blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2014/01/tugas_ppi-keju-fix.docx · web viewproduksi keju di...
TRANSCRIPT
TUGAS BESARPERENCANAAN PROYEK INDUSTRI
“KEJU COTTAGE (SOFT UNRIPPED CHEESE)”Dosen Pengampu: Dr. Ir. Imam Santoso, MP.
Anggota Kelompok
Afita Ismawati 115100300111029
M. Wafiri Niami 115100300111035
Ulfa Nursiam 115100300111047
Farah Vian Dini 115100300111057
Husna Shofiansyah 115100300111069
Dinar Arieka A. 115100307111005
Firdausi Ummi Nuzula 115100707111005
Nyimas Rizanatul Khikmah 115100701111017
Kelas : I
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2013
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSusu dan produk olahan susu merupakan produk pangan bernilai nutrisi
tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Indonesia adalah negara
agraris yang sangat sesuai digunakan sebagai tempat untuk membudidayakan
sapi perah sebagai hewan penghasil susu yang utama. Namun, karena faktor
budaya dan pola hidup, susu dan produk olahannya memiliki nilai beli produk
yang tidak terlalu tinggi
Seiring dengan perkembangan jaman, globalisasi memicu terjadinya
pergeseran budaya dan pola hidup. Susu dan produk olahannya saat ini menjadi
produk yang populer dan digemari oleh masyarakat. Karena keterbatasan
kemampuan produksi, seringkali kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara impor
dari negara lain. Salah satu produk olahan susu yang masih diimpor dalam
jumlah besar adalah keju. Saat ini, berbagai produk pangan olahan telah
memanfaatkan keju sebagai salah satu bahan baku utama maupun
penunjangnya. Data statistik yang dikeluarkan secara resmi oleh BPS
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai konsumsi untuk produk keju dari
dari 0,8 kg/kapita/tahun jumlah keseluruhan konsumsi produk susu dan
olahannya menjadi 2 kg/kapita/tahun dari tahun 2005 ke tahun 2006. Dari nilai
tersebut, angka konsumsi keju masyarakat pulau Jawa adalah yang tertinggi
yaitu 65% disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya yang lebih tinggi
dibandingkan pulau lain (BPS, 2006). Oleh karena itu, pulau Jawa menjadi pasar
yang sangat potensial untuk mengembangkan industri keju
1.2 Ruang LingkupBerdasarkan konsistensinya keju dapat dikelompokkan menjadi :
1. Hard Cheese, kadar air 25 – 36%
a. Keju iris sangat keras tanpa lubang gas. Misalnya : Edam,
Gouda (Dutch Cheese), American Cheese.
b. Keju iris sangat keras dengan lubang gas. Misalnya :
Parmesan (Italia), Emmentaler (Swiss).
2. Semihard Cheese, kadar air 36 – 40%
a. Keju yang dimatangkan dengan jamur. Misalnya :
Roquefort (Perancis), golongan blue cheese seperti Stilton
(Inggris) dan Gorgonzola (Italia).
2
b. Keju yang dimatangkan dengan bakteri. Misalnya : Brick
Cheese (Amerika).
3. Soft Cheese, kadar air lebih dari 40%
a. Keju yang dimatangkan dengan bakteri. Misalnya :
Limburger Cheese (Belgia).
b. Keju yang dimatangkan dengan jamur. Misalnya :
Camembert Cheese (Perancis).
c. Keju segar (Fresh atau Unrippened Cheese). Misalnya :
Cottage Cheese, Mozarella.
Berdasarkan jenis-jenis keju diatas, yang akan diproduksi oleh proyek ini
adalah keju cottage. Keju ini merupakan jenis keju lunak yang kadar airnya lebih
dari 40%. Keju ini dalam proses produksinya tanpa dilakukan pemeraman,
sehingga hal ini akan memperpendek proses produksi.
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan proyek industri keju cottage (soft unripped
cheese) ini adalah mengetahui bagaimana proses perencanaan proyek industri
dan membuat beberapa aspek penting dalam pembuatan proyek tersebut.
Aspek-aspek yang terkait perencanaan proyek industri antara lain aspek pasar,
aspek teknis dan teknologi, aspek lingkungan, aspek keuangan, serta aspek
manajemen.
3
BAB IIKONSEP PRODUK
2.1. Karakteristik ProdukSebagai salah satu produk olahan pangan, keju umumnya dimanfaatkan
dalam bentuk konsumsi pangan. Keju biasa digunakan sebagai bahan baku
pembuatan produk pangan maupun untuk konsumsi langsung. Produksi keju di
Indonesia masih didominasi oleh industri besar yang memproduksi keju keras
jenis Processed Cheese mauupun Spread Cheese (keju olesan) buatan mesin
pabrik yang memiliki cita rasa dan kualitas minimum untuk baku mutu dan cita
rasa standar keju yang sebenarnya, mengingat keju yang baik dengan cita rasa
premium umumnya diproduksi oleh pabrik atau manufaktur keju secara manual.
Padahal dalam perkembangannya, pembuatan roti, biskuit, pizza hingga produk
rumahan seperti roti panggang memerlukan keju bertekstur lunak (soft cheese)
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keju Cottage sebagai salah satu jenis keju lunak dan masuk dalam
kategori keju segar (fresh cheese atau keju yang tidak mengalami pemeraman
namun mengalami pengeringan atau pembuangan air dadih) memiliki potensi
yang baik untuk mengambil tempat di pasar tersebut. Menurut Geantaresa
(2010), keju Cottage adalah keju lunak yang dihasilkan dari fermentasi susu
tanpa pematangan dadih dengan kadar lemak 0,5 – 1,5%. Nilai nutrisi keju
Cottage yang umum di pasaran dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Analisis Kualitas Keju Cottage di Pasaran
Nutrisi Nilai (%)Kadar Protein 23.500
Kadar Lemak 0,2
Mineral – Kalsium 0,092
Kadar Air 34,793
Sumber : Geantaresa (2010).
Menurut Jenkins (2006), Keju Cottage termasuk dalam kategori keju segar
atau fresh cheese yang rasanya sedikit asam. Karakteristik umum keju jenis ini
adalah teksturnya yang lembut dan tingkat kelembabannya yang tinggi (kadar air
30-40%), dengan karakter rasa yang sesuai dengan tartness (kemampuan untuk
dipotong atau diambil sebagian). Sedangkan menurut Rahardi (2008)
4
berdasarkan konsistensinya keju Cottage merupakan soft cheese dan masuk
dalam kategori keju segar dengan kadar air ±50%. Keju ini memiliki daya simpan
yang cukup singkat yaitu kurang dari 4 bulan apabila tidak menggunakan bahan
pengawet dan disimpan pada suhu 4 – 120C. Keju cottage biasanya digunakan
masyarakat sebagai bahan campuran dalam pembuatan kue, maupun sebagai
teman makan roti.
2.2. Deskripsi Bahan Baku dan Bahan KemasanBahan-bahan yang digunakan antara lain susu sapi segar, enzim rennet
sebanyak 2% dari total susu, garam (NaCl) dan air. Starter ganda berupa biakan
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus sebanyak 4% dari total
susu. Susu segar diperoleh dari KUD DAU Malang. Enzim rennet diperoleh
melalui impor dari negara Perancis oleh PT. Sukanda Jaya. Biakan Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococus thermophillus diperoleh dari Unit Pengolahan
Peternakan (UPP) Dau Malang.
Menurut Jenkins (2006), susu adalah produk hasil hewani yang
mengandung air, padatan susu dan lemak. Dalam susu segar, krim akan muncul
ke bagian atas permukaan secara alami atau dapat dipisahkan dengan tenaga
sentrifugal. Krim tersusun dari globulin lemak susu yang lebih besar yang
mengambang karena massa jenisnya lebih besar daripada air. Masing-masing
jenis susu memiliki kandungan yang berbeda bergantung dari hewan apa dia
berasal. Susu sapi rata-rata terdiri atas 87% air, 3½% protein, 3,¾% lemak,
hampir 5% laktosa (glukosa dalam susu) dan vitamin yang terlarut dalam air
seperti vitamin A, B complex, D dan mineral termasuk kalsium dan fosfor. Protein
susu terdiri dari 82% kasein, bentuk protein yang dapat mengalami koagulasi
menjadi dadih, dan 18% air dadih sebagai komponen cairnya. Di dalam susu
terdapat bagian yang terdispersi dalam air, yaitu kalsium, fosfat, dan protein.
Secara spesifik, nilai nutrisi susu sapi dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
5
Tabel 2. Komposisi Nutrisi Susu Sapi per 100 Gram
No. Zat Gizi Nilai (per 100 gr) Satuan1. Kalori 61 Kkal
2. Protein 3,2 g
3. Lemak 3,5 g
4. Karbohidrat 4,3 g
5. Kalium 1200 mg
6. Fosfor 694 mg
7. Besi 1,7 mg
8. Retinol 39 mcg
9. Vitamin B1 0,03 mg
10. Vitamin C 1 mg
(Sumber : Persatuan Ahli Gizi (Persagi), 2005)
Menurut Sari (2009), Rennet merupakan hasil ekstraksi dari abomasum
anak hewan ruminansia. Rennet ini digunakan sebagai bahan awal dalam
produksi dadih-dadih keju. Saat ini rennet yang banyak digunakan adalah dari
abomasum sapi muda, kambing muda, tanaman, dan mikroba yang direkayasa
secara genetik (genetic modified organism = GMO). Tidak hanya dari hewan
muda, rennet dari sapi dewasa juga dapat dipakai. Akan tetapi, kandungan
enzim pepsinnya lebih tinggi. Tingginya pepsin menyebabkan perbedaan dalam
proses koagulasi susu dan juga dalam cita rasa keju yang dihasilkan, seperti
tekstur keju yang lebih lembek dan adanya rasa pahit. Ekstrak rennet dari anak
sapi mengandung 88-94% khimosin dan 6-12% pepsin, dan sebaliknya ekstrak
yang berasal dari sapi dewasa yaitu mengandung 90-94 % pepsin dan hanya 6-
10% khimosin. Rennet mikroba yang banyak digunakan sebagai pengganti
rennet sapi muda adalah berasal dari mikroorganisme seperti kapang dan bakteri
yang direkayasa secara genetik (GMO). Mikroorganisme yang telah digunakan
antara lain Bacillus polymyxa, B. subtilis, B. cereus, Endothea parasiticus, Mucor
pusillus, dan M. miehei. Rennet mikroba bersifat seperti enzim tripsin dan pH
optimum untuk aktivitasnya berkisar antara 7-8. Akan tetapi, produk rennet ini
mempunyai sedikit rasa pahit, sehingga kurang disukai, walaupun keju yang
dihasilkan sangat mirip dengan produk-produk keju komersial lainnya.
