cerita hantu disekola

3
CERITA HANTU DISEKOLAH  Namaku Nara, aku sekolah di salah satu SMA swasta di Bandu ng. Aku kelas 3 SMA, aku adalah siswa yang aktif di OSIS, dan aku memegang jabatan penting di OSIS sebagai Bendahara. Sahabat-sahabatku Rere, Virlie, Ines, Tria, Tina, Anie, dan Marta. Mereka bilang aku sahabat yang baik, pendengar curhat yang baik, dewasa, suka memberi, setia kawan, dan kalau punya cowok pasti aku setia. Aku sangat bersahabat dengan mereka, semenjak kelas 1 SMA kami udah bersahabat dan nggak pernah pisah sampai kapanpun. Itu komitmen kami. OSIS mengadakan acara penyeleksian buat Ketua OSIS yang baru yang biasa kita sebut LDKS. Jadi, aku ngajar adik-adik kelasku. Sahabatku yang masuk di OSIS cuma Ines dan Anie dan yang lain nggak ikutan. Suasana kelas yang bersahabat, asik, nggak ngebosenin, rame, dan bikin betah yang membuat aku nggak mau pergi meninggalkan sekolah, jadi  pengen SMA terus. Aku du duk dengan Tria, dibelakang ku ada Marta dan Tina, di depanku ada Anie dan Rere, di depannya lagi ada Ines dan Virlie. Kita semua suka bercanda di kelas, kita kompak banget dan nggak pernah musuhan.OSIS mengadakan acara penyeleksian bagi  para anak kelas 1 dan 2 yang y ang akan menjadi pengurus termasuk ketua OSIS, para  penrurus kelas 3 mengadakan rapat saat itu. Termasuk aku salah satuny a. Saat rapat, sahabatku Anie, awalnya nggak setuju saat Bagas, Ketua OSIS kami, memutuskan acara LDKS di sekolah, karena denger-denger nih, di sekolah kita ternyata ban yak hantunya. Tapi Bagas nggak percaya akan hal itu. Dia tetap bersih keras mau ngadain acara LDKS di sekolah. Ines malah ngasih ide, lebih baik LDKS di gunung. “Justru itu malah lebih banyak hantunya kali, Nes..,!! yang bener aja kamu !!”, kata Anie ketus. Tapi ya emang kenyataannya juga gitu sih, di gunung malah lebih bahaya. Jadi kita bingung mau dimana kita ngadain acara itu. Akhirnya kita diskusiin sama guru-guru juga. Pak Andr y, dia guru sekaligus Pembina OSIS. Dia lebih setuju kalau LDKS diadakan di sekolah aja, apalagi udah dapet persetujuan dari Pak Rahman sebagai Kepala Sekolah. Jadi ya udah deh, kita semua akhirnya mutusin untuk ngadain acara LDKS di sekolah. Hummmmm, emang bener-bener hasil rapat yang ngebetein. Kata ku dalam hati.Aku nggak nyangka, ternyata banyak juga siswa-siswa yang antusias mau jadi Ketua OSIS dan Pengurus OSIS. Aku berdiri di belakang  barisan antara Anie dan Ines dan juga Ratna salah satu temen aku di kelas. Waktu semakin cepat berlalu, Pak Andry udah memberi banyak pengarahan dan nasihat ke semua siswa, Kepala Sekolah dan guru-guru yang lain juga. Acara pembukaan LDKS pun berakhir, kita semua beristirahat. Aku, Anie, Ines, Ratna, Bagas, Hariez, Risky, Uchan, dan Cyntia beserta anak OSIS yang lain rapat di ruang OSIS membuat strategi buat nanti malam. Bagas mengutarakan, nanti malam bakalan ada acara yang namanya “Jurit Malam”. Acara itu acara  puncak dimana adik-adik kelas kita bakal diberi tantangan. Tantangannya menurutku sangat menyeramkan, yang bener aja, masa kita-kita sebagai kakak kelas disuruh berada di salah satu tempat yang gelap gitu. Salah satu tempat/pos itu harus ada 2 orang yang nungguin. Kita sebagai kakak kelas OSIS yang professional harus mau. “ Ya mau nggak mau sebenernya, yang bener aja, masa aku harus berada di tempat gelap gitu sih, nanti kalau ada penampakan yang tiba-tiba dateng gimana, hhuuuuuhhhh serrreeeeemmm, nggak mau ahhh!!” kata Anie. Dia emang penakut banget. Bagas sebagai Ketua OSIS dan Risky sebagai Wakil Ketua OSIS, lagi menentukan siapa aja orang-orang yang akan ditempatin di pos 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Semua guru yang ikut, yaitu Pak Andr y, Pak Sugeng, Bu Anne, Bu Lince dan Pak Adhy ikutan nemenin jalannya rapat. Beberapa jam telah berakhir, waktu menentukan jam 8 malam, udah saatnya semua adik kelas makam malam. Anie dan Ratna sebagai Seksi Konsumsi menyiapkan makan malam. Semua adik kelas dikumpulin di aula dan mereka makan bersama. Setelah makan malam berakhir, kita se mua ngadain rapat lagi, sedangkan yang lain membuat permainan sama adik-adik kelas beserta p ara guru.Rapat berlangsung lagi, kali ini rapatnya tentang nentuin dimana dan siapa aja kita berpasangan dan membuat

