buku_susu_revisi
TRANSCRIPT
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 1/68
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 2/68
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 3/68
iii
PANDUAN INSPEKSI
PENAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU
Diterbitkan Oleh :
Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri
Deputi MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 2006
Tim Penyusun
Pengarah : Ir. Tuti Hendrawati Mintarsih, MPPPM
Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri
Ketua : Ir. Yun Insiani, MSc
Anggota : 1. Ir. Gagan Firmansyah, MSi
2. Asep Setiawan, SPt
3. Iman Darusman, SPi, MM
4. Iran Firmansyah, SE
5. Waliyyul Fitry, ST
Alamat : Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri
Jl. D.I Panjaitan Kav.24 Kebon Nanas – Jakarta Timur 13410
Gedung B - Lantai 4 Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Telp/ax : +6221 8517257
Email : [email protected]
Website : www.menlh.go.id
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 4/68
iv
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 5/68
v
KATA PENGANTAR
Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri mempunyai
tugas pokok melakukan pengendalian pencemaran dari kegiatan agro industri yang
dilakukan melalui kegiatan pengawasan. Pengawasan terhadap industri dapat dilakukan
melalui evaluasi terhadap laporan swapantau yang disampaikan oleh perusahaan dan
peninjauan langsung ke lapangan (inspeksi).
Dalam melakukan pengawasan langsung di lapangan, petugas pengawas dituntut
untuk mempelajari dan memahami industri yang akan diinspeksi. Maka dengan
disusunnya panduan inspeksi ini, petugas pengawas diharapkan dapat memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang langkah-langkah yang harus dipersiapkan petugas
dalam melakukan inspeksi, proses produksi, sumber, jenis dan karakteritik air limbah.
Panduan ini juga dilengkapi dengan datar periksa untuk kegiatan pengolahan air limbah,
pengendalian pencemaran udara, persyaratan administrasi perusahaan dan hal-hal lain
yang terkait dengan industri pengolahan susu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan panduan ini dan mengharapkan saran serta masukan demipenyempurnaan lebih lanjut. Semoga panduan ini dapat bermanaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam kegiatan pengendalian pencemaran khususnya pada
industri pengolahan susu.
Jakarta, September 2006
Asisten Deputi Urusan Pengendalian
Pencemaran Agro Industri
Ir. Tuti Hendrawati Mintarsih, MPPPM
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 6/68
vi
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 7/68
vii
LEMBAR PENYUSUN III
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI VII
DAFTAR TABEL VIII
DAFTAR GAMBAR VIII
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan dan Sasaran 4
1.3 Ruang Lingkup 4
BAB II INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU 5
2.1 Proses Produksi 7
2.1.1 Susu Bubuk / Skim 7
2.1.2 Susu Fermentasi 10
2.1.3 Susu Kental Manis 142.1.4 Susu Cair 17
2.2 Sumber dan Karateristik Limbah 19
BAB III. PELAKSANAAN INSPEKSI 23
3.1 Persiapan Inspeksi 25
3.2 Pelaksanaan Inspeksi 26
3.2.1 Pertemuan Pendahuluan 26
3.2.2 Pengumpulan Data 26
3.2.3 Dokumentasi 33
3.2.4 Penyusunan Berita Acara Pemeriksaan 34
3.3 Penyusunan Laporan 34
3.4. Lain-lain 35
LAMPIRAN 37
DAFTAR ISI
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 8/68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan susu (non ermentasi)
Tabel 2
Limbah yang dihasilkan proses produksi susu ermentasi
Tabel 3
Baku emisi cerobong (Kepmen LH No. Kep-13/MENLH/iii/1995)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 10
Diagram Alir Pembuatan Susu Bubuk
Gambar 2 14
Diagram Alir Pembuatan Susu Fermentasi
Gambar 3 16Diagram Alir Pembuatan Susu Kental Manis
Gambar 4 19
Diagram Alir Pembuatan Susu Cair
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 9/68
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
1
BAB IPENDAHULUAN
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 10/68
2
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 11/68
3
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
1.1 Latar Belakang
K ebutuhan nasional terhadap susu segar yang digunakan untuk proses
pembuatan susu olahan saat ini baru dapat memenuhi 20 persen dari kebutuhan
1,7 juta liter pertahun. Namun karena tingginya tuntutan masyarakat terhadap
produk makanan berbahan dasar susu, hal tersebut bukan merupakan kendala bagi
diversikasi produk susu olahan, karena kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cara
impor. Adanya peningkatan variasi produk susu olahan, memiliki arti positi karena akanmenambah investasi dan mendatangkan devisa, namun menimbulkan kekhawatiran
baru karena menimbulkan peningkatan volume limbah, sehingga menimbulkan dampak
negati terhadap lingkungan. Untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan, industri
pengolahan susu dituntut untuk mematuhi peraturan lingkungan melalui penerapan
proses produksi ramah lingkungan.
Upaya mewujudkan industri susu ramah lingkungan perlu didukung oleh pemerintah,
pelaku usaha dan masyarakat. Pemerintah berkewajiban menetapkan kebijakan dan
peraturan serta melakukan pembinaan dan pengawasan bersama-sama denganmasyarakat. Sementara pelaku usaha, berkewajiban memenuhi ketentuan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana setiap
kegiatan usaha berkewajiban melakukan pencegahan dan pengendalian pencemaran,
perusakan lingkungan dan dilarang membuang limbah ke lingkungan tanpa melakukan
pengolahan.
Untuk mengetahui ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan, perlu dilakukan
tindakan pengawasan yang berkelanjutan. Mekanisme dan strategi pengawasan
terhadap ketaatan perusahaan dapat dilakukan melalui pemeriksaan langsung dilapangan (inspeksi) atau melalui evaluasi terhadap data swapantau (sel monitoring)
yang dilakukan oleh perusahaan.
Kegiatan pengawasan yang dilakukan pada setiap industri biasanya mencakup
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran air, pengelolaan limbah
padat dan ketentuan perizinan lainnya. Untuk itu dalam melakukan inspeksi ke industri
pengolahan susu, seorang inspektur setidaknya dituntut mengetahui proses produksi,
sumber limbah dan permasalahan yang terkait dengan industri yang akan inspeksi.
BAB I
PENDAHULUAN
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 12/68
4
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Berdasarkan hal tersebut, maka panduan inspeksi ini disusun dengan tujuan agar dapat
dijadikan sebagai bahan inormasi (acuan) bagi inspektur dalam melakukan pengawasan
terhadap industri pengolahan susu, hingga kegiatan pengawasan menjadi lebih eekti
dan tepat sasaran.
1. 2 Tujuan dan Sasaran
Memberikan pemahaman petugas pengawas tentang proses produksi, sumber, jenis
dan karakteristik air limbah, sumber emisi serta kewajiban-kewajiban lain yang harus
dilakukan oleh industri pengolahan susu dalam pengelolaan lingkungan
1. 3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup jenis industri susu yang dibahas dalam panduan inspeksi ini mencakup
industri susu bubuk, susu kental manis, susu cair dan susu ermentasi. Inormasi yang
disajikan dalam panduan menyangkut proses produksi, sumber dan jenis limbah,
pengolahan air limbah, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah padat
non B3, pembuatan dokumentasi, penyusunan laporan dan hal-hal lain yang terkait
dengan kegiatan inspeksi.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 13/68
5
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
BAB IIINDUSTRI PENGOLAHAN SUSU
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 14/68
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
6
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 15/68
7
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
2. 1 Proses Produksi
Proses pembuatan susu pada setiap industri sangat bervariasi tergantung dari
jenis produk yang dihasilkan. Secara garis besar proses produksi pengolahan
susu terdiri dari kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan baku, penyiapan
bahan baku, proses produksi, pengemasan dan penyimpanan. Untuk menjamin kualitas
produk dari pengaruh zat-zat pengotor, proses pengolahan susu dilakukan dengan
sistem tertutup (close system) yang dikontrol/dioperasikan dari ruangan khusus.
Sebelum proses pengolahan dilakukan, hampir seluruh pabrik melakukan proses awal
yang tidak berbeda yaitu penyaringan dan pemisahan krim dari susu tidak terkecuali
industri pengolahan susu yang melakukan kegiatan pasteurisasi dan krim melalui
pemanasan dan pendinginan.
2.1.1 Susu Bubuk /Skim
Salah satu produk susu yang banyak beredar di pasaran adalah susu bubuk. Pembuatan
susu bubuk merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan susu sehingga dapat tahan
lebih lama. Susu jenis ini dapat langsung dibedakan dari bentuk dan penampilannya.
Produk susu bubuk merupakan hasil proses penguapan dan pengeringan dengan cara
penyemprotan dalam tekanan tinggi.
a. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan susu bubuk adalah susumurni. Sumber utama susu segar pada umumnya diperoleh dari peternak sapi perah
melalui perkumpulan koperasi. Persyaratan susu murni yang baik yang dapat diterima
oleh industri pengolahan susu memiliki kandungan air 87.25% dan total solid 12.75%
(kandungan total solid pada susu segar terdiri dari lemak, protein, laktosa dan abu).
