case etbis week2
TRANSCRIPT
1 | P a g e
KASUS BISNIS
Pelaksanaan Program CSR di Perusahaan
VICO Indonesia
Jelas sekali bahwa awal mulanya, istilah dan praktik Corporate Social Responsibility
(CSR) datang dari luar Indonesiai. Salah satu referensi mengartikan CSR sebagai “..Sejauh
mana – dan cara bagaimana – sebuah organisasi secara sadar bertanggungjawab – dan
menyesuaikan – segala tindakan dan non-tindakannya dan menilai dampak dari tindakan-
tindakan tersebut pada konstituen yang sah”. Konstituen yang dimaksud di sini adalah
stakeholders yang mewakili jaringan interaksi-interaksi yang organisasi jalankan dengan
lingkungannya, baik lingkungan secara langsung maupun tidak langsung ii . Definisi CSR
sendiri kemudian banyak menimbulkan pertanyaan dengan sebuah imbas mendasar yang
potensial. Misalnya saja, kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan seperti apa yang
dimaksud sebagai CSR itu, atau interests yang mana yang semestinya dipertimbangkan dalam
upaya menjadi sebuah perusahaan yang bertanggungjawab. Memang tidak mudah untuk
memberikan jawabannya, karena nyaris semua stakeholders berhak untuk memiliki
permintaan, dan semua itu mengarah pada sekumpulan pengharapan yang tidak bisa dipenuhi
secara simultan. Walhasil, sebuah organisasi cenderung mengesahkan norma-normanya
sendiri, intensi dan tindakannya sendiri, tidak selalu mengacu pada apa yang diasumsikan
secara umum dan menjadi opini bersama. Selain itu praktik-praktik CSR yang kita dapati
pada perusahaan multi-nasional di negara maju tentunya akan banyak berbeda implementasi
serta kompleksitasnya dibanding apa yang perusahaan hadapi di negara-negara berkembang,
khususnya di Indonesia.
Pelaksanaan program-program CSR tentu juga menjadi strategi yang dilirik oleh
perusahaan seperti VICO Indonesia. VICO Indonesia merupakan salah satu Production
Sharing Contractor (PSC) Pertamina, yang telah hampir empat puluh tahun beroperasi di
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan data Bappeda Kaltim, potensi cadangan minyak bumi yang ada di Provinsi
Kalimantan Timur mencapai 1,78 milyar barrel atau sekitar 13% dari total cadangan nasional.
Sementara itu, cadangan gas alam tercatat sekitar 51,3 trilyun kaki kubik atau setara dengan
30% cadangan gas alam nasional. Diperkirakan potensi-potensi tersebut masih bisa dikelolah
2 | P a g e
dua hingga tiga dekade ke depaniii. Dengan skala kapasitas produksi, pengalaman berpuluh
tahun sebagai perusahaan asing rekanan Pertamina di Indonesia, dan banyaknya sumberdaya
manusia yang dimiliki, pemilihan perusahaan penghasil minyak dan gas bumi ini dianggap
dapat menjadi sebuah sample yang baik yang dapat mewakili kelompok yang lebih besar,
khususnya bisnis pada industri energi. Selain itu, apa yang membuat kasus yang diangkat
menjadi istimewa menurut kami adalah seringkali keputusan yang diambil perusahaan dan
kegiatan operasional perusahaan yang bersinggungan atau menimbulkan konflik dengan
masyarakat sekitar, justru dijadikan momen bagi warga untuk ‘menodong’ perusahaan
mengeluarkan dana atau mengubah keputusan-keputusan tersebut untuk sesuai dengan
tuntutan warga. Dan yang menarik, CSR dalam perspektif stakeholders ternyata berbeda
dalam segi definisi dan pengukurannya. Kompleksitas permasalahan yang dihadapi baik
perusahaan maupun stakeholders, yang dalam hal ini adalah spesifik pada pemerintah dan
masyarakat dalam pelaksanaan program CSR kemudian akan dibahas dalam kasus bisnis ini.
SEJARAH: VICO INDONESIA
Semua berawal dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh seorang oilman asal Texas, Roy
M. Huffington, dan seorang pengusaha asal Virginia, General Arch Sproul, yang kemudian
berujung pada penandatanganan kontrak bagi hasil dengan Pertamina mencakup hampir
631.000 hektar area Delta Mahakam yang sangat kaya akan cadangan minyak. Dengan
dukungan dari mitra saat itu: Ultramar Indonesia Limited, Union Texas East Kalimantan
Limited dan Tankships Universe, Inc, mereka memulai pencarian mereka. Dari usaha
pencaharian tersebut, sayangnya, bukanlah ladang minyak yang mereka temukan. Sebaliknya,
mereka justru menemukan deposit gas alam dalam jumlah yang cukup besar. Dan pada
Februari 1972, mereka menemukan Lapangan Badak yang kemudian menjadi salah satu
tonggak paling penting dalam sejarah energi di Indonesia.
Cadangan gas Badak yang terletak di tengah belantara hutan bagian timur Kalimantan
ini sangat strategis karena pasar terdekat terletak hanya lebih dari seribu mil
jauhnya. Pertamina, dengan dukungan dari VICO dan mitra-mitranya, kemudian
menandatangani 20-tahun kontrak penjualan LNG pada bulan Desember 1973 dengan lima
perusahaan utilitas dan sebuah perusahaan baja Jepang, dan membangun pabrik pencairan gas
di Bontang, Kalimantan Timur. Pengiriman pertama LNG dihasilkan dari gas Badak berlayar
ke Jepang pada bulan Agustus 1977, hanya 5,5 tahun selang penemuan yang dilakukan, yang
kemudian tercatat sebagai sebuah rekor dunia.
3 | P a g e
Sejak penemuan awal pada tahun 1972, VICO Indonesia telah melakukan pengeboran
lebih dari 600 sumur dan menemukan volume gas sejumlah 14 triliun kaki kubik, serta lebih
dari satu miliar barel cair. Minyak dan gas bumi berada di Lapangan Badak (terbesar) dan
Lapangan Nilam, Lapangan Mutiara dan Lapangan Semberah, Lapangan Pamaguan, serta
yang relatif lebih kecil: Lapangan Beras, dan Lapangan Lampake.
Bagan 1 Bagan Organisasi VICO Indonesia Tahun 2012
Tiga puluh tiga tahun setelah penemuan sumur gas Badak 1, VICO Indonesia tetap
menjadi salah satu produsen utama di negeri ini. Dan pada dekade terakhir ini, kepemilikan
VICO Indonesia mulai bergeser. Para mitra usaha saat ini diantaranya adalah: BP plc melalui
"BP East Kalimantan Ltd"; Eni SpA melalui "LASMO Sanga Sanga Limited"; BPK, melalui
Opicoil Houston, Inc; dan Gas Universe dan Oil Company, Inc.iv
VICO Indonesia dipimpin oleh seorang President dan CEO yang membawahi VP
Operations dan VP Resource Management, serta dengan VP SCM & ICT, VP HSE & Field
Services, VP Technical Support, VP HR & General Affairs, VP Commercial & Legal, dan
VP Finance seperti yang diilustrasikan pada Bagan 1 Bagan Organisasi VICO Indonesia
Tahun 2012.
