cave buniayu

16

Click here to load reader

Upload: mirza-ahmadhevicko

Post on 13-Mar-2016

250 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Catatan ringkas perjalanan caving ke Buniayu.

TRANSCRIPT

Page 1: Cave Buniayu

43Lima Belas Cerita Caving

BUNIPALAWA UNPAD 2001

AYU

caving

Page 2: Cave Buniayu

44 Lima Belas Cerita Caving

Penelusuran gua ini dilakukan oleh Taufik Nugraha, Diki Tresnawan, Mas Oktavian, Herlambang Satrio, dan Koko Soesantoro. Perjalanan kali ini dilakukan untuk latihan sekaligus mengobati rasa kangen untuk bersilaturahmi dengan Baping --nama seorang tetua setempat yang cukup akrab dengan para caver perhimpunan.

buniayu

Page 3: Cave Buniayu

45Lima Belas Cerita Caving

KOMPLEKS Wana Wisata Buniayu terletak di Desa Kertasana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi Selatan. Jika menggunakan angkutan umum dari terminal Baros kita harus memilih mobil jenis ELF dengan jurusan

Segaranten. Semula Wana Wisata Gua Buniayu lebih dikenal dengan sebutan Gua Cipicung oleh masyarakat setempat, sesuai dengan nama kampung di dekatnya. Beberapa penelusur biasa menyebutnya Gua Siluman, sedangkan Perum Perhutani

Page 4: Cave Buniayu

46 Lima Belas Cerita Caving

sendiri selaku pengelola menggunakan nama Gua Buniayu yang berati ‘keindahan tersembunyi’ (sanskrit), nama yang sangat cocok dengan fakta lapangan.

Gua Buniayu mulai dikelola oleh Perum Perhutani sejak tanggal 26 Pebruari 1992 dengan surat ijin usaha kepariwisataan dari Gubernur KDH Tk I Jawa Barat No. 503/SK.271.Bin.06 tanggal 25 Pebruari 1992 dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 25 Pebruari 1995. Keberadaan Gua Buniayu telah sejak lama diketahui oleh masyarakat.

Gua Buniayu dengan sejuta keunikan dan

pesonanya sebenarnya baru ditemukan oleh Slim, penduduk Jakarta yang kini menjadi warga Desa Buniayu. Penemuannya ini tak sengaja, atau lebih yakinnya Salim ingin membuktikan keterangan warga desa itu yang menyebutkan bahwa gua itu angker. Tapi setelah ditelusuri ternyata gua itu menyimpan sejuta pesona yang layak dijual sebagai komoditi pariwisata yang kemudian dikelola oleh Perum Perhutani sejak Tahun 1991.

Sejak generasi awal di dekade 80-an, Palawa Unpad sudah sering menjadi kan gua-gua di kawasan Buniayu sebagai tempat berlatih. Beberapa kali HIKESPI juga memilih Buniayu

Page 5: Cave Buniayu

47Lima Belas Cerita Caving

yang tulen Cempaka, memancarkan cahaya yang gilang-gemilang. Itu yang menarik hati beberapa orang bangsa Eropa. Tawaran buat 5000 rupiah telah sampai, tetapi Tuan Direktur belum mau menjualnya. Dengan bangga diperhatikannya beberapa bangsa yang masuk ke dalam tokonya, tengah diterima dengan amat hormat oleh kedua penjual (verkoopster) perempuan dan anak muda itu. Sambil tangannya bergendang-gendang kecil di kaki kursinya, ditariknya telefon dan disuruhnya datang seorang temannya yang dipanggilkannya dalam telepon, dengan nama Margono.

Sementara menunggu kedatangan sahabatnya itu dibukanya jua surat-surat, tidak lama kemudian dibunyikannya lonceng kecil di atas meja tiga kali, lalu datanglah seorang pegawai dengan sembah takzimnya ke muka "Tuan Direktur". Setelah berdiri lalu Tuan Direktur berkata, "Kadri perusahaan hotel di Sasak kelihatannya bertambah maju semenjak dioper ke dalam tangan kita, ya?”

Kalau sekiranya pimpinan hotel itu bagus, Paduka Tuan, tentu saja akan bertambah maju, tetapi..."

"Katakan terus, tetapi bagaimana?”"Tetapi rupanya beheerder-nya kurang cakap, kurang

pandai menghormati tetamu...."Muka Tuan Direktur rupanya kurang senang mendengar

jawaban pegawainya itu, tetapi ditahannya saja. Selang sejurus baru kedengaran ia berkata, "Kalau sekiranya ia kurang cakap memegang hotel itu, siapa lagi yang lebih cakap menurut pertimbanganmu?”

