belajar peserta
didik, kegiatan ekstra kurikuler, dan manajemen sekolah).
6) Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK dilakukan berdasarkan proposal yang telah disusun dan disetujui
oleh DP dengan materi yang telah dirancang sebelumnya. Kegiatan
PTK dilakukan selama PPL.
7) Menyusun Laporan PTK
Laporan PTK memuat latar belakang masalah, rumusan masalah dan
tujuan, metode yang digunakan, hasil perubahan pada peserta didik,
guru, dan sistem pembelajaran, pembahasan atau refleksi, kesimpulan
dan rekomendasi penelitian.
8) Mempresentasikan Hasil PTK
Untuk keperluan melengkapi penilaian kemampuan mahasiswa dalam
melakukan PTK, maka diakhir pelaksanaan PPL mahasiswa difasilitasi
untuk mempresentasikan pelaksanaan dan hasil PTK yang
diselenggarakan oleh dosen pembimbing.
9) Mengumpulkan Portofolio
Mahasiswa Prodi PPG mengumpulkan perangkat RPP yang telah
disempurnakan beserta seluruh perangkat lainnya sebagai portofolio.
d. Sistem, Prosedur, dan Kegiatan PPL di Dunia Usaha/Dunia Industri
Praktik Pengalaman Lapangan di Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI)
atau Praktik Industri (PI) bersifat magang, yakni belajar sambil bekerja di
DU/DI yang relevan dengan program keahlian mahasiswa. Dalam
kegiatan magang, mahasiswa mendapat bimbingan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya melalui proses pengamatan
dan melakukan untuk mendapatkan pengalaman dalam bekerja di dunia
kerja sebenarnya.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Praktik Industri dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Persiapan dan penyediaan DU/DI atau tempat magang yang sesuai
program keahlian peserta PI;
2) Pelaksanaan PI sesuai jadwal yang diberikan oleh pihak DU/DI atau
tempat magang (melaksanakan kegiatan PI, konsultasi dengan
pembimbing industri, dan mengikuti proses pekerjaan dari awal
hingga menghasilkan produk);
3) Pembuatan laporan hasil kegiatan PI;
4) Presentasi hasil kegiatan PI.
Praktik Industri dilaksanakan di DU/DI yang relevan dengan program
keahlian mahasiswa.
DU/DI sebagai tempat pelaksanaan PI harus memenuhi kriteria:
1) Termasuk dalam kategori UMKM;
2) Memiliki jenis industri yang sesuai dengan program keahlian
mahasiswa;
3) Tersedia Pembimbing Lapangan (PL);
4) Tersedia tempat untuk melaksanakan magang.
Pelaksanaan PI dibagi dalam tahap persiapan, pelaksanaan, dan penilaian.
Tahap persiapan PT meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) penetapan mahasiswa PI;
2) pendataan dan pemetaan DU/DI;
3) penetapan Dosen Pembimbing (DP) oleh Politeknik;
4) koordinasi dengan DU/DI dan menetapkan PL;
5) pembekalan DP dan PL; dan
6) pembekalan mahasiswa PI.
Tahap pelaksanaan PI meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) penyerahan mahasiswa PI oleh pihak Politeknik ke DU/DI;
2) pelaksanaan PI di DU/DI;
3) pembimbingan oleh DP di DU/DI sekurang-kurangnya 3 kali;
4) pembingan oleh PL di DU/DI setiap waktu;
-
Bidang Studi Teknik Kimia
5) penarikan mahasiswa PI;
6) penilaian PI oleh DP dan PL.
Tahap penilaian dilakukan dengan mengacu pada ketentuan sebagai
berikut:
1) penilaian dilakukan selama PI, yang terdiri atas penilaian proses dan
produk, terdiri atas: (a) kehadiran, (b) kedisiplinan, (c) ketekunan, (d)
bekerjasama, (e) laporan PI.
Seluruh aspek penilaian menggunakan instrumen penilaian disertai
deskriptornya;
2) penilaian dilakukan oleh DP dan PL;
3) mahasiswa peserta PI dinyatakan lulus, jika memperoleh nilai
sekurang-kurangnya B.
Kegiatan Mahasiswa selama PI:
1) Observasi dan Orientasi Lapangan
Kegiatan mahasiswa pada tahap observasi dan orientasi lapangan
meliputi:
a) penyiapan berbagai dokumen yang diperlukan untuk magang di
DU/DI;
b) konsultasi dengan pihak industri terkait tempat observasi dan
sasaran;
c) pengumpulan dan analisis data terkait dengan struktur organisasi,
prosedur dan mekanisme kerja, aktivitas karyawan, fasilitas
industri, dan suasana bekerja;
d) penyusunan laporan kegiatan dan diskusi dengan DP dan PL;
e) penyusunan laporan observasi dan orientasi lapangan yang
disertai pembahasan mendapatkan gambaran kaitan dan
kesesuaian antara pembelajaran dengan lapangan pekerjaan.
