category archives

140

Upload: alejandro-de-la-vega

Post on 08-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hdhghjj

TRANSCRIPT

Page 1: Category Archives
Page 2: Category Archives
Page 3: Category Archives
Page 4: Category Archives
Page 5: Category Archives

CATEGORY ARCHIVES: PRILAKU KERJA AMAN4 Tahap – Tahap KebakaranPosted on Desember 28, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged 4 Tahap - Tahap Kebakaran • Meninggalkan komentar.entry-meta.entry-headerKejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap) kebakaran.Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain :1 Tahap Kebakaran Muncul• Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar).• Dapat padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai tahap kebakaran selanjutnya.

Page 6: Category Archives

• Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan diri.2 Tahap Kebakaran Tumbuh• Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.• Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena panas tinggi).• Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian bagi petugas pemadam.3 Tahap Kebakaran Puncak• Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan.• Nyala api paling panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya.4 Tahap Kebakaran Reda (Padam)• Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap-tahap kebakaran lainnya.• Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran).• Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru secara.• Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).Gambar di bawah mengilustrasikan tahap-tahap kebakaran dari muncul api sampai kebakaran reda (padam) :

Page 7: Category Archives

Tahap – Tahap Kebakaran.

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Penerapan 5R (5S) di Tempat KerjaPosted on Desember 23, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged 5R • Meninggalkan komentar.entry-meta.entry-headerPengertian (definisi) 5R (5S) ialah cara (metode) untuk mengatur / mengelola tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan. Penerapan 5R bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas di tempat kerja.

Page 8: Category Archives

Adapun manfaat penerapan 5R (5S) di tempat kerja antara lain :1 Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.2 Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi luas/lapang.3 Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.4 Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di tempat kerja.Budaya 5R (5S) sudah banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan, bahkan dengan menerapkan budaya 5R (5S) di tempat tersebut itulah perusahaan-perusahaan banyak yang berkembang menjadi perusahaan kelas atas. Budaya 5R (5S) merupakan investasi awal bagi sebuah perusahaan untuk menuju kesuksesan berkelanjutan.

MANAJEMEN RESIKOPosted on Desember 20, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged MANAJEMEN RESIKO • Meninggalkan komentar.entry-meta.entry-headerMengapa perlu Manajemen Resiko ?1. Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya (bahan, proses, alat dan

Page 9: Category Archives

lingkungan) yang sulit dihilangkan.2. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian resiko sesuai dengan sumber bahaya yang ada.3. Menilai apakah tindakan pengendalian resiko sudah sesuai.Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera / kerugian (manusia, properti, proses dan lingkungan).Beberapa Definisi terkait manajemen resiko, diantaranya :Resiko adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian atau merupakan kombinasi da kemungkinan / peluang dan akibat.Analisa Resiko adalah kegiatan analisa suatu resiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan / probability dan tingkat keparahan dari akibat / consequences suatu resikoPenilaian Resiko / Risk Assesment adalah penilaian suatu resiko dengan membandingkan terhadap tingkat / kreiteria resiko yang telah ditetapkan.Manajemen Resiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktifitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta review resiko.Manajemen resiko sebaiknya dilakukan dalam suatu tim atau beberapa unsur dari karyawan yang terlihbat pada pekerjaan tersbut dengan tujuan :– Lebih banyak informasi yang terkumpul.– Diperoleh kesepakatan dari beberapa sudut pandang yang berbeda.– Solusi yang diputuskan diterima oleh semua pihak yang terlibat.Kapan Manajemen Resiko dilakukan?– Pada tahap awal / perancangan / design.– Pengembangan prosedur / instruksi kerja baru.– Modifikasi proses.– Ditemukan bahaya baru.Tahapan Manajemen Resiko, diantaranya :1. Komitment2. Persiapan3. Identifikasi Bahaya4. Akibat – Peluang5. Penilaian Resiko6. Penanganan Resiko7. Monitor & ReviewKomitmenHarus mendapat dukungan dari lini manajemen karena :– Manajemen paling banyak terlibat dalam pengambilan keputusan– Terkait pada kebijakan organisasi secara keseluruhan– Terkait pada alokasi SDM dan finansial

Page 10: Category Archives

PersiapanAgar kegiatan Manajemen Resiko berjalan dengan lancar diperlukan– Ruang lingkup kegiatan– Personil– Standar / acuan penetapan resiko– Prosedur– DokumentasiIdentifikasi BahayaDilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu aktifitas / kegiatan / proses kerja, dll. Teknik sederhana untuk melakukan identifikasi bahaya adalah dengan membuat pertanyaan sebagai berikut :a. Apakah sumber bahaya penyebab cidera ?b. Siapa yang terpapar ?c. Bagaimana cidera bisa timbul ?Sumber bahaya :– Keadaan bahan / peralatan– Sifat Pekerjaan– Lingkungan Kerja– Cara Kerja– Proses ProduksiSiapa terpapar ?– Karyawan– Kontraktor– Tamu– Pihak KetigaBagaimana cidera bisa timbul ?– Jatuh dari ketinggian– Tertimpa …– Terbentur / tertabrak– Terjebak / Terjepit– Kontak dengan suhu ekstrim– Tersengat listrik– Kontak dengan Bahan kimia berbahayaTeknik Identifikasi Bahaya :– Inspeksi– Work Through Survey– Audit– Kuisoner– Data Statistik– HAZOP / Fault Tree AnalysisAnalisa dan Penilaian Resiko

Page 11: Category Archives

Setelah Bahaya diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa dan penilaian resiko.Dalam melakukan analisa dan penilaian resiko parameter yang digunakan adalah AKIBAT (Consequences) dan PELUANG (frequency)Akibat adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi dari suatu insiden yang melibatkan manusia, properti, lingkungan ataupun reputasi perusahaan.Contoh:Yang berakibat pada manusia seperti Fatal, cacat, perawatan medis, P3K.Yang berakibat pada properti seperti kerusakan fasilitas pabrikPeluang adalah Frekuensi terjadinya insiden yang bisanya dinyatakan dalam satuan waktuContoh :– Pernah terjadi pada perusahaan sejenis– pernah terjadi di perusahaan ini– Pernah terjadi diperusahaan ini beberapa kali dalam satu tahunBeberapa acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian resiko adalah sebagai berikut :– Informasi tentang aktifitas pekerjaan– Yindakan pengendalian yang telah dilakukan– Peralatan yang digunakan– Data statistik kecelakaan– dllAnalisa resiko dibagi menjadi– Kualitatif– Semikualitatif– KuantitatifKualitatifMenganalisa dan menilai resiko dengan membandingkan parameter akibat dan peluang dengan membandingkan matriks yang telah ditetapkanSemikuantitatifMetode yang dipakai hampir sama dengan metode kuantitatif perbedaannya terletak pada nilai / skor tertentu yang telah ditetapkan sesuai resikonya.KuantitatifDilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa yang representatif seperti analisa statistik, simulasi, fault tree analisis, dll.Penanganan ResikoSetelah dilakukan selanjutnya ditentukan apakah resiko tersebut dapat

Page 12: Category Archives

diterima (acceptable risk) atau tidak. Apabila resiko tidak dapat diterima (non acceptable risk), perusahaan harus menetapkan tindak lanjut perbaikan sampai resiko terendah dengan prinsip hirarki pengendalian sbb:– Eliminasi– Subtitusi– Rekayasa– Administrasi– ALat Pelindung DiriMonitor dan ReviewManajemen resiko yang ditelah ditetapkan harus selalu di monitor, apakah sudah sesuai dengan penerapan di aktifitas pekerjaan, jika tidak harus dilakukan kaji ulang atau review dan dipastikan selalu update..entry-content#post-91Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)Posted on Desember 10, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja) • Meninggalkan komentar.entry-meta.entry-headerKerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerja kerugian yang “tampak/terlihat” lebih kecil daripada kerugian keseluruhan.Dalam hal ini kerugian yang “tampak” ialah terkait dengan biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :1 Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.2 Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).Biaya Tidak Langsung :1 Kerusakan Bangunan2 Kerusakan Alat dan Mesin3 Kerusakan Produk dan Bahan/Material

Page 13: Category Archives

4 Gangguan dan Terhentinya Produksi5 Biaya Administratif6 Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat7 Sewa Mesin Sementara8 Waktu untuk Investigasi9 Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang10 Biaya Perekrutan dan Pelatihan11 Biaya Lembur (Investigasi)12 Biaya Ekstra Pengawas(an)13 Waktu untuk Administrasi14 Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera15 Kerugian Bisnis dan Nama BaikPerbandingan jumlah biaya di atas diilustrasikan pada gambar di bawah berikut :

Gunung Es Kecelakaan KerjaLangkah-Langkah Penerapan 5R (5S) di Tempat KerjaPosted on November 25, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged Langkah-Langkah Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja • Meninggalkan komentar.entry-meta.entry-header

Page 14: Category Archives

Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu : Ringkas, Rapi Resik, Rawat dan Rajin. Masing-masing penjelasan penerapan 5R (5S) tersebut antara lain :1 Ringkas • Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.• Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.• Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.• Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.2 Rapi • Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.• Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya.• Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan, teratur dan selalu pada tempatnya.3 Resik • Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.• Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.• Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.• Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.4 Rawat • Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.5 Rajin • Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas..entry-content#post-107Tips Bekerja di KetinggianPosted on November 21, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged Tips Bekerja di Ketinggian • Meninggalkan komentar.entry-meta.entry-headerBekerja dengan menggunakan Tangga• Pilih tangga, dengan ketinggian yang sesuai• Apabila bekerja dengan listrik, spesifikasi tangga harus tahan terhadap tegangan listrik (electrical insulation)• Jangan berdiri di atas ujung tangga, maksimal 2 step dari anak tangga yang paling atas utntuk pegangan tangan• Letakkan tangga di lantai yang datar

Page 15: Category Archives

• Apabila menggunakan anak tangga, berdirikan tangga dengan sudut 75o• Pastikan ada 1 orang untuk memegang tangga saat dinaiki• Jangan meraih atau bekerja di samping kiri atau kanan• Penggunaan tangga hanya untuk ketinggian < 2 meter.

Bekerja dengan menggunakan Gondola• Untuk pekerjaan > 2 meter, gunakan Alat Pelindung diri “Full Body Harness”• Gondola harus dilengkapi guardrails dan toe boards• Pemasangan dan pembongkaran harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai

Page 16: Category Archives

kompetensi atas pekerjaan tersebut, dan dilakukan inspeksi sebelum pekerjaan dilaksanakan• Kapasitas beban yang diangkat harus mengikuti petunjuk alat.• Tali pengaman pastikan terpisah dari struktur gondola

Bekerja dengan menggunakan “Elevated working Platform”• Untuk pekerjaan > 2 meter, gunakan Alat Pelindung diri “Full Body Harness”• Elevated working platform harus dilengkapi guardrails dan toe boards• Disain dan spesifikasi harus sesuai buku manual dari pabrik• Pastikan outriger telah terpasang• Kapasitas beban yang diangkat harus mengikuti petunjuk alat.

Page 17: Category Archives

Bekerja dengan menggunakan “Perancah/scaffolding”• Untuk pekerjaan > 2 meter, gunakan Alat Pelindung diri “Full Body Harness”• Pemasangan dan pembongkaran harus dilakukan oleh personil yang berkompeten• Harus dilakukan inspeksi sebelum digunakan• Scaffolding harus dilengkapi guardrails dan toe boards

    Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich)Posted on September 28, 2014 • Posted in Prilaku Kerja aman • Tagged Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich) • Meninggalkan komentar.entry-meta

Page 18: Category Archives

.entry-headerMenurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya.Terdapat beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action). Kondisi tidak aman, beberapa contohnya antara lain : tidak dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, tajam ataupun panas, terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label pada kemasan bahan (material) berbahaya, dsj. Termasuk dalam tindakan tidak aman antara lain : kecerobohan, meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), bekerja tanpa perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Termasuk dalam faktor pekerjaan antara lain : pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dsj. 5 Hierarki Pengendalian Resiko/Bahaya K3Hebbie Ilma Adzim | Senin, Desember 09, 2013 | Dasar-Dasar K3

Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada gambar di bawah :

Page 19: Category Archives

Hierarki Pengendalian ResikoPengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang terdapat pada tabel di bawah :Hierarki Pengendalian Resiko K3

Eliminasi Eliminasi Sumber BahayaTempat Kerja/Pekerjaan Aman Mengurangi Bahaya

Substitusi Substitusi Alat/Mesin/BahanPerancangan Modifikasi/Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih AmanAdministrasi Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda Bahaya, Rambu, Poster, Label Tenaga Kerja Aman Mengurangi PaparanAPD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja

Page 20: Category Archives

Termasuk dalam faktor pribadi antara lain : mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dsj.Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya manajemen dan pengendaliannya, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya komitmen, dsb.Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain. Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja H.W. Heinrich.

Teori Penyebab Kecelakaan Kerja

Fire & Safety Technology

Sebelum membahas tentang Fire & Safety Technology, perlu diketahui bahwa Fire & Safety didalam kegiatan/proses bisnis perusahaan bukanlah suatu kejadian (event) yang secara tiba-tiba dihadirkan sebagai komponen pelengkap didalam kegiatan tersebut. Fire & Safety di industri diperlukan karena adanya

Page 21: Category Archives

kebutuhan untuk mengelola risiko yang dapat berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan (mis: kebakaran fasilitas) dan gangguan operasi perusahaan yang disebabkan adanya kerusakan fasilitas (mis: major failure) atau kecelakaan pekerja (mis: fatality) di perusahaan. Selain itu Fire & Safety juga diterapkan sebagai pentaatan perusahaan terhadap peraturan (Undang-undang) yang bersifat Mandatory.

Pembahasan tentang Fire & Safety Technology akan coba disampaikan secara sistematis dan bertahap sesuai process flow kegiatan operasi di industri sehingga rekan-rekan mendapat pemahaman yang cukup lengkap dan mengetahui dasar, tujuan dan metode mengaplikasikan aspek Fire & Safety didalam kegiatan industrinya.

Materi dalam Fire & Safety Technology sebagai berikut :1. Risk Management- Basic Principle of Risk Management- Qualitative Risk Assessment- Quantitative Risk Assessment2. Fire Protection Engineering- Consequences Modelling (Computational Fluid Dynamics)- Fire/incident Modelling (Fire Dynamic Tools/Simulator)- Passive Fire Protection System- Active Fire Protection System- Fire Protection Equipment (technology, maintenance & performance test)3. Emergency Response(Akan diupdate sesuai kebutuhan)

1. Risk Management

Basic Principle of Risk ManagementQuote:

Definisi:- Risiko adalah :a) Kemungkinan kerugian, cedera, atau keadaan yang merugikan atau tidak diinginkan lainnyab) Potensi terjadinya suatu peristiwa (events), baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan.c) Kombinasi dari potensi jumlah terjadinya insiden (Likelihood) yang disebabkan karena kondisi atau paparan berbahaya dan tingkat keparahan

Page 22: Category Archives

dampak (Severity) yang diakibatkan oleh kondisi atau paparan bahaya tersebut (OHSAS 18001:2007)- Insiden adalah suatu peristiwa (events) terkait pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan (tergantung tingkat keparahan/Severity), terjadi atau mungkin menimbulkan kecelakaan parah (Fatality) (OHSAS 18001:2007)- Hazard/potensi bahaya adalah sumber atau situasi yang memiliki potensi untuk menciderai atau menimbukan sakit pada manusia, kerusakan pada properti, kerusakan pada lingkungan kerja, atau kombinasinya (OHSAS 18001:2007)- Penilaian Risiko adalah Proses menyeluruh dalam memperkirakan besarnya resiko dan menentukan bisa atau tidak resiko tersebut ditoleransi (OHSAS 18001:2007)- Manajemen Risiko adalah Serangkaian prosedur, sistem dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, melakukan mitigasi, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan

Mengapa Penilaian Resiko itu penting? Penilaian Risiko (Risk Assessment) merupakan kunci dasar manajemen HSE yang pro aktif dan sistematis untuk mengelola dampak negatif kegiatan bisnis perusahaan

Page 23: Category Archives

Kapan diperlukan Penilaian Risiko?- Saat dilakukan pekerjaan non-rutin atau darurat- Saat dilakukan pekerjaan atau kegiatan baru- Saat pekerja baru terlibat dalam pekerjaan- Saat dilakukan pekerjaan oleh pihak ketiga (kontraktor)- Saat dilakukan perubahan besar terhadap jenis pekerjaan atau peralatan

Proses Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Tahap 1. Identifikasi BahayaQuote:

Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi “APA”, “MENGAPA” dan “BAGAIMANA” sesuatu kejadian (kecelakaan) dapat/mungkin terjadi, hasil identifikasi digunakan sebagai dasar untuk proses analisa selanjutnya. Proses identifikasi bahaya harus berdasarkan tindakan proaktif untuk menganalisa seluruh sumber, kondisi atau perilaku berbahaya (atau kombinasi dari ketiganya) dari kegiatan bisnis perusahaan yang dapat memberikan dampak negatif kepada kesehatan dan keselamatan pekerja.

Peralatan / metode yang digunakan :1) Analisa proses operasi / Diagram alir2) Catatan / rekaman kejadian dan studi, mis : data LKP, Nearmiss, JSA dll3) Forum rapat / diskusi, mis : Komite K3LL, rapat manajemen dll4) Hasil rekomendasi, mis : Hasil audit, pendapat ahli / operator peralatan5) Inspeksi lapangan6) MSDS7) Checklists

Tahap 2. Penilaian RisikoQuote:

Tujuan tahap ini adalah menurunkan risiko hingga ketingkat terendah / dapat diterima (acceptable risk), tidak ada risiko dalam pekerjaan tidak menjamin kondisi telah benar-benar aman sehingga langkah yang dapat dilakukan adalah mengkomunikasikan dan mengendalikan setiap risiko tersisa (residual risk) dalam aktivitas pekerjaan. Mis : penerbitan ijin kerja dll

Sehingga aspek dalam penilaian risiko ini adalah :Tujuan : Setiap potensi bahaya dalam pekerjaan telah dievaluasi dampak dan tingkat risikonya telah ditetapkan (Very High, High, Moderate, Low, Very Low)Tahapan : Memperhitungkan potensi jumlah terjadinya insiden (Likelihood) dan

Page 24: Category Archives

potensi tingkat keparahan dampak (Severity) Hasil : Memprioritaskan penanganan dampak besar dan penting dengan metode pengendalian yang tepat dan efektif yang dapat diidentifikasi dan diterapkan.

