chapter ii 6

Upload: eva-putri-harjito

Post on 12-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hd

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    1/24

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tumbuhan Seri

    2.1.1 Sistematika Tumbuhan Seri

    Sistematika Tumbuhan Seri adalah :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Class : Dicotyledoneae

    Ordo : Malvales

    Famili : Elaeocarpaceae

    Genus : Muntingia

    Spesies : Muntingia calaburaL

    2.1.2 Nama Lain Tumbuhan Seri

    Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah: datiles, aratiles, manzanitas (Filipina),

    mt sm (Vietnam); khoom smz, takhb (Laos); takhop farang (Thailand); krkhb

    barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia). Juga di kenal sebagaicapulin blanco,

    cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry,Singapore cherry (Inggris) dan nama yang tidak tepat, Japanse kers (Belanda), yang

    lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam bahasa Indonesia. Nama ilmiahnya adalah

    Muntingia calaburaL.( M.Iskak, 2010 )

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    2/24

    2.1.3 Morfologi Tumbuhan Seri

    Tumbuhan Seri merupakan perdu atau pohon kecil yang tingginya sampai 12 m,

    meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Selalu hijau dan terus menerus berbunga

    dan berbuah sepanjang tahun. Cabang-cabang mendatar , menggantung di ujungnya

    membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur

    dengan rambut kelenjar, demikian pula daunnya. Daun-daun terletak mendatar ,

    berseling ,helaian daun tidak simetris , bundar telur lanset , tepinya bergerigi dan

    berujung runcing, 1-4 x 4-14 cm sisi bawah berambut kelabu rapat , bertangkai

    pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing berbentuk benang lk 0,5 cm , agak

    lama lalu mongering dan rontok , sementara sebelah lagi rudimeter . Bunga dalam

    berkas berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas tumbuhnya daun ,

    bertangkai panjang, berkelamin dua dan berbilangan lima, kelopak berbagi dalam ,

    taju meruncing bentuk benang, berambut halus , mahkota bertepi rata , bundar telur

    terbalik , putih tipis gundul lk 1 cm. Benang sari berjumlah banyak , 10 sampai lebih

    dari 100 helai . Bunga yang mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun , namun

    setelah menjadi buah menggantung ke bawah , tersembunyi di bawah helai daun.

    Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam tiap berkasnya .

    Bertangkai panjang , bulat hampir sempurna , diameter 1-1,5 cm , hijau kuning dan

    akhirnya merah apabila masak , bermahkota sisa tangkai putik yang tidak rontok

    serupa bintang hitam bersudut lima. Berisi beberapa ribu biji yang kecil-kecil , halus ,

    putih dan kekuningan ,terbenam dalam daging dan sari buah yang manis sekali

    ( Purwonegoro, 1997)

    2.1.4 Kandungan Tumbuhan Seri

    Kandungan setiap 100 gr bagian buah kersen yang dapat dimakan kira kira

    mengandung :

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    3/24

    Zat Berat (gram)

    Air 76,3

    Protein 2,1

    Lemak 2,3

    Karbohidrat 17,9

    Serat oo 0

    Abu 1,4

    Kalsium 1,25 x 10-1

    Fosfor 9,4 x 10-2

    Vitamin A 1,5 x 10-5

    Vitamin C 9 x 10-2

    (M.Iskak, 2010)

    2.1.5 Efek Farmakologis Tumbuhan Seri

    a .penyembuh asam Urat (anti urid acid)

    Di Indonesia secara tradisional buah kersen digunakan untuk mengobati asam urat

    dengan cara mengkonsumsi buah kersen sebayak 9 butir 3 kali sehari hal ini terbukti

    dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat.

    b.antiseptik

    Kandungan dan rebusan daun kersen ternyata dapat berkasiat sebagai pembunuh

    microba berbahaya dan dapat digunakan sebagai anti septik. dari penelitian yang

    dilakukan oleh penelitian herbal dari Malaysia didapat hasil bahwa rebusan daunkersen dapat digunakan untuk membunuh bakteri C.Diptheriea, S. Aureus, P Vulgaris,

    S Epidemidis dan K Rizhophil pada percobaan yang dilakukan secara invitro.

    c.antiflamasi

    rebusan daun kersen juga memiliki kasiat anti radang atau mengurangi radang

    (antiflamasi)dan menurunkan panas.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    4/24

    d.antitumor

    kandungan senyawa flavonoid yang dikandung daun kersen ternyata memiliki kasiat

    dapat menghambat perkembangan sel kanker (mouse hapatoma) secara laboratoris

    yang dilakukan para ilmuwan dari peru.( Hariyono, 2010 )

    2.1.6 Manfaat Tumbuhan Seri

    Buah kersen langsung dapat dimakan atau diolah menjadi sirup, selai dan permen,

    rasanya pun tidak kalah dengan minuman olahan dari buah yang mahal.Kayu kersen

    lunak dan mudah kering, sangat berguna sebagai kayu bakar. Kayu dari tanaman

    kersen ini juga cukup kuat sehingga banyak yang dipakai untuk membuat perabotan.

