contoh mbs pengantar pendidikan

15
Unit 2 Manajemen Berbasis Sekolah 37 Manajemen Berbasis Sekolah Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pasal 51 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan. Pada pembahasan tentang MBS ini, fasilitator mendorong peserta untuk menggali dan menemukan pengertian dan ciri-ciri MBS melalui diskusi, pameran, observasi materi audio visual, dan memformulasikan simpulan tentang MBS dari serangkaian kegiatan di atas. Setelah memahami keunggulan MBS diharapkan sekolah menerapkan MBS. B. TUJUAN Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi ciri-ciri sekolah yang berhasil menerapkan MBS 2. mengidentifikasi ciri-ciri manajemen berbasis sekolah 3. menyusun program peningkatan mutu sekolah 4. meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam pendidikan C. BAHAN DAN ALAT 1. Tayangan yang berisi gambar-gambar tentang kemajuan MBS 2. Bahan cetak tentang praktik yang baik dalam MBS 3. Lembar Kerja Format 2.1 dan 2.2 4. ATK: kertas plano dan spidol berbagai warna Dalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah peserta pelatihan mempelajari keuangan sekolah melalui kunjungan ke sekolah 38

Upload: ara-mizukage

Post on 20-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pengantar Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh MBS pengantar pendidikan

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah37

Manajemen Berbasis SekolahWaktu: 2 jamA. PENGANTARPasal 51 UU Sistem PendidikanNasional No. 20/2003 menyatakanbahwa “Pengelolaan satuanpendidikan anak usia dini, pendidikandasar, dan pendidikan menengahdilaksanakan berdasarkanstandar pelayanan minimaldengan prinsip manajemen berbasissekolah/madrasah”. ManajemenBerbasis Sekolah (MBS)merupakan konsep pengelolaansekolah yang ditujukan untukmeningkatkan mutu pendidikandi era desentralisasi pendidikan.Pada pembahasan tentang MBSini, fasilitator mendorong pesertauntuk menggali dan menemukan pengertian dan ciri-ciri MBS melalui diskusi,pameran, observasi materi audio visual, dan memformulasikan simpulan tentangMBS dari serangkaian kegiatan di atas. Setelah memahami keunggulan MBSdiharapkan sekolah menerapkan MBS.B. TUJUANSetelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu:1. mengidentifikasi ciri-ciri sekolah yang berhasil menerapkan MBS2. mengidentifikasi ciri-ciri manajemen berbasis sekolah3. menyusun program peningkatan mutu sekolah4. meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam pendidikanC. BAHAN DAN ALAT1. Tayangan yang berisi gambar-gambar tentang kemajuan MBS2. Bahan cetak tentang praktik yang baik dalam MBS3. Lembar Kerja Format 2.1 dan 2.24. ATK: kertas plano dan spidol berbagai warnaDalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah pesertapelatihan mempelajari keuangan sekolah melalui kunjunganke sekolah38

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah

D. LANGKAH KEGIATAN1. Pengantar (5 menit)Fasilitator menyampaikan pengantar tentang aktivitas yang akan dilakukandan memberikan sedikit penjelasan tentang MBS. Fasilitator juga menjelaskandasar hukum penerapan MBS, yaitu Pasal 51 UU Sistem PendidikanNasional No. 20/2003.2. Diskusi Kelompok tentang MBS (total 30 menit)Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri atas 8-10 orangyang bervariasi profesinya. Kelompok dalam ToT dapat berupa kelompokkabupaten/kota (setiap kabupaten/kota dapat dipecah menjadi 2-3 kelompokkecil). Dalam pelatihan di daerah, kelompok ini adalah kelompok sekolah

Page 2: Contoh MBS pengantar pendidikan

yang terdiri dari:• Kepala Sekolah dan Pengawas• Guru• Komite Sekolah dan Tokoh MasyarakatTugas 1 (10 menit): mendiskusikan dan membuat daftar komponen-komponenyang mempengaruhi kualitas sekolah dan menulisnya dalam Format 2.1di kertas plano.Tugas 2 (20 menit): mendiskusikan kondisi yang diharapkan oleh sekolahdari setiap komponen dalam Tugas 1. Hasil diskusi ditulis di format yangsama (2.1) dan dipajangkan.5’ 30’ 20’ 20’1 2 315’ 30’6 5 4Pengantaroleh Fasilitatortentang MBSDiskusi KelompoktentangMBSKunjung-KaryaKelompokMelihat tayanganataumembacabahan cetakMBS, untukmelengkapipemahamandan evaluasidiriDiskusi PengembanganProgramPresentasi Hasil DiskusiPengembangan(Pleno)