4 | P a g e
VICO INDONESIA: THE CODES OF CONDUCT
Untuk membantu VICO Indonesia menjadi perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial,
VICO Indonesia telah membuat codes of conduct atau pedoman-pedoman perilaku bagi para
pegawai di bawah perusahaan tersebut. Pedoman ini berkiblat pada sistem yang dianut oleh
kebanyakan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dan Inggris, di mana asal perusahaan
ini lahir dan di mana pemegang saham terbesar berada. Pedoman yang dianut oleh VICO
Indonesia tersebut mendefinisikan apa yang perusahaan perjuangkan dan yakini,
mendokumentasikan standar etika yang tinggi dan tanpa kompromi telah dijalankan.
Harapannya, pedoman-pedoman ini membantu karyawan VICO Indonesia dalam
menempatkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diungkapkan dalam tindakan setiap hari
dengan memberikan pedoman rinci tentang perilaku dan tindakan yang mendukung nilai-nilai
dari visi, komitmen, integritas dan kinerja terbaik.
Aspek-Aspek dalam Codes of conduct VICO Indonesiav
Memastikan integritas (terkait dengan misalnya: suap dan korupsi, hadiah/pemberian dan
hiburan, dan benturan kepentingan). Pada aspek ini, salah satu hal yang misalnya paling keras
dilarang adalah menggunakan perantara atau pihak ketiga untuk menawarkan, memberikan,
meminta atau menerima apa pun yang bernilai, yang mungkin mempengaruhi tanggungjawab
seseorang sebagai pegawai VICO Indonesia. Salah satu situasi digambarkan, misalnya:
T: “Seorang pejabat pemerintah menyatakan bahwa ia akan "sangat menganjurkan" para
pejabat untuk memenangkan kontrak bagi kita (VICO) jika kita (VICO) memberikan
"sumbangan" untuk salah satu organisasi amal resminya. Apa yang harus saya lakukan?”.
J: “Jangan menyetujui permintaan tersebut karena merupakan atau dapat dianggap sebagai
permintaan suap. Anda harus mengakhiri percakapan dengan sopan dan segera melaporkan
hal tersebut kepada supervisor Anda dan tim Etika Bisnis1 (p. 12).
Hadiah dan hiburan (jamuan makan dalam rangka bisnis, hadiah, hiburan - semua
didefinisikan dengan baik dan jelas dalam kode etik perusahaan).Aspek ini menjelaskan
dengan rinci, apa saja yang bisa diterima sebagai hadiah, misalnya kalender, pena, dan buku
catatan. Sementara hiburan yang masuk dalam kategori boleh diterima adalah acara yang
berhubungan dengan olahraga atau acara budaya. Berikut adalah satu dari beberapa situasi
dan bagaimana perusahaan mengarahkan karyawan dalam menghadapinya:
1VICO Indonesia dilengkapi dengan Business Ethics team dalam bagan organisasinya.
5 | P a g e
T: “Seorang pelanggan penting dari perusahaan telah meminta kami pergi makan malam di
sebuah klub lokal yang menyediakan hiburan untuk kalangan "dewasa". Bolehkah saya
memenuhi permintaannya?”
J: “Tidak. Terlepas dari nilainya, tempat hiburan untuk kalangan "dewasa" tersebut
melanggar kode etik perusahaan. Jangan pernah melakukan hiburan yang bersifat bisnis
dengan pelanggan, pemasok atau rekan bisnis lainnya, di tempat seperti ini atau tempat lain
yang dapat dianggap perilaku tidak etis” (p. 15).
Benturan Kepentingan dan Karyawan (Perilaku di Tempat Bekerja), mengatur aspek-
aspek seperti kesetaraan dalam kesempatan kerja dan keragaman, kerahasiaan privasi, dan
tempat kerja yang bebas pelecehan. Pada dimensi ini, VICO mendukung keragaman dalam
tenaga kerja mereka dan berusaha agar mereka memiliki lingkungan kerja inklusif yang
membantu masing-masing karyawan untuk sepenuhnya berpartisipasi dan berkontribusi pada
kesuksesan perusahaan. Perusahaan ini menganut hukum yang melarang diskriminasi dalam
praktik kerja. Setiap karyawan memiliki kesempatan kerja hak yang sama dan VICO
berusaha untuk meperlakukan pelamar dan karyawan tanpa adanya bias. Setiap orang yang
bekerja untuk perusahaan harus (salat satunya) diperlakukan dengan cukup adil, dengan
hormat dan bermartabat dan tanpa diskriminasi.
Aspek Mitra Bisnis, termasuk di dalamnya mengatur tentang interaksi perusahaan dengan
vendor, persaingan, money laundering dan anti-trust (p. 28).
Urusan dengan Pemerintahan dan Keterlibatan Masyarakat. Aspek ini meliputi hal-hal
yang berkaitan dengan hubungan perusahaan terhadap pemerintah, melayani (hosting)
pemerintah, keterlibatan masyarakat, media komunikasi, dan kontribusi dan kegiatan politik.
Berikut adalah gambaran situasi yang bisa jadi dihadapi seorang karyawan dan bagaimana
perusahaan mengarahkan tindakan yang harus dilakukan:
T: “Sebagai karyawan VICO, saya didekati oleh seorang kepala daerah, yang meminta
sumbangan sebesar Rp 1.000.000, bagi desa untuk pelaksanaan acara tradisional. Ia
bersikeras agar diberikan uang kepadanya secara tunai. Apa yang harus saya lakukan?”
J: “Adalah penting untuk memastikan bahwa "sumbangan" yang perusahaan berikan adalah
untuk kepentingan masyarakat (bukan individu atau kelompok tertentu) dan ini merupakan
ketidakpatuhan terhadap prosedur VICO untuk kontribusi masyarakat. Dengan demikian,
6 | P a g e
masalah ini harus dirujuk ke Departemen Keamanan dan Eksternal (di Badak) atau
Departemen Umum dan Pelayanan (di Jakarta)” (p. 33).
Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan, dan Aset Perusahaan. Dimensi dalam kode
etik perusahaan ini termasuk memuat bagaimana perusahaan memperlakukan pembukuan dan
pencatatan (termasuk audit, retensi dokumen), perlindungan aset perusahaan, kekayaan
intelektual dan hak cipta, penggunaan system digital dan keamanan, dan insider trading.
