braden ppt.ppt

Upload: fatchurrozak-himawan

Post on 05-Jul-2018

324 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    1/31

    ANALISA INSTRUMEN

    PENGKAJIAN KEPERAWATAN

    AKUT

    BRADEN SCALE  UNTUK LUKADECUBITUS

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    2/31

    Pendahuluan

    • Dekubitus merupakan masalah yang sangat serius

    terutama bagi pasien yang harus dirawat lama di rumah

    sakit dengan keterbatasan aktifitas

    • Lamanya hari perawatan serta kondisi penyakit akan

    mengancam terjadinya dekubitus

    • Perawatan yang cukup lama, baik di bangsal rumah

    sakit maupun di rumah, terutama klien dengan keadaan

    kronis dan imobilisasi, risiko terjadinya dekubitus

    (pressure ulcer) akan meningkat.

    • Maka diperlukan suatu perkiraan dan pencegahan

    terhadap dekubitus ini secara sistematis

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    3/31

    • Di negara maju, angka kejadian dekubitus pada pasien yang

    dirawat di rumah sakit ada kecenderungan mengalami peningkatan,

    terutama pasien usia lanjut dengan kasus gangguan neurologik.

    • Berdasarkan studi mstrong et all, cit. !andoyo "#$$#% yang

    dilakukan di merika menunjukkan bahwa &' ( )$' pasien yangdirawat di rumah sakit mengalami dekubitus.

    • Di *ndonesia pasien yang dirawat di rumah sakit terutama di

    bangsal penyakit bedah, dan bangsal penyakit dalam banyak yang

    mengalami dekubitus.

    • +ntuk deteksi dini terhadap adanya dekubitus diperlukan suatu alatpengkajian yang dapat menilai derajat luka dekubitus.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    4/31

    • Perawat sangat berperan dalam mencegah timbulnya

    dekubitus dengan cara deteksi awal terhadap timbulnya

    dekubitus dengan menggunakan berrbagai skala.

    • *dentifikasi risiko dekubitus dapat dilakukan dengan

    beberapa skala pengkajian risiko, seperti kala -osnell,

    dan kala Braden.

    • etiga skala ini bertujuan mengidentifikasi risiko tinggi/

    rendahnya kemungkinan untuk terjadinya dekubitus dan

    segera melakukan tindakan pencegahan agar tidak

    terjadi dekubitus di kemudian hari sesuai tingkatan

    risiko.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    5/31

    • kala Braden, dalam keperawatan dianggap

    memiliki efektifitas tinggi dalam menentukan

    risiko terjadinya dekubitus. Dalam skala Braden

    terdapat 0 "enam% subskala untuk menentukantingkatan risiko terjadinya dekubitus.

    • ubskala tersebut meliputi Persepsi ensorik,

    elembapan, kti1itas, Mobilisasi, 2utrisi, serta

    3riksi dan -esekan

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    6/31

    TINJAUAN PUSTAKA

     Konsep Decubitus

    • Definisi

    • Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir

    dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan biasanya

    terjadi pada permukaan tulang yang menonjol, sebagai

    akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama

    menyebabkan peningkatan tekanan kapiler "uriadi

    #$$4%.

    • Luka tekan " pressure ulcer % atau dekubitus merupakan

    masalah serius yang sering tejadi pada pasien yang

    mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke,

    injuri tulang belakang atau penyakit degeneratif.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    7/31

    •Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang terjadiapabila kulit dan jaringan lunak di bawahnya tertekan

    oleh tonjolan tulang dan permukaan eksternal dalam

     jangka waktu yang lama menyebabkan peningkatan

    tekanan kapiler.

    • Dekubitus merupakan suatu lesi iskemik pada kulit dan

     jaringan di bawahnya yang disebabkan oleh adanya

    tekanan yang merusak aliran darah dan limfe. eadaan

    iskemia ini menyebabkan nekrosis jaringan dan akan

    menimbulkan luka. Dekubitus ini bisa terjadi pada pasienyang berada dalam suatu posisi dalam jangka waktu

    lama baik posisi duduk maupun berbaring "!andoyo,

    #$$#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    8/31

    • Dekubitus merupakan suatu jaringan nekrosis pada area

    yang terlokalisasi dan cenderung untuk terus meluas jika

     jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dan

    permukaan luar tertekan dalam jangka waktu yang lama.

    • Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dekubitus

    adalah lesi iskemik kulit dan jaringan lunak di bawahnya

    yang terlokalisasi dan cenderung untuk meluas jika diberi

    tekanan yang dapat merusak aliran darah dan limfe dalam

     jangka waktu yang lama.• 5ekanan yang diberikan akan mengganggu suplai darah

    ke daerah yang tertekan sehingga menimbulkan kematian

     jaringan "ari, #$$)#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    9/31

    3aktor/faktor yang berkontribusi terjadinya perkembangan

    dekubitus sebagai berikut "6akiyyah, #$)4%7

    • Mobilitas dan akti1itas

    • Penurunan sensori persepsi

    • elembaban

    • -esekan dan 8obekan

    • 2utrisi

    • +sia

    • Merokok

    • *ndeks masa tubuh

    • 5ekanan darah rendah• 5emperatur ulit

    • tress 9mosional

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    10/31

     rea decubitus

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    11/31

    National Pressure Ulcer Advisory Panel "2P+P% mengklasifikasikan

    dekubitus dalam 4 stadium berdasarkan kedalaman jaringan yang

    terkena, yaitu7

    • tadium *adanya eritema yang tidak menjadi pucat bila ditekan. ebelum

    dekubitus stadium * ini terbentuk maka area kemerahan yang

    ditekan akan menjadi pucat untuk sementara waktu dan akan

    kembali menjadi eritema setelah tekanan dilepaskan, sedangkan

    pada stadium * kulit tidak menjadi pucat bila ditekan. 5emperaturkulit berubah hangat atau dingin, bentuk perubahan menetap dan

    ada sensasi gatal atau nyeri. rea yang tertekan bentuknya tidak

    teratur, dan menggambarkan bentuk tonjolan tulang yang memberi

    tekanan pada area tersebut. erusakan jaringan masih minimal dan

    bersifat re1ersibel dan dapat sembuh dalam :/)$ hari.• tadium **

    5erdapat kehilangan kulit parsial yang menyangkut lapisan

    epidermis dan atau dermis. Luka bersifat superficial dan secara

    klinis nampak seperti abrasi, melepuh atau lubang yang dangkal.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    12/31

    • tadium ***

    5ahap ini dikarakteristikan oleh kehilangan seluruh

    lapisan kulit "full thickness%. erusakan dan nekrosismeliputi lapisan dermis dan jaringan subkutan tetapi

    tidak melewatinya sampai terlihat fasia. Luka terlihat

    sebagai lubang dalam, luka dapat terinfeksi. Biasanya

    luka terbuka dan mempunyai drainase yang terdiri daricairan dan protein. Pasien dapat mengalami demam,

    dehidrasi, anemia, dan leukositosis.

    • tadium *;

    ehilangan lapisan kulit secara lengkap hingga tampaktendon, tulang, ruang sendi. Berpotensi untuk terjadi

    destruksi dan risiko osteomyelitis. erusakan dapat

    meluas, dapat terbentuk saluran sinus pada derajat ini.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    13/31

    Metode yang lain dari pengklasifikasian luka

    dengan mengobser1asi warna7

    •   Blacks wounds, jika luka sudah nekrosis

    •   Yellow wound , jika luka dengan eksudat, serabut debris

    berwarna kuning

    •   Red wound , jika luka dalam fase active healin dan lebih

    bersih, tampilan warna mulai dari merah muda sampai

    granulasi berwarna merah dan jaringan epitel mulai

    tumbuh. elain sistem klasifikasi diatas, indikator lain

    selain warna kulit, faktor suhu, tampilan !orane peel 

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    14/31

    Pengkajian Resiko Braden Scale• Persepsi Sensorik

    • Penilaian ini didasrkan pada kemampuan untuk merespon tekananberarti yang berhubungan dengan respon terhadap ketidaknyamanan.

    Pada subskala ini terdapat 4 "empat% tingkat nilai, yaitu> ) adalah nilai

    terendah "risiko tinggi% dan 4 adalah nilai tertinggi "risiko rendah%.

    • 2ilai ) diberikan apabila terjadi keterbatasan total, yaitu tidak adanya

    respon pada stimulus nyeri akibat kesadaran yang menurun ataupunkarena pemberian obat/obat sedasi atau keterbatasan kemampuan

    untuk merasakan nyeri pada sebagian besar permukaan tubuh.

