buku panduan penggunaan pajak rokok.pdf
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014
PANDUAN UMUMPENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK
UNTUK BIDANG KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas ijin dan rakhmat-Nya sehingga Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan dapat disusun dan diterbitkan.
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 31
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, mengatur bahwa dari dana pajak rokok minimal 50 % dipergunakan untuk pelayanan kesehatan dan penegakan hukum.
Sesuai kewenangan pemerintah pusat yaitu menyusun
norma-standar-prosedur dan kriteria (NSPK) sesuai dengan bidang atau kewenangan masing-masing, maka Kementerian Kesehatan bersama-sama Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri memandang perlu adanya Panduan umum tentang penggunaan pajak rokok untuk bidang kesehatan.
Panduan umum ini memuat tentang penggunaan pajak
rokok untuk pelayanan kesehatan, yaitu; pertama untuk kegiatan upaya kesehatan masyarakat, meliputi ; kegiatan pencegahan, pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau, kegiatan upaya penegakan hukum dalam kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR), kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat, dan kedua untuk pelayanan kesehatan perorangan, meliputi kegiatan upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dan kegiatan upaya peningkatan SDM kesehatan dalam upaya kesehatan perorangan. Kegiatan upaya kesehatan masyarakat mencakup ; penyediaan data dasar dan analisis situasi, peningkatan kapasitas SDM, bina suasana, advokasi, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan.
Panduan ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dalam penggunaan pajak rokok untuk bidang kesehatan sehingga penggunaannya dapat dilaksanakan secara tepatguna, tepat sasaran dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam penyusunan panduan ini Semoga panduan ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Jakarta, Maret 2014 Kepala Pusat Promosi Kesehatan dr. Lily S. Sulityowati, MM
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut, sangat diperlukan adanya peran serta aktif masyarakat, dan juga dukungan lintas sektor baik dalam bentuk kebijakan/regulasi, maupun dukungan sumber daya (dana, tenaga dan sarana prasarana).
Kami memberikan apresiasi kepada Kementerian Keuangan Republik Indonesia, telah mendorong lahirnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa salah satu sumber pajak daerah adalah pajak rokok. Penggunaan pajak rokok ini seperti yang tertuang dalam pasal 31 adalah minimal 50% dari pajak yang diterima diperuntukan bagi upaya kesehatan masyarakat dan penanganan aspek hukum.
Adanya pajak daerah ini sebagai sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk upaya peningkatan kesehatan di daerah, karena selama ini banyak program atau kegiatan kesehatan di daerah yang tidak bisa terlaksana, antara lain karena kendala tidak tersedianya dana.
Dana pajak tersebut agar bisa dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, Kementerian Kesehatan bersama-sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Akademisi, dan Profesi Promosi Kesehatan telah menyusun Pedoman Umum Penggunaan Pajak Rokok untuk bidang kesehatan.
Pada pedoman ini penggunaan dana pajak rokok lebih diprioritaskan untuk upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), karena upaya kuratif-rehabilitatif saat ini sudah ditangani melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN), justru kita perlu banyak melakukan upaya yang bersifat promotif preventif, selain akan lebih meningkatkan kesehatan masyarakat, juga dapat lebih efisien penggunaan dana yang bersifat kuraitf-rehabilitatif, yang saat ini ditangani oleh BPJS.
Kami sampaikan bahwa hal terpenting dalam era otonomi daerah adalah Pemerintah Daerah (provinsi maupun kabupaten/ kota) bisa memanfaatkan dana ini untuk peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya melalui upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga pelayanan kesehatan kuratif rehabilitatif.
Kami menyambut baik atas terbitnya pedoman ini, dan mengharapkan peranan dan dukungan semua pihak, khususnya Kementerian Dalam Negeri pada implementasi penggunaan dana pajak rokok ini agar berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Semoga Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini bisa menjadi pedoman bagi daerah, sehingga dana tersebut bermanfaat untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Jakarta, Maret 2014 Sekretaris Jenderal, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS NIP. 195408112010061001
PANDUAN UMUM PENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK BIDANG
KESEHATAN
DAFTAR ISI Kata Pengantar Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Tujuan
1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus
C. Sasaran D. Dasar Hukum E. Pengertian
BAB II PENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
A. Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Konsumsi Rokok dan Produk Tembakau Lainnya
B. Kegiatan Upaya Penegakan Hukum dalam Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 1. Upaya Penegakan KTR melalui Mekanisme Hukum 2. Upaya Penegakan KTR melaui Mekanisme
Partisipatif C. Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Kegiatan Upaya Penurunan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Cedera
2. Kegiatan Upaya Penurunan Faktor Risiko Penyakit Menular
3. Kegiatan Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, dan Lansia
4. Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Perilaku Berisiko pada Remaja
D. Kegiatan Peningkatan SDM Kesehatan dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
BAB III PENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
A. Kegiatan Upaya Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
B. Kegiatan Upaya Peningkatan SDM Kesehatan dalam Upaya Kesehatan Perorangan
BAB IV PENUTUP LAMPIRAN
A. STRATEGI PENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK BIDANG KESEHATAN 1. Penyediaan Data Dasar dan Analisis Situasi 2. Peningkatan Kapasitas SDM 3. Bina Suasana 4. Advokasi 5. Pemberdayaan Masyarakat 6. Kemitraan
B. ESTIMASI PENERIMAAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK BIDANG KESEHATAN BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010
DAFTAR ISTILAH
AKB ANGKA KEMATIAN BAYI AKI ANGKA KEMATIAN IBU APBD ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH APBN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA ASI AIR SUSU IBU BOK BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN BPJS BADAN PENYELENGGARA JAMINANA SOSIAL DAK DANA ALOKASI KHUSUS DALYs DISABILITY ADJUSTED LIFE YEARS DAU DANA ALOKASI UMUM DBD DEMAM BERDARAH DENGUE DBHCHT DANA BAGI HASIL CUKAI DAN TEMBAKAU DPRD DEWAN PERWAKILAN DAERAH DTPK DAERAH TERPENCIL PERBATASAN DAN
KEPULAUAN HIV HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS AIDs ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME IMS INFEKSI MENULAR SEKSUAL JKN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL KIE KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI KLB KEJADIAN LUAR BIASA KNPI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA KTR KAWASAN TANPA ROKOK LSM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MDGs MILLENIUM DEVELOPMEN GOALS MMC MASS MEDIA CAMPAIGN MoU MEMORANDUM OF UNDERSTANDING MSG MONOSODIUM GLUTAMATE NAPZA NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA NCDs NON COMMUNICABLE DISEASES
OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH PDRD PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PHBS POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PKPR PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PKRS PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT PM PENYAKIT MENULAR PMR PALANG MERAH REMAJA PMS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PTM PENYAKIT TIDAK MENULAR RI REPUBLIK INDONESIA RKUD REKENING KAS UMUM DAERAH RS RUMAH SAKIT RT RUKUN TETANGGA RW RUKUN WARGA SDH SOCIAL DETERMINANT HEALTH SDKI SURVEY DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA SKPD SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH SKRT SURVEI KESEHATAN RUMAH TANGGA SMS SHORT MESSAGE SERVICE TMMC TARGETED MULTI MEDIA CAMPAIGN TOT TRAINING OF TRAINER UKM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT UKP UPAYA KESEHATAN PERORANG UKS UNIT KESEHATAN SEKOLAH
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) mengatur kebijakan dalam hal sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintah daerah terutama pengaturan pembagian dan penggunaan pajak rokok sebagai salah satu jenis pajak daerah. Adapun besaran tarif pajak rokok adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok. Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh instansi pemerintah pusat yang kemudian disetor ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) provinsi secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk. Dana pajak rokok ini akan masuk ke RKUD Provinsi sebagai APBD provinsi dan akan ditransferkan ke Kabupaten/Kota. Pasal 94 ayat (1) butir C UU No. 28 tahun 2009 ini mengatur bahwa 70% (tujuh puluh persen) hasil penerimaan pajak rokok diserahkan kepada kabupaten/kota dan 30% (tiga puluh persen) diserahkan kepada provinsi.
Dalam pasal 31 UU No. 28 tahun 2009 diatur bahwa penerimaan pajak rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang. Pengertian pelayanan kesehatan dan penegakkan hukum yang dimaksud dalam pasal 31 tersebut tertuang dalam aturan penjelas Undang-Undang ini bahwa “pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain: kegiatan memasyarakatkan tentang bahaya merokok dan iklan layanan masyarakat mengenai bahaya merokok, pembangunan/pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana unit pelayanan kesehatan, serta penyediaan sarana
2
umum yang memadai bagi perokok (smoking area)”. Sedang penegakkan hukum yang dimaksud dalam aturan penjelas Undang-Undang ini adalah “penegakkan hukum sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah, yang dapat dikerjasamakan dengan pihak/instansi lain, antara lain: pemberantasan peredaran rokok ilegal dan penegakkan aturan mengenai larangan merokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan.” Tambahan dana APBD untuk kesehatan yang bersumber dari penerimaan pajak rokok ini bersifat “On Top” (tidak mengurangi alokasi APBD untuk kesehatan yang telah ada selama ini). Adapun besaran dana pajak rokok yang akan diterima oleh masing-masing daerah terlampir dalam lampiran Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami masalah multiple burden diseases, dimana penyakit menular masih banyak diderita oleh penduduknya disertai adanya serangan penyakit infeksi re-emergencies (DBD, malaria, dll) dan new-emergencies (flu burung, HIV/AIDs, dll). Selain itu, Indonesia juga harus menangani bermunculannya penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang belum teratasi. Dalam bahasa internasional, penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular dikenal sebagai Non-Communicable Diseases (NCDs), di Indonesia dikenal dengan Penyakit Tidak Menular (PTM). Tiga dekade terakhir, prevalensi PTM terus meningkat, dimana penyakit ini telah menjadi penyebab utama kematian di Indonesia sebagaimana tergambar dalam gambar 1.1 sebagai berikut:
3
Gambar 1.1 Distribusi Kematian pada Semua Umur menurut
Kelompok Penyakit menurut Data SKRT 1995-2001 dan Riskesdas 2007
Berdasarkan diagram 1.1 di atas, 6% kematian pada semua kelompok umur di Indonesia disebabkan karena gangguan maternal/perinatal, 6,5% kematian disebabkan karena cedera dan 28.1% kematian semua umur disebabkan oleh penyakit menular sedangkan 59,5% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, stroke dan pembuluh darah lainnya, diabetes, hipertensi, penyakit sendi, penyakit paru obstruktif kronik, cedera dan berbagai jenis penyakit kanker. Dengan kata lain, selain masalah penyakit menular dan masalah perinatal/maternal yang merupakan salah satu indikator Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia juga sedang mengalami transisi epidemiologi dimana morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular menjadi permasalahan kesehatan yang harus segera ditanggulangi. Senada dengan hal tersebut, data The Indonesian Burden of Disease, Injuries and Risk Factors: Level, Trends and Policy Implication tahun 2010 sebagai
4
berikut juga menggambarkan penyakit penyebab kematian saat ini yang lebih didominasi oleh penyakit tidak menular.
Tabel 1.1 The Indonesian Burden of Disease, Injuries and Risk Factors:
Level, Trends and Policy Implication tahun 2010 No. Nama Penyakit No. Nama Penyakit 1 Stroke 11 Penyakit Ginjal Kronik 2 Tuberculosis 12 Tyfoid 3 Diare 13 Neonatal sepsis 4 Cedera/Injury 14 Kanker Paru-Paru
5 Penyakit Jantung Iskemik 15 Peryakit Kardio dan Sirkulasi
6 Penyakit Saluran Nafas Kronik (PPOK) 16
Hipertensive Hearth Diseases
7 Diabetes Mellitus 17 COPD 8 Neonatal Enchephalopathy 18 Malformasi Congenital 9 Preterm Birth Complication 19 Maternal Disorders
10 Cirrosis 20 Malaria Sumber: Kosen, 2010
Signifikansi permasalahan penyakit tidak menular di Indonesia akan meningkat menjadi masalah kesehatan masyarakat berikutnya jika dilihat dari faktor risikonya. Adanya pengembangan standar hidup yang meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk ditengarai sebagai hal yang merubah pola hidup masyarakat. Perubahan pola hidup ini meningkatkan faktor risiko penyebab penyakit tidak menular sehingga turut meningkatkan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia. Akan tetapi, teori Barker mengenai epidemiologi penyakit tidak menular mengemukakan bahwa orang yang rentan dan kurang beruntung secara sosial akan sakit dan mati lebih cepat dibandingkan dengan orang-orang yang berkedudukan sosial lebih tinggi, oleh karena mereka berada pada kondisi dengan faktor risiko lebih dekat kepada
5
penyakit tidak menular, seperti gizi yang kurang dan lingkungan yang tidak sehat. Hal ini berarti tingkat morbiditas dan mortalitas akibat penyakit tidak menular dan faktor risikonya tidak hanya berpotensi kepada masyarakat dengan kelas ekonomi atas, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yang berpengaruh pada kesehatan (Social Determinant Health/SDH) yang berada di sekeliling kehidupan manusia sejak dari lahir, tumbuh, berkembang hingga bekerja, seperti: faktor pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan budaya kehidupan atau etnis.
Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan 3 (tiga) faktor risiko terbesar yang menyebakan penyakit tidak menular adalah rendahnya pola asupan makanan rendah sayur dan buah (93,6%), kurangnya aktivitas fisik (48,2%) dan tingginya pola konsumsi rokok (34,7%) penduduk Indonesia. Menurut data lain, yakni The Indonesian Burden of Disease, Injuries and Risk Factors: Level, Trends and Policy Implication, yang merupakan faktor risiko terbesar terhadap Disability Adjusted Life Year (DALYs) orang Indonesia tahun 2010 adalah pola makan yang berisiko (dietary risks), tekanan darah tinggi dan perilaku merokok. Hasil publikasi studi Soewarta Kosen tahun 2012 menunjukkan 12,7% kematian yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyakit yang terkait dengan rokok. Dengan kata lain, terdapat 190.260 kematian yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyakit yang terkait dengan rokok, dengan 100.680 kematian untuk laki-laki dan 89.580 kematian untuk perempuan. Adapun beban kerugian ekonomi akibat hilangnya waktu produktif terkait meningkatnya kematian, kesakitan, dan disabilitas terkait dengan merokok adalah sebesar Rp105,3 triliun per tahun. Rata-rata biaya rawat inap yang dihabiskan akibat penyakit terkait merokok adalah Rp1,38 triliun per tahun, sedang rata-rata biaya rawat jalan akibat penyakit terkait merokok adalah Rp0,26 triliun per tahun.
6
Saat ini Indonesia tengah menyusun skema jaminan sosial yang akan berlaku secara bertahap mulai 1 Januari 2014 melalui implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dimana setiap penduduk akan memperoleh hak kesehatan tanpa terkecuali (Universal Health Coverage). Dengan demikian, Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) akan dibiayai oleh dana JKN dari anggaran pembiayaan kesehatan Indonesia dalam APBN dan kumpulan premi pesertanya. Pada dasarnya, anggaran pembiayaan kesehatan Indonesia dalam APBN sendiri masih sangat rendah, yakni sekitar 2 ,5% - 3% Produk Domestik Bruto per tahunnya, padahal seharusya 5% dari APBN dan 10% dari APBD. Data National Health Account Indonesia tahun 2011 menyebutkan 50% dari belanja kesehatan Indonesia diperuntukkan untuk kegiatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, yakni 28,46% untuk rawat inap, 21,71% untuk rawat jalan dan 0,15% untuk kegiatan rehabilitatif. Sementara belanja kesehatan Indonesia diperuntukkan untuk kegiatan yang bersifat promotif dan preventif hanya 8,11%.
Gambar 1.2 Diagram Belanja Kesehatan Indonesia Menurut Fungsinya
Tahun 2011
Sumber: National Health Account, 2011
7
Pembiayaan kegiatan Upaya Kesehatan Perortangan atau UKP (kuratif dan rehabilitatif lainnya) telah dibiayai oleh APBN dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sementara untuk kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat atau UKM (promotif preventif) dan pemberdayaan masyarakat masih sangat minim. Oleh karenanya, penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan diprioritaskan untuk membiayai kegiatan UKM (promotif preventif) dan pemberdayaan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan kegiatan UKP (kuratif dan rehabilitatif lainnya) sesuai kebutuhan daerah masing-masing. Adapun harapan dampak jangka panjang dari penggunaan dana pajak rokok untuk kesehatan ini akan mampu menekan biaya kesehatan, sehingga program JKN dapat berlangsung dengan berkesinambungan.
Dengan kata lain, peruntukan dana pajak rokok untuk kesehatan ini diharapkan dapat mengisi kekurangan dari program yang ada diluar belanja kesehatan rutin daerah. Sehingga tambahan dana APBD untuk kesehatan yang bersumber dari penerimaan pajak rokok yang bersifat “On Top” ini merupakan sumber pendapatan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang diharapkan penggunaannya dapat difokuskan ke pembiayaan kegiatan UKM (promotif preventif) dan pemberdayaan masyarakat agar dapat selaras dengan upaya percepatan pembangunan kesehatan 2015-2019.
8
Gambar 1.3 Kerangka Berpikir Upaya Percepatan Pembangunan
Kesehatan 2015-2019
Definisi pelayanan promotif dan preventif dalam hal ini didasarkan pada Pasal 1 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Pelayanan kesehatan promotif didefinisikan sebagai suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan bersifat promosi kesehatan. Sedang pelayanan kesehatan preventif didefinisikan sebagai suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu permasalahan kesehatan atau penyakit.
Kementerian Kesehatan RI membuat Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap derajat kesehatan
UU No 17 Th 2007 tentang RPJPN 2005-2025
Amanat: UU No 36 Th
2009 tentang Kesehatan
Perpres 72/2012 SKN
Penguatan UKM: promprev dan pemberdayaan masyarakat
Upaya Percepatan Pembangunan Kesehatan
Upaya dan Organisasi Pembangunan Kesehatan di Pusat
Upaya Organisasi Pembangunan Kesehatan di Daerah
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pemerintah Daerah
UU No 32 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah
Amanat: UU No 40 Th
2004 tentang SJSN
UU No 24 Th 2011 tentang BPJS2012 SKN
Penguatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP): JKN
9
masyarakat Indonesia. Panduan umum ini dibuat bersama Kementerian Keuangan RI, Kementerian Dalam Negeri RI dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LD FEUI). Panduan Umum ini membahas mengenai pengalokasian dana pajak rokok untuk bidang kesehatan agar pemanfaatan dana pajak rokok tepat sasaran sesuai dengan amanat UU No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Seluruh kegiatan dalam Panduan Umum ini merupakan “paket menu komprehensif” yang bersifat optional, berdasarkan kebutuhan penanganan permasalahan kesehatan masing-masing daerah. Dimana perencanaan dan penentuan program penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan ini diharapkan dapat melibatkan masyarakat sesuai dengan sistem atau peraturan perencanaan yang sudah berlaku dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Penggunaan dana pajak rokok diperuntukan untuk kegiatan penanganan masalah kesehatan yang belum didanai dari APBN, APBD, DAK, DAU, Dana Dekonsentrasi & Tugas Perbantuan, DBHCHT, dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan sumber pembiayaan kesehatan lainnya di masing-maisng daerah. Sehingga Pemerintah Daerah dan SKPD lintas sektor di daerah dirasa perlu untuk memilih kegiatan mana yang sudah dan belum didanai oleh sumber dana tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada duplikasi atau overlapping sumber pendanaan untuk suatu kegiatan sebagaimana arahan dari Kementerian Keuangan RI. Oleh karenanya, pelaksanaaan dan perencanaan kegiatan yang tercantum dalam panduan ini dapat dilakukan dengan melibatkan peran lintas sektor dan masyarakat. Berdasarkan pengalaman di beberapa daerah, peruntukan dana DAK, Dana Dekon & Tugas Perbantuan dan DBHCHT lebih diarahkan pada pembangunan kesehatan secara fisik, oleh karenanya akan lebih tepat guna jika peruntukan penggunaan dana pajak
10
rokok ini diutamakan untuk kegiatan UKM (promotif preventif) dan pemberdayaan masyarakat.
Gambar 4.1 Skema Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang
Kesehatan Pasal 31 UU No. 28 tahun 2009: penerimaan pajak rokok, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.
Selain itu, pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dana pajak rokok di setiap daerah dilakukan dengan memperhatikan panduan pembagian urusan bidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:
Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan &
Penegakan Hukum (50%)
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) A. Pengendalian Konsumsi Rokok dan Produk Tembakau
Lainnya B. Penegakan Hukum dalam Kebijakan KTR C. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Upaya Penurunan Faktor Risiko PTM & Cedera 2. Upaya Penurunan Faktor Risiko Penyakit Menular 3. Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan
Lansia 4. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Perilaku
Berisiko pada Remaja
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) A. Peningkatan Sarana & Prasarana Kesehatan, baik di
Faskes Primer maupun Faskes Lanjutan. B. Peningkatan Kualitas SDM Upaya Kesehatan
Perorangan
Dana Pajak Rokok
Dana Pajak Rokok untuk
Pembangunan Bidang Lainnya
11
No Sub Urusan Sub-Sub Urusan Pusat Provinsi Kabupaten/Kota
1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
Pengelolaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di kantor-kantor pemerintahan milik Pusat, RSU milik Pusat, Perguruan Tinggi, serta organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan tingkat Pusat
Pengelolaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di kantor-kantor milik Pemerintah Provinsi, RSUD provinsi, Sekolah menengah dan sederajat, tempat-tempat umum (bandara, pelabuhan, stasiun, pusat olahraga, pusat pertunjukkan), serta organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan tingkat provinsi
Pengelolaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di tingkat masyarakat, kantor-kantor milik Pemerintah kabupaten/kota, puskesmas, RSUD kabupaten/kota, sekolah pendidikan dasar, tempat-tempat umum (pasar, pusat perbelanjaan, terminal, dermaga), serta organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan tingkat kabupaten/kota
Bina Suasana Bina suasana individu, Publik, organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan di tingkat nasional
Bina suasana individu, organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan di tingkat provinsi
Bina suasana individu, kelompok, dan masyarakat umum di tingkat kabupaten/kota (termasuk desa dan kecamatan)
Advokasi Advokasi tokoh masyarakat formal dan informal di tingkat nasional
Advokasi tokoh masyarakat formal dan informal di tingkat provinsi
Advokasi tokoh masyarakat formal dan informal di tingkat kabupaten/kota
Kemitraan Kemitraan dengan Organisasi masyarakat tingkat nasional
Kemitraan dengan Organisasi masyarakat tingkat provinsi
Kemitraan dengan Organisasi masyarakat tingkat kabupaten/kota
Pelatihan Pelatihan promosi kesehatan kepada petugas provinsi
Pelatihan promosi kesehatan bagi petugas kabupaten/kota
Pelatihan kader, tokoh masyarakat, dan petugas promosi kesehatan di Puskesmas
12
B. Tujuan Tujuan dari penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan, antara lain:
1. Tujuan Umum Penggunaan dana pajak rokok yang tepat guna, tepat sasaran, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
2. Tujuan Khusus
1) Penggunaan dana pajak rokok dapat tepat guna, tepat sasaran, dan sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan negara dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
2) Penggunaan dana pajak rokok dapat mendukung tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
3) Penggunaan dana pajak rokok dapat mengurangi faktor risiko penyakit tidak menular dan cedera.
4) Penggunaan dana pajak rokok dapat mengurangi faktor risiko penyakit menular.
5) Penggunaan dana pajak rokok dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu, anak serta lansia.
6) Penggunaan dana pajak rokok dapat mendukung upaya pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
7) Penggunaan dana pajak rokok ini akan mendorong pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mereka untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
8) Penggunaan dana pajak rokok dapat meningkatkan dukungan kebijakan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular
13
dan cedera, penyakit menular, kesehatan ibu, anak dan lansia, serta perilaku berisiko pada remaja.
C. Sasaran Sasaran dari Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini, antara lain:
1. Dinas Kesehatan di tiap provinsi dan kabupaten/kota.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas dan jaringannya) di tiap provinsi dan kabupaten/kota.
3. Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, antara lain: jajaran Pemerintah Daerah, Badan Perencanaan Daerah, Dinas Pendapatan Daerah atau Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah, Badan Pemberdayaan Masayarakat, Badan Pengawas dan Lembaga Penegak Peraturan Daerah.
4. DPRD di tiap provinsi dan kabupaten/kota
5. Akademisi dan Organisasi Profesi Kesehatan di masing-masing daerah.
6. Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat peduli kesehatan di masing-masing daerah.
D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
14
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 115/PMK.07/2013 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok
10. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 188/Menkes/PB/I/2011 dan No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok
E. Pengertian Dalam Panduan Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini yang dimaksud dengan: 1. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
15
2. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
3. SDM Kesehatan
SDM Kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 541/Menkes/Per/VI/2008). Dalam Panduan Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini, SDM Kesehatan yang dimaksud dapat merupakan tenaga nonkesehatan, petugas penyuluh dan lain-lain diluar pengertian Tenaga Kesehatan.
4. Upaya Kesehatan
Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan/atau Masyarakat. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
16
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
6. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah)
7. Pemerintahan Daerah
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah)
8. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan obat dan perbekalan kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan),
17
pengamanan makanan, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Hal ini menyesuaikan Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
9. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, swasta dan atau pemerintah, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Hal ini menyesuaikan dengan amanat Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
10. Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau
Kecil 1) Desa Terpencil
Desa Terpencil merupakan kawasan perdesaan yang terisolasi dari pusat pertumbuhan atau daerah lain akibat tidak memiliki atau kekurangan sarana (infrastrukur) perhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/perkembangan kawasan. Kriteria untuk menentukan (mengindikasikan) Desa Terpencil dalam kegiatan ini yaitu: 1. Daerah perdesaan (unit administratif desa) 2. Sarana/ Infrastruktur Aksesibilitas Kurang/Tidak
Ada (Jalan, Jembatan, dll) 3. Secara Geografis Jauh dari Pusat Pertumbuhan
18
4. Ada Isolasi Geografis yang memisahkan dari daerah lain
2) Desa Tertinggal Desa Tertinggal merupakan kawasan perdesaan yang ketersediaan sarana dan prasarana dasar wilayahnya kurang atau tidak ada (tertinggal) sehingga menghambat pertumbuhan/perkembangan kehidupan masyarakatnya dalam bidang ekonomi (kemiskinan) dan bidang pendidikan (keterbelakangan). Kriteria untuk menentukan (mengindikasikan) Desa Tertinggal dalam kegiatan ini yaitu: 1. Daerah perdesaan (unit administratif desa) 2. Prasarana Dasar Wilayah Kurang/Tidak Ada (air
bersih, listrik, irigasi) 3. Sarana Wilayah Kurang/Tidak Ada:
a. Sarana Ekonomi: (Pasar, Pertokoan, PKL, Industri)
b. Sarana Sosial: (Kesehatan dan Pendidikan) c. Sarana Transportasi: (Terminal, Stasiun,
Bandara, dll) 4. Perekonomian masyarakat rendah (Miskin/Pra
Sejahtera). 5. Tingkat Pendidikan Rendah (Terbelakang/
Pendidikan kurang dari 9 tahun). 6. Produkitivitas Masyarakat Rendah (Pengangguran
pada usia produktif) 3) Pulau-Pulau Kecil
Pulau-Pulau Kecil merupakan Suatu daratan yang pada saat pasang tertinggi tidak tertutupi air, dengan luas kurang dari 2.000 km², memiliki komunitas permukiman, memiliki keterbatasan sarana aksesibilitas dan ketersediaan sarana dan prasarana dasar wilayahnya kurang/tidak ada. Kriteria untuk menentukan (mengindikasikan) Pulau-Pulau Kecil dalam kegiatan ini yaitu:
19
1. Pulau dengan Luas < 2.000 km² 2. Memiliki Unit Komunitas (RT, RW, Desa, dst) 3. Sarana/Infrastruktur Aksesibilitas Kurang/Tidak
Ada (Dermaga, Bandar Udara) 4. Prasarana Dasar Wilayah Kurang/Tidak Ada (Air
Bersih, Listrik) 5. Sarana Wilayah Kurang/Tidak Ada:
a. Sarana Ekonomi: (Pasar, Pertokoan, PKL, Industri)
b. Sarana Sosial: (Kesehatan dan Pendidikan) c. Sarana Transportasi Lokal
11. Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif
Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah suatu kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
12. Pelayanan Kesehatan Kuratif
Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
13. Pelayanan Kesehatan Preventif
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu permasalahan kesehatan atau penyakit. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
20
14. Pelayanan Kesehatan Promotif Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan bersifat promosi kesehatan. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
15. Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Rencana Operasional Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI)
16. Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius), penyakit kronis, menahun yang karena panjangnya periode sakit tersebut membelanjakan sumber daya, terutama finansial, yang tidak sedikit atau biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Contoh penyakit tidak menular, antara lain: penyakit kardiovaskular, stroke dan pembuluh darah lainnya, diabetes, hipertensi, penyakit sendi, penyakit paru obstruktif kronik, cedera dan berbagai jenis penyakit kanker. (World Health Organization)
17. Faktor Risiko PTM
Faktor risiko PTM merupakan suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko yang dimaksud antara lain: kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, hyperglikemia, hipertensi,
21
hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar.
