ck_versi 25 april
TRANSCRIPT
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
BAB I
PENDAHULUAN
1. GAMBARAN UMUM
Dalam usahanya untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan
hidup di Kabupaten Jombang pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan tetap
berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan kualitas lingkungan serta pemukiman di
Kabupaten Jombang. Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kualitas lingkungan
adalah dengan menjaga kondisi sanitasi Kabupaten.
Profil sanitasi Kabupaten sebagai gambaran kondisi sanitasi di Kabupaten Jombang
ditinjau dalam berbagai aspek yaitu kesehatan lingkungan, kesehatan dan pola hidup
masyarakat, kuantitas dan kualitas air, limbah cair rumah tangga, limbah padat
(sampah), drainase lingkungan, pencemaran udara, limbah industri dan penanganan
limbah medis. Aspek aspek tersebut merupakan gambaran kondisi riil yang saat ini
sedang berjalan di Kabupaten Jombang. Sedangkan untuk peta kondisi Sanitasi di
Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 1.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 1
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 2
PEMERINTAH
KABUPATEN JOMBANG
STRATEGI SANITASI
KABUPATEN JOMBANGTAHUN 2010
JUDUL PETA : KONDISI SANITASI KABUPATEN JOMBANG
K A B U P A T E N J O M B A N G
KETERANGAN :
TIDAK BERESIKO
RESIKO RENDAH
RESIKO SEDANG
RESIKO TINGGI
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
BAB II
STRATEGI PENGELOLAAN SANITASI DI KAB.JOMBANG
2.1 VISI & MISI SANITASI KABUPATEN JOMBANG
Konsep awal penyusunan draft Strategi Sanitasi Kabupaten Jombang Tahun 2010
dicantumkan dalam Visi Sanitasi Kabupaten Jombang :
“Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang Yang Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis
Masyarakat”
Visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di tahun 2015 secara
mandiri melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar kepentingan
yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi di
Kabupaten Jombang.
Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih lanjut
arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja
Strategi Sanitasi Kabupaten Jombang 2010.
Adapun misi pembangunan sanitasi Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta (dunia usaha) dalam pengelolaan
sanitasi.
2. Meningkatkan upaya penyehatan lingkungan pemukiman melalui program perilaku
hidup bersih dan sehat.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.
4. Meningkatkan sosialisasi sanitasi yang memadai di masyarakat.
5. Meningkatkan cakupan layanan air bersih dan sanitasi (Air Limbah, Drainase
Lingkungan dan Persampahan)
6. Meningkatkan cakupan layanan kebersihan di lokasi pasar.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 3
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
7. Mengintegrasikan budaya hidup bersih dan sehat dalam kurikulum sekolah.
8. Menanamkan budaya hidup bersih dan sehat sejak dini.
2.2 KEBIJAKAN UMUM DAN STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN
Secara umum layanan air limbah di Indonesia, penduduk yang BAB di WC milik
keluarga baru 60,29%, 13,59% di toilet bersama, 6,17% di toilet umum, dan 19,96% BAB
di tempat terbuka. Kebijakan Program Air Limbah di Indonesia mengacu pada Peraturan
Menteri PU No 16/PRT/M/2008.
Kebijakan 1 : Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem
onsite maupun off site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan
masyarakat.
Kebijakan 2 : Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta
dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 3 : Pengembangan perangkat peraturan perundangan
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 4 : Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil
pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 5 : Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman.
2.3 Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten
Sanitasi lingkungan, mencakup prasarana pengelolaan lingkungan yang terdiri dari
Tempat Penampungan Sampah (TPS) Sementara, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah, serta pengolahan limbah cair dan padat.
1) Sistem Jaringan Persampahan
Sistem jaringan persampahan di Kabupaten Jombang meliputi:
a) Penempatan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan
akhir sampah dengan sistem pelayanannya bersifat pembagian wilayah pelayanan
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 4
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
b) Tempat penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan
dan pusat kegiatan pelayanan;
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas
pemilahan sampah.
Persampahan di Kabupaten Jombang terdiri atas sampah rumah tangga; sampah
sejenis sampah rumah tangga; dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
Rencana pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Jombang meliputi:
penempatan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan
akhir sampah dengan sistem pelayanannya bersifat pembagian wilayah pelayanan;
tempat penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan
dan pusat kegiatan pelayanan;
pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan
fasilitas pemilahan sampah.
Perencanaan sistem persampahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Perencanaan harus sudah memperhitungkan limbah sampah yang akan terjadi baik
pada masa sekarang maupun masa yang akan datang;
Harus direncanakan fasilitas pembuangan sampah pada tapak yang direncanakan;
Pembuangan sampah ke TPA harus dapat segera dilakukan tanpa menimbulkan
bahaya sanitasi lingkungan, dan masing-masing persil menyediakan TPS berupa
tempat-tempat sampah sebagai tempat pembuangan sampah sementara;
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan sampah terakhir
ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal
Rencana sistem jaringan persampahan juga didukung dengan adanya pengembangan
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) secara terpusat pada tiap unit-unit
lingkungan.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 5
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Rencana sistem persampahan, khususnya lokasi tempat pembuangan akhir sebagai
pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebaiknya terdapat
di luar pusat perkotaan dan sistem pelayanannya bersifat pembagian wilayah
pelayanan. Rencana pengembangan lokasi TPA di Kabupaten Jombang terdapat di
Kabuh, Wonosalam dan Diwek. Dalam pembangunan TPA maka kriteria yang harus
dipenuhi antara lain :
1. Kondisi geologi
a. Tidak berlokasi di zona holocene fault; serta
b. Tidak boleh di zona bahaya geologi.
2. Kondisi hidrogeologi
a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m;
b. Tidak boleh keluasan tanah lebih besar 10- 6cm/det;
c. Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir
aliran; serta
d. Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas,
maka harus diadakan masukkan teknologi.
3. Kemiringan zona harus kurang dari 20 %.
4. Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode
ulang 25 tahun.
5. Harus memenuhi syarat AMDAL yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan
perundang - undangan yang berlaku
6. Teknologi penanganannya ramah lingkungan
7. Untuk menghindari perembesan lindi terhadap air tanah perlu dilakukan:
8. Pemilahan sampah yang dilaksanakan pada sumber sampah
9. Efisiensi dalam pengangkutan sampah
10. Teknologi pengolahan sampah yang mengacu pada : prioritas kepada pengolahan
sampah organik seperti proses Bio fertilized, memaksimalkan sistem 3 R (reuse,
recycle, reduce)
11. Pengolahan sampah menjadi sumber energi baru perlu dikembangkan
12. Posisi sanitary landfill harus dibawah air tanah karena dapat menimbulkan polusi
air yang menyebabkan bau, uap zat kimia beracun, bahan organik dan anorganik
beracun serta bibit penyakit
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 6
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
13. Pembangunan perumahan yang membangun 80 rumah harus menyediakan tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), alat pengumpul, sedangkan pengangkutan
dan pembuangan akhir sampah bergabung dengan yang sudah ada.
2) Sistem Drainase
Sistem drainase adalah sistem buangan air hujan dalam suatu wilayah sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi genangan yang dapat menyebabkan banjir. Sistem drainase
dibuat sedemikian rupa dengan menggunakan prinsip gravitasi bumi untuk mengalirkan
air dari tempat yagn lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Persoalan lancar atau
tidaknya suatu sistem drainase menjadi sangat berarti dalam suatu lingkungan
perkotaan, khususnya dilingkungan padat terutama di areal-areal pusat aktifitas
kegiatan manusia. Titik kunci dari perencanaan sistem jaringan drainase ini adalah
lancar tidaknya aliran air hujan yang mengalir di permukaan tanah.
