co infection dengue and hiv/aids
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
HIV KOINFEKSI VIRUS DENGUE
Disusun Oleh:
Saraswati Qonitah Thifal 1610221065
SUB SMF /DIVISI PENYAKIT TROPIK DAN INFEKSI
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RS PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 13 MARET – 20 MEI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA 2017
Pembimbing
dr. Deka Larasati, Sp.PD, M.Biomed
Pembimbing
Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD FINASIM
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. S
• Tanggal Lahir : 10 Juli 1983
• Umur : 33 tahun
• Alamat : Sukabumi
• Pekerjaan : Swasta
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa
• Perkawinan : Menikah
• Status Pasien : BPJS
• No. RM : 834174
• Tanggal Masuk : 20 Maret 2017
• Tempat : Lt. 6 PU
ANAMNESIS
Keluhan Utama Demam sejak 1 hari SMRS
• timbul mendadak, mencapai 390C.
• (-) keluhan batuk, pilek, nyeri sendi, menggigil, nyeri otot, mual, muntah, nyeri di belakang mata, bercakkemerahan, perdarahan gusi, mimisan, BAB hitam. (-) penurunan nafsu makandan minum.
1 hari SMRS
• Tdk dpt menggerakkan kedua kakinyasejak 1 minggu SMRS
• Nyeri pinggang yang menjalar padakedua kaki sejak 3 minggu SMRS
• Kesemutan pada kedua kakinya (timbulbrg keluhan nyeri pinggang
• Riwayat trauma (-)
1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• (+) benjolan di leher di kanan, makinmembesar, kmd (+) benjolan di leher kiri, nyeri (-), kemerahan (-)
• Telinga berdenging, rasa penuh di telinga (-), hidung tersumbat (-), mimisan (-)
• Biopsi kesan lebih kearah hiperplasialimfoid atipikal pada KGB colli dextra
4 bulan SMRS
• Di dx SIDA sdh (+) ARV slm 7 blnTahun 2016
• Di dx TB minum obat hanya 5/6 bulan
• Th 2016 mulai OAT lg, skrg sdh bln ke-8Tahun 2013
RPD
DM : (-)
HT : (-)
Jantung : (-)
Asma : (-)
Tumor/keganasan : (-)
Ginjal : (-)
Operasi : (-)
Trauma : (-)
Riw. kel. yg sama : (-)
RPK
DM : (-)
HT : (-)
Jantung : (-)
Asma : (-)
Tumor/keganasan : (-)
Ginjal : (-)
RPO
1. ARV (7 bulan)
2. OAT (8 bulan)
• Rifampicin 600 mg 1x1
• INH 300 mg 1x1
• Etambutol 500 mg 1x2
3. Kotrimoksazol
4. Curcuma
ANAMNESIS SISTEM
Kepala Pusing (-), nyeri kepala (-)
Mata Mata berkunang-kunang (-/-), kabur (-/-), gatal
(-/-), mata kuning (-/-), bengkak (-/-), bola
mata menonjol (-), pandangan double (-)
Wajah Rasa kesemutan, kebas di daerah wajah
sebelah kanan sampai dagu
Hidung Keluar darah (-), keluar lendir (-), tersumbat (-
), gatal (-), gangguan penciuman (-)
Telinga Penurunan pendengaran (-/-), berdenging (-/-
), keluar cairan atau
darah (-/-)
Mulut Bibir kering (-), sariawan (-), gusi berdarah (-),
gangguan pengecapan (-), oral thrush (-)
Tenggorokan Rasa kering dan gatal (-), serak (-), sukar
menelan (-)
ANAMNESIS SISTEM
Leher Benjolan di leher (+), nyeri (+), terasa kebas &
kesemutan
Respirasi Sesak (-), batuk (-), dahak (-), nyeri dada (-),
mengi (-)
Kardiovaskular Berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
Gastrointestinal Nyeri ulu hati/epigastrium (-), mual (-), muntah
(-), cepat haus (-),
nafsu makan menurun (-), diare (-), sulit BAB
(-), BAB berdarah
(-), perut nyeri setelah makan (-), BAB warna
dempul (-), BAB warna hitam (-)
Genitourinaria Nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-), sulit
keluar pada awal BAK (-), BAK menetes (-),
warna seperti teh (-), nanah (-), gatal (-)
Ekstremitas Lemas, nyeri sendi (-), edema pitting (-/-),
kesemutan (-), kelemahan anggota gerak:
tungkai bawah (+/+).
