boneka dan dilamar ibas segudang idealisme · 26-04-2011 · boneka dan segudang idealisme membuat...

1
BONEKA DAN SEGUDANG IDEALISME Membuat boneka adalah keahliannya. Lewat boneka pula, ia menyalurkan idealismenya. BAGONG SOEBARDJO ARDI TERISTI HARDI MI/ROMMY PUJIANTO 11 S O SOK mendapat sambutan hangat bahkan hingga sekarang. Tak kurang tiga kali ia telah di- minta mementaskan wayang kartunnya, yakni di Purna Bu- daya, Yogyakarta, 1982, Ancol, Jakarta, 1992, dan Denpasar, Bali, 2004. Hari ini hingga Kamis (28/4), ia akan berangkat ke Bandung guna memperton- tonkan wayang kartunnya di Bandung Wayang Festival. Wayang kartunnya ternyata tak hanya pernah dipentaskan se- cara langsung. Pada 1999, salah satu televisi swasta pernah menayangkannya sebanyak 13 episode. Tak hanya itu, duplikat wayang kartunnya menjadi salah satu koleksi di museum wayang di Ubud, Bali. Ide liarnya membuat bone- ka yang lain muncul tatkala Bagong melihat seonggok kaus kaki bekas di rumahnya pada 1987. setelah berawal dari boneka dua dimensi (wayang kartun), ia juga mencoba mem- buat boneka tiga dimensi lewat boneka dari kaus kaki. “Setelah melihat kaus kaki bekas di rumah, saya otak-atik menjadi boneka,” terangnya. Usahanya tak sia-sia karena Arswendo Atmowiloto ternya- ta tertarik untuk memlmkan boneka kaus kaki tersebut. Boneka yang kemudian dina- mai Kakaoski oleh Arswendo itu pun juga sempat tayang di televisi sebanyak 13 episode. “Dengan dua karya saya tersebut, saya keterusan. Setiap melihat benda apa pun, saya selalu membikinnya boneka,” paparnya. Hingga kini, Bagong tak henti membikin boneka. S EORANG lelaki usia 50-an tengah duduk di anak tangga sebuah gedung pameran seni di Yogyakarta. Laiknya teman akrab, ia mengulurkan tangan untuk berjabat saat dihampiri. “Ada lagi yang bisa dibantu?” tanya Bagong Soebardjo sambil melempar keramahan. Di halaman depan gedung, dua mahasiswi dan dua siswa SD sudah menunggu.Bagong diminta menularkan keahlian- nya membuat boneka. Memang pria yang sempat mengenyam pendidikan di STSI ASRI selama tiga tahun ini akan memulai pelatihan membuat boneka dari bahan seadanya, seperti koran bekas, gelas plastik, dan cat tembok. Walau diikuti sedikit peserta, Bagong tetap bersemangat menularkan ilmu membuat boneka. “Punya ilmu itu tak perlu pelit,” terang pria yang telah menyelesaikan buku tentang cara membuat boneka dengan bahan seadanya ini. Ia mengaku tak dapat menghitung lagi pelatihan membuat boneka yang telah diadakannya, termasuk saat dengan sukarela memberikan trauma healing kepada korban gempa pada 2006 di Bantul. Bagi Bagong, memberikan pelatihan membuat boneka hanyalah sebagian dari ak- tivitasnya. Selain aktivitas itu, sosok Bagong dikenal sebagai dalang dari boneka-bonekanya dan seorang kartunis. Bahkan, keahliannya yang terakhir itulah yang membeka- linya menjadi seorang pembuat boneka. “Karena saya kartu- nis, saya membuat wayang kartun,” papar pria yang juga pernah menjadi ilustrator di beberapa media cetak ini. Wayang yang dibuat sejak 1974 merupakan wayang yang disiapkan untuk menyambut Munas Pakarti 1982. Saat itu, tokoh-tokoh yang diwayang- kan berasal dari tokoh-tokoh kartun yang ada di surat kabar, seperti Om Pasikom, Keong, dan Panji Koming. Wayang garapannya yang terbuat dari karton itu ternyata MI/ARDI TERISTI HARDI Paling tidak dalam sehari, pria lulusan D-2 Universitas Sanata Dharma ini bisa membuat satu boneka. Bahkan, karena terlalu ba- nyak jumlah boneka yang telah dibuat, Bagong tidak ingat lagi jumlah mereka. Selain di ru- mahnya di Godean, Yogyakar- ta, ia pun terpaksa menitipkan sebagian boneka buatannya ke rumah dua orang temannya. Proses kreatif Layaknya menimba ilmu, proses belajar Bagong dalam membuat boneka juga tak per- nah berakhir. Ia mengaku, masih terus menjalani pen- ciptaan boneka agar semakin hari semakin baik. Awalnya, Bagong mengaku kerepotan ketika hendak menggerakkan boneka-boneka yang telah dibuatnya. Kedua tangannya kala itu masih kaku menggerakkan tubuh boneka sesuai dengan lakon yang akan dimainkannya. Namun, ia tak pernah putus asa. Ia terus berinovasi, mencari cara agar boneka-bonekanya bisa digerakkan dengan lebih