buku tumbuh kembang
DESCRIPTION
buku tumbuh kembangTRANSCRIPT
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
MODUL KETERAMPILAN KLINIK XVI
BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN PSIKIATRI
PEMERIKSAAN ANTOPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN
ANAK
ANAMNESIS PENYAKIT PADA GERIATRI
Tim Penyusun Modul
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK
FK - UISU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
MODUL KETERAMPILAN KLINIK XVI
BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN PSIKIATRI
PEMERIKSAAN ANTOPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN
ANAK
ANAMNESIS PENYAKIT PADA GERIATRI
BUKU PANDUAN
Tim Penyusun Modul
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK
FK - UISU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
TIM PENYUSUN MODUL
Tim Skllis Lab
dr. H. Faisal Balatif, M.Kes
dr. Sisca Devy, M. Biomed
dr. Efriyandi
Pakar/Kontributor Modul
dr. Rudi Chandra, Sp.A
Prof. dr. Habibah Hanum, Sp.PD-KPsiko
i
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
KATA PENGANTAR DEKAN
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat,
bimbingan, petunjuk-Nya atas selesainya Rancangan Modul Keterampilan Klinik XVI
pada Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sumatera Utara yang merupakan karya dan kerja keras Tim Skills Lab FK – UISU,
para pakar, serta kontributor ilmu yang terlibat, walaupun masih jauh dari sempurna.
Sesuai dengan SK-Mendiknas No.045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi
yang berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi Dokter sesungguhya merupakan
bagian dari Standar Pendidikan Profesi Dokter.
Konsil Kedokteran Indonesia melalui keputusan No. 21A/KKI/KEP/IX/2006,
telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia sesuai dengan amanah
Undang-undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. Modul
Keterampilan Klinik ini dibuat mengacu pada perkembangan terkini dari paradigma
pendidikan dokter serta mempertimbangkan misi dan visi Universitas Islam Sumatera
Utara, dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tanah air kita.
Akhir kata, kami berharap Modul Keterampilan Klinik XVI Blok Tumbuh
Kembang dan Geriatri ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga segala usaha
yang telah dilakukan, dapat berhasil guna dalam rangka mencapai tujuan, misi dan
visi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara. Amin.
Dekan,
dr. Aswin Soefi Lubis, Msi, PA
ii
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
DAFTAR ISI
Tim Penyusun Modul ............................................................................................. i
Kata Pengantar Dekan ........................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
Tata Tertib Instruktur ........................................................................................... iv
Deskripsi Kegiatan / Tugas Instruktur ................................................................. v
Tujuan Instruksional / Pembelajaran .................................................................. vi
Jadwal Kegiatan Modul ......................................................................................... vii
Modul I Anamnesis dan Pemeriksaan pada Gangguan Pskiatri ........................ 1
Modul II Antropometri dan Denver II pada Bayi dan Anak ..............................29
Modul III Anamnesis Penyakit Geriatri ................................................................53
iii
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
TATA TERTIB INSTRUKTUR
Tata tertib yang harus diketahui Instruktur untuk kelancaran acara pelatihan ini
adalah :
1. Instruktur / pelatih diharapkan hadir 15 menit sebelum acara pelatihan dimulai
2. Jika instruktur tidak dapat hadir sesuai dengan jadwal yang ditentukan,
instruktur harus melapor ke Pengelola (koordinator) Blok Tumbuh Kembang
dan Geriatri, yang berkoordinasi dengan unit Laboratorium Keterampilan
Klinik (Skills Lab) FK-UISU, paling lambat 1 hari sebelumnya, yaitu
kepada :
a. dr. Sisca Devy, M.Biomed (085358100078)
b. dr. Efriyandi (085373035889)
c. Abdul Gafur, S.Kom (081375096864)
3. Instruktur harus berada di ruangan keterampilan klinik selama proses pelatihan
berlangsung, yaitu selama 2 x 50 menit (± 100 menit) / pertemuan latihan.
4. Setiap instruktur wajib mengisi dan mengembalikannya kepada Pengelola
Blok Kembang dan Geriatri setelah pelatihan selesai, yaitu :
Lembaran berita acara pelatihan
Lembaran daftar absensi (kehadiran) mahasiswa acara pelatihan
Lembaran evaluasi / hasil pengamatan instruktur terhadap keterampilan
mahasiswa (bila ada)
iv
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
DESKRIPSI KEGIATAN / TUGAS INSTRUKTUR SELAMA
ACARA PELATIHAN
Sesi Pembukaan (20 menit)
1. Pada acara pelatihan pertama di saat sesi pembukaan, instruktur
memperkenalkan diri dan mahasiswa juga saling memperkenalkan diri.
Instruktur berusaha mengingat nama masing-masing mahasiswa.
2. Membagikan absensi mahasiswa dan segera mengambilnya begitu selesai
ditandatangani oleh mahasiswa.
3. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, yang masing-masing
kelompok terdiri dari 2 mahasiswa (berpasangan) / kelompok.
4. Bila diperlukan instruktur dapat mengadakan responsi pada mahasiswa yang
akan mengikuti pelatihan, bila instruktur menganggap mahasiswa tidak
menguasai materi yang berkaitan dengan pelatihan, maka instruktur berhak
membatalkan pelatihan bagi mahasiswa yang bersangkutan pada hari tersebut.
5. Instruktur kemudian memberi gambaran sekilas tentang maksud, tujuan dan
metode latihan (cara) yang akan dilaksanakan selama acara pelatihan ini.
Sesi Latihan (60 menit)
1. Instruktur melakukan demonstrasi cara melakukan prosedur yang akan dilatih
mahasiswa.
2. Instruktur membimbing mahasiswa satu per satu secara bergantian saat
melakukan latihan seperti yang telah diperagakan instruktur pada langkah (1)
di atas dengan menggunakan manekin untuk masing - masing pertemuan
(coaching).
3. Instruktur mengawasi kegiatan mahasiswa saat melakukan latihan mandiri.
Sesi Penutup (20 menit)
Sebelum menutup acara pelatihan ini, instruktur :
1. Memberikan feed-back (masukan) pada mahasiswa setelah melakukan latihan
peran (role play).
2. Mengisi lembar berita acara dan menandatangani lembar daftar absensi
mahasiswa.
3. Memasukkan seluruh berkas ke dalam map yang tersedia.
4. Mengingatkan mahasiswa untuk membuat laporan hasil kegiatan pada lembar
laporan hasil latihan dan menyerahkannya pada instruktur pada pertemuan
berikutnya untuk dikoreksi dan ditandatangani, atau diparaf.
5. Dianjurkan untuk memberikan tugas mandiri berupa materi yang harus
dipahami mahasiswa berkaitan dengan latihan keterampilan pada pertemuan
ini dan untuk pertemuan selanjunya. Mahasiswa menyelesaikannya dalam
bentuk tulisan ilmiah beserta kepustakaannya (sesuai dengan kaidah
Vancouver) yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
6. Mengingatkan mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik pada
pertemuan (acara pelatihan) berikutnya.
7. Mengucapkan kata penutup, misalnya Alhamdulillah atau kata – kata lainnya
yang memberikan motivasi kepada mahasiswa.
v
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
MODUL KETERAMPILAN KLINIK II
BLOK TUMBUH KEMBANG
Berdasarkan pada 7 Area Kompetensi Dokter (dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi) yang ditetapkan sebagai standar kompetensi dokter, maka kami
mengidentifikasi beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang dokter, yaitu :
1. Keterampilan Komunikasi.
2. Keterampilan Pemeriksaan Fisik.
3. Keterampilan Laboratorium.
4. Keterampilan Tindakan / Terapi (prosedural).
5. Keterampilan Penalaran Interpretasi (clinical reasoning).
6. Keterampilan Teknologi Informasi.
Sesuai dengan pemetaan sasaran pembelajaran yang diharapkan (learning
outcome) pada Kurikulum Berbasis Kompetensi FK – UISU, ditetapkan bahwa pada
Blok Kembang dan Geriatri (Semester 5), mahasiswa diajarkan melakukan
keterampilan klinik :
1. Anamnesis dan Pemeriksaan pada Gangguan Pskiatri
2. Pemeriksaan Antropometri dan Denver II pada bayi dan anak.
3. Anamnesa Penyakit Geriatri.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan keterampilan klinik Blok Kembang dan Geriatri
ini, diharapkan mahasiswa dapat terampil dalam melakukan anamnesis dan
pemeriksaan pada gangguan psikiatri, pemeriksaan Antropometri dan Denver II pada
bayi dan anak serta mampu menggali informasi melalui anamnesis penyakit dan
geriatri.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan pada gangguan psikiatri.
2. Melakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, interpretasi
status gizi dengan KMS dan CDC 2000, serta pemeriksaan Denver II.
3. Melakukan anamnesis penyakit pada geriatri.
Modul Keterampilan Klinik II dilakukan :
Selama 5 pertemuan dalam waktu 6 minggu pada minggu ke-2 sampai
minggu ke-6 Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri.
Setiap pertemuan latihan dilakukan selama 2 x 50 menit/pertemuan
(100 menit).
vi
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri
BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI
PERTEMUAN HARI TANGGAL WAKTU GRUP TOPIK INSTRUKUR
I
Lihat
Jadwal
Akademik
Lihat Jadwal
Akademik
Lihat
Jadwal
Akademik
Pemeriksaan Antropometri dan Denver II
pada Bayi dan Anak
Persiapan Pengukuran
Cara Mengukur Berat Badan
Cara Mengukur Panjang Badan Tinggi
Badan
Penentuan Status Gizi dengan KMS dan
CDC 2000
Cara Mengukur Lingkar Kepala
Persiapan Pemeriksaan Denver II
Cara Pemeriksaan Denver II
Ditentukan Kemudian
II
Lihat
Jadwal
Akademik
Lihat Jadwal
Akademik
Lihat
Jadwal
Akademik
Anamnesis Penyakit pada Geriatri Ditentukan Kemudian
III
Lihat
Jadwal
Akademik
Lihat Jadwal
Akademik Lihat
Jadwal
Akademik
Anamnesis dan Pemeriksaan pada
Gangguan Psikiatri Ditentukan Kemudian
vii
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri
BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
IV
Lihat
Jadwal
Akademik
Lihat Jadwal
Akademik
Lihat
Jadwal
Akademik
Evaluasi I Ditentukan Kemudian
V
Lihat
Jadwal
Akademik
Lihat Jadwal
Akademik
Lihat
Jadwal
Akademik
Evaluasi II Ditentukan Kemudian
viii
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
1
Keterampilan Klinik Pertama
ANTROPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN ANAK
I.1 PENDAHULUAN
Anak berbeda dengan oraang dewasa atau dewasa dalam bentuk tubuh kecil.
Ini karena anak akan terus melakukan proses tumbuh dan kembang. Pada anak, proses
tumbuh dan kembang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Tumbuh berarti
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, dengan kata lain
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh. Sedangkan kembang berarti
bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya:
personal sosial, adaptif-motorik halus, kemampuan berbahasa, dan motorik kasar.
Pertumbuhan anak lazimnya digambarkan dengan status gizi. Penentuan status gizi
sangat penting dilakukan untuk menilai keseimbangan asupan zat gizi dengan
kebutuhan zat gizi. Dengan adanya status gizi yang baik diharapkan pertumbuhan
akan optimal sesuai dengan proporsinya.
Penilaian status gizi dapat diukur dengan pengukuran langsung atau tidak
langsung. Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan metode antropometri,
biokimia, tanda klinis, dan biofasik; sedangkan pengukuran tidak langsung dapat
dilakukan dengan cara survei konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi. Diantara
berbagai cara menilai status gizi tersebut, pemeriksaan antopometri paling banyak
digunakan karena lebih murah, praktis, dan mudah dilakukan. Antropometri
merupakan salah satu indikator status gizi yang dapat dilakukan pada bayi, anak,
maupun orang dewasa. Tujuannya adalah untuk skrining gizi, survei gizi, dan
pemantauan status gizi.
Pemeriksaan antopometri memiliki spesifisitas yang rendah karena hampir
seluruh zat gizi terlibat dalam proses pertumbuhan. Namun, antropometri ini memiliki
sensitivitas yang tinggi karena dapat menilai dengan cepat adanya kekurangan zat
gizi, massa lemak dan otot, serta keterlambatan tumbuh.
Cara pemeriksaan antropometri yang sering digunakan adalah: berat badan
menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Pengukuran
tinggi badan dan lingkar kepala dapat menggambarkan keadaan gizi masa lalu,
sedangkan keadaan gizi saat ini dapat digambarkan melalui pengukuran berat badan,
lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit.
Berbeda halnya dengan proses perkembangan pada anak, biasanya diukur
dengan pemeriksaan Denver II. Namun pemeriksaan ini hanya sampai usia 6 tahun,
lebih dari usia 6 tahun sang anak dapat dilakukan penilaian-penilaian khusus seperti
tes inteligensia. Pada praktikum keterampilan klinik ini, pemeriksaan antropometri
yang dilakukan hanya sebatas pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
serta pemeriksaan Denver II untuk menilai proses kembang anak.
I.2 PENGERTIAN ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yaitu:
anthropos dan metros. Anthropos artinya tumbuh dan metros artinya ukuran. Jadi
secara umum antropometri adalah ukuran dari tubuh. Sedangkan menurut istilah
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Jenis-jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
2
badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri ini
digunakan untuk menilai status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan
protein dan energi.
I.3 SYARAT PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Antropometri memiliki beberapa syarat pengukuran antara lain:
a. Mudah dilakukan
b. Alatnya mudah diperoleh
c. Dapat dilakukan berulang-ulang
d. Objektif
e. Dapat dilakukan oleh orang yang berbeda
f. Biaya relatif murah
g. Hasilnya mudah disimpulkan
h. Dapat diakui kebenarannya.
I.4 KEUNGGULAN ANTROPOMETRI
Antropometri memiliki berbagai keunggulan dalam menilai status gizi antara
lain:
a. Prosedurnya sederhana
b. Aman dilakukan
c. Tidak membutuhkan tenaga ahli namun cukup dilakukan oleh tenaga yang
dilatih dalam waktu singkat
d. Alatnya murah, mudah dibawa, dan tahan lama
e. Metode pengukuran tepat dan akurat karena dapat dibakukan
f. Dapat menggambarkan status gizi masa lampau
g. Dapat mengidentifikasi status gizi
h. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi dalam periode-periode tertentu
i. Dapat digunakan untuk skrining kelompok yang rawan terhadap status gizi
dengan jumlah sampel yang besar.
I.5 KELEMAHAN ANTROPOMETRI
Beberapa kelemahan antoprometri yang dapat kita jumpai antara lain:
a. Kurang sensitif karena hanya menggambarkan asupan protein dan energi.
b. Faktor penyakit genetik, kurangnya asupan, dan penurunan penggunaan energi
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas.
c. Kesalahan yang terjadi saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran sehingga diperlukan ketelitian dan pengulangan
pengukuran.
I.6 INDEKS ANTROPOMETRI
Beberapa indeks antropometri yang dilakukan pada praktikum keterampilan
klinik. yaitu:
I.6.1 Berat Badan Berdasarkan Umur
Kebaikan:
- Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
- Berat badan dapat berfluktuasi sehingga dapat diukur setiap saat
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
3
- Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil baik karena asupan
maupun penggunaan energi.
Kelemahan:
- Umur sering sulit ditaksir secara tepat
- Terjadi mis-interpretasi bila terdapat edema, asites, efusi pleura masif, dan
penimbunan-penimbunan cairan dan massa lainnya di dalam tubuh yang
tidak semestinya.
I.6.2 Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan
Kebaikan:
- Tidak memerlukan data umur
- Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
- Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat awam.
Kelemahan:
- Membutuhkan dua macam alat ukur (untuk berat badan dan tinggi badan)
- Pengukuran relatif lebih lama
- Membutuhkan asisten untuk melakukan pengukuran.
I.6.3 Lingkar Kepala
Kebaikan:
- Dapat menggambarkan ukuran otak dan tulang kepala yang sejalan
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
- Dapat mendeteksi adanya kelainan otak (mikrosefalus dan makrosefalus)
- Dapat sebagai informasi tambahan dalam penentuan umur.
Kelemahan:
- Faktor genetik dan penyakit biasanya mempengaruhi ukuran kepala
namun tidak sejalan dengan status gizi.