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah39Format 2.1: Kondisi Sekolah yang DiharapkanKomponen Kondisi yang diharapkan1. Proses Belajar-Mengajara. Proses belajar mengajarb. Angka Putus Sekolah (APS)c. Persentase kelulusand. Kemampuan membaca, menulisdan berhitung untuk kelas I, II, III(kelas awal)e. Kemampuan Bahasa, Matematika,IPA, dan IPS………………………..Pajangan diatur agar mudah dilihat, menarik untuk dikunjungi, dan dapatdibawa pulang sebagai oleh-oleh bagi peserta. Di setiap karya sebaiknyadiberi ruang kosong sebagai tempat catatan/komentar pengunjung.3. K unjung-Karya antar Kelompok (20 menit)Fasilitator mengatur proses kunjung-karya supaya berjalan lancar, misalnyapeserta secara bergilir mengunjungi karya setiap kelompok selama 5-

Page 3: Contoh MBS pengantar pendidikan

10 menit dan memberikan komentar dengan memberikan catatan tertulis dilembar yang telah disiapkan.Peserta (setiap kelompok) melakukan kunjungan ke kelompok lain untuksaling belajar dan memberi informasi. Setiap kelompok menunjuk anggotakelompoknya untuk menjaga pajangan dan memberikan informasi, sedangkananggota yang lain mencari informasi ke kelompok lain. Jika ada banyakkelompok, anggota kelompok dapat dibagi sehingga semua kelompok dapatdikunjungi.4. Melengkapi Pemahaman tentang MBS (20 menit)Fasilitator menugaskan kepada peserta pelatihan untuk melengkapi pemahamannyatentang MBS dengan menyaksikan tayangan atau membacabahan cetakan yang berkaitan erat dengan MBS.Peserta melihat tayangan atau membaca bahan cetakan digunakan untukmelengkapi pemahaman tentang MBS seperti yang telah diperoleh dari kunjung-karya.Peserta merefleksi hasil pengamatan dari kunjung karya tentang MBS danmelakukan evaluasi diri dengan mempelajari ciri-ciri manakah yang sudah40

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolahdilaksanakan di sekolah dan ciri-ciri manakah yang belum dilaksanakan disekolah.5. Diskusi Pengembangan Program Sekolah (30 menit)Fasilitator menjelaskan bahwa salah satu kunci dalam MBS adalah membuatperencanaan program peningkatan mutu sekolah, melaksanakan programtersebut, dan mengevaluasinya.Fasilitator memberi contoh bagaimana menyusun program dan kegiatan.Fasilitator menugaskan peserta mengidentifikasi program apa saja yangakan dilaksanakan di sekolahnya (Program dapat diambil dari Format 2.1),serta kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan.Peserta berdiskusi dalam kelompok sekolah untuk menemukan gagasangagasanyang berupa program-program peningkatan mutu sekolah. Hasildiskusi dapat dituliskan dalam Format 2.2 sebagai berikut:Format 2.2: Mengembangkan Program Peningkatan Mutu SekolahProgram KegiatanDiskusi pengembangan program dilakukan oleh masing-masing kelompoksebagai persiapan bahan diskusi pleno.6. Diskusi Pleno (15 menit)Diskusi pleno berbentuk presentasi hasil diskusi pengembangan program.Presentasi dalam diskusi pleno dipumpunkan (dipusatkan) pada laporan hasildiskusi pengembangan yang bervariasi.Fasilitator memilih beberapa kelompok untuk presentasi (sebaiknya satukelompok melaporkan, kelompok yang lain menambahkan).

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah41E. BAHAN BACAAN UNTUK FASILITATOR DAN PESERTAMANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH1. PengantarUsaha peningkatan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar telah banyakdilakukan tetapi hasilnya belum begitu menggembirakan. Berbagai studi danpengamatan langsung di lapangan menunjukkan bahwa paling sedikit adatiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatansecara merata.

