briket batubara xi.pptx
TRANSCRIPT
BRIKET BATUBARA
BRIKET BATUBARA
Briket batubara merupakan energi alternatif atau pengganti minyak tanah dan kayu bakar yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal, mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana
Di Indonesia, pengembangan briket batubara diperkenalkan sejak tahun 1993, namun hingga kini tidak dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat perkembangan briket batubara selama kurun waktu 2001 2008 yang fluktuatif
Di masyarakat, pemanfaatan briket batubara digunakan pada industri kecil atau industri rumahan tertentu sebagai bahan bakar, seperti industri pengeringan gerabah, pembakaran bata, tahu/tempe, katering/restoran, tepung ikan, pemindangan ikan, kerupuk, pengeringan bawang, pengeringan tembakau, pembakaran kapur, dan obat nyamuk.
Namun yang paling dominan dan memasyarakat penggunaan briket batubara adalah pada peternakan ayam, yaitu sebagai penghangat anak ayam.
PENGGUNAAN BRIKET PADA PETERNAKAN AYAM
KOMBARA
PERKEMBANGAN PENGGUNAAN BATUBARA PADA INDUSTRI BRIKET BATUBARA
TUJUAN PEMBRIKETAN
Tujuan utama pembriketan batubara adalah untuk membuat bahan bakar padat serbaguna dari batubara dengan kemasan dan komposisi yang lebih baik agar mudah dan nyaman digunakan jika dibandingkan dengan menggunakan batubara secara langsung. Untuk memperoleh briket batubara yang baik diperlukan batubara yang baik, terutama yang memiliki kandungan sulfur dan abu rendah (Schinzel, 1961).
BRIKET BATUBARA
PABRIK PENGOLAHAN BRIKET
BRIKET BATUBARA JENIS KENARI
Pembriketan tanpa bahan pengikat
Ikatan partikel yang terjadi pada proses pembriketan yang tidak menggunakan bahan pengikat disebabkan adanya gaya kohesi antara partikel. Akibat tekanan yang diberikan saat pembriketan, partikel-partikel batubara akan berusaha menyusun diri sehingga dicapai suatu susunan yang stabil.
Karena terjadinya gaya kohesi antara partikel, susunan partikel ini akan membentuk suatu massa yang kompak. Gaya kohesi antara partikel yang terjadi sebanding dengan luas bidang kontak antara partikel. Semakin besar luas bidang kontak, akan semakin banyak terjadi persentuhan sehingga ikatan partikel menjadi semakin kuat (Schinzel, 1961).
Briket yang dibuat dari batubara peringkat rendah (lignit) pada umumnya tidak diperlukan bahan pengikat. Batubara bituminus dan antrasit pada umumnya memerlukan pengikat.
Pembriketan dengan bahan pengikat
Mekanisme utama dari kompaksi batubara menjadi briket pada pembriketan dengan bahan pengikat adalah daya ikat antar partikel dengan bahan pengikat semata. Pembuatan briket pada prinsipnya adalah menyatukan partiket-partikel lepas menjadi suatu bentuk yang kompak, dimana rongga antar partikel lepas berkisar antara 35-55% (tergantung pada distribusi ukurannya), dengan pemberian tekanan akan memaksa partikel lebih erat satu sama lainnya dan mengurangi kekosongan sampai 10%, tergantung pada material yang digunakan.
Briket batubara dapat dibuat dari bermacam-macam rank batubara, tergantung pada jenis batubara yang ada, misalnya: lignite, sub-bituminous, bituminous, semi antrasit dan anthrasite. Kualitas briket batubara dapat dipengaruhi oleh kualitas batubara yang digunakan. Batubara yang mengandung zat terbang yang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap hitam dan berbau tidak sedap.
SPESIFIKASI BRIKET
Spesifikasi Briket (Palm kernel shell, 2009):
Moisture:max5%
Ash content: max 4%
Volatile: max 12%
Fixed carbon: min 78%
Grosscalorific value: min 30,000 kJ/kg