Tahap 3. Evaluasi RisikoQuote:

Proses : Pengembangan upaya dan sistem pengendalian risiko secara menyeluruh untuk mengelola setiap risiko yang timbul. Hasil : Upaya pengendalian risiko yang ditetapkan sesuai dengan standar atau pedoman teknis industri dan tindaklanjut upaya pengendalian diterapkanSasaran : Mengurangi potensi timbulnya dampak/risiko atau menurunkan tingkat keparahan dalam suatu bahaya/risiko (atau keduanya)

Evaluasi metode pengendalian risiko :1) Pertimbangan beberapa alternatif metode pengendalian2) Prioritaskan pada risiko yang memiliki dampak paling besar dan penting3) Pertimbangkan efektifitas biaya pengendalian dengan nilai kerugian risiko4) Apakah metode pengendalian sepadan dengan permasalahan/risiko5) Apakah metode pengendalian yang dipilih telah efektif 6) Apakah metode pengendalian yang dipilih akan menimbulkan permasalahan/risiko baru

Tahap 4. Pemilihan Metode Pengendalian RisikoPemilihan metode pengendalian ditentukan berdasarkan urutan prioritas metode pengendalian sebagai berikut :

Page 25: Category Archives

Hirarki Metode Pengendalian Risiko

Penjelasan metode pengendalian risiko :Quote:

1) Eliminasi (menghilangkan)- Eliminasi / hilangkan aktifitas atau pekerjaan yang tidak diperlukan- Apabila menungkinkan hilangkan potensi bahaya yang timbul karena faktor peralatan atau mesin yang tidak mempengaruhi / digunakan dalam pekerjaan atau memberikan banyak manfaat- Hilangkan penggunaan bahan-bahan berbahaya

2) Substitusi (mengganti)Beberapa pekerjaan penting diubah dengan cara kerja yang lebih aman- Mengganti metode yang berbahaya dengan metode yang menimbulkan bahaya lebih kecil, mis : pemotongan las dengan pemotongan dingin- Gunakan alat atau mesin yang lebih aman, mis : palu kuningan dll- Pilih menggunakan bahan dengan tingkat bahaya lebih rendah, mis : cat solvent dengan cat water based.

3) Isolasi (mengisolasi)- Memindahkan potensi bahaya ke luar lokasi, mis : pembangunan ruang genset di lokasi yang jauh karena tingkat kebisingan yang tinggi- Mengisolasi bahaya di lokasi tertentu, mis : memasang isolator (bahan kedap

Page 26: Category Archives

suara) di ruang genset- Melepaskan potensi bahaya dengan media lain, mis : membuat saluran buang genset (sumber panas) melewati bak air (flame arrester)

4) Engineering (desain/teknis)- Melakukan desain ulang peralatan dengan sistem pengaman, mis : memasang PRV & PSV pada pipa dan pompa- Menggunakan alat bantu mekanis, mis : alat angkut (fork lift) dll- Memasang sistem pelepasan energi- Memasang pengaman pada benda berputar

5) Administrasi (administratif)- Pengaturan waktu kerja khusus untuk menghindari bahaya- Apakah diperlukan pelatihan atau pembinaan terhadap pekerja- Apakah diperlukan pengawasan melekat- Mengurangi jumlah pekerja atau waktu kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya - Memperhatikan kebersihan dan kerapian selama pekerjaan - Menyusun prosedur kerja

6) Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri)- Apakah pekerja dengan paparan bahaya telah dilengkapi dengan APD yang tepat dan memadai sesuai potensi bahayanya- Apakah APD telah tersedia sesuai dengan jenis bahaya / risiko yang ada

Tahap 5. Implementasikan Metode Pengendalian Bahaya / RisikoQuote:

a) Apakah metode pengendalian bahaya / risiko yang dipilih dan ditetapkan telah diimplementasikan di lokasib) Apakah manajemen perusahaan mendukung upaya implementasi melalui dukungan sumber daya dan biaya yang memadaic) Apakah personel dilokasi mendukung dan mematuhi metode pengendalian yang diterapkand) Apakah upaya implementasi telah dilakukan secara berkelanjutan dan selalu dikembangkan untuk mencari metode pengendalian yang lebih baik

Tahap 6. Pemantauan dan EvaluasiQuote:

a) Lakukan pemantauan terhadap efektifitas metode pengendalian yang telah diimplementasikan di lokasi, mis : mengukur ulang risiko (residual risk) setelah

Page 27: Category Archives

dilakukan upaya pengendalian, periksa data / rekaman kerusakan peralatan dll b) Evaluasi data / rekaman kejadian setelah diterapkan metode pengendalian di lokasi, mis : mengevaluasi jumlah kejadian (kecelakaan), laporan nearmiss dllc) Perencanaan lanjut untuk perbaikan metode pengendalian yang telah diterapkan guna memperoleh metode yang lebih efektif dan efisiend) Evaluasi potensi bahaya / risiko baru yang muncul atau belum terlingkupe) Dokumentasikan seluruh hasil analisis, kajian, lembar kerja, catatan / rekaman kejadian, dan lainnya

Pengertian dan Prinsip DasarGood Corporate Governance (GCG) ‘The proper governance of companies will become as crucial to the world economies as the proper governing of countries.’(James D. Wolfensohn, President of the World Bank, c. 1999)Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer. Tak hanya populer, tetapi istilah tersebut juga ditempatkan di posisi terhormat. Hal itu, setidaknya terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global - terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka.Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG. Di antaranya, Sistem Regulatory yang payah, Standar Akuntansi dan Audit yang tidak konsisten, praktek  perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.Berdasarkan keyakinan-keyakinan di atas itulah maka tidak mengherankan jika selama dasawarsa 1990-an, tuntutan terhadap penerapan GCG secara konsisten dan komprehensif datang secara beruntun. Mereka yang menyuarakan hal itu di antaranya adalah berbagai lembaga investasi baik domestik maupun mancanegara, termasuk institusi sekaliber World Bank, IMF, OECD, dan APEC. Dengan melontarkan beberapa prinsip umum dalam CG seperti fairness, transparency, accountability, stakeholder concern, dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG diyakini akan menolong perusahaan dan perekonomian negara yang

Page 28: Category Archives

sedang tertimpa krisis bangkit menuju ke arah yang lebih sehat, maju, mampu bersaing, dikelola secara dinamis serta profesional. Ujungnya adalah daya saing yang tangguh, yang diikuti pulihnya kepercayaan investor.Tentunya, lembaga-lembaga besar itu tak asal bicara. Namun, apa sebetulnya GCG itu sendiri? Apa prinsip-prinsip dasar yang dikandungnya? Lantas, apa manfaat menerapkan GCG?Sangat jelas bahwa perhatian terhadap corporate governance belakangan ini terutama dipicu oleh skandal spektakuler perusahaan-perusahaan publik di Amerika dan Eropa, seperti Enron, Worldcom, Tyco, London & Commonwealth, Poly Peck, Maxwell, dan lain-lain.Cadbury Report (UK) dan Treadway Report (US) secara mendasar menyebutkan bahwa keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh kegagalan strategi maupun praktik curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya pengawasan yang independen oleh corporate boards.Isu corporate governance itu sendiri muncul sejak diperkenalkannya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan (Tri Gunarsih, 2003). Namun istilah corporate governance itu sendiri secara eksplisit muncul pertama kali pada tahun 1984 dalam tulisan Robert I. Tricker.

Di dalam bukunya, Tricker memandang corporate governance memiliki empat kegiatan utama sebagai berikut:1. Direction:                   Formulating the strategic direction from the future of the enterprise in the long term;2. Executive action:     Involvement in crucial executive decisions;3. Supervision:             Monitoring and oversight of management performance, And4. Accountability:        Recognizing responsibilities to those making legitimate demand for accountability.

(Tricker, Robert I., 1984, Corporate Governance – Practices, Procedures, and Power in British Companies and Their Board of Directors, UK, Gower) Teori-teori TerkaitDua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah

Page 29: Category Archives

stewardship theory dan agency theory.  Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab memiliki, integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain.  Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki para pemegang saham.  Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya.Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson, seorang professor dari Harvard, memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai ‘agents’ bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model. Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya.  Dengan demikian, “managers could not be trusted to do their job – which of course is to maximize shareholder value’ (Tricker, Opcit).Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respons lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada.  Berbagai pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.  Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya.‘Biaya’ yang harus dibayar tersebut, dalam konteks corporate governance, adalah biaya untuk: “…control managerial ‘opportunism’ by having a board chair independent of the CEO and using incentives to bind CEO interests to those of shareholders (Jensen, M.C., and W.H. Meckling (1986), ‘Theory of the firm – managerial behaviour, agency costs and ownership structure, “ Journal of Financial Economics, No. 3, pp. 305-60).Agency costs ini mencakup biaya untuk pengawasan oleh pemegang saham; biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya audit yang independen dan pengendalian internal; serta biaya yang disebabkan karena menurunnya

Page 30: Category Archives

nilai kepemilikan pemegang saham sebagai bentuk ‘bonding expenditures’ yang diberikan kepada manajemen dalam bentuk opsi dan berbagai manfaat untuk tujuan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.Meskipun demikian, potensi untuk munculnya agency problem tetap ada karena adanya pemisahan antara kepengurusan dengan kepemilikan perusahaan, khususnya di perusahaan-perusahaan publik.Bagaimana perbandingan kegiatan antara corporate governance dan corporate management memperlihatkan bahwa corporate governance sangat terkait dengan aspek pengawasan dan akuntabilitas, sementara corporate management terkait dengan keputusan-keputusan dan pengendalian eksekutif serta manajemen operasional. Sementara itu, titik temu atau irisan antara keduanya dalam banyak hal terwujud dalam pengambilan keputusan-keputusan strategik perusahaan sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini:

Definisi Good Corporate Governance (GCG)Sebagai sebuah konsep, GCG ternyata tak memiliki definisi tunggal. Komite Cadburry, misalnya, pada tahun 1992 - melalui apa yang dikenal dengan sebutan Cadburry Report - mengeluarkan definisi tersendiri tentang GCG. Menurut Komite Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan Direktur, manajer, pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu. Center for European Policy Studies (CEPS), punya formula lain. GCG,

Page 31: Category Archives

papar pusat studi ini, merupakan seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses, serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Sebagai catatan, hak di sini adalah hak seluruh stakeholders, bukan terbatas kepada shareholders saja. Hak adalah berbagai kekuatan yang dimiliki stakeholders secara individual untuk mempengaruhi manajemen. Proses, maksudnya adalah mekanisme dari hak-hak tersebut. Adapun pengendalian merupakan mekanisme yang memungkinkan stakeholders menerima informasi yang diperlukan seputar aneka kegiatan perusahaan.Sejumlah negara juga mempunyai definisi tersendiri tentang GCG. Beberapa negara mendefinisikannya dengan pengertian yang agak mirip walaupun ada sedikit perbedaan istilah. Kelompok negara maju (OECD), umpamanya mendefinisikan GCG sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggung jawab pada shareholder-nya. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya. Karena itu  fokus utama di sini terkait dengan proses pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilai-nilai transparency, responsibility, accountability, dan tentu saja fairness.Sementara itu, ADB (Asian Development Bank) menjelaskan bahwa GCG mengandung empat nilai utama yaitu: Accountability, Transparency, Predictability dan Participation. Pengertian lain datang dari Finance Committee on Corporate Governance Malaysia. Menurut lembaga tersebut GCG merupakan suatu proses serta struktur yang digunakan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhirnya adalah menaikkan nilai saham dalam jangka panjang tetapi tetap memperhatikan berbagai kepentingan para stakeholder lainnya.Lantas bagaimana dengan definisi GCG di Indonesia? Di tanah air, secara harfiah, governance kerap diterjemahkan sebagai “pengaturan.” Adapun dalam konteks GCG, governance sering juga disebut “tata pamong”, atau penadbiran - yang terakhir ini, bagi orang awam masih terdengar janggal di telinga. Maklum, istilah itu berasal dari Melayu. Namun tampaknya secara umum di kalangan pebisnis, istilah GCG diartikan tata kelola perusahaan, meskipun masih rancu dengan terminologi manajemen. Masih diperlukan kajian untuk mencari istilah yang tepat dalam bahasan Indonesia yang benar.Kemudian, “GCG” ini didefinisikan sebagai  suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (BOD, BOC, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance merupakan:

Page 32: Category Archives

1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya.2. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.Dari pengertian di atas pula, tampak beberapa aspek penting dari GCG yang perlu dipahami beragam kalangan di dunia bisnis, yakni;

Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan di antaranya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris, dan direksi. Keseimbangan ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga organ perusahaan tersebut (keseimbangan internal) Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat kepada seluruh stakeholder. Tanggung jawab ini meliputi hal-hal yang terkait dengan pengaturan hubungan antara perusahaan dengan stakeholders (keseimbangan eksternal). Di antaranya, tanggung jawab pengelola/pengurus perusahaan, manajemen, pengawasan, serta pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat dan benar pada waktu yang diperlukan mengenai perusahaan. Kemudian hak berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perkembangan strategis dan perubahan mendasar atas perusahaan serta ikut menikmati keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam pertumbuhannya. Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing melalui keterbukaan informasi yang material dan relevan serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri yang bisa menguntungkan orang dalam (insider information for insider trading)

Empat Prinsip Utama Corporate GovernanceSetelah definisi serta aspek penting GCG terpaparkan di atas, maka berikut adalah prinsip yang dikandung dalam GCG. Di sini secara umum ada empat prinsip utama yaitu: fairness, transparency, accountability, dan responsibility.1. Fairness (Kewajaran)Secara sederhana kewajaran (fairness) bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder

Page 33: Category Archives

yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor - khususnya pemegang saham minoritas - dari berbagai bentuk kecurangan. Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider trading (transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan), dilusi saham (nilai perusahaan berkurang), KKN, atau keputusan-keputusan yang dapat merugikan seperti pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan, penerbitan saham baru, merger, akuisisi, atau pengambil-alihan perusahaan lain.Biasanya, penyakit yang timbul dalam praktek pengelolaan perusahaan, berasal dari benturan kepentingan. Baik perbedaan kepentingan antara manajemen (Dewan Komisaris dan Direksi) dengan pemegang saham, maupun antara pemegang saham pengendali (pemegang saham pendiri, di Indonesia biasanya mayoritas) dengan pemegang saham minoritas (pada perusahaan publik biasanya pemegang saham publik). Di tengah situasi seperti ini, lewat prinsip fairness, ada beberapa manfaat yang diharapkan bisa dipetik. Apa saja manfaat itu?Fairness diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Fairness juga diharapkan memberi perlindungan kepada perusahaan terhadap praktek korporasi yang merugikan seperti disebutkan di atas. Pendek kata, fairness menjadi jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan.Namun seperti halnya sebuah prinsip, fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif. Syarat itu berupa peraturan dan perundang-undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif. Hal ini dinilai penting karena akan menjadi penjamin adanya perlindungan atas hak-hak pemegang saham manapun, tanpa ada pengecualian. Peraturan perundang-undangan ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghindari penyalahgunaan lembaga peradilan (litigation abuse). Di antara (litigation abuse) ini adalah penyalahgunaan ketidakefisienan lembaga peradilan dalam mengambil keputusan sehingga pihak yang tidak beritikad baik mengulur-ngulur waktu kewajiban yang harus dibayarkannya atau bahkan dapat terbebas dari kewajiban yang harus dibayarkannya.2. Transparency (Keterbukaan Informasi)Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.Perbincangan prinsip ini sendiri sangatlah menarik. Pasalnya, isu yang sering mencuat adalah pertentangan dalam menjalankan prinsip ini. Semisal, adanya kekhawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga membahayakan

Page 34: Category Archives

kelangsungan usahanya. Wajarkah kekhawatiran seperti itu?Menurut peraturan di pasar modal Indonesia, yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi secara signifikan risiko serta prospek usaha perusahaan yang bersangkutan. Mengingat definisi ini sangat normatif maka perlu ada penjelasan  operasionalnya di tiap perusahaan. Karenanya, kekhawatiran di atas, sebetulnya tidak perlu muncul jika kita mampu menjabarkan kriteria informasi material secara spesifik bagi masing-masing perusahaan. Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Selain itu, para investor harus dapat mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan.Ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari penerapan prinsip ini. Salah satunya, stakeholder dapat mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. Kemudian, karena adanya informasi kinerja perusahaan yang diungkap secara akurat, tepat waktu, jelas, konsisten, dan dapat diperbandingkan, maka dimungkinkan terjadinya efisiensi pasar. Selanjutnya, jika prinsip transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan (conflict of interest) berbagai pihak dalam manajemen.3. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.Masalah yang sering ditemukan di perusahaan-perusahaan Indonesia adalah mandulnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Atau justru sebaliknya, Komisaris Utama mengambil peran berikut wewenang yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal, diperlukan kejelasan tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta suatu mekanisme pengecekan dan perimbangan dalam mengelola perusahaan.Kewajiban untuk memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit sebagaimana yang ditetapkan oleh Bursa Efek Jakarta, merupakan salah implementasi prinsip ini. Tepatnya, berupaya memberdayakan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Beberapa bentuk implementasi lain dari prinsip accountability antara lain:

Praktek Audit Internal yang Efektif, serta Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan dan Statement of Corporate Intent (Target Pencapaian Perusahaan di masa depan)

Page 35: Category Archives

Bila prinsip accountability ini diterapkan secara efektif, maka ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, serta direksi. Dengan adanya kejelasan inilah maka perusahaan akan terhindar dari kondisi agency problem (benturan kepentingan peran).4. Responsibility (Pertanggungjawaban)Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/ keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat.Beberapa contoh mengenai hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kebijakan sebuah perusahaan makanan untuk mendapat sertifikat  “HALAL”. Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Lewat sertifikat ini, dari sisi konsumen, mereka akan merasa yakin bahwa makanan yang dikonsumsinya itu halal dan tidak merasa dibohongi perusahaan. Dari sisi Pemerintah, perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Perlindungan Konsumen). Dari sisi perusahaan, kebijakan tersebut akan menjamin loyalitas konsumen sehingga kelangsungan usaha, pertumbuhan, dan kemampuan mencetak laba lebih terjamin, yang pada akhirnya memberi manfaat maksimal bagi pemegang saham. Kebijakan perusahaan mengelola limbah sebelum dibuang ke tempat umum. Ini juga merupakan pertanggungjawaban kepada publik. Dari sisi masyarakat, kebijakan ini menjamin mereka untuk hidup layak tanpa merasa terancam kesehatannya tercemar. Demikian pula dari sisi Pemerintah, perusahaan memenuhi peraturan perundang-undangan lingkungan hidup. Sebaliknya dari sisi perusahaan, kebijakan tersebut merupakan bentuk jaminan kelangsungan usaha karena akan mendapat dukungan pengamanan dari masyarakat sekitar lingkungan.

Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali ia menghasilkan eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat. Di luar hal itu, lewat prinsip responsibility ini juga diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar.Prinsip-prinsip di atas perlu diterjemahkan ke dalam lima aspek yang

Page 36: Category Archives

dijabarkan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) sebagai pedoman pengembagan kerangka kerja legal, institutional, dan regulatory untuk corporate governance di suatu negara. Lima aspek tersebut antara adalah:1. Hak-hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan: Hak-hak pemegang saham harus dilindungi dan difasilitasi.2. Perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham: Seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing harus diperlakukan setara. Seluruh pemegang saham harus diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan perhatian bila hak-haknya dilanggar. 3. Peran stakeholders dalam corporate governance: Hak-hak para pemangku kepentingan (stakeholders) harus diakui sesuai peraturan perundangan yang berlaku, dan kerjasama aktif antara perusahaan dan para stakeholders harus dikembangkan dalam upaya bersama menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan perusahaan.4. Disklosur dan transparansi: Disklosur atau pengungkapan yang tepat waktu dan akurat mengenai segala aspek material perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan governance perusahaan.5. Tanggung jawab Pengurus Perusahaan (Corporate Boards): Pengawasan Komisaris terhadap pengelolaan perusahaan oleh Direksi harus berjalan efektif, disertai adanya tuntutan strategik terhadap manajemen, serta akuntabilitas dan loyalitas Direksi dan Komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham.

