buku tumbuh kembang

52
Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri MODUL KETERAMPILAN KLINIK XVI BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN PSIKIATRI PEMERIKSAAN ANTOPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN ANAK ANAMNESIS PENYAKIT PADA GERIATRI Tim Penyusun Modul LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK FK - UISU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Upload: yurizal-syarif

Post on 14-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

buku tumbuh kembang

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

MODUL KETERAMPILAN KLINIK XVI

BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN ANTOPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN

ANAK

ANAMNESIS PENYAKIT PADA GERIATRI

Tim Penyusun Modul

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK

FK - UISU

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

MODUL KETERAMPILAN KLINIK XVI

BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN ANTOPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN

ANAK

ANAMNESIS PENYAKIT PADA GERIATRI

BUKU PANDUAN

Tim Penyusun Modul

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK

FK - UISU

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 3: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

TIM PENYUSUN MODUL

Tim Skllis Lab

dr. H. Faisal Balatif, M.Kes

dr. Sisca Devy, M. Biomed

dr. Efriyandi

Pakar/Kontributor Modul

dr. Rudi Chandra, Sp.A

Prof. dr. Habibah Hanum, Sp.PD-KPsiko

i

Page 4: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

KATA PENGANTAR DEKAN

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat,

bimbingan, petunjuk-Nya atas selesainya Rancangan Modul Keterampilan Klinik XVI

pada Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Sumatera Utara yang merupakan karya dan kerja keras Tim Skills Lab FK – UISU,

para pakar, serta kontributor ilmu yang terlibat, walaupun masih jauh dari sempurna.

Sesuai dengan SK-Mendiknas No.045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi

yang berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi Dokter sesungguhya merupakan

bagian dari Standar Pendidikan Profesi Dokter.

Konsil Kedokteran Indonesia melalui keputusan No. 21A/KKI/KEP/IX/2006,

telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia sesuai dengan amanah

Undang-undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. Modul

Keterampilan Klinik ini dibuat mengacu pada perkembangan terkini dari paradigma

pendidikan dokter serta mempertimbangkan misi dan visi Universitas Islam Sumatera

Utara, dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tanah air kita.

Akhir kata, kami berharap Modul Keterampilan Klinik XVI Blok Tumbuh

Kembang dan Geriatri ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga segala usaha

yang telah dilakukan, dapat berhasil guna dalam rangka mencapai tujuan, misi dan

visi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara. Amin.

Dekan,

dr. Aswin Soefi Lubis, Msi, PA

ii

Page 5: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

DAFTAR ISI

Tim Penyusun Modul ............................................................................................. i

Kata Pengantar Dekan ........................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

Tata Tertib Instruktur ........................................................................................... iv

Deskripsi Kegiatan / Tugas Instruktur ................................................................. v

Tujuan Instruksional / Pembelajaran .................................................................. vi

Jadwal Kegiatan Modul ......................................................................................... vii

Modul I Anamnesis dan Pemeriksaan pada Gangguan Pskiatri ........................ 1

Modul II Antropometri dan Denver II pada Bayi dan Anak ..............................29

Modul III Anamnesis Penyakit Geriatri ................................................................53

iii

Page 6: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

TATA TERTIB INSTRUKTUR

Tata tertib yang harus diketahui Instruktur untuk kelancaran acara pelatihan ini

adalah :

1. Instruktur / pelatih diharapkan hadir 15 menit sebelum acara pelatihan dimulai

2. Jika instruktur tidak dapat hadir sesuai dengan jadwal yang ditentukan,

instruktur harus melapor ke Pengelola (koordinator) Blok Tumbuh Kembang

dan Geriatri, yang berkoordinasi dengan unit Laboratorium Keterampilan

Klinik (Skills Lab) FK-UISU, paling lambat 1 hari sebelumnya, yaitu

kepada :

a. dr. Sisca Devy, M.Biomed (085358100078)

b. dr. Efriyandi (085373035889)

c. Abdul Gafur, S.Kom (081375096864)

3. Instruktur harus berada di ruangan keterampilan klinik selama proses pelatihan

berlangsung, yaitu selama 2 x 50 menit (± 100 menit) / pertemuan latihan.

4. Setiap instruktur wajib mengisi dan mengembalikannya kepada Pengelola

Blok Kembang dan Geriatri setelah pelatihan selesai, yaitu :

Lembaran berita acara pelatihan

Lembaran daftar absensi (kehadiran) mahasiswa acara pelatihan

Lembaran evaluasi / hasil pengamatan instruktur terhadap keterampilan

mahasiswa (bila ada)

iv

Page 7: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

DESKRIPSI KEGIATAN / TUGAS INSTRUKTUR SELAMA

ACARA PELATIHAN

Sesi Pembukaan (20 menit)

1. Pada acara pelatihan pertama di saat sesi pembukaan, instruktur

memperkenalkan diri dan mahasiswa juga saling memperkenalkan diri.

Instruktur berusaha mengingat nama masing-masing mahasiswa.

2. Membagikan absensi mahasiswa dan segera mengambilnya begitu selesai

ditandatangani oleh mahasiswa.

3. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, yang masing-masing

kelompok terdiri dari 2 mahasiswa (berpasangan) / kelompok.

4. Bila diperlukan instruktur dapat mengadakan responsi pada mahasiswa yang

akan mengikuti pelatihan, bila instruktur menganggap mahasiswa tidak

menguasai materi yang berkaitan dengan pelatihan, maka instruktur berhak

membatalkan pelatihan bagi mahasiswa yang bersangkutan pada hari tersebut.

5. Instruktur kemudian memberi gambaran sekilas tentang maksud, tujuan dan

metode latihan (cara) yang akan dilaksanakan selama acara pelatihan ini.

Sesi Latihan (60 menit)

1. Instruktur melakukan demonstrasi cara melakukan prosedur yang akan dilatih

mahasiswa.

2. Instruktur membimbing mahasiswa satu per satu secara bergantian saat

melakukan latihan seperti yang telah diperagakan instruktur pada langkah (1)

di atas dengan menggunakan manekin untuk masing - masing pertemuan

(coaching).

3. Instruktur mengawasi kegiatan mahasiswa saat melakukan latihan mandiri.

Sesi Penutup (20 menit)

Sebelum menutup acara pelatihan ini, instruktur :

1. Memberikan feed-back (masukan) pada mahasiswa setelah melakukan latihan

peran (role play).

2. Mengisi lembar berita acara dan menandatangani lembar daftar absensi

mahasiswa.

3. Memasukkan seluruh berkas ke dalam map yang tersedia.

4. Mengingatkan mahasiswa untuk membuat laporan hasil kegiatan pada lembar

laporan hasil latihan dan menyerahkannya pada instruktur pada pertemuan

berikutnya untuk dikoreksi dan ditandatangani, atau diparaf.

5. Dianjurkan untuk memberikan tugas mandiri berupa materi yang harus

dipahami mahasiswa berkaitan dengan latihan keterampilan pada pertemuan

ini dan untuk pertemuan selanjunya. Mahasiswa menyelesaikannya dalam

bentuk tulisan ilmiah beserta kepustakaannya (sesuai dengan kaidah

Vancouver) yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

6. Mengingatkan mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik pada

pertemuan (acara pelatihan) berikutnya.

7. Mengucapkan kata penutup, misalnya Alhamdulillah atau kata – kata lainnya

yang memberikan motivasi kepada mahasiswa.

v

Page 8: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

MODUL KETERAMPILAN KLINIK II

BLOK TUMBUH KEMBANG

Berdasarkan pada 7 Area Kompetensi Dokter (dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi) yang ditetapkan sebagai standar kompetensi dokter, maka kami

mengidentifikasi beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang dokter, yaitu :

1. Keterampilan Komunikasi.

2. Keterampilan Pemeriksaan Fisik.

3. Keterampilan Laboratorium.

4. Keterampilan Tindakan / Terapi (prosedural).

5. Keterampilan Penalaran Interpretasi (clinical reasoning).

6. Keterampilan Teknologi Informasi.

Sesuai dengan pemetaan sasaran pembelajaran yang diharapkan (learning

outcome) pada Kurikulum Berbasis Kompetensi FK – UISU, ditetapkan bahwa pada

Blok Kembang dan Geriatri (Semester 5), mahasiswa diajarkan melakukan

keterampilan klinik :

1. Anamnesis dan Pemeriksaan pada Gangguan Pskiatri

2. Pemeriksaan Antropometri dan Denver II pada bayi dan anak.

3. Anamnesa Penyakit Geriatri.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan keterampilan klinik Blok Kembang dan Geriatri

ini, diharapkan mahasiswa dapat terampil dalam melakukan anamnesis dan

pemeriksaan pada gangguan psikiatri, pemeriksaan Antropometri dan Denver II pada

bayi dan anak serta mampu menggali informasi melalui anamnesis penyakit dan

geriatri.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan pada gangguan psikiatri.

2. Melakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, interpretasi

status gizi dengan KMS dan CDC 2000, serta pemeriksaan Denver II.

3. Melakukan anamnesis penyakit pada geriatri.

Modul Keterampilan Klinik II dilakukan :

Selama 5 pertemuan dalam waktu 6 minggu pada minggu ke-2 sampai

minggu ke-6 Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri.

Setiap pertemuan latihan dilakukan selama 2 x 50 menit/pertemuan

(100 menit).

vi

Page 9: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri

BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

BLOK TUMBUH KEMBANG DAN GERIATRI

PERTEMUAN HARI TANGGAL WAKTU GRUP TOPIK INSTRUKUR

I

Lihat

Jadwal

Akademik

Lihat Jadwal

Akademik

Lihat

Jadwal

Akademik

Pemeriksaan Antropometri dan Denver II

pada Bayi dan Anak

Persiapan Pengukuran

Cara Mengukur Berat Badan

Cara Mengukur Panjang Badan Tinggi

Badan

Penentuan Status Gizi dengan KMS dan

CDC 2000

Cara Mengukur Lingkar Kepala

Persiapan Pemeriksaan Denver II

Cara Pemeriksaan Denver II

Ditentukan Kemudian

II

Lihat

Jadwal

Akademik

Lihat Jadwal

Akademik

Lihat

Jadwal

Akademik

Anamnesis Penyakit pada Geriatri Ditentukan Kemudian

III

Lihat

Jadwal

Akademik

Lihat Jadwal

Akademik Lihat

Jadwal

Akademik

Anamnesis dan Pemeriksaan pada

Gangguan Psikiatri Ditentukan Kemudian

vii

Page 10: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri

BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

IV

Lihat

Jadwal

Akademik

Lihat Jadwal

Akademik

Lihat

Jadwal

Akademik

Evaluasi I Ditentukan Kemudian

V

Lihat

Jadwal

Akademik

Lihat Jadwal

Akademik

Lihat

Jadwal

Akademik

Evaluasi II Ditentukan Kemudian

viii

Page 11: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

1

Keterampilan Klinik Pertama

ANTROPOMETRI DAN DENVER II PADA BAYI DAN ANAK

I.1 PENDAHULUAN

Anak berbeda dengan oraang dewasa atau dewasa dalam bentuk tubuh kecil.

Ini karena anak akan terus melakukan proses tumbuh dan kembang. Pada anak, proses

tumbuh dan kembang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Tumbuh berarti

bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, dengan kata lain

bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh. Sedangkan kembang berarti

bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya:

personal sosial, adaptif-motorik halus, kemampuan berbahasa, dan motorik kasar.

Pertumbuhan anak lazimnya digambarkan dengan status gizi. Penentuan status gizi

sangat penting dilakukan untuk menilai keseimbangan asupan zat gizi dengan

kebutuhan zat gizi. Dengan adanya status gizi yang baik diharapkan pertumbuhan

akan optimal sesuai dengan proporsinya.

Penilaian status gizi dapat diukur dengan pengukuran langsung atau tidak

langsung. Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan metode antropometri,

biokimia, tanda klinis, dan biofasik; sedangkan pengukuran tidak langsung dapat

dilakukan dengan cara survei konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi. Diantara

berbagai cara menilai status gizi tersebut, pemeriksaan antopometri paling banyak

digunakan karena lebih murah, praktis, dan mudah dilakukan. Antropometri

merupakan salah satu indikator status gizi yang dapat dilakukan pada bayi, anak,

maupun orang dewasa. Tujuannya adalah untuk skrining gizi, survei gizi, dan

pemantauan status gizi.

Pemeriksaan antopometri memiliki spesifisitas yang rendah karena hampir

seluruh zat gizi terlibat dalam proses pertumbuhan. Namun, antropometri ini memiliki

sensitivitas yang tinggi karena dapat menilai dengan cepat adanya kekurangan zat

gizi, massa lemak dan otot, serta keterlambatan tumbuh.

Cara pemeriksaan antropometri yang sering digunakan adalah: berat badan

menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan, lingkar

kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Pengukuran

tinggi badan dan lingkar kepala dapat menggambarkan keadaan gizi masa lalu,

sedangkan keadaan gizi saat ini dapat digambarkan melalui pengukuran berat badan,

lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit.

Berbeda halnya dengan proses perkembangan pada anak, biasanya diukur

dengan pemeriksaan Denver II. Namun pemeriksaan ini hanya sampai usia 6 tahun,

lebih dari usia 6 tahun sang anak dapat dilakukan penilaian-penilaian khusus seperti

tes inteligensia. Pada praktikum keterampilan klinik ini, pemeriksaan antropometri

yang dilakukan hanya sebatas pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,

serta pemeriksaan Denver II untuk menilai proses kembang anak.

I.2 PENGERTIAN ANTROPOMETRI

Antropometri berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yaitu:

anthropos dan metros. Anthropos artinya tumbuh dan metros artinya ukuran. Jadi

secara umum antropometri adalah ukuran dari tubuh. Sedangkan menurut istilah

antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. Jenis-jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi

Page 12: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

2

badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri ini

digunakan untuk menilai status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan

protein dan energi.

I.3 SYARAT PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Antropometri memiliki beberapa syarat pengukuran antara lain:

a. Mudah dilakukan

b. Alatnya mudah diperoleh

c. Dapat dilakukan berulang-ulang

d. Objektif

e. Dapat dilakukan oleh orang yang berbeda

f. Biaya relatif murah

g. Hasilnya mudah disimpulkan

h. Dapat diakui kebenarannya.

I.4 KEUNGGULAN ANTROPOMETRI

Antropometri memiliki berbagai keunggulan dalam menilai status gizi antara

lain:

a. Prosedurnya sederhana

b. Aman dilakukan

c. Tidak membutuhkan tenaga ahli namun cukup dilakukan oleh tenaga yang

dilatih dalam waktu singkat

d. Alatnya murah, mudah dibawa, dan tahan lama

e. Metode pengukuran tepat dan akurat karena dapat dibakukan

f. Dapat menggambarkan status gizi masa lampau

g. Dapat mengidentifikasi status gizi

h. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi dalam periode-periode tertentu

i. Dapat digunakan untuk skrining kelompok yang rawan terhadap status gizi

dengan jumlah sampel yang besar.

I.5 KELEMAHAN ANTROPOMETRI

Beberapa kelemahan antoprometri yang dapat kita jumpai antara lain:

a. Kurang sensitif karena hanya menggambarkan asupan protein dan energi.

b. Faktor penyakit genetik, kurangnya asupan, dan penurunan penggunaan energi

dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas.

c. Kesalahan yang terjadi saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi,

dan validitas pengukuran sehingga diperlukan ketelitian dan pengulangan

pengukuran.

I.6 INDEKS ANTROPOMETRI

Beberapa indeks antropometri yang dilakukan pada praktikum keterampilan

klinik. yaitu:

I.6.1 Berat Badan Berdasarkan Umur

Kebaikan:

- Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis

- Berat badan dapat berfluktuasi sehingga dapat diukur setiap saat

Page 13: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

3

- Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil baik karena asupan

maupun penggunaan energi.

Kelemahan:

- Umur sering sulit ditaksir secara tepat

- Terjadi mis-interpretasi bila terdapat edema, asites, efusi pleura masif, dan

penimbunan-penimbunan cairan dan massa lainnya di dalam tubuh yang

tidak semestinya.

I.6.2 Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan

Kebaikan:

- Tidak memerlukan data umur

- Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)

- Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat awam.

Kelemahan:

- Membutuhkan dua macam alat ukur (untuk berat badan dan tinggi badan)

- Pengukuran relatif lebih lama

- Membutuhkan asisten untuk melakukan pengukuran.

I.6.3 Lingkar Kepala

Kebaikan:

- Dapat menggambarkan ukuran otak dan tulang kepala yang sejalan

dengan pertumbuhan dan perkembangan anak

- Dapat mendeteksi adanya kelainan otak (mikrosefalus dan makrosefalus)

- Dapat sebagai informasi tambahan dalam penentuan umur.

Kelemahan:

- Faktor genetik dan penyakit biasanya mempengaruhi ukuran kepala

namun tidak sejalan dengan status gizi.