"Siapa saja yang cakap menurut pertimbangan Tuan, itulah. Sebab peraturan hotel zaman sekarang, tentu paduka Taufiq Nugraha

menjadi penelusur pertama yang turun ke

dalam gua.

Page 6: Cave Buniayu

48 Lima Belas Cerita Caving

Taufik Nugraha, Diki Tresnawan, dan Mas Oktavian di dasar pit yang berbentuk chamber.

Page 7: Cave Buniayu

49Lima Belas Cerita Caving

Tuan Direktur lebih maklum, mesti aktif. Apalagi yang empunya bukan sembarang orang, tetapi orang yang sudah terkenal namanya, terutama di luar kota.”

Mendengar pujian Kadri itu, muka Tuan Direktur yang muram mulai hilang, berganti dengan senyum simpul.

Kadri pun kembali ke meja pekerjaannya dengan muka berseri. Di muka pintu telah berdiri pula seorang yang telah agak tua usianya, bertopi dan memakai setelan, sebuah tas kulit dikepitnya.

"Masuk Mas!" Ujar Tuan Direktur. Orang itu pun masuk, sambil meletakkan topinya di atas meja dan membungkuk memberi hormat.

"Bagaimana, berhasil?”"Ah, susah sekali!” jawab orang itu, sambil menggeleng-

gelengkan kepalanya. "Sudah 4 dan 5 kali saya datang ke rumahnya membujuknya supaya menjual tanah beserta rumahnya itu, tetapi jawabnya tidak ada yang memuaskan. Kita sebagai diperolokolokkannya saja. Katanya perlu apa Tuan Jazuli tanah sebanyak itu, yang ada sekarang toh sudah cukup? Guna apalagi tanah orang lain. Saya coba membawanya ke rumah saya, saya jamu dengan makanan yang enak-enak, saya sediakan sendok dan garpu, makan di meja, bersama-sama dengan anak-anak perempuan saya dan beberapa pemuda kerabat saya. Makanan di rumah kami itu diolok-olokkannya juga. Saya katakan kepadanya, kalau sekiranya dia sudi menjual tanah itu dia akan kaya raya, beruang banyak, dan akan dicarikan pula oleh Tuan Jazuli ganti tanah itu yang lebih baik, dia tidak mau. Ketika dia akan pulang, saja masukkan ke dalam sakunya sepacuk amplop berisi uang kertas dari f.50,— sebagai “uang kopi”. Belum sampai keluar rumah, ampelop itu dibukanya; uang

sebagai lokasi kursus speleologi. Dari catatan sejarah yang ada kita dapat mengetahui bahwa eksplorasi dan pemetaan Gua-gua di Buniayu dilakukan pertama kali pada tahun 1982 oleh seorang speleolog Indonesia kenamaan, Dokter Robby King Tjoen Kho. Ia bersama beberapa penelusur dari Federasi De Speleleologie Francaise (FFS) Perancis yaitu: George Robert, Arnoult Seveau, dan Michael Chassier.

Kompleks Gua Buniayu berada di dalam kawasan yang dikuasasi oleh Perum Perhutani. Penelusur diwajibkan membayar beamasuk di loket yang tersedia di kantor pendopo, tidak jauh dari jalan aspal perlintasan menuju Segaranten dan pelabuhan Ratu.

Sebagai sebuah kompleks gua wisata, penelusur yang datang ke kompleks gua ini akan diminta untuk memilih dua bentuk petualangan yang ada: (1) minat khusus dan (2) minat umum. Biaya keduanya berbeda. Pihak pengelola juga menyediakan peralatan penelusuran gua vertikal bagi penelusur yang tidak memilikinya.

Pada kunjungan kali ini kami memasuki Gua Kerek; sebuah gua dengan lubang masuk vertikal sekira 25 meter serta memiliki lorong horizontal yang relatif panjang dan menantang. Untuk menelusurinya diperlukan persiapan dan penguasaan teknik khusus.

Penelusuran gua ini dilakukan oleh Taufik Nugraha, Diki Tresnawan,

Page 8: Cave Buniayu

50 Lima Belas Cerita Caving

"take nothing but picture, kill nothing but time, leave nothing but footprint" Motto penelusur gua yang kami hafalkan serta berbagai teknik penelusuran yang kami pelajari dan latih di kampus mendapatkan medan sesungguhnya dalam penelusuran ini.

Sayang sekali saudara kami lainnya: Dody, Novi, Dini, Vicko, dan Yuli tidak turut dalam perjalanan berharga ini.

Page 9: Cave Buniayu

51Lima Belas Cerita Caving

itu diserahkannya kembali ke tangan saya, katanya terlalu banjak, hanya dimintanya saja uang setalen, sekedar pembayar sewa sado pulang kembali ke rumahnya."

