bisnis logistik, bumn vs swasta - asosiasi logistik indonesia · 3 edisi x_ november 2016 dapatkan...

27
EDISI - X- NOVEMBER 2016 EXECUTIVE : EDI SUKMORO Mempertahankan Kepuasan Penumpang BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA

Upload: lyphuc

Post on 14-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

EDISI - X- NOVEMBER 2016

EXECUTIVE : EDI SUKMOROMempertahankan Kepuasan Penumpang

BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA

Page 2: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

2 EDISI X| NOVEMBER 2016

Salam Redaksi

BUMN Logistik, Sinergi atau untuk Menghabisi?Selain untuk mendulang laba, Badan Usaha Milik Negara atau BUMN memiliki beberapa maksud dan tujuan didirikan. Diurai dari Undang-Un-dang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, salah satu fungsi entitas bisnis ini adalah sebagai pelopor dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati swasta, pelaksana pelayanan publik, pem-buka lapangan kerja, penghasil devisa negara, dan banyak tujuan yang lebih bernuansa sosial lainnya.

Sayangnya, dari banyak tujuan yang disematkan, keberhasilan BUMN masih terfokus untuk mengejar keuntungan semata. Sayangnya lagi, itu-pun masih banyak yang gagal, seperti tahun 2014 dimana ada 30 pe-rusahaan merugi, meski turun menjadi 17 tahun lalu. Tentunya ini patut disayangkan mengingat kerap kali banyak privileges yang disematkan kepada mereka.

Hal yang patut lebih disesalkan bukan pada pendirian BUMN, namun lebih kepada bagaimana regulator kerapkali lebih berpihak kepada anak sendiri. Ini misalnya, dikeluhkan oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder In-donesia (ALFI) dimana aroma monopoli membuat iklim usaha tidak kon-dusif.

Alih-alih mendorong perekonomian nasional, monopoli BUMN dengan misalnya penunjukkan langsung ke anak-anak usaha, membuat tujuan besar pendirian BUMN salah arah. Seyogyanya, pemerintah dan wasit persaingan usaha mulai melihat persoalan ini sebagai masalah yang seri-us. Bila tidak, maka keberadaan mereka di bidang logistik justru akan ‘membunuh’ usaha para pemain logistik. Bila ini terjadi, maka tujuan be-sar BUMN sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional justru akan merusak mesin yang lebih besar dan utama yaitu swasta.

Pelindung Dr Nofrisel, SE, MM, CSLP

Prof. Dr. Ir. Teuku Yuri M. Zagloel, M.Eng. Sc.Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia

Ir. Andy Ilham Said, Ph.DDr. Kuncoro Harto Widodo

Dr. Hoetomo Lembito Erwin Raza, SE, MM

Ir. R. Ananta Dewandhono, MM, MBAFx. Sugiyanto

Hasanudin

PenanggungjawabZaldy Ilham Masita

Dewan RedaksiZaldy Ilham Masita, Mahendra Rianto, Iman Kusnadi, Widiyanto, Nyoman Purnaya, Hadi

Kuncoro, Aulia Febrial Fatwa, Erith Desenaldo, Clara Benarto, Tenaka Budiman, R Kunto

Margono, Uda Sasmita, Eko Setyanto, Okin Purba, Daniel Utomo, Armen Aldrin.

Marketing dan AdministrasiAang Wiguna, Armieta Amelia,

Chrissa Nurhayati, Elsa Febriana

Konsultan mediaindossari.com

Redaksi & MarketingThe Venue 18 Office Park 15 th Floor

Jl Jenderal TB Simatupang Kavling 18 Jakarta 12520

Email: [email protected]: www.ali.web.id

Supply Chain & Logistic Review adalah majalah resmi Asosiasi Logistik Indonesia yang terbit satu bulan sekali. Untuk peliputan dan iklan dapat menghubungi alamat redaksi dan marketing. Kami menerima artikel anda seputar dunia supply chain dan logistics untuk dipublikasikan di majalah

REDAKSI

Page 3: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

3 EDISI X| NOVEMBER 2016

Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda sebagai anggota Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Bergabung lah dengan lebih dari 3.000 profesional praktisi, akademisi, regulator dan pemerhati rantai pasokan dan logistik di ALI. Daftarkan diri Anda melalui laman resmi ALI www.ali.web.id atau mengirimkan email kosong ke alamat mailing list: [email protected]

KILAS

SEREMONIA

INTERVIEWPOLTAK AMBARITAReroute Tol Laut, Kurang Efektif

08

07

INDICATOR05

10

23

VIEWPertimbangan Umum Memilih Sebuah Gudang

26HEADLINEKetika BUMN Ramai-ramai ke Logistik

Ketika Swasta Meradang

14

17

EDISI - X- NOVEMBER 2016DAFTAR ISI

EXECUTIVEEDI SUKMOROMempertahankan Kepuasan Penumpang

Page 4: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda
Page 5: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

5 EDISI VIII| AGUSTUS 2016

TopicsDB

2017 Rank

DB 2016 Rank

Change in Rank

DB 2017 DTF

(% points) 

DB 2016 DTF

(% points) 

Change in DTF (% points) 

Overall 91 10615

61.52 58.513.01

Starting a Business  151 16716

76.43 67.518.92

Dealing with Construction Permits 116 113

365.73 65.26

0.47

Getting Electricity  49 6112

80.92 77.603.32

Registering Property  118 1235

55.72 53.242.48

Getting Credit  62 708

60.00 55.005.00

Protecting Minority Investors 70 691

56.67 56.67 -

Paying Taxes  104 11511

69.25 64.474.78

Trading across Borders  108 1135

65.87 63.532.34

Enforcing Contracts  166 1715

38.15 35.372.78

Resolving Insolvency 76 742

46.46 46.480.02

Secara mengejutkan, Indonesia mencatatkan lompatan cukup tinggi dalam peringkat kemudahan berbisnis atau easy of doing business (EODB) yang dirilis Bank Dunia baru-baru ini. Dalam setahun, Indonesia berhasil naik 15 peringkat ke posisi 91, atau tercatat sebagai lonjakan tertinggi dalam se-jarah indeks tersebut, seperti dikemukakan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong. Berikut adalah rincian penilaian indek tersebut.

Lompatan Tinggi Peringkat Doing Business Indonesia

INDICATOR

· Doing Business reform making it easier to do business. =Change making it more difficult to do business.

Page 6: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

6 EDISI VIII| AGUSTUS 2016

INDICATOR

How Indonesia & Comparator Rank on the ease of Doing Business

Page 7: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

7 EDISI X| NOVEMBER 2016

Mahendra Rianto , Vice Chairman of Indonesian Logistics AssociationInstitut Teknologi Surabaya, Prof Caroline Chan and Prof Sham from RMIT University.

THE SKILLS AND TRAINING GAP ANALYSIS STUDY ON SUPPLY CHAIN AND LOGISTICS PROFESSIONALS IN JAKARTA AND SURABAYA

SEREMONIA

Left to right : Mahendra Rianto , Vice Chairman of Indonesian Logistics Association , Prof. Nyoman Pujawan, Institut Teknologi Surabaya, Prof Caroline Chan and Prof Sham from RMIT University.