    Kulit kayunya yang mudah dikupas digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut.

    Daunnya dapat dijadikan semacam teh.

    2.2. Senyawa Organik Bahan Alam

    Senyawa Organik Bahan Alam dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat kimia

    yang dimilikinya. Ada empat cara klasifikasi yang diusulkan, yaitu :

    1. Klasifikasi berdasarkan struktur kimiawiKlasifikasi ini berdasarkan kerangka molekular dari senyawa yang

    bersangkutan . Menurut sistem ini ada empat kelas, yaitu :

    a. Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak.Contoh : asam-asam lemak , gula dan asam-asam amino pada umumnya

    b. Senyawa alisiklik atau sikloalifatikContoh : terpenoida , steroida, dan beberapa alkaloida

    c. Senyawa aromatik dan bonzenoidaContoh : golongan fenolat dan golongan kuinon

    d. Senyawa HeterosiklikContoh : alkaloida , flavonoida, golongan basa asam inti

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    5/24

    Karena aplikasi ini hanyalah superfisial , maka tidak mengherankan jika suatu

    senyawa organik bahan alam tertentu dapat dimasukkan kedua kelas berlainan.

    Contoh : geraniol, farsenol, dan skualen , termasuk kelas senyawa alifatik rantai

    terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun, keempat senyawa tersebut

    merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida.

    2. Klasifikasi berdasarkan Sifat FisiologikSetelah penelitian yang mendalam dilakukan terhadap morfin, penisilin dan

    prostaglandin, maka perhatian para ahli sering ditujukan kepada isolasi dan

    penentuan fungsi fisiologis dari senyawa organik bahan alam tertentu. Hampir

    separuh dari obat-obatan yang digunakan sehari-hari merupakan bahan alam ,

    misalnya alkaloida dan antibiotik atau golongan-golongan sintetik . Oleh

    karena itu, senyawa organik bahan alam dapat juga diklasifikasikan segi

    aktifitas fisiologik dari bahan yang bersangkutan. Misalnya kelas hormon,

    vitamin, antibiotik dan mikotoksin.

    Meskipun asal-usul biogenetik sangat bervariasi, namun ada kalanya

    terdapat korelasi yang dekat antara aspek tersebut dengan kegiatannya.

    Misalnya, meskipun struktur sangat bervariasi , namun senyawa-senyawa yang

    menunjukkan aktivitas kardiotik ( kardenolid dan bufadienolid ) hanyalah

    struktur yang memiliki komposisi sebagai berikut : (a) cincin A/B terpadu

    secara cis; (b) memiliki residu berupa gula pada C3dan (c) memiliki lakton

    suku 5 atau 6 yang terkonjugasi pada C17.

    3. Klasifikasi berdasarkan TaksonomiPengklasifikasian ini didasarkan pada penyelidikan morfologi komparatif dari

    timbuh-tumbuhan yaitu taksonomi tumbuhan. Pada hewan dan sebagian

    mikroorganisme , metabolit terakhir biasanya dibuang keluar tubuh ,

    sedangkan pada tumbuh-tumbuhan , metabolit tersimpan dalam tumbuhan itu

    sendiri. Pada mulanya , beberapa metabolit hanya dianggap berasal dari

    tumbuh-tumbuhan tertentu. Kemudian diketahui bahwa beberapa metabolit

    tersebar pada berbagai tumbuhan dan ternyata bahwa banyak konstituen

    tumbuhan seperti alkaloida dan terpenoida yang dapat diisolasi dari spesies,

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    6/24

    genera, suku atau family tumbuhan tertentu. Dalam satu spesies tunggal dapat

    ditemukan sejumlah konsitituen yang strukturnya berhubungan erat dengan

    satu sama lain . Misalnya opium dari Papaver somniferum mengandung

    dua puluhan alkaloida termasuk morfin, tebain, kodein, dan nikotin , yang

    kesemuanya dibiosintesis dari precursor 1- benzilisokuinolin melalui

    penggandengan (coupling) secara oksidasi . Oleh karena itu, alkaloida-

    alkaloida tersebut yang strukturnya mirip satu sama lain berasal dari genus

    tumbuhan tertentu disebut alkaloida opium.