Situasi berikut merupakan ilustrasi yang berkaitan dengan aspek perlakuan terhadap aset
perusahaan:
T: “Ini adalah minggu terakhir dalam periode pelaporan. Atasan saya ingin memastikan
bahwa kami memenuhi jumlah untuk kuartal tersebut, sehingga ia meminta saya untuk
merekam penjualan yang belum dikonfirmasi sekarang yang tidak akan diselesaikan sampai
minggu depan. Saya kira ini tidak akan menyakiti siapa pun –apakah saya harus menuruti
apa yang atasan saya katakan?”
J: “Tidak. Biaya dan pendapatan harus dicatat dalam periode waktu yang benar.Penjualan
tersebut belum lengkap. Ini bisa akan menjadi keliru dan bisa mengarah pada penipuan jika
memasukkannya ke dalam periode yang lebih awal.Aturan akuntansi wajib diikuti” (p. 44).
Dari gambaran aspek-aspek codes of conduct VICO Indonesia di atas, jelas bahwa
perusahaan telah secara jelas mengatur bagaimana karyawan mencapai perilaku etis yang
bertanggungjawab baik bagi diri sendiri, perusahaan, maupun bagi lingkungan dan
stakeholders. Memastikan pelaksanaannya berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan telah pula menjadi perhatian perusahaan. Hal ini terbukti dengan dibentuknya
Business Ethics team di bawah Corporate Audit and Business Ethics Department. Tugas
utama dari tim tersebut adalah memastikan bahwa tidak ada seorang pun di VICO Indonesia,
termasukkaryawan,kontraktorpemasok,atau pelanggan, melakukan perilaku tidak etisyang
dapatmelanggarkebijakan atau prosedur perusahaan. Termasuk diantaranya pelanggaran yang
berkenaan dengan tindakan-tindakan seperti ketidakjujuran, pelanggaran perilaku etis, bisnis
terkait risiko integritas, isu-isu sumber daya manusia, perbuatan di tempat kerja, masalah
hukum dan peraturan, penipuan vendor, masalah yang terkait dengan lingkungan, kesehatan
dan keamanan.
Foto 1 Pemberian Bantuan Beasiswa kepada 75 Mahasiswa PGSD Kecamatan Muara Badak
KOMITMENT TERHADAP PROGRAM
Disadari oleh VICO Indonesia,
kepercayaan dan kepentingan bersama sangat
perusahaan. Komitmen perusahaan
mengelola masalah-masalah sosial serta memastikan bahwa operasi berjalan lancar dengan
dukungan masyarakat. Pendekatan ini didasarkan pada "gotong royong" atau prinsip bantuan
timbal balik, sebuah tradisi yang kuat yang telah berakar pada masyarakat Indonesia. VICO
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat juga berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan
yang kondusif dan aman di daerah operasi
Pemberian Bantuan Beasiswa kepada 75 Mahasiswa PGSD - FKIP Unmul asal Kecamatan Muara Badak oleh VICO Indonesia (2007)
KOMITMENT TERHADAP PROGRAM COMDEV
Disadari oleh VICO Indonesia, bahwa hubungan jangka panjang yang dibangun berdasarkan
kepercayaan dan kepentingan bersama sangatlah penting untuk keberhasilan bisnis
Komitmen perusahaan adalah memiliki pendekatan aktif dan konsisten dalam
masalah sosial serta memastikan bahwa operasi berjalan lancar dengan
dukungan masyarakat. Pendekatan ini didasarkan pada "gotong royong" atau prinsip bantuan
i yang kuat yang telah berakar pada masyarakat Indonesia. VICO
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat juga berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan
yang kondusif dan aman di daerah operasinya.
7 | P a g e
FKIP Unmul asal ndonesia (2007)
COMDEV
dibangun berdasarkan
penting untuk keberhasilan bisnis
adalah memiliki pendekatan aktif dan konsisten dalam
masalah sosial serta memastikan bahwa operasi berjalan lancar dengan
dukungan masyarakat. Pendekatan ini didasarkan pada "gotong royong" atau prinsip bantuan
i yang kuat yang telah berakar pada masyarakat Indonesia. VICO
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat juga berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan
Foto 2 Acara Pagelaran Seni Budaya disponsori oleh VICO Indonesia di Kecamatan Muara Badak
Pelaksanaan program Comdev
daerah operasi, khususnya dalam peningkatan
masyarakat setempat akan menerima
program pembangunan termasuk
lingkungan,dan fasilitas umum.
pelatihan bagi petani, pengembangan
program asistensi masyarakat.
kesadaran dan meningkatkan kualitas
dan meningkatkan kualitas prasarana kesehatan
Acara Pagelaran Seni Budaya dan Festival Band Mutiara Vaganza IV yang disponsori oleh VICO Indonesia di Kecamatan Muara Badak
Comdev memiliki tujuan utama untuk membantu
dalam peningkatan ekonomi dan kemakmuran.
akan menerima manfaat nyata dari VICO Indonesia.
termasuk pengembangan pendidikan, budaya, ekonomi,
lingkungan,dan fasilitas umum. Misalnya, di bidang ekonomi, melaksanakan p
engembangan kelompok tani dan industri kecil dan menengah
asistensi masyarakat. Di bidang lingkungan di antaranya m
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, pelatihan untuk
prasarana kesehatan.
8 | P a g e
dan Festival Band Mutiara Vaganza IV yang disponsori oleh VICO Indonesia di Kecamatan Muara Badak
masyarakat sekitar
Dengan demikian,
Indonesia. Komunitas
, budaya, ekonomi, kesehatan,
melaksanakan pendidikan
kecil dan menengah, dan
Di bidang lingkungan di antaranya mendukung upaya
elatihan untuk kader kesehatan,
Foto 3 Pengarahan oleh VICO Indonesia tentang Pengolahan Sampah Rumahtangga menjadi Pupuk Kompos kepada Ibu
Di bidang kesehatan, beberapa program
pelatihan dan pemanfaatan limbah rumah tangga
Untuk bidang pendidikan dan budaya, VICO Indonesia terus m
kualitas pendidikan melalui program
peningkatan fasilitas sekolah, dan
Foto 4 Panen Padi Gogo oleh Kelompok Tani Nilam Karya Bersatu Binaan VICO
Apa yang telah dilakukan VICO Indonesia dalam program
bertolak-belakang dengan tanggapan salah satu anggota tim perumus CSR untuk perusahaan
di Kecamatan Muara Badak, A. Musallal Askari
Pengarahan oleh VICO Indonesia tentang Pengolahan Sampah Rumahtangga menjadi Pupuk Kompos kepada Ibu-ibu PKK di Muara Badak
Di bidang kesehatan, beberapa program seperti pengelolaan limbah, pembuatan
limbah rumah tangga, dan kampanye hijau (
Untuk bidang pendidikan dan budaya, VICO Indonesia terus melakukan upaya peningkatan
melalui program pelatihan untuk guru dan siswa,
, dan dan mendukung pelestarian budaya lokal
Panen Padi Gogo oleh Kelompok Tani Nilam Karya Bersatu Binaan VICO Indonesia
dilakukan VICO Indonesia dalam program-program CSR tersebut amatlah
belakang dengan tanggapan salah satu anggota tim perumus CSR untuk perusahaan
, A. Musallal Askarivi. Beliau berpikir adanya ketimpangan antara
9 | P a g e
Pengarahan oleh VICO Indonesia tentang Pengolahan Sampah Rumahtangga Muara Badak
pembuatan kompos,
hijau (green campaign).
elakukan upaya peningkatan
, partisipasi dalam
lokal.