Upload: thariq-muslim

Post on 04-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CERITA HANTU DISEKOLA

 

CERITA HANTU DISEKOLAH  

 Namaku Nara, aku sekolah di salah satu SMA swasta di Bandung. Aku kelas 3 SMA, aku

adalah siswa yang aktif di OSIS, dan aku memegang jabatan penting di OSIS sebagai

Bendahara. Sahabat-sahabatku Rere, Virlie, Ines, Tria, Tina, Anie, dan Marta. Mereka bilang

aku sahabat yang baik, pendengar curhat yang baik, dewasa, suka memberi, setia kawan, dan

kalau punya cowok pasti aku setia. Aku sangat bersahabat dengan mereka, semenjak kelas 1

SMA kami udah bersahabat dan nggak pernah pisah sampai kapanpun. Itu komitmen kami.

OSIS mengadakan acara penyeleksian buat Ketua OSIS yang baru yang biasa kita sebut

LDKS. Jadi, aku ngajar adik-adik kelasku. Sahabatku yang masuk di OSIS cuma Ines dan

Anie dan yang lain nggak ikutan. Suasana kelas yang bersahabat, asik, nggak ngebosenin,

rame, dan bikin betah yang membuat aku nggak mau pergi meninggalkan sekolah, jadi

 pengen SMA terus. Aku duduk dengan Tria, dibelakangku ada Marta dan Tina, di depanku

ada Anie dan Rere, di depannya lagi ada Ines dan Virlie. Kita semua suka bercanda di kelas,

kita kompak banget dan nggak pernah musuhan.OSIS mengadakan acara penyeleksian bagi

 para anak kelas 1 dan 2 yang yang akan menjadi pengurus termasuk ketua OSIS, para

 penrurus kelas 3 mengadakan rapat saat itu. Termasuk aku salah satunya. Saat rapat,

sahabatku Anie, awalnya nggak setuju saat Bagas, Ketua OSIS kami, memutuskan acara

LDKS di sekolah, karena denger-denger nih, di sekolah kita ternyata banyak hantunya. TapiBagas nggak percaya akan hal itu. Dia tetap bersih keras mau ngadain acara LDKS di

sekolah. Ines malah ngasih ide, lebih baik LDKS di gunung. “Justru itu malah lebih banyak

hantunya kali, Nes..,!! yang bener aja kamu !!”, kata Anie ketus. Tapi ya emang

kenyataannya juga gitu sih, di gunung malah lebih bahaya. Jadi kita bingung mau dimana kita

ngadain acara itu. Akhirnya kita diskusiin sama guru-guru juga. Pak Andry, dia guru

sekaligus Pembina OSIS. Dia lebih setuju kalau LDKS diadakan di sekolah aja, apalagi udah

dapet persetujuan dari Pak Rahman sebagai Kepala Sekolah. Jadi ya udah deh, kita semua

akhirnya mutusin untuk ngadain acara LDKS di sekolah. Hummmmm, emang bener-bener

hasil rapat yang ngebetein. Kata ku dalam hati.Aku nggak nyangka, ternyata banyak juga

siswa-siswa yang antusias mau jadi Ketua OSIS dan Pengurus OSIS. Aku berdiri di belakang

 barisan antara Anie dan Ines dan juga Ratna salah satu temen aku di kelas. Waktu semakin

cepat berlalu, Pak Andry udah memberi banyak pengarahan dan nasihat ke semua siswa,