Manfaat dan Faktor Penerapan GCGEsensi corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui sepervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap shareholders dan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (Tri Gunarsih, 2003).  Untuk meningkatkan akuntabilitas, antara lain diperlukan auditor, komite audit, serta remunerasi eksekutif.  GCG memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan berjalan efektif sehingga tercipta mekanisme checks and balances di perusahaan.Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip-prinsip dasar GCG telah semakin menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi.  Terutama sekali hubungan antara praktik corporate governance dengan karakter investasi internasional saat ini.  Karakter investasi ini ditandai dengan terbukanya peluang bagi perusahaan mengakses dana melalui ‘pool of investors’ di seluruh dunia.   Suatu

Page 37: Category Archives

perusahaan dan atau negara yang ingin menuai manfaat dari pasar modal global, dan jika kita ingin menarik modal jangka panjang yang, maka penerapan GCG secara konsisten dan efektif akan mendukung ke arah itu.  Bahkan jikapun perusahaan tidak bergantung pada sumber daya dan modal asing, penerapan prinsip dan praktik GCG akan dapat meningkatkan keyakinan investor domestik terhadap perusahaan.Di samping hal-hal tersebut di atas, GCG juga dapat:

1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. Biaya-biaya ini dapat berupa kerugian yang diderita perusahaan sebagai akibat penyalahgunaan wewenang (wrong-doing), ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.2. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring dengan turunnya tingkat resiko perusahaan.3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang.4. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pihak yang berkepentingan) dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal dari segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan.Manfaat GCG ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga dalam jangka panjang dapat menjadi pilar utama pendukung tumbuh kembangnya perusahaan sekaligus pilar pemenang era persaingan global.Akan tetapi, keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat tersendiri. Di sini, ada dua faktor yang memegang peranan, faktor eksternal dan internal.Faktor EksternalYang dimakud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG. Di antaranya:

a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan

Page 38: Category Archives

efektif.b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government menuju Good Government Governance yang sebenarnya.c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang dapat menjadi standard pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan).d. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela.e. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja.  Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam implementasi GCG.Faktor InternalMaksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor dimaksud antara lain:

a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG.c. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG.d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.     Di luar dua faktor di atas, aspek lain yang paling strategis dalam mendukung penerapan GCG secara efektif sangat tergantung pada kualitas, skill, kredibilitas, dan integritas berbagai pihak yang

Page 39: Category Archives

menggerakkan organ perusahaan. Yang pasti, jika berbagai prinsip dan aspek penting GCG dilanggar suatu perusahaan, maka sudah dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan mampu bertahan lama dalam persaingan bisnis global dewasa ini, meski perusahaan itu memiliki lingkungan kondusif bagi pertumbuhan bisnisnya, seperti yang dialami oleh raksasa bisnis Enron Inc. di AS beberapa waktu lalu. Dalam kasus Enron ini, sistem kontrol berlapis-lapis ternyata tak bisa mencegah sekelompok pimpinan yang memuaskan ketamakannya untuk kepentingan sendiri. Eksekutif Enron Inc. yang seharusnya berkewajiban moral memberikan data keuangan yang jujur - sebagaimana keharusan perusahaan publik, ternyata tidak melakukan tugas itu. Begitu pula, independent auditor yang semestinya tidak hanya memastikan bahwa laporan keuangan sebuah perusahaan sesuai aturan dan standar akuntansi, tetapi juga memberi investor maupun kreditor gambaran yang fair serta akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi, ternyata gagal menjalankan perannya. Perusahaan Akuntan besar sekaliber Andersen gagal melakukannya (Lihat. Jatuhnya Enron). Jatuhnya Enron(Harian Tempo, 23 Januari 2002)Skandal keuangan Enron menguncang AS dengan akibat yang mencengangkan. Belum lama berselang, perusahaan raksasa energi itu masih bertengger di peringkat 7 dalam Fortune 500 (daftar perusahaan terkaya versi majalah Fortune). Omset bisnisnya pada tahun 2000 lalu tercatat sekitar US$ 100 miliar, kurang lebih sama dengan total pendapatan kotor negeri sebesar Indonesia pada tahun yang sama.Enron dipandang sukses menyulap diri dari sekedar perusahaan pipanisasi gas alam di negara bagian Texas pada tahun 1985 menjadi raksasa global dalam beberapa tahun terakhir. Dia membeli perusahaan air minum di Inggris dan membangun pembangkit listrik swasta di India. Konsep bisnisnya yang visioner dan futuristik membuatnya menjadi bluechip di lantai bursa Wall Street. Harga sahamnya pun terus meroket. Akhir tahun 1999, Enron meluncurkan Enron Online yang dianggap akan mengubah wajah bisnis energi masa depan. Dengan memanfaatkan internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum, dan tenaga listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar.Enron bahkan memperluas wilayah bisnisnya dengan membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi serta bertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas dan listrik. Setelah itu mungkin dia akan berjual-beli online untuk kertas daur ulang pabrik miliknya.Tidak berapa lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand, menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi, harga saham Enron pun mencapai puncaknya, yaitu US$ 90 perlembarnya pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, pertengahan

Page 40: Category Archives

tahun 2001 nilai pasar Enron (jumlah lembar saham dikalikan harganya) masih berkisar US$ 60 miliar, atau dua kali lipat anggaran belanja Indonesia kala itu.Pada Oktober 2001, Enron menjatuhkan bom dahsyat di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Akibatnya milyaran dolar investasi para pemegang saham menguap hampir seketika. Sangat mengejutkan, karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan selama empat tahun berturut-turut melaporkan keuntungan.Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi sekitar US$ 10 perlembar, hanya dalam hitungan hari. Securities Exchange Commission (SEC), badan Pengawas pasar Modal AS mencium ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom yang lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada tanggal 8 November 2001 mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian sebesar US$ 586 juta serta tambahan catatan hutang sebesar US$ 2,5 miliar. Salah satu episode paling menarik  dipertontonkan saat komite kongres mengundang aktor utama komedi, yaitu Kenneth L. Lay, Presiden Komisaris sekaligus CEO Enron, pada Februari 2002.Sejak akhir tahun 2000, ketika harga saham Enron di posisi puncak, para eksekutif menjual saham yang mereka miliki dengan total nilai US$ 1,1 miliar. Selama empat tahun terakhir, Kenneth sendiri diperkirakan meraup untung US$ 205 juta dari penjualan sahamnya. Dalam kurun waktu yang sama dia membujuk karyawan dan para investornya untuk membeli saham Enron, antara lain dengan iming-iming laporan keuangan yang menjanjikan, padahal palsu. Bahkan, pada 26 September 2001, ketika harga saham jatuh menjadi US$ 2,5 per lembar, Ken Lay masih mencoba menghibur karyawannya untuk tidak menjual saham, sebaliknya membujuk mereka untuk membeli lagi saham perusahaan. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada para karyawan yang risau, dia mengatakan perusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan bahwa harga saham Enron “luar biasa murah” dalam posisi itu. Namun, hanya beberapa pekan kemudian, Enron melaporkan kerugian yang bermuara pada kebangkrutannya. Para karyawan tidak bisa menjual saham mereka sampai semuanya sudah terlambat: “Enron kehilangan nilai sama sekali”.RangkumanGood Corporate Governance (GCG) telah menjadi sebuah istilah dan gerakan yang hangat dibicarakan dalam 10 tahun terakhir ini. Tidak dapat dipungkiri, institusi-institusi seperti World Bank, IMF, OECD, APEC, dan ADB turut mendorong tuntutan penerapan GCG secara konsisten dan komprehensif di berbagai perusahaan, khususnya setelah krisis Asia dan collapse-nya beberapa perusahaan raksasa di Amerika Serikat dan Eropa

Page 41: Category Archives

di penghujung tahun 90-an dan awal tahun 2000-an. Sehubungan dengan itu, hingga saat ini istilah GCG itu sendiri belum mendapatkan padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia. Banyak perusahaan tetap menggunakan istilah GCG. Untuk buku ini, penulis akan menggunakan istilah - GCG - merujuk pada pengertian yang sama yakni sebagai:Suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (BOD, BOC, dan RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan para stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.Penerapan GCG mengandung manfaat antara lain dapat mengurangi agency cost, biaya yang harus ditanggung pemegang saham akibat pendelegasian wewenangnya kepada manajemen; menurunkan cost of capital sebagai dampak dikelolanya perusahaan secara sehat dan bertanggung jawab, meningkatkan nilai saham perusahaan, dan menciptakan dukungan stakeholders terhadap perusahaan (license to operate)MEMAHAMI KESALAHAN MANUSIA (HUMAN ERROR)

Semua pekerja bisa melakukan kesalahan (error), tak terkecuali pekerja yang sudah terlatih dan memiliki motivasi kerja yang baik. Beberapa kesalahan bisa menghasilkan konsekuensi cedera/kecelakaan, sedang banyak kesalahan lainnya tidak. Karenanya, penting bagi praktisi

Page 42: Category Archives

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk dapat memahami prinsip yang melatarbelakangi kesalahan manusia.Karena kesalahan pasti terjadi, kemampuan untuk dapat mengidentifikasi kesalahan di tahap awal, berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Grafik di bawah memperlihatkan porsi faktor manusia dan hubungannya dengan kecelakaan.

Grafik hubungan kecelakaan dan kesalahan manusiaHampir 80% kejadian terkait dengan kesalahan manusia, data dari Departemen Energi Amerika bahkan mengatakan bahwa di beberapa industri, porsi kesalahan manusia bisa mencapai 90%; hanya sekitar 20% yang terkait kegagalan peralatan.Jika angka 80% kesalahan manusia didetailkan lebih lanjut, terungkap bahwa sebagian besar (70%) kesalahan pekerja diakibatkan oleh kelemahan laten organisasi/perusahaan (kelemahan yang dibuat oleh pekerja lain di masa lalu yang tidak nampak karena tidak menimbulkan masalah), sedang 30% lainnya terjadi oleh pekerja yang menangani peralatan atau sistem di area kerja.Kecelakaan-kecelakaan yang telah terjadi mengajarkan bahwa kita tidak boleh menyalahkan kecelakaan hanya kepada pekerja, karena yang sebetulnya terjadi adalah proses dan nilai di dalam organisasi/perusahaan berkontribusi besar pada mayoritas kecelakaan. Akar penyebab kecelakaan merupakan kombinasi dari beberapa faktor, banyak diantaranya yang berada di luar kendali pekerja.Ada 5 prinsip dasar yang harus terlebih dahulu dimengerti untuk dapat memahami faktor manusia.Pertama, semua manusia bisa berbuat salah, bahkan pekerja yang paling hebat pun bisa salah.Tidak ada satupun pekerja yang kebal/anti kesalahan, berapapun usia, pengalaman atau tingkat pendidikannya. Karenanya dikenal istilah “to err is human” (berbuat salah adalah manusiawi). Tabiat manusiawi pekerja untuk bersikap tidak sempurna, sehingga pada akhirnya, kesalahan dapat terjadi. Tidak ada pelatihan atau konseling yang dapat mengubah kerentanan manusia ini.

Page 43: Category Archives

Dr. James Reason, penulis Human Error (1990) mengatakan: adalah penting bagi tiap pekerja, terutama managernya, untuk menjadi lebih mawas diri akan potensi manusia berbuat salah. Pekerjaan, tempat kerja dan faktor organisasasi membentuk kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequences). Memahami bagaimana dan mengapa tindakan tidak aman terjadi adalah langkah awal penting dalam mengelola kesalahan dengan efektif.Kedua, situasi yang mungkin menyebabkan kesalahan dapat diprediksi, dikelola dan dicegah.Meskipun secara umum kesalahan manusia adalah hal yang pasti, beberapa kesalahan yang spesifik dapat dicegah. Seperti halnya jika seseorang menulis formulir penarikan rekening bank di awal tahun baru akan memiliki potensi besar salah menulis tahun sebelumnya, prediksi semacam ini bisa juga dibangun dalam konteks bekerja di tempat kerja.Mengenali perangkap/jebakan kesalahan dan secara aktif mengkomunikasikan bahaya-bahaya tersebut ke orang lain adalah salah satu bentuk pengelolaan kesalahan yang proaktif. Dengan mengubah situasi kerja untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi kondisi yang bisa menyebabkan kesalahan, pekerjaan dan faktor individu di tempat kerja bisa dikelola untuk mencegah atau setidaknya mengurangi peluang terjadinya kesalahan.Ketiga, perilaku individu dipengaruhi oleh proses dan nilai organisasi.Organisasi digerakkan oleh tujuan, karena itu, proses dan nilai-nilai yang ada di dalamnya dikembangkan untuk mengarahkan perilaku tiap individu di dalam organisasi. Organisasi mencerminkan bagaimana pekerjaan dipecah menjadi tugas-tugas tertentu dan dikoordinasikan untuk mencapai sasaran dengan selamat dan handal. Tugas manajemen untuk mengarahkan perilaku para pekerja. Penyelesaian pekerjaan dalam konteks proses dan budaya organisasi, pengelolaan perencanaan dan sistem pengendali, berkontribusi paling besar dalam kesalahan manusia yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja.Keempat, pekerja mencapai kinerja tertinggi karena dorongan dan penguatan yang diterimanya dari pimpinan, rekan kerja dan bawahannya.Tingkat keselamatan dan kehandalan sebuah fasilitas terkait langsung dengan perilaku para pekerjanya. Semua perilaku manusia, yang baik ataupun yang buruk, dikuatkan oleh konsekuensi langsung atau pengalaman masa lalunya. Sebuah perilaku dikuatkan oleh konsekuensi yang individu tersebut alami ketika perilaku tertentu dilakukan. Karena perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi yang pekerja itu alami, apa yang terjadi ketika seorang pekerja menunjukkan perilaku tertentu adalah hal yang penting untuk meningkatkan kinerja manusia.

Page 44: Category Archives

Kelima, kecelakaan bisa dihindari dengan memahami alasan/sebab kejadian dan mengambil pelajaran dari kesalahan di masa lalu.Peningkatan kinerja dapat diraih dengan menerapkan tindakan perbaikan sebuah investigasi/analisa kecelakaan. Belajar dari kesalahan diri sendiri dan orang lain adalah hal yang reaktif, namun menjadi hal yang penting sebagai bentuk perbaikan berkelanjutan.Manusia tidak berbuat salah secara sengaja. Kesalahan (error) adalah tindakan manusia yang tidak disengaja yang menyimpang dari tindakan yang diharapkan. Kesalahan adalah tindakan tak terencana atau dipikirkan terlebih dahulu. Kesalahan manusia (human error) terjadi akibat ketidakcocokan antara keterbatasan manusia dengan kondisi lingkungan di tempat kerja, termasuk ketidaksesuaian manajemen, kepemimpinan dan kelemahan organisasi yang membuat kondisi tersebut muncul.Luput (slips) terjadi ketika suatu aksi fisik gagal mewujudkan hasil yang diinginkan. Sedang khilaf (lapses) melibatkan kegagalan terkait ingatan atau mengingat ulang.Beberapa hal berikut bisa menjelaskan bagaimana ketidaktepatan atau aksi yang salah bisa terjadi:· Waktu –terlalu cepat, terlalu lambat, alpa· Durasi –terlalu lama, terlalu singkat· Urutan –terbalik, berulang-ulang, gangguan· Obyek –salah tindakan di obyek yang benar, tindakan bertindak di obyek yang salah· Tekananan –terlalu sedikit atau terlalu banyak tekanan· Arahan – salah memberikan arahan· Kecepatan –terlalu cepat atau terlalu lambat, dan· Jarak – terlalu jauh, terlalu dekat.Keliru (mistake), sebaliknya, terjadi ketika seseorang mempergunakan rencana yang tidak memadai untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kekeliruan biasanya melibatkan kesalahan interpretasi atau kurangnya pengetahuan.Manusia memiliki karakter fisik, biologi, sosial, mental, dan emosi yang membentuk kecenderungan, kemampuan dan juga menentukan keterbatasannya.Salah satu ciri manusia adalah ketidaktepatannya. Tidak seperti mesin yang selalu tepat setiap saat, manusia cenderung tidak tepat, terutama dalam kondisi tertentu, semisal dalam tekanan stres dan waktu yang besar. Karena sifat manusiawi inilah, pekerja cenderung rentan terhadap kondisi eksternal yang membuat mereka melampaui batasan sifat manusianya. Kerentanan inilah yang membuat pekerja bisa berbuat salah.

