botani ekonomi_kembang telang

8
BOTANI EKONOMI PEWARNAAN ALAMI DARI TUMBUHAN PEKARANGAN KEMBANG TELANG (Clitoria Ternatea) RACHMA FAUZIAH (1110095000025) 1. Deskripsi Tanaman Klasifikasi Kembang Telang Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Clitoria Species : Clitoria ternatea L. Banyak sebutan nama daerah untuk tanaman kembang telang dibeberapa wilayah di Indonesia, seperti kembang telang (Jawa), kembang telang (Sunda), bunga telang (Makasar), saya ma gulele (Ternate), dan bisi (Galelo). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan semak, menjalar dengan rimpang berkayu. Batang membelit, masif, permukaan beralur, hijau dengan panjang sekitar 3-5 m. Daunnya majemuk, menyirip dengan 5-7 helai, berbentuk lonjong dengan tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing dengan panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris dengan panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip. Permukaan daun bagian atasnya gundul, sedangkan permukaan bawahnya berbulu, bewarna hijau. Bunga terletak di ketiak daun, tunggal atau berpasangan. Bunga berbentuk tandan dengan tangkai berbentuk silindris dan berwarna hijau. Kelopak berbentuk corong dengan panjang 1,5-2,5 cm bewarna hijau 1

Upload: rachma-fauziah

Post on 21-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Botani Ekonomi, Kembang Telang

TRANSCRIPT

Page 1: Botani Ekonomi_Kembang telang

BOTANI EKONOMI

PEWARNAAN ALAMI DARI TUMBUHAN PEKARANGAN KEMBANG TELANG (Clitoria Ternatea)

RACHMA FAUZIAH (1110095000025)

1. Deskripsi TanamanKlasifikasi Kembang Telang

Kingdom : PlantaeSubkingdom : TracheobiontaSuper Divisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaKelas : MagnoliopsidaSub Kelas : RosidaeOrdo : FabalesFamili : FabaceaeGenus : ClitoriaSpecies : Clitoria ternatea L.

Banyak sebutan nama daerah untuk tanaman kembang telang dibeberapa wilayah di Indonesia, seperti kembang telang (Jawa), kembang telang (Sunda), bunga telang (Makasar), saya ma gulele (Ternate), dan bisi (Galelo). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan semak, menjalar dengan rimpang berkayu. Batang membelit, masif, permukaan beralur, hijau dengan panjang sekitar 3-5 m. Daunnya majemuk, menyirip dengan 5-7 helai, berbentuk lonjong dengan tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing dengan panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris dengan panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip. Permukaan daun bagian atasnya gundul, sedangkan permukaan bawahnya berbulu, bewarna hijau.

Bunga terletak di ketiak daun, tunggal atau berpasangan. Bunga berbentuk tandan dengan tangkai berbentuk silindris dan berwarna hijau. Kelopak berbentuk corong dengan panjang 1,5-2,5 cm bewarna hijau kekuningan. Tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung berwarna putih. Kepala sari berbentuk bulat berwarna kuning dengan tangai putik berbentuk silindris. Kepala putik berbentuk silindris, berwarna hijau. Mahkota berbentuk kupu-kupu berwarna biru. Buah berupa polong yang memiliki bentuk memita-lonjong. Biji berjumlah 8-10 dengan bentuk menjorong, lonjong atau lonjong-mengginjal. Biji muda berwarna hijau zaitun, biji tua berwarna coklat muda atau coklat kemerahan tua dengan loreng gelap atau hampir gelap.

2. Asal TanamanAsal yang sebenarnya tidak diketahui, namun tumbuh meliar di dataran rendah

tropika lembab di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

1

Page 2: Botani Ekonomi_Kembang telang

3. Cara penyebaran hingga di temukan di IndonesiaPenyebaran secara alami tanaman ini di daerah wilayah Nusantara adalah Jawa,

Sunda, Maluku, Ternate, Sulawesi Selatan.  Habitat Kembang telang (Clitoria ternatea) sering ditemukan hidup menjalar di pagar-pagar rumah di pedesaan. Tempat yang cocok untuk hidupnya adalah di dataran rendah hingga ketinggian 700 meter.