Penggunaan rennet tanaman dalam pembuatan keju telah dilaporkan, misalnya
penggunaan getah dari pohon ara (Ficus carica). Selain itu, masih banyak
6
ekstrak-ekstrak dari tanaman yang dapat menggumpalkan susu. Akan tetapi,
beberapa diantaranya mempunyai aktivitas proteolitik yang terlalu kuat, sehingga
menghasilkan cita rasa yang sangat pahit pada keju. Beberapa enzim tanaman
yang sering digunakan pada pembuatan keju, diantaranya adalah: papain dari
pohon dan buah pepaya, fisin dari pohon ara, bromelin dari nenas, dan rezin dari
biji jarak. Beberapa dari ekstrak-ekstrak tanaman yang dihasilkan berbentuk
ekstrak kasar yang menghasilkan suatu kombinasi koagulasi asam dan enzim
yang cocok digunakan terutama untuk pembuatan keju dadih lemak.
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida
(lebih dari 80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium
Sulfat, Calsium Chlorida, dan lain-lain. Garam Natrium klorida untuk keperluan
masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g
NaI per kg NaCl) padatan Kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis,
bila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan
terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk
makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH (bahan untuk
pembuatan keramik, kaca dan pupuk) serta sebagai zat pengawet.
Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri Gram-positif yang mungkin terlihat
panjang dan berfilamen. Bakteri ini non-motil dan tidak membentuk spora. Bakteri
ini juga berperan sebagai aciduric atau acidophilic, karena ia membutuhkan pH
rendah (sekitar 5.4–4.6) untuk tumbuh efektif. Bakteri ini memiliki kebutuhan
nutrisional yang kompleks. Streptococcus thermophilus adalah bakteri Gram-
positif dan anaerob fakultatif homofermentatif, dari kelompok viridian.
Aluminium foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam aluminum
yang padat dan tipis dengan ketebalan <0,15 mm. Aluminium fouil ini lebih ringan
dan relatif mudah dibentuk. Selain itu juga tahan terhadap serangan larutan
asam, karena terbentuknya lapisan alumimium oksida. Lapisan oksida tersebut
melekat pada permukaan logam dapat melindungi lapisan, kecuali dengan
adanya asam halogen atau alkali (tidak tahan). Kelemahannya adalah tidak
tahan terhadap asam (HCl dan HF).
7
2.3. Keunggulan dan Kelemahan ProdukSebagai salah satu produk olahan pangan, keju umumnya dimanfaatkan
dalam bentuk konsumsi pangan. Keju biasa digunakan sebagai bahan baku
pembuatan produk pangan maupun untuk konsumsi langsung. Produksi keju di
Indonesia masih didominasi oleh industri besar yang memproduksi keju keras
jenis Processed Cheese mauupun Spread Cheese (keju olesan) buatan mesin
pabrik yang memiliki cita rasa dan kualitas minimum untuk baku mutu dan cita
rasa standar keju yang sebenarnya, mengingat keju yang baik dengan cita rasa
premium umumnya diproduksi oleh pabrik atau manufaktur keju secara manual.
Padahal dalam perkembangannya, pembuatan roti, biscuit, pizza hingga produk
rumahan seperti roti panggang memerlukan keju bertekstur lunak (soft cheese)
yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Keju Cottage sebagai salah satu jenis
keju lunak dan masuk dalam kategori keju segar (fresh cheese atau keju yang
tidak mengalami pemeraman namun mengalami pengeringan atau pembuangan
air dadih) memiliki potensi yang baik untuk mengambil tempat di pasar tersebut.
Keunggulan produk:
- Belum di produksi di Indonesia
- Produk ini masih di impor, belum ada produsen keju cottage di Indonesia
sehingga peluang pasarnya besar
- Proses produksinya yang tidak terlalu rumit, sehigga proyek ini akan
mudah untuk dilaksanakan.
Kelemahan produk:
- Harganya relatif mahal
8
BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1. Potensi PasarPertumbuhan konsumsi keju di Indonesia dapat dikatakan cukup stabil.
Pada tahun 2000-2004, pertumbuhan konsumsi mencapai ± 2% per tahun
sedangkan pada tahun 2005 – 2013 mencapai lebih dari 10% per tahun. Hal ini
disebabkan semakin banyak industri mulai dari skala kecil hingga besar yang
memanfaatkan keju sebagai bahan baku mulai dari bakery hingga produsen
makanan lain dalam skala industri. Selain itu, umumnya produksi keju di
Indonesia masih didominasi oleh industri besar yang memproduksi keju keras
jenis Processed Cheese buatan mesin pabrik yang memiliki cita rasa dan kualitas
minimum untuk baku mutu dan cita rasa standar keju yang sebenarnya,
mengingat keju yang baik dengan cita rasa premium umumnya diproduksi oleh
pabrik atau manufaktur keju secara manual. Padahal dalam perkembangannya,
pembuatan roti, biscuit, pizza hingga produk rumahan seperti roti panggang
memerlukan keju bertekstur lunak (soft cheese) yang sesuai dengan kebutuhan.
Keju Cottage sebagai salah satu jenis keju lunak dan masuk dalam kategori keju
segar (fresh cheese atau keju yang tidak mengalami pemeraman namun
mengalami pengeringan atau pembuangan air dadih) memiliki potensi yang baik
untuk mengambil tempat di pasar tersebut. Soft ripened (Bloomy rind cheese)
atau keju peram lunak (keju berlapis jamur) memiliki konsistensi semi lunak dan
telah mengalami pemeraman di bagian permukaan saja, baik melalui proses
semprot (spray) atau dipapar dengan spora sehingga hanya memeram di bagian
luarnya saja. Bagian tepinya tipis, putih dan bloomy (lembut). Contoh dari keju
jenis ini adalah French Brie, Camembert dan triple-crème.
Hanya ada 3 produsen keju jenis fresh cheese di Indonesia, yaitu Rosalie
Cheese, PT. Yummy Food Utama dan PT. Ballantyne yang memproduksi aneka
keju jenis cream cheese dengan berbagai macam rasa. Namun, tidak ada
satupun dari produsen tersebut yang memproduksi keju cottage meskipun dari
segi rasa dan bentuk, kedua jenis keju ini sangat mirip. Rosalie Cheese
memproduksi cream cheese dengan merk Rosalie dengan harga per
kilogramnya Rp 105.000,-. PT. Yummy Food Utama memproduksi cream cheese
dengan merk Yummy dengan harga per kilogramnya Rp 63.500,-. Sedangkan
PT. Ballantyne memproduksi cream cheese dengan merk Romano seharga Rp
9
80.000,-. Namun, ketiga produsen tersebut memproduksi jenis cream cheese
yang berbeda dari segi kadar lemaknya. Rosalie Cheese memproduksi half-
skimmed cheese dengan kadar lemak 10%-25%. Yummy Cheese memproduksi
full-cream cheese dengan kadar lemak 45% - 60%. Sedangkan Romano Cheese
memproduksi cream cheese dengan kadar lemak 25% - 45%.
3.2. Strategi STP3.2.1. Segmentating
Segmentasi untuk produk keju cottage ini secara geografis adalah distribusi
ke seluruh wilayah Indonesia terutama industri-industri pangan khususnya roti
baik UKM maupun skala industri besar. Secara demografi segmentasi produk ini
adalah semua usia baik anak-anak, remaja dan dewasa. Dengan tingkat
pendapatan skala menengah ke-atas dikarenakan harganya yang cukup mahal.
Konsumen kami khususkan untuk proses pengolahan selanjutnya atau dalam
artian produk kami adalah produk setengah jadi untuk perusahaan panagan lain,
namun bisa juga digunakan atau dikonsumsi langsung oleh konsumen sebagai
pengganti selai pada roti. Konsumen kami yang memiliki gaya hidup konsumtif
dan sehat.
3.2.2. Targeting
Setelah mengetahui segmentasi pasar, langkah selanjutnya memilih pasar
sasaran (market targeting), yaitu berapa banyak segmen pasar yang akan dipilih,
dan bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut. Targeting
berfungsi untuk menyeleksi pasar dan menjangkau pasar sasaran tersebut untuk
mengkomunikasikan nilai. Pasar sasaran dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu
(Zaharuddin, 2006):
a. Pemasaran serba sama (Undiferentiated Marketing)
Merupakan suatu konsep yang tidak membagi pasar, tetapi pasar
sebagai suatu keseluruhan dengan memfokuskan kebutuhan customer pada
umumnya.
b. Pemasaran Serba Aneka (Differential Marketing)
Merupakan suatu konsep yang memiliki dua atau lebih segmen pasar.
Pemasaran membedakan masing-masing segmen pasar dengan
menawarkan variasi produk.
c. Pemasaran Terpadu (Concentrated Marketing)
10
Merupakan suatu konsep yang memiliki hanya satu segmen pasar
tertentu. Pada konsep ini mengandung resiko yang sangat tinggi, karena
suatu saat dapat saja merosot atau hilang permintaan atas produk tersebut.
Dari literatur diatas, dapat ditentukan bahwa targetting produk keju cottage
adalah pemasaran terpadu (concentrated marketing) karena produk keju cottage
difokuskan kepada konsumen dari perusahaan lain sebagai bahan baku
meskipun tetap dijual siap saji langsung pada konsumen.
3.2.3. Positioning
Positioning perusahaan “PT. Simply Heaven” ini adalah sebagai market
leader (40%) karena produknya belum diproduksi di Indonesia. Positioning
dibutuhkan untuk mempermudah proses pemahaman konsumen dengan berbagi
informasi, persaingan yang lebih bagus, dan sebagai dasar mengembangkan
penyampaian pesan komersial dalam promosi (Advertising). Menurut Suyanto
(2005) , cara penentuan positioning sebuah perusahaan adalah dilihat dari
keistimewaan produk, permintaan produk, alasan pemakaian produk, kategori
pemakai, produk pesaing, dan teknologi yang digunakan.
