buku saku pupuk organik salang

Upload: triana2802

Post on 11-Jul-2015

149 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Buku Saku Pupuk Organik dan Pestisida Alami

Sekolah Lapang Pupuk Organik Kecamatan Salang, 6-31 Mei 2008

Penyusun: Penyusun: Rahmadan Syah sun Penyunting: Triana

PRAKATA

Petani saat ini benar-benar terjepit. Di tengah naiknya bahan-bahan pokok ternyata nasib petani sebagai produsen atau penghasil bahan-bahan pokok tersebut tidak ikut-ikutan naik. Besarnya biaya produksi mulai dari pengolahan tanah, perawatan (pemupukan dan pemberantasan hama) dan pengolahan pasca panen tidak memberikan keuntungan yang cukup besar bagi petani yang modalnya pas-pasan atau hanya sekedarnya. Petani hingga kini dibuat percaya bahwa pupuk kimia dan pestisida kimia dapat meyelesaikan masalah pertanian mereka, namun ternyata jika kita telaah lebih jauh ternyata pemakaian pupuk dan pestisida kimia bukanlah memberikan keuntungan bagi petani itu sendiri tetapi memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para pedagang pupuk dan pestisida kimia. Pemerintah melalui Menteri Pertanian telah mencanangkan GO Organik 2010. Artinya pemerintah berharap bahwa sistem pertanian di Indonesia pada tahun 2010 telah memakai sistem-sistem pertanian organik. Dan hal itu harus dimulai dari sekarang. Kita sebagai petani adalah komponen masyarakat yang paling dekat dengan lingkungan. Jika kita tidak memperhatikan kondisi lingkungan yaitu tanah dan benda hidup yang ada di atas dan di dalam tanah sebagai penunjang pertanian kita maka kepada siapa lagi kita harus berharap. Untuk itu sebagai petani kita harus mulai mencoba sebuah pola bertani yang ramah dan sehat. Tidak hanya ramah dan sehat bagi lingkungan kita saja namun juga ramah dan sehat bagi kita sendiri.

Buku saku ini disusun untuk memberikan informasi dan sebagai pegangan awal yang singkat dan sederhana bagi petani untuk memulai bertani secara organik atau alami. Penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Welthungerhilfe Simeulue Livelihood Progam yang telah memberikan kesempatan untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan ini kepada orang yang membutuhkan. Semoga buku ini bisa memberikan informasi dan menjadi sebuah panduan yang berguna bagi petani dalam melaksanakan pertanian organik khususnya pembuatan pupuk organik dan pestisida alami serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya tidak hanya bagi petani tapi juga bagi penyusun buku saku ini.

Simeulue, Mei 2008 Penyusun

Rahmadan Syah

i

ii

DAFTAR ISI

Pendahuluan ....................................................................................... Tanah sebagai Sumber Kehidupan ........................................... Pupuk ..................................................................................................... Pengenalan Pupuk Organik ......................................................... Apakah Pupuk Organik Itu ..................................................... Mengapa Kita Dianjurkan Memakai Pupuk Organik? Bahan-Bahan Pupuk Organik ................................................ Bentuk Pupuk Organik ............................................................. Biostarter .............................................................................................. Membuat Indukan Bakteri Pengurai ................................. Pengembangan Biostarter ...................................................... Kompos .................................................................................................. Pupuk Pelengkap Cair ................................................................... Pestisida Alami .................................................................................. Apakah Pestisida Alami Itu? .................................................. Manfaat Pestisida Alami .......................................................... Bagaimana Cara Membuat Pestisida Alami? ................. Penutup .................................................................................................