PX FISIK (16/12/16 15.30 WIB)
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : composmentis
• Kesan Gizi : overweight
Status gizi
BB : 68 kg
TB : 170 cm
IMT : 24,28
Kesan : overweight
Tanda Vital
Suhu: 36,5 ºC
Nadi: 106 x/menit,
reguler, isi cukup
RR: 20 x/menit
TD: 128/77 mmHg
Status Generalis
Kepala Normocephal, distribusi rambut merata,
rambut tidak mudah dicabut.
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga bentuk telinga normal, sekret (-/-), massa dan
fistula pada preaurikular dan retroaurikular (-)
Hidung deviasi septum nasi (-), sekret (-/-), massa (-/-)
Mulut bibir lembab, sianosis (-), oral thrush (-)
Leher benjolan di region colli
Dextra:
ukuran 10 x 6 x 3 cm, immobile, teraba keras,
NT (+), hiperemis (-)
ukuran 2 x 2 x 1 cm mobile, kenyal, NT (-),
hiperemis (-)
Sinistra:
ukuran 2 x 2 x 1 cm, mobile, kenyal, NT (-),
hiperemis (-)
ukuran 3 x 2 x 1 cm, mobile, kenyal, NT (-),
hiperemis (-)
Tenggorokan pembesaran KGB, deviasi trakea (-)
Status Generalis
Thorax Pulmo:
Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris, retraksi
dada (-)
Palpasi: vocal fremitus simteris kanan = kiri
Perkusi: sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-
), wheezing (-/-)
Cor:
Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: Iktus cordis tidak teraba
Perkusi:
batas jantung kanan: ICS IV linea parasternal dextra
batas jantung kiri: ICS V linea axilaris anterior
sinistra
batas pinggang jantung: ICS III linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi: BJ I-II murni, regular, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen Inspeksi: datar, caput medusa (-), striae (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi: supel, nyeri tekan (-) pada seluruh
lapang abdomen, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi: timpani, shifting dullness (-)
Ekstremitas AtasEkstremitas Bawah
PX PENUNJANG
Rontgen thorax AP (20/3/17)
Kesan: tidak tampak kelainan radiologis
pada jantung dan paru.
RESUME
• Pasien Tn. S, 33 tahun datang ke IGD RSPAD
• KU: demam sjk 1 hr SMRS,timbul mendadak, mencapai390C, terus-menerus, membaik bila minum obat penurunpanas. Pasien menyangkal keluhan batuk, pilek, nyerisendi, menggigil, nyeri otot, mual, muntah, nyeri di belakang mata, bercak kemerahan, perdarahan gusi, BAB hitam, mimisan. Di lingkungan rumah tidak ada yang sakitdemam berdarah.
• 1 minggu SMRS tdk dpt menggerakkan ke2 kakinya. nyeri terasa semakin mengganggu, pasien tidak dapatberjalan, kesemutan pada kedua kakinya yang timbulbersamaan dengan nyeri. Riwayat trauma (-)
• 4 bulan SMRS (+) benjolan di daerah leher kanan, semakin membesar, timbul benjolan lain yang ukurannya< benjolan yang pertama kali timbul, nyeri (-), kemerahan(-). Hasil biopsi kesan kearah hiperplasia limfoidatipikal pada KGB colli dextra, kemungkinan limfomafolikular belum dapat diabaikan dan disarankan untukmelakukan biopsi terbuka.