Panen Padi Gogo oleh Kelompok Tani Nilam Karya Bersatu Binaan VICO
program CSR tersebut amatlah
belakang dengan tanggapan salah satu anggota tim perumus CSR untuk perusahaan
adanya ketimpangan antara
10 | P a g e
nilai sumberdaya alam yang digali oleh VICO Indonesia dengan kontribusi timbal-balik yang
semestinya diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat Muara Badak, khususnya pada
program-program CSR.
“...Muara Badak ini terkuras buminya hampir 300 milyar barel per hari. Sementara kontribusi dari CSR perusahaan, tidak sampai Rp. 100 juta...”(A. Musallal Askari, Anggota Tim Perumus CSR Muara Badak)
Menurut informasi dari Kepala Desa Gas Alam Kecamatan Muara Badak, H. Moh. Hidayat,
S.P., pembagian dana CSR dari VICO Indonesia sebenarnya sudah dibagikan melalui
pengajuan anggaran dana desa. Sebanyak 9 dari 13 desa di Kecamatan Muara Badak yang
masuk dalam kategori Range 1 saja misalnya, masing-masing desa mendapatkan dana sebesar
Rp 75 juta lebih. Sementara untuk 4 desa yang masuk dalam kategori Range 2, masing-
masing desa mendapat kucuran dana CSR dari VICO Indonesia sebesar Rp 42 juta lebih.
Sehingga, total dana CSR yang dikucurkan oleh VICO Indonesia untuk seluruh Kecamatan
Muara Badak adalah sebesar Rp 681 juta lebih.
Dalam sebuah perbincangan dengan Community Development Superintendent VICO
Indonesia, H. Supriyanto menjelaskan bahwa ada banyak pertimbangan yang harus dilakukan
oleh perusahaan dalam menetapkan siapa/pihak mana dan sebesar apa bantuan dana atau
support akan diberikan kepada pihak yang mengajukan. Jika dahulu, setiap proposal untuk
berbagai bentuk kegiatan atau pembangunan sebagian besar pasti disetujui, maka kali ini
perusahaan lebih mempertimbangkan faktor keberlanjutan/sustainability dari apa yang
diusulkan untuk pendanaan. Pelatihan pengembangan UMKM misalnya, akan lebih
diutamakan pendanaannya ketimbang proposal pendanaan untuk pembangunan tugu atau
gangvii.
Sejak didirikan, Community Development yang awalnya hanya sebuah task-force di
VICO Indonesia, kini menjelma menjadi sebuah bagian penting dari perusahaan, program-
programnya telah banyak mendapatkan pengakuan. Walau masyarakat yang melakukan unjuk
rasa menyatakan bahwa Comdev tidaklah sama dengan program CSR, namun beberapa
penghargaan untuk pelaksanaan program-program CSR telah diraih oleh VICO Indonesia,
diantaranya Upakarti yang diterima oleh Chris J. Phillips, mantan Presiden & CEO VICO
Indonesia dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan ini diberikan sebagai
bentuk apresiasi terhadap keterlibatan VICO Indonesia dalam pengembangan industri kecil
dan menengah di sekitar area operasi VICO Indonesia di Kalimantan Timur. Hal yang
membanggakan bagi perusahaan adalah bahwa di antara 4 kategori Pengabdian (Devotion),
Pelestarian (Preservation), Perintis
merupakan perusahaan minyak
untuk kategori "Perintisan/Pioneering
Foto 5 UKM Sahabat Binaan VICO Indonesia di Muara Jawa Pesisir
Pengakuan lain yang diraih VICO Indonesia
Masyarakat) sebagai perusahaan
Mineral (ESDM) dan UMKM Award
untuk prestasi luarbiasanya dalam pelaksanaan program
setempat (community development
terhadap perusahaan yang dianggap memiliki
yang berkelanjutan yang sukses
masyarakat sekitar area operasi perusahaan
, Perintisan (Pioneering), dan Perawatan (Care)
minyak dan gas pertama di Indonesia yang mendapat
Pioneering".
UKM Sahabat Binaan VICO Indonesia di Muara Jawa Pesisir
diraih VICO Indonesia adalah PADMA Award
sebagai perusahaan pioneer di bawah Departemen Energi dan Sumberdaya
dan UMKM Award 2011 dan 2012 dari Harian Seputar Indonesia
dalam pelaksanaan program-program pengembangan masyarakat
community development). CSR Award SINDO merupakan
dianggap memiliki program-program community development
sukses dalam membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar area operasi perusahaan.
11 | P a g e
), VICO Indonesia
yang mendapat penghargaan
UKM Sahabat Binaan VICO Indonesia di Muara Jawa Pesisir
Award (Pandu Daya
di bawah Departemen Energi dan Sumberdaya
Seputar Indonesia (SINDO)
program pengembangan masyarakat
bentuk pengakuan
community development
meningkatkan kesejahteraan sosial
Foto 6 Untuk Keduakalinya VICO Indonesia meraih CSR Award
ASPEK-ASPEK YANG MENJADI TUNTUTAN WARGA
Terkait Kesempatan Kerja
Pada Senin, 6 Februari 2012, r
pintu pagar masuk daerah operasi
ini lebih serius menjalankan program tanggung jawab sosial
Unjuk rasa ini, selain dipenuhi sesak oleh
perangkat desa di wilayah Muara Badak. Dalam orasinya,
perusahaan juga turut menyejahterakan masyarakat dengan mem
sekitar. "Satu tahun lalu, VICO
sekitar, namun hingga kini tidak juga terwujud," u
Zainal Farihinviii.