1 2 4 6 6 6 7 7 9 9 12 15 19 21 21 21 22 26

iii

PENDAHULUAN TANAH SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN Indonesia sebagai sebuah negara yang berada di wilayah tropis terkenal dengan sumber daya alamnya. Namun hingga saat ini pemanfaatan sumber daya alam ini masih perlu dikembangkan lagi terutama pemanfaatan yang berkelanjutan. Di bidang pertanian dan tanaman pangan, seiring dengan pemenuhan kebutuhan akan kecukupan pangan bagi masyarakat ternyata terikuti dengan pemakaian bahan-bahan kimia sebagai pemicu kerusakan alam dan ekologi pertanian itu sendiri. Pemakaian pupuk kimia maupun pestisida kimia tanpa disadari memberikan dampak negatif yang tidak kecil yang tidak hanya terasa terhadap perubahan ekosistem pertanian namun juga terhadap kesehatan petani itu sendiri. Saat ini, sudah banyak pihak terkait dan petani yang sadar akan pentingnya pola pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu cara yang dipercaya hingga kini untuk menyelamatkan lingkungan dan petani itu sendiri dari berbagai dampak akan pemakaian pupuk kimia dan pestisida kimia adalah dengan pemanfaatan sumber-sumber alami yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik dan pestisida alami. Tidak sedikit petani yang sekarang beralih ke pupuk organik dan pestisida alami. Pertanyaannya adalah kapan kita memulainya? Ingat!! Bumi bukanlah warisan nenek moyang kita, tetapi adalah titipan anak cucu kita!

Masyarakat tani saat ini selalu memperhatikan kehidupan yang ada di atas tanah. Tidak pernah terbayang di bawah tanah juga ada kehidupan yang harus dijaga karena penting sebagai penyedia nutrisi (sumber makanan) bagi tanaman yang mempengaruhi pertumbuhannya. Bila kita memperhatikan tanah secara teliti, maka akan nampak adanya beberapa lapisan tanah. Lapisan tanah yang sangat berperan pada kegiatan pertanian terdiri dari: 1. Tanah topsoil atau tanah bagian atas Tanah ini merupakan lapisan tempat tumbuh tanaman. Biasanya tebalnya 30 50 cm tergantung kondisi tanah. Biasanya berwarna coklat tua atau kehitaman dan lebih lunak. Di lapisan tanah ini banyak terdapat jasad hidup tanah (makro dan mikrobia yaitu bakteri, jamur, nematoda atau cacing yang sangat kecil, cacing tanah, dan makhluk hidup lainnya) yang berperan menguraikan bahan organik (sisa-sisa tumbuhan atau hewan) menjadi nutrisi bagi tanaman 2. Tanah subsoil atau tanah bawah Tanah ini terletak di bawah tanah topsoil. Berwarna lebih muda dan terang, lebih padat dan kandungan bahan organik sedikit dan jasad hidupnya juga sedikit. Ternyata tanah terdiri dari bentuk padatan, cairan, dan gas. Bentuk padatan tanah terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik terdiri dari berbagai sisa tanaman dan hewan serta jasad hidup makro dan mikro di dalam tanah. Bentuk cairan di dalam tanah adalah air tanah yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori atau lubang udara di dalam 1 2

tanah. Air tanah mengandung larutan berbagai garamgaraman yang larut di dalam air tersebut. Bentuk gas di dalam tanah merupakan udara di dalam tanah yang mengisi pori-pori antara butir-butir tanah yang tidak terisi oleh air tanah. Ketiga bentuk yang terdapat di dalam tanah ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Karena itu kita perlu menjaga keseimbangan antara ketiga bentuk yang terdapat di dalam tanah ini. Kandungan nutrisi tanah di setiap lahan pertanian bisa saja berbeda yang disebabkan oleh kondisi alam maupun cara pengolahannya. Untuk menjaga kelestarian tanah sebagai sumber kehidupan dibutuhkan tindakan yang bertujuan memperbaiki kondisi tanah itu sendiri, terutama pada areal pertanian yang dikelola secara terus-menerus, apalagi pada areal pertanian yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh petani untuk memperbaiki kondisi tanah antara lain: Jangan melakukan pembakaran lahan Jangan mengunakan bahan kimia pabrikan baik itu pupuk ataupun pestisida Kembalikan limbah pertanian ke lahan pertanian Limbah ternak, limbah rumah tangga yang dapat diurai juga dapat diberikan ke lahan pertanian.