I.7 METODE PENGUKURAN ANTROPOMETRI
I.7.1 Persiapan Pengukuran
Pastikan pengukuran dilakukan pada ruangan yang nyaman pada bayi dan anak,
seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka, permainan anak, dan alat bermain
lainnya.
Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan anaknya.
Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.
Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak tentang
prosedur, maksud dan tujuan pengukuran antropometri secara lisan dengan bahasa
yang mudah dimengerti, kemudian mintalah persetujuan orang tua si anak
(informed consent).
Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan berupa: timbangan bayi elektrik,
timbangan injak elektrik, selimut bayi, stadiometer, microtoise dan meteran lingkar
kepala.
Mintalah seorang perawat dan orang tua si anak untuk mendampingi pemeriksa
selama pengukuran berlangsung, yang dapat bertindak sebagai saksi untuk
menghindari perlakuan yang tidak benar ditinjau dari pihak pemeriksa maupun
pasien serta menjaga kenyamanan si anak tersebut.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
4
I.7.2 Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia < 2 tahun
Sebaiknya menggunakan timbangan bayi elektrik yang selalu ditera secara berkala
yang diletakkan di atas meja pemeriksaan.
Pada timbangan bayi, dasar alas untuk meletakkan bayi terlebih dahulu dilapisi kain
lembut kemudian skala timbangan ditera hingga dipastikan menunjukkan angka 0
(nol).
Sebelum menimbang usahakan bayi tidak memakai pakaian yang tebal ataupun alas
kaki, bahkan lebih baik tidak memakai pakaian (telanjang).
Mintalah orang tua si bayi untuk meletakkan anaknya di atas timbangan bayi pada
posisi berbaring supinasi.
Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg pada saat bayi tidak bergerak
aktif.
Jika bayi sangat rewel dan bergerak aktif sehingga sulit menimbangnya catat hasil
pengukuran dengan tanda berat badan prakiraan.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.
Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan menggunakan alat timbang
yang sama pula.
Gambar 1.a Timbangan Bayi Non Elektrik; 1.b Timbangan Bayi Elektrik; 1.c Timbangan Injak Elektrik
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
5
Gambar 2. Cara Menimbang Bayi Gambar 3. Timbangan Kamar Mandi
I.7.3 Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia > 2 tahun
Sebaiknya menggunakan timbangan injak elektrik yang selalu ditera secara berkala
yang diletakkan di dasar lantai.
Usahakan tidak menggunakan timbangan injak kamar mandi (bathroom scale)
karena skala kasar dengan ketelitian 1 kg dan per (pegas) mudah lemah jika
dilakukan penimbangan berulang-ulang.
Pastikan skala timbangan menunjukkan angka 0 (nol).
Sebelum menimbang usahakan anak hanya memakai celana pendek tipis dan kaos
dalam tipis serta tidak menggunakan semua atribut atau benda yang membiaskan
pengukuran berat badan.
Mintalah anak untuk berdiri tegak di atas timbangan dan tidak bergerak.
Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.
Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan menggunakan alat timbang
yang sama pula.
I.7.4 Cara Mengukur Panjang Badan (untuk Usia < 2 tahun)
Posisikan si anak dalam keadaan berbaring supinasi.
Mintalah seorang asisten untuk melakukan immobilisasi si anak, terutama
memegang si anak pada lutut dan telapak kaki.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stadiometer.
Pemeriksa meletakkan kepala anak menempel pada “Bidang Kepala” yang statis
pada stadiometer, sedangkan “Bidang Kaki” yang dapat digeser ditempatkan pada
telapak kaki dalam keadaan tegak lurus.
Geser “Bidang Kaki” stadiometer hingga merapat ke telapak kaki.
Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
6
Gambar 4. Stadiometer dan Cara Mengukur Panjang Badan
I.7.5 Cara Mengukur Tinggi Badan (untuk Usia > 2 tahun)
Posisikan si anak dalam keadaan berdiri tegak lurus dengan bidang dasar yang rata,
kepala tegak dan pandangan mata lurus ke depan.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan microtoise.
Microtoise digantungkan pada dinding tegak lurus pada ketinggian 2 meter dari
bidang dasar yang rata.
Pada waktu mengukur tinggi badan, punggung, tumit, pantat, dan belakang kepala
menempel pada dinding.
Meteran microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak.
Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
7
Gambar 5. Cara Mengukur Tinggi Badan Gambar 6. Microtoise
Gambar 7. Posisi Anak Saat Diukur dengan Microtoise
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
8
I.7.6 Cara Mengukur Lingkar Kepala Anak
Posisikan anak dalam keadaan berbaring supinasi atau duduk tegak, kemudian
pemeriksa berada di sisi kanan pasien.
Sebelum mengukur lingkar kepala usahakan anak tidak memakai topi, bendo, serta
atribut atau benda lain yang dapat membiaskan pengukuran lingkar kepala.
Meteran pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata dan bagian belakang kepala yang menonjol, dicari ukuran kepala yang
terbesar.
Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.
Sesuaikan hasil pengukuran dengan melihat grafik lingkaran kepala berdasarkan
umur menurut Nellhaus, gunakan grafik sesuai jenis kelamin (laki-laki atau
perempuan).
Interpretasi hasil pengukuran:
- Normosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada diantara garis
median putus-putus dalam jalur hijau (diantara -2 SD s.d. +2
SD).
- Makrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di atas garis
median putus-putus (> +2 SD).
- Mikrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di bawah garis
median putus-putus (> -2 SD).
Gambar 8. Cara Mengukur Lingkar Kepala
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
9
Gambar 9. Grafik Lingkar Kepala Anak Laki-Laki
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
10
Gambar 10. Grafik Lingkar Kepala Anak Perempuan
I.8 PENENTUAN STATUS GIZI
I.8.1 Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Umur Menurut Grafik
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Usia 0-5 tahun (Balita)
Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak > 16 hari maka
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pada grafik KMS, lihat sumbu vertikal berat badan, sesuaikan angka berat badan
yang diukur kemudian tarik garis imajiner horizontal ke kanan.
Kemudian lihat sumbu horizontal umur dalam bulan, sesuaikan umur bayi
kemudian tarik garis vertikal ke atas sehingga kedua garis imajiner tersebut bertemu
dalam satu titik.
Beri tanda silang pada titik temu tersebut dan perhatikan letaknya pada grafik.
Interpretasi hasil pengukuran:
Letak titik temu: Status gizi:
* Di atas hijau (> 120%) Gizi Lebih atau Kegemukan
* Hijau (80-120%) Gizi Baik
* Kuning (70-80%) Gizi Kurang
* Di bawah garis merah (< 70%) Gizi Buruk
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
11
Gam
bar
11.
Gra
fik
Kar
tu M
enu
ju S
ehat
(K
MS
) B
erd
asar
kan
NC
HS
-WH
O
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
12
I.8.2 Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan Menurut
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2000
Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak > 16 hari maka
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pakai Grafik CDC 2000 sesuai usia (kelahiran s.d. 6 bulan atau 2 s.d. 20 tahun) dan
jenis kelaminnya (laki-laki atau perempuan).
Pada grafik CDC 2000, lihat sumbu vertikal atas panjang/tinggi badan, sesuaikan
angka panjang/tinggi badan yang diukur dan beri tanda silang kemudian tarik garis
putus-putus horizontal ke kanan atau ke kiri menuju garis persentil 50 pada grafik
panjang/tinggi badan dan beri tanda titik.
Dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik panjang/tinggi badan lanjutkan
penarikan garis putus-putus secara vertikal ke bawah menuju garis persentil 50 pada
grafik berat badan dan beri tanda titik.
Kemudian dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik berat badan lanjutkan
penarikan garis putus-putus secara horizontal ke kanan atau ke kiri menuju sumbu
vertikal bawah berat badan dan beri tanda silang.
Baca skala Berat Badan Seharusnya pada sumbu vertikal bawah berat badan.
Tentukan Median BB/TB dalam persentil dengan rumus:
Berat Badan Sekarang X 100 %
Berat Badan Seharusnya
Interpretasi hasil pengukuran:
Median BB/TB dalam Persentil: Status gizi:
* > 120 % Obes
* 110-120 % Overweight
* 90-110 % Normal
* 80-90 % Mild Malnutrition (Underweight)
* 70-80 % Moderate Malnutrition (Underweight)
* < 70 % Severe Malnutrition
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
13
Gambar 12. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
14
Gambar 13. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Perempuan)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
15
Gambar 14. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
16
Gambar 15. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Perempuan)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
17
I.9 PENGERTIAN DENVER II
Perkembangan anak dapat dinilai dan diukur secara objektif, salah satunya
dengan melakukan pemeriksaan Denver II. Pemeriksaan Denver II merupakan
evaluasi performans untuk melakukan tugas-tugas sesuai dengan umurnya.