Bahan baku pendukung atau tambahan yang digunakan susu skim adalah gula, lemak
susu, air, minyak nabati, dan vitamin. Susu skim adalah susu sapi yang tidak larut dalam
BAB II
INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 16/68
8
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
lemak dan vitamin yang tidak larut dalam lemak (vitamin A dan D). Penambahan
gula berungsi sebagai pemanis dan pengawet karena mikro organisme tidak akan
tumbuh pada larutan gula yang memiliki tekanan osmosis tinggi. Air yang digunakan
memiliki persyaratan tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung bakteri (jumlah
dan jenis) yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Minyak nabati berungsi untuk
menggantikan lemak dalam susu yang dapat menurunkan kolesterol.
b. Proses Produksi
Tahapan proses pembuatan susu bubuk terdiri dari pengujian mutu, proses klarikasi,
pasteurisasi, sterilisasi, evaporasi, homogenasi, pencampuran, pengeringan dan
pengemasan.
Proses produksi pembuatan susu bubuk yang dilakukan setiap pabrikan secara umum
disajikan seperti pada Gambar 1. Bila ada perbedaaan proses biasanya hanya pada
persentase komposisi bahan pendukungnya.
• Pengujian mutu
Uji mutu adalah kegiatan pertama yang dilakukan sebelum susu diproses. Pengujian
bertujuan untuk memeriksa kualitas bahan baku meliputi rasa, kandungan bakteri
dan komposisi protein dan lemak. Setelah susu dinyatakan memenuhi kualitas yangdisyaratkan, proses selanjutnya adalah penyaringan.
• Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu yang
terbawa saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk menghilangkan
sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan susu selama
penyimpanan.
• Pasteurisasi
Dari tangki penampungan, susu dipasteurisasi dengan cara dipanaskan untuk
membunuh bakteri pathogen. Teknis pasteurisasi dapat dilakukan melalui 2 (dua)
cara yaitu High Temperature Short Time (HTST) yaitu pasteurisasi dilakukan pada suhu
tinggi dengan waktu yang sangat pendek dan pasteurisasi yang dilakukan pada suhu
rendah dengan waktu yang cukup lama.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 17/68
9
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Evaporasi
Evaporasi dilakukan untuk mengurangi kandungan air dengan ailing lm yang
terdapat pada alat evaporasi, sehingga penguapan dapat dilakukan dengan tepat
dan waktu kontak dengan media pemanas singkat. Alat pemanas yang digunakan
adalah steam yang bekerja pada tekanan vakum, agar penguapan air dalam susu
dapat berlangsung pada temperatur yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak merusak
susu.
• Pencampuran
Dari tangki penyimpanan susu dipanaskan sebelum dialirkan ke tangki pencampur
yang berisi bahan-bahan tambahan seperti protein, mineral, vitamin dan lain-lain.
Tujuan pemanasan adalah menurunkan viskositas susu sehingga mempermudah
proses pencampuran.
• Homogenisasi
Homogenisasi adalah perlakuan mekanik (mechanical treatment ) pada butiran lemak
dalam susu dengan tekanan tinggi melalui sebuah lubang kecil. Homogenisasi
bertujuan untuk menyeragamkan ukuran globula-globula lemak susu menjadi rata-rata 2 mikron, menggunakan sistem High Presure Pump (HPP) yang melewati sebuah
lubang kecil dengan alat homogenizer.
• Pengeringan
Susu yang telah dihomogenisasi dipanaskan dalam preheater pada suhu 70oC - 80oC.
Setelah itu, dialirkan kedalam pompa bertekanan tinggi dan disemprotkan kedalam
dryer melalui nozzle. Hasil dari proses ini adalah susu bubuk siap kemas.
• Finishing dan Pengemasan
Pada proses ini inti bubuk susu yang dihasilkan kemudian dicampurkan dengan
bahan lain sesuai dengan ormula yang diinginkan. Selanjutnya susu tersebtu masuk
dalam tahap pengemasan (dalam kaleng atau aluminium oil) menggunakan mesin
flling hooper .
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 18/68
10
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
2.1.2 Susu Fermentasi
Susu ermentasi adalah jenis produk susu olahan (dairy ) yang memiliki siat khusus akibat
penguraian mikroba tertentu. Produk susu ermentasi sangat beragam, namun secara
umum dapat diklasikasikan dalam 3 (tiga) jenis :
• Acidophilus Milk , yaitu produk yang dibuat dengan memermentasikan susu dengan
Lactobacillus acidophilius.
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Susu Bubuk
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 19/68
11
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Cultured Buttermilk , yaitu produk ermentasi susu skim atau low at dengan StreptococcusLactis untuk produksi asam dan Leuconostoc Cremoris untuk produksi rasa.
• Kefr atau Koumiss yaitu susu ermentasi terkarbonasi yang berasal dari Eropa Timur
dan Asia Barat dan diperoleh sebagai hasil aktivitas bakteri asam laktat atau ragi.
a. Bahan Baku
Bahan baku utama susu ermentasi adalah susu skim (susu lemak rendah). Dalam proses
ermentasi, susu berungsi sebagai sumber nutrien bagi bakteri. Laktosa sebagai sumber
karbon dan sumber energi, sedangkan protein sebagai sumber nitrogen bagi asam
laktat.
Bahan baku tambahan pembuatan susu ermentasi adalah dekstrosa, gula, bakteri,
asam laktat dan ekstrak. Dekstrosa adalah karbohidrat yang dapat dimetabolisme oleh
mikroorganisme dengan cepat sehingga laju pertumbuhannya tinggi. Bakteri asam
laktat yang digunakan untuk memproduksi susu ermentasi biasanya dari golongan
Lactobacillus. Bakteri tersebut menyebabkan cita rasa asam pada susu ermentasi dan
mengawetkan susu dari pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk.
b. Proses Produksi
Tahapan proses pembuatan susu ermentasi terdiri dari persiapan, penyaringan; sterilisasi,
inokulasi, ermentasi, homogenasi, pencampuran dengan sirup dan pengemasan.
Tahapan pembuatan susu ermentasi disajikan pada Gambar 2.
• Persiapan
Pada tahap persiapan terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu menyiapkan media susu,menyiapkan starter bakteri dan pembuatan sirup.
Penyiapan media susu alat utama dissolving tank, flter dan heater.
Susu bubuk dan dekstrosa dilarutkan dengan air pada temperatur 85oC. Setelah
itu larutan disaring dengan menggunakan lter untuk menghilangkan padatan
atau kotoran yang dapat mengganggu proses. Kemudian larutan dipanaskan
hingga mencapai 80oC, dengan tujuan mematikan mikroorganisme patogen dan
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 20/68
12
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
menurunkan viskositas larutan. Setelah dipanaskan susu dimasukan ke dalam tangki
kultur, tempat dimana akan terjadi ermentasi.
Penyiapan starter bakteri alat utama ermentor inokulum (sed tank).
Proses persiapan starter diawali dengan sterilisasi medium secara batch pada
temperatur 115oC selama 30 menit proses ini dilakukan dalam seed tank yang dialiri
uap. Setelah proses sterilisasi temperatur diturunkan sampai 40oC dan dilakukan
sampling untuk melihat brix (derajat kemanisan) agar sesuai dengan yang dibutuhkan.
Medium starter yang memenuhi persyaratan kemudian didinginkan, ditampung
dalam seed tank dan siap untuk digunakan.
Pembuatan sirup alat utama dissolving tank dan pemanas
Sirup ditambahkan untuk memperkaya rasa susu pada susu hasil ermentasi. Sirup
dibuat dengan melarutkan gula pada air dengan temperatur 90oC. Kemudian
larutan sirup mengalami proses pasteurisasi dengan metoda HTST untuk mematikan
mikroorganisme patogen.
• Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu serta
menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan
susu selama penyimpanan.
• Sterilisasi
Susu disterilkan dengan pemanasan pada temperatur 98oC selama 80 menit. Tujuan
sterilisasi untuk mematikan mikro organisme termasuk spora yang terkandung dalam
susu, meningkatkan siat nutrisi susu sebagai substrat pertumbuhan kultur yang
diakibatkan oleh denaturisasi protein susu dan pelepasan asam-asam amino serta
eliminasi senyawa inhibitor.
• Inokulasi
Starter bakteri yang disimpan dalam seed tank (tangki benih) kemudian dialirkan
ke tangki kultur atau ermentor yang merupakan tempat berlangsungnya proses
ermentasi.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 21/68
13
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Fermentasi
Fermentasi susu merupakan proses pengubahan komponen-komponen susu sebagai
hasil aktivitas dari bakteri asam laktat (Lactobacillus). Pengubahan laktosa menjadi
asam laktat digambarkan dalam persamaan :
C12
H22
O11
(laktosa) + H2O 4C
3H
6O
3(asam laktat)
Proses ermentasi kurang lebih berlangsung selama 7 - 8 hari. Selama proses tersebut
aktivitas bakteri dipantau dari tingkat keasaman susu yang dinyatakan dalam pH dan
TA (Titrable Acidity). Aktivitas bakteri dikendalikan dengan mengatur temperatur
proses. Proses berlangsung pada temperatur 30oC - 39oC. Proses ermentasi dihentikan
apabila telah mencapai nilai TA dan pH tertentu.
• Homogenisasi
Homogenisasi bertujuan mencegah pembentukan agregat lemak (lapisan krim)
serta untuk meningkatkan konsistensi produk, mengoptimalkan stabilitas dengan
mereduksi ketidakseragaman ukuran lemak susu.