I.7 METODE PENGUKURAN ANTROPOMETRI

I.7.1 Persiapan Pengukuran

Pastikan pengukuran dilakukan pada ruangan yang nyaman pada bayi dan anak,

seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka, permainan anak, dan alat bermain

lainnya.

Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan anaknya.

Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.

Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak tentang

prosedur, maksud dan tujuan pengukuran antropometri secara lisan dengan bahasa

yang mudah dimengerti, kemudian mintalah persetujuan orang tua si anak

(informed consent).

Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan berupa: timbangan bayi elektrik,

timbangan injak elektrik, selimut bayi, stadiometer, microtoise dan meteran lingkar

kepala.

Mintalah seorang perawat dan orang tua si anak untuk mendampingi pemeriksa

selama pengukuran berlangsung, yang dapat bertindak sebagai saksi untuk

menghindari perlakuan yang tidak benar ditinjau dari pihak pemeriksa maupun

pasien serta menjaga kenyamanan si anak tersebut.

Page 14: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

4

I.7.2 Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia < 2 tahun

Sebaiknya menggunakan timbangan bayi elektrik yang selalu ditera secara berkala

yang diletakkan di atas meja pemeriksaan.

Pada timbangan bayi, dasar alas untuk meletakkan bayi terlebih dahulu dilapisi kain

lembut kemudian skala timbangan ditera hingga dipastikan menunjukkan angka 0

(nol).

Sebelum menimbang usahakan bayi tidak memakai pakaian yang tebal ataupun alas

kaki, bahkan lebih baik tidak memakai pakaian (telanjang).

Mintalah orang tua si bayi untuk meletakkan anaknya di atas timbangan bayi pada

posisi berbaring supinasi.

Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg pada saat bayi tidak bergerak

aktif.

Jika bayi sangat rewel dan bergerak aktif sehingga sulit menimbangnya catat hasil

pengukuran dengan tanda berat badan prakiraan.

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.

Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan menggunakan alat timbang

yang sama pula.

Gambar 1.a Timbangan Bayi Non Elektrik; 1.b Timbangan Bayi Elektrik; 1.c Timbangan Injak Elektrik

Page 15: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

5

Gambar 2. Cara Menimbang Bayi Gambar 3. Timbangan Kamar Mandi

I.7.3 Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia > 2 tahun

Sebaiknya menggunakan timbangan injak elektrik yang selalu ditera secara berkala

yang diletakkan di dasar lantai.

Usahakan tidak menggunakan timbangan injak kamar mandi (bathroom scale)

karena skala kasar dengan ketelitian 1 kg dan per (pegas) mudah lemah jika

dilakukan penimbangan berulang-ulang.

Pastikan skala timbangan menunjukkan angka 0 (nol).

Sebelum menimbang usahakan anak hanya memakai celana pendek tipis dan kaos

dalam tipis serta tidak menggunakan semua atribut atau benda yang membiaskan

pengukuran berat badan.

Mintalah anak untuk berdiri tegak di atas timbangan dan tidak bergerak.

Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg.

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.

Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan menggunakan alat timbang

yang sama pula.

I.7.4 Cara Mengukur Panjang Badan (untuk Usia < 2 tahun)

Posisikan si anak dalam keadaan berbaring supinasi.

Mintalah seorang asisten untuk melakukan immobilisasi si anak, terutama

memegang si anak pada lutut dan telapak kaki.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stadiometer.

Pemeriksa meletakkan kepala anak menempel pada “Bidang Kepala” yang statis

pada stadiometer, sedangkan “Bidang Kaki” yang dapat digeser ditempatkan pada

telapak kaki dalam keadaan tegak lurus.

Geser “Bidang Kaki” stadiometer hingga merapat ke telapak kaki.

Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.

Page 16: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

6

Gambar 4. Stadiometer dan Cara Mengukur Panjang Badan

I.7.5 Cara Mengukur Tinggi Badan (untuk Usia > 2 tahun)

Posisikan si anak dalam keadaan berdiri tegak lurus dengan bidang dasar yang rata,

kepala tegak dan pandangan mata lurus ke depan.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan microtoise.

Microtoise digantungkan pada dinding tegak lurus pada ketinggian 2 meter dari

bidang dasar yang rata.

Pada waktu mengukur tinggi badan, punggung, tumit, pantat, dan belakang kepala

menempel pada dinding.

Meteran microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak.

Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.

Page 17: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

7

Gambar 5. Cara Mengukur Tinggi Badan Gambar 6. Microtoise

Gambar 7. Posisi Anak Saat Diukur dengan Microtoise

Page 18: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

8

I.7.6 Cara Mengukur Lingkar Kepala Anak

Posisikan anak dalam keadaan berbaring supinasi atau duduk tegak, kemudian

pemeriksa berada di sisi kanan pasien.

Sebelum mengukur lingkar kepala usahakan anak tidak memakai topi, bendo, serta

atribut atau benda lain yang dapat membiaskan pengukuran lingkar kepala.

Meteran pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata dan bagian belakang kepala yang menonjol, dicari ukuran kepala yang

terbesar.

Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.

Sesuaikan hasil pengukuran dengan melihat grafik lingkaran kepala berdasarkan

umur menurut Nellhaus, gunakan grafik sesuai jenis kelamin (laki-laki atau

perempuan).

Interpretasi hasil pengukuran:

- Normosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada diantara garis

median putus-putus dalam jalur hijau (diantara -2 SD s.d. +2

SD).

- Makrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di atas garis

median putus-putus (> +2 SD).

- Mikrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di bawah garis

median putus-putus (> -2 SD).

Gambar 8. Cara Mengukur Lingkar Kepala

Page 19: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

9

Gambar 9. Grafik Lingkar Kepala Anak Laki-Laki

Page 20: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

10

Gambar 10. Grafik Lingkar Kepala Anak Perempuan

I.8 PENENTUAN STATUS GIZI

I.8.1 Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Umur Menurut Grafik

Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Usia 0-5 tahun (Balita)

Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak > 16 hari maka

dibulatkan menjadi 1 bulan.

Pada grafik KMS, lihat sumbu vertikal berat badan, sesuaikan angka berat badan

yang diukur kemudian tarik garis imajiner horizontal ke kanan.

Kemudian lihat sumbu horizontal umur dalam bulan, sesuaikan umur bayi

kemudian tarik garis vertikal ke atas sehingga kedua garis imajiner tersebut bertemu

dalam satu titik.

Beri tanda silang pada titik temu tersebut dan perhatikan letaknya pada grafik.

Interpretasi hasil pengukuran:

Letak titik temu: Status gizi:

* Di atas hijau (> 120%) Gizi Lebih atau Kegemukan

* Hijau (80-120%) Gizi Baik

* Kuning (70-80%) Gizi Kurang

* Di bawah garis merah (< 70%) Gizi Buruk

Page 21: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

11

Gam

bar

11.

Gra

fik

Kar

tu M

enu

ju S

ehat

(K

MS

) B

erd

asar

kan

NC

HS

-WH

O

Page 22: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

12

I.8.2 Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan Menurut

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2000

Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak > 16 hari maka

dibulatkan menjadi 1 bulan.

Pakai Grafik CDC 2000 sesuai usia (kelahiran s.d. 6 bulan atau 2 s.d. 20 tahun) dan

jenis kelaminnya (laki-laki atau perempuan).

Pada grafik CDC 2000, lihat sumbu vertikal atas panjang/tinggi badan, sesuaikan

angka panjang/tinggi badan yang diukur dan beri tanda silang kemudian tarik garis

putus-putus horizontal ke kanan atau ke kiri menuju garis persentil 50 pada grafik

panjang/tinggi badan dan beri tanda titik.

Dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik panjang/tinggi badan lanjutkan

penarikan garis putus-putus secara vertikal ke bawah menuju garis persentil 50 pada

grafik berat badan dan beri tanda titik.

Kemudian dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik berat badan lanjutkan

penarikan garis putus-putus secara horizontal ke kanan atau ke kiri menuju sumbu

vertikal bawah berat badan dan beri tanda silang.

Baca skala Berat Badan Seharusnya pada sumbu vertikal bawah berat badan.

Tentukan Median BB/TB dalam persentil dengan rumus:

Berat Badan Sekarang X 100 %

Berat Badan Seharusnya

Interpretasi hasil pengukuran:

Median BB/TB dalam Persentil: Status gizi:

* > 120 % Obes

* 110-120 % Overweight

* 90-110 % Normal

* 80-90 % Mild Malnutrition (Underweight)

* 70-80 % Moderate Malnutrition (Underweight)

* < 70 % Severe Malnutrition

Page 23: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

13

Gambar 12. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)

Page 24: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

14

Gambar 13. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Perempuan)

Page 25: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

15

Gambar 14. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)

Page 26: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

16

Gambar 15. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Perempuan)

Page 27: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

17

I.9 PENGERTIAN DENVER II

Perkembangan anak dapat dinilai dan diukur secara objektif, salah satunya

dengan melakukan pemeriksaan Denver II. Pemeriksaan Denver II merupakan

evaluasi performans untuk melakukan tugas-tugas sesuai dengan umurnya.