• Th. 2016 di dx SIDA sdh on ARV 7 bln
• Th. 2013 di dx TB paru putus obat. Th. 2016 (+) OAT (sdh 8 bln)
• RPO: ARV (7 bulan), OAT (8 bulan), Rifampicin 600 mg 1x1, INH 300 mg 1x1, Etambutol 500 mg 1x2, Kotrimoksazol, Curcuma.
• RSE: TNI, tinggal di asrama bersama dengan istri dan satu anaknya(usia 2 tahun). Riwayat merokok (-), alkohol (-). Pasien memilikiriwayat berganti-ganti pasangan seksual.
• PF sakit sedang, composmentis, tanda vital: TD: 128/77 mmHg, Nadi: 106 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,50C.
• Konjungtiva anemis (-/-), mukosa bibir lembab, terdapat benjolan di region colli dextra: ukuran 10 x 6 x 3 cm, immobile, teraba keras, NT (+), hiperemis (-) dan ukuran 2 x 2 x 1 cm mobile, kenyal, NT (-), hiperemis (-); sinistra: ukuran 2 x 2 x 1 cm, mobile, kenyal, NT (-), hiperemis (-) dan ukuran 3 x 2 x 1 cm, mobile, kenyal, NT (-), hiperemis (-), dari pemeriksaan thorax cor & pulmo dalam batasnormal. Abdomen tampak datar, bising usus (+) normal, perkusitimpani, shifting dullness (-).
• Px penunjang peningkatan SGOT dan SGPT pada pemeriksaantanggal 24/3/17 (SGOT: 218, SGPT: 67). Dari hasil pemeriksaantanggal 23/3/17, Hb: 12,3; Ht: 33%; Leukosit: 2460; Trombosit 37000; IgG anti dengue (+); IgM anti dengue (+). Dari hasil pemeriksaantanggal 24/3/17 CD 4: 123; Anti HCV non reaktif.
DAFTAR MASALAH
1. Demam berdarah dengue
2. SIDA on ARV
3. TB on OAT
PENGKAJIAN
1. Demam Berdarah Dengue
Anamnesis
• Satu hari SMRS pasien demam, timbul
mendadak, mencapai 390C
• Pasien menyangkal keluhan batuk, pilek,
nyeri sendi, menggigil, nyeri otot, mual,
muntah, nyeri di belakang mata, bercak
kemerahan, perdarahan gusi, BAB hitam,
mimisan.
• Di lingkungan rumah tidak ada yang sakit
demam berdarah.
Px. Fisik tidak ada tanda perdarahan, efusi pleura (-),
shifting dullness (-)
Px penunjang
Px tanggal 23/3/17
Hb: 12,3
Ht: 33%
Leukosit: 2460
Trombosit 37000
IgG anti dengue (+)
IgM anti dengue (+)
Px tanggal 24/3/17
SGOT: 218
SGPT: 67
R/ Diagnosis Tidak ada
R/ Terapi• Paracetamol 3 x 500 mg
• IVFD RL 20 tpm
R/ Edukasi
• Edukasi pasien mengenai penyakit yang
dialaminya
• Edukasi pasien mengenai penularan penyakit
• Edukasi pasien untuk menjaga status hidrasi
agar adekuat
• Diet biasa 1900 kkal/hari, makan 3x sehari,
snack 2 x/hari
R/ MonitoringTanda vital, cek darah rutin per 24 jam, urin
output, observasi adanya perdarahan
2. SIDA on ARV
Anamnesis
Pasien sudah didiagnosis SIDA sejak tahun
2016 dan sedang dalam pengobatan ARV bulan
ke-7
Px. Fisik Tidak ada
Px. Penunjang Px. tanggal 24/3/17
CD4: 123
R/ Diagnosis Tidak ada
R/ Terapi Lanjut ARV
R/ Monitoring Risiko infeksi
R/ Edukasi
• Edukasi pasien mengenai penyakit yang
dialaminya
• Edukasi pasien mengenai penularan penyakit
• Edukasi pasien mengenai pengobatan OAT
dan kepatuhan minum obat
3. TB on OAT
Anamnesis
Pasien sedang dalam pengobatan OAT bulan
ke-8 dan direncanakan pemberian terapi OAT
selama 12 bulan.