    • 2ilai # diberikan apabila sangat terbatas, yaitu hanya berespon hanya

    pada stimulus nyeri. 5idak dapat mengkomunikasinya

    ketidaknyamanan, kecuali dengan merintih dan ? atau gelisah. taumempunyai gangguan sensorik yang membatasi kemampuan untuk

    merasakan nyeri atau ketidaknyamanan pada separuh permukaan

    tubuh.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    15/31

    • 2ilai & diberikan pada saat hanya terjadi sedikit

    keterbatasan yaitu dalam keadaan klien berespon pada

    perintah 1erbal, tetapi tidak selalu dapat

    mengkomunikasikan ketidaknyamanan atau harus

    dibantu membalikkan tubuh. tau mempunyai gangguansensorik yang membatasi kemampuan merasakan nyeri

    atau ketidaknyamanan pada ) atau # ektrimitas. 2ilai 4

    diberikan pada saat tidak terjadi gangguan, yaitu dalam

    berespon pada perintah 1erbal dengan baik. 5idak adapenrunan sendorik yang akan membatasi kemampuan

    untuk merasakan atau mengungkapkan nyeri atau

    ketidaknyamanan "ari, #$)#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    16/31

    • Kelembapan • ub skala ini mengukur tingkat kulit yang terpapar kelembapan.Pada

    subskala ini terdapat 4 "empat% tingkat nilai, yaitu> ) adalah nilai

    terendah "risiko tinggi% dan 4 adalah nilai tertinggi "risiko rendah%. • 2ilai ) diberikan apabila terjadi kelembapan kulit yang konstan, yaitu

    saat kulit selalu lembab karena perspirasi, urine dsb. elembapan

    diketahui saat klien bergerak, membalik tubuh atau dengan dibantu

    perawat.

    • 2ilai # diberi apabila kulit sangat lembab, yaitu saat kelembabansering terjadi tetapi tidak selalu lembab "Page, #$)$%. *dealnya alat

    tenun dalam keadaan ini harus diganti setiap pergantian jaga.

    • 2ilai & diberikan pada saat kulit kadang lembab, yaitu pada waktu

    tertentu saja terjadi kelembaban. Dalam keadaan ini, idealnya alat

    tenun diganti dengan ) kali pertambahan ekstra "# @ sehari%. 

    • 2ilai 4 diberikan pada saat kulit jarang lembab, yaitu pada saat

    keadaan kulit biasanya selalu kering, alat tenun hanya perlu diganti

    sesuai jadwal ") @ sehari%, "ari, #$)#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    17/31

    • Aktifitas

    • Pada subskala ini terdapat 4 "empat% tingkat nilai, yaitu> ) adalah

    nilai terendah "risiko tinggi% dan 4 adalah nilai tertinggi "risiko

    rendah%.

    • 2ilai ) diberikan kepada klien dengan tirah baring, yang beraktifitas

    terbatas di atas tempat tidur saja.

    • 2ilai # diberikan kepada klien yang dapat bergerak "berjalan%

    dengan keterbatasan yang tinggi atau tidak mampu berjalan. 5idak

    dapat menopang berat badannya sendiri dan ? atau harus dibantupindah ke atas kursi atau kursi roda.

    • 2ilai & diberikan kepada klien yang dapat berjalan sendiri pada

    siang hari, tapi hanya dalam jarak pendek?dekat, dengan atau tanpa

    bantuan. ebagian besar waktu dihabiskan di atas tempat tidur atau

    kursi.• 2ilai 4 diberikan kepada klien yang dapat sering berjalan ke luar

    kamar sedikitnya # kali sehari dan di dalam kamar sedikitnya ) kali

    tiap # jam selama terjaga "ari, #$)#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    18/31

    • Mobilisasi• emampuan mengubah dan mengontrol posisi tubuh. Pada subskala ini

    terdapat 4 "empat%

    • 2ilai ) adalah nilai terendah "risiko tinggi% dan 4 adalah nilai tertinggi"risiko rendah%.

    • 2ilai ) diberikan pada klien dengan imobilisasi total. 5idak dapat

    melakukan perbuahan posisi tubuh atau ekstrimitas tanpa bantuan,

    walaupun hanya sedikit.

    • 2ilai # diberikan kepada klien dengan keadaan sangat terbatas, yaituklien dengan kadang/kadang melakukan perubahan kecil pada posisi

    tubuh dan ekstrimitas, tapi tidak mampu melakukan perubahan yang

    sering dan berarti secara mandiri.