3.3. Strategi 4P3.3.1. Product
Produk PT Simply Heaven adalah keju cottage yaitu keju lunak yang
termasuk ke dalam kategori keju segar (fresh cheese) atau keju yang tidak
mengalami pemeraman namun mengalami pengeringan atau pembuangan air
dadih. Dibuat dari susu sapi segar yang diambil skimnya, lalu di pasteurisasi
dicampur dengan enzim rennet dan starter tambahan Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus sebanyak 4% dari total susu. Produk ini masih
belum diproduksi di Indonesia melainkan masih diimpor di negara-negara maju
seperti Prancis dan Amerika. Keju cottage biasanya digunakan sebagai bahan
campuran cake dan teman makan roti (topping). Keju cottage memiliki
kandungan gizi protein 28,04 gram, lemak 0,1 gram, mineral kalsium 0,246 gram
dan kadar air 34,793 gram.
3.3.2. Place (Saluran Distribusi)Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-
lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau
11
menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Saluran distribusi ini merupakan suatu struktur yang menggambarkan alternatif
saluran yang dipilih dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh
berbagai perusahaan. Lembaga perantara yang digunakan adalah agen tunggal
dan agen grosir. Agen tunggal merupakan agen yang berhubungan langsung
dengan konsumen. Konsumen yang dimaksud disini adalah perusahaan lain
yang membutuhkan produk keju cottage sebagai bahan baku produksi. Agen
tunggal digunakan agar lebih fokus terhadap kualitas pelayanan kepada
perusahaan lain. Sedangkan untuk agen grosir digunakan untuk distribusi ke
supermarket-supermarket agar konsumen dapat membeli di tempat-tempat
tersebut dan bisa langsung dikonsumsi. Tidak memilih pedagang eceran karena
mengingat daya simpan yang tidak tahan lama, sehingga hanya didistribusikan
secara langsung oleh agen yang dipercaya agar mengirim produk langsung ke
konsumen yang dituju.
3.3.3. PriceHarga adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk. Harga merupakan jumlah uang yang telah
disepakati oleh calon pembeli dan calon penjual untuk ditukar dengan barang
atau jasa dalam transaksi bisnis yang normal. Harga dapat digunakan oleh
produsen untuk mengirimkan sinyal kepada konsumennya mengenai kualitas
produknya. Produk keju cottage dijual dengan kisaran harga Rp 37.500 per 300
gram untuk dijual di pada konsumen akhir.
3.3.4 PromotionMedia promosi yang dilakukan untuk menarik konsumen adalah
menawarkan bentuk kerjasama kepada beberapa industri makanan lain
khususnya dalam bidang baking dengan menyediakan tester agar lebih
dipercaya. Selain itu untuk media elektronik dengan bantuan siaran radio,
televisi, dan media sosial seperti website perusahaan, twitter dan facebook
sebagai wadah peiklanan produk. Perlu juga diadakannya promosi penjualan tiap
hari-hari tertentu seperti hari raya keagamaan dan tahun baru, produk didiskon
dengan harga khusus bahkan mendapatkan merchandise menarik jika dalam
pembelian jumlah banyak.
12
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
4.1. Perencanaan Kapasitas Produksi4.1.1. Neraca Massa
Ukuran kemasan: 0,3 liter
Kapasitas : 520.000 kemasan/tahun = 156.000 kg/tahun = 156 ton/tahun
Waktu proses : 300 hari (24 jam/hari)
Asumsi 1 kg = 1 liter
Satuan massa : liter
1 hari : 560 liter keju
Berikut adalah neraca massa yang dibuat per 50 liter susu. Dari
neraca massa ini akan diketahui rendemennya, sehingga akan diketahui
berapa kebutuhan susu perharinya.
a. Proses Pemasakan tunggal
Uap air= 50 liter x 0,1% = 0,05 liter Air susu setelah dipanaskan = 50 liter-0,05 liter = 49,95 liter Dadih Kasar = 2% x 49.95 liter = 1 liter Susu Skim = 49,95 liter – 1 liter = 48,95 liter
Input: Berat Output: BeratSusu 50 liter Uap air 0,05 liter
Dadih kasar 1 literSusu Skim 48.95 liter
Jumlah 50 liter Jumlah 50 liter
b. Pasteurisasi
Input: Berat Output: Berat
13
Susu skim 48,95 liter Uap air 0,2% 0,97 literSusu Skim 47,98 liter
Jumlah 50 liter Jumlah 48.95 liter
c. Penambahan Starter
Starter 4%= 4% x 47,98 liter = 1,92 liter
Input: Berat Output: BeratSusu skim 47,98 liter Susu Fermentasi 49,9 literStarter 1,92 literJumlah 49,9liter Jumlah 49,9 liter
d. Inokulasi Tahap I (60 menit)
Input: Berat Output: BeratSusu Fermentasi 49,9 liter Susu Fermentasi 43,9 liter
Air 6 literJumlah 49,9liter Jumlah 49,9 litere. Inokulasi Tahap II (6 jam)
Input: Berat Output: BeratSusu Fermentasi 43,9 liter Curd 9,41 literEnzim Rennet 0,88 liter Whey 35,38 literJumlah 44,79 liter Jumlah 44,79 liter
14
f. Pemasakan curd
Input: Berat Output: BeratCurd 9,41 liter Curd 7,5 literAir 9,41 liter Air 11,24
Uap air 0,08Jumlah 18,82 liter Jumlah 18,82 liter
g. Penambahan garam
Input: Berat Output: BeratCurd 7,5 kg Keju Cottage 7,8 kgGaram 0,3 kgJumlah 44,79 liter Jumlah 7,8 kg
Dari neraca massa persatuan proses didapatkan rendemennya adalah 7,8 liter dari 50 liter susu tiap kali proses. Prosentase rendemennya adalah 15,6%. Adapun perhitungan rendemen ini bisa dicari dengan rumus sebagai berikut:
Rendemen % = berat keju yang dihasilkan x 100%
Berat susu awal
= 7,8 liter x 100%
50 liter
= 15,6 %
4.1.2 Kapasitas ProduksiKapasitas produksi ditentukan berdasarkan nilai market share yang ada.
Masyarakat yang dituju sebagai konsumen berasal dari seluruh kalangan usia
dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini disebabkan karena harga
produk yang relatif tinggi untuk bahan makanan sehingga pasar potensialnya
15
harus spesifik. Jumlah penduduk Indonesia dengan tingkat ekonomi menengah
ke atas mencapai 2,6 juta jiwa pada tahun 2012 (BPS, 2012). Dengan
kekosongan pasar terhadap produk keju Cottage di pasaran, diputuskan untuk
mengambil 20% atau setara dengan 520.000 kemasan per tahun sebagai awal
pengenalan produk.
4.2. Kebutuhan Bahan BakuKebutuhan baku ini didapatkan dari kapasitas produksinya. Kapasitas
produksi dalam setahun adalah 520.000 kemasan. Ukuran kemasannya adalah
0,3 kg/ 300 gram. Dalam sehari harus memproduksi 520 kg keju atau sebanyak
1734 kemasan. Dari prosentase rendemen yang telah dicari, maka akan
didapatkan prosentase rendemennya adalah 15,6%. Dari prosentase ini maka
kita akan dapat menentukan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan perhari
untuk setiap kali proses. Adapun kebutuhan bahan baku untuk tiap kali produksi
dalam waktu 24 jam adalah:
Susu : 3335 liter
Starter : 126,73 liter
Air : 22,65 liter
Garam: 20 kg
Rennet: 51,36 kg
4.3. Proses ProduksiBahan-bahan yang digunakan antara lain susu sapi segar, enzim rennet
sebanyak 2% dari total susu, garam (NaCl) dan air. Starter ganda berupa biakan
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus sebanyak 4% dari total
susu. Susu segar diperoleh dari KUD DAU Malang. Enzim rennet diperoleh
melalui impor dari negara Perancis oleh PT. Sukanda Jaya. Biakan Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococus thermophillus diperoleh dari Unit Pengolahan
Peternakan (UPP) Dau Malang. Untuk proses pembuatannya dapat dilihat pada
gambar 1 di bawah ini.
16
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Keju Cottage
4.4. Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Setelah mengetahui kebutuhan bahan baku yang harus digunakan
produksi perhari, dapat ditentukan berapa kebutuhan mesin yang digunakan
untuk proses produksi. Adapun mesin-mesin yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
No Nama Mesin/Alat Fungsi1. Mesin Sentrifugasi Untuk memisahkan cairan dari
cairan yang berbeda
2. Pipa filter penyaring Untuk penyaringan
3. Pasteurisasi Untuk membunuh bakteri pathogen
(mycobacterium tubercolosis).
Untuk membunuh bakteri tertentu
dengan mengatur tingginya suhu
dan lamanya waktu pasteurisasi.
Untuk mengurangi populasi bakteri
dalam bahan susu
Untuk mempertinggi atau
memperpanjang daya simpan
bahan.
17
4. Storage tank Untuk menyimpan bahan baku agar
terhindar dari kontaminasi bakteri
berbahaya
Untuk menjaga bahan sementara
hingga proses selanjutnya
5. Tangki Pemasak Untuk wadah untuk memasak
produk cair dalam kapasitas besar
Spesifikasi alat dan kebutuhan alat:
No. Nama Mesin/Alat Kapasitas Jumlah Unit
18
1.
2.
3.
4.
5.
Mesin Sentrifugasi
Pipa Filter Penyaring
Pasteurisasi
Tangki penyimpanan
Tangki Pemasak
7200 Liter
1354 L
5000 Liter
3000 Liter
10000 Liter
1
1
2
3
1
4.5. Tata Letak
4.6. Penentuan LokasiLokasi pabrik ditentukan berdasarkan beragam faktor. Faktor-faktor
tersebut memiliki bobot nilai yang berbeda sesuai dengan derajat
kepentingannya terhadap kegiatan produksi dan distribusi yang berkaitan dengan
produk maupun bahan bakunya. Penentuan lokasi pabrik ini ditentukan
berdasarkan metode nilai kuantitatif dimana nilai masing-masing kriteria akan
dikonversikan ke dalam satuan nilai sehingga memudahkan sistem penilaian
dengan memilih lokasi yang memiliki nilai terdekat dengan bobot muatan kriteria
ideal seperti yang dapat dilihat di bawah ini.
