chapter ii

24
33 BAB II SISTEM MEDIS TRADISIONAL 2.1 Sistem Medis Tradisional Sekalipun pelayanan kesehatan moderen telah berkembang di Indonesia, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2001 ditemukan sekitar 57,7%  penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, sekitar 31,7% menggunakan obat tradisional serta sekitar 9,8% menggunakan cara pengobatan. Adapun yang dimaksud dengan pengobatan tradisional disini adalah cara pengobatan atau  perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, atau berguru melalui  pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat (UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah: 1. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat. 2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional. 3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.

Upload: kiky-rizqy-isnain

Post on 12-Oct-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

chapter II

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Chapter II

    1/24

    33

    BAB II

    SISTEM MEDIS TRADISIONAL

    2.1 Sistem Medis Tradisional

    Sekalipun pelayanan kesehatan moderen telah berkembang di Indonesia,

    namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap

    tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2001 ditemukan sekitar 57,7%

    penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, sekitar 31,7% menggunakan

    obat tradisional serta sekitar 9,8% menggunakan cara pengobatan. Adapun yang

    dimaksud dengan pengobatan tradisional disini adalah cara pengobatan atau

    perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran atau

    ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman

    dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, atau berguru melalui

    pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar Indonesia, dan diterapkan

    sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat (UU No 23 Tahun 1992 tentang

    Kesehatan).

    Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional

    masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah:

    1. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya

    masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.

    3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.

  • 5/22/2018 Chapter II

    2/24

    34

    4. Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasibeberapa penyakit tertentu.

    5. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan(obat) yang berasal dari alam (back to nature).

    6. Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatantradisional.

    7. Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.8. Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.9. Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.10.Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan tradisional.

    Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang

    diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu

    keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman, dan

    keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun atau berguru melalui

    pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif bisa

    dilakukan dengan menggunakan obat-obat tradisional, yaitu bahan atau ramuan

    bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau

    campuran dari bahan-bahan tersebut yang turun-temurun telah digunakan untuk

    pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan alternatif merupakan bentuk

    pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak

    termasuk dalam standar pengobatan kedokteran moderen (pelayanan kedoteran

  • 5/22/2018 Chapter II

    3/24

    35

    standar) dan digunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran

    moderen tersebut.

    Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan yang berkembang

    di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai traditional medicine atau

    pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih menyukai traditional healding.

    Adapula yang menyebutkan alternatif medicine. Ada juga yang menyebutkan

    dengan folk medicine, ethno medicine, indigenous medicine (Agoes, 1992;59).

    Dalam sehari-hari kita menyebutnya pengobatan dukun.

    Untuk memudahkan penyebutan maka dalam hal ini lebih baik digunakan

    istilah pengobatan alternatif, karena dengan istilah ini apat ditarik garis tegas

    perbedaan antara pengobatan moderen dengan pengobatan di luarnya dan juga

    dapat merangkum sistem-sistem pengobatan oriental (timur) seperti pengobatan

    tradisional atau sistem penyembuhan yang berakar dari budaya turun temurun

    yang khas satu etnis (etno medicine). Pengobatan alternatif sendiri mencakup

    seluruh pengobatan tradisional dan pengobatan alternatif adalah pengobatan

    tradisional yang telah diakui oleh pemerintah.

    Pengobatan yang banyak dijumpai adalah pengobatan alternatif yang

    berlatar belakang akar budaya tradisi suku bangsa maupun agama. Pengobat

    (curer) ataupun penyembuh (healer) dari jasa pengobatan maupun penyembuhan

    tersebut sering disebut tabib atau dukun. Pengobatan maupun diagnosa yang

    dilakukan tabib atau dukun tersebut selalu identik dengan campur tangan kekuatan

    gaib ataupun yang memadukan antara kekuata rasio dan batin. Salah satu ciri

    pengobatan alternatif adalah penggunaan doa ataupun bacaan-bacaan. Doa atau

  • 5/22/2018 Chapter II

    4/24

    36

    bacaan dapat menjadi unsure penyembuh utama ketika dijadikan terapi tunggal

    dalam penyembuhan.Selain doa ada juga ciri yang lain yaitu adanya pantangan-

    pantangan. Pantangan berarti suatu aturan-aturan yang harus dijalankan oleh

    pasien. Pantangan-pantangan tersebut harus dipatuhi demi kelancaran proses

    pengobatan, agar penyembuhan dapat selesai dengan cepat. Dimana pantangan-

    pantangan tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Seperti misalnya

    penyakit patah tulang maupun terkilir, biasanya dilarang unutk mengkonsumsi

    minum es dan kacang-kacangan. Makanan-makanan tersebut menurutnya dapat

    mengganggu aliran syaraf-syaraf yang akan disembuhkan.