PUPUK

Semua jenis tanaman mengisap zat-zat makanannya dari dalam tanah. Namun demikian zat-zat makanan yang tersedia di dalam tanah tersebut belum semuanya siap untuk diserap oleh akar tanaman. Maka dibutuhkan usaha-usaha agar zat-zat makanan tersebut siap diserap oleh akar tanaman. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pupuk. Jadi, pupuk adalah zat makanan yang diberikan kepada tanaman sebagai upaya memenuhi kebutuhan zat makanan agar tanaman dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Ada 2 macam pupuk yang dikenal yaitu: 1. Pupuk buatan Adalah pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik pupuk, terdiri dari bermacam-macam bahan kimia. 2. Pupuk organik atau pupuk alami Adalah pupuk yang dibuat secara sederhana dengan bahanbahan dari sisa tumbuhan dan kotoran hewan.Ada 12 unsur zat-zat hara yang diperlukan oleh tanaman untuk diserap akar dari dalam tanah. Namun zat-zat makanan yang sangat diperlukan oleh tanaman tetapi seringkali kurang cukup tersedia di dalam tanah adalah N (nitrogen), P (phosphor) dan K (kalium).

3

4

Fungsi N,P, dan K Nitrogen (N) Sangat berguna bagi pertumbuhan, menambah panjang dan menyuburkan bagian-bagian ujung batang maupun daun. N juga berfungsi dalam pembentukan akar, daun dan batang serta menghijaukan daun. Phospor (P) Sangat dibutuhkan untuk pembentukan bunga yang akan menjadi buah dan biji juga sebagai pendorong akar untuk dapat tumbuh memanjang dan kuat sehingga tahan kekeringan. Kalium (K) Diperlukan dalam memperkuat tubuh tanaman dan tahan terhadap serangan penyakit. Selain itu phosphor dan kalium juga berfungsi untuk merangsang pembungaan dan buah, membuat biji menjadi berisi serta memaniskan rasa buah atau umbi.

PENGENALAN PUPUK ORGANIK

Apakah Pupuk Organik Itu? Pupuk organik atau pupuk alami adalah pupuk yang dibuat secara sederhana dengan bahan-bahan dari sisa-sisa tumbuhan atau kotoran hewan yang mudah didapat di sekitar daerah lingkungan rumah atau kebun. Pupuk organik merupakan pupuk nabati yang dapat memperbaiki tanah dan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman Mengapa Kita Dianjurkan Memakai Pupuk Organik? Kerusakan tanah yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia seperti pupuk urea, NPK, dan pestisida kimia dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk organik. Pemakaian pupuk organik memiliki kelebihan dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia karena bermanfaat untuk: 1. Menambah zat-zat hara di dalam tanah sehingga kebutuhan makanan bagi tanaman dapat tercukupi. 2. Mempermudah penyerapan zat-zat hara oleh akar tanaman. 3. Memperbaiki kondisi tanah menjadi lebih gembur sehingga perkembangan akar menjadi lebih baik. 4. Memperbaiki daya simpan air tanah. Selain itu pemakaian pupuk organik juga dapat menjaga kesehatan kita dari pengaruh negative yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang bersumber dari pupuk kimia dan pestisida kimia. Dengan memakai pupuk organik kita juga dapat mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.

Kekurangan N, P, dan K Nitrogen (N) Menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat, daunnya kecil-kecil dan pucat. Phospor (P) Menyebabkan pertumbuhan lambat, daun tidak begitu rimbun dan berwarna coklat dan buahnya sedikit serta terlambat masak. Kalium (K) Menyebabkan tanaman kurang kuat tumbuhnya, daun dan buah hanya sedikit, mudah terserang penyakit dan tidak tahan terhadap kekurangan air.