LokasiBobot Pasuruan Batu Lawang
KriteriaBahan Bakua. Harga bahan baku 100 91 90 97
19
b. Biaya transportasic. Biaya penyimpanan
9997
8887
9895
9491
Letak Pasara. Biaya distribusib. Waktu distribusi
10099
9898
8884
9395
Ketersediaan Energia. Ketersediaan listrikb. Biaya listrikc. Ketersediaan air
bersihd. Biaya air
10098
10096
100969290
97969995
98969994
Iklima. Suhu dan
kelembapan98 76 98 94
Fasilitas Transportasia. Ketersediaan jalan
rayab. Ketersediaan jalur
kereta
100
90
100
88
92
76
96
88
Fasilitas pembuangan limbaha. Limbah cair (sungai,
selokan, dll)b. Limbah padat (unit
sampah)
96
89
93
88
92
80
93
81
Tenaga Kerjaa. Upah tenaga kerjab. Jumlah industri di
daerah sekitarc. Variasi ketrampilan
TK
10085
96
8971
93
9580
85
9783
87
Karakteristik Lahana. Topografib. Biaya beli/sewa
lahan dan bangunan
57100
5085
5292
5696
Untuk kriteria bahan baku dibagi menjadi 3 sub-kriteria, yakni harga bahan
baku, biaya transportasi dan biaya penyimpanan. Untuk harga bahan baku
memiliki bobot nilai 100 dimana nilai tersebut memiliki harga ideal sesuai dengan
harga umum distributor di pasaran sedangkan pengurangan nilai per 1 poinnya
bernilai Rp 500,- untuk susu sapi dan garam, Rp 1.000,- untuk kultur bakteri dan
enzim rennet tablet. Untuk biaya transportasi bahan baku memiliki bobot nilai 99
dimana nilai tersebut memiliki harga ideal sesuai dengan harga umum distribusi
di pasaran sedangkan pengurangan nilai per 1 poinnya bernilai Rp 1.000,-. Untuk
20
biaya penyimpanan bahan baku ditentukan berdasarkan iklim dan suhu yang
secara umum berlaku sehingga mempengaruhi metode dan biaya simpan bahan
baku. Pengurangan nilai per 1 poinnya berarti penambahan biaya penyimpanan
bahan baku Rp 1.000,- per liter atau kilogram bahan baku. Hal tersebut berlaku
juga terhadap kriteria lain. Secara umum, nilai tertinggi dipegang oleh daerah
Lawang sehingga diputuskan untuk membuka pabrik di wilayah tersebut.
21
BAB VASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
5.1. Struktur Organisasi (tugas dan wewenangnya juga)Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara komponen atau
bagian dalam suatu organisasi. Struktur organisasi ditentukan dengan
memperhatikan beberapa hal yang penting, yakni spesialisasi (berbeda jenis
pekerjaannya, berbeda pula tugas dan tanggung jawabnya), standardisasi (perlu
ada suatu prosedur yang baku atau teratur untuk aktivitas tertentu), koordinasi
(perlu ditentukan mekanisme kerja sama diantara tiap bagian), mekanisme
pengambilan keputusan (entah dengan pemusatan wewenang pada satu
pimpinan pusat [sentralisasi] atau dengan pembagian wewenang tertentu kepada
tiap-tiap bagian [desentralisasi], serta unit kerja (penentuan jumlah orang untuk
menangani suatu jenis pekerjaan).
Tipe Struktur organisasi yang diterpakan pada perusahaan “Simply
Heaven” ini adalah tipe struktur organisasi lini atau garis. Hal ini dikarenakan
keadaan perusahaan yang memungkinkan untuk menerapkan struktur organisasi
ini. Pada struktur organisasi lini atau garis ini, wewenang pimpinan langsung
ditujukan kepada bawahan. Dimana bawahan bertanggung jawab langsung pada
atasan. Jadi hubungan antara pimpinan dengan bawahan bersifat langsung
dalam satu garis wewenang, jumlah karyawan sedikit, dan belum adanya
spesialisasi, pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi, masing-masing kepala
unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang
pekerjaan, struktur organisasi sederhana dan stabil, organisasi tipe garis
biasanya organisasi kecil, dan disiplin mudah dipelihara (dipertahankan).
Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :
Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung
berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat
dimengerti dan dilaksanakan
Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
22
Direktur
Manager Production Manager Marketing Manager Accounting
Supervisor Production
Supervisor Quality Control
Supervisor Marketing
Supervisor Accounting
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-
bakat pimpinan.
Adanya penghematan biaya
Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis :
Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan
tujuan organisasi
Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor,
cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk
mengabil inisiatif sendiri
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
Kurang tersedianya saf ahli
Struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan ini, dapat dilihat
pada bagan berikut:
5.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung JawabTugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan diatas dapat antara
lain :
a. Direktur
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan top manajemen perusahaan.
23
Tanggung Jawab
Bertanggung jawab penuh pada perusahaan untuk melakukan
pelaksanaan dan pengawasan manajerial perusahaan, membuat kebijakan
dan prosedur-prosedur dalam sistem aliran informasi, instruksi dan
pertanggung jawaban bagian-bagian perusahaan.
b. Manager Production
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen produksi.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
operasional perusahaan, yaitu pemesanan bahan, penanganan bahan
baku, proses produksi, pengecekan kualitas sampai penyimpanan produk
jadi
c. Manager Marketing
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen pemasaran.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab penuh pada pelaksanan dan pengawasan kegiatan
pemasaran produk perusahaan, berikut riset pasar, perencanaan strategi
pemasaran, sampai pelaksanaan promosi dan penjualan.
d. Manager Accounting
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen keuangan.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab penuh pada pengelolaan dana perusahaan, berikut
pencarian dana, pembelanjaan sampai pelaporan pengeluaran
perusahaan.
e. Supervisor Production
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen produksi tingkat
bawah
Tanggung jawab
Bertanggung jawab pada pembagian tugas dan pengawasan pelaksanaan
kegiatan produksi, dimulai dari production planning and inventory control,
material handling, production process, sampai packaging.
24
f. Supervisor Quality Control
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen control kualitas.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab pada pembagian tugas dan pengawasan pelaksanaan
kegiatan pengontrolan kualitas, dimulai dari pengontrolan kualitas bahan
baku, proses produksi di setiap titik kritis, produk yang dihasilkan, sampai
produk yang telah dikemas.
g. Supervisor Marketing
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen pemasaran.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab untuk pengaturan pembagian kerja karyawan dan
mengawasi kegiatan riset pasar dan perencanaan pemasaran produk,
mulai dari segmentasi, targeting, sampai penentuan strategi pemasaran.
Selain itu, juga mengawasi kegiatan promosi dan penjualan produk, dimulai
dari kerja sama dengan pihak advertizing untuk promosi, sampai kerja
sama dengan distributor untuk penjualan.
h. Supervisor Accounting
Tugas
Mengambil keputusan berkenaan dengan manajemen keuangan tingkat
bawah.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab untuk mengatur pembagian kerja karyawan accounting
untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana perusahaan.
i. Karyawan
Tugas:
Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai departemen atau bagiannya.
Tanggung jawab:
Bertanggung jawab untuk melaksanaan tugas dan kewajiban sesuai
dengan departemen atau bagiannya, dengan pembagian dan pengarahan
dari supervisor dan pengawasan dari manager.
5.3. Kebutuhan dan Kualifikasi Tenaga Kerja5.3.1. Kebutuhan
No. Jabatan Tenaga Kerja
25
1. General manager 1
2. Manager Production 1
3. Manager Marketing 1
4. Supervisor Production 1
5. Supervisor Quality Control 1
6. Karyawan Accounting 1
7. Karyawan Production 50
8. Karyawan Quality Control 5
9. Karyawan Marketing 1
10. General manager 1
11. Manager Production 1
12. Manager Marketing 1
Total 65
5.3.2. KualifikasiKualifikasi untuk masing-masing jabatan, antara lain:
a. Direktur
Pendidikan min. S2
Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
Berusia 35-55 tahun
Memiliki jenjang karir
Kemampuan bahasa inggris aktif dan pasif
Berpengalaman disemua bidang
b. Manager
Pendidikan min. S1
Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
Berusia 30-50 tahun
Memiliki jenjang karir
Kemampuan bahasa inggris aktif dan pasif
Berpengalaman dibidangnya minimal 5 tahun
26
Bersedia ditempatkan dimana saja
c. Supervisor Production
Pendidikan min. SMA/D3/S1
Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
Berusia 30-40 tahun
Berpengalaman minimal 3 tahun
Semua bidang keahlian
d. Karyawan
Pendidikan min. SMA/setara
Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
Berusia 20-45 tahun
Diutamakan yang berpengalaman
Semua bidang keahlian
27
ASPEK LEGAL YURIDIS
a. Bentuk Badan UsahaAlasan Memilih PT
Bentuk badan usaha dari perusahaan “Simply Heaven” ini yaitu perseroan
terbatas (PT). Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk badan usaha dimana
didirikan oleh beberapa orang yang saling bekerja sama. PT merupakan bentuk
perusahaan yang paling populer dalam bisnis dan paling banyak digunakan oleh
para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan usaha di berbagai bidang.
Kelebihan dan kekurangan dari bentuk badan usaha ini yaitu:
Kelebihan
- Mudah mendapatkan tambahan dana.
- Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
- Diatur dengan jelas oleh undang-undang no. 40 tahun
2007 tentang perseroan terbatas
Kekurangan
- Seluruh modal tergantung dari APBN
- Dibawah naungan departemen dan
- Rahasia perusahaan kurang terjamin
Proses Pendirian PT1. Tahap Pengajuan Nama PT.
Pengajuan nama perusahaan ini didaftarkan oleh notaris melalui Sistem
Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kemenkumham. Adapun persyaratan
yang dibutuhkan sebagai berikut:
1. Melampirkan asli formulir dan pendirian surat kuasa;
2. Melampirkan photocopy Kartu Identitas Penduduk (“KTP”) para
pendirinya dan para pengurus perusahaan;
3. Melampirkan photocopy Kartu Keluarga (“KK”) pimpinan/pendiri PT.
Proses ini bertujuan untuk akan melakukan pengecekan nama PT (apakah
Nama PT tersebut sudah gunakan atau tidak?), dimana pemakaian PT tidak
boleh sama atau mirip sekali dengan nama PT yang sudah ada maka yang perlu
siapkan adalah 2 (dua) atau 3 (tiga) pilihan nama PT, usahakan nama PT
mencerminkan kegiatan usaha anda. Disamping itu, pendaftaran nama PT ini
bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dari instansi terkait (Kemenkumham)
sesuai dengan UUPT dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
28
Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan
Terbatas.