Pemeriksaan ini dilakukan pada anak usia < 6 tahun yang diduga mengalami

gangguan proses perkembangan dan untuk memonitor anak dengan resiko gangguan

perkembangan seperti: riwayat prematur, penyakit genetik dan metabolik, riwayat

sepsis, riwayat meningitis, riwayat asfiksia, trauma kepala, dan kejang. Gangguan

perkembangan yang dapat diperiksa melalui Denver II adalah Global Development

Delay (GDD) dan Spesific Delay. Pada anak yang mengalami GDD akan memiliki

resiko tinggi menjadi Retardasi Mental yang dapat dilanjutkan dengan tes intelegensia

setelah usia 6 tahun.

I.10 PEMERIKSAAN DENVER II

I.10.1 Persiapan Pemeriksaan

Pastikan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang nyaman pada bayi dan anak,

seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka, permainan anak, dan alat bermain

lainnya.

Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan anaknya.

Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.

Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak tentang

prosedur, maksud dan tujuan pemeriksaan Denver II secara lisan dengan bahasa

yang mudah dimengerti, kemudian mintalah persetujuan orang tua si anak

(informed consent).

Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan yang terdaftar dalam tabel Denver II

seperti: bola, kubus, sikat gigi, baju, cangkir, kertas, alat tulis, dan sebagainya.

I.10.2 Cara Melakukan Pemeriksaan Denver II

Anak bersama ibunya ditempatkan di dalam ruang periksa yang dilengkapi dengan

bahan dan alat yang digunakan pada pemeriksaan Denver II.

Ambil lembar tabel Denver II, sesuaikan umur anak pada sumbu horizontal umur

pada sisi atas dan beri tanda silang kemudian tarik garis vertikal menuju sumbu

horizontal umur pada sisi bawah.

Mintalah anak untuk melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang putih-hijau

yang tidak bersinggungan dengan garis vertikal yang telah dibuat pada sisi kiri garis

tersebut pada sektor fungsi personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor

kasar.

Kemudian minta pula anak untuk melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang

putih yang bersinggungan dengan garis vertikal yang telah dibuat pada sisi kiri garis

tersebut pada sektor fungsi personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor

kasar.

Anak tidak wajib melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang hijau yang

menyinggung garis vertikal yang berada pada sisi kiri garis vertikal tersebut.

Jika anak dapat melakukan tugas yang diberikan, beri tanda cek pada sisi kiri grafik

batang tersebut.

Page 28: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

18

Pengamatan mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat pula diperoleh melalui

alloanamnesa orang yang paling sering menjaga si anak seperti ibu atau pengasuh.

Interpretasi pemeriksaan:

Usia < 6 bulan: dikatakan gangguan bila tidak dapat melakukan ≥ 2 tugas dalam 1

sektor fungsi.

Usia 6 bulan – 6 tahun: dikatakan gangguan bila tidak dapat melakukan ≥ 4 tugas

dalam 1 sektor fungsi.

Global Development Delay: apabila terdapat gangguan perkembangan ≥ 2 sektor

fungsi.

Spesific Delay: apabila terdapat gangguan perkembangan hanya 1 sektor fungsi,

contoh: Gangguan Personal Sosial.

Page 29: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

19

Gambar 16. Diagram Denver II

Page 30: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

20

II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit

Tiap kelompok kecil didampingi oleh

seorang instruktur Instruktur

Introduksi dan penyampaian pengantar

(overview) rancangan kegiatan pelatihan

45 menit

Demonstrasi oleh Instruktur, Instruktur

menjelaskan alat-alat yang dipergunakan,

interpretasi, serta mendemonstrasikan cara

memeriksa antropometri dan Denver II

kepada mahasiswa.

Mahasiswa melakukan latihan role play

secara bergantian dengan dibimbing oleh

instruktur (coaching)

Instruktur

dan

Mahasiswa

30 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri

diawasi oleh instruktur. Mahasiswa

10 menit Instruktur memberikan masukan-masukan

(feedback) kepada mahasiswa. Instruktur

III. PEDOMAN INSTRUKTUR

3.1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa :

1. Memahami pentingnya melakukan pemeriksaan antropometri dan denver II

pada bayi dan anak.

2. Terampil melakukan teknik pemeriksaan antropometri dan denver II pada bayi

dan anak.

3.2 PELAKSANAAN 1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah

ditetapkan bagian SDM MEU FK UISU

2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan :

Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit Pembukaan Perkenalan

Instruktur Pengantar (overview)

15 menit

Latihan

Demonstrasi Instruktur

dan

Mahasiswa

30 menit Coaching

30 menit Latihan Mandiri

10 menit Penutupan Feed Back

Instruktur Penutup

Page 31: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

21

3. Waktu pelaksanaan :

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit).

4. Tempat pelaksanaan kegiatan : di ruangan Skills Lab. (Lantai 3)

5. Alat dan Bahan yang diperlukan :

Meja

Kursi 8

Timbangan bayi elektrik

Timbangan injak elektrik

Selimut bayi

Stadiometer

Microtoise

Meteran lingkar kepala

6. Materi Kegiatan / Latihan :

Pengenalan alat untuk pemeriksaan antropometri dan Denver II.

Menjelaskan pentingnya pemeriksaan antropometri dan Denver II.

Melakukan teknik pemeriksaan antropometri dan Denver II.

RUJUKAN

1. Abunain J. Aplikasi Antropometri sebagai Alat Ukur status Gizi di Indonesia.

Gizi Indonesia 1990, Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 14(2).

2. Frisancho AR, Arbor A. Anthropometric Standards for Assessment of Growth

and Nutritional Status. Michigan: The University of Michigan Press, 1989.

3. Husaini YK. Antropometri sebagai Indikator Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

Medika 1997, Jakarta; No. 8 tahun XXIII, hlm. 627-32.

4. Jahari AB. Antropometri sebagai Indikator Status Gizi. Gizi Indonesia 1988,

Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 13(2): hlm. 23-30.

5. Jahari AB, Abunain J. Perbandingan Validitas Beberapa Indeks Antropometri

untuk Pemantauan Status Gizi Anak Balita. Gizi Indonesia 1986, Jakarta:

Akademi Gizi Depkes RI; 11(2).

6. Kurzmarski RJ, et al. 2000 CDC Growth Charts for United States: Methods

and Development. Vital and Health Statistics May 2002; Washington DC,

Series 11, Number 246.

7. Lohman TG, Roche AF, Martorell R. Anthropometric Standardization

Reference Manual. Illinois: Human Kinetics Books Champaign, 1988.

8. Murray RL. Clinical Method in Anthropometri. Dynamic of Nutrition Support

Assessment Implementalishing Division of Prentice Hall, 1986.

9. Rusdidjas, et al. Bahan Kuliah Tumbuh Kembang pada Anak. FK UISU 2009,

Medan. Tidak Dipublikasikan.

10. Soekirman, Fasli J. Pemanfaatan Antropometri sebagai Indikator Sosial

Ekonomi. Gizi Indonesia 1990, Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 14(2).

11. Soekirman, Fasli J. Pemanfaatan Antropometri sebagai Indikator Status Gizi.

Gizi Indonesia 1990, Jakarta: Akademi Gizi Depkes RI; 14(2).

12. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2002, Jakarta, Cetakan I; hlm. 26-86.

13. Sutantya E, Jus’at I. Menilai Keadaan Gizi Anak dengan Antopometri dan

KMS. Akademi Gizi Depkes RI, Jakarta; 1975.

Page 32: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

22

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (1) : Untuk Latihan

No. Langkah / Tugas Pengamatan

ANTROPOMETRI PADA BAYI DAN ANAK Ya Tidak

a. Persiapan Pengukuran

Pastikan pengukuran dilakukan pada ruangan yang nyaman pada

bayi dan anak, seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka,

permainan anak, dan alat bermain lainnya.

Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan

anaknya.

Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.

Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak

tentang prosedur, maksud dan tujuan pengukuran antropometri

secara lisan dengan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian

mintalah persetujuan orang tua si anak (informed consent).

Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan berupa: timbangan bayi

elektrik, timbangan injak elektrik, selimut bayi, stadiometer,

microtoise dan meteran lingkar kepala.