18. Penyakit Menular (PM)
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan. (World Health Organization)
19. Faktor Risiko PM
Faktor risiko PM merupakan suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PM pada seseorang atau kelompok tertentu, seperti udara dan/atau air yang tidak bersih, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dan lain-lain.
20. Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. (Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 188/Menkes/PB/I/2011 dan No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok)
21. Produk Tembakau
Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah.
22
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan). Produk tembakau dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini adalah termasuk rokok, e-cigarette dan sisha.
22. Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap, dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan)
23. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia merupakan suatu program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita, terutama dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Selain itu, upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini juga mencakup program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan penduduk usia lanjut usia, dalam rangka penyehatan, kemudahan akses dan peningkatan produktivitasnya.
23
24. Determinan Kesehatan Sosial / Social Determinant of Health (SDH) Social Determinant of Health di Indonesia adalah kondisi-kondisi yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, mulai dari lahir, tumbuh, bekerja dan menjadi tua, yang termasuk didalamnya kondisi sistem kesehatan, seperti: kemiskinan, kebijakan publik, ketahanan pangan, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, transportasi, lingkungan dan jaringan di sekitar. SDH dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini disebut juga sebagai faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan
25. Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Keluarga Sadar Gizi adalah suatu keluarga yang mampu mengenali, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut sebagai Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik dan dicirikan minimal dengan: o Menimbang berat badan secara teratur, o Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur 6 (enam) bulan (ASI ekslusif), o Makan beranekaragam, o Menggunakan garam beryodium, o Minum suplemen gizi (Tablet Tambah Darah, Kapsul
Vitamin A dosis tinggi, dll) sesuai anjuran.
26. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
27. Perilaku Berisiko
Perilaku Berisiko adalah setiap perilaku atau tindakan yang meningkatkan kemungkinan seseorang tertular atau
24
menularkan penyakit/masalah kesehatan. Dalam konteks pemanfaatan dana pajak rokok untuk kesehatan ini, perilaku berisiko yang dimaksud adalah penggunaan NAPZA, pencegahan tawuran, pencegahan perilaku aman dan tertib dalam berkendara, pengendalian HIV/AIDs dan Infeksi Menular Lainnya.
28. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi, seperti di dalam darah, air mani atau cairan vagina, dan ASI. Virus ini menyerang kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan berbagai penyakit yang datang. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular berbagai penyakit. Hal itu terjadi karena sistem kekebalan dalam tubuh menurun.
29. NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan, dan ketergantungan.
30. Zat Adiktif
Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya,
25
memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus zat. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan)
31. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. (Ditjen PPM & PL, 1997).
32. Populasi Berperilaku Risiko Tinggi
Populasi yang mempraktikkan perilaku berisiko tinggi melakukan tawuran, berkendara dengan tidak tertib dan aman, menggunakan NAPZA, terinfeksi HIV/AIDS dan IMS lainnya.
26
BAB II KEGIATAN PENGGUNAAN DANA PAJAK ROKOK
UNTUK KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
Adapun yang dimaksud dengan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan obat dan perbekalan kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan), pengamanan makanan, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Hal ini menyesuaikan Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Berikut adalah daftar kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan penggunaan dana pajak rokok untuk kegiatan upaya kesehatan masyarakat. Kegiatan ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan prioritas kebijakan kesehatan di masing-masing daerah.
A. Kegiatan Penggunaan Dana Pajak rokok untuk Pengendalian Konsumsi Rokok dan Produk Tembakau Lainnya Kondisi perokok di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi
27
merokok Indonesia sebesar 36,1% setara dengan 61 juta orang. Data tersebut diperkuat oleh Global Adults Tobacco Survey (GATS) 2011 yang menunjukkan prevalensi merokok di Indonesia sebesar 36,1%, dimana 67,4% laki laki di Indonesia merokok. Konsekuensi daripada itu, perlahan dan pasti penduduk Indonesia terancam oleh berbagai penyakit berbahaya akibat merokok yang cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Seluruh kegiatan dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini merupakan “paket menu komprehensif” yang bersifat optional, berdasarkan kebutuhan penanganan permasalahan kesehatan masing-masing daerah. 1. Penyediaan Data Dasar dan Analisis Situasi
Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka penyediaan data dasar (database) dan analisis situasi permasalahan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya serta dampak konsumsinya, termasuk sisha dan e-cigarette di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pengumpulan data mengenai beban konsumsi rokok
dan/atau produk tembakau lainnya di masing-masing daerah jika diperlukan.
2) Rekapitulasi dan penyimpulan data konsumsi rokok dan/atau produk tembakau lainnya, beserta penyakit akibat/berkaitan dengan rokok yang telah tersedia bagi masing-masing daerah bersumber dari data yang telah tersedia, seperti data Riskesdas, Susenas, SKRT, SDKI, dan lain-lain.
3) Rekapitulasi data penyakit berkaitan dengan dampak konsumsi rokok dan/atau produk tembakau lainnya di tingkat Puskesmas dan RS masing-masing daerah.
4) Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Data konsumsi rokok dan/atau produk tembakau lainnya, beserta penyakit akibat/berkaitan dengan rokok yang
28
disertai dengan faktor risikonya di masing-masing daerah.
5) Pembuatan buletin/newsletter/factsheet secara berkala terkait trend konsumsi rokok dan/atau produk tembakau lainnya, trend penyakit akibat/berkaitan dengan rokok dan/atau produk tembakau lainnya, beserta dampaknya di masing-masing daerah, baik dampak kesehatan, ekonomi, sosial maupun dampak psikologis dari konsumsi rokok.
6) Analisis situasi dan perencanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya melalui penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan, dengan melibatkan forum kota sehat dan/atau forum kesehatan di masing-masing daerah.
7) Sosialisasi hasil analisis situasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
2. Kapasitas SDM
Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka kapasitas SDM kegiatan pencegahan dan pengendalian permasalahan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, serta dampak konsumsi rokok termasuk sisha dan e-cigarette di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building siswa,
mahasiswa, sukarelawan, tenaga kepemudaan, petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, terutama berkenaan bahaya merokok, bahaya asap rokok dan cara berhenti merokok.
29
2) Pelatihan dan perbekalan pengetahuan yang berkesinambungan mengenai bahaya rokok dan produk tembakau lainnya, sampai dengan cara berhenti merokok.
3) Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai materi komunikasi sosial dalam upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya.
4) Pelatihan komunikasi sosial dan pembekalan cara penyusunan strategi menciptakan perubahan perilaku merokok, mengonsumsi sisha atau pun e-cigarette sesuai dengan situasi dan analisis permasalahan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah.
5) Pelatihan teknologi sosial media kepada petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya.
3. Bina Suasana Berikut ini pilihan kegiatan dalam rangka bina suasana upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette di masing-masing daerah, antara lain: 1) Gerakan memasyarakatkan bahaya merokok dan
produk tembakau lainnya dan/atau bahaya bahaya asap rokok.
a. Pelaksanaan kampanye dan gerakan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah.
30
b. Roadshow bahaya dan dampak merokok antar sekolah, tempat kerja dan tempat-temapat umum di masing-masing daerah.
c. Pemasangan billboard iklan bahaya merokok dan bahaya asap rokok di tempat-tempat publik.
d. Pengadaan kontes duta eliminasi konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, serta berbagai lomba antar desa terkait pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette, di masing-masing daerah.
e. Sosialisasi adanya klinik berhenti merokok di daerah masing-masing.
2) Menyelenggarakan sosialisasi/lokakarya/orientasi/sarasehan/semiloka dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi kesehatan dan institusi pendidikan di masing-masing daerah dalam rangka upaya gerakan dan mobilisasi sosial pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya.
3) Pelaksanaan pers briefing dan jumpa pers secara berkesinambungan agar kelompok media massa mengetahui permasalahan dan perkembangan terkini mengenai masalah konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya beserta dampaknya, sehingga terbentuk opini positif yang mendukung upaya pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
31
4) Menyebarluaskan pesan-pesan pencegahan dan pengendalian konsumsi dan dampak konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette, di masing-masing daerah melalui:
a. Produksi dan penayangan variety show di televisi nasional dan lokal.
b. Produksi dan penayangan iklan layanan masyarakat di televisi, koran dan majalah nasional dan lokal.
c. Penulisan dan penerbitan advertorial dan artikel secara reguler di koran dan majalah nasional dan lokal.
d. Pengembangan media seni, seperti musik, tarian, teater dan lainnya dalam upaya penyebarluasan pesan pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
e. Pembuatan iklan layanan masyarakat mengenai pengendalian konsumsi rokok dan penyakit akibat/berkaitan dengan rokok di media tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota masing-masing daerah.
5) Menyebarluaskan pesan-pesan pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan dampak konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette, di masing-masing daerah melalui: a. Pengembangan dan operasionalisasi website. b. Pengembangan dan operasionalisasi facebook. c. Pengembangan dan operasionalisasi twitter. d. Pengembangan dan operasionalisasi SMS gateway. e. Pengembangan dan operasionalisasi sosial media
lainnya.
32
6) Pemasangan media promosi kesehatan lainnya secara tematik dan serentak di RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu, Posbindu, serta di seluruh kantor pemerintahan/instansi dan mading/billboard/screen alun-alun masing-masing daerah mengenai pengurangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
7) Penyuluhan/KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) secara rutin mengenai bahaya merokok dan/atau bahaya asap rokok sampai dengan cara berhenti merokok pada tingkat rumah tangga, sekolah, kantor dan institusi lainnya sampai dengan ke pertemuan tingkat masyarakat di masing-masing daerah.
8) Optimalisasi kegiatan PKRS (Promosi Kesehatan di Rumah Sakit) berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
4. Advokasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka advokasi upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok termasuk sisha dan e-cigarette di masing-masing daerah, antara lain:
1. Pemetaan kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, baik kebijakan yang sudah ada maupun yang belum ada.
2. Sosialisasi hasil pemetaan kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya dengan
33
melibatkan forum kota sehat dan/atau forum kesehatan di masing-masing daerah.
3. Pembuatan dan/atau penegakkan regulasi terkait upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, antara lain: 1) Kegiatan fasilitasi pertemuan dan pembentukan
regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pembatasan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, antara lain: a. Pembentukan regulasi daerah mengenai
pembuatan dan/atau penegakkan aturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
b. Pembentukan regulasi daerah mengenai pelarangan seluruh mini dan/atau super market di masing-masing daerah untuk mencantumkan tulisan “Disini Jual Rokok” tanpa memajang rokok yang dijual di tokonya.
c. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pelarangan pembelian rokok oleh anak usia dibawah 18 tahun, termasuk larangan pembelian rokok secara satuan/eceran.
d. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pembatasan pemasangan iklan produk rokok dan produk tembakau lainnya di berbagai media masing-masing daerah.
e. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pembatasan peredaran rokok, sisha, e-cigarette, dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah.
34
f. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pembatasan pemberian dan penerimaan beasiswa, sponsorship dan upaya pemasaran rokok dan produk tembakau lainnya di daerah masing-masing.
g. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembatasan jumlah dan/atau pengaturan mini market berkonsep kafe, terutama untuk kalangan muda. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette, konsumsi gula, lemak, minuman bersoda, minuman berkafein, minuman beralkohol, junk food, dan diet tidak sehat lainnya, terutama pada penduduk usia muda.
4. Melaksanakan pelatihan advokasi kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette.
5. Melaksanakan kegiatan advokasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa terkait upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette.
6. Melaksanakan advokasi kepada pemilik/dewan redaksi agar bersedia menayangkan pesan-pesan terkait upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette dengan harga “bersahabat” dan pada waktu/halaman utama.
35
7. Menyelenggarakan lokakarya media tentang gerakan upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette untuk menyebarluaskan bahaya konsumsinya di daerah masing-masing.
8. Sosialisasi regulasi/peraturan yang terbentuk terkait upaya pencegahan dan penanggulangan konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette.
5. Pemberdayaan Masyarakat Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka pemberdayaan yang dapat dilakukan untuk upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette di masing-masing daerah. Kegiatan pemberdayaan ini dapat diterapkan, baik untuk pemberdayaan perorangan, kelompok maupun pemberdayaan masyarakat secara umum:
1) Upaya Pemberdayaan Perorangan (perorangan, kader, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh muda, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer di masing-masing daerah) dalam hal upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok, baik di rumah tangga, sekolah, tempat bekerja maupun di lingkungan secara umum. a. Pemberian pengetahuan dan pemberdayaan
mengenai cara pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
b. Pemberdayaan kader, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer untuk menginisiasi gerakan
36
pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette.
c. Konseling/bimbingan tenaga kesehatan terhadap pasien dan/atau masyarakat, terutama ibu hamil dan masyarakat dengan riwayat penyakit akibat/berkaitan dengan rokok dan asap rokok atau produk tembakau lainnya.
d. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan perseorangan oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
2) Upaya pemberdayaan kelompok (kelompok atau kelembagaan yang ada di masayarakat, seperti: RT/RW, kelurahan, kelompok adat, organisasi swasta, organisasi wanita, organisasi pemuda dan organisasi profesi) dalam hal upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok, baik di rumah tangga, sekolah, tempat bekerja maupun di lingkungan secara umum. a. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok-
kelompok penggerak pencegahan perilaku merokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette.
b. Pembentukan dan pemberdayaan keluarga sadar bahaya konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di masing-masing daerah, termasuk sisha dan e-cigarette.
c. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
3) Upaya pemberdayaan masyarakat dalam hal upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, baik di rumah tangga, sekolah, tempat bekerja maupun di lingkungan secara umum.
37
4) Optimalisasi kegiatan berbasis Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pemberdayaan Kader Kesehatan berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
5) Optimalisasi kegiatan berbasis Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren) berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
6) Optimalisasi kegiatan kepemudaan, seperti: pramuka, PMR, karang taruna, pencerah nusantara dan sejenisnya dalam bidang kesehatan sebagai bentuk pemberdayaan partisipasi generasi muda dalam upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
7) Pembiayaan kegiatan yang menunjang operasional Posyandu, Posbindu, PKK, UKS, Poskestren dan organisasi sejenisnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
8) Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
6. Kemitraan
Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam program kemitraan di masing-masing daerah dalam pemanfaatan dana pajak rokok, antara lain: 1) Diskusi pemecahan masalah kesehatan antara Dinas
Kesehatan Prov/Kab/Ko di masing-masing daerah dengan Forum Kota Sehat di masing-masing daerah.
38
Apabila belum ada forumnya maka perlu dibentuk sebuah Forum Peduli Kesehatan di masing-masing daerah. Dinas Kesehatan bersama dengan Forum tersebut mengumumkan/sosialisasi peluang pemecahan masalah pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette, berbasis kemitraan melalui partisipasi masyarakat dalam penggunaan dana pajak rokok.
2) Pengusulan proposal kegiatan oleh lembaga (calon mitra) ke Dinas Kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette. Yang dapat bertindak sebagai lembaga calon mitra, antara lain: kelompok-kelompok peduli kesehatan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penggunaan dana pajak rokok.
3) Seleksi proposal dan pengumuman program/proposal terpilih oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/ Kota dan anggota Forum Kota Sehat atau Forum Peduli Kesehatan yang dibentuk di masing-masing daerah.
4) Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (MoU) antara Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dengan lembaga pelaksana program (mitra) terpilih.
5) Implementasi kegiatan lembaga mitra dengan melaksanakan program yang terpilih dalam upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, termasuk sisha dan e-cigarette.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lembaga mitra yang terpilih.
39
7) Sosialisasi hasil pelaksanaan program terpilih terkait upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, serta laporan pertanggungjawaban lembaga pelaksana program kepada Dinas Kesehatan di masing-masing daerah.
8) Evaluasi program kemitraan di masing-masing daerah.
B. Kegiatan Penggunaan Dana Pajak rokok untuk Penegakan Hukum dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Konsumsi Rokok dan Produk Tembakau Lainnya
Pasal 31 UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah menyatakan bahwa “Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang”. Dalam aturan penjelas Pasal 31 UU No. 28 tahun 2009 ini kegiatan penegakan hukum sesuai dengan kewenangan pemerintah masing-masing daerah dapat dikerjasamakan dengan pihak/instansi lain. Kegiatan penegakan hukum yang dapat didanai oleh dana pajak rokok daerah sesuai dengan aturan penjelas Undang-Undang ini, antara lain: a. Pemberantasan peredaran rokok ilegal, dan b. Penegakan aturan mengenai larangan merokok sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hal tersebut, dana pajak rokok dalam hal penegakan hukum terkait upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya dapat diperuntukan untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Pemberantasan peredaran rokok ilegal 2. Penegakan hukum dalam kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)
40
3. Penegakan hukum dalam kebijakan lainnya terkait dengan rokok dan produk tembakau lainnya
1. Upaya Pemberantasan Peredaran Rokok Ilegal
Upaya pemberantasan peredaran rokok ilegal pada dasarnya tidak sepenuhnya masuk ranah dan tanggung jawab bidang kesehatan, oleh karenanya pelaksanaannya dapat dikerjasamakan dengan pihak/instansi lain. Upaya pemberantasan dan peredaran rokok ilegal itu sendiri misalnya: a. Upaya pencegahan dan pembinaan (sosialisasi) baik
kepada masyarakat umum, pengusaha hasil tembakau, pedagang rokok maupun agen transportasi dan jasa titipan (pengiriman barang)
b. Operasi pasar dan operasi tempat produksi rokok ilegal c. Upaya sinkronisasi kerjasama sinergis antara KPPBC
(Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai) masing-masing daerah dengan Pemerintah Daerah penerima DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan dalam upaya pemberantasan BKC ilegal khususnya peredaran rokok ilegal di tempat penjualan eceran (pasar).
d. Kegiatan lainnya terkait upaya pemberantasan peredaran rokok ilegal di masing-masing daerah.
2. Penegakan hukum dalam kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) Kegiatan penegakan hukum dalam kebijakan KTR merupakan amanat konstitusi yakni UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 115. Dalam pasal 115 ayat (1) UU ini, disebutkan bahwa “Kawasan Tanpa Rokok, antara lain: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum dan
41
tempat lain yang ditetapkan” dan dalam pasal 115 ayat (2) UU ini jelas dinyatakan bahwa setiap “Pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya”. Selain itu, kebijakan KTR ini juga merupakan amanat dari PP No. 109 Tahun 2012 pasal 49, 50, 51 dan 52. Kegiatan penegakan hukum melalui dana pajak rokok daerah dapat dilakukan melalui mekanisme hukum dan mekanisme partisipatif sebagaimana penjelasan sebagai berikut.
a. Upaya Penegakan KTR melalui Mekanisme
Hukum Upaya penegakan KTR ini dilakukan oleh daerah yang telah memiliki peraturan KTR di wilayahnya. Operasi kegiatan ini dengan cara kunjungan ke suatu wilayah sasaran KTR dan mendatangkan hakim, jaksa, dan aparat penegak hukum lainnya. Perokok yang tertangkap sedang merokok di area KTR akan dibawa ke zona/spot tertentu di area tersebut yang telah ditentukan sebagai tempat peradilan. Perokok tersebut akan menjalani proses peradilan sebagai konsekuensi dirinya melanggar hukum, dalam hal ini merokok di area dilarang merokok (KTR). Salah satu daerah yang telah membuat dan menegakan KTR sebagaimana upaya ini adalah Kota Bogor.
b. Upaya Penegakan KTR melalui Mekanisme Partisipasi Oleh karena biaya yang dibutuhkan dalam upaya penegakkan KTR melalui mekanisme hukum cukup tinggi, penggunaan dana pajak rokok untuk kesehatan juga dapat diperuntukkan bagi upaya penegakan KTR secara partisipatif. Kegiatan ini dilakukan dengan cara, antara lain: 1) Para peserta terlatih dalam pelatihan/TOT program
pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan
42
produk tembakau lainnya diberdayakan untuk menjadi tim penggerak kegiatan-kegiatan penegakan KTR di daerah masing-masing.
2) Merekrut duta/komunitas/sukarelawan-sukarelawan penegak KTR yang akan ditempatkan di area-area dilarang merokok di masing-masing daerah.
3) Sukarelawan-sukarelawan penegak KTR ini akan bertugas di sarana-sarana umum, seperti: sekolah, terminal, stasiun atau tempat rekreasi dan lain-lain kemudian bertugas untuk menegur perokok yang merokok di area KTR sampai dengan menganjurkan perokok untuk mematikan rokoknya.
3. Penegakan hukum dalam kebijakan yang terkait
dengan rokok dan produk tembakau lainnya. Kegiatan penegakan hukum dalam kebijakan yang terkait dengan rokok dan produk tembakau lainnya sekurang-kurangnya diperuntukan bagi kegiatan penegakan hukum UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan dan/atau peraturan yang memperbaharuinya.
Untuk kegiatan penegakan hukum dalam kebijakan yang terkait dengan rokok dan produk tembakau lainnya sesuai dengan PP 109 Tahun 2012, kegiatan penegakan hukum bersumber dari dana pajak rokok dapat dilakukan antara lain untuk kegiatan sebagai berikut: a. Penegakan hukum bagi pelanggaran aturan pengujian
kandungan/kadar Nikotin dan Tar per batang untuk setiap varian rokok dan produk tembakau lainnya yang diproduksi (Pasal 10) dan pelaporan kadar/kandungan tersebuat kepada pihak yang berwenang (Pasal 11).
43
b. Penegakan hukum bagi pelanggaran aturan pencantuman peringatan kesehatan berbentuk gambar dan tulisan bagi setiap rokok dan produk tembakau lainnya yang diproduksi dan/atau diimpor ke wilayah Indonesia (Pasal 14). Kebijakan ini juga dikenal sebagai PHW (Pictorial Health Warning) dimana pihak Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan detail pengaturannya dalam Permenkes No. 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.
c. Penegakan hukum bagi pelanggaran aturan pencantuman keterangan atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif, pencantuman kata kata “Light”, “Ultra Light”, “Mild”, “Extra Mild”, “Low Tar”, “Slim”, “Special”, “Full Flavour”, “Premium” atau kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas, rasa aman, pencitraan, kepribadian, ataupun kata-kata dengan arti yang sama pada iklan maupun berbagai bentuk iklan rokok atau produk tembakau lainnya (Pasal 24).
d. Penegakan hukum bagi pelanggaran larangan penjualan rokok atau produk tembakau lainnya dengan menggunakan mesin layan diri, penjualan kepada anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun, dan penjualan kepada perempuan hamil (Pasal 25).
e. Penegakan hukum bagi pelanggaran upaya pengendalian Iklan Produk Tembakau, baik pada media cetak, media penyiaran, media teknologi informasi, dan/atau media luar ruang (Pasal 26, 27, 28, 29, 30, 31, 39 dan 40)
f. Penegakan hukum bagi pelanggaran upaya pengendalian Promosi Produk Tembakau (Pasal 35)
44
g. Penegakan hukum bagi pelanggaran upaya pengendalian Sponsor Produk Tembakau ke kegiatan lembaga dan/atau perorangan (Pasal 36, 37, dan 38)
h. Penegakan hukum bagi pelanggaran larangan memberikan Produk Tembakau dan/atau barang yang menyerupai Produk Tembakau secara cuma-cuma kepada anak, remaja, dan perempuan hamil (Pasal 45)
i. Penegakan hukum bagi pelanggaran larangan menyuruh anak di bawah usia 18 (depalan belas) tahun untuk menjual, membeli, atau mengonsumsi Produk Tembakau (Pasal 46)
Selain kegiatan penegakan hukum berkaitan dengan aturan dalam PP No. 109 Tahun 2012, dana pajak rokok daerah juga dapat digunakan untuk kegiatan penegakan hukum lainnya terkait pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau. Seluruh kegiatan penegakan hukum ini dapat dilakukan melalui mekanisme hukum dan mekanisme partisipatif sebagaimana penjelasan pada kegiatan penegakan hukum kebijakan KTR dalam subbab sebelumnya.
C. Kegiatan Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berikut adalah daftar kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan penggunaan dana pajak rokok untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan prioritas kebijakan kesehatan di masing-masing daerah.
1. Kegiatan Upaya Penurunan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Cedera Menurut data Riskesdas tahun 2007, 59,5% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular dan
45
6,5% kematian lainnya disebabkan karena cedera. Data The Indonesian Burden of Disease, Injuries and Risk Factors: Level, Trends and Policy Implication tahun 2010 juga menunjukkan stroke dan cedera merupakan penyakit penyebab kematian terbesar saat ini. Cedera merupakan suatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan/tekanan fisik maupun tekanan kimiawi. Sedang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius), bersifat kronis, menahun yang karena panjangnya periode sakit tersebut membelanjakan sumber daya, terutama finansial, yang tidak sedikit atau biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Contoh penyakit tidak menular, antara lain: penyakit kardiovaskular, stroke dan pembuluh darah lainnya, diabetes, hipertensi, penyakit sendi, penyakit paru obstruktif kronik, cedera dan berbagai jenis penyakit kanker.
Faktor risiko PTM merupakan suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko yang dimaksud antara lain: kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, hyperglikemia, hipertensi, hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Seluruh kegiatan dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini merupakan “paket menu komprehensif” yang bersifat optional, berdasarkan kebutuhan penanganan permasalahan kesehatan masing-masing daerah.
46
a. Penyediaan Data Dasar dan Analisis Situasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka penyediaan data dasar dan analisis situasi permasalahan PTM dan cedera beserta faktor risikonya di masing-masing daerah, antara lain: 1) Rekapitulasi dan penyimpulan data PTM dan
cedera yang telah tersedia bagi masing-masing daerah. Data ini dapat bersumber dari data yang telah tersedia, seperti: data Riskesdas, Rifaskes, SKRT, SDKI, data di puskesmas dan RS, dan lain-lain.