5

6

Bahan-Bahan Pupuk Organik Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan pupuk organik adalah sisa-sisa tanaman atau sisa-sisa kotoran hewan ternak. Misalnya jerami, potongan rumput, dedaunan, kotoran kerbau, kotoran ayam dan hewan ternak lainnya. Sisasisa atau sampah rumah tangga juga bisa digunakan sebagai bahan pupuk organik. Bentuk Pupuk Organik Secara umum pupuk organik dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: 1. Pupuk organik padat, terdiri dari: Pupuk hijau, Terbuat dari bahan-bahan hijauan seperti rumput dan daun-daunan. Pupuk kandang Terbuat dari bahan-bahan kotoran hewan seperti kotoran kerbau, dan kotoran kambing. Pupuk kompos Terbuat dari campuran bahan-bahan organik (dari tumbuhan dan kotoran hewan) 2. Pupuk cair organik.

Dampak Pupuk Kimia Secara alamiah tanaman akan mengambil makanan atau unsur hara dari tanah tempat tanaman itu tumbuh. Unsur hara tersebut berasal dari serasah daun dan tanaman yang mati yang mengalami proses penguraian. Namun manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas selalu ingin mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya, mulai memacu pertumbuhan tanaman tersebut dengan memberikan tambahan zat makanan yang kemudian dikenal dengan pupuk. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan makanan atau pupuk yang lebih baik untuk memacu pertumbuhan tanaman yang akhirnya ditemukan pupuk buatan (pupuk kimia). Namun dalam perkembangannya diketahui pupuk kimia memiliki efek merusak tanah. Struktur tanah akhirnya menjadi keras dan padat dan menyimpan residu (sisa pupuk) yang bisa bersifat racun dan berpengaruh terhadap kondisi kandungan ideal mineral tanah.Disadur dari buku Budidaya Padi Secara Organik Penebar Swadaya

7

8

BIOSTARTER

1. Beras dimasak setengah matang, masukan kedalam kantong plastik atau wadah berbentuk piring.

Sebelum kita membuat pupuk organik sebaiknya kita membuat biostarter (cairan yang mengandung bakteri pengurai) yang dapat mempercepat proses penguraian pupuk organik (kompos maupun pupuk cair). Pembuatan biostarter diawali dengan membuat indukan bakteri pengurai kemudian diperbanyak untuk pengembangannya. Membuat Indukan Bakteri Pengurai Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang memproduksi dan menjual bakteri pengurai dengan berbagai merek, namun harganya masih relatif tinggi bagi kalangan petani yang lemah secara ekonomi. Kondisi ini semakin memperburuk keadaan ekonomi dan daya cipta petani, Sementara banyak bakteri pengurai di alam ini seperti muara sungai, hutan dan akar bambu, petani dapat memperbanyak sendiri dengan media yang Sangat sederhana. 1. Membuat indukan bakteri pengurai dari akar bambu Alat dan bahan yang dibutuhkan: Beras, kompor, periuk, cangkul, kantong plastik putih atau wadah berbentuk piring, terpal plastik, botol aqua, gula merah, air. Langkah-langkah pembuatan:

2. Gali lubang berjarak 1 meter dari rumpun bambu sedalam 30 - 50 cm dan diameter lubang 50 cm.

3. Letakan nasi tadi pada lubang, berikan penyangga di bawah wadah tempat nasi untuk menghindari agar jika air hujan mauk melalui celah-celah tanah tidak menggenangi nasi tersebut. 4. Tutup lubang tersebut dengan terpal plastik untuk mencegah masuknya air hujan dan hewan-hewan yang dapat memakan nasi setengah matang tersebut. 5. Setelah 3-4 hari kemudian ambillah nasi dari lubang, biaanya nasi akan ditumbuhi jamur dengan warna hitam, merah dan putih. 6. Ambillah jamur yang berwarna putih sebanyak 2 sendok makan.

9

10

7. Campurkan jamur berwarna putih tersebut dengan gula merah yang telah di haluskan dengan air hangat. Lalu aduk sampai rata. 8. Masukkan campuran tadi ke dalam botol aqua atau jerigen. Simpanlah selama 4 hari atau lebih.