Mintalah seorang perawat dan orang tua si anak untuk mendampingi

pemeriksa selama pengukuran berlangsung, yang dapat bertindak

sebagai saksi untuk menghindari perlakuan yang tidak benar ditinjau

dari pihak pemeriksa maupun pasien serta menjaga kenyamanan si

anak tersebut.

b. Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia < 2 tahun

Sebaiknya menggunakan timbangan bayi elektrik yang selalu ditera

secara berkala yang diletakkan di atas meja pemeriksaan.

Pada timbangan bayi, dasar alas untuk meletakkan bayi terlebih

dahulu dilapisi kain lembut kemudian skala timbangan ditera hingga

dipastikan menunjukkan angka 0 (nol).

Sebelum menimbang usahakan bayi tidak memakai pakaian yang

tebal ataupun alas kaki, bahkan lebih baik tidak memakai pakaian

(telanjang).

Mintalah orang tua si bayi untuk meletakkan anaknya di atas

timbangan bayi pada posisi berbaring supinasi.

Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg pada saat bayi

tidak bergerak aktif.

Jika bayi sangat rewel dan bergerak aktif sehingga sulit

menimbangnya catat hasil pengukuran dengan tanda berat badan

prakiraan.

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.

Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan

menggunakan alat timbang yang sama pula.

c. Cara Mengukur Berat Badan untuk Usia > 2 tahun

Sebaiknya menggunakan timbangan injak elektrik yang selalu ditera

secara berkala yang diletakkan di dasar lantai.

Usahakan tidak menggunakan timbangan injak kamar mandi

(bathroom scale) karena skala kasar dengan ketelitian 1 kg dan per

(pegas) mudah lemah jika dilakukan penimbangan berulang-ulang.

Pastikan skala timbangan menunjukkan angka 0 (nol).

Sebelum menimbang usahakan anak hanya memakai celana pendek

tipis dan kaos dalam tipis serta tidak menggunakan semua atribut

Page 33: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

23

atau benda yang membiaskan pengukuran berat badan.

Mintalah anak untuk berdiri tegak di atas timbangan dan tidak

bergerak.

Bacalah angka pada skala dengan ketelitian 0,01 Kg.

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat rata-ratanya.

Penimbangan dilakukan pada waktu yang sama dengan

menggunakan alat timbang yang sama pula.

d. Cara Mengukur Panjang Badan (untuk Usia < 2 tahun)

Posisikan si anak dalam keadaan berbaring supinasi.

Mintalah seorang asisten untuk melakukan immobilisasi si anak,

terutama memegang si anak pada lutut dan telapak kaki.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stadiometer.

Pemeriksa meletakkan kepala anak menempel pada “Bidang

Kepala” yang statis pada stadiometer, sedangkan “Bidang Kaki”

yang dapat digeser ditempatkan pada telapak kaki dalam keadaan

tegak lurus.

Geser “Bidang Kaki” stadiometer hingga merapat ke telapak kaki.

Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.

e. Cara Mengukur Tinggi Badan (untuk Usia > 2 tahun)

Posisikan si anak dalam keadaan berdiri tegak lurus dengan bidang

dasar yang rata, kepala tegak dan pandangan mata lurus ke depan.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan microtoise.

Microtoise digantungkan pada dinding tegak lurus pada ketinggian 2

meter dari bidang dasar yang rata.

Pada waktu mengukur tinggi badan, punggung, tumit, pantat, dan

belakang kepala menempel pada dinding.

Meteran microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak.

Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.

f. Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Umur

Menurut Grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Balita

Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak >

16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.

Pada grafik KMS, lihat sumbu vertikal berat badan, sesuaikan angka

berat badan yang diukur kemudian tarik garis imajiner horizontal ke

kanan.

Kemudian lihat sumbu horizontal umur dalam bulan, sesuaikan

umur bayi kemudian tarik garis vertikal ke atas sehingga kedua garis

imajiner tersebut bertemu dalam satu titik.

Beri tanda silang pada titik temu tersebut dan perhatikan letaknya

pada grafik.

Interpretasi hasil pengukuran:

Letak titik temu: Status gizi:

* Di atas hijau (> 120%) Gizi Lebih atau Kegemukan

* Hijau (80-120%) Gizi Baik

* Kuning (70-80%) Gizi Kurang

* Di bawah garis merah (< 70%) Gizi Buruk

g. Penentuan Status Gizi: Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2000

Tentukan terlebih dahulu umur anak dalam bulan, jika umur anak >

16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.

Pakai Grafik CDC 2000 sesuai usia (kelahiran s.d. 6 bulan atau 2

Page 34: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

24

s.d. 20 tahun) dan jenis kelaminnya (laki-laki atau perempuan).

Pada grafik CDC 2000, lihat sumbu vertikal atas panjang/tinggi

badan, sesuaikan angka panjang/tinggi badan yang diukur dan beri

tanda silang kemudian tarik garis putus-putus horizontal ke kanan

atau ke kiri menuju garis persentil 50 pada grafik panjang/tinggi

badan dan beri tanda titik.

Dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik panjang/tinggi badan

lanjutkan penarikan garis putus-putus secara vertikal ke bawah

menuju garis persentil 50 pada grafik berat badan dan beri tanda

titik.

Kemudian dari tanda titik pada garis persentil 50 grafik berat badan

lanjutkan penarikan garis putus-putus secara horizontal ke kanan

atau ke kiri menuju sumbu vertikal bawah berat badan dan beri

tanda silang.

Baca skala Berat Badan Seharusnya pada sumbu vertikal bawah

berat badan.

Tentukan Median BB/TB dalam persentil dengan rumus:

Berat Badan Sekarang X 100 %

Berat Badan Seharusnya

Interpretasi hasil pengukuran:

Median BB/TB: Status gizi:

* > 120 % Obes

* 110-120 % Overweight

* 90-110 % Normal

* 80-90 % Mild Malnutrition (Underweight)

* 70-80 % Moderate Malnutrition (Underweight)

* < 70 % Severe Malnutrition

h. Cara Mengukur Lingkar Kepala Anak

Posisikan anak dalam keadaan berbaring supinasi atau duduk tegak,

kemudian pemeriksa berada di sisi kanan pasien.

Sebelum mengukur lingkar kepala usahakan anak tidak memakai

topi, bendo, serta atribut atau benda lain yang dapat membiaskan

pengukuran lingkar kepala.

Meteran pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,

menutupi alis mata dan bagian belakang kepala yang menonjol,

dicari ukuran kepala yang terbesar.

Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm.

Sesuaikan hasil pengukuran dengan melihat grafik lingkaran kepala

berdasarkan umur menurut Nellhaus, gunakan grafik sesuai jenis

kelamin (laki-laki atau perempuan).

Interpretasi hasil pengukuran:

- Normosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada

diantara garis median putus-putus dalam jalur hijau

(diantara -2 SD s.d. +2 SD).

- Makrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di atas

garis median putus-putus (> +2 SD).

- Mikrosefali : Jika lingkar kepala hasil pengukuran berada di

bawah garis median putus-putus (> -2 SD).

Page 35: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

25

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (2) : Untuk Latihan

No. Langkah / Tugas Pengamatan

PEMERIKSAAN DENVER II Ya Tidak

a. Persiapan Pemeriksaan

Pastikan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang nyaman pada

bayi dan anak, seperti: cat dinding dengan warna-warni, boneka,

permainan anak, dan alat bermain lainnya.

Pemeriksa menyapa dan memberi salam kepada orang tua dan

anaknya.

Pemeriksa mempersilahkan orang tua beserta anaknya duduk.

Pemeriksa terlebih dahulu memberitahukan pada orang tua si anak

tentang prosedur, maksud dan tujuan pemeriksaan Denver II secara

lisan dengan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian mintalah

persetujuan orang tua si anak (informed consent).

Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan yang terdaftar dalam tabel

Denver II seperti: bola, kubus, sikat gigi, baju, cangkir, kertas, alat

tulis, dan sebagainya.

b. Cara Pemeriksaan Denver II

Anak bersama ibunya ditempatkan di dalam ruang periksa yang

dilengkapi dengan bahan dan alat yang digunakan pada pemeriksaan

Denver II.

Ambil lembar tabel Denver II, sesuaikan umur anak pada sumbu

horizontal umur pada sisi atas dan beri tanda silang kemudian tarik

garis vertikal menuju sumbu horizontal umur pada sisi bawah.

Mintalah anak untuk melakukan tugas yang tertera dalam grafik

batang putih-hijau yang tidak bersinggungan dengan garis vertikal

yang telah dibuat pada sisi kiri garis tersebut pada sektor fungsi

personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor kasar.