    4. Klasifikasi berdasarkan biogenesisSemua konstituen tumbuhan dan binatang dibiosintesis dalam organism

    melalui reaksi-reaksi yang dibantu oleh enzim tertentu ( istilah biosintesis

    dan biogenesis mempunyai arti yang sama) : pembentukan bahan alam oleh

    organism hidup. Biosintesis mengacu kepada perolehan data eksperimental

    dalam membuktikan jalur sintesis yang berlangsung, sedangkan biogenesis

    masih bersifat hipotektik dan lebih menekankan aspek spakulatif dari fakta.

    Setelah pengetahuan tentang kimia organik berkembang sejak tahun 1930-an ,

    beberapa ahli mulai menyusun teori langkah-langkah biogenetic dari senyawa

    organic dari bahan alam yang berlangsung dalam organism hidup . Aturan

    isoprene yang diusulkan oleh Ruzicka menyatakan bahwa semua senyawa

    terpenoida terbentuk dari unit isoprene C5. ( Tobing,1989)

    2.3. Senyawa Flavonoida

    Senyawa flavonoida sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk

    daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonoida ini

    berada di dalam tumbuh tumbuhan kecuali alga. Namun ada juga flavonoida yang

    terdapat dalam hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang berang dan sekresi

    lebah. Dalam sayap kupu kupu dengan anggapan bahwa flavonoida berasal dari

    tumbuh tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di

    dalam tubuh mereka. Penyebaran jenis flavonoida pada golongan tumbuhan yang

    tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita (Markham, 1988)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    7/24

    2.3.1. Struktur dasar senyawa flavonoida

    Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti

    fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoida dapat

    digambarkan sebagai berikut :

    C C CA B

    Kerangka dasar senyawa flavonoida

    Cincin A adalah karakteristik phloroglusinol atau bentuk resorsinol tersubstitusi

    O

    C3

    OH

    HO

    C6

    O

    C3

    HO

    C6

    Namun sering terhidroksilasi lebih lanjut :

    O

    C3

    OH

    HO

    HO

    C6

    A

    OCH3

    O

    C3

    OCH3

    H3CO

    H3CO

    C6

    A

    Cincin B adalah karakteristik 4-, 3,4-, 3,4,5- terhidroksilasi

    C3(A)C6

    R

    R'

    R''

    B

    (Sastrohamidjojo, 1996)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    8/24

    2.3.2. Biosintesa dari Flavonoida

    Gambar 2.

    Semua varian flavonoid saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama, yang

    memasukkan prazat dari alur sikimat dan alur asetat-melanoat, flavonoid pertamadihasilkan segera setelah alur itu bertemu. Sekarang flavonoid yang dianggap pertama

    kali terbentuk pada biosintesis adalah khalkon. Modifikasi flavonoid lebih lanjut

    terjadi pada berbagai tahap dan menghasilkan : penambahan atau pengurangan

    hidroksilasi, metilasi gugs hidroksil atau inti flavonoid, dimerisasi dan glikolisasi

    gugus hidroksil.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    9/24

    2.3.3. Klasifikasi senyawa Flavonoida

    Flavonoida mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan

    pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak,

    umumnya dalam tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan glikosida (Harbone,

    1996).

    Menurut Robinson (1995), flavonoida dapat dikelompokkan berdasarkan keragaman

    pada rantai C3yaitu :

    1.Flavonol

    Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon

    flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai

    antioksidan dan antiflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan

    merupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana

    basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada

    pengerjaannya masih dapat dilakukan.

    2. Flavon

    Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat gugusan 3-

    hidroksi. Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan kromatografi, serta reaksi

    warnanya. Flavon terdapat juga sebagai glikosidanya lebih sedikit daripada jenis

    O

    O

    OH

    flavonol

    HO

    HO

    OH

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    10/24

    glikosida pada flavonol. Flavon yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan

    luteolin. Luteolin merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang

    paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat pada gula

    melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida. Flavon dianggap

    sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoida.

    O

    O

    flavon

    OH

    OH

    1

    2

    3

    4105

    6

    7

    8

    91'

    2'

    3'

    4'

    5'

    6'

    3. Isoflavon

    Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai

    fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagaipertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya

    tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein)

    memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi

    kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia

    berubah menjadi coklat.

    O

    O OHOH

    HO

    Struktur Isoflavon

    4. Flavanon

    Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan bunga.

    Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    11/24

    jeruk ; dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan hesperidin, terdapat

    dalam buah anggur dan jeruk.

    O

    O

    Struktur Flavanon

    5. Flavanonol

    Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika

    dibandingkan dengan flavonoida lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena

    konsentrasinya rendah dan tidak berwarna.

    O

    O

    OH

    Struktur Flavanonol

    6. Katekin

    Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu.

    Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir

    dan daun teh kering yang mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat

    sebagai antioksidan.

    OHO

    OHOH

    OH

    OH

    Struktur Katekin

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    12/24

    7. Leukoantosianidin

    Leukoantosianidin merupakan senyawa tan warna, terutama terdapat pada tumbuhan

    berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida, contohnya melaksidin,

    apiferol.

    O

    OHHO OH

    Struktur Leukoantosianidin

    8. Antosianin

    Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam

    tumbuhan. Pigmen yng berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir

    semua warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan

    buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu

    struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin

    ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau

    glikosilasi.

    O

    OH

    Struktur Antosianin

    9.Khalkon

    Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila

    dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya, karena

    hanya pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas

    dalam pengembang air (Harborne, 1996).

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    13/24

    O

    Struktur Khalkon

    10. Auron

    Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita.

    Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi

    kertas berupa bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah

    menjadi merah jingga bila diberi uap amonia (Robinson, 1995).

    HC

    O

    O

    Struktur Auron

    Prazat utama flavonoida sendiri sudah diketahui tanpa keraguan sebagai hasil

    dari banyak percobaan, tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab

    mengenai jalur rinci yang diikuti. Sering teramati bahwa dalam spesies tumbuhan

    tertentu semua flavoida yang berbeda-beda mempunyai pola hidroksilasi cincin yang

    sama, perbedaan hanya terdapat asetilasi, glikosilasi, dan struktur bagian C-3.

    Pengamatan ini menunjukkan bahwa terdapat senyawa antara C-15 yang umum

    diubah menjadi berbagai senyawa flavonoida setelah pola hidroksilasi cincin

    terbentuk.

    Akan tetapi, tampaknya berbagai gugus hidroksil ini sesungguhnya

    dimasukkan pada tahap yang berlainan dalam sintesis. Misalnya, jika hidroksil-7 harus

    terdapat pada produk akhir (misalnya sianidin), gugus ini harus terdapat pada cincin A

    kalkon. Pemasukan gugus hidroksil-3 ke dalam molekul yang sudah mengandung

    hidroksil-4 dapat terjadi bahkan pada tahap akhir jalur, dan jika telah ditambahkan

    tidak dapat dihilangkan. Hidroksil-3 ini terjadi dalam sistem bebas sel. Gugus

    hidroksil-2 yang tidak begitu lazim sering kali ditambahkan pada tahap flavonol dan

    jika telah ditambahkan biasanya tidak dihilangkan. Hidroksil-3 yang menjadi ciri

    flavonol dan antosianidin tampaknya juga ditambahkan pada tahap flavanonol.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    14/24

    Hidroksilase-3 adalah oksigenase mikrosom, tetapi hidriksilasi-3 dikatalisis oleh

    enzim yamg larut. Pada flavonoida C-glikosida, gula terikat pada atom karbon

    flavonoida dan dalam hal ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzene dengan

    suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam (Robinson,1995).

    Menurut Harborne (1996), dikenal sekitar sepuluh kelas flavonoida dimana

    semua flavonoida, menurut strukturnya, merupakan turunan senyawa induk flavon dan

    semuanya mempunyai sejumlah sifat yang sama yakni:

    Golongan flavonoida Penyebaran Ciri khas

    Antosianin

    Proantosianidin

    Flavonol

    Flavon

    Biflavonil

    Khalkon dan auron

    Flavanon

    pigmen bunga merah marak, dan

    biru juga dalam daun dan

    jaringan lain.terutama tan warna, dalam daun

    tumbuhan berkayu.

    Terutamako-pigmen tanwarna

    dalam bunga sianik dan asianik;

    tersebar luas dalam daun.

    seperti flavonol

    tanwarna; hampir seluruhnya

    terbatas pada gimnospermae.

    pigmen bunga kuning, kadang-

    kadang terdapat juga dalam

    jaringan lain

    tanwarna; dalam daun dan buah

    larut dalam air, maks515-545 nm,

    bergerak dengan BAA pada kertas.

    menghasilkan antosianidin (warna

    dapat diekstraksi dengan amil

    alkohol) bila jaringan dipanaskan

    dalam HCl 2M selama setengah

    jam.

    Setelah hidrolisis, berupa bercak

    kuning mirip pada kromatogram

    Forestal bila disinari dengan sinar

    UV;maksimal spektrum pada 330-

    350 nm.

    Setelah hidrolisis, berupa bercak

    coklat redup pada kromatogram

    forestal; maksimal spektrum pada

    330-350nm

    Pada kromatogram BAA berupa

    bercak redup dengan Rf tinggi.

    Dengan amonia berwarna merah

    Maksimal spektrum 370-410nm.