    • 2ilai & diberika kepada klien yang mobilisasinya agak terbatas, yaitu

    klien yang dapat dengan sering melakukan perubahan kecil pada posisi

    tubuh dan ekstrimitas secara mandiri.

    • 2ilai 4 diberikan kepada klien yang tidak memiliki ketidakterbatasan

    dalam hal mobilisasi, yaitu keadaan klien dapat melakukan perubahan

    posisi yang bermakna dan sering tanpa bantuan "ari, #$)#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    19/31

    • Nutrisi

    • Pola asupan makanan yang laAim. Pada subskala ini

    terdapat 4 "empat% tingkat nilai, yaitu> ) adalah nilaiterendah "risiko tinggi% dan 4 adalah nilai tertinggi "risiko

    rendah%.

    • 2ilai ) diberikan kepada klien dengan keadaan asupan

    giAi yang sangat buruk,

    • 2ilai # diberikan kepada klien dengan keadaan mungkin

    kurang asupan nutrisi,

    • 2ilai & diberikan kepada klien dengan keadaan cukup

    asupan nutrisi,

    • 2ilai 4 dinerika kepada klien yang baik asupan

    nutrisinya, yaitu klien dengan keadaan makan makanan

    yang diberikan. "ari, #$)#%.

    F ik i ! k

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    20/31

    • Friksi an !esekan• Pada subskala ini terdapat & "tiga% tingkat nilai, yaitu> ) adalah nilai

    terendah "risiko tinggi% dan & adalah nilai tertinggi "risiko rendah%.

    • 2ilai ) diberikan pada klien dengan masalah, yaitu klien yang

    memerlukan bantuan sedang sampai maksimum untuk bergerak. 5idakmampu mengangkat tanpa terjatuh. eringkali terjatuh ke atas tempat

    tidur atau kursi, sering membutuhkan maksimum untuk posisi kembali

    ejang, kontraktur atau agitasi menyebabkan friksi terus menerus.

    • 2ilai # diberikan kepada klien dengan masalah yang berpotensi, yaitu

    klien yang bergerak dengan lemah dan membutuhkan bantuanminimum. elama bergerak kulit mungkin akan menyentuh alas tidur,

    kursi, alat pengikat atau alat lain. ebagian besar mampu

    mempertahankan posisi yang relatif baik diatas kursi atau tempat tidur,

    tapi kadang/kadang jatuh ke bawah.

    • 2ilai & diberikan kepada klien yang tidak memiliki masalah, yaitu klien

    yang bergerak di atas tempat tidur maupun kursi dengan mandiri danmempunyai otot yang cukup kuat untuk mengangkat sesuatu sambil

    bergerak. Mampu mempertahankan posisi yang baik di atas tempat

    tidur atau kursi.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    21/31

    • 2ilai total pada pada skala Braden ini berada

    pada rentang 0/#&, tergantung pada hasilpenilaian perawat tersebut.

    • 5otal nilai rendah menunjukkan risiko tinggi

    dekubitus, sehingga perlu pencegahan segera.

    • lien dewasa di rumah sakit dengan nilai )0

    atau kurang dan klien lansia dengan ) ataupun

    )C dianggap berisiko. "ari, #$)#%.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    22/31

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    23/31

    • Penggunaan BradenFs cale untuk pengkajian risiko

    dekubitus telah diteliti reliabilitas dan 1aliditasnya oleh

    beberapa peneliti.

    • Penelitian lain menyatakan  #nter$rater reliability tool  ini

    dilaporkan berkisar antara CC' / ==', dengan spesifitas

    04' / =$' dan sensitifitas C& ( )$$'. kan tetapi, tidak

    semua penelitian mendukung penggunaan skala braden

    pada beberapa pertimbangan dan aspek demografis

    penelitian.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    24/31

    91idences ay..