Kepala Sekolah dan guru-guru yang lain juga. Acara pembukaan LDKS pun berakhir, kita

semua beristirahat. Aku, Anie, Ines, Ratna, Bagas, Hariez, Risky, Uchan, dan Cyntia beserta

anak OSIS yang lain rapat di ruang OSIS membuat strategi buat nanti malam. Bagas

mengutarakan, nanti malam bakalan ada acara yang namanya “Jurit Malam”. Acara itu acara

 puncak dimana adik-adik kelas kita bakal diberi tantangan. Tantangannya menurutku sangat

menyeramkan, yang bener aja, masa kita-kita sebagai kakak kelas disuruh berada di salah

satu tempat yang gelap gitu. Salah satu tempat/pos itu harus ada 2 orang yang nungguin. Kita

sebagai kakak kelas OSIS yang professional harus mau. “ Ya mau nggak mau sebenernya,

yang bener aja, masa aku harus berada di tempat gelap gitu sih, nanti kalau ada penampakan

yang tiba-tiba dateng gimana, hhuuuuuhhhh serrreeeeemmm, nggak mau ahhh!!” kata Anie.

Dia emang penakut banget. Bagas sebagai Ketua OSIS dan Risky sebagai Wakil Ketua OSIS,

lagi menentukan siapa aja orang-orang yang akan ditempatin di pos 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.

Semua guru yang ikut, yaitu Pak Andry, Pak Sugeng, Bu Anne, Bu Lince dan Pak Adhy

ikutan nemenin jalannya rapat. Beberapa jam telah berakhir, waktu menentukan jam 8

malam, udah saatnya semua adik kelas makam malam. Anie dan Ratna sebagai Seksi

Konsumsi menyiapkan makan malam. Semua adik kelas dikumpulin di aula dan mereka

makan bersama. Setelah makan malam berakhir, kita semua ngadain rapat lagi, sedangkan

yang lain membuat permainan sama adik-adik kelas beserta para guru.Rapat berlangsung

lagi, kali ini rapatnya tentang nentuin dimana dan siapa aja kita berpasangan dan membuat

Page 2: CERITA HANTU DISEKOLA

 

suatu rencana untuk tantangan bagi adik kelas kita. Di pos 1, Bagas sama Ines, mereka

 bertempat di lantai 2, di pos 2, aku dan Vis.Oh my God..nggak mungkin, aku sampe nggak

 percaya, kenapa aku bisa dipilih sama Bagas ditempat yang itu, di lantai 2 pintu ke 28..itu kan

gelap dan serem banget !!. Kataku sambil mengelus dada. Di pos 3, ditempatin sama Chika

dan Hariez. Di pos 4, ada Cyntia sama Cory, mereka nempatin ruangan deket pos satpam, pos

5 ada Nindy sama Uchan, mereka di aula. Yang di pos 6, ada Anie sama Risky, di lantai dasar

sekolah, dan terakhir ada Dian dan Ratna, mereka nempatin pos terakhir yaitu pos 7, di

tengah-tengah lapangan basket sekolah kita. Bagas bilang, “teman-teman, kalian masing-

masing pos harus punya tantangan yang nanti bakal dikasih ke adik kelas kita. Mereka satu

 persatu jalan dari pos 1 sampai pos 7, kalian harus galak, tegas, dan buat mereka takut.

