case edite ichaneuro
TRANSCRIPT
Stroke Non Hemoragik
STATUS PASIEN NEUROLOGI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.HS
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelda
Agama : Kristen
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Sumatera
Tanggal masuk : 24 Agustus 2012
Dirawat yang ke : I
Tanggal pemeriksaan : 27-11-2008
II. ANAMNESA
Autoanamnesa dan Alloanamnesa tanggal 27 Agustus2012 pukul 08.00 WIB
KELUHAN UTAMA : Lengan dan kaki kiri lemah mendadak sejak 3 jam SMRS
KELUHAN TAMBAHAN : Bicara pelo
.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan lengan dan kaki kiri
lemah mendadak 3 jam SMRS. Keluhan terjadi ketika pagi hari setelah bangun tidur
mendadak lengan dan tungkai kiri sulit digerakkan Pasien juga mengatakan tidak kuat
memegang gelas air minum. Keluhan ini disertai bicara menjadi pelo dan mulut sedikit
mencong kekiri. Saat tiba di IGD bicara pelo sedikit berkurang.
Sebelum kejadian, pasien tidak ada mengeluh nyeri kepala. Mual dan muntah
disangkal oleh pasien. Rasa kesemutan dan baal pada tangan dan kaki kiri juga disangkal
oleh pasien. Tersedak saat menelan sesuatu, kejang, gangguan pendengaran dan gangguan
penglihatan setelah serangan disangkal. Pasien tetap sadar saat keluhan terjadi sampai
dibawa ke IGD RSPAD. Pasien mengaku kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi
pada dirinya.
Pasien menyangkal mempunyai riwayat diabetes melitus, penyakit jantung dan
kebiasaan merokok. Pasien pernah mengalami benturan di bagian kepala sebelumnya saat
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
1
Stroke Non Hemoragik
terjadi kecelakaan 3 tahun yang lalu.Pasien mengakui mempunyai hipertensi 3 tahun
belakangan ini yang sering membuat kepalanya menjadi sakit. Namun pasien hanya
meminum obat hipertensinya jika nyeri kepala. Obat yang diminum pasien amlodipin 10
mg.Buang air kecil dan besar diakui pasien tidak ada gangguan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Hipertensi : Sejak 3 tahun yang lalu, minum obat teratur
Diabetes melitus : disangkal
Sakit jantung : disangkal
Trauma kepala : 3 tahun yang lalu saat terjadi kecelakaan.
Sakit kepala sebelumnya : Tidak disangkal
Kegemukan : Tidak disangkal
Gastritis : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit stroke.
RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN :
Tidak ada kelainan
III. PEMERIKSAAN (27-08-2012 08.00 WIB)
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Berlebih
Tanda vital :
Tekanan darah kanan : 170 / 120mmHg
Tekanan darah kiri : 170 / 120mmHg
Nadi kanan : 96 x / menit
Nadi kiri : 96 x / menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 36,5 ºC
Limfonodi : Tidak teraba membesar
Jantung : BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-)
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
2
Stroke Non Hemoragik
Paru : Suara dasar vesikuler, wheezing (-), rhonki (-)
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba pembesaran
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema
STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : wajar
Perasaan hati : baik
Orientasi : baik
Jalan fikiran : baik
Daya ingat : baik
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )
Sikap tubuh : Berbaring terlentang
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Gerakan abnormal : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas tak terbatas
Vertebrae : Dalam batas normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Pulsasi a. Carotis : Teraba
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
3
Stroke Non Hemoragik
TANDA RANGSANG MENINGEAL
Kanan Kiri
Kaku kuduk : ( - )
Laseque : ( - ) ( - )
Kernig : ( - ) ( - )
Brudzinsky I : ( - ) ( - )
Brudzinsky II : ( - ) ( - )
NERVI KRANIALIS
Kanan Kiri
N I ( Olfactorius )
Daya penghidu : Normosmia Normosmia
N II ( Optikus )
Ketajaman penglihatan : Baik Baik
Pengenalan warna : Baik Baik
Lapang pandang : Sama dengan pemeriksa
Fundus : Tidak dilakukan
N III ( Occulomotoris )/ N IV ( Trochlearis )/ N VI ( Abducens )
Ptosis : ( - ) ( - )
Strabismus : ( - ) ( - )
Nistagmus : ( - ) ( - )
Exopthalmus : ( - ) ( - )
Enopthalmus : ( - ) ( - )
Gerakan bola mata :
Lateral : ( + ) ( + )
Medial : ( + ) ( + )
Atas lateral : ( + ) ( + )
Atas medial : ( + ) ( + )
Bawah lateral : ( + ) ( + )
Bawah medial : ( + ) ( + )
Atas : ( + ) ( + )
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
4
Stroke Non Hemoragik
Bawah : ( + ) ( + )
Gaze : ( + ) ( + )
Pupil :
Ukuran pupil : Ø 3 mm Ø 3 mm
Bentuk pupil : bulat bulat
Isokor/anisokor : isokor
Posisi : ditengah ditengah
Reflek cahaya langsung : ( + ) ( + )
Reflek cahaya tidak langsung : ( + ) ( + )
Reflek akomodasi/konvergensi: ( + ) ( + )
N V ( Trigeminus )
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Simetris
Sensibilitas atas : ( + ) ( + )
Tengah : ( + ) ( + )
Bawah : ( + ) ( + )
Reflek masseter : ( - ) ( - )
Reflek zigomatikus : ( - ) ( - )
Reflek kornea : Tidak dilakukan
Reflek bersin : Tidak dilakukan
N VII ( Facialis )
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : ASimetris kiri lebih datar
Sudut mulut : Asimetris kiri lebih rendah
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
5
Stroke Non Hemoragik
Meringis : Asimetris , tertarik ke kanan
Mengembungkan pipi : Asimetris, kanan lebih mengembung
Gerakan bersiul : Tidak dilakukan
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
N VIII ( Vestibulocochlearis )
Mendengarkan suara gesekan jari tangan : ( + ) ( + )
Mendengar detik jam arloji : ( + ) ( + )
Test swabach : Tidak dilakukan
Test rinne : Tidak dilakukan
Test weber : Tidak dilakukan
N IX ( Glossopharyngeus )
Arcus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan
Reflek muntah : Tidak dilakukan
N X ( Vagus )
Denyut nadi : Teraba, Reguler
Arcus pharynx : Simetris
Bersuara : Baik
Menelan : tidak ada gangguan.
N XI ( Accesorius )
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Asimetris, kiri lebih rendah
N XII ( Hipoglossus )
Menjulurkan lidah : Tidak ada deviasi
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
6
Stroke Non Hemoragik
Kekuatan lidah : Simetris
Atrofi lidah : Tidak ada
Artikulasi : Baik
Tremor lidah : Tidak ada
MOTORIK
Gerakan : Bebas Tidak bisa digerakkan
Bebas Tidak bisa digerakan
Kekuatan :
Tonus : Normotonus di sisi kanan / Hipotonus disisi kiri
Trofi : Eutrofi pada keempat ekstremitas.
REFLEK FISIOLOGI
Reflek tendon
o Reflek bicep : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek tricep : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek brachioradialis : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek patella : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek achilles: ( + ) ( + ) ↓
Reflek periosteum : tidak dilakukan
Reflek permukaan
Dinding perut : tidak dilakukan
Cremaster : tidak dilakukan
Spincter ani : tidak dilakukan
REFLEK PATOLOGISKanan Kiri
Hoffman tromer : ( - ) ( - )
Babinski : ( - ) ( + )
Chaddok : ( - ) ( + )
Oppenheim : ( - ) ( - )
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
5 5 5 5 1 1 1 1
5 5 5 5 1 1 1 1
7
Stroke Non Hemoragik
Gordon : ( - ) ( - )
Schafer : ( - ) ( - )
Klonus paha : ( - ) ( - )
Klonus kaki : ( - ) ( - )
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : ( + ) ( + )
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil : ( + ) ( + )
Propioseptif
Posisi : ( + ) ( + )
Vibrasi : Tidak dilakukan
Tekanan dalam : ( + ) ( + )
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Test romberg : tidak dilakukan
Test tandem : tidak dilakukan
Test fukuda : tidak dilakukan
Disdiadokokenesis : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak dilakukan
Dismetri : tidak dilakukan
Test tunjuk hidung : tidak dilakukan
Test telunjuk-telunjuk : tidak dilakukan
Test tumit lutut : tidak dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi (terpasang kateter urin)
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
Anuria : tidak ada kelainan
Defekasi
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
8
Stroke Non Hemoragik
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
Fungsi kognisi : baik
RESUME
Anamnesa
Pasien perempuan umur 43 tahun, dengan keluhan lengan dan kaki kiri lemah
mendadak 3 jam SMRS. Terjadi ketika pagi hari setelah bangun tidur mendadak lengan
dan tungkai kiri sulit digerakkan Pasien mengatakan tidak kuat memegang gelas air
minum. Keluhan ini disertai bicara menjadi pelo dan mulut sedikit mencong kekiri. Saat
tiba di IGD bicara pelo sedikit berkurang. nyeri kepala (-). Mual dan muntah (-). Rasa
kesemutan dan baal pada tangan dan kaki kiri (-) Tersedak saat menelan sesuatu, kejang
(-), gangguan pendengaran (-) dan gangguan penglihatan (-). Riwayat diabetes melitus (-),
penyakit jantung (-) dan kebiasaan merokok (+).Riwayat trauma kepala 3 tahun yang lalu.
Riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu Obat yang diminum pasien amlodipin 10
mg.Buang air kecil dan besar diakui pasien tidak ada gangguan
Pemeriksaan
Status internus : Dalam batas normal
Status neurologis
Kesadaran : Compos mentis → GCS : 15 ( E4M6V5 )
Tekanan darah kanan : 170/ 120 mmHg
Tekanan darah kiri : 170/ 120 mmHg
Nadi kanan : 96x/ menit
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
9
Stroke Non Hemoragik
Nadi kiri : 96x/ menit
Nervi Cranialis :
N VII : Pada saat pasif:sudut mulut kiri lebih rendahPada saat aktif :menggembungkan pipi,kanan lebih menggembung
waktu meringis mulut tertarik ke kananN XII : Lidah deviasi ke kiri
Motorik :
Gerakan : Gerakan terbatas pada ekstremitas kiri
Kekuatan :
Bentuk : Eutrofi di keempat ekstremitas
Reflek fisiologis :
o Reflek bicep : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek tricep : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek brachioradialis : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek patella : ( + ) ( + ) ↓
o Reflek achilles: ( + ) ( + ) ↓
Reflek patologis :
o Hoffman tromer : ( - ) ( - )
o Babinski : ( - ) ( + )
o Chaddok : ( - ) ( + )
o Oppenheim : ( - ) ( - )
o Gordon : ( - ) ( - )
o Schafer : ( - ) ( - )
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Hemiparese sinistra tipe UMN; Parese N.VII sinistra tipe
sentral.
Diagnosis topik : Hemisfer cerebri dextra
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
5 5 5 5 1 1 1 1
5 5 5 5 1 1 1 1
10
Stroke Non Hemoragik
Diagnosis etiologi : Stroke Hemoragik
THERAPYPenatalaksanaan umum (5B) :
Breathing : Perhatikan kelancaran jalan nafas Blood : Pemantauan tekanan darah,pada tahap awal tidak boleh
segera diturunkan karena dapat memperburuk keadaan,kecuali pada kondisi hipertensi emergency(sistolik > 220 mmHg dan atau daistolik >120 mmHg).
Brain :Hindari peningkatan TIK dan suhu tubuh meningkat Bladder :Hindari infeksi saluran kemih dan perhatikan keseimbangan
cairan input dan output. Bowel :Perhatikan kebutuhan cairan, kalori,dan hindari obstipasi.
Medikamentosa Infus RL : 20 tpm Anti platelet :Aspirin 1x80 mg Proteksi neuronal :Citikolin 3x500 mg Anti hipertensi gol ACE inhibitor :Captopril 3x25 mg
Non medikamentosa Fisioterapi Konsul penyakit dalm untuk mengatasi hipertensi
PEMERIKSAAN ANJURAN
Laboratorium : Darah : Hb, Ht, leukosit, trombosit
Kimia : Ureum, kreatinin, kolesterol, trigliserida, gula darah
Elektroit : Na, K, Cl, Ca, Mg
EKG
Foto thoraks
CT scan kepala
PROGNOSA
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia
Ad sanam : Dubia
Ad cosmeticum : Dubia ad bonam
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
11
Stroke Non Hemoragik
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23-08-2012
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia klinik
Bilirubin total
SGOT
SGPT
Protein total
Albumin
Globulin
Glukosa darah puasa
Glukosa darah (2pp)
Urinalisa
pH
Berat jenis
Protein
Glukosa
Bilirubin
Eritrosit
Leukosit
Torak
Kristal
15,5
47
5,3
7400
228000
88
29
33
0.76
22
34
7.9
3,8
2.10
90
107
7.0
1.020
Negative
Negative
Negative
2-1-2
3-4-3
Negative
Negative
(13-18 g/dl)
(40-52%)
(4,3- 6,0juta/uL)
(4800-10800/uL)
(150000-400000/uL)
(80-96fl)
(27-32pg)
(32-36g/dl)
< 1.5 mg/dl
< 35 U/L
< 40 U/L
6 – 8.5 g/dl
(3,5-5 g/dl)
( 2.5 – 3.5 g/dl )
70 – 100 mg/dL
< 140 mg/dL
4,6 – 8,0
1.010 – 1020
Negatif
Negatif
Negatif
< 2 / LBP
< 5/LBP
Negatif
Negatif
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
12
Stroke Non Hemoragik
Epitel
Lain – lain
Faal hemostasis
koagulasi
Waktu protombin
●kontrol
●pasien
APTT
●kontrol
●pasien
INR
Fibrinogen
D-dimer
Positif
Negative
11.9
11.6
34.2
30.4
1.00
315
< 250
Positif
Negatif
Detik
9.8 – 12.6
Detik
27 – 39
0.8 – 1.30
136 – 384
0 - 300
CT Scan 23-8-2012
Kesan : ● infark di periventrikel lateralis cornu anterior kanan dan infark tipis sepanjang
genu corpus collosum.
● Atrophy cerebri senilis.
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
13
Stroke Non Hemoragik
ANALISA KASUS
Pasien Tn.HS usia 43 thn didiagnosa Stroke Non Hemoragik dan terdapat hemiparese sinistra, parese nervus VII sinistra tipe sentral dan parese nervus XII sinistra. Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis,pemeriksaan umum dan pemeriksaan neurologis.
Definisi stroke yaitu disfungsi neurologis akut oleh karena gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak atau cepat dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai daerah otak yang terganggu.Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluh lengan dan tungkai kiri mendadak tidak dapat digerakkan pada saat pasien bangun dari tidur pagi hari,bicara menjadi pelo,dan mulut mencong ke kanan.Hal ini merupakan manifestasi klinis dari serangan stroke.Dari anamnesa dapat ditentukan apakah serangan yang terjadi stroke hemmoragic atau stroke non hemmoragic (infark),berdasarkan Algoritma stroke Gajah Mada, Siriraj Stroke score,Djoenaidi stroke score.
Algoritma Stroke Gajah MadaPenurunan Kesadaran (-)Nyeri Kepala (-)
Refleks Babinsky (+)Kesan : Stroke non hemoragik
Siriraj Stroke ScoreKesadaran ( 0x2,5) = 0Muntah ( 0x2 ) = 0Nyeri kepala (0x2) = 0Tekana Darah ( 100x10%)=10Ateroma ( 1x-3)= -3Konstanta = -12Jumlah = -5Kesan : stroke non hemoragik
Djoenaidi Stroke scorePermulaan serangan : mendadak = 6.5Waktu serangan : bangun tidur = 1Sakit kepala waktu serangan : tidak ada = 0Muntah : tidak ada = 0Kesadaran : tidak ada gangguan = 1Tekanan darah sistolik :Waktu MRS tinggi ( >140/100 mmHg) = 1
Tanda rangsangan meningeal : tidak ada kaku kuduk= 0Pupil : isokor = 5Fundus okuli : tidak dilakukan = -Jumlah = 14,5Kesan :stroke non hemoragik
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
14
Stroke Non Hemoragik
Lengan dan tungkai kiri lemah mendadak. Pada pemeriksaan kekuatan motorik didapat nilai nya 1,dimana hanya bisa melakukan gerakan minimal. Pada keadaan ini didapatkan adanya hemiparese sinistra.
Tipe lesi UMN didapat dari pemeriksaan adanya reflek fisiologis pada lengan dan tungkai sinistra yang meningkat,reflek patologis ( babinski dan chaddock ) yang positif,dan tidak ada atrofi otot.
Mulut pasien mencong ke arah kiri, hal ini didukung oleh pemeriksaan neurologis saraf kranialis ketujuh, dimana pada keadaan pasif terlihat lipatan nasolabialis dan sudut mulut yang asimetris dan terlihat bagian kiri lebih jatuh dibandingakan yang kanan.Pada keadaan aktif seperti meringis terlihat mulut pasien tertarik ke kanan dan waktu menggembungkan pipi pasien juga terlihat asimetris,pipi kanan lebih menggembung.Keadaan ini menunjukkan adanya kelemahan dari muskulus orbikularis oris sinistra yang dipersarafi oleh nervus facialis
( NVII ).Tipe sentral dari parese nervus kranialis didapat karena kelemahan muskulus
orbikularis oris sinistra tidak diikuti dengan kelemahan dari muskulus orbikularis okuli. Karena fasialis yang mempersarafi muskulus orbikularis okuli mendapatkan inervasi okuli mendapat inervasi secara bilateral
Hemiparese sinistra tipe UMN dengan parese nervus VII sinistra tipe sentral ini terjadi karena adanya lesi di hemisfer serebri, karena setiap lesi di hemisfer serebri akan menimbulkan kelumpuhan UMN pada belahan tubuh kontralateralnya.
Pada waktu menjulurkan lidah,terlihat lidah deviasi ke kiri dan kekuatan lidah asimetris,terlihat sisi kiri lebih lemah.Pada keadaan ini menunjukkan adanya kelemahan pada otot-otot lidah yang dipersarafi oleh nervus hipoglosus ( N XII )
Tipe UMN dari parese nervus hipoglosus didapat karena lidah tidak dapat lurus digaris tengah tetapi masih bisa digerakkan kanan dan kiri
Hasil CT Scan.Kesan : Infark corona radiata kanan / paraventrikuler
Infark frontoparietal kanan dan temproocipital kananPasien mempunyai faktor resiko untuk terjadinya stroke
– Hipertensi, mempercepat arteriosklerosis sehingga mudah terjadi oklusi atau emboli pada pembuluh darah besar.
– DM ,mempercepat terjadinya proses arteriosclerosis sehingga merupakan factor resikountuk terjadinya stroke.
– Riwayat keluarga, gen sangat berperan besar pada beberapa faktor resiko stroke
Penatalaksanaan stroke harus diawali dengan mempertahankan fungsi vital dengan 5 B
Breathing : Kelancaran jalan nafas Blood : Pemantauan tekanan darah,pada tahap awal tidak boleh
segera diturunkan karena dapat memperburuk keadaan,kecuali pada kondisi hipertensi emergency(sistolik > 220 mmHg dan atau daistolik >120 mmHg).
Brain :Hindari peningkatan TIK dan suhu tubuh meningkat
Bladder :Hindari infeksi saluran kemih dan perhatikan keseimbangan cairan input dan output.
Bowel :Perhatikan kebutuhan cairan, kalori,dan hindari
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
15
Stroke Non Hemoragik
obstipasiPemberian medikamentosa bertujuan untuk :
– Anti platelet :Aspirin 1x80 mg Untuk menghidari terjadinya trombus lebih lanjut– Proteksi neuronal:Citikolin 3x500 mgUntuk melindungi sel-sel otak dan mencegah kerusakan sel neuron lebih lanjut– Anti hipertensi gol ACE inhibitor:Captopril 3x25 mgUntukmenurunkan tekanan darah tinggi
:
Penatalaksanaan non medikamentosa bertujuan untuk: fisioterapi berguna untuk memperbaiki fungsi motorik dan
mencegah kontraktur sendi, dan agar penderita dapat mandiri Konsul penyakit dalam untuk mengatasi hipertensi dan DM
Prognosis ad vitam : dubia ad bonam Karena pemeriksaan tanda vital,keadaan umum dan kesadaran pasien dalan
keadaan stabilPrognosis ad fungsionam : dubia ad malam
Karena pada pasien ini ditemukan adanya infark yang menyebabkan adanya sequele
Prognosis ad sanatiom : dubia ad bonam
Prognosis cosmeticum : dubia ad malam Karena gejala sisa dari stroke butuh waktu lama kembali ke fungsi normal.
Hal ini berdasarkan:
Ny.N 53 tahun datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan
kaki dan tangan kiri lemas mendadak. Dan pada pemeriksaan kekuatan
motorik didapatkan kaki dan tangan kiri dalam derajat 1, dimana tidak ada
gerakan sendi, kontraksi otot hanya bisa dirasakan dengan palpasi. Dengan
keadaan seperti ini, maka pasien mengalami suatu hemiparese sinistra.
Tipe lesi UMN dari hemiparese sinistra ini didapatkan dari pemeriksaan
neurologis dimana pada pasien ini terdapat peningkatan dari refleks fisiologis
dari otot-otot sinistra. Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena impuls inhibisi
dari susunan piramidal dan ekstrapiramidal untuk lengkung refleks tidak dapat
disampaikan ke motorneuron medulaspinalis. Dan ditemukan juga adanya
refleks patologis untuk sisi tubuh sebelah kiri.
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
16
Stroke Non Hemoragik
Selain itu mulut pasien juga tertarik ke arah kanan saat aktif. Hal ini
didukung oleh pemeriksaan neurologis saraf cranial ketujuh, dimana pada
keadaan aktif seperti meringis dan mengembungkan pipi terlihat asimetris,
dimana terlihat mulut sisi kiri tertinggal dan pasien tidak bisa
menggembungkan pipi sebelah kiri karena mulut bagian kiri pasien tidak bisa
menutup dengan sempurna. Keadaan ini menunjukan adanya kelemahan dari
muskulus oblikularis oris sinistra yang dipersarafi oleh nervus kranialis
ketujuh.
Tipe lesi sentral dari parese nervus kranial sinistra ketujuh ini didapatkan
karena kelemahan muskulus oblikularis oris sinistra tidak diikuti dengan
kelemahan dari muskulus oblikularis okuli. Hal ini terjadi karena subdivisi inti
nervus fasialis yang mempersarafi muskulus oblikularis okuli mendapatkan
inervasi kortikal secara bilateral.
Hemiparese sinistra tipe UMN dengan parese Nervus VII sinistra tipe
sentral ini terjadi karena adanya lesi pada hemisfer serebri. Karena setiap lesi
yang terjadi di hemisfer serebri akan menimbulkan kelumpuhan UMN pada
belahan tubuh sisi kontralateralnya.
Kelemahan yang terjadi pada pasien ini terjadi karena suatu stroke, hal ini
dapat dilihat dari gejala klinisnya dimana onsetnya bersifat mendadak dengan
gejala klinis fokal berupa parese.
Stroke yang terjadi adalah tipe hemoragik. Dimana ketiga kriteria menurut
Algoritma Stroke Gadjah Mada ditemukan pada pasien ini yaitu adanya
penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan reflek Babinsky (+). Serta didukung
juga dari hasil penghitungan dari Djoenaedi Stroke Score sebesar 43 dan
Siriraj Stroke Score sebesar 1,5 memberi kesan untuk Stroke Hemoragik.
Didukung juga setelah adanya hasil dari CT scan yang menunjukkan adanya
hematom dengan ukuran 3,89 x 3,74 x 2,5 cm pada kapsula eksterna kanan
yang mendesak thalamus dan ventrikel lateralis kanan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini :
Medikamentosa :
IVFD RL 20 tts / menit
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
17
Stroke Non Hemoragik
Proteksi neuronal : Citikolin inj. 2 X 500mg
Vit B1,B6,B12 : 2 X 500 mg
Non medikamentosa :
Fisiotherapi
Penatalaksaan dilakukan berdasarkan :
Penatalaksanan stroke harus diawali dengan mempertahankan fungsi vital
dengan 5B ( Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel). Pada dasarnya
penatalaksanaan umum 5B tetap dilakukan khusuanya pada awal kejadian,
namun saat hari diperiksa pada pasien sudah tidak ditemukan adanya
kesulitan dalam bernafas, tekanan darah cukup stabil, suhu afebris, tanda-
tanda peningkatan TIK tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, serta
gangguan miksi dan defekasi tidak ada. Sehingga terapi yang dipilih saat
ini adalah :
Pada pasien ini diberikan IVFD RL 20 tetes per menit untuk memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta untuk memasukkan obat melalui
vena.
Obat golongan neuro protektor juga diberikan, pada kasus ini diberikan
citicholin injeksi 2x500 mg untuk melindungi sel-sel otak dan
meningkatkan aliran darah ke otak. Bekerja dengan memperbaiki
membran sel dengan cara menambah sintesa phospatidylcholine,
menghambat terbentuknya radikal bebas dan juga menaikkan sintesis
asetilkolin suatu neurotransmitter untuk fungsi kognitif.
Selain itu diberikan juga terapi support dengan memberikan Vit
B1,B6,B12 2 X 500mg.
Penatalaksanan mobilisai bertahap dan fisioterapi berguna untuk
memperbaiki fungsi motorik dan mencegah kontraktur sendi.
Pengobatan yang cepat dan tepat diharapakan dapat menekan mortalitas
dan mengurangi kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah mencegah
progresivitas dan mencari dan menghilangkan faktor predisposisi.
Pada keadaan awal pasien ini ada anjuran untuk operasi tapi keluarga
pasien menolak. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan kondisi
pasien selanjutnya.
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
18
Stroke Non Hemoragik
Pemeriksaan Anjuran
Laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah dilakukan untuk mencari
faktor risiko, dimana pada pasien ini diketahui memiliki masalah
kegemukan. Elektrolit untuk mencari apakah terjadi kekurangan atau
kelebihan dari masing-masing unsur.
EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan jantung.
Foto thoraks untuk mengetahui adanya cardiomegali akibat hipertensi yang
sudah diderita pasien sebelumnya, dan untuk apakah ada infeksi seknder
akibat berbaring lama.
CT scan kepala untuk menentukan etiologi dan prognosis dari penyakit
stroke.
Prognosis
Untuk prognosis ad vitam adalah ad bonam karena pemeriksaan tanda
vital, keadaan umum dan kesadaran pasien dalam keadaan stabil.
Prognosis ad fungsionam dubia karena pada pasien ini ditemukan adanya
lesi hemoragik yang ukurannya cukup luas namun tidak dilakukan
tindakan operatif sehingga biasanya menyebabkan sequele berupa
kecacatan, sehingga kemungkinan besar fungsi motorik tidak kembali
seperti semula. Namun masih mungkin untuk terjadinya perbaikan bila
pasien termotivasi dengan baik untuk melakukan fisioterapi dengan baik.
Untuk ad sanam dubia karena kelumpuhan yang terjadi mungkin saja
memjadi kendala bagi pasien dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini
dapat menjadi baik maupun buruk tergantung kepada kejiwaan pasien
yang mungkin saja panik, sedih, cemas dan marah. Dengan demikian perlu
dilakukan pendekatan psikologik.
Prognosis ad cosmeticum dubia ad bonam karena melihat perkembangan
pada mulut dimana hanya sedikit yang masih terlihat tertarik ke kanan.
Ika S Susanti / 1102002128FK. YARSI
19