    Berwarna merah kuat dengan

    Mg/HCl; kadang-kadang sangat

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    15/24

    Isoflavon

    Glikoflavon

    ( terutama dalam Citrus )

    tanwarna; sering kali dalam akar;

    hanya terdapat dalam satu

    suku,Leguminosae

    Seperti Flavonol

    pahit.

    Bergerak pada kertas dengan

    pengembang air; tak ada uji warna

    yang khas

    Mengandung gula yang terikat

    melalui ikatan C-C; bergerak

    dengan pengembang air, tidak

    seperti flavon biasa.

    2.3.4. Sifat kelarutan Flavonoida

    Aglikon flavonoida adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa

    fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Tetapi harus diingat,

    bila dibiarkan dalam larutan basa, dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang

    akan terurai. Karena mempunyai sejumlah gugus hidroksi, atau suatu gula, flavonoida

    merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoida cukup larut dalam pelarut polar

    seperti Etanol (EtOH), Metanol (MeOH), Butanol (BuOH), Aseton, Dimetilsulfoksida

    (DMSO), Dimetilformamida (DMF), Air dan lain-lain. Adanya gula yang terikat pada

    flavonoida (bentuk yang umum ditemukan) cenderung menyebabkan flavonoida lebih

    mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut yang disebut diatas

    dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon

    yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang

    termetoksilasa cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti Eter dan Kloroform

    (Markham, 1988).

    2.4. Teknik Pemisahan

    Tujuan dari teknik pemisahan adalah untuk memisahkan komponen yang akan

    ditentukan berada dalam keadaan murni, tidak tercampur dengan komponen-

    komponen lainnya. Ada 2 jenis teknik pemisahan :

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    16/24

    a. Pemisahan kimia adalah suatu teknik pemisahan yang berdasarkan adanya

    perbedaan yang besar dari sifat-sifat fisika komponen dalam campuran yang akan

    dipisahkan.

    b. Pemisahan fisika adalah suatu teknik pemisahan yang didasarkan pada

    perbedaan perbedaan kecil darisifat-sifat fisika antara senyawa-senyawa yang

    termasuk dalam suatu golongan . (Muldja, 1995)

    2.4.1 Ekstraksi

    Ekstraksi dapat dilakukan dengan metoda maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Sebelum

    ekstraksi dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu dihaluskan dengan

    derajat kehalusan tertentu, kemudian diekstraksi dengan salah satu cara di atas.

    Ekstraksi dengan metoda sokletasi dapat dilakukan secara bertingkat dengan berbagai

    pelarut berdasarkan kepolarannya, misalnya : nheksana, eter, benzena, kloroform, etil

    asetat, etanol, metanol, dan air.Ekstraksi dianggap selesai bila tetesan ekstrak yang

    terakhir memberikan reaksi negatif terhadap pereaksi alkaloida. Untuk mendapatkan

    larutan ekstrak yang pekat biasanya pelarut ekstrak diuapkan dengan menggunakan

    alat rotary evaporator. (Harborne, 1987 )

    Menurut prosesnya ekstraksi dapat dibagi menjadi dua yaitu Ekstraksi

    kontiniue dimana pelarut yang sama digunakan secara berulang-ulang sampai proses

    ekstraksi selesai dan biasanya alat yang digunakan adalah alat soklet. Ekstraksi yang

    kedua adalah ekstraksi bertahap yaitu ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru

    samppai ekstraksi selesai dan bisanya digunakan adalah corong pisah. Tekniknya

    cukup dengan penambahan pelarut yang tidak bercampur dengan pelarut yang pertamamelalui corong pisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan

    konsentrasi pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan tebentuk dua

    lapisan. Kesempurnaan ekstraksi tergantung banyaknya ekstraksi yang dilakukan

    2.4.2. Kromatografi

    Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan

    dipisahkan terdistribusi antara dua fasa, satu dari fasa-fasa ini membentuk lapisan

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    17/24

    stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang

    merembes lewat. Fasa stasioner mungkin suatu zat padat atau suatu cairan dan fasa

    yang bergerak mungkin suatu cairan atau suatu gas. ( Underwood, 1981 )

    Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa

    diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair . Jika fasa diam berupa zat padat

    disebut kromatografi serapan , jika berupa zat cair disebut kromatografi partisi.