Page 8: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

8 EDISI X| NOVEMBER 2016

CEO Tubagus Group Pimpin Asosiasi Bongkar Muat

Chief Executive Officer Tubagus Group, H.M. Fuadi terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) untuk periode 2016-2021. Fuad terpilih dalam musyawarah nasional ke-VI pada 27 Oktober 2016 di Padang, Sumatra Barat. Fuad mengalahkan Epiardi Asda setelah meraih 185 suara dari 341 pemilik suara yang terdata resmi mewakili perusahaan bongkar muat (PBM) di Indonesia. =

Pelabuhan Panimban Akan Disertai Jalur Tol

Pemerintah akan membangun jalur tol yang menghubungkan pelabuhan Patim-ban, di Subang, Jawa Barat dengan ruas tol Trans Jawa. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan baru-baru ini di Jakarta, tol itu untuk meningkatkan kemu-dahan akses pelabuhan pengganti Cila-maya tersebut.

Menteri Budi mengemukakan akses mu-dah menuju pelabuhan adalah salah satu kunci keberhasilan pembangunan pelabu-han Patimban. “Kalau menggunakan jalan yang lama akan kurang baik, aksesibilitas-

Dwelling time Turun, Biaya Logistik Naik

Janji Presiden Joko Widodo untuk memangkas biaya logistik, dengan di-antaranya, membangun konektivitas tol laut belum menunjukkan hasil yang memuaskan dalam dua tahun periode kepemimpinanya. Ketua Umum Aso-siasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Il-ham Masita, mengungkapkan meski upaya perbaikan itu sudah ada, na-mun faktanya ongkos logistik tetaplah tinggi dan malah cenderung naik.

Zaldy menyatakan meskipun dise-jumlah pelabuhan waktu bongkat muat atau dwell time sudah turun, namun hal itu belum berdampak banyak bagi pengusaha. “Dwell time ada penu-runan, tapi biaya logistik naik untuk menurunkan dwell time,” katanya. Un-tuk menurunkan biaya logistik, Zaldy menyarankan pemerintah tidak hanya memberantas pungutan liar tetapi juga memangkas pungutan resmi oleh pemerintah daerah dan BUMN. =

KILAS

Foto : Internet

Page 9: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

9 EDISI X| NOVEMBER 2016

nya kurang baik,” katanya. Untuk membangun ruas tol ini, pemerintah akan menggandeng pihak swasta. =

Pemerintah Larang Kapal di Bawah 500 GT ke Filipina

Pemerintah melarang kapal-kapal berukuran di bawah 500 GT yang akan berlayar ke Filipina menyusul maraknya pembajakan kapal berbendera Indonesia di perairan neg-ara tersebut. Pelarangan itu dilakukan dengan menerbit-kan Telegram Nomor 183/X/DN-16 tanggal 28 Oktober 2016 untuk pengelola pelabuhan agar tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk kapal-kapal di bawah 500 GT yang meminta izin berlayar ke Filipina. =

Lautan Luas Kelola Pusat Logistik Berikat

PT Lautan Luas Tbk mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan untuk mengelola Pusat Logistik Berikat (PLB).  Salah satu alasan penunjukan adalah kemampuan perusahaan dalam men-gelola logistik dan memiliki sertifikat Authorized Economic Operator (AEO).

Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan manufaktur bahan kimia dasar dan khusus ini memiliki gu-dang di dua PLB, di Cibitung dan Semper, Jakarta, dan ten-gah berencana ekspansi ke Surabaya. Lautan Luas adalah salah satu dari 27 perusahaan yang mendapatkan izin pen-gelolaan PLB.=

Pelabuhan Khusus Logistik Akan Dibangun di NTB

Pemerintah berencana membangun pelabuhan baru di Labuhan Bajo untuk khusus melayani pengiriman barang. Upaya ini dilakukan untuk menunjang sektor pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan memfokuskan Pelabuhan Labuan Bajo untuk fokus melayani penumpang, dan wisatawan dan kapal-kapal pariwisata.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi sudah memin-ta pemerintah daerah untuk mencarikan lokasi yang layak untuk pelabuhan logistik. Pelindo juga telah diminta me-nyiapkan rencana pembangunan yang ditargetkan dapat selesai dalam lima tahun ke depan. =

Presiden Bentuk Satgas Saber Pungli

Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar. Perpres yang telah diun-dangkan pada 21 Oktober ini menunjuk Menko Polhukam Wiranto sebagai penanggung jawab Operasi Pemberan-tasan Pungutan Liar (OPP).

Menteri Wiranto mengatakan pemerintah membentuk satuan tugas bernama Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli), yang melibatkan pejabat bidang pengawasan di setiap Kementerian/Lembaga “Kita tidak main-main. Pres-iden sudah mengatakan hati-hati, jangan main-main den-gan masalah ini. Ketahuan, tangkap, pecat,” tegas Wiranto seperti dikutip dari website Sekretariat Kabinet. =

KILAS

Page 10: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

10 EDISI X| NOVEMBER 2016

EXECUTIVE

MEMPERTAHANKAN KEPUASAN PENUMPANG

DIREKTUR UTAMA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)EDI SUKMORO

Edi Sukmoro mengemban tugas berat di pundaknya. Sejak November 2014, dia menjabat Direk-tur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggantikan Ignasius Jonan yang diangkat Pres-iden menjadi Menteri Perhubungan. Di tangan Jonan, KAI bertransformasi menjadi BUMN berkin-

erja prima. Sebab itu, kinerja Edi dibayang-bayangi keberhasilan Jonan.

Page 11: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

11 EDISI X| NOVEMBER 2016

Namun, pria kelahiran Semarang 15 Maret 1959 ini santai saja. Jus-tru dia belajar banyak dari Jonan. Apalagi ketika itu, diketahuinya,

Menteri BUMN memilih Edi atas rekomen-dasi Jonan, sehingga semua kebiasaan baik yang dilakukan selama Jonan men-jadi orang nomor satu di KAI ia teruskan. “Setiap Jumat, saya memberikan jad-wal saya seminggu ke depan. Jadwal ini akan dibagi ke semua direksi dan jajaran di bawahnya. Jadi, mereka bisa menyiap-kan diri dan mengalokasikan waktu den-gan lebih efektif,” jelas lulusan Institut Teknologi Bandung ini.

Kebiasaan ini, menurut Edi, menjadi salah satu kunci sukses Jonan—yang kini menjadi Menteri ESDM—mentrans-formasikan KAI sehingga dia tak segan melanjutkannya. Dengan mengetahui agenda, semua jajaran manajemen KAI siap dengan segala kemungkinan. Siapa saja yang harus rapat dengan dirinya, ba-han apa yang dipersiapkan, dan alokasi waktu yang disediakan agar tidak berta-brakan dengan agenda lain.

Edi memang baru menjabat sebagai Direktur Utama KAI sejak November 2014. Jabatan dia sebelumnya adalah direktur pen-gelolaan aset dan properti KAI. Sebelum di KAI, selama 26 tahun Edi meniti karier di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sejak 1987. Di perusahaan setrum itu, karier Edi dimulai dengan men-jadi engineer, kemudian jabatan lainnya seperti manajer senior pembangunan bisnis dan pemasaran, masuk tim negoisasi gas alam untuk pembangkit listrik PLN, dan berlanjut menjadi deputi direktur anggaran. Terakhir jabatannya di BUMN listrik tersebut yakni vice president of property management hingga 2013.