Untuk Keduakalinya VICO Indonesia meraih CSR Award 2012 Seputar Indonesia (SINDO)
ASPEK YANG MENJADI TUNTUTAN WARGA
Terkait Kesempatan Kerja
Pada Senin, 6 Februari 2012, ratusan warga Muara Badak berunjuk rasa di depan
daerah operasi milik VICO Indonesia. Warga menuntut
ini lebih serius menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR
dipenuhi sesak oleh warga, juga terdapat 13 kepala desa bersama
i wilayah Muara Badak. Dalam orasinya, para pengunjuk
perusahaan juga turut menyejahterakan masyarakat dengan mempekerjakan
ICO Indonesia pernah berjanji untuk mempekerjakan warga
kini tidak juga terwujud," ungkap Kepala Desa
12 | P a g e
2012 dari Harian
ASPEK YANG MENJADI TUNTUTAN WARGA
berunjuk rasa di depan Gate II-
menuntut agar perusahaan
perusahaan (CSR program).
terdapat 13 kepala desa bersama
para pengunjuk rasa meminta
pekerjakan masyarakat
Indonesia pernah berjanji untuk mempekerjakan warga
Kepala Desa Muara Badak Ulu
Foto 7 Unjukrasa yang dilakukan oleh Warga Kecamatan Muara BadakFebruari 2012 terkait dengan Pelaksanaan Program CSR VICO Indonesia
Warga pun sempat emosi karena perwakilan BP Migas yang berjanji datang untuk
memberikan keputusan tidak hadir pada saat pertemuan. Pertemuan yang dihadiri dari pihak
VICO juga tidak menemukan titik temu.
manajemen VICO terpaksa dievakuasi ke luar ruang pertemu
massa. Pengunjuk rasa pun mengancam akan menutup selu
serta menduduki sumur-sumur
Foto 8 External Relationsmenuntut kesempatan kerja yang sama bagi warga Kecamatan Muara Badak
Menindaklanjuti aksi unjuk rasa tersebut, pada 22 Maret 2012 diadakan musyawarah yang
dipimpin oleh Camat Muara Badak dan dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Unjukrasa yang dilakukan oleh Warga Kecamatan Muara Badakterkait dengan Pelaksanaan Program CSR VICO Indonesia
Warga pun sempat emosi karena perwakilan BP Migas yang berjanji datang untuk
memberikan keputusan tidak hadir pada saat pertemuan. Pertemuan yang dihadiri dari pihak
juga tidak menemukan titik temu. Seperti yang terlihat pada Foto
terpaksa dievakuasi ke luar ruang pertemuan guna menghindari amuk
pun mengancam akan menutup seluruh pintu masuk daerah operasi
sumur VICO bila tuntutan mereka tidak dipenuhi (ibid)
ations Manager, Surya Safari, yang dievakuasi saat unjuk rasa menuntut kesempatan kerja yang sama bagi warga Kecamatan Muara Badak
berlangsung (6 Februari 2012)
Menindaklanjuti aksi unjuk rasa tersebut, pada 22 Maret 2012 diadakan musyawarah yang
dipimpin oleh Camat Muara Badak dan dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
13 | P a g e
Unjukrasa yang dilakukan oleh Warga Kecamatan Muara Badak pada 6 terkait dengan Pelaksanaan Program CSR VICO Indonesia
Warga pun sempat emosi karena perwakilan BP Migas yang berjanji datang untuk
memberikan keputusan tidak hadir pada saat pertemuan. Pertemuan yang dihadiri dari pihak
Foto 8, salah satu tim
an guna menghindari amuk
ruh pintu masuk daerah operasi
(ibid).
yang dievakuasi saat unjuk rasa menuntut kesempatan kerja yang sama bagi warga Kecamatan Muara Badak
Menindaklanjuti aksi unjuk rasa tersebut, pada 22 Maret 2012 diadakan musyawarah yang
dipimpin oleh Camat Muara Badak dan dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
14 | P a g e
Transmigrasi Kabupaten Kutai Kartanegara, unsur Muspika, tim perumus CSR Muara Badak,
pihak perwakilan manajemen VICO Indonesia dan APDESI Muara Badak yang
menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut:
• VICO Indonesia dan sub-kontraktornya wajib menyampaikan laporan tenaga kerja dan
keberadaaannya, melaporkan jika terjadi alih kotrak dan acara serah-terima alih kontrak
tersebut wajib dilakukan di depan unsur Muspika Muara Badak dan Disnaker Kabupaten
Kutai Kartanegara, dan melaporkan setiap informasi lowongan pekerjaan di VICO
Indonesia kepada pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, dan desa setempat (butir 1,
2, dan 4);
• Dalam MoU VICO Indonesia mewajibkan sub-kontraktor untuk berkantor atau membuka
kantor perwakilan di Muara Badak (butir 3);
• VICO Indonesia dan Sub-kontraktornya berkewajiban memprioritaskan calon tenaga
kerja setempat sesuai kompetensi. Pada kesepakatan ini, tuntutan warga memang
mengacu kepada UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas dan PP No. 35 Tahun 2004
tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas yang di dalamnya disebutkan bahwa tenagakerja
menjadi urusan wajib, untuk itu dalam proses rekrutment tenagakerja wajib
memperhatikan kondusifitas dan kesejahteraan masyarakat setempat (butir 5). Namun
yang menarik untuk disimak adalah tuntutan pada bagian akhir butir yang menyatakan
bahwa “mekanisme perekrutan tenagakerja setempat diatur dan dikoordinasikan pada
pemerintah kecamatan Muara Badak”. Bagian ini menjadi menarik saat wawancara yang
dilakukan pada beberapa warga terkait butir ini berkomentar bahwa keterlibatan
pemerintah kecamatan dan desa justru mendorong terjadinya nepotisme dalam proses
rekrutmen tersebut.
Berbeda dengan apa yang dibahas dalam tuntutan pemerintah lokal dan LSM setempat,
secara acak, penulis melakukan wawancara pada salah satu ibu rumahtangga, warga Desa
Badak Baru, Muara Badak, Ibu Hj. Syahribulan. Beliau justru menyayangkan dilakukannya
unjukrasa tersebut. Menurut beliau, apa yang dituntut oleh para pengunjukrasa tersebut
hanyalah bagian dari unjuk-gigi para segelintir pihak yang ingin mencalonkan diri menjadi
anggota legislatif daerah di tingkat II. Belum lagi, unsur nepotisme yang akan mewarnai
seandainya benar apa yang menjadi tuntutan mereka itu dikabulkan.
“… paling juga yang dipilih adalah keluarga atau orang-orang dekat para pemerintah kecamatan, desa atau siapa pun yang bersuara paling keras saat unjuk rasa berlangsung.
Jadi kalau menurut saya, koordinasi, bukan ikut mengatur
Menurut Hj. Syahribulan, hak sepenuhnya atas
dan rekrutmen ada di tangan internal perusahaan, dalam hal ini adalah VICO Indonesia.
Selayaknya perusahaan sekaliber VICO Indonesia telah memiliki sistem seleksi dan
rekrutmen yang standar dipakai oleh perusahaan penghasil e
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, jadi keterlibatan pihak pemerintah lokal untuk
ikut terlibat dalam proses tersebut bisa jadi hanya akan memaksa VICO Indonesia menerima
kandidat yang hanya sesuai dengan keinginan pemerintah
kebutuhan perusahaanix.