Perencanaan sistem drainase tergantung dari beberapa hal antara lain; besarnya
curah hujan rata-rata yang diterima oleh satu satuan kawasan; besar kecilnya daya
serap air oleh permukaan tanah. Hal ini tergantung dari koefisien serap permukaan
yang sangat tergantung dari jenis material penutup permukaan; luasnya bidang
penyerapan air hujan.
Semakin sulit air diserap oleh suatu permukaan, maka semakin banyak volume yang
harus dialirkan melalui sistem pembuangan (drainse), demikian pula sebaliknya. Dan hal
ini sangat menentukan dimensi pipa yang digunakan sebagai sarana pembuangan.
Dengan meningkatnya beberapa fungsi ruang di perkotaan yang menyebabkan
terjadinya perubahan kawasan yang belum terbangun menjadi terbangun, perlu
diimbangi dengan perencanaan sistem drainse yang baik. Sistem ini akan mengalirkan
buangan air hujan dari kawasan terbangun ke jaringan drainase perkotaan melalui gaya
gravitasi.
Sistem jaringan drainase meliputi:
Sistem jaringan drainase meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan
tersier;
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 7
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Sistem jaringan drainase disesuaikan dengan sistem drainase tanah yang ada dan
tingkat peresapan air kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran
memanfaatkan topografi wilayah;
Pemeliharaan kelestarian sungai-sungai sebagai sistem drainase primer, melalui
kegiatan normalisasi sungai-sungai dan konservasi sempadan sungai.
Rencana pengembangan sistem pematusan di Kabupaten Jombang di utamakan
pada jalan arteri dan kolektor primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan
dan pada pusat permukiman permukiman. Selain itu juga pengembangan jaringan
drainase juga terdapat pada kecamatan Mojowarno yang merupakan lokasi rawan
banjir di Kabupaten Jombang yaitu desa Mojoduwur, Japanan, dan Penggaron.
Sistem jaringan pematusan di Kabupaten Jombang terdiri dari sistem jaringan
drainase primer yang terdapat pada 44 aliran kali yang melewati Kabupaten Jombang.
3) Sistem Jaringan Limbah
Rencana Sistem jaringan limbah di Kabupaten Jombang terdiri dari sistem jaringan
limbah rumah tangga dan sistem jaringan limbah industri. Rencana sistem jaringan
limbah rumah tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan dan di
dukung dengan pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik seperti truk
penguras lumpur tinja dan pengolah lumpur tinja. Rencana pengolahan limbah hasil
industri secara terpadu di kawasan industri dengan perencanaan pemasangan pipa
pengolahan limbah industri di kawasan industri besar.
Sistem jaringan limbah di Kabupaten Jombang meliputi:
Penggunaan septik-tank dan peresapan dilakukan dengan memperhatikan desain
peresapan;
Pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas besar wajib
menyediakan sistem pembuangan air limbah terpusat dan memerlukan
pengorganisasian (sistem Off-Site); dan
Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan fasilitas
umum.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 8
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air
kotor/limbah, perlu dikembangkan penanganan sistem pembuangan air limbah
terpusat. Jenis penanganan air limbah tersebut meliputi :
1. Penanganan air limbah sistem setempat (on–site)
Penanganan air limbah sistem setempat (on–site) yaitu penanganan air limbah
di lokasi setempat untuk melayani perorangan atau sekelompok warga yang dikelola
oleh warga setempat dengan penggunaan teknologi tepat guna/sederhana.
2. Penanganan air limbah sistem terpusat (off-site)
Penanganan air limbah sistem terpusat (off-site) yaitu penanganan air limbah
untuk melayani sejumlah penduduk yang dikelola oleh suatu lembaga dengan
penggunaan teknologi tinggi.
Sistem pembuangan air kotor harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Dirancang dengan baik, meliputi penampungan dan pembuangan yang segera dari
tinja manusia dan limbah industri, agar tidak menimbulkan penyebaran penyakit,
kimia, dan fisis.
Perencanaan sistem harus memperhatikan kondisi dan karakter tapak, serta harus
dibuat di atas rencana letak topografi dari tapak.
Rencana pengelolaan prasarana air limbah terdiri dari:
a) Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi
wilayah yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat;
b) Pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada kawasan-
kawasan yang sudah dilayani sistem tersebut;
c) Pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan industri, rumah sakit, hotel,
restoran dan rumah tangga.
2.4 TUJUAN, SASARAN, SANITASI KABUPATEN DAN ARAH PENTAHAPAN PENCAPAIAN
a) Peningkatan pelayanan pengelolaan limbah cair
Air limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (municipal
wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari
sisa air mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 9
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan
Berbahaya (Limbah B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak
menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping
sangat berisiko dapat juga menimbulkan berbagai penyakit seperti,
diare,typhus,kolera dan lain – lain. Pengelolaan air limbah permukiman pada saat
ini terdiri atas dua sistem, yaitu sistem on-site dan sistem of-site, maksud dari
kedua sistem tersebut adalah :
a) Sistem off-site atau pengelolaan air limbah terpusat adalah sistem penanganan
air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
b) Sistem on-site atau pengelolaan air limbah setempat adalah sistem
penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau
komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan
yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.
Kondisi pengolahan air limbah di Kabupaten Jombang saat ini lebih bersifat on-
site sistem walaupun itu hanya terbatas pada kawasan-kawasan perkotaan,
sedangkan untuk kawasan perdesaan untuk pengelolaan air limbah masih belum
tertata secara baik, kondisi ini disebabkan fasilitas MCK yang cukup terbatas.
b) Peningkatan pelayanan pengelolaan limbah sampah
Pengelolaan sampah di Kabupaten Jombang sangat baik, kondisi ini dapat
dibuktikan dengan dianugerahkannya penghargaan Adipura khususnya bidang
persampahan di Kabupaten Jombang, selain daripada itu dijadikannya sistem
pengelolaan persampahan yang ada saat ini sebagai pilot project bagi
Kabupaten/Kota lainnya. Target yang dicanangkan tidaklah muluk-muluk tetapi
cukup sukses dalam pelaksanaannya, target tersebut antara lain :
Pengurangan sampah semaksimal mungkin yang dimulai dari sumbernya;
Peningkatan peran aktif masyarakat dan usaha/swasta sebagai mitra
pengelolaan;
Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan setiap
periode.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 10
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Sedangkan untuk sasaran yang ingin terus dicapai dan ditingkatkan adalah :
Peningkatan cakupan pelayanan sehingga dapat mencapai 60% - 75%;
Pengurangan kuatintas sampah menjadi sebesar 20% - 10%;
Tercapainya kualitas pengelolaan TPA menjadi controlled landfill serta
menghindari pengoperasian TPA secara open dumping.