Kini di KAI, tugas utama Edi saat ini ialah meneruskan dan

EXECUTIVE

TUGAS UTAMA EDI SAAT INI IALAH MENERUSKAN DAN MEMASTIKAN CITRA BAIK PELAYANAN KAI KEPADA PENUMPANG.”

Page 12: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

12 EDISI X| NOVEMBER 2016

memastikan citra baik pelayanan KAI kepada penumpang. Dia harus bisa membuktikan kepada publik, bahwa KAI, perusa-haan pelat merah yang pelayanannya sering dianggap sebelah mata, bisa melayani penumpang dengan aman dan nyaman.

Itu sebabnya, salah satu fokus kerjanya adalah mening-katkan pelayanan publik. KAI menyediakan layanan check-in mandiri, menambah dan memperbaiki fasilitas ruang tunggu, mushola dan toilet di setiap stasiun serta mengoperasikan rangkaian kereta sepanjang 14 rangkaian. KAI juga membuka layanan pesan-antar makanan kepada penumpang.

Selain mengatur jadwal selama seminggu ke depan, Edi juga menyempatkan diri mengunjungi stasiun-stasiun. Di setiap stasiun yang dikunjungi, Edi bisa melihat langsung kondisi sta-siun, bertemu dengan penumpang, dan mendengarkan saran dan kritik. Sewaktu majalah Supply Chain & Logistics Review berkeliling di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, bersamanya, Edi juga melakukan hal tersebut. Dia mengecek langsung kondisi

toilet dan lantai area stasiun.“Setiap hari, di handphone saya juga banyak keluhan terkait

dengan pelayanan KAI, khususnya Commuter Line,” kisahnya sembari terbahak.

KAI juga akan melakukan penambahan dan peremajaan kereta. Untuk periode 2017-2019, perseroan memesan 1.000 gerbang kereta baru ke PT INKA (Persero) dengan anggaran setidaknya Rp5-6 miliar untuk setiap gerbong.

“Kami juga memiliki beberapa proyek penugasan khusus dari pemerintah seperti kereta bandara di Soekarno Hatta dan Minangkabau, LRT di Sumatera Selatan, pengoperasian kereta di sepanjang Makassar-Pare Pare, reaktivasi rel mati dan lain,” kata pemegang master dari University of Melbourne ini.

Pengembangan anak usaha juga menjadi titik tekan strategi pengembangan perusahaan ke depan. Beberapa anak usaha KAI di antaranya PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) yang mengoperasikan kereta Commuter Line, PT Kereta Api Logistik

EXECUTIVE

“SETIAP HARI, DI HANDPHONE SAYA JUGA BANYAK KELUHAN TERKAIT DENGAN PELAYANAN KAI, KHUSUSNYA COMMUTER LINE.”

Page 13: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

13 EDISI X| NOVEMBER 2016

(KALOG), PT KA Properti Managemen, PT Railink, PT KA Pariwisata, dan PT Reska Multi Usaha.

Dari sederet anak usahanya itu, KCJ-lah yang paling banyak berkontribusi bagi pendapatan konsolidasi perseroan. Maklum, penumpang KJC bisa men-capai 850.000 orang per hari. Mengacu laporan keuangan perseroan tahun 2015, KCJ menargetkan bisa mengangkut 1,2 juta penumpang per hari den-gan headway jam sibuk mencapai 5 menit dengan nilai investasi Rp4,1 triliun.

Di atas kertas, hanya Railink yang belum menyumbang kinerja positif. Pasalnya, Railink saat ini baru beroperasi di Bandara Kuala Namu, Medan. Bila kereta bandara di Soekarno-Hatta dioperasikan tahun depan, dia op-timistis kinerja Railink bakal melejit. Railink adalah usaha patungan dengan PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Secara kinerja, tren pertumbuhan pendapatan dan laba selalu dibukukan. Tahun lalu, pendapatan KAI naik menjadi Rp13,94 triliun dari 2014 sebesar Rp10,48 triliun. Laba bersih naik menjadi Rp1,51 triliun dari 2014 Rp816,24 miliar. Edi selalu berupaya agar KAI terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu perusahaan yang disegani. Setiap penumpang yang pernah me-nikmati layanan KAI, akan puas dan pada akhirnya menempatkan kereta api sebagai moda transportasi utama.

Di Eropa, kereta juga menjadi moda transportasi pertama yang dipilih bila orang bepergian. Jika kereta tidak ada, kata Edi, biasanya masyarakat Eropa baru memilih moda transportasi lain seperti pesawat. “Karena kereta api itu menghubungkan dari kota ke kota. Kalau naik kereta api, misalnya, Jakar-ta-Bandung, mereka turun di [Stasiun] Gambir. Rapat di Thamrin-Sudirman dekat. Kalau naik pesawat, mereka turun di [Soekarno-Hatta] Cengkareng yang bukan pusat kota. Butuh sekitar 1 jam ke pusat kota. Itu belum memper-timbangkan macet dan sebagainya.”

Sebab itu, dengan keunggulan kereta yang tidak dimiliki olh moda trans-portasi lain, Edi optimistis bisnis KAI bakal terus bertumbuh karena prospe-knya sangat besar kendati pemerintah tengah menitikberatkan pada pem-bangunan Tol Laut.

EXECUTIVE

EDI SUKMOROLAHIR

Semarang, 15 Maret 1959

PENDIDIKAN• The University of Melbourne, Melbourne

(1994- 1996) Master of Engineering Sci-ence bidang Manajemen Proyek

• Loyola University, New Orleans, AS (1987 - 1988) Short courses bidang Managemen Supervisi

• Institut Teknologi Bandung (ITB) (1978-1984) Sarjana bidang Teknik Sipil

PENGALAMAN KERJA• Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia

(Persero) (28 November 2014–sekarang)• Direktur Aset Non Railways PT Kereta Api

Indonesia (11 Januari 2013– 27 Novem-ber 2014)

• PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)• Vice President of Property Manage-

ment (Mar 2009)• Deputy Director of Corporate Budget-

ing (Ags 2003–Mar 2009)• Senior Manager Business Develop-

ment & Marketing (2002–Ags 2003)• Member of Negotiation Team (1997–

1999)• Project Engineer (1988–1993)• Trainee di Louisiana Power & Light

New Orleans (1988–1993)• Engineer (1984-1987)

Page 14: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

14 EDISI X| NOVEMBER 2016

HEADLINE

Belum sebulan diangkat menjadi direktur uta-ma PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad

Awaluddin langsung membuat gebrakan. Dua unit usaha baru didirikan; PT Angkasa Pura Kargo dan PT Angkasa Pura Propertindo yang masing-ma-sing bergerak di jasa kargo dan pengelola kawasan industri terpadu.

BUMN ini tak lagi mengedepankan core bisnis se-mata yakni mengelola 13 bandara di wilayah barat Indonesia, melainkan memperkuat lini bisnis penun-jang lain guna memompa kinerja. Hal ini pula yang dilakukan bandara-bandara kelas dunia lainnya seperti Bandara Changi Singapura dan Dubai Inter-national Airport.

