citarum sri bbwsc

40

Upload: citacitarum

Post on 05-Jul-2015

402 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Citarum Sri Bbwsc
Page 2: Citarum Sri Bbwsc

xx

Referensi:

· Majalah AIR, Media Informasi SDA

· Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. PPK Pendayagunaan Tata Guna Air (PTGA)

· Metode Pertanian Padi SRI

· GO SRI http://www.healthy-rice.com/sri.html

Data dan informasi: Balai Besar Wilayah Sungai CitarumTeks & desain: Diella DachlanPeta: Anjar D.Krisnanta, Kurnia PramadhaniFoto: Anang Maghfur, Diella Dachlan,Ng Swan Ti, Veronica WijayaDok. Cita-Citarum

Page 3: Citarum Sri Bbwsc

xx

Efisiensi Air MelaluiSRISekilas Perkembangan SRI

Apa Kelebihan SRI?

Tantangan SRI

Data Daerah Pelatihan SRI BBWSC

Page 4: Citarum Sri Bbwsc

1

Sejak tahun 2007, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) memulai pelatihanpadi System of Rice Intensification (SRI) organik di Jatinangor. Demplot pertama dicoba didesa Cikondang, kabupaten Cianjur. Dalam periode 2007-2010, sekitar 2,620 petani lulus daripelatihan dan telah mengaplikasikan penanaman padi metode SRI di 319 desa di 10 Kabupatendi Jawa Barat

Apa hubungannya menanam padi dengan efisiensi air? Lalu, mengapa Pekerjaan Umum (PU)mengadakan pelatihan petani dan ikut melakukan penanaman padi dalam program kerjanya?Demikian yang ditanyakan orang jika petani dari berbagai kabupaten di Jawa Barat mengatakanbahwa mereka lulusan pelat ihan padi metode SRI organik dari BBWSC.

Efisiensi AirMelalui SRI

Page 5: Citarum Sri Bbwsc

2

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) yang berlokasi di kawasan Jl Soekarno Hatta,Bandung, berada dalam struktur Kementerian Pekerjaan Umum dibawah Direktur JenderalSumber Daya Air. Mandat BBWSC yang dibentuk pada tahun 2006 antara lain adalah mengelolasumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaanuntuk konservasi sumber daya air, khususnya di Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.Keterlibatan BBWSC dalam mengembangkan SRI organik dimulai sejak tahun 2007.

Awal mula divisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pendayagunaan Tata Guna Air (PTGA),turut mensosialisasikan metode SRI organik ini merupakan bagian dari upaya mengefisienkanpenggunaan air irigasi. Hal ini berhubungan erat dengan pengelolaan tata guna air, yang masihberada dalam mandat BBWSC.

Page 6: Citarum Sri Bbwsc

3

Melibatkan masyarakat membuat permasalahan dan keterbatasan dapat diatasi bersama-sama. Misalnya, pompa air tanah yang dibangun oleh BBWSC melalui PPK PengembanganAir Tanah (PAT) sebagai bagian dari pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang baruselesai dibangun pada 2009 yang lalu.

Selain itu dengan menerapkan metoda SRI organik maka lahan-lahan pertanian yang terdegradasidapat kembali ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan daya dukung yang optimal bagipeningkatan produksi yang pada akhirnya sasaran ketahanan pangan nasional dapat dicapaisecara optimal.

“Metode SRI membutuhkan penggunaan air yang lebih sedikit, pengelolaan tanah alami danramah lingkungan sejalan dengan mandat dan misi BBWSC” Kata Pak Yayat Yuliana, PelaksanaTeknis PTGA. “Unsur pemberdayaan masyarakat, peningkatan usaha dan hasil tani denganefisiensi penggunaan air serta pola tanam ramah lingkungan pada akhirnya akan membawadampak positif bagi kita semua”.

Menurut Pak Asep Kuryana, PPK PTGA, unsur pemberdayaan ini memberikan ruang bagipihak lain yang ingin turut serta dalam pengembangan SRI. Misalnya dengan lembaga swadayamasyarakat atau LSM, pihak akademisi maupun pelaku usaha dan lain sebagainya.

“Metode SRI ini selain hemat air, juga mampu menyerap dan menyimpan air” Pak Asepmenjelaskan. “Kita harapkan hal ini dapat membuat lahan pertanian dapat sekaligus menjadilahan konservasi yang menguntungkan” tambah beliau. Pelatihan dan penanaman padi metodeSRI dengan tujuan untuk menghemat dan meningkatkan efisiensi air ini, mendapat dukungandari Kepala BBBWSC, Ir.Mudjiadi, M.Sc.