    Karena fasa gerak dapat berupa zat cair atau gas maka ada empat macam system

    kromatografi , yaitu :

    1. Fasa gerak cair- fasa diam padat ( kromatografi serapan )

    a. Kromatografi Lapis Tipis

    b. Kromatografi Penukar Ion

    2. Fasa gerak gas- fasa diam padat

    a. Kromatografi Gas-Padat

    3. Fasa gerak cair- fasa diam zat cair

    a. Kromatografi Kertas

    4. Fasa gerak gas- fasa diam zat cair

    a. Kromatografi gas- cair

    b. Kromatografi kolom kapiler

    Semua pemisahan dengan kromatografi tergantung pada kenyataan bahwa

    senyawa-senyawa yang dipisahkan terdistribusi diantara fasa gerak dan fasa diam

    dalam perbandingan yang sangat berbeda- beda dari satu senyawa terhadap senyawa

    yang lain.( Sastrohamidjojo, 1991)

    2.4.2.1. Kromatografi Lapisan Tipis

    Kromatografi lapisan tipis (KLT) dapat dipakai dengan dua tujuan. Yang pertama,

    dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, dan

    preparative.Kedua dipkai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang

    akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.

    Pada hakikatnya Kromatografi lapisan tipis melibatkan dua sifat fase : sifat

    fasa diam atau sifat lapisan dan sifat fase gerak atau campuran pelarut pengembang

    .Fasa diam dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    18/24

    (kromatografi cair padat ) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair

    (kromatografi cair-cair).Fasa diam pada KLT sering disebut penyerap, walaupun

    sering berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair di dalam sistem

    kromatogarafi cair-cair . Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap

    pada KLT , yaitu : silika gel (asam silikat). Alumina (aluminium oksida),kiselgur

    (tanah diatome), dan selulosa. Fasa gerak dapat berupa hampir segala macam pelarut

    atau campuran pelarut (Sudjadi, 1986).

    Kromatografi Lapis Tipis terutama berguna untuk tujuan berikut:

    1. Mencari pelarut untuk kromatografi kolom2. Analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom3. Identifikasi flavonoida secara ko-kromatografi.4. Menyegi arah atau perkembangan reaksi seperti hidrolisis ata metilasi5. Isolasi flavonoida murni skala kecil6. Penyerap dan pengembang yang digunakan umumnya sama dengan penyerap

    dan pengembang pada kromatografi kolom dan kromatografi kertas

    (Markham, 1981)

    2.4.2.2. Kromatografi Kolom

    Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat

    untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa

    gelas yang dilengkapi suatu kran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran

    zat cair. Ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan.Pemisahan tergantung kepada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka

    di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen

    pada fase bergeraknya (Yazid, E., 2005).

    Dengan menggunakan cara kromatografi kolom, skala isolasi flavonoida dapat

    ditingkatkan hampir ke skala industri. Pada dasarnya, cara ini meliputi penempatan

    campuran flavonoida ( berupa larutan ) di atas kolom yang berisi serbuk penyerap

    ( seperti selulose, silika atau poliamida) , dilanjutkan dengan elusi beruntun setiap

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    19/24

    komponen memakai pelarut yang cocok. Kolom hanya berupa tabung kaca yang

    dilengkapi dengan keran pada salah satu ujung . ( Markham, 1981)

    Kolom kromatografi atau tabung untuk pengaliran karena gaya tarik bumi

    (gravitasi) atau sistem bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi

    dengan keran jenis tertentu pada bagian bawahnya untuk mengatur aliran pelarut.

    Ukuran keseluruhan kolom sungguh beragam, tetapi biasanya panjangnya sekurang

    kurangnya 10 kali garis tengah dalamnya dan mungkin saja sampai 100 kali.

    Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa

    pita pada bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam

    atau bahkan tabung plastik. Pelarut (fasa gerak ) dibiarkan mengalir melalui kolom

    karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong oleh tekanan. Pita

    senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisah dan

    dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari alas kolom (Gritter , 1991).

    2.4.2.3 Kromatografi Kertas

    Kromatografi kertas pertama sekali dikembangkan di pertengahan abad ke 19 dan

    kemudian digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Meskipun dalam

    beberapa tahun metode pemisahan ini digantikan dengan teknik kromatografi lapisan

    tipis. Fase gerak dalam kromatografi kertas terdiri dari selulosa. Mekanisme terhadap

    pemisahan melibatkan penyerapan pada zat terlarut pada selulosa dan pemisahan pada

    zat terlarut antara fase oganik bergerak dan air dalam kertas. (Landgrebe, 1982).

