borang portofolio dm
DESCRIPTION
medicalTRANSCRIPT
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta : dr. Rozi Yuliandi
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Dr. M Zein Painan
Topik :
Tanggal (kasus) : 23 September 2011
Nama Pasien : Ny. A No. MR 12.00.48
Tanggal Presentasi : 22 November 2011 Pendamping : dr. Rahman Gusdiardi
Tempat Presentasi : Aula RSUD Dr. M Zein Painan
Objektif Presentasi :
Keilmuan √ Keterampilan Penyegaran Tinjauan
Pustaka
Diagnostik √ Manajemen √ Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa
√
Lansi
a
Bumil
Deskripsi
:
Pasien perempuan usia 31 tahun datang ke IGD RSUD M.Zein Painan
dengan keluhan:
- Keluar darah dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu, darah
berwarna merah segar
- Os. mengaku tidak haid sejak 6 bulan yang lalu.
- Sering merasa lapar walau baru siap makan.
- Sering merasa haus.
- Buang air besar tidak ada keluhan, buang air kecil sering.
- Penurunan berat badan tidak ada.
- Kadang-kadang merasa kesemutan pada kedua kaki.
- Gatal-gatal terutama di daerah kelamin disangkal.
- Mata kabur tidak ada.
Tujuan Mengidentifikasi penyebab, perjalanan penyakit, gejala, diagnosis dan tata
laksana dari Diabetes Melitus.
Bahan
Bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset Kasus √ Audit
Cara
Membahas :
Diskusi Presentasi dan Diskusi
√
E-mail Pos
Data
Pasien :
Nama : Ny. A No. Registrasi : 12.00.48
Nama Klinik : RSUD M Zein Painan Telp : - Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis /Gambaran Klinis : Perdarahan pervaginam + Hipertensi stage II +
Diabetes Melitus tipe II Baru Dikenal
2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah mendapat pengobatan Diabetes Mellitus
sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : Pasien mengalami obesitas sejak kecil, riwayat
penyakit lain tidak diketahui. Pasien pernah mengalami perdarahan pervaginam
sekitar 2 bulan yang lalu,berobat ke bidan.
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga sakit seperti pasien
5. Riwayat Pekerjaan : Pasien ibu rumah tangga
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : -
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : -
Lain-lain : Status generalisata :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 180/120 mmHg
Nadi : 88x/mnt
Nafas : 22x/mnt
Suhu : 36,5
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan penyingkir diagnosis banding :
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
Thoraks : paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : tampak membuncit, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal
Ektremitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Pemeriksaan Penunjang : -
Laboratorium :
Darah rutin :
Hb : 14,8 gr%
Leukosit : 7.700/mm3
Hematokrit : 40,2 %
Trombosit : 171.000/mm3
GDR : 315 mg/dl
Pemeriksaan Urine Lengkap :
Leukosit : 1-2
Eritrosit : (-)
Silinder : (-)
Kristal : (-)
Epitel : 4-5
Protein : (-)
Glukosa : (+++)
Bilirubin : (-)
Urobilin : Normal
Planotest : (-)
Daftar Pustaka :
1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3
2. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006
3. Panduan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2 Terkini, Sub Bagian Endokrinologi &
Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD.
4. Medical Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes : A Consensus Algorithm
for the Initiation and Adjustment of Therapy
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Perdarahan pervaginam + Hipertensi stage II + Diabetes Melitus tipe II
Baru Dikenal
2. Penatalaksanaan Diabetes Melitus tipe II
- Perubahan Pola Hidup
- Intervensi farmakologis
- Edukasi penyebab diabetes mellitus tipe II dan pengelolaannya.
- Terapi Gizi Medis
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
Pasien perempuan usia 31 tahun datang ke IGD RSUD M.Zein Painan dengan keluhan:
- Keluar darah dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu, darah berwarna merah segar
- Os. mengaku tidak haid sejak 6 bulan yang lalu.
- Sering merasa lapar walau baru siap makan.
- Sering merasa haus.
- Buang air besar tidak ada keluhan, buang air kecil sering.
- Penurunan berat badan tidak ada.
- Kadang-kadang merasa kesemutan pada kedua kaki.
- Gatal-gatal terutama di daerah kelamin disangkal.
- Mata kabur tidak ada.