Page 7: Citarum Sri Bbwsc

4

Kini penanaman metode SRI organik yang dibina oleh BBWC sudah tersebar di 10 kabupatendi wilayah Jawa Barat. Di Indonesia jangkauannya sudah lebih besar lagi. Tak lupa dalampelaksanaannya, Departemen dan Dinas Pertanian juga ikut dilibatkan, agar dapat menjangkaumasyarakat lebih luas lagi.

Page 8: Citarum Sri Bbwsc

5

1983-1984. Pengembangan metode oleh Fr. Henri deLaulanié, S.J, seorang pastor dan agrikulturis asalPerancis mengembangkan metode ini di Madagascar,Afrika bersama petani setempat. Beliau menghabiskanwaktu selama 34 tahun bekerja, mengamati,bereksperimen dan terus memperbaiki metode ini.Awalnya SRI adalah singkatan dari Systeme dereziculture intensive, dan dalam Bahasa Inggris menjadiSystem of Rice Intensification (SRI).

1999. SRI mulai diuji di luar Madagascar. Dua negarayang menjadi tepat uji coba adalah China dan Indonesia.SRI mulai mendunia karena kegigihan Profesor NormanUphoff, mantan direktur Cornell Intenational Institute forFood, Agriculture and Development (CIIFAD).

1999. Badan Penelitian Tanaman Padi (Indonesia Agencyfor Agricultural Research and Development—IAARD)melaksanakan penelitian, pengujian dan evaluasi diSukamandi Jawa Barat.

2002. Pengujian SRI skala kecil di daerah irigasi TiuKulit di Kabupaten Sumbawa-NTB, Awo dam Salomekko,Sulawesi Selatan.

SekilasPerkembangan SRI

Page 9: Citarum Sri Bbwsc

xx

2006. Luas tanam SRI di Jawa Barat dalammusim tanam mencapai 749 hektar, melibatkan3,200 petani dengan hasil produksi 7,8 ton perhektar.

2007. SRI di Jawa Barat diterapkan di daerahKabupaten Ciamis dalam program lapangnasional Pengelolaan Hama Terpadu.

2007. Kelompok pengembang SRI mendirikanLSM bernama Aliksa Organik SRI Consultant(AOSC) dipimpin oleh Ir.Alik Sutaryat. Pusatpelatihan SRI Organik didirikan di Sukabumi,Jawa Barat.

2007. Ditjen Pengelolaan Lahan dan AirDepartemen Pertanian meluncurkan programbaru berupa Training of Trainers (ToT) SRIorganik yang melibatkan utusan dari 39kabupaten/kota di 14 propinsi di Indonesia.

2006/2007. Luas tanam SRI meningkat dandiperkirakan sekitar 1,484 hektar dan melibatkan5,720 petani

Page 10: Citarum Sri Bbwsc

xx

Page 11: Citarum Sri Bbwsc

8

Penanaman padi dengan metode System Rice of Intensification (SRI) sebenarnya hanyalahmengubah cara petani dalam mengelola cara tanam, tanah, air dan unsur hara tanah. SRIorganik bertumpu pada konsep dasar SRI yang memerlukan keahlian usaha tani yang lebihtinggi dan mensyaratkan penggunaan pupuk dan pestisida nabati sebagai pengganti unsur-unsur kimia.

Konsep dasar penanaman padi dengan metode SRI adalah melakukan pindah tanam satubibit per lubang, dengan usia sangat muda yaitu 7-14 hari setelah semai dengan jarak tanam7-14 hari setelah semai. Jarak tanam longgar yaitu 30 cm x 30 cm, dan pemberian air irigasiterputus-putus tanpa penggenangan di petak sawah dan mengurangi pemakaian pupuk kimia.

Selain hemat benih, biaya tanam lebih rendah, intensitas panen dan padi yang dihasilkan lebihbanyak, kelebihan lain dari penggunaan padi jenis SRI adalah hemat air. Areal sawah tidakperlu digenangi dengan air, akan tetapi pemberian airnya dilakukan secara berkala, dengantinggi maksimum 0,5 cm dan pada periode tertentu sawah dibiarkan kering hingga tanah pecah-pecah.