“Ah, perkara gampang, jangan takut Mas Karto. Kalau ia belum hendak menjual tanah itu dengan harga f. 4000,-kita beli sampai f. 10.000,— sebab niat saya hendak membuka sebuah pabrik sarung di tanah itu tak hendak saya urungkan. Orang tua itu sebetulnyja cerdik, ia mau uang lebih banyak, nanti kita beri!”

"Sungguh, Tuan Direktur, percayalah; ia sangat cerdik!” "Apa? Ada pulakah orang yang lebih cerdik dari saya?”

tanya Tuan Direktur dengan bangga."Kalau yang akan melebihi Paduka Tuan, jarang

tandingan dalam kota Surabaya ini.”Tuan Direktur senang mendengar jawaban itu.

Tangannya dibawanya ke dadanya, sambil kedua sepatunya jang diunjurkannya itu diperadukannya dengan muka girang.

Tiba-tiba telepon berbunyi.... Setelah diambilnya telepon itu dan didengarkannya, ia

tersenyum, tidak berapa saat kemudian diletakkannya kembali, lalu ia berkata, "Baiklah Mas, Mas boleh pulang dahulu, ikhtiarkan tanah itu sampai dapat. Sabar hingga berhasil apa yang kita maksud.”

"Tapi... Paduka Tuan Direktur," katanya sambil mengggsok-gosok mukanya dengan sapu tangan.

"Ah, urusan itu tahu beres!" kata Tuan Direktur, lalu dikeluarkan dari dompetnya uang f.100.

"Cukup?""Tuan!”

Page 10: Cave Buniayu

52 Lima Belas Cerita Caving

Dia pun pergi.Sekeluarnya masuk pulalah dua orang, yang seorang

memakai setelan tanpa topi, gagah dan tegap perawakannya, masih agak muda. Yang seorang lagi berpakaian haji.

"Zoo Margono, zoo Tuan Haji Salmin, silakan duduk, sudah lama tidak datang kemari.”

"Maklumlah pekerjaan Tuan Direktur pada masa yang akhir-akhir ini terlalu banyak, ini diurus, itu diurus, siang- malam, baik handel atau urusan sosial, takut kami mengganggu”, kata Haji Salmin, dan keduanya pun duduk.

Mendengarkan jentikan yang sedikit itu bukan main girang wajah Tuan Direktur dibantahnya juga sedikit akan pemaniskan cakap, "Ah, apalah pekerjaan saya, pekerjaan yang begini belumlah begitu besar."

"Kata Tuan yang tidak besar,” kata Haji Salmin pula, "Tentu Tuan tidak merasa bagaimana besarnya, karena Tuan di dalam, tetapi bagi orang yang di luar bukan main.”

Tuan Direktur kembali tersenyum dan tak dapat menjawab.

"Rokok!”, katanya tiba-tiba lalu dibukanya tempat rokok Karel I yang masih belum berapa kurang isinya. Dipersilakannya Margono dan Haji Salmin mengambil. Margono mengambil sebagai acuh tak acuh, tetapi wajah Haji Salmin kelihatan girang benar ketika mengambil itu. Apalagi ketika Tuan Direktur sendiri yang menggiruskan korek api, diulurkannya kepalanya ke muka supaya rokok itu lekas terbakar.

Sudah dua tiga macam yang dibicarakan, namun perhatian Haji Salmin rupanya masih kepada rokok itu jua, sebab tiap-tiap dipegangnya selalu dilihatnya juga dengan penuh minat. Sebentar-sebentar terluncur jualah dari

Page 11: Cave Buniayu

53Lima Belas Cerita Caving

Lebih dari enam jam kami berada di dalam gua. Secara keseluruhan, Buniayu memiliki 82 buah mulut gua yang sudah ditemukan posisinya dan diperkirakan masih memiliki ratusan lagi yang belum dieksplorasi, di antaranya Gua Cipicung, Gua Bibijilan, Gua Adni, Gua Nyangkut, Kubang Lanang, Gua Tanpa Nama, Gua Karsim, Gua Bisoro, Gua Idin, Gua Cisapi, Gua Gede, Gua Kole dan lain sebagainya. Semua gua hampir selalu menyimpan berbagai pesona lorong dengan beragam ornamen yang menawan seperti stalagtit, stalagmit, coloum, gordyn (shawl – drapery), dan varian flowstone yang semuanya cantik.

Selesai melalui berbagai medan yang menantang di dalam gua, para penelusur dapat menikmati pesona Curug Bibijilan yang masih berlokasi di dalam kawasan.