• Pencampuran
Susu hasil ermentasi dicampurkan dengan sirup, mineral, protein, vitamin dan
ekstrak lainnya bertujuan meningkatkan rasa.
• Pengemasan
Setelah susu selesai diermentasi, dimasukan dalam kemasan dan disimpan dalam
ruang penyimpanan yang temperaturnya dijaga supaya lebih rendah dari 10oC.
Pengemasan merupakan tahapan yang penting untuk jenis susu ermentasi.
Pengemas harus memenuhi persyaratan aseptis atau untuk sterilisasi langsung danmemiliki permeabilitas yang rendah terhadap oksigen
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 22/68
14
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
2.1.3 Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk - SCM)
Susu kental manis diproduksi dengan cara evaporasi, biasanya dilakukan dengan
penambahan zat pemanis (gula). Diagram proses produksi pembuatan susu kental
manis disajikan pada Gambar 3.
a. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan memiliki persyaratan kandungan air dan total solid
dimana secara umum sama dengan persyaratan susu bubuk.
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Susu Fermentasi
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 23/68
15
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Bahan baku pendukung yang digunakan adalah gula, air, vitamin dan zat penambah
rasa. Gula berungsi sebagai pemanis dan pengawet karena mikroorganisme tidak akan
tumbuh pada larutan gula yang memiliki tekanan osmosis tinggi. Air yang digunakan
memiliki persyaratan tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung bakteri (jumlah
dan jenis) yang dapat mempengaruhi kualitas produk.
b. Proses Produksi
Proses pembuatan susu kental manis terdiri dari pengujian mutu, klarikasi/penyaringan,
evaporasi, pencampuran, pasteurisasi, evaporasi, homogenasi dan pengemasan.
• Pengujian mutu
Sebelum susu diproses, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk memeriksa kualitas
bahan baku meliputi rasa, kandungan bakteri dan komposisi protein dan lemak.
Setelah susu dinyatakan memenuhi kualitas yang disyaratkan, proses selanjutnya
adalah penyaringan.
• Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu sertamenghilangkan sebagian lekosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan
susu selama penyimpanan.
• Pencampuran
Susu hasil evaporasi didinginkan di dalam tangki kemudian ditambahkan minyak/
lemak, gula, zat penambah rasa dan lain-lain.
• Pasteurisasi
Proses pasteurisasi bertujuan membunuh bakteri pathogen. Teknis pasteurisasi
dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu High Temperature Short Time (HTST) yaitu
pasteurisasi dilakukan pada suhu tinggi dengan waktu yang sangat pendek dan
pasteurisasi dilakukan pada suhu rendah dengan waktu yang cukup lama.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 24/68
16
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Evaporasi
Evaporasi bertujuan untuk mengurangi kandungan air dengan ailing lm yaitu alat
evaporasi yang memungkinkan penguapan terjadi secara tepat sehingga waktu
kontak dengan media pemanas menjadi singkat. Alat pemanas yang digunakan
adalah steam yang bekerja pada tekanan vakum, sehingga penguapan air dalam susu
dapat berlangsung pada temperatur yang tidak terlalu tinggi agar tidak merusak
susu.
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Susu Kental Manis
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 25/68
17
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Homogenisasi
Homogenisasi bertujuan mencegah pembentukan agregat lemak (lapisan krim) serta
untuk meningkatkan konsistensi produk, mengoptimalkan stabilitas susu setelah
pencampuran.
• Pengemasan
Produk susu kental selanjutnya dikemas dalam kaleng steril dalam kondisi vakum.
2.1.4 Susu Cair
a. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan adalah murni dengan persyaratan kandungan air
dan total solid secara umum tidak berbeda dengan produk susu lainnya.
Bahan baku pendukung yang digunakan adalah gula, air, vitamin dan zat penambah
rasa. Gula berungsi sebagai pemanis dan pengawet karena mikroorganisme tidak akan
tumbuh pada larutan gula yang memiliki tekanan osmosis tinggi. Air yang digunakan
memiliki persyaratan tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung bakteri (jumlahdan jenis) yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Diagram proses produksi
pembuatan susu cair disajikan pada Gambar 4.
b. Proses Produksi
Proses pembuatan susu cair terdiri dari pengujian mutu, klarikasi/penyaringan,
pencampuran, homogenisasi, pasteurisasi, homogenisasi, sterilisasi dan pengemasan.
• Pengujian mutu
Uji mutu adalah kegiatan pertama yang dilakukan sebelum susu diproses lebih lanjut.
Pengujian bertujuan untuk memeriksa kualitas bahan baku meliputi rasa, kandungan
bakteri dan komposisi protein dan lemak. Setelah susu dinyatakan memenuhi kualitas
yang disyaratkan, proses selanjutnya adalah penyaringan.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 26/68
18
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu serta
menghilangkan sebagian lekosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan
susu selama penyimpanan.
• Pencampuran
Susu dari tangki vakum ditambahkan gula, mineral, vitamin, zat penambah rasa
lainnya.
• Homogenisasi
Homogenisasi bertujuan mencegah pembentukan agregat lemak (lapisan krim) serta
untuk meningkatkan konsistensi produk, mengoptimalkan stabilitas susu setelah
pencampuran.
• Pasteurisasi
Proses pasteurisasi bertujuan membunuh bakteri pathogen. Teknis pasteurisasi dapat
dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu HTST yaitu pasteurisasi dilakukan pada suhu
tinggi dengan waktu yang sangat pendek dan pasteurisasi yang dilakukan pada suhurendah dengan waktu yang cukup lama.
• Homogenisasi
Homogenisasi ke-2 bertujuan untuk menjaga kestabilan susu setelah dilakukan
pemanasan.
• Sterilisasi UHT
Proses sterilisasi dilakukan dengan pemanasan pada suhu (+ 140oC) selama beberapa
detik. Tujuan sterilisasi adalah untuk mematikan mikroorganisme termasuk spora
dalam susu, meningkatkan siat nutrisi susu sebagai substrat pertumbuhan kultur
yang diakibatkan oleh denaturisasi protein susu dan pelepasan asam-asam amino
serta eliminasi senyawa inhibitor.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 27/68
19
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Pengemasan
Produk susu cair selanjutnya dikemas dalam kaleng atau wadah (box) kedap air dan
steril.
2.2 Sumber dan Karakteistik Limbah
Sumber utama air limbah pada proses pembuatan susu sebagian besar berasal dari
produk yang hilang yang ikut selama proses pencucian dan dihasilkan dari tumpahan/
kebocoran selama proses produksi.
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Susu Cair
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 28/68
20
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Produk yang hilang selama proses produksi diperkirakan mencapai 0.1%-3%. Kehilangan
produk juga disebabkan oleh manajemen house keeping dan sistem operasional yang
kurang baik terjadi saat pemindahan pipa saluran produksi, mesin evaporasi, proses
pengisian dan sisa bahan baku yang rusak. Pada proses klarikasi/penyaringan dihasilkan
limbah padatan yang mengandung zat tersuspensi dan bahan organik yang tinggi.
Air limbah yang cukup besar juga dihasilkan dari air pendingin dan kondensat. Namun
penanganan air buangan pendingin tersebut biasanya dapat diatasi dengan melakukan
recycle melalui sistem tertutup sehingga dapat digunakan kembali.
Volume air limbah yang dihasilkan setiap pabrik susu sangat bervariasi. Namun di
beberapa negara maju tingkat esiensi sudah cukup baik, volume air limbah yang
dihasilkan dari pabrik susu dasar adalah 3.9 ltr/kg produk susu dan untuk pabrik susu
terpadu adalah 11.2 ltr/ kg produk. Untuk Indonesia rata-rata volume yang dihasilkan
dari sebuah pabrik susu adalah 2 ltr/kg produk susu.
Karakter air limbah industri susu mengandung kadar organik yang cukup tinggi tetapi
mudah terurai. Kadar BOD pada air limbah susu + 4000 mg/L dan COD + 2000 mg/L.