Dalam penanaman padi dengan metode SRI, meskipun tidak dilakukan penggenangan air,tetapi harus tersedia infrastruktur irigasi O&P yang efisien, partisipasi petani, juga pengelolaanjaringan irigasi.

Sedikit perubahan pada pola tanam dan pengelolaan padi, tanah dan air ini ternyata dapat inimengurangi penggunaan air dan biaya produksi. Hal ini menyebabkan peningkatan faktorproduktivitas dan pendapatan petani.

Apa Kelebihan SRI?

Page 12: Citarum Sri Bbwsc

** Pengukuran ini dilakukan di daerah irigasi Cihea, Desa Cibarengkok Kecamatan Bojong Picung, KabupatenCianjur pada tahun 2009. Tujuannya untuk mengetahui perbandingan penggunaan air irigasi untuk tanaman padikonvensional dan padi dengan metode SRI

Dari perhitungan perbandingan pengukuran kedua pola tanam tersebut, maka dapat disimpulkansecara umum, bahwa budidaya dengan pola tanam SRI dapat menghemat kebutuhan airsekitar 50%, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk irigasi.

mengairi 8 hektar

Waktu tanam hinggapematangan

Satuan kebutuhan air**(satuan kebutuhan air) x (jumlahwaktu pemberian air dalam satuhari, satuan detik) x (jumlah hari)

Total kebutuhan air

Membutuhkan waktu90 hari

0,61 liter/detik

4.8 juta liter/ha

Membutuhkan waktu90 hari

0,42 liter/detik

2,4 juta liter/ha

Metode Konvensional Metode SRI

**Kebutuhan Air Untuk Masa Pertumbuhan Padi per Musim/Hektar

Luasan cakupan layananirigasi satu pompa.1 pompa dengan kapasitas8 lt/detik

mengairi 16 hektar

Page 13: Citarum Sri Bbwsc

10

Perbandingan Rata-Rata Hasil Pertumbuhan Padi

Jumlah anak

Jumlah bulir/malai

Jumlah bulir/rumpun

Jumlah bulir hampa/malai

Panjang malai

Tinggi Tanaman

Harga beras mulai dari

26

120

3161 biji

7 biji

21 cm

95 cm

Rp 4,000

(Non-SRI)

Metode Konvensional Metode SRI

41

139

5658 biji

2 biji

24 cm

103 cm

Rp 7,000

(SRI Organik)

Parameter

Dari tabel perbandingan rata-rata hasil pertumbuhan padi, terlihat bahwa dari jumlah anakandan bulir, penanaman padi dengan metode SRI menunjukkan hasil lebih tinggi.

Page 14: Citarum Sri Bbwsc

11

Meskipun tampak menjanjikan dari sisi efisiensiair, produksi dan hasil penjualan panen, sertaramah lingkungan bagi metode SRI organik, namundalam pengembangannya, penanaman padidengan metode SRI ini tidak lepas dari berbagaihambatan dan tantangan.

Salah satu tantangan yang paling banyak dihadapioleh para pengembang SRI adalah sulitnyamengubah pola pikir dan mengajak petani yangsudah berpuluh-puluh tahun melakukanpenanaman padi dengan metode konvensional,untuk mengadaptasi penanaman padi danpengelolahan lahan dengan sistem SRI.

Selain itu, dalam kaitannya dengan metode penanaman padi SRI organik yang menggunakanbahan-bahan organik, seperti pemakaian pupuk kompos, pestisida nabati dan lain sebagainya,masih ada keengganan petani untuk mengadaptasi sistem ini. Hal ini karena petani sudahterbiasa menggunakan pupuk kimia selama bertahun-tahun, yang dulu dipercaya lebih cepatmenumbuhkan tanaman dan meningkatkan produksi.

Tantangan SRI

Page 15: Citarum Sri Bbwsc

12

Padahal, dengan menggunakan pupukkimia selama bertahun-tahun dan nyaristanpa jeda, dapat mengganggu unsur haratanah menjadi tidak seimbang, sehinggamempengaruhi kesuburan tanah yangsangat penting dalam unsur penanamandan pada akhirnya, mempengaruhiproduksi.

Pada penanaman dengan metode SRIorganik khususnya, dibutuhkan pula petaniyang bersedia sekaligus menjadi pengamatdan dengan tekun mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada tanamannyadi daerah masing-masing dan mencatatpengamatannya tersebut.