Page 45: Category Archives

Kerentanan ini juga terjadi ketika manusia bekerja dalam sistem yang rumit (perangkat lunak maupun administratif)Beberapa karakter manusia dibawah ini perlu diperhatikan, terutama ketika menempatkan pekerja di sistem kerja yang rumit:Stres. Pada dasarnya, stres bukanlah hal yang buruk. Beberapa kondisi stres merupakan hal yang normal dan sehat. Stres bahkan dapat meningkatkan fokus sehingga menguntungkan. Namun, stres bisa terakumulasi dan menguasai seseorang, sehingga pada akhirnya melumpuhkan kinerja.Menghindari kelelahan pikiran. Manusia cenderung enggan berpikir/konsentrasi/fokus dalam jangka waktu yang lama karena melelahkan. Berpikir adalah proses yang membutuhkan usaha yang besar dan juga lambat, akhirnya manusia cenderung mencari pola yang dikenalnya dan menerapkan solusi yang sudah pernah diterapkan. Polanya bisa berupa:· Asumsi -menerima suatu kondisi sebagai suatu hal yang benar tanpa verifikasi terlebih dahulu· Kebiasaan –pola perilaku dibawah sadar sebagai hasil dari pengulangan yang sering· Bias konfirmasi –keengganan untuk menerapkan solusi terbaru karena bias pemikiran yang ada akibat investasi waktu dan usaha yang diperlukan untuk menerapkan solusi terbaru itu. Bias ini terjadi karena otak sudah melihat hasil dari solusi sebelumnya dan menolak data/fakta mengenai keberhasilan solusi yang baru· Bias kesamaan –kecenderungan untuk mengambil solusi dari kondisi yang serupa yang berhasil di masa lalu· Bias frekuensi – mencoba solusi yang sudah berhasil dan sering dipakai· Bias ketersediaan –kecenderungan untuk menerapkan solusi yang tersedia/muncul dalam pikiran.Keterbatasan memori kerja. Ingatan jangka pendek (short term memory) adalah tempat kerja/memori kerja bagi penyelesaian masalah dan pengambilan kebutusan. Ingatan jangka pendek dipergunakan untuk menyimpan informasi baru dan aktif dipergunakan ketika belajar, menyimpan dan memanggil (recall) informasi. Inilah yang menyebabkan pekerja lupa, terutama ketika berkerja dengan prosedur yang rumit.Keterbatasan fokus perhatian. Keterbatasan kemampuan berkonsentrasi pada dua atau lebih aktifitas menurunkan kemampuan untuk memproses informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Fokus perhatian sangatlah terbatas, jika diambil oleh satu hal maka dia akan menarik diri dari hal yang lain.Pola pikir. Manusia cenderung fokus pada apa yang hendak dicapai

Page 46: Category Archives

daripada pada fokus pada apa yang harus dihindari, karenanya, manusia hanya melihat apa yang pikirannya harapkan/inginkan untuk dilihat. Otak manusia cenderung mencari keteraturan, setelah didapat, maka ia akan mengacuhkan selain itu; dengan demikian ia akan melewatkan kondisi yang tidak diperkirakan.Sulit melihat kesalahannya sendiri. Individu, terutama yang bekerja sendiri, rentan terhadap kesalahan. Pekerja yang terlalu asyik dengan kerjaannya, atau disibukkan dengan suatu hal, bisa jadi gagal untuk dapat mengidentifikasi ketidaknormalan.Keterbatasan perspektif. Manusia tidak bisa melihat semua hal yang ada ditempat kerja untuk dilihat. Keterbatasan manusia untuk menerima semua fakta dapat menghalangi keputusannya untuk memecahkan masalah.Rentan terhadap faktor emosional/sosial. Kemarahan atau rasa malu bisa menurunkan kinerja seorang pekerja atau kelompok kerja.Kelelahan. Lelah secara fisik, emosi dan mental bisa meng   arah ke tindakan yang salah dan pengambilan keputusan yang tidak tepat. Kelelahan dapat diakibatkan oleh faktor di dalam pekerjaan (tekanan produksi, lingkungan, dan kurangnya jumlah pekerja) dan faktor d iluar pekerjaan (pola makan dan tidur). Kelelahan memperburuk pengambilan keputusan, menurunkan kewaspadaan, memperlambat proses berpikir dan waktu reaksi, menghilangkan kewaspadaan kepada lingkungan (situational awareness) dan mendorong seseorang mengambil jalan pintas (shortcut).Presenteeism. Beberapa pekerja akan tetap memaksakan hadir dan bekerja meskipun kemampuan kerjanya sudah menurun karena penyakit atau cedera. Kecenderungan pekerja tetap melanjutkan pekerjaan meski memiliki masalah kesehatan yang ringan dapat diakibatkan oleh kurangnya cuti sakit, menumpuknya pekerjaan atau tidak tersedianya akses pelayanan kesehatan.Sikap tidak aman. Sikap dapat diartikan sebagai kondisi mental atau perasaan terhadap suatu obyek atau subyek. Dikatakan bahwa persepsi seseorang terhadap resiko lebih banyak dipengaruhi oleh hatinya ketimbang otaknya. Beberapa sikap yang dapat menimbulkan resiko berbuat salah misalnya:· Rasa bangga. Kebanggaan berlebih terhadap kemampuan diri sendiri; sombong. Terlalu fokus pada diri sendiri dan berlebihan rasa bangga cenderung membutakan kita akan hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang lain, menurunkan kepercayaan terhadap kerjasama tim.· Heroik. Keberanian yang berlebihan. Reaksi heroic biasanya impulsif, ada pemikiran dalam dirinya bahwa pekerjaan harus dilakukan secara

Page 47: Category Archives

cepat atau dianggap gagal. Perspektif ini ditandai dengan fokus berlebih pada tujuan tanpa mempertimbangkan bahaya yang harus dihindari· Fatalistic. Sikap kalahan yang meyakini bahwa setiap kejadian sudah ditentukan, tidak bisa dihindari, dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindari takdir· Invulnerability. Memiliki rasa kebal terhadap kesalahan/tidak mungkin berbuat salah, gagal atau cedera. Kebanyakan orang tidak percaya bahwa mereka akan berbuat salah: “tidak mungkin terjadi pada diriku.” Padahal, kesalahan selalu mengejutkan ketika terjadi, sebagai akibat dari keterbatasan/ketidak akuratan manusia dalam memperhitungkan resiko· Pollyanna (rasa optimis berlebihan). Manusia mencari keteraturan dalam lingkungan, bukan ketidakteraturan. Memiliki kecenderungan mengisi kekosongan persepsi dan melihat secara keseluruhan ketimbang per bagian. Akibatnya, secara tidak sadar mereka meyakini bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai yang direncanakan. Hal yang bisa terjadi ketika melakukan pekerjaan rutin adalah tanpa sadar meyakini bahwa tidak ada satupun yang bisa berjalan tidak sesuai rencana/salah. Sikap ini membuat ketidakakuratan dalam memperhitungkan resiko dan mengacuhkan situasi atau bahaya yang tidak biasa, sehingga menyebabkan mereka terlambat atau bahkan tidak bereaksi· Sikap “Ban gundul”. Kinerja masa lalu terkadang menjadi pembenaran untuk tidak merubah (melakukan perbaikan) praktek atau kondisi yang sudah ada: “saya sudah berkendara 100.000 KM tanpa sekalipun mengalami ban bocor.” Kesuksesan bisa membuat kepuasan dan kepercayaan diri berlebih. Kalimat yang biasa digunakan misalnya, “kita tidak pernah mengalami masalah seperti ini di masa lalu,” atau “kita selalu melakukannya dengan cara seperti ini.”Bekerja dalam kelompok juga tidak membuat manusia bebas dari kesalahan. Kesalahan kelompok (team error) bisa terjadi akibat interaksi antara anggota kelompok kerja.

Page 48: Category Archives

Bagan Kelompok KesalahanKesalahan kelompok bisa diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya:Efek halo – Kepercayaan buta akan kompetensi seseorang dikarenakan pengalaman atau pendidikannya. Hal ini mengakibatkan antar anggota kelompok menurunkan kewaspadaannya terhadap kesalahan yang dapat diakibatkan oleh individu yang kompeten; tidak memeriksa tindakan seorang yang kompetenPilot-Co-pilot – Keengganan pekerja junior (co-pilot) untuk menentang pendapat, keputusan atau tindakan pekerja senior (pilot) karena posisinya di dalam struktur organisasi perusahaan. Bawahan menunjukkan sopan santun berlebihan ketika berinteraksi dengan manajer senior, tanpa sadar menerima perkataan bos tanpa berpikir kritis atau berbeda pendapat terhadap tindakan dan keputusannya.Menumpang/mengikuti saja – Kecenderungan untuk “menumpang” (ikut-ikutan saja) tanpa secara aktif mengevaluasi maksud dan tindakan pekerja yang melakukan pekerjaan atau mengambil inisiatif. Orang lain yang mengambil inisiatif untuk melakukan pekerjaan, sementara si penumpang hanya mengambil peran pasif.Berpikir grup – Kepaduan, loyalitas, konsensus dan komitmen adalah hal yang baik jika ada di dalam kelompok kerja. Namun, terkadang, hal-hal tersebut bisa menurunkan kualitas keputusan tim. Contohnya, ada keenganan untuk berbagi informasi yang berbeda untuk menjaga keharmonisan tim. Kondisi itu bisa diperparah jika ada anggota grup yang dominan dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pola pikir grup (pilot/co-pilot atau efek halo). Akibatnya, informasi yang penting bisa jadi tidak terbagi kepada anggota kelompok.Difusi tanggung jawab bisa jadi berisiko dalam pengambilan keputusan

Page 49: Category Archives

dan pemecahan masalah kelompok. Jika dua atau lebih pekerja sepakat akan sesuatu yang dianggap cara yang terbaik dalam melakukan sesuatu, maka mereka akan lebih mudah mengambil resiko dan mengabaikan prosedur atau kebijakan yang ada. Fenomena ini bisa disebut mentalitas gembala (herd mentality).

Page 50: Category Archives

Kebisingan dan Pencegahannyaby M.Nuruddin

PendahuluanIndustrialisasi akan selalu diiikuti oleh penerapan tehnologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang lebih komplek, namun sering kali berakibat buruk baik terhadap manusia maupun lingkungan.Ditempat kerja terdapat beberapa bahaya yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi serta psikologi.Kebisingan merupakan sumber bahaya dari faktor fisika di tempat kerja, yang sumber bahaya tersebut perlu dikendalikan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga kerja.Pengertian KebisinganMasalah kebisingan tidak hanya merupakan masalah di tempat kerja saja, teapi juga di sekitar kita seperti suara pesawat terbang, suara senapan, dll.Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993).Bagaimana telinga kita bisa mendengar ?Telinga dibagi menjadi 3 bagian :– Bagian Luar– bagian Tengah– Bagian Dalam

Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.

Page 51: Category Archives

Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf.Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval.Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.Suara yang sangat keras menyebabkan kerusakan pada sel rambut, karena sel rambut yang rusak tidak dapat tumbuh lagi maka bisa terjadi kerusakan sel rambut progresif dan berkurangnya pendengaranJenis Kebisingan1. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang3, Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara mesin tempa.Sumber KebisinganGambar di bawah adalah ilustrasi sumber kebisingan

Page 52: Category Archives

Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut :1. Gangguan fisiologisGangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris2. Gangguan psikologisGannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, emosi dll.3. Gangguan komunikasiGangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.4. Gangguan pada pendengaran (Ketulian)Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gannguan pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan dapat menyebabkan ketulian permanen.Batasan tingkat kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaranBatasan tingkat kebisingan dibagi menjadi 2, yaitu untuk lingkungan dengan waktu pajanan 24 jam yang kita kenal dengan Baku Mutu Lingkungan dan untuk tempat kerja dengan waktu pajanan 8 jam kerja atau Nilai Ambang Batas (NAB).Tabel dibawah ini adalah baku mutu lingkungan sesuai Kepmen LH No. 48 tahun 1996

Page 53: Category Archives

Tabel dibawaha adalah NAB Kebisingan sesuai Permenaker No. 13/Men/X/2011

Gangguan Pendengaran Akibat Bising/GPAB (Noise Induced hearing Loss/NIHL)Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) adalah penurunan pendengaran sensorineural yang pada awalnya tidak disadari, karena belum mengganggu percakapan sehari-hari. Penurunan pendengaran sensorineural tipe koklea pada kedua telinga. Faktor lama pajanan, intensitas kebisingan, umur serta faktor lain akan berpengaruh terhadap penurunan pendengaran tersebut. Faktor yang mempercepat GPAB/NIHL adalah pajanan intensitas kebisingan melebihi NAB (>85 dbA selama 8 jam).Ilustrasi dibawah ini adalah beberapa penelitian tentang GPAB (sumber:Ketulian.com)Di Indonesia penelitian tentang gangguan pendengaran akibat bising telah banyak dilakukan sejak lama. Survai yang dilakukan oleh Hendarmin dalam tahun yang sama pada Manufacturing Plant Pertamina dan dua pabrik es di Jakarta mendapatkan hasil terdapat gangguan pendengaran pada 50% jumlah karyawan disertai peningkatan ambang dengar sementara sebesar 5-10 dB pada karyawan yang telah bekerja terus-menerus selama 5-10 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Hendarmin dan Hadjar tahun 1971, mendapatkan hasil bising

Page 54: Category Archives

jalan raya (Jl.MH.Thamrin, Jakarta) sebesar 95 dB lebih pada jam sibuk.Sundari pada penelitiannya di pabrik peleburan besi baja di Jakarta, mendapatkan 31,55 % pekerja menderita tuli akibat bising, dengan intensitas bising antara 85 – 105 dB, dengan masa kerja rata-rata 8,99 tahun.Lusianawaty mendapatkan 7 dari 22 pekerja ( 31,8%) di perusahaan kayu lapis Jawa Barat mengalami tuli akibat bising, dengan intensitas bising lingkungan antara 84,9 – 108,2 dB.Purnama pada penelitian dampak pajanan bising bajaj pada pengemudinya mendapatkan 26 dari 32 pengemudi mengalami tuli akibat bising, 14 pengemudi mengalami tuli akibat bising tahap awal dan 12 pengemudi mengalami tuli akibat bising tahap lanjut. Rerata intensitas bising bajaj pada kelompok kasus tersebut adalah 101,42 dB dengan lama pajanan kerja 12,37 tahun dan 98,5 dB pada kelompok kontrol dengan lama pajanan kerja 8 tahun.Bashiruddin pada penelitian pengaruh bising dan getaran pada fungsi keseimbangan dan pendengaran mendapatkan rerata intensitas bising bajaj pada beberapa frekuensi adalah 90 dB dengan intensitas maksimum 98 dB dan serata akselerasi getar adalah 4,2 m/dt. Hal ini melebihi nilai ambang batas bising dan getaran yang diperkanankan.Kombinasi antara bising alat transportasi dengan sistem suspensi dan gas buang yang buruk seperti bajaj dan bising jalan raya menyebabkan risiko gangguan pendengaran pengemudi kendaraan tersebut menjadi lebih tinggiGPAB tidak dapat disembuhkan namun bisa dicegah, oleh karena itu tempat kerja yang melebihi NAB harus menerapkan Program Konservasi Pendengaran / Hearing Conservation Program (HCP).Program Konservasi Pendengaran meliputi :1. Pemantauan Kebisingan2. Audiometri Test3. Pengendalian Kebisingan4. Alat Pelindung Diri5. Training Motivasi6. Pemeliharaan Catatan / recordPemantauan Kebisingan :Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound Level Meter (SLM) dan untuk personal monitoring digunakan Noise Dosimeter.Sound Level Meter

Page 55: Category Archives

Gambar di atas adalah Sound Level Meter (SLM)

Gambar diatas adalah Noise Dosimeter yang digunakan untuk personal monitoring kebisingan.Sebelum melakukan pengukuran yang pertama harus dilakukan adalah

Page 56: Category Archives

identifikasi bahaya apakah di area kerja terdapat sumber bahaya dari mesin atau aktifitas pekerjaan yang dapat menimbulkan kebisingan, bisa juga dengan melakukan Work Through Survey yaitu survey ke tempat kerja dan melakukan identifikasi bahaya.Langkah selanjutnya melakukan pengukuran kebisingan dengan SLM, perlu diketahui bahwa noise adalah menggunakan fungsi logaritma, karena rentang pendengaran manusia sangat lebar dengan satuan desible (db).Lakukan pengukuran secara periodik baik tempat kerja maupun personal monitoring, bandingkan data pengukuran dengan Nilai Ambang Batas.Test Audiometri / PendengaranApabila hasil pengukuran di tempat kerja menunjukkan intensitas kebisingan melebihi NAB maka lakukan audiometri test kepada karyawan minimal 1 tahun sekali.Audiometri test juga harus dilakukan pada karyawan baru / rotasi / mutasi sebelum di tugaskan ke area dengan intensitas kebisingan yang tinggi.Target dari audiometri test adalah pemeriksaan gangguan pendengaran persepsi,konduksi atau campuran.Pengendalian KebisinganLangkah efektif untuk pencegahan gangguan pendengaran adalh dengan melakukan pengendalian pada sumber bahaya dengan melakukan eliminasi, subtitusi, engineering, administrasi.Pada tahap perencanaan / engineering pastikan memilih peralatan dengan efek kebisingan paling rendah, mesin dengan intensitas kebisingan tinggi jauhkan dari area yang terdapat banyak pekerja disana.Jika mesin tersebut masih bising lakukan pemasangan barier, pasang peredam jika perlu total enclosure / partial enclosure.Untuk Tahap Administrasi bisa melakukan hal-hal sebagai berikut :– Berlakukan area tersebut sebagai area terbatas, hanya boleh dimasuki personil yang terlatih, menggunakan Alat Pelindung Pendengaran– Pengaturan jadwal kerja sesuai NAB, misal 85 dBA bekerja selama 8 jam, 88 dBA bekerja selama 4 jam, dst.Alat Pelindung Diri / Alat Pelindung pendengaranPemakaian Alat pelindung pendengaran adalah upaya terakhir dalam upaya pencegahan gangguan pendengaran, ada 2 jenis :1. Ear plug / sumbat telinga2. Ear muff / tutup telinga

Page 57: Category Archives

Setiap Alat Pelindung Pendengaran memiliki nilai NRR (Noise Reduction Rate), secara prinsip Kebisingan yang akan diterima telinga kita adalah :Kebisingan (dBA) = Kebisingan area kerja (dBA) – NRR (dBC)Namun pengurangan dengan rumus diatas tidak tepat, gunakan safety faktor 50%, dengan mempertimbangkan kualitas serta cara penggunaannya yang tidak tepat, sehingga rumus diatas menjadiKebisingan (dBA) = Kebisingan area kerja (dBA) – [(NRR-7)*50%]Apabila dengan rumus tersebut Kebisingan masih >85 dBA, maka gunakan pelindung ganda yaitu ear plug dan ear muff, untuk perhitungan– pilih NRR terbesar dari Ear plug atau ear muff, kemudian hitung dengan rumus :

Page 58: Category Archives

Hal yang penting dalam Alat Pelindung Pendengaran ini adalah berikan pelatihan penggunaannya yang tepat, gambar dibawah adalah contoh penggunaan Alat Pelindung Pendengaran

Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Alat Pelindung Pendengaran adalah :1. Dapat melindungi pekerja dari kebisingan2. Nyaman diapakai dan efisien3. Cocok dengan Alat Pelindung diri yang lainnya misal helm dan kacamata3. Masih bisa berkomunikasi ketika digunakan, karena jika berlebihan dapat menimbulkan bahaya lainnya misal tidak dapat mendengar isyarat atau sirene tanda bahaya.Training Motivasi

Page 59: Category Archives

Berikan penjelasan ke karyawan tentang akibat kebisingan serta bagaimana cara mencegahnya, buktikan bahwa tidak ada orang yang kebal terhadap kebisingan dengan memberikan data catatan rekam medis audiometri serta data pengukuran area kerja.Pelatihan dengan metoda visualisasi adalah cara yang efektif untuk menjelaskan ke karyawan.Pemeliharaan CatatanPelihara data pengukuran area kerja, audiometri test karyawan dan evaluasi secara berkala.Lakukan upaya teknis untuk area kerja yang memiliki tingkat kebisingan melebihi NAB.[NRD @2012].entry-content5 Posted in Faktor Fisika, Higiene, Penyakit Akibat Kerja, safety6 7 Comments

#entry-meta#post-102November 16, 2012.entry-date

Jangan Remehkan Debu Silika.entry-headerSILIKASilika adalah campuran mineral yang terdiri dari satu atom Silikon (Si) dan dua atom oksigen(O).Oksigen (O2) merupakan elemen yang paling banyak dijumpai dipermukaan bumi ini sedangkan Silikon (Si) merupakan elemen nomor dua terbanyak di permukaan bumi ini, dengan jumlah yang sangat banyak di permukaan bumi ini menjadikan silika bias dijumpai dimana-mana.Apabila Silika tersusun dengan model yang sama akan membentuk Kristal Silika (Crystalyne Silica), dengan nama yang berbeda-beda seperti Quartz, cristobalite, tridymite, dll.SILIKOSISSeorang yang bekerja dengan debu silika dapat terserang penyakit yang disebut silikosis. Silikosis dapat dicegah namun apabila telah terserang penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan.Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut sesuai dengan ukuran sebagai berikut :a. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas,.