Bandara-bandara kelas internasional itu tak lagi mengandalkan pendapatan aeronautika atau jasa pengelolaan bandara. Changi, misalnya, lebih ban-yak disokong bisnis non-aeronautika seperti kargo, properti, dan pengembangan kawasan bandara. Sebab itu, keputusan pendirian dua anak usaha itu dinilai tepat. “Dukungan dan pengembangan anak usaha kami lakukan lewat tiga cara, membangun, meminjam, dan membeli,” kata Awaluddin kepada majalah Supply Chain & Logistics Review, akhir Ok-tober lalu.

Strategi Angkasa Pura II sebetulnya kalah “start” dari ‘saudaranya’ PT Angkasa Pura I (Persero). BUMN yang juga mengelola 13 bandara di wilayah tengah dan timur Indonesia itu lebih dahulu mendirikan An-gkasa Pura Logistics sejak 2012. Bidang usahanya pergudangan, bagasi, agen inspeksi (regulated agents), distribusi, dan freight forwarding.

Upaya dua BUMN pengelola bandara nasional itu sejalan dengan prospek bisnis logistik di Tanah Air.

Kehadiran sejumlah BUMN yang mem-buka bisnis logistik memicu tanda tanya besar, adilkah persaingan dengan perusa-haan swasta?

Page 15: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

15 EDISI X| NOVEMBER 2016

Kendati survei Bank Dunia menilai kinerja logistik Indonesia tahun ini ma-sih jauh di bawah negara tetangga ASEAN, tapi prospek bisnisnya amat besar. Bank Dunia menempatkan peringkat Indonesia di urutan 63, turun dari sebelumnya 53. Singapura ada di posisi 5, Malaysia 32, Thailand 45 dari 160 negara yang di survei.

Tahun lalu, The International Air Transport Association sempat mem-prediksi volume kargo udara global tumbuh 4,5% menjadi 53,5 juta ton. Tahun ini, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia memprediksi kargo udara tumbuh antara 3-5%. Pertumbuhan bakal makin melesat mengingat masifnya pasar e-commerce. Kementerian Perhubungan, dalam sebuah kajian, bahkan memprediksi pertumbuhan kargo udara berkesinambun-gan. Tahun ini, bisnis kargo diperkirakan menyentuh 184.001 ton (kargo internasional) dan 1,73 juta ton (domestik).

Ini hanya prediksi kargo udara, belum lagi ditambah potensi pengiri-man barang via laut dan darat melalui kapal, truk, dan kereta api. Peluang inilah yang mendorong perusahaan pelat merah lain memperkuat bisnis logistik termasuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Pelabuhan In-donesia II (Persero) atau Pelindo II.

Kereta Api Indonesia (KAI) memiliki PT Kereta Api Logistik (KALOG) yang didirikan pada 8 September 2009. Layanannya berupa pengelolaan

stockpile dan loading/unloading batu bara, angkutan air mineral, angkutan semen, angkutan kontainer, dan kurir. Tahun lalu, laporan keuangan KAI mencatat, pendapa-tan usaha KALOG naik menjadi Rp586 mili-ar dari Rp530 miliar pada 2014 seiring den-gan besarnya volume barang. Adapun laba tahun berjalan tahun lalu dicatat mencapai Rp23,77 miliar.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro men-egaskan keberadaan KALOG tak akan ‘mem-bunuh’ usaha para pemain logistik yang sudah ada, kendati Edi tidak menampik bis-nis anak usahanya itu masih tergantung in-duknya. “KAI yang punya rel dan kereta, bu-kan KALOG. Tidak mungkin KALOG memiliki dan mengoperasionalkan kereta sendiri,” tegasnya. Namun kelemahan bisnis anak usaha ini yakni belum bisa mengantar ba-rang langsung ke gudang konsumen, baru dari stasiun ke stasiun. Mereka justru mem-butuhkan jasa logistik lain seperti trucking untuk ke luar stasiun.

Di laut, gaung yang sama juga terdengar. Pelindo II, sejak dipimpin RJ Lino, mendiri-

kan 13 anak usaha di bidang ke-pelabuhanan pada 2013. Bah-

kan, di bawah kepemimpinan Elvyn G. Masassya, Pelindo II akan melepas saham per-dana (IPO) tiga anak usaha di

jasa logistik yakni PT Pelabu-han Tanjung Priok, PT Indonesia Kendaraan Terminal, dan PT Jasa Armada Indonesia pada 2017. “IPO ini bertujuan meningkatkan akses permodalan. Jadi, tidak perlu meminjam lagi,” kata Elvyn, mantan direktur utama BPJS Ke-tenagakerjaan.

Selain Angkasa Pura, KAI, dan Pelindo II, ada bisnis logistik mi-lik BUMN yakni PT Bhanda Ghara

HEADLINE

“Saya yakin bukan masalah persaingan yang dipermasalah-kan, tapi fairness.” - Vice President Asosiasi Lo-gistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto

Page 16: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

16 EDISI X| NOVEMBER 2016

HEADLINE

Reksa, PT Berdikari, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Varuna Tirta Prakasya, PT Pos Indonesia, dan PT Pos Logistik Indonesia.

Pertanyaannya, apakah masuknya sejumlah BUMN tersebut bakal mening-katkan efisiensi bisnis di sektor ini? Apakah adil bagi perusahaan swasta? Atau malah memicu persaingan usaha tidak sehat?

Menjawab pertanyaan ini, Vice President Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Ma-hendra Rianto menegaskan persoalan mendasar saat ini bukan pada persain-gan, melainkan keadilan. “Saya yakin bukan masalah persaingan yang diper-masalahkan, tapi fairness,” tegasnya. Maksud keadilan ialah BUMN merupakan perpanjangan tangan negara dan memiliki tugas khusus yakni melaksanakan public service obligation (PSO), mengelola aset-aset negara seperti pelabuhan, bandara dan lainnya. BUMN juga disokong anggaran negara kendati juga mencari pendan-aan dari luar APBN. Hanya saja, faktanya, anak usaha BUMN masih menggunakan aset-aset negara seperti tanah dan sebagainya.

“Kalau mereka mau mengembangkan bisnis dengan anak usaha, PSO-nya harus stop. Hak-hak istimewa yang ada di BUMN harus dilepas biar adil, sama dengan swasta,” kata Mahendra. Menurut dia, bisnis turunan anak usaha BUMN merupakan ranah usaha publik sehingga siapa saja bisa mengembangkan. Namun, hak dan kewajiban harus sama.

“Kalau mau masuk ke sini [logistik] ya diperlakukan sama. Tapi kenyataannya tidak. BUMN dan anak usaha bekerjasama. Misalnya, di pelabuhan, informasi ka-pal, siapa yang bisa menjamin semua informasi dibagi ke publik? Kalau tidak, anak usaha BUMN ini yang mendapatkan kesempatan pertama mendapatkan bisnis.”

Menurut Mahendra, sah-sah saja BUMN berekspansi bisnis. Tapi sebaiknya ekspansi ke luar negeri. “Dalam negeri, biar kami yang ambil bagian. BUMN memiliki banyak hak istimewa, gampang saja ke luar negeri. Kalau begini terus, swasta enggak maju-maju.” BUMN juga diminta agar mengevaluasi bisnisnya apakah sudah efisien atau belum. “Swasta nasional harus bisa dibandingkan dengan jumlah karyawan dan teknologi yang minimal.”