2) Praktik Kerja
Mahasiswa PI melakukan kegiatan praktik kerja yang disesuaikan
dengan kondisi dan situasi lapangan. Jika dimungkinkan, mahasiswa
-
Bidang Studi Teknik Kimia
turut ambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan di industri atas arahan
dan bimbingan PL yang sesuai dengan program keahliannya.
3) Membuat Laporan PI
Laporan PI memuat seluruh kegiatan di industri meliputi kegiatan
observasi dan orientasi lapangan serta praktik kerja yang dilakukan
mahasiswa peserta PI selama mengikuti PI.
3. Kehidupan Bermasyarakat di Asrama/Sarana lain
Program Pengembangan Kehidupan Bermasyarakat bertujuan untuk
mengembangkan karakter peserta program PPG yang mencakup aspek
kepribadian dan sosial calon guru yang dapat dilaksanakan baik melalui pendidikan
berasrama maupun pendidikan di luar asrama dengan memanfaatkan sarana lain
yang relevan. Program pendidikan di asrama atau sarana lain di luar asrama
menekankan pada pengembangan soft skills peserta PPG dalam kehidupan
bermasyarakat.
Program pendidikan di asrama atau melalui sarana dan kegiatan lain yang
relevan merupakan program pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup
pendidikan keagamaan, pengembangan akademik, life skills (soft skills dan hard
skills), memupuk wawasan kebangsaan, dan membangun wawasan global, yang
digunakan sebagai bagian integral dalam sistem penyelenggaraan Program PPG
untuk menghasilkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh, unggul
dan berkarakter.
Tujuan pendidikan berasrama/sarana lain adalah untuk
menumbuhkembangkan pesertaprogram PPG agar:
a. menjadi pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. menjadi pribadi yang berprestasi, memiliki kecakapan hidup, sehat jasmani
dan
c. rohani;
d. menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter (jujur, cerdas, tangguh, bermoral
luhur,
e. mandiri, dan disiplin).
f. menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan baik, peka dan peduli
pada
-
Bidang Studi Teknik Kimia
g. sesama, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan yang majemuk;
h. menjadi pribadi yang memiliki rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan
dan
i. wawasan global; dan
j. memiliki sikap dan jiwa pendidik (guru) yang mau dan mampu berperan
sebagai
k. orang tua kedua di sekolah
Dalam pengelolaan kegiatan dalam pendidikan asrama/ sarana lain
mengacu pada tahapan yang runtut dan progresif, proses yang intensif,
pendampingan yang dialogis melalui sistem pamong, dan output memenuhi kriteria
yang diinginkan. Selama menjalani program pendidikan profesi guru, peserta
dibimbing dan dikembangkan dalam tahap-tahap pembentukan kepribadian guru
yang baik. Tahapan pembentukan kepribadian calon guru dalam pendidikan
berasrama/sarana lain dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut ini.
Tabel 5.1. Pentahapan Pembentukan Kepribadian dalam Pendidikan Berasrama/Sarana Lain
No TAHAPAN KETERANGAN
1 Tahap Persiapan / percobaan: masa penyesuaian / pengenalan (preparasi):
Pada tahap ini ada dua aspek penting: 1. Pengenalan dan pemahaman tentang visi-misi,
citacita, dan tokoh-tokoh besar, 2. Pengenalan nilai-nilai dasar melalui dinamika
kehidupan nyata: menghargai orang lain dan perbedaan, kebersamaan dalam keberagaman, kepedulian, kepemimpinan dan kedisiplinan.
2 Tahap orientasi pribadi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengenali diri (Who am I).
Dengan pengenalan diri yang utuh dapat membawa pada kemenangan pribadi, yang bermakna, dapat mengenal diri (plus-minus), menerima diri, mencintai diri, mensyukuri diri, citra diri yang positif, yang bermuara pada terbentuknya rasa percaya diri yang sehat dan mampu mengelola dirinya.
Dalam proses ini diberi penekanan pada pemurnian panggilan profesinya sebagai guru.
3 Tahap orientasi sosial
Tahap ini dimaksudkan untuk mengarahkan kepedulian dan perhatian ke luar dirinya untuk menjawab tantangan/persoalan bersama. Dalam
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No TAHAPAN KETERANGAN
proses ini program yang dilaksanakan dapat berupa analisis sosial, live in, bakti sosial, kunjungan sosial yang diakhiri denganrefleksi personal dan kelompok.
Salah satu bagian dari proses ini dapat berupa live in pada keluarga guru yang akan semakin memperkuatpanggilan profesi keguruannya, atau kegiatan sejenis.
4 Tahap pemantapan panggilan menjadi guru
Pada tahap ini kegiatan ditekankan pada aspek spiritualitas panggilan profesi (panggilan menjadi guru) sehingga siap melaksanakan panggilan tugasnya.
Dalam proses ini diperlukan sebuah refleksi akhir yang mendalam tentang pilihan kariernya.
Kegiatan dalam pendidikan di asrama/sarana lain dirancang dan
dilaksanakan sebagai bentuk perwujudan pendampingan sesuai dengan tahap
pembentukan kepribadian calon guru sebagaimana yang dirumuskan pada Tabel
5.1.