Pemeriksaan ini dilakukan pada anak usia < 6 tahun yang diduga mengalami
gangguan proses perkembangan dan untuk memonitor anak dengan resiko gangguan
perkembangan seperti: riwayat prematur, penyakit genetik dan metabolik, riwayat
sepsis, riwayat meningitis, riwayat asfiksia, trauma kepala, dan kejang. Gangguan
perkembangan yang dapat diperiksa melalui Denver II adalah Global Development
Delay (GDD) dan Spesific Delay. Pada anak yang mengalami GDD akan memiliki
resiko tinggi menjadi Retardasi Mental yang dapat dilanjutkan dengan tes intelegensia
setelah usia 6 tahun.
I.10 PEMERIKSAAN DENVER II
I.10.1 Persiapan Pemeriksaan
Pastikan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang nyaman pada bayi dan anak,
seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka, permainan anak, dan alat bermain
lainnya.
Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan anaknya.
Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.
Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak tentang
prosedur, maksud dan tujuan pemeriksaan Denver II secara lisan dengan bahasa
yang mudah dimengerti, kemudian mintalah persetujuan orang tua si anak
(informed consent).
Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan yang terdaftar dalam tabel Denver II
seperti: bola, kubus, sikat gigi, baju, cangkir, kertas, alat tulis, dan sebagainya.
I.10.2 Cara Melakukan Pemeriksaan Denver II
Anak bersama ibunya ditempatkan di dalam ruang periksa yang dilengkapi dengan
bahan dan alat yang digunakan pada pemeriksaan Denver II.
Ambil lembar tabel Denver II, sesuaikan umur anak pada sumbu horizontal umur
pada sisi atas dan beri tanda silang kemudian tarik garis vertikal menuju sumbu
horizontal umur pada sisi bawah.
Mintalah anak untuk melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang putih-hijau
yang tidak bersinggungan dengan garis vertikal yang telah dibuat pada sisi kiri garis
tersebut pada sektor fungsi personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor
kasar.
Kemudian minta pula anak untuk melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang
putih yang bersinggungan dengan garis vertikal yang telah dibuat pada sisi kiri garis
tersebut pada sektor fungsi personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor
kasar.
Anak tidak wajib melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang hijau yang
menyinggung garis vertikal yang berada pada sisi kiri garis vertikal tersebut.
Jika anak dapat melakukan tugas yang diberikan, beri tanda cek pada sisi kiri grafik
batang tersebut.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
18
Pengamatan mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat pula diperoleh melalui
alloanamnesa orang yang paling sering menjaga si anak seperti ibu atau pengasuh.
Interpretasi pemeriksaan:
Usia < 6 bulan: dikatakan gangguan bila tidak dapat melakukan ≥ 2 tugas dalam 1
sektor fungsi.
Usia 6 bulan – 6 tahun: dikatakan gangguan bila tidak dapat melakukan ≥ 4 tugas
dalam 1 sektor fungsi.
Global Development Delay: apabila terdapat gangguan perkembangan ≥ 2 sektor
fungsi.
Spesific Delay: apabila terdapat gangguan perkembangan hanya 1 sektor fungsi,
contoh: Gangguan Personal Sosial.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
19
Gambar 16. Diagram Denver II
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
20
II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN
Waktu Aktivitas Keterangan
15 menit
Tiap kelompok kecil didampingi oleh
seorang instruktur Instruktur
Introduksi dan penyampaian pengantar
(overview) rancangan kegiatan pelatihan
45 menit
Demonstrasi oleh Instruktur, Instruktur
menjelaskan alat-alat yang dipergunakan,
interpretasi, serta mendemonstrasikan cara
memeriksa antropometri dan Denver II
kepada mahasiswa.
Mahasiswa melakukan latihan role play
secara bergantian dengan dibimbing oleh
instruktur (coaching)
Instruktur
dan
Mahasiswa
30 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri
diawasi oleh instruktur. Mahasiswa
10 menit Instruktur memberikan masukan-masukan
(feedback) kepada mahasiswa. Instruktur
III. PEDOMAN INSTRUKTUR
3.1 TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa :
1. Memahami pentingnya melakukan pemeriksaan antropometri dan denver II
pada bayi dan anak.
2. Terampil melakukan teknik pemeriksaan antropometri dan denver II pada bayi
dan anak.
3.2 PELAKSANAAN 1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah
ditetapkan bagian SDM MEU FK UISU
2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan :
Waktu Aktivitas Keterangan
15 menit Pembukaan Perkenalan
Instruktur Pengantar (overview)
15 menit
Latihan
Demonstrasi Instruktur
dan
Mahasiswa
30 menit Coaching
30 menit Latihan Mandiri
10 menit Penutupan Feed Back
Instruktur Penutup
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
21
3. Waktu pelaksanaan :
Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit).
4. Tempat pelaksanaan kegiatan : di ruangan Skills Lab. (Lantai 3)
5. Alat dan Bahan yang diperlukan :
Meja
Kursi 8
Timbangan bayi elektrik
Timbangan injak elektrik
Selimut bayi
Stadiometer
Microtoise
Meteran lingkar kepala
6. Materi Kegiatan / Latihan :
Pengenalan alat untuk pemeriksaan antropometri dan Denver II.
Menjelaskan pentingnya pemeriksaan antropometri dan Denver II.
Melakukan teknik pemeriksaan antropometri dan Denver II.
RUJUKAN
1. Abunain J. Aplikasi Antropometri sebagai Alat Ukur status Gizi di Indonesia.
Gizi Indonesia 1990, Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 14(2).
2. Frisancho AR, Arbor A. Anthropometric Standards for Assessment of Growth
and Nutritional Status. Michigan: The University of Michigan Press, 1989.
3. Husaini YK. Antropometri sebagai Indikator Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Medika 1997, Jakarta; No. 8 tahun XXIII, hlm. 627-32.
4. Jahari AB. Antropometri sebagai Indikator Status Gizi. Gizi Indonesia 1988,
Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 13(2): hlm. 23-30.
5. Jahari AB, Abunain J. Perbandingan Validitas Beberapa Indeks Antropometri
untuk Pemantauan Status Gizi Anak Balita. Gizi Indonesia 1986, Jakarta:
Akademi Gizi Depkes RI; 11(2).
6. Kurzmarski RJ, et al. 2000 CDC Growth Charts for United States: Methods
and Development. Vital and Health Statistics May 2002; Washington DC,
Series 11, Number 246.
7. Lohman TG, Roche AF, Martorell R. Anthropometric Standardization
Reference Manual. Illinois: Human Kinetics Books Champaign, 1988.
8. Murray RL. Clinical Method in Anthropometri. Dynamic of Nutrition Support
Assessment Implementalishing Division of Prentice Hall, 1986.
9. Rusdidjas, et al. Bahan Kuliah Tumbuh Kembang pada Anak. FK UISU 2009,
Medan. Tidak Dipublikasikan.
10. Soekirman, Fasli J. Pemanfaatan Antropometri sebagai Indikator Sosial
Ekonomi. Gizi Indonesia 1990, Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 14(2).
11. Soekirman, Fasli J. Pemanfaatan Antropometri sebagai Indikator Status Gizi.
Gizi Indonesia 1990, Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 14(2).
12. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2002, Jakarta, Cetakan I; hlm. 26-86.
13. Sutantya E, Jus’at I. Menilai Keadaan Gizi Anak dengan Antopometri dan
KMS. Akademi Gizi Depkes RI, Jakarta; 1975.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
22
LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (1) : Untuk Latihan
No. Langkah / Tugas Pengamatan
ANTROPOMETRI PADA BAYI DAN ANAK Ya Tidak
a. Persiapan Pengukuran
Pastikan pengukuran dilakukan pada ruangan yang nyaman pada
bayi dan anak, seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka,
permainan anak, dan alat bermain lainnya.
Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan
anaknya.
Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.
Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak
tentang prosedur, maksud dan tujuan pengukuran antropometri
secara lisan dengan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian
mintalah persetujuan orang tua si anak (informed consent).
Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan berupa: timbangan bayi
elektrik, timbangan injak elektrik, selimut bayi, stadiometer,
microtoise dan meteran lingkar kepala.
Mintalah seorang perawat dan orang tua si anak untuk mendampingi
pemeriksa selama pengukuran berlangsung, yang dapat bertindak
sebagai saksi untuk menghindari perlakuan yang tidak benar ditinjau
dari pihak pemeriksa maupun pasien serta menjaga kenyamanan si
anak tersebut.
b. Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia < 2 tahun
Sebaiknya menggunakan timbangan bayi elektrik yang selalu ditera
secara berkala yang diletakkan di atas meja pemeriksaan.
Pada timbangan bayi, dasar alas untuk meletakkan bayi terlebih
dahulu dilapisi kain lembut kemudian skala timbangan ditera hingga
dipastikan menunjukkan angka 0 (nol).
Sebelum menimbang usahakan bayi tidak memakai pakaian yang
tebal ataupun alas kaki, bahkan lebih baik tidak memakai pakaian
(telanjang).
Mintalah orang tua si bayi untuk meletakkan anaknya di atas
timbangan bayi pada posisi berbaring supinasi.
Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg pada saat bayi
tidak bergerak aktif.
Jika bayi sangat rewel dan bergerak aktif sehingga sulit
menimbangnya catat hasil pengukuran dengan tanda berat badan
prakiraan.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.
Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan
menggunakan alat timbang yang sama pula.
c. Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia > 2 tahun
Sebaiknya menggunakan timbangan injak elektrik yang selalu ditera
secara berkala yang diletakkan di dasar lantai.
Usahakan tidak menggunakan timbangan injak kamar mandi
(bathroom scale) karena skala kasar dengan ketelitian 1 kg dan per
(pegas) mudah lemah jika dilakukan penimbangan berulang-ulang.
Pastikan skala timbangan menunjukkan angka 0 (nol).
Sebelum menimbang usahakan anak hanya memakai celana pendek
tipis dan kaos dalam tipis serta tidak menggunakan semua atribut
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
23
atau benda yang membiaskan pengukuran berat badan.
Mintalah anak untuk berdiri tegak di atas timbangan dan tidak
bergerak.
Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.
Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan
menggunakan alat timbang yang sama pula.
d. Cara Mengukur Panjang Badan (untuk Usia < 2 tahun)
Posisikan si anak dalam keadaan berbaring supinasi.
Mintalah seorang asisten untuk melakukan immobilisasi si anak,
terutama memegang si anak pada lutut dan telapak kaki.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stadiometer.
Pemeriksa meletakkan kepala anak menempel pada “Bidang
Kepala” yang statis pada stadiometer, sedangkan “Bidang Kaki”
yang dapat digeser ditempatkan pada telapak kaki dalam keadaan
tegak lurus.
Geser “Bidang Kaki” stadiometer hingga merapat ke telapak kaki.
Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.
e. Cara Mengukur Tinggi Badan (untuk Usia > 2 tahun)
Posisikan si anak dalam keadaan berdiri tegak lurus dengan bidang
dasar yang rata, kepala tegak dan pandangan mata lurus ke depan.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan microtoise.
Microtoise digantungkan pada dinding tegak lurus pada ketinggian 2
meter dari bidang dasar yang rata.
Pada waktu mengukur tinggi badan, punggung, tumit, pantat, dan
belakang kepala menempel pada dinding.
Meteran microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak.
Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.
f. Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Umur
Menurut Grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Balita
Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak >
16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pada grafik KMS, lihat sumbu vertikal berat badan, sesuaikan angka
berat badan yang diukur kemudian tarik garis imajiner horizontal ke
kanan.
Kemudian lihat sumbu horizontal umur dalam bulan, sesuaikan
umur bayi kemudian tarik garis vertikal ke atas sehingga kedua garis
imajiner tersebut bertemu dalam satu titik.
Beri tanda silang pada titik temu tersebut dan perhatikan letaknya
pada grafik.
Interpretasi hasil pengukuran:
Letak titik temu: Status gizi:
* Di atas hijau (> 120%) Gizi Lebih atau Kegemukan
* Hijau (80-120%) Gizi Baik
* Kuning (70-80%) Gizi Kurang
* Di bawah garis merah (< 70%) Gizi Buruk
g. Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2000
Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak >
16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pakai Grafik CDC 2000 sesuai usia (kelahiran s.d. 6 bulan atau 2
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
24
s.d. 20 tahun) dan jenis kelaminnya (laki-laki atau perempuan).
Pada grafik CDC 2000, lihat sumbu vertikal atas panjang/tinggi
badan, sesuaikan angka panjang/tinggi badan yang diukur dan beri
tanda silang kemudian tarik garis putus-putus horizontal ke kanan
atau ke kiri menuju garis persentil 50 pada grafik panjang/tinggi
badan dan beri tanda titik.
Dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik panjang/tinggi badan
lanjutkan penarikan garis putus-putus secara vertikal ke bawah
menuju garis persentil 50 pada grafik berat badan dan beri tanda
titik.
Kemudian dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik berat badan
lanjutkan penarikan garis putus-putus secara horizontal ke kanan
atau ke kiri menuju sumbu vertikal bawah berat badan dan beri
tanda silang.
Baca skala Berat Badan Seharusnya pada sumbu vertikal bawah
berat badan.
Tentukan Median BB/TB dalam persentil dengan rumus:
Berat Badan Sekarang X 100 %
Berat Badan Seharusnya
Interpretasi hasil pengukuran:
Median BB/TB: Status gizi:
* > 120 % Obes
* 110-120 % Overweight
* 90-110 % Normal
* 80-90 % Mild Malnutrition (Underweight)
* 70-80 % Moderate Malnutrition (Underweight)
* < 70 % Severe Malnutrition
h. Cara Mengukur Lingkar Kepala Anak
Posisikan anak dalam keadaan berbaring supinasi atau duduk tegak,
kemudian pemeriksa berada di sisi kanan pasien.
Sebelum mengukur lingkar kepala usahakan anak tidak memakai
topi, bendo, serta atribut atau benda lain yang dapat membiaskan
pengukuran lingkar kepala.
Meteran pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata dan bagian belakang kepala yang menonjol,
dicari ukuran kepala yang terbesar.
Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.
Sesuaikan hasil pengukuran dengan melihat grafik lingkaran kepala
berdasarkan umur menurut Nellhaus, gunakan grafik sesuai jenis
kelamin (laki-laki atau perempuan).
Interpretasi hasil pengukuran:
- Normosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada
diantara garis median putus-putus dalam jalur hijau
(diantara -2 SD s.d. +2 SD).
- Makrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di atas
garis median putus-putus (> +2 SD).
- Mikrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di
bawah garis median putus-putus (> -2 SD).
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
25
LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (2) : Untuk Latihan
No. Langkah / Tugas Pengamatan
PEMERIKSAAN DENVER II Ya Tidak
a. Persiapan Pemeriksaan
Pastikan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang nyaman pada
bayi dan anak, seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka,
permainan anak, dan alat bermain lainnya.
Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan
anaknya.
Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.
Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak
tentang prosedur, maksud dan tujuan pemeriksaan Denver II secara
lisan dengan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian mintalah
persetujuan orang tua si anak (informed consent).
Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan yang terdaftar dalam tabel
Denver II seperti: bola, kubus, sikat gigi, baju, cangkir, kertas, alat
tulis, dan sebagainya.
b. Cara Pemeriksaan Denver II
Anak bersama ibunya ditempatkan di dalam ruang periksa yang
dilengkapi dengan bahan dan alat yang digunakan pada pemeriksaan
Denver II.
Ambil lembar tabel Denver II, sesuaikan umur anak pada sumbu
horizontal umur pada sisi atas dan beri tanda silang kemudian tarik
garis vertikal menuju sumbu horizontal umur pada sisi bawah.
Mintalah anak untuk melakukan tugas yang tertera dalam grafik
batang putih-hijau yang tidak bersinggungan dengan garis vertikal
yang telah dibuat pada sisi kiri garis tersebut pada sektor fungsi
personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor kasar.
Kemudian minta pula anak untuk melakukan tugas yang tertera
dalam grafik batang putih yang bersinggungan dengan garis vertikal
yang telah dibuat pada sisi kiri garis tersebut pada sektor fungsi
personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor kasar.