2) Pelaksanaan kegiatan surveilans epidemiologi PTM dan cedera beserta faktor riskonya di daerah masing-masing sebagai pemetaan dan data awal pendeteksiaan dini kejadian morbiditas dan mortalitasnya.
3) Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Data PTM dan cedera beserta faktor risikonya di masing-masing daerah.
4) Pembuatan buletin/newsletter/factsheet secara berkala terkait PTM dan cedera beserta faktor risikonya di masing-masing daerah.
5) Analisis situasi dan perencanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM dan cedera melalui penggunaan dana pajak rokok, dengan melibatkan forum kota sehat dan/atau forum kesehatan di masing-masing daerah.
6) Sosialisasi hasil analisis situasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
47
b. Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan Berikut ini adalah pilihan kegiatan peningkatan kapasitas SDM dalam upaya menurunkan faktor risiko PTM dan cedera beserta faktor risikonya di masing-masing daerah, antara lain: 1). Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building
petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai: a. Upaya pencegahan dan pengendalian PTM
melalui penciptaan suasana tenang, kegiatan relaksasi dan upaya manajemen stress, dalam rangka mengurangi penyakit jiwa atau mental disorders.
b. Upaya safety riding dalam rangka meminimalisasi kejadian kekerasan/kecelakaan/ injury/cedera.
c. Cara-cara pengendalian PTM melalui diet sehat dan seimbang.
d. Cara-cara pengendalian PTM melalui aktivitas fisik.
e. Cara-cara pengendalian PTM melalui upaya deteksi dini faktor risiko PTM.
f. Cara-cara pengendalian PTM melalui upaya pencegahan dan pengendalian malnutrisi.
2). Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai materi komunikasi sosial dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM dan cedera.
3). Pelatihan teknologi sosial media kepada petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian PTM dan cedera.
48
c. Bina Suasana Berikut ini pilihan kegiatan dalam rangka bina suasana upaya penurunan faktor risiko PTM dan cedera di masing-masing daerah, antara lain: 1) Gerakan memasyarakatkan upaya pencegahan dan
pengendalian PTM dan Cedera. 2) Pelaksanaan pers briefing dan/atau jumpa pers
secara berkesinambungan agar kelompok media massa mengetahui permasalahan dan perkembangan terkini mengenai PTM dan cedera, sehingga terbentuk opini positif yang mendukung upaya pengendalian PTM dan cedera di masing-masing daerah.
3) Penambahan fasilitas dan alat kesehatan dalam ruang penghijauan, taman-taman kota, taman bermain anak dan lansia, serta alun-alun di masing-masing daerah.
4) Pembuatan iklan layanan masyarakat mengenai pengendalian PTM dan cedera di media tingkat pusat maupun di masing-masing daerah, seperti: upaya deteksi dini PTM, keamanan berkendara, menjaga gaya hidup sehat dan lain-lain. a. Iklan layanan masyarakat mengenai
pengendalian PTM melalui upaya deteksi dini faktor risiko PTM.
b. Iklan layanan masyarakat mengenai upaya safety riding dan/atau bahaya KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) bagi perempuan maupun anak, dalam rangka meminimalisasi kejadian dan dampak disabilitas akibat kekerasan/kecelakaan/ injury/cedera.
c. Iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui pengaturan Jenis, Jumlah dan Jadwal (3J)
49
konsumsi glukosa dan karbohidrat dalam pola makan sehari-hari dalam rangka mengurangi faktor risiko glucose intolerance dan komplikasinya.
d. Iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui diet sehat dan seimbang melalui konsumsi sayur dan buah.
e. Iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui himbauan untuk tidak menggunakan dan menghindari konsumsi garam berlebih dan/atau Mono Sodium Glutamate (MSG) dalam makanan dan masakan sehari-hari.
f. Iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui pengurangan konsumsi minuman berkafein, minuman bersoda dan minuman beralkohol.
g. Iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui pengurangan konsumsi makanan cepat saji berupa junk food.
h. Iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari.
5). Produksi, replikasi, distribusi dan pemasangan poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya secara tematik di RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu, Posbindu, serta di seluruh kantor pemerintahan/instansi dan mading/billboard/screen alun-alun sesuai kebutuhan masing-masing daerah, antara lain: a. Poster penyuluhan dan media promosi
kesehatan lainnya mengenai pengurangan
50
konsumsi kafein, minuman bersoda dan minuman beralkohol.
b. Poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya mengenai pengurangan konsumsi makanan cepat saji atau junk food.
c. Poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya mengenai pengaturan Jenis, Jumlah dan Jadwal (3J) konsumsi glukosa dan karbohidrat dalam pola makan sehari-hari dalam rangka mengurangi faktor risiko glucose intolerane dan komplikasinya.
d. Poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya mengenai pencegahan dan pengendalian PTM melalui diet seimbang dan konsumsi sayur dan buah.
e. Poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya mengenai himbauan untuk tidak menggunakan dan menghindari konsumsi garam berlebih dan/atau Mono Sodium Glutamate (MSG) dalam makanan sehari-hari.
f. Poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya mengenai aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari sebagai langkah pencegahan PTM.
g. Pemasangan poster bergilir di Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu dan Posbindu mengenai jenis sayur dan/atau buah beserta perannya terhadap pencegahan PTM dan faktor risiko PTM lainnya.
6). Pelaksanaan kampanye dan gerakan safety riding dalam rangka meminimalisasi kejadian kekerasan/kecelakaan/injury/cedera
7). Penyuluhan/KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) secara rutin mengenai:
51
a. Cara-cara pengendalian PTM melalui aktivitas fisik dan diet sehat yang seimbang (konsumsi sayur dan buah, pola makan rendah gula, garam dan lemak, serta menghindari makanan cepat saji/junk food).
b. Safety riding pada tingkat rumah tangga, sekolah, kantor dan institusi lainnya dalam rangka meminimalisasi kejadian kekerasan/ kecelakaan/cedera.
c. Cara-cara pencegahan dan pengendalian malnutrisi, seperti edukasi urgensi pemberian ASI Ekslusif yang lebih baik dari pemberian susu formula, edukasi pola makan gizi seimbang, dan edukasi mengenai kelengkapan imunisasi terutama pada bayi dan balita dalam upaya mengurangi faktor risiko malnutrisi.
8). Optimalisasi kegiatan PKRS (Promosi Kesehatan di Rumah Sakit) berkaitan dengan upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM dan cedera.
d. Advokasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka advokasi upaya penurunan faktor risiko PTM dan cedera di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pemetaan kebijakan yang mendukung upaya
penurunan faktor risiko PTM dan cedera di masing-masing daerah, baik kebijakan yang sudah ada maupun yang belum ada.
2) Sosialisasi hasil pemetaan kebijakan yang mendukung upaya penurunan faktor risiko PTM dan cedera di masing-masing daerah.
3) Pembuatan dan/atau penegakkan regulasi terkait upaya pengurangan faktor risiko PTM dan cedera di masing-masing daerah, antara lain:
52
a. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembatasan jumlah dan/atau pengaturan mini market berkonsep kafe. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM dalam hal konsumsi kafein, alkohol, konsumsi gula, lemak, minuman bersoda, junk food, dan diet tidak sehat lainnya, terutama pada penduduk usia muda.
b. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan kewajiban pelaksanaan pelatihan manajemen stress dan pelaksanaan kegiatan rekreasi berkala oleh masing-masing perusahaan/penyelenggara kerja di masing-masing daerah.
c. Kegiatan fasilitasi pertemuan dan pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pencegahan malnutrisi di masing-masing daerah, seperti: pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pemberian ASI Ekslusif dan paket imunisasi lengkap.
d. Pembentukan regulasi daerah yang mewajibkan adanya label dan komposisi kandungan makanan dalam setiap produk, terutama oleh produsen produk dengan penggunaan gula, garam, MSG, karbohidrat dan/atau lemak didalamnya.
e. Pembentukan regulasi daerah mengenai pembuatan dan/atau penegakkan aturan pembatasan jumlah dan/atau pengaturan keberadaan restoran/tempat makan cepat saji (junk food).
53
f. Pembentukan regulasi daerah mengenai peredaran dan konsumsi minuman beralkohol.
4). Melaksanakan kegiatan advokasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa terkait upaya pengurangan faktor risiko PTM melalui penerapan upaya diet sehat dan seimbang, aktivitas fisik, penciptaan suasana tenang, kegiataan relaksasi dan upaya manajemen stress di masing-masing daerah.
5). Melaksanakan advokasi kepada pemilik/dewan redaksi agar bersedia menayangkan pesan-pesan terkait upaya penurunan faktor risiko PTM dan cedera dengan harga “bersahabat” dan pada waktu/halaman utama.
6). Menyelenggarakan lokakarya media tentang gerakan penurunan faktor risiko PTM dan cedera untuk menyebarluaskan bahaya PTM dan cedera di daerah masing-masing.
7). Sosialisasi regulasi/peraturan yang terbentuk terkait upaya pengurangan faktor risiko PTM melalui penerapan upaya diet sehat dan seimbang, aktivitas fisik, penciptaan suasana tenang, kegiatan relaksasi dan upaya manajemen stress di masing-masing daerah.
e. Pemberdayaan Masyarakat Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka pemberdayaan yang dapat dilakukan untuk upaya penurunan faktor risiko PTM dan cedera di masing-masing daerah. Kegiatan pemberdayaan ini dapat diterapkan, baik untuk pemberdayaan perorangan, kelompok maupun pemberdayaan masyarakat secara umum:
54
1). Pemberdayaan Perorangan (perorangan, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh muda, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer di masing-masing daerah). a. Pemberdayaan mengenai pola makan sehari-
hari dengan gizi seimbang dalam rangka pengendalian PTM melalui konsumsi sayur dan buah, pola makan rendah gula dan garam dan rendah lemak.
b. Pemberdayaan mengenai aktivitas fisik yang dapat dilakukan perseorangan oleh masing-masing individu, seperti tata cara senam dan sejenisnya dalam rangka pengendalian PTM.
c. Pemberdayaan safety riding dan pengenalan titik rawan kecelakaan di masing-masing daerah.
d. Konseling/bimbingan tenaga kesehatan terhadap pasien dan/atau masyarakat, terutama ibu hamil dan masyarakat dengan riwayat hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan stroke.
e. Konseling/bimbingan tenaga kesehatan terhadap pasien dan/atau masyarakat, terutama ibu hamil dan masyarakat dengan berat badan berlebih dan obesitas.
f. Konseling/bimbingan tenaga kesehatan terhadap pasien dan/atau masyarakat, terutama pada korban/pasien cedera atau kecelakaan.
g. Program deteksi dini penyakit tidak menular berbasis perseorangan (pemeriksaan dini, skreening, pemeriksaan pap smear, deteksi dini kecelakaan pada pengemudi).
h. Kegiatan dan pendampingan upaya pemberdayaan perseorangan oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
55
2). Upaya pemberdayaan kelompok (kelompok atau kelembagaan yang ada di masayarakat, seperti: RT/RW, kelurahan, kelompok adat, organisasi swasta, organisasi wanita, organisasi pemuda dan organisasi profesi). a. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok-
kelompok atau komunitas senam dan olahraga lainnya (futsal, sepak bola, volli, bulutangkis, sepeda, jogging, jalan santai dan olahraga lainnya) di masing-masing daerah.
b. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok-kelompok atau komunitas yoga, meditasi beserta program manajemen stress dan relaksasi lainnya) di masing-masing daerah.
c. Pelaksanaan lomba senam dan olahraga lainnya (catur, futsal, sepak bola, voli, bulutangkis, sepeda, jogging, jalan santai dan olahraga lainnya) secara rutin dan terjadwal di masing-masing daerah.
d. Pembentukan dan pemberdayaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) di masing-masing daerah.
e. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
3). Upaya pemberdayaan masyarakat umum a. Optimalisasi kegiatan berbasis Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dan Pemberdayaan Kader Kesehatan dalam upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM dan cedera.
b. Optimalisasi Desa Siaga dengan menghidupkan kegiatan kelompok peduli kanker, kelompok peduli Diabetes Mellitus, kelompok jantung sehat, kelompok peduli thalasemia, kelompok peduli kesehatan dan keselamatan kerja maupun berlalu lintas, dan kelompok
56
penggerak pencegahan dan penanggulangan PTM dan cedera lainnya.
c. Optimalisasi kegiatan berbasis Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren) dalam upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM dan cedera sedari dini.
d. Optimalisasi kegiatan kepemudaan sebagai bentuk pemberdayaan partisipasi generasi muda, seperti: pramuka, PMR, karang taruna, pencerah nusantara dalam bidang kesehatan Pembiayaan kegiatan yang menunjang operasional Posyandu, Posbindu, PKK, UKS, Poskestren dan organisasi sejenisnya dalam upaya penurunan faktor risiko PTM dan cedera.
e. Kegiatan Pemberdayaan berkaitan dengan Taman Obat Keluarga dan Taman Gizi Keluarga dalam upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM dan cedera. Tanaman obat keluarga dan taman gizi keluarga adalah program pemanfaatan tanah dihalaman atau ladang untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat maupun bahan makanan sehat yang bernilai gizi. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat. Tanaman obat keluarga dan taman gizi keluarga merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional. Fungsi utama dari tanaman obat keluarga dan taman gizi keluarga adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan, antara lain: untuk menjaga dan meningkatan kesehatan dan mengobati gejala
57
atau keluhan dari beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, tanaman obat keluarga dan taman gizi keluarga juga berfungsi ganda mengingat dapat digunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarikan alam dan memperindah tanam dan pemandangan.
f. Kegiatan dan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
f. Kemitraan Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam program kemitraan di masing-masing daerah dalam pemanfaatan dana pajak rokok, antara lain: 1) Diskusi pemecahan masalah kesehatan antara
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Forum Kota Sehat di masing-masing daerah. Apabila belum ada forumnya maka perlu dibentuk sebuah Forum Peduli Kesehatan di masing-masing daerah. Dinas Kesehatan bersama dengan Forum tersebut mengumumkan/sosialisasi peluang pemecahan masalah pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM & cedera berbasis kemitraan melalui partisipasi masyarakat dalam penggunaan dana pajak rokok.
2) Pengusulan proposal kegiatan oleh lembaga (calon mitra) ke Dinas Kesehatan dalam upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM & cedera. Yang dapat bertindak sebagai lembaga calon mitra, antara lain: kelompok-kelompok peduli kesehatan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya
58
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penggunaan dana pajak rokok.
3) Seleksi proposal dan pengumuman program/proposal terpilih oleh Dinas Kesehatan dan anggota Forum Kota Sehat atau Forum Peduli Kesehatan yang dibentuk di masing-masing daerah.
4) Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (MoU) antara Dinas Kesehatan dengan lembaga pelaksana program (mitra) terpilih.
5) Implementasi kegiatan lembaga pelaksana program (mitra) dengan melaksanakan program yang terpilih dalam upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM & cedera.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lembaga pelaksana program (mitra) yang terpilih.
7) Sosialisasi hasil pelaksanaan program terpilih terkait upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko PTM & cedera, serta laporan pertanggungjawaban lembaga pelaksana program (mitra) kepada Dinas Kesehatan di masing-masing daerah.
8) Evaluasi program kemitraan di masing-masing daerah.
2. Kegiatan Upaya Penurunan Faktor Risiko Penyakit Menular Menurut data Riskesdas tahun 2007, 28,1% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit menular, sementara itu data The Indonesian Burden of Disease, Injuries and Risk Factors: Level, Trends and Policy Implication tahun 2010 menunjukkan tuberculosis, diare, malaria juga merupakan penyakit penyebab kematian saat ini. Penyakit menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh proses infeksi (infeksius). Faktor risiko penyakit menular
59
merupakan suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit menular pada seseorang atau kelompok tertentu. Penyakit menular dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini dapat diklasifikasikan menjadi penyakit menular bersumber binatang, penyakit menular berbasis lingkungan, penyakit menular berbasis perilaku/gaya hidup dan jenis penyakit menular lainnya yang berpotensi menimbulkan wabah/KLB (Kejadian Luar Biasa). Adapun program penurunan faktor risiko penyakit menular yang dilakukan melalui penggunaan dana pajak rokok disesuaikan dengan penyakit menular yang bermasalah di lokal daerah masing-masing. 1. Penyakit menular bersumber binatang, seperti: Demam
Berdarah Dengue (DBD), malaria, rabies, avian influenza H5N1, penyakit antraks, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain.
2. Penyakit menular berbasis lingkungan, seperti: ISPA, diare, TB Paru, pneumonia, dan lain-lain.
3. Penyakit menular berbasis perilaku atau gaya hidup, seperti: penyakit kulit, penyakit menular seksual (termasuk HIV/AIDs, sifilis/raja singa, gonorrhea, herpes genital, klamidia), dan lain-lain.
4. Jenis penyakit menular lainnya yang berpotensi menimbulkan wabah/KLB, seperti: difteri, meningitis, kusta dan lain-lain
Seluruh kegiatan dalam Pandum Pemanfaatan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini merupakan “paket menu komprehensif” yang bersifat optional, berdasarkan kebutuhan penanganan permasalahan kesehatan masing-masing daerah.
60
a. Penyediaan Data Dasar dan Analisis Situasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka penyediaan data dasar dan analisis situasi permasalahan penyakit menular beserta faktor risikonya di masing-masing daerah, antara lain: 1) Rekapitulasi dan penyimpulan data penyakit
menular yang telah tersedia bagi masing-masing daerah bersumber dari data yang telah tersedia, seperti data Riskesdas, Rifaskes, SKRT, SDKI, data di puskesmas, data di RS, dan lain-lain.
2) Pelaksanaan kegiatan surveilans epidemiologi penyakit menular beserta faktor riskonya di daerah masing-masing sebagai pemetaan dan data awal pendeteksiaan dini kejadian morbiditas dan mortalitasnya.
3) Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Data penyakit menular beserta faktor risikonya di masing-masing daerah.
4) Pembuatan buletin/newsletter/factsheet secara berkala terkait penyakit menular beserta faktor risikonya di masing-masing daerah.
5) Analisis situasi dan perencanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular melalui penggunaan dana pajak rokok, dengan melibatkan forum kota sehat dan/atau forum peduli kesehatan di masing-masing daerah.
6) Sosialisasi hasil analisis situasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
b. Peningkatan Kapasitas SDM
Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka peningkatan SDM berkaitan dengan upaya penurunan
61
faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building
petugas penyuluh dan tenaga kesehatan: b. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
menular secara umum. c. Cara-cara pengendalian penyakit menular
bersumber binatang. d. Cara-cara pengendalian penyakit menular
berbasis lingkungan. e. Cara-cara pengendalian penyakit menular
berbasis perilaku atau gaya hidup. f. Cara-cara pengendalian wabah atau KLB
penyakit menular 2) Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building
petugas penyuluh, tenaga kesehatan, serta tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
3) Pelatihan komunikasi sosial kepada petugas penyuluh petugas penyuluh, tenaga kesehatan, serta tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
4) Pelatihan teknologi sosial media kepada petugas penyuluh petugas penyuluh, tenaga kesehatan, serta tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
c. Bina Suasana Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka bina suasana upaya penurunan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah, antara lain: 1) Gerakan memasyarakatkan upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit menular. a. Pelaksanaan pers briefing dan jumpa pers
secara berkesinambungan agar kelompok
62
media massa mengetahui permasalahan dan perkembangan terkini mengenai penyakit menular.
b. Pembuatan iklan layanan masyarakat mengenai pengendalian penyakit menular, terutama melalui 10 langkah Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
c. Produksi, replikasi, distribusi dan pemasangan media promosi kesehatan secara tematik di RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu, Posbindu, serta di seluruh kantor pemerintahan/instansi dan alun-alun sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
2) Penyuluhan/KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) secara rutin mengenai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular, terutama mengenai 10 langkah Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
3) Optimalisasi kegiatan PKRS (Promosi Kesehatan di Rumah Sakit) berkaitan dengan upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko penyakit menular.
d. Advokasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka advokasi upaya penurunan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pemetaan kebijakan yang mendukung upaya
penurunan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah, baik kebijakan yang sudah ada maupun yang belum ada.
2) Sosialisasi hasil pemetaan kebijakan yang mendukung upaya penurunan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah.
63
3) Pembuatan dan/atau penegakkan regulasi terkait upaya pengurangan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah.
4) Pelatihan advokasi kebijakan yang mendukung upaya penurunan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah.
5) Melaksanakan advokasi kebijakan yang mendukung upaya penurunan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah kepada pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
6) Melaksanakan advokasi kepada pemilik/dewan redaksi agar bersedia menayangkan pesan-pesan terkait upaya penurunan faktor risiko penyakit menular dengan harga “bersahabat” pada waktu/halaman utama.
7) Menyelenggarakan lokakarya media tentang gerakan penurunan faktor risiko penyakit menular untuk menyebarluaskan bahaya penyakit menular di daerah masing-masing.
8) Sosialisasi regulasi/peraturan yang terbentuk terkait upaya pengurangan faktor risiko penyakit menular.
e. Pemberdayaan Masyarakat Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk menurunkan faktor risiko penyakit menular di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pemberdayaan Perorangan (perorangan, tokoh
masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh muda, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer di masing-masing daerah)
64
g. Pemberdayaan pengetahuan cara pencegahan, penurunan faktor risiko dan eliminasi penyakit menular.
h. Pemberdayaan tokoh untuk menginisiasi gerakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan upaya pencegahan penyakit menular lainnya di daerah masing-masing.
i. Konseling/bimbingan tenaga kesehatan terhadap pasien dan/atau masyarakat, terutama ibu hamil dan masyarakat dengan riwayat penyakit menular seksual.
j. Program pemberdayaan deteksi dini KLB penyakit menular.
k. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan perseorangan oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
2) Upaya pemberdayaan kelompok (kelompok atau kelembagaan yang ada di masayarakat, seperti: RT/RW, kelurahan, kelompok adat, organisasi swasta, organisasi wanita, organisasi pemuda dan organisasi profesi). a. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok-
kelompok penggerak perilaku hidup bersih dan sehat di masing-masing daerah.
b. Pelaksanaan lomba daerah bersih dan sehat secara rutin dan terjadwal di masing-masing daerah.
c. Pembentukan dan pemberdayaan Keluarga Sadar PHBS di masing-masing daerah.
d. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
3) Upaya pemberdayaan masyarakat a. Kegiatan berbasis Unit Kesehatan Sekolah
(UKS) dan Pos kesehatan di Pondok Pasantren
65
(Pokestren) berkaitan dengan upaya penurunan faktor risiko penyakit menular.
b. Optimalisasi Desa Siaga dengan menghidupkan kegiatan kelompok peduli HIV/AIDs, TB Paru, malaria, kusta, dan/atau penyakit menular spesifik lokal daerah masing-masing.
c. Optimalisasi kegiatan kepemudaan, seperti: OSIS, pramuka, PMR, karang taruna, atau pencerah nusantara dan sejenisnya dalam bidang kesehatan sebagai bentuk pemberdayaan partisipasi generasi muda berkaitan dengan upaya penurunan faktor risiko penyakit menular.
d. Pembiayaan kegiatan yang menunjang operasional Posyandu, Posbindu, PKK, UKS, Poskestren dan organisasi sejenisnya dalam upaya penurunan faktor risiko penyakit menular.
e. Kegiatan Pemberdayaan berkaitan dengan Taman Obat Keluarga dan Taman Gizi Keluarga dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
f. Kegiatan dan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
f. Kemitraan
Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam program kemitraan di masing-masing daerah dalam penggunaan dana pajak rokok, antara lain: 1) Diskusi pemecahan masalah kesehatan antara
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Forum Kota Sehat di masing-masing daerah.
66
Apabila belum ada forumnya maka perlu dibentuk sebuah Forum Peduli Kesehatan di masing-masing daerah. Dinas Kesehatan bersama dengan Forum tersebut mengumumkan/sosialisasi peluang pemecahan masalah penurunan faktor risiko penyakit menular berbasis kemitraan melalui partisipasi masyarakat dalam penggunaan dana pajak rokok.
2) Pengusulan proposal kegiatan oleh lembaga (calon mitra) ke Dinas Kesehatan dalam upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko penyakit menular. Yang dapat bertindak sebagai lembaga calon mitra, antara lain: kelompok-kelompok peduli kesehatan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penggunaan dana pajak rokok.
3) Seleksi proposal dan pengumuman program/proposal terpilih oleh Dinas Kesehatan dan anggota Forum Kota Sehat atau Forum Peduli Kesehatan yang dibentuk di masing-masing daerah.
4) Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (MoU) antara Dinas Kesehatan dengan lembaga pelaksana program (mitra) terpilih.
5) Implementasi kegiatan lembaga mitra dengan melaksanakan program yang terpilih dalam upaya penurunan faktor risiko penyakit menular.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lembaga mitra yang terpilih.
7) Sosialisasi hasil pelaksanaan program terpilih terkait upaya pencegahan dan penurunan faktor risiko penyakit menular, serta laporan
67
pertanggungjawaban lembaga pelaksana program kepada Dinas Kesehatan di masing-masing daerah.
8) Evaluasi program kemitraan di masing-masing daerah.
3. Kegiatan Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia Menurut data Riskesdas tahun 2007, 6% kematian pada semua kelompok umur di Indonesia disebabkan karena gangguan maternal/perinatal. Neonatal Enchephalopathy, Preterm Birth Complication, Neonatal Sepsis dan Malformasi Congenital termasuk dalam The Indonesian Burden of Disease, Injuries and Risk Factors: Level, Trends and Policy Implication tahun 2010. Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, balita, terutama dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Selain itu, dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini, upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia juga mencakup program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan penduduk usia lanjut usia, dalam rangka penyehatan, kemudahan akses dan peningkatan produktivitasnya. Seluruh kegiatan dalam Pandum Pemanfaatan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini merupakan “paket menu komprehensif” yang bersifat optional, berdasarkan kebutuhan penanganan permasalahan kesehatan masing-masing daerah.
68
a. Penyedian Data Dasar dan Analisis Situasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka penyediaan data dasar dan analisis situasi upaya peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia di masing-masing daerah, antara lain: 1) Rekapitulasi data Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia
di tingkat Puskesmas dan RS masing-masing daerah.
2) Rekapitulasi dan penyimpulan data Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia yang telah tersedia bagi masing-masing daerah (misal: data Riskesdas, SDKI, SKRT, Susenas, Laporan MDGs, dan lain-lain).
3) Pelaksanaan kegiatan surveilans faktor risiko AKI, AKB, dan gangguan kesehatan lansia di daerah masing-masing sebagai pemetaan dan data awal pendeteksiaan dini kejadian morbiditas dan mortalitasnya.
4) Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Data Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia beserta faktor risikonya di masing-masing daerah.
5) Pembuatan buletin/newsletter/factsheet secara berkala terkait AKI-AKB dan permasalahan terkait lansia di masing-masing daerah.
6) Analisis situasi dan perencanaan kegiatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia melalui penggunaan dana pajak rokok, dengan melibatkan forum kota sehat dan/atau forum peduli kesehatan di masing-masing daerah.
7) Sosialisasi hasil analisis situasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
69
b. Peningkatan Kapasitas SDM 1) Pelatihan/TOT/Capacity Building Kesehatan Ibu,
Anak dan Lansia bagi kader, kelompok kerja atau jejaring KIA dan kesehatan lansia di masing-masing daerah.