Kegiatan dalam pendidikan di asrama/sarana lain dapat berupa kegiatan
penunjang akademik dan non-akademik. Kegiatan penunjang akademik dapat
berupa kegiatan belajar mandiri dan terstruktur baik yang dilakukan perorangan,
atau kelompok terkait dengan tugas-tugas akademik (workshop).
Kegiatan non-akademik minimal mencakup kegiatan kepemimpinan,
kepramukaan, wawasan kebangsaan, bela negara, keagamaan, dan sosial
kemasyarakatan,
a. Latihan Kepemimpinan
Latihan kepemimpinan merupakan kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan peserta PPG agar efektif memimpin, mengokoordinasi, dan
memotivasi orang lain dalam rangkamencapai tujuan. Program ini dapat
dilaksanakan secara terstruktur atau terintegrasi/melekat dengan aktivitas
sehari-hari.
b. Kepramukaan
Di samping memberi bekal akademis sebagai guru profesional pada bidang
studi masingmasing, program PPG juga diarahkan untuk menyiapkan para guru
professional yang dapat melaksanakan tugas pembinaan kepramukaan di
sekolah tempat bertugas. Untuk itu, perlu difasilitasi agar peserta sekurang-
-
Bidang Studi Teknik Kimia
kurangnya memperoleh sertifikat mahir dasar di bidang kepramukaan dilakukan
secara diluar kelas (penunjang akademik).
c. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
Kegiatan yang terkait dengan Bela Negara, Wawasan Kebangsaan, dan
pendidikan karakter yang melekat didalamnya dapat dilaksanakan secara
terstruktur di kelas dapat juga di luar kelas.
Pelaksanaan kegiatan Bela Negara dapat dilakukan melalui beberapa
aktivitas, sebagai berikut: a) Model Pendidikan bekerjasama dengan TNI untuk
memperkuat kompetensi bela negara, b) Model Pelatihan/Workshop (konsep
dan praktik), c) Model Intensif dan Pendampingan (Kelompok, studi kasus).
Materi wawasan kebangsaan dapat mencakup; a) Wawasan Kebangsaan
yang Berlandaskan Pancasila, b) Wawasan Kebangsaan mengembangkan
persatuan Indonesia yang memiliki asas bhineka tunggal ika, c) Wawasan
Kebangsaan yang memberikan nilai patriotisme, dan d) Wawasan Kebangsaan
yang menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pelaksanaan Wawasan Kebangsaan dapat dilakukan dengan beberapa
aktivitas, sebagai berikut: a) Model Diskusi – Action – Share (DAS) di Asrama,
b) Kegiatan Kelompok dan Simulasi, c) Model Team Building.
C. SISTEM PENILAIAN
a) Pengertian
Istilah penilaian banyak disinonimkan dengan asesmen (Herman, et al.,
1992; Doran, R., et al., 1998; Depdiknas, 2004; Masters, 2014), dan dibedakan
pengertiannya dari evaluasi ataupun pengukuran. Evaluasi, penilaian, dan
pengukuran didefinisikan berbeda karena peran dan kegunaan masing-masing
dalam pembelajaran.
Evaluasi lebih diarahkan sebagai “penilaian” program. Evaluasi suatu
program program pembelajaran/perkuliahan, merupakan suatu kegiatan terencana
yang lengkap dengan rincian tujuan beserta jenis-jenis kegiatannya. Evaluasi
dilaksanakan untuk mengetahui kualitas, efektivitas, dan efisiensi suatu program
yang diselenggarakan. Karena keberhasilan suatu program tidak dapat terlepas
dari segi pelaksanaannya, maka evaluasi terhadap suatu program menyangkut
-
Bidang Studi Teknik Kimia
kualitas masukan, kualitas proses, maupun kualitas hasil pelaksanaannya. Dalam
program pembelajaran, evaluasi menjadi menjadi sangat kompleks karena dapat
dilakukan terhadap kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga yang terlibat baik
edukatif maupun administratif, kelancaran pelaksanaan program, efisiensi waktu
penyelenggaraan program, dan efektivitas program pembelajaran yang tengah dan
telah diselenggarakan.
Berbeda dengan evaluasi, dalam program pembelajaran/perkuliahan,
penilaian lebih dikaitkan pada penetapan (justifikasi) posisi dan kemampuan
siswa/mahasiswa Program PPG selama dan setelah mengikuti program
pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk menetapkan pencapaian kompetensi
(capaian pembelajaran) mahasiswa Program PPG selama dan setelah mengikuti
suatu program pembelajaran/perkuliahan. Dalam masa kurikulum berorientasi
KKNI dan Capaian Pembelajaran (CP), penilaian lebih diorientasikan kepada
seberapa jauh kompetensi/CP yang telah dicanangkan dapat dicapai oleh siswa,
dan disertai pula dengan pelacakan peran berbagai faktor aktualisasi kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa
ada banyak faktor penentu aktualisasi kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor
tersebut antara lain berupa faktor kompetensi guru/dosen, karakteristik isi/materi
atau bahan ajar, pendekatan dan metodologi yang dikembangkan guru/dosen,
bimbingan/pendampingan yang diperoleh, sarana dan prasarana pembelajaran
yang tersedia, serta kondisi fisik/psikis mahasiswa Program PPG sendiri.