Karena, masalah yang terjadi pada lahanpertanian di daerah pun berbeda-beda.Misalnya jika hama wereng menyerangpertanian di daerah A, daerah B tidakmengalaminya, tetapi permasalahannyaadalah hama tikus. Karenanya, forum ataupertemuan antara petani SRI dari berbagaidaerah secara berkala dapat menjadi forumkomunikasi yang baik untuk saling berbagiinformasi dan solusi.

Page 16: Citarum Sri Bbwsc

xx

Karena relatif masih baru, pengembangan penanaman dengan metode SRI ini memerlukan partisipasidan kelompok-kelompok tani yang kuat untuk ikut serta juga berperan aktif, khususnya dalampemeliharaan saluran primer dan sekunder irigasi, agar tehnik irigasi terputus yang dilakukan di lahanpadi dapat dilakukan. Sekarang ini, kebanyakan area tanam dengan metode SRI masih tersebardalam blok-blok kecil di dalam satu kesatuan areal irigasi yang luas.

Salah satu alternatif solusi dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, adalah jika petani melihatbukti dan hasil nyata dari penanaman dengan metode SRI ini, khususnya dalam peningkatan produksi,pengelolaan lahan dan penghematan air, biasanya petani lain di kawasan tersebut akan tertarik untukmengetahui lebih banyak dan akhirnya mengikuti jejak rekannya dalam menanam padi dengan metodeSRI.Lebih baik lagi jika pola tanamnya menggunakan metode SRI organik.

Dalam jangka panjang, penanaman dengan metode SRI organik, bukan hanya meningkatkan hasilproduksi yang dapat meningkatkan pendapatan petani, tapi juga dapat membantu menjaga kelestarianlingkungan dan menghemat air.

Page 17: Citarum Sri Bbwsc

xx

Page 18: Citarum Sri Bbwsc

xx

Page 19: Citarum Sri Bbwsc

xx

Page 20: Citarum Sri Bbwsc

2007

Page 21: Citarum Sri Bbwsc
Page 22: Citarum Sri Bbwsc

2008

Page 23: Citarum Sri Bbwsc
Page 24: Citarum Sri Bbwsc

2009

Page 25: Citarum Sri Bbwsc
Page 26: Citarum Sri Bbwsc

2010

Page 27: Citarum Sri Bbwsc
Page 28: Citarum Sri Bbwsc

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rataproduksi :

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI :6 - 8 t/ha

Efisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di WilayahS. Citarum7 Kabupaten di Jabar

25

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. BANDUNG1

Page 29: Citarum Sri Bbwsc

26

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. BANDUNG BARAT2

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI :6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di WilayahS. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 30: Citarum Sri Bbwsc

27

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. BEKASI3

Rata-rata pemilikan lahan < 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa: 4 - 5 t/ha

Cara SRI : 6 - 8 t/ha

Efisiensi Air 26-46% lebih efisien dari cara biasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 31: Citarum Sri Bbwsc

28

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. BOGOR4

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI :6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 32: Citarum Sri Bbwsc

29

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. CIANJUR5

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi:

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI:6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 33: Citarum Sri Bbwsc

30

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. INDRAMAYU6

Rata-rata pemilikan lahan < 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa: 4 - 5 t/ha

Cara SRI : 6 - 8 t/ha

Efisiensi Air 26-46% lebih efisien dari cara biasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 34: Citarum Sri Bbwsc

31

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. KARAWANG7

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi:

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI:6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 35: Citarum Sri Bbwsc

32

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. PURWAKARTA8

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI:6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 36: Citarum Sri Bbwsc

33

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. SUBANG9

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI:6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di Wilayah S. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 37: Citarum Sri Bbwsc

34

DAFTAR JUMLAH PESERTA PELATIHANEFISIENSI AIR IRIGASI METODA SRI BBWS CITARUM

KAB. SUKABUMI10

Rata-rata pemilikanlahan< 0,10 Ha/orang

Rata-rata produksi :

Cara Biasa:4 - 5 t/ha

Cara SRI:6 - 8 t/ha

Efisiensi Air26-46% lebihefisien dari carabiasa.

Hasil kajian di7 Kab. di WilayahS. Citarum7 Kabupaten di Jabar

Page 38: Citarum Sri Bbwsc
Page 39: Citarum Sri Bbwsc
Page 40: Citarum Sri Bbwsc