Untuk tetap dapat meningkatkan apa yang telah dicapai Kabupaten Jombang
dalam hal persampahan, maka dibutuhkan program-program yang dapat terus
menunjang pengelolaan persampahan agar dapat menuju sistem pengelolaan yang
jauh lebih baik. Pogram-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan
persampahan tersebut antara lain adalah :
1. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Persampahan
3. Program Pengurangan Timbulan Sampah
4. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
5. Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
6. Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung Perlindungan
Sumber Daya Air
7. Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta Meningkatkan
Sistem Pengelolaan Persampahan
8. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan Persampahan
9. Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
10. Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan Persampahan
c) Peningkatan pengelolaan saluran drainase lingkungan
Target yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan sistem drainase
yang sudah ada adalah terbebasnya saluran-saluran drainase dari sampah sehingga
mampu meningkatkan fungsi saluran drainase lebih efektif sebagai pematus air
hujan dan mengurangi wilayah genangan permanen dan temporer hingga 75% dari
kondisi saat ini. Sehingga dengan berfungsinya saluran drainase dengan baik dapat
menciptakan lingkungan yang aman, baik terhadap genangan maupun luapan
sungai, banjir kiriman serta hujan lokal.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 11
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang adalah saluran drainase dapat memenuhi kebutuhan pelayanan minimal
drainase bagi kawasan hunian dan kota serta dapat juga memenuhi kebutuhan
pengembangan Kabupaten Jombang (development need) dalam usaha menunjang
terciptanya skenario pengembangan Kabupaten Jombang menjadi suatu kawasan
andalan dan juga menunjang sektor unggulan. Gambar 23 & Gambar 24 Sampah
yang dapat mengurangi fungsi saluran drainase di Kabupaten Jombang.
Sebelum melangkah lebih jauh berkaitan dengan program saluran drainase,
alangkah baiknya bila dipahami terlebih dahulu mengenai sistem jaringan drainase.
Sistem jaringan drainase itu sendiri terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu :
1) Sistem Jaringan Drainase Major
Sistem drainase utama atau drainase makro (Major Drainage) yaitu sistem
saluran yang menampung serta mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan
air hujan (Catchmen Area).
2) Sistem Jaringan Drainase Minor
Sistem drainase minor/mikro adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan
dimana sebagian besar di dalam wilayah kota.
Maka berdasarkan kedua sistem jaringan darainase tersebut diusulkan
program-program sebagai berikut :
a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah genangan
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif;
b. Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman yang padat dari
genangan air, erosi dan banjir;
c. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya
dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan air limpasan untuk meresap
terlebih dahulu ke dalam tanah (konservasi air);
d. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan dan kehidupan akuatik.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 12
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
d) Pembangunan penyediaan air minum
Tujuan program penyediaan air bersih adalah meningkatkan pelayanan air
bersih di perdesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin yang tinggal
di kawasan rawan air disamping itu untuk meningkatkan keikutsertaan swasta dalam
investasi pembangunan air bersih di perkotaan. Adapun program air bersih di
Kabupaten Jombang adalah untuk menyediakan prasarana dan sarana air bersih untuk
desa miskin dan rawan air serta daerah-daerah yang direncanakan untuk
dikembangkan.
Berdasarkan kondisi yang ada saat ini di Kabupaten Jombang berkaitan
dengan sumber daya alam (air permukaan dan air bawah tanah), maka target yang
ingin dicapai adalah pemanfaatan secara maksimal SDA yang ada tanpa
mengesampingkan faktor kestabilan lingkungan. Sedangkan sasaran yang ingin
dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan masayarakat akan air bersih di seluruh
kawasan administrasi Kabupaten Jombang walaupun dengan sistem
bertahap/prioritas.
Berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan air minum di Kabupaten Jombang
pada tahun 2007 sebesar + 2027,95 liter/detik dan 2027 sebesar + 3013,42
liter/detik. Untuk itu diperlukan langkah-langkah starategis dalam upaya
penyediaan pelayanan air bersih di Kabupaten Jombang, meliputi:
a. Untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk, maka diperlukan
peningkatan pelayanan jaringan yang ada dengan pembuatan jaringan baru,
khususnya di kawasan permukiman serta rehabilitasi jaringan yang telah ada.
Selain itu juga pengembangan sumber air bersih agar meningkatkan produksi
dan pengendalian tingkat kebocoran;
b. Penyediaan air bersih dengan menggunakan pelayanan PDAM harus tetap
memperhatikan sistem kompleks yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
sistem sumber, sistem transmisi, sistem distribusi;
c. Untuk penyediaan air bersih yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan, maka
strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelayanan dan
menambah jaringan air bersih;
d. Untuk dapat mempertahankan ketersediaan sumber air di Kabupaten
Jombang, maka perlu dilakukan konservasi air dengan cara meningkatkan
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 13
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
pemanfaatan air permukaan, meningkatkan efisiensi air irigasi dan menjaga
kualitas air sesuai dengan peruntukannya.
Untuk menunjang program tersebut di atas diperlukan beberapa komponen
yang dituangkan dalam rencana pengembangan sektor air bersih Kabupaten
Jombang. Komponen-komponen tersebut akan digunakan sebagai dasar
pengembangan sistem penyediaan air bersih Kabupaten Jombang di masa
mendatang. Komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a) Penambahan kapasitas produksi
Dalam upaya peningkatan pelayanan kebutuhan air bersih Kabupaten Jombang
yang dapat dilakukan adalah dengan pengoptimalan debit sumber air, yaitu
dengan melakukan peningkatan debit sumber air yang ada di Kabupaten
Jombang.
b) Rencana Pengembangan Transmisi/Distribusi
Rencana pengembangan transmisi atau distribusi bertujuan untuk peningkatan
pelayanan air bersih di Kabupaten Jombang. Berdasarkan peruntukan lahan,
pelayanan jaringan air bersih diprioritaskan pada daerah permukiman yang
saat ini masih belum berkembang, namun direncanakan sebagai kawasan
permukiman.
Jaringan transmisi dan distribusi primer mencakup perpipaan sepanjang jalan
arteri primer dan jalan kolektor primer dengan variasi diameter antara 750-
1000 mm. Pipa transmisi ini terpasang dari bangunan intake sampai ke daerah
pelayanan. Selanjutnya akan dibangun ground reservoar atau menara air yang
akan menjadi stasiun pengendali distribusi untuk setiap zona pelayanan.
c) Pemeliharaan dan perbaikan pipa
Pemeliharaan dan perbaikan pipa dilakukan untuk pengendalian tingkat
kehilangan air. Upaya yang dilakukan berupa perbaikan dan pemeliharaan pipa
jaringan distribusi pada jaringan pipa yang sudah rusak, hal ini dilakukan dalam
upaya mengantisipasi aliran air yang tidak lancar yang diakibatkan adanya
udara dalam pipa sehingga berpengaruh terhadap tekanan air dalam pipa.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan debit yang didistribusikan berkurang.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 14
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Upaya yang dapat dilakukan yaitu mengeluarkan udara dalam pipa melalui
bran kran (BR) yang ada dalam sistem perpipaan.
d) Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat serta peningkatan mutu dan
standart pelayanan air bersih.
Peningkatan pelayanan merupakan langkah yang ditempuh oleh pihak PDAM
dalam memperlancar hubungan yang baik antara pelanggan dengan produsen.
Selain itu yang seharusnya dilakukan oleh PDAM yaitu meningkatkan mutu dan
kualitas air bersih yang diproduksi, hal ini semata-mata hanya untuk
memuaskan para pelanggan.
e) Pembuatan Master Plan Air Minum
Rencana program air minum yang merupakan daerah miskin dan rawan air
agar dapat tetap terpenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduknya melalui
rencana pipanisasi jaringan air bersih.