Evaluasi dan penilaian merupakan suatu proses penetapan (justifikasi). Data
yang digunakan untuk menetapkan apakah mahasiswa Program PPG berhasil atau
gagal atau apakah suatu program pembelajaran baik atau buruk, diperoleh melalui
proses pengukuran. Jadi pengukuran merupakan proses untuk memperoleh data
kuantitatif, sebagai dasar penetepan (justifikasi) dalam evaluasi maupun penilaian.
Oleh karena itu diperlukan adanya alat atau instrumen pengukuran yang dipakai
dalam kegiatan pengukuran atau dapat pula disebut sebagai alat ukur. Ada alat
ukur yang berupa tes dan ada pula alat ukur yang tergolong nontes. Agar dapat
diperoleh alat penilaian atau alat ukur yang baik perlu dikembangkan suatu
prosedur yang benar, dan disebut dengan prosedur pengembangan alat
pengukuran dalam rangka penilaian. Kemiripan dan kedekatan peran/fungsi
evaluasi dan penilaian/asesmen, yang sama-sama merupakan proses justifikasi,
-
Bidang Studi Teknik Kimia
juga dapat dipilah berdasarkan pada penekanannya. Penekanan asesmen lebih
pada mahasiswa Program PPGnya, sedangkan evaluasi lebih pada program
pembelajaran/perkuliahan atau kurikulumnya. Penilaian/ asesmen diarahkan untuk
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa mahasiswa Program PPG belajar dan
sejauh mana capaian pembelajaran dicapai mahasiswa Program PPG. Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka).
b) Prinsip Penilaian
Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat tentang proses dan hasil
belajar mahasiswa Program PPG yang sedang dan telah berlangsung, penilaian
harus memenuhi sejumlah prinsip, baik dalam hal instrumen yang digunakan
maupun proses pelaksanaan pengukuran dan/atau penilaiannya. Beberapa prinsip
dalam melaksanakan penilaian, adalah sebagai berikut:
1. Valid
Penilaian yang akurat memerlukan data-data akurat. Data akurat diperoleh dari
pengukuran menggunakan instrumen yang valid, yang mampu mengukur
kompetensi yang hendak diukur.
2. Objektif
Penilaian dilakukan apa adanya; tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas
penilai, sehingga hasil penilaian menggambarkan secara tepat penguasaan
kompetensi oleh mahasiswa. Untuk itu, apabila penilaian dilakukan dengan
menggunakan jenis instrumen essay dan/atau non tes, harus disertai dengan
kunci jawaban atau rubrik penilaian. Demikian juga apabila penilaian dilakukan
oleh lebih dari satu orang, harus dijaga konsistensi (reliabilitas) antar
penilainya.
3. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan mahasiswa tertentu karena
dipengaruhi oleh latar belakang mahasiswa, seperti latar belakang status
sosial, ekonomi, agama, suku, dan lain-lain. Kalau pun ada perbedaan hasil
penilaian pada mahasiswa, itu benar-benar menunjukkan perbedaan
penguasaan kompetensi pada masing-masing mahasiswa yang dinilai.
4. Sistematis
Penilaian dilakukan secara terstruktur, terencana, dan mengikuti prosedur
-
Bidang Studi Teknik Kimia
baku. Oleh karena itu, sebelum melakukan penilaian harus dibuat perencanaan
secara rinci tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menilai
penguasaan kompetensi, mulai dari penyusunan kisi-kisi sampai proses
penentuan hasil penilaian.
5. Akuntabel
Penilaian harus menghasilkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
dari sisi proses, instrumen, dan personil yang melaksanakan penilaian.
6. Berkelanjutan
Penilaian dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
7. Berorientasi pada Tujuan
Penilaian dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran sebagai tolok ukur ketercapaian tujuan.
8. Terpadu
Penilaian merupakan salah satu komponen dari sistem pembelajaran yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
9. Terbuka
Penilaian harus dilakukan secara terbuka, artinya proses penilaian yang akan
dilaksanakan dan kriteria penilaian yang akan digunakan dapat diakses oleh
stakeholder, sebagai acuan dalam mengikuti proses penilaian.
c). Acuan Penilaian
Penilaian terhadap proses dan hasil belajar PPG dilakukan dengan
menggunakan acuan patokan (PAP). PAP ditujukan untuk memperoleh gambaran
taraf penguasaan capaian pembelajaran (mastery level) mahasiswa. Merujuk
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 yang diperbarui
Nomor 19 tahun 2017 tentang Guru Pasal 15 ayat (4) yang menyatakan bahwa
tunjangan profesi guru diberikan kepada guru yang memenuhi beberapa persyatan,
antara lain memiliki nilai hasil penilaian kinerja minimal baik, maka batas kelulusan
(passing grade) capaian pembelajaran program PPG ditetapkan 76 (dengan kriteria
Baik). Mahasiswa yang belum mencapai batas lulus (patokan) diberi kesempatan
untuk menempuh ujian ulang.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
d) Teknik Penilaian
Ada beberapa macam teknik penilaian yang dapat digunakan untuk
menetapkan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa Program PPG. Macam-
macam teknik penilaian yang digunakan dapat didasarkan pada macam teknik
pengukuran atau teknik pengumpulan datanya. Beberapa ahli (Mardapi, 2010)
membagi teknik pengukuran ini ke dalam dua kelompok, ialah teknik tes atau teknik
ujian dan teknik nontes atau teknik non-ujian.