Page 4: Contoh MBS pengantar pendidikan

a. Pertama, kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasipada keluaran atau hasil pendidikan terlalu memusatkan padamasukan dan kurang memperhatikan proses pendidikan.b. Kedua, penyelengaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Halini menyebabkan tingginya ketergantungan kepada keputusan birokrasidan seringkali kebijakan pusat terlalu umum dan kurang menyentuh ataukurang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah setempat. Di sampingitu segala sesuatu yang terlalu diatur menyebabkan penyelenggara sekolahkehilangan kemandirian, insiatif, dan kreativitas. Hal tersebut menyebabkanusaha dan daya untuk mengembangkan atau meningkatkanmutu layanan dan keluaran pendidikan menjadi kurang termotivasi.c. Ketiga, peran serta masyarakat terutama orangtua siswa dalam penyelenggaraanpendidikan selama ini hanya terbatas pada dukungan dana. Padahalperanserta mereka sangat penting di dalam proses pendidikan antara lainpengambilan keputusan, pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas.Atas dasar pertimbangan tersebut, perlu dilakukan orientasi kembali tentangpenyelenggaraan pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).2. Faktor Pendorong Perlunya Desentralisasi PendidikanSaat ini sedang berlangsung perubahan paradigma manajemen pemerintahan1.Beberapa perubahan tersebut antara lain:a. Dari orientasi manajemen yang diatur oleh negara ke orientasi pasar. Aspirasimasyarakat menjadi pertimbangan pertama dalam mengolah danmenetapkan kebijaksanaan untuk mengatasi persoalan yang timbul.b. Dari orientasi manajemen pemerintahan yang otoritarian ke demokrasi.Pendekatan kekuasaan bergeser ke sistem yang mengutamakan perananrakyat. Kedaulatan rakyat menjadi pertimbangan utama dalam tatananyang demokratis.1Miftah Thoha. “Desentralisasi Pendidikan”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 017, TahunKe-5, Juni 1999.42

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolahc. Dari sentralisasi kekuasaan ke desentralisasi kewenangan. Kekuasaantidak lagi terpusat di satu tangan melainkan dibagi ke beberapa pusatkekuasaan secara seimbang.d. Sistem pemerintahan yang jelas batas dan aturannya seakan-akan menjadinegara yang sudah tidak jelas lagi batasnya akibat pengaruh daritata-aturan global. Keadaan ini membawa akibat tata-aturan yang hanyamenekankan tata-aturan nasional saja dan kurang menguntungkan dalampercaturan global.Fenomena ini berpengaruh terhadap dunia pendidikan sehingga desentralisasipendidikan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Tentu saja desentralisasipendidikan bukan berkonotasi negatif, yaitu untuk mengurangiwewenang atau intervensi pejabat atau unit pusat melainkan lebih berwawasankeunggulan. Kebijakan umum yang ditetapkan oleh pusat sering tidakefektif karena kurang mempertimbangkan keragaman dan kekhasan daerah.Di samping itu membawa dampak ketergantungan sistem pengelolaan danpelaksanaan pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatsetempat (lokal), menghambat kreativitas, dan menciptakan budaya menunggupetunjuk dari atas. Dengan demikian desentralisasi pendidikan bertujuanuntuk memberdayakan peranan unit bawah atau masyarakat dalammenangani persoalan pendidikan di lapangan. Banyak persoalan pendidikanyang sepatutnya bisa diputuskan dan dilaksanakan oleh unit tataran di bawahatau masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang terjadi di kebanyakannegara. Faktor-faktor pendorong penerapan desentralisasi2 terinci sbb:

Page 5: Contoh MBS pengantar pendidikan

• Tuntutan orangtua, kelompok masyarakat, para legislator, pebisnis, danperhimpunan guru untuk turut serta mengontrol sekolah dan menilai kualitaspendidikan.• Anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak dapat bekerjadengan baik dalam meningkatkan partisipasi siswa bersekolah.• Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif kebutuhansekolah setempat dan masyarakat yang beragam.• Penampilan kinerja sekolah dinilai tidak memenuhi tuntutan baru darimasyarakat.• Tumbuhnya persaingan dalam memperoleh bantuan dan pendanaan.Desentralisasi pendidikan mencakup tiga hal, yaitu:a) Manajemen berbasis lokasib) Pendelegasian wewenangc) Inovasi kurikulumPada dasarnya manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkansemua urusan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengurangan2NCREL, 1995, Decentralization: Why, How, and Toward What Ends? NCREL’s Policy Briefs,report 1, 1993 dalam Nuril Huda “Desentralisasi Pendidikan: Pelaksanaan dan Permasalahannya”,Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 017, Tahun Ke-5, Juni 1999.