halus dan lincah. “Secara proses saya tidak pernah berhenti.” Ide di kepalanya tak berhenti SELASA, 26 APRIL 2011 CALON mertua Edhie Baskoro Yudhoyono, Hatta Rajasa, membe- narkan bahwa anak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut akan melamar putrinya, Siti Ruby Aliya Rajasa, hari ini. Lamaran tersebut bertepa- tan dengan hari lahir Aliya. “Insya Allah, didoain aja yah,” kata Hatta, kemarin. Sebelumnya, Ibas, pang- gilan akrab Edhie Baskoro, yang juga Sekretaris Jen- deral Partai Demokrat, mengakui menjalin hubung- an asmara dengan Aliya. Pertunangan di antara keduanya bisa dibilang cukup menarik perhatian publik. Orang tua mereka memiliki posisi politik yang strategis. Hatta Ketua Umum Partai Amanat Nasional, sementara SBY salah satu tokoh sentral di Partai Demokrat. Lamaran akan dilakukan di rumah kediaman Hatta yang ter- letak di Executive Golf Kaveling 26, Jalan RS Fatmawati I. Tentang hari pernikahan, “Ren- cananya akan berlangsung berte- patan dengan hari ulang tahun Ibas pada 24 November 2011 di Istana Cipanas,” ungkap Menko Perekono- mian itu. (Mad/M-1) Hatta Rajasa Pastikan Anaknya Dilamar Ibas pada kaus kaki bekas. Barang- barang bekas yang lain, seperti spons, koran bekas, kertas semen, longsong-longsong kain, dan kaleng bekas, juga digunakannya untuk membuat boneka. Setiap ada ide ketika meli- hat benda tertentu, tuturnya, tangannya tak bisa diam. Ia biasanya langsung memungut barang tersebut dan membuat- nya menjadi boneka, tanpa terlebih dulu menggambarnya dalam sketsa. Menurutnya, proses tersebut berkebalikan dari pembuat boneka lainnya yang membuat sketsa bone- kanya dulu baru membuat bonekanya. “Beberapa orang mengatakan saya gila karena sering memunguti barang-ba- rang yang sudah dianggap sampah,” tuturnya. Dari aktivitasnya itu, ia kini telah membuat banyak lakon dengan karakter boneka yang berbeda pula. Selain wayang kartun dan Kakaoski, masih banyak lakon boneka yang lainnya, seperti Boneka Edutain- ment (Boned), Boneka Panggung, Boneka Kita (Bonki), dan Boneka Kapten Leeboy. (M-1) [email protected] KUNJUNGAN KOMISI I KE TURKI: (Dari kiri) Anggota DPR dari F-PPP Amin Suparmin, Muchamad Ruslan dari F-PG, Tri Tamtomo dari F-PDIP, Azwar Abubakar dari F-PAN, Dubes RI Nahari Agustini, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Presiden Turki Abdullah Gul, Wakil Ketua Parlemen Turki, Mahyudin dari F-PG, Guntur Sasono dari F-PD, dan Achmad Daeng Se’re dari F-PPP berfoto bersama seusai pertemuan antara Komisi I DPR dan Presiden Turki di Istana Cankaya, Istanbul, Turki, Sabtu (16/4). DOK DPR BERITA FOTO KEMBALI ke kampung halaman dimanfaatkan presenter acara olahraga Terry Putri untuk menaiki motor. Ia bahkan tak ter- lalu canggung menaiki motor besar meski sedang mengenakan sepatu hak tinggi. Saat itu, ia diminta menjadi bin- tang tamu untuk tayangan doku- menter pariwisata Indonesia. Ia kebetulan terpilih karena asli dari Banjarmasin. Dengan sedikit bantuan, Terry berhasil naik dan mem- bonceng motor besar yang sadelnya cukup tinggi. “Ka- lau di Jakarta, tidak pernah naik motor. Kalau di Banjar, SMP dan SMA naik motor di sini. Saya belajar naik mo- tor dari SD kali. Kayaknya ditakdirkan untuk belajar motor di Banjarmasin saja karena kalau di Jakarta sepertinya tidak mungkin ya,” ujar alumnus SMA 2 Banjarmasin itu. Sebagai kelahiran Banjarma- sin, Terry tak berhenti menceri- takan kekayaan budaya yang dimiliki kampung halamannya. “Sebulan tak cukup untuk men- ceritakan Banjar,” katanya. Ia pun mengaku senang karena dapat mempromosikan pariwisata tanah kelahirannya yang dirasa masih minim. “Bapakku orang Alubio. Ibuku orang Barabai. Aku bangga jadi orang Banjar,” pung- kas perempuan kelahiran 1 Desember 1979 ini. (Din/M-1) Terry Putri Mengenang Motor Bagong Soebardjo Lahir: Yogyakarta, 23 Juli 1957 Awal karier: 1974-sekarang Alamat: Dusun Sembuh Lor, Desa Sidomulyo, Sleman, DI Yogyakarta Istri: Umi Lestari Anak: Basra Bagaskara Bontel Desti Viandra Belva Nalini Kumayi Pendidikan: STSI ASRI (tiga tahun) Lulusan D-2 Universitas Sanata Dharma Pentas boneka: Pentas di seluruh kecamatan se-Jawa Barat, KPK, dan Pertamina MI/ ROMMY PUJIANTO