Objektif :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 180/120 mmHg
Nadi : 88x/mnt
Nafas : 22x/mnt
Suhu : 36,5
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan penyingkir diagnosis banding :
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
Thoraks : paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : tampak membuncit, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal
Ektremitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Pemeriksaan Penunjang : -
Laboratorium :
Darah Rutin :
Hb : 14,8 gr%
Leukosit : 7.700/mm3
Hematokrit : 40,2 %
Trombosit : 171.000/mm3
GDR : 315 mg/dl
Pemeriksaan Urine Lengkap :
Leukosit : 1-2
Eritrosit : (-)
Silinder : (-)
Kristal : (-)
Epitel : 4-5
Protein : (-)
Glukosa : (+++)
Bilirubin : (-)
Urobilin : Normal
Planotest : (-)
Assestment :
1. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
2. Beberapa faktor resiko yang bisa menyebabkan terjadinya diabetes mellitus antara
lain:
- Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus.Pasien mengaku tidak
pernah mengontrol pola makannya dari kecil.
- Obesitas(Kegemukan)
Orang gemuk cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit
diabetes melitus. Kadar lemak yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
resistensi insulin. Pasien memiliki berat badan sekitar 100 kg dan tinggi badan
160 cm. Pasien digolongkan menderita Obesitas II dengan IMT 39 (> 30).
- Faktor genetik
Diabetes Melitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara genetik dalam
keluarga. Dari anamnesa tidak ditemukan adanya riwayat diabetes mellitus
dalam keluarga. Hal ini mungkin saja disebabkan karena pasien dan
keluarganya tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan, sehingga riwayat
penyakit dalam keluarga tidak bias digali lebih dalam.
- Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika
orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
diabetes melitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang
berlebihan di dalam tubuh. Pasien jarang melakukan olahraga seperti jogging,
bersepeda ataupun berenang
- Penyakit dan infeksi pada pankreas
Adanya penyakit atau infeksi pada pankreas bisa menyebabkan gangguan
sekresi insulin. Pada pasien tidak diketahui ada atau tidaknya penyakit atau
infeksi pada pankreasnya.
3. Untuk menegakkan diagnosis Diabetes Melitus dapat dengan menggunakan algoritma
berikut:
Pasien memiliki keluhan klasik penyakit Diabetes Melitus, yaitu polifagia, poliuria
dan polidipsi. Pada pemeriksaan kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) tinggi, yaitu 315
mg/dl. Berdasarkan algoritma di atas, maka pada pasien sudah bisa ditegakkan
diagnosa Diabetes Melitus tipe II.
4. Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi
Edukasi
Edukasi pada pasien ini merupakan penyuluhan untuk pencegahan sekunder. Penyuluhan
untuk pencegahan sekunder perlu diberikan pada mereka yang baru terdiagnosa diabetes,
Kelompok pasien diabetes ini masih sangat perlu diberi pengertian mengenai penyakit
diabetes supaya, mereka dapat mengendalikan penyakitnya mengontrol gula darah,
mengantur makanan dan melakukan aktifitas olah raga sesuai dengan keadaan dirinya
sehingga pada akhirnya pasien akan merasa nyaman, karena bisa mengendalikan gula
darahnya.
Materi penyuluhan pada tingkat pertama adalah:
- Diabetes : Apakah itu diabetes mellitus.
- Penatalaksanaan diabetes secara umum.
- Obat-obat untuk mengontrol glukosa darah (tablet dan insulin).
- Perencanaan makan dengan menggunakan bahan makanan penukar.
- Diabetes dan kegiatan jasmani (olah Raga).
Materi Penyuluhan pada tingkat lanjutan adalah:
- Mengenal dan mencegah komplikasi akut diabetes.
- Pengetahuan mengenai komplikasi kronik diabetes.
- Penatalaksanaan diabetes selama menderita penyakit lain.
- Pemeliharaan kaki diabetes.
Terapi Gizi Medis
Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non farmakologi yang sangat
direkomendasikan bagi penyandang diabetes. Terapi gizi medis ini pada prinsipnya adalah
melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi diabetisi dan melakukan
modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individual.
Pertama-tama pada pasien ini dilakukan penentuan status gizi berdasarkan IMT :
IMT = BB = 100 kg = 39
TB2 (1,6)2m
Pasien diklasifikasikan Obes II karena IMT > 30
Sebelum menentukan kebutuhan kalori pada pasien ini perlu dihitung berat badan ideal pada
pasien ini.
BB ideal = (TB cm-100) kg – 10%
= 60kg – 6kg
= 54kg
Kebutuhan kalori harian pada pasien ini :
Kalori basal : BB ideal x 25 kkal
= 54 x 25 = 1350 kkal
Koreksi atau penyesuaian :
Aktivitas ringan : + 10%
BB gemuk : - 20%
Stres metabolik : 0%
Jumlah : - 10% = - 135 kkal
Kebutuhan Kalori = 1350kkal – 135kkal = 1.215kkal 1.200kkal (dibulatkan)
Distribusi makanan:
1. Karbohidrat 60% : 60% x 1200 kkal = 720 kkal = 180 gram karbohidrat
2. Protein 20% : 20% x 1200 kkal = 240 kkal = 60 gram protein
3. Lemak 20% : 20% x 1200 kkal = 240 kkal = 26,6 gram lemak
Makanan pada pasien dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan siang
(30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10-15%) di antara makan besar.