Perbandingan BOD dan COD setiap pabrik bervariasi namun secara umum adalah 1.75 :
1. Sedangkan kadar padatan tersuspensi air limbah susu adalah + 800 mg/L.
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri pengolahan susu dihasilkan dari proses
pengemasan dan sisa pembungkus bahan baku. Disamping itu ada juga yang dihasilkan
dari kegiatan penyaringan pada saat produksi dan pembersihan sludge IPAL. Limbah
emisi yang dihasilkan dari industri pengolahan susu berasal dari penggunaan genset
dan boiler.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 29/68
21
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
KegiatanJenis Limbah
Air Limbah Limbah Padat Emisi
Penyaringantumpahan bahan
bakusisa saringan -
Proses pengolahan tumpahan
Evaporasi - - genset/boiler
Pencampuran tumpahan bahan pendukung dan bahan baku
Pengeringan - tumpahan produk genset/boiler
Finishing &
pengemasantumpahan produk dan sisa kemasan
Pasca produksi Produk yang tidak memenuhi standar mutu
Pengemasantumpahan saat
pengemasansisa kemasan
Pembersihan air sisa pencucianpadatan saat
pencucianIPAL - sludge
Laboratorium sisa reagen kemasan bekas reagen
Kondensat dan
pendinginair buangan -
Tabel 1. Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan susu (non ermentasi)
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 30/68
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
22
Kegiatan
Jenis limbah
Air limbah Limbah Padat Emisi
Persiapan media susu
kotoran/padatan
dari proses
penyaringan
Persiapan starter
bakteri
• medium starter
yang tidak
memenuhi
standar mutu
• ceceran campuransusu dengan sirop
Inokulasi tumpahan starter bakteri
Tabel 2. Limbah yang dihasilkan proses produksi susu ermentasi
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 31/68
23
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
BAB IIIPELAKSANAAN INSPEKSI
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 32/68
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
24
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 33/68
25
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
3.1 Persiapan Inspeksi
Sebelum melakukan inspeksi ke industri pengolahan susu, petugas pengawas harus
menanyakan kepastian waktu produksi. Selain kepastian tentang periode waktu
produksi, petugas pengawas perlu mengetahui sistem pembuangan air limbah
yang dilakukan (continue atau batch). Setelah seluruh inormasi yang terkait dengan
pelaksanaan inspeksi diperoleh, maka persiapan lain yang dilakukan adalah:
• Menyiapkan surat penugasan, tanda pengenal, dokumen inspeksi (berita acara
pemeriksaan, berita acara penolakan inspeksi, penolakan pengambilan sampel dan
pengambilan oto)
• Melakukan koordinasi dengan Pemda (Prov dan Kab/Kota) dan petugas laboratorium
(bila sampling dilakukan oleh petugas lab)
• Mempelajari dan membawa peraturan yang terkait dengan pengendalian
pencemaran air dan udara
a) Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
b) Peraturan Pemerintah Nomor 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
c) Keputusan Menteri LH No. Kep-51/X/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri
d) Peraturan Pemerintah No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
e) Keputusan Menteri LH No. Kep-13/MENLH/III/1999 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak
) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-205/BAPEDAL/VII/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
g) Peraturan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah (ex: Izin Pembuangan Air Limbah,
SIPA, HO, dll)
• Dokumen tentang gambaran industri (riwayat ketaatan industri, proses produksi,
obyek inspeksi, dan datar periksa pengawasan bagi perusahaan tersebut.
• Peralatan kelengkapan inspeksi yaitu handycam/kamera, peralatan sampling,
perlengkapan keselamatan kerja dan perlengkapan lain yang dianggap perlu.
BAB III
PELAKSANAAN INSPEKSI
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 34/68
26
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
3.2 Pelaksanaan Inspeksi
Dalam pelaksanaan inspeksi rangkaian kegiatan yang dilakukan terdiri dari : (1) pertemuan
pendahuluan dengan pihak perusahaan (menyerahkan surat tugas dan menyampaikan
maksud dan tujuan); (2) melakukan pengamatan ke ruang produksi, (3) pengamatan
IPAL, (4) pengamatan ke sumber emisi dan asilitas pengendalian pencemaran udara,
(5) pengamatan kesistem saluran air limbah (6) menyusun BAP (menyampaikan temuan
dan perbaikan yang harus dilakukan).
3.2.1 Pertemuan Pendahuluan
Sebelum peninjauan kebeberapa lokasi obyek amatan, dilakukan pertemuan
pendahuluan dengan pihak industri untuk menyampaikan maksud dan tujuan inspeksi.
Dalam pertemuan tersebut juga disampaikan data-data yang harus disiapkan pihak
perusahaan, obyek amatan yang akan diinspeksi, dll.
3.2.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari inormasi umum perusahaan, identitas
penangungjawab, dokumen pelaporan pemeriksaan air limbah, dokumen AMDAL/UKL/
UPL, Perizinan, penghargaan yang pernah diperoleh, dokumen Community Relation dan
Community Development dll.Data inormasi umum perusahaan dapat berasal dari data sekunder atau inormasi/
laporan yang diperoleh dari hasil pengawasan periode sebelumnya. Inormasi atau data
yang lengkap sangat membantu pengawas membuat ringkasan status perusahaan.
a. Data Umum Perusahaan
• Nama perusahaan. Apabila industri merupakan group, nama groupnya harus dicatat.
• Jenis industri susu
• Nama pemimpin perusahaan, pemilik perusahaan (perusahaan induk, komisaris dandireksinya).
• Alamat perusahaan dan alamat kantor (jika ada) lengkap dengan nomor telepon,
aximili, e-mail serta posisi geograsnya (kalau memungkinkan).
• Kontak person yang dapat dihubungi, (dicatat pula jabatan, no. Telepon/HP. dan
e-mail). kontak person diusahakan yang mempunyai tanggungjawab dibidang
pengelolaan lingkungan hidup.
• Tahun mulai operasi.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 35/68
27
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Kapasitas produksi terpasang, baik produk utama maupun produk sampingan.
• Keterangan lain tentang perusahaan yang dianggap perlu, petugas dapat meminta
company prole dari industri tersebut.
• Status perusahaan : BUMN, PMDN, PMA, joint venture, BUMD atau lain-lain. Bila
perusahaan publik: tercatat di bursa eek mana, serta inormasi status lainnya.
b. Perizinan, Kajian Lingkungan, dan Penghargaan
Dalam dokumen perizinan dicatat secara lengkap nomor izin, tanggal penerbitan izin,
tanggal berakhir atau perpanjangannya, instansi penerbit izin dan inormasi lain yang
terkait dengan masing-masing perizinan (akan lebih baik bila di oto copy).
• Izin Usaha (Depkes atau BPOM);
• Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
• Izin HO (Hinder Ordonantie atau Surat lzin Usaha);
• Izin lokasi;
• Dokumen AMDAL atau UKL/UPL
• Izin pengambilan air (air permukaan dan air tanah);
• Izin pembuangan air limbah
• Sertikat keamanan produk (HACCP)
• Sertikat lingkungan
• Perizinan terkait lainnya.
Pelajari persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam masing-masing perizinan dan
bandingkan dengan kondisi lapangan. Catat bila terdapat pelanggaran yang dilakukan
sebutkan pasal-pasal ketentuan perundang-undangan dan atau persyaratan yang
dilanggar.
Petugas pengawas harus menanyakan dokumen studi lingkungan, mencatat persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam dokumen, tanggal persetujuan, konsultan penyusun,
pelanggaran yang dilakukan dan butir-butir penting yang belum dilaksanakan olehperusahaan.
Apabila perusahaan memiliki penghargaan di bidang lingkungan catat kapan perusahaan
mendapat penghargaan tersebut, badan/organisasi yang memberikan penghargaan,
bagaimana skala penghargaan tersebut apakah nasional atau internasional, dalam hal
apa perusahaan mendapat penghargaan tersebut dan lain sebagainya.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 36/68
28
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
c. Data Pendukung
Selain data yang terkait dengan ketaatan seperti pengendalian pencemaran air dan
udara juga perlu dikumpulkan inormasi-inormasi lain tentang kegiatan-kegiatan yang
terkait dengan operasional perusahaan.
• Community Relation dan Community Development
Data Community Relation dan Community Development perlu ditanyakan dan di
periksa ketika melakukan inspeksi. Data-data pendukungnya berupa dokumen/berkas
yang menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan hubungan baik dengan
masyarakat harus ditanyakan dan diperoleh salinannya,
Community Relation merupakan salah satu bentuk hubungan yang dibina perusahaan
kepada masyarakat sekitar yang siatnya berupa bantuan (misalnya sumbangan-
sumbangan kemanusiaan seperti perbaikan jalan, pembangunan sarana ibadah,
beasiswa dan lain sebagainya.
Community Development adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan
arahnya pada pembinaan jangka panjang, sehingga membuat masyarakat menjadi
mandiri dan tidak selalu tergantung pada perusahaan.
• Sistem Manajemen Lingkungan
Komitmen perusahaan dalam pengelolaan lingkungan dapat tercermin dari kebijakan
yang dikeluarkan. Kebijakan tersebut biasanya tertulis dan diketahui oleh semua
lapisan karyawan. Apabila perusahaan memiliki kebijakan lingkungan perlu dicatat
kebijakan apa yang diterapkan misalnya kebijakan konservasi air, pengelolaan limbah
(minimisasi dan pengolahan), penghematan energi dan apakah kebijakan tersebut
diketahui oleh semua pegawai dan dijalankan dengan baik.
• House Keeping
Kinerja pengelolaan house keeping sangat terkait dengan esiensi penggunaan
sumberdaya dan sistem operasional pabrik. House keeping yang kurang baik
mencerminkan kegiatan produksi yang tidak esien dan meningkatkan biaya
operasional pabrik.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 37/68
29
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
d. Proses Produksi
Dalam pemeriksaan terhadap industri perlu ditelusuri kesesuaian proses dan kapasitas
produksi dengan dokumen perizinan. Bila tidak sesuai catat temuan tersebut dan tanyakan,
karena proses produksi dan atau penambahan kapasitas produk akan berdampak pada
perubahan jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan. Dari proses produksi pengawas
dapat mengembangkan atau memperkirakan sumber-sumber limbah yang dihasilkan
dan merunut alur limbah tersebut sampai ke tempat pembuangan akhir. Kegiatan
pengawasan yang dilakukan meliputi:
• Pengecekan terhadap log book atau catatan produksi bulan senyatanya, apakah
sesuai dengan izin yang diperoleh.