4. Manfaat tanaman beserta bagian yg digunakan. Bahan pewarna: bagian tanaman yg digunakan sbg pewarna, jlskn

Kembang telang telah banyak digunakan sebagai tanaman untuk makanan hewan yang potensial. Tanaman ini secara luas ditanam sebagai tanaman hias pada pagar dan tralis karena warna bunganya yang biru sangat mengesankan, dan ditanam juga untuk pewarna dan pengobatan.

Kembang telang memiliki akar yang beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung pada kembang telang di antaranya saponin, alkaloid, flavonoid, ca-oksalat dan sulfur. Efek farmakologis yang dimiliki oleh akar kembang telang di antaranya laxative (pencahar), diuretic, perangsang muntah, dan pembersih darah.

Daun tumbuhan ini mengandung triterperroid. Daun Kembang telang dapat mempercepat pematangan bisul. Bijinya dapat digunakan untuk obat cacng dan pencahar dingin. Air rendaman bunga tanaman ini yang berwarna biru biasa digunakan sebagai obat radang mata merah.

Bunga dari tanaman ini umumnya dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada makanan. Kembang telang memiliki warna indigo, sehingga dapat digunakan sebagai pewarna pada tekstil. Caranya cukup mudah yaitu hanya dengan merendam bunga hingga air menjadi biru.

5. Apa rekomendasi jika ekstrak tdk memberi warna signifikan utk kainWarna dari ekstrak kembang telang kurang signifikan. Untuk mendapatkan

warna ekstrak yang pekat perlu dilakukan perendaman kembang telang dalam jumlah yang banyak. Sebut saja untuk 100 gram kembang telang mungkin hanya menghasilkan 10 ml ekstrak. Maka perlu ada modifikasi dalam hal ekstraksi. Dimana dalam pembuatan ekstrak dilakukan dengan penambahan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan adalah tunjung (FeSO4) ,tawas, natrium karbonat/soda abu (Na2CO3), kapur tohor (CaCO3), bahan ini dapat didapatkan di toko-toko bahan kimia. Metode Ekstraksi dengan proses perebusansampai pewarnaan pada kainnya adalah:I. Ekstraksi

Dalam melakukan proses ekstraksi/pembuatan larutan zat warna alam perlu disesuaikan dengan berat bahan yang hendak diproses sehingga jumlah larutan zat warna alam yang dihasilkan dapat mencukupi untuk mencelup bahan tekstil. Banyaknya larutan zat warna alam yang diperlukan tergantung pada jumlah bahan tekstil yang akan diproses. Perbandingan larutan zat warna dengan bahan tekstil yang biasa digunakan adalah 1:30. Misalnya berat bahan tekstil yang diproses 100 gram maka kebutuhan larutan zat warna alam adalah 3 liter.

2

Page 3: Botani Ekonomi_Kembang telang

II. Proses PewarnaanSebelum dilakukan pencelupan dengan larutan zat warna alam pada kain katun dan sutera perlu dilakukan beberapa proses persiapan sebagai berikut :a) Proses Mordanting

Bahan tekstil yang hendak diwarna harus diproses mordanting terlebih dahulu. Proses mordanting ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik zat warna alam terhadap bahan tekstil serta berguna untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik. Proses mordanting dilakukan sebagai berikut :i. Potong bahan tekstil (benang) yang akan diwarnai.

ii. Rendam bahan tekstil yang akan diwarnai dalam larutan 2 gr/liter sabun netral (sabun sunlight batangan) atau TRO (Turkey Red Oil). Artinya setiap 1 liter air yang digunakan ditambahkan 2 gram sabun netral atau TRO. Perendaman dilakukan selama 2 jam. Bisa juga direndam selama semalam. Setelah itu bahan dicuci dan dianginkan.