Anak tidak wajib melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang
hijau yang menyinggung garis vertikal yang berada pada sisi kiri
garis vertikal tersebut.
Jika anak dapat melakukan tugas yang diberikan, beri tanda cek
pada sisi kiri grafik batang tersebut.
Pengamatan mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat pula diperoleh
melalui alloanamnesa orang yang paling sering menjaga si anak
seperti ibu atau pengasuh.
Interpretasi pemeriksaan:
Usia < 6 bulan: dikatakan gangguan bila tidak dapat melakukan ≥
2 tugas dalam 1 sektor fungsi.
Usia 6 bulan – 6 tahun: dikatakan gangguan bila tidak dapat
melakukan ≥ 4 tugas dalam 1 sektor fungsi.
Global Development Delay: apabila terdapat gangguan
perkembangan ≥ 2 sektor fungsi.
Spesific Delay: apabila terdapat gangguan perkembangan hanya 1
sektor fungsi, contoh: Gangguan Personal Sosial.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
26
Tanda Tangan Instruktur,
( )
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
27
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
28
Gambar 12. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
29
Gambar 13. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Perempuan)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
30
Gambar 14. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
31
Keterampilan Klinik Ketiga
ANAMNESIS PENYAKIT GERIATRI
I. PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai proses penuaan semakin sering muncul seiring dengan
bertambahnya populasi usia lanjut. Berbagai aspek mengenai proses ini kian banyak
diteliti. Proses penuaan sering dikaitkan dengan aspek psikologi, ekonomi, atau fisik.
Telah banyak teori yang menguatkan bahwa proses menua sangat dipengaruhi oleh
interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Proses menua bukanlah sesuatu yang
terjadi hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses normal yang
berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun demikian, proses
penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Secara umum
dapat dikatakan terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada
tingkat selular maupun pada organ sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan
kapasitas fungsional tersebut, orang berusia lanjut umumnya tidak berespon terhadap
berbagai rangsangan, internal atau eksternal, seefektif yang dapat dilakukan oleh
orang yang lebih muda. Menurunnya kapasitas untuk berespon terhadap lingkungan
internal yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut sulit untuk memelihara
kestabilan status fisikawi dan kimiawi di dalam tubuh, atau memelihara homeostasis
tubuh. Gangguan homeostasis tersebut menyebabkan disfungsi berbagai sistem organ
lebih mungkin terjadi dan juga toleransi terhadap obat-obatan menurun. Salah satu
penyakit yang sering muncul pada usia lanjut adalah demensia.
Demensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara-negara
maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Prevalensi penderita demensia di Amerika Serikat,
pada populasi di atas 65 tahun, presentase orang dengan penyakit Alzheimer
(penyebab terbesar demensia) meningkat dua kali lipat setiap pertambahan umur 5
tahun. Tanpa pencegahan dan pengobatan yang memadai, jumlah pasien dengan
penyakit Alzheimer di negara tersebut meningkat dari 4,5 juta pada tahun 2000
menjadi 13,2 juta pada tahun 2050.
Secara klinis munculnya demensia pada lansia tidak disadari karena awitannya
yang tidak jelas dan perjalanan penyakitnya yang progresif namun perlahan. Selain
itu, pasien dan keluarga juga sering menganggap bahwa penurunan fungsi kognitif
yang terjadi pada awal demensia (biasanya ditandai dengan berkurangnya fungsi
memori) merupakan suatu hal yang wajar pada seorang yang sudah menua.
Akibatnya penurunan fungsi kognisi terus akan berlanjut sampai akhirnya mulai
memengaruhi status fungsional pasien dan pasien akan jatuh pada ketergantungan
kepada lingkungan sekitarnya. Saat ini disadari bahwa diperlukan deteksi dini
terhadap demensia, karena ternyata berbagai penelitian menyatakan bahwa apabila
fungsi-fungsi penurunan kognitif dikenali sejak awal maka dapat dilakukan upaya-
upaya meningkatkan atau paling tidak mempertahankan fungsi kognitif agar tidak
jatuh pada keadaan demensia. Begitu juga dengan penyakit geriatri lainnya, apabila
dapat dideteksi secara dini, maka progresifitasnya dapat dikendalikan.
Untuk membantu dokter dalam menegakkan berbagai diagnosis penyakit geriatri
dengan tingkat ketepatan yang cukup tinggi, diperlukan anamnesis yang baik, cermat,
dan terstruktur. Seperti halnya pada sistem organ, anamnesis pada penyakit geriatri
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
32
dilakukan secara sistematis, dan dengan sikap yang mencerminkan profesionalitas
sebagai seorang dokter. Anamnesis dimulai dengan menentukan keluhan utama
pasien, menentukan berbagai diagnosis banding yang mungkin berdasarkan keluhan
utama tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menggali informasi sebanyak mungkin
dengan menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup, berdasarkan sistematika
anamnesis, dan pengetahuan klinis yang dimiliki oleh dokter.
Anamnesis yang baik memiliki kerangka yang terdiri dari beberapa komponen
yaitu anamnesis pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis riwayat penyakit
sekarang, anamnesis riwayat penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat
pribadi, anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi, dan
anamnesis gizi. Informasi yang terdapat pada komponen-komponen ini haruslah
digali dengan seksama dan saling dihubungkan satu sama lain, dengan tetap mengacu
pada pengetahuan klinis yang dimiliki. Berikut ini akan diuraikan komponen-
komponen anamnesis penyakit geriatri beserta cara-cara menggali informasi yang
terkandung di dalamnya.
1.1 Anamnesis Pribadi
Anamnesis pribadi pada penyakit geriatri memiliki komponen yang sama dengan
anamnesis penyakit lainnya. Hal-hal yang harus ditanyakan pada anamnesis pribadi
antara lain:
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Bangsa / Suku
Status Perkawinan
Pekerjaan
Data-data identitas pasien penting untuk diketahui karena berhubungan dengan
epidemiologi, atau insidensi (angka kejadian) penyakit.
Pengaruh umur terhadap insidensi penyakit demensia dapat dilihat pada kasus
demensia Alzheimer, yang insidensinya semakin meningkat dengan bertambahnya
usia. Saat ini di Inggris terdapat kurang lebih 18.000 penderita demensia dengan usia
di bawah 65 tahun. Kira-kira 5 % usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan
meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85
tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 -1.0 % dan di Amerika jumlah
demensia pada usia lanjut 10-15% atau sekitar 3 - 4 juta orang.
1.2 Anamnesis Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien sehingga dirinya datang
berobat. Pengertian ini haruslah dicermati dengan baik, karena seringkali keluhan
utama tidak dapat ditentukan dengan baik karena kesalahan sewaktu menanyakannya
pada pasien.
Seorang dokter harus mampu mengelaborasi keterangan pasien yang paling
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
33
signifikan, yang membuat pasien mencari pertolongan dan keluhan ini ditetapkan
sebagai keluhan utama. Beberapa keluhan utama penyakit geriatri, dalam hal ini
penyakit demensia, yang sering diutarakan pasien adalah :
Sifat pelupa menonjol (recent memory)
Kesulitan mempelajari hal yg baru
Konfabulasi
Kemampuan intelektual (komprehensif, kalkulasi, pengetahuan umum,
memori)
Gangguan pemikiran abstrak (pepatah, persamaan, perbedaan)
Kemampuan konstruksional terganggu
Ansietas, iritabilitas, depresi
Dalam penulisan keluhan utama juga harus ditanyakan sudah berapa lama pasien
mengalami keluhan tersebut. Misalnya sifat pelupa sejak 5 bulan terakhir. Selain
menanyakan keluhan utama, tanyakan juga apakah ada keluhan lain yang dirasakan
pasien yang merupakan keluhan tambahan, misalnya disorientasi, sulit berkonsentrasi
dan lain sebagainya.
Sebagaimana telah dijelaskan pada anamnesis sistem organ pada blok-blok
sebelumnya, setelah menentukan keluhan utama, langkah selanjutnya yang dilakukan
dokter adalah memikirkan diagnosis banding, dimana dokter harus memikirkan
segala kemungkinan penyakit berdasarkan keluhan utama pasien. Alur pola berfikir
di bawah ini penting untuk diketahui, agar anamnesis dapat dilakukan dengan
terstruktur.