Di tengah persoalan ini, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiri-man Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohammad Feriadi men-gatakan baik logistik swasta maupun BUMN punya plus-minus. Contoh, Pos Indonesia, unggul di jaringan, tapi swasta kuat dalam kecepatan dan teknologi informasi. Jalan tengah yang bisa direalisasikan yakni sinergi BUMN-swasta agar bisa memaksimalkan bisnis.

Kabar baiknya, Asperindo akan membuat pilot project agar semua perusa-haan logistik terkoneksi, seperti halnya ATM Bersama di perbankan. Dengan begitu, konsumen bebas memilih. “Tidak ada persaingan yang tidak sehat. Semua punya segmen sendiri-sendiri. Ke depan, kami juga tak menutup ke-m u n g k i - nan anak usaha BUMN masuk pilot project ini. Jadi kalau ada

pengiriman dari luar negeri, tapi tidak memiliki infra-struktur dan jaringan di dalam negeri. Itu ada plat-

formnya biar terkoneksi,” kata Direktur Utama JNE ini. Sinergi sangat penting mengingat po-tensi logistik swasta sangat besar, apalagi ben-tuk bisnis logistik yang masih UKM di daerah. “Ini yang harus dirangkul BUMN,” tegas Mohammad.

Satu hal pula yang penting dalam bisnis adalah pelayanan dan kecepatan. “Di bisnis ini, tarif tidak terlalu penting. Kalau tarif lebih murah, tapi tak punya jaringan infrastruktur. Nasabah juga akan tanya? Sampainya ka-pan? Yakin nih sampai? Makanya, kami lebih mengandalkan pelayanan dan kecepatan. Ka-lau kita menyebut persaingan, itu lebih pada seleksi alam. Siapa yang bisa memberi pelay-anan bagus dan kecepatan, itu yang akan ber-tahan,” katanya. =

BUMN DAN ANAK USAHA YANG MASUK BISNIS LOGISTIK

PT ANGKASA PURA I PT Angkasa Pura LogisticsPT ANGKASA PURA IIPT Angkasa Pura KargoPT Angkasa Pura Propertindo PT KERETA API INDONESIAPT Kereta Api Logistik (Kalog)PT PELABUHAN INDONESIA IIPT Pengembangan Pelabuhan IndonesiaPT Jasa Armada IndonesiaPT Jasa Peralaan Pelabuhan IndonesiaPT Pengerukan Indonesia.PT BHANDA GHARA REKSAPT BERDIKARIPT KAWASAN BERIKAT NUSANTARAPT VARUNA TIRTA PRAKASYA (PERSERO)PT POS INDONESIAPT Pos Logistik IndonesiaPT PELABUHAN INDONESIA IIIPT Pelindo Energi Logistik

Nasabah juga akan tanya? Sampainya kapan? Yakin nih sampai?” Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohammad Feriadi

Page 17: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

17 EDISI X| NOVEMBER 2016

HEADLINE

Ekspansi usaha ke sektor logistik sejumlah BUMN membuat gerah pelaku bisnis, khusus-nya bagi pengusaha yang lama berkecimpung di industri ini. Sebagai perusahaan pelat merah yang mendapatkan hak istimewa dari negara, pihak swasta meminta BUMN fokus dan terus membenahi bisnis utamanya.

Desakan ini beralasan mengingat kinerja perusahaan negara dalam beberapa tahun tera-khir tidak seluruhnya positif. Tahun 2014, mengacu laporan keuangan, dari 119 BUMN, ada 30 perusahaan merugi. Tahun lalu, jumlah perusahaan merugi berkurang menjadi 17 perusa-haan. Pembenahan perusahaan negara terus dilakukan, termasuk mendorong BUMN mencari pendanaan di pasar modal sehingga Penyertaan Modal Negara (PMN) ditiadakan pada 2017.

Hanya BUMN dengan tugas khusus di bawah Kementerian Keuangan yang masih disun-tik PMN.

Upaya peningkatan kinerja perusahaan negara pun dilakukan, salah satu caranya mendiversifikasi bisnis ke sektor logistik. Tahun 2013, PT Pelabuhan Indonesia (Pe-lindo) II membentuk 13 anak usaha di bisnis kepelabuhanan. PT Bhanda Ghara Reksa membuat bisnis pengiriman jasa kurir BGRExpress. Lalu PT Kereta Api Indonesia (KAI)

membuat KALOG. Kemudian PT Angkasa Pura I & II membentuk anak usaha logistik.Masuknya BUMN-BUMN tersebut, terutama perusahaan pelat merah dengan bisnis inti

pengelola bandara dan pelabuhan dikhawatirkan bakal mem-beri ‘kue’ pasar yang lebih kepada anak-anak usahanya.

Ketua Umum Indonesia National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto menyuarakan kekhawatiran sejum-lah pengusaha. Di tengah pelambatan ekonomi saat ini, per-saingan dagang antara anak usaha BUMN dan swasta menjadi beban tambahan. “Kami berharap ada penjelasan dari BUMN, ke depan akan seperti apa? Berapa banyak lagi [anak usaha] BUMN akan terbentuk dan menjadi pesaing [pebisnis] Indone-sia yang juga sedang susah dalam berusaha?” keluhnya.

Maraknya pendirian anak usaha BUMN dinilai memicu per-saingan bisnis tidak kompetitif. Pasalnya, BUMN-BUMN tersebut sering menunjuk langsung anak-anak usaha mereka. “Kalau begitu, nanti kami swasta ini kerja apa?”

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N. Hanafi juga memahami kekhawatiran Carmelita. Pihak swasta, menurutnya, bukannya takut bersaing dengan anak usaha BUMN. Dunia bisnis penuh dengan kompetisi, iya. Namun, persaingan kini tak lagi sehat

…Berapa banyak lagi [anak usaha] BUMN akan terbentuk dan menjadi pesaing [pebisnis] Indonesia yang juga sedang susah dalam berusaha?”Ketua Umum Indonesia National Shipowners’ Association (INSA) - Carmelita Hartoto

Page 18: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

18 EDISI X| NOVEMBER 2016

HEADLINE

penting, Yukki mengeluhkan ekspansi bisnis perusahaan negara yang men-gelola bandara dan pelabuhan serta kawasan berikat. BUMN itu lebih sering berperan sebagai perusahaan tempat menyewakan lahan kepada pelaku bis-nis. Langkah ini, menjadi salah satu pe-nyebab biaya logistik enggan turun dan tidak efisien. Alih-alih bisa mengem-bangkan bisnis, swasta justru kerap kali harus rela kehilangan pasar.

Ketakutan yang menghantui pihak swasta akan adanya persaingan usaha

tidak sehat dengan BUMN dan anak usahanya juga ha-rus dicermati. Bila ketakutan itu soal kompetensi SDM, manajerial atau pelayanan kepada konsumen, ini justru menjadi pendorong bagi swasta untuk berbenah. Namun, bila ketakutan ini soal regulasi yang tidak sejalan dengan visi ekonomi pemerintah, maka perlu ada konsultasi dan pembicaraan dengan pembuat kebijakan. =

dan mengarah ke monopoli. Monopoli itu dilakukan baik dari perusahaan in-duk yaitu BUMN hingga anak dan cucu BUMN.

“Kami melihat sudah ada beberapa perusahaan yang melakukan hal itu [monopoli]. Karena itu, KPPU [Komisi Pengawas Persaingan Usaha] dan se-jumlah asosiasi pengusaha terus me-nyoroti hal ini,” kata Yukki.