Foto 9 Penandatangan KesepakatanPemerintah atas nama Warga Kecamatan Muara Badak terkait transparansi pelaksanaan
Dari semua kesepakatan yang dihasilkan,
para perusahaan sub-kontraktor VICO Indonesia untuk mendorong terbentuknya serikat
pekerja di perusahaan setempat, peninjauan kembali kelayakan sistem
ini dipakai oleh VICO Indonesia dan
dengan UU No. 13 Tahun 2003 pasal 59, pembatasan usia 58 tahun pensiun yang diterapkan
pada pegawai tetap VICO Indonesia agar diterapkan pula pada karyawan sub
sesuai kebutuhan, dan tuntutan warg
VICO Indonesia yang telah memasuki usia pensiun 58 tahun tidak diperkenankan kembali
Jadi kalau menurut saya, lebih baik pemerintah lokal dilibatkan hanya pada batas kan ikut mengatur.”(Hj. Syahribulan)
, hak sepenuhnya atas requirements dan pelaksanaan proses seleksi
dan rekrutmen ada di tangan internal perusahaan, dalam hal ini adalah VICO Indonesia.
Selayaknya perusahaan sekaliber VICO Indonesia telah memiliki sistem seleksi dan
rekrutmen yang standar dipakai oleh perusahaan penghasil energi tingkat dunia dan
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, jadi keterlibatan pihak pemerintah lokal untuk
ikut terlibat dalam proses tersebut bisa jadi hanya akan memaksa VICO Indonesia menerima
kandidat yang hanya sesuai dengan keinginan pemerintah lokal semata, bukan atas standar
Penandatangan Kesepakatan antara VICO Indonesia, BP MigasPemerintah atas nama Warga Kecamatan Muara Badak terkait tuntutan atas
elaksanaan program CSR VICO Indonesia (06 Februari 2012)
Dari semua kesepakatan yang dihasilkan, butir-butir lain menyinggung tentang kewajiban
kontraktor VICO Indonesia untuk mendorong terbentuknya serikat
pekerja di perusahaan setempat, peninjauan kembali kelayakan sistem end-
ini dipakai oleh VICO Indonesia dan perusahaan sub-kontraktornya karena tidak sesuai
dengan UU No. 13 Tahun 2003 pasal 59, pembatasan usia 58 tahun pensiun yang diterapkan
pada pegawai tetap VICO Indonesia agar diterapkan pula pada karyawan sub
sesuai kebutuhan, dan tuntutan warga melalui APDESI Muara Badak bahwa pegawai tetap
VICO Indonesia yang telah memasuki usia pensiun 58 tahun tidak diperkenankan kembali
15 | P a g e
lebih baik pemerintah lokal dilibatkan hanya pada batas
dan pelaksanaan proses seleksi
dan rekrutmen ada di tangan internal perusahaan, dalam hal ini adalah VICO Indonesia.
Selayaknya perusahaan sekaliber VICO Indonesia telah memiliki sistem seleksi dan
nergi tingkat dunia dan
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, jadi keterlibatan pihak pemerintah lokal untuk
ikut terlibat dalam proses tersebut bisa jadi hanya akan memaksa VICO Indonesia menerima
lokal semata, bukan atas standar
VICO Indonesia, BP Migas, APDESI dan tuntutan atas
(06 Februari 2012)
butir lain menyinggung tentang kewajiban
kontraktor VICO Indonesia untuk mendorong terbentuknya serikat
-result yang selama
kontraktornya karena tidak sesuai
dengan UU No. 13 Tahun 2003 pasal 59, pembatasan usia 58 tahun pensiun yang diterapkan
pada pegawai tetap VICO Indonesia agar diterapkan pula pada karyawan sub-kontraktor
a melalui APDESI Muara Badak bahwa pegawai tetap
VICO Indonesia yang telah memasuki usia pensiun 58 tahun tidak diperkenankan kembali
bekerja sebagai karyawan perusahaan sub
yang terakhir usulan masyarakat pe
dikelola oleh masing-masing department di VICO Indonesia, yang mekanismenya agar
pengkoordinasiannya dikembalikan kepada Bagian Sumberdaya Manusia atau HRD VICO
Indonesia.
Terkait Kesempatan Menjadi Ven
Selain kesempatan mendapatkan peluang kerja yang sama di VICO Indonesia, salah satu
bentuk kepedulian sosial lain yang diharapkan oleh warga Muara Badak adalah kesempatan
menjadi supplier atau vendor bagi perusahaan tersebut.
Foto 10 Penulis bersama Kepala Desa Gas Alam Hidayat, S.P.), Ketua Perumus CSR Muara Badak (XXX) dan para mahasiswa KKN Universitas Mulawarman yang kebetulan bertandang saat wawancara berlangsung di
Namun menurut anggota perumus CSR Muara Badak,
terjadi adalah skala pengusaha
keterbatasan untuk bisa mendapatkan kesempatan menjadi
perusahaan. Perusahaan dirasa masih berpihak kepada pengusaha
Badak, misalnya Samarinda atau Balikpapan. Keberpihakan VICO terhadap
datang dari luar ini diharapkan tidak dilakukan, mengingat hal ini juga ak
kecemburuan bagi pengusaha lokal yang ada di Muara Badak.
bekerja sebagai karyawan perusahaan sub-kontraktor VICO Indonesia di Muara Badak
yang terakhir usulan masyarakat pekerja agar diadakannya perbaikan kontrak yang semula
masing department di VICO Indonesia, yang mekanismenya agar
pengkoordinasiannya dikembalikan kepada Bagian Sumberdaya Manusia atau HRD VICO
Terkait Kesempatan Menjadi Vendor Bagi Perusahaan
Selain kesempatan mendapatkan peluang kerja yang sama di VICO Indonesia, salah satu
bentuk kepedulian sosial lain yang diharapkan oleh warga Muara Badak adalah kesempatan
bagi perusahaan tersebut.
Penulis bersama Kepala Desa Gas Alam - Kecamatan Muara Badak (H. Moh. Hidayat, S.P.), Ketua Perumus CSR Muara Badak (XXX) dan para mahasiswa KKN Universitas Mulawarman yang kebetulan bertandang saat wawancara berlangsung di
Kantor Desa Gas Alam.
erumus CSR Muara Badak, A. Musallal Askari
pengusaha lokal dalam hal ukuran modal dan pengalaman menjadi
keterbatasan untuk bisa mendapatkan kesempatan menjadi supplier
usahaan. Perusahaan dirasa masih berpihak kepada pengusaha-pengusaha di luar
Badak, misalnya Samarinda atau Balikpapan. Keberpihakan VICO terhadap
datang dari luar ini diharapkan tidak dilakukan, mengingat hal ini juga ak
kecemburuan bagi pengusaha lokal yang ada di Muara Badak.
