case kulit tinea

Upload: josephine-ria-pitasari

Post on 06-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tinea kruris

TRANSCRIPT

Laporan KasusTinea Kruris

Pembimbing : dr. Mahdar Johan, Sp.KKDisusun oleh :Ria Pitasari2014-061-033

KEPANITERAAN KLINIKILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA JAKARTARUMAH SAKIT R. SYAMSUDIN, S.H.24 OKTOBER 2015 24 NOVEMBER 2015

BAB IPENDAHULUANDermatofitosis adalah sekelompok penyakit jamur kulit superfisial yang menyerang struktur yang mengandung stratum korneum seperti kulit, kuku, dan rambut. Penyakitnya disebut sebagai tinea. Diagnosis klinis dibuat berdasarkan lokasi penyakit tersebut, salah satunya adalah tinea kruris. Tinea kruris mengenai daerah inguinal, paha atas, bokong, pubis, genital, dan perianal. Tinea kruris terutama disebabkan oleh T. rubrum. Gambaran klinis penyakit ini berupa gatal yang sangat menonjol. Pasien laki-laki lebih sering dari perempuan. Lesi mula-mula berupa plak eritematosa, berbatas tegas mulai dari bokong ke paha bagian atas, bagian tepi meninggi dengan bagian tengah seperti menyembuh (central healing).Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis yang khas, yaitu adanya gambaran polisiklik dan bagian tepi lesi tampak lebih aktif dibanding bagian tengah yang tampak seperti menyembuh (central healing). Jika meragukan, dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan kerokan kulit menggunakan pulasan dengan larutan KOH 10% ditemukan hifa panjang, bersekat dan bercabang, atau dengan biakan. Pengobatan tinea kruris umumnya sama seperti pada tinea korporis. Untuk lesi yang ringan cukup diberi obat topikal, dan menjaga daerah tersebut agar tetap kering setelah mandi dan olahraga. Medikamentosa dapat diberikan Flukonazol 150 mg/minggu selama 4-6 minggu, itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu, terbinafin 250 mg / hari selama 2 minggu. Griseofulvin 500 mg/hari juga dapat diberikan selama 2-6 minggu.

LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASINama: Ny I Usia: 54 TahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamPekerjaan: Ibu rumah tanggaAlamat: SukabumiTanggal Periksa: 03 November 2015

II. ANAMNESIS Diperoleh secara autoanamnesis pada tanggal 03 November 2015, pukul 11.00 WIBA. Keluhan UtamaPasien mengeluhkan gatal pada bagian bokong, paha dan selangkangan.B. Keluhan TambahanPasien mengeluhkan lesi kulit yang menyebar dan dirasa tidak nyaman.C. Riwayat Perjalanan PenyakitPasien dikonsulkan dari bagian rawat inap penyakit dalam RSUD Syamsudin, SH (anemia ec. Hematokezia) dengan keluhan gatal sejak 4 bulan SMRS. Pasien juga mengaku awalnya timbul kemerahan di daerah selangkangan, kemudian menyebar makin banyak ke bagian paha dan bokong. Kemerahan tersebut disertai dengan sisik halus. Pasien juga mengaku pernah ada bintil-bintil di daerah yang gatal. Gatal yang dirasakan dapat setiap saat, paling terasa saat pasien berkeringat. Pasien mengaku sering menggaruk daerah tersebut sehingga sering kali ada bekas luka garukan, terutama di bagian bokong. Pasien kadang merasa nyeri perih pada bekas luka garukan tersebut. Pasien sejak 2 bulan lalu mulai membeli bedak dan keluhan gatal dirasa berkurang. Namun, pasien mengaku lesi tetap ada, menggelap dan semakin menyebar. Keluhan gatal kemudian dapat muncul lagi. Pasien mengaku beberapa bulan lalu dilakukan operasi apendisitis dan harus bedrest di rumah selama beberapa minggu, dengan kondisi lingkungan rumah yang pengap.