9. Selama penyimpanan bukalah secara teratur tutup botol atau derigen setiap harinya untuk mencegah botol atau derigen meletus akibat gas yang diakibatkan oleh reaksi bakteri. 2. Membuat indukan bakteri dari humus dan muara sungai Pada prinsipnya pembuatan indukan bakteri dari humus dan Muara sungai tidak berbeda dengan pembuatan indukan dari beras. Hanya saja sumber bakterinya kita ganti menjadi humus hutan atau tanah endapan dari muara sungai. Cara dan sistem serta alat dan bahan lainnya tidak berbeda dengan pembuatan indukan bakteri dari beras. Langkah-langkah pembuatan: 1. Ambillah humus atau tanah endapan muara sungai kurang lebih kg. 2. Lalu aduk-aduk dengan air sebanyak 1.5 liter dan saringlah airnya dengan kain atau penyaring. 3. Gula merah sebanyak 2,5 ons di haluskan dan dicairkan dengan air. 11 12

4. Campurlah air saringan humus atau muara sungai dengan air gula merah tadi lalu aduk sampai rata 5. Setelah adukan rata, masukkan kedalam botol aqua atau jerigen. 6. Tutuplah botol aqua dan derigen lalu simpan selama 4 hari. Dan dibuka tutupnya secara teratur 7. Setelah 4 hari periksa larutan, jika larutan dalam botol aqua atau derigen sudah tidak mengeluarkan gas lagi itu berarti indukan bakteri telah siap pakai dan dikembangkan menjadi biostarter. Jika masih terdapat gas simpanlah lagi sampai indukan benar-benar tidak mengeluarkan gas. Pengembangan Biostarter Pengembangan biostarter bertujuan untuk memperbanyak bakteri yang berasal dari indukan bakteri yang kita buat dari humus, tanah muara air sungai, atau akar bambu. Cara membuatnya sangat mudah dan bahannya dapat kita peroles dari sekitar kebun dan rumah kita. Alat dan bahan yang dibutuhkan: Botol aqua atau jerigen, air hangat 2 liter, gula merah 2,5 ons, buah pepaya atau pisang atau nanas 1 kg, dan indukan bakteri yang telah dikembangkan dari humus atau muara sungai atau akar bambu. Langkah-langkah pembuatan: 1. Buah pepaya atau pisang atau nanas dilumat sampai halus (bisa mengunakan blender atau cara manual dengan tangan).

2. Haluskan gula merah dengan air hangat lalu masukkan buah yang sudah lumat tersebut di atas.

3. Masukkan 200 ml indukan bakteri, lalu aduklah beberapa saat sampai merata.

5. Simpanlah di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari selama lebih kurang 4 hari. 6. Bukalah tutup botol setiap hari secara teratur agar botol tidak meletus akibat gas yang dikeluarkan oleh reaksi bakteri yang terjadi di dalam botol. 7. Jika gas di dalam botol sudah tidak lagi muncul maka biostarter siap digunakan

4. Masukkan campuran tersebut di atas ke dalam botol aqua atau jerigen. Tutuplah dengan rapat

13

14

KOMPOS

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman adalah dengan menggunakan kompos. Di samping terjadi peningkatan produksi, penggunaan kompos dapat memperbaiki kondisi tanah, bahan-bahannya sudah ada di alam dan tidak mencemari lingkungan. Dengan tersedianya bahan-bahan tersebut biaya produksi pertanian menjadi rendah dan dapat dijangkau oleh semua petani. Alat dan bahan yang dibutuhkan: Kotoran ternak (1 karung), semua limbah tanaman (jerami, dedaunan) sebanyak 1 karung, limbah rumah tangga yang dapat hancur (sisa-sisa saturan atau ikan) secukupnya, bio starter 200 ml, plastik/termal (5 x 5 meter), cangkul, parang, cakar, ember/timba (gembor), air 10 liter. Langkah-langkah pembuatan: 1. Limbah tanaman, jerami di potong-potong kecil, kotoran ternak dihaluskan