    • Penelitian yang dilakukan oleh eongsook tahun #$$# di orea

    elatan untuk membandingkan 1aliditas alat risiko ulkus tiga

    tekanan7 kala Gubbin dan Hackson, Braden, dan Douglas. Data

    dikumpulkan tiga kali per minggu 4C/# jam setelah masuk

    berdasarkan tiga skala untuk mengukur risiko dekubitus. Data

    diperoleh dari ))# unit perawatan intensif "*G+% pasien di rumah

    sakit pendidikan +lsan, orea selama )) Desember #$$$ untuk

    )$ 3ebruari #$$). 9mpat elemen yang dilihat adalah sensiti1itas,

    spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif. !asilnya

    adalah sebagai berikut7 kala Gubbin dan

    Hackson7 C=', 0)', :)', =#', kala Braden7 =', #0', &',=:', dan kala Douglas7 )$$', )C', &4', )$$'. ecara

    keseluruhan, skala Gubbin dan Hackson menunjukkan 1aliditas

    terbaik di antara skala diuji

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    25/31

    • Penelitian lain yang dilakukan di Ghina daratan pada tahun #$$:

    digunakan untuk mengembangkan skala Braden yang dimodifikasi,

    untuk menge1aluasi 1aliditas prediktif,

    dan untuk mengidentifikasi risiko tekanan ulkus agar lebih 1alid untukaplikasi di rumah sakit. Penerapan awal dengan skala Braden yang

    dimodifikasi dengan penambahan subskala jenis kulit dan body build .

    Penelitian ini.melibatkan empat ratus dua puluh sembilan subyek yang

    dirawat di dua rumah sakit perawatan akut di Daratan Ghina dalam

    waktu #4 jam dan bebas dekubitus pada saat masuk. !al ini diikuti

    pengkajian kulit setiap hari untuk mencatat setiap luka tekan yangdilakukan oleh perawat. !asilnya sembilan subjek memiliki dekubitus

    terdeteksi pada 5ahapan * "C='% dan ** "))'% setelah rata/rata dirawat

    selama )) hari. Pada skala yang dimodifikasi ini, menunjukkan bahwa

     jenis kulit dan body building yang tinggi adalah faktor prediktif yang

    signifikan, sedangkan giAi adalah yang paling tidak berpengaruh. +ji1aliditas prediktif melaporkan bahwa skala Braden yang dimodifikasi

    menunjukkan keseimbangan yang lebih baik dari sensiti1itas "C='%

    dan spesifisitas ":'% pada skor skala Braden dan 2orton.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    26/31

    • Dalam penelitian Lahmann dkk "#$$=% di Herman,

    menemukan bahwa tidak semua subskala dalam skala

    Braden memiliki pengaruh yang sama dalam

    menentukan risiko terjadinya dekubitus. ubskala yang

    paling mempengaruhi terjadinya dekubitus menurutpenelitian tersebut adalah subskala friksi dan gesekan.

    ubskala yang dianggap penting selanjutnya adalah

    nutrisi dan aktifitas. edangkan yang dianggap paling

    tidak mempengaruhi dalam subskala tersebut adalahpersepsi sensori.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    27/31

    • Dalam penelitian terbaru, oleh Page dkk "#$)$% di ustralia,

    ditemukan bahwa suatu skala penilai risiko terjadinya dekubitus

    yang terbaru dan memiliki keefektifitasan yang lebih tinggi daripadaskala Braden sedang dikembangkan oleh 5he 2orthern !ospital

    !uman 8esearch 9thics Gommittee dan the 2orthern Glinical

    8esearch Gentre and the *njury Pre1ention +nit at the 2orthern

    hospital., ustarlia. kala ini dinamakan 5he 2orthern !ospital

    Pressure +lcer Pre1ention Plan "52!/P+PP%. elain memilikikeefektifitasa yang lebih tinggi, skala 52!/P+PP ini lebih mudah

    digunakan dan tidak memerlukan pelatihan untuk

    menggunakannyaPenelitian lain dilakukan pada kelompok anak

    yang beresko mengalami luka tekan, yang dilakukan oleh nthony

    tahun #$)$ di *nggris yang membandingkan tiga metode penilaianresiko berupa skala Braden, -la1in dan -lamorgan, didapatkan

    hasil bahwa skala -lamorgan memiliki kemampuan prediksi yang

    lebih tinggi dan ebih baik dari dua skala yang lain.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    28/31

    • Penelitian yang dilakukan oleh eong/!i Park tahun

    #$): menunjukkan bahwa penggunaan Braden cale

    sebagai instrument pengkajian resiko pada luka

    decubitus memiliki nilai 1aliditas menengah. Dua puluh

    satu studi diagnostik dengan kualitas metodologi yang

    tinggi, yang melibatkan 0$$ pasien, secara Meta/

    analisis menunjukkan bahwa sensiti1itas skala bradenadalah $,# "=:' G* $,0C, $,:%> dengan spesifisitas