    2.1.1 Sejarah Sistem Medis Tradisional di Indonesia

    Pengobatan secara harafiah dapat diartikan sebagai satu proses untuk

    mengobati seseorang dari suatu jenis penyakit. Dimana pengobatan disini dibagi

    dua jenis yaitu pengobatan moderen dan pengobatan tradisional. Pengobatan

    tradisional sangatlah berbeda dengan pengobatan moderen. Pengobatan moderen

    merupakan pengobatan yang berbasiskan pada penggunaan teknologi dalam usaha

    pengobatan, contohnya penggunaan cahaya sinar laser, benda-benda tumpul.

    Pengobatan tradisional dalam konteks penggunaan di Indonesia tumbuh

    dan berkembang sejak munculnya kehidupan sosial ditengah-tengah masyarakat,

    hal ini dibuktikan dengan tersebarnya pengetahuan akan pengobatan tradisional

    dalam kehidupan masyarakat pada saat ini, penggunaan pengobatan tradisional

    dapat juga disebut sebagai suatu proses pengobatan alternatif. Pengobatan

    tradisional sebagai suatu proses pengobatan dengan dasar budaya yang dianut

  • 5/22/2018 Chapter II

    5/24

    37

    suatu masyarakat pada umumnya menggunakaan pola-pola kebudayannya dalam

    upaya pengobatan secara tradisional, sehingga penggunaan bahan-bahan

    pengobatan seperti daun-daunan, akar-akaran dan lain sebagainya tergantung pada

    sistem pengetahuan yang ada dan berkembang dalam kebudayaan tersebut.

    Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah

    adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah

    nusantara dari abad ke V sampai dengan abad ke IXX, tanaman obat merupakan

    sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit

    dan pemeliharan kesehatan. Kerajaan di wilayah nusantara seperti Sriwijaya,

    Mojopahit dan Mataram mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan

    banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat tradisional

    yang mengandalkan pemeliharaan terhadap kesehatannya mulai dari tanaman-

    tanaman obat (http://www.roemahobatalami.com/jus-dan-herbal/sejarah-

    penggunaan-herbal).

    Pengobatan tradisional merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang

    menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar

    pengobatan kedokteran modern dan dipergunakan sebagai alternatif atau

    pelengkap modern tersebut. Manfaat khasiat serta mekanisme pengobatan

    alternatif biasanya dalam taraf diperdebatkan. Berbagai istilah telah dugunakan

    untuk cara pengobatan yang berkembang di tengah masyarakat banyak. Menurut

    WHO (1974) menyebutkan sebagai traditional medicine. Adapula yang

    menyebutnya alternative medicine. Dalam bahasa sehari-hari kita menyebutnya

    dengan istilah pengobatan tradisional atau alternatif.

  • 5/22/2018 Chapter II

    6/24

    38

    2.1.2 Pengelompokan Sistem Medis Tradisional

    Sistem medis tradisional merupakan metode pengobatan yang

    menggunakan pendekatan diluar medis, yang tidak termasuk dalam standar

    pengobatan kedokteran modern. Dalam pengobatan tradisional, segala metode

    dimungkinkan, dari penggunaan obat-obat tradiosional seperti jamu-jamuan,

    rempah, yang sudah dikenal seperti jahe, kunyit dan sebagainya. Pendekatan lain

    seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses

    penyembuhan. Pada mulanya kalangan kedokteran bersikap sangat sinis dan

    menganggap pengobatan tradisional tidak bisa dipertanggungjawabkan karena

    tidak didukung riset medis yang memadai. Tetapi semakin banyaknya fakta-fakta

    keberhasilan membuat mereka tergoda untuk melakukan riset. Dan pada akhirnya

    semakin lama semakin banyak teknik pengobatan tradisional yang diakui, bahkan

    digunakan para dokter sebagai terapi komplementer untuk mendapatkan tingkat

    kesembuhan yang lebih baik.