2. Tumpuklah bahan dengan susunan jerami, kohe (kotoran hewan), hijauan daun, lalu siram dengan air yang telah di campur dengan bio stater. 3. Tambahkan bahan-bahan diatas tumpukan di atas dengan susunan yang sama. Siramlah lagi dengan air campuran biostarter. 4. Tutup dengan plastic/termal dengan rapat. Setiap 2 hari sekali buka lalu aduk-aduk bahan-bahan yang telah dicampur tadi dan siram lagi dengan air yang telah dicampur biostater tutup kembali dan biarkan. 2 hari kemudian lakukan perlakukan yang sama sampai benar-benar menjadi pupuk kompos.

15

16

Tips Semakin halus bahan kompos anda (jerami, dedaunan, kotoran hewan) maka semakin cepat proses pembentukan kompos anda. Semakin sering anda membolak-balik (mengaduk) kompos anda makin semakin cepat bahan-bahan kompos anda hancur menjadi pupuk kompos. Masalah-masalah yang sering dijumpai dalam pembuatan kompos Masalah Tumpukan kompos tidak menghangat sama sekali Penyebab Biasanya disebabkan oleh tak cukupnya oksigen, kelembaban kurang atau bahan nitrogen kurang Cara mengatasi Atasi dengan sering-sering mengaduk kompos, tambahkan air hingga lembab, atau tambahkan bahan-bahan yang mengandung nitrogen seperti kotoran hewan, jerami atau potongan rumput dan sisa-sisa makanan Atasi dengan mengaduk kompos sesering mungkin atau tambahkan jerami atau dedaunan kering Atasi dengan mencincang dedaunan atau rerumputan lebih halus lagi, aduk hingga merata seluruh bahan Atasi dengan menjaga kelembaban Atasi dengan penambahan tumpukan kompos sedikitnya 1 m x 1 m x1m Atasi dengan memasukkan bahan yang mengandung lemak/daging ke tengah tumpukan

Ciri-ciri telah menjadi pupuk kompos 1. Warna pupuk telah kehitaman. 2. Bahan-bahan (sisa tanaman, kotoran hewan dan limbah rumah tangga) telah berubah bentuk menjadi seperti tanah. 3. Baunya segar seperti tanah hutan atau humus. 4. Panasnya mulai berkurang.

Komposnya berbau telur busuk

Penggunaan kompos Kompos biasanya diberikan sebelum penanaman dilakukan. Caranya dicampurkan dengan tanah hingga merata pada saat pembuatan bedengan. Atau dimasukkan ke dalam lubang tanam satu minggu sebelum penanaman sebanyak 0,5 1 kg setiap lubang tergantung dari jenis tanaman dan kesuburan tanahnya. Dedaunan atau rerumputan tidak terurai

Dirubungi semut api Kompos hanya hangat di tengah tumpukan Kompos dirubungi kecoa atau lalat

Disebabkan oleh kurangnya oxygen atau tumpukan kompos terlalu padat atau terlalu lembab Disebabkan oleh kurangnya kelembaban atau udara kurang, adanya tumpukan satu jenis bahan yang terlalu tebal atau padat Kompos terlalu kering atau padat Disebabkan oleh tumpukan kompos terlalu kecil atau kurang tinggi Bahan nyang mengandung lemak/daging sisa dapur letaknya terlalu di pinggir tumpukan

17

18

PUPUK PELENGKAP CAIR

Pupuk pelengkap cair juga dapat digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian, selain dari kompos yang telah dikenal. Pupuk cair memiliki kelebihan dibandingkan kompos yaitu kandungan zat-zat haranya sangat lengkap (mengandung zat-zat hara utama dan pelengkap) dan lebih lebih mudah diserap oleh tanaman. Pembuatannya pun sangat mudah dilakukan oleh siapa pun yang mau mencoba. Alat dan bahan yang dibutuhkan: Drum plastik ukuran 200 liter, kotoran ternak 1 karung, air kelapa 5 liter, air cucian beras 5 liter, indukan bakteri pengurai (biostarter) 200 ml dan air secukupnya. Langkah-langkah pembuatan: 1. Masukkan ke dalam drum kotoran ternak, air kelapa, air cucian beras dan air yang telah bercampur dengan biostarter.