Kabupaten Jombang dilintasi oleh alur sungai Brantas, oleh sebab itu
diusulkan sesuai satuan wilayah sungai yang ada saat ini bahwa kabupaten/kota di
Jawa Timur lebih banyak memanfaatkan sungai untuk sumber air bersih, serta
pertimbangan ekologis untuk menyesuaikan dengan konsep one river one plan,
sehingga meskipun sumber air dieksploitasi tetap harus disesuaikan dengan daya
dukungnya.
e) Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Masyarakat miskin di wilayah pedesaan dan perkotaan memiliki akses yang
rendah terhadap pemanfaatan sanitasi, sementara penggunaan sumber air
permukaan yang tercemar masih terus berlanjut. Lebih dari 30 tahun, akses
terhadap sanitasi di pedesaan tidak berubah. Berdasarkan Joint Monitoring
Program WHO - UNICEF, akses terhadap sanitasi di pedesaan tetap pada angka
38%. Dengan laju perkembangan seperti ini Indonesia tidak akan berhasil mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) untuk sanitasi. Menurut SUSENAS
2004, akses masyarakat terhadap sarana sanitasi mencapai 53%, tetapi hanya
seperempat dari fasilitas sanitasi tersebut yang memenuhi standar dan
menggunakan septic tank. Selebihnya buangan disalurkan ke sawah, kolam, danau,
sungai atau laut.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 15
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Dalam rangka mendorong peningkatan akses sanitasi dan peningkatan
perilaku hygiene yang berkesinambungan untuk mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, juga sebagai implementasi dari
kebijakan dan strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Kepmenkes No.
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat). Bill and Melinda Gates Foundation memberikan hibah melalui Water
and Satitation Program East Asia and Pasific (WSP-EAP) yang tertuang dalam Total
Sanitation and Sanitation Marketing Project (TSSM) atau Sanitasi Total dan
Pemasaran Sanitasi (StoPS). TSSM/StoPS dilaksanakan di Propinsi Jawa Timur
mencakup 29 Kabupaten selama 3 tahun sejak 2007-2009.
Pelaksanaan Program StoPS di Kabupaten Jombang menentukan 21 wilayah
kecamatan di 84 Desa di 184 Dusun. Berikut adalah hasil kegiatan program StoPS
di Kabupaten Jombang sampai dengan Juli 2010 :
Lokasi sasaran program StoPS 21 Kecamatan, 84 Desa dan 184 Dusun
Komunitas ODF : 83 komunitas
Komunitas Next ODF : 14 komunitas
Total KK yang mendapat pemicuan : 42.468 KK
KK akses ke jamban Improve : 28.046 KK (66,03%)
KK akses ke jamban sharing : 4.124 KK (9,71%)
KK akses ke jamban Unimprove : 3.814 KK (8,98%)
KK BAB sembarangan (OD) : 6.486 KK (15,27%)
Total investasi swadaya masyarakat : ± Rp. 1.361.500.000,-
Prosentase capaian program :
Akses jamban sehat dari 29.788 KK (66,03%) ke 32.170 KK (75,74%), ada
peningkatan sebesar 2.869 KK (9,71%)
Akses ke jamban sehat dan OD dari 12.680 KK (29,85%) ke 10.298 KK (15,27%),
ada penurunan sebesar 2.382 KK (14,58%)
Gambaran masyarakat Kabupaten Jombang masa depan yang ingin dicapai
oleh segenap komponen masyarakat melalui program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat ( STBM ) adalah “STBM yang berkualitas menuju masyarakat jombang
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 16
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
mandiri hidup sehat”. Dengan harapan memberikan dampak nyata terhadap
Kabupaten Jombang, yaitu :
1. Sungai bersih dari tempat BAB
2. Setiap sekolah tersedia tempat cuci tangan dan tempat sampah
3. Setiap orang akses ke jamban sehat sehingga lingkungan sehat
4. Semua tempat – tempat umum tersedia jamban sehat
Program STBM akan tercapai sesuai visinya apabila terdapat peran serta yang
baik dari masyarakat secara mandiri dengan didukung oleh peran serta swasta
serta fasilitasi dan regulasi dari pemerintah.
Dengan keterbatasan resources pemerintah dan swasta, maka peningkatan
peran serta dapat dicapai dengan pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan
akses informasi, akses sarana dan perubahan perilaku menuju hidup sehat sehingga
secara mandiri masyarakat dapat menyelesaikan masalah kesehatan sendiri.
Masyarakat ditumbuhkan rasa butuh (demand) terhadap jamban sehat
sampai pada sanitasi total (cuci tangan dengan sabun, air bersih, sampah,
penanganan makanan yang benar). Dan diharapkan perilaku sehat tersebut
merupakan bagian dari kehidupan sehari – hari masyarakat. Bentuk dari kegiatan
tersebut adalah :
1. Menyediakan akses informasi STBM melalui sosialisasi dan pemberian informasi
dengan menggunakan media cetak dan elektronik.
2. Membangkitkan kesadaran serta semangat untuk melaksanakan program
dengan pemicuan dikomunikasikan secara terencana dengan baik.
3. Masyarakat biasa menggunakan jamban sehat untuk BAB.
4. Masyarakat mampu sebagai pemimpin dalam membahas masalah-masalah
kesehatan.
5. Menumbuhkan perilaku sehat dan tidak kembali ke perilaku yang tidak sehat
karena sadar bukan paksaan di masyarakat.
Program STBM akan berhasil apabila didukung oleh kelembagaan yang solid.
Kelembagaan tersebut merupakan tugas pokok untuk mengelola dengan menyusun
perencanaan, melaksanakan program, melakukan monitoring dan evaluasi serta
menindak lanjuti setiap permasalahan dalam proses manajemen tersebut.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 17
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Kelembagaan ini perlu dituangkan dalam suatu surat keputusan dan yang lebih
penting lembaga tersebut mempunyai komitmen yang kuat terhadap keberhasilan
program STBM diterapkan.
Sistem kelembagaan STBM yang sudah terbentuk dapat berfungsi secara
optimal dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa sampai dusun. Bentuk
kegiatannya adalah sebagai berikut :
1) Sudah ada aturan tertulis di tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan dusun
yang dapat mengikat orang – orang yang ada dalam SK tersebut dan telah
diterapkan baik dalam lembaga tersebut maupun yang mengikat masyarakat.
2) Adanya perencanaan kegiatan program di setiap lembaga STBM yang telah
terbentuk.
3) Ada kewajiban masing – masing Satuan kerja untuk memberikan kontribusi
positif yang dituangkan dalam rencana anggaran dan dilaksanakan dalam
bentuk DPA disetiap tahun anggaran
4) Adanya pengembangan dari kelembagaan STBM sampai ke pihak swasta
Tujuan umum dari program STBM ini adalah tercapainya open defecation free
(ODF) kabupaten tahun 2014, sedangakan tujuan khususnya adalah:
1) Terbentuknya struktur lembaga
2) Adanya komitmen pendanaan yang konsisten dan berkelanjutan
3) Tersusunnya rencana strategi
4) Terlaksananya kegiatan STBM secara bertahap menuju ODF 2014
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 18
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
BAB III
PENGELOLAAN SANITASI DI TINGKAT DESA, KECAMATAN & KABUPATEN
3.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Dalam rangka mendukung perwujudan pelaksanaan sektor sanitasi di Kabupaten Jombang
dibutuhkan dukungan kebijakan daerah dan kapasitas kelembagaan. Kondisi kebijakan daerah
dan kelembagaan daerah sangat dibutuhkan sehingga program sanitasi dapat dilaksanakan
secara lebih optimal, efektif dan efisien serta terjamin keterlanjutannya. Dalam
pelaksanaan/implementasi sektor sanitasi di Kabupaten Jombang melibatkan banyak komponen
kelembagaan sehingga terjalin suatu koordinasi serta sinkronisasi program/kegiatan di sektor
sanitasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing lembaga.