1. Teknik Tes atau Teknik Ujian
Teknik tes merupakan teknik pengukuran atau pengumpulan data berupa
jawaban mahasiswa yang bernilai benar atau salah. Dilihat dari sifatnya tes
atau ujian dapat dibedakan menjadi tes verbal dan tes non verbal atau tes
penampilan (performance test).
a. Tes verbal, yaitu ujian yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Tes
verbal mencakup tes tulis dan tes lisan.
1) Tes tulis.
2) Tes lisan.
b. Tes nonverbal atau tes penampilan/kinerja (performance test) merupakan
teknik ujian yang tidak menggunakan bahasa sebagai medianya. Tes
nonverbal dirinci berikut.
1) Ujian penampilan simulasi (simulation test), yaitu menguji para peserta
untuk menampilkan gerakan-gerakan tertentu dengan kondisi yang
disimulasikan, misal peserta ujian disuruh penampilkan cara mengatasi
seseorang yang pingsan, peserta ujian disuruh memperagakan
bagaimana cara menangkap bola bawah.
2) Uji penampilan cuplikan atau contoh kerja atau unjuk kerja (work sample
test), merupakan ujian yang menyuruh peserta untuk menampilkan
sebagian atau contoh perbuatan yang sesungguhnya sesuai dengan
standar yang ditetapkan, misal siswa diuji untuk mendemonstrasikan cara
melakukan titrasi, cara mencari bayangan benda di bawah mikroskop.
3) Ujian identifikasi (identification test), misal menguji kemampuan siswa
untuk mengidentifikasi nama preparat di bawah mikroskop, kemampuan
siswa mengidentifikasi bagian-bagian suatu alat dan fungsi dari alat yang
-
Bidang Studi Teknik Kimia
bersangkutan, ataupun mengidentifikasi kerusakan suatu alat dan cara
memperbaikinya.
2. Teknik NonTes (Non-Ujian)
Untuk memperoleh data yang nantinya dijadikan dasar untuk
melaksanakan penilaian yang objektif harus dilakukan pengukuran. Ada dua
teknik pengukuran yakni teknik nonujian dan teknik ujian. Ada beberapa cara
teknik nonujian, dilihat dari cara pelaksanaanya, yang dirinci berikut.
a. Teknik pemberian angket, yaitu teknik memperoleh data dengan
memberikan daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh subjek yang
dinilai. Dalam membuat daftar pertanyaan gunakan kata-kata yang
sederhana (sesuai dengan tingkat pengetahauan responden), dan
usahakan agar pertanyaan jelas dan khusus. Pertanyaan harus berlaku
untuk seluruh responden. Hindari pertanyaan yang mendua arti dan hindari
pertanyaan yang mengandung sugesti.
b. Teknik wawancara, yaitu teknik memperoleh data dengan mengadakan
dialog langsung dengan subjek yang akan dinilai. Dalam teknik ini pihak
penilai sudah harus menyiapkan lembar/pedoman wawancara, yang
memuat hal-hal yang akan digali dari responden. Wawancara merupakan
proses interaksi dan komunikasi, sehingga pewawancara, hal yang digali
dan responden akan sangat mempengaruhi. Kenetralan saat dilakukan
wawancara menjadi sangat penting agar hasilnya tak bias.
c. Teknik observasi (NonTes), yaitu teknik memperoleh data dengan
melakukan observasi/ pengamatan terhadap objek penilaian, dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Hal-
hal yang ingin diungkap harus spesifik. Pedoman pengisiannya praktis,
misal dengan membubuhkan tanda centang (√) atau kata "ya" jika hal yang
diamati muncul. Teknik ini dapat dilakukan secara formal ataupun informal.
d. Teknik analisis isi dokumen, yaitu teknik pengumpulan data kualitas
dokumen melalui telaah isinya. Termasuk dalam dokumen adalah
perangkat pembelajaran, proposal, dan laporan kegiatan.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Teknik-teknik pengukuran yang digunakan pada penilaian ini, dapat
diskemakan sebagai Gambar 5.5 berikut ini.