16 | P a g e
kontraktor VICO Indonesia di Muara Badak, serta
kerja agar diadakannya perbaikan kontrak yang semula
masing department di VICO Indonesia, yang mekanismenya agar
pengkoordinasiannya dikembalikan kepada Bagian Sumberdaya Manusia atau HRD VICO
Selain kesempatan mendapatkan peluang kerja yang sama di VICO Indonesia, salah satu
bentuk kepedulian sosial lain yang diharapkan oleh warga Muara Badak adalah kesempatan
Kecamatan Muara Badak (H. Moh. Hidayat, S.P.), Ketua Perumus CSR Muara Badak (XXX) dan para mahasiswa KKN Universitas Mulawarman yang kebetulan bertandang saat wawancara berlangsung di
A. Musallal Askari, selama ini yang
hal ukuran modal dan pengalaman menjadi
atau vendor bagi
pengusaha di luar Muara
Badak, misalnya Samarinda atau Balikpapan. Keberpihakan VICO terhadap supplier yang
datang dari luar ini diharapkan tidak dilakukan, mengingat hal ini juga akan menimbulkan
Para vendor yang datang dari luar Muara Badak memang tak pelak selalu menjadi
sorotan bagi mereka yang juga memiliki niat yang sama untuk menjadi vendor bagi VICO
Indonesia. Selama ini, perusahaan tentu saja telah memiliki
yang telah dijalankan cukup lama dan baik dalam menentukan vendor mana yang berhak
memenang kontrak kerjasama
organisasi yang mengatur hal ini, yaitu
sendiri menegaskan bahwa apa pun yang telah dijalankan oleh perusahaan itu sudah sesuai
dengan aturan-aturan yang berlaku baik pada level nasional maupun regulasi daerah.
jenis penyediaan dan pekerjaan dengan skala besar tertentu, VICO melakukan lelang terbu
yang dipublikasikan di media-
yang sudah menjadi rekanan VICO dalam menyuplai misalnya bahan makanan mentah,
sarana transportasi, dan peralatan kantor untuk perusahaan.
Foto 11 Penulis bersama para staff dan Comdev Superintendent H. Supriyanto (ketiga dari kanan), di depan kantor External Relation Department
Lapangan Badak, Kalimantan Timur.
Terkait Imbas Negativ Operasional PerusahaanSelain ISO 14000, VICO Indonesia
keberhasilannya dalam program
satunya adalah Green Proper Award
Hidup, Rachmat Witoelar, ini
telah berhasil dengan baik pada bidang
lingkungan untuk mengevaluasi
seperangkat standar kualitas.
Para vendor yang datang dari luar Muara Badak memang tak pelak selalu menjadi
sorotan bagi mereka yang juga memiliki niat yang sama untuk menjadi vendor bagi VICO
Indonesia. Selama ini, perusahaan tentu saja telah memiliki requiremen
elah dijalankan cukup lama dan baik dalam menentukan vendor mana yang berhak
memenang kontrak kerjasama dengan perusahaan. VICO juga memiliki satu bagian dalam
organisasi yang mengatur hal ini, yaitu Contract and Procurement Department
menegaskan bahwa apa pun yang telah dijalankan oleh perusahaan itu sudah sesuai
aturan yang berlaku baik pada level nasional maupun regulasi daerah.
jenis penyediaan dan pekerjaan dengan skala besar tertentu, VICO melakukan lelang terbu
-media umum. Di luar itu, tidak sedikit pengusaha Muara Badak
yang sudah menjadi rekanan VICO dalam menyuplai misalnya bahan makanan mentah,
sarana transportasi, dan peralatan kantor untuk perusahaan.
Penulis bersama para staff dan Comdev Superintendent H. Supriyanto (ketiga dari kanan), di depan kantor External Relation Department - VICO Indonesia,
Lapangan Badak, Kalimantan Timur.
Operasional Perusahaan VICO Indonesia telah mendapatkan pengakuan-pengakuan lain
program pengelolaan lingkungan hidup di daerah operasinya
Award, penghargaan yang diserahkan oleh Menteri Lingku
ini merupakan pengakuan bagi VICO Indonesia yang dian
telah berhasil dengan baik pada bidang program pengukuran kinerja dalam
untuk mengevaluasi kepatuhan pertumbuhan industri guna mendapatkan
17 | P a g e
Para vendor yang datang dari luar Muara Badak memang tak pelak selalu menjadi
sorotan bagi mereka yang juga memiliki niat yang sama untuk menjadi vendor bagi VICO
requirements dan mekanisme
elah dijalankan cukup lama dan baik dalam menentukan vendor mana yang berhak
VICO juga memiliki satu bagian dalam
Contract and Procurement Department. Pihak VICO
menegaskan bahwa apa pun yang telah dijalankan oleh perusahaan itu sudah sesuai
aturan yang berlaku baik pada level nasional maupun regulasi daerah. Untuk
jenis penyediaan dan pekerjaan dengan skala besar tertentu, VICO melakukan lelang terbuka
Di luar itu, tidak sedikit pengusaha Muara Badak
yang sudah menjadi rekanan VICO dalam menyuplai misalnya bahan makanan mentah,
Penulis bersama para staff dan Comdev Superintendent H. Supriyanto (ketiga VICO Indonesia,
pengakuan lain untuk
di daerah operasinya. Salah
yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan
bagi VICO Indonesia yang dianggap
dalam pengelolaan
guna mendapatkan
18 | P a g e
Namun demikian, bukan berarti masalah terkait imbas operasional perusahaan serta-
merta dapat dikatakan tidak ada sama sekali. Melalui External Relation Department,
beberapa kali warga mengajukan keberatan mereka. Beberapa jenis imbas operasi VICO yang
menurut masyarakat pernah mengganggu ketenangan mereka dan merusak lingkungan adalah
suara bising dari mesin atau kendaraan perusahaan, aliran air buangan dari area perkantoran
dan base-camp pegawai yang menuju ke permukiman penduduk, pengelolaan area pasca
pengeboran misalnya mud-pit yang kemudian menelan korban jiwa (anak-anak yang tidak
mengetahui bahaya bermain di mud-pit yang tenggelam dan kemudian meninggal), atau
tergusurnya kebun dan rumah warga yang diklaim sebagai tanah perusahaan.
Seringkali, uang tunai menjadi hal yang dituntut oleh warga sebagai bentuk
kompensasi kerugian atau gangguan yang mereka alami akibat imbas operasi perusahaan.
Sebut saja ‘uang bising’, istilah yang digunakan oleh warga untuk mendefinisikan sejumlah
uang yang dianggap relatif setara dengan kerugian yang mereka derita akibat kebisingan yang
ditimbulkan oleh proses operasional perusahaan (dapat berupa suara mesin produksi, suara
kendaraan yang lalu-lalang, dll). Jumlah yang dituntut oleh warga umumnya relatif tinggi.