KPPU pernah memutus denda atas kasus monopoli tahun 2013 ketika denda Rp4,77 miliar dijatuhkan kepada Pelindo II. Pengelola pelabuhan itu terbukti melakukan monopoli kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. “Mer-eka membayar denda, setelah itu [monopoli) tetap jalan lagi.”

Lembaga tersebut juga mendalami dugaan monopoli dan praktik persaingan usaha tidak sehat pada layanan bongkar muat yang dilakukan Pelindo IV di Pelabuhan Makassar. Oleh karena itu, demi menghindari terus terjadinya monopoli, Yukki meminta BUMN di bisnis logistik infrastruktur provider atau pengelola pelabuhan dan bandara, fokus saja di bidangnya. Mereka tak perlu masuk ke bisnis logistik service provider. Jika satu perusahaan negara dan anak usahanya masuk ke dua bidang bisnis ini, pasti ter-jadi perlakuan istimewa, ujung-ujungnya monopoli.

Yukki juga mengkhawatirkan terjadi trans-fer pricing antara induk dan anak usaha perusa-haan negara. Hal ini bisa terjadi, khususnya pada induk usaha bidang man-ufaktur, tapi memiliki anak usaha di bidang logistik. “Selain menimbulkan per-saingan usaha tidak sehat, kondisi ini juga membuat harga produksi mahal. Dalam hitungan kami, ada pemborosan setidaknya 15%,” tegasnya.

Satu hal lain yang juga

“Mereka membayar denda, setelah itu [monopoli) tetap jalan lagi.” Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) - Yukki N. Hanafi

Page 19: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

02 - 04 March 2017ICE – BSD City Indonesiawww.cemat-transasia.com

Conference Programmes

Page 20: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

TIME TOPIC SPEAKER

09.00 - 10.00 Registration, Welcome

Traditional Dance & Networking

10.00 - 10.05 Opening by Content Director

10.05 - 10.10 Speech President Director Mr. Laurent Noel

Debindo ITE

10.10 - 10.15 Speech President Director Mr. Krister Sandvoss

DeutschMesse

10.25 - 10.35 Speech Chairman Kadin Indonesia Bpk. Rosan P. Roslani

10.35 - 10.45 Official Opening by the Minister of Bpk. Budi Karya Sumadi

Transportation

10.45 - 11.00 Day One Keynote Address Bpk. Budi Karya Sumadi

EXHIBITION TOUR

NETWORKING LUNCHEON

13:30 - 14:00 Logistics Regulatory Update Part 1 Deputy Coordination

Ministry of Economic

14:00 - 14:30 Logistics Regulatory Update Part 2 Secretariat General

Ministry of Transportation

14:30 - 15:00 ASEAN E-commerce Boom Ministry of Trade and

Ministry of Communication

& Information

15:00 - 15:30 Optimizing The Bonded Logistics Director General of Customs

Center & Excise

15:30 - 16:00 Investing in the Future of ASEAN Investment Coordinating

Logistic: Investment Opportunities Board (BKPM)

and Risks

CeMAT, TransAsia, ColdChainD A Y

01

Page 21: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

D A Y

02TIME TOPIC SPEAKER9:30 - 10:30 Conference Registration & Morning Coffee/Tea 10:30 - 11:00 ASEAN Logistics Outlook 2017 Chairman of Asian Freight Forwarders Association11:00 - 12:30 Introduction to the ASEAN Market Rico Rustombi, for International Business WKU Kadin Bidang Logistik dan Rantai Pasok Yukki Nugrahawan Hanafi, Chairman of ALFI Gemilang Tarigan, Chairman of APTRINDO Zaldy Masita, Chairman of ALI12:30 - 14:00 LUNCH BREAK & NETWORKING 14:00- 15:30 "Integrated Business Planning ence 1. Milestone planning in Power Plant 1. Mr. Mohammad Effendi, project realization President director fo Adaro Power & president commissioner for Bhimasena Power 2. Effective Operations planning - 2. Mr. Stephen Batty, Compettive profitable growth Director of Aquila Consulting 3. Innovation planning - A catalyst for 3. Mr Anton Harjanto and profitable growth Robertus Hendra, Unilever Indonesia & Aquila consulting associat15:30 - 16:30 Material Handling Technology: 2016-2017 Latest & Greatest 16:30 END OF CONFERENCE DAY 2

TIME TOPIC SPEAKER9:30 - 10:30 Conference Registration & Morning Coffee/Tea 10:30 - 11:00 ASEAN Logistics Outlook 2017 Chairman of Asian Freight Forwarders Association 11:00 - 12:30 Shippers Panel: ASEAN Cargo Owner 1. Singapore Logistics Issues Defined (Trans Asia) Association (SLIA) Mr. Stanley Lim 2. TIFFA (Thailand) Mr. Keffiyit 3. VLA (Vietnam) Mr. Le Duy Hiep 12:30 - 14:00 LUNCH BREAK & NETWORKING Meneg BUMN 14:00 - 14:45 Private Sector and Logistics Business KPPU Relationship-Building 14:45 - 15:30 Indonesian Port Development Perhubungan Laut INSA ABUPI PELINDO

TIME TOPIC SPEAKER9:30 - 10:30 Conference Registration & Morning Coffee/Tea 10:30 - 11:00 ASEAN Logistics Outlook 2017 Chairman of Asian Freight Forwarders Association11:00 - 12:30 Supply Chain Effectiveness to Support Bugie Pudjotama Food SafetySpeaker ASHRAE United Refrigerator12:30 - 14:00 LUNCH BREAK & NETWORKING 14:00 - 14:45 ARPI 14:45 - 15:30 Food Safety Ensuring Halal Compliance Aditya Sari HAVI Logistics Ministry of Fisheries Halal Association15:30 END OF CONFERENCE DAY 2

Page 22: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

D A Y

03TIME TOPIC SPEAKER9:30 - 10:30 Conference Registration & Morning Coffee/Tea 10:30 - 11:00 ASEAN Logistics Ambitions: Responding to the Skills Challenge 11:00 - 11:30 Best Practices for Warehousing Optimization 11:30 - 12:30 Store & Load: Shuttle and order picking 12:30 - 14:00 LUNCH BREAK & NETWORKING 14:00 - 14:45 Move & Lift: The role of forklift trucks in the Smart factory 14:45 - 15:30 Automation: Flexible automation in production and logistics & Collaborative robots in warehouses 15:30 - 16:00 Logistics IT: Modern warehouse management systems (best practice) 16:00 - 16:30 Mobile devices (smart glasses) 16:30 - 17:00 Apps – how applications change the world of intralogistics 17:00 - 17:30 Challenges of the digital supply chain 17:30 END OF CONFERENCE DAY 3

TIME TOPIC SPEAKER9:30 - 10:30 Conference Registration & Morning Coffee/Tea 10:30 - 11:00 ASEAN Logistics Ambitions: Responding to the Skills Challenge 11:00 - 11:30 Advanced Technology Utilization in Transportation 11:30 - 12:30 Port Productivity Study ( Bremenports ) 12:30 - 14:00 LUNCH BREAK & NETWORKING 14:00 - 14:45 Cross Border Transport: Case Study 14:45 - 15:30 ASEAN Transport Facilitation ASEAN Secretariat15:30 - 16:00 Asian Highway Network UNESCAP16:00 - 16:30 Open for Sponsor 16:30 - 17:00 Open for Sponsor 17:00 - 17:30 Open for Sponsor 17:30 END OF CONFERENCE DAY 3