    Pada kromatografi kertas, fase diam berupa zat cair, basanya air yang

    tersuspensi pada serat dari selembar kertas saring bermutu tinggi. Kertas yang

    digunakan harus digantungkan pada kaitan dalam bejana karena kertas tidak memiliki

    penyangga. Jika fase gerak dan fase diam telah dipilih secara tepat, bercak cuplikan

    awal akan dipisahkan menjadi sederet bercak, masing-masing bercak diharapkan

    merupakan komponen tunggal dari campuran. Kromatografi biasanya dilakukan

    didalam bejana yang telah dijenuhkan sejenuh mungkin dengan fase gerak. Jika tidak

    berwarna , bercak itu harus ditampakkan dengan menyemprotkannya memakai

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    20/24

    pereaksi pembentuk warna yang cocok atau menyinari lapisan memakai sinar

    ultraviolet (Gritter, 1991).

    2.4.2.5 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

    Metode kromatografi juga dapat dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis

    preparatif yaitu pemisahan yang terdiri atas sejumlah senyawa serupa dengan

    kromatografi jenis yang sukar dan kadang-kadang lama dipisakan. KLT preparatif

    adalah cara ideal untuk memisahkan cuplikan kecil (50 mg sampai 1 g). Penjerap yang

    dipakai adalah silika gel dan dipakai untuk pemisaha campuran senyawa lipofil

    maupun campuran senyawa hidrofil.Ketebalan adsorben yang paling sering dipakai

    0,5-2 mm. Ukuran plat kromatografi biasanya 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm.

    Cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada plat

    kromatografi lapis tipis preparatif. Pelarut yang baik ialah pelarut organik

    seperti n-heksan, etil asetat, Diklorometana. Cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan

    berupa garis pada salah satu sisi dari pelat lapisan besar dan dikembangkan secara

    tegak lurus pada garisan cuplikan sehingga campura akan terpisah menjadi beberapa

    pita. Pita penjerap tersebut diharapkan mengandung komponen campuran murni

    kemudian dikerok dari pelat kaca dengan spatula dan ditampung dengan logam tipis

    atau kertas lilin. Penjerap diletakkan dalam corong kaca memakai kertas saring lalu

    dielusi beberapa kali dengan pelarut yang cocok ( Gritter, 1991).

    2.4.3. Harga Rf (Reterdation Factor)

    Mengidentifikasi noda noda dalam lapisan tipis lazim menggunakan harga Rf yang

    diidentifikasi sebagai perbandingan antara jarak perambatan suatu zat dengan jarak

    perambatan pelarut yang dihitung dari titik penotolan pelarut zat. Jarak yang ditempuh

    oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur dari pusat bercak. Untuk mengidentifikasi

    suatu senyawa, maka harga Rf senyawa tersebut dapatibandingkan dengan harga Rf

    senyawa pembanding (Sastrohamidjojo, 1991).

    penotolantitikdaripelarutperambaJarak

    penotolantitikdaribercaknperambatJarakRf

    tan

    a

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    21/24

    2.5. Teknik Spektroskopi

    Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis kimia fisika yang mengamati

    tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Ada dua macam

    instrumen pada teknik spekstroskopi yaitu spektrometer dan spektrofotometer.

    Instrumen yang memakai monokromator celah tetap pada bidang focus disebut

    sebagai spektrometer. Apabila spectrometer tersebut dilengkapi dengan detektor

    yang bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer (Muldja, 1995).

    Informasi Spektroskopi Inframerah menunjukkan tipe-tipe dari adanya gugus

    fungsi dalam satu molekul . Resonansi magnetik inti memberikan informasi tentang

    bilangan dari setiap tipe dari atom hidrogen. Kombinasinya dan data kadang-kadang

    menentukan struktur yang lengkap dari molekul yang tidak diketahui (Pavia, 1986).

    Walaupun spektrum infra merah merupakan kekhasan sebuah molekul secara

    menyeluruh, gugus atom tertentu memberikan penambahan pita-pita pada kerapatan

    tertentu, ataupun didekatnya, apapun bangun molekul selebihnya. Keberlakuan seperti

    itulah yang memungkinkan kimiawan memperoleh informasi tentang struktur yang

    berguna serta mendapatkan acuan bagi peta umum frekuensi gugus yang khas

    (Silverstain , 1986).

    2.5.1. Spektrometri Ultra Violet

    Serapan molekul di dalam derah ultra ungu dan terlihat dari spektrum bergantung padastruktur ultra elektronik dari molekul. Penyerapan sejumlah energi, menghasilkan

    percepatan dari elektron dalam orbital tingkat dasar ke orbital yang berenergi lebih

    tinggi di dalam keadaan tereksitasi (Silverstein, 1986)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    22/24

    Ciri spektrum golongan flavonoida utama dapat ditunjukkan sebagai berikut :

    maksimum

    utama (nm)

    maksimum tambahan

    (nm) (dengan intensitas

    nisbi)

    Jenis flavonoida

    475-560

    390-430

    365-390

    350-390

    250-270

    330-350

    300-350

    275-295

    225

    310-330

    275 (55%)