Guna mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sanitasi dibentuk tim kerja yang
saling berkoordinasi dan mempunyai tugas dan fungsi masing-masing dalam lingkup
Pemerintah Kabupaten Jombang, yaitu sebagai berikut:
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dalam tim ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan lembaga yang
bertugas sebagai:
Lembaga koordinasi bagi pelaksanaan program sektor sanitasi. Dalam pelaksanaannya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengarahkan program dan kegiatan yang
dilakukan agar sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah sesuai dengan
yang telah ditetapkan dalam RPJMD.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
Dalam tim ini Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan
lembaga yang bertugas sebagai:
Pengkoordinasian perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang
pemerintahan desa dan kelurahan, penguatan kelembagaan dan partisipasi
masyarakat, pemberdayaan Aparatur Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat; Perencanaan program dan kegiatan dengan menyiapkan
pengolahan dan penelaahan bahan dan data sesuai dengan ketetapan yang berlaku
dan pemberian pertimbangan pelaksanaan pembinaan tehnis di bidang
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 19
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Pelaksanaan Fasilitasi, penyelenggaraan bantuan dibidang penguatan kelembagaan
dan partisipasi masyarakat, pemberdayaan aparatur pemerintahan desa dan
ekonomi masyarakat;
Pelaksanaan dan atau pengkoordinasian bahan dan data untuk penyusunan
pedoman, program pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan institusi
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
Pelaksanaan program gerakan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
Dinas PU Cipta Karya Tata Ruang, Pertamanan dan Kebersihan.
Dalam tim ini Dinas PU Cipta Karya Tata Ruang, Pertamanan dan Kebersihan.merupakan
lembaga yang bertugas sebagai:
Penyusunan dan perumusan rencana program dan kegiatan dalam rangka
penetapan kebijakan teknis di bidang cipta karya, tata ruang, Kebersihan dan
Pertamanan;
Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang cipta karya, tata ruang, kebersihan dan
Pertamanan;
Perencanaan teknis, pelaksanaan, pemeliharaan, rehabilitasi, sarana dan prasarana
dan perawatan serta penyiapan peralatan dan perbekalan dibidang cipta karya,
tata ruang, kebersihan dan pertamanan;
Penyelenggaraan pembinaan, pembangunan dan penyuluhan di bidang cipta
karya, tata ruang, kebersihan dan pertamanan;
Pengawasan dan pengendalian teknis di bidang cipta karya, tata ruang, kebersihan
dan pertamanan;
Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan evaluasi untuk peningkatan kinerja di
bidang cipta karya, tata ruang, kebersihan dan pertamanan;
Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
Dalam tim ini Dinas PU Bina Marga dan Pengairanmerupakan lembaga yang bertugas
sebagai:
Penyusunan dan perumusan rencana program dan kegiatan dalam rangka
penetapan kebijakan teknis dibidang Pekerjaan umum Bina Marga dan Pengairan;
Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Bina Marga dan Pengairan;
Perencanaan teknis, pelaksanaan, pemeliharaan, rehabilitasi, sarana dan prasarana
dan perawatan serta penyiapan peralatan dan perbekalan dibidang Bina Marga dan
Pengairan;
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 20
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Penyelenggaraan pembinaan, pembangunan dan penyuluhan di bidang Bina Marga
dan Pengairan;
Pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Bina Marga dan Pengairan;
Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan evaluasi untuk peningkatan kinerja di
bidang Bina Marga dan Pengairan;
Dinas Kesehatan
Dalam tim ini Dinas Kesehatan merupakan lembaga yang bertugas sebagai:
Penyusunan, dan perumusan rencana program dan kegiatan dalam rangka
penetapan kebijakan teknis bidang kesehatan;
Pelaksanaan program kerja dan kebijakan teknis bidang kesehatan sesuai dengan
norma, standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;
Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, bimbingan dan evaluasi untuk peningkatan
kemampuan potensi di bidang kesehatan meliputi bidang bina kesehatan, bidang
kesehatan masyarakat dan bidang pengembangan sumberdaya kesehatan;
Pelaksanaan penataan, pemenuhan dan evaluasi kebutuhan sarana dan prasarana
bidang kesehatan sesuai standar, prosedur dan norma yang ditetapkan
pemerintah.
Perumusan kebijakan, Pelaksanaan dan Pembinaan teknis bidang kesehatan.
Pembinaan dan pengembangan aparatur bidang kesehatan.
Pengawasan dan pengendalian teknis bidang kesehatan
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar
Dalam tim ini Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar merupakan lembaga yang
bertugas sebagai:
Penyusunan rumusan rencana program dan kegiatan dalam rangka penetapan
kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
Pengkoordinasian perumusan dan penyusunan petunjuk teknis operasional dan
perundang-undangan di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
Penyusunan rencana dan program pembangunan bidang perindustrian,
perdagangan dan pasar;
Pelaksanaan kegiatan program dengan menyiapkan perumusan, pengolahan dan
penelaahan kebijakan sesuai dengan bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 21
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Pelaksanaan pembinaan, dengan mengatur kerjasama dengan instansi terkait dan
lembaga swadaya masyarakat dalam rangka peningkatan pemberdayaan bidang
perindustrian, perdagangan dan pasar;
Pelaksanaan bimbingan teknis dan penyuluhan serta pengevaluasian program
sektoral di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
Pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset Dinas;
Pembinaan di bidang administrasi dan penjabaran kebijakan operasional dan teknis
yang meliputi bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
3.2 Keuangan
Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan daerah dibutuhkan adanya kesinambungan
perolehan pendapatan daerah. Pemerintah daerah sebagai pelaksana pembangunan di
daerah harus mampu mengoiptimalkan seluruh potensi pendapatan daerah untuk
semaksimal mungkin mensejahterakan masyarakatnya tanpa harus menambah beban bagi
masyarakat. Untuk itu dalam lima tahun ke depan, harus ditetapkan suatu arah kebijakan
yang jelas terhadap pengelolaan pendapatan daerah.
Arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Jombang untuk lima tahun yang
akan datang adalah :
1. Mobilisasi sumber-sumber PAD lebih difokuskan pada upaya untuk peningkatan
retribusi dan pajak daerah yang proporsional dengan memperhatikan pada aspek
keadilan.
2. Menghimpun penerimaan dari semua sumber pendapatan daerah secara optimal sesuai
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mengupayakan peningkatan konstribusi dari masing-masing bagian pendapatan daerah
sehingga kebutuhan pendanaan Pemerintah Daerah dapat dipenuhi secara tepat dan
cukup
4. Memberdayakan segenap potensi yang dimiliki untuk dapat meningkatkan penerimaan
pendapatan daerah.
Arah kebijakan pengelolaan Belanja Daerah Kabupaten Jombang untuk lima tahun yang
akan datang adalah :
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 22
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
1. Peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan public, di samping tetap
menjaga eksistensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang
diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis daerah.