2) Tahap Pembuatan Akta Pendirian PT.Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh
wilayah negara Republik Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan
dari Menteri Kemenkumham.
Patut untuk dipahami, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
akta ini, yaitu:
1. Kedudukan PT, yang mana PT harus berada di wilayah Republik
Indonesia dengan menyebutkan nama Kota dimana PT melakukan
kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat;
2. Pendiri PT minimal 2 orang atau lebih;
3. Menetapkan jangka waktu berdirinya PT: selama 10 tahun, 20 tahun atau
lebih atau bahkan tidak perlu ditentukan lamanya artinya berlaku seumur
hidup;
4. Menetapkan Maksud dan Tujuan serta kegiatan usaha PT;
5. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia;
6. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka
peleburan;
7. Modal dasar minimal Rp.50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) dan modal
disetor minimal 25% (duapuluh lima perseratus) dari modal dasar;
8. Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris; dan
9. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia, kecuali PT dengan Modal Asing atau biasa disebut PT
PMA.
3) Tahap Pembuatan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP).Permohonan SKDP diajukan kepada kantor kelurahan setempat sesuai
dengan alamat kantor PT anda berada, yang mana sebagai bukti
keterangan/keberadaan alamat perusahaan (domisili gedung, jika di gedung).
Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah: photocopy Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) tahun terakhir, Perjanjian Sewa atau kontrak tempat usaha bagi yang
berdomisili bukan di gedung perkantoran, Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur,
Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung perkantoran.
29
4) Tahap Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak sesuai dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan lain yang dibutuhkan,
adalah: NPWP pribadi Direktur PT, photocopy KTP Direktur (atau photocopy
Paspor bagi WNA, khusus PT PMA), SKDP, dan akta pendirian PT.
5) Tahap berikutnya pengesahan Anggaran Dasar Perseroan oleh Menteri Kemenkumham.
Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untuk
mendapatkan pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian) sebagai
badan hukum PT sesuai dengan UUPT. Persyaratan yang dibutuhkan antara
lain:
1. Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian;
2. Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai pembayaran
berita acara negara;
3. Asli akta pendirian.
6) Mengajukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).SIUP ini berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun
perlu untuk diperhatikan bahwa setiap perusahaan patut membuat SIUP, selama
kegiatan usaha yang dijalankannya termasuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLUI) sebagaimana Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik
Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Permohonan pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah
dan Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili PT.
Adapun klasifikasi dari SIUP berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan
No.39/M-DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perdagangan No.36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan adalah sebagai berikut:
1. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
30
2. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang
kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar
Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat Usaha;
3. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
7) Mengajukan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili perusahaan.
Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat TDP sebagai bukti
bahwa perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-
DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan.
8) Tahap Berita Acara Negara Republik Indonesia (BNRI).Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka harus di
umumkan dalam BNRI dari perusahaan yang telah diumumkan dalam BNRI,
maka PT telah sempurna statusnya sebagai badan hukum.
b. Perijinan dan Pajak PerijinanPenerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat
Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, yang selanjutnya
disebut SIUP. Pejabat Penerbit SIUP adalah Kepala Dinas yang
bertanggungjawab di bidang perdagangan di wilayah kerjanya atau pejabat yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan. Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau
pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan ini.
SIUP Besar, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal
dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
31
Menteri memiliki kewenangan pengaturan SIUP. Menteri menyerahkan
kewenangan penerbitan SIUP kepada Gubernur DKI Jakarta dan
Bupati/Walikota di seluruh Indonesia kecuali provinsi DKI Jakarta.
Bupati/Walikota melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala
Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau pejabat yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
setempat. Gubernur DKI Jakarta melimpahkan kewenangan penerbitan
SIUP kepada Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan
atau pejabat yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu setempat.
PERMOHONAN SIUP BARUPerusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas
a. Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan
b. Fotokopi Akte Perubahan Perusahaan (apabila ada)
c. Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum Perseroan
Terbatas dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
d. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggungjawab/Direktur
Utama Perusahaan
e. Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha perusahaan
f. Foto Penanggungjawab atau Direktur Utama Perusahaan ukuran 3 x 4
cm (2 lembar).
PajakUntuk industri baru yang bergerak di bidang jasa produksi makanan dan
minuman, pemerintah kota dan kabupaten Malang menerapkan beberapa jenis
pajak pusat dan pajak daerah. Adapun jenis-jenis pajak pusat yaitu Pajak NPWP
Perusahaan, Pajak Pendirian Perusahaan, Pajak Izin Mendirikan Bangunan
(apabila bangunan milik sendiri), Pajak Izin Gangguan, Pajak Pengelolaan
Lingkungan, Pajak Bursa atau Non Bursa (Untuk industri yang ikut bursa saham
atau tidak akan dikenakan pajak yang berbeda), dan Pajak Peredaran Usaha.
Untuk jenis-jenis pajak daerah untuk industri makanan dan minuman yaitu KPP
Madya, KPP WP Besar Dua, KPP WP Besar Tiga, KPP PMA dan KPP PMB.
32
BAB VI
ASPEK LINGKUNGAN
6.1. Konsep dan Rencana Pengelolaan Lingkungan
1.1.1. Tujuan pengelolaan lingkungan
Asas (principle), tujuan (goal) dan sasara (objectives) pengelolaan
lingkungan dapat dilihat dalam pasal-pasal 3 – 4. Asas dasar pengelolaan
lingkungan yang diletakkan secara eksplisit oleh UUPLH 1997 adalah tanggung
jawab negara, asas keberlanjutan dan asas manfaat. Tujuan pengelolaan
lingkungan adalah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Ada enam sasaran pengelolaan lingkungan, yaitu (Siahaan, 2004):
1. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan
lingkungan hidup
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan dan pembina lingkungan.
3. Terjaminnya kepentingan generasi kini dan generasi mendatang
4. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana, tujuan ini juga
merupakan salah satu asas yang harus dipegang dalam setiap interaksi
lingkungan dan telah menjiwai UUPLH.
5. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan
6. Terlindunginya negara dari dampak kegiatan di luar wilayah negara berupa
kerusakan dan pencemaran lingkungan.
1.1.2. Parameter lingkungan
Parameter kualitas lingkungan dikelompokkan menjadi parameter primer
dan sekunder. Parameter primer merupakan senyawa kimia yang masuk ke dalam
lingkungan tanpa berinteraksi dengan senyawa lain, misalnya pestisida dan logam
berat. Sementara itu, senyawa sekunder adalah parameter yang terbentuk akibat
adanya interaksi, transformasi atau rekasi kima antar parameter primer menjadi
senyawa lain, misalnya dalam pembentukan hujan asam sulfur dioksida.
Penentuan parameter kualitas lingkungan sangat tergantung pada persyaratan baku
mutu dalam peraturan yang berlaku dan tujuan pengambilan sampel. Parameter
33
dalam pengujian kulitas air minum berbeda dengan yang diuji dalam pengujian air
limbah (Hadi, 2005).
Persyaratan baku mutu untuk parameter kualitas lingkungan dapat
didasari pada:
1. UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
2. PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
3. PP Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai
4. PP Nomor 27 tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan
5. Kepmen LH nomor 110 tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya
Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air
6. Kepmen LH nomor 110 tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan
Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air
atau Sumber Air
7. Permen PU nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan Strategis Air Limbah
6.1.3 Sumber pencemaran lingkungan
Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran lingkungan dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (Saktiyono, 2007):
1. Pencemaran Kimiawi
Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia.
Misalnya jenis-jenis logam berat seperti raksa dan timbal.
2. Pencemaran Fisik
Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat cair padat atau
gas. Misalnya zat cair dari limbah pabrik atau rumah tangga, zat padat dari
sampah, dan gas dari asap pabrik.
3. Pencemaran Biologis
Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme penyebab penyakit. Misalnya, sumur atau sumber air
yang digunakan sehari-hari tercemar kuman penyebab penyakit.
34
6.2. Pengelolaan Lingkungan
6.2.1 Penanganan produk samping
Produk keju cottage ini tidak memiliki produk sampingan. Yang
diproduksi hanya keju cair sebagai produk utama. Sehingga output dari proses
produksinya hanya produk utama dan limbah saja.
6.2.2 Penanganan limbah
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penanganan
limbah adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi jenis limbah
Berdasarkan jenisnya, limbah terbagi menjadi tiga jenis, namun limbah
yang dihasilkan oleh industri keju cottage ini adalah limbah cair. Limbah cair
ini berasal dari buangan proses produksi berupa whey dan air pasteurisasi.
Selain itu juga berasal dari aktifitas lain, seperti mencuci, mengepel, keperluan
kamar mandi, dan lain sebagainya.
2. Identifikasi kandungan limbah
Menurut Pakpahan et al (2009), pencemaran air dapat menyebabkan
berkurangnya persediaan air bersih. Kualitas air dapat dilihat dari:
a. Wujud fisik, seperti warna, bau, temperatur, kejernihan, dan ada tidaknya zat
padat atau zat cair lain pada air
b. Secara kimia, dilihat dari komposisi BOD dan COD dalam air
c. Secara biologi, dilihat dari ada tidaknya bakteri patogen berbahaya dalam air
Sehingga kandungan limbah cair yang dihasilkan dapat ditinjau dari ketiga
aspek tersebut. Hal ini dapat diperoleh melalui pengujian sampel atau analisis
input dan output selama proses produksi (ditunjukkan oleh diagram alir proses
produksi).
Polutan terbesar dari air limbah industri keju adalah whey dari proses
produksi keju tersebut, diikuti dengan air pencucian dan air pasteurisasi.
Pembuatan keju baik dari susu penuh atau susu skim menghasilkan keju dan
cairan berwarna kuning kehijauan yang dikenal sebagai whey. Susu penuh
digunakan untuk memproduksi keju natural dan keju olahan dan whey yang
dihasilkan disebut whey manis dengan pH berkisar antara 5 – 7. Susu skim
digunakan untuk memproduksi keju cottage dan whey yang dihasilkan asam
35
dengan pH 4 hingga 5. BOD whey berkisar dari 32.000 hingga 60.000 mg/l
tergantung pada proses pembuatan. Whey mengandung sekitar 5% laktosa, 1%
protein, 0,8% lemak, dan 0,6% abu. Oleh karena protein telah digumpakan
sebagai keju, evaluasi kadar nitrogen whey harus dilakukan untuk menjamin
nitrogen yang cukup untuk penanganan biologik (Jenie & Rahayu, 2007).