Gambar 5.5. Teknik-teknik Pengukuran untuk Penilaian Kualitas Proses dan
Hasil Belajar Mahasiswa Program PPG
Teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk menilai kualitas proses dan
hasil belajar mahasiswa Program PPG, juga dirinci menurut Permenristekdikti
Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru. Rincian atau
pembagian teknik penilaian menurut standar pendidikan guru ini adalah: (a)
penilaian proses dan produk pengembangan perangkat pembelajaran; (b)
proses dan produk PPL, (c) uji kompetensi; dan (d) penilaian kehidupan
bermasyarakat di asrama/sarana lain. Untuk PPG pada pendidikan Vokasi
(SMK) diberikan tambahan penilaian tentang proses dan produk Observasi
Industri. Terkait dengan rincian atau penggolongan teknikteknik penilaian ini,
tes kinerja (performance test), mencakup penilaian proses dan produk kegiatan
(Lokakarya, PPL dan Observasi Industri).
-
Bidang Studi Teknik Kimia
e) Prosedur Penilaian
1. Lingkup Penilaian
Sesuai Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar
Pendidikan Guru, penilaian untuk keberhasilan mahasiswa PPG meliputi: (a)
penilaian proses dan produk pengembangan perangkat pembelajaran; (b)
proses dan produk PPL; (c) uji kompetensi; dan (d) penilaian kehidupan
bermasyarakat di asrama/sarana lain. PPG pada pendidikan Vokasi (SMK)
diberikan tambahan penilaian tentang proses dan produk Observasi Industri.
Mengikuti Surat Keputusan Menristekdikti Nomor 234/M/KPT/2017
tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program PPG (Panas
UKMPPG), Uji Kompetensi menjadi kewenangan sekaligus tanggung jawab
Panas UKMPPG. Adapun selebihnya menjadi kewenangan dan sekaligus
tanggung jawab pengelola program PPG LPTK di bawah koordinasi Ditjen
Belmawa Kemenristekdikti.
Komponen dan subkomponen Proses dan Produk Lokakarya
Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Proposal PTK, PPL dan
Observasi Industri, yang terutama terkait Kompetensi Profesional dan
Pedagogik, serta indikatornya, ditabulasikan dalam Tabel 5.2. berikut ini.
Tabel 5.2. Komponen, subkomponen, dan Indikator Proses dan Produk
Lokakarya, PPL, dan Observasi Industri
No Komponen Sub-Komponen Indikator
1. a. Proses lokakarya
1) Penguasaan materi bidang studi
Penguasaan pengetahuan: a) Faktual b) Konseptual c) Prosedural d) Metakognitif
2) Penguasaan metode keilmuan
Penguasaan keterampilan: a) Mengamati b) Menanya c) Mengumpulkan informasi d) Mengolah informasi e) Mengomunikasi
3) Penguasaan sikap ilmiah
Menunjukkan sikap: a) Rasa ingin tahu b) Objektif c) Skeptis d) Sikap terbuka
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No Komponen Sub-Komponen Indikator
e) Kejujuran secara akademik
4) Penguasaan landasan ilmu pendidikan
a) Teori perkembangan anak b) Teori belajar dan
pembelajaran
Kinerja dalam melaksanakan lokakarya
Kemampuan memprakarsai ide/aktivitas
Kemampuan memperkaya ide/aktivitas
Tingkat Partisipasi melakukan lokakarya
Kemampuan bekerjasama dalam lokakarya
Kemampuan mempresentasikan draft perangkat pembelajaran
Sikap dalam kegiatan presentasi
Kemampuan mengomunikasikan materi presentasi
Penguasaan materi presentasi
Kemampuan Peerteaching
Perilaku/penampilan dalam peerteaching
Penguasaan materi
Kemampuan pedagogik
b. Produk lokakarya
Perangkat pembelajaran
Kelengkapan perangkat pembelajaran
Kualitas perangkat pembelajaran
Proposal PTK Kelengkapan komponen proposal PTK
Kualitas proposal PTK
2. a. Proses PPL Kompetensi guru dalam melaksanakan PPL
Kompetensi pedagogis
Kompetensi profesional
Kompetensi sosial
Kompetensi kepribadian
Kemampuan melakukan PTK
Ketepatan melakukan tahapan/siklus PTK
Ketepatan melakukan tahapan/siklus PTK Kualitas Laporan tahapan PTK
Kemampuan manajemen persekolahan
Keikutsertaan dalam membangun kulturvsekolah
Kemampuan membina kegiatan ko dan/atau ekstrakurikuler
Kemampuan mengerjakan tugas-tugas administrasi sebagai guru
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No Komponen Sub-Komponen Indikator
b. Produk PPL Laporan PPL Kelengkapan komponen laporan PPL
Kualitas laporan PPL
Laporan PTK Kelengkapan komponen laporan PTK
Kualitas laporan PTK
3. a. Proses Observasi Industri
Kemampuan sikap/tata nilai
Kemampuan menunjukkan sikap: a) Disiplin b) Kooperatif c) Inisiatif dan kreatif d) Kerajinan e) Tanggung jawab f) Kehadiran
Kemampuan pengetahuan
Kemampuan menguraikan komponen/unit/sistem kerja/proyek tertentu
Kemampuan menggunakan penguasaan pengetahuan yang dimiliki kedalam situasi nyata dan menjabarkannya dalam struktur yang mudah dimengerti/dibaca orang.