Tenang aja, saya udah minta izin sama semua guru, kita boleh melakukan hal itu sama adik

kelas kita, asal masih dibatas kewajaran, setuju semuanya??!!!”.Semua menjawab, “

SETUJUUUUUUUUU!!!”.Tapi jujur, sebenernya aku nggak, karena aku nggak bisa galak

sama orang. Rapat ditutup, kita semua buat barisan melingkar, berdoa menurut agama dan

kepercayaan masing-masing agar semua selamat dan nggak terjadi apapun yang kita nggak

harapkan. Berdoa selesai, semua berpencar, masing-masing menuju ke pos yang udah disuruh

sama Bagas waktu rapat. Termasuk aku, sama Vis menuju pos 2 di lantai 2 pintu 28. “ Vis,

gelap banget disini, nggak bisa apa lampunya dinyalain aja?”, kataku sambil ketakutan

megang leher karena berinding. “ Ya nggak bisa lah Ra, inget, kita tuh lagi LDKS. Kita mau

ngerjain adik-adik kelas kita, masa lampunya mau dinyalain, gimana bisa serem ntar

suasananya nggak asik dong..!!”, kata Vis.Gila…suasananya bener -bener sunyi, sepi, gelap,

Vis malah ngerokok aja lagi di samping aku, dia nggak tau apa aku lagi ketakutan, eh dia

malah bikin kesel karena asap rokoknya itu. Aku nggak tau apa yang dilakukan temen-temen

OSIS yang lain. Mereka buat rencana apa untuk adik-adik kelas. Tapi aku dan Vis udah buat

rencana yang cukup bagus untuk adik kelas yang ntar ke pos kita. Setelah satu jam setengah

kita duduk berdua di depan kelas pintu 28 lantai 2, tiba-tiba ada yang datang, Firman, anak

kelas 1. Dia datang dengan bawa satu batang lilin sendirian, awalnya aku takut, aku pikir itu

adalah lilin yang melayang sendiri, pas ngedeket, ternyata itu si Firman. “ Sebutin nama,

kelas, terus udah gitu push-up 25 kali !!!”, kata Vis. Firman langsung simpen lilinnya di

lantai, dia langsung ngelakuin apa yang Vis suruh. Kasian sebenernya disiksa gitu, tapi ya

mau gimana lagi, emang harusnya begitu. Setelah Firman selesai push-up, dia berdiri lagi

sambil menunggu hal apa yang bakal dia dapetin dari aku dan Vis.“ Sekarang kamu nyanyi

lagu Potong Bebek Angsa tapi semua nadanya pake „I‟ “, kata aku ke Firman. Udah gitu,

Firman nyanyi sesuai yang aku suruh.. “piting bibik ingsi, misik di kiwili, nini minti dinsi,

dinsi impit kili, siring kikiri, siring kikinin, lilililililili lili…”, Firman nyanyi. “ Sekarang

kamu nyanyi lagu itu lagi tapi pake “o”, sambil jalan menuju pos 3, yang keras ya!!!”.Firman

 jalan menuju pos 3 sambil nyanyi lagu Potong Bebek Angsa tapi pake “o”.

Hahahahahahahahhahahaha, aku dan Vis ketawa aja terbahak-bahak ngetawain si Firman,

sampe aku sakit perut.Aku nggak tau kira-kira di pos 3 si Firman bakal diapain sama Hariez

dan Chika. Sambil nunggu adik kelas yang lain datang lagi ke pos aku dan Vis, aku mainan

hp aja, aku smsan sama Rere, Virlie, dan Tria, aku kabari mereka semua dan certain apa aja

yang udah terjadi pas LDKS. Tiba-tiba, aku merasa merinding banget, seluruh bulu kudukku

 berdiri, aku bingung apa yang udah terjadi. Aku lihat ke sekitar, semua tetep sepi, gelap, dan

aku lihat Vis disampingku, dia malah asik aja ngerokok. Pintu 28 letaknya deket banget sama

kamar mandi. Aku nggak mau ngelihat ke arah kamar mandi itu, bener-bener nggak mau

ngelihat. Kenapa aku nggak mau lihat, karena aku tau apa yang ada disana. Aku lihat sesuatu

disana walaupun jauh dan samar-samar. Tapi aku makin penasaran pengen lihat, padahal

hatiku berkata jangan. Tapi rasa penasaran selalu bertanya-tanya. Ku beranikan diri melihat

kearah sana. “Astaghfirullah!!”, kataku keras-keras. Apa yang telah aku lihat tadi, aku lihat

sosok perempuan bermuka rata, berambut panjang, dan berbusana putih, masuk ke kamar