Upload: dokhanh

Post on 11-Jul-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BONEKA DAN Dilamar Ibas SEGUDANG IDEALISME · 26-04-2011 · BONEKA DAN SEGUDANG IDEALISME Membuat boneka adalah keahliannya. Lewat boneka pula, ia menyalurkan idealismenya. BAGONG

BONEKA DAN SEGUDANG IDEALISMEMembuat boneka adalah keahliannya. Lewat boneka pula, ia menyalurkan idealismenya.

B A G O N G S O E B A R D J O

ARDI TERISTI HARDI

MI/ROMMY PUJIANTO

11SOSOK

mendapat sambutan hangat bahkan hingga sekarang. Tak kurang tiga kali ia telah di-minta mementaskan wayang kartunnya, yakni di Purna Bu-daya, Yogyakarta, 1982, Ancol, Jakarta, 1992, dan Denpasar, Bali, 2004.

Hari ini hingga Kamis (28/4), ia akan berangkat ke Bandung guna memperton-tonkan wayang kartunnya di Bandung Wayang Festival. Wayang kartunnya ternyata tak hanya pernah dipentaskan se-cara langsung. Pada 1999, salah satu televisi swasta pernah menayangkannya seba nyak 13 episode. Tak hanya itu, duplikat wayang kartunnya menjadi salah satu koleksi di museum wayang di Ubud, Bali.

Ide liarnya membuat bone-ka yang lain muncul tatkala Bagong melihat seonggok kaus kaki bekas di rumahnya pada 1987. setelah berawal dari boneka dua dimensi (wayang kartun), ia juga mencoba mem-buat boneka tiga dimensi lewat boneka dari kaus kaki. “Setelah melihat kaus kaki bekas di rumah, saya otak-atik menjadi boneka,” terangnya.

Usahanya tak sia-sia karena Arswendo Atmowiloto ternya-

ta tertarik untuk memfi lmkan boneka kaus kaki tersebut. Boneka yang kemudian dina-mai Kakaoski oleh Arswendo itu pun juga sempat tayang di televisi sebanyak 13 episode.

“Dengan dua karya saya tersebut, saya keterusan. Setiap melihat benda apa pun, saya selalu membikinnya boneka,” paparnya. Hingga kini, Bagong tak henti membikin boneka.