Kemampuan umum/manajemen
Kemampuan mereplikasi dan melaporkan bagaimana suatu dunia usaha/industri (DuDi)/departemen/ proyek tertentu harus dijalankan dengan baik dan benar/sesuai prosedur.
Kemampuan kerja Kemampuan mengoperasikan satu pekerjaan tertentu
Kemampuan memodifikasi suatu pola yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah dan semua pekerjaan itu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
b. Produk Observasi Industri
Laporan observasi industri
Kelengkapan komponen laporan observasi industri
Kualitas laporan observasi industri
Beberapa aspek kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
mahasiswa, dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Hasil penilaian
kedua kompetensi ini tersebut, tidak digabungkan dengan hasil penilaian
-
Bidang Studi Teknik Kimia
akademik, melainkan masing-masing berdiri sendiri. Merujuk pada
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru dan Naskah Akademik Pendidikan Karakter di
Perguruan Tinggi Tahun 2011, aspek kompetensi kepribadian antara lain
ketaatan beragama, tanggung jawab, sopan-santun, kemandirian, kreativitas,
dan kedisiplinan. Sementara aspek kompetensi sosial antara lain toleransi,
kerjasama, kepemimpinan, kepedulian, dan komunikasi. Dengan demikian,
aspek yang dinilai dari kehidupan bermasyarakat adalah aspek-aspek dari
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Indikator dan deskriptor dari
aspek-aspek penilaian ini dirangkum pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Aspek dan Indikator Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian yang dikembangkan dalam Kehidupan Bermasyarakat
No. Komponen Kompetensi
Sub Komponen Kompetensi
Indikator
1. Kompetensi Kepribadian
a. Taat pada ajaran agama dan norma hukum
• Menjalankan ajaran agama (beribadah)
• Menjauhi larangan agama
• Ketaatan pada norma hukum dan peraturan
b. Jujur • Tidak berbohong
• Dapat dipercaya
c. Bertanggung jawab
• Betindak selaras dengan yang diucapkan
• Menepati janji
• Berkorban untuk orang lain
• Keaktifan mengikuti kegiatan
d. Sopan/Santun • Tidak suka menyakiti orang lain
• Menghormati orang lain
• Menghargai orang lain
• Bertutur kata dengan baik
e. Mandiri • Tidak tergantung pada orang lain
• Tidak mudah terpengaruh orang lain
• Mempunyai prinsip
f. Kreatif • Mempunyai inisiatif
• Menghasilkan karya unik
• Mempunyai ide
g. Disiplin • Bertindak sesuai ketentuan
• Menghargai waktu
• Menepati waktu
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No. Komponen Kompetensi
Sub Komponen Kompetensi
Indikator
2. Kompetensi Sosial
a. Mampu bekerjasama
• Berbagi pekerjaan
• Berbagi ide (Bisa memberi dan menerima ide)
• Bisa menerima kebenaran orang lain
• Berpartisipasi aktif
b. Memiliki jiwa Kepemimpinan
• Dapat mengatur orang lain
• Mau diatur orang lain
• Loyal, baik sebagai pemimpin maupun anggota
• Memiliki inisiatif
c. Bersikap inklusif dan Toleran
• Menghargai perbedaan
• Empati
• Tidak bertindak diskriminatif
• Bertindak obyektif
d. Peduli • Responsif/cepat tanggap
• Suka menolong
e. Memiliki kemampuan berkomunikasi di lingkungan masyarakat
• Santun
• Efektif/produktif
2. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik dan instrumen yang relevan dirancang dan dipilih untuk
mengetahui ketercapaian kemampuan pada aspek-aspek (komponen)
kegiatan dan kompetensi mahasiswa dalam melakukan lokakarya dan PPL.
Teknik dan instrumen yang perlu dipilih dan/atau digunakan tercantum dalam
kisi-kisi penilaian yang ditabulasikan dalam Tabel 3 berikut. Kisi-Kisi Penilaian
Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian yang dikembangkan dalam
Kehidupan dan Kegiatan Asrama atau Bentuk Lain ditabulasikan dalam Tabel
5.4. berikut ini.