Untuk membantu dokter dalam menyingkirkan diagnosis banding, dan
menegakkan diagnosis pasti, informasi-informasi yang terkandung di dalam keluhan
utama, haruslah digali sedalam mungkin dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat di dalam komponen-komponen anamnesis lainnya.
1.3 Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang atau riwayat perjalanan penyakit merupakan
uraian rinci mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama,
sampai saat pasien datang berobat. Sebagaimana anamnesis pada sistem organ
lainnya, untuk menggali informasi lebih dalam terutama yang berkaitan dengan
keluhan utama, dapat digunakan komponen-komponen pertanyaan yang berpedoman
kepada Macleod’s Clinical Examination (metode OLDCART dan OPQRST).
Pemilihan dan penggunaan kedua metode ini, disesuaikan dengan keluhan
utama yang diutarakan pasien, dan tidak bersifat mengikat. Artinya kita boleh
memasukkan komponen pertanyaan metode lain selain metode yang kita pilih, untuk
memperoleh informasi sebanyak mungkin. Adakalanya tidak semua komponen-
komponen pertanyaan pada metode OLDCART, atau OPQRST, terdapat dalam suatu
kasus penyakit, sehingga tidak perlu ditanyakan saat menggali informasi.
Contoh penggunaan metode OLDCART untuk menggali informasi. 1) Dapat
ditanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan atau gejala klinis (onset). 2) Lokasi
dimana pasien merasakan keluhan (location). 3) Sudah berapa lama keluhan
dirasakan oleh pasien (duration). 4) Bagaimana sifat keluhan yang dirasakan pasien
(character). 5) Adakah faktor-faktor yang dapat memperberat atau meringankan
keluhan (alleviating atau aggravating factor). 6) Apakah keluhan hanya terbatas
pada organ tubuh tertentu, atau menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya (radiation).
7) Apakah keluhan timbul pada waktu-waktu tertentu, atau terjadi setiap saat, atau
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
34
tidak menentu (time).
Selain metode OLDCART, dapat digunakan metode OPQRST untuk menggali
informasi pada keluhan utama. Contoh penggunaan metode OPQRST, 1) Keluhan
atau gejala klinis terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan (onset). 2) Adakah
pencetus yang menimbulkan keluhan (palliating/provoking factor). 3) Sifat dan
beratnya serangan atau gejala klinis yang terjadi, apakah terjadi secara terus menerus
atau hilang timbul, apakah gejala klinis yang timbul cenderung bertambah berat atau
berkurang (quality). 4) Penyebaran dari keluhan (radiation). 5) Apakah keluhan
timbul saat pasien berada pada tempat tertentu (site). 6) Kapan keluhan timbul,
apakah keluhan paling dirasakan pada waktu tertentu, misalnya pada pagi, atau
malam, setiap saat, atau tidak menentu (time).
1.4 Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu
Pada bagian ini ditanyakan kepada pasien tentang penyakit yang telah pernah
dideritanya sejak masih kanak-kanak sampai dewasa (saat sebelum menderita
penyakit sekarang ini) yang mungkin mempunyai hubungan dengan penyakit yang
dialami pasien saat ini. Misalnya, ada gangguan neurologis sebelumnya atau pernah
terjadi trauma pada bagian kepala.
1.5 Anamnesis Riwayat Pribadi
Pada anamnesis riwayat pribadi pasien, dokter menggali informasi-informasi
mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit
geriatri yang dideritanya.
Sebagai contoh adalah riwayat minum alkohol atau memakai narkotika dan
obat-obatan terlarang, dimana narkotika merupakan faktor resiko dari penyakit ini.
Bila ditemukan adanya riwayat minum alkohol dan penggunaan narkotik, diperlukan
pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan
tersebut, seperti sudah berapa lama minum alkohol dan memakai obat-obatan
narkoba, berapa banyak minuman alkohol atau obat-obatan narkotik yang dihabiskan
setiap harinya, atau apakah pasien masih minum alkohol atau memakai obat-obatan
tersebut, atau sudah berhenti.
1.6 Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan ada tidaknya
anggota keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis keturunan vertikal, seperti ayah
kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, dan bibi, yang menderita penyakit yang
sama dengan penyakit yang diderita pasien.
1.7 Anamnesis Sosial Ekonomi
Pada anamnesis sosial ekonomi, dokter menanyakan keadaaan keluarga pasien
terutama mengenai perumahan, dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.
1.8 Anamnesis Gizi
Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang
dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya serta frekuensi makan. Dapat
ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau
tetap dan dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
35
Simulasi Kasus Anamnesis Penyakit Geriatri
1. Demensia Alzheimer
Penyakit demensia menurut PERDOSSI adalah kumpulan gejala klinik yang
disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit dan ditandai oleh hilangnya daya
ingat jangka pendek (“recent memory”) dan gangguan global fungsi mental termasuk
fungsi bahasa, mundumya berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan
perilaku, emosi labil dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat.
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
mempengaruhi aktifltas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan
beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)
yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer,
L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia
bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
36
beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan
tingkah laku.
Penting pula untuk membedakan antara demensia dan delirium. Delirium
merupakan keadaan confusion (kebingungan), biasanya timbul mendadak, ditandai
dengan gangguan memori dan orientasi, serta biasanya disertai gerakan abnormal,
halusinasi, ilusi dan perubahan afek. Untuk membedakannya lebih jelas, pada
demensia tidak terjadi penurunan tingkat kesadaran, sedangkan pada delirium itu
merupakan gejala yang khas.
Anamnesis Pribadi : Pria : Wanita 2:3, Segala usia, umumnya > 65 tahun.
Keluhan Utama : Mudah lupa
Keluhan Tambahan : Disorientasi tempat
Diagnosis Banding : Depresi (keluhan : kehilangan ingatan, kalau ditanya
jawaban “tidak tahu”, berkaitan dengan mood depresi, cemas, ganguan tidur,
anoreksia, pikiran bunuh diri, onset: tiba-tiba, durasi: singkat), Delirium (onset
tiba-tiba, tanggal kejadian diketahui, penyakit akut, beberapa hari beberapa
minggu, jarang > 1 bulan)
Onset. Keluhan mudah lupa, timbul secara perlahan-lahan dan semakin lama
semakin memberat.
Provoking Factor. Kurangnya aktivitas yang membutuhkan proses fikir,
memori, sosial, komunikasi, dan cenderung lebih banyak berdiam diri.
Character & Quality. Keluhan gangguan memori muncul secara perlahan-
lahan dan bersifat progresif.
Alleviating Factor. Lebih banyak berdiam diri dibandingkan beraktivitas.
Time. Keluhan dapat terjadi kapan saja, terutama pada usia tua, orang yang
tidak produktif, dan tingkat pendidikan rendah.
Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu. Berisi pertanyaan tentang ada
tidaknya riwayat trauma kepala, tumor kepala, gangguan perkembangan dan
keracunan makanan. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis
banding dari penyakit ini.
Anamnesis Riwayat Pribadi. Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya
kebiasaan pasien merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkotika. Narkotika
merupakan faktor resiko dari penyakit demensia. Bila ditemukan adanya
riwayat minum alkohol dan penggunaan narkotik, diperlukan pertanyaan-
pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan
tersebut, seperti sudah berapa lama minum alkohol dan memakai narkoba,
berapa banyak minuman alkohol atau narkoba yang dihabiskan setiap harinya,
atau apakah pasien masih minum alkohol atau memakai obat-obatan tersebut,
atau sudah berhenti.
Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Berisi pertanyaan tentang ada
tidaknya anggota keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis keturunan
vertikal, seperti ayah kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, dan bibi,
yang menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang diderita pasien.
Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi. Berisi penggalian informasi tentang
keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan, dan
lingkungan, atau daerah sekitar tempat tinggal pasien, pergaulan serta kegiatan
sosial masyarakatnya.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
37
Anamnesis Gizi. Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien
tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta
frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat
badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada
hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.
II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN
Waktu Aktivitas Keterangan
15 menit
Tiap kelompok kecil didampingi oleh
seorang instruktur Instruktur
Introduksi dan penyampaian pengantar
(overview) rancangan kegiatan pelatihan
45 menit
Demonstrasi oleh Instruktur, Instruktur
menjelaskan alat-alat yang dipergunakan,
interpretasi, serta mendemonstrasikan cara
melakukan anamnesis penyakit geriatric
kepada mahasiswa.