SEORANG lelaki usia 50-an tengah duduk di anak tangga sebuah gedung pameran seni

di Yogyakarta. Laiknya teman akrab, ia mengulurkan tangan untuk berjabat saat dihampiri. “Ada lagi yang bisa dibantu?” tanya Bagong Soebardjo sambil melempar keramahan.

Di halaman depan gedung, dua mahasiswi dan dua siswa SD sudah menunggu.Bagong diminta menularkan keahlian-nya membuat boneka.

Memang pria yang sempat mengenyam pendidikan di STSI ASRI selama tiga tahun ini akan memulai pelatihan membuat boneka dari bahan seadanya, seperti koran bekas, gelas plastik, dan cat tembok.

Walau diikuti sedikit peserta, Bagong tetap bersemangat menularkan ilmu membuat boneka. “Punya ilmu itu tak perlu pelit,” terang pria yang telah menyelesaikan buku tentang cara membuat boneka dengan bahan seadanya ini.

Ia mengaku tak dapat menghitung lagi pelatihan membuat boneka yang telah diadakannya, termasuk saat dengan sukarela memberikan trauma healing kepada korban gempa pada 2006 di Bantul.

Bagi Bagong, memberikan pelatihan membuat boneka hanyalah sebagian dari ak-tivitasnya. Selain aktivitas itu, sosok Bagong dikenal sebagai dalang dari boneka-bonekanya dan seorang kartunis.

Bahkan, keahliannya yang terakhir itulah yang membeka-linya menjadi seorang pembuat boneka. “Karena saya kartu-nis, saya membuat wayang kartun,” papar pria yang juga pernah menjadi ilustrator di beberapa media cetak ini.

Wayang yang dibuat sejak 1974 merupakan wayang yang disiapkan untuk menyambut Munas Pakarti 1982. Saat itu, tokoh-tokoh yang diwayang-kan berasal dari tokoh-tokoh kartun yang ada di surat kabar, seperti Om Pasikom, Keong, dan Panji Koming.

Wayang garapannya yang terbuat dari karton itu ternyata

MI/ARDI TERISTI HARDI

Paling tidak dalam sehari, pria lulusan D-2 Universitas Sanata Dharma ini bisa membuat satu boneka.

Bahkan, karena terlalu ba-nyak jumlah boneka yang telah dibuat, Bagong tidak ingat lagi jumlah mereka. Selain di ru-mahnya di Godean, Yogyakar-ta, ia pun terpaksa menitipkan sebagian boneka buatannya ke rumah dua orang temannya.

Proses kreatifLayaknya menimba ilmu,

proses belajar Bagong dalam membuat boneka juga tak per-nah berakhir. Ia mengaku, masih terus menjalani pen-ciptaan boneka agar semakin hari semakin baik.

Awalnya, Bagong mengaku kerepotan ketika hendak menggerakkan boneka-boneka yang telah dibuatnya. Kedua tangannya kala itu masih kaku menggerakkan tubuh boneka sesuai dengan lakon yang akan dimainkannya.

Namun, ia tak pernah putus asa. Ia terus berinovasi, mencari cara agar boneka-bonekanya bisa digerakkan dengan lebih halus dan lincah. “Secara proses saya tidak pernah berhenti.”

Ide di kepalanya tak berhenti

SELASA, 26 APRIL 2011

CALON mertua Edhie Baskoro Yudhoyono, Hatta Rajasa, membe-narkan bahwa anak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut akan melamar putrinya, Siti Ruby Aliya Rajasa, hari ini.

Lamaran tersebut bertepa-tan dengan hari lahir Aliya. “Insya Allah, didoain aja yah,” kata Hatta, kemarin.

Sebelumnya, Ibas, pang-gilan akrab Edhie Baskoro, yang juga Sekretaris Jen-deral Partai Demokrat, meng akui menjalin hubung-an asmara dengan Aliya.

Pertunangan di antara keduanya bisa dibilang cukup menarik perhatian publik. Orang tua mereka memiliki posisi politik yang strategis. Hatta Ketua Umum Partai Amanat Nasional, sementara SBY salah satu tokoh sentral di Partai Demokrat.

Lamaran akan dilakukan di rumah kediaman Hatta yang ter-letak di Executive Golf Kaveling 26, Jalan RS Fatmawati I.