TIME TOPIC SPEAKER9:30 - 10:30 Conference Registration & Morning Coffee/Tea 10:30 - 11:00 ASEAN Logistics Ambitions: Responding to the Skills Challenge 11:00 - 11:30 "Ensuring Food Freshness ARPI (Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia)" 11:30 - 12:30 E-Commerce Challenges in Pharma & Fresh Food 12:30 - 14:00 LUNCH BREAK & NETWORKING 14:00 - 14:45 14:45 - 15:30 15:30 - 16:00 16:00 - 16:30 16:30 - 17:00 17:00 - 17:30 17:30 END OF CONFERENCE DAY 3

Page 23: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

23 EDISI X| NOVEMBER 2016

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui pro-gram Gerai Maritim menjadi salah satu pihak penentu keberhasilan program Tol Laut. Dalam realisasi pro-gram tersebut, minimal ha-rus ada tiga pedagang di 28 lokasi atau rute yang dilalui Tol Laut.

Gerai Maririm adalah program pendistribusian kebutuhan bahan pokok di Indonesia timur, termasuk ke pulau-

pulau terluar. Program yang dirilis pada zaman Menteri Perdagangan Rachmat Gobel—dan diteruskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita—ini bertujuan memperkecil disparitas harga antarpulau dan memperkuat pasar dalam negeri.

INTERVIEW

KASUBDIT KERJA SAMA LOGISTIK DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI & LOGISTIK KEMENDAGPOLTAK AMBARITA

Program ini diklaim berhasil. Indikatornya, disparitas harga antara kawasan barat-timur tak lagi tinggi. Namun, Kemendag tidak sepakat dengan perpindahan rute atau reroute di beberapa trayek Tol Laut. Mengapa? Majalah Supply Chain & Logistics Review menemui Kepala Sub-Direktorat Kerja Sama Logistik Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Kemendag Poltak Ambarita untuk membicarakan hal ini. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana perkembangan kinerja Tol Laut sampai saat ini?

Saya ingin meluruskan apa yang selama ini sering ditulis terkait dengan pro-gram Tol Laut. Program itu tidak hanya pengangkutan barang ke-6 rute dengan

Page 24: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

24 EDISI X| NOVEMBER 2016

kapal milik Pelni. Tol Laut meliputi pengembangan 24 pelabuhan strategis, revitalisasi pelayaran rakyat, dan pengembangan short sea shipping. Tol Laut juga ter-masuk pengembangan SDM, ar-mada, industri kapal, pelabuhan sub-feeder, jadwal sistem kargo, intermoda, dan kepelabuhanan serta hinterland [daerah be-lakang] pelabuhan strategis.

Apa peran Kemendag lewat Gerai Maririm?

Program Gerai Maritim untuk implementasi Tol Laut dengan memfasilitasi distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting ke daerah terpen-cil, terluar dan perbatasan. Caranya melalui pemanfaatan penyelenggaraan pelayanan publik. Ini program prioritas kemaritiman dan kelautan. Arahan Kantor Staf Presiden dan Bappenas minimal ada tiga pedagang Gerai Maritim di setiap daerah yang dilalui trayek tol laut di 28 lokasi.

Lalu sejauh mana pelaksanaan Tol Laut ini?

Dari sejak Tol Laut dilancarkan pada 4 November 2015, ada beberapa perubahan baik dari sisi jenis kapal maupun frekuensi pelayaran. Trayek 4 (Tanjung Priok-Serui di Pap-ua) misalnya, berhenti beroperasi karena kerusakan se-hingga kapal KM CIN III-22 dialihkan ke trayek 2 (Tanjung Perak-Merauke). Trayek ini baru dijalankan kembali pada 17 Mei lalu memakai KM Meratus Ultima I. Trayek I (Tanjung Perak-Timika) juga sejak 12 Mei lalu diganti menggunakan KM Freedom dari sebelumnya KM Caraka Jaya Niaga III-32. Penggantian kapal ini membuat kapasitas muatan dan kontainer berbeda dengan yang kami anggarkan. Hal ini membuat load factor barang di beberapa trayek di atas 100%.

Apakah program ini berhasil menekan harga komoditas pokok dan menyeim-bangkan pasokan sebagaimana diklaim pemerintah pusat?

Menekan harga, khususnya bahan pokok ini benar. Kami memiliki data dan bukan sekadar klaim. Misalnya, September lalu, harga beras Madiun di Surabaya Rp9.343

per kilogram (kg), di Merauke (Papua) Rp13.000 per kg, di Laran-tuka (Flores) Rp12.000 per kg dan Biak (Papua) Rp10.200 per kg. Harga gula pasir di Surabaya Rp13.624 per kg, di Namlea (Buru, Maluku) Rp16.000 per kg dan di Tahuna (Sangihe, Sulawesi Utara) Rp16.500 per kg.

Disparitas harga di barat-timur tak sejauh sebelumnya. Na-mun, kalau kami ditanya, berapa harga sebelum dan setelah ada Tol Laut? Itu tidak bisa menjadi parameter karena harga kebutu-han pokok ini berbeda. Harga beras di Surabaya pada Septem-ber dan November berbeda. Kalau dari sumber utamanya sudah naik, kita tidak bisa berbuat banyak.

Selain harga, apa yang menjadi concern Ke-mendag?

Kami juga melihat bahwa daerah-daerah di Indonesia timur memiliki komoditas andalan yang bisa diperdagangkan. Di Sabu Raijua, NTT, misalnya, bisa menjadi sentra industri garam. Di Kaimana dan Wanci, Sulawesi Tenggara, juga memiliki potensi muatan balik ikan untuk ekspor. Ekspor ikan bisa dilakukan dari Jakarta.

Kementerian Perhubungan mengevaluasi Tol Laut dengan reroute. Tanggapan Kemendag?

Kami melakukan beberapa hal. Kemenhub mengubah rute di trayek 4 dan 6 dari yang semula Tanjung Priok-Biak menjadi Pon-tianak-Tarempa. Kami mengirim surat dinas dari direktur Sarana Distribusi dan Logistik kepada bupati. Kami juga melakukan so-sialisasi ke pedagang dan distributor barang pokok dan barang penting di Pontianak. Kami mengadakan focus group discussion dengan stakeholder seperti kantor dinas perdagangan dan Pelni cabang Pontianak.

INTERVIEW

Page 25: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

25 EDISI X| NOVEMBER 2016

Anda belum menjawab ditel soal reroute, apa tanggapan Kemendag?

Sebenarnya kami tidak terlalu sepakat dengan reroute Tol Laut. Reroute di trayek 4 ini misalnya digeser dari Tanjung Priok. Menurut kami, ada beberapa komoditas yang tidak bisa diisi di Makassar atau Pontianak. Barang-barang seperti min-yak goreng kemasan atau baja ringan itu hanya ada di Tanjung Priok. Selama ini, efektivitas program ini juga sudah terlihat. Reroute juga membuat kami harus mengadakan sosialisasi lagi dengan pedagang di setiap daerah yang mengalami peruba-han. Itu bukan pekerjaan mudah.