    Menurut Agoes (1992:61) pengobatan tradisional dikelompokkan menjadi

    4 (empat) jenis yaitu :

    1. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat, yaitu pengobatan tradisionaldengan menggunakan ramuan asli Indonesia, pengobatan tradisional

    dengan ramuan obat Cina, pengobatan dengan ramuan obat India.

    2. Pengobatan tradisional spiritual/kebatinan, yaitu pengobatan yangdilakukan atas dasar kepercayaan agama, dan dengan dasar getaran

    magnetis yaitu orang itu bisa memakai pengaruh dari luar dunia manusia

    untuk membantu orang sakit.

  • 5/22/2018 Chapter II

    7/24

    39

    3. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan/perangsangan yaituseperti akupuntur, pengobatan atas dasar ilmu pengobatan tradisional Cina

    yang menggunakan penusukan jarum dan penghangatan moxa (daun

    arthamesia vulgaris yang dikeringkan) termasuk juga pengobatan urut

    pijat, pengobatan patah tulang, pengobatan patah tulang, pengobatan

    dengan peralatan (tajam/keras), dan benda tumpul.

    4. Pengobatan tradisional yang telah mendapatkan pengarahan danpengaturan pemerintah yaitu, seperti dukun beranak, tukang gigi

    tradisional.

    2.2 Situasi dan Kondisi Sistem Medis Tradisional di Indonesia

    Jumlah dan ragam pengobat tradisional (battra) yang tercatat di Indonesia

    sangat banyak. Data Departemen Kesehatan RI tahun 1997 mencatat jumlah

    pengobat tradisional sebanyak 280.000, yang dibedakan atas 4 katagori dan 30

    jenis keahlian atau spesialisasi. Adapun keempat kategori pengobat tradisional

    yang ditemukan di Indonesia, yakni yang menunjuk pada metoda pengobatan

    utama yang dipergunakan pada waktu menyelenggarakan praktik pengobatan

    tradisional, masing-masing adalah pertama, battra keterampilan, kedua, battra

    ramuan obat, ketiga, battra tenaga dalam serta keempat,battra supra natural atau

    ajaran agama.

    Sedangkan keahlian atau spesiliasi pengobat tradisional yang ditemukan di

    Indonesia, jika dirinci menurut kategori serta asal pengobatan tradisional tersebut,

    secara sederhana sebagai berikut :

  • 5/22/2018 Chapter II

    8/24

    40

    Tabel 1

    Sumber : http://www.pro-sehatalami.com

    Tabel 2

    Sumber : http://www.pro-sehatalami.com

    BATTRA RAMUAN OBAT

    ASLI ASING

    Battra dengan ramuanIndonesia

    Tabib dengan ramuanIndonesia

    Sinse dengan ramuanIndonesia

    Homoeopati Aromaterapis Spa terapis Tabib Sinshe

    BATTRA KETERAMPILAN

    ASLI ASING

    Pijat SpesifikDaerah/Etnik : Jawa,Madura, Bali, Dayakdsb

    Pijat Tuna Netra Patah Tulang Sunat Dukun Bayi Tukang Gigi

    Pijat Refleksi Akupreturis Pijat Shiatsu/Tuina Pijat Qigong Pijat Ala Thai Touch For Health Akupunkturis Kiropraktor Alexander Teknik Osteopatis Hidroterapist Spa Terapis

  • 5/22/2018 Chapter II

    9/24

    41

    Tabel 3

    Sumber : http://www.pro-sehatalami.com

    Tabel 4

    Sumber : http://www.pro-sehatalami.com

    Dari berbagai kategori pengobat dan pengobatan tradisional yang dikenal

    di Indonesia, tampak pengobatan tradisional yang mempergunakan ramuan obat

    mengalami perkembangan yang cukup pesat. Mudah dipahami karena alam

    Indonesia kaya dengan pelbagai tamanan yang dinilai mempunyai khasiat

    pengobatan, dan karena itu dipergunakan sebagai bagian dalam racikan ramuan

    BATTRA TENAGA DALAM

    ASLI ASING

    Satria nusantara Kalimasada Merpati putih Nampon trirasa Sinar putih Prana-sakti

    Meditasi-prana Pranic- Healing Yoga (India) Reiky Master (Tibet/

    Jepang )