D. Riwayat Penyakit DahuluPenyakit yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi disangkal. Pasien sedang tidak dalam pengobatan jangka lama. Riwayat alergi tidak ada

E. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa

III. PEMERIKSAAN FISIKA. Status GeneralikusKesadaran: Compos mentisTekanan darah: 120/80 mmHg Laju nadi: 80 kali/menit Laju napas: 17 kali/menit Suhu: 37,4 oC Anemis: -/-Edema: -Sianosis: -Ikterus: -

B. Status DermatologikusLetak Lesi selangkangan, bokong, paha.Efloresensi Primer:

Eritema: +Hipopigmentasi: -Papula: -Nodula: -Vesikula: -Bula: -Pustula: -Bula purulen: -Bula hemoragik: -Scratch mark: -Hipopion: -Planus: -Urtika: -Tumor: -Kista: -

Sekunder :

Skuama: + Hiperpigmentasi: +Likenitikasi: -Fisura: -Rhagaden: -Maserasi: -Erosi: +Krusta: -Ekskoriasi: +Eksfoliasi: -Plak: -Granulasi: -Fistula: -

Spesifik:-Sifat UKK Ukuran : bervariasi (>1 cm) Susunan, bentuk : polisiklik; bagian tepi lebih aktif/meninggi, berbatas tegas Penyebaran dan lokalisasi : selangkangan, bokong, paha

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG- V. USULAN PEMERIKSAAN Pemeriksaan pulasan dengan KOH 10%

VI. RESUMEPasien perempuan berusia 54 tahun dikonsulkan dari bagian penyakit dalam RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan gatal sejak 4 bulan SMRS. Lesi di daerah yang gatal awalnya berupa kemerahan yang disertai sisik halus di daerah selangkangan, kemudian menyebar ke bagian paha dan bokong. Selain kemerahan, lesi juga berupa bintil-bintil yang sering digaruk pasien sehingga pecah dan menjadi bekas luka. Pasien 2 bulan lalu sudah sempat membeli bedak di apotek dan keluhan gatal dirasa berkurang namun lesi tetap ada, menggelap dan semakin menyebar. Beberapa bulan lalu pasien melakukan operasi apendisitis dan atas indikasi dokter pasien harus bedrest di rumah. Pemeriksaan fisik umum pasien normal. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi di daerah selangkangan, bokong, dan paha. Efloresensi primer berupa eritema, sekunder berupa hiperpigmentasi, skuama halus, erosi, dan ekskoriasi.

VII. DIAGNOSIS BANDING Tinea kruris Kandidosis intertriginosa Eritrasma

VIII. DIAGNOSIS KERJATinea cruris

IX. TATALAKSANANon medikamentosa Edukasi mengenai penyakit pasien Menjaga lesi agar tetap kering dan hindari menggaruk lesi karena garukan dapat menyebabkan infeksi Menjaga kebersihan kulit, apabila berkeringat keringkan dengan handuk/tissue dan mengganti pakaian yang lembab. Gunakan pakaian dengan bahan yang dapat menyerap keringat, seperti katun dan yang tidak ketat Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas Tidak memakai handuk atau bertukar pakaian dengan orang lain

Medikamentosa Itrakonazole 1x100mg / hari Cetirizine 1x10 mg / hari Cream ketokonazole 2%

X. PROGNOSIS Qua ad Vitam: ad Bonam Qua ad Fungtionam: ad Bonam Qua ad Sanationam: dubia ad bonam

BAB IIANALISA KASUS

2.1 Analisis Diagnosis BandingKASUSTinea KrurisKandidiasis Intertriginosa

DewasaDewasa >>Semua usia

Awalnya daerah selangkangan, menyebar ke bokong, pahaDaerah selangkangan, lipat paha, perineum, bokong.Lokalisata daerah lipat paha, lipat ketiak, lipat payudara, sela jari, genital