Px. Fisik bunyi napas dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Px. Penunjang Tidak ada
R/ Diagnosis Tidak ada
R/ Terapi Lanjut OAT
R/ MonitoringTanda vital, cek darah rutin per 24 jam, urin
output, observasi adanya perdarahan
R/ Edukasi
• Edukasi pasien mengenai penyakit yang
dialaminya
• Edukasi pasien mengenai penularan penyakit
• Edukasi pasien untuk menjaga status hidrasi
agar adekuat
• Diet biasa 1900 kkal/hari, makan 3x sehari,
snack 2 x/hari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TinjauanPustaka
HIV/AIDS DBDHIV
KoinfeksiDengue
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
Faktor RisikoGambaran
Klinis
Diagnosis
Tatalaksana
HIV/AIDS
DEFINISI
AIDS a/ kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan
oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
HIV a/ virus yg menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia dan kemudian menimbulkan AIDS
ETIOLOGI HIV adalah retrovirus yang merupakan virus
RNA single-stranded dengan envelope.
Virus ini akan mengkode reverse transcriptase
(RNA-dependent DNA polymerase) yg
mengkopi genom virus menjadi DNA double-
stranded yang akan berintegrasi dengan
genom penjamu.
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
• Berganti2 pasangan seksual
• Transfusi darah
• Penggunaan jarum suntik scr bergantian
• Transmisi mll maternal
GAMBARAN KLINIS
InfeksiPrimer
Seropositifyg
asimtomatik
Seropositifyg
simtomatikFase AIDS
GAMBARAN KLINIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
GambaranKlinis
Diagnosis
Tatalaksana
DBD
DEFINISI
Mrpkn penyakit demam akut yang disebabkan o/
virus dengue
Famili:
flaviviridae
Genus: flavivirus
RNA rantai
tunggal
4 serotipe
DEN 1-4
3 protein
struktural C,
M, E
Protein
nonstruktural
Vektor: nyamuk
genus Aedes
Pembiakan: di
air jernih
EPIDEMIOLOGI
• Tjd di daerah tropis > 100 negara, sebanyak 2,5 miliar org
(+) risiko terinfx, diperkirakan 50 juta terinfeksi serta
500.000 dengan DBD.
• Dari 500.000 kasus diatas memiliki angka kematian
sekitar 20%.
• Di Indonesia kasus kematian sekitar 1,1% dari 58.301
kasus pada bulan April 2004.
GAMBARAN KLINIS
Fase Demam Fase KritisFase
Penyembuhan
Fase Demam
• Demammendadak 2-7 hr
• Muka merah, nyeri seluruhtubuh, mialgia, atralgia
Fase Kritis
• Pd hari ke 3-7
• Suhu tubuhturun, (+) kebocoranplasma (24-48 jam)
FasePenyembuhan
• Resorpsicairanekstravaskularkeintravaskular(48-72 jam)
• Klinismembaik
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Px Fisik
• Px Penunjang
• Leukosit
• Trombosit
• Hematokrit Hemostasis
• Protein/albumin
• SGOT/SGPT
• Ureum, kreatinin
• Imunoserologi IgM & IgM
• NS1
TALAK
Nonfarmakologis
• Istirahat
• Tingkatkanasupan cairanoral
• Pantau tanda2 syok
Farmakologis
• Simtomatis
• Cairan IV
HIV KOINFEKSI DENGUE
• Siong dkk (2008) penelitian di RS Tan Tock Seng
Singapura
• Dari 5 pasien yg (+) koinfeksi DENV-HIV, gej. Yg umum
dirasakan demam (5 pasien) dan kehilangan nafsu
makan (4 pasien)
• Gejala lain mual, muntah, sakit kepala, nyeri diseluruh
badan, diare dan rash.