Page 60: Category Archives

b. Partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah.c. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli.d. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskanPekerja yang beresiko terpapar debu silika adalah untuk aktifitas sebegai berikut :Manufaktur :• Metal casting• Glass products• Keramik, tanah liat, dan tembikar• Material Aspal / paving• Cut stone and stone products• Produksi cat dan karetKonstruksi• Pengeboran, Pemecahan, pemotongan Batu Alam• Sand blasting• Demolisi concrete

Silikosis terjadi ketika bernafas, debu silika dengan ukuran partikel yang sangat kecil masuk kedalam dan terperangkap kedalam paru-paru yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh, yang mengakibatkan jaringan paru paru luka dari ukuran kecil menjadi bulat yang dikenal dengan nodule, semaikn lama nodule akan tumbuh semakin besar dan banyak yang mengakibatkan kita sulit bernafas.Gejala Silikosis Sesak nafas Demam Kadang kadang disertai kebiru-biruan pada telinga atau bibir Mudah lelah Kehilangan nafsu makan Nyeri dadaBerdasarkan lama dan jumlah paparan debu silika, ada 3 jenis silikosis KronikGejala silikosis terlihat dalam jangka waktu > 10 tahunPekerja terpapar debu silika dalam jumlah sedikit namun frekuensinya cukup sering

Page 61: Category Archives

AkselerasiGejala silikosis terlihat dalam jangka waktu 5 ~ 10 tahunPekerja terpapar debu silika dalam jumlah sedang AkutGejala silikosis terlihat dalam jangka waktu < 5 tahunPekerja terpapar debu silika dalam jumlah yang cukup banyak

UPAYA PENCEGAHAN SILIKOSISPenyakit Silikosis tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dicegah dengan melakukan upaya sebagai berikut :SubtitusiGanti material lain yang tidak mengandung kristalin silika adalah cara terbaik untuk menghilangkan bahayaDust Containment systemCara lain untuk menghilangkan bahaya adalah dengan memasang sistim penampung debu seperti bag filter, dust collector, dll.

Metode BasahUntuk pekerjaan pemotongan brick / batu tahan api yang dapat menimbulkan debu silika gunakan dengan metode basah, basahi cutting wheel dan media yang dipotong dengan air VentilasiPasang local exhaust ventilation agar area kerja terbebas dari paparan debuAlat Pelindung Diri

Page 62: Category Archives

Alat pelindung diri seperti respirator, sebenarnya tidak menghilangkan bahaya tetapi hanya melindungi pekerja dari paparan debu silika, pastikan APD yang digunakan sudah seusuai dengan paparan debu silika yang ada serta cara menggunakannya harus sesuai petunjuk pemasangannya.

Pengukuran Area KerjaPengukuran area kerja adalah metode untuk mengevaluasi paparan debu di area kerja yang dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan tindak lanjut perbaikan yang harus dilakukan, termasuk pemeriksaan kesehatan pada pekerja yang terpaparPemerikasaan Kesehatan BerkalaLakukan pemerikasaan kesehatan berkala khusus untuk pekerja yang terpapar debu di area kerjanya, apabila ada indikasi silicosis rotasi pekerja tersebut di area kerja yang mengandung debu silika sebagai upaya pencegahan penyakit akibat kerja.Personal HigieneSebagai upaya pencegahan silicosis yang masuk melalui mulut dan kulit, cuci tangan dengan bersih sebelum makan dan minum, jangan merokok di area yang terdapat paparan debu silika.SosialisasiLakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada karyawan tentang bahaya silika dan upaya pencegahannya, sesuai yang tertera pada MSDS.Tanda BahayaUntuk material yang mengandung > 0.1 % silika pastikan dilengkapi dengan MSDS.[NRD @2012].entry-content5 Posted in Faktor Kimia, Higiene, Penyakit Akibat Kerja, safety6 1 Comment

Page 63: Category Archives

#entry-meta#post-92July 26, 2012.entry-date

Behavior Based Safety.entry-headerBehavior Based Safety (BBS) adalah upaya pencegahan kecelakaan secara proaktif yang berfokus pada At Risk Behavior /perilaku berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan.Berdasarkan dari data statistik kecelakaan kerja bahwa lebih dari 85% kecelakaan disebabkan oleh unsafe action atau perilaku berbahaya dan dengan BBS / perilaku berbasis K3 ini unsafe action sebagai penyebab kecelakaan bisa dikurangi yang kahirnya tercapai nol kecelakaan kerja.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proses yang berkesinambungan dengan melibatkan semua pihak yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga apabila masing-masing anggota telah berperilaku berbasis K3 diharapkan akan tercapai budaya K3 dalam organisasi terebut.Budaya K3 itu sendiri dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :– Mengembangkan visi misi serta tujuan K3 yang jelas.– Visi, Misi serta tujuan K3 dikomunikasikan ke semua pihak– Setiap area berusaha untuk mencapai tujuan K3 masing-masing– Mendorong partisipasi semua member untuk mencapai visi, misi serta tujuan K3– Memberdayakan karyawan untuk mencapai tujuan K3Seperti yang telah dijelaskan diatas BBS adalah upaya pendekatan K3 secara proaktif yang dalam prosesnya melakukan identifikasi perilaku berbahaya sebagai penyebab keelakaan. Tujuannya adalah mengurangi terjadinya at risk behavior dengan melakukan observasi, pengarahan dan mempengaruhi secara positif yang pada akhirnya dapat merubah kebiasaan bekerja dengan selamat.ABC- BBS ModelTerdiri dari 3 elemen :1. Activator/Antecedent adalah kejadian yang mendasari perilaku sesorang2. Behavior / perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang dapat kita lihat3. Consequence adalah kejadian yang mengikuti perilaku dan merubah kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari.Contoh dari Activator– Tujuan– Kebijakan

Page 64: Category Archives

– Prosedur– Standar Kerja– Pelatihan– JSA– Tool Box Meeting– dll.Ciri-ciri aktivator :– Selalu datang sebelum perilaku (behave)– Konsekuensi juga dapat sebagai activatorAda 2 jenis konsekuensi yaitu konsekuensi positif dan negatif.Contoh konsekuensi positif :– Tool Box Meeting– Bekerja sesuai instruksi– dllContoh Konsekuensi Negatif :– Merokok di area yang mudah terbakar– Tidak mengunakan APD sesuai ketentuancontoh dari konsekuensi negatif di atas adalah hasil dari At Risk Behavior (perilaku berbahaya).At Risk behavior bisa menyebabkan kecelakaan baik itu kecelakaan ringan ataupun fatal tergantung dari resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Berikut ini beberapa alasan orang melakukan at risk behavior :– Kesadaran– Kebiasaan– Tidak disengajaAdapun BBS berfokus pada Kebiasaan dan perilaku yang tidak disengaja.Lawan dari at risk behavior (perilaku berbahaya) adalah Safe Behavior (Perilaku selamat) yang apabila dilaksanakan secara konsisten maka hal tersebut merupakan upaya pencegahan kecelakaan..entry-content3 Posted in Behavior Based Safety, safety4 Leave a comment

#entry-meta#post-83April 12, 2012.entry-date

Bahaya Penggunaan Asbes.entry-headerAsbes banyak digunakan dipasaran sebagai bahan baku atap rumah, bahan baku kampas rem dan beebrapa piranti pelindung panas.

Page 65: Category Archives

Dalam perkembangannya asbes adalah material yang sangat berbahaya yang banyak menimbulkan korban. Dilaporkan bahwa di Jepang 500 orang meninggal karena menghirup asbes di udara yang tercemar dan jumlah ini meningkat 878 orang pada tahun 2003. Tahun 1980-an negara-negara di Eropa telah melarang penggunaan asbes.Asbes berasal dari hasil tambang yang berbentuk serat mineral silika yang termasuk dalam kelompok serpentine ( krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O), dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite(asbes coklat, cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih),crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut.Serat asbes dapat terhirup adalah partikel asbes berdiameter kurang dari 3 um danyang panjangnya sekurang-kurangnya tiga kali panjang diameternyaPencemaran debu asbes melalui :– operasi penambangan– pengolahan dari bahan baku menjadi bahan jadi seperti untuk atap rumah.– kegiatan membongkar / perbaikan bahan yang mengandung asbesBahaya kesehatan yang ditimbulkan debu asbes:(a) asbestosis: fibrosis (yang menimbulkan penebalan dan luka gores pada paru-paru);(b) kanker paru-paru: termasuk kanker batang tenggorokan;(c) mesothelioma: kanker pada bagian lain saluran pernapasan seperti kanker pleura atau peritoneum.Debu asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura di sana sini (diffuse pleural thickening) dan timbulnya lapisan plak pleura (circumscribed pleural plaques) yang dapat mengarah pada pengapuran.Serat asbestos yang terhirup akan masuk ke dalam paru dan menimbulkan jaringan ikat, peradangan, serta perlengketan pada paruPenderita asbestois akan mengeluhkan adanya batuk, penurunan berat badan, sesak napas pada saat beraktivitas. Bahkan bila telah lanjut, pada saat istirahat pun dapat terjadi sesak. Yang membahayakan adalah sesak napas terus memburuk meskipun penderita dijauhkan dari paparan asbes.Proses keracunan Asbes tidak terjadi secara seketika, racun Chrysotile akan menyerang manusia secara akumulatif, proses terinfeksi Chrysotile akan memicu terjadi kanker pada manusia dalam waktu puluhan tahun kemudian. Setelah 15 tahun pemaparan, asbestosis dapat mengakibatkan timbulnya tumor ganas pleura (= Mesothelioma). Tumor ini kebal terhadap berbagai macam terapi dan prognosisnya sangatlah buruk.NRD, @20120412

Page 66: Category Archives

.entry-content16 Posted in safety17 Tagged kanker paru18 Leave a comment

#entry-meta#post-80April 12, 2012.entry-date

Higiene Sanitasi perusahaan Jasaboga.entry-headerSering kali kita dengan di media beberapa kasus keracunan makanan yang menimpa karyawan/buruh pabrik, murid sekolah ketika mengkonsumsi makanan tambahan, ataupun keracunan pada pesta hajatan, yang kesemuanya disebabkan oleh jasa penyedia makanan secara massal seperti perusahaan katering / jasaboga. Seperti kita ketahui jasaboga atau perusahaan katering adalah perusahaan jasa yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha tersebut atas dasar pesanan yang telah disepakati sebelumnya.Persyaratan higiene sanitasi adalah merupakan faktor penting dalam penydiaan makanan yang dilakukan oleh jasaboga sebagai upaya pencegahan penyakit, keracunan ataupun gannguan kesehatan dengan memperhatikan faktor makanan, orang, tempat serta perlengkapan yang digunakan oleh jasaboga.Jasaboga dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu A,B dan C.Kelompok A adalah jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dibagi menjadi kelompok A1, A2 dan A3. Kelompok A1 adalah jasaboga yang melayani masyarakat umum dengan pengolahan menggunakan dapur rumah tangga serta dikelola oleh keluarga. Kelompok A2 adalah jasaboga yang melayani masyarakat umum, dikelola di dapur rumah tangga dan memperkejakan tenaga kerja, sedangkan kelompok A3 melayani masyarakat umum dengan pengolahan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja.Jasaboga golongan B melayani kebutuhan khusus seperti asrama haji, asrama transito, perusahaan, pengeboran lepas pantai, angkutan umum dalam negeri serta pelayanan kesehatan.Jasaboga golongan C melayani kebutuhan untuk alat angkutan umum internasional dan pesawat udara.Persayaran Higiene dan Sanitasi sesuai Permenkes 715/Menkes/SK/V/2003 adalah sebagai berikut :PERSYARATAN UMUMa. Lokasi

Page 67: Category Archives

jarak jasaboga min. 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya.b. Bangunan dan Fasilitas:– Halaman : bersih tidak banyak lalat, kecoa, serta sarang tikus, pembuangan air kotor tidak menimbulkan sarang serangga dan tidak ada genangan air.– Konstruksi : kuat dan bersih secara fisik, bebas dari barang-barang bekass yang disimpan sembarangan.– Lantai : bersih, tidak licin serta mudah dibersihkan– Dinding : dinding sebelah harus mudah dibersihkan– Langit-langit: bidang langit-langit harus menutup atap bangunan, min 2.4 meter tinngginya dari lantai.– Pintu dan jendela : membuka keluar, pintu dilengkapi dengan peralatan anti lalat seperti kassa , tirai , dsb.– pencahayaan : pencahayaan cukup (100 lux)– Ventilasi : cukup sehingga kondisinya nyaman untuk bekerja– Ruang pengolahan makanan : luas, tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban / kamar mandi, dilengkapi dengan meja dan lemari tempat menyimpan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari tikus.– Fasilitas pencucian bahan makanan : peralatan dicuci dengan bahan pembersih detergen dan disimpan dalam tempat yang terlindung dari tikus.– Tempat cuci tangan : terpisah dari tempat pencucian peralatan, jumlahnya disesuaikan dengan pekerja dan diletakkan sedekat mungkin dengan pekerja.– Air Bersih : memenuhi persyaratan kesehatan– Jamban dan peturasan : memenuhi persyaratan kesehatan– Kamar Mandi : tersedia kamar mandi dengan air kran mengalir serta memenuhi pedoman pembuangan air limbah.– Tempat sampah : diletakkan sedekat mungkin dengan pengolahan makanan namun harus terhindar dari kemungkinan tercemar.PERSYARATAN HIGIENE SANITASI MAKANAN– Bahan makanan : bahan makanan yang diolah seperti daging, ikan, sayuran, dll. harus segar tidak rusak atau berubah warna.– makanan terolah : yang dikemas harus mempunyai label dan merk, terdaftar serta tidak kadaluawrsa, sedang yang tidak dikemas harusbaru dan segar, tidak busuk dan tidak mengandung bahan yang dilarang.– Makanan jadi : tidak busuk / basi, tidak berlendir, memenuhi persyaratan bakteorologis.PERSYARATAN HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN– Personil : memiliki pengetahuan higiene sanitasi makanan, berbadan sehat, tidak mengidap penyakit menular seperti typus, tbc, dll.– Peralatan kontak dengan makanan : permukaan utuh dan mudah dibersihkan, lapisan permukaan tidak terlarut asam / basa, bila kontak dengan bahan makanan tidak mengandung logam berat seperti As, Cd, Pb, Cu, Zn, Cd, dll. wadah yang

Page 68: Category Archives

digunakan harus tertutup dengan sempurna– Cara Pengolahan : semua kegiatan pengolahan harus dilakukan dengan cara terlindung kontak dengan tubuh dengan menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok dan garpu, penutup rambut, celemek.Karyawan yang bekerja tidak merokok, tidak makan / mengunyah sambil memasak, serta selalu mencuci tangan sebelum bekerja atau setelah keluar kamar mandi.NRD @20120412.entry-content6 Posted in Higiene, safety7 Leave a comment

#entry-meta#post-76April 5, 2012.entry-date

Investigasi Kecelakaan (metode SCAT).entry-headerTujuan investigasi kecelakaan dari sudut pandang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah melakukan identifikasi dari gambaran kecelakaan sebenarnya, sehingga diperoleh gambaran penyebab langsung serta akar permasalahan dari kejadian yang diharapkan tidak terulang pada kejadian yang sama.Investigasi dari kecelakaan besar pada umumnya disebabkan oleh banyak faktor (multiple causes), sehingga investigasi kecelakaan yang komprihensif harus menganalisa semua faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan tersebut.Sesuai permenakertrans no. 03/Men/1998 tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, ruang lingkup kecelakaan adalah :a. Kecelakaan kerjab. Kebakaran / peledakan / pembuangan limbahc. kejadian berbahaya lainnya / nearmissSedangkan Kecelakaan didefinisikan sebagai kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula ysng dapat menimbulkan korban jiwa atau harta benda.Beberapa Klasifikasi Kecelakaan Kerja adalah sebagai berikut :a. Kecelakaan Fatal yang berakibat pada kematianb. Kecelakaan berat yang berakibat pada PHK karena tidak mampu lagi bekerja atau kehilangan sebagian fungsi anggota tubuhnya / cacat.c. Kecelakaan sedang yang berakibat pada kehilangan hari kerja atau sementara tidak ampu bekerja.d. Kecelaakaan ringan, membutuhkan perawatan medis / P3K.Suatu penyelidikan disebut efektif bila :

Page 69: Category Archives

a. Dapat menggambarkan apa yang sebenarnya terjadib. Dapat menentukan penyebab kecelakaan yang sebenarnyac. Dapat menentukan resikod. Mengembangkan tindakan pengendaliane. Dapat menentukan kecenderungan terhadap kelemahan sistem manajemenf. Dapat mendemonstrasikan perhatian manajemenTahap menangani kecelakaan :a. Mengamankan lokasib. Melaporkan Kecelakaanc. Melakukan penyelidikand. Menganalisis penyebab kecelakaane. Membuat rekomendasi, laporan penyelidikan dan pengesahan oleh manajemenf. Dokumentasi dan tindak lanjut.Beberapa metode investigasi kecelakaan adalah :a. Fault tree analysisb. Event tree analysisc. MORTd. SCAT (Systematic Cause Analysis Technique)e. STEP (sequential times event plotting)f. dll.Pada artikel ini yang kita bahas adalah sengan metode SCAT yang diperkenalkan pertama kali Internaltional Loss Control Institute (ILCI) yang mengambil model dari F.Bird & German (1982), seperti gambar dibawah ini

Dari meodel diatas, akibat dari kecelakaan adalah kerugian dari manusia,

Page 70: Category Archives

properti perusahaan, berkurangnya produktifitas dan kerugian lingkungan. Penyebab langsung terdiri dari  yaitu substandart condition dan substandart action yang bisanya pada teori safety yang lain disebut unsafe action and unsafe condition.Dalam teori invstigasi yang dikemukakan oleh ILCI, setiap faktor penyebab kecelakaan dibuat ceklis sebagai panduan untuk memudahkan rootcause-nya, seperti dibawah ini :Kondisi Berbahaya– Pelindung/pembatas tidak layak– APD kurang/tidak layak– Peralatan rusak– Ruang kerja sempit/terbatas– Bahaya kebakaran / ledakan– Kebersihan dan kerapihan kurang– Paparan gas/cairan kimia berbahaya di lingkungan kerja– Kebisingan– Paparan radiasi– Paparan suhu panas / dingin– Kurang pencahayaan– Kurang ventilasiPerilaku berbahaya– Operasi tanpa otorisasi– Gagal memperingatkan– Gagal mengamankan– Mengoperasikan peralatan pada kecepatan yang tidak layak– Membuat alat pengaman tidak berfungsi– Menggunakan alat yang rusak– Memakai APD yang tidak layak / tidak memakai APD– Pemuatan yang tidak layak– Penempatan yang tidak layak– Pengangkatan yang tidak layak– Posisi kerja tidak aman– Memperbaiki peralatan ketika beroperasi– Bercanda– Mabuk– Tidak mengikuti prosedurFaktor Pribadi / personal– Kemampuan fisik dan psikologis tidak alayak– Kurang kemampuan– Kurang keahlian– Stress fisik dan spikologi– Kurang motivasi