2. Lalu diaduk hingga rata, tutuplah drum dengan rapat dan biarkan.

3. Setelah 2 hari kemudian buka dan aduk kembali. Lakukan pengadukan secara rutin setiap 2 hari sekali selama 10 hari.

19

20

PESTISIDA ALAMI

Dampak Pestisida Kimia Sejak dimulainya revolusi hijau petani menghadapi masalah besar yaitu serangan hama. Masalah hama muncul diakibatkan oleh sistem intensifikasi pertanian yang memakai pola menanam satu jenis tanaman di satu areal yang luas sehingga memunculkan ledakan populasi hama dan serangga tertentu. Akhirnya manusia mencoba berbagai bahan kimia untuk membuat racun atau pestisida hama ini. Namun sialnya, pestisida kimia temuan manusia ini hanya memiliki kemanjuran yang bersifat sementara dikarenakan serangga dan hama memiliki kemampuan untuk menjadi imun (kebal) terhadap kondisi luar. Pada tahun 1962, dilaporkan di Amerika Serikat tentang penggunaan pestisida kimia (DDT) yang memiliki efek samping yang tidak kecil sehingga membawa ancaman penyakit, dan kematian bahkan bagi manusia itu sendiri. Hal lainnya, pestisida kimia ini mengganggu aktifitas makhluk hidup di dalam tanah. Sisa pestisida ini akan bertahan dalam tanah bukan hanya dalam hitungan bulanan, namun bahkan tahunan. Menurut laporan WHO, setiap tahunnya di Negara-negara berkembang terdapat 750.000 orang keracunan pestisida dan sebanyak 14.000 orang diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 1985 diperoleh data dari rumah sakit paru-paru di Tanah Karo bahwa 90 % pasiennya merupakan petani yang setiap harinya akrab dengan pestisida.Disadur dari buku Budidaya Padi Secara Organik Penebar Swadaya

Apakah Pestisida Alami Itu? Pestisida alami adalah pembasmi hama yang bahanbahannya bersumber dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang ada di sekitar kita dan diolah secara sederhana. Fungsi pestisida alami efektif dalam mengusir hama yang sering menyerang tanaman pertanian kita. Penggunaan pestisida alami tidak mencemari lingkungan dan tanah itu sendiri, pestisida alami dapat diproses/ dibuat dengan mudah dan tidak perlu teknologi yang canggihSecara alamiah tumbuhan sudah mengembangkan sendiri bahan-bahan kimia (bioaktif) yang dikandungnya untuk melawan berbagai jenis hama dan penyakit. Ada sekitar 2.400 jenis tumbuhan yang dilaporkan mengandung bahan pestisida. Ciri-ciri tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida nabati yaitu bau tanaman menyengat dan bisa sebagai tanaman perintis yakni yang bisa tumbuh di tanah kritis (miskin unsur hara).

Manfaat Pestisida Alami Mengapa kita dianjurkan untuk memakai pestisida alami daripada pestisida kimia? Ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dari pemakaian pestisida alami, yaitu bahanbahannya dapat diperoleh di sekitar rumah kita, murah, mudah (pembuatan sederhana) dan sehat (bebas dari zat-zat kimia yang biasa terdapat pada pestisida kimia), serta lingkungan juga menjadi sehat dan tidak tercemar (ramah lingkungan).