• Demam mrp gej. pertama yg dilaporkan o/ semua pasien
& pada 1 pasien demam merupakan gejala satu2nya yg
ada.
• (-) gejala batuk, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri
retro-orbita.
• Tanda yang didapatkan demam (37,5 – 40,90C),
petekie (1 pasien), 4 pasien lain(+) general
flushing/maculopapular rash. TTV stabil. Tdk ada yg (+)
hepatomegali, splenomegali, efusi pleura, asites atau
conjunctival suffusion
• Hasil lab 4 pasien (+) leukopenia (leukosit ≤ 4 x109/l), 5
pasien mengalami trombositopenia (trombosit < 100 x
109/l) yg tjd slm 1-6 hari (rata-rata 3 hari).
• Tdk ada pasien yg (+) pe/peHt >20%. 2 pasien (+)
pe ALT dan/atau AST 3x lipat dari batas atas nilai
normal. 1 pasien (+) hipoalbuminemia dengan kadar
albumin darah 36 g/l.
• Pang dkk (2015) pasien DENV-HIV (+) frekuensi nadi
yg > tinggi (rata- rata 111 x/menit) dari pasien dengue
(rata-rata 90 x/menit).
• Gej. klinis spt manifestasi perdarahan, rash, leukopenia, mual, muntah, nyeri, trombositopenia tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
• Selama perawatan, pasien DENV-HIV memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami manifestasi perdarahan danrash.
• Akumulasi cairan, hepatomegali, dan keterlibatan organ lain tidak berbeda secara signifikan pada pasien DENV-HIV.
• Gambaran lab pasien DENV-HIV scr signifikan berhubungandengan peningkatan kadar eosinofil (DENV-HIV: 4-6; DENV: 1-3), kadar Ht > rendah (DENV-HIV: 35,9 – 46,4%; DENV: 42,9 –48,7%), & kadar kalium darah > rendah (DENV-HIV: 2,9 – 3,3; DENV: 3,2 – 3,7).
• Tdk ada pe peningkatan progresifitas peny. HIV
dilaporkan pd pasien dgn DENV3-HIV di Kuba.
• Joob dkk tahun 2014 meskipun pasien mengalami
infeksi dengue, sel CD4+ tetap dalam kadar normal & tdk
ada peprogresifitas penyakit HIV
BAB III
ANALISA KASUS
KASUS PEMBAHASAN
Pasien Tn. S, 33 tahun mengalami demam
sejak satu hari SMRS.
Demam timbul mendadak, mencapai 390C
Demam terus-menerus, membaik bila pasien
minum PCT
Demam a/ manifestasi klinis yg umumnya timbul
tjd krn adanya peningkatan set point regulator
suhu tubuh
onset akut
Pada penyakit demam berdarah manifestasi
klinis dimulai dengan demam yang tinggi, timbul
mendadak dan bersifat kontinu
Gambaran demam pd infeksi virus
Tidak didapatkan adanya keluhan batuk, pilek,
nyeri sendi, menggigil, nyeri otot, mual,
muntah, nyeri di belakang mata, bercak
kemerahan, perdarahan gusi, mimisan,
penurunan nafsu makan dan minum, BAB
hitam.
Siong dkk 2008 dari 5 pasien yang mengalami
koinfeksi DENV-HIV, gejala yang umumnya
dirasakan adalah demam (5 pasien) dan
kehilangan nafsu makan (4 pasien).
Demam mrp gej. pertama dilaporkan oleh semua
pasien dan pada satu pasien demam merupakan
gejala satu-satunya yang ada.
Tidak ada pasien yang mengeluhkan adanya
gejala batuk, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri
retro-orbita
KASUS PEMBAHASAN
Kesadaran: composmentis
TD: 128/77 mmHg
Nadi: 106x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,50C
Tidak ada tanda-tanda perdarahan seperti
perdarahan gusi, mimisan, tidak ada efusi
pleura, pembesaran hepar tidak teraba.