• Jenis dan sumber limbah, proses yang digunakan apakah sistem sesaat (batch) atau
kontinyu
• Lay out pabrik dan luas pabrik, peta saluran limbah pabrik dan sistem perpipaan yang
ada.
• Pengecekan kegiatan proses produksi dan gambarkan diagram alir proses.
• Jenis dan kebutuhan bahan baku utama dan pendukung yang digunakan dalam
proses produksi
• Penggunaan energi dan sumbernya.
e. Pengelolaan Air Limbah
Pengecekan terhadap sumber dan volume air limbah berdasarkan rangkaian proses
produksi dan air limbah yang dihasilkan. Obyek inspeksi pengelolaan air limbah adalah:
• Jenis dan dan jumlah bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air limbah
• Pengecekan kondisi sik Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL), teknik pengolahan air
limbah yang digunakan, sistem pembuangan air limbah dan operasional IPAL (batch
atau continue)
• Pengecekan debit air limbah inlet dan outlet (bila tidak ada data harus dilakukanpengukuran lapangan)
• Pengecekan sistem operasional IPAL (apakah ada peralatan/sistem yang tidak bekerja,
atau tanda-tanda pengoperasian yang kurang baik lainnya).
• Pengecekan kondisi saluran limbah yang masuk dan keluar dari ipal
• Kapasitas dan skema/lay out IPAL.
• Pengecekan unit-unit/kegiatan penghasil air limbah dan catat volumenya
• Pengecekan volume air buangan dari unit utilitas (boiler, kondensor) dan bentuk
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 38/68
30
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
pengelolaannya
• Pengecekan alat ukur debit air limbah (ow meter) dan debit air limbah yang dibuang
ke lingkungan (dapat dilihat pada log book)
• Pengecekan data swapantau analisa dan laboratoriumnya (apakah sudah
terakreditasi)
• Pengecekan penggunaan air baku (periksa dokumen neraca airnya). Jika tidak ada
pengawas harus membuat neraca air (water balance), sehingga dapat diketahui
jumlah air yang digunakan dan yang diolah atau dibuang ke lingkungan, sehingga
dapat diketahui bila terdapat saluran bypass
• Pengecekan alat yang berpotensi digunakan untuk by pass di sekitar ipal. (Ex: pompa
penyedot, saluran limbah yang bisa buka tutup, dll).
• Pengecekan pemanaatan air limbah (reuse, recycle dan reduce). Catat sumber,
bentuk pemanaatannya dan waktu pelaksanaanya
• Pengecekan terhadap sludge ipal (jumlah dan cara pengelolaanya)
• Pengambilan sampel air limbah pada setiap outlet air limbah yang dibuang ke
lingkungan.
• Pengecekan saluran air limbah (apakah bercampur dengan saluran air hujan atau ada
potensi by pass). Bila ditemukan by pass harus dikonrmasikan dan minta penjelasan
pihak perusahaan, kemudian dilakukan pengambilan sampel) serta diambil oto/
gambarnya.
Acuan Baku Mutu Air Limbah yang digunakan untuk kegiatan pengawasan pada industripengolahan susu mengacu pada Keputusan Menteri LH No. Kep-51/X/1995 Lampiran
B tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri Susu, Makanan yang terbuat dari Susu
(Lampiran II).
. Pengelolaan Limbah Padat Non B3
Penentuan limbah padat non B3 harus melalui serangkaian uji sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Untuk memastikan suatu limbah padat digolongkan sebagai limbah
padat non B3 dilakukan melalui evaluasi lanjutan terhadap hasil analisa . Bila hasil analisamenunjukkan bahwa limbah tersebut bukan limbah B3, perusahaan tetap diminta untuk
melakukan pengelolaan limbah padat non B3 tersebut secara baik.
Untuk mengetahui jumlah limbah padat yang dihasilkan pengawas perlu melakukan
pemeriksaan terhadap seluruh tahapan proses produksi. Bila telah diketahui jenis dan
jumlah limbah yang dihasilkan perusahaan perlu memiliki catatan pengelolaan limbah
yang dilakukan (baik yang dilakukan sendiri maupun yang diserahkan kepada pihak
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 39/68
31
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
ke-3). Catatan yang dibuat menyangkut jumlah limbah yang dihasilkan persatuan
waktu, jenis llimbah dan upaya pengelolaan yang dilakukan (dibuang , dimanaatkan
atau di jual ke pihak ke-3). Untuk kegiatan pemanaatan limbah perusahaan harus
mengetahui lokasi pemanaatan dan produk hasil pemanaatan, pemasaran produk dan
manaat/penggunaan produk. Kepada perusahaan diminta untuk mengawasi kegiatan
pengelolaan yang dilakukan pihak ke-3 karena perusahaan masih dikenai tanggungjawab
pengelolannnya.
g. Pengendalian Pencemaran Udara
Pengawasan pada kegiatan pengendalian emisi dan kualitas udara ambient, dilakukan
pemeriksaan terhadap:
• Data swapantau emisi cerobong dan kualitas udara ambient (catat periode
pemeriksaan, lokasi pengujian dan nama laboratorium apakah sudah terakreditasi)
• Upaya pengendalian pencemaran udara yang dilakukan (sebutkan teknik/alat yang
digunakan)
• Sumber emisi
• Sarana uji emisi cerobong (bandingkan dengan ketentuan Kepdal 205/BAPEDAL/
VIII/1996)
• Jenis bahan bakar yang digunakan
• Keluhan masyarakat/gangguan kualitas udara yang terjadi (bila ada dapat dilakukancek silang terhadap masyarakat sekitar (data sekunder),
• Pengendalian kebisingan, getaran dan bau yang dilakukan
• Bentuk, tinggi dan diameter cerobong serta lokasi lubang sampling
Beberapa ketentuan teknis cerobong emisi yang harus diperhatikan sesuai Kepdal 205/
BAPEDAL/07/1996 adalah :
• Tinggi cerobong sebaiknya 2.0 - 2.5 kali tinggi bangunansekitar
• Diameter lubang pengambilan sampel sekurang-kurangnya 10
cm dan diberi penutup
• Panjang cerobong minimal 10 kali diameter dalam
• Cerobong dilengkapi tangga, atorm dan pagar pengaman
• Lokasi lubang pengambilan sampling tegak lurus dinding
cerobong
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 40/68
32
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Ketentuan posisi lubang sampling pada beberapa bentuk cerobong:
a) Cerobong berbentuk silinder
Lubang sampling berada pada pada posisi 2D dibagian atas dan 8D dibagian bawah
(D = diameter cerobong) arah lubang pengambilan sampel tegak lurus dengan
dinding cerobong
b) Cerobong berbentuk leher angsa
Lubang sampling berada pada posisi horizontal 2d (diameter atas) dan 8 D (diameter
bawah)
c) Cerobong diameter aliran atas lebih kecil (d) dari diameter bawah (D),
lubang sampling berada pada posisi De = 2dD / (D + d) De = Diameter ekivalen; D= diameter dalam cerobong bawah; d=diameter dalam cerobong atas
d) Cerobong berpenampang empat persegi panjang,
lubang sampling berada pada posisi De = 2 LW / (L + W)
De= Diameter ekivalen; L=panjang cerobong; W=lebar cerobong
Bila Baku Mutu Emisi Nasional belum ditetapkan, sementara ketentuan dari Pemerintah
Daerah juga belum ada, parameter kualitas emisi yang dianalisis hanya parameter kunci
dari yang terdapat pada Lampiran V B Kepmen LH No. Kep-13/MENLH/iii/1995 untuk Jenis Kegiatan Lain.
Tabel 3. Baku emisi cerobong (Kepmen LH No. Kep-13/MENLH/III/1995)
ParameterKadar Maksimum
(mg/m3)
Bukan Logam
Amonia (NH3
) 0.5
Gas Klorin (Cl2) 10
Hidrogen Klorida (HCL) 5
Hidrogen Fluorida (HF) 10
Nitrogen Oksida (NO2) 1000
Opasitas 30%
Partikel 350
Sulur Dioksida (SO2) 800
Total Sulur Tereduksi (H2S) 35
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 41/68
33
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
3.2.3 Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi adalah bagian yang sangat penting dalam kegiatanpengawasan karena dapat dijadikan sebagai alat bukti yang menguatkan temuan-
temuan dilapangan. Foto yang dibuat harus akurat, tepat dan jelas tentang aspek yang
dipantau. Dalam konteks pengawasan/inspeksi kasus penggunaanya alat bukti berupa
oto dapat digunakan antara lain untuk menggambarkan :
• Jenis dan bentuk pelanggaran yang ditemukan
• Keadaan atau kondisi lingkungan di sekitar temuan pelanggaran
• Lokasi pengambilan sampel
• Perubahan/pengaruh yang timbul akibat pelanggaran• Dampak pelanggaran dibandingkan dengan kondisi lingkungan disekitar yang tidak
terkena dampak.
Agar oto dapat dijadikan sebagai acuan (alat bukti) dalam evaluasi selanjutnya, beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
• Foto harus memberikan inormasi yang jelas dan dapat menjelaskan
permasalahanya.