Kemudian minta pula anak untuk melakukan tugas yang tertera

dalam grafik batang putih yang bersinggungan dengan garis vertikal

yang telah dibuat pada sisi kiri garis tersebut pada sektor fungsi

personal sosial, adaptif-motor halus, bahasa, dan motor kasar.

Anak tidak wajib melakukan tugas yang tertera dalam grafik batang

hijau yang menyinggung garis vertikal yang berada pada sisi kiri

garis vertikal tersebut.

Jika anak dapat melakukan tugas yang diberikan, beri tanda cek

pada sisi kiri grafik batang tersebut.

Pengamatan mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat pula diperoleh

melalui alloanamnesa orang yang paling sering menjaga si anak

seperti ibu atau pengasuh.

Interpretasi pemeriksaan:

Usia < 6 bulan: dikatakan gangguan bila tidak dapat melakukan ≥

2 tugas dalam 1 sektor fungsi.

Usia 6 bulan – 6 tahun: dikatakan gangguan bila tidak dapat

melakukan ≥ 4 tugas dalam 1 sektor fungsi.

Global Development Delay: apabila terdapat gangguan

perkembangan ≥ 2 sektor fungsi.

Spesific Delay: apabila terdapat gangguan perkembangan hanya 1

sektor fungsi, contoh: Gangguan Personal Sosial.

Page 36: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

26

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Page 37: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

27

Page 38: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

28

Gambar 12. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)

Page 39: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

29

Gambar 13. Grafik Panjang Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Perempuan)

Page 40: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

30

Gambar 14. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur dan Berat Badan Menurut Umur (Laki-laki)

Page 41: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

31

Keterampilan Klinik Ketiga

ANAMNESIS PENYAKIT GERIATRI

I. PENDAHULUAN

Pembahasan mengenai proses penuaan semakin sering muncul seiring dengan

bertambahnya populasi usia lanjut. Berbagai aspek mengenai proses ini kian banyak

diteliti. Proses penuaan sering dikaitkan dengan aspek psikologi, ekonomi, atau fisik.

Telah banyak teori yang menguatkan bahwa proses menua sangat dipengaruhi oleh

interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Proses menua bukanlah sesuatu yang

terjadi hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses normal yang

berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun demikian, proses

penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Secara umum

dapat dikatakan terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada

tingkat selular maupun pada organ sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan

kapasitas fungsional tersebut, orang berusia lanjut umumnya tidak berespon terhadap

berbagai rangsangan, internal atau eksternal, seefektif yang dapat dilakukan oleh

orang yang lebih muda. Menurunnya kapasitas untuk berespon terhadap lingkungan

internal yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut sulit untuk memelihara

kestabilan status fisikawi dan kimiawi di dalam tubuh, atau memelihara homeostasis

tubuh. Gangguan homeostasis tersebut menyebabkan disfungsi berbagai sistem organ

lebih mungkin terjadi dan juga toleransi terhadap obat-obatan menurun. Salah satu

penyakit yang sering muncul pada usia lanjut adalah demensia.

Demensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara-negara

maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Prevalensi penderita demensia di Amerika Serikat,

pada populasi di atas 65 tahun, presentase orang dengan penyakit Alzheimer

(penyebab terbesar demensia) meningkat dua kali lipat setiap pertambahan umur 5

tahun. Tanpa pencegahan dan pengobatan yang memadai, jumlah pasien dengan

penyakit Alzheimer di negara tersebut meningkat dari 4,5 juta pada tahun 2000

menjadi 13,2 juta pada tahun 2050.

Secara klinis munculnya demensia pada lansia tidak disadari karena awitannya

yang tidak jelas dan perjalanan penyakitnya yang progresif namun perlahan. Selain

itu, pasien dan keluarga juga sering menganggap bahwa penurunan fungsi kognitif

yang terjadi pada awal demensia (biasanya ditandai dengan berkurangnya fungsi

memori) merupakan suatu hal yang wajar pada seorang yang sudah menua.

Akibatnya penurunan fungsi kognisi terus akan berlanjut sampai akhirnya mulai

memengaruhi status fungsional pasien dan pasien akan jatuh pada ketergantungan

kepada lingkungan sekitarnya. Saat ini disadari bahwa diperlukan deteksi dini

terhadap demensia, karena ternyata berbagai penelitian menyatakan bahwa apabila

fungsi-fungsi penurunan kognitif dikenali sejak awal maka dapat dilakukan upaya-

upaya meningkatkan atau paling tidak mempertahankan fungsi kognitif agar tidak

jatuh pada keadaan demensia. Begitu juga dengan penyakit geriatri lainnya, apabila

dapat dideteksi secara dini, maka progresifitasnya dapat dikendalikan.

Untuk membantu dokter dalam menegakkan berbagai diagnosis penyakit geriatri

dengan tingkat ketepatan yang cukup tinggi, diperlukan anamnesis yang baik, cermat,

dan terstruktur. Seperti halnya pada sistem organ, anamnesis pada penyakit geriatri

Page 42: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

32

dilakukan secara sistematis, dan dengan sikap yang mencerminkan profesionalitas

sebagai seorang dokter. Anamnesis dimulai dengan menentukan keluhan utama

pasien, menentukan berbagai diagnosis banding yang mungkin berdasarkan keluhan

utama tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menggali informasi sebanyak mungkin

dengan menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup, berdasarkan sistematika

anamnesis, dan pengetahuan klinis yang dimiliki oleh dokter.

Anamnesis yang baik memiliki kerangka yang terdiri dari beberapa komponen

yaitu anamnesis pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis riwayat penyakit

sekarang, anamnesis riwayat penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat

pribadi, anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi, dan

anamnesis gizi. Informasi yang terdapat pada komponen-komponen ini haruslah

digali dengan seksama dan saling dihubungkan satu sama lain, dengan tetap mengacu

pada pengetahuan klinis yang dimiliki. Berikut ini akan diuraikan komponen-

komponen anamnesis penyakit geriatri beserta cara-cara menggali informasi yang

terkandung di dalamnya.

1.1 Anamnesis Pribadi

Anamnesis pribadi pada penyakit geriatri memiliki komponen yang sama dengan

anamnesis penyakit lainnya. Hal-hal yang harus ditanyakan pada anamnesis pribadi

antara lain:

Nama

Umur

Jenis Kelamin

Alamat

Agama

Bangsa / Suku

Status Perkawinan

Pekerjaan

Data-data identitas pasien penting untuk diketahui karena berhubungan dengan

epidemiologi, atau insidensi (angka kejadian) penyakit.

Pengaruh umur terhadap insidensi penyakit demensia dapat dilihat pada kasus

demensia Alzheimer, yang insidensinya semakin meningkat dengan bertambahnya

usia. Saat ini di Inggris terdapat kurang lebih 18.000 penderita demensia dengan usia

di bawah 65 tahun. Kira-kira 5 % usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan

meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85

tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 -1.0 % dan di Amerika jumlah

demensia pada usia lanjut 10-15% atau sekitar 3 - 4 juta orang.

1.2 Anamnesis Keluhan Utama

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien sehingga dirinya datang

berobat. Pengertian ini haruslah dicermati dengan baik, karena seringkali keluhan

utama tidak dapat ditentukan dengan baik karena kesalahan sewaktu menanyakannya

pada pasien.

Seorang dokter harus mampu mengelaborasi keterangan pasien yang paling

Page 43: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

33

signifikan, yang membuat pasien mencari pertolongan dan keluhan ini ditetapkan

sebagai keluhan utama. Beberapa keluhan utama penyakit geriatri, dalam hal ini

penyakit demensia, yang sering diutarakan pasien adalah :

Sifat pelupa menonjol (recent memory)

Kesulitan mempelajari hal yg baru

Konfabulasi

Kemampuan intelektual (komprehensif, kalkulasi, pengetahuan umum,

memori)

Gangguan pemikiran abstrak (pepatah, persamaan, perbedaan)

Kemampuan konstruksional terganggu

Ansietas, iritabilitas, depresi

Dalam penulisan keluhan utama juga harus ditanyakan sudah berapa lama pasien

mengalami keluhan tersebut. Misalnya sifat pelupa sejak 5 bulan terakhir. Selain

menanyakan keluhan utama, tanyakan juga apakah ada keluhan lain yang dirasakan

pasien yang merupakan keluhan tambahan, misalnya disorientasi, sulit berkonsentrasi

dan lain sebagainya.