    Touch Healing

    BATTRA SUPRANATURAL ATAU AJARAN AGAMA

    ASLI ASING

    Parewangan Petungan Primbon Makhluk halus Kebatinan Jampi Doa

    Ayat/simbol agamaIslam

    Ayat/simbol agamaKatolik

    Ayat/simbol agamaProtestan

    Ayat/simbol agamaBudha

    Ayat/simbol agamaHindu

  • 5/22/2018 Chapter II

    10/24

    42

    obat. Dari data yang ada diperkirakan di Indonesia ditemukan sekitar 30.000 jenis

    tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Sekitar 940 jenis

    tanaman obat telah diketahui khasiatnya, dan sekitar 180 jenis tanaman obat telah

    digunakan oleh industri obat. Tercatat jumlah perusahaan industri obat yang

    memproduksi obat tradisional di Indonesia sebanyak 1012 industri, terdiri dari

    105 merupakan industri besar, sedangkan sisanya sebanyak 907 merupakan

    industri menengah atau kecil. Sedangkan jumlah obat tradisional (jamu) yang

    telah diproduksi di Indonesia ditemukan sebanyak 9.737 merek, terdiri dari 8.698

    merek jamu merupakan produksi dalam negeri, serta 1.039 merek jamu

    merupakan produksi luar negeri (import).

    Nilai penjualan obat tradisional ternyata juga cukup menjanjikan. Pada

    tingkat global, nilai penjualan obat modern sekitar US $ 310 M, sedangkan nilai

    penjualan obat tradisional sebesar US $ 50 M. Keadaan yang sama juga

    ditemukan di Indonesia. Nilai penjualan obat modern sebesar Rp 17 trilyun,

    sedangkan nilai penjualan obat tradisional sebesar Rp. 2 trilyun. Peningkatan

    penjualanan juga cukup menggembirakan. Sementara peningkatan penjualanan

    obat modern hanya 12% per tahun, peningkatan penjualanan obat tradisional

    sebesar 20% per tahun, dengan market share pada tahun 2002 untuk obat modern

    sebesar 89,5% berbanding dengan 10,5% untuk obat tradisional. Diperkirakan

    pada tahun 2010 ini, market share penjualanan obat tradisional akan meningkat

    menjadi sekitar 16% berbanding dengan 84% untuk obat moderen

    (http://www.pro-sehatalami.com/topik/39-azrul-azwar--perlu-regulasi-kebijakan-

    pengobatan-tradisional).

  • 5/22/2018 Chapter II

    11/24

    43

    2.2.1 Perkembangan Sistem Medis Tradisional di Kota Medan

    Sistem medis tradisional pada saat sekarang ini merupakan sistem

    pengobatan atau penyembuhan yang banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh

    masyarakat Indonesia, salah satunya di Kota Medan. Pemanfaatan jasa

    pengobatan alternatif pada masyarakat Kota Medan bukan sekedar fenomena

    temporal dan kondisional, akan tetapi sudah menjadi fakta sosial yang tersebar

    luas dan diterapkan secara universal diberbagai lapisan masyarakat.

    Masyarakat di Kota Medan terdiri dari berbagai macam kelompok etnis

    dan beragam lapisan dalam tingkat pendidikan, kemampuan ekonomi, adat-

    istiadat dan lain sebagainya. Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara

    adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keadaan masyarakat seperti

    yang ada di atas, disamping kota-kota lainnya di Indonesia sebagai dampak

    urbanisasi.

    Secara umum dapat pula dikemukakan bahwa sebagian besar dari

    masyarakat Kota Medan masih mempunya pendidikan dan tingkat ekonomi yang

    rendah. Sekalipun pengaruh modernisasi secara fisik telah berkembang luas dalam

    masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, namun cara

    berpikir tetap sulit dilepaskan dari cara berfikir yang alternatif. Dalam maslah

    pelayanan kesehatan, diakui bahwa yang dikembangkan di Kota Medan adalah

    pelayanan kesehatan moderen, yang juga sudah dikembangkan ke pelosok desa

    melalui Puskesmas. Tetapi tidak semua masyarakat menggunakan pengobatan

    moderen tersebut karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan

    pelayanan kesehatan alternatif.