    $,C) "=:' G* $,C$,

    $.C#%, dan s8IG +G adalah $,C4 "9 J $,$#%. ebuah

    analisis rinci menegaskan bahwausia dan referensi standar adalah faktor/faktor yang

    mempengaruhi akurasi diagnostik

    kala Braden

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    29/31

    • Penelitian lain yang dilakukan oleh Kidodo "#$$% berjudul +ji epekaan

    *nstrumen Pengkajian 8isiko Dekubitus Dalam Mendeteksi Dini 8isiko

    ejadian Dekubitus dijelaskan bahwa dari beberapa instrument, termasuk

    skala Braden, skala 2orton memiliki kemampuan mendeteksi risiko

    kejadian dekubitus sangat tinggi yaitu pada hari ketiga sebesar #,:',hari keenam ##,:' dan pada hari ke/sembilan sebesar )#,:'. Bila

    dibuat rata/rata risiko sangat tinggi kejadian dekubitus pada skala 2orton

    adalah #$,', risiko tinggi :,:', dan risiko sedang #),C', serta tidak

    ada responden yang di deteksi risiko rendah dengan menggunakan skala

    2orton.

    • !asil penelitian ini sangat rele1an dengan penelitian yang dilakukan oleh;an marum, Ioms, 8ibbe ;an 9ijk dalam !andoyo "#$$#% yang

    menyimpulkan bahwa skala 2orton lebih baik mendeteksi risiko dekubitus

    pada pasien yang dirawat di 2ursing home dibandingkan dengan skala

    yang lain.

    • karena skala 2orton merupakan skala yang paling simpel dan mudahuntuk digunakan oleh perawat dalam menentukan derajat risiko

    dekubitus, sehingga hal ini akan mempermudah perawat dalam merekam

    hasil dari pasien yang akan dinilai dengan skala 2orton dibandingkan

    dengan skala lain yang lebih rumit seperti skala Katerlow

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    30/31

    • !asil studi ini sama dengan studi yang dilakukan oleh Bergstrom et

    al, dalam !andoyo "#$$#%. Dalam penelitiannya menyimpulkanbahwa skala Braden dan 2orton mempunyai kemampuan yang

    tinggi dibanding dengan skala M2 dan Katerlow dalam

    mengklasifikasikan derajat risiko terhadap kemungkinan timbulnya

    dekubitus. !al ini dikarenakan beberapa faktor. Pertama jumlah

    item yang ada pada skala Braden dan 2orton lebih terfokus kearah

    faktor penyebab timbulnya dekubitus seperti akti1itas dan mobilitas.

    edua komponen skala pada kedua skala tersebut diatas juga

    sangat simpel dan mudah dimengerti. !al inilah yang

    memungkinkan skala Braden dan 2orton memiliki kemampuan yang

    sama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah,

    bahwa dalam penelitian ini skala 2orton lebih peka dalammendeteksi dini skala dekubitus. Pada hari ketiga, keenam, dan

    kesembilan, skala 2orton lebih peka dalam mendeteksi dini risiko

    dekubitus pada pasien tirah baring dibanding skala Braden.

  • 8/15/2019 braden ppt.ppt

    31/31

    • kala Braden dan skala 2orton akan mendeteksi dini dekubitus

    dengan rata/rata "mean% yang semakin mengecil. !al inimenunjukkan bahwa penilaian angka risiko dekubitus dapat

    berubah/ubah setiap hari sesuai dengan kondisi pasien, dan

    pelayanan perawatan yang diberikan dalam upaya mencegah risiko

    dekubitus. Disamping itu, peran perawat dalam memberikan

    penyuluhan kesehatan pada keluarga agar dapat merawatkeluarganya juga berpengaruh terhadap pencegahan dekubitus

    pada pasien tirah baring. !al ini sesuai penelitian Dihardjo dkk.,

    "#$$:% yang menyatakan bahwa keterlibatan keluarga dalam upaya

    pencegahan dekubitus pada pasien defisit neurologis di ruang

    Dahlia 8+P dr. ardjito ogyakarta termasuk dalam kategori baik.Peran perawat sebagai pemberi informasi yang benar dan akurat

    mengenai dekubitus dan pencegahanya kepada pasien dan

    keluarganya perlu ditingkatkan.