2) Pelatihan dan pemberdayaan tokoh untuk menginisiasi gerakan peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia di masing-masing daerah.
3) Pelatihan komunikasi sosial bagi petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia.
4) Pembekalan penyusunan strategi komunikasi perubahan perilaku Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia sesuai dengan situasi dan analisis perilaku Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia di masing-masing daerah.
5) Pelatihan teknologi sosial media kepada petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai upaya peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia.
c. Bina Suasana Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka bina suasana upaya peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia di masing-masing daerah, antara lain: 1) Menyelenggarakan sosialisasi/lokakarya/orientasi/
sarasehan/semiloka dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi kesehatan dan institusi pendidikan di masing-masing daerah dalam rangka upaya gerakan pemberdayaan masyarakat dan mobilisasi sosial untuk Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia
70
2) Pelaksanaan pers briefing dan jumpa pers secara berkesinambungan agar kelompok media massa mengetahui permasalahan dan perkembangan terkini mengenai masalah kesehatan ibu, anak, dan lansia beserta dampaknya, sehingga terbentuk opini positif yang mendukung upaya peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia
3) Produksi, replikasi, distribusi dan pemsangan poster penyuluhan dan media promosi kesehatan lainnya terkait kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia. Hal ini dilakukan secara tematik dan serentak di RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu, Posbindu, serta di seluruh kantor pemerintahan/instansi dan mading alun-alun masing-masing daerah mengenai
4) Kegiatan fasilitasi dan bimbingan teknis di daerah yang cakupan pelayanan KIA rendah, jumlah AKI dan AKB tinggi, daerah rawan gizi, Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), daerah bermasalah kesehatan dan daerah yang cakupan imunisasi rendah, dan daerah sering KLB.
5) Optimalisasi kegiatan PKRS (Promosi Kesehatan di Rumah Sakit) berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia.
d. Advokasi Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka advokasi peningkatan kesehatan ibu, anak, dan lansia di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pemetaan kebijakan yang mendukung upaya
kesehatan ibu, anak, dan lansia di masing-masing daerah (yang sudah ada dan yang belum ada).
2) Sosialisasi hasil pemetaan kebijakan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia di masing-masing daerah.
71
3) Pelatihan advokasi kesehatan ibu, anak, dan lansia bagi kader, kelompok kerja atau jejaring kesehatan ibu, anak dan lansia di masing-masing daerah.
4) Melaksanakan advokasi kebijakan yang mendukung upaya pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah kepada pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
5) Melaksanakan advokasi kepada pemilik/dewan redaksi agar bersedia menayangkan pesan-pesan peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia dengan harga “bersahabat” pada waktu/halaman utama.
6) Menyelenggarakan lokakarya media tentang gerakan peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia untuk menyebarluaskan bahaya gangguan kesehatan pada ibu, anak dan lansia di daerah masing-masing.
7) Sosialisasi regulasi yang berhasil terbentuk dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak, dan lansia di masing-masing daerah.
8) Evaluasi hasil advokasi program kesehatan ibu, anak, dan lansia terhadap realisasi dukungan para penentu kebijakan.
e. Pemberdayaan Masyarakat Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesehatan ibu, anak, dan lansia di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pemberdayaan Perorangan (perorangan,
siswa/mahasiswa, guru, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh muda, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer di masing-masing daerah)
72
a. Pemberdayaan perorangan mengenai pengetahuan kesehatan ibu, anak, dan lansia.
b. Pemberdayaan tokoh untuk menginisiasi gerakan peningkatan kesehatan ibu, anak, dan lansia di masing-masing daerah.
c. Konseling/bimbingan tenaga kesehatan mengenai pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, balita, remaja dan kesehatan lansia.
d. Penyuluhan, pengobatan dan perawatan pada penderita gangguan kesehatan ibu, anak, dan/atau gangguan kesehatan lansia agar penderita sembuh dan/atau pencegahan komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat bagi penderita disabilitas, pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat, pencegahan komplikasi penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dll
e. Kegiatan dan pendampingan upaya pemberdayaan perseorangan oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
2) Upaya pemberdayaan kelompok (kelompok atau kelembagaan yang ada di masayarakat, seperti: RT/RW, kelurahan, kelompok adat, organisasi swasta, organisasi wanita, organisasi pemuda dan organisasi profesi). a. Optimalisasi kegiatan berbasis pemberdayaan
lansia di Posbindu lansia.
73
b. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok-kelompok penggerak peningkatan kesehatan ibu, anak, dan lansia di masing-masing daerah.
c. Pembentukan dan pemberdayaan Keluarga Sadar KIA, mulai dari kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, balita, dan kesehatan lansia, di masing-masing daerah.
d. Pemberdayaan kelompok-kelompok potensial terkait program peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia di masing-masing daerah.
e. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
3) Upaya pemberdayaan masyarakat umum a. Optimalisasi kegiatan berbasis Posyandu,
Posbindu dan Pemberdayaan Kader Kesehatan berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu, anak, dan lansia.
b. Optimalisasi kegiatan kepemudaan bagai bentuk pemberdayaan partisipasi generasi muda seperti: pramuka, PMR, karang taruna, pencerah nusantara dan sejenisnya dalam bidang kesehatan dalam peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia sedari dini.
c. Pembiayaan kegiatan yang menunjang operasional Posyandu, Posbindu, PKK, UKS, Poskestren dan organisasi sejenisnya dalam peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia.
d. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan kelompok oleh kader-kader kesehatan di masing-masing daerah.
74
f. Kemitraan Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam program kemitraan di masing-masing daerah dalam pemanfaatan dana pajak rokok, antara lain: 1) Diskusi pemecahan masalah kesehatan antara
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Forum Kota Sehat di masing-masing daerah. Apabila belum ada forumnya maka perlu dibentuk sebuah Forum Peduli Kesehatan di masing-masing daerah. Dinas Kesehatan bersama dengan forum tersebut mengumumkan/sosialisasi peluang pemecahan masalah peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia berbasis kemitraan melalui partisipasi masyarakat dalam penggunaan dana pajak rokok.
2) Pengusulan proposal kegiatan oleh lembaga (calon mitra) ke Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia. Yang dapat bertindak sebagai lembaga calon mitra, antara lain: kelompok-kelompok peduli kesehatan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penggunaan dana pajak rokok.
3) Seleksi proposal dan pengumuman program/proposal terpilih oleh Dinas Kesehatan dan anggota Forum Kota Sehat atau Forum Peduli Kesehatan yang dibentuk di masing-masing daerah.
4) Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (MoU) antara Dinas Kesehatan dengan lembaga pelaksana program (mitra) terpilih.
75
5) Implementasi kegiatan lembaga pelaksana program (mitra) dengan melaksanakan program yang terpilih dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lembaga mitra yang terpilih.
7) Sosialisasi hasil pelaksanaan program terpilih terkait upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan lansia, serta laporan pertanggungjawaban pelaksana program (mitra) kepada Dinas Kesehatan di masing-masing daerah.
8) Evaluasi program kemitraan di masing-masing daerah.
4. Kegiatan Upaya Pengendalian Perilaku Berisiko pada Remaja Pada masa remaja terjadi perkembangan yang dinamis dalam kehidupan individu yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik, emosional dan sosial. Pada masa terjadinya perubahan ini, remaja menjadi rentan terhadap berbagai penyimpangan perilaku, seperti: kebiasaan buruk merokok, minum minuman beralkohol (mabuk-mabukan), tawuran, tidak tertib berlalu lintas (kebut-kebutan di jalan), perilaku seks berisiko sampai dengan penggunaan obat-obatan terlaranmg/NAPZA. Selain itu, berbagai masalah kesehatan terkait ibu dan lansia tidak terlepas dari adanya bentuk perawatan, pencegahan dan kecukupan informasi mengenai kesehatan reproduksi pada usia remaja. Oleh karenanya, salah satu bentuk penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan diperuntukan bagi upaya pencegahan dan penanggulangan perilaku berisiko pada remaja, sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan perilaku remaja di
76
daerah masing-masing, terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Seluruh kegiatan dalam Pandum Pemanfaatan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini merupakan “paket menu komprehensif” yang bersifat optional, berdasarkan kebutuhan penanganan permasalahan kesehatan masing-masing daerah.
a. Penyediaan Data Dasar dan Analisis Situasi
1) Rekapitulasi dan penyimpulan data masalah perilaku berisiko pada remaja yang telah tersedia bagi masing-masing daerah (misal: data Riskesdas, SDKI, SKRT, dan lain-lain).
2) Pelaksanaan kegiatan surveilans masalah perilaku berisiko pada remaja di daerah masing-masing sebagai pemetaan dan data awal pendeteksiaan dini kejadian morbiditas dan mortalitasnya.
3) Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Data masalah perilaku berisiko pada remaja beserta faktor risikonya di masing-masing daerah.
4) Pembuatan buletin/newsletter/factsheet secara berkala terkait masalah perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
5) Analisis situasi dan perencanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja melalui penggunaan dana pajak rokok, dengan melibatkan forum kota sehat dan/atau forum peduli kesehatan di masing-masing daerah.
6) Sosialisasi hasil analisis situasi ke pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan dan media massa.
77
b. Peningkatan Kapasitas SDM 1) Pelatihan/TOT/Capacity Building siswa,
mahasiswa, sukarelawan, tenaga kepemudaan, petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
2) Pelatihan/TOT/Capacity Building kepada siswa, mahasiswa, sukarelawan, tenaga kepemudaan, petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai kesehatan reproduksi.
3) Pelatihan/TOT/Capacity Building petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai materi komunikasi sosial dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
4) Pelatihan teknologi sosial media kepada petugas penyuluh, tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
c. Bina Suasana Bina suasana merupakan upaya membentuk opini publik atau lingkungan sosial, baik fisik maupun nonfisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko, khususnya pada remaja, di masing-masing daerah. Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka bina suasana upaya upaya pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah, antara lain: 1) Mass Media Campaign (MMC) (menyampaikan
pesan-pesan pencegahan perilaku berisiko melalui berbagai media massa) a. Menyusun, memproduksi dan mendistribusikan
panduan pelaksanaan MMC mengenai upaya
78
pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
b. Menyebarluaskan pesan-pesan pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah melalui: a) Produksi dan penayangan variety show di
televisi nasional dan lokal. b) Pengembangan media seni, seperti: musik,
tarian, teater, seni rupa dan lainnya dalam upaya penyebarluasan pesan pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
c) Produksi dan penayangan iklan layanan masyarakat di televisi, koran dan majalah nasional dan lokal.
d) Penulisan dan penerbitan advertorial dan artikel secara reguler di koran dan majalah nasional dan lokal.
e) Pemilihan duta generasi muda sehat dan mendukung aktivitas duta generasi muda sehat dalam melakukan sosialisasi bahaya perilaku berisiko pada remaja.
2) Targeted-Multi Media Campaign (menyampaikan
pesan-pesan pencegahan perilaku berisiko ke populasi berisiko tinggi). a. Menyusun, memproduksi dan mendistribusikan
panduan pelaksanaan TMMC mengenai upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
b. Menyebarluaskan pesan-pesan pengendalian perilaku berisiko pada remaja melalui pengembangan dan operasionalisasi website, facebook, twitter, SMS gateway, dan sosial media lainnya.
79
c. Kegiatan KIE pada masyarakat, khususnya remaja, berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
d. Optimalisasi kegiatan PKRS (Promosi Kesehatan di Rumah Sakit) berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
d. Advokasi Advokasi merupakan upaya atau proses strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholder) dalam upaya pengendalian perilaku berisiko di masing-masing daerah. Berikut ini adalah pilihan kegiatan dalam rangka advokasi upaya pengendalian perilaku berisiko di masing-masing daerah, antara lain: 1) Pemetaan kebijakan yang mendukung upaya
pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah, baik kebijakan yang sudah ada maupun yang belum ada.
2) Sosialisasi hasil pemetaan kebijakan upaya pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
3) Menyelenggarakan pelatihan/TOT/Capacity Building advokasi tentang bahaya perilaku berisiko pada remaja.
4) Melaksanakan advokasi kebijakan yang mendukung upaya pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah kepada pemangku kepentingan, lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan media massa.
80
5) Melaksanakan advokasi kepada pemilik/dewan redaksi agar bersedia menayangkan pesan-pesan pengendalian perilaku berisiko pada remaja dengan harga “bersahabat” pada waktu/halaman utama.
6) Menyelenggarakan lokakarya media tentang perilaku berisiko pada remaja untuk menyebarluaskan bahaya perilaku berisiko pada remaja di daerah masing-masing
7) Sosialisasi regulasi yang terbentuk terkait dengan perilaku berisiko pada remaja di daerah masing-masing
8) Evaluasi hasil advokasi program upaya pengendalian perilaku berisiko pada remaja di daerah masing-masing.
e. Pemberdayaan Masyarakat
1) Pemberdayaan Perorangan (perorangan, guru, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, tokoh muda, tokoh politik, tokoh swasta dan tokoh populer di masing-masing daerah) a. Pemberdayaan perorangan mengenai cara
pencegahan perilaku berisiko, khususnya pada remaja.
b. Pemberdayaan tokoh untuk menginisiasi gerakan pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
c. Konseling/bimbingan dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
d. Kegiatan pendampingan kepada remaja rentan berperilaku berisiko.
e. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan perorangan berkaitan dengan upaya
81
pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
2) Upaya pemberdayaan kelompok (kelompok atau kelembagaan yang ada di masayarakat, seperti: RT/RW, kelurahan, kelompok adat, organisasi swasta, organisasi wanita, organisasi pemuda dan organisasi profesi). a. Perwujudan lingkungan sekolah atau
kampus sadar perilaku berisiko pada remaja, di masing-masing daerah.
b. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat dalam penanganan remaja yang memiliki perilaku berisiko.
c. Optimalisasi kegiatan PKPR (Program Kesehatan Reproduksi Remaja).
d. Kegiatan berbasis Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Bimbingan Konseling (BK) di sekolah dan Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren) berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja dan Anak Usia Sekolah (AUS).
e. Optimalisasi kegiatan kepemudaan bagai bentuk pemberdayaan partisipasi generasi muda seperti: pramuka, PMR, karang taruna, pencerah nusantara dan sejenisnya dalam bidang kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja dan Anak Usia Sekolah (AUS).
f. Kegiatan upaya pendampingan upaya pemberdayaan kelompok berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian
82
perilaku berisiko pada remaja di masing-masing daerah.
3) Upaya pemberdayaan masyarakat a. Optimalisasi kegiatan berbasis aktivitas
remaja dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko.
b. Kegiatan berbasis Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Bimbingan Konseling (BK) di sekolah dan Pos Kesehatan Pondok Pasantren (Pokestren), yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko, terutama pada remaja.
c. Optimalisasi kegiatan organisasi kepemudaan, seperti Pramuka, OSIS, PMR, Karang Taruna dan kegiatan LSM pemberdayaan remaja dll.
d. Pembiayaan kegiatan yang menunjang operasional Posyandu, Posbindu, PKK, UKS, Poskestren dan organisasi sejenisnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko, terutama pada remaja
e. Rehabilitasi pada kelompok remaja yang rentan berperilaku berisiko.
f. Kegiatan pendampingan upaya pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko di masing-masing.
f. Kemitraan Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam program kemitraan di masing-masing daerah, antara lain:
83
1) Diskusi pemecahan masalah kesehatan antara Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Forum Kota Sehat di masing-masing daerah. Apabila belum ada forumnya maka perlu dibentuk sebuah Forum Peduli Kesehatan di masing-masing daerah. Dinas Kesehatan bersama dengan Forum tersebut mengumumkan/sosialisasi peluang pemecahan masalah pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja berbasis kemitraan melalui partisipasi masyarakat dalam penggunaan dana pajak rokok.
2) Pengusulan proposal kegiatan oleh lembaga (calon mitra) ke Dinas Kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja. Yang dapat bertindak sebagai lembaga calon mitra, antara lain: kelompok-kelompok peduli kesehatan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penggunaan dana pajak rokok.
3) Seleksi proposal dan pengumuman program/proposal terpilih oleh Dinas Kesehatan dan anggota Forum Kota Sehat atau Forum Peduli Kesehatan yang dibentuk di masing-masing daerah.
4) Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (MoU) antara Dinas Kesehatan dengan lembaga pelaksana program (mitra) terpilih.
5) Implementasi kegiatan lembaga mitra dengan melaksanakan program yang terpilih dalam upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lembaga mitra yang terpilih.
84
7) Sosialisasi hasil pelaksanaan program terpilih terkait upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja, serta laporan pertanggungjawaban lembaga pelaksana program kepada Dinas Kesehatan di masing-masing daerah.
8) Evaluasi program kemitraan di masing-masing daerah.
85
BAB III KEGIATAN OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA
PAJAK ROKOK UNTUK KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
Adapun yang dimaksud dengan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, swasta dan atau pemerintah, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga termasuk pengobatan tradisonal dan alternatif yang secara ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika. Hal ini menyesuaikan dengan amanat Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Akan tetapi, dana pajak rokok untuk bidang kesehatan tidak diperuntukan untuk membiayai pelayan kesehatan bersifat kosmetika, seperti orthopedi dan bedah kosmetik lainnya.
Penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan diharapkan lebih mengutamakan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) oleh karena alokasi pendanaan kegiatan promosi kesehatan, prevensi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat masih sangat minim. Sedangkan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) sudah memiliki alokasi pendanaan yang banyak, terutama dari Dana Alokasi Khusus (DAK) kesehatan dan dana APBN melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan kesehatan dan upaya menekan biaya kesehatan dalam jangka panjang.
Dalam hal penggunaan dana pajak rokok untuk kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), kegiatan yang dapat dilakukan
86
dengan dana pajak rokok, antara lain: untuk upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, baik di fasilitas kesehatan pelayanan primer maupun pelayanan lanjutan, dan upaya peningkatan kualitas SDM Upaya Kesehatan Perorangan. Berikut adalah daftar kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan penggunaan dana pajak rokok untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan. Kegiatan ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan prioritas kebijakan kesehatan di masing-masing daerah. A. Kegiatan Upaya Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kesehatan Telah dijelaskan dalam pendahuluan panduan umum ini, penggunaan dana pajak rokok diperuntukan untuk kegiatan penanganan masalah kesehatan yang belum didanai dari APBN, APBD, DAK, DAU, Dana Dekonsentrasi & Tugas Perbantuan, DBHCHT, dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan sumber pembiayaan kesehatan lainnya di masing-maisng daerah. Sehingga Pemerintah Daerah dan SKPD lintas sektor di daerah dirasa perlu untuk memilih kegiatan mana yang sudah dan belum didanai oleh sumber dana tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada duplikasi atau overlapping sumber pendanaan untuk suatu kegiatan sebagaimana arahan dari Kementerian Keuangan RI.
Sebagaimana diketahui, Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan cenderung diarahkan untuk kegiatan fisik, yakni: kegiatan subbidang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kefarmasian. Oleh karenanya, penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan di setiap daerah, khususnya dalam hal upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, diharapkan dapat dialokasikan untuk kegiatan diluar peruntukan dana DAK Bidang Kesehatan yang sudah ada menurut Permenkes RI No. 84 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
87
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan Tahun 2014 dan/atau peraturan yang memperbaharuinya.
Selain itu, penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan dalam hal upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan diprioritaskan bagi daerah-daerah yang memenuhi Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil. Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil merupakan suatu studi/kajian sebagai upaya penetapan lokasi-lokasi yang termasuk dalam kriteria dan parameter Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil yang telah ditetapkan sesuai kebijakan-kebijakan nasional. Adapun pengertian dan kriteria Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil tersebut dijabarkan dalam Bab 1 bagian Pengertian di Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini.
Dengan demikian, kegiatan upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dalam Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini digunakan antara lain untuk pengadaan dan/atau peningkatan sarana prasarana kesehatan yang belum didanai dari DAK Bidang Kesehatan, DAU, dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dana BOK, DBHCHT dan sumber pembiayaan lainnya, serta peruntukan tersebut diprioritaskan dengan mempertimbangkan definisi dan kriteria Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan terkait upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dalam mendukung Upaya Kesehatan Perorangan melalui penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan, antara lain: 1. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan
prasarana deteksi awal penyakit dan gangguan kesehatan spesifik lokal masing-masing daerah.
88
2. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya di Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil.
3. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas perairan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar.
5. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan rumah sakit di daerah bencana dan tertinggal secara selektif.
6. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan.
B. Kegiatan Upaya Peningkatan SDM Kesehatan dalam
Upaya Kesehatan Perorangan Penggunaan dana pajak rokok untuk kegiatan peningkatan SDM Upaya Kesehatan Perorangan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan dalam mendukung pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan di masing-masing daerah. Oleh karenanya, pelatihan-pelatihan yang didesain untuk meningkatkan SDM Upaya Kesehatan Perorangan, antara lain: 1. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building petugas
fasilitas kesehatan primer dan lanjutan di Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil.
2. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan nonkesehatan dalam UKP mengenai deteksi awal penyakit dan gangguan kesehatan spesifik lokal masing-masing daerah.
89
3. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building mengenai upaya kendali mutu dan/atau kendali biaya fasilitas kesehatan primer dan lanjutan.
4. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building mengenai pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar.
5. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building mengenai kegawatdaruratan dan penanganan bencana.
6. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan lainnya mengenai materi komunikasi sosial (social marketing) terkait penyakit dan permasalahan kesehatan spesifik lokal masing-masing daerah.
7. Pelatihan teknologi sosial media kepada tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan lainnya mengenai penyakit dan permasalahan kesehatan spesifik lokal masing-masing daerah.
8. Pelaksanaan pelatihan/TOT/Capacity Building lainnya berkenaan dengan upaya peningkatan kapasitas SDM Upaya Kesehatan Perorangan sesuai dengan Sistem Kesehatan di Indonesia.
90
BAB IV PENUTUP
Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini merupakan panduan yang bersifat arahan dari Kementerian Kesehatan RI terhadap penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan. Dana ini merupakan amanat dari UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terutama pasal 31, yang mengamanatkan bahwa penerimaan pajak rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.
Panduan Umum Penggunaan Dana Pajak Rokok untuk Bidang Kesehatan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan upaya pencegahan dan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, upaya penurunan faktor risiko penyakit tidak menular, cedera dan penyakit menular, upaya peningkatan upaya kesehatan ibu, anak dan lansia, serta upaya pencegahan dan pengendalian perilaku berisiko pada remaja. Dimana upaya ini diharapkan dapat dilakukan dengan melibatkan partisipasi peran lintas sektor dan lintas program dari berbagai elemen masyarakat, media hingga pemangku kebijakan.
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
BID
AN
G K
ESEH
ATA
NM
ENU
RUT
PRO
VIN
SI D
I IN
DO
NES
IA
PEN
ERIM
AA
N C
UKA
I RO
KOK
NA
SIO
NA
L 20
13:
104.
700.
000.
000.
000
PAJA
K RO
KOK
:10
.470
.000
.000
.000
JUM
LAH
PEN
DU
DU
K IN
DO
NES
IA (S
P BP
S, 2
010)
:23
7.55
6.36
3
12
34
56
78
9
NO
.PR
OV
INSI
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
% JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K PR
OV
TE
RHA
DA
P IN
A
ESTI
MA
SI P
ENER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
(MIL
YAR0
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I PR
OV
INSI
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(4 =
3/F
6)(5
= 4
*F5)
(6 =
30%
*5)
(7 =
50%
*6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
70%
*5)
1N
angg
roe
Ace
h D
arus
sala
m4.
486.
570
1,9
197.
739.
969.
188
59.3
21.9
90.7
5629
.660
.995
.378
29.6
60.9
95.3
7813
8.41
7.97
8.43
22
Sum
ater
a U
tara
12.9
85.0
755,
557
2.30
0.96
2.74
017
1.69
0.28
8.82
285
.845
.144
.411
85.8
45.1
44.4
1140
0.61
0.67
3.91
83
Sum
ater
a Ba
rat
4.84
5.99
82,
021
3.58
1.30
9.37
564
.074
.392
.813
32.0
37.1
96.4
0632
.037
.196
.406
149.
506.
916.
563
4Ri
au5.
543.
031
2,3
244.
302.
168.
282
73.2
90.6
50.4
8436
.645
.325
.242
36.6
45.3
25.2
4217
1.01
1.51
7.79
75
Jam
bi3.
088.
618
1,3
136.
126.
980.
779
40.8
38.0
94.2
3420
.419
.047
.117
20.4
19.0
47.1
1795
.288
.886
.545
6Su
mat
era
Sela
tan
7.44
6.40
13,
132
8.19
0.82
3.79
298
.457
.247
.138
49.2
28.6
23.5
6949
.228
.623
.569
229.
733.
576.
654
7Be
ngku
lu1.
713.
393
0,7
75.5
15.6
56.5
1022
.654
.696
.953
11.3
27.3
48.4
7611
.327
.348
.476
52.8
60.9
59.5
578
Lam
pung
7.59
6.11
53,
233
4.78
9.28
1.35
510
0.43
6.78
4.40
650
.218
.392
.203
50.2
18.3
92.2
0323
4.35
2.49
6.94
89
Kepu
laua
n Ba
ngka
Bel
itung
1.22
3.04
80,
553
.904
.313
.058
16.1
71.2
93.9
178.
085.
646.
959
8.08
5.64
6.95
937
.733
.019
.140
10Ke
pula
uan
Riau
1.68
5.69
80,
774
.295
.033
.975
22.2
88.5
10.1
9211
.144
.255
.096
11.1
44.2
55.0
9652
.006
.523
.782
11D
KI Ja
kart
a 9.
588.
198
4,0
422.
587.
851.
541
126.
776.
355.
462
63.3
88.1
77.7
3163
.388
.177
.731
295.
811.
496.
079
12Ja
wa
Bara
t43
.021
.826
18,1
1.89
6.13
3.24
8.26
056
8.83
9.97
4.47
828
4.41
9.98
7.23
928
4.41
9.98
7.23
91.
327.
293.
273.
782
13Ja
wa
Teng
ah32
.380
.687
13,6
1.42
7.13
8.33
7.22
942
8.14
1.50
1.16
921
4.07
0.75
0.58
421
4.07
0.75
0.58
499
8.99
6.83
6.06
014
D.I.
Yog
yaka
rta
3.45
2.39
01,
515
2.15
9.77
7.34
145
.647
.933
.202
22.8
23.9
66.6
0122
.823
.966
.601
106.
511.
844.
139
15Ja
wa
Tim
ur37
.476
.011
15,8
1.65
1.70
8.37
8.65
549
5.51
2.51
3.59
724
7.75
6.25
6.79
824
7.75
6.25
6.79
81.
156.
195.
865.
059
16Ba
nten
10.6
44.0
304,
546
9.12
2.32
8.24
514
0.73
6.69
8.47
470
.368
.349
.237
70.3
68.3
49.2
3732
8.38
5.62
9.77
217
Bali
3.89
1.42
81,
617
1.50
9.82
8.84
851
.452
.948
.655
25.7
26.4
74.3
2725
.726
.474
.327
120.
056.
880.
194
18N
usa
Teng
gara
Bar
at4.
496.
855
1,9
198.
193.
267.