Page 12: Cave Buniayu

54 Lima Belas Cerita Caving

mulutnya puji sanjungan kepada Paduka Tuan Direktur.

Sebabnya Mendapat SuksesIni, bagaimana pertimbanganmu, Tuan Margono? tanya

Tuan Direktur sambil memperlihatkan sepucuk surat.Surat itu diambil Margono dan dibacanya:

Paduka jang mulia

Meski sempat tumbuh ketakutan namun akhirnya petualangan dapat kami selesaikan dengan aman dan nyaman.

Suara tawa yang sempat membuat drop mental ternyata tidak membuat gangguan lebih sampai saat kami semua keluar

Page 13: Cave Buniayu

55Lima Belas Cerita Caving

dari lorong gua. Itu tentu menjadi pengalaman tersendiri bagi kami semua. Hasrta untuk kembali menelusuri gua

justru semakin menyala dan berkobar-kobar. Bukankah caver bertugas untuk menyingkap misteri bawah tanah?

Page 14: Cave Buniayu

56 Lima Belas Cerita Caving

Tuan Jazuli, direktur Toko Berlian KALIMANTAN

Tuan! Kemajuan yang Tuan peroleh di dalam hidup Tuan, serta "sukses" yang demikian besar, amat mencengangkan bagi seluruh Indonesia ini. Bagi klub kita, kesan dari perdjuangan yang telah Paduka Tuan tempuh itu bukan sedikit artinya. Hidup Tuan harus menjadi contoh bagi golongan angkatan muda. Sebab itu dalam bestuurvergadering kami telah diputuskan hendak mengadakan satu malam "kauseri" untuk mendengarkan pidato Paduka Tuan, buat menerangkan pengalaman yang telah Paduka Tuan tempuh dalam masa 10 tahun ini. Jika sekira Paduka Tuan setuju, kami harap memang setuju hendaknya, maka harap Paduka Tuan sendiri menentukan bilakah Tuan sempat, supaya boleh kami edarkan surat undangan kepada anggota kami dan orang luaran yang terpandang di dalam kota ini. Pastilah malam itu kelak akan menjadi saat yang gilang-gemilang dalam memperingati

perjuangan Tuan dalam masa 10 tahun itu. Dan itulah pula yang akan jadi titel kauseri Paduka Tuan adanya.

Hormat kami pengurusPERSATUAN PEMUDA

"Ini penting sekali Tuan Direktur,” kata Margono sehabis membaca surat itu. "Ini perlu dikabulkan. Ya, waktu inilah saat yang sebaik-baiknya untuk memperkenalkan diri kepada umum. Lagi pula supaya segenap orang yang benci kepada kita itu biar tahu rasa, biar mereka mengerti dengan siapa mereka berhadapan.”

Ribuan kelelawar mengantung di atap gua menjadikannya terlihat seperti hiasan alami.

Page 15: Cave Buniayu

57Lima Belas Cerita Caving

"Jadi apa yang mesti saja bicarakan di situ, kalau permintaan mereka itu mesti dikabulkan?

"Ach, masakan saya akan mengajar Tuan Direktur pula, seorang yang di mata umum, telah sampai cukup masak dalam perjuangannya; seorang yang sungguh telah amat perlu dibanggakan di antara sekian milliun penduduk Indonesia.”

Hidung Tuan Direktur semakin bengah.Sebuah bel di atas meja dibunjikannya. Seorang opas

segera masuk dan diperintahkannya memanggil manajer Kadri. Selang seketika Kadri datang dan kepadanya diterangkan oleh Tuan Direktur tentang maksudnya hendak menghadiri kerapatan yang hendak diadakan orang untuk dirinya itu. Kadri mengangguk-anggukkan kepalanya dan ia merasa setuju sekali.

Kemudian ia kembali ke tempat pekerjaannya dan lalu memberikan perintah kepada seorang typist, membuat sepucuk surat atas nama Tuan Direktur kepada perkumpulan yang mengundang itu, sebagai tanda mengabulkan!

***

"Lapangkan pintu, Tuan Direktur datang,” ujar seorang pemuda yang berjaga di pintu Club Gebouw itu. Tidak antara lama, masuklah auto Tuan Direktur ke dalam pekarangan, diiringkan oleh Margono dan Haji Salmin yang mulutnya tidak terpisah dari pada rokok Manila pemberian Tuan Direktur. Dsa orang anggota komite penyambut berlari membukakan pinto auto dan Tuan Direktur diiringkan kedalam dengan gagahnya. Baru saja dia sampai ke dalam, anggota pengurus itu bertepuk tangan sehingga tamu yang

Page 16: Cave Buniayu

AYU

PMPA PALAWA UNPADJalan Dipati Ukur No.35 Bandung