contek presentase laporan kerja praktek
TRANSCRIPT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN PERUMAHAN JAMBULA RECIDENCE
Disusun Oleh : TARHIM MANAFNPM. 120105 22201 08 036
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang1. Perencanaan pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong berada di kawasan perkotaan Ternate yang terletak di bagian timur laut dari pulau Ternate, dan berada di daerah kecamatan Ternate selatan di daerah pesisir dengan panjang ruas jalan tersebut 1691 km yang dimulai dari pasar kelurahan Kota Baru dan berakhir kelurahan Bastiong. salah satu tujuan dari pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong adalah mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur jalan Hasan Esa, Jalan raya Mangga Dua, dan jalan raya Bastiong dan khususnya di sekitar Mangga Dua yang terjadi karena adanya jenis lalu lintas campuran antara sepeda motor dan kendaraan roda empat dalam jumlah yang cukup banyak yang berada pada suatu panjang jalan tertentu antara pertigaan jalan didepan Takoma (jalan Hasan Esa) dan pertigaan lampu merah di Bastiong (jalan raya Bastiong) dengan kapasitas jalan yang sudah menurun sebagai akibat jumlah lalu lintas yang semakin meningkat tetapi panjang jalannya tidak ditingkatkan.
2. Masalah PenelitianBagaimana merencanakan tebal perkerasan pada Pembangunan jalan Pantai Kota Baru Bastiong.
3. Tujuan PenelitianTujuan dari Penelitian ini adalah untuk merencanakan ketebalan perkerasan pada pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong dengan menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga.
4. Ruang LingkupRuang lingkup penelitian membahas mengenai masalah rencana tebal perkerasan jalan pada pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong (Sta 0+000 s/d 0+400) menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Undang Undang no 13 Tahun 1980 jaringan jalan dikelompokan menurut fungsinya menjadi 3 kelompok yaitu :
1.Jalan Arteri2.Jalan Kolektor 3.Jalan Lokal
SISTIM JARINGAN JALAN
JALAN PRIMER
JALAN SEKUNDER
JALAN ARTERI PRIMER
JALAN ARTERI SEKUNDER
JALAN KOLEKTOR PRIMER
JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
JALAN LOKAL PRIMER
JALAN LOKAL SEKUNDER
2.2. Perkerasan Jalan Raya Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan - lapisan yang diletakan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. konstruksi perkerasan terdiri dari Lapisan Permukaan, Lapisan Pondasi atas, Lapisan Pondasi bawah, Lapisan tanah dasar.
Konstruksi Perkerasan Terdiri dari :Lapis Non Struktural Burtu, Burda, Latasir, Buras, Latasbun, Lataston Lapen, Lasbutag dan Laston.
Lapis PermukaanLapis Struktural
Lapis Pondasi Atas
Agregat bergradasi, Pondasi Macadam, Pondasi Telford, Penetrasi Macadam, Aspal Beton Pondasi dan Stabilisasi Agregat bergradasi baik ( Kals A, Klas B Klas C), dan Stabilisasi - Lapisan Tanah Dasar, tanah galian - Lapisan tanah dasar, tanah timbunan - Lapisan tanah dasar, tanah asli
Lapis Pondasi Bawah
Lapisan Tanah Dasar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Studi
Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pembangunan Jalan Pantai Kota Baru Bastiong Kota Ternate.
3.2. Pengumpulan
Untuk data dalam penulisan penelitian penulis menggunakan data sekunder yang didapat dari instansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate dan Konsultan Perencana.
3.3. Pengolahan Data
Data data yang diperoleh merupakan dasar untuk perancangan tebal lapisan perkerasan lentur menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga.
Bagan Alir Metode Bina MargaSTART Kekuatan Tanah dasar Daya dukung tanah dasar Input parameter perencanaan
Faktor Regional (FR) -Intesitas curah hujan -Kelandaian jalan -% kendaraan berat -Pertimbangan teknisBeban Lalu lintas LER pada lajur rencana Konstruksi betahap atau tidak dan pentahapannya Indeks permukaan Awal IPo Akhir IPt Jenis Lapisan Perkerasan YaTentukan ITP1 Tahap I Tentukan ITP1+2 Untuk tahap I Dan tahap II
Konstruksi Bertahap TidakTentukan ITP1 Selama UR
Koefisien kekuatan relatif
Tentukan tebal Lapis Perkerasan FINISH
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
DATA PERENCANAAN
Stasiun /Km Panjang Lebar Umur rencana Kelandaian Curah Hujan
: 0 + 000 s/d 0 + 400 : 400 m :8m : 10 tahun : 10% : < 900 mm per tahun
Data Lalu Lintas
Jenis Kendaraan Mobil Penumpang Bus Truk 2 As 10 Ton Truk 3 As 12 Ton
Volume (bh. Kend) 11277 871 0 0
Beban Sumbu (ton) depan belakang 1 1 3 5 4 6 3 2 x 4.5
Dengan Data data tersebut diatas maka diperoleh nilai : Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Lintas Ekivalen Tengah (LET) LIntas Ekivalen Rencana (LER) CBR Design Daya Dukung Tanah (DDT) Faktor Regional (FR) Indeks Permukaan Indeks Tebal Perkerasan = 115.37 = 249.07 = 182.22 = 182.22 = 8.4 % = 5,6 = 2.0 = HRS Ipo 3.9-3,5 = 6.0
Merencanakan Susunan Lapisan Perkerasan
Koefisien Kekuatan Relatif : 1.Lapis Permukaan : LASTON 0.42. Lapis Pondasi Atas 3. Lapis PondasiBawah
: Agrega Klas A :AgregatKlas B
Tebal Minimum Lapis Perkerasan :1. Lapis Permukaan 2. Lapis Pondasi Atas 3. Lapis Pondasi Bawah
: Laston 7.5 Cm : Agregat Klas A 20 Cm :X
Perhitungan Nilai Ketebalan Lapis Pondasi Bawah
1.Secara Teoritis
ITP = a.1.D1 +a2.D2+a3.D3..Persamaan(1.7) 6.90 = 0.4.8 + 0.1.20+0.13.X X = 8.46 Cm. Maka didapat nilai LPB adalah : 8 Cm.
2. Secara Trial and Error Dicoba tebal lapis perkerasan Lapis permukaan Lapis Pondasi atas Lapis Pondasi Bawah
: 7.5 Cm : 10 Cm : 20 Cm
ITP = 0.4 x 8 + 0.14 x 10 + 0.13 x 20 ITP = 7 Kontrol : ITPAda > ITPPerlu 7 > 6.90..Ok
KesimpulanDiperoleh Komposisi Ketebalan dan bahan konstruksi perkerasan sebagai berikut : Lapis Permukaan Lapis Pondasi Atas Lapis Pondasi Bawah : HRS WC 3 Cm HRS Base 4, 5Cm : Agregat Klas A 10 Cm : Agregat Klas B 20 Cm
Saran
Pengambilan atau pengujian DCP, Lalu Lintas Harian Rata rata (LHR) harus dilakukan dengan teliti sehingga nantinyan diperoleh datayang akurat karena haltersebut berimplikasi pada komposisi perkerasan. Dikarenakan air sangat mempengaruhi konstruksi perkerasan maka perencanaan sistim drainase juga perlu perencanaan yang baik selain perencanaan perkerasan. Sumber daya yang kompetibel sangat dibutuhkan dalam melaksanakan perencanaan tebal perkerasan jalan raya sehingga dapat mencegah kegagalan perencanaan yang berimpimplikasi terhadap biaya perawatan.