Mahasiswa melakukan latihan role play
secara bergantian dengan dibimbing oleh
instruktur (coaching)
Instruktur
dan
Mahasiswa
30 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri
diawasi oleh instruktur. Mahasiswa
10 menit Instruktur memberikan masukan-masukan
(feedback) kepada mahasiswa. Instruktur
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
38
III. PEDOMANINSTRUKTUR
3.1 TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa :
1. Memahami kerangka anamnesis penyakit geriatri, mampu menggali
informasi yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif dan kronologis,
dan mampu melakukan anamnesis penyakit geriatri yang terdiri dari
anamnesis pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis penyakit sekarang,
anamnesis penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat pribadi,
anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi dan
anamnesis gizi.
2. Mampu melakukan anamnesis penyakit geriatri yang sering dijumpai
dengan contoh simulasi kasus adalah demensia alzheimer.
3.2 PELAKSANAAN
1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah
ditetapkan oleh bagian SDM MEU FK UISU
2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan :
Waktu Aktivitas Keterangan
15 menit Pembukaan Perkenalan
Instruktur Pengantar (overview)
15 menit
Latihan
Demonstrasi Instruktur
dan
Mahasiswa
30 menit Coaching
30 menit Latihan Mandiri
10 menit Penutupan Feed Back
Instruktur Penutup
3. Waktu pelaksanaan:
Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit).
4. Tempat pelaksanaan kegiatan : Di ruangan Skills Lab (lantai 3)
5. Alat dan Bahan yang diperlukan :
- Meja
- Kursi 8
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
39
- Pasien Simulasi (instruktur)
6. Materi Kegiatan/Latihan :
Memahami kerangka anamnesis penyakit geriatri, mampu menggali informasi
yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif dan kronologis, dan mampu
melakukan anamnesis penyakit geriatri dengan baik dan benar, yang terdiri
dari:
- Anamnesis Pribadi
- Anamnesis Keluhan Utama
- Anamnesis Penyakit Sekarang
- Anamnesis Penyakit Terdahulu
- Anamnesis Organ/Sistem
- Anamnesis Riwayat Pribadi
- Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga
- Anamnesis Sosial/Ekonomi
- Anamnesis Gizi
RUJUKAN
1. Braak E, Braak H, Mandelkow E-M., A sequence of cytoskeleton changes
related to the formation of neurofibrillary tangles and neuropil threads., Acta
Neuropathol (Berl), 1994, 87:554-67., Unknown
2. Braak H, Braak E., Neuropathological staging of Alzheimerrelated
changes., Acta Neuropathol Berl, 1991, 82: 239-59., Unknown
3. Braak H, Braak E., Evolution of neuronal changes in the course of
Alzheimer's disease., J Neural Transm, 1998,105 Suppl. 53:127-40., Unknown
4. Rochman W., Harimurti K., Demensia. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
I Edisi V., Interna Publishing, 2010, 131: 837-44.
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
40
LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (1): Untuk Latihan
No
.
Langkah / Tugas Pengamatan
ANAMNESIS PENYAKIT GERIATRI Ya Tidak
1. Demensia Alzheimer
Dokter mengucapkan salam, dan mempersilahkan pasien untuk duduk.
Dokter memperkenalkan dirinya kepada pasien dan keluarganya. Dokter menanyakan nama, usia, agama, status pemikahan, suku bangsa,
alamat dan pekerjaan pasien. (pasien perempuan, usia 66 tahun)
Anamnesis Pribadi
Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien sangat mengganggu
sehingga dirinya datang berobat, dan sudah berapa lama keluhan dirasakan.
(pasien mudah lupa nama orang) Keluhan Utama
Dokter meminta pasien menceritakan, bagaimana mula terjadinya keluhan
yang dialami pasien, dan apakah rasa mudah lupa tersebut ada yang
mencetuskannya. (pada awalnya pasien mengeluh lupa nama kawannya
tapi lama kelamaan secara perlahan si pasien semakin mudah lupa,
seperti nama kawannya, sudah kunci rumah sebelum pergi apa belum.
Pasien kerjanya hanya tidur jadi kurang kegiatan yang membutuhkan
proses berpikir) Onset, Provoking Factor
Dokter meminta pasien menjelaskan sifat dari mudah lupa yang dirasakan,
apakah keluhan tersebut dirasakan semakin berat, atau tidak. (pada awalnya
mudah lupa yang dialami pasien tidak terlalu berat tetapi lama
kelamaan secara perlahan pasien semakin mudah lupa dalam segala hal.
Yang paling parah, pasien terkadang lupa sedang berada dimana saat
berpergian dengan keluarganya) Character/Quality
Dokter menanyakan apakah keluhan disertai dengan disorientasi atau
gangguan konsentrasi. (pasien mudah lupa disertai dengan pasien tidak
tahu berada dimana dan mengalami gangguan konsentrasi) Keluhan
Tambahan
Dokter menanyakan apakah keluhan itu muncul secara tiba-tiba atau
perlahan. (keluhan muncul secara perlahan dan bersifat progresif, sejak
pasien mudah-mudah lupa) Character
Dokter menanyakan apakah keluhan dirasakan dapat mereda bila minum
obat, atau melakukan sesuatu. (mudah lupa tersebut mereda apabila ada
petunjuk dari orang lain) Alleviating Factor
Dokter menanyakan apakah keluhan seperti ini sudah pernah dialami pasien
sebelumnya. (pernah, namun baru kali ini pasien merasa gangguan
ingatannya sangat berat) Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu
Dokter menanyakan apakah keluhan sebelumnya pasien pernah mengalami
trauma pada kepala, gangguan perkembangan atau keracunan makanan.
(pada pasien demensia alzheimer riwayat ini tidak dijumpai) Anamnesis
Riwayat Penyakit Terdahulu
Dokter menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok? (pernah
merokok pada saat masih muda dulu, namun semenjak menikah pasien
sudah berhenti) Anamnesis Riwayat Pribadi
Dokter menanyakan apakah pasien pernah mengkonsumsi alkohol atau
narkotika. (alkohol dan narkotika pernah dikonsumsi, sama dengan
pasien mulai merokok dulu, namun sudah berhenti sejak menikah)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
41
Anamnesis Riwayat Pribadi
Dokter menanyakan apakah ada anggota keluarga dekat pasien (sedarah),
yang juga menderita penyakit dengan keluhan yang sama dengan pasien. (ibu
pasien juga menderita penyakit yang sama) Anamnesis Riwayat
Penyakit Keluarga
Dokter menanyakan bagaimana keadaan tempat tinggal pasien, dan pekerjaan
pasien. (pasien tinggal sendiri di rumahnya, pagi hingga sore pembantu
datang untuk membantu beres-beres rumah. Terkadang pasien merasa
kesepian sendiri di rumah. Pasien sudah tidak bekerja lagi). Anamnesis
Riwayat Sosial Ekonomi
Dokter menayakan mengenai kebiasaan makan pasien sehari-hari
(makan 3 kali sehari. Namun terkadang saya merasa sudah makan
tetapi rupanya saya belum makan kata pembantu saya)
Anamnesis Gizi
Dokter menayakan apakah pasien merasa berat badannya mengalami
penurunan, peningkatan, atau tetap seperti biasa (pasien merasa berat
badannya mengalami penurunan sedikit, karena makannya tidak
teratur karena lupa) Anamnesis Gizi
Keterangan : Tulisan yang dicetak tebal adalah jawaban yang diharapkan dari
pasien.
Mahasiswa berperan sebagai dokter dan instruktur sebagai pasien.
Tanda Tangan
Instruktur,
(
)
Laboratorium Keterampilan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Islam Sumatera Utara
Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak
DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri
42
FORMULIR HASIL LATIHAN
ANAMNESIS PENYAKIT GERIATRI
(Hasil Latihan Role Play - Mahasiswa)
Nama Mahasiswa :
Kelompok :
Tanggal :
Nama Instruktur :
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Bangsa / Suku :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Telaah :
(Riwayat Penyakit Sekarang)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Anamnesis Riwayat Pribadi :
Anamnesis Riwayat Keluarga :
Anamnesis Sosial Ekonomi :
Anamnesis Gizi :
Tanda Tangan
Instruktur,
( )