iii. Untuk bahan kain kapas : Buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dan 2 gram soda abu (Na2CO3) dalam setiap 1 liter air yang digunakan. Aduk hingga larut. Rebus larutan hingga mendidih kemudian masukkan bahan kapas dan direbus selama 1 jam. Setelah itu matikan api dan kain kapas dibiarkan terendam dalam larutan selama semalam. Setelah direndam semalaman dalam larutan tersebut, kain diangkat dan dibilas (jangan diperas) lalu dikeringkan dan disetrika. Kain kapas tersebut siap untuk dicelup.

iv. Untuk bahan sutera : Buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dalam setiap 1 liter air yang digunakan, aduk hingga larut. Panaskan larutan hingga suhu 60ºC kemudian masukkan bahan sutera atau wol dan proses selama 1 jam dengan suhu larutan dijaga konstan (40 – 60ºC ). Setelah itu hentikan pemanasan dan kain dibiarkan terendam dalam larutan selama semalam. Setelah direndam semalaman dalam larutan tersebut, kain diangkat dan dibilas (jangan diperas) lalu dikeringkan dan disetrika. Kain sutera yang telah dimordanting tersebut siap dicelup dengan larutan zat warna alam.

b) Pembuatan larutan fixer (sarenan/pengunci warna)Pada proses pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi (fixer) yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna alam agar warna memiliki ketahanan luntur yang baik (tidak mudah luntur). Ada 3 jenis larutan fixer yang biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas, atau kapur tohor (CaCO3).. Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita perlu menyiapkan larutan fixer terlebih dengan dengan cara :i. Larutan fixer tunjung : Larutkan 50 gram tunjung dalam tiap liter air yang

digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.ii. Larutan fixer Tawas : Larutkan 50 gram tawas dalam tiap liter air yang

digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.

3

Page 4: Botani Ekonomi_Kembang telang

iii. Larutan fixer Kapur tohor : Larutkan 50 gram kapur tohor dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.

Sebagai zat pembantu untuk “Menimbulkan dan Memperkuat” ketahanan zat warna alam adalah sebagai berkut :- Jeruk nipis- Cuka- Sendawa /

Salpeter- Pijer / Borax

- Tawas- Gula Batu- Gula Jawa- Tunjung- Prusi

- Tetes- Air Kapur- Tape- Pisang Klutuk- Daun Jambu Klutuk

c) Proses Pencelupan dengan Zat Warna AlamSetelah bahan dimordanting dan larutan fixer siap maka proses pencelupan bahan tekstil dapat segera dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Siapkan larutan zat warna alam hasil proses ekstraksi dalam tempat pencelupan.

- Masukkan bahan tekstil yang telah dimordanting ke dalam larutan zat warna alam dan diproses pencelupan selama 15 – 30 menit.

- Masukkan bahan kedalam larutan fixer bisa dipilih salah satu antara tunjung, tawas atau kapur tohor. Bahan diproses dalam larutan fixer selama 10 menit. Untuk mengetahui perbedaan warna yang dihasilkan oleh masing – masing larutan fixer maka proses 3 ikat benang pada larutan zat warna alam setelah itu ambil 1 ikat difixer pada larutan tunjung, 1 ikat pada larutan tawas dan satunya lagi pada larutan kapur tohor. Bilas dan cuci bahan lalu keringkan. Bahan telah selesai diwarnai dengan larutan zat warna alam. Amati warna yang dihasilkan dan perbedaan warna pada bahan tekstil (benang) setelah difixer dengan masing-masing larutan fixer. Pada umumnya hampir semua jenis zat warna alam mampu mewarnai bahan dari sutera dengan baik, namun tidak demikian dengan bahan dari sintetis.

6. Foto tanaman dan penulis

4

Page 5: Botani Ekonomi_Kembang telang

7. Foto hasil pewarnaan pad kain

5

Page 6: Botani Ekonomi_Kembang telang

6