Sebagaimana telah dijelaskan pada anamnesis sistem organ pada blok-blok

sebelumnya, setelah menentukan keluhan utama, langkah selanjutnya yang dilakukan

dokter adalah memikirkan diagnosis banding, dimana dokter harus memikirkan

segala kemungkinan penyakit berdasarkan keluhan utama pasien. Alur pola berfikir

di bawah ini penting untuk diketahui, agar anamnesis dapat dilakukan dengan

terstruktur.

Untuk membantu dokter dalam menyingkirkan diagnosis banding, dan

menegakkan diagnosis pasti, informasi-informasi yang terkandung di dalam keluhan

utama, haruslah digali sedalam mungkin dengan menggunakan pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat di dalam komponen-komponen anamnesis lainnya.

1.3 Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang atau riwayat perjalanan penyakit merupakan

uraian rinci mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama,

sampai saat pasien datang berobat. Sebagaimana anamnesis pada sistem organ

lainnya, untuk menggali informasi lebih dalam terutama yang berkaitan dengan

keluhan utama, dapat digunakan komponen-komponen pertanyaan yang berpedoman

kepada Macleod’s Clinical Examination (metode OLDCART dan OPQRST).

Pemilihan dan penggunaan kedua metode ini, disesuaikan dengan keluhan

utama yang diutarakan pasien, dan tidak bersifat mengikat. Artinya kita boleh

memasukkan komponen pertanyaan metode lain selain metode yang kita pilih, untuk

memperoleh informasi sebanyak mungkin. Adakalanya tidak semua komponen-

komponen pertanyaan pada metode OLDCART, atau OPQRST, terdapat dalam suatu

kasus penyakit, sehingga tidak perlu ditanyakan saat menggali informasi.

Contoh penggunaan metode OLDCART untuk menggali informasi. 1) Dapat

ditanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan atau gejala klinis (onset). 2) Lokasi

dimana pasien merasakan keluhan (location). 3) Sudah berapa lama keluhan

dirasakan oleh pasien (duration). 4) Bagaimana sifat keluhan yang dirasakan pasien

(character). 5) Adakah faktor-faktor yang dapat memperberat atau meringankan

keluhan (alleviating atau aggravating factor). 6) Apakah keluhan hanya terbatas

pada organ tubuh tertentu, atau menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya (radiation).

7) Apakah keluhan timbul pada waktu-waktu tertentu, atau terjadi setiap saat, atau

Page 44: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

34

tidak menentu (time).

Selain metode OLDCART, dapat digunakan metode OPQRST untuk menggali

informasi pada keluhan utama. Contoh penggunaan metode OPQRST, 1) Keluhan

atau gejala klinis terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan (onset). 2) Adakah

pencetus yang menimbulkan keluhan (palliating/provoking factor). 3) Sifat dan

beratnya serangan atau gejala klinis yang terjadi, apakah terjadi secara terus menerus

atau hilang timbul, apakah gejala klinis yang timbul cenderung bertambah berat atau

berkurang (quality). 4) Penyebaran dari keluhan (radiation). 5) Apakah keluhan

timbul saat pasien berada pada tempat tertentu (site). 6) Kapan keluhan timbul,

apakah keluhan paling dirasakan pada waktu tertentu, misalnya pada pagi, atau

malam, setiap saat, atau tidak menentu (time).

1.4 Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu

Pada bagian ini ditanyakan kepada pasien tentang penyakit yang telah pernah

dideritanya sejak masih kanak-kanak sampai dewasa (saat sebelum menderita

penyakit sekarang ini) yang mungkin mempunyai hubungan dengan penyakit yang

dialami pasien saat ini. Misalnya, ada gangguan neurologis sebelumnya atau pernah

terjadi trauma pada bagian kepala.

1.5 Anamnesis Riwayat Pribadi

Pada anamnesis riwayat pribadi pasien, dokter menggali informasi-informasi

mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit

geriatri yang dideritanya.

Sebagai contoh adalah riwayat minum alkohol atau memakai narkotika dan

obat-obatan terlarang, dimana narkotika merupakan faktor resiko dari penyakit ini.

Bila ditemukan adanya riwayat minum alkohol dan penggunaan narkotik, diperlukan

pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan

tersebut, seperti sudah berapa lama minum alkohol dan memakai obat-obatan

narkoba, berapa banyak minuman alkohol atau obat-obatan narkotik yang dihabiskan

setiap harinya, atau apakah pasien masih minum alkohol atau memakai obat-obatan

tersebut, atau sudah berhenti.

1.6 Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan ada tidaknya

anggota keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis keturunan vertikal, seperti ayah

kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, dan bibi, yang menderita penyakit yang

sama dengan penyakit yang diderita pasien.

1.7 Anamnesis Sosial Ekonomi

Pada anamnesis sosial ekonomi, dokter menanyakan keadaaan keluarga pasien

terutama mengenai perumahan, dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.

1.8 Anamnesis Gizi

Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang

dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya serta frekuensi makan. Dapat

ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau

tetap dan dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

Page 45: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

35

Simulasi Kasus Anamnesis Penyakit Geriatri

1. Demensia Alzheimer

Penyakit demensia menurut PERDOSSI adalah kumpulan gejala klinik yang

disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit dan ditandai oleh hilangnya daya

ingat jangka pendek (“recent memory”) dan gangguan global fungsi mental termasuk

fungsi bahasa, mundumya berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan

perilaku, emosi labil dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat.

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat

mempengaruhi aktifltas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan

beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)

yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer,

L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia

bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan

Page 46: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

36

beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan

tingkah laku.

Penting pula untuk membedakan antara demensia dan delirium. Delirium

merupakan keadaan confusion (kebingungan), biasanya timbul mendadak, ditandai

dengan gangguan memori dan orientasi, serta biasanya disertai gerakan abnormal,

halusinasi, ilusi dan perubahan afek. Untuk membedakannya lebih jelas, pada

demensia tidak terjadi penurunan tingkat kesadaran, sedangkan pada delirium itu

merupakan gejala yang khas.

Anamnesis Pribadi : Pria : Wanita 2:3, Segala usia, umumnya > 65 tahun.

Keluhan Utama : Mudah lupa

Keluhan Tambahan : Disorientasi tempat

Diagnosis Banding : Depresi (keluhan : kehilangan ingatan, kalau ditanya

jawaban “tidak tahu”, berkaitan dengan mood depresi, cemas, ganguan tidur,

anoreksia, pikiran bunuh diri, onset: tiba-tiba, durasi: singkat), Delirium (onset

tiba-tiba, tanggal kejadian diketahui, penyakit akut, beberapa hari beberapa

minggu, jarang > 1 bulan)

Onset. Keluhan mudah lupa, timbul secara perlahan-lahan dan semakin lama

semakin memberat.

Provoking Factor. Kurangnya aktivitas yang membutuhkan proses fikir,

memori, sosial, komunikasi, dan cenderung lebih banyak berdiam diri.

Character & Quality. Keluhan gangguan memori muncul secara perlahan-

lahan dan bersifat progresif.

Alleviating Factor. Lebih banyak berdiam diri dibandingkan beraktivitas.

Time. Keluhan dapat terjadi kapan saja, terutama pada usia tua, orang yang

tidak produktif, dan tingkat pendidikan rendah.

Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu. Berisi pertanyaan tentang ada

tidaknya riwayat trauma kepala, tumor kepala, gangguan perkembangan dan

keracunan makanan. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis

banding dari penyakit ini.

Anamnesis Riwayat Pribadi. Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya

kebiasaan pasien merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkotika. Narkotika

merupakan faktor resiko dari penyakit demensia. Bila ditemukan adanya

riwayat minum alkohol dan penggunaan narkotik, diperlukan pertanyaan-

pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan

tersebut, seperti sudah berapa lama minum alkohol dan memakai narkoba,

berapa banyak minuman alkohol atau narkoba yang dihabiskan setiap harinya,

atau apakah pasien masih minum alkohol atau memakai obat-obatan tersebut,

atau sudah berhenti.

Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Berisi pertanyaan tentang ada

tidaknya anggota keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis keturunan

vertikal, seperti ayah kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, dan bibi,

yang menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang diderita pasien.

Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi. Berisi penggalian informasi tentang

keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan, dan

lingkungan, atau daerah sekitar tempat tinggal pasien, pergaulan serta kegiatan

sosial masyarakatnya.

Page 47: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

37

Anamnesis Gizi. Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien

tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta

frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat

badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada

hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit

Tiap kelompok kecil didampingi oleh

seorang instruktur Instruktur

Introduksi dan penyampaian pengantar

(overview) rancangan kegiatan pelatihan

45 menit

Demonstrasi oleh Instruktur, Instruktur

menjelaskan alat-alat yang dipergunakan,

interpretasi, serta mendemonstrasikan cara

melakukan anamnesis penyakit geriatric

kepada mahasiswa.