Siong dkk (2008) tanda yang didapatkan
a/ demam (37,5 – 40,90C), hanya satu
pasien yang mengalami petekie, 4 pasien
lainnya mengalami general flushing atau
maculopapular rash.
TTV semua pasien stabil.
Tdk ada pasien yg (+) tanda klinis dengue
lain seperti hepatomegali, splenomegali,
efusi pleura, asites atau conjunctival
suffusion.
Pang dkk (2015) pasien dengan DENV-
HIV (+) frekuensi nadi yg > tinggi (rata-rata
111 x/menit) dari pasien dengue (rata-rata
90 x/menit).
Selama perawatan, pasien DENV-HIV (+)
risiko > rendah U/ (+) manifestasi
perdarahan & rash.
KASUS PEMBAHASAN
Awal masuk (20/3/17) trombosit: 71.000
Trombosit terendah sebesar 24.000 (26/3/17)
Trombosit pasien mulai meningkat pada
tanggal 27/3/17 (42.000)
Trombositopenia ec penghancuran trombosit
dan (+) peningkatan permeabilitas
(+) protein NS1 & prM molecular mimicry
(+) depresi SSTL
Pasien HIV memiliki risiko untuk mengalami
trombositopenia trombositopenia primer terkait
HIV dan trombositopenia sekunder
Tanggal 20/3/17 Leukosit: 4790
Kadar leukosit terendah: 2700 (26/3/17)
Pada infeksi virus dengue, kadar leukosit dapat
normal atau menurun.
Tanggal 20/3/17 Ht: 35%) dan semakin
menurun sampai dengan 28% (26/3/17)
Hal ini tidak sesuai dengan gambaran klinis
infeksi dengue yang biasanya ditandai dengan
adanya peningkatan hematokrit > 20%.
Pang dkk tahun 2015 pasien dengan DENV-
HIV memiliki kadar Ht yg > rendah dibandingkan
dengan pasien DENV (pada DENV-HIV: 35,9 –
46,4%; DENV: 42,9 – 48,7%).
KASUS PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan imunoserologis didapatkan
IgG anti dengue (+) dan IgM anti dengue (+).
Pada pemeriksaan kimia klinik terdapat
peningkatan SGOT (59) dan SGPT (52).
Peningkatan kadar IgG dapat menunjukkan
adanya infeksi primer dan sekunder
Pada infeksi virus dengue, terdapat peningkatan
SGOT yang lebih tinggi dari SGPT.
Penyebab peningkatan aminotransferase selama
infeksi akut virus dengue masih belum diketahui
dgn jelas.
Infx dengue dpt kerusakan pd jar. non-hepatik yg
dpt meningkatkan SGOT, peningkatan kadar
aminotransferase tidak sepenuhnya dikarenakan
oleh keterlibatan kerusakan hati.
ARV pada pasien
Tenofovir
Lamivudin
Efavirenz
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• HIV a/ virus yg menyerang sistem kekebalan tubuh manusiadan kemudian menimbulkan AIDS.
• Dengue disebabkan o/ virus dengue (DENV 1 – 4) familiFlaviviridae, ditemukan di daerah tropis/subtropis.
• Gej. klasik demam pd dengue a/ demam, sakit kepala, mialgia, atralgia, & rash. Btk berat DBD/DSS dpt mengancam nyawa
• Manifestasi klinis pada pasien DENV-HIV tidak menunjukkangejala klasik yang khas seperti pasien DBD dengan infeksitunggal DENV .
• Meskipun epidemiologinya tumpang tindih, pengetahuan ttgperbedaan manifestasi klinis & tingkat keparahan penyakitantara pasien koinfeksi DENV-HIV dan DENV terbatas.
• Sejauh ini hanya terdapat bbrp laporan kasus yang sudahdipublikasikan. Diperlukan adanya penelitian lebih lanjutmengenai HIV koinfeksi DENV agar dapat meningkatkanpemahaman mengenai penyakit tersebut.