Page 71: Category Archives

Faktor Pekerjaan :– Kurang pengawasan / kepemimpinan– Kurang rekayasa / engineering– Kurang perencanaan pengadaan– Kurang perawatan– Kurang standar kerja– Salah pakai / salah menggunakanFaktor Manajemen / Lemahnya kontrol:– Program tidak sesuai– Standar tidak sesuai– Kurang kepatuhan terhadap standarFaktor lemahnya kontrol ini dari hasil penelitan serta pengalaman beberapa perusahaan menunjukkan kurangnya elemen program K3 seperti– Kepemimpinan dan administrasi– Rencana Pelatihan– Rencana inspeksi– Analisis pekerjaan dan prosedur– Observasi pekerjaan– Rencana Tanggap darurat– Peraturan Perusahaan– Analisis investigasi kecelakaan– Kompetensi pekerja– Alat Pelindung Diri– Monitoring Kesehatan– Program evaluasi– Rekayasa kontrol– dllBeberapa hal penting yang harus dilakukan dalam melakukan investigasi kecelakaan:a. Membentuk tim investigasi, yang terdiri dari ketua, sekretasi dan anggota. Agar investigasi berjalan dengan efektif usahakan ketua investigasi dari bagian yang mengalami kecelakaan, sekretaris bisa dari departemen HSE dan anggota dari tim ahli pada bidangnya.b. Lakukan investigasi secara berurutan sesuai model dari ILCI dimulai dari Kerugiannya (manusia, kerusakan peralatan, dll), Tipe kecelkaannya (terbentur, tertabrak terjatuh, kontak bahan kimia, dll), Penyebab langsung, Penyebab dasar dan lemahnya kontrol.c. Setelah ditemukan masing-masing faktor penyebab jadikan sebagai dasar tindak lanjut / countermeassure dengan tujuna kecelakaan yang serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari. Hindari untuk menyalahkan korban karena pada dasarnya kecelakaan terjadi karena multiple cause, tidak hanya dari faktor perilaku orang tapi juga dipengaruhi kondisi berbahaya, faktor pekerjaan, faktor

Page 72: Category Archives

personal serta lemahnya kontrol.d. Buat laporan yang terstruktur diawali dari tanggal, tempat, kejadian, data korban, keadaan korban, kronologi peristiwa, tindakan darurat, analisis kecelakaan serta tindak lanjut yang dilakukan.e. Pastikan tindak lanjut yang dilakukan diimplementasikan. HSE departemen bertanggung jawab untuk memastikan follow up telah dilakukan oleh departemen terkait.f. Dokumentasikan dengan baik dan lakukan analisis faktor penyebab celaka untuk mengukur performance dari K3 dalam perusahaan.——–NRD @20120405.entry-content• Posted in safety• Tagged accident investigation• Leave a comment

#entry-meta#post-60April 1, 2012.entry-date

Komunikasi Bahaya (Kimia) di Tempat Kerja.entry-headerKomunikasi bahaya khususnya bahaya kimia merupan elemen yang sangat penting dalam upaya pencegahaan kecelakaan ataupun kondisi darurat, mengingat efek dari bahaya kimia bisa berakibat kebakaran dan peledakan, tumpahan ataupun kebocoran cairan/gas yang akibat yang ditimbulkan bisa sangat luas tidak hanya di area industri saja tetapi bisa berakibat sampai ke masyarakat.Tujuan• Melindungi Keselamatan dan Kesehatan pekerja, kontraktor, tanus-tamu

perusahaan• Menyelenggarakan praktek sehat dan selamat• Memberikan informasi serta cara pencegahannya• Mengidentifikasi dan mengendalikan efek bahaya dari bahan kimia tersebutSesuai pasal 2 Kep. Menaker 187/MEN/1999, apabila pengurus menggunakan, menyimpan, memakai, memnproduksi dan mengangkut bahan kima wajib melengkapi dengan MSDS dan Lebel Kimia. Sesuai Kepmenaker tersebut Bahan Kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia, fisika atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi atau lingkungan.

Page 73: Category Archives

Pada dasarnya bahan kimaia berbahaya terdiri dari bahan beracun, bahan reaktif, bahan mudah meledak, bahan oksidaor , cairan serta gas yang mudah terbakar.Komponen penting dalam komunikasi bahaya adalah :1. Label2. MSDS3. PelatihanLABELBerupa selembar kertas / stiker yang ditempelkan pada tangki penyimpan / kontainer yang berisi informasi mengenai bahan kimia yang terkandung di dalamnya.Isi label adalah sebagai berikut :a. Nama produkb. Identifikasi Bahayac. Tanda bahaya dan artinyad. uraian resiko dan penanggulangannyae. Tindakan pencegahanf. Instruksi dalam hal terkena / terpaparg. Instruksi Kebakaranh. Instruksi tumpahan dan kebocorani. Instruksi pengisian dan penyimpananj. Referensik. nama, alamat dan nomor pabrik pembuat / distributorMSDSMSDS (Material Safety Data Sheet) adalah dokumen khusus yang dibuat pada setiap bahan kimia yang berisikan tentang :a. Identitas bahan dan perusahaanb. komposisi bahanc. identitas bahayad. tindakan pertolongan pertama pada kecelakaane. tindakan penanggulangan kebakaranf. tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahang. penyimpanan dan penanganan bahani. sifat fisika dan kimiaj. stabilitas dan reaktifitas bahank. informasi toksikologil. informasi ekologim. pembuangan limbahn. pengangkutan bahano. informasi peraturan perundangan yang berlakup. informasi lain yang diperlukanSetiap bahan kimia yang disimpan, dipergunakan serta diproduksi harus dilengkapi dengan MSDS.

Page 74: Category Archives

MSDS harus mudah didapatkan dan diketahui temapt penyimpanannya oleh semua pekerja.Fungsi MSDS antara lain adalah :a. membantu menunjukkan dampak bahan kimia pada pekerja maupun lingkunganb. menentukan kesesuaian bahan sehingga tidak terjadi efek berbahaya pada suatu reaksi kimiac. memberikan infromasi tentang cara penanganan dan penyimpanan yang benard. menunjukkan tindakan pencegahan keamanan yang benar serta tindakan pengawasan yang diperlukan, termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri.PELATIHANSetiap pekerja yang mempergunakan, menyimpan serta memproduksi bahan kimia harus diberikan pelatihan sebagai upaya pencegahan kecelakaan.Materi pelatihan yang diberikan kepada pekerja antara lain adalah– Peraturan perundangan tentang Bahan Kimia Berbahaya / B3– Informasi tentang proses bahan kimia tersebut dipergunakan pada unit kerja– Lokasi bahan kimia tersebut (perpipaan, tangki, penyimpanan) serta dimana pekerja dapat mendapatkan MSDS– Tata cara P3K, penanganan tumpahan / kebocoran, penanganan apabila terjadi kebakaran– Tentang bahaya fisik / efek kesehatan terhadap bahan kimia—————Nrd @20120331.entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-57 #nav-belowMarch 22, 2012.entry-date

Penyakit Akibat Kerja.entry-headerPENDAHULUANPerkembangan kemajuan industri yang cukup pesat sehingga diperlukan penggunaan mesin, peralatan, bahan dan sistem kerja baru dengan tujuan peningkatan kuantitas, kualitas serta peningkatan effisensi produksi menimbulkan resiko baru yang cenderung meningkat.Dampak umum dari PAK adalah Menurunkan produktivitas Menurunkan daya saingBiaya pengobatan/rehabilitasi meningkat Turn over pekerja meningkat

Page 75: Category Archives

 Adapun factor-faktor yang mempengaruhi PAK adalah sbb• Beban Kerja

FisikMental

• Kapasitas KerjaKetrampilanKesegaran jasmani & rohaniStatus kesehatan/giziusiaJenis kelaminUkuran tubuh

• Lingkungan KerjaFisikKimiaBiologiErgonomiPsikologi

 Bebrapa Pengertian PAK ILO, 1996Penyakit Akibat Kerja (PAK) atau (Occupational Diseases) adalah Penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan  faktor-faktor yang timbul dari kegiatan pekerjaan Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja (Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993) Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja  PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT PAK.• Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena

Hubungan Kerja• Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja• Permennakertrans No. Per. 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor PAK• Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

atau lingkungan kerja• Pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib melaporkan PAK kepada

DirjenBinawas• Laporan PAK paling lama 2 x 24 Jam setelah dibuat diagnosa• Kepmannaker No. Kepts. 333/Men/1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan

PAK.• Setelah ditegakkan diagnosis PAK, wajib membuat laporan medik• PAK dilaporkan selambat-lambatnya 2 kali 24 jam• Laporan PAK menggunakan bentuk Form yang telah ditentukan• Kepmannaker No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman diagnosis dan

Page 76: Category Archives

Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan PAK.• Digunakan u/ menetapkan diagnosis dan penilaian cacat karena

kecelakaan dan PAK guna memperhitungkan kompensasi yang menjadi hak tenaga kerja.

 FAKTOR BAHAYA DILINGKUNGAN KERJA YANG MENYEBABKAN PAK

Faktor Bahaya Kondisi PAK

Fisika Suhu tinggi Heat stress, heat cram,

Suhu dingin Fros bite

Kebisingan Hearing loss\

Getaran Reynold disease

Tekanan Caison’s disease

Radiasi mengion \Cancer, leukemia

Radiasi non mengion

Conjunctivitis, katarak

Kimia Zat iritan Iritasi selaput lendir

Zat korosif Luka bakar

Page 77: Category Archives

Zat karsinogenik Cancer

Zat alergen Dermatitis, asma

Zat Mutagenik Mutasi genetik

Zat Teratogenik Penyakit kongenital

Debu Pneumukoniosis

Ergonomi Beban Angkat HNP,LBP, hernia

Cara Mengangkat Trauma Otot & Sendi

Posisi tidak ergonomis

Mosculeskeletal disorder

Gerakan Repetitif Carpal tunel syndrome

Konstraksi Statis Kelelahan, nyeri otot

 Beberapa contoh PAK yang disebabkan oleh Logam Berat¡        Berilium : bronkitis, paringitis¡        Kadmium : gangguan ginjal¡        Krom : perforasi sekat hidung¡        Arsen : peny. Syaraf, hepatitis

Page 78: Category Archives

¡        Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat, insomnia¡        Timbal : gangguan ginjal, anemi, infertil. peny, syaraf¡        Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi Jenis-jenis PAK berdasarkan dari organ/system tubuh yang terkena¡        Penyakit alergi/hipersensitivitas¡        Dermatitis kontak¡        Penyakit hati dan saluran pencernaan¡        Penyakit paru-paru¡        Penyakit saluran kemih¡        Penyakit jantung dan pembuluh darah¡        Penyakit darah¡        Penyakit otak dan syaraf¡        Penyakit muskuloskeletal¡        Penyakit sistem reproduksi¡        Penyakit mata¡        Penyakit telinga Beberapa Contoh PAK Penyakit allergi/hipersensitif :• Dapat berupa : Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, aspergilosis

akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis.

• Lokasi : biasanya di saluran pernafsan dan kulit• Penyebab: bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang interaksi

non spesifik atau spesifik. Dermatitis Kontak :• Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi• Lokasi di kulitPenyakit Paru :• Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,

fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.• Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal :• Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang

batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform)

• Disebabkan oleh bahan kimiaPenyakit Saluran Urogenital :• Dapat berupa : gagal ginjal(uap logam cadmium & merkuri, pelarut

Page 79: Category Archives

organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-naphthylamin).

• Disebabkan bahan kimia. Penyakit Hematologi :• Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena)•  disebabkan bahan kimiaPenyakit Kardiovaskuler :• Disebabkan bahan kimia• Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril

trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene).

 Gangguan alat reproduksi :• Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic gas,

timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik)

• Disebabkan bahan kimia dan kerja fisikPenyakit muskuloskeletal :• Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal turnel

syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).

• Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis. Gangguan telinga :• Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)• Disebabkan faktor fisikGangguan mata :• Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis (sinar

UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid).

• Disebabkan faktor fisik, biologi. Gangguan susunan saraf :• Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati

perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium, oli).

• Disebabkan bahan kimia 

Page 80: Category Archives

.entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-53March 14, 2012.entry-date

Panduan Singkat K3 bekerja dengan Bahan Kimia.entry-header1. Perhatikan Rambu-rambu KeselamatanPemikiran yang salah apabila kita menganggap remeh rambu-rambu keselamatan adalah bukan hal penting. Mengabaikan rambu-rambu keselamatan bisa membahayakan diri sendiri ataupun rekan kerja.Contoh : terdapat larangan merokon di area yang terdapat bahan kimia mudah terbakar, namun ada pekerja yang mengabaikan larangan tersebut bisa berakibat kebakaran pada area tersebut2. Baca Label bahan kimia tersebutLabel sama pentingnya dengan rambu-rambu keselamatan, maka sebelum menangani bahan kimia baca dengan seksama label bahan kimia tersebut. Dari Label kita bisa mengetahui sbb:– Isi Bahan Kimia– Cara Penanganan– Potensi Bahaya– Cara pencegahan Kecelakaan– Hal yang harus dilakukan jika terpapar– Cara P3K-nya– Informasi lain yang pentingJangan dilepas label tersebut, dan apabila kita menggunakan bahan kimia tersebut, saat mengembalikan pastikan label muda dibaca oleh orang lain.3. Jika tidak jelas tanya kepada atasanJika kurang jelas setelah membaca label tersebut tanyakan ke atasan / orang yang ahli di bidang tersebut.4. Baca MSDS-nyaMSDS harus selalu tersedia pada setiao bahan kimia yang dipergunakan, dipakai serta di simpan di tempat kerja. MSDS memiliki semua informasi yang ditemukan agar kita bekerja dengan aman. Isi MSDS terdiri dari :a. Identitas bahan dan perusahaanb. Komposisi bahan

Page 81: Category Archives

c. Identifikasi Bahayad. Tindakan P3Ke. Tindakan Penaggulangan Kebakaranf. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocorang. Penyimpanan dan Penanganan Bahanh. Pengendalian Pajanan dan Alat Pelindung Dirii. Sifat-sifat fisik dan kimiaj. Reaktifitas dan stabilitask. Infromasi toksikologil. Informasi ekologim. Pembuangan limbahn. Pengangkutano. Peraturan Perundanganp. Informasi lain yang diperlukan5. Gunakan Alat Pelindung diri (APD) yang sesuaiPastikan penggunaan APD sesuai yang tertera pada label atau MSDS, cek APD sebelum digunakan, Dalam kondisi darurat pastikan APD yang kita pakai sudah sesuai dengan yang tertera pada MSDS.6. Ketahui apa yang harus dilakukan pada kondisi daruratDalam kondisi darurat pastikan hal-hal sebagai berikut :a. Nomor telepon keadaan daruratb. Lokasi alat-alat emergencyc. Apa yang harus kita lakukan apabila terpapar, sangat penting sekali7. Prioritaskan pada kebersihan / higienePastikan selalu mencuci tangan setelah menangani bahan kimia. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan saat :a. Setelah menangani bahan kimiab. Sebelum makan atau merokokc. Sebelum memakai sarung tanganPastikan makan dan minum ditempat yang telah ditentukanApabila ada luka, tutup luka rapat-rapat sebelum menangani bahan kimia8. Ketahui cara penyimpanan dengan benarSimpan bahan kimia sesuai dengan sifat bahaya serta compabilitynya, jangan sampai menyimpan bahan kimia yang comaptible sehingga akan berekasi ketika disimpan. Penyimpanan secara sederhana sesuai dengan sifatnya asam, basa, korosif, mudah terbakar, ataupun beracun9. Ketahui cara membuang dengan benarJangan membuang bahan kimia atau bekas tempat / botol di tempat sampah biasa, jangan membuang bahan kimia ke sungai / selokan. Lihat informasi tentang ekologi pada MSDS.10. Keselamatan adalah tanggung jawab kita sendiriKeselamatan adalah tanggung jawab semua orang yang harus dimulai dari diri

Page 82: Category Archives

kita sendiri. Apabila terjadi kecelakaan maka yang menerima kerugian bukan hanya diri kita sendiri tetapi akan berdampak terhadap orang lain.NRD, 20120314.entry-content• Posted in safety• Tagged bahan kimia• Leave a comment

#entry-meta#post-46March 14, 2012.entry-date

Potensi Bahaya Pekerjaan Confined Space.entry-headerBekerja di ruang terbatas memiliki resiko terhadap pekerja di dalamnya, sehingga diperlukan prosedur kerja / regulasi untuk menjamin keselamatan pekerja didalamnya ataupun aset perusahaan.Beberapa potensi bahaya pekerjaan confined space adalah :– kekurangan / kelebihan gas oksigen– terpapar gas / cairan beracun– bahaya terperangkap– bahaya lainnya seperti lairan listrik, terbentur, terpeleset dll.DefinisiConfined space adalah ruang yang cukup besar dan luas serta memungkinkan pekerja masuk dan bekerja di dalamnya yang mempunyai akses masuk dan keluar terbatas serta tidak dirancang untuk tempat kerja.Jenis-jenis ruang terbatas :– Tangki / bejana– Pipa / ducting– Sewer– Hopper– Bunker– Lubang dengan kedalaman min. 1.5 m.Confined space dikasifikasikan menjadi :1. Confined space dengan ijin masukKatagori confined space dengan ijin masuk adalah apabila terdapat 1 atau lebih potensi bahaya sbb:a. Mengandung gas atmosfir yang berbahayab. Mengandung material yang berpotensi memerangkap pekerja di dalamnya.c. Mengandung konfigurasi / dtruktur yang sedimikian rupa sehingga pekerja dapat terperangkap

Page 83: Category Archives

d. Mengandung bahaya lainnya (listrik, panas, dll)2. Confides space tanpa ijin masuk.Tidak mengandung potensi bahaya diatasPotensi bahaya di confined spacea. Kekurangan / Kelebihan oksigenKadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5 ~23.5 %Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi atau perpindahan oksigen selama :– proses pembakaran zat yang mudah terbakar– proses bakterial (proses fermentasi)– reaksi kimiaKelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan, hal-hal yang perlu dihindari :– jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi– jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang terbatasb. Bahan mudah terbakar dan meledakFaktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan :– oksigen– gas / uap / deu yang mudah terbakar– sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan proses penggerindaan)c. Bahan BeracunBerasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dll.d. PerangkapHarus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terpeangkap bahaya tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulue. Struktur dan konfigurasi ruangBeberapa ruang confined space mempunyai konfigurasi ruang yang menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh, permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang tidak memadai.f. Sumber-bahaya lainBeberapa bahaya lain yang bersumber dari :– bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum dimatikan– bahaya terengat listrik karena penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai.entry-content• Posted in safety, Uncategorized• 1 Comment

#entry-meta#post-41

Page 84: Category Archives

March 13, 2012.entry-date

KESELAMATAN PADA TABUNG GAS BERTEKANAN.entry-headerSaat ini tabung gas bertekanan banyak digunakan untuk pengelasan (oksigen dan asetilen), kebutuhan di oksigen di rumah sakit, SCBA, bahan bakar pada rumah tangga (elpiji) ataupun di Industri (CNG). Sangat penting sekali untuk mengetahui penggunaan yang aman pada tabung gas bertekanan untuk menghindarkan dari kecelakaan ataupun kebakaran karena salah dalam penangannya.Tabung gas bertekanan bisa berbahaya apabila penangannya tidak sesuai, penanganan yang tepat membutuhkan keahlian khusus.Beberapa jenis tabung gas bertekanan antara lain :– Mudah terbakar– Tdk mudah terbakar– Oksidator– Gas beracunAgar kita bekerja dengan aman pastikan ada label yang jelas dari instansi yang berwenang (Asosiasi industri gas, perindustrian, perhubungan ataupun tenaga kerja).Sebelum kita bekerja dengan tabung gas bertekanan dalam jenis apapun pastikan kita sudah mengetahui potensi bahayanya serta prosedur keselamatan saat menggunakannya.Jangan pernah ber-asumsi jenis gas dalam tabung jika tidak ada labelnya. Jangan pernah percaya pada warna tabung, jika perlu kembalikan pada pemasok bila tidak ada labelnya.LABELINGWarna pada label menunjukkan sifat bahayanyaMerah : Mudah terbakar / FlammableHijau : Tidak mudah terbakar / non FlammableKuning : OksidatorPutih : BeracunDemi keselamatan, sebelum menggunakan tabung bertekanan baca MSDS-nya terlebih dahulu.GAS MUDAH TERBAKARYang termasuk gas mudah terbakar adalah propane, buthane, ethylene oksida, hydrogen, acetilen, dll.Pada dasarnya gas-gas tersebut akan menyala bila bertemu dengan sumber api (rokok, alat pengelasan, percikan penggerindaan) dan udara.