• Pengambilan oto perlu dibuat berita acaranya• Selain obyek amatan, petugas dan saksi perlu masuk dalam gambar
• Obyek yang diambil antara lain: lingkungan pabrik, papan nama pabrik, sistem
saluran limbah, house keeping, kegiatan sampling, kondisi sungai atau lingkungan
penerima limbah, temuan pelanggaran, dampak pelanggaran yang terjadi. Sebagai
pembanding perlu diambil kondisi yang tidak terkena dampak
• Saluran by pass
• IPAL secara keseluruhan, per-bagian, kelengkapan IPAL seperti owmeter, proses
pengolahan dan sebagainya.
Logam
Air raksa (Hg) 5
Arsen (As) 8Antimon (Sb) 8
Kadmium (Cd) 8
Seng (Zn) 50
Timah Hitam (Pb) 12
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 42/68
34
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Kondisi stack /cerobong
• Alat pengendalian pencemaran udara (spt : dry scrubber, wet scrubber, dll).
• Sarana pemantauan emisi (sampling hole, tangga dan lain sebagainya)
• Pengelolaan limbah padat non LB3 serta hal-hal lain yang menjadi temuan di lapangan
yang dapat digunakan sebagai data pendukung dalam evaluasi akhir.
3.2.4 Penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Setelah pengumpulan data dan pemeriksaan lapangan langkah berikutnya adalah
menyusun Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Semua temuan yang bersiat pelanggaran
atau kemajuan, upaya perbaikan/tindak lanjut yang dilakukan dan batas waktunya
dicantumkan dalam BAP serta diketahui oleh pihak perusahaan.
Pihak perusahaan dapat menyampaikan tanggapan, klarikasi bahkan keberatan atas BAP
yang disusun. Bila BAP telah disepakati, langkah selanjutnya adalah penandatanganan
BAP oleh pihak industri dan tim pengawas. Selanjutnya kepada masing-masing pihak
(industri dan tim pengawas) diberikan satu salinan BAP.
3.3 Penyusunan Laporan
Tahap akhir kegiatan inspeksi adalah penyusunan laporan. Bahasa laporan harus dibuatsingkat dan jelas. Pendapat pribadi dan asumsi tidak boleh masuk dalam laporan. Dalam
penyusunan laporan, langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:
• Pertama; mengumpulkan kembali data yang diperoleh (checklist, berita acara
pemeriksaan, oto-oto, peta, sketsa, berkas-berkas/dokumen perusahaan. Apabila
ada kekurangan data dilakukan upaya melengkapi dengan menghubungi kembali
penanggungjawab perusahaan.
• Kedua; menyusun bahan atau materi (cara penyusunan data/bahan harus disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan kebutuhan dalam carapenyampaiannya
• Ketiga; pembuatan datar acuan (pembuatan datar acuan sangat diperlukan untuk
mempermudah mencari hubungan/dasar hukum dengan permasalahan yang
ditemukan.
• Keempat; penyusunan laporan penyusunan laporan dalam bentuk deskripsi dilakukan
setelah bahan-bahan dikumpulkan dan tersusun secara lengkap. Laporan tersebut
mencakup uraian kegiatan pemeriksaan yang dilakukan dalam temuan-temuan yang
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 43/68
35
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
diperoleh sebagai hasil pemeriksaan. Agar laporan dapat tersusun baik dan benar,
data yang disampaikan harus:
Akurat
data yang ditulis harus berupa akta yang diperoleh saat inspeksi. Pengamatan
harus didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh dari tangan pertama dan
harus obyekti.
Relevan
data yang disampaikan harus langsung mengenai pokok permasalahan yang
dilaporkan.
Kompherensi
subyek atau pokok laporan (misal: pelanggaran yang terjadi) harus didukung oleh
akta-akta dan inormasi yang relevan sebanyak mungkin.
Terkoordinasi
semua inormasi harus langsung menyangkut pokok masalah disusun sistimatis
dan lengkap menjadi satu paket laporan yang jelas dan mudah dipahami
3.4 Lain-Lain
Dalam kegiatan inspeksi petugas pengawas seringkali menghadapi hambatan, sehingga
perlu diantisipasi cara untuk mengatasinya. Beberapa hal (kendala) yang mungkin
dihadapi pengawas dalam melakukan inspeksi adalah :
• Perusahaan menolak diinspeksi
Bila perusahaan menolak diinspeksi, petugas pengawas menanyakan alasan
penolakan tersebut dan memberikan penjelasan tentang kewajiban perusahaaanuntuk bersedia diperiksa. Apabila tetap tidak diperkenankan, perusahaan diminta
untuk menandantangani berita acara penolakan. Namun bila perusahaan tetap
menolak, petugas pengawas membuat keterangan penolakan yang ditandatangani
oleh seluruh tim pengawas dan mencatat nama dan jabatan pegawai yang
menyampaikan penolakan.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 44/68
36
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
• Pengawas dilarang mengambil gambar/oto
Bila tidak diperkenankan mengambil gambar/oto, petugas pengawas dapat meminta
bantuan pihak perusahaan untuk mengambil gambar/oto pada obyek sesuai dengan
arahan pengawas. Apabila tetap tidak bersedia petugas pengawas menanyakan alasan
penolakan tersebut dan membuat berita acara penolakan pengambilan oto dan
perusahaan diminta untuk menandatangani berita acara penolakan. Apabila tetap
menolak menandatangani, petugas pengawas membuat keterangan penolakan
yang ditandatangani oleh perusahaan dan menuangkan penolakan keterangan
tersebut dalam BAP.
• Pengawas dilarang mengambil sampel air limbah
Bila perusahaan tidak memperkenankan pengawas mengambil sampel air
limbah, petugas pengawas menanyakan alasan penolakan tersebut dan meminta
perusahaan untuk menandatangani berita acara penolakan. Apabila tetap menolak
menandatangani BAP penolakan, petugas pengawas membuat keterangan penolakan
tersebut yang ditandatangani oleh seluruh Tim pengawas dan mencatat nama dan
jabatan pegawai yang menyampaikan penolakan.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 45/68
37
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
LAMPIRAN
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 46/68
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
38
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 47/68
39
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
I DATA UMUM PERUSAHAANDATA UMUM PERUSAHAANDATA UMUM PERUSAHAAN
a. Nama Perusahaana. Nama PerusahaanNama PerusahaanNama Perusahaan
b. Nama Perusahaan Induk/ b. Nama Perusahaan Induk/ Nama Perusahaan Induk/ Nama Perusahaan Induk/
Holding Company
c. Jenis Industri Susu Susu Dasar Susu Terpaduc. Jenis Industri Susu Susu Dasar Susu TerpaduJenis Industri Susu Susu Dasar Susu TerpaduJenis Industri Susu Susu Dasar Susu TerpaduSusu Dasar Susu TerpaduSusu Dasar Susu TerpaduSusu TerpaduSusu Terpadu
d. Alamat Perusahaand. Alamat PerusahaanAlamat PerusahaanAlamat Perusahaan
e. Telp/Faxe. Telp/Fax Telp/Fax Telp/Fax
. Pimpinan Perusahaan. Pimpinan PerusahaanPimpinan PerusahaanPimpinan Perusahaan
g. Contact Person/Jabatang. Contact Person/JabatanContact Person/JabatanContact Person/Jabatan
h. Status Permodalan PMA PMDN BUMNh. Status Permodalan PMA PMDN BUMNStatus Permodalan PMA PMDN BUMNStatus Permodalan PMA PMDN BUMNPMA PMDN BUMNPMA PMDN BUMNPMDN BUMNPMDN BUMNBUMNBUMN
Lainnya, sebutkanLainnya, sebutkan
i. Kapasitas ProduksiTerpasangi. Kapasitas ProduksiTerpasangKapasitas Produksi TerpasangKapasitas Produksi Terpasang(� persatuan besaran)(� persatuan besaran)
j. Kapasitas Produksi Real (� persatuan besaran) j. Kapasitas Produksi Real (� persatuan besaran)Kapasitas Produksi Real (� persatuan besaran)Kapasitas Produksi Real (� persatuan besaran)(� persatuan besaran)(� persatuan besaran)
k. Tahun Mulai Beroperasik. Tahun Mulai Beroperasi Tahun Mulai Beroperasi Tahun Mulai Beroperasi
l. Jenis Produk Utama Susu Bubuk Lainnya (sebutkan)l. Jenis Produk Utama Susu Bubuk Lainnya (sebutkan)Jenis Produk Utama Susu Bubuk Lainnya (sebutkan)Jenis Produk Utama Susu Bubuk Lainnya (sebutkan)Susu Bubuk Lainnya (sebutkan)Susu Bubuk Lainnya (sebutkan)Lainnya (sebutkan)Lainnya (sebutkan)
Susu CairSusu Cair
Susu FermentasiSusu Fermentasi
Susu Kental ManisSusu Kental Manis
m. Jumlah Unit Produksi (Plant)m. Jumlah Unit Produksi (Plant)Jumlah Unit Produksi (Plant)Jumlah Unit Produksi (Plant)
n. Produk Sampingann. Produk SampinganProduk SampinganProduk Sampingan
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 48/68
40
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
II PERIZINAN UMUM
Izin Usaha Nomor Masa Berlaku s/d
Izin Mendirikan Bangunan Nomor Masa Berlaku s/d
Izin HO Nomor Masa Berlaku s/d
Izin Lokasi Nomor Masa Berlaku s/d
Izin Pengambilan Air Tanah/ Nomor Masa Berlaku s/d
Air Permukaan
Izin Depkes/BPOM Nomor Masa Berlaku s/d
Izin Lainnya, sebutkan
Keterangan Tambahan
III PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
1 Nomor izin tahun Instansi Pemberi Izin 1
2 Tanggal terbit
3 Tanggal Berakhir
4 Status izin Baru Perpanjangan
5 Sumber limbah Efuent IPAL Sumber lain
6 Media akhir pembuangan air Limbah Sungai :
Danau :
Lainnya :
1 Provinsi/Kabupaten/Kota
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 49/68
41
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Izin pembuangan air limbah ke laut
1 Nomor izin tahun Instansi Pemberi Izin 2
2 Tanggal terbit
3 Tanggal Berakhir
4 Status izin Baru Perpanjangan
5 Sumber limbah Efuent IPAL Sumber lain
Peraturan Perundang-Undangan yang diacu
Kepmen 51 tahun 1995 Kepmen 42 tahun 1996
Kepmen 113 tahun 2003 Kepmen 09 tahun 1997
Kepdal 03 tahun 1998 Kepmen 202 tahun 2004
Perda Provinsi Nomor tahun
Lainnya: Nomor
2 Provinsi/Kabupaten/Kota
IV KAJIAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKANKAJIAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKANKAJIAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN
AMDAL Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkanAMDAL Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkan Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkan Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkanInstansi yang mengeluarkanInstansi yang mengeluarkan
UKL/UPL Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkanUKL/UPL Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkan Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkan Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkanInstansi yang mengeluarkanInstansi yang mengeluarkan
Lain-lain (sebutkan)Lain-lain (sebutkan)
Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkan Tahun Terbit Instansi yang mengeluarkanInstansi yang mengeluarkanInstansi yang mengeluarkan
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 50/68
42
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
V DATA PRODUKSIDATA PRODUKSIDATA PRODUKSI
Lama waktu produksi a. …………………. jam / hari
b. …………………. hari / bulan
Susu Bubuk
Nama Produk Jumlah Produk (persatuan waktu)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
a. Bahan Baku Utama
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Pemasok
1.