Kandungan secara biologi jika ditinjau dari proses produksi diantaranya
adalah rennin dan starter Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus
thermophillus. Menurut Nuraini (2007) rennin atau rennet adalah ekstrak kasar
enzim yang dihasilkan dari lambung (abomasum). Menurut Jati (2007)
Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus thermophillus merupakan
tergolong sebagai bakteri penghasil asam laktat yang biasa ditambahkan dalam
fermentasi keju.
3. Identifikasi cara penanganan limbah
Limbah cair berupa whey yang dihasilkan dapat diolah dengan
menetralkannya menjadi air yang layak dibuang ke sumber air (sungai) atau
dengan mengolahnya menjadi produk lain. Penetralan limbah cair dapat
dilakukan dengan mempelajari karakteristik kandungan limbah dan mencari
cara menanggulanginya. Berdasarkan literatur, penetralan tersebut dapat
dilakukan dengan menghilangkan kandungan fisik, kimia dan biologi, serta
menetralkan pH dari cairan tersebut. Sedangkan penglolahan limbah cair
menjadi produk lain dapat dilakukan dengan menjadikannya bioetanol. Berikut
ini adalah rincian penanganan limbah cair produk keju cottage berdasarkan
literature yang didapatkan:
a. Menetralkan limbah cair untuk dibuang ke sumber air (sungai)
Mengurangi kandungan BOD (karakter kimia) dan bahan padat
tersuspensi limbah cair dengan mikroorganisme merupakan salah satu cara
yang kerap digunakan. Mikroorganisme melalui proses aerob dan anaerob.
Pada proses aerob pengolahan limbah terdiri dari dua metode, yaitu proses
yang menggunakan lumpur aktif dan proses yang mengunakan saringan tetes
(Aryulina et al, 2004)
Whey dipasteurisasi suhu 85C, selama 15 menit, untuk membunuh
sel vegetatif bakteri patogen. Kemudian disaring dengan cepat dalam
36
keadaan whey masih panas, agar terbebas dari gumpalan-gumpalan
curd. Whey yang telah disaring kemudian ditambahkan (NH4)2HPO4
dan sukrosa secara hot filling agar mikroba yang terdapat di dalam bahan
padat (NH4)2HPO4 dan sukrosa mati. Pendinginan dilakukan pada suhu
ruang sampai suhu mencapai 37C, yaitu suhu pertumbuhan optimum
Lactobacillus plantarum B2 dan Lactobacillus bulgaricus (Yulianto &
Kusnadi, -)
b. Mengolah limbah cair menjadi bioetanol
Bahan baku yang dibutuhkan adalah whey, NaOH, dan Kluyveromyces
marxianus. Metode yang digunakan adalah fed-batch. Proses dilakukan
dengan melakukan fermentasi whey dengan menggunakan Kluyveromyces
marxianus untuk menghasilkan etanol. Fermentasi dilakukan dengan proses
fed-batch, selama 20 jam pada suhu 30C (Arianti et al, 2013).
37
BAB VII
ASPEK EKONOMI FINANSIAL
7.1. Asumsi Dasar dan Kapasitas Produksi
1 Kapasitas Produksi Per Tahun = 156.000 Kg keju2 Jumlah Hari Kerja Per Tahun = 300 Hari3 Kapasitas Produksi Per Hari = 560 Kg keju4 Jam Kerja Per Hari = 24 Jam5 Kapasitas Produksi Per Jam = 23,33 Kg/jam6 Tingkat Bunga Diskonto = 10% 7 Umur Ekonomis = 5 Tahun8 Ukuran Per Kemasan = 0,3 Kg9 Jumlah Kemasan Per Hari = 1734 kemasan10 Jumlah Kemasan Per Tahun = 560.000 kemasan
7.2. Analisis Biaya
KEBUTUHAN BAHAN BAKU PER HARINo. Kebutuhan Jumlah1 Susu Segar 3335 L2 Rennet 2 % 51,36 Kg3 Garam (NaCl) 4 % 20 Kg4 Starter 126,73 L5 Kemasan Alumunium Foil 1734 Buah6 Air 22,65 L
7.3 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah output yang dihasilkan suatu unit
usaha. Besarnya kapasitas produksi merupakan parameter penting yang dapat
dipakai sebagai masukan dalam perhitungan aspek ekonomi-finansial dan aspek
teknis dalam analisis kelayakan suatu usaha. Tiga skenario yang digunakan
dalam penentuan kapasitas produksi antara skenario optimis, skenario moderat
dan skenario pesimis.
I II III IV V
38
520.000 kemasan
572000 Kemasan
629200 Kemasan
692120 Kemasan
761332 Kemasan
39
A. Biaya Investasi dan Biaya ReinvestasiUraian Satuan Harga Satuan Total Biaya Umur
EkonomisTahun ke-
1 2 3 4 5Tanah dan bangunan 1 Rp5.000.000.000 Rp5.000.000.000 20 Pemasangan instalasi
Listrik 2 Rp2.650.000 Rp5.300.000 20
Air 2 Rp1.500.000 Rp3.000.000 20
Telepon 2 Rp500.000 Rp1.000.000 5
Peralatan dan Mesin
Mesin Sentrifugasi 1 Rp95.000.000 Rp95.000.000 5
Pasteurisator 2 Rp50.000.000 Rp100.000.000 5
Storage Tank 3 Rp30.000.000 Rp90.000.000 5
Heater Tank 3 Rp55.000.000 Rp165.000.000 5
Tube Filling Machine 1 Rp110.000.000 Rp110.000.000 5
Material handling utilities set 3 Rp70.500.000 Rp211.500.000 5
Perlengkapan Meja dan Kursi Pabrik (set Single) 5 Rp850.000 Rp4.250.000 10
Meja dan Kursi Pabrik (set Kuartet) 18 Rp6.867.000 Rp123.606.000 10
Meja dan Kursi Pabrik (set) 1 Rp5.280.000 Rp5.280.000 10
White Board 10 Rp895.000 Rp8.950.000 10
Meeting Set 1 Rp3.600.000 Rp3.600.000 10
Ruang Tamu Set 1 Rp7.000.000 Rp7.000.000 10
Komputer 10 Rp3.800.000 Rp38.000.000 10
Komputer 8 Rp5.200.000 Rp41.600.000 10
Printer 18 Rp1.839.000 Rp33.102.000 5
Alat Tulis (set) 1 Rp46.000 Rp46.000 0,5 Rp7.544.000 Rp7.544.000 Rp7.544.000 Rp7.544.000 Rp7.544.000
Lemari 18 Rp2.300.000 Rp41.400.000 5
Persiapan dan Perijinan
40
Akta Pendirian 1 Rp 1.500.000,00 Rp1.500.000 20 Surat Keterangan Domisili Perusahaan
1 Rp 5.000.000,00 Rp5.000.000 20
Nomor Pokok Wajib Pajak 1 Rp 5.000.000,00 Rp5.000.000 20 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
1 Rp 10.000.000,00 Rp10.000.000 20 Pendaftaran ke Pengadilan Negeri 1 Rp 6.700.000,00 Rp6.700.000 20 Ijin Mendirikan Bangunan 1 Rp 5.000.000,00 Rp5.000.000 20 Surat Ijin Tempat Usaha 1 Rp 8.000.000,00 Rp8.000.000 20 Surat Ijin Gangguan (HO) 1 Rp 8.500.000,00 Rp8.500.000 20 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
1 Rp 5.000.000,00 Rp5.000.000 20
Tanda Daftar Perusahaan 1 Rp 5.000.000,00 Rp5.000.000 20 Total Rp6.147.334.000
41
B. Biaya Penyusutan Mesin
Jenis Jumlah Harga Umur Ekonomis
Nilai Sisa Biaya
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Mesin dan Peralatan
Mesin Sentrifugasi 1 Rp95.000.000 5 Rp57.000.000 Rp5.428.571 Rp5.971.429 Rp6.568.571 Rp7.225.429 Rp7.947.971
Pasteurisator 2 Rp100.000.000 5 Rp60.000.000 Rp5.714.286 Rp6.285.714 Rp6.914.286 Rp7.605.714 Rp8.366.286
Storage Tank 3 Rp90.000.000 5 Rp54.000.000 Rp5.142.857 Rp5.657.143 Rp6.222.857 Rp6.845.143 Rp7.529.657
Heater Tank 3 Rp165.000.000 5 Rp99.000.000 Rp9.428.571 Rp10.371.429 Rp11.408.571 Rp12.549.429 Rp13.804.371
Tube Filling Machine 1 Rp110.000.000 5 Rp66.000.000 Rp6.285.714 Rp6.914.286 Rp7.605.714 Rp8.366.286 Rp9.202.914
Material handling utilities set 3 Rp211.500.000 5 Rp126.900.000 Rp12.085.714 Rp13.294.286 Rp14.623.714 Rp16.086.086 Rp17.694.694
Perlengkapan
Meja dan Kursi Pabrik (set Single) 5 Rp4.250.000 10 Rp2.550.000 Rp242.857 Rp267.143 Rp293.857 Rp323.243 Rp355.567
Meja dan Kursi Pabrik (set Kuartet)
18 Rp123.606.000 10 Rp74.163.600 Rp7.063.200 Rp7.769.520 Rp8.546.472 Rp9.401.119 Rp10.341.231
Meja dan Kursi Pabrik (set) 1 Rp5.280.000 10 Rp3.168.000 Rp301.714 Rp331.886 Rp365.074 Rp401.582 Rp441.740
White Board 10 Rp8.950.000 10 Rp5.370.000 Rp511.429 Rp562.571 Rp618.829 Rp680.711 Rp748.783
Meeting Set 1 Rp3.600.000 10 Rp2.160.000 Rp205.714 Rp226.286 Rp248.914 Rp273.806 Rp301.186
Ruang Tamu Set 1 Rp7.000.000 10 Rp4.200.000 Rp400.000 Rp440.000 Rp484.000 Rp532.400 Rp585.640
Komputer 10 Rp38.000.000 10 Rp50.160.000 Rp4.777.143 Rp5.254.857 Rp5.780.343 Rp6.358.377 Rp6.994.215
