cara pengolahan air limbah

18
Cara Pengolahan Air Limbah

Upload: upil-newangel

Post on 08-Feb-2016

203 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Pengolahan Air Limbah

Cara Pengolahan Air Limbah

Page 3: Cara Pengolahan Air Limbah

Cara Pengolahan Air Limbah Tidak ada negara atau peradaban bisa bertahan tanpa air. Ini adalah arteri untuk semua kehidupan. Salah satu aspek penting untuk menjaga pasokan air adalah melalui Cara pengolahan air limbah yang tepat. Berikut adalah cara sebagian besar fasilitas Cara pengolahan air limbah dalam pekerjaan Amerika Serikat.

Fungsi dasar dari setiap fasilitas Cara pengolahan air limbah adalah untuk mempercepat dengan cara alami dimana air memurnikan dirinya. Hal ini dilakukan melalui berbagai tahap pengobatan yang disebut awal, sekunder dan tersier.

Pengolahan awal

Selokan sanitasi membawa air limbah ke fasilitas. Limbah melewati dua mekanis dibersihkan bar layar yang mengeluarkan benda mengambang besar, seperti kertas atau tongkat. Air limbah tersebut kemudian dipompa ke tangki aerasi di mana grit pasir, kerikil dan lainnya padatan high-density menetap. Puing-puing yang tidak diinginkan diangkat dari semua tank dan disimpan ke wadah lainnya.

Pengolahan kedua

Setelah screening dan grit removal, air limbah masih mengandung bahan organik dan anorganik terlarut bersama dengan padatan tersuspensi. Pada langkah pengobatan selanjutnya, air mengalir ke tiga tangki aerasi. Di sini, bakteri dan jumlah yang tepat oksigen dicampur dengan air limbah sehingga bakteri dapat “makan” limbah dalam air. Aerator di bagian bawah tangki mempertahankan oksigen yang dibutuhkan untuk produktivitas maksimum bakteri.

Air limbah kemudian terus ke clarifiers. Dalam tangki ini, padatan menetap, dan aliran cairan pembersih atas bendung stopkontak. The padatan menetap disebut lumpur dan kaya bakteri aktif. Lumpur dipompa keluar dari clarifiers dan kembali yang diperlukan untuk mengolah air limbah yang masuk.Setiap kelebihan lumpur akhirnya dihapus dari clarifiers.

Pengolahan tersier

Setelah air melewati atas bendung, kapur ditambahkan untuk mengatur pH air. Air kemudian masuk ke dalam tiga tangki aerasi sekunder. Sludge sekali lagi dicampur dengan air dan diangin-anginkan. Dalam proses ini, bakteri spesial mengkonversi protein dan amonia hadir dalam air limbah menjadi bentuk nitrogen yang tidak akan merusak lingkungan.

Air terus ke clarifiers akhir. Sekali lagi, air jernih mengalir di atas bendung, dan padatan mengendap di dasar tangki.

Akhirnya, aliran air melewati empat filter antrasit, yang menjebak partikel halus yang dapat tetap berada dalam air limbah. Setelah penyaringan, klorin ditambahkan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit yang mungkin hadir. Air ini kemudian dilepaskan, biasanya menjadi sungai yang mengalir, di mana proses pengobatan alam sendiri akan terus menghapus sejumlah kecil limbah yang tersisa.

Metode Berbasis Lahan dari Cara pengolahan air limbah – Sebuah Tinjauan Singkat OlehRodNashMetode berbasis lahan pengolahan limbah telah digunakan selama bertahun-tahun. Ada beberapa jenis metode

Page 4: Cara Pengolahan Air Limbah

pengobatan yang digunakan. Dalam artikel ini saya memberikan gambaran singkat dari berbagai jenis metode pengobatan berbasis lahan dan bagaimana mereka bekerja.

Berbagai jenis metode berbasis lahan Cara pengolahan air limbah dapat diidentifikasi berdasarkan baik pada tingkat infiltrasi air limbah melalui tanah atau bagaimana itu diterapkan atas tanah:

Overland Metode Arus – Sebuah lahan miring tumbuh dengan rumput digunakan dalam metode pengobatan tanah air limbah. Air limbah disemprotkan di bagian atas lereng ini melalui penyiram atau pipa. Air limbah kemudian mengalir menuruni lereng dalam film tipis di atas rumput dan masuk ke pipa pengumpul terletak di ujung lereng. Ini mengalir ke bawah air limbah mengalami, reaksi fisik dan kimia biologi sebagai bagian dari pengobatan.