Mahasiswa melakukan latihan role play

secara bergantian dengan dibimbing oleh

instruktur (coaching)

Instruktur

dan

Mahasiswa

30 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri

diawasi oleh instruktur. Mahasiswa

10 menit Instruktur memberikan masukan-masukan

(feedback) kepada mahasiswa. Instruktur

Page 48: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

38

III. PEDOMANINSTRUKTUR

3.1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa :

1. Memahami kerangka anamnesis penyakit geriatri, mampu menggali

informasi yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif dan kronologis,

dan mampu melakukan anamnesis penyakit geriatri yang terdiri dari

anamnesis pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis penyakit sekarang,

anamnesis penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat pribadi,

anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi dan

anamnesis gizi.

2. Mampu melakukan anamnesis penyakit geriatri yang sering dijumpai

dengan contoh simulasi kasus adalah demensia alzheimer.

3.2 PELAKSANAAN

1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah

ditetapkan oleh bagian SDM MEU FK UISU

2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan :

Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit Pembukaan Perkenalan

Instruktur Pengantar (overview)

15 menit

Latihan

Demonstrasi Instruktur

dan

Mahasiswa

30 menit Coaching

30 menit Latihan Mandiri

10 menit Penutupan Feed Back

Instruktur Penutup

3. Waktu pelaksanaan:

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit).

4. Tempat pelaksanaan kegiatan : Di ruangan Skills Lab (lantai 3)

5. Alat dan Bahan yang diperlukan :

- Meja

- Kursi 8

Page 49: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

39

- Pasien Simulasi (instruktur)

6. Materi Kegiatan/Latihan :

Memahami kerangka anamnesis penyakit geriatri, mampu menggali informasi

yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif dan kronologis, dan mampu

melakukan anamnesis penyakit geriatri dengan baik dan benar, yang terdiri

dari:

- Anamnesis Pribadi

- Anamnesis Keluhan Utama

- Anamnesis Penyakit Sekarang

- Anamnesis Penyakit Terdahulu

- Anamnesis Organ/Sistem

- Anamnesis Riwayat Pribadi

- Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

- Anamnesis Sosial/Ekonomi

- Anamnesis Gizi

RUJUKAN

1. Braak E, Braak H, Mandelkow E-M., A sequence of cytoskeleton changes

related to the formation of neurofibrillary tangles and neuropil threads., Acta

Neuropathol (Berl), 1994, 87:554-67., Unknown

2. Braak H, Braak E., Neuropathological staging of Alzheimerrelated

changes., Acta Neuropathol Berl, 1991, 82: 239-59., Unknown

3. Braak H, Braak E., Evolution of neuronal changes in the course of

Alzheimer's disease., J Neural Transm, 1998,105 Suppl. 53:127-40., Unknown

4. Rochman W., Harimurti K., Demensia. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid

I Edisi V., Interna Publishing, 2010, 131: 837-44.

Page 50: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

40

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (1): Untuk Latihan

No

.

Langkah / Tugas Pengamatan

ANAMNESIS PENYAKIT GERIATRI Ya Tidak

1. Demensia Alzheimer

Dokter mengucapkan salam, dan mempersilahkan pasien untuk duduk.

Dokter memperkenalkan dirinya kepada pasien dan keluarganya. Dokter menanyakan nama, usia, agama, status pemikahan, suku bangsa,

alamat dan pekerjaan pasien. (pasien perempuan, usia 66 tahun)

Anamnesis Pribadi

Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien sangat mengganggu

sehingga dirinya datang berobat, dan sudah berapa lama keluhan dirasakan.

(pasien mudah lupa nama orang) Keluhan Utama

Dokter meminta pasien menceritakan, bagaimana mula terjadinya keluhan

yang dialami pasien, dan apakah rasa mudah lupa tersebut ada yang

mencetuskannya. (pada awalnya pasien mengeluh lupa nama kawannya

tapi lama kelamaan secara perlahan si pasien semakin mudah lupa,

seperti nama kawannya, sudah kunci rumah sebelum pergi apa belum.

Pasien kerjanya hanya tidur jadi kurang kegiatan yang membutuhkan

proses berpikir) Onset, Provoking Factor

Dokter meminta pasien menjelaskan sifat dari mudah lupa yang dirasakan,

apakah keluhan tersebut dirasakan semakin berat, atau tidak. (pada awalnya

mudah lupa yang dialami pasien tidak terlalu berat tetapi lama

kelamaan secara perlahan pasien semakin mudah lupa dalam segala hal.

Yang paling parah, pasien terkadang lupa sedang berada dimana saat

berpergian dengan keluarganya) Character/Quality

Dokter menanyakan apakah keluhan disertai dengan disorientasi atau

gangguan konsentrasi. (pasien mudah lupa disertai dengan pasien tidak

tahu berada dimana dan mengalami gangguan konsentrasi) Keluhan

Tambahan

Dokter menanyakan apakah keluhan itu muncul secara tiba-tiba atau

perlahan. (keluhan muncul secara perlahan dan bersifat progresif, sejak

pasien mudah-mudah lupa) Character

Dokter menanyakan apakah keluhan dirasakan dapat mereda bila minum

obat, atau melakukan sesuatu. (mudah lupa tersebut mereda apabila ada

petunjuk dari orang lain) Alleviating Factor

Dokter menanyakan apakah keluhan seperti ini sudah pernah dialami pasien

sebelumnya. (pernah, namun baru kali ini pasien merasa gangguan

ingatannya sangat berat) Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu

Dokter menanyakan apakah keluhan sebelumnya pasien pernah mengalami

trauma pada kepala, gangguan perkembangan atau keracunan makanan.

(pada pasien demensia alzheimer riwayat ini tidak dijumpai) Anamnesis

Riwayat Penyakit Terdahulu

Dokter menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok? (pernah

merokok pada saat masih muda dulu, namun semenjak menikah pasien

sudah berhenti) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah pasien pernah mengkonsumsi alkohol atau

narkotika. (alkohol dan narkotika pernah dikonsumsi, sama dengan

pasien mulai merokok dulu, namun sudah berhenti sejak menikah)

Page 51: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

41

Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah ada anggota keluarga dekat pasien (sedarah),

yang juga menderita penyakit dengan keluhan yang sama dengan pasien. (ibu

pasien juga menderita penyakit yang sama) Anamnesis Riwayat

Penyakit Keluarga

Dokter menanyakan bagaimana keadaan tempat tinggal pasien, dan pekerjaan

pasien. (pasien tinggal sendiri di rumahnya, pagi hingga sore pembantu

datang untuk membantu beres-beres rumah. Terkadang pasien merasa

kesepian sendiri di rumah. Pasien sudah tidak bekerja lagi). Anamnesis

Riwayat Sosial Ekonomi

Dokter menayakan mengenai kebiasaan makan pasien sehari-hari

(makan 3 kali sehari. Namun terkadang saya merasa sudah makan

tetapi rupanya saya belum makan kata pembantu saya)

Anamnesis Gizi

Dokter menayakan apakah pasien merasa berat badannya mengalami

penurunan, peningkatan, atau tetap seperti biasa (pasien merasa berat

badannya mengalami penurunan sedikit, karena makannya tidak

teratur karena lupa) Anamnesis Gizi

Keterangan : Tulisan yang dicetak tebal adalah jawaban yang diharapkan dari

pasien.

Mahasiswa berperan sebagai dokter dan instruktur sebagai pasien.

Tanda Tangan

Instruktur,

(

)

Page 52: Buku Tumbuh Kembang

Laboratorium Keterampilan Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Modul Keterampilan Klinik XVI Anamnesis dan Pemeriksaan Pada Gangguan Psikiatri BLOK SISTEM TUMBUH KEMBANG Pemeriksaan Antopometri dan Denver II pada Bayi dan Anak

DAN GERIATRI Anamnesis Penyakit Geriatri

42

FORMULIR HASIL LATIHAN

ANAMNESIS PENYAKIT GERIATRI

(Hasil Latihan Role Play - Mahasiswa)

Nama Mahasiswa :

Kelompok :

Tanggal :

Nama Instruktur :

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Agama :

Bangsa / Suku :

Status Perkawinan :

Pekerjaan :

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan Utama :

Keluhan Tambahan :

Telaah :

(Riwayat Penyakit Sekarang)

Riwayat Penyakit Dahulu :

Anamnesis Riwayat Pribadi :

Anamnesis Riwayat Keluarga :

Anamnesis Sosial Ekonomi :

Anamnesis Gizi :

Tanda Tangan

Instruktur,

( )