Komputer 8 Rp41.600.000 10 Rp24.960.000 Rp2.377.143 Rp2.614.857 Rp2.876.343 Rp3.163.977 Rp3.480.375
Printer 18 Rp33.102.000 5 Rp20.964.600 Rp1.996.629 Rp2.196.291 Rp2.415.921 Rp2.657.513 Rp2.923.264
Alat Tulis (set) 82 Rp3.772.000 0,5 Rp - Rp24.000 Rp26.400 Rp29.040 Rp31.944 Rp35.138
Lemari 18 Rp41.400.000 10 Rp24.840.000 Rp2.365.714 Rp2.602.286 Rp2.862.514 Rp3.148.766 Rp3.463.642
Total Rp1.082.060.000
Rp899.956.200 Rp64.351.256 Rp70.786.384
Rp77.865.020
Rp85.651.525 Rp94.216.674
42
Uraian Satuan Harga Satuan Total Biaya Umur Ekonomis % Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan/tahunPemasangan instalasi Listrik 1 Rp2.650.000 Rp2.650.000 20 5% Rp132.500 Rp26.500
Air 1 Rp1.500.000 Rp1.500.000 20 5% Rp75.000 Rp15.000
Telepon 1 Rp500.000 Rp500.000 20 5% Rp25.000 Rp5.000
Peralatan dan Mesin Carrier Washer 1 Rp1.400.000 Rp1.400.000 5 10% Rp140.000 Rp28.000
Agitator 3 Rp25.495.000 Rp76.485.000 5 10% Rp7.648.500 Rp1.529.700
Heater Tank 3 Rp14.500.000 Rp43.500.000 5 10% Rp4.350.000 Rp870.000
Cartridge Filter 3 Rp280.000 Rp840.000 5 10% Rp84.000 Rp16.800
Tetra Pack Packaging Machine 3 Rp76.065.200 Rp228.195.600 5 10% Rp22.819.560 Rp4.563.912
Mesin Pasteurisasi 1 Rp85.000.000 Rp85.000.000 5 10% Rp8.500.000 Rp1.700.000
Perlengkapan Meja dan Kursi Pabrik (set Single) 5 Rp850.000 Rp4.250.000 10 5% Rp212.500 Rp42.500
Meja dan Kursi Pabrik (set Kuartet) 18 Rp6.867.000 Rp123.606.000 10 5% Rp6.180.300 Rp1.236.060
Meja dan Kursi Pabrik (set) 1 Rp5.280.000 Rp5.280.000 10 5% Rp264.000 Rp52.800
White Board 10 Rp895.000 Rp8.950.000 10 5% Rp447.500 Rp89.500
Meeting Set 1 Rp3.600.000 Rp3.600.000 10 5% Rp180.000 Rp36.000
Ruang Tamu Set 1 Rp7.000.000 Rp7.000.000 10 5% Rp700.000 Rp35.000
Komputer 10 Rp3.800.000 Rp83.600.000 10 5% Rp8.360.000 Rp418.000
Komputer 8 Rp5.200.000 Rp41.600.000 10 5% Rp4.160.000 Rp208.000
Printer 18 Rp1.839.000 Rp34.941.000 5 5% Rp6.988.200 Rp349.410
Alat Tulis (set) 82 Rp46.000 Rp3.772.000 0,5 5% Rp7.544.000 Rp377.200
Lemari 18 Rp2.300.000 Rp41.400.000 10 5% Rp4.140.000 Rp207.000
Total Rp798.069.600 Rp82.951.060 Rp11.806.382
43
44
Biaya operasi selama 1 tahun
Uraian kebutuhan/hari
harga satuan
total biaya total biaya 1 thn
Bahan BakuSusu Segar 3335 Rp5.000 Rp16.675.000 Rp5.002.500.000Rennet 2 % 51,36 Rp10.000 Rp513.600 Rp154.080.000Garam (NaCl) 4 % 20 Rp1.500 Rp30.000 Rp9.000.000Starter 126,73 Rp70.000 Rp8.871.100 Rp2.661.330.000Kemasan Alumunium Foil
1734 Rp500 Rp867.000 Rp260.100.000
Air 22,65 Rp50 Rp1.133 Rp339.750Tenaga KerjaGeneral manager 1 Rp20.000.000 Rp240.000.000Manager Accounting 1 Rp6.000.000 Rp72.000.000Manager Production 1 Rp6.000.000 Rp72.000.000Manager Marketing 1 Rp6.000.000 Rp72.000.000Supervisor Accounting 1 Rp4.000.000 Rp48.000.000Supervisor Production 1 Rp4.000.000 Rp48.000.000Supervisor Quality Control
1 Rp4.000.000 Rp48.000.000
Supervisor Marketing 1 Rp4.000.000 Rp48.000.000Karyawan Accounting 3 Rp2.500.000 Rp30.000.000Karyawan Production 150 Rp1.500.000 Rp18.000.000Karyawan Quality Control
10 Rp2.500.000 Rp30.000.000
Karyawan Marketing 5 Rp2.500.000 Rp30.000.000Utilitasair (m3) 34 Rp12.550,00 Rp426.700,00 Rp5.120.400,00 listrik (kWh) 5.000 Rp757,00 Rp3.785.000,0
0 Rp45.420.000,0
0 Telepon 2 Rp400.000,0
0 Rp800.000,00 Rp9.600.000,00
Rp94.969.533 Rp8.903.490.150
Komponen Biaya Produksi
Komponen Biaya produksi
Nilai
Biaya tetapBiaya Investasi Rp6.147.334.000 Biaya penyusutan Rp64.351.256 Biaya pemeliharaan Rp11.806.382 Total Rp6.223.491.638 Biaya variable Biaya operasi Rp8.903.490.150 Total Rp8.903.490.150 Biaya overhead Biaya pemasaran Rp373.636.110
45
Total Rp373.636.110 Total Biaya produksi Rp15.500.617.898
Harga Pokok Produksi (HPP) dan Break Event Point)
No.
Uraian
1 Biaya Produksi (Rp) Rp16.031.565.898 2 Biaya Tetap (Rp) Rp6.184.439.638 3 Biaya Tidak Tetap (Rp) Rp9.473.490.150 4 Biaya Over Head (Rp) Rp373.636.110 5 Harga Pokok Produksi Rp28.628 6 Mark Up(%) 30%7 Harga Jual (Rp/Cup) Rp37.216 8 BEP (Unit) 325533,06299 BEP (Rp) Rp12.115.082.455
Perkiraan Laba Rugi
Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5Jumlah Produksi Cup
520.000 572000 629200 692120 761332
Harga Jual Rp31.413 Rp31.413 Rp31.413 Rp31.413 Rp31.413Hasil Penjualan (Rp/Cup)
Rp16.334.533.120
Rp17.967.986.432
Rp19.764.785.075
Rp21.741.263.582
Rp23.915.389.941
PPn (10%) (Rp) Rp1.633.453.312
Rp1.796.798.643
Rp1.976.478.507
Rp2.174.126.358
Rp2.391.538.994
Penjualan Bersih Rp14.701.079.808
Rp16.171.187.789
Rp17.788.306.567
Rp19.567.137.224
Rp21.523.850.947
HPP (Rp/Kemasan)
Rp24.164 Rp24.164 Rp24.164 Rp24.164 Rp24.164
Total Biaya Produksi (Rp)
Rp12.565.025.477
Rp13.821.528.024
Rp15.203.680.827
Rp16.724.048.910
Rp18.396.453.800
Pendapatan Bersih
Rp2.136.054.331
Rp2.349.659.764
Rp2.584.625.741
Rp2.843.088.315
Rp3.127.397.146
Depresiasi Rp64.351.256
Rp70.786.384
Rp77.865.020
Rp85.651.525
Rp94.216.674
Laba Kotor (EBT) Rp2.071.703.075
Rp2.278.873.380
Rp2.506.760.721
Rp2.757.436.790
Rp3.033.180.472
PPh 0-50 juta (10%) Rp207.170.
308Rp227.887.
338Rp250.676.
072Rp275.743.
679Rp303.318.
04750-100 juta (15%)
Rp31.075.546
Rp34.183.101
Rp37.601.411
Rp41.361.552
Rp45.497.707
>100 juta (30%) Rp932.266.384
Rp1.025.493.021
Rp1.128.042.324
Rp1.240.846.555
Rp1.364.931.212
Total PPh Rp1.170.512.237
Rp1.287.563.460
Rp1.416.319.807
Rp1.557.951.786
Rp1.713.746.967
46
EAT Rp901.190.838
Rp991.309.920
Rp1.090.440.913
Rp1.199.485.003
Rp1.319.433.505
Depresiasi Rp64.351.256
Rp70.786.384
Rp77.865.020
Rp85.651.525
Rp94.216.674
Net Cash Rp965.542.094
Rp1.062.096.304
Rp1.168.305.933
Rp1.285.136.528
Rp1.413.650.179
NPV
Tahun
Net cash low Faktor Diskonto (P/F:10%:n)
Discounted cash flow
1 965.542.094
0,909 877.677.763
2 1.062.096.304
0,826 877.291.547
3 1.168.305.933
0,751 877.397.756
4 1.285.136.528
0,683 877.748.249
5 1.413.650.179
0,621 877.876.761
PV net cash flow 4.387.992.077
PV initial investment 3.608.282.000
NPV 779.710.077
PPModal tetap Laba bersih PP
Rp3.684.439.638 901.190.838
4,088412225
Dari estimasi penilaian, diperkirakan modal dapat dikembalikan dalam jangka
waktu 4 tahun lebih.
47
IRR
Tahun
Net cashf low (Rp)
Faktor Diskonto (P/F:10%:n)
Discounted cash flow (Rp)
Net cash flow (Rp)
Faktor Diskonto (P/F:50%:n)
Discounted cash flow (Rp)
1 Rp965.542.094
0,909 Rp877.677.763 Rp965.542.094
0,6667 Rp643.726.914
2 Rp1.062.096.304
0,826 Rp877.291.547 Rp1.062.096.304
0,4444 Rp471.995.598
3 Rp1.168.305.933
0,751 Rp877.397.756 Rp1.168.305.933
0,2963 Rp346.169.048
4 Rp1.285.136.528
0,683 Rp877.748.249 Rp1.285.136.528
0,1975 Rp253.814.464
5 Rp1.413.650.179
0,621 Rp877.876.761 Rp1.413.650.179
0,1317 Rp186.177.729
PV net cash plow Rp4.387.992.077 PV net cash plow Rp1.901.883.753 PV initial investment Rp3.608.282.000 PV initial investment Rp3.608.282.000 NPV Rp779.710.077 NPV -Rp1.706.398.247
IRRnya adalah 23,65%
48
BAB VIIIPENDIRIAN INDUSTRI
8.1. Kegiatan Proyek dan Waktu KegiatanDalam usaha baru ini, ruang lingkup proyek yang digeluti bergerak dibidang
pangan. Produk dari perusahaan ini merupakan keju cottage, yaitu salah satu jenis
keju lunak dan masuk dalam kategori keju segar. Keju ini biasanya digunakan
sebagai bahan campuran untuk produk lain seperti bakery, cake, pizza, atau yang
lainnya. Sehingga pasar dari produk ini ditujukan pada industri - industri tersebut.
Namun, keju ini juga dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen sebagai olesan roti
atau yang lainnya, sehingga kami juga memproduksi keju cottage untuk konsumen
biasa. Dalam mendirikan sebuah industri, terdapat tahapan yang perlu dilakukan,
mulai dari tahap persiapan, pembuatan konstruksi, hingga industri tersebut
dilakukan. Pada industri pembuatan keju cottage ini, kami menentukan beberapa
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendirikan industri serta penjadwalan waktu
kegiatan, sehingga industri ini dapat dijalankan sesuai jadwal. Tipe WBS dalam
usaha keju cottage adalah tipe project life cycle. Digunakan project life cycle karena
struktur tugas pada usaha ini disesuaikan dengan bagian pekerjaannya. Selain itu,
usaha dimualai dengan siklus hidup yang dimulai dari pengenalan produk ke
masyarakat. Setelah masyarakat mengetahui dan menyukai produk hiasan dinding,
maka produk menngalami siklus pertumbuhan yang memiliki tingkat permintaan yang
terus naik. Kemudian produk memasuki produk pendewasaan dimana permintaan
terhadap produk hiasan dinding mengalami masa puncak permintaan. Fase
selanjutnya yang dialami oleh hiasan dinding adalah fase penurunan di mana
konsumen mengalami kejenuhan terhadap produk. Dalam mempertahankan
keberadaan produk di pasar dilakuakan inovasi terhadap produk hiasan dinding
tersebut. Berikut Work Breakdown Structure (WBS) PT SIMPLY HEAVEN: 1. Persiapan Usaha
1.1 Penyewaan tempat
1.2 Pembelian peralatan
1.3 Pengurusan perizinan
2. Perekrutan Tenaga Kerja
2.1 Tes Tulis
2.2 Tes Wawancara
3. Persiapan Bahan Baku
3.1 Pembelian bahan baku
49
3.2 Penyimpanan bahan baku
4. Produksi
4.1 Pasteurisasi susu
4.2 Pendinginan
4.3 Pemasakan
4.2 Pengemasan keju cottage
5. Pemasaran Produk
5.1 Promosi
5.2 Penyebaran Brosur
50
WBS –OBS
51
N
oKegiatan
Minggu 1 (hari) Minggu 2 (hari) Minggu 3 (hari)
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1
Persiapan Usaha
Penyewaan tempat
Pembelian
Peralatan
Pengurusan
perizinan
2 Perekrutan tenaga
kerja
Test Tulis
Test Wawancara
3 Persiapan bahan
baku
Pembelian BB
Penyimpanan BB
4 Produksi
Pasteurisasi
Pendinginan
Pemasakan
Pengemasan
5 Pemasaran produk
Promosi
Penyebaran brosur
Berikut gantt chart PT SIMPLY HEAVEN yang menunjukkan jadwal kegiatan pada minggu pertama hingga ke tiga:
52
8.2. Diagram Jaringan Kerja
Penjadwalan kerja dengan CTN
Aktivitas ProcessorSuccesso
rDurasi (Hari)
A - B,C,D 5
B A E 2
C A E 2
D A E 3
E B,C,D F 3
F E G 2
G F H 1
H G I, J 3
I H K 2
J H K 5
K I , J L , O 3
L K M 3
M L N 3
N M P 3
O K P 3
P N , O Q, R 7
Q P - 7
R P - 7
53
Keterangan
A Persiapan Usaha J Penyimpanan BB
B Penyewaan tempat K Produksi
C Pembelian Peralatan L Pasteurisasi
D Pengurusan perizinan M Pendinginan
E Perekrutan tenaga kerja N Pemasakan
F Test Tulis O Pengemasan
G Test Wawancara P Pemasaran produk
H Persiapan bahan baku Q Promosi
I Penyimpanan bahan baku R Penyebaran brosur
54
A
B
C
D
E F G H
I
J
K
M
R
Q
P
N
O
L
A
B
C
D
E F G H
I
J
K
M
R
Q
P
N
O
L
FORWARD
BACKWARD
55
5
2
2
2
2
51
7
7
3
3 3 3
3 3 3
37
ES=0EF=5 ES=5
EF=7
ES=17EF=19
ES=22EF=25
ES=25EF=28
ES=25EF=28
ES=28EF=31
ES=31EF=34
ES=34EF=41
ES=41EF=48
ES=41EF=48ES=14
EF=17
ES=5EF=7
ES=8EF=11
ES=13EF=14
ES=11EF=13
ES=5EF=8
ES=17EF=22
5
2
2
2
2
51
7
7
3
3 3 3
3 3 3
37
LS=5LF=5 LS=6
LF=8
LS=20LF=22
LS=22LF=25
LS=31LF=34
LS=25LF=28
LS=28LF=31
LS=31LF=34
LS=34LF=41
LS=41LF=48
LS=41LF=48LS=14
LF=17
LS=6LF=8
LS=8LF=11
LS=13LF=14
LS=11LF=13
LS=5LF=8
LS=17LF=22
A
B
C
D
E F G H
I
J
K
M
R
Q
P
N
O
L
NETWORK DIAGRAM
JALUR KRITIS
56
5
2
2
2
2
51
7
7
3
3 3 3
3 3 3
37
BAB IX
PENUTUP
9.1. Kesimpulan
Keju Cottage sebagai salah satu jenis keju lunak dan masuk dalam kategori keju
segar (fresh cheese atau keju yang tidak mengalami pemeraman namun mengalami
pengeringan atau pembuangan air dadih) memiliki potensi yang baik untuk mengambil
tempat di pasar tersebut. Keju Cottage termasuk dalam kategori keju segar atau fresh
cheese yang rasanya sedikit asam. Karakteristik umum keju jenis ini adalah teksturnya
yang lembut dan tingkat kelembabannya yang tinggi (kadar air 30-40%), dengan
karakter rasa yang sesuai dengan tartness (kemampuan untuk dipotong atau diambil
sebagian). Bahan-bahan yang digunakan antara lain susu sapi segar, enzim rennet
sebanyak 2% dari total susu, garam (NaCl) dan air.
Prtumbuhan konsumsi keju di Indonesia dapat dikatakan cukup stabil. Pada
tahun 2000-2004, pertumbuhan konsumsi mencapai ± 2% per tahun sedangkan pada
tahun 2005 – 2013 mencapai lebih dari 10% per tahun. Hal ini disebabkan semakin
banyak industri mulai dari skala kecil hingga besar yang memanfaatkan keju sebagai
bahan baku. Hanya ada 3 produsen keju jenis fresh cheese di Indonesia, yaitu Rosalie
Cheese, PT. Yummy Food Utama dan PT. Ballantyne. Namun, ketiga perusahaan ini
tidak memproduksi keju cottage, sehingga positioningnya adalah sebagai leader
(40%).
Pada perhitungan analisis kelayakan finansial, dengan kapasitas produksinya
adala sebanyak 560.000 kemasan dengan ukuran kemasannya adalah 300 gram
perkemasan didapatkan harga jualnya adalah Rp 37.500. Harga jual ini didapatkan dari
harga pokok produksi ditmbah markup sebanyak 30%. Penentuan kapasitas produksi
ini berdasarkan market share yang ada. Usaha ini sangat layak untuk dijalankan
karena NPVnya positif dan jangka waktu pengembaliaanya modal adalah 4 tahun
lebih.
9.2. Saran
Proyek ini sangat layak untuk dijalankan dan dikerjakan. Hal ini berdasarkan
pertimbangan tingkat kerumitan produksi yang mudah dan juga belum adanya
produsen yang memproduksi keju cottage.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, D., P, D.S, A., A.P., Hadiyanto. 2013. Pembuatan Bioetanol dari Limbah
Keju (Whey) Melalui Proses Fermentasi Fed-Batch dengan
Kluyveromyces marxianus. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(3) hal
156.
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E.W. 2004. Biologi SMA dan MA
untuk kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Geantaresa, E., Supriyanti, F.M.T. 2010. Pemanfaatan Ekstrak Vasor Papin sebagai Koagulan Pada Pembuatan Keju Cottage. Jurnal Sains dan Teknologi
Kimia1 (1): 38-43.
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Jati, W. 2007. BIOLOGI Interaktif Kelas XII IPA. Jakarta: Azka Press.
Jenie, B.S.L. & Rahayu, W.P. 2007. Penanganan Limbah Industri Pangan.
Yogyakarta: Kanisius.
Jenkins, Steven. 2006. Cheese Primer. New York: Workman Publishing Company,
Inc.
Nuraini, H. 2007. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal.
Jakarta: Qultumedia.
Pakpahan, R. Khasim, A., Sriyanto, & Wiyanti, S. 2009. Siap Menghadapi Ujian
Nasional SMA/MA 2009. Jakarta: Grasindo.
Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sari, F.A. 2009. Pengaruh Penyimpanan Beku Terhadap Kualitas Rennet Jika Diekstrak Dari Abomasum Domba Lokal. Skripsi Sarjana. IPB. Bogor.
Siahaan, N.H. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan edisi kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Yulianto, D. dan Kusnadi, J. -. Studi Aktivitas Antibakteri Minuman Fermentasi
Whey Keju dari Lactobacillus plantarum B2 dan Lactobacillus
bulgaricus (Kajian Konsentrasi (NH4)2HPO4 dan Sukrosa). Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
58
Zaharuddin, Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Bekasi: CV Dian
Anugerah Prakasa.
[Persagi] Persatuan Ahli Gizi. 2009. Cairan Susu: Sempurna Tapi Belum Membudaya. Dalam Majalah Trubus Edisi Juli Halaman 18.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Populasi Hewan Ternak. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Rahardi, F., Hartono R. 2008. Agribisnis Peternakan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Statistik Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu di Indonesia Tahun 2000-2009 (Angka Tetap). Jakarta: Departemen
Pertanian Republik Indonesia.
59