Metode Infiltrasi Bawah Permukaan – Metode ini menggunakan bidang penyerapan tanah atau bidang menguras berbaring di bawah lapisan permukaan tanah. Sebagai air limbah dilepaskan ke saluran bidang ini, itu ditindaklanjuti oleh matriks tanah. Diperlakukan air limbah kemudian meresap ke air tanah. Kakus perendam adalah turunan dari metode ini.

Lambat Metode Rate – air limbah yang diterapkan pada permukaan tanah dengan vegetasi pada tingkat lambat. Tingkat lambat aplikasi mencegah limpasan air limbah. Air limbah yang diterapkan di tanah ini diperlakukan baik oleh tanaman dan mikroorganisme hadir dalam tanah. Beberapa air dilepaskan ke atmosfer melalui transpirasi oleh tanaman. Sisa air limbah akan diperlakukan seperti itu merembes ke bawah tanah. Ini submerges akhirnya ke dalam air tanah.

Metode Infiltrasi cepat – Sebuah volume besar air limbah yang diterapkan pada tanah yang memungkinkan infiltrasi tinggi atau perkolasi melalui tanah. Permukaan tanah tandus atau tanpa segala bentuk vegetasi. Matriks tanah melalui mana merembes air limbah, bertindak atas air limbah meresap, memperlakukannya dalam proses. Diperlakukan air limbah akhirnya submerges ke dalam tabel

Diselamatkan Air: Cara Pengolahan Air Limbah

Oleh Jack HaymakerCara pengolahan air limbah adalah sesuatu yang kita tidak berpikir banyak. Kami menggunakan kamar mandi, toilet dan tenggelam beberapa kali sehari, tapi jarang diduga diberikan kepada mana air pergi setelah digunakan, dan apa yang dilakukan dengan air. Berikut adalah melihat di pabrik Cara pengolahan air limbah dan bagaimana mereka membantu menjaga planet kita sehat sambil memberikan beberapa kebutuhan dasar.

Mana GoesKetika air yang digunakan, mengalir ke toilet atau ke saluran pembuangan dari bak mandi atau wastafel dan berjalan melalui banyak saluran air dan pipa hingga mencapai selokan. Sistem ini bertanggung jawab untuk membawa air limbah dari rumah kita dan memberikan kepada pabrik pengolahan air limbah.

Apa Adanya?Air biasanya dipisahkan menjadi dua kategori. Jenis pertama air, yang dikenal sebagai blackwater, adalah air dari toilet yang mengandung kotoran atau urin. Materi dalam air ini harus diurai. Kedua jenis air, yang dikenal sebagai greywater, berasal dari proses mencuci yang membutuhkan air, seperti mandi, wastafel dan mesin cuci. Setelah pengobatan, greywater kadang-kadang dapat digunakan kembali untuk menyiram toilet atau menyiram tanaman.

Apa Yang Terjadi Untuk Ini?Air limbah umumnya akan melalui tiga proses di sebuah pabrik pengolahan. yang pertama disebut pengobatan primer. Selama ini, air limbah yang diadakan di baskom diam dan diperbolehkan untuk memisahkan. Padatan

Page 5: Cara Pengolahan Air Limbah

bertahap melayang ke bawah, sedangkan minyak dan gemuk mengapung ke atas. Unsur-unsur dipisahkan kemudian dihapus, dan air tersebut akan dipindahkan ke proses kedua.

Dalam proses selanjutnya, yang dikenal sebagai pengobatan sekunder, materi biologis yang baik dilarutkan ke dalam atau sedang tersuspensi dalam air akan dihapus. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan terbawa air mikro-organisme yang dipelihara di habitat terkontrol. Kadang-kadang, proses pemisahan lagi diperlukan untuk menghilangkan mikro-organisme sebelum proses ketiga dan terakhir.

Dalam proses terakhir, yang dikenal sebagai pengolahan tersier, air dipersiapkan untuk masuk kembali ke dalam sistem air bumi. Hal ini dapat dilakukan dengan disinfektan air baik secara kimia maupun fisik. Setelah langkah ini, air biasanya dibuang ke sungai atau sungai, tetapi dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti irigasi untuk lapangan golf atau lahan pertanian. Dalam beberapa kasus, air yang cukup bersih dapat diperkenalkan kembali untuk resapan air tanah.