2.
3.
4.
b. Bahan Baku Penolong
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Kegunaan
1.
2.
3.
4.
Susu Cair
Nama Produk Jumlah Produk (persatuan waktu)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 51/68
43
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Nama Produk Jumlah Produk (persatuan waktu)
1 1
2 2
3 34 4
5 5
6 6
a. Bahan Baku Utama
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Pemasok
1.
2.3.
4.
a. Bahan Baku Utama
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Pemasok
1.2.
3.
4.
b. Bahan Baku Penolong
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Kegunaan
1.
2.3.
4.
Susu Kental Manis
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 52/68
44
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
b. Bahan Baku Penolong
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Kegunaan
1.2.
3.
4.
Nama Produk Jumlah Produk (persatuan waktu)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
a. Bahan Baku Utama
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Pemasok
1.
2.
3.
4.
b. Bahan Baku Penolong
Jumlah yang
dibutuhkan (satuan/
waktu)
Kegunaan
1.
2.
3.
4.
Jenis Susu Fermentasi
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 53/68
45
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Sumber Air Jumlah Kebutuhan Total (m3 /hari)
Air Tanah
Air PDAM
Lain-lain (sebutkan)
Penggunaan Air Untuk Produksi
Pemeliharaan/Pembersihan Alat Produksi
No Alat yang Dibersihkan Bahan Kimia yangDigunakan
VolumePenggunaan Air
Periode Pembersihan
Neraca Penggunaan Air
No Uraian Kegiatan/Proses Jumlah Kebutuhan Air
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 54/68
46
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Penggunaan Energi
Sumber Energi Keterangan
Listrik/PLN (/satuan waktu) utama cadangan
Gas (/satuan waktu) utama cadangan
Genset (/satuan waktu) utama cadangan
Jumlah
Kapasitas
Jenis Bahan Bakar Kebutuhan :
Lainnya (sebutkan) utama cadangan
Jumlah
Kapasitas
Jenis Bahan Bakar Kebutuhan :
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 55/68
47
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
No Sumber Air Limbah Volume Sistem Pengelolaan
1
diolah di IPAL
tanpa diolah dibuang ke lingkungan
lain-lain sebutkan
2
diolah di IPAL
tanpa diolah dibuang ke lingkungan
lain-lain sebutkan
3
diolah di IPAL
tanpa diolah dibuang ke lingkungan
lain-lain sebutkan
4
diolah di IPAL
tanpa diolah dibuang ke lingkungan
lain-lain sebutkan
5
diolah di IPAL
tanpa diolah dibuang ke lingkungan
lain-lain sebutkan
6
diolah di IPAL
tanpa diolah dibuang ke lingkungan
lain-lain sebutkan
VI SUMBER DAN VOLUME AIR LIMBAH
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 56/68
48
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
VII PENGOLAHAN AIR LIMBAH
A. Kondisi IPAL Pada Saat InspeksiKondisi IPAL Pada Saat Inspeksi1
Normal Kondisi operasi %
Black Out
Overhaul
Keterangan
Sistem Operasi Instalasi Pengolahan Air LimbahSistem Operasi Instalasi Pengolahan Air Limbah
Batch Kontinyu
B. Kapasitas IPAL dan Debit Air LimbahKapasitas IPAL dan Debit Air Limbah
1 Apakah ada skema / ow diagram IPAL Ada Tidak adaApakah ada skema / ow diagram IPAL Ada Tidak adaAda Tidak ada
2 Kapasitas IPAL M3
3 Debit Air Limbah Saluran Inlet M3 /Jam
4 Debit Air Limbah Saluran Outlet M3 /Jam
5 Keberadaan Flowmeter baik buruk
Jenis Magnetic Parshall Flume Lainnya:__________
Ultra Sonic V-Notch Current Meter
6 Titik Penaatan Koordinat : LS O ‘ “
BT O ‘ “
1 Berdasarkan surat pernyataan dari perusahaan.
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 57/68
49
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
C. Proses Fisika Keterangan
1 Penangkap Pasir
2 Saringan
3 Ekualisasi
4 Pengendapan
5 Oil catcher/Fat Pit
6 Menara Pendingin
D. Proses Kimia Keterangan
1 Koagulasi
2 Flokulasi
3 Netralisasi
pH saluran inlet
pH saluran outlet
Bahan Kimia yang digunakan untuk pengoperasian IPALBahan Kimia yang digunakan untuk pengoperasian IPAL
1 Bahan Koagulan : 1. Penggunaan ………/ hari
2. Penggunaan ………/ hari
2 Bahan Polymer : 1. Penggunaan ………/ hari
2. Penggunaan ………/ hari
3 Bahan Netraliasi : 1. Penggunaan ………/ hari
2. Penggunaan ………/ hari
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 58/68
50
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
E. Proses Biologi
1. Aerobic Keterangan
Lumpur Akti
Lain-lain
2. Anaerobic
Pemanaatan Gas Methan : Ada Tidak
Jumlah gas yang dihasilkan
Gas yang dihasilkan digunakan utuk :
F. Proses Dewatering Sludge Ada Tidak
Jenis Alat Dewatering Belt Press Filter Press
Drying Bed
Pengelolaan Air proses Dewatering : Diolah ke IPAL
Dibuang langsung ke lingkungan
Jumlah Sludge IPAL ton/bulan
Pengelolaan Sludge Hasil Dewatering
G. Saluran By Pass
1 Apakah ditemukan saluran untuk membuang air
limbah dari proses produksi tanpa diolah terlebih
dahulu
ya tidak
2 Apakah ditemukan saluran yang berpotensi
untuk membuang air limbah tanda diolah terlebih
dahulu
Ya tidak
3 Apakah terdapat kebocoran saluran yang
signikan
ya tidak
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 59/68
51
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
H Pemanaatan Air Limbah
1 Apakah perusahaan melakukan pemanaatan Air
limbah (Reuse, Recycle, Recovery)ya tidak
Tujuan Pemanaatan Air Limbah
Air Limbah yang dimanaatkan berasal dari : 1
2
3
4
Volume Air Limbah yang dimanaatkan
I Pengelolaan Limbah Unit Utilitas
1 Sumber air limbah unit utilitas
Boiler Air scrubber Air pendingin
Water Treatment Air back washing Regenerasi resin
Bengkel/Workshop Cucian alat
Wet Scrubber Air scrubber
2 Apakah air dari unit utilitas diolah ya tidak Apakah air dari unit utilitas diolah ya tidak ya tidak
3 Jika ya, sebutkan jenis pengelolaannya :Jika ya, sebutkan jenis pengelolaannya :
Boiler Fisik/Kimia/Biologi Dialirkan ke IPAL
Water Treatmen Fisik/Kimia/Biologi Dialirkan ke IPAL
Bengkel/workshop Fisik/Kimia/Biologi Dialirkan ke IPAL
Wet scrubber Fisik/Kimia/Biologi Dialirkan ke IPAL
Fisik/Kimia/Biologi Dialirkan ke IPAL
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 60/68
52
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
No Jenis LimbahJumlah
(kg/ton/bulan)
Sumber Limbah
(dari kegiatan)Bentuk Pengelolaan
Pengelolaan Limbah Padat Non B3
VIII DATA PENAATAN
Beri tanda √ pada pada tanda kotak status data penaatan perusahaan pada point yang sesuai. Apabila ada yang kurang jelas, mohon buatkan komentar pada kolom keterangan.