  • 5/22/2018 Chapter II

    12/24

    44

    Pelayanan kesehatan sistem medis tradisional secara empirik memberikan

    jasa perawatan dan penyembuhan dan bahkan mampu menyembuhkan berbagai

    macam penyakit berat atau penyakit secara medis tidak dapat disembuhkan lagi.

    Begitu juga di Kota Medan banyak penyakit yang tidak dapat ditangani oleh

    pengobatan moderen, sehingga masyarakat beralih kepada sistem medis

    tradisional.

    Banyaknya pemanfaatan jasa diluar medis moderen yang ilmiah

    merupakan suatu bukti bahwasannya sistem kesehatan masyarakat telah mengarah

    kepada revitalisasi5 sistem medis tradisional dan yang sejenisnya yang sebagian

    besar lahir dari tradisi pengobatan yang didasari oleh akar budaya manapun nilai

    agama masyarakat. Dengan kata lain sistem medis tradisional yang kemudian

    disebut sebagai pengobatan alternatif kembali penting dalam sistem kesehatan

    nasional.

    Hal yang mendukung tentang semakin banyaknya pemanfaatan

    pengobatan alternatif dikarenakan semakin banyaknya praktek-praktek

    pengobatan alternatif di kota Medan dan semakin banyak pula masyarakat yang

    mau dan tertarik untuk datang kepada penyembuh tradisional untuk mengobati

    sakitnya. Sehingga semakin lama sistem medis tradisional ini pun semakin

    berkembang. Bukan berarti sistem pengobatan moderen tidak digunakan lagi oleh

    masyarakat. Sistem pengobatan moderen dan sistem medis tradisional sama-sama

    pentingnya dalam masyarakat, karena sama-sama berusaha untuk mengobati

    pasien dalam mendapatkan kesehatan yang diinginkan.

    5Revitalisasi berarti mementingkan kembali atau suatu proses pengutamaan, pemunculan satu halyang pernah ada pada saat masa lalu.

  • 5/22/2018 Chapter II

    13/24

    45

    Sistem medis tradisional di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Ada

    yang bersifat tradisional sampai kepada penyembuhan alternatif moderen yang

    merupakan sistem pengobatan yang diasopsin dari tradisi penyembuhan di luar

    Indonesia. Sejauh engamatan yang dilakukan ternyata begitu banyak tersebar

    berbagai macam pengobatan tradisional di Kota Medan. Di setiap pelosok pun

    terdapat pengobatan-pengobatan tradisional. Beberapa pengobatan tradisional

    memiliki papan sebagai tanda pengenal ataupun sebagai media publikasi kepada

    masyarakat dan ada juga yang tidak menggunakan papan sebagai tanda pengenal.

    Pengobatan yang tidak menggunakan tanda pengenal biasanya hanya

    mengandalkan informasi yang bersifat primitif, yaitu dari mulut ke mulut.

    Pengobatan ini kadang tidak hanya bekerja sebagai penyembuh tetapi mempunyai

    salah satu pekerjaan lain artinya pekerjaan sebagai penyembuh bukanlah sebagai

    pekerjaan yang utama. Keahlian penyembuh hanya sebagai sampingan atas dasar

    kemanusiaan dan tuntunan keperayaan yang mereka miliki.

    Namun, berbeda dengan pengobatan tradisional malumta karena guru

    malumta ini menekuni pekerjaan sebagai pengobat sebagai pekerjaan yang utama,

    ia melakukan praktek terbuka bagi semua kalangan masyarakat. Publikasi

    merupakan faktor yang paling penting dalam mengembangkan usaha dan

    memperlancar praktek. Salah satu contohnya adalah dengan cara membuat papan

    yang bertuliskan merek pengobatan dan melayani jenis penyakit yang seperti apa.

  • 5/22/2018 Chapter II

    14/24

    46

    2.1.2 MalumtaParamedis Tradisional Karo

    Berdirinya malumta ini diawali dengan seseorang Bapak yang lahir di

    Pakpak akan tetapi besar di Kota Medan, yang biasa dipanggil Bapak Angkat.