Tentu saja, ada banyak, banyak langkah yang terlibat dalam setiap langkah pengobatan untuk benar mengolah air untuk reintroduksi ke dalam sistem. Instalasi Cara pengolahan air limbah merupakan bagian penting dari sistem air kita, dan tanpa mereka kita akan dihadapkan dengan kontaminasi air mungkin bisa berbahaya atau bahkan fatal bagi ratusan ribu, jika tidak jutaan orang. Instalasi Cara pengolahan air limbah membantu kami membantu bumi, demikian informasi mengenai Cara pengolahan air limbah.

Page 6: Cara Pengolahan Air Limbah

Pengolahan Air Limbah Fisika Grit Chamber

Pengolahan Air Limbah Fisika Grit Chamber adalah bertujuan untuk menghilangkan kerikil, pasir, dan partikel-partikel lain yang dapat mengendap di dalam saluran dan pipa-pipa serta untuk melindungi pompa-pompa dan peralatan lain dari penyumbatan, abrasi, dan overloading. Pengolahan Air Limbah Fisika Grit removal digunakan untuk mengambil padatan-padatan yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari 0,2 mm. Grit yang terambil biasanya juga mengandung bahan-bahan organik yang mengendap secara bersamaan. Oleh karena itu, grit perlu dicuci terlebih dahulu untuk mencegah adanya bau dan masalah-masalah kesehatan yang mungkin timbul.

Pengolahan Air Limbah Fisika Grit Chamber Removal Sederhana – didasarkan pada kecepatan horizontal air yang melalui saluran. Sistem ini kurang baik karena kecepatan sebesar 0,3 m/detik tidak dapat dijamin konstan setiap saat. Namun, tipe ini dapat diperbaiki untuk memperoleh kecepatan yang konstan, yakni dengan menambahkan weir. Bentuk weir bervariasi, ada yang segiempat, trapezium, dan segitiga. Jika pembersihan dilakukan secara manual, harus ada dua buah, untuk Pengolahan Air Limbah Fisika Grit Chamber Removal jika salah satu dibersihkan, yang lain dapat dioprasikan.

Pengolahan Air Limbah Fisika Circular Grit Chamber Removal – Grit masuk dalam grit removal dari bagian samping dan mengendap di tengah-tengah tangki. Grit yang berada di tengah-tengah bak diambil dengan menggunakan pompa atau air lift untuk dipindahkan ke tempat pengeringan (gravity drying tanks). Kecepatan aliran masuk berkisar antara 0,7 – 1,0 m/detik dan kecepatan aliran keluar sebesar 0,8 m/detik. Secara teoritis, waktu tinggal tidak lebih dari 45 detik.

Pengolahan Air Limbah Fisika Aerated Grit Chamber – Air yang mengalami aerasi akan menyebabkan terjadinya arus perputaran pada air limbah sehingga kecepatan pada bagian bawah Pengolahan Air Limbah Fisika Grit Chamber konstan. Dengan demikian, tidak akan terjadi pengendapan zat-zat organic. Kedalaman minimum yang diperlukan untuk menjamin terjadinya perputaran air secara vertical adalah 2 m, dengan laju udara masuk sebesar 10-25 m2/m.jam. Sistem ini juga sering digunakan dalam pemisahan oli.

Pengolahan Air Limbah Fisika Sieves

Pengolahan Air Limbah Fisika Sieves, berbeda dengan screen yang menggunakan bar, strainer menggunakan anyaman kawat logam atau plastic, ataupun pelat berlubang (perforated plate). Ukuran bukaan biasanya berkisar antara 0,02 mm atau lebih kecil. Peralatan ini biasanya digunakan dalam proses industry untuk mengembalikan bahan-bahan yang masih bermanfaat. Saringan harus dijaga agar tetap bersih dan system pembersihan sebaiknya menggunakan system otomatis. Hasil penyaringan dapat dikurangi kandungan airnya, didaur-ulang,

Page 7: Cara Pengolahan Air Limbah

atau disimpan. Beberapa jenis strainer yang tersedia di pasaran adalah curved, static strainer, rotary strainer, band strainer, dan spiral strainer.

Pengolahan Air Limbah Fisika Curved Strainer terbuat dari batang-batang baja tahan karat yang berukuran kecil-kecil dan disusun secara horizontal, dapat berbentuk lurus atau bergelombang dengan penampang berbentuk segitiga. Air limbah didistribusikan pada bagian atas screen yang memiliki kemiringan secara bertahap, dari 60 deajat hingga 45 derajat dari atas ke bawah. Dengan cara tersebut, pemisahan, pengaliran air, pencucian, dan pemindahan padatan dapat berjalan dengan baik. Pengoperasian tipe peralatan ini cukup aman dan banyak digunakan dalam pabrik pulp dan kertas, pabrik pengepakan, serta rumah potong hewan.

Pengolahan Air Limbah Fisika Rotary Strainer terdiri atas screen bulat yang terbuat dari anyaman kawat logam atau pelat besi berlubang-lubang dengan sumbu horizontal, Air limbah mengalir dari bagian dalam ke bagian luar. Bila peralatan ini merupakan mikrostrainer, biasanya digunakan untuk menurunkan konsentrasi suspended solid pada air limbah yang akan di buang ke badan air.

Pengolahan Air Limbah Fisika Spiral sieves adalah alat penyaringan yang halus. Alat ini menjadi satu dengan system dewatering atau dapat juga langsung dipasang pada saluran air limbah. Sistem ini hampir dapat dikatakan bebas maintenance. Spiral tanpa shaft ini dilengkapi dengan sikat yang dapat mencegah terjadinya penyumbatan.

Pengolahan Air Limbah Fisika Band Strainer – tipe ini dapat menangani kapasitas yang besar dan bervariasi. Prinsip kerja alat ini adalah dapat mengambil padatan dengan gerakan yang kontinu dan perlahan-lahan. Padatan-padatan yang terambil selanjutnya dipindahkan oleh sikat-sikat atau sraper yang terdapat pada bagian atas peralatan. Pengunjung yang baik kemudian kita lanjutkan ke Pengolahan Air Limbah Fisika selanjutnya yaitu Equalisasi, Sedimentasi dan Flotasi di Pengolahan Air Limbah Fisika.

Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi

Setelah membahas tentang Pengolahan Air Limbah Fisika Grit Chamber marilah kita melanjutkan dengan Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi ayo mari kita baca bersama-sama, laju alir digunakan untuk menangani variasi laju alir dan memperbaiki performance proses-proses selanjutnya. Di samping itu, equalisasi juga bermanfaat untuk mengurangi ukuran dan biaya proses-proses selanjutnya. Pada dasarnya, equalisasi dibuat untuk meredam fluktuasi air limbah sehingga dapat masuk ke dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara konstan.

Manfaat Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi – Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi adalah sebagai berikut :

Page 8: Cara Pengolahan Air Limbah

Pada Pengolahan Air Limbah biologi, perubahan beban secara mendadak dapat dihindari, senyawa-senyawa inhibit dapat lebih diencerkan dan pH dapat diatur supaya konstan. Performance sedimentasi kedua dapat diperbaiki karena beban padatan yang masuk ke dalamnya dapat diatur supaya konstan.

Pada filtrasi, kebutuhan surface area dapat dikurangi, performance filter dapat diperbaiki, dan pencucian pada filter dapat lebih teratur. Pengaturan bahan-bahan kimia dapat lebih terkontrol dan prosesnya menjadi lebih masuk akal.

Di samping untuk memperbaiki performance sebagian besar unit operasi, flow equalization merupakan pilihan yang menarik untuk memperbaiki performance Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang overloaded.

Lokasi Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi harus dipertimbangkan pada saat pembuatan diagram alir Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi. Lokasi Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi yang optimal akan sangat bervariasi menurut tipe Pengolahan Air Limbah yang dilakukan, karakteristik system pengumpulan, dan jenis air limbah.

Pada beberapa kasus, Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi dapat ditempatkan setelah Pengolahan Air Limbah Fisika primer dan sebelum Pengolahan Air Limbah biologis. Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi yang diletakan setelah Pengolahan Air Limbah Fisika primer biasanya disebabkan oleh masalah-masalah yang ditimbulkan oleh lumpur dan buih. Jika diletakan sebelum Pengolahan Air Limbah Fisika primer dan Pengolahan Air Limbah biologis, dalam proses Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi diperlukan pengadukan untuk mencegah pengendapan dan aerasi untuk mencegah timbulnya bau.

Volume yang diperlukan untuk Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi ditentukan dengan membuat diagram hubungan antara laju alir kumulatif dan waktu (hari). Laju alir rata-rata diplotkan pada diagram yang sama. Diagram untuk menentukan volume Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi ditunjukan dalam Gambar 9. Untuk menentukan volume, ditarik garis yang parallel terhadap sumbu-sumbu koordinat. Volume yang diperlukan setara dengan jarak vertical dari kedua garis lurus tersebut.

Dalam praktik, volume bak equalisasi harus dibuat lebih besar dari hasil penentuan secara teoritis. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut. Pengoperasian alat-alat aerasi dan pengadukan secara kontinyu dapat menyebabkan air meluap berlebihan; Adanya aliran-aliran recycle; Kemungkinan adanya perubahan aliran secara tiba-tiba.

Meskipun tidak ada patokan yang pasti, biasanya volume tambahan berkisar antara 10% – 20% dari volume teoritis.

Ringkasan – secara ringkas, hal-hal penting dalam proses Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi adalah sebagai berikut,

Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi bertujuan  untuk menyetarakan laju alir dan karakteristik air limbah, mengurangi ukuran dan biaya proses pengolahan air limbah selanjutnya, dan memperbaiki performance proses selanjutnya. Lokasi Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi tergantung pada jenis pengolahan dan karakteristik air limbah, biasanya sebelum bak pengendapan awal dan aerasi.

Dalam pelaksanaan Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi dibutuhkan pengadukan untuk mencegah pengendapan dan aerasi untuk menghilangkan bau. Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi biasanya dilaksanakan bersamaan dengan netralisasi.

Dasar-dasar perencanaan Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi ; Energi pengadukan sebesar 5-10 watt/m3; Alat pengadukan meliputi shaft vertical atau horizontal mixer, submerged mixer, jet mixer, dan surface aerator atau blower; Pemilihan material seperti baja, beton,GRP (Glass Reinforced Plastic), batu kali, atau

Page 9: Cara Pengolahan Air Limbah

geomembrane; Dapat dilengkapi penutup ataupun tanpa penutup; Level bervariasi atau konstan; dan Otomatisasi atau system control (pHIR, TIR, LIRC)  Pengolahan Air Limbah Fisika Equalisasi.

Pengolahan Air Limbah Secara Biologi

Pengolahan Air Limbah Secara Biologi, unit proses biologi diperlukan untuk membersihkan zat-zat organik dari air limbah domestik dan industri, misalnya stabilisasi waste sludge. Beberapa tipe variasi proses disesuaikan dengan kebutuhan tertentu. Meskipun banyak terdapat variasi proses (Pengolahan Air Limbah Secara Biologi), namun semuanya didasarkan pada prinsip dasar metabolisme mikroba.

Unit proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologi dibedakan menjadi dua tipe, yaitu aerobik dan anaerobik. Keduanya ditandai oleh rantai reaksi biokomia yang spesifik.

Seluruh proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologi membutuhkan beberapa kondisi dasar. Di samping modifikasi proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologi yang sangat sederhana, terdapat proses-proses yang agak sensitif yang hanya dapat dioperasikan secara baik dengan kontrol dan ketelitian.

Aerase Pengolahan Air Limbah Secara Biologi bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan polutan dengan menggunakan mikroorganisme (bakteri). Dasar-dasar perencanaan aerase Pengolahan Air Limbah Secara Biologi adalah sebagai berikut :

Kekuatan pengadukan dengan menggunakan aerator berkisar antara 20-30 W/m³. Kemudian proses berikutnya dari Pengolahan Air Limbah Secara Biologi tentang peralatan yang digunakan meliputi submersible aerator, immersible aerator, surface aerator, atau blower dan diff

Kedalaman bak aerasi biasanya 3m – 5m, Dalam setiap bak aerasi digunakan dua aerator atau lebih. Fondasi harus direncanakan untuk mencegah adanya settlement dan flotasi pada saat bak kosong ataupun penuh. Bila activated sludge cenderung membentuk busa yang berlebihan dapat digunakan froth control. Rasio anatara BOD5 : P : N adalah 100 : 5 : 1.

Aerasi yang biasa digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu high rate aeration dan extended aeration. Ringkasan kedua jenis Pengolahan Air Limbah Secara Biologi Aerasi tersebut adalah sebagai berikut :

Ringkasan Pengolahan Air Limbah Secara Biologi High Rate Aeration, menurunkan BOD5 hingga 75%-90%. Rasio F/M adalah 0,4 kg – 1,5 kg BOD5 per m³ per hari. Volumetric loading rate berkisar antara 0,15 kg – 0,4 kg BOD per m³ per hari. MLSS 4.000-10.000 mg/liter. MLSS 4.000 – 10.000 mg/liter. Recycle activated sludge 1,0 – 5,0. Mean cell residance time 5 – 10 hari. Oxygen load 0,5 kg – 0,9 kg O2 per kg BOD5.

Page 10: Cara Pengolahan Air Limbah

Ringkasan Pengolahan Air Limbah Secara Biologi High Extended Aeration, menurunkan BOD5 hingga 75%-95%. F/M rasio berkisar antara 0,05 kg – 0,15 kg BOD5 per kg MLSS per hari. Volumetric loading rate berkisar antara 0,15 kg – 0,4 kg BOD per m³ per hari. MLSS 3.000-5.000 mg/liter. Recycle activated sludge 0,5 – 1,0. Mean cell residance time 20 – 30 hari. Oxygen load 1,5 kg – 2,5 kg O2 per kg BOD5.

Ringkasan Pengolahan Air Limbah Secara Biologi Sedimentasi, hal-hal penting yang bekaitan dengan proses sedimentasi antara lain sebagai berikut : Sedimentasi bertujuan untuk memisahkan mikroorganisme setelah proses aerasi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam sedimentasi adalah laju alir, waktu tinggal, weir loading rate, bentuk dan dimensi bak, struktur pipa masuk dan keluar, serta sistem pengambilan lumpur.

Dasar-dasar perencanaan Pengolahan Air Limbah Secara Biologi Sedimentasi adalah sebagai berikut, Overflow rate, rata-rata dan tertinggi tidak lebih dari 15 dan 40 m³/m² per hari. Solid loading rate, rata-rata dan tertinggi tidak lebih dari 50 dan 150 kg/m² per hari.

Detention time 2- 3 jam, Weir loading rate <350 m³/m per jam, Circular diameter 3,0 m – 60,0 m, Circular, side water depth 3,0 m – 6,0 m. Desain klarifier untuk aliran rata-rata ditambahkan recirculation. Kecepatan aliran pada pipa masuk dalah 0,3 m/detik. Kemiringan pada bak bulat adalah 40 mm – 100 mm/100 dia.

Kecepatan scrapper adalah 0,002 rev – 0,006 rev per menit. Scrapper terdiri atas bottom scrapper, top scrapper/scam scrapper dan boks, bridge, centre well dan adjustable motor. Centre well dan flume/ channel dapat terbuat dari conrete/steel. Untuk transfer lumpur dapat digunakan break tank atau underflow pipe.

Selpriming pump dan progressive cavity pump dilengkapi dengan time switch. Antikarat untuk permukaan bawah air dipasang pada kedalaman di bawah satu meter. Pengembalian lumpur pada setiap klarifier harus memiliki sistem tersendiri, dilengkapi dengan pengukur laju alir dan peralatan kontrol lainnya. Lumpur dikeluarkan secara berkala, demikian info Ringkasan Pengolahan Air Limbah Secara Biologi .

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia digunakan dalam instalasi air bersih dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan secara kimia pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) biasanya digunakan untuk netralisir limbah asam maupun basa, memperbaiki proses pemisahan lumpur, memisahkan padatan yang tidak terlarut, mengurangi konsentrasi minyak dan lemak, meningkatkan efesiensi instalasi flotasi dan filtrasi, serta mengoksidasi warna dan racun.Beberapa kelebihan Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun

Page 11: Cara Pengolahan Air Limbah

atau toksin, dan tidak tergantung pada perubahan-perubahan konsentrasi. Namun, pengolahan kimia dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent dan meningkatkan jumlah lumpur.

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia NetralisasiProses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam. Dalam pengolahan air limbah, pH diatur antara 6,0-9,5. Di luar kisaran pH tersebut, air limbah akan bersifat racun bagi kehidupan air, termasuk bakteri. Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi yang digunakan adalah  Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi antara air asam dan air biasa, penambahan bahan-bahan kimia yang diperlukan, dan filtrasi melalui zat-zat untuk Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi, misalnya CaCO3.

Jenis bahan kimia yang ditambahkan tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta kondisi lingkungan setempat. Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat dilakukan dengan penambahan Ca(OH)2 (slake lime) atau NaOH (natrium hidrosida); sedangkan proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi air limbah yang bersifat basa dapat dilakukan dengan penambahan H2SO4 (asam sulfat), HCl (asam klorida), HNO3 (asam fosforat), atau CO2 yang bersumber dari flue gas.

Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi dengan filtrasi biasanya hanya digunakan untuk kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang kecil dan harus dilakukan secara perlahan-lahan. Sistem Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi ini akan menghasilkan lumpur dalam jumlah sedikit. Sistem ini tidak dapat digunakan untuk air limbah yang mengandung kadar sulfat tinggi karena adanya pembentukan gypsum (CaSO4) pada permukaan batu kapur.

Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi dapat dilakukan dengan dua system, yaitu batch atau continue, tergantung pada aliran air limbah. Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi system batch biasanya digunakan jika aliran sedikit dan kualitas air buangan cukup tinggi. Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi system continue digunakan jika laju aliran besar sehingga perlu dilengkapi dengan alat control otomatis.

Kemungkinan untuk menetralkan air limbah dari beberapa aliran sangat tergantung pada proses produksi di dalam pabrik. Proses pengolahan air limbah secara kimia netralisasi air limbah dari beberapa aliran biasanya dilakukan juga pada air hasil regenerasi ion exchanger.

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia PresipitasiProses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut (kebanyakan bahan anorganik) dengan penambahan bahan-bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan-padatan (floc dan lumpur). Dalam pengolahan air limbah, Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Presipitasi digunakan untuk menghilangkan heavy metal (logam berat), sulfat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, dan garam-garam besi.

Presipitasi hidraksida logam sangat tergantung pada pH. Proses presipitasi dapat dijelaskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

CuCl2 + NaOH —————–à Cu(OH)2 + 2NaCl

CdNO3 + Ca(OH)2 ————à Cd(OH)2 + CaNO3

NiCl2 + NaOH —————–à Ni(OH)2 + 2 NaCl

Page 12: Cara Pengolahan Air Limbah

Fe2(SO)4 + 3Ca(OH)2 ——-à 2Fe(OH)3 + 3CaSO4

2 NaF + Ca(OH)2 ————-à CaF2 + 2NaOH

Adanya complexing agent, misalnya NTA (nitrilo triacetic acid) atau EDTA(ethylene diamene tetraacetic acid), menyebabkan presepsi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfide yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik.

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Presipitasi sulfat hingga konsentrasi 2.500 mg/liter dapat dilakukan dengan penggunaan slaked lime. Jika dilanjutkan dengan penambahan kalsium aluminat, akan dicapai kadar sulfat hingga 50 mg/liter.

Pengendapan flourida yang dilakukan dengan menggunakan slaked lime dapat mencapai konsentrasi antara 30 mg-40 mg/liter. Penambahan kalsium aluminat akan memberikan konsentrasi flourida akhir kurang dari 3 mg/liter.

Pengndapan fosfat, terutama pada limbah domestic, dilakukan untuk mencegah eutrophication dari air permukaan. Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan slaked lime, garam besi, atau garam alumunium.

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Koagulasi dan FlokulasiProses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Koagulasi dan Flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring atau diapungkan.

Partikel koloid sangat sulit mengendap (20 tahun) dan merupakan bagian yang besar dalam polutan, serta menyebabkan kekeruhan. Untuk memisahkannya, koloid harus diubah menjadi partikel yang berukuran lebih besar melalui Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Koagulasi dan Flokulasi. Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia Koagulasi dan Flokulasi dapat dilakukan melalui beberapa tahap proses sebagai berikut :

1. Penambahan koagulan/flokulan disertai pengadukan dengan kecepatan tinggi dalam waktu yang sangat singkat.

2. Destabilisasi dari system koloid.3. Penggumpalan partikel yang telah mengalami destabilisasi sehingga terbentuk microfloc.4. Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan macrofloc yang dapat diendapkan, disaring, atau

diapungkan.

Destabilisasi biasanya dilakukan dengan penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mengurangi daya penolakan (repulsive force) karena mekanisme pengikatan dan adsorpsi. Berkurangnya daya penolakan akan diikuti dengan penggumpalan koloid yang telah netral secara elektrostatik, yang akan menghasilkan berbagai gaya yang bekerja di antara pertikel sehingga terjadi kontak satu sama lain.