Contoh pilihan makanan pada pasien:
Jenis makan Persentase Kalori Contoh makanan
Makan pagi 20% 240kkal Roti putih + kacang hijau
Makan siang 30% 360kkal Nasi + daging sapi + bayam merah + jeruk
manis
Makan malam 25% 300kkal Nasi + ikan + apel
Selingan 10% 120kkal Susu sapi
Selingan 10% 120kkal Yoghurt
Selingan 15% 180kkal Krekers
Note : Untuk pilihan makanan yang lainnya bisa dilihat di Daftar Bahan Makanan Penukar
(Lampiran)
Pasien juga dianjurkan diet rendah garam karena pasien juga menderita hipertensi.
Latihan Jasmani
Latihan jasmani yang teratur dapat memperbaiki kendali glukosa darah, mempertahankan
atau mengurangi berat badan. Latihan jasmani dibagi 3-4x aktivitas/minggu dikerjakan
sedikitnya 150 menit/minggu. Pasien dianjurkan melakukan latihan aerobic sedang seperti
jogging dan bersepeda.
Intervensi farmakologis
Alur Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Untuk penatalaksanaan awal pada pasien ini seharusnya meliputi penerapan pola hidup
sehat dengan cara menurunkan berat badan, mengatur diit, latihan jasmani teratur.Penerapan
pola hidup sehat tersebut dikombinasikan dengan pemberian metformin. Pemberian terapi
farmakologis dengan golongan sulfonylurea, seperti glibenklamid tidak dianjurkan karena
glibenklamid bisa menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan pada pasien. Dosis
metformin dimulai dengan 500mg satu atau dua kali sehari bersama makanan, dosis bisa
ditingkatkan menjadi 850mg dua kali sehari.
Plan :
Diagnosis : Perdarahan pervaginam + Hipertensi stage II + Diabetes Melitus tipe II Baru
Dikenal
Pengobatan :
• Asam traneksamat 3x1 tab
• Captopril 25 mg 2x1 tab
• Amlodipine 5 mg 1x1 tab
• Glibenklamid 5 mg 1x1 tab (pagi)
• Metformin 500mg 2x1 tab
Pendidikan :
Dilakukan kepada pasien penyuluhan untuk pencegahan sekunder dari diabetes melitus
Konsultasi :
Konsultasi dilakukan dengan bagian Kebidanan untuk mengetahui adanya kelainan lain yang
berkaitan dengan keluhan perdarahan pervaginam pada pasien.Dari konsultasi didapatkan
tidak ada kelainan akut di bidang kebidanan.
Rujukan
Saat ini pasien belum perlu di rujuk.
Kontrol
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Kepatuhan minum obat
dan pemantauan efek
samping obat
- Tiap 2 minggu
untuk 1 bulan
pertama
- 1 kali sebulan
untuk bulan
berikutnya
- Dapat diketahui apakah pasien
mau mengkonsumsi obat secara
teratur, dosis yang sesuai, dan
mengetahui jika ada efek
samping obat terhadap pasien
Pemeriksaan fisik
- Berat badan
- Tekanan darah
Setiap kunjungan - Diharapkan berat badan pasien
berkurang bertahap seiring
dengan pengaturan pola makan
dan olahraga teratur sesuai
dengan Berat Badan Ideal
- Tekanan darah diharapkan dapat
terkendali < 120/80 mmHg
Pemeriksaan Khusus
- Mata
- Jantung dan
pembuluh darah
- Saraf tepi
Segera setelah
terdiagnosis DM
- Tidak terdapat komplikasi
makro dan mikrovaslular pada
pasien
- Menangani sesegera mungkin
jika sudah terjadi komplikasi
Laboratorium
- Gula darah
- Profil Lipid
- Urine lengkap
- Pemeriksaan
EKG dan
- Setiap
Kunjungan
- Segera setelah
terdiagnosis DM
dan selanjutnya
minimal 1x
setahun
- Segera setelah
terdiagnosis DM
- \Segera setelah
terdiagnosis DM
- Diharapkan parameter
laboratorium semuanya normal
Diharapkan parameter laboratorium
semuanya normal
Diharapkan tidak ada kelainan pada
EKG dan kelainan jantung
Rontgen dan selanjutnya
minimal 1x
setahun