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah43administrasi pusat adalah konsekuensi dari yang pertama dengan diikutipendelegasian wewenang dan urusan pada sekolah. Inovasi kurikulum menekankanpada pembaharuan kurikulum sebesar-besarnya untuk meningkatkankualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik. Kurikulumdisesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah.Hal ini sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 38 ayat 2 yang menyatakan bahwa ”Kurikulum pendidikan dasar danmenengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompokatau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasidan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan menengah”.Peraturan Keputusan Menteri Nomor 22/2006, dan 23/2006 tentang StandarIsi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi dasar pengembangan kurikulumsekolah yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).Dalam pengembangan kurikulum, daerah diberi keleluasaan untuk mengembangkansilabus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutandaerah. Pada umumnya program pendidikan yang tercermin dalam silabussangat erat kaitannya dengan program-program pembangunan daerah.Sebagai contoh, suatu daerah yang menetapkan untuk mengembangkanekonomi daerahnya melalui bidang pertanian, implikasinya silabus IPAakan diperkaya dengan materi-materi biologi pertanian dan hal-hal lain yangberkaitan dengan pertanian. Manajemen berbasis lokasi yang merujuk kesekolah, akan meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatankepada tenaga sekolah, orangtua, siswa, dan anggota masyarakat dalampembuatan keputusan.Berdasarkan hasil-hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, Site BasedManagement merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitaspembuatan keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran, personalia,kurikulum, dan penilaian. Studi yang dilakukan di El Savador, Meksiko,Nepal, dan Pakistan menunjukkan pemberian otonomi pada sekolah telahmeningkatkan motivasi dan kehadiran guru. Tetapi desentralisasi pengelolaanguru tidak secara otomatis meningkatkan efesiensi operasional. Jikapengelola di tingkat daerah tidak memberikan dukungannya, pengelolaan

Page 6: Contoh MBS pengantar pendidikan

semakin tidak efektif. Oleh karena itu, beberapa negara telah kembali kesistem sentralisasi dalam hal pengelolaan ketenagaan, misalnya Kolombia,Meksiko, Nigeria, dan Zimbabwe3.Misi desentralisasi pendidikan adalah meningkatkan partisipasi masyarakatdalam penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan pendayagunaan potensidaerah, terciptanya infrastruktur kelembagaan yang menunjang terselenggaranyasistem pendidikan yang relevan dengan tuntutan jaman, antara lain terserapnyakonsep globalisasi, humanisasi, dan demokrasi dalam pendidikan.Penerapan demokratisasi dilakukan dengan mengikutsertakan unsur-unsur3Gaynor, Cathy (1998) Decentralization of Education: Teacher management. Washington, DC,World Bank dalam Nuril Huda “Desentralisasi Pendidikan: Pelaksanaan dan Permasalahannya”, JurnalPendidikan dan Kebudayaan, No. 017, Tahun Ke-5, Juni 1999.44

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolahpemerintah setempat, masyarakat, dan orangtua dalam hubungan kemitraandan menumbuhkan dukungan positif bagi pendidikan. Kurikulum dikembangkansesuai dengan kebutuhan lingkungan. Hal ini tercermin dengan adanyakurikulum lokal. Kurikulum juga harus mengembangkan kebudayaan daerahdalam rangka mengembangkan kebudayaan nasional.Proses belajar mengajar menekankan terjadinya proses pembelajaran yangmenumbuhkan kesadaran lingkungan yaitu memanfaatkan lingkungan baikfisik maupun sosial sebagai media dan sumber belajar, mencerdaskan kehidupanbangsa, dan alat pemersatu bangsa4.3. K onsep Dasar MBSManajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasiansumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkansemua pemangku kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsungdalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatanmutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.4. K arakteristik MBSApabila manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan pada tingkat sekolah,maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dantanggap terhadap kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada. CiriciriMBS bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkankinerja organisasi sekolah, pengelolaan sumber daya manusia(SDM), proses belajar-mengajar dan sumber daya sebagaimana digambarkandalam tabel berikut:Ciri-ciri sekolah yang melaksanakan MBSOrganisasi Sekolah Proses Belajarmengajar Sumber Daya Manusia Sumber Daya danAdministrasi• Menyediakanmanajemen/organisasi/kepemimpinantransformasional* dalam mencapaitujuan sekolah• Meningkatkankualitas belajarsiswa• Memberdayakan stafdan menempatkanpersonel yang dapatmelayani keperluansiswa• Mengidentifikasi

Page 7: Contoh MBS pengantar pendidikan

sumber daya yangdiperlukan danmengalokasikansumber daya tsb.sesuai dengankebutuhan4Donoseputro, M (1997) Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Upaya Pencapaian Tujuan Pendidikan:Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Alat Pemersatu Bangsa, Suara Guru 4: 3-6.