Page 85: Category Archives

Karena berat jenis gas mudah terbakar lebih ringan dari udara gas-gas tersebut bisa terakumulasi di bagian atas sehingga sangat berbahaya pada pekerjaan confined spaces. Persenyawaan udara, hidrogen dan sumber api hasilnya adalah ledakan. Hal yang sama persenyawaan oksigen dan asetilen dapat menyebabkan ledakan pada ruang tertutup. Gas asetilen harus mempunyai safety valve yang akan membantu untuk melepaskan gas saat tekanan tabung tersebut naik ketika terbakar.GAS TIDAK MUDAH TERBAKARYang termasuk gas yang tidak mudah terbakar adalah nitrogen, helium.Oksigen untuk pernafasan tidak boleh diganti dengan oksigen murni karena dapat menyebabkan ledakan.Membersihkan badan / menghilangkan debu dengan udara bertekanan juga bisa menyebabkan ledakan / api.CO2 dengan konsentrasi >10% menyebabkan sesorang pingsan atau meninggal tidak peduli berapapun konsentrasi udara di area tersebut.CO2 cair yang dilepaskan ke atmosfir bisa menyebabkan kebekuan mata ataupun kulit. CO2 harus disimpan pada tempat yang cukup ventilasi udaranya.Nitrogen oksida mempunyai bau dan rasa yang manis digunakan sebagai gas pembiusan bisa menimbulkan kematian bila ditempatkan pada tempat yang mengandung gas murni seperti oksigen di udara.Membuang gas merupakan aktifitas berbahaya, harus dilakukan pada ruang terbuka dan jauh dari manusia serta bahan-bahan yang mudah terbakarOKSIDATORSalah satu gas yang tergolong sebagai oksidator adalah oksigen. Sifat oksigen bisa diketahui warna label kuning pada tabung. Bahan yang tidak mudah terbakar diudara bisa terbakar dengan banyaknya atau bertambahnya kadar oksigen di udara / atmosfir.Oksigen yang ditambahkan pada bahan berminyak bisa menyebabkan timbulnya api, hindarkan bahan yang mengandung oli seperti sarung tangan yang kotor oleh oli, pemberian oli pada regulator oksigen.Jangan pernah memindahkan regulator oksigen pada tabung gas yang mudah terbakar sebelum dibersihkan oleh personil yang berkompeten.GAS BERACUNYang termasuk gas beracun adalah seperti amonia, sulfur dioksida, chlorin, dll. Jika gas-gas tersebut terhirup oleah manusia maka gas beracun tersebut akan masuk ke seluruh tubuh tegantung pada kadar racun yang masuk.Gas-gas beracun bisa menimbulkan kematian jika ditangani dengan tidak tepat.Baca dengan teliti MSDS sebelum menggunakan gas beracun karena pada MSDS dijelaskan potensi bahaya, batas paparan, cara menyimpan, cara penanganan apabila terjadi kebocoran, pertolongan pertama, dll.PENANGANAN TABUNG BERTEKANANMemiliki berbagai macam tabung bertekanan kita harus mengetahui prosedur

Page 86: Category Archives

keselamatan tiap tiap tabung tersebut.Jangan pernah menempatkan tabung pada udara panas yang dapat meningkatkan tekanan dalam tabung.Siapkan troli khusus yang digunakan saat mengangkat tabung. Jika tabung terlalu berat diangkat mintalah bantuan rekan untuk mengangkatnya, jangan menyeret atau menariknya di atas tanah / lantai.Tabung disimpan dengan aman agar tidak terjatuh / terbentur dinding. Tabung mudah terbakar harus disimpan sejauh 6 meter dari oksidator.Simpan tabung kosong dengan tabung yang berisi.Jangan pernah menyimpan / meletakkan tabung di area terbuka yang terkena sinar matahari secara langsung atau sumber panas lainnya.Karena tabung terbuat dari logam, jangan pernah menyimpan dekat sumber listrik / panel listrik.REGULATORRegulator merupakan vitur keselamatan yang sangat penting yang dirancang untuk menutup gas, alat tersebut harus kencang, bersih dan juga tidak retak.Jangan pernah memaksa membuka sambungan, kita harus mengikuti prosedur keselamatan.Kecuali untuk digunakan regulator harus ditutup dengan baik.Saat tabung digunakan buka regulatornya dan jauhkan dari pekerja disekitas saat membukanya.Saat memindahkan tabung regulator harus dilepas dari tabung, memegang regulator saat mengangkat / memindahkan tabung sangat berbahaya karena apabila regulator / main valve patah tabung dapat melesat ke udara dengan tekanan tinggi, untuk itulah sebabnya ketika tidak digunakan penutup tabung harus selalu terpasang.NRD, 20120313.entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-35March 13, 2012.entry-date

MANAJEMEN RESIKO.entry-headerMengapa perlu Manajemen Resiko ?– Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya (bahan, proses, alat dan lingkungan) yang sulit dihilangkan– Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian resiko sesuai

Page 87: Category Archives

dengan sumber bahaya yang ada– Menilai apakah tindakan pengendalian resiko sudah sesuaiBahaya adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian (manusia, properti, proses, lingkungan)Beberapa Definisi terkait manajemen resikoResiko adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian atau merupakan kombinasi da kemungkinan / peluang dan akibat.Analisa Resiko adalah kegiatan analisa suatu resiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan / probability dan tingkat keparahan dari akibat / consequences suatu resikoPenilaian Resiko / Risk Assesment adalah penilaian suatu resiko dengan membandingkan terhadap tingkat / kreiteria resiko yang telah ditetapkan.Manajemen Resiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktifitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta review resiko.Manajemen resiko sebaiknya dilakukan dalam suatu tim atau beberapa unsur dari karyawan yang terlihbat pada pekerjaan tersbut dengan tujuan :– Lebih banya informasi yang terkumpul– Diperoleh kesepakatan dari beberapa sudut pandang yang berbeda– Solusi yang diputuskan diterima oleh semua pihak yang terlibatKapan Manajemen Resiko dilakukan?– Pada tahap awal / perancangan / design– Pengembangan prosedur / instruksi kerja baru– Modifikasi proses– Ditemukan bahaya baruTahapan Manajemen Resiko1. Komitment2. Persiapan3. Identifikasi Bahaya4. Akibat – Peluang5. Penilaian Resiko6. Penanganan Resiko7. Monitor & ReviewKomitmenHarus mendapat dukungan dari lini manajemen karena:– Manajemen paling banyak terlibat dalam pengambilan keputusan– Terkait pada kebijakan organisasi secara keseluruhan– Terkait pada alokasi SDM dan finansialPersiapanAgar kegiatan Manajemen Resiko berjalan dengan lancar diperlukan– Ruang lingkup kegiatan– Personil

Page 88: Category Archives

– Standar / acuan penetapan resiko– Prosedur– DokumentasiIdentifikasi BahayaDilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu aktifitas / kegiatan / proses kerja, dll. Teknik sederhana untuk melakukan identifikasi bahaya adalah dengan membuat pertanyaan sbb:a. Apakah sumber bahaya penyebab cidera ?b. Siapa yang terpapar ?c. Bagaimana cidera bisa timbul ?Sumber bahaya :– Keadaan bahan / peralatan– Sifat Pekerjaan– Lingkungan Kerja– Cara Kerja– Proses ProduksiSiapa terpapar ?– Karyawan– Kontraktor– Tamu– Pihak KetigaBagaimana cidera bisa timbul ?– Jatuh dari ketinggian– Tertimpa …– Terbentur / tertabrak– Terjebak / Terjepit– Kontak dengan suhu ekstrim– Tersengat listrik– Kontak dengan Bahan kimia berbahayaTeknik Identifikasi Bahaya :– Inspeksi– Work Through Survey– Audit– Kuisoner– Data Statistik– HAZOP / Fault Tree AnalysisAnalisa dan Penilaian ResikoSetelah Bahaya diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa dan penilaian resiko.Dalam melakukan analisa dan penilaian resiko parameter yang digunakan adalah AKIBAT (Consequences) dan PELUANG (frequency)Akibat adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi dari suatu insiden yang

Page 89: Category Archives

melibatkan manusia, properti, lingkungan ataupun reputasi perusahaan.Contoh:Yang berakibat pada manusia seperti Fatal, cacat, perawatan medis, P3K.Yang berakibat pada properti seperti kerusakan fasilitas pabrikPeluang adalah Frekuensi terjadinya insiden yang bisanya dinyatakan dalam satuan waktuContoh :– Pernah terjadi pada perusahaan sejenis– pernah terjadi di perusahaan ini– Pernah terjadi diperusahaan ini beberapa kali dalam satu tahunBeberapa acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian resiko adalah sebagai berikut :– Informasi tentang aktifitas pekerjaan– Yindakan pengendalian yang telah dilakukan– Peralatan yang digunakan– Data statistik kecelakaan– dllAnalisa resiko dibagi menjadi– Kualitatif– Semikualitatif– KuantitatifKualitatifMenganalisa dan menilai resiko dengan membandingkan parameter akibat dan peluang dengan membandingkan matriks yang telah ditetapkanSemikuantitatifMetode yang dipakai hampir sama dengan metode kuantitatif perbedaannya terletak pada nilai / skor tertentu yang telah ditetapkan sesuai resikonya.KuantitatifDilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa yang representatif seperti analisa statistik, simulasi, fault tree analisis, dll.Penanganan ResikoSetelah dilakukan selanjutnya ditentukan apakah resiko tersebut dapat diterima (acceptable risk) atau tidak. Apabila resiko tidak dapat diterima (non acceptable risk), perusahaan harus menetapkan tindak lanjut perbaikan sampai resiko terendah dengan prinsip hirarki pengendalian sbb:– Eliminasi– Subtitusi– Rekayasa– Administrasi– ALat Pelindung DiriMonitor dan Review

Page 90: Category Archives

Manajemen resiko yang ditelah ditetapkan harus selalu di monitor, apakah sudah sesuai dengan penerapan di aktifitas pekerjaan, jika tidak harus dilakukan kaji ulang atau review dan dipastikan selalu update.NRD, 20120312.entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-23October 20, 2011.entry-date

Industrial Higiene.entry-headerIndustrial Higiene adalah ilmu dan seni yang fokus pada antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan kerja atau stres yang timbul di atau dari tempat kerja yang dapat menyebabkan sakit atau gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan pada pekerja maupun masyarakat.Ruang Lingkup Higiene Industri adalah :1. AntisipasiMerupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memprediksi kemungkinan atau potensi-potensi bahaya yang ada di tempat kerja khusunya bahaya kesehatan kerja2. RekognisiMerupakan serangkaian kegiatan dalam mengenali dan mengukur semua faktor-faktor lingkungan kerja agar diperoleh suatu metoda yang logis sistematis untuk memungkinkan suatu masalah dievaluasi secara obyektif3. EvaluasiMerupakan kegiatan dalam melakukan analisa terhadap hasil rekognisi sehingga dapat ditentukan apakah suatu lingkungan kerja itu berbahaya atau tidak terhadap pekerja dengan membandingkan dengan batasan-batasan yang telah ditentukan (NAB, dll).4. PengendalianMerupakan serangkaian kegiatan dalam mengendalikan bahaya di tempat kerja agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.Adapun Bahaya-bahaya ditempat kerja adalah:a. Bahaya Fisika, seperti iklim kerja panas, kebisingan, getaran, pencahayaanb. Bahaya kimia seperti Asam kuat, basa kuat, Logam berbahaya (As,Pb,Hg), serat asbes dll.c. Bahaya Biologi, seperti jamur, bakteri, dll.

Page 91: Category Archives

d. Bahaya Ergonomi, seperti posisi tubuh yang tidak tepat saat mengangkat,

Penyakit Akibat Kerja.entry-headerPENDAHULUANPerkembangan kemajuan industri yang cukup pesat sehingga diperlukan penggunaan mesin, peralatan, bahan dan sistem kerja baru dengan tujuan peningkatan kuantitas, kualitas serta peningkatan effisensi produksi menimbulkan resiko baru yang cenderung meningkat.Dampak umum dari PAK adalah Menurunkan produktivitas Menurunkan daya saingBiaya pengobatan/rehabilitasi meningkat Turn over pekerja meningkat Adapun factor-faktor yang mempengaruhi PAK adalah sbb7 Beban Kerja• Fisik• Mental8 Kapasitas Kerja• Ketrampilan• Kesegaran jasmani & rohani• Status kesehatan/gizi• usia• Jenis kelamin• Ukuran tubuh9 Lingkungan Kerja• Fisik• Kimia• Biologi

Page 92: Category Archives

• Ergonomi• Psikologi Bebrapa Pengertian PAK ILO, 1996Penyakit Akibat Kerja (PAK) atau (Occupational Diseases) adalah Penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan  faktor-faktor yang timbul dari kegiatan pekerjaan Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja (Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993) Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja  PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT PAK.7 Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena

Hubungan KerjaPenyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja8 Permennakertrans No. Per. 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor PAK

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja

Pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib melaporkan PAK kepada DirjenBinawas

Laporan PAK paling lama 2 x 24 Jam setelah dibuat diagnosa9 Kepmannaker No. Kepts. 333/Men/1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan

PAK.Setelah ditegakkan diagnosis PAK, wajib membuat laporan medikPAK dilaporkan selambat-lambatnya 2 kali 24 jamLaporan PAK menggunakan bentuk Form yang telah ditentukan

10 Kepmannaker No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman diagnosis dan Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan PAK.

Digunakan u/ menetapkan diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan PAK guna memperhitungkan kompensasi yang menjadi hak tenaga kerja.

 FAKTOR BAHAYA DILINGKUNGAN KERJA YANG MENYEBABKAN PAK

Faktor Bahaya Kondisi PAK

Fisika Suhu tinggi Heat stress, heat cram,

Page 93: Category Archives

Suhu dingin Fros bite

Kebisingan Hearing loss\

Getaran Reynold disease

Tekanan Caison’s disease

Radiasi mengion \Cancer, leukemia

Radiasi non mengion

Conjunctivitis, katarak

Kimia Zat iritan Iritasi selaput lendir

Zat korosif Luka bakar

Zat karsinogenik Cancer

Zat alergen Dermatitis, asma

Zat Mutagenik Mutasi genetik

Zat Teratogenik Penyakit kongenital

Page 94: Category Archives

Debu Pneumukoniosis

Ergonomi Beban Angkat HNP,LBP, hernia

Cara Mengangkat Trauma Otot & Sendi

Posisi tidak ergonomis

Mosculeskeletal disorder

Gerakan Repetitif Carpal tunel syndrome

Konstraksi Statis Kelelahan, nyeri otot

 Beberapa contoh PAK yang disebabkan oleh Logam Berat¡        Berilium : bronkitis, paringitis¡        Kadmium : gangguan ginjal¡        Krom : perforasi sekat hidung¡        Arsen : peny. Syaraf, hepatitis¡        Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat, insomnia¡        Timbal : gangguan ginjal, anemi, infertil. peny, syaraf¡        Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi Jenis-jenis PAK berdasarkan dari organ/system tubuh yang terkena¡        Penyakit alergi/hipersensitivitas¡        Dermatitis kontak¡        Penyakit hati dan saluran pencernaan¡        Penyakit paru-paru¡        Penyakit saluran kemih¡        Penyakit jantung dan pembuluh darah¡        Penyakit darah¡        Penyakit otak dan syaraf

Page 95: Category Archives

¡        Penyakit muskuloskeletal¡        Penyakit sistem reproduksi¡        Penyakit mata¡        Penyakit telinga Beberapa Contoh PAK Penyakit allergi/hipersensitif :

Dapat berupa : Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis.

Lokasi : biasanya di saluran pernafsan dan kulitPenyebab: bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang interaksi

non spesifik atau spesifik. Dermatitis Kontak :

Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergiLokasi di kulit

Penyakit Paru :• Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,

fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.• Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal :

Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform)

Disebabkan oleh bahan kimiaPenyakit Saluran Urogenital :

Dapat berupa : gagal ginjal(uap logam cadmium & merkuri, pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-naphthylamin).

Disebabkan bahan kimia. Penyakit Hematologi :

Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena) disebabkan bahan kimia

Penyakit Kardiovaskuler :Disebabkan bahan kimiaDapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril

trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene).

Page 96: Category Archives

 Gangguan alat reproduksi :• Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic gas,

timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik)

• Disebabkan bahan kimia dan kerja fisikPenyakit muskuloskeletal :• Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal turnel

syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).

• Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis. Gangguan telinga :• Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)• Disebabkan faktor fisikGangguan mata :• Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis (sinar

UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid).

• Disebabkan faktor fisik, biologi. Gangguan susunan saraf :• Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati

perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium, oli).