    Pada tahun 1985 s/d 1990 Bapak Angkat pergi belajar ke Tanah Karo lebih

    tepatnya di Tigalingga. Tujuannya untuk mendapatkan dan mengetahui cara-cara

    pengobatan patah tulang yang baik, benar dan sungguh-sungguh. Setelah beberapa

    tahun dia belajar dan menimba ilmu tersebut sampai dia benar-benar mahir.

    Sehingga dia berniat untuk membuat pengobatan tradisional patah tulang miliknya

    sendiri.

    Pada tahun 1990, setelah lulus dari proses belajar dan mempunyai

    sertifikat untuk membuat usaha pengobatan Bapak Angkat memutuskan untuk

    membuka usaha sendiri di Kota Medan, tepatnya di Kelurahan Pangkalan

    Masyhur, Kecamatan Medan Johor. Nama atau merek dari pengobatannya

    tersebut adalah malumta. Dimana kata malumta ini diambil dari bahasa Batak

    Toba yang mempunyai arti sebagai berikut malum (sembuh), ta(tanggung jawab)

    jadi arti keseluruhannya tanggung jawab sampai sembuh. Jadi pengobatan

    malumta ini akan mengobati setiap pasien yang datang berobat sampai sembuh.

  • 5/22/2018 Chapter II

    15/24

    47

    Gambar 1

    PampletMalumta

    Dikatakan seperti itu karena dukun patah tersebut akan bertanggung jawab

    atas pasien sampai dengan sembuh, bila mana ada keluhan lagi pasien dapat

    kembali ketempat dukun patah tersebut untuk diobati kembali. Jika tidak sembuh

    juga maka biaya yang dikeluarkan selama proses pengobatan akan dikembalikan

    seutuhnya kepada pasien tanpa ada potongan apapun. Malumta ini sendiri sudah

    berdiri kurang lebih dari 20 tahun yang lalu. Seiring dengan berjalannya waktu

    maka usaha tersebut semakin banyak diminati oleh masyarakat dan banyak juga

    yang mempercayai pengobatan dukun patah malumta tersebut. Dengan adanya

    pengobatan tersebut masyarakat dapat memilih untuk datang ketempat malumta

    tersebut.

  • 5/22/2018 Chapter II

    16/24

    48

    2.3 Sistem Medis Tradisional Patah Tulang.

    Dukun patah tulang adalah dukun yang cara pengobtannya dengan cara

    mengurut untuk mereposisi tulang atau otot yang mengalami patah atau terkilir,

    memfiksasi, reposisi dengan splak/bidai6 atau kayu dan membearai kompres

    dengan ramuan-ramuan atau akar-akaran. Pengobatan tradisional patah tulang

    merupakan upaya mengembalikan fungsi anggota gerak akibat patah tulang.

    Pengobatan dilakukan oleh dukun khusus patah tulang. Penderita meminta

    bantuan kepada dukun tersebut pada tahap awal kejadian atau setelah pernah

    berobat kepada pengobatan moderen (medis).

    Patah tulang (fraktur) adalah retak tulang, biasanya disertai dengan cidera

    di jaringan-jaringan sekitarnya. Menurut Rudy, 2009 ada beberapa jenis-jenis

    patah tulang sebagai berikut :

    1. Patah tulang tertutup (patah tulang simplek) yaitu tulang yang patah tidakNampak dari luar.

    2. Patah tulang terbuka (patah tulang majemuk) yaitu tulang yang patahtampak dari luar karena tulang menembus kulit mengalami robekan. Patah

    tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.

    3. Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan) yaitu akibat daritenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau

    tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang. Sering terjadi pada

    6 Splak/bidai adalah kayu atau papan yang digunakan untuk menyangga tulang yang patah.Dimana bidai tersebut memiliki berbagai macam jenis ukuran karena setiap patah tulang yangdialami pasien berbeda-beda.

  • 5/22/2018 Chapter II

    17/24

    49

    wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena

    osteoporosis.

    4. Patah tulang karena tergilas yaitu tenaga yang sangat hebat menyebabkanbeberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran

    darah kebagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka

    penyembuhannya akan berjalan sangat lambat. .

    5. Patah tulang avulse yaitu disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat,sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat.

    Paling sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bias juga terjadi pada

    tungkai dan tumit.