2. Menitikberatkan alokasi Belanja Daerah pada bidang-bidang Urusan Wajib dan Urusan
Pilihan yang sesuai dengan Prioritas Pembangunan Daerah.
3. Meningkatkan aloksai anggaran untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berupa
pelayanan pendidikan, kesehatan, meningkatkan akses penduduk untuk mendapatkan
perumahan yang layak, lapangan kerja, meningkatkan ketahanan pangan serta
pelayanan social.
4. Mengarahkan pada peningkatan perekonomian daerah khususnya untuk meningkatkan
nilai tukar petani melalui fasilitas usaha/industri olahan baik skala rumah tangga
menengah dan besar.
5. Melakukan efisiensi belanja, yaitu dengan meminimalkan belanja yang tidak langsung
terarah kepada masyarakat (khususnya belanja barang) menjadi belanja yang langsung
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (yakni belanja modal dan bantuan social).
6. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran/target kinerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang harus dicapai setiap tahunnya (performance-based budgeting).
3.3 Komunikasi
Untuk mencapai sasaran meningkatnya akses informasi masyarakat terhadap kebijakan dan
program-program pembangunan sanitasi ditetapkan strategi sebagai berikut:
Upaya peningkatan kesadaran dalam perubahan perilaku sanitasi di Kabupaten Jombang
memerlukan strategi komunikasi yang komprehensif dan sistematis yang mengarah pada
kesadaran semua pemangku kepentingan untuk merubah sikap. Maka dalam upaya
perubahan perilaku tersebut dibutuhkan suatu strategi yang tepat sasaran dalam hal ini
segmentasi atau target audiensnya spesifik sertasudah melalui proses panjajagan (assemen)
sebelumnya. Unsur berikutnya adalah efektif, yaitu mampu menggerakkan audiens untuk
melakukan perilaku sanitasi secara sukarela. Untuk itu beberapa unsur penting perencanaan
strategi komunikasi penting untuk dipahami sebagai berikut:
o Masyarakat yang terdiri dari kelompok sasaran dan publik
Masyarakat kelompok sasaran atau yang terkena dampak langsung dari program SSK
antara lain terdiri dari masyarakat di wilayah prioritas. Di Kabupaten Jombang
keterlibatan kelompok preferensi yaitu kelompok individu mempunyai pengaruh baik
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 23
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
tokoh masyarakat, tokoh agama maupun aparat setempat menjadi sangat penting.
Klasifikasi masyarakat bisa lebih dispesifikan pada kaum perempuan, bapak-bapak,
remaja, anak-anak dan sebagainya.
Sedangkan publik adalah semua unsur yang mewakili kepentingan publik, baik institusi
publik, LSM, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Termasuk dalam hal ini
mass media yang juga berfungsi sebagai pembentuk opini publik. Semua unsur yang
diprioritaskan sebagai target audiens adalah yang langsung mempunyai posisi strategis
pada kelompok sasaran.
o Pengambil keputusan (Eksekutif dan DPRD)
Semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mendukung
implementasi SSK, termasuk dalam hal ini eksekutif dengan jajaran pemerintah dan
SKPD terkait . Tidak kalah pentingnya adalah wakil rakyat atau DPRD yang menjadi
penentu dari sisi penganggaran dan legalitas di sektor sanitasi.
o Sektor Swasta
Swasta dalam hal ini adalah semua usaha atau industri di bidang produk dan jasa yang
berkaitan dengan pemasalahan di sektor sanitasi secara langsung. Maupun mereka yang
strategis untuk dilibatkan mengingat pada era sekarang ini telah terjadi pergeseran nilai
di dunia bisnis dengan mengedepankan social values (corporate social responsibility).
Sehingga hal ini perlu ditangkap bahwa bisnis dan nirlaba berpeluang berdampingan
secara sinergis dalam penanganan sanitasi di Kabupaten Jombang.
o Media Massa
Media massa selama ini lebih sebagai bentuk order dan membayar penayangan.
Idealnya dikembangkan bentuk kemitraan dengan media massa, dimulai dengan
kunjungan ke mass media sambil mengangkat isu sanitasi dan program Pokja Sanitasi,
mengadakan workshop atau kegiatan media gathering dan media dialog. Menjadikan
mass media sebagai subyek jauh lebih strategis untuk bersama-sama membangun
wacana melalui mass media yang mempunyai kekuatan untuk mengubah opini publik.
Kerjasama yang telah dibina dengan radio lokal dan media cetak bisa dikembangkan
kepada radio komunitas yang telah ada.
3.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 24
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan pelaku bisnis dalam
program pelaksanaan sanitasi antara lain:
o Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi partsipasi sektor swasta dengan berbagai
modalitas.
o Memperluas area kerja pihak swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jasa
pengelolaan kebersihan dan sejenisnya sehingga proses pemeliharaan kebersihan di
seluruh Kabupaten Jombang diarahkan ditangani oleh perusahaan swasta.
o Menetapkan Perda yang berkaitan dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
kebersihan, khususnya yang berkaitan dengan penanganan sektor sanitasi untuk
dijadikan sebagai lampiran kontrak kerja dengan para subkontraktor pemeliharaan
kebersihan.
o Memberdayakan berbagai inisiatif sektor swasta dan masyarakat yang sudah muncul
dengan sendirinya.
o Memberdayakan dan mereplikasi KSM Pengelola Instalasi Pengomposan divseluruh
kelurahan di Kota Blitiar sehingga tiap kelurahan akan mengatasi sendiri-sendiri secara
swadaya masalah penanganan sampah organiknya dengan benar. Dengan demikian
sampah yang dibuang ke TPA akan sangat minim karena hanya berupa residu yang tidak
bisa lagi didaur ulang secara sederhana.
o Mendorong terbangunnya sinergi antara pihak-pihak: Pemerintah Kabupaten Jombang,
perusahaan-perusahaan sub kontraktor penyedia jasa yang berhubungan dengan sektor
sanitasi. Pemerintah Kabupaten Jombang dapat memfasilitasi hubungan bisnis antara
subkontraktor penyedia jasa yang berhubungan dengan sektor sanitasi supaya mereka
menjalin sinergi dengan tetap menjaga orientasi kepentingan bisnis masing-masing.
Untuk langkah awal, bisa diwujudkan dengan kesediaan pihak swasta yang bergerak
dalam bidang penyedia jasa yang berhubungan dengan sektor sanitasi.
o Membuka akses pasar komoditas hasil pengolahan dari sektor sanitasi dalam skala
besar.
o Memfasilitasi hubungan bisnis antara subkontraktor penyedia jasa yang berhubungan
dengan sektor sanitasi dengan tetap menjaga orientasi kepentingan bisnis masing-
masing.
3.5 Partisipasi Masyarakat dan Jender
Untuk mencapai sasaran meningkatnya peran serta aktif masyarakat dalam proses
pelaksanaan program sanitasi ditetapkan strategi sebagai berikut:
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 25
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Dalam setiap kegiatan kampanye PHBS dan program sanitasi lainnya dimasukkan unsur
pesan maupun tema untuk menggali keterlibatan laki-laki dan perempuan, termasuk
dalam hal pembuatan material dan media komunikasi terus mengangkat isu gender dan
kesetaraan sosial, termasuk dalam hal ini mass media. Termasuk dalam hal ini konsisten
mengangkat isu gender dan kesetaraan sosial dalam setiap program sanitasi baik dalam
sosialiasisasi maupun advokasi dengan pertanyaan sistimatis siapa yang terlibat,
bagaimana, dimana, kapan dan apa efeknya. Laki-laki, perempuan, atau kedua-duanya.