Koagulan : Valensi ion akan berpengaruh terhadap proses koagulasi. Ion yang memiliki muatan berlawanan dengan koloid akan diendapkan. Koagulasi dicapai dengan menetralkan muatan elektrik dari permukaan koloid. Semakin besar valensi koagulan, efektifitas gaya koagulasi semakin besar.

Dengan demikian, berbagai besi valensi tiga dan garam alumunium dapat digunakan sebagai koagulan, misalnya: Al2(SO)4 (alumunium sulfat), FeCl3 (besi (III) klorida), FeSO4 (besi(II) sulfat), dan Al2(OH)20Cl4

Page 13: Cara Pengolahan Air Limbah

(polialumunium klorida). Namun, koagulan-koagulan tersebut memiliki kelemahan, yaitu adanya perubahan karakteristik fisika – kimia (pH dan konduktivitas) dalam air hasil olahan. Selain itu, jika digunakan dalam dosis besar, akan menghasilkan lumpur yang berlebihan.

Flokulan : Saat ini, flokulan yang banyak digunakan adalah polyelectrolite. Molekul organic ini memiliki senyawa-senyawa makromolekul yang panjang, Beberapa senyawa memiliki muatan listrik atau gugus-gugus yang dapat terionisas. Bersadarkan sifatnya, polyelectrolyte dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu non-ionik polimer (misalnya polyacrylamide), anionic polimer (misalnya polyacrylic acid), dan kationik polimer (misalnya polyethylene-imine). Seluruh flokulan tersebut berperan untuk mempercepat terbentuknya floc. Dalam beberapa kasus, penggunaan PE tanpa disertai dengan penggunaan koagulan dapat bekerja sangat efektif.

Flokulasi harus dilakukan di dalam tangki yang dilengkapi dengan system pengadukan yang sangat pelan sehingga tidak menghancurkan floc yang sudah terbentuk. Namun, kecepatan ini juga harus cukup untuk memungkinkan terbentuknya floc dan mencegah floc mengendap di dasar tangki. Pada saat memindahkan air limbah ke dalam tangki pengendapan, harus dijaga agar floc tidak pecah.

Ringkasan Koagulasi – Secara garis besar, hal-hal penting mengenai proses koagulasi dapat diringkas sebagai berikut.

1. Koagulasi bertujuan untuk membuat gumpalan-gumpalan yang lebih besar dengan penambahan bahan-bahan kimia, misalnya Al2SO4, Fe2Cl3, Fe2SO4, PAC dan sebagainya.

2. Dasar-dasar perencanaan koagulasi adalah sebagai berikut. 1. Untuk kemudahan operasi dan perawatan, digunakan inline static mixer.2. Waktu tinggal untuk reaksi adalah 30 detik – 2 menit.3. Flash mixer digunakan dengan kecepatan 250 rpm atau lebih.4. Mixer yang digunakan dapat berupa mixer jenis turbine atau propeller.5. Bahan shaft adalah baja tahan karat.6. Penggunaan bahan kimia bervariasi dari 50 ppm-300 ppm.7. Sangat disarankan untuk melakukan percobaan laboratorium terlebih dahulu.8. Jenis dosing pump yang digunakan adalah positive displacement (screw, membrane, peristaltic).

Ringkasan Flokulasi – secara garis besar, hal-hal penting mengenai proses flokulasi dapat diringkaskan sebagai berikut.

1. Flokulasi bertujuan untuk membuat gumpalan yang lebih besar daripada gumpalan yang terbentuk selama koagulasi dengan penambahan polimer, misalnya polimer kationik dan anionic yang beredar dipasaran dengan nama-nama allied colloid, praestol, kurifloc, dan diafloc.

2. Dasar-dasar perencanaan untuk flokulasi adalah sebagai berikut. 1. Untuk kemudahan pengoprasian dan perawatan, digunakan static mixer.2. Waktu tinggal untuk reaksi biasanya antara 20-30 menit.3. Slow mixer digunakan dengan kecepatan antara 20-60 rpm.4. Jenis impeller dapat berupa paddle atau turbine.5. Materi shaft sebaiknya baja tahan karat.6. Penggunaan bahan kimia antara 2 mg-5 mg/liter.7. Sangat disarankan untuk melakukan percobaan laboratorium terlebih dahulu.8. Jenis dosing pump yang digunakan adalah positive displacement (screw, membrane, peristaltic),

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Kimia.