    6. Patah tulang patologis yaitu jika sebuah tumor (biasanya kanker) telahtumbuh kedalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh. Tulang

    yang rapuh bisa mengalami patah tulang meskipun dengan cidera ringan

    atau tanpa cidera.

    Pengertian fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau

    kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elstisitas)

    dengan kekuatan yang memadai. Apabila trauma melebihi daya lentur tersebut

    maka akan terjadi fraktur (patah tulang).

  • 5/22/2018 Chapter II

    18/24

    50

    2.4 Beberapa Konsep dalam Kesehatan

    2.4.1 Konsep Sehat dan Sakit.

    Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan

    resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun

    masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika,

    dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho

    socio somatic health well being , merupakan resultant dari 4 faktor yaitu:

    1. Environmentatau lingkungan2. Behavioratau perilaku3. Heredityatau keturunan4. Health care service atau berupa program kesehatan yang bersifat

    preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

    Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan

    faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya

    derajat kesehatan masyarakat.

    Disamping itu ada beberapa konsep sehat dan sakit yang ditemukan para

    ahli, seperti yang banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat kita yang

    dimaksud sakit adalah dimana seseorang telah mengalami disfungsi organ tubuh

    sehingga dia tidak dapat atau terganggu kegiantannya atau peran sosialnya. Ini

    adalah defenisi sakit yang di dalam antropologi kesehatan disebut sakit menurut

    budaya. Kemudian ada lagi yang menyatakan sakit adalah apabila telah terjadi

    proses penyerang pada organ tubuh maka seseorang itu dikatakan sudah menderita

    penyakit. Dari dua konsep sakit ini, konsep sakit yang pertama atau penyakit

  • 5/22/2018 Chapter II

    19/24

    51

    dipandang dari konsep budaya lebih dominan digunakan oleh masyarakat. Hal ini

    sangat membantu untuk menjawab mengapa dalam sistem kesehatan prefentif

    sangat sulit diterapkan. Contohnya, orang yang merokok tidak menghiraukan

    kesehatannya apabila belum terserang salah satu penyakit yang disebabkan oleh

    aktivitas merokonya, karena belum terjadi disfungsi atau gangguan organ

    tubuhnya. Sedangkan berdasarkan konsep sakit yang kedua atau penyakit telah

    terjadi proses penyerang organ tubuh.

    Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan

    kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah

    kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis

    dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan

    pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan

    hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Pada intinya paradigma sehat

    memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan

    promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk

    menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera

    sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk

    mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit

    (http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-sehat-sakit-dan penyakit-

    dalam-konteks-sosial-budaya/).

    Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai

    konotasi biomedik dan sosio kultural. Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease

    dan illness sedangkan dalam bahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan

  • 5/22/2018 Chapter II

    20/24

    52

    penyakit. Dilihat dari segi sosio kultural terdapat perbedaan besar antara kedua

    pengertian tersebut. Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi

    dari proses-proses biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan

    illness dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit

    atau perasaan kurang nyaman.

    Para dokter mendiagnosis dan mengobati disease, sedangkan pasien

    mengalami illness yang dapat disebabkan oleh disease illness tidak selalu disertai

    kelainan organik maupun fungsional tubuh. Dalam konteks kultural, apa yang

    disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut sehat pula d alam

    kebudayaan lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaian atau faktor

    yang erat hubungannya dengan sistem nilai.

    Istilah sehat jug mengandung banyak muatan kultural, social dan

    pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran,

    sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Gangguan kesehatan

    merupakan konsekuensi perilaku yang berwujud tindakan yang disadari

    (diketahui) atau tidak disadari (tidak diketahui) merugikan kesehatan atau

    menurunkan derajat kesehatan si pelaku sendiri, atau orang-orang lain, atau suatu

    kelompok. Gangguan kesehatan yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas

    pada kategori penyakit fisik dan mental secara individu dan kelompok tatapi juga

    kategori kesejahteraan sosial. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat

    harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat sehat dari berbagai aspek.

    Definisi sehat menurut WHO (1981) :

  • 5/22/2018 Chapter II

    21/24

    53

    Health is a state of complete physical, mental andsocial well being, and not merely the absence of disease

    or infirmity.

    Artinya sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani,

    maupun kesejahteraan sosial seseorang. Sedangkan sehat menurut masyarakat

    adalah sebagai suatu kemampuan fungsional dalam menjalankan peran-peran

    sosial dalam kehidupan sehari-hari.

    Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan

    yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan

    keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan.

    Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan

    dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap

    sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan

    sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan

    aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat.

    Menurut Sudarti (1987), menggambarkan secara deskriptif persepsi

    masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit,

    masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami

    serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang

    sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan.

    Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu

    makan, atau kantong kering (tidak punya uang).

    Selanjutnya Sudarti juga mengatakan bahwa masyarakat menggolongkan

    penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :

  • 5/22/2018 Chapter II

    22/24

    54

    1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain).

    Untuk mengobati sakit pada poin pertama dan kedua, dapat digunakan

    obat-obatan, ramu-ramuan, pijat, kerok dan bantuan tenaga kesehatan. Upaya

    pengobatan penyakit pada poin yang ketiga harus meminta bantuan kepada dukun,

    kyai dan lain-lain. Dengan demikian penanggulangan penyakit tergantung kepada

    sistem kepercayaan masyarakat.

    2.4.2. Tingkahlaku Sakit, Peranan Sakit, dan Peranan Pasien.

    Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para

    antropolog seperti perilaku sehat (health behavior), perilaku sakit (illness

    behavior) perbedaan antara illness dan disease, model penjelasan penyakit

    (explanatory model ), peran dan karir seorang yang sakit (sick role), interaksi

    dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien,

    membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran moderen tidak lagi

    dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses penyembuhan.

    Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan

    oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan

    perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan

    meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan

    kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi.

    Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun

  • 5/22/2018 Chapter II

    23/24

    55

    secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan persepsi

    tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehatpun subyektif

    sifatnya. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh

    unsur pengalaman masa lalu di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugas

    kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif

    berdasarkan gejala yang tampak guna mendiagnosis kondisi fisik individu.

    Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi

    impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu

    hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Pernyataan

    tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina, menunjukkan

    model keseimbangan (equilibrium model) seseorang dianggap sehat apabila

    unsur-unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalam keadaan yang

    seimbang.

    Dalam mempelajari mempelajari tingkahlaku sakit, penting bagi kita untuk

    mengingat bahwa studi yang benar mengenai makhluk manusia yang sakit

    berpendapat bahwa setiap individu hidup dengan gejala-gejala maupun

    konsekuensi penyakit, dalam aspek fisik, mental, aspek medikal dan aspek

    sosialnya. Dalam usahanya untuk meringankan penyakitnya, si sakit si sakit

    terlibat dalam serangkaian proses pemecahan masalah yang bersifat internal

    maupun eksternal baik yang spesifik maupun yang nonspesifik (Von Mering

    dalam Foster dan Anderson, 1986:172)

    Tingkahlaku adalah cara-cara dimana gejala-gejala yang ditanggapi,

    dievaluasi dan diperankan oleh seorang individu yang sedang mengalami sakit,

  • 5/22/2018 Chapter II

    24/24

    56

    kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh yang kurang baik.

    Tingkahlaku sakit dapat terjadi tanpa adanya peranan sakit dan peranan pasien.

    Sebagai cintoh seorang dewasa yang bangun dari tidurnya dengan leher sakit

    menjalankan peranan sakit, dia harus memutuskan apakah dia akan meminum

    obat sakit kepala atau memanggil dokter. Namun hal ini bukanlah tingkahlaku

    sakit, dikatakan tingkahlaku sakit apabila penyakit itu telah didefenisikan secara

    serius sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan sebagian atau

    seluruh peranan normalnya. Yang berarti mengurangi dan memberikan tuntutan

    tambahan atas tingkahlaku peranan orang-orang disekelilingnya, maka barulah

    seseorang itu melakukan peranan sakit. Konsep peranan pasien lebih terbatas

    daripada peranan sakit. Peranan padien terjadi jika seseorang mengalami sakit,

    orang tersebut berharap salah seorang dari anggota keluarganya datang kepadanya

    untuk membawa makanan untuknya. Dengan demikian peranan pasien adalah

    merupakan kasus khusus (suatu perpanjangan) dari peranan sakit.

    Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi

    oleh faktor -faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka

    ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari

    variabel-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan

    pasien (Foster dan Anderson, 1986:173).