Perempuan dan lak-laki miskin juga dilibatkan. Hal seperti ini akan membantu
membawa trend dan aspek gender dan kemiskinan menjadi sesuatu hal yang terbiasa
untuk dipikirkan dalam setiap kegiatan.
Memberdayakan atau memperkuat organisasi perempuan yang telah ada misalnya PKK,
Kader Posyandu, Dharma Wanita, LSM perempuan dan SKPD terkait untuk
meningkatkan kemampuan mereka pengelolaan sanitasi. Termasuk dalam hal ini
penyadaran kritis melalui peningkatan pendidikan dan pengetahuan perempuan
tentang sanitasi sehingga akses dan peranan mereka dapat diperkuat dan terus
ditingkatkan. Partisipasi akan konsisten apabila nantinya mengarah pada forum dan
gerakan perempuan peduli sanitasi Kabupaten Jombang misalnya.
3.6 Manajemen Pengelolaan Aset di tingkat Desa atau Kelurahan dengan Kelembagaan
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SBLM)
Kelembagaan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat berdasarkan tugas dan tanggung
jawabnya bisa dibagi menjadi 2 yaitu Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola.
Kelembagaan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SBLM) di masyarakat disebut
Kelompok Swadaya Masyarakat/KSM.
Panitia Pembangunan akan bertanggungjawab mulai dari persiapan sampai konstruksi
selesai. Tugas-tugas yang harus dilakukan antara lain: megumpulkan iuran pembangunan,
belanja material, pelaksanaan konstruksi. Tugas panitia pembangunan akan selesai ketika
pekerjaan konstruksi selesai dan bangunan sudah diserahkan.
Badan pengelola akan bertanggungjawab pada pasca konstruksi untuk pengoperasian dan
perawatan instalasi pengolahan limbah termasuk pemipaan. Tugas-tugasnya antara lain :
mengumpulkan iuran pengguna,pengoperasian dan perawatan akan diserahkan kepada
Badan Pengelola.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 26
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Kelembagaan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SBLM) terdiri atas Ketua,
sekretaris, bendahara, seksi pelaksana harian, seksi teknis, seksi pengoperasian dan
perawatan
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Prioritas program dan tahun pelaksanaan ditentukan berdasarkan kebutuhan di
lapangan dan disusun dengan pertimbangan kemampuan teknis pelaksanaan dan
anggaran yang diperlukan. Tingkat kesulitan dalam hal pembebasan lahan merupakan
unsur penting yang harus menjadi perhatian pemerintah kota, mengingat hal ini dapat
menimbulkan resistensi masyarakat yang pada akhirnya dapat menghambat
pembangunan dan tidak tercapainya target yang ditentukan. Program sosialisasi dan
pemberdayaan masyarakat merupakan prioritas dalam penanganan dan harus
mendapat dukungan penuh dalam hal pelaksanaan dan anggaran. Program fisik tidak
mungkin dilaksanakan tanpa adanya dukungan masyarakat dan pemahaman yang
mendalam akan pentingnya dan manfaat pembangunan yang dilaksanakan.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 27
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Pemerintah Kabupaten Jombang belum memperhitungkan aspek cost recovery
sektor sanitasi, terutama layanan pengelolaan sampah dan layanan air limbah, yang
penting untuk menjaga kelangsungan pengelolaannya ke depan. Saat ini pemerintah
Kabupaten Jombang sudah menarik retribusi untuk layanan persampahan, namun
belum ada untuk air limbah.
Untuk menjaga kelangsungan pengelolaaan dan meningkatkan prasarana publik
terutama layanan sanitasi, maka perlu disusun beberapa rencana induk, antara lain :
1. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui intensifikasi pajak dan
retribusi dengan melakukan pendataan wajib pajak dan retribusi, meningkatkan
pengawasan penerimaan dan sosialisasi.
2. Meningkatkan penerimaan dari retribusi layanan persampahan, antara lain dengan
memperluas cakupan pelayanan dan bekerjasama dengan PDAM Kabupaten
Jombang untuk pembayaran retribusinya.
3. Mempelajari kemungkinan potensi penerimaan dari retribusi air limbah dan
rencana pelaksanaannya, serta menyiapkan peraturan daerah tentang retribusi air
limbah.
4. Kabupaten Jombang mempunyai kemampuan meminjam yang bagus. Karena
sektor sanitasi termasuk sektor yang bersifat cost recovery, maka untuk mendanai
program ini investasi bisa menggunakan dana pinjaman, baik dari bank pemerintah
maupun swasta, pinjaman luar negeri dan dalam negeri, apabila dana yang tersedia
tidak mencukupi.
Kondisi pengolahan air limbah di Kabupaten Jombang saat ini lebih bersifat on-
site sistem walaupun itu hanya terbatas pada kawasan-kawasan perkotaan, sedangkan
untuk kawasan perdesaan untuk pengelolaan air limbah masih belum tertata secara
baik, kondisi ini disebabkan fasilitas MCK yang cukup terbatas. Disebabkan minimnya
data yang berkaitan dengan sarana air limbah, maka yang akan dilakukan adalah
proyeksi kebutuhan sarana MCK umum berdasarkan SPM dan MDG’s di Kabupaten
Jombang.
Untuk tetap dapat meningkatkan apa yang telah dicapai Kabupaten Jombang
dalam hal persampahan, maka dibutuhkan program-program yang dapat terus
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 28
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
menunjang pengelolaan persampahan agar dapat menuju sistem pengelolaan yang
jauh lebih baik. Pogram-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan
persampahan tersebut antara lain adalah :
1. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan.
2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Persampahan.
3. Program Pengurangan Timbulan Sampah.
4. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan.
5. Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah.
6. Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung Perlindungan
Sumber Daya Air.
7. Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta Meningkatkan Sistem
Pengelolaan Persampahan.
8. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan Persampahan.
9. Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah.
10. Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan Persampahan.
Cuaca yang tidak menentu pada akhir-akhir ini adalah pengaruh dari pemanasan
global, sehingga hujan sulit diprediksi dan relatif terjadi dengan curah yang tinggi
namun frekwensi tidak menentu, sehingga dampaknya juga terjadi genangan air di
saluran drainase yang memang kondisinya 40 % penuh dengan lumpur dan gulma dan
secara tidak langsung menjadi media yang sangat nyaman untuk berkembangnya
penyakit demam berdarah.
Selain itu dengan adanya fenomena pemanasan global dengan paradigma
mitigasinya adalah bukan segera membuang air hujan tetapi bagaimana air hujan bisa
dengan cepat diresapkan kedalam tanah, hal ini untuk lebih meningkatkan deposit air
tanah yang kian tahun terasa semakin berkurang depositnya. Sebagai solusinya adalah
perlu adanya resapan air kedalam tanah dengan media sumur resapan.
4.2 Rekomendasi
Rekomendasi Berkaitan dengan Air Limbah
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 29
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Air limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (municipal
wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari
sisa air mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air
limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan
Berbahaya (Limbah B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak
menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping
sangat berisiko dapat juga menimbulkan berbagai penyakit seperti, diare, typhus,
kolera dan lain – lain.