1 Melakukan pengelolaan air limbah sehingga mutu air limbah
yang dibuang ke lingkungan memenuhi baku mutu
Ya Tidak
2 Apakah saluaran pembuangan air limbah yang kedap air,
sehingga tidak terjadi perembesan air limbah kelingkungan
Ya Tidak
3 Tidak melakukan pengenceran air limbah termasuk
mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran
pembuangan air limbah
Ya Tidak
4 Memeriksa kadar parameter baku mutu air limbah secara
periodik sekurang-kurangnya 1 bulan sekali
Ya Tidak
5 Memisahkan saluran pembuangan air limbah
dengan saluran limpahan air hujan
Ya Tidak
6 Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya Ya Tidak
7 Melakukan pengukuran debit air limbah secara rutin Ya Tidak
8 Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar
parameter BMAL,produksi bulanan senyatanya sekurang-
kurangnya 3 bulan sekali kepada instansi terkait
a. Kementerian Negara Lingkungan Hidup Ya Tidak
b. Gubernur Ya Tidak
c. Bupati /Walikota Ya Tidak
9 Apakah pemegang izin melakukan pemantauan terhadap
kualitas air limbah yang dihasilkan setiap bulan, periksa log
book
Ya Tidak
10 Apakah analisa kualitas air limbah dilakukan oleh laboratorium
yang sudah terakreditasi
Ya Tidak
Sebutkan nama laboratorium
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 61/68
53
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Data Kapasitas Produksi Riil dan Debit Tahun
No BulanKapasitas produksi
(ton/bulan)Debit rata-rata (m3)
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
IX PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Beri tanda √ pada pada tanda kotak status data penaatan perusahaan pada point yang sesuai. Apabila ada yang kurang jelas, mohon buatkan komentar pada kolom keterangan.
1 Data Penataan
a Apakah perusahaan memiliki sumber emisi
udara (apabila ya, lampirkan jumlah dan jenis
sumbernya)
Ya Tidak
b Apakah setiap sumber emisi memiliki alat
pengendalian emisi udara (apabila ya,
lampirkan nama-nama alat pengendalinya)
Ya Tidak
c Apakah setiap sumber emisi memiliki cerobong
(stack) (apabila ya, lengkapi orm pengisian
pada Tabel dan lengkapi dengan denah lokasi
cerobong, contoh terlampir).
Ya Tidak
d Apakah setiap cerobong sudah dilengkapi
dengan lubang sampling (Lengkapi orm
pengisian pada Tabel ).
Ya Tidak
e Apakah setiap cerobong sudah dilengkapi
dengan tangga, lantai kerja, dan pagar
pengaman (Jika tidak, lengkapi orm pengisian
pada lampiran).
Ya Tidak
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 62/68
54
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
a Apakah setiap cerobong dilakukan
pemantauan emisi gas buang secara rutin
Ya Tidak
b Pemantauan emisi gas buang yang keluar dari
cerobong dilakukan secara :
- harian
- 6 bulan sekali dalam setahun
(coret yang tidak perlu)
Ya Tidak
c Apakah semua cerobong dilakukan
pemantauan emisi secara kontinu
Ya Tidak
d Jika “tidak”, apakah pemantauan dilakukan
secara manual
Ya Tidak
e Apakah perusahaan melakukan pemantauan
kualitas udara ambient di sekitar pabrik (Jikaya, lengkapi orm pengisian pada Tabel data).
Ya Tidak
Apakah pemantauan dilakukan menurut
peraturan yang berlaku atau sesuai dengan
RKL/RPL atau UKL/UPL
Ya Tidak
g Apakah pemantauan kualitas udara ambient
dilakukan pada satu titik atau lebih (Jika lebih
satu titik, lampirkan lokasi titik sampling yang
dipantau).
Ya Tidak
h Apakah di sekitar lokasi industri dipasang alatukur arah angin dan kecepatan angin
Ya Tidak
i Apakah pemantauan kualitas udara ambient
dilakukan secara kontinu (menggunakan alat
pemantau udara otomatis).
Ya Tidak
j Apakah pemantauan kualitas udara ambient
dilakukan secara manual
Ya Tidak
k Sebutkan nama laboratorium yang melakukan
pengukuran emisi udara dan ambien
Ya Tidak
2 Pemantauan
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 63/68
55
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Apakah hasil pemantauan emisi udara dan kualitas udara ambien dilakukan pelaporan secara rutin 3
bulan atau 6 bulan sekali dan dilaporkan kepada :
a Menteri Negara Lingkungan Hidup Ya Tidak
b Gubernur Ya Tidak
c Bupati Ya Tidak
d Walikota Ya Tidak
(apabila ya, periksa dan mintakan salinan pelaporan yang dilakukan kepada masing-masing pihak
terkait)
3 Pelaporan
Sumber Emisi
KapasitasBahan
Bakar
Cerobong Lubang Sampling
Aktual Terpasang Tinggi
(m)
Diameter
(m)Ada Tidak
3 Data Pengelolaan Emisi Udara Dan Kualitas Udara Ambien
4.1 Emisi Udara
4.2 Kualitas Udara Ambien
Pemantauan Kualitas Udara Ambien
Indikator Keterangan
Periode Pemantauan
Parameter terpantau
Titik / Lokasi Pemantauan
Pihak Pelaksana Pemantauan
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 64/68
56
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
4.3 Lain-lain
a Apakah perusahaan melakukan pengukuran
emisi udara kendaraan bermotor yang ada
di lingkungan pabrik ( misalnya orklit dll)(Apabila ya, minta hasil pengukurannya).
Ya Tidak
b Apakah house keeping di sekitar sarana dan
alat pengendali pencemaran udara dan lokasi
pabrik dalam keadaan baik
Ya Tidak
No. Penghargaan (sertikat, award, dll) PeriodeKeterangan
(peringkat/nilai/scor,penilai dll)1 ISO 14001
2 ISO 14004
3 ISO 9001
4 ISO 900…
5 HACCP
6 Proper
7 Lain--lain
X PENGHARGAAN/SERTIFIKAT
XI COMMUNITY RELATION & COMMUNITY DEVELOPMENT
No Uraian Program Waktu RealisasiMasyarakat
yang dilibatkanKeterangan
1
2
3
4
5
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 65/68
57
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
Lampiran B : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : Kep-51/MENLH/X/1995
Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
Tanggal : 23 Oktober 1995
Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Susu, Makanan Yang Terbuat Dari Susu
LAMPIRAN II
Catatan :
1. Pabrik susu dasar menghasilkan susu cair dan krim, susu kental manis dan atau susu bubuk.
2. Pabrik terpadu : menghasilkan produksi dari susu seperti keju, mentega dan atau es krim.
3. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per
Liter air limbah.
4. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg per ton
total padatan susu atau produk susu.
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM
PARAMETERKADAR MAKSIMUM
(mg/L)
PABRIK SUSU DASAR
(kg/ton)
PABRIK SUSU TERPADU
(kg/ton)
BOD5
40 0,08 0,06
COD 100 0.20 0,15
TSS 50 0,10 0,075
pH 6 – 9
Debit limbah
maksimum 2,0 L per kg total padatan 1,5 L per kg produk susu
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 66/68
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
58
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 67/68
59
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu
DAFTAR PUSTAKA
Environmental Canada. 1990. Inspector Manual. Canada.
Environment Canada. 1994. Basic Course or Enviromnet Canada Inspector. Environment Canada. Vancou-
ver Canada.
Eusebio, Ben. C. 1996. Standart Operating procedures untuk Program Inspeksi dan Investigasi Pentaatan
pada Izin Pembuangan Lbha, BAPEDAL-Legal Mandate Enorcement and Compliance Program Jakarta
Hamid, H., B. Pramudyanto. 2003. Pemeriksaan Industri alam Pengendalian Pencemaran: Buku acuan Bagi
Pejabat Pengawas Lingkungan dan Praktisi Lingkungan Hidup. Yayasan Bina Karta Lestari. Jakarta
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2003. PROPER. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Industri
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-13/MENLH/III/1999 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2001 tentang Pejabat Pengawas Lingkun-
gan Hidup dan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah. Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Penga-
wasan Penaatan Lingkungan Bagi Pejabat Pengawas Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002 tentang Program Penilaian Pering-
kat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta
Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak..
Peraturan Pemerintah Nomor 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan Pemerintah Nomor 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
PT. Sucondo dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat. Institut Teknologi Bandung.1999. Laporan
Penyusunan Data Base Dampak Lingkungan dari Kegiatan Industri
PT. Frisian Flag Indonesia. 2006. Makalah Presentasi Proses Pembuatan Susu Plant Ciracas.. Jakarta
PT. Nestle Indonesa. 2006. Makalah Presentasi: Proses Pembuatan Susu. Jakarta
5/13/2018 buku_susu_revisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bukususurevisi 68/68
60
Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu