burung puyuh

21
84 Reynells,R.D., and S.A. Vezey. 1984. Game Bird Production and Health. Cooperative Extension Service, University of Georgia, Athens, Walker, W.S. 1983. Raising Bobwhite Quail for Commercial Use. Cooperaive Extension Service, Clemson University, Clemson, South Carolina. West, J.R. 1984. Bobwhite Quail Management. North Carolina Agricultural Extension service, Department of Poultry Science, North Carolina State University, Raleigh. Wilson, H.R., and C.R.Douglas. 1983. Bobwhite Quail Production. Information Series 83-1. Florida Cooperative Extension Service, University of Florida, Grainesville. Sumber : www.msstate.edu/dept/poultry/pubs/pub/pub2383.htm SEKELUMIT TENTANG PENULIS: Osfar Sjofjan dilahirkan di Bandung tahun 1960. Pendidikan dasar ditempuh di SD Muhammadiyah di Bandung tamat tahun 1973. Pendidikan menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri X di Bandung, tamat tahun 1976. Pendidikan atas di tempuh di SMA Negeri X di Bandung, tamat tahun 1980. Selanjutnya menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran di Bandung, lulus tahun 1984. Sejak saat itu penulis bekerja di swasta pada Konsultan Pertanian di Bandung dan Jakarta sampai pada tahun 1988. Pada tahun 1988 penulis menjadi staf pengajar tetap di Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Pada tahun 1993, penulis mendapat kesempatan belajar di Department of Animal Science, Wageningen Agricultural University, The Netherlands, dan berhasil memperoleh gelar M.Sc (1995) di bidang Bioteknologi Pakan ternak unggas. Pada tahun 2003 penulis meraih gelar Doktor (Dr) di bidang Ilmu Pakan Ternak Unggas pada Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran di Bandung. Penulis banyak menaruh perhatian terhadap pendidikan di bidang ilmu pakan ternak unggas khususnya dan pakan ternak non-ruminansia umumnya. Penulis aktif pada kegiatan profesi seperti Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, Perhimpunan Biokimia Indonesia, Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, Asosiasi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Indonesia (AINI) dsb. Penulis aktif juga melakukan penelitian yang dilakukan oleh Depdiknas. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Upload: sigitsantoso

Post on 29-Nov-2015

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Burung Puyuh

84

Reynells,R.D., and S.A. Vezey. 1984. Game Bird Production and Health. Cooperative Extension Service, University of Georgia, Athens, Walker, W.S. 1983. Raising Bobwhite Quail for Commercial Use. Cooperaive Extension Service, Clemson University, Clemson, South Carolina.

West, J.R. 1984. Bobwhite Quail Management. North Carolina Agricultural

Extension service, Department of Poultry Science, North Carolina State University, Raleigh.

Wilson, H.R., and C.R.Douglas. 1983. Bobwhite Quail Production. Information

Series 83-1. Florida Cooperative Extension Service, University of Florida, Grainesville.

Sumber : www.msstate.edu/dept/poultry/pubs/pub/pub2383.htm

SEKELUMIT TENTANG PENULIS:

Osfar Sjofjan dilahirkan di Bandung tahun 1960. Pendidikan dasar ditempuh di SD Muhammadiyah di Bandung tamat tahun 1973. Pendidikan menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri X di Bandung, tamat tahun 1976. Pendidikan atas di tempuh di SMA Negeri X di Bandung, tamat tahun 1980. Selanjutnya menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran di Bandung, lulus tahun 1984. Sejak saat itu penulis bekerja di swasta pada Konsultan Pertanian di Bandung dan Jakarta sampai pada tahun 1988. Pada tahun 1988 penulis menjadi staf pengajar tetap di Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Pada tahun 1993, penulis mendapat kesempatan belajar di Department of Animal Science, Wageningen Agricultural University, The Netherlands, dan berhasil memperoleh gelar M.Sc (1995) di bidang Bioteknologi Pakan ternak unggas. Pada tahun 2003 penulis meraih gelar Doktor (Dr) di bidang Ilmu Pakan Ternak Unggas pada Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran di Bandung. Penulis banyak menaruh perhatian terhadap pendidikan di bidang ilmu pakan ternak unggas khususnya dan pakan ternak non-ruminansia umumnya. Penulis aktif pada kegiatan profesi seperti Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, Perhimpunan Biokimia Indonesia, Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, Asosiasi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Indonesia (AINI) dsb. Penulis aktif juga melakukan penelitian yang dilakukan oleh Depdiknas.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: Burung Puyuh

83

tertinggal dalam jaringan burung. Pemberian pakan tanpa pengobatan sebelum

penyembelihan dianjurkan saat menggunakan pakan obat apapun, terlepas dari

apakah perlu dibatasi atau tidak.

Saat burung dewasa, mereka mengembangkan daya tahan terhadap organisme

coccidia jika Anda mengontrol lingkungan. Burung yang dibesarkan untuk

penggantian petelur diberikan coccidiostat sampai sekitar usia 16 minggu. Pakan

pengobatan lalu diganti dengan pakan yang tidak mengandung coccidiostat. Bercak

penyakit yang timbul dapat dikontrol dengan memasukkan coccidiostat dalam air.

Dua coccidiostat dengan persetujuan FDA (Food and Drug Administration) yang

boleh digunakan dalam pakan puyuh adalah monensin sodium (Coban) Dan

amprolium.

Antibiotik juga ditambahkan pada beberapa pakan untuk meingkatkan

performa Dan menghasilkan burung yang sehat. Ketika ditambahkan pada kadar

yang rendah (profilaktik), antibiotik mencegah penyakit minor Dan menghasilkan

pertumbuhan yang lebih cepat Dan efisien. Kadar yang lebih tinggi (terapeutik)

untuk menangani penyakit biasanya diberikan dalam air atau diinjeksikan pada

burung. Contoh antibiotik yang disetujui FDA adalah becitracin Dan penicilin.

Bacitracin (50-200 gram per ton) atau penisilin (20-50 gram per ton) diijinkan

pada pakan preventatif burung kesukaan terhadap ulceratis enteritis (penyakit

puyuh). Kadar yang lebih tinggi tidak dianjurkan ataupun diijinkan oleh FDA. Kadar

perlakuan baiknya diterapkan pada air minum burung. Hal ini bekerja lebih baik

karena burung yang sakit biasanya minum air tapi tidak terlalu mau makan.

Memasukkan bacitracin dalam pakan seluruh burung kesukaan dianjurkan untuk

menghasilkan burung yang sehat Dan produktif.

Ketika menggunakan obat apapun, ikuti peringatan Dan instruksi pemakaian

dengan hati-hati. Selalu patuhi semua instruksi yang membutuhkan masa penarikan

pengobatan sebelum disembelih atau bertelur untuk dikonsumsi manusia.

DAFTAR PUSTAKA McNaughton, J.L., and R.L. Haymes. 1978. Nutritional Requirement of Game Birds.

Mississippi Cooperative Extension Service, Mississippi State University, Starkville.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: Burung Puyuh

82

Penambahan zinc bacitracin atau bacitracin metilen disalisilat pada 20 gram per ton

pakan lengkap bisa membantu mengontrol penyakit tersebut.

Coccidiosis juga sering menyerang puyuh yang dipelihara pada lantai yang

kotor atau di tanah. Penyakit ini biasanya terjadi ketika usia burung menginjak 2

sampai 6 minggu. Burung yang lebih tua yang dipelihara dalam kandang kawat lalu

ditempatkan di lantai untuk pengkondisian flight mungkin mengidap coccidiosis

klinis, terutama jika kebersihan tidak terjadi di kandang fllight. Dengan penambahan

amprolium, coccidiostat, pada 0.025% pakan dari puyuh yang sedang tumbuh dapat

mengontrol coccidiosis.

Penisilin dapat digunakan pada 5 sampai 20 gram per ton pakan lengkap

sebagai alat bantu dalam menstimulasi pertumbuhan Dan meningkatkan efisiensi

pakan anak puyuh yang berusia sampai 5 minggu.

Keefektifan obat dalam mengontrol penyakit atau menstimuli pertumbuhan

sangat baik pada praktek manajemen Dan sanitasi yang baik. Selalu konsultasikan

dokter hewan untuk penggunaan obat yang sesuai, terutama jika terjadi penyakit

yang persisten Dan serius.

- PAKAN PENGOBATAN

Pakan burung puyuh tersedia dalam berbagai jenis medikasi untuk

pencegahan atau menangani penyakit. Dua pengobatan yang paling umum

ditambahkan dalam pakan adalah coccidiostats Dan antibiotik.

Coccidiosis adalah penyakit parasitis saluran pencernaan yang disebabkan

oleh organisme protozoa yang disebut coccidia. Sulit untuk mengontrol dengan

melakukan sanitasi sendiri. Pencegahan terbaik adalah pemakaian obat secara

kontinyu atau coccidiostat yang yang mengurangi populasi coccidia. Coccidiostat

biasanya ditambahkan pada pakan dengan jumlah kecil Dan diberikan secara

kontinyu. Beberapa coccidiostat diberikan pada kadar yang meningkat untuk

menangangi penyakit ketika timbul gejala. Konsultasikan pada ahli gizi atau ahli

patologi sebelum meningkatkan kadar obat karena beberapa coccidiostat bersifat

toksik pada jumlah yang meningkat.

Burung yang sedang tumbuh diberikan pakan yang mengandung coccidiostat

sejak menetas sampai minggu terakhir sebelum disembelih. Pakan tanpa pengobatan

jika diberikan selama minggu terakhir untuk memastikan bahwa tak ada residu obat

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: Burung Puyuh

81

Jika ketersediaan atau harga pakan bobwhite amat terbatas, pakan kalkun Dan

ayam dapat digunakan sebagai alternatif. Pakan kalkun starter Dan ayam dengan

28% protein dapat digunakan untuk 4 minggu pertama, diikuti oleh 20 persen protein

broiler atau dara. Pakan dengan kandungan 20% protein dapat juga digunakan

sebagai starter jika pertumbuhan yang cepat tidak diutamakan misalnya untuk

perburuan.

3.10 PENCEGAHAN DAN PENGONTROLAN PENYAKIT

Pencegahan penyakit pada puyuh Jepang bergantung pada aplikasi prisipil

Dan praktek karantina serta sanitasi yang kontinyu Dan terpadu. Manajemen yang

baik akan mengurangi bahaya penyakit. Persyaratan pertama untuk suksesnya

program pencegahan penyakit adalah infeksi persediaan ternak digunakan sebagai

kelompok dasar ternak. Segera setelah tibanya burung sebaiknya ditempatkan pada

fasilitas yang terisolasi dengan baik dari burung di peternakan Dan dilakukan

observasi pada periode ke dua. Burung itu harus diambil untuk didiagnosa Dan diberi

perlakuan. Aturan kedua adalah memisahkan ternak pembibit dari puyuh yang

sedang masa pertumbuhan.

Praktek manajemen kebersihan meruapakn jaminan terbaik terhadap

penyakit. Peralatan seperti tempat pakan, tempat air Dan peralatan harus dibersihkan

Dan disanitasikan sering mungkin. Setiap usaha sebaiknya diseleksi untuk

memisahkan burung liar, binatang pengerat Dan cacing yang bisa menimbulkan

penyakit. Burung yang mati sebaiknya segera dipisahkan begitu diketahui. Pada

teorinya, puyuh Jepang, sebagai saudara jenis burung lain, dianggap mudah

dipengaruhi oleh kebanyakan penyakit serupa yang mempengaruhi unggas domestik

lainnya. Meskipun demikian, penyakit tidaklah terlalu masalah bagi peternakan yang

diatur dengan baik. Puyuh Jepang merupakan anak ayam yang lebih kuat daripada

anak ayam Dan dengan manajemen yang baik, mortalitas yang seius bukanlah suatu

masalah.

Ulcerative enteritis (penyakit puyuh) merupakan penyakit yang paling umum

Dan destruktif. Penyakit itu merupakan infeksi bakteri pada saluran usus Dan

kematian burung muda bisa mencapai 100% jika penyakit tersebut tidak terkontrol.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: Burung Puyuh

80

Sangat penting muntuk menyediakan ruang sejajar yang cukup untuk setiap

burung untuk membatasi kompetisi perebutan makanan Dan minuman. Tabel 3.6

memberikan kebutuhan ruang untuk puyuh Bobwhite pada usia yang berbeda.

Kebutuhan ruang bervariasi dengan tipe alat Dan fasilitas. Aliran pakan Dan air yang

linier paling baik untuk bibwhite induk tetas. Setelah burung berusia 2 minggu,

tempat pakan Dan air yang berbentuk lingkaran paling baik karena penggunaan lantai

lebih efisien.

Tabel 3.6. Kebutuhan Ruang Lantai, Tempat Pakan Dan Tempat Minum Puyuh Bobwhite Usia Kepadatan Lantai

(sq ft/burung) Ruang Linier Tempat pakan (inc/burung)

Ruang Linier Tempat Minum (inc/burung)

1-10 hari 0.25 0.5 0.25 10 hari – 6 minggu 1.0 1.0 0.5 6 minggu - dewasa 2.0 1.5 0.5 Pen flight 5 1.5 0.5

Kandang Pembibit 0.8 1.5 0.5

Pen Pembibit 2 2 0.5

Jaga kebersihan tempat pakan Dan air dari sampah Dan benda asing lainnya.

Lindungi dari sinar matahari, angin, hujan Dan salju untuk meminimalkan kerusakan

pakan. Juga hindari hewan lainnya terutama pengerat Dan burung liar dari tempat

pakan karena bisa menularkan penyakit. Tempat air harus dibersihkan Dan

disanitasikan dengan desinfektan non-toksik komersil tiga kali seminggu. Hindari

penuangan air bilasan ke tempat miunum; tapi tuangkan dalam ember Dan pindahkan

dari pen agar kering Dan bersih. Selalu periksa tempat minum berfungsi dengan baik

Dan tidak bocor.

- PAKAN BAGI KELOMPOK TERNAK KECIL

Pakan yang secara khusus disiapkan bagi puyuh Bobwhite adalah ideal.

Bagaimanapun juga, berhati-hatilah pada ransum murah yang mengandung sejumlah

besar bahan hasil samping olahan. Pakan ini bisa jadi lebih mahal dengan

pertambahan berat badan yang menurun, pertumbuhan bulu yang bruk, rendahnya

produksi telur Dan daya netas Dan masalah-masalah lainnya. Pakan berkualitas dari

pengedar bereputasi biasanya lebih menguntungkan untuk jangka waktu yang lama.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: Burung Puyuh

79

- BENTUK PAKAN

Puyuh Bobwhite cenderung memakan partikel yang berukuran mudah digigit.

Mereka menghindari memakan partikel yang terlalu kecil atau terlalu besar. Jika

ukurannya tidak seragam, burung mungkin memakan bahan tertentu saja yang

akhirnya akan menyebabkan ketidak seimbangan pakan. Butiran halur yang seragam

adalah terbaik bagi Bobwhite sebelum usia 8 minggu Dan butiran kasar atau pelet

cocok untuk yang usianya lebih tua. Pakan berbentuk pelet menghasilkan

penampakan yang lebih baik ketimbang pakan berbentuk tepung. Jika pakan tepung

harus digunakan, tidak boleh berukuran yang terlalu halus karena dapat mengumpul

di jari burung Dan disudut paruh yang mungkin bisa menyebabkan infeksi.

Puyuh Bobwhite memiliki kecenderungan untuk saling mematuk. Perilaku ini

dikenal dengan kanibalisme Dan hal yang umum diantara Bbwhite yang dilepaskan

yang berusia 12 minggu atau diatasnya. Jika kanibalisme menjadi suatu masalah,

mungkin akan menolong untuk memberikan mereka oat penuh atau barley atau biji

yang dikupas bersamaan dengan bebas memilih batu kecil-kecil. Beberapa tomat

matang, kubis, turnip hijau, sedikit alfalfa atau sedikit batang jagung hijau yang

dipotong di sudut kandang bisa membantu. Bahan-bahan tersebut menyediakan

nutrisi berharga Dan menjaga Bobwhite untuk terus sibuk mematuk sesuatu

ketimbang mematuk sesama bobwhite lalinnya.

- TEMPAT PAKAN DAN TEMPAT AIR

Bobwhite sebaiknya dibiarkan akses yang bebas untuk diberi makan setiap

saat. Tak peduli betapa bagu pakan, tempat minum Dan ketinggian air Dan sanitasi

merupakan hal yang kritikal untuk menghasilkan keseragaman pertumnuhan ternak

Dan meminimalisasi kanibalsime. Tempat oakan sebaiknya berada pada tigkat

ketinggia yang sama dfengan daerah tembolok burung. Tempat air pun seharusnya

sejajar pada punggung rata-rata burung. Tempat pakan atau minum yang terlalu

rendah akan menyisakan air Dan pakan yang banyak. Jika letaknya terlalu tinggi,

konsumsi oleh burung yang lebih kecil akan terbatas sehinga meningkatkan ukuran

variasi pada ternak.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: Burung Puyuh

78

3.9 PEMBERIAN PAKAN PADA PUYUH BOBWHITE

Telah menjadi sebuiah popularitas untuk memelihara puyuh Bobwhite yang

akan dilepaskan bagi perburuan atau untuk dijual di pasar makanan. Bobwhite

merupaka burung kesuakan yang paling populer di Amerika Serikat bagian tenggara

dan beberapa peternak memeliharanya untuk olahraga atau pemasukan tambahan.

Meskipun Bobwhite telah dipelihara secara domestiik selama beberapa tahun,

mereka masih termasuk “liar” dibandingkan burung domestik lainnya.

Konsekuensinya, kombinasi manajemen yang baik Dan nutrisi merupkan hal yang

esensil dalam memelihara burung yang sukses. Beberapa panduan manajemen yang

baik tersedia di perpustakaan lokan Dan wilayah Agen Pelayanan Pertanian Ekstensi.

Panduan ini menyediakan informasi pemberian pakan untuk mensuplai hal-hal yang

terdapat dalam buku panduan manajemen.

- KUALITAS PAKAN

Pakan burung kesukaan yang baik secara komersial, tersedia di kebanyakan

toko pakan, biasanya akan memenuhi kebutuhan nutrisi puyuh Bobwhite. Untuk

operasi burung kesukaan yang lebih besar, mungkin lebih murah mencampurkan

pakan lengkap.

Terlepas dari bagaimana pakan didapatkan, pakan harus disimpan jauh dari

hewan pengerat Dan serangga pada tempat yang kering Dan bersih untuk mencegah

pertumbuhan jamur. Sepasang tikus dapat memakan atau mengkontaminasi hampir

100 pound pakan dalam setahun. Gunakan pakan dalam waktu tiga minggu dari

waktu pembuatan -- segera selama cuaca panas Dan lembab.

Pakan yang basi atau berbau tidak sedap merupakan bukti kerusakan Dan

kemungkinan terkontaminasi jamur. Jangan pernah memberikan pakan berjamur

karena beberapa jamur memproduksi mikotoksin yang bisa menyebabkan penyakit

yang serius atau pertumbuhan yang lambat. Puyuh Bobwhite, terutama anak puyuh,

sangat sensitif akan kualitas pakan.

Kualitas bahan pakan sangat penting. Jangan gunakan biji-bijian yang

terkontaminasi jamur, bibit weed (seperti crotylaria atau biji kopi), atau debu.

Hindari penggunaan mineral-vitamin lama karena telah kehilangan efektivitasnya

seiring waktu, terutama jika telah terkena sinar matahari atau panas.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: Burung Puyuh

77

pada Bobwhite pedaging yang sedang tumbuh. Uji dengan ahli gizi yang

berkualifikasi sebelum membuat substitusi pakan.

Jika masalah produksi yang terjadi berhubungan dengan pakan, pertama-tama

ambil sampel pakan. Seperempat sampel pakan biasanya cukup. Minta bantuan

Spesialis Unggas Ekstensi untuk memecahkan masalah tersebut. Siapkan pakan

secangkir atau dua cangkir untuk dianalisa karakteristik nutrisinya. Simpan sisa

sampel untuk pemakaian yang akan datang.

Jika masalah yang terjadi memang parah, penggantian sementara pakan yang

dicurigai mungkin penting sampai diketahui masalahnya. Gunakan hanya pakan

yang sesuai dari pembuat pakan lain Dan lebih baik dari penjual pakan yang berbeda.

Membeli pakan tambahan dari penjual Dan pembuat yang sama bisa memperluas

masalah karena pakan baru mungkin memiliki karakteristik penyebab masalah yang

sama. Setelah menentukan apa yang menjadi masalah, jika bukan karena pakan,

Anda dapat lanjutkan pemakaian pakan asal.

Tabel 3.5 KOMPOSISI BAHAN DARI PAKAN BURUNG PUYUH (DINYATAKAN DALAM PROSENTASE)*

____________________________________________________________________ Tipe Pedaging Penerbang BWQ Coturnix BWQ Bahan Starter Finisher Starter Developer Layer Starter Finisher Breeder

Jagung 58.00 67.93 43.73 42.27 60.89 49.75 65.59 63.47 Kacang,48% 37.23 27.30 48.27 17.96 28.50 42.95 29.13 25.93 Gandung --- ---- --- 36.43 ---- --- 1.44 ---- Limestone 1.84 1.87 1.23 1.18 7.17 1.13 0.80 6.59 Dikalsium Fosfat 1.77 1.82 1.72 1.59 1.84 2.01 2.07 2.67 Garam 0.56 0.57 0.43 --- 0.44 0.44 0.42 0.44 Lemak --- --- 4.03 --- 0.70 3.16 --- 0.39 dl-metionin 0.15 0.06 0.14 0.12 0.06 0.11 0.15 0.11 Bacitracin 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Coccidiostat 0.05 0.05 0.05 0.05 --- 0.05 --- --- Premix Vitamin 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 Premix Mineral 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 ____________________________________________________________________ Catatan : Kalikan tiap angka dengan 20 untuk menentukan jumlah setiap bahan yang dibutuhkan dalam tiap ton pakan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: Burung Puyuh

76

Layer (20 mgg +) 19.0 2.75 0.65 0.50 Coturnix (Pharaoh) Starter (0-6 mgg) 24.0 0.85 0.60 0.50 Finisher (6 mgg-wkt) 18.0 0.65 0.50 0.40 Layer (6 mgg +) 18.0 2.75 0.65 0.45

3.8 FORMULASI PAKAN BURUNG PUYUH

Beberapa pakan yang termasuk di bawah ini yang menyediakan kadar semua

nutrisi yang seimbang untuk jenis burung yang telah disebutkan.Semua komposisi

harus digunakan tanpa substitusi atau alternasi kuantitas. Deviasi dari pakan yang

dianjurkan mengubah kadar semua zat gizi Dan dapat menyebabkan hasil yang tak

diinginkan. Selalu konsultasikan pada ahli gizi unggas atau petugas wilayah anda

jika akan melaakukan perubahan pakan.

Pada umumnya pakan komersial burung kesukaan (love bird) diberikan

dalam bentuk remah (crumble). Semakin banyak remah pakan starter berukuran

terlalu besar untuk dimakan puyuh yang baru menetas. Penggilingan tambahan

diperlukan untuk menghasilkan partikel dengan ukuran yang diinginkan. Bentuk

remah tidak diperlukan untuk produksi yang baik meskipun memiliki karakteristik

yang diinginkan. Pakan yang dihaluskan yang dibuat dari formulasi pakan yang

ditunjukkan di bawah ini memberikan performa yang luar biasa. Keberagaman bahan

yang digunakan sengaja dibuat dalam jumlah yang minimal. Banyak bahan tambahan

dapat digunakan tapi substitusi bahan membutuhkan reformulasi yang disesuaikan

untuk variasi nutrisional dalam pakan.

Perhatian terhadap bahan yang berkualitas tinggi sangat esensil dalam

pembuatan pakan burung. Sebelum pembuatan, pastikan agar semua bahan tersedia.

Bahan dengan kualitas rendah mungkin bisa ditolerir bagi beberapa jenis hewan

peternakan tapi tidak untuk puyuh. Jika Anda menggunakan bahan berkualitas

rendah, Anda akan mengalami masalah produksi. Jangan pernah menggunakan bahan

kecuali yang kualitasnya paling baik.

Seringkali pakan puyuh komersil berkualitas tinggi tidak tersedia sehingga

diperlukan substitusi. Anda dapat mengganti pakan kalkun sebagai pakan puyuh

tanpa merusak performa. Dalam banyak kasus, pakan anak ayam dapat diberikan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: Burung Puyuh

75

Sebagaimana anak burung bertambah besar, kebutuhan akan zat makanan menurun,

termasuk protein. Tetapi kebutuhan energi meningkat.

Setelah anak burung mencapai usia 6 atau 8 minggu, berikan pakan “finisher”

bagi burung pedaging atau berikan burung penerbang dan petelur pakan

“pengembang”. Berikan pakan “finisher” sampai burung pedaging siap untuk

disembelih. Berikan pakan “pengembang” bagi burung penerbang dan petelur yang

belum dewasa sampai mereka dijual atau sampai berusia 20 minggu. Beberapa

minggu sebelum bertelur, berikan pakan “layer” sampai mereka menyelesaikan masa

produksinya.

Spesies burung kesukaan lainnya yang diambil daging atau telurnya adalah

coturnix atau pharaoh. Mereka jarang dibiakkan untuk perburuan. Burung-burung

jenis ini dewasa pada usia yang lebih awal ketimbang Bobwhite Dan mungkin

bertelur pada usia 6 sapai 8 minggu. Burung coturnix yang dibesarkan untuk diamb il

daginya disediakan pakan starter Dan finisher sementara burung petelur diberikan

pakan starter Dan pakan untuk pembiakkan.

Kebutuhan pakan minimal akan protein, fosfor Dan motioning untuk pakan

burung kesukaan ditunjukkan pada tabel berikut. Peting utnuk menyediakan pakan

yang tepat jika Anda ingin hasil yang diinginkan. Ingat, puyuh yang ditujukan untuk

produksi telurnya, diberikan pakan pembagnun, bukan finisher. Puyuh pembiak

dewasa hanya diberi pakan laying. Jika tidak, akan terjadi penurunan produksi telur

Dan kulit menjadi lebih tipis.

Tabel 3.4 Kebutuhan Zat Gizi yang Direkomendasikan ____________________________________________________________________ Pakan Protein Kalsium Fosfor Metionin (%) (%) (%) (%)

Bobwhite Pedaging Starter (0-6 mgg) 23.0 1.0 0.50 0.50 Finisher (6mgg-mkt) 19.0 0.90 0.50 0.40

Penerbang Starter (0-6 mgg) 24.0 1.0 0.50 0.55 Developer (6-16 mgg) 20.0 0.9 0.50 0.42

Petelur Starter (0-6 mgg) 23.0 1.0 0.50 0.50 Developer (6-20 mgg) 18.0 1.0 0.50 0.40

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: Burung Puyuh

74

burung puyuh, maka untuk mendapatkan keuntungan peternakan yang maksimum,

penting memberi pakan dengan ransum yang seimbang dengan kandungan zat

makanan yang proporsional. Ada beberapa bentuk pakan yang bisa diberikan pada

puyuh: bentuk tepung, dan butiran yang berupa pellet atau crumble. Pada daerah

tropis biasanya digunakan sistem pemberian pakan kering. Peternak lokal bisa

menggunakan pakan anak ayam starter dan petelur untuk puyuh pertumbuhan dan

petelur. Pakan tersebut disuplementasi dengan bahan berprotein tinggi seperti tepung

ikan, kedele (biji atau bungkil) dan susu skim. Pertumbuhan pertama yang cepat

diperoleh dengan pakan berprotein tinggi. Puyuh Jepang dewasa, usia 5-6 minggu,

merespon positip terhadap pakan berprotein yang lebih tinggi. Pakan starter

berprotein tinggi ini menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada burung yang

sedang tumbuh, dan betelur lebih awal dan lebih konsisten.

Bagi burung yang baru dewasa, kebutuhan pakannya hampir sama kecuali

kalsium dan fosfor. Pakan yang mengandung 1,25% fosfor total dan 3,50% kalsium

sangat dianjurkan, mungkin harus dinaikkan menjadi 3,9% pada cuaca panas ketika

puyuh makan sedikit lebih rendah tapi masih membutuhkan kalsium untuk

menghasilkan telur. Kulit kerang yang dipecah atau serpihan batu kapur bisa

diberikan secara kafetaria.

Pakan yang hanya mengandung protein tanaman, tambahan metionin dan

lisin bisa menguntungkan. Ada indikasi bahwa kedua asam amino ini adalah

pembatas utama pada puyuh Jepang (Howes , 1999)

Burung puyuh muda yang dipelihara untuk diambil dagingnya atau untuk

perburuan diberi pakan berbeda dari burung puyuh yang diambil telurnya atau untuk

dibiakkan. Burung puyuh Bobwhite tipe pedaging memiliki tubuh yang lebih besar

dan lebih cepat gemuk daripada burung puyuh yang di dibesarkan untuk tujuan

terbang saja. Pakannya harus mengandung zat makanan yang sesuai dengan

kebutuhan pakan burung yang diproduksi. Mereka tidak mengkonversikan pakan

menjadi daging Dan menghasilkan karkas yang tidak terlalu diinginkan saat

disembelih.

Berikan anak puyuh pakan “starter” segera setelah menetas. Lanjutkan

pemberian “ pakan starter “ sampai burung berusia enam atau 8 minggu.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 12: Burung Puyuh

73

Adapun kebutuhan zat makanan burung puyuh dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kebutuhan zat makanan untuk burung puyuh.

Zat makanan Growing Laying Me (kkal/kg) Protein (%) Vitamin A (IU) Vitamin D (ICU) Vitamin E (IU) Vitamin K (mg) Biotine (mg) Choline (mg) Folacin (mg) Niacin (mg) Asam pantotenate (mg) Pyridoksin(mg) Riboflavin (mg) Thianin (mg) Kalsium (%) Phosphor total (%) Sodium (%) Kalium (%) Besi (mg) Cuprum (mg) Mangan (mg) Zinc (mg) Selenium (mg)

2800 24

400 600

40 5

0,12 3500

0,4 40 40 2 2 2

0,8 0,8

0,12 0,4

120 5 80 75

0,1

2800 20

4000 600 40

5 0,4

2000 0,5

40 40 2 4 2 25

0,8 0,12 0,4

120 5 80

75 0,1

Sumber : Shim dan Vohra, 1984.

3.7. PEMBERIAN PAKAN UNTUK BURUNG PUYUH

Seluruh pakan unggas dan burung kesenangan (love-bird) mengacu pada

pakan “lengkap”. Pakan itu harus mengandung protein, energi, vitamin, mineral dan

zat makanan lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan yang tepat, produksi telur

dan kesehatan. Memberi pakan dengan bahan-bahan lain, baik dicampur atau

terpisah, dapat mengganggu keseimbangan zat makanan yang terdapat dalam pakan

lengkap. Memberi biji-bijian tambahan atau suplemen tidak dianjurkan.

Pakan merupakan faktor penting yang dibutuhkan untuk mendapatkan puyuh

dengan kondisi fisik yang baik, pertumbuhan, dan produksi telur yang normal.

Karena pakan merupakan 60-70% komponen biaya produksi dalam peternakan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 13: Burung Puyuh

72

disimpulkan bahwa penambahan 2 mg riboflavin per kg makanan dibutuhkan untuk

burung puyuh periode growing.

Biotin. Dibuktikan dalam suatu penelitian bahwa penambahan biotin dalam

pakan memperbaiki pertambahan bobot badan dan produksi telur. Adapun kebutuhan

biotin untuk burung puyuh periode growing dan laying masing-masing adalah 0,12

dan 0,9 mg/kg pakan.

Pyridoksin. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

pyridoksin adalah antara 1,5 sampai 6 mg/kg pakan dengan kebutuhan rata-rata

sebesar 2 mg/kg pakan.

Asam pantotenat. Untuk pertumbuhan yang baik dan mencegah

kematian dibutuhkan asam pantotenat sebesar 7,5 mg/kg pakan, tetapi untuk

pertumbuhan bulu yang baik diperlukan asam pantotenat sebesar10-30 mg/kg

pakan. Dari penelitian yang lain disimpulkan bahwa kebutuhan asam pantotenat

adalah 40 mg/kg pakan. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan 40 mg/kg

pakan untuk memenuhi kebutuhan asam pantotenat. Defisiensi asam pantotenat

menyebabkan kematian embrio pada akhir pengeraman, perdarahan pada embrio,

oedema, dan kaki bengkok.

Cholin. Untuk pertumbuhan yang baik, mencegah perosis, mempertahankan

produksi, berat dan daya tetas telur, burung puyuh membutuhkan cholin dalam

jumlah lebih besar daripada kebutuhan cholin pada ayam, yaitu 3,5 dan 2,0 g/kg

pakan masing-masing untuk burung puyuh periode growing dan laying.

3.6. AIR MINUM

Kebutuhan air minum per unit berat badan menurun dengan meningkatnya

umur ternak yaitu 4,2; 3,1 dan 2,7 gram per gram berat badan masing-masing untuk

burung puyuh umur 12-15, 19-22 .dan 26-29 hari. Sedangkan imbangan antara air

minum dan makanan untuk periode yang sama adalah 2,3; 2,0 ; dan 1,7.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 14: Burung Puyuh

71

Vitamin E. Defisiensi vitamin E menyebabkan gangguan fertilitas pada

burung puyuh .jantan lebih hebat dari pada burung puyuh betina. Gejala tersebut

dapat diatasi dengan pemberian 40 I.U vitamin E per kg pakan selama 2 minggu.

Kebutuhan vitamin E untuk burung puyuh kelihatannya berkisar antara 30 I.U/kg

pakan. Jumlah tersebut dapat diganti dengan 1 mg selenium/kg pakan.

Vitamin K. Referensi tentang kebutuhan vitamin K untuk burung puyuh

sangat sedikit, tetapi dari pustaka yang ada dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

vitamin K adalah sebesar 5 mg/kg pakan.

Vitamin yang larut dalan air.

Thiamin. Anak puyuh yang baru menetas dari induk yang menderita

defisiensi thiamin akan menunjukkan gejala polyneuritis. Anak puyuh tersebut

menunjukkan respon yang positif terhadap pemberian thiamin. NRC menyarankan

kebutuhan thiamin untuk burung puyuh petelur sebesar 0,8 mg/kg pakan. Tetapi dari

penelitian-penelitian lain dapat disimpulkan bahwa kebutuhan thiamin untuk burung

puyuh adalah berkisar antara 0,9% sampai 2,0 mg/kg pakan.

Niacin. Defisiensi niacin pada burung puyuh umur 4 minggu akan

menyebabkan hambatan pertumbuhan. Tetapi pada burung puyuh yang baru menetas

defisiensi niacin menyebabkan kematian pada hari ke 9. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat gejala kekurangan vitamin ini tergantung dari umur ternak. Gejala-gejala

defisiensi niacin lain yang sering dijumpai pada burung puyuh adalah gangguan

pertumbuhan, menurunnya aktifitas dan atropi otot pektoralis. Dari beberapa

penelitian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan niacin untuk burung puyuh periode

growing adalah 15-40 mg/kg pakan dan untuk periode laying adalah 80 mg/kg pakan.

Riboflafin. Defisiensi riboflafin menyebabkan hambatan pertumbuhan,

tingginya kematian, gangguan kaki, dan gangguan pertumbuhan bulu. Jika dalam

pakan tidak terdapat vitamin B dan vitamin C, maka kebutuhan riboflavin adalah 8

mg/kg pakan, tetapi jika dalam makanan terdapat vitamin B dan vitamin C maka

kebutuhan riboflavin hanya 4 mg/kg pakan. Dari penelitian lain dapat

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 15: Burung Puyuh

70

Selenium. Mineral ini penting untuk pertumbuhan burung puyuh meskipun

di dalam makanan sudah cukup mengandung vitamin E. Pakan yang mengandung

selenium dan vitamin E dalam jumlah rendah menyebabkan gangguan reproduksi

seperti penurunan daya tetas dan daya hidup anak yang baru menetas. Gejal-gejala

tersebut dapat dihilangkan dengan pemberian 1 mg selenium atau 30 I.U. vitamin E

per kg pakan.

3.5. VITAMIN

Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin A. Pakan yang mengandung vitamin A bervariasi dari 550 sampai

4400 I.U/kg tidak menimbulkan perbedaan laju pertumbuhan, baik pada burung

puyuh jantan maupun betina jika pakan tersebut mengandung energi 2640-3200

kkal/kg. Tetapi jika pakan mengandung energi dalam jumlah rendah akan terjadi

gejala kematian yang tinggi.

Untuk produksi telur yang normal, kebutuhan vitamin A pada ayam pedaging

adalah 2200 I.U dan 1650 I.U/kg masing-masing untuk pakan yang mengandung

energi rendah dan tinggi. Tetapi untuk tujuan breeding (daya tetas yang tinggi)

dibutuhkan vitamin A sebesar 3300 I.U/kg makanan.

Vitamin D. Burung puyuh jantan tetap dalam kondisi fisik yang baik

meskipun mendapat pakan yang tidak mengandung vitamin selama satu tahun.

Tetapi jika, baik burung puyuh jantan maupun betina, dalam keadaan

keseimbangan kalsium yang negatif, maka defisiensi vitamin D menyebabkan

kematian sampai 16% dan 90% masing-masing pada jantan dan betina. Dari

penelitian yang ada dapat disimpulkan bahwa untuk menghilangkan gejala-gejala

kematian yang tinggi, penurunan jumlah abu tulang dan penurunan konsentrasi

kalsium dalam plasma dibutuhkan vitamin D3 masing-masing sebesar 4, 12 dan 8

mikrogram/kg pakan.

Defisiensi vitamin D3 yang ringan tidak berpengaruh pada berat badan, tetapi

menurunkan konsumsi pakan. Difisiensi vitamin D juga menyebabkan penurunan

produksi telur, tetapi efeknya tidak seberat defisiensi kalsium.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 16: Burung Puyuh

69

mengandung 0,3% phosphor yang dapat digunakan (available phosphorus). Jika

imbangan antara kalsium dan phosphor lebih luas dari angka tersebut maka

pertumbuhan akan terhambat dan terjadi gejala riketsia. Untuk burung puyuh petelur

dibutuhkan kalsium dan phosphor masing-masing sebesar 2,5-3,0% dan 0,8% untuk

produksi telur dan daya tetas yang optimal.

Sodium. Burung puyuh yang mendapat makanan yang mengandung

sodium sebesar 0,042-0,056% menunjukkan gejala pertumbuhan terhambat,

mortalitas tinggi, pembesaran adrenalin dan menurunnya jumlah sodium dalam

plasma darah. Gejala-gejala tersebut dapat dihilangkan dengan pemberian sodium

sebesar 0,1% dalam pakan

Magnesium. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

magnesium untuk burung puyuh adalah 150-300 mg/kg makanan. Pemberian

magnesium sampai 1000 mg/kg pakan tidak menimbulkan gejala-gejala yang

merugikan. Adapun defisiensi magnesium menyebabkan terhambatnya

pertumbuhan, kekejangan, dan kematian.

Besi dan cuprum. Difisiensi besi dan cuprum akan menyebabkan

gangguan yang berat pada pertumbuhan, penurunan konsentrasi hemoglobin

dan gangguan ringan pada daya tahan. Menurut beberapa penelitian, kebutuhan besi

dan cuprum untuk burung puyuh pada periode growing adalah masing-masing 90-

120 dan 5 mg/kg makanan.

Zinc. Burung puyuh sangat sensitif terhadap defisiensi zinc. Gejala

kekurangan zinc pada burung puyuh adalah pertumbuhan yang lambat, pertumbuhan

bulu terganggu, kesulitan pernafasan dan tidak ada koordinasi gerak kaki. Seperti

diketahui ada hubungan antara kalsium dan zinc, dimana kandungan kalsium yang

tinggi akan menurunkan penyerapan zinc. Oleh karena itu agak sulit untuk

menentukan kebutuhan zinc untuk burung puyuh dengan tepat. Dari beberapa

penelitian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan zinc untuk burung puyuh adalah 25-

75 mg/kg pakan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 17: Burung Puyuh

68

Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa retensi nitrogen (Y, g/hari)

meningkat dengan meningkatnya konsumsi nitrogen (X, g/hari) dengan persamaan ;

Y = 1,153 + 0,18 X

tetapi menurun dari 46% pada umur 2 minggu menjadi 33% pada umur 4 minggu

jika dinyatakan dalam bentuk persen dari konsumsi nitrogen. Retensi nitrogen (Y)

juga meningkat dengan meningkatnya konsumsi energi (X) dengan persamaan:

Y = -2,29 + 3,297 X

Burung puyuh mempunyai telur dengan bobot rata-rata 10 gram, terdiri dari

74,6% air, 13,1% protein. 11,2% lemak dan 1,1% abu. Jadi untuk memproduksi satu

butir telur dibutuhkan protein sebesar: 13,1% x l0 g = l,31g. Jika kehilangan nitrogen

endogen (dari dalam tubuh) adalah 201 mg x W(kg) 0,75 maka seekor burung puyuh

dengan berat badan 150 g akan kehilangan nitrogen endogen (dari dalam tubuhnya)

sebesar 0,201 x 0,1500,75 = 0,048 g atau setara dengan 0,3 gram protein. Jadi untuk

burung puyuh petelur dibutuhkan protein sebesar 1,31 + 0,3 = 1,61 gram. Jika

efisiensi penggunaan protein adalah 55% maka kebutuhan protein adalah 1,61 dibagi

0,55 = 2,93 gram per hari. Jika rata-rata konsumsi pakan adalah sebesar 20

g/ekor/hari, maka kandungan protein dalam pakan adalah minimal sebesar 14,65%.

Tetapi dari beberapa penelitian, kandungan protein yang optimal untuk produksi

telur adalah 20%.

Kandungan protein sebesar 16% untuk burung puyuh bibit menyebabkan

penurunan produksi, berat telur, dan daya tetas. Oleh karena itu untuk burung

puyuh bibit disarankan kebutuhan proteinnya tidak kurang dari 4,71 g per ekor

per hari untuk produksi telur sebesar 78-80%. Dari penelitian yang lain diperoleh

hubungan antara produksi telur (Y) dan konsumsi protein (X, g/100 ekor/hari)

dengan persamaaan:

Y = -3,79x2 + 41.25X - 21,31

3.4. MINERAL

Kalsium dan phosphor. Kebutuhan kalsium untuk burung puyuh umur 2 dan

4 minggu adalah masing-masing 0,87% dan 0,48% dalam pakan yang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 18: Burung Puyuh

67

maka kebutuhan energinya adalah sebesar 2600 kkal/kg pakan. Penelitian lain

menunjukkan bahwa kebutuhan energi dan protein untuk mempertahankan produksi

telur sebesar 90% dengan bobot 9,3 gram adalah 3150 kkal/kg dan 24,5%

3.3. PROTEIN DAN ASAM AMINO

Seperti telah diutarakan dimuka, kandungan protein dalam pakan untuk

memenuhi kebutuhan adalah tergantung pada besarnya kandungan energi dalam

pakan. Dari beberapa hasil penelitian mengenai kebutuhan energi dan protein

dapat disimpulkan bahwa imbangan kebutuhan energi : protein untuk burung

puyuh pada periode growing dan laying masing-masing adalah sebesar 96-128 dan

125-197. Rentangan imbangan energi protein yang cukup besar ini disebabkan

karena perbedaan jenis pakan yang digunakan dalam penelitian.

Untuk burung puyuh pada periode starter dibutuhkan protein sebesar 24-

26% kemudian menurun menjadi 20% pada umur 3 sampai 6 minggu.

Kebutuhan lysine dan asam amino yang mengandung belerang masing-

masing bervariasi dari 3,70-5,27% dan 2,32-2,83% dari kandungan protein.

Kebutuhan asam amino dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kebutuhan asam amino untuk burung puyuh pada periode growing dan laying

Asam amino Kebutuhan (% dari makanan)

Growing Laying Protein Lysine Methionine Cystine Methionine + Cystine Arginine Histidine Iso leucine Leucine Phenylalanine Tyrosine Phenylalanine + tyrosine Threonine Tryptopan Valine

25 1,15 0,43 0,29 0,72 1,25 0,36 0,98 1,69 0,96 0,83 1,47 1,02 0,22 0,95

18 0,86 0,37 0,31 0,68 1,13 0,38 0,81 1,28 0,70 0,55 1,25 0,67 0,17

0,83

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 19: Burung Puyuh

66

Resting metabolic rate (RMR)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Freeman dapat disimpulkan bahwa RMR untuk

burung puyuh dewasa adalah:

RMR/jam = 12,4 ml O2 x BB0,67

Jika konsumsi O2 untuk burung puyuh dewasa adalah 7,53 liter per 24 jam

dan memetabolis karbohidrat dengan menghasilkan panas setara dengan 5 kkal/liter

O2 yang dikonsumsi, maka:

RMR/24 jam = 7,53 x 5

= 37,6 kkal

Angka ini kira-kira sama dengan 2,5 kali FMR, atau jika dituangkan dalam bentuk

persamaan, maka :

RMR/24 jam = 178,6 x W0,75

Metabolizable energy (ME) dan maintenance energy (MEm).

Dari pengukuran kalorimetrik akan energi dan metabolisme protein pada

burung puyuh umur 12, 19 dan 26 hari dapat disimpulkan bahwa konsumsi. ME

menurun pada umur 2-3 minggu, kemudian konstan setelah umur tersebut. Efisiensi

penggunaan energi untuk pertambahan bobot badan adalah 33% baik untuk burung

puyuh jantan maupun betina. Angka tersebut jauh lebih rendah daripada efisiensi

penggunaan energi pada itik dan ayam masing-masing sebesar 62 dan 50 %. Pada

burung puyuh kelebihan energi lebih banyak diubah menjadi protein daripada

lemak. Namun demikian kebutuhan energi untuk maintenance (pemeliharaan) pada

burung puyuh lebih besar daripada ternak ayam. Burung puyuh kurang efisien

sebagai pengubah makanan menjadi jaringan tubuh daripada ternak ayam pedaging,

tetapi lebih banyak energi ditahan sebagai protein daripada lemak.

Begin dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan energi

metabolis pada burung puyuh dan ayam. Energi yang rendah atau tinggi dalam

makanan akan digunakan dengan efisiensi yang sama, tetapi burung puyuh lebih

efisien dalam menggunakan pakan yang berenergi rendah dari pada ayam.

Kebutuhan energi untuk burung puyuh petelur adalah 2790 kkal/kg pakan

yang mengandung 20% protein. Jika kandungan protein diturunkan menjadi 16%

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 20: Burung Puyuh

65

ME= -1,686+(0,014% x EE x BB0,67) – 0,784 U + 2,007 PBB + 1,94 BB0.67

dimana:

ME = kebutuhan energi dalam kkal/ekor/hari

EE = efisiensi energi yaitu ME/GE yang dikonsumsi

BB = berat badan dalam gram

U = umur dalam hari

PBB = perubahan berat badan dalam gram

Fasting metabolic rate (FMR).

FMR untuk semua spesies hewan dapat dihitung dengan menggunakan

rumus: .

FMR = 70W0,75

dimana:

FMR = fasting metabolic rate dalam kkal/24 jam W = berat badan dalam kg Kalau berat seekor burung puyuh rata-rata adalah 125 gram, maka dengan

menggunakan rumus tersebut dapat dihitung FMR untuk burung puyuh adalah 14,7

kkal/24 jam. Berat badan burung puyuh dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Berat badan rata-rata burung puyuh

Umur (minggu) Berat badan (g/ekor)

Betina Jantan 0 2 4 6 8

12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52

7,0 43,3 95,2

130,1 142,3 152,0 153,1 155,2 161,6 158,4 152,8 152,0 152,5 155,4 159,5 163,0

7,0 43,0 91,2

111,2 116,5 120,8 122,2 123,8 127,0 125,3 123,9 124,6 125,7 125,1 125,8 128,6

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 21: Burung Puyuh

64

BAB 3

BURUNG PUYUH Oleh: Osfar Sjofjan

3.1. PENDAHULUAN

Burung puyuh (Cotutunix Curtunix Japonica) ternyata saat ini menjadi hewan

percobaan di laboratorium yang penting karena ukuran tubuhnya yang relatif kecil,

dewasa kelamin pada umur 6-7 minggu, produksinya tinggi, dapat menghasilkan 3-4

generasi dalam satu tahun dan mudah untuk dipelihara.

Penelitian awal mengenai kebiasaan makan burung puyuh pada habitat

aslinya dilakukan oleh para pecinta alam. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan

dapat disimpulkan bahwa burung puyuh pada habitat aslinya lebih memilih makanan

yang mengandung protein tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup dan produksi

yang efisien. Para peternak burung puyuh di Jepang menyadari bahwa burung puyuh

yang sudah diternakkan membutuhkan protein dalam jumlah yang lebih tinggi

daripada unggas lain.

Kebutuhan zat makanan untuk burung puyuh telah banyak dipelajari dan

hasilnya dipublikasikan oleh NRC dan terbitan-terbitan lainnya. Dalam uraian ini

diutarakan tentang kebutuhan zat makanan burung puyuh menurut NRC dan hasil-

hasil penelitian yang terus berkembang.

3.2. ENERGI

Sebagaimana ternak unggas lain, burung puyuh mengkonsumsi makanan

sesuai dengan kebutuhannya akan energi. Kebutuhan akan energi dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain umur ternak, status produksi dan suhu lingkungan. Oleh

karena itu kandungan zat makanan dalam pakan yang mampu memenuhi kebutuhan

harus disesuaikan dengan kandungan energi dalam pakan. Farrell dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa kebutuhan energi metabolis (ME) untuk burung

puyuh adalah 57, 47 dan 52 kkal per kg berat badan, masing-masing untuk burung

berumur 12, 19 dan 26 hari. Sedangkan Blem membuat suatu rumus untuk

menghitung kebutuhan energi untuk burung puyuh berumur 0 sampai 42 hari

sebagai berikut :

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.