• Disebabkan bahan kimia .entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-53March 14, 2012.entry-date

Panduan Singkat K3 bekerja dengan Bahan Kimia.entry-header1. Perhatikan Rambu-rambu Keselamatan

Page 97: Category Archives

Pemikiran yang salah apabila kita menganggap remeh rambu-rambu keselamatan adalah bukan hal penting. Mengabaikan rambu-rambu keselamatan bisa membahayakan diri sendiri ataupun rekan kerja.Contoh : terdapat larangan merokon di area yang terdapat bahan kimia mudah terbakar, namun ada pekerja yang mengabaikan larangan tersebut bisa berakibat kebakaran pada area tersebut2. Baca Label bahan kimia tersebutLabel sama pentingnya dengan rambu-rambu keselamatan, maka sebelum menangani bahan kimia baca dengan seksama label bahan kimia tersebut. Dari Label kita bisa mengetahui sbb:– Isi Bahan Kimia– Cara Penanganan– Potensi Bahaya– Cara pencegahan Kecelakaan– Hal yang harus dilakukan jika terpapar– Cara P3K-nya– Informasi lain yang pentingJangan dilepas label tersebut, dan apabila kita menggunakan bahan kimia tersebut, saat mengembalikan pastikan label muda dibaca oleh orang lain.3. Jika tidak jelas tanya kepada atasanJika kurang jelas setelah membaca label tersebut tanyakan ke atasan / orang yang ahli di bidang tersebut.4. Baca MSDS-nyaMSDS harus selalu tersedia pada setiao bahan kimia yang dipergunakan, dipakai serta di simpan di tempat kerja. MSDS memiliki semua informasi yang ditemukan agar kita bekerja dengan aman. Isi MSDS terdiri dari :a. Identitas bahan dan perusahaanb. Komposisi bahanc. Identifikasi Bahayad. Tindakan P3Ke. Tindakan Penaggulangan Kebakaranf. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocorang. Penyimpanan dan Penanganan Bahanh. Pengendalian Pajanan dan Alat Pelindung Dirii. Sifat-sifat fisik dan kimiaj. Reaktifitas dan stabilitask. Infromasi toksikologil. Informasi ekologim. Pembuangan limbahn. Pengangkutano. Peraturan Perundanganp. Informasi lain yang diperlukan

Page 98: Category Archives

5. Gunakan Alat Pelindung diri (APD) yang sesuaiPastikan penggunaan APD sesuai yang tertera pada label atau MSDS, cek APD sebelum digunakan, Dalam kondisi darurat pastikan APD yang kita pakai sudah sesuai dengan yang tertera pada MSDS.6. Ketahui apa yang harus dilakukan pada kondisi daruratDalam kondisi darurat pastikan hal-hal sebagai berikut :a. Nomor telepon keadaan daruratb. Lokasi alat-alat emergencyc. Apa yang harus kita lakukan apabila terpapar, sangat penting sekali7. Prioritaskan pada kebersihan / higienePastikan selalu mencuci tangan setelah menangani bahan kimia. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan saat :a. Setelah menangani bahan kimiab. Sebelum makan atau merokokc. Sebelum memakai sarung tanganPastikan makan dan minum ditempat yang telah ditentukanApabila ada luka, tutup luka rapat-rapat sebelum menangani bahan kimia8. Ketahui cara penyimpanan dengan benarSimpan bahan kimia sesuai dengan sifat bahaya serta compabilitynya, jangan sampai menyimpan bahan kimia yang comaptible sehingga akan berekasi ketika disimpan. Penyimpanan secara sederhana sesuai dengan sifatnya asam, basa, korosif, mudah terbakar, ataupun beracun9. Ketahui cara membuang dengan benarJangan membuang bahan kimia atau bekas tempat / botol di tempat sampah biasa, jangan membuang bahan kimia ke sungai / selokan. Lihat informasi tentang ekologi pada MSDS.10. Keselamatan adalah tanggung jawab kita sendiriKeselamatan adalah tanggung jawab semua orang yang harus dimulai dari diri kita sendiri. Apabila terjadi kecelakaan maka yang menerima kerugian bukan hanya diri kita sendiri tetapi akan berdampak terhadap orang lain.NRD, 20120314.entry-content• Posted in safety• Tagged bahan kimia• Leave a comment

#entry-meta#post-46March 14, 2012.entry-date

Potensi Bahaya Pekerjaan Confined Space

Page 99: Category Archives

.entry-headerBekerja di ruang terbatas memiliki resiko terhadap pekerja di dalamnya, sehingga diperlukan prosedur kerja / regulasi untuk menjamin keselamatan pekerja didalamnya ataupun aset perusahaan.Beberapa potensi bahaya pekerjaan confined space adalah :– kekurangan / kelebihan gas oksigen– terpapar gas / cairan beracun– bahaya terperangkap– bahaya lainnya seperti lairan listrik, terbentur, terpeleset dll.DefinisiConfined space adalah ruang yang cukup besar dan luas serta memungkinkan pekerja masuk dan bekerja di dalamnya yang mempunyai akses masuk dan keluar terbatas serta tidak dirancang untuk tempat kerja.Jenis-jenis ruang terbatas :– Tangki / bejana– Pipa / ducting– Sewer– Hopper– Bunker– Lubang dengan kedalaman min. 1.5 m.Confined space dikasifikasikan menjadi :1. Confined space dengan ijin masukKatagori confined space dengan ijin masuk adalah apabila terdapat 1 atau lebih potensi bahaya sbb:a. Mengandung gas atmosfir yang berbahayab. Mengandung material yang berpotensi memerangkap pekerja di dalamnya.c. Mengandung konfigurasi / dtruktur yang sedimikian rupa sehingga pekerja dapat terperangkapd. Mengandung bahaya lainnya (listrik, panas, dll)2. Confides space tanpa ijin masuk.Tidak mengandung potensi bahaya diatasPotensi bahaya di confined spacea. Kekurangan / Kelebihan oksigenKadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5 ~23.5 %Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi atau perpindahan oksigen selama :– proses pembakaran zat yang mudah terbakar– proses bakterial (proses fermentasi)– reaksi kimiaKelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan, hal-hal yang perlu dihindari :

Page 100: Category Archives

– jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi– jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang terbatasb. Bahan mudah terbakar dan meledakFaktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan :– oksigen– gas / uap / deu yang mudah terbakar– sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan proses penggerindaan)c. Bahan BeracunBerasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dll.d. PerangkapHarus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terpeangkap bahaya tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulue. Struktur dan konfigurasi ruangBeberapa ruang confined space mempunyai konfigurasi ruang yang menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh, permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang tidak memadai.f. Sumber-bahaya lainBeberapa bahaya lain yang bersumber dari :– bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum dimatikan– bahaya terengat listrik karena penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai.entry-content• Posted in safety, Uncategorized• 1 Comment

#entry-meta#post-41March 13, 2012.entry-date

KESELAMATAN PADA TABUNG GAS BERTEKANAN.entry-headerSaat ini tabung gas bertekanan banyak digunakan untuk pengelasan (oksigen dan asetilen), kebutuhan di oksigen di rumah sakit, SCBA, bahan bakar pada rumah tangga (elpiji) ataupun di Industri (CNG). Sangat penting sekali untuk mengetahui penggunaan yang aman pada tabung gas bertekanan untuk menghindarkan dari kecelakaan ataupun kebakaran karena salah dalam penangannya.

Page 101: Category Archives

Tabung gas bertekanan bisa berbahaya apabila penangannya tidak sesuai, penanganan yang tepat membutuhkan keahlian khusus.Beberapa jenis tabung gas bertekanan antara lain :– Mudah terbakar– Tdk mudah terbakar– Oksidator– Gas beracunAgar kita bekerja dengan aman pastikan ada label yang jelas dari instansi yang berwenang (Asosiasi industri gas, perindustrian, perhubungan ataupun tenaga kerja).Sebelum kita bekerja dengan tabung gas bertekanan dalam jenis apapun pastikan kita sudah mengetahui potensi bahayanya serta prosedur keselamatan saat menggunakannya.Jangan pernah ber-asumsi jenis gas dalam tabung jika tidak ada labelnya. Jangan pernah percaya pada warna tabung, jika perlu kembalikan pada pemasok bila tidak ada labelnya.LABELINGWarna pada label menunjukkan sifat bahayanyaMerah : Mudah terbakar / FlammableHijau : Tidak mudah terbakar / non FlammableKuning : OksidatorPutih : BeracunDemi keselamatan, sebelum menggunakan tabung bertekanan baca MSDS-nya terlebih dahulu.GAS MUDAH TERBAKARYang termasuk gas mudah terbakar adalah propane, buthane, ethylene oksida, hydrogen, acetilen, dll.Pada dasarnya gas-gas tersebut akan menyala bila bertemu dengan sumber api (rokok, alat pengelasan, percikan penggerindaan) dan udara.Karena berat jenis gas mudah terbakar lebih ringan dari udara gas-gas tersebut bisa terakumulasi di bagian atas sehingga sangat berbahaya pada pekerjaan confined spaces. Persenyawaan udara, hidrogen dan sumber api hasilnya adalah ledakan. Hal yang sama persenyawaan oksigen dan asetilen dapat menyebabkan ledakan pada ruang tertutup. Gas asetilen harus mempunyai safety valve yang akan membantu untuk melepaskan gas saat tekanan tabung tersebut naik ketika terbakar.GAS TIDAK MUDAH TERBAKARYang termasuk gas yang tidak mudah terbakar adalah nitrogen, helium.Oksigen untuk pernafasan tidak boleh diganti dengan oksigen murni karena dapat menyebabkan ledakan.Membersihkan badan / menghilangkan debu dengan udara bertekanan juga bisa menyebabkan ledakan / api.

Page 102: Category Archives

CO2 dengan konsentrasi >10% menyebabkan sesorang pingsan atau meninggal tidak peduli berapapun konsentrasi udara di area tersebut.CO2 cair yang dilepaskan ke atmosfir bisa menyebabkan kebekuan mata ataupun kulit. CO2 harus disimpan pada tempat yang cukup ventilasi udaranya.Nitrogen oksida mempunyai bau dan rasa yang manis digunakan sebagai gas pembiusan bisa menimbulkan kematian bila ditempatkan pada tempat yang mengandung gas murni seperti oksigen di udara.Membuang gas merupakan aktifitas berbahaya, harus dilakukan pada ruang terbuka dan jauh dari manusia serta bahan-bahan yang mudah terbakarOKSIDATORSalah satu gas yang tergolong sebagai oksidator adalah oksigen. Sifat oksigen bisa diketahui warna label kuning pada tabung. Bahan yang tidak mudah terbakar diudara bisa terbakar dengan banyaknya atau bertambahnya kadar oksigen di udara / atmosfir.Oksigen yang ditambahkan pada bahan berminyak bisa menyebabkan timbulnya api, hindarkan bahan yang mengandung oli seperti sarung tangan yang kotor oleh oli, pemberian oli pada regulator oksigen.Jangan pernah memindahkan regulator oksigen pada tabung gas yang mudah terbakar sebelum dibersihkan oleh personil yang berkompeten.GAS BERACUNYang termasuk gas beracun adalah seperti amonia, sulfur dioksida, chlorin, dll. Jika gas-gas tersebut terhirup oleah manusia maka gas beracun tersebut akan masuk ke seluruh tubuh tegantung pada kadar racun yang masuk.Gas-gas beracun bisa menimbulkan kematian jika ditangani dengan tidak tepat.Baca dengan teliti MSDS sebelum menggunakan gas beracun karena pada MSDS dijelaskan potensi bahaya, batas paparan, cara menyimpan, cara penanganan apabila terjadi kebocoran, pertolongan pertama, dll.PENANGANAN TABUNG BERTEKANANMemiliki berbagai macam tabung bertekanan kita harus mengetahui prosedur keselamatan tiap tiap tabung tersebut.Jangan pernah menempatkan tabung pada udara panas yang dapat meningkatkan tekanan dalam tabung.Siapkan troli khusus yang digunakan saat mengangkat tabung. Jika tabung terlalu berat diangkat mintalah bantuan rekan untuk mengangkatnya, jangan menyeret atau menariknya di atas tanah / lantai.Tabung disimpan dengan aman agar tidak terjatuh / terbentur dinding. Tabung mudah terbakar harus disimpan sejauh 6 meter dari oksidator.Simpan tabung kosong dengan tabung yang berisi.Jangan pernah menyimpan / meletakkan tabung di area terbuka yang terkena sinar matahari secara langsung atau sumber panas lainnya.Karena tabung terbuat dari logam, jangan pernah menyimpan dekat sumber listrik / panel listrik.

Page 103: Category Archives

REGULATORRegulator merupakan vitur keselamatan yang sangat penting yang dirancang untuk menutup gas, alat tersebut harus kencang, bersih dan juga tidak retak.Jangan pernah memaksa membuka sambungan, kita harus mengikuti prosedur keselamatan.Kecuali untuk digunakan regulator harus ditutup dengan baik.Saat tabung digunakan buka regulatornya dan jauhkan dari pekerja disekitas saat membukanya.Saat memindahkan tabung regulator harus dilepas dari tabung, memegang regulator saat mengangkat / memindahkan tabung sangat berbahaya karena apabila regulator / main valve patah tabung dapat melesat ke udara dengan tekanan tinggi, untuk itulah sebabnya ketika tidak digunakan penutup tabung harus selalu terpasang.NRD, 20120313.entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-35March 13, 2012.entry-date

MANAJEMEN RESIKO.entry-headerMengapa perlu Manajemen Resiko ?– Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya (bahan, proses, alat dan lingkungan) yang sulit dihilangkan– Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian resiko sesuai dengan sumber bahaya yang ada– Menilai apakah tindakan pengendalian resiko sudah sesuaiBahaya adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian (manusia, properti, proses, lingkungan)Beberapa Definisi terkait manajemen resikoResiko adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian atau merupakan kombinasi da kemungkinan / peluang dan akibat.Analisa Resiko adalah kegiatan analisa suatu resiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan / probability dan tingkat keparahan dari akibat / consequences suatu resikoPenilaian Resiko / Risk Assesment adalah penilaian suatu resiko dengan membandingkan terhadap tingkat / kreiteria resiko yang telah ditetapkan.Manajemen Resiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan

Page 104: Category Archives

manajemen, prosedur dan aktifitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta review resiko.Manajemen resiko sebaiknya dilakukan dalam suatu tim atau beberapa unsur dari karyawan yang terlihbat pada pekerjaan tersbut dengan tujuan :– Lebih banya informasi yang terkumpul– Diperoleh kesepakatan dari beberapa sudut pandang yang berbeda– Solusi yang diputuskan diterima oleh semua pihak yang terlibatKapan Manajemen Resiko dilakukan?– Pada tahap awal / perancangan / design– Pengembangan prosedur / instruksi kerja baru– Modifikasi proses– Ditemukan bahaya baruTahapan Manajemen Resiko1. Komitment2. Persiapan3. Identifikasi Bahaya4. Akibat – Peluang5. Penilaian Resiko6. Penanganan Resiko7. Monitor & ReviewKomitmenHarus mendapat dukungan dari lini manajemen karena:– Manajemen paling banyak terlibat dalam pengambilan keputusan– Terkait pada kebijakan organisasi secara keseluruhan– Terkait pada alokasi SDM dan finansialPersiapanAgar kegiatan Manajemen Resiko berjalan dengan lancar diperlukan– Ruang lingkup kegiatan– Personil– Standar / acuan penetapan resiko– Prosedur– DokumentasiIdentifikasi BahayaDilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu aktifitas / kegiatan / proses kerja, dll. Teknik sederhana untuk melakukan identifikasi bahaya adalah dengan membuat pertanyaan sbb:a. Apakah sumber bahaya penyebab cidera ?b. Siapa yang terpapar ?c. Bagaimana cidera bisa timbul ?Sumber bahaya :– Keadaan bahan / peralatan– Sifat Pekerjaan

Page 105: Category Archives

– Lingkungan Kerja– Cara Kerja– Proses ProduksiSiapa terpapar ?– Karyawan– Kontraktor– Tamu– Pihak KetigaBagaimana cidera bisa timbul ?– Jatuh dari ketinggian– Tertimpa …– Terbentur / tertabrak– Terjebak / Terjepit– Kontak dengan suhu ekstrim– Tersengat listrik– Kontak dengan Bahan kimia berbahayaTeknik Identifikasi Bahaya :– Inspeksi– Work Through Survey– Audit– Kuisoner– Data Statistik– HAZOP / Fault Tree AnalysisAnalisa dan Penilaian ResikoSetelah Bahaya diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa dan penilaian resiko.Dalam melakukan analisa dan penilaian resiko parameter yang digunakan adalah AKIBAT (Consequences) dan PELUANG (frequency)Akibat adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi dari suatu insiden yang melibatkan manusia, properti, lingkungan ataupun reputasi perusahaan.Contoh:Yang berakibat pada manusia seperti Fatal, cacat, perawatan medis, P3K.Yang berakibat pada properti seperti kerusakan fasilitas pabrikPeluang adalah Frekuensi terjadinya insiden yang bisanya dinyatakan dalam satuan waktuContoh :– Pernah terjadi pada perusahaan sejenis– pernah terjadi di perusahaan ini– Pernah terjadi diperusahaan ini beberapa kali dalam satu tahunBeberapa acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian resiko adalah sebagai berikut :– Informasi tentang aktifitas pekerjaan

Page 106: Category Archives

– Yindakan pengendalian yang telah dilakukan– Peralatan yang digunakan– Data statistik kecelakaan– dllAnalisa resiko dibagi menjadi– Kualitatif– Semikualitatif– KuantitatifKualitatifMenganalisa dan menilai resiko dengan membandingkan parameter akibat dan peluang dengan membandingkan matriks yang telah ditetapkanSemikuantitatifMetode yang dipakai hampir sama dengan metode kuantitatif perbedaannya terletak pada nilai / skor tertentu yang telah ditetapkan sesuai resikonya.KuantitatifDilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa yang representatif seperti analisa statistik, simulasi, fault tree analisis, dll.Penanganan ResikoSetelah dilakukan selanjutnya ditentukan apakah resiko tersebut dapat diterima (acceptable risk) atau tidak. Apabila resiko tidak dapat diterima (non acceptable risk), perusahaan harus menetapkan tindak lanjut perbaikan sampai resiko terendah dengan prinsip hirarki pengendalian sbb:– Eliminasi– Subtitusi– Rekayasa– Administrasi– ALat Pelindung DiriMonitor dan ReviewManajemen resiko yang ditelah ditetapkan harus selalu di monitor, apakah sudah sesuai dengan penerapan di aktifitas pekerjaan, jika tidak harus dilakukan kaji ulang atau review dan dipastikan selalu update.NRD, 20120312.entry-content• Posted in safety• Leave a comment

#entry-meta#post-23October 20, 2011.entry-date

Page 107: Category Archives

Industrial Higiene.entry-headerIndustrial Higiene adalah ilmu dan seni yang fokus pada antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan kerja atau stres yang timbul di atau dari tempat kerja yang dapat menyebabkan sakit atau gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan pada pekerja maupun masyarakat.Ruang Lingkup Higiene Industri adalah :1. AntisipasiMerupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memprediksi kemungkinan atau potensi-potensi bahaya yang ada di tempat kerja khusunya bahaya kesehatan kerja2. RekognisiMerupakan serangkaian kegiatan dalam mengenali dan mengukur semua faktor-faktor lingkungan kerja agar diperoleh suatu metoda yang logis sistematis untuk memungkinkan suatu masalah dievaluasi secara obyektif3. EvaluasiMerupakan kegiatan dalam melakukan analisa terhadap hasil rekognisi sehingga dapat ditentukan apakah suatu lingkungan kerja itu berbahaya atau tidak terhadap pekerja dengan membandingkan dengan batasan-batasan yang telah ditentukan (NAB, dll).4. PengendalianMerupakan serangkaian kegiatan dalam mengendalikan bahaya di tempat kerja agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.Adapun Bahaya-bahaya ditempat kerja adalah:a. Bahaya Fisika, seperti iklim kerja panas, kebisingan, getaran, pencahayaanb. Bahaya kimia seperti Asam kuat, basa kuat, Logam berbahaya (As,Pb,Hg), serat asbes dll.c. Bahaya Biologi, seperti jamur, bakteri, dll.d. Bahaya Ergonomi, seperti posisi tubuh yang tidak tepat saat mengangkat,