717
59.4
57.9
80.3
1529
.728
.990
.158
29.7
28.9
90.1
5813
8.73
5.28
7.40
219
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
4.67
9.31
62,
020
6.23
5.00
8.40
561
.870
.502
.522
30.9
35.2
51.2
6130
.935
.251
.261
144.
364.
505.
884
20Ka
liman
tan
Bara
t4.
393.
239
1,8
193.
626.
521.
930
58.0
87.9
56.5
7929
.043
.978
.289
29.0
43.9
78.2
8913
5.53
8.56
5.35
121
Kalim
anta
n Te
ngah
2.20
2.59
90,
997
.076
.799
.959
29.1
23.0
39.9
8814
.561
.519
.994
14.5
61.5
19.9
9467
.953
.759
.971
22Ka
liman
tan
Sela
tan
3.62
6.11
91,
515
9.81
6.66
6.03
547
.944
.999
.810
23.9
72.4
99.9
0523
.972
.499
.905
111.
871.
666.
224
23Ka
liman
tan
Tim
ur3.
550.
586
1,5
156.
487.
643.
398
46.9
46.2
93.0
1923
.473
.146
.510
23.4
73.1
46.5
1010
9.54
1.35
0.37
824
Sula
wes
i Uta
ra2.
265.
937
1,0
99.8
68.3
43.2
0229
.960
.502
.961
14.9
80.2
51.4
8014
.980
.251
.480
69.9
07.8
40.2
4225
Sula
wes
i Ten
gah
2.63
3.42
01,
111
6.06
4.69
7.45
534
.819
.409
.236
17.4
09.7
04.6
1817
.409
.704
.618
81.2
45.2
88.2
1826
Sula
wes
i Sel
atan
8.03
2.55
13,
435
4.02
4.65
2.96
210
6.20
7.39
5.88
953
.103
.697
.944
53.1
03.6
97.9
4424
7.81
7.25
7.07
327
Sula
wes
i Ten
ggar
a2.
230.
569
0,9
98.3
09.5
42.7
7629
.492
.862
.833
14.7
46.4
31.4
1614
.746
.431
.416
68.8
16.6
79.9
4328
Gor
onta
lo1.
038.
585
0,4
45.7
74.3
36.7
2013
.732
.301
.016
6.86
6.15
0.50
86.
866.
150.
508
32.0
42.0
35.7
0429
Sula
wes
i Bar
at1.
158.
336
0,5
51.0
52.2
12.4
8115
.315
.663
.744
7.65
7.83
1.87
27.
657.
831.
872
35.7
36.5
48.7
3630
Mal
uku
1.53
1.40
20,
667
.494
.630
.485
20.2
48.3
89.1
4510
.124
.194
.573
10.1
24.1
94.5
7347
.246
.241
.339
31M
aluk
u U
tara
1.03
5.47
80,
445
.637
.399
.576
13.6
91.2
19.8
736.
845.
609.
936
6.84
5.60
9.93
631
.946
.179
.703
32Pa
pua
Bara
t 76
0.85
50,
333
.533
.733
.845
10.0
60.1
20.1
535.
030.
060.
077
5.03
0.06
0.07
723
.473
.613
.691
33Pa
pua
2.85
1.99
91,
212
5.69
8.29
3.88
237
.709
.488
.165
18.8
54.7
44.0
8218
.854
.744
.082
87.9
88.8
05.7
18TO
TAL
237.
556.
363
100
10.4
70.0
00.0
00.0
003.
141.
000.
000.
000
1.57
0.50
0.00
0.00
01.
570.
500.
000.
000
7.32
9.00
0.00
0.00
0
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI N
AN
GRO
E A
CEH
DA
RUSS
ALA
M
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i)A
SAS
PEM
ERA
TAA
NA
SAS
POTE
NSI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. NA
D4.
486.
570
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)13
8.41
7.97
8.43
2(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)*
%ju
mla
h pe
ndud
uk)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Si
meu
lue
80.2
791,
83.
009.
086.
488
1.23
8.36
8.83
14.
247.
455.
318
2.12
3.72
7.65
92.
123.
727.
659
Ace
h Si
ngki
l10
2.21
32,
33.
009.
086.
488
1.57
6.71
8.61
04.
585.
805.
098
2.29
2.90
2.54
92.
292.
902.
549
Ace
h Se
lata
n20
2.00
34,
53.
009.
086.
488
3.11
6.06
0.47
66.
125.
146.
963
3.06
2.57
3.48
23.
062.
573.
482
Ace
h Te
ngga
ra17
8.85
24,
03.
009.
086.
488
2.75
8.93
7.48
25.
768.
023.
970
2.88
4.01
1.98
52.
884.
011.
985
Ace
h Ti
mur
359.
280
8,0
3.00
9.08
6.48
85.
542.
186.
045
8.55
1.27
2.53
34.
275.
636.
267
4.27
5.63
6.26
7A
ceh
Teng
ah17
5.32
93,
93.
009.
086.
488
2.70
4.59
2.34
35.
713.
678.
831
2.85
6.83
9.41
62.
856.
839.
416
Ace
h Ba
rat
172.
896
3,9
3.00
9.08
6.48
82.
667.
061.
341
5.67
6.14
7.82
82.
838.
073.
914
2.83
8.07
3.91
4A
ceh
Besa
r35
0.22
57,
83.
009.
086.
488
5.40
2.50
5.31
08.
411.
591.
798
4.20
5.79
5.89
94.
205.
795.
899
Pidi
e37
8.27
88,
43.
009.
086.
488
5.83
5.24
5.63
88.
844.
332.
126
4.42
2.16
6.06
34.
422.
166.
063
Bire
uen
389.
024
8,7
3.00
9.08
6.48
86.
001.
011.
423
9.01
0.09
7.91
14.
505.
048.
955
4.50
5.04
8.95
5A
ceh
Uta
ra52
9.74
611
,83.
009.
086.
488
8.17
1.76
2.66
111
.180
.849
.148
5.59
0.42
4.57
45.
590.
424.
574
Ace
h Ba
rat D
aya
125.
991
2,8
3.00
9.08
6.48
81.
943.
513.
588
4.95
2.60
0.07
62.
476.
300.
038
2.47
6.30
0.03
8G
ayo
Lues
79.5
921,
83.
009.
086.
488
1.22
7.77
1.29
74.
236.
857.
785
2.11
8.42
8.89
32.
118.
428.
893
Ace
h Ta
mia
ng25
0.99
25,
63.
009.
086.
488
3.87
1.75
5.62
26.
880.
842.
110
3.44
0.42
1.05
53.
440.
421.
055
Nag
an R
aya
138.
670
3,1
3.00
9.08
6.48
82.
139.
097.
470
5.14
8.18
3.95
72.
574.
091.
979
2.57
4.09
1.97
9A
ceh
Jaya
76.8
921,
73.
009.
086.
488
1.18
6.12
1.60
34.
195.
208.
090
2.09
7.60
4.04
52.
097.
604.
045
Bene
r M
eria
h12
1.87
02,
73.
009.
086.
488
1.87
9.94
3.81
44.
889.
030.
301
2.44
4.51
5.15
12.
444.
515.
151
Pidi
e Ja
ya13
2.85
83,
03.
009.
086.
488
2.04
9.44
2.64
55.
058.
529.
133
2.52
9.26
4.56
62.
529.
264.
566
Kota
Ban
da A
ceh
224.
209
5,0
3.00
9.08
6.48
83.
458.
606.
076
6.46
7.69
2.56
43.
233.
846.
282
3.23
3.84
6.28
2Ko
ta S
aban
g30
.647
0,7
3.00
9.08
6.48
847
2.75
4.88
73.
481.
841.
374
1.74
0.92
0.68
71.
740.
920.
687
Kota
Lan
gsa
148.
904
3,3
3.00
9.08
6.48
82.
296.
965.
239
5.30
6.05
1.72
62.
653.
025.
863
2.65
3.02
5.86
3Ko
ta L
hoks
eum
awe
170.
504
3,8
3.00
9.08
6.48
82.
630.
162.
796
5.63
9.24
9.28
42.
819.
624.
642
2.81
9.62
4.64
2Ko
ta S
ubul
ussa
lam
67.3
161,
53.
009.
086.
488
1.03
8.40
4.01
94.
047.
490.
506
2.02
3.74
5.25
32.
023.
745.
253
TOTA
L4.
486.
570
100
69.2
08.9
89.2
1669
.208
.989
.216
138.
417.
978.
432
69.2
08.9
89.2
1669
.208
.989
.216
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI S
UM
ATE
RA U
TARA
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sum
ater
a U
tara
12.9
85.0
75(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
400.
610.
673.
918
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)*
%ju
mla
h pe
ndud
uk)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)N
ias
132.
329
1,0
6.06
9.85
8.69
62.
041.
282.
390
8.11
1.14
1.08
64.
055.
570.
543
4.05
5.57
0.54
3M
anda
iling
Nat
al40
3.89
43,
16.
069.
858.
696
6.23
0.39
3.26
012
.300
.251
.956
6.15
0.12
5.97
86.
150.
125.
978
Tapa
nuli
Sela
tan
264.
108
2,0
6.06
9.85
8.69
64.
074.
080.
584
10.1
43.9
39.2
795.
071.
969.
640
5.07
1.96
9.64
0Ta
panu
li Te
ngah
310.
962
2,4
6.06
9.85
8.69
64.
796.
841.
619
10.8
66.7
00.3
155.
433.
350.
158
5.43
3.35
0.15
8Ta
panu
li U
tara
278.
897
2,1
6.06
9.85
8.69
64.
302.
212.
930
10.3
72.0
71.6
265.
186.
035.
813
5.18
6.03
5.81
3To
ba S
amos
ir17
2.93
31,
36.
069.
858.
696
2.66
7.63
2.09
68.
737.
490.
792
4.36
8.74
5.39
64.
368.
745.
396
Labu
han
Batu
414.
417
3,2
6.06
9.85
8.69
66.
392.
719.
089
12.4
62.5
77.7
856.
231.
288.
892
6.23
1.28
8.89
2A
saha
n66
7.56
35,
16.
069.
858.
696
10.2
97.7
01.9
1216
.367
.560
.608
8.18
3.78
0.30
48.
183.
780.
304
Sim
alun
gun
818.
104
6,3
6.06
9.85
8.69
612
.619
.919
.206
18.6
89.7
77.9
029.
344.
888.
951
9.34
4.88
8.95
1D
airi
269.
848
2,1
6.06
9.85
8.69
64.
162.
624.
749
10.2
32.4
83.4
455.
116.
241.
723
5.11
6.24
1.72
3Ka
ro35
0.47
92,
76.
069.
858.
696
5.40
6.42
3.46
611
.476
.282
.162
5.73
8.14
1.08
15.
738.
141.
081
Del
i Ser
dang
1.78
9.24
313
,86.
069.
858.
696
27.6
00.5
27.6
8433
.670
.386
.380
16.8
35.1
93.1
9016
.835
.193
.190
Lang
kat
966.
133
7,4
6.06
9.85
8.69
614
.903
.386
.859
20.9
73.2
45.5
5410
.486
.622
.777
10.4
86.6
22.7
77N
ias
Sela
tan
289.
876
2,2
6.06
9.85
8.69
64.
471.
572.
929
10.5
41.4
31.6
255.
270.
715.
813
5.27
0.71
5.81
3H
umab
ng H
asun
duta
n17
1.68
71,
36.
069.
858.
696
2.64
8.41
1.53
38.
718.
270.
229
4.35
9.13
5.11
44.
359.
135.
114
Pakp
ak B
arat
40.4
810,
36.
069.
858.
696
624.
452.
330
6.69
4.31
1.02
63.
347.
155.
513
3.34
7.15
5.51
3Sa
mos
ir11
9.65
00,
96.
069.
858.
696
1.84
5.69
8.50
97.
915.
557.
205
3.95
7.77
8.60
23.
957.
778.
602
Serd
ang
Beda
gai
593.
803
4,6
6.06
9.85
8.69
69.
159.
893.
955
15.2
29.7
52.6
517.
614.
876.
326
7.61
4.87
6.32
6Ba
tuba
ra37
4.53
52,
96.
069.
858.
696
5.77
7.50
6.82
111
.847
.365
.516
5.92
3.68
2.75
85.
923.
682.
758
Pada
ng L
awas
Uta
ra22
3.04
91,
76.
069.
858.
696
3.44
0.71
2.13
39.
510.
570.
829
4.75
5.28
5.41
44.
755.
285.
414
Pada
ng L
awas
223.
480
1,7
6.06
9.85
8.69
63.
447.
360.
659
9.51
7.21
9.35
44.
758.
609.
677
4.75
8.60
9.67
7La
buha
n Ba
tu S
elat
an27
7.54
92,
16.
069.
858.
696
4.28
1.41
8.93
410
.351
.277
.630
5.17
5.63
8.81
55.
175.
638.
815
Labu
han
Batu
Uta
ra33
1.66
02,
66.
069.
858.
696
5.11
6.12
5.09
411
.185
.983
.790
5.59
2.99
1.89
55.
592.
991.
895
Nia
s U
tara
127.
530
1,0
6.06
9.85
8.69
61.
967.
253.
914
8.03
7.11
2.61
04.
018.
556.
305
4.01
8.55
6.30
5N
ias
Bara
t81
.461
0,6
6.06
9.85
8.69
61.
256.
602.
142
7.32
6.46
0.83
73.
663.
230.
419
3.66
3.23
0.41
9Ko
ta S
ibol
ga84
.444
0,7
6.06
9.85
8.69
61.
302.
617.
341
7.37
2.47
6.03
73.
686.
238.
019
3.68
6.23
8.01
9Ko
ta T
anju
ng B
alai
154.
426
1,2
6.06
9.85
8.69
62.
382.
146.
577
8.45
2.00
5.27
34.
226.
002.
636
4.22
6.00
2.63
6Ko
ta P
emat
ang
Sian
tar
234.
885
1,8
6.06
9.85
8.69
63.
623.
292.
054
9.69
3.15
0.75
04.
846.
575.
375
4.84
6.57
5.37
5Ko
ta T
ebin
g Ti
nggi
145.
180
1,1
6.06
9.85
8.69
62.
239.
519.
511
8.30
9.37
8.20
74.
154.
689.
104
4.15
4.68
9.10
4Ko
ta M
edan
2.
109.
339
16,2
6.06
9.85
8.69
632
.538
.268
.678
38.6
08.1
27.3
7419
.304
.063
.687
19.3
04.0
63.6
87Ko
ta B
inja
i24
6.01
01,
96.
069.
858.
696
3.79
4.90
4.22
29.
864.
762.
918
4.93
2.38
1.45
94.
932.
381.
459
Kota
Pad
ang
Side
mpu
an19
1.55
41,
56.
069.
858.
696
2.95
4.87
6.15
79.
024.
734.
853
4.51
2.36
7.42
64.
512.
367.
426
Kota
Gun
ung
Sito
li12
5.56
61,
06.
069.
858.
696
1.93
6.95
7.61
88.
006.
816.
314
4.00
3.40
8.15
74.
003.
408.
157
TOTA
L12
.985
.075
100
200.
305.
336.
959
200.
305.
336.
959
400.
610.
673.
918
200.
305.
336.
959
200.
305.
336.
959
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I SU
MA
TERA
BA
RAT
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sum
ater
a Ba
rat
4.84
5.99
8(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
149.
606.
916.
563
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)*
%ju
mla
h pe
ndud
uk)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Ke
pula
uan
Men
taw
ai76
.421
1,6
3.93
7.02
4.12
01.
179.
644.
541
5.11
6.66
8.66
12.
558.
334.
330
2.55
8.33
4.33
0Pe
sisi
r Se
lata
n42
9.69
98,
93.
937.
024.
120
6.63
2.88
9.90
610
.569
.914
.026
5.28
4.95
7.01
35.
284.
957.
013
Solo
k34
8.99
17,
23.
937.
024.
120
5.38
7.07
0.67
39.
324.
094.
793
4.66
2.04
7.39
74.
662.
047.
397
Siju
njun
g20
1.62
74,
23.
937.
024.
120
3.11
2.34
0.71
67.
049.
364.
836
3.52
4.68
2.41
83.
524.
682.
418
Tana
h D
atar
338.
584
7,0
3.93
7.02
4.12
05.
226.
426.
862
9.16
3.45
0.98
24.
581.
725.
491
4.58
1.72
5.49
1Pa
dang
Par
iam
an39
0.20
48,
13.
937.
024.
120
6.02
3.23
9.92
69.
960.
264.
046
4.98
0.13
2.02
34.
980.
132.
023
Aga
m
455.
484
9,4
3.93
7.02
4.12
07.
030.
910.
535
10.9
67.9
34.6
555.
483.
967.
328
5.48
3.96
7.32
8Li
map
uluh
Kot
a34
8.24
97,
23.
937.
024.
120
5.37
5.61
7.06
49.
312.
641.
185
4.65
6.32
0.59
24.
656.
320.
592
Pasa
man
252.
981
5,2
3.93
7.02
4.12
03.
905.
047.
769
7.84
2.07
1.88
93.
921.
035.
945
3.92
1.03
5.94
5So
lok
Sela
tan
144.
236
3,0
3.93
7.02
4.12
02.
226.
445.
741
6.16
3.46
9.86
13.
081.
734.
931
3.08
1.73
4.93
1D
harm
asra
ya19
1.27
73,
93.
937.
024.
120
2.95
2.57
6.76
36.
889.
600.
883
3.44
4.80
0.44
23.
444.
800.
442
Pasa
man
Bar
at36
4.58
77,
53.
937.
024.
120
5.62
7.81
2.56
79.
564.
836.
687
4.78
2.41
8.34
44.
782.
418.
344
Kota
Pad
ang
833.
584
17,2
3.93
7.02
4.12
012
.867
.311
.536
16.8
04.3
35.6
568.
402.
167.
828
8.40
2.16
7.82
8Ko
ta S
olok
59.3
171,
23.
937.
024.
120
915.
624.
962
4.85
2.64
9.08
22.
426.
324.
541
2.42
6.32
4.54
1Ko
ta S
awah
lunt
o56
.812
1,2
3.93
7.02
4.12
087
6.95
7.45
54.
813.
981.
575
2.40
6.99
0.78
72.
406.
990.
787
Kota
Pad
ang
Panj
ang
47.0
081,
03.
937.
024.
120
725.
621.
630
4.66
2.64
5.75
02.
331.
322.
875
2.33
1.32
2.87
5Ko
ta B
ukit
Ting
gi11
0.95
42,
33.
937.
024.
120
1.71
2.70
0.44
15.
649.
724.
561
2.82
4.86
2.28
02.
824.
862.
280
Kota
Pay
akum
buh
116.
910
2,4
3.93
7.02
4.12
01.
804.
638.
035
5.74
1.66
2.15
52.
870.
831.
077
2.87
0.83
1.07
7Ko
ta P
aria
man
79.0
731,
63.
937.
024.
120
1.22
0.58
1.15
95.
157.
605.
279
2.57
8.80
2.64
02.
578.
802.
640
TOTA
L4.
845.
998
100
74.8
03.4
58.2
8274
.803
.458
.282
149.
606.
916.
563
74.8
03.4
58.2
8274
.803
.458
.282
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI R
IAU
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Ria
u5.
543.
031
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)17
1.01
1.51
7.79
7(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Ku
anta
n Si
ngin
gi29
1.04
45,
37.
125.
479.
908
4.48
9.59
0.27
911
.615
.070
.187
5.80
7.53
5.09
45.
807.
535.
094
Indr
agir
i Hul
u36
2.96
16,
57.
125.
479.
908
5.59
8.96
8.46
212
.724
.448
.371
6.36
2.22
4.18
56.
362.
224.
185
Indr
agir
i Hili
r66
2.30
511
,97.
125.
479.
908
10.2
16.5
92.9
8817
.342
.072
.896
8.67
1.03
6.44
88.
671.
036.
448
Pela
law
an30
3.02
15,
57.
125.
479.
908
4.67
4.34
5.23
911
.799
.825
.148
5.89
9.91
2.57
45.
899.
912.
574
Siak
377.
232
6,8
7.12
5.47
9.90
85.
819.
110.
238
12.9
44.5
90.1
466.
472.
295.
073
6.47
2.29
5.07
3Ka
mpa
r68
6.03
012
,47.
125.
479.
908
10.5
82.5
70.3
9817
.708
.050
.306
8.85
4.02
5.15
38.
854.
025.
153
Roka
n H
ulu
475.
011
8,6
7.12
5.47
9.90
87.
327.
430.
794
14.4
52.9
10.7
027.
226.
455.
351
7.22
6.45
5.35
1Be
ngka
lis49
8.38
49,
07.
125.
479.
908
7.68
7.97
8.31
814
.813
.458
.226
7.40
6.72
9.11
37.
406.
729.
113
Roka
n H
ilir
552.
433
10,0
7.12
5.47
9.90
88.
521.
728.
077
15.6
47.2
07.9
857.
823.
603.
993
7.82
3.60
3.99
3Ke
pula
uan
Mer
anti
176.
371
3,2
7.12
5.47
9.90
82.
720.
666.
040
9.84
6.14
5.94
94.
923.
072.
974
4.92
3.07
2.97
4Ko
ta P
ekan
baru
903.
902
16,3
7.12
5.47
9.90
813
.943
.423
.098
21.0
68.9
03.0
0610
.534
.451
.503
10.5
34.4
51.5
03Ko
ta D
umai
254.
337
4,6
7.12
5.47
9.90
83.
923.
354.
966
11.0
48.8
34.8
745.
524.
417.
437
5.52
4.41
7.43
7TO
TAL
5.54
3.03
110
085
.505
.758
.899
85.5
05.7
58.8
9917
1.01
1.51
7.79
785
.505
.758
.899
85.5
05.7
58.8
99
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI JA
MBI
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Jam
bi3.
088.
618
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)95
.288
.886
.545
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Keri
nci
229.
387
7,4
4.33
1.31
3.02
53.
538.
480.
935
7.86
9.79
3.96
03.
934.
896.
980
3.93
4.89
6.98
0M
eran
gin
336.
050
10,9
4.33
1.31
3.02
55.
183.
844.
413
9.51
5.15
7.43
74.
757.
578.
719
4.75
7.57
8.71
9Sa
rola
ngun
245.
848
8,0
4.33
1.31
3.02
53.
792.
405.
241
8.12
3.71
8.26
54.
061.
859.
133
4.06
1.85
9.13
3Ba
tang
hari
240.
743
7,8
4.33
1.31
3.02
53.
713.
656.
466
8.04
4.96
9.49
14.
022.
484.
745
4.02
2.48
4.74
5M
uaro
Jam
bi34
1.58
811
,14.
331.
313.
025
5.26
9.27
2.56
49.
600.
585.
589
4.80
0.29
2.79
44.
800.
292.
794
Tanj
ab T
imur
204.
557
6,6
4.33
1.31
3.02
53.
155.
458.
002
7.48
6.77
1.02
73.
743.
385.
513
3.74
3.38
5.51
3Ta
njab
Bar
at27
8.93
79,
04.
331.
313.
025
4.30
2.82
9.96
28.
634.
142.
987
4.31
7.07
1.49
44.
317.
071.
494
Tebo
298.
043
9,6
4.33
1.31
3.02
54.
597.
555.
543
8.92
8.86
8.56
84.
464.
434.
284
4.46
4.43
4.28
4Bu
ngo
302.
558
9,8
4.33
1.31
3.02
54.
667.
203.
088
8.99
8.51
6.11
34.
499.
258.
056
4.49
9.25
8.05
6Ko
ta Ja
mbi
529.
118
17,1
4.33
1.31
3.02
58.
162.
075.
250
12.4
93.3
88.2
756.
246.
694.
138
6.24
6.69
4.13
8Ko
ta S
unga
i Pen
uh81
.789
2,6
4.33
1.31
3.02
51.
261.
661.
808
5.59
2.97
4.83
32.
796.
487.
417
2.79
6.48
7.41
7TO
TAL
3.08
8.61
810
047
.644
.443
.273
47.6
44.4
43.2
7395
.288
.886
.545
47.6
44.4
43.2
7347
.644
.443
.273
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I SU
MA
TERA
SEL
ATA
N
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sum
ater
a Se
lata
n7.
446.
401
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)22
9.73
3.57
6.65
4(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)O
gan
Kom
erin
g U
lu32
3.42
04,
37.
657.
785.
888
4.98
9.01
6.39
612
.646
.802
.285
6.32
3.40
1.14
26.
323.
401.
142
Oga
n Ko
mer
ing
Ilir
726.
659
9,8
7.65
7.78
5.88
811
.209
.305
.749
18.8
67.0
91.6
389.
433.
545.
819
9.43
3.54
5.81
9M
uara
Eni
m71
7.71
79,
67.
657.
785.
888
11.0
71.3
68.1
3018
.729
.154
.019
9.36
4.57
7.00
99.
364.
577.
009
Laha
t37
0.14
65,
07.
657.
785.
888
5.70
9.80
2.92
813
.367
.588
.816
6.68
3.79
4.40
86.
683.
794.
408
Mus
i Raw
as52
4.91
97,
07.
657.
785.
888
8.09
7.30
2.26
215
.755
.088
.151
7.87
7.54
4.07
57.
877.
544.
075
Mus
i Ban
yuas
in56
2.58
47,
67.
657.
785.
888
8.67
8.31
5.50
416
.336
.101
.392
8.16
8.05
0.69
68.
168.
050.
696
Bany
uasi
n74
9.10
710
,17.
657.
785.
888
11.5
55.5
84.3
9619
.213
.370
.285
9.60
6.68
5.14
29.
606.
685.
142
Oku
Sel
atan
318.
345
4,3
7.65
7.78
5.88
84.
910.
730.
396
12.5
68.5
16.2
846.
284.
258.
142
6.28
4.25
8.14
2O
ku T
imur
609.
715
8,2
7.65
7.78
5.88
89.
405.
349.
490
17.0
63.1
35.3
788.
531.
567.
689
8.53
1.56
7.68
9O
gan
Ilir
380.
861
5,1
7.65
7.78
5.88
85.
875.
090.
513
13.5
32.8
76.4
016.
766.
438.
201
6.76
6.43
8.20
1Em
pat L
awan
g22
0.69
43,
07.
657.
785.
888
3.40
4.38
4.34
411
.062
.170
.232
5.53
1.08
5.11
65.
531.
085.
116
Kota
Pal
emba
ng1.
452.
840
19,5
7.65
7.78
5.88
822
.411
.237
.960
30.0
69.0
23.8
4815
.034
.511
.924
15.0
34.5
11.9
24Ko
ta P
rabu
mul
ih16
1.81
42,
27.
657.
785.
888
2.49
6.11
2.48
310
.153
.898
.371
5.07
6.94
9.18
65.
076.
949.
186
Kota
Pag
aral
am12
6.36
31,
77.
657.
785.
888
1.94
9.25
1.99
19.
607.
037.
879
4.80
3.51
8.94
04.
803.
518.
940
Kota
Lub
uklin
ggau
201.
217
2,7
7.65
7.78
5.88
83.
103.
935.
787
10.7
61.7
21.6
755.
380.
860.
838
5.38
0.86
0.83
8TO
TAL
7.44
6.40
110
011
4.86
6.78
8.32
711
4.86
6.78
8.32
722
9.73
3.57
6.65
411
4.86
6.78
8.32
711
4.86
6.78
8.32
7
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI B
ENG
KULU
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Ben
gkul
u1.
713.
393
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)52
.860
.959
.557
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Beng
kulu
Sel
atan
1427
228,
32.
643.
047.
978
2.20
1.60
2.86
34.
844.
650.
841
2.42
2.32
5.42
12.
422.
325.
421
Raja
ng L
ebon
g24
6378
14,4
2.64
3.04
7.97
83.
800.
580.
922
6.44
3.62
8.89
93.
221.
814.
450
3.22
1.81
4.45
0Be
ngku
lu U
tara
2581
2515
,12.
643.
047.
978
3.98
1.78
7.94
56.
624.
835.
923
3.31
2.41
7.96
23.
312.
417.
962
Kaur
1076
276,
32.
643.
047.
978
1.66
0.23
3.96
14.
303.
281.
939
2.15
1.64
0.96
92.
151.
640.
969
Selu
ma
1728
0110
,12.
643.
047.
978
2.66
5.59
5.88
95.
308.
643.
866
2.65
4.32
1.93
32.
654.
321.
933
Muk
omuk
o15
6312
9,1
2.64
3.04
7.97
82.
411.
239.
660
5.05
4.28
7.63
82.
527.
143.
819
2.52
7.14
3.81
9Le
bong
9709
15,
72.
643.
047.
978
1.49
7.70
7.59
74.
140.
755.
575
2.07
0.37
7.78
72.
070.
377.
787
Kapa
hian
g12
5011
7,3
2.64
3.04
7.97
81.
928.
396.
292
4.57
1.44
4.27
02.
285.
722.
135
2.28
5.72
2.13
5Be
ngku
lu T
enga
h98
570
5,8
2.64
3.04
7.97
81.
520.
522.
374
4.16
3.57
0.35
22.
081.
785.
176
2.08
1.78
5.17
6Ko
ta B
engk
ulu
3087
5618
,02.
643.
047.
978
4.76
2.81
2.27
67.
405.
860.
254
3.70
2.93
0.12
73.
702.
930.
127
TOTA
L1.
713.
393
100
26.4
30.4
79.7
7926
.430
.479
.779
52.8
60.9
59.5
5726
.430
.479
.779
26.4
30.4
79.7
79
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I LA
MPU
NG
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Lam
pung
7.44
6.40
1(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
229.
733.
576.
654
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Oga
n Ko
mer
ing
Ulu
323.
420
4,3
7.65
7.78
5.88
84.
989.
016.
396
12.6
46.8
02.2
856.
323.
401.
142
6.32
3.40
1.14
2O
gan
Kom
erin
g Ili
r72
6.65
99,
87.
657.
785.
888
11.2
09.3
05.7
4918
.867
.091
.638
9.43
3.54
5.81
99.
433.
545.
819
Mua
ra E
nim
717.
717
9,6
7.65
7.78
5.88
811
.071
.368
.130
18.7
29.1
54.0
199.
364.
577.
009
9.36
4.57
7.00
9La
hat
370.
146
5,0
7.65
7.78
5.88
85.
709.
802.
928
13.3
67.5
88.8
166.
683.
794.
408
6.68
3.79
4.40
8M
usi R
awas
524.
919
7,0
7.65
7.78
5.88
88.
097.
302.
262
15.7
55.0
88.1
517.
877.
544.
075
7.87
7.54
4.07
5M
usi B
anyu
asin
562.
584
7,6
7.65
7.78
5.88
88.
678.
315.
504
16.3
36.1
01.3
928.
168.
050.
696
8.16
8.05
0.69
6Ba
nyua
sin
749.
107
10,1
7.65
7.78
5.88
811
.555
.584
.396
19.2
13.3
70.2
859.
606.
685.
142
9.60
6.68
5.14
2O
ku S
elat
an31
8.34
54,
37.
657.
785.
888
4.91
0.73
0.39
612
.568
.516
.284
6.28
4.25
8.14
26.
284.
258.
142
Oku
Tim
ur60
9.71
58,
27.
657.
785.
888
9.40
5.34
9.49
017
.063
.135
.378
8.53
1.56
7.68
98.
531.
567.
689
Oga
n Ili
r38
0.86
15,
17.
657.
785.
888
5.87
5.09
0.51
313
.532
.876
.401
6.76
6.43
8.20
16.
766.
438.
201
Empa
t Law
ang
220.
694
3,0
7.65
7.78
5.88
83.
404.
384.
344
11.0
62.1
70.2
325.
531.
085.
116
5.53
1.08
5.11
6Ko
ta P
alem
bang
1.45
2.84
019
,57.
657.
785.
888
22.4
11.2
37.9
6030
.069
.023
.848
15.0
34.5
11.9
2415
.034
.511
.924
Kota
Pra
bum
ulih
161.
814
2,2
7.65
7.78
5.88
82.
496.
112.
483
10.1
53.8
98.3
715.
076.
949.
186
5.07
6.94
9.18
6Ko
ta P
agar
alam
126.
363
1,7
7.65
7.78
5.88
81.
949.
251.
991
9.60
7.03
7.87
94.
803.
518.
940
4.80
3.51
8.94
0Ko
ta L
ubuk
lingg
au20
1.21
72,
77.
657.
785.
888
3.10
3.93
5.78
710
.761
.721
.675
5.38
0.86
0.83
85.
380.
860.
838
TOTA
L7.
446.
401
100
114.
866.
788.
327
114.
866.
788.
327
229.
733.
576.
654
114.
866.
788.
327
114.
866.
788.
327
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI K
EPU
LAU
AN
BA
NG
KA B
ELIT
UN
G
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Kep
. Ban
gka
Belit
ung
1.22
3.04
8(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
37.7
73.0
19.1
40(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Ba
ngka
277.
193
22,7
2.69
8.07
2.79
64.
280.
460.
168
6.97
8.53
2.96
33.
489.
266.
482
3.48
9.26
6.48
2Be
litun
g15
5.92
412
,72.
698.
072.
796
2.40
7.80
4.20
65.
105.
877.
001
2.55
2.93
8.50
12.
552.
938.
501
Bang
ka B
arat
175.
110
14,3
2.69
8.07
2.79
62.
704.
077.
592
5.40
2.15
0.38
82.
701.
075.
194
2.70
1.07
5.19
4Ba
ngka
Ten
gah
161.
075
13,2
2.69
8.07
2.79
62.
487.
346.
800
5.18
5.41
9.59
62.
592.
709.
798
2.59
2.70
9.79
8Ba
ngka
Sel
atan
172.
476
14,1
2.69
8.07
2.79
62.
663.
402.
928
5.36
1.47
5.72
42.
680.
737.
862
2.68
0.73
7.86
2Be
litun
g Ti
mur
106.
432
8,7
2.69
8.07
2.79
61.
643.
540.
553
4.34
1.61
3.34
92.
170.
806.
674
2.17
0.80
6.67
4Ko
ta P
angk
al P
inan
g17
4.83
814
,32.
698.
072.
796
2.69
9.87
7.32
35.
397.
950.
119
2.69
8.97
5.05
92.
698.
975.
059
TOTA
L1.
223.
048
100
18.8
86.5
09.5
7018
.886
.509
.570
37.7
73.0
19.1
4018
.886
.509
.570
18.8
86.5
09.5
70
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI K
EPU
LAU
AN
RIA
U
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Kep
. Ria
u1.
685.
698
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)52
.006
.523
.782
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Kari
mun
212.
812
12,6
3.71
4.75
1.69
93.
282.
798.
087
6.99
7.54
9.78
63.
498.
774.
893
3.49
8.77
4.89
3Bi
ntan
142.
382
8,4
3.71
4.75
1.69
92.
196.
358.
087
5.91
1.10
9.78
62.
955.
554.
893
2.95
5.55
4.89
3N
atun
a 69
.319
4,1
3.71
4.75
1.69
91.
069.
301.
922
4.78
4.05
3.62
12.
392.
026.
810
2.39
2.02
6.81
0Li
ngga
86
.230
5,1
3.71
4.75
1.69
91.
330.
167.
843
5.04
4.91
9.54
22.
522.
459.
771
2.52
2.45
9.77
1Ke
pula
uan
Ana
mba
s37
.493
2,2
3.71
4.75
1.69
957
8.36
0.00
24.
293.
111.
700
2.14
6.55
5.85
02.
146.
555.
850
Kota
Bat
am94
9.77
556
,33.
714.
751.
699
14.6
51.0
51.4
1218
.365
.803
.110
9.18
2.90
1.55
59.
182.
901.
555
Kota
Tan
jung
Pin
ang
187.
687
11,1
3.71
4.75
1.69
92.
895.
224.
539
6.60
9.97
6.23
73.
304.
988.
119
3.30
4.98
8.11
9TO
TAL
1.68
5.69
810
026
.003
.261
.891
26.0
03.2
61.8
9152
.006
.523
.782
26.0
03.2
61.8
9126
.003
.261
.891
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI D
KI JA
KART
A
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. DKI
Jaka
rta
9.58
8.19
8(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
295.
811.
496.
079
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Kepu
laua
n Se
ribu
21.0
710,
224
.650
.958
.007
325.
037.
303
24.9
75.9
95.3
0912
.487
.997
.655
12.4
87.9
97.6
55Ko
ta Ja
kart
a Se
lata
n2.
057.
080
21,5
24.6
50.9
58.0
0731
.732
.131
.124
56.3
83.0
89.1
3028
.191
.544
.565
28.1
91.5
44.5
65Ko
ta Ja
kart
a Ti
mur
2.68
7.02
728
,024
.650
.958
.007
41.4
49.5
75.6
5966
.100
.533
.666
33.0
50.2
66.8
3333
.050
.266
.833
Kota
Jaka
rta
Pusa
t89
8.88
39,
424
.650
.958
.007
13.8
66.0
00.9
4438
.516
.958
.950
19.2
58.4
79.4
7519
.258
.479
.475
Kota
Jaka
rta
Bara
t2.
278.
825
23,8
24.6
50.9
58.0
0735
.152
.727
.997
59.8
03.6
86.0
0429
.901
.843
.002
29.9
01.8
43.0
02Ko
ta Ja
kart
a U
tara
1.64
5.31
217
,224
.650
.958
.007
25.3
80.2
75.0
1350
.031
.233
.020
25.0
15.6
16.5
1025
.015
.616
.510
TOTA
L9.
588.
198
100
147.
905.
748.
040
147.
905.
748.
040
295.
811.
496.
079
147.
905.
748.
040
147.
905.
748.
040
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI JA
WA
BA
RAT
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Jaw
a Ba
rat
43.0
21.8
26(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
1.32
7.29
3.27
3.78
2(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Bo
gor
4.76
3.20
911
,125
.524
.870
.650
73.4
76.3
70.6
6099
.001
.241
.310
49.5
00.6
20.6
5549
.500
.620
.655
Suka
bum
i2.
339.
348
5,4
25.5
24.8
70.6
5036
.086
.344
.469
61.6
11.2
15.1
1930
.805
.607
.559
30.8
05.6
07.5
59Ci
anju
r2.
168.
514
5,0
25.5
24.8
70.6
5033
.451
.091
.154
58.9
75.9
61.8
0429
.487
.980
.902
29.4
87.9
80.9
02Ba
ndun
g3.
174.
499
7,4
25.5
24.8
70.6
5048
.969
.227
.507
74.4
94.0
98.1
5737
.247
.049
.078
37.2
47.0
49.0
78G
arut
2.40
1.24
85,
625
.524
.870
.650
37.0
41.2
02.2
8562
.566
.072
.935
31.2
83.0
36.4
6731
.283
.036
.467
Tasi
kmal
aya
1.67
5.54
43,
925
.524
.870
.650
25.8
46.6
28.1
8751
.371
.498
.837
25.6
85.7
49.4
1925
.685
.749
.419
Ciam
is1.
531.
359
3,6
25.5
24.8
70.6
5023
.622
.457
.360
49.1
47.3
28.0
0924
.573
.664
.005
24.5
73.6
64.0
05Ku
ning
an1.
037.
558
2,4
25.5
24.8
70.6
5016
.005
.175
.542
41.5
30.0
46.1
9220
.765
.023
.096
20.7
65.0
23.0
96Ci
rebo
n2.
065.
142
4,8
25.5
24.8
70.6
5031
.856
.494
.027
57.3
81.3
64.6
7728
.690
.682
.338
28.6
90.6
82.3
38M
ajal
engk
a1.
166.
733
2,7
25.5
24.8
70.6
5017
.997
.804
.919
43.5
22.6
75.5
6821
.761
.337
.784
21.7
61.3
37.7
84Su
med
ang
1.09
1.32
32,
525
.524
.870
.650
16.8
34.5
44.3
7142
.359
.415
.020
21.1
79.7
07.5
1021
.179
.707
.510
Indr
amay
u1.
663.
516
3,9
25.5
24.8
70.6
5025
.661
.086
.510
51.1
85.9
57.1
6025
.592
.978
.580
25.5
92.9
78.5
80Su
bang
1.46
2.35
63,
425
.524
.870
.650
22.5
58.0
29.9
9548
.082
.900
.644
24.0
41.4
50.3
2224
.041
.450
.322
Purw
akar
ta85
1.56
62,
025
.524
.870
.650
13.1
36.0
97.7
5638
.660
.968
.406
19.3
30.4
84.2
0319
.330
.484
.203
Kara
wan
g2.
125.
234
4,9
25.5
24.8
70.6
5032
.783
.461
.974
58.3
08.3
32.6
2329
.154
.166
.312
29.1
54.1
66.3
12Be
kasi
2.62
9.55
16,
125
.524
.870
.650
40.5
62.9
61.6
3966
.087
.832
.289
33.0
43.9
16.1
4433
.043
.916
.144
Band
ung
Bara
t1.
513.
634
3,5
25.5
24.8
70.6
5023
.349
.034
.827
48.8
73.9
05.4
7624
.436
.952
.738
24.4
36.9
52.7
38Ko
ta B
ogor
949.
066
2,2
25.5
24.8
70.6
5014
.640
.114
.510
40.1
64.9
85.1
6020
.082
.492
.580
20.0
82.4
92.5
80Ko
ta S
ukab
umi
299.
247
0,7
25.5
24.8
70.6
504.
616.
128.
222
30.1
40.9
98.8
7115
.070
.499
.436
15.0
70.4
99.4
36Ko
ta B
andu
ng2.
393.
633
5,6
25.5
24.8
70.6
5036
.923
.734
.720
62.4
48.6
05.3
7031
.224
.302
.685
31.2
24.3
02.6
85Ko
ta C
ireb
on29
5.76
40,
725
.524
.870
.650
4.56
2.40
0.11
630
.087
.270
.765
15.0
43.6
35.3
8315
.043
.635
.383
Kota
Bek
asi
2.33
6.48
95,
425
.524
.870
.650
36.0
42.2
42.0
7061
.567
.112
.720
30.7
83.5
56.3
6030
.783
.556
.360
Kota
Dep
ok1.
736.
565
4,0
25.5
24.8
70.6
5026
.787
.926
.714
52.3
12.7
97.3
6426
.156
.398
.682
26.1
56.3
98.6
82Ko
ta C
imah
i54
1.13
91,
325
.524
.870
.650
8.34
7.50
8.94
733
.872
.379
.596
16.9
36.1
89.7
9816
.936
.189
.798
Kota
Tas
ikm
alay
a63
4.42
41,
525
.524
.870
.650
9.78
6.50
5.90
035
.311
.376
.549
17.6
55.6
88.2
7517
.655
.688
.275
Kota
Ban
jar
175.
165
0,4
25.5
24.8
70.6
502.
702.
062.
510
28.2
26.9
33.1
6014
.113
.466
.580
14.1
13.4
66.5
80TO
TAL
43.0
21.8
2610
066
3.64
6.63
6.89
166
3.64
6.63
6.89
11.
327.
293.
273.
782
663.
646.
636.
891
663.
646.
636.
891
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI JA
WA
TEN
GA
H
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Jaw
a Te
ngah
32.3
80.6
87(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
998.
996.
836.
060
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Cila
cap
1.64
1.03
15,
114
.271
.383
.372
25.3
14.2
37.1
0839
.585
.620
.480
19.7
92.8
10.2
4019
.792
.810
.240
Bany
umas
1.55
3.90
24,
814
.271
.383
.372
23.9
70.2
01.4
5938
.241
.584
.831
19.1
20.7
92.4
1619
.120
.792
.416
Purb
alin
gga
849.
323
2,6
14.2
71.3
83.3
7213
.101
.497
.658
27.3
72.8
81.0
3013
.686
.440
.515
13.6
86.4
40.5
15Ba
njar
nega
ra86
9.28
42,
714
.271
.383
.372
13.4
09.4
12.3
0927
.680
.795
.681
13.8
40.3
97.8
4013
.840
.397
.840
Kebu
men
1.15
8.82
83,
614
.271
.383
.372
17.8
75.8
63.8
6832
.147
.247
.240
16.0
73.6
23.6
2016
.073
.623
.620
Purw
orej
o69
4.40
42,
114
.271
.383
.372
10.7
11.7
46.1
5524
.983
.129
.527
12.4
91.5
64.7
6412
.491
.564
.764
Won
osob
o75
4.69
82,
314
.271
.383
.372
11.6
41.8
30.1
1625
.913
.213
.488
12.9
56.6
06.7
4412
.956
.606
.744
Mag
elan
g1.
181.
916
3,7
14.2
71.3
83.3
7218
.232
.015
.036
32.5
03.3
98.4
0816
.251
.699
.204
16.2
51.6
99.2
04Bo
yola
li93
1.53
72,
914
.271
.383
.372
14.3
69.7
15.4
3728
.641
.098
.809
14.3
20.5
49.4
0514
.320
.549
.405
Klat
en1.
129.
862
3,5
14.2
71.3
83.3
7217
.429
.039
.773
31.7
00.4
23.1
4515
.850
.211
.573
15.8
50.2
11.5
73Su
koha
rjo
823.
800
2,5
14.2
71.3
83.3
7212
.707
.784
.636
26.9
79.1
68.0
0913
.489
.584
.004
13.4
89.5
84.0
04W
onog
iri
928.
687
2,9
14.2
71.3
83.3
7214
.325
.751
.870
28.5
97.1
35.2
4214
.298
.567
.621
14.2
98.5
67.6
21Ka
rang
anya
r81
3.15
92,
514
.271
.383
.372
12.5
43.6
38.5
6226
.815
.021
.934
13.4
07.5
10.9
6713
.407
.510
.967
Srag
en85
6.48
32,
614
.271
.383
.372
13.2
11.9
46.4
7827
.483
.329
.850
13.7
41.6
64.9
2513
.741
.664
.925
Gro
bong
an1.
308.
592
4,0
14.2
71.3
83.3
7220
.186
.095
.306
34.4
57.4
78.6
7817
.228
.739
.339
17.2
28.7
39.3
39Bl
ora
829.
604
2,6
14.2
71.3
83.3
7212
.797
.316
.054
27.0
68.6
99.4
2613
.534
.349
.713
13.5
34.3
49.7
13Re
mba
ng59
1.61
71,
814
.271
.383
.372
9.12
6.17
3.12
823
.397
.556
.501
11.6
98.7
78.2
5011
.698
.778
.250
Pati
1.19
0.82
13,
714
.271
.383
.372
18.3
69.3
81.8
9932
.640
.765
.271
16.3
20.3
82.6
3616
.320
.382
.636
Kudu
s77
7.95
42,
414
.271
.383
.372
12.0
00.5
72.8
2026
.271
.956
.192
13.1
35.9
78.0
9613
.135
.978
.096
Jepa
ra1.
097.
158
3,4
14.2
71.3
83.3
7216
.924
.553
.989
31.1
95.9
37.3
6115
.597
.968
.681
15.5
97.9
68.6
81D
emak
1.05
8.93
83,
314
.271
.383
.372
16.3
34.9
79.4
2130
.606
.362
.794
15.3
03.1
81.3
9715
.303
.181
.397
Sem
aran
g93
1.04
12,
914
.271
.383
.372
14.3
62.0
64.2
3428
.633
.447
.606
14.3
16.7
23.8
0314
.316
.723
.803
Tem
angg
ung
708.
109
2,2
14.2
71.3
83.3
7210
.923
.156
.920
25.1
94.5
40.2
9312
.597
.270
.146
12.5
97.2
70.1
46Ke
ndal
900.
611
2,8
14.2
71.3
83.3
7213
.892
.656
.748
28.1
64.0
40.1
2014
.082
.020
.060
14.0
82.0
20.0
60Ba
tang
706.
015
2,2
14.2
71.3
83.3
7210
.890
.855
.268
25.1
62.2
38.6
4112
.581
.119
.320
12.5
81.1
19.3
20Pe
kalo
ngan
838.
254
2,6
14.2
71.3
83.3
7212
.930
.749
.335
27.2
02.1
32.7
0813
.601
.066
.354
13.6
01.0
66.3
54Pe
mal
ang
1.26
2.01
33,
914
.271
.383
.372
19.4
67.5
76.3
6833
.738
.959
.741
16.8
69.4
79.8
7016
.869
.479
.870
Tega
l1.
392.
260
4,3
14.2
71.3
83.3
7221
.476
.742
.216
35.7
48.1
25.5
8917
.874
.062
.794
17.8
74.0
62.7
94Br
ebes
1.73
2.71
95,
414
.271
.383
.372
26.7
28.5
99.0
3840
.999
.982
.410
20.4
99.9
91.2
0520
.499
.991
.205
Kota
Mag
elan
g11
8.31
60,
414
.271
.383
.372
1.82
5.12
0.47
516
.096
.503
.847
8.04
8.25
1.92
38.
048.
251.
923
Kota
Sur
akar
ta50
0.64
21,
514
.271
.383
.372
7.72
2.80
9.80
321
.994
.193
.176
10.9
97.0
96.5
8810
.997
.096
.588
Kota
Sal
atig
a17
1.06
70,
514
.271
.383
.372
2.63
8.84
7.52
916
.910
.230
.901
8.45
5.11
5.45
18.
455.
115.
451
Kota
Sem
aran
g1.
553.
778
4,8
14.2
71.3
83.3
7223
.968
.288
.658
38.2
39.6
72.0
3119
.119
.836
.015
19.1
19.8
36.0
15Ko
ta P
ekal
onga
n28
2.13
70,
914
.271
.383
.372
4.35
2.19
2.56
418
.623
.575
.936
9.31
1.78
7.96
89.
311.
787.
968
Kota
Teg
al24
2.12
70,
714
.271
.383
.372
3.73
5.00
5.79
118
.006
.389
.163
9.00
3.19
4.58
29.
003.
194.
582
TOTA
L32
.380
.687
100
049
9.49
8.41
8.03
049
9.49
8.41
8.03
099
8.99
6.83
6.06
049
9.49
8.41
8.03
049
9.49
8.41
8.03
0
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI D
I. YO
GYA
KART
A
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. DI.
Yogy
akar
ta3.
452.
390
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)10
6.51
1.84
4.13
9(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Ku
lon
Prog
o38
8.75
511
,310
.651
.184
.414
5.99
6.86
1.87
916
.648
.046
.293
8.32
4.02
3.14
78.
324.
023.
147
Bant
ul91
0.57
226
,410
.651
.184
.414
14.0
46.3
13.2
7024
.697
.497
.684
12.3
48.7
48.8
4212
.348
.748
.842
Gun
ung
Kidu
l67
4.40
819
,510
.651
.184
.414
10.4
03.2
91.6
0121
.054
.476
.015
10.5
27.2
38.0
0810
.527
.238
.008
Slem
an1.
090.
567
31,6
10.6
51.1
84.4
1416
.822
.882
.456
27.4
74.0
66.8
7013
.737
.033
.435
13.7
37.0
33.4
35Ko
ta Y
ogya
kart
a38
8.08
811
,210
.651
.184
.414
5.98
6.57
2.86
216
.637
.757
.276
8.31
8.87
8.63
88.
318.
878.
638
TOTA
L3.
452.
390
100
53.2
55.9
22.0
7053
.255
.922
.070
106.
511.
844.
139
53.2
55.9
22.0
7053
.255
.922
.070
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI JA
WA
TIM
UR
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Jaw
a Ti
mur
37.4
76.0
11(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
1.15
6.19
5.86
5.05
9(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Pa
cita
n54
0.51
61,
415
.213
.103
.488
8.33
7.89
8.66
523
.551
.002
.153
11.7
75.5
01.0
7611
.775
.501
.076
Pono
rogo
854.
878
2,3
15.2
13.1
03.4
8813
.187
.188
.049
28.4
00.2
91.5
3614
.200
.145
.768
14.2
00.1
45.7
68Tr
engg
alek
674.
521
1,8
15.2
13.1
03.4
8810
.405
.034
.718
25.6
18.1
38.2
0612
.809
.069
.103
12.8
09.0
69.1
03Tu
lung
agun
g98
9.82
12,
615
.213
.103
.488
15.2
68.7
93.5
1430
.481
.897
.001
15.2
40.9
48.5
0115
.240
.948
.501
Blita
r1.
116.
010
3,0
15.2
13.1
03.4
8817
.215
.361
.413
32.4
28.4
64.9
0116
.214
.232
.450
16.2
14.2
32.4
50Ke
diri
1.49
8.80
34,
015
.213
.103
.488
23.1
20.2
54.5
9638
.333
.358
.084
19.1
66.6
79.0
4219
.166
.679
.042
Mal
ang
2.44
3.60
96,
515
.213
.103
.488
37.6
94.6
55.1
4452
.907
.758
.631
26.4
53.8
79.3
1626
.453
.879
.316
Lum
ajan
g1.
006.
563
2,7
15.2
13.1
03.4
8815
.527
.052
.473
30.7
40.1
55.9
6015
.370
.077
.980
15.3
70.0
77.9
80Je
mbe
r2.
346.
498
6,3
15.2
13.1
03.4
8836
.196
.639
.031
51.4
09.7
42.5
1925
.704
.871
.259
25.7
04.8
71.2
59Ba
nyuw
angi
1.55
4.99
74,
115
.213
.103
.488
23.9
87.0
92.7
2439
.200
.196
.212
19.6
00.0
98.1
0619
.600
.098
.106
Bond
owos
o73
6.53
02,
015
.213
.103
.488
11.3
61.5
73.9
4826
.574
.677
.435
13.2
87.3
38.7
1813
.287
.338
.718
Situ
bund
o64
7.50
01,
715
.213
.103
.488
9.98
8.21
3.82
925
.201
.317
.316
12.6
00.6
58.6
5812
.600
.658
.658
Prob
olin
ggo
1.09
5.37
02,
915
.213
.103
.488
16.8
96.9
72.6
3632
.110
.076
.123
16.0
55.0
38.0
6216
.055
.038
.062
Pasu
ruan
1.51
0.26
14,
015
.213
.103
.488
23.2
97.0
03.5
6038
.510
.107
.048
19.2
55.0
53.5
2419
.255
.053
.524
Sido
arjo
1.94
5.25
25,
215
.213
.103
.488
30.0
07.0
93.3
2345
.220
.196
.811
22.6
10.0
98.4
0522
.610
.098
.405
Moj
oker
to1.
023.
526
2,7
15.2
13.1
03.4
8815
.788
.720
.536
31.0
01.8
24.0
2415
.500
.912
.012
15.5
00.9
12.0
12Jo
mba
ng1.
201.
557
3,2
15.2
13.1
03.4
8818
.534
.993
.426
33.7
48.0
96.9
1416
.874
.048
.457
16.8
74.0
48.4
57N
ganj
uk1.
016.
393
2,7
15.2
13.1
03.4
8815
.678
.688
.213
30.8
91.7
91.7
0115
.445
.895
.850
15.4
45.8
95.8
50M
adiu
n66
1.88
61,
815
.213
.103
.488
10.2
10.1
29.5
7225
.423
.233
.060
12.7
11.6
16.5
3012
.711
.616
.530
Mag
etan
620.
146
1,7
15.2
13.1
03.4
889.
566.
256.
144
24.7
79.3
59.6
3112
.389
.679
.816
12.3
89.6
79.8
16N
gaw
i81
7.07
62,
215
.213
.103
.488
12.6
04.0
61.4
7127
.817
.164
.958
13.9
08.5
82.4
7913
.908
.582
.479
Bojo
nego
ro1.
209.
008
3,2
15.2
13.1
03.4
8818
.649
.931
.158
33.8
63.0
34.6
4516
.931
.517
.323
16.9
31.5
17.3
23Tu
ban
1.11
7.53
93,
015
.213
.103
.488
17.2
38.9
47.4
8132
.452
.050
.968
16.2
26.0
25.4
8416
.226
.025
.484
Lam
onga
n1.
179.
770
3,1
15.2
13.1
03.4
8818
.198
.911
.241
33.4
12.0
14.7
2916
.706
.007
.364
16.7
06.0
07.3
64G
resi
k1.
177.
201
3,1
15.2
13.1
03.4
8818
.159
.282
.328
33.3
72.3
85.8
1516
.686
.192
.908
16.6
86.1
92.9
08Ba
ngka
lan
907.
255
2,4
15.2
13.1
03.4
8813
.995
.145
.849
29.2
08.2
49.3
3614
.604
.124
.668
14.6
04.1
24.6
68Sa
mpa
ng87
6.95
02,
315
.213
.103
.488
13.5
27.6
66.5
9028
.740
.770
.078
14.3
70.3
85.0
3914
.370
.385
.039
Pam
ekas
an79
5.52
62,
115
.213
.103
.488
12.2
71.6
35.2
0327
.484
.738
.691
13.7
42.3
69.3
4613
.742
.369
.346
Sum
enep
1.04
1.91
52,
815
.213
.103
.488
16.0
72.3
85.8
0931
.285
.489
.297
15.6
42.7
44.6
4815
.642
.744
.648
Kota
Ked
iri
267.
435
0,7
15.2
13.1
03.4
884.
125.
402.
263
19.3
38.5
05.7
519.
669.
252.
875
9.66
9.25
2.87
5Ko
ta B
litar
132.
018
0,4
15.2
13.1
03.4
882.
036.
484.
963
17.2
49.5
88.4
508.
624.
794.
225
8.62
4.79
4.22
5Ko
ta M
alan
g81
9.70
82,
215
.213
.103
.488
12.6
44.6
62.2
1027
.857
.765
.698
13.9
28.8
82.8
4913
.928
.882
.849
Kota
Pro
bolin
ggo
216.
967
0,6
15.2
13.1
03.4
883.
346.
892.
339
18.5
59.9
95.8
279.
279.
997.
914
9.27
9.99
7.91
4Ko
ta P
asur
uan
186.
322
0,5
15.2
13.1
03.4
882.
874.
168.
304
18.0
87.2
71.7
929.
043.
635.
896
9.04
3.63
5.89
6Ko
ta M
ojok
erto
120.
132
0,3
15.2
13.1
03.4
881.
853.
133.
751
17.0
66.2
37.2
388.
533.
118.
619
8.53
3.11
8.61
9M
ota
Mad
iun
170.
851
0,5
15.2
13.1
03.4
882.
635.
515.
553
17.8
48.6
19.0
418.
924.
309.
521
8.92
4.30
9.52
1Ko
ta S
urab
aya
2.76
5.90
87,
415
.213
.103
.488
42.6
66.3
79.2
0457
.879
.482
.691
28.9
39.7
41.3
4628
.939
.741
.346
Kota
Bat
u 18
9.79
30,
515
.213
.103
.488
2.92
7.71
1.30
118
.140
.814
.788
9.07
0.40
7.39
49.
070.
407.
394
TOTA
L37
.476
.011
100
057
8.09
7.93
2.53
057
8.09
7.93
2.53
01.
156.
195.
865.
059
578.
097.
932.
530
578.
097.
932.
530
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI B
AN
TEN
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Ban
ten
10.6
64.0
30(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
328.
385.
629.
772
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Pand
egla
ng1.
145.
792
10,7
20.5
24.1
01.8
6117
.641
.624
.578
38.1
65.7
26.4
3919
.082
.863
.220
19.0
82.8
63.2
20Le
bak
1.20
3.68
011
,320
.524
.101
.861
18.5
32.9
19.3
0239
.057
.021
.163
19.5
28.5
10.5
8119
.528
.510
.581
Tang
eran
g2.
838.
592
26,6
20.5
24.1
01.8
6143
.705
.466
.957
64.2
29.5
68.8
1832
.114
.784
.409
32.1
14.7
84.4
09Se
rang
1.40
3.25
713
,220
.524
.101
.861
21.6
05.7
82.8
8342
.129
.884
.744
21.0
64.9
42.3
7221
.064
.942
.372
Kota
Tan
gera
ng1.
797.
715
16,9
20.5
24.1
01.8
6127
.679
.206
.286
48.2
03.3
08.1
4724
.101
.654
.074
24.1
01.6
54.0
74Ko
ta C
ilego
n37
4.46
43,
520
.524
.101
.861
5.76
5.57
8.13
826
.289
.679
.999
13.1
44.8
39.9
9913
.144
.839
.999
Kota
Ser
ang
576.
961
5,4
20.5
24.1
01.8
618.
883.
400.
616
29.4
07.5
02.4
7714
.703
.751
.238
14.7
03.7
51.2
38Ko
ta T
ange
rang
Sel
atan
1.30
3.56
912
,220
.524
.101
.861
20.0
70.8
98.4
7940
.595
.000
.340
20.2
97.5
00.1
7020
.297
.500
.170
TOTA
L10
.644
.030
100
016
4.19
2.81
4.88
616
3.88
4.87
7.24
032
8.07
7.69
2.12
616
4.03
8.84
6.06
316
4.03
8.84
6.06
3
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI B
ALI
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Bal
i3.
891.
428
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)12
0.05
6.88
0.19
4(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Je
mbr
ana
261.
618
6,7
6.66
9.82
6.67
74.
035.
670.
310
10.7
05.4
96.9
875.
352.
748.
493
5.35
2.74
8.49
3Ta
bana
n42
0.37
010
,86.
669.
826.
677
6.48
4.54
8.95
313
.154
.375
.631
6.57
7.18
7.81
56.
577.
187.
815
Badu
ng54
3.68
114
,06.
669.
826.
677
8.38
6.72
1.36
315
.056
.548
.040
7.52
8.27
4.02
07.
528.
274.
020
Gia
nyar
470.
380
12,1
6.66
9.82
6.67
77.
255.
993.
854
13.9
25.8
20.5
326.
962.
910.
266
6.96
2.91
0.26
6Kl
ungk
ung
170.
559
4,4
6.66
9.82
6.67
72.
631.
011.
216
9.30
0.83
7.89
44.
650.
418.
947
4.65
0.41
8.94
7Ba
ngli
215.
404
5,5
6.66
9.82
6.67
73.
322.
781.
794
9.99
2.60
8.47
14.
996.
304.
236
4.99
6.30
4.23
6Ka
rang
asem
396.
892
10,2
6.66
9.82
6.67
76.
122.
381.
719
12.7
92.2
08.3
966.
396.
104.
198
6.39
6.10
4.19
8Bu
lele
ng62
4.07
916
,06.
669.
826.
677
9.62
6.92
5.86
616
.296
.752
.543
8.14
8.37
6.27
28.
148.
376.
272
Kota
Den
pasa
r78
8.44
520
,36.
669.
826.
677
12.1
62.4
05.0
2318
.832
.231
.700
9.41
6.11
5.85
09.
416.
115.
850
TOTA
L3.
891.
428
100
60.0
28.4
40.0
9760
.028
.440
.097
120.
056.
880.
194
60.0
28.4
40.0
9760
.028
.440
.097
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI N
USA
TEN
GG
ARA
BA
RAT
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. NTB
4.49
6.85
5(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
138.
735.
287.
402
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Lom
bok
Bara
t59
9.60
913
,36.
936.
764.
370
9.24
9.45
6.22
516
.186
.220
.595
8.09
3.11
0.29
78.
093.
110.
297
Lom
bok
Teng
ah85
9.30
919
,16.
936.
764.
370
13.2
55.5
39.8
2520
.192
.304
.195
10.0
96.1
52.0
9810
.096
.152
.098
Lom
bok
Tim
ur1.
105.
671
24,6
6.93
6.76
4.37
017
.055
.873
.934
23.9
92.6
38.3
0411
.996
.319
.152
11.9
96.3
19.1
52Su
mba
wa
415.
363
9,2
6.93
6.76
4.37
06.
407.
311.
908
13.3
44.0
76.2
786.
672.
038.
139
6.67
2.03
8.13
9D
ompu
218.
984
4,9
6.93
6.76
4.37
03.
378.
006.
204
10.3
14.7
70.5
745.
157.
385.
287
5.15
7.38
5.28
7Bi
ma
438.
522
9,8
6.93
6.76
4.37
06.
764.
558.
308
13.7
01.3
22.6
786.
850.
661.
339
6.85
0.66
1.33
9Su
mba
wa
Bara
t11
4.75
42,
66.
936.
764.
370
1.77
0.17
3.72
98.
706.
938.
099
4.35
3.46
9.05
04.
353.
469.
050
Lom
bok
Uta
ra19
9.90
44,
46.
936.
764.
370
3.08
3.68
1.69
510
.020
.446
.065
5.01
0.22
3.03
25.
010.
223.
032
Kota
Mat
aram
402.
296
8,9
6.93
6.76
4.37
06.
205.
742.
811
13.1
42.5
07.1
826.
571.
253.
591
6.57
1.25
3.59
1Ko
ta B
ima
142.
443
3,2
6.93
6.76
4.37
02.
197.
299.
062
9.13
4.06
3.43
24.
567.
031.
716
4.56
7.03
1.71
6TO
TAL
4.49
6.85
510
069
.367
.643
.701
69.3
67.6
43.7
0113
8.73
5.28
7.40
269
.367
.643
.701
69.3
67.6
43.7
01
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI N
USA
TEN
GG
ARA
TIM
UR
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. NTT
4.67
9.31
6(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
144.
364.
505.
884
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Sum
ba B
arat
111.
023
2,4
3.43
7.25
0.14
01.
712.
620.
021
5.14
9.87
0.16
22.
574.
935.
081
2.57
4.93
5.08
1Su
mba
Tim
ur22
7.83
54,
93.
437.
250.
140
3.51
4.54
0.07
46.
951.
790.
214
3.47
5.89
5.10
73.
475.
895.
107
Kupa
ng30
3.99
86,
53.
437.
250.
140
4.68
9.41
6.25
98.
126.
666.
399
4.06
3.33
3.19
94.
063.
333.
199
Tim
or T
enga
h Se
lata
n44
0.47
09,
43.
437.
250.
140
6.79
4.60
7.79
210
.231
.857
.932
5.11
5.92
8.96
65.
115.
928.
966
Tim
or T
enga
h U
tara
229.
603
4,9
3.43
7.25
0.14
03.
541.
812.
911
6.97
9.06
3.05
13.
489.
531.
525
3.48
9.53
1.52
5Be
lu35
2.40
07,
53.
437.
250.
140
5.43
6.05
6.45
38.
873.
306.
593
4.43
6.65
3.29
64.
436.
653.
296
Alo
r19
0.25
34,
13.
437.
250.
140
2.93
4.80
7.17
56.
372.
057.
315
3.18
6.02
8.65
73.
186.
028.
657
Lem
bata
117.
638
2,5
3.43
7.25
0.14
01.
814.
661.
774
5.25
1.91
1.91
42.
625.
955.
957
2.62
5.95
5.95
7Fl
ores
Tim
ur23
2.31
25,
03.
437.
250.
140
3.58
3.60
1.43
87.
020.
851.
578
3.51
0.42
5.78
93.
510.
425.
789
Sikk
a30
0.30
16,
43.
437.
250.
140
4.63
2.38
7.02
98.
069.
637.
169
4.03
4.81
8.58
44.
034.
818.
584
Ende
260.
428
5,6
3.43
7.25
0.14
04.
017.
313.
592
7.45
4.56
3.73
23.
727.
281.
866
3.72
7.28
1.86
6N
gada
142.
254
3,0
3.43
7.25
0.14
02.
194.
383.
583
5.63
1.63
3.72
32.
815.
816.
862
2.81
5.81
6.86
2M
angg
arai
292.
037
6,2
3.43
7.25
0.14
04.
504.
908.
111
7.94
2.15
8.25
13.
971.
079.
126
3.97
1.07
9.12
6Ro
te N
dao
119.
711
2,6
3.43
7.25
0.14
01.
846.
639.
484
5.28
3.88
9.62
42.
641.
944.
812
2.64
1.94
4.81
2M
angg
arai
Bar
at22
1.43
04,
73.
437.
250.
140
3.41
5.73
7.74
26.
852.
987.
882
3.42
6.49
3.94
13.
426.
493.
941
Sum
ba T
enga
h62
.510
1,3
3.43
7.25
0.14
096
4.26
7.56
24.
401.
517.
702
2.20
0.75
8.85
12.
200.
758.
851
Sum
ba B
arat
Day
a28
3.81
86,
13.
437.
250.
140
4.37
8.12
3.35
57.
815.
373.
495
3.90
7.68
6.74
83.
907.
686.
748
Nag
ekeo
129.
956
2,8
3.43
7.25
0.14
02.
004.
676.
936
5.44
1.92
7.07
62.
720.
963.
538
2.72
0.96
3.53
8M
angg
arai
Tim
ur25
2.75
45,
43.
437.
250.
140
3.89
8.93
5.90
47.
336.
186.
044
3.66
8.09
3.02
23.
668.
093.
022
Sabu
Rai
jua
73.0
001,
63.
437.
250.
140
1.12
6.08
4.33
94.
563.
334.
479
2.28
1.66
7.24
02.
281.
667.
240
Kota
Kup
ang
335.
585
7,2
3.43
7.25
0.14
05.
176.
671.
410
8.61
3.92
1.55
04.
306.
960.
775
4.30
6.96
0.77
5TO
TAL
4.67
9.31
610
072
.182
.252
.942
72.1
82.2
52.9
4214
4.36
4.50
5.88
472
.182
.252
.942
72.1
82.2
52.9
42
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I KA
LIM
AN
TAN
BA
RAT
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Kal
iman
tan
Bara
t4.
393.
239
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)13
5.53
8.56
5.35
1(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Sa
mba
s49
6.11
611
,34.
840.
663.
048
7.65
2.99
2.57
412
.493
.655
.622
6.24
6.82
7.81
16.
246.
827.
811
Beng
kaya
ng21
4.78
54,
94.
840.
663.
048
3.31
3.23
3.21
68.
153.
896.
264
4.07
6.94
8.13
24.
076.
948.
132
Land
ak33
0.48
47,
54.
840.
663.
048
5.09
7.98
4.33
89.
938.
647.
386
4.96
9.32
3.69
34.
969.
323.
693
Pont
iana
k23
3.79
75,
34.
840.
663.
048
3.60
6.50
8.77
08.
447.
171.
818
4.22
3.58
5.90
94.
223.
585.
909
Sang
gau
407.
989
9,3
4.84
0.66
3.04
86.
293.
561.
964
11.1
34.2
25.0
125.
567.
112.
506
5.56
7.11
2.50
6Ke
tapa
ng42
7.15
89,
74.
840.
663.
048
6.58
9.25
9.37
111
.429
.922
.419
5.71
4.96
1.21
05.
714.
961.
210
Sint
ang
363.
852
8,3
4.84
0.66
3.04
85.
612.
712.
862
10.4
53.3
75.9
105.
226.
687.
955
5.22
6.68
7.95
5Ka
puas
Hul
u22
1.95
25,
14.
840.
663.
048
3.42
3.79
0.01
78.
264.
453.
065
4.13
2.22
6.53
24.
132.
226.
532
Seka
dau
181.
377
4,1
4.84
0.66
3.04
82.
797.
887.
660
7.63
8.55
0.70
83.
819.
275.
354
3.81
9.27
5.35
4M
elaw
i17
9.58
64,
14.
840.
663.
048
2.77
0.26
0.02
97.
610.
923.
077
3.80
5.46
1.53
93.
805.
461.
539
Kayo
ng U
tara
95.6
052,
24.
840.
663.
048
1.47
4.78
4.83
96.
315.
447.
887
3.15
7.72
3.94
33.
157.
723.
943
Kubu
Ray
a50
2.24
911
,44.
840.
663.
048
7.74
7.59
9.08
512
.588
.262
.133
6.29
4.13
1.06
66.
294.
131.
066
Kota
Pon
tiana
k55
1.98
312
,64.
840.
663.
048
8.51
4.78
6.46
113
.355
.449
.510
6.67
7.72
4.75
56.
677.
724.
755
Kota
Sin
gkaw
ang
186.
306
4,2
4.84
0.66
3.04
82.
873.
921.
491
7.71
4.58
4.53
93.
857.
292.
270
3.85
7.29
2.27
0TO
TAL
4.39
3.23
910
067
.769
.282
.676
67.7
69.2
82.6
7613
5.53
8.56
5.35
167
.769
.282
.676
67.7
69.2
82.6
76
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I KA
LIM
AN
TAN
TEN
GA
H
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Kal
iman
tan
Teng
ah2.
202.
599
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)67
.953
.759
.971
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Kota
war
ingi
n Ba
rat
235.
274
10,7
2.42
6.91
9.99
93.
629.
292.
695
6.05
6.21
2.69
43.
028.
106.
347
3.02
8.10
6.34
7Ko
taw
arin
gin
Tim
ur37
3.84
217
,02.
426.
919.
999
5.76
6.81
6.73
28.
193.
736.
731
4.09
6.86
8.36
64.
096.
868.
366
Kapu
as32
9.40
615
,02.
426.
919.
999
5.08
1.35
5.31
27.
508.
275.
311
3.75
4.13
7.65
53.
754.
137.
655
Bari
to S
elat
an12
3.99
15,
62.
426.
919.
999
1.91
2.66
1.96
34.
339.
581.
962
2.16
9.79
0.98
12.
169.
790.
981
Bari
to U
tara
120.
879
5,5
2.42
6.91
9.99
91.
864.
656.
833
4.29
1.57
6.83
22.
145.
788.
416
2.14
5.78
8.41
6Su
kam
ara
44.8
382,
02.
426.
919.
999
691.
662.
597
3.11
8.58
2.59
61.
559.
291.
298
1.55
9.29
1.29
8La
man
dau
62.7
762,
92.
426.
919.
999
968.
370.
828
3.39
5.29
0.82
71.
697.
645.
414
1.69
7.64
5.41
4Se
ruya
n13
9.44
36,
32.
426.
919.
999
2.15
1.02
1.62
34.
577.
941.
622
2.28
8.97
0.81
12.
288.
970.
811
Katin
gan
141.
350
6,4
2.42
6.91
9.99
92.
180.
438.
648
4.60
7.35
8.64
72.
303.
679.
324
2.30
3.67
9.32
4Pu
lang
Pis
au11
9.63
05,
42.
426.
919.
999
1.84
5.38
9.99
34.
272.
309.
992
2.13
6.15
4.99
62.
136.
154.
996
Gun
ung
Mas
96.8
384,
42.
426.
919.
999
1.49
3.80
4.86
63.
920.
724.
865
1.96
0.36
2.43
21.
960.
362.
432
Bari
to T
imur
97.0
804,
42.
426.
919.
999
1.49
7.53
7.91
33.
924.
457.
912
1.96
2.22
8.95
61.
962.
228.
956
Mur
ung
Raya
97.0
294,
42.
426.
919.
999
1.49
6.75
1.19
63.
923.
671.
195
1.96
1.83
5.59
81.
961.
835.
598
Kota
Pal
angk
a Ra
ya22
0.22
310
,02.
426.
919.
999
3.39
7.11
8.78
65.
824.
038.
785
2.91
2.01
9.39
32.
912.
019.
393
TOTA
L2.
202.
599
100
33.9
76.8
79.9
8633
.976
.879
.986
67.9
53.7
59.9
7133
.976
.879
.986
33.9
76.8
79.9
86
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I KA
LIM
AN
TAN
SEL
ATA
N
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Kal
iman
tan
Sela
tan
3.62
6.11
9(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
111.
871.
666.
224
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Tana
h La
ut29
6.28
28,
24.
302.
756.
393
4.57
0.39
0.68
78.
873.
147.
080
4.43
6.57
3.54
04.
436.
573.
540
Kota
baru
290.
651
8,0
4.30
2.75
6.39
34.
483.
527.
934
8.78
6.28
4.32
84.
393.
142.
164
4.39
3.14
2.16
4Ba
njar
506.
204
14,0
4.30
2.75
6.39
37.
808.
608.
174
12.1
11.3
64.5
686.
055.
682.
284
6.05
5.68
2.28
4Ba
rito
Kua
la27
6.06
67,
64.
302.
756.
393
4.25
8.54
2.45
48.
561.
298.
847
4.28
0.64
9.42
34.
280.
649.
423
Tapi
n16
7.79
64,
64.
302.
756.
393
2.58
8.38
9.69
56.
891.
146.
088
3.44
5.57
3.04
43.
445.
573.
044
Hul
u Su
ngai
Sel
atan
212.
678
5,9
4.30
2.75
6.39
33.
280.
731.
028
7.58
3.48
7.42
13.
791.
743.
711
3.79
1.74
3.71
1H
ulu
Sung
ai T
enga
h24
3.38
96,
74.
302.
756.
393
3.75
4.47
3.16
78.
057.
229.
560
4.02
8.61
4.78
04.
028.
614.
780
Hul
u Su
ngai
Uta
ra20
9.03
75,
84.
302.
756.
393
3.22
4.56
5.64
37.
527.
322.
037
3.76
3.66
1.01
83.
763.
661.
018
Taba
long
218.
954
6,0
4.30
2.75
6.39
33.
377.
543.
430
7.68
0.29
9.82
33.
840.
149.
911
3.84
0.14
9.91
1Ta
nahb
umbu
267.
913
7,4
4.30
2.75
6.39
34.
132.
775.
801
8.43
5.53
2.19
54.
217.
766.
097
4.21
7.76
6.09
7Ba
lang
an11
2.39
53,
14.
302.
756.
393
1.73
3.78
4.23
76.
036.
540.
630
3.01
8.27
0.31
53.
018.
270.
315
Kota
Ban
jarm
asin
625.
395
17,2
4.30
2.75
6.39
39.
647.
226.
235
13.9
49.9
82.6
296.
974.
991.
314
6.97
4.99
1.31
4Ko
ta B
anja
rbar
u19
9.35
95,
54.
302.
756.
393
3.07
5.27
4.62
77.
378.
031.
020
3.68
9.01
5.51
03.
689.
015.
510
TOTA
L3.
626.
119
100
55.9
35.8
33.1
1255
.935
.833
.112
111.
871.
666.
224
55.9
35.8
33.1
1255
.935
.833
.112
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I KA
LIM
AN
TAN
TIM
UR
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Kal
iman
tan
Tim
ur3.
550.
586
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)10
9.54
1.35
0.37
8(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Pa
sir
231.
593
6,5
3.91
2.19
1.08
53.
572.
510.
278
7.48
4.70
1.36
33.
742.
350.
682
3.74
2.35
0.68
2Ku
tai B
arat
165.
934
4,7
3.91
2.19
1.08
52.
559.
666.
832
6.47
1.85
7.91
63.
235.
928.
958
3.23
5.92
8.95
8Ku
tai K
arta
nega
ra62
6.28
617
,63.
912.
191.
085
9.66
0.97
0.63
513
.573
.161
.719
6.78
6.58
0.86
06.
786.
580.
860
Kuta
i Tim
ur25
3.90
47,
23.
912.
191.
085
3.91
6.67
5.58
97.
828.
866.
674
3.91
4.43
3.33
73.
914.
433.
337
Bera
u17
9.44
45,
13.
912.
191.
085
2.76
8.06
9.56
36.
680.
260.
648
3.34
0.13
0.32
43.
340.
130.
324
Mal
inau
62.4
231,
83.
912.
191.
085
962.
925.
516
4.87
5.11
6.60
12.
437.
558.
301
2.43
7.55
8.30
1Bu
lung
an11
3.04
53,
23.
912.
191.
085
1.74
3.81
1.01
55.
656.
002.
100
2.82
8.00
1.05
02.
828.
001.
050
Nun
ukan
140.
842
4,0
3.91
2.19
1.08
52.
172.
602.
335
6.08
4.79
3.42
03.
042.
396.
710
3.04
2.39
6.71
0Pe
naja
m P
u14
2.69
34,
03.
912.
191.
085
2.20
1.15
5.51
56.
113.
346.
600
3.05
6.67
3.30
03.
056.
673.
300
Tana
Tid
ung
15.1
470,
43.
912.
191.
085
233.
654.
787
4.14
5.84
5.87
22.
072.
922.
936
2.07
2.92
2.93
6Ko
ta B
alik
papa
n55
9.19
615
,73.
912.
191.
085
8.62
6.05
2.85
012
.538
.243
.935
6.26
9.12
1.96
76.
269.
121.
967
Kota
Sam
arin
da72
6.22
320
,53.
912.
191.
085
11.2
02.5
80.0
9515
.114
.771
.180
7.55
7.38
5.59
07.
557.
385.
590
Kota
Tar
akan
193.
069
5,4
3.91
2.19
1.08
52.
978.
246.
264
6.89
0.43
7.34
93.
445.
218.
674
3.44
5.21
8.67
4Ko
ta B
onta
ng14
0.78
74,
03.
912.
191.
085
2.17
1.75
3.91
66.
083.
945.
000
3.04
1.97
2.50
03.
041.
972.
500
TOTA
L3.
550.
586
100
54.7
70.6
75.1
8954
.770
.675
.189
109.
541.
350.
378
54.7
70.6
75.1
8954
.770
.675
.189
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I SU
LAW
ESI U
TARA
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sul
awes
i Uta
ra2.
265.
937
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)69
.907
.840
.242
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Bola
ang
Mon
gond
ow21
3.22
39,
42.
330.
261.
341
3.28
9.13
8.09
65.
619.
399.
437
2.80
9.69
9.71
92.
809.
699.
719
Min
ahas
a30
9.87
613
,72.
330.
261.
341
4.78
0.08
9.18
77.
110.
350.
528
3.55
5.17
5.26
43.
555.
175.
264
Kepu
laua
n Sa
ngih
e12
6.13
35,
62.
330.
261.
341
1.94
5.70
4.05
44.
275.
965.
395
2.13
7.98
2.69
82.
137.
982.
698
Kepu
laua
n Ta
laud
83.4
413,
72.
330.
261.
341
1.28
7.14
5.25
13.
617.
406.
592
1.80
8.70
3.29
61.
808.
703.
296
Min
ahas
a Se
lata
n19
5.08
78,
62.
330.
261.
341
3.00
9.37
5.55
45.
339.
636.
895
2.66
9.81
8.44
82.
669.
818.
448
Min
ahas
a U
tara
188.
467
8,3
2.33
0.26
1.34
12.
907.
256.
673
5.23
7.51
8.01
42.
618.
759.
007
2.61
8.75
9.00
7Bo
laan
g M
ongo
ndow
Uta
ra70
.629
3,1
2.33
0.26
1.34
11.