Lesi eritem dengan central healing, berskuama halus, batas tegasLesi berupa eritema, papul, vesikel. Jika sudah kronis dapat timbul hiperpigmentasi dan likenifikasi.Lesi berupa bercak berbatas tegas, berskuama, eritem, dan basah. Lesi dikelilingi satelit vesikel dan pustul kecil (jika pecah daerah erosif -> koloret)

Hiperpigmentasi menonjol dengan ekskoriasi akibat bekas garukan

Durasi lesi 4 bulanDapat akut, berbulan-bulan, hingga menahunDapat kronis

Predisposisi sering berkeringat dan lingkugan lembabCuaca panas dan lembabNutrisi kurang, riwayat DM, iatrogenik

Pulasan KOH 10%+Tampak spora, blastospora, dan pseudohifa

2.2 Analisis Diagnosis KerjaKASUSTEORI TINEA KRURIS

Epidemiologi

Usia 54 tahun (dewasa) Wanita Predisposisi lingkungan panas dan keringat

Dewasa > anak Laki-laki 3x > wanita Predisposisi cuaca panas dan lembab.

Manifestasi Klinis

Gatal-gatal pada bagian selangkangan, bokong, dan paha terjadi sudah 4 bulan Awal lesi: eritema dan papul Regio/ letak lesi : selangkangan, bokong, paha Efloresensi sekunder: skuama, hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasiUkuran : bervariasi (> 1cm)Susunan / bentuk : polisiklik; bagian tepi lebih aktif/meninggi, berbatas tegasPenyebaran dan lokalisasi : selangkangan, bokong, paha Keluhan gatal menonjol, pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus, dapat bersifat akut dan menahun. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genito-krural saja, atau dapat meluas ke daerah sekitar anus, gluteus, dan perut bagian bawah. Efloresensi: eritema, papul, vesikel. Jika sudah kronis dapat timbul hiperpigmentasi dan likenifikasi. Lesi biasanya berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi. Etiologi E. Floccosum biasanya menunjukkan central healing pada lesi seperti ciri khas tinea pada umumnya.

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorik dan penunjang lainnya tidak dilakukan Pulasan KOH 10%: hifa panjang, bersekat, bercabang

TatalaksanaNon medikamentosa Menjaga lesi agar tetap kering, hindari menggaruk lesi Menjaga kebersihan kulit, berkeringat dikeringkan dengan handuk/tissue. Gunakan bahan pakaian dapat menyerap keringat, seperti katun dan yang tidak ketat Pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas Tidak memakai handuk atau bertukar pakaian dengan orang lainMedikamentosaOral: Itrakonazole 1x100mg / hari selama 2-3 minggu Cetirizine 1x10 mg / hari selama 2-3 mingguTopikal:Cream Ketokonazol 2%Non medikamentosa Menjaga lesi agar tetap kering dan hindari menggaruk lesi Menjaga kebersihan kulit, keringat dikeringkan dengan handuk/tissue. Gunakan bahan pakaian yang dapat menyerap keringat, seperti katun dan yang tidak ketat Pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas Tidak memakai handuk atau bertukar pakaian dengan orang lain.Oral- dewasa: Fluconazole 150 mg / minggu Itraconazole, 1x100 mg Terbinafine 1x250 mg Griseofulvin 1x500 mg / minggu- anak: Griseofulvin 10-20mg/kg/hari Itraconazole 5mg/kg/hari Terbinafine 3-6mg/kg/hariTopikal agen: Allylamines Imidazoles Tolnaftaate Butenafine Ciclopirox

DAFTAR PUSTAKA

1. Eizen AZ, Woff K, Freedberg IM, Auten KF. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7, New York: Mc Graw Hill. 2008: 2128-34.2. Djuanda A, Kosasih A, Wiryadi BE, Natahusada EC, Sjamsoe-Dalli E, Effendi EH et al. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.