Memangnya tak ada koordinasi antara Ke-menhub dan Kemendag?

Kami merasa tidak pernah diajak membahas masalah ini se-belumnya.

Tahun depan, Kemenhub juga berencana menambah rute Tol Laut ini. Bagaimana ke-siapan Kemendag?

Kami sudah bersosialisasi dengan Dinas Perdagangan di Kota Gunung Sitoli-Nias (Sumatera Utara) pada 21-24 Septem-

ber lalu. Dari sana, kami melihat beberapa hal, yakni pedagang di Nias tidak terlalu berminat dengan rencana pelayaran trayek 7 dari Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Nias dan Sinabang. Alasan mereka, distribusi barang kebutuhan pokok lebih ban-yak dari Sibolga dengan kapal ASDP.

Adapun distribusi barang penting seperti semen lebih ban-yak dari Teluk Bayur (Padang) dengan kapal swasta. Jadi, mer-eka menilai seharusnya Pelabuhan Sibolga atau Teluk Bayur ini yang dilewati rute Tol Laut. Pedagang di Nias juga lebih menyarankan alternatif jalur trayek ideal seperti Tanjung Priok-Teluk Bayur-Nias-Mentawai-Sinabang atau Teluk Bayur-Nias-Mentawai-Sinabang atau Sibolga-Nias-Mentawai-Teluk Bayur.

Ini baru Nias, daerah lain bagaimana?Kami juga sudah survei kesiapan daerah Belang-Belang di

Mamuju, Sulawesi Barat, sebagai daerah tujuan Tol Laut. Peda-gang di sana tertarik dengan trayek baru pada 2017 yang akan melewati daerah ini meski secara umum mereka belum ter-lalu perlu. Selama ini, kebutuhan barang mereka disuplai dari Makassar melalui darat atau laut dan tidak pernah mengalami kelangkaan. Mamuju merupakan daerah swasembada beras dan daging sapi. Untuk kedua barang ini, bahkan Mamuju bisa mensuplainya ke daerah lain.

INTERVIEW

Page 26: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

26 EDISI IX| OKTOBER 2016

VIEW

PERTIMBANGAN UMUM MEMILIH SEBUAH GUDANG

>> RINA TNUNAY <<

Pemilihan, desain dan manajemen gudang bergantung pada tujuan dan operasi atau bisnis suatu perusahaan. Seperti pada penulisan sebelumnya, di bawah ini adalah tiga hal penting yang biasanya menjadi dasar pemilihan jenis gudang yang akan dipakai, yaitu:

1. Jenis barang yang akan disimpan serta karakteristik dari barang tersebut.

• Hal utama yang harus diperhatikan adalah apakah barang yang akan disimpan adalah makanan (food) atau bukan makanan

(non food items) atau kedua-duanya. Karakteristik barang yang ha-rus diperhatikan adalah:

• Volume dari barang yang akan disimpan, contohnya apakah dalam bentuk tonase atau kubikasi.

• Frekuensi dan ukuran atau banyaknya pengiriman yang akan diteri-ma di gudang.

• Frekuensi dan ukuran atau banyaknya pengiriman yang akan dikirim/dikeluarkan dari gudang.

• Lingkungan pergudangan dan kondisi bangunan. Hal ini penting un-tuk menjamin barang tidak mengalami kerusakan atau penurunan kualitas selama disimpan.

• Sensitivitas temperatur, apakah barang memerlukan suhu khusus.• Apakah barang yang akan disimpan termasuk kategori barang ber-

bahaya atau tidak. Juga bahan baku dari barang apakah termasuk bahan yang berbahaya.

Pensiunan karyawan Logistik dari salah satu badan PBB yaitu The Unit-ed Nations World Food Programme

Page 27: BISNIS LOGISTIK, BUMN VS SWASTA - Asosiasi Logistik Indonesia · 3 EDISI X_ NOVEMBER 2016 Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda

27 EDISI IX| OKTOBER 2016

VIEW

2. Banyaknya barang yang akan disim-pan untuk perhitungan luas tempat yang diperlukan.

• Ukuran dan berat barang termasuk kemasannya.

• Apa jenis kemasannya.• Apakah perlu tempat khusus untuk

memasang kemasan baru, pemasan-gan label dan sebagainya.

3. Waktu yang diperlukan untuk meny-impan barang tersebut.

Selain ketiga hal tersebut di atas, berikut adalah hal-hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan sebelum memutuskan atau memilih sebuah gudang:

1. Memperhatikan atau mempertim-bangkan peraturan (legislasi) yang ber-laku. Seorang manajer pergudangan harus memastikan bahwa operasi pergudangan yang akan dilakukan harus sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku, misalnya:

• Peraturan tenaga kerja.• Peraturan kesehatan dan juga ten-

tang keselamatan pekerja.• Peraturan mengenai penyimpanan

barang-barang yang masuk kategori barang berbahaya atau mengand-ung bahan berbahaya.

• Peraturan penyimpanan untuk obat-obatan dan sejen-isnya.

• Peraturan mengenai bangunan atau sejenis-nya.

2. Memilih lokasi yang cocok dengan mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini:

• Memilih lokasi yang letaknya dekat dengan pelabuhan atau secara geografis berada di tempat yang

dekat dengan lokasi pabrik atau

toko ataupun sesuai dengan kebutuhan perusa-

haan. Idealnya, kita harus bisa memilih lokasi untuk meminimalkan

total waktu yang harus ditempuh oleh barang baik dari sumbernya maupun tujuan akhirnya.

• Kondisi bangunan gudang harus baik. Konstruksi bangunan harus kuat, ti-dak ada kebocoran dan mempunyai ventilasi yang baik. Dalam bangunan, dinding harus bersih dan dicat, sebaiknya berwarna putih. Periksa jendela apakah ada yang pecah dan pintu harus dalam kondisi baik. Carilah tanda-tanda apakah ada kemungkinan terjadi serangan hama, misalnya lubang di dinding dan lantai. Suatu pengkajian harus dibuat dengan ukuran dan bentuk gudang dan karena kapasitasnya untuk mengakomodasi jum-lah barang yang akan disimpan dan ditangani. Lebih baik untuk memilih ruang yang lebih besar daripada yang lebih kecil. Luas lantai harus rata dan terbuat dari bahan yang stabil, idealnya beton. Lantai harus mampu mendukung berat material yang akan disimpan dan bobot kendaraan yang mungkin dimasukkan dalam gedung. Jika gudang tersebut akan dipakai untuk menyimpan makanan atau bahan baku untuk makanan maka perlu

didesinfeksi atau difumigasi dengan perusahaan pembersi-han profesional terlebih dahulu. Periksa kepe-milikan bangunan dan melakukan verifikasi atas surat-suratnya.• Keamanan. Keamanan adalah aspek yang sangat penting dari fasilitas gudang. Ha-rus ada parameter untuk keamanan bangunan dan lingkungan sekitarnya serta perlindungan yang memadai untuk isi gudang, kendaraan dan peralatan yang digunakan.• Lokasi gudang harus bebas dari banjir serta akses ke gudang juga harus bisa dilalui oleh truk besar.• Melihat fasilitas apa yang ada untuk gu-dang tersebut, misalnya fasilitas air, listrik, tele-

pon, dan fasilitas lain yang dibutuhkan.