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah45Organisasi Sekolah Proses Belajarmengajar Sumber Daya Manusia Sumber Daya danAdministrasi• Menyusunrencana sekolahdan merumuskankebijakan untuksekolahnya sendiri• Mengembangkankurikulum yangcocok dantanggap terhadapkebutuhan siswadan masyarakat• Memiliki staf denganwawasan MBS• Mengelola danasekolah secaraefektif dan efisien• Mengelola kegiatanoperasional sekolah• Menyelenggarakanpembelajaran yangefektif• Menyediakan kegiatanuntuk pengembanganprofesi pada semuastaf• Menyediakandukunganadministratif• Menjamin adanyakomunikasi yangefektif antara sekolahdan masyarakat• Menyediakanprogrampengembanganyang diperlukansiswa• Menjaminkesejahteraan stafdan siswa• Mengelola danmemeliharagedung dansarana• Menggerakkanpartisipasimasyarakat• Berperansertadalam memotivasisiswa• Menyelenggarakanforum /diskusi untuk

Page 8: Contoh MBS pengantar pendidikan

membahas kemajuankinerja sekolah• Menjaminterpeliharanyasekolah yangbertanggung jawabkepada masyarakatdan pemerintahDikutip dari Focus on School: The Future Organization of Education Service for Student, Department ofEducation, Queensland, Australia*)*Pada dasarnya kepemimpinan transformasional mempunyai tiga komponenyang harus dimilikinya, yaitu:• Memiliki karisma yang didalamnya termuat perasaan cinta antara KepalaSekolah (KS) dan staf secara timbal-balik sehingga memberikan rasaaman, percaya diri, dan saling percaya dalam bekerja.• Memiliki kepekaan individual yang memberikan perhatian setiap stafberdasarkan minat dan kemampuan staf untuk pengembangan profesionalnya.• Memiliki kemampuan dalam memberikan simulasi intelektual kepadastaf. KS mampu mempengaruhi staf untuk berfikir dan mengembangkanatau mencari berbagai alternatif baru5.Secara ringkas perubahan pola manajemen pendidikan lama (konvensional)ke pola baru (MBS) dapat digambarkan sebagai berikut:5Burns, J.M (1978) Leadership Harper & Row, New York dalam Rumtini (1977) Transformationaland Transactional Leadership Performance of Principals of Junior Secondary School in Indonesia,unpublished thesis.46

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah

Pergeseran Pola ManajemenPola Lama Berubah ke Pola MBSSentralistik DesentralisasiSubordinasi OtonomiPengambilan keputusan terpusat Pengambilan keputusan partisipatifPendekatan birokratik Pendekatan profesionalPengorganisasian yang hirarkis Pengorganisasian yang setaraMengarahkan MemfasilitasiDikontrol dan diatur Motivasi diri dan salingmempengaruhiInfromasi ada pada yang berwenang Informasi terbagiMenghindari risiko Mengelola risikoMenggunakan dana sesuaianggaran sampai habisMenggunakan dana sesuaikebutuhan dan seefisien mungkinMBS yang akan dikembangkan merupakan bentuk alternatif pengelolaansekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai denganadanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yangtinggi namun masih dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBSharus mengakibatkan peningkatan proses belajar mengajar sehingga hasilbelajarpun meningkat. Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip MBS adalahsekolah yang harus lebih bertanggungjawab, kreatif dalam bertindak danmempunyai wewenang lebih serta dapat dituntut pertanggungjawabannyaoleh pemangku kepentingan.Diharapkan dengan menerapkan manajemen pola MBS, sekolah lebih berdayadalam beberapa hal berikut:• Menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi sekolahtersebut.• Mengetahui sumberdaya yang dimiliki dan masukan pendidikan yangakan dikembangkan.