Namun dengan jalur penaksiran dan kesepakatan tertentu, biasanya nilai yang ditetapkan,
berakhir dengan jumlah nominal yang tidak sedikit. Dan di saat genting (kondisi keuangan
pada salah satu pos pengeluaran yang dikhususkan untuk kegiatan semacam ini sudah habis),
perusahaan harus mengambil dana dari pos yang masuk ke dalam cost center khusus untuk
kegiatan CSR. Dengan tindakan berulang semacam ini, secara otomatis, di akhir tahun, pos
pengeluaran untuk kegiatan CSR selalu cenderung tinggi. Masih menurut, A. Musallal Askari
dan H. Moh. Hidayat, S.P., pos pendanaan seperti ini sebenarnya bukan masuk kategori CSR,
tapi lebih pada pos recovery.
PENUTUP
Apapun yang menjadi tuntutan warga masyarakat terkait transparansi pendanaan dan
pelaksanaan program-program CSR perusahaan, selayaknya etika dalam berunjukrasa tetap
harus dipegang teguh. Tidak perlu ada sikap arogan sebagai pihak yang merasa paling punya
hak atas sebuah daerah dan hasil kekayaan bumi pertiwi, apalagi tindakan-tindakan yang
sifatnya mengintimidasi atau bersifat anarkis dalam berunjuk rasa. Disadari atau tidak,
eksposur tentang unjukrasa yang kerap dilakukan oleh warga dan dukungan pemerintah baik
skala lokal, nasional, maupun internasional akan menyurutkan keinginan atau niat para calon
19 | P a g e
investor dalam menanamkan modal atau menjalankan bisnis di Indonesia, khususnya di
Muara Badak.
Dalam batasan tertentu dan wajar, semua pihak punya hak dan kewajiban. Di satu sisi,
perusahaan memiliki tanggungjawab dalam menjaga keamanan dan keselamatan kerja
seluruh pegawai dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga pengamanan ketat daerah
operasi perusahaan adalah hal yang wajar. Di sisi lain, sebagai bangsa yang berbudi pekerti
luhur dan hidup saling menghormati, alangkah ironisnya jika warga masyarakat tidak
menghormati hak asasi para pegawai VICO Indonesia, yang notabene-nya adalah juga warga
negara Indonesia, untuk merasakan kondisi yang aman dan kondusif dalam bekerja.
Tantangan ke depannya adalah bagaimana kejadian seperti ini tidak menjadi ladang
bagi para politisi untuk mencari celah keuntungan dan momen untuk meningkatkan citranya.
Tantangan kedua menuntut peran pemerintah dalam memediasi konflik antar pihak dan
persoalan-persoalan semacam ini. Sebagai pembuat keputusan, secara tegas menetapkan dan
menjalankan regulasi yang melindungi kepentingan semua pihak adalah menjadi
tanggungjawab pemerintah setempat, bukan malah berdiri membela salah satu pihak.
Tantangan ketiga adalah bagaimana menyadarkan masyarakat untuk tidak seratus
persen tergantung pada VICO Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang ada di Muara
Badak, mengingat kapasitas sumberdaya alam yang digali sifatnya terbatas. Akan tiba
masanya perusahaan-perusahaan sejenis berhenti melakukan produksi karena cadangan
minyak dan gas bumi sudah tidak ada, dan kemudian mereka hengkang dari Muara Badak.
Sebagai alternatif, para generasi muda dapat diarahkan untuk lebih mandiri dengan
mengembangkan diri menjadi wirausahawan sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki oleh
Muara Badak.
Tantangan lain yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan program-program CSR
perusahaan, sejatinya memiliki faktor-faktor yang bisa dijadikan tolok-ukur dalam menilai
keberhasilan implementasinya, baik dari sudut pandang perusahaan maupun apa yang
menjadi kebutuhan pihak-pihak yang dituju.
Terakhir, kasus bisnis ini memberikan kita gambaran jelas betapa konsep CSR sendiri
memiliki pemahaman yang berbeda pada setiap orang. Selain itu, kasus ini juga membawa
kita pada sebuah pemahaman bahwa pendekatan manajerial yang dilakukan oleh satu
perusahaan akan berbeda dengan pendekatan manajerial yang dilakukan oleh perusahaan lain,
khususnya dalam menangani konflik pada ranah implementasi program CSR. Dengan kata
20 | P a g e
lain, tak ada satu pendekatan manajerial yang pasti jitu dan akan selalu cocok untuk semua
jenis permasalahan. Beda konflik, beda pelaku, beda situasi, maka akan berbeda pula
pendekatan manajerial yang digunakan. Yang pasti, CSR sendiri haruslah dipandang sebagai
program yang sauhnya ditanamkan pada hati nurani dan sikap empati sebagai pemilik
perusahaan.
END NOTES
i Kemp, M. (2001). Corporate Social Responsibility in Indonesia: Quixotic Dream or Confident Expectation? Retrieved January 30, 2012, from URISD: ii Habisch, A., Jonker, J., Wegner, M., & Schmidpeter, R. (2005). Corporate Social Responsibility across Europe. Berlin: Springer. iii Noch, F. M., & Nasir, M. (2010). Natural Resource Law. Retrieved January 30, 2012, from Kasus VICO Indonesia dengan Masyarakat Penggarap Lahan Desa Semangko KM. 5/KM. 28 Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara: http://fadlimohnoch.blogspot.com/2010/04/blog-post_29.html iv VICO Indonesia. (2012). VICO Indonesia – Our History. Retrieved April 25, 2012, from VICO Indonesia: http://www.vico.co.id/in/overview v VICO Indonesia. (2011). VICO Indonesia – Our Way of Doing Business. Jakarta, Indonesia: VICO Indonesia. vi Wawancara 1. (2012). Wawancara Terbuka Peneliti/Penulis dengan Pemerintah Lokal, Tim Perumus CSR Muara Badak. 2 Juli 2012. 11:30 – 13:30 WITA. Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. vii Wawancara 2. (2012). Wawancara Tertutup Peneliti/Penulis dengan Comdev Superintendent VICO Indonesia – Lapangan Badak. 2 Juli 2012. 14:00 – 16:00 WITA. Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. viii Rosyadi, I. (2012, February 6). Warga Muata Badak Demo VICO Indonesia. Retrieved March 20, 2012, from Liputan 6 SCTV: http://berita.liputan6.com/read/376004/warga-muara-badak-demo-vico-indonesia ix Wawancara 1. (2012). Wawancara Terbuka Peneliti/Penulis dengan Warga Muara Badak. 4 Juli 2012. 07:30 – 10:00 WITA. Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.