-
Bidang Studi Teknik Kimia
Tabel 5.4. Kisi-Kisi Penilaian Kemampuan Mahasiswa pada Komponen Proses dan Produk Lokakarya, PPL dan Observasi Industri
No. Komponen Sub-
Komponen Indikator
Teknik Pengumpu-
lan Data
Bentuk Instrumen
1. a. Proses lokakarya
1) Penguasaan materi bidang studi
Penguasaan pengetahuan: a) Faktual b) Konseptual c) Prosedural d) Metakognitif
Tes tulis Soal Tes
2) Penguasaan metode keilmuan
a) Mengamati b) Menanya c) Mengumpulkan
informasi d) Mengolah
informasi e) Mengomunikasi f) Rasa ingin tahu g) Objektif h) Kritis
Tes tulis Soal Tes
3) Penguasaan sikap ilmiah
a) Skeptis b) Sikap terbuka c) Kejujuran secara
akademik
Teknik Kuisioner
Kuisioner
4) Penguasaan landasan ilmu pendidikan
a) Teori perkembangan anak
b) Teori belajar dan pembelajaran
Tes tulis Soal Tes
Kinerja dalam melaksanakan lokakarya
Kemampuan memprakarsai ide/aktivitas
Observasi Lembar observasi (dosen dan sejawat)
Kemampuan memperkaya ide/aktivitas
Observasi Lembar observasi (dosen dan sejawat)
Tingkat Partisipasi melakukan lokakarya
Observasi Lembar observasi (dosen dan sejawat)
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No. Komponen Sub-
Komponen Indikator
Teknik Pengumpu-
lan Data
Bentuk Instrumen
Kemampuan bekerjasama dalam lokakarya
Observasi Lembar observasi (dosen dan sejawat)
Kemampuan mempresenta-sikan draft perangkat pembelajaran
Sikap dalam kegiatan presentasi
Observasi Lembar observasi (dosen)
Kemampuan mengomunikasikan materi presentasi
Observasi Lembar observasi (dosen)
Penguasaan materi presentasi
Observasi Lembar observasi (dosen)
Kemampuan Peerteaching
Perilaku/penampilan dalam peerteaching
Observasi Lembar observasi (dosen)
Penguasaan materi Observasi Lembar observasi (dosen)
Kemampuan pedagogi
Observasi Lembar observasi (dosen)
b. Produk lokakarya
Perangkat pembelajaran
Kelengkapan perangkat pembelajaran
Analisis isi dokumen
Lembar analisis
Kualitas perangkat pembelajaran
Analisis isi dokumen
Lembar analisis
Proposal PTK Kelengkapan komponen proposal PTK
Analisis isi dokumen
Lembar analisis
Kualitas proposal PTK
Analisis isi dokumen
Lembar analisis
2. a. Proses PPL
Kompetensi guru dalam melaksanakan PPL
Kompetensi pedagogis
Observasi Lembar observasi (dosen& guru)
Kompetensi profesional
Observasi Lembar observasi (dosen& guru)
Kompetensi sosial Observasi Lembar observasi (dosen& guru)
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No. Komponen Sub-
Komponen Indikator
Teknik Pengumpu-
lan Data
Bentuk Instrumen
Kompetensi kepribadian
Observasi Lembar observasi (dosen& guru)
Kemampuan melakukan PTK
Ketepatan melakukan tahapan/siklus PTK
Observasi Lembar observasi (dosen& guru)
Kualitas Laporan tahapan PTK
Observasi Lembar observasi (dosen& guru)
Kemampuan manajemen persekolahan
Keikutsertaan dalam membangun kultur sekolah
Observasi Catatan anekdotal
Kemampuan membina kegiatan ko dan/atau ekstrakurikuler
Observasi Catatan anekdotal
Kemampuan mengerjakan tugas-tugas administrasi sebagai guru
Observasi Catatan anekdotal
b. Produk PPL
Laporan PPL Kelengkapan komponen laporan PPL
Analisis isi dokumen
Lembar analisis isi (dosen)
Kualitas laporan PPL
Analisis isi dokumen
Lembar analisis isi (dosen)
Laporan PTK Kelengkapan komponen laporan PTK
Analisis isi dokumen
Lembar analisis isi (dosen)
Kualitas laporan PTK
Analisis isi dokumen
Lembar analisis isi (dosen)
3. a. Proses Observasi Industri
Kemampuan sikap/tata nilai
Kemampuan menunjukkan sikap: a) Disiplin b) Kooperatif c) Inisiatif dan
kreatif d) Kerajinan e) Tanggung jawab
Observasi Catatan anekdotal
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No. Komponen Sub-
Komponen Indikator
Teknik Pengumpu-
lan Data
Bentuk Instrumen
f) Kehadiran
Kemampuan pengetahuan
Kemampuan menguraikan komponen/unit/sistem kerja/proyek tertentu
Observasi Catatan anekdotal
Kemampuan menggunakan penguasaan pengetahuan yang dimiliki kedalam situasi nyata dan menjabarkannya dalam struktur yang mudah dimengerti/dibaca orang.
Observasi Catatan anekdotal
Kemampuan umum/manaje-men
Kemampuan mereplikasi dan melaporkan bagaimana suatu dunia usaha/industri (DuDi)/departemen/ proyek tertentu harus dijalankan dengan baik dan benar/sesuai prosedur.
Observasi Catatan anekdotal
Kemampuan kerja
Kemampuan mengoperasikan satu pekerjaan tertentu
Observasi Catatan anekdotal
Kemampuan memodifikasi suatu pola yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah dan semua pekerjaan itu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
Observasi Catatan anekdotal
b. Produk Observasi Industri
Laporan observasi industri
Kelengkapan komponen laporan observasi industri
Analisis isi dokumen
Lembar analisis isi (dosen)
-
Bidang Studi Teknik Kimia
No. Komponen Sub-
Komponen Indikator
Teknik Pengumpu-
lan Data
Bentuk Instrumen
Kualit