Page 3: CERITA HANTU DISEKOLA

 

mandi cewek. Aku langsung terkejut, aku meluk Vis tanpa disengaja. “Gila! Ra, kenapa sih

lo? Kok tiba-tiba meluk gue, kenapa lo R a? Lagi horny ya? Haha!!”, kata Vis sambil ngisep

asap rokoknya. “Enak aja, siapa yang horny? Aku lihat hantu tau!!”, kataku sambil

ngedorong Vis dan ngehindar dari dia. “ Hahh!!, yang bener aja, masa ada hantu di sekolah,

salah lihat kali lo!”, kata Vis nggak percaya. Huft, aku bener-bener nggak habis pikir kenapa

hal itu bisa terjadi. Aku nggak nyangka aku bisa lihat yang kayak gitu. Serem banget

wujudnya, aku nggak mau lagi ikutan yang kayak gini, aku nyesel banget udah ikutan acara

kayak gini. Setelah beberapa jam kemudian, sekitar jam 3 pagi, udah sekitar 35 orang adik

kelas datang ke pos aku dan Vis. Aku capek, lelah, letih, aku pengen banget tiduran dan

istirahat. Vis malah tidur aja, aku mutusin untuk pergi ke pos 5, posnya Nindy dan Uchan.

Karena si Vis ngebosenin banget, aku jalan sendiri menuju ruang depan aula, karena pos 5

ada di depan aula. Aku nggak tau kenapa, pas aku jalan, kayak ada yang ngikutin. Aku lihat

dibelakangku, nggak ada siapapun yang ngikutin, tapi setelah aku terusin jalan lagi, kayak

ada yang ngikutin lagi. Terus dan terus dibelakangku ngikutin aku, pas aku lihat ke belakang

tarnyata… ”POCONG!!!!!!” ada pocong di belakang aku, deket banget, bentuknya tinggi

 besar, mukanya serem banget. Aku langsung lari tergesa-gesa, aku ngedeketin Nindy dan aku

 peluk dia. “ Buset, Ndy, kamu pasti nggak akan percaya apa yang aku ceritain, aku lihat

 pocong tadi!!”, kata aku ke Nindy. Sama aja ternyata, Nindy nggak percaya sama yang udah

aku bilang barusan, sama aja kayak Vis, Uchan juga nggak percaya. Aku bête, kenapa sih

semua nggak ada yang percaya aku, kenapa di sekolah ini banyak hantunya. Karena aku

ngerasa takut dan ngerasa di pos 5 nggak aman, mending aku ke ruang guru aja. Setelah

 beberapa lama aku istirahat dan menenangkan diri di ruang guru, aku jadi ngerasa pengen

kencing. Akhirnya dengan terpaksa aku kencing, aku ke kamar mandi ditemenin sama Bu

Lince karena aku takut ngelihat hantu lagi. Pas aku udah selesai kencing, aku beranjak

menuju ruang guru lagi, aku nggak mau lagi ke pos 2, biar aja Vis disana sendiri, aku nggak

mau lagi kesana. Aku jalan bersama dengan Bu Lince, tapi, Bu Lince ganti baju. Aku

 bingung kapan Bu Lince ganti bajunya. Pas aku tanya, “Bu, ko Ibu ganti baju, tadi kan pake

 baju warna biru muda, kenapa sekarang pake baju putih? Ganti bajunya kapan Bu?”, tanyaku

dengan nada sangat penasaran.Nggak aku bayangkan, ternyata itu bukan Bu Lince, dia

nengok ke arahku, ternyata itu adalah gadis muka rata yang aku lihat di depan kamar mandi

cewek waktu aku bersama dengan Vis tadi. “Haahhhhhh!!! Ko bisa!!!”.. aku lari dengan

tergesa-gesa menuju ruang guru, aku lihat disana ada Bu Lince, dia sedang duduk sambil

minum teh hangat, dia menggunakan baju warna biru muda dan tersenyum padaku. Aku

yakin, itu Bu lince yang asli, lalu yang daritadi mengantarku ke kamar mandi siapa? Apa

 benar daritadi aku ditemani ke kamar mandi bersama dengan hantu? “Oh my Good !!”,

 bener-bener hal yang nggak mau terulang lagi dalam hidupku, aku kapok banget ikutan

LDKS kayak gini