089.
509.
737
3.41
9.77
1.07
81.
709.
885.
539
1.70
9.88
5.53
9Ke
pula
uan
Siau
Tag
ulan
dang
Bia
ro63
.543
2,8
2.33
0.26
1.34
198
0.20
2.42
73.
310.
463.
768
1.65
5.23
1.88
41.
655.
231.
884
Min
ahas
a Te
ngga
ra10
0.30
54,
42.
330.
261.
341
1.54
7.28
6.15
93.
877.
547.
501
1.93
8.77
3.75
01.
938.
773.
750
Bola
ang
Mon
gond
ow S
elat
an56
.546
2,5
2.33
0.26
1.34
187
2.26
8.01
43.
202.
529.
356
1.60
1.26
4.67
81.
601.
264.
678
Bola
ang
Mon
gond
ow T
imur
63.5
932,
82.
330.
261.
341
980.
973.
717
3.31
1.23
5.05
91.
655.
617.
529
1.65
5.61
7.52
9Ko
ta M
anad
o40
8.35
418
,02.
330.
261.
341
6.29
9.19
2.38
68.
629.
453.
727
4.31
4.72
6.86
44.
314.
726.
864
Kota
Bitu
ng18
7.93
28,
32.
330.
261.
341
2.89
9.00
3.86
35.
229.
265.
204
2.61
4.63
2.60
22.
614.
632.
602
Kota
Tom
ohon
91.5
924,
02.
330.
261.
341
1.41
2.88
1.05
23.
743.
142.
393
1.87
1.57
1.19
71.
871.
571.
197
Kota
Kot
amob
agu
107.
216
4,7
2.33
0.26
1.34
11.
653.
893.
952
3.98
4.15
5.29
31.
992.
077.
647
1.99
2.07
7.64
7TO
TAL
2.26
5.93
710
034
.953
.920
.121
34.9
53.9
20.1
2169
.907
.840
.242
34.9
53.9
20.1
2134
.953
.920
.121
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI S
ULA
WES
I TEN
GA
H
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sul
awes
i Ten
gah
2.63
3.42
0(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
81.2
45.2
88(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)Ba
ngga
i Kep
ulau
an17
1.68
56,
53.
692.
968
2.64
8.38
16.
341.
348
3.17
0.67
43.
170.
674
Bang
gai
323.
872
12,3
3.69
2.96
84.
995.
989
8.68
8.95
64.
344.
478
4.34
4.47
8M
orow
ali
206.
189
7,8
3.69
2.96
83.
180.
633
6.87
3.60
13.
436.
800
3.43
6.80
0Po
so20
9.25
27,
93.
692.
968
3.22
7.88
26.
920.
850
3.46
0.42
53.
460.
425
Don
ggal
a27
7.23
610
,53.
692.
968
4.27
6.59
17.
969.
558
3.98
4.77
93.
984.
779
Toli-
Toli
211.
283
8,0
3.69
2.96
83.
259.
212
6.95
2.18
03.
476.
090
3.47
6.09
0Bu
ol13
2.38
15,
03.
692.
968
2.04
2.08
55.
735.
052
2.86
7.52
62.
867.
526
Pari
gi M
outo
ng41
3.64
515
,73.
692.
968
6.38
0.81
010
.073
.778
5.03
6.88
95.
036.
889
Tojo
una-
Una
137.
880
5,2
3.69
2.96
82.
126.
911
5.81
9.87
92.
909.
939
2.90
9.93
9Si
gi21
4.70
08,
23.
692.
968
3.31
1.92
27.
004.
890
3.50
2.44
53.
502.
445
Kota
Pal
u33
5.29
712
,73.
692.
968
5.17
2.22
98.
865.
196
4.43
2.59
84.
432.
598
TOTA
L2.
633.
420
100
40.6
22.6
4440
.622
.644
81.2
45.2
8840
.622
.644
40.6
22.6
44
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI S
ULA
WES
I SEL
ATA
N
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i)A
SAS
PEM
ERA
TAA
NA
SAS
POTE
NSI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sul
awes
i Sel
atan
8.03
2.55
1(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
247.
817.
257.
073
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Sela
yar
121.
905
1,5
5.16
2.85
9.52
21.
880.
483.
717
7.04
3.34
3.23
93.
521.
671.
620
3.52
1.67
1.62
0Bu
luku
mba
394.
757
4,9
5.16
2.85
9.52
26.
089.
447.
608
11.2
52.3
07.1
315.
626.
153.
565
5.62
6.15
3.56
5Ba
ntae
ng17
6.98
42,
25.
162.
859.
522
2.73
0.12
2.06
47.
892.
981.
586
3.94
6.49
0.79
33.
946.
490.
793
Jene
pont
o34
2.22
24,
35.
162.
859.
522
5.27
9.05
2.53
010
.441
.912
.052
5.22
0.95
6.02
65.
220.
956.
026
Taka
lar
269.
171
3,4
5.16
2.85
9.52
24.
152.
181.
474
9.31
5.04
0.99
64.
657.
520.
498
4.65
7.52
0.49
8G
owa
652.
329
8,1
5.16
2.85
9.52
210
.062
.705
.079
15.2
25.5
64.6
017.
612.
782.
301
7.61
2.78
2.30
1Si
njai
228.
936
2,9
5.16
2.85
9.52
23.
531.
523.
894
8.69
4.38
3.41
64.
347.
191.
708
4.34
7.19
1.70
8M
aros
318.
238
4,0
5.16
2.85
9.52
24.
909.
079.
834
10.0
71.9
39.3
565.
035.
969.
678
5.03
5.96
9.67
8Pa
ngke
p30
5.75
83,
85.
162.
859.
522
4.71
6.56
5.68
99.
879.
425.
212
4.93
9.71
2.60
64.
939.
712.
606
Barr
u16
5.90
02,
15.
162.
859.
522
2.55
9.14
2.35
47.
722.
001.
876
3.86
1.00
0.93
83.
861.
000.
938
Bone
717.
268
8,9
5.16
2.85
9.52
211
.064
.441
.940
16.2
27.3
01.4
638.
113.
650.
731
8.11
3.65
0.73
1So
ppen
g22
3.75
72,
85.
162.
859.
522
3.45
1.63
3.60
98.
614.
493.
131
4.30
7.24
6.56
64.
307.
246.
566
Waj
o38
4.69
44,
85.
162.
859.
522
5.93
4.21
7.65
311
.097
.077
.176
5.54
8.53
8.58
85.
548.
538.
588
Sidr
ap27
1.80
13,
45.
162.
859.
522
4.19
2.75
1.36
29.
355.
610.
884
4.67
7.80
5.44
24.
677.
805.
442
Pinr
ang
351.
161
4,4
5.16
2.85
9.52
25.
416.
943.
871
10.5
79.8
03.3
935.
289.
901.
697
5.28
9.90
1.69
7En
reka
ng19
0.17
52,
45.
162.
859.
522
2.93
3.60
3.96
18.
096.
463.
484
4.04
8.23
1.74
24.
048.
231.
742
Luw
u33
2.86
34,
15.
162.
859.
522
5.13
4.68
2.34
710
.297
.541
.869
5.14
8.77
0.93
55.
148.
770.
935
Tana
Tor
aja
221.
795
2,8
5.16
2.85
9.52
23.
421.
368.
164
8.58
4.22
7.68
64.
292.
113.
843
4.29
2.11
3.84
3Lu
wu
Uta
ra28
7.60
63,
65.
162.
859.
522
4.43
6.55
6.33
49.
599.
415.
857
4.79
9.70
7.92
84.
799.
707.
928
Luw
u Ti
mur
242.
882
3,0
5.16
2.85
9.52
23.
746.
652.
280
8.90
9.51
1.80
24.
454.
755.
901
4.45
4.75
5.90
1To
raja
Uta
ra21
5.40
02,
75.
162.
859.
522
3.32
2.72
0.09
18.
485.
579.
613
4.24
2.78
9.80
64.
242.
789.
806
Kota
Mak
assa
r1.
339.
374
16,7
5.16
2.85
9.52
220
.660
.932
.677
25.8
23.7
92.2
0012
.911
.896
.100
12.9
11.8
96.1
00Ko
ta P
are-
Pare
129.
542
1,6
5.16
2.85
9.52
21.
998.
290.
650
7.16
1.15
0.17
23.
580.
575.
086
3.58
0.57
5.08
6Ko
ta P
alop
o14
8.03
31,
85.
162.
859.
522
2.28
3.52
9.35
67.
446.
388.
878
3.72
3.19
4.43
93.
723.
194.
439
TOTA
L8.
032.
551
100
123.
908.
628.
537
123.
908.
628.
537
247.
817.
257.
073
123.
908.
628.
537
123.
908.
628.
537
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I SU
LAW
ESI T
ENG
GA
RA
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sul
awes
i Ten
ggar
a2.
230.
569
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)68
.816
.679
.943
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Buto
n25
5.47
411
,52.
867.
361.
664
3.94
0.89
4.11
56.
808.
255.
780
3.40
4.12
7.89
03.
404.
127.
890
Mun
a26
8.14
012
,02.
867.
361.
664
4.13
6.27
7.46
17.
003.
639.
125
3.50
1.81
9.56
33.
501.
819.
563
Kona
we
241.
428
10,8
2.86
7.36
1.66
43.
724.
223.
148
6.59
1.58
4.81
23.
295.
792.
406
3.29
5.79
2.40
6Ko
laka
314.
812
14,1
2.86
7.36
1.66
44.
856.
230.
999
7.72
3.59
2.66
33.
861.
796.
332
3.86
1.79
6.33
2Ko
naw
e Se
lata
n26
4.19
711
,82.
867.
361.
664
4.07
5.45
3.48
16.
942.
815.
145
3.47
1.40
7.57
33.
471.
407.
573
Bom
bana
139.
271
6,2
2.86
7.36
1.66
42.
148.
368.
383
5.01
5.73
0.04
82.
507.
865.
024
2.50
7.86
5.02
4W
akat
obi
92.9
224,
22.
867.
361.
664
1.43
3.39
7.38
34.
300.
759.
047
2.15
0.37
9.52
42.
150.
379.
524
Kola
ka U
tara
121.
476
5,4
2.86
7.36
1.66
41.
873.
866.
043
4.74
1.22
7.70
82.
370.
613.
854
2.37
0.61
3.85
4Bu
ton
Uta
ra54
.816
2,5
2.86
7.36
1.66
484
5.58
1.35
83.
712.
943.
022
1.85
6.47
1.51
11.
856.
471.
511
Kona
we
Uta
ra51
.447
2,3
2.86
7.36
1.66
479
3.61
1.79
43.
660.
973.
459
1.83
0.48
6.72
91.
830.
486.
729
Kota
Ken
dari
289.
468
13,0
2.86
7.36
1.66
44.
465.
279.
198
7.33
2.64
0.86
23.
666.
320.
431
3.66
6.32
0.43
1Ko
ta B
au-B
au13
7.11
86,
12.
867.
361.
664
2.11
5.15
6.60
84.
982.
518.
272
2.49
1.25
9.13
62.
491.
259.
136
TOTA
L2.
230.
569
100
34.4
08.3
39.9
7234
.408
.339
.972
68.8
16.6
79.9
4334
.408
.339
.972
34.4
08.3
39.9
72
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I GO
RON
TALO
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Gor
onta
lo1.
038.
585
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)32
.042
.035
.704
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Boal
emo
129.
177
12,4
2.67
0.16
9.64
21.
992.
660.
228
4.66
2.82
9.87
02.
331.
414.
935
2.33
1.41
4.93
5G
oron
talo
354.
857
34,2
2.67
0.16
9.64
25.
473.
957.
675
8.14
4.12
7.31
74.
072.
063.
659
4.07
2.06
3.65
9Po
huw
ato
128.
771
12,4
2.67
0.16
9.64
21.
986.
397.
348
4.65
6.56
6.99
02.
328.
283.
495
2.32
8.28
3.49
5Bo
ne B
olan
go14
1.72
113
,62.
670.
169.
642
2.18
6.16
1.62
54.
856.
331.
267
2.42
8.16
5.63
32.
428.
165.
633
Gor
onta
lo U
tara
104.
068
10,0
2.67
0.16
9.64
21.
605.
333.
493
4.27
5.50
3.13
52.
137.
751.
567
2.13
7.75
1.56
7Ko
ta G
oron
talo
179.
991
17,3
2.67
0.16
9.64
22.
776.
507.
483
5.44
6.67
7.12
52.
723.
338.
562
2.72
3.33
8.56
2TO
TAL
1.03
8.58
510
016
.021
.017
.852
16.0
21.0
17.8
5232
.042
.035
.704
16.0
21.0
17.8
5216
.021
.017
.852
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI S
ULA
WES
I BA
RAT
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Sul
awes
i Bar
at1.
158.
336
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)35
.736
.548
.736
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Maj
ene
150.
939
13,0
3.57
3.65
4.87
42.
328.
356.
768
5.90
2.01
1.64
12.
951.
005.
821
2.95
1.00
5.82
1Po
lew
ali M
anda
r39
6.25
334
,23.
573.
654.
874
6.11
2.52
4.62
49.
686.
179.
498
4.84
3.08
9.74
94.
843.
089.
749
Mam
asa
139.
962
12,1
3.57
3.65
4.87
42.
159.
027.
620
5.73
2.68
2.49
32.
866.
341.
247
2.86
6.34
1.24
7M
amuj
u33
6.87
929
,13.
573.
654.
874
5.19
6.63
2.41
18.
770.
287.
285
4.38
5.14
3.64
24.
385.
143.
642
Mam
uju
Uta
ra13
4.30
311
,63.
573.
654.
874
2.07
1.73
2.94
55.
645.
387.
818
2.82
2.69
3.90
92.
822.
693.
909
TOTA
L1.
158.
336
100
17.8
68.2
74.3
6817
.868
.274
.368
35.7
36.5
48.7
3617
.868
.274
.368
17.8
68.2
74.3
68
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI M
ALU
KU
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Mal
uku
1.53
1.40
2(3
= jm
lh p
endu
duk
prov
/kab
ko)
47.2
46.2
41.3
39(5
= 5
0%*4
)/ju
mla
h ka
bko
(6 =
50%
(paj
ak r
okok
pr
ov*7
0%)
(7 =
5+6
)(8
= 5
0%*7
)(9
= 5
0%*7
)M
aluk
u Te
ngga
ra B
ar10
5.39
46,
92.
147.
556.
425
1.62
5.78
8.12
13.
773.
344.
545
1.88
6.67
2.27
31.
886.
672.
273
Mal
uku
Teng
gara
96.4
296,
32.
147.
556.
425
1.48
7.49
5.70
93.
635.
052.
133
1.81
7.52
6.06
71.
817.
526.
067
Mal
uku
Teng
ah36
1.28
723
,62.
147.
556.
425
5.57
3.14
5.65
27.
720.
702.
076
3.86
0.35
1.03
83.
860.
351.
038
Buru
108.
235
7,1
2.14
7.55
6.42
51.
669.
612.
855
3.81
7.16
9.28
01.
908.
584.
640
1.90
8.58
4.64
0Ke
pula
uan
Aru
83.9
775,
52.
147.
556.
425
1.29
5.41
3.48
73.
442.
969.
911
1.72
1.48
4.95
61.
721.
484.
956
Sera
m B
agia
n Ba
rat
164.
654
10,8
2.14
7.55
6.42
52.
539.
921.
791
4.68
7.47
8.21
62.
343.
739.
108
2.34
3.73
9.10
8Se
ram
Bag
ian
Tim
ur99
.033
6,5
2.14
7.55
6.42
51.
527.
664.
525
3.67
5.22
0.95
01.
837.
610.
475
1.83
7.61
0.47
5M
aluk
u Ba
rat D
aya
70.3
724,
62.
147.
556.
425
1.08
5.54
5.30
33.
233.
101.
727
1.61
6.55
0.86
41.
616.
550.
864
Buru
Sel
atan
53.5
933,
52.
147.
556.
425
826.
715.
589
2.97
4.27
2.01
31.
487.
136.
007
1.48
7.13
6.00
7Ko
ta A
mbo
n33
0.35
521
,62.
147.
556.
425
5.09
5.99
4.40
87.
243.
550.
833
3.62
1.77
5.41
63.
621.
775.
416
Kota
Tua
l58
.073
3,8
2.14
7.55
6.42
589
5.82
3.23
03.
043.
379.
655
1.52
1.68
9.82
71.
521.
689.
827
TOTA
L1.
531.
402
100
23.6
23.1
20.6
7023
.623
.120
.670
47.2
46.2
41.3
3923
.623
.120
.670
23.6
23.1
20.6
70
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI M
ALU
KU U
TARA
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Mal
uku
Uta
ra1.
035.
470
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)31
.946
.179
.703
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Hal
mah
era
Bara
t96
.727
9,3
1.77
4.78
7.76
11.
492.
104.
129
3.26
6.89
1.89
01.
633.
445.
945
1.63
3.44
5.94
5H
alm
aher
a Te
ngah
42.7
424,
11.
774.
787.
761
659.
335.
187
2.43
4.12
2.94
91.
217.
061.
474
1.21
7.06
1.47
4Ke
pula
uan
Sula
132.
070
12,8
1.77
4.78
7.76
12.
037.
302.
845
3.81
2.09
0.60
61.
906.
045.
303
1.90
6.04
5.30
3H
alm
aher
a Se
lata
n19
8.03
219
,11.
774.
787.
761
3.05
4.82
8.17
44.
829.
615.
935
2.41
4.80
7.96
82.
414.
807.
968
Hal
mah
era
Uta
ra16
5.00
515
,91.
774.
787.
761
2.54
5.35
5.91
74.
320.
143.
678
2.16
0.07
1.83
92.
160.
071.
839
Hal
mah
era
Tim
ur72
.879
7,0
1.77
4.78
7.76
11.
124.
226.
501
2.89
9.01
4.26
31.
449.
507.
131
1.44
9.50
7.13
1Pu
lau
Mor
otai
52.8
625,
11.
774.
787.
761
815.
445.
620
2.59
0.23
3.38
11.
295.
116.
690
1.29
5.11
6.69
0Ko
ta T
erna
te18
5.65
517
,91.
774.
787.
761
2.86
3.90
1.41
34.
638.
689.
175
2.31
9.34
4.58
72.
319.
344.
587
Kota
Tid
ore
Kepu
laua
n89
.506
8,6
1.77
4.78
7.76
11.
380.
713.
473
3.15
5.50
1.23
51.
577.
750.
617
1.57
7.75
0.61
7TO
TAL
1.03
5.47
810
015
.973
.089
.852
15.9
73.2
13.2
5931
.946
.303
.110
15.9
73.1
51.5
5515
.973
.151
.555
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI P
APU
A
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Pap
ua2.
851.
999
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)87
.988
.805
.718
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Mer
auke
195.
577
6,9
1.51
7.04
8.37
43.
016.
934.
202
4.53
3.98
2.57
72.
266.
991.
288
2.26
6.99
1.28
8Ja
yaw
ijaya
199.
557
7,0
1.51
7.04
8.37
43.
078.
328.
937
4.59
5.37
7.31
22.
297.
688.
656
2.29
7.68
8.65
6Ja
yapu
ra11
4.51
54,
01.
517.
048.
374
1.76
6.48
6.96
03.
283.
535.
334
1.64
1.76
7.66
71.
641.
767.
667
Nab
ire
130.
314
4,6
1.51
7.04
8.37
42.
010.
199.
377
3.52
7.24
7.75
21.
763.
623.
876
1.76
3.62
3.87
6Ke
pula
uan
Yape
n83
.593
2,9
1.51
7.04
8.37
41.
289.
489.
975
2.80
6.53
8.34
91.
403.
269.
175
1.40
3.26
9.17
5Bi
ak N
umfo
r12
6.12
54,
41.
517.
048.
374
1.94
5.58
0.64
73.
462.
629.
022
1.73
1.31
4.51
11.
731.
314.
511
Pani
ai14
9.09
35,
21.
517.
048.
374
2.29
9.88
0.71
73.
816.
929.
092
1.90
8.46
4.54
61.
908.
464.
546
Punc
ak Ja
ya10
1.90
63,
61.
517.
048.
374
1.57
1.98
2.88
63.
089.
031.
260
1.54
4.51
5.63
01.
544.
515.
630
Mim
ika
183.
633
6,4
1.51
7.04
8.37
42.
832.
688.
293
4.34
9.73
6.66
82.
174.
868.
334
2.17
4.86
8.33
4Bo
ven
Dig
oel
55.8
222,
01.
517.
048.
374
861.
099.
726
2.37
8.14
8.10
01.
189.
074.
050
1.18
9.07
4.05
0M
appi
81.7
812,
91.
517.
048.
374
1.26
1.53
8.40
22.
778.
586.
776
1.38
9.29
3.38
81.
389.
293.
388
Asm
at77
.053
2,7
1.51
7.04
8.37
41.
188.
605.
159
2.70
5.65
3.53
31.
352.
826.
766
1.35
2.82
6.76
6Ya
huki
mo
166.
716
5,8
1.51
7.04
8.37
42.
571.
729.
817
4.08
8.77
8.19
22.
044.
389.
096
2.04
4.38
9.09
6Pe
gunu
ngan
Bin
tang
65.3
992,
31.
517.
048.
374
1.00
8.83
2.73
52.
525.
881.
110
1.26
2.94
0.55
51.
262.
940.
555
Tolik
ara
114.
240
4,0
1.51
7.04
8.37
41.
762.
244.
861
3.27
9.29
3.23
61.
639.
646.
618
1.63
9.64
6.61
8Sa
rmi
33.2
631,
21.
517.
048.
374
513.
108.
813
2.03
0.15
7.18
81.
015.
078.
594
1.01
5.07
8.59
4Ke
erom
48.5
271,
71.
517.
048.
374
748.
568.
421
2.26
5.61
6.79
51.
132.
808.
398
1.13
2.80
8.39
8W
arop
en24
.988
0,9
1.51
7.04
8.37
438
5.46
0.21
21.
902.
508.
586
951.
254.
293
951.
254.
293
Supi
ori
15.8
610,
61.
517.
048.
374
244.
668.
818
1.76
1.71
7.19
288
0.85
8.59
688
0.85
8.59
6M
ambe
ram
o Ra
ya18
.424
0,6
1.51
7.04
8.37
428
4.20
5.17
61.
801.
253.
551
900.
626.
775
900.
626.
775
Ndu
ga79
.520
2,8
1.51
7.04
8.37
41.
226.
660.
639
2.74
3.70
9.01
31.
371.
854.
507
1.37
1.85
4.50
7La
nny
Jaya
151.
384
5,3
1.51
7.04
8.37
42.
335.
221.
254
3.85
2.26
9.62
91.
926.
134.
814
1.92
6.13
4.81
4M
ambe
ram
o Te
ngah
43.2
661,
51.
517.
048.
374
667.
413.
219
2.18
4.46
1.59
41.
092.
230.
797
1.09
2.23
0.79
7Ya
limo
51.1
371,
81.
517.
048.
374
788.
829.
792
2.30
5.87
8.16
71.
152.
939.
083
1.15
2.93
9.08
3Pu
ncak
93.3
633,
31.
517.
048.
374
1.44
0.20
0.16
62.
957.
248.
541
1.47
8.62
4.27
01.
478.
624.
270
Dog
iyai
83.3
242,
91.
517.
048.
374
1.28
5.34
0.43
12.
802.
388.
805
1.40
1.19
4.40
31.
401.
194.
403
Inta
n Ja
ya38
.844
1,4
1.51
7.04
8.37
459
9.20
0.27
52.
116.
248.
649
1.05
8.12
4.32
51.
058.
124.
325
Dei
yai
62.9
982,
21.
517.
048.
374
971.
795.
359
2.48
8.84
3.73
31.
244.
421.
867
1.24
4.42
1.86
7Ko
ta Ja
yapu
ra26
1.77
69,
21.
517.
048.
374
4.03
8.10
7.58
85.
555.
155.
962
2.77
7.57
7.98
12.
777.
577.
981
TOTA
L2.
851.
999
100
43.9
94.4
02.8
5943
.994
.402
.859
87.9
88.8
05.7
1843
.994
.402
.859
43.9
94.4
02.8
59
PEN
ERIM
AA
N D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
UN
TUK
KESE
HA
TAN
MEN
URU
T KA
BUPA
TEN
/KO
TA D
I PRO
VIN
SI P
APU
A B
ARA
T
12
34
56
78
9
NA
MA
PRO
V/K
AB/
KOJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K
%JU
MLA
H
PEN
DU
DU
K KA
B TE
RHA
DA
P PR
OV
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K D
I KA
B/KO
(70%
Dar
i )
ASA
S PE
MER
ATA
AN
ASA
S PO
TEN
SI
TOTA
L PE
NER
IMA
AN
D
AN
A P
AJA
K RO
KOK
DI K
AB/
KO
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K KE
SEH
ATA
N &
PH
DA
NA
PA
JAK
ROKO
K U
NTU
K PE
MBA
NG
UN
AN
LA
INN
YA
Prov
. Pap
ua B
arat
760.
855
(3 =
jmlh
pen
dudu
k pr
ov/k
abko
)23
.473
.613
.691
(5 =
50%
*4)/
jum
lah
kabk
o(6
= 5
0% (p
ajak
rok
ok
prov
*70%
)(7
= 5
+6)
(8 =
50%
*7)
(9 =
50%
*7)
Fakf
ak67
.153
8,8
1.06
6.98
2.44
11.
035.
889.
611
2.10
2.87
2.05
21.
051.
436.
026
1.05
1.43
6.02
6Ka
iman
a46
.243
6,1
1.06
6.98
2.44
171
3.33
5.86
41.
780.
318.
305
890.
159.
152
890.
159.
152
Telu
k W
onda
ma
26.3
113,
51.
066.
982.
441
405.
868.
562
1.47
2.85
1.00
373
6.42
5.50
173
6.42
5.50
1Te
luk
Bint
uni
52.4
036,
91.
066.
982.
441
808.
358.
871
1.87
5.34
1.31
293
7.67
0.65
693
7.67
0.65
6M
anok
war
i18
7.59
124
,71.
066.
982.
441
2.89
3.74
3.66
13.
960.
726.
101
1.98
0.36
3.05
11.
980.
363.
051
Soro
ng S
elat
an37
.579
4,9
1.06
6.98
2.44
157
9.68
6.62
21.
646.
669.
062
823.
334.
531
823.
334.
531
Soro
ng70
.635
9,3
1.06
6.98
2.44
11.
089.
602.
292
2.15
6.58
4.73
21.
078.
292.
366
1.07
8.29
2.36
6Ra
ja A
mpa
t42
.471
5,6
1.06
6.98
2.44
165
5.14
9.69
81.
722.
132.
139
861.
066.
069
861.
066.
069
Tam
brau
w6.
393
0,8
1.06
6.98
2.44
198
.617
.222
1.16
5.59
9.66
258
2.79
9.83
158
2.79
9.83
1M
aybr
at33
.735
4,4
1.06
6.98
2.44
152
0.38
9.79
71.
587.
372.
237
793.
686.
119
793.
686.
119
Kota
Sor
ong
190.
341
25,0
1.06
6.98
2.44
12.
936.
164.
646
4.00
3.14
7.08
72.
001.
573.
543
2.00
1.57
3.54
3TO
TAL
760.
855
100
11.7
36.8
06.8
4611
.736
.806
.846
23.4
73.6
13.6
9111
.736
.806
.846
11.7
36.8
06.8
46