Page 9: Contoh MBS pengantar pendidikan

• Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk kemajuan lembaganya.• Bertanggungjawab terhadap orangtua, masyarakat, lembaga terkait, danpemerintah dalam penyelenggaraan sekolah.• Persaingan sehat dengan sekolah lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatifuntuk meningkatkan layanan dan mutu pendidikan.• Meningkatkan peran serta Komite Sekolah, masyarakat, dunia usahadan dunia industri (DUDI) untuk mendukung kinerja sekolah.

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah47• Menyusun dan melaksanakan program sekolah yang mengutamakankepentingan proses belajar mengajar (pelaksanaan kurikulum), bukankepentingan administratif saja.• Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya sekolah (anggaran, personil, dan fasilitas).• Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan,dan kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umumatau kebiasaan.• Menjamin terpeliharanya fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolahdan bertanggung jawab kepada masyarakat.• Meningkatkan profesionalisme personil sekolah.• Meningkatnya kemandirian sekolah di segala bidang.• Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan programsekolah (misal: KS, guru, Komite Sekolah, tokoh masyarakat, dll).• Adanya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran pendidikan sekolah.Contoh Sebagian Jawaban Format 2.1: Kondisi Sekolah yang DiharapkanKomponen Kondisi yang diharapkan1. Proses Belajar-Mengajar a. Proses belajar mengajarb. Angka Putus Sekolah (APS)c. Persentase kelulusand. Kemampuan membaca, menulisdan berhitung untuk kelas I, II, IIIe. Kemampuan Bahasa, Matematika,IPA, dan IPS2. Sarana-Prasarana a. Ruang kelasb. Ruang kepala sekolah/guruc. Kamar mandi/WC siswad. Kamar mandi/WC gurue. Aliran air bersih3. Ketenagaan a. Jumlah gurub. Kualifikasi guruc. Kualifikasi Kepala Sekolahd. Kualitas mengajar guru48

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah4. Perpustakaan a. Sudut baca kelasb. Ruang perpustakaanc. Jumlah judul koleksi bukud. Kegiatan inovatif di perpustakaan5. Kesiswaan a. Jumlah siswa per kelasb. Jumlah siswa yang telah memilikibuku paketc. Persentase siswa yangmelanjutkan sekolah6. Peran serta masyarakat7. Rencana PengembanganSekolah

Page 10: Contoh MBS pengantar pendidikan

8. Keuangan sekolah9. Peran Kepala Sekolah10. Kurikulum11. …………………..Peran serta masyarakat meningkat dalam manajemen berbasis sekolah

Unit 2Manajemen Berbasis Sekolah49

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)DALAM GAMBARMengapa MBS?Tujuan utama Manjemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan.Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menungguperintah dari atas. Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuaidengan keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.Apa itu Manajemen Berbasis Sekolah(MBS)?• Dalam pelaksanaan Manajemen BerbasisSekolah (MBS) alokasi dana kepada sekolahmenjadi lebih besar dan sumber dayatersebut dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhansekolah sendiri.• Sekolah lebih bertanggung jawab terhadapperawatan, kebersihan, dan penggunaanfasilitas sekolah, termasuk pengadaan bukudan bahan belajar. Hal tersebut pada akhirnyaakan meningkatkan mutu kegiatan belajarmengajar yang berlangsung di kelas.• Sekolah membuat perencanaan sendiri danmengambil inisiatif sendiri untuk meningkatkanmutu pendidikan dengan melibatkanmasyarakat sekitarnya dalam proses tersebut.• Kepala sekolah dan guru dapat bekerjalebih profesional dalam memberikan pendidikanyang sesuai dengan kebutuhan anakdi sekolahnya.• MBS merupakan salah satu komponensekolah dalam rangka meningkatkan mutupembelajaran seperti yang terlihat dalamdiagram di bawah ini. Komponen yang lainadalah Peran Serta Masyarakat dan peningkatanmutu kegiatan belajar dan mengajarmelalui PAKEM di SD/MI dan PembelajaranKontekstual di SLTP/MTs.ManajemenBerbasisSekolahPeran SertaMasyarakatPembelajaranAktif,Kreatif,Efektif danMenyenangkan/

Page 11: Contoh MBS pengantar pendidikan

PembelajaranKontekstualPENINGKATANMUTU PEMBELAJARAN