    240-270 (32%)

    240-260 (30%)

    300 (40%)

    300 (40%)

    tidak ada

    tidak ada

    310-330 (30%)

    310-330 (30%)

    310-330 (25%)

    Antosianin

    Auron

    Kalkol

    Flavonol

    Flavonol

    Flavon dan biflavonil

    Flavon dan biflavonil

    Flavanon dan flavononol

    Flavonon dan flavononon

    Isoflavon

    Spektrum Flavonoida biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut

    Metanol (MeOH) atau Etanol (EtOH). Spektrum khas terdiri atas dua maksima pada

    rentang 240-285 nm (pita II) dan 300-550 nm (pita I). Kedudukan yang tepat dan

    kekuatan nisbi maksima tersebut memberikan informasi yang berharga mengenai sifat

    flavonoida dan pola oksigenasinya. Ciri khas spektrum tersebut ialah kekuatan nisbi

    yang rendah pada pita I dalam dihidroflavon, dihidroflavonol, dan isoflavon serta

    kedudukan pita I pada spektrum khalkon, auron dan antosianin yang terdapat pada

    panjang gelombang yang tinggi. ( Markham, 1981 )

    2.5.2. Spektrofotometri Infra Merah (FT - IR)

    Spekrum infra merah suatu molekul adalah hasil transisi antara tingkat energi getaran

    yang berlainan. Pancaran infra merah yang kerapatannya kurang dari 100 cm-1

    (panjang gelombang lebih daripada 100 m) diserap oleh sebuah molekul organik dandiubah menjadi putaran energi molekul.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    23/24

    Penyerapan ini tercantum , namun spektrum getaran terlihat bukan sebagai

    garis- garis melainkan pita-pita . Hal ini disebabkan perubahan energi getaran tunggal

    selalu disertai sejumlah perubahan energi putaran (Silverstein, 1986).

    Untuk penafsiran spektrum inframerah tidak ada aturan kaku, namun syarat-syarat

    tertentu yang harus dipenuhi sebagai upaya untuk menafsirkan suatu spektrum adalah

    1. Spektrum harus terselesaikan dan intensitas cukup memadai2. Spektrum diperoleh dari senyawa murni3. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga pita yang teramati sesuai dengan

    frekuensi atau panjang gelombangnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan

    menggunakan standar yang dapat diandalkan, seperti polistirena film.

    4. Metode persiapan sampel harus ditentukan. Jika dalam bentuk larutan, makakonsentrasi larutan dan ketebalan sel harus ditunjukkan.

    Serapan Khas Beberapa Gugus fungsi

    Gugus Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm-1

    )

    C-H alkana 2850-2960, 1350-1470

    C-H alkena 3020-3080, 675-870

    C-H aromatik 3000-3100, 675-870

    C-H alkuna 3300

    C=C alkena 1640-1680

    C=C aromatik (cincin) 1500-1600

    C-O alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300

    C=O aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760

    O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)

    O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)

    N-H amina 3310-3500

    C-N amina 1180-1360

    -NO2 nitro 1515-1560, 1345-1385

    Dalam molekul sederhana beratom dua atau beratom tiga tidak sukar untuk

    menentukan jumlah dan jenis vibrasinya dan menghubungkan vibrasi-vibrasi tersebutdengan energi serapan. Tetapi untuk molekul-molekul beratom banyak, analisis

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 Chapter II 6

    24/24

    jumlah dan jenis vibrasi itu menjadi sukar sekali atau tidak mungkin sama sekali,

    karena bukan saja disebabkan besarnya jumlah pusat pusat vibrasi, melainkan

    karena juga harus diperhitungkan terjadinya saling mempengaruhi (inter-aksi)

    beberapa pusat vibrasi.

    2.5.3. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR)

    Spektrometri Resonansi Magnetik Inti (Nuclear Magnetic Resonance, NMR)

    merupakan alat yang berguna pada penentuan struktur molekul organik. Teknik ini

    memberikan informasi mengenai berbagai jenis atom hidrogen dalam molekul.

    Struktur NMR memberikan informasi mengenai lingkungan kimia atom hydrogen,

    jumlah atom hydrogen dalam setiap lingkungan dan struktur gugusan yang berdekatan

    dengan setiap atom hydrogen (Cresswell, 1982).

    Pergeseran kimia adalah pengukuran medan dalam keadaan bebas. Semua

    proton-proton dalam satu molekul yang ada dalam lingkungan kimia yang serupa

    kadang-kadang menunujukkan pergeseran kimia yang sama. Setiap senyawa

    memberikan penaikan menjadi puncak absorpsi tunggal dalam spektrum NMR.

    Universitas Sumatera Utara