Kondisi pengolahan air limbah di Kabupaten Jombang saat ini lebih bersifat
on-site sistem walaupun itu hanya terbatas pada kawasan-kawasan perkotaan,
sedangkan untuk kawasan perdesaan untuk pengelolaan air limbah masih belum
tertata secara baik, kondisi ini disebabkan fasilitas MCK yang cukup terbatas.
Disebabkan minimnya data yang berkaitan dengan sarana air limbah, maka yang
akan dilakukan adalah proyeksi kebutuhan sarana MCK umum berdasarkan SPM dan
MDG’s di Kabupaten Jombang.
Rekomendasi Berkaitan dengan Persampahan
Meningkatnya timbulan sampah terjadi seiringan dengan pertambahan
jumlah penduduk setiap tahunnya di Kabupaten Jombang. Menurunnya daya
tampung dan daya dukung lingkungan hidup disebabkan desakan jumlah penduduk
dan sulitnya untuk mencari lokasi penampungan sampah sementara (TPS) dan
tempat pembuangan akhir(TPA) yang terdiri dari 3 alternatif lokasi, apalagi ditunjang
masih rendahnya masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah secara
pengurangan, penggunaan, pendaur ulang sampah yang dikenal dengan 3R.
Meningkatnya penyumbang gas rumah kaca (GRK) terutama dari timbulan
sampah, disebabkan lambatnya pengangkutan (6 truck/amrol) dan /atau
pemrosesan sampah sehingga gas methan (CH4) terbang ke atmosfer sehingga
berkoloni dengan pembentuk gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Kondisi sistem
pengelolaan sampah ini tidak didukung/ditunjang dengan peralatan pengangkut
sampah yang sudah lanjut usia sehingga sering rusak(khususnya peralatan di TPA)
hal ini menyebabkan biaya untuk pemeliharaan cukup tinggi.
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 30
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Untuk tetap dapat meningkatkan apa yang telah dicapai Kabupaten Jombang
dalam hal persampahan, maka dibutuhkan program-program yang dapat terus
menunjang pengelolaan persampahan agar dapat menuju sistem pengelolaan yang
jauh lebih baik. Pogram-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan
persampahan tersebut antara lain adalah :
1. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Persampahan
3. Program Pengurangan Timbulan Sampah
4. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
5. Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
6. Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung Perlindungan
Sumber Daya Air
7. Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta Meningkatkan Sistem
Pengelolaan Persampahan
8. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan Persampahan
9. Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
10. Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan Persampahan
Rekomendasi Berkaitan dengan Drainase
Cuaca yang tidak menentu pada akhir-akhir ini adalah pengaruh dari
pemanasan global, sehingga hujan sulit diprediksi dan relatif terjadi dengan curah
yang tinggi namun frekwensi tidak menentu, sehingga dampaknya juga terjadi
genangan air di saluran drainase yang memang kondisinya 40 % penuh dengan
lumpur dan gulma dan secara tidak langsung menjadi media yang sangat nyaman
untuk berkembangnya penyakit demam berdarah.
Sedangkan di wilayah perkotaan Jombang dengan semakin meningkatnya
perkembangan kawasan permukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di
beberapa lokasi dengan luasan mencapai 7.111 meter, yang meliputi wilayah
Kelurahan Kepatihan, Jombang, Desa Sambong Dukuh, Desa Pulu Lor, Kelurahan
Kaliwungu, Desa Tambakrejo dan Desa Mojongapit. Terbatasnya dana untuk
pemeliharaan saluran drainase hampir bisa dikatakan bahwa hampir 5 tahun
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 31
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
kebelakang belum pernah ada pemeliharaan saluran drainase, sehingga membuat
banyak saluran yang rusak.
Selain itu dengan adanya fenomena pemanasan global dengan paradigma
mitigasinya adalah bukan segera membuang air hujan tetapi bagaimana air hujan
bisa dengan cepat diresapkan kedalam tanah, hal ini untuk lebih meningkatkan
deposit air tanah yang kian tahun terasa semakin berkurang depositnya. Sebagai
solusinya adalah perlu adanya resapan air kedalam tanah dengan media sumur
resapan.
Berkaitan dengan program saluran drainase, alangkah baiknya bila dipahami
terlebih dahulu mengenai sistem jaringan drainase. Sistem jaringan drainase itu
sendiri terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu :
a) Sistem Jaringan Drainase Major
Sistem drainase utama atau drainase makro (Major Drainage) yaitu sistem
saluran yang menampung serta mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air
hujan (Catchmen Area).
b) Sistem Jaringan Drainase Minor
Sistem drainase minor/mikro adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan
dimana sebagian besar di dalam wilayah kota.
Berdasarkan kedua sistem jaringan darainase tersebut maka diusulkan
program-program sebagai berikut :
a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah genangan
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif;
b. Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman yang padat dari
genangan air, erosi dan banjir;
c. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya dengan
terlebih dahulu memberikan kesempatan air limpasan untuk meresap terlebih
dahulu ke dalam tanah (konservasi air);
d. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan dan kehidupan akuatik.
Rekomendasi Berkaitan Dengan Pengembangan Air Minum
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 32
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
Program penyediaan air bersih bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air
bersih di perdesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin yang
tinggal di kawasan rawan air. Disamping itu juga untuk meningkatkan keikutsertaan
swasta dalam investasi pembangunan air bersih di perkotaan. Adapun program air
bersih di Kabupaten Jombang adalah untuk menyediakan prasarana dan sarana air
bersih untuk desa miskin dan rawan air serta daerah-daerah yang direncanakan
untuk dikembangkan.
Pelayanan air bersih untuk wilayah Kabupaten Jombang, dilayani oleh PDAM
dan ada juga yang masih menggunakan sumur. Untuk air bersih yang dilayani oleh
PDAM terdapat di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Diwek, Bareng, Mojoagung,
Peterongan, Jombang, Ploso dan Kabuh.
Kebutuhan air bersih sebagai salah satu kebutuhan pokok penduduk
Kabupaten Jombang tentunya akan meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah
penduduk. Kebutuhan pelayanan air bersih ini secara umum didasarkan pada
beberapa hal terutama yang menunjang fungsi kesehatan, sosial dan ekonomi.
Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air minum yang
memenuhi syarat. Maka dari itu diperlukan suatu pengembangan air bersih secara
bertahap di Kabupaten Jombang dengan tujuan meningkatkan pelayanan untuk
kebutuhan penduduknya. Langkah-langkah starategis dalam upaya penyediaan
pelayanan air bersih di Kabupaten Jombang, meliputi:
a. Untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk, maka diperlukan peningkatan
pelayanan jaringan yang ada dengan pembuatan jaringan baru, khususnya di
kawasan permukiman serta rehabilitasi jaringan yang telah ada. Selain itu juga
pengembangan sumber air bersih agar meningkatkan produksi dan pengendalian
tingkat kebocoran;
b. Penyediaan air bersih dengan menggunakan pelayanan PDAM harus tetap
memperhatikan sistem kompleks yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
sistem sumber, sistem transmisi, sistem distribusi;
c. Untuk penyediaan air bersih yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan, maka
strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelayanan dan menambah
jaringan air bersih;
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 33
Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Jombang
d. Untuk dapat mempertahankan ketersediaan sumber air di Kabupaten Jombang,
maka perlu dilakukan konservasi air dengan cara meningkatkan pemanfaatan air
permukaan, meningkatkan efisiensi air irigasi dan menjaga kualitas air sesuai
dengan peruntukannya
Manajemen Pemeliharaan Aset Keciptakaryaan 34