Bagaimana Cara Membuat Pestisida Alami? Untuk membuat pestisida alami dapat diikuti langkahlangkah sebagai berikut:

21

22

Ramuan 1 Alat dan bahan Jenis-jenis dedaunan dan buah seperti Serai, Sirsak, Pinang, Gadung, Amentan, Mahoni, Lumpang, Parang, Timba besar, ember, air cucian beras, kain kasa, dan sabun colek. Cara Pembuatan: Semua jenis dedaunan dicincang halus lalu dicampur dengan air cucian beras Pinang dipukul hancur rendam dengan air Amentan, di potong-potong rendam dengan air Semua bahan lalu dicampurkan menjadi satu, biarkan selama 3-4 hari baru siap digunakan Kegunaan Untuk mencegah dan mengusir serangga pengganggu. Ramuan 2 Alat dan bahan Daun sirih sebanyak 50 helai, baang merah 2 siung, bawang putih 2 siung, sabun colek 2 sendok makan, air 1 liter, botol aqua, lumpang dan ember Cara pembuatan Daun sirih ditumbuk halus lalu dengan lumpang, setelah halus masukkan ke dalam ember yang berisi air dan tambahkan sabun colek lalu aduk hingga rata. Setelah rata saringlah dengan kain lalu masukkan ke dalam botol aqua. Kegunaan Untuk mencegah dan mengusir serangga kutu dan semut

Ramuan 3 Alat dan bahan Daun sirsak 100 helai, lumpang dan alu, air 1 liter, botol aqua, ember dan sabun colek 2 sendok Cara pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dengan lumping, setelah halus masukkan ke dalam ember yang berisi air lalu tambahkan sabun colek dan aduk rata, diamkan selama 4 hari. setelah 4 hari larutan di saring dan siap digunakan. Kegunaan Untuk membasmi thrips Ramuan 4 Alat dan bahan Jeringau satu rumpun (akar dan daun), bawang putih 2 siung, sabun colek 2 sendok makan, air 2 liter, ember dan lumpang. Cara pembuatan Jeringau dan bawang putih di tumbuk halus dengan lumping. Setelah halus masukkan ke dalam ember yang berisi air dan tambahkan sabun colek. Aduklah hingga rata. Biarkan selama 4 hari. Kegunaan Untuk membasmi serangga

23 24

PENUTUPJenis-jenis tanaman yang terdapat di Simeulue yang dapat digunakan untuk pestisida alami Jenis Tanaman Sirsak/Nangka Belanda Jeringau Amentan Sirih Sere Bunga kuning Bawang putih Bawang merah Mengkudu Tembakau Lengkuas Kunyit Gadung Cabai Merah Cabai Rawit Cengkih Ubi kayu Mahoni Gamal Barunggai Yang digunakan Daun Daun dan akar Buah Daun Daun Seluruh tanaman Umbi Umbi Buah Daun Rimpang Rimpang Umbi Buah Buah Daun Daun Daun Daun Daun

Penerapan pupuk organik dan pestisida alami di lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kondisi tanah, kondisi cuaca, jenis tanamannya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam penerapannya di lapangan tidak ada perbandingan yang baku terhadap bahan yang digunakan. Untuk itu sangatlah diharapkan petani mencoba dan terus mencoba untuk mendapatkan ramuan dan perbandingan yang tepat dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik maupun pestisida alami. Sudah saatnya petani tidak hanya menerima dan menerapkan masukkan dan informasi yang diberikan oleh pihak luar, karena yang mengerti dan memahami kondisi dan permasalahan lahan petani adalah petani itu sendiri. Namun hal ini harus dibarengi dengan sikap kritis dan keingintahuan yang cukup besar dari petani itu sendiri untuk melakukan pengamatan terhadap lahannya dan mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Petani di pulau Simelue haruslah mulai berpikir jangka panjang, bahwa ketersediaan air dan kondisi tanah bahkan cuaca di Simeulue sangatlah berbeda dan memiliki keterbatasan dibanding di tepi (Sumatra daratan). Pertanian yang berkelanjutan seharusnya menjadi sebuah pilihan bagi pola dan sistem pertanian di Simeulue untuk menjaga lingkungan Simeulue demi anak cucu kita di masa yang akan datang.

25 26