Tentang hari pernikahan, “Ren-cananya akan berlangsung berte-patan dengan hari ulang tahun Ibas pada 24 November 2011 di Istana Cipanas,” ungkap Menko Perekono-mian itu. (Mad/M-1)

Hatta Rajasa

Pastikan AnaknyaDilamar Ibas

pada kaus kaki bekas. Barang-barang bekas yang lain, seperti spons, koran bekas, kertas semen, longsong-longsong kain, dan kaleng bekas, juga digunakannya untuk membuat boneka.

Setiap ada ide ketika meli-hat benda tertentu, tuturnya, tangannya tak bisa diam. Ia biasanya langsung memungut barang tersebut dan membuat-nya menjadi boneka, tanpa terlebih dulu menggambarnya dalam sketsa. Menurutnya, proses tersebut berkebalikan dari pembuat boneka lainnya yang membuat sketsa bone-kanya dulu baru membuat bonekanya. “Beberapa orang mengatakan saya gila karena sering memunguti barang-ba-rang yang sudah dianggap sampah,” tuturnya.

Dari aktivitasnya itu, ia kini telah membuat banyak lakon dengan karakter boneka yang berbeda pula. Selain wayang kartun dan Kakaoski, masih banyak lakon boneka yang lainnya, se perti Boneka Edutain-ment (Boned), Boneka Panggung, Boneka Kita (Bonki), dan Boneka Kapten Leeboy. (M-1)

[email protected]

KUNJUNGAN KOMISI I KE TURKI: (Dari kiri) Anggota DPR dari F-PPP Amin Suparmin, Muchamad Ruslan dari F-PG, Tri Tamtomo dari F-PDIP, Azwar Abubakar dari F-PAN, Dubes RI Nahari Agustini, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Presiden Turki Abdullah Gul, Wakil Ketua Parlemen Turki, Mahyudin dari F-PG, Guntur Sasono dari F-PD, dan Achmad Daeng Se’re dari F-PPP berfoto bersama seusai pertemuan antara Komisi I DPR dan Presiden Turki di Istana Cankaya, Istanbul, Turki, Sabtu (16/4).

DOK DPR

BERITA FOTO

KEMBALI ke kampung halaman dimanfaatkan presenter acara olahraga Terry Putri untuk menaiki motor. Ia bahkan tak ter-lalu canggung menaiki motor besar meski sedang mengenakan sepatu hak tinggi.

Saat itu, ia diminta menjadi bin-tang tamu untuk tayangan doku-menter pariwisata Indonesia. Ia kebetulan terpilih karena asli dari Banjarmasin.

Dengan sedikit bantuan, Terry berhasil naik dan mem-bonceng motor besar yang sadelnya cukup tinggi. “Ka-lau di Jakarta, tidak pernah naik motor. Kalau di Banjar, SMP dan SMA naik motor di sini. Saya belajar naik mo-tor dari SD kali. Kayaknya ditakdirkan untuk belajar motor di Banjarmasin saja karena kalau di Jakarta sepertinya tidak mungkin ya,” ujar alumnus SMA 2 Banjarmasin itu.

Sebagai kelahiran Banjarma-sin, Terry tak berhenti menceri-takan kekayaan budaya yang dimiliki kampung halamannya. “Sebulan tak cukup untuk men-ceritakan Banjar,” katanya.

Ia pun mengaku senang karena dapat mempromosikan pariwisata tanah kelahirannya yang dirasa masih minim. “Bapakku orang Alubio. Ibuku orang Barabai. Aku bangga jadi orang Banjar,” pung-kas perempuan kelahiran 1 Desember 1979 ini. (Din/M-1)

Terry Putri

Mengenang Motor

Bagong SoebardjoLahir:

Yogyakarta, 23 Juli 1957

Awal karier: 1974-sekarang

Alamat: Dusun Sembuh Lor,

Desa Sidomulyo, Sleman, DI Yogyakarta

Istri: Umi Lestari

Anak: Basra Bagaskara

Bontel DestiViandra

Belva Nalini Kumayi

Pendidikan: STSI ASRI (tiga tahun)

Lulusan D-2 Universitas Sanata Dharma

Pentas boneka: Pentas di seluruh kecamatan

se-Jawa Barat, KPK